Indonesia memiliki potensi sebagai daerah yang mengandung cadangan mineral emas d an sulfida yang besar. Dimana potensi ini dibuktikan para peneliti dari DEM (Dev ision Of Exploration and Mining) yang melakukan penelitian pada daerah mineralis asi berkaitan dengan unsur vulkanik. Selain itu Indonesia adalah daerah yang ber ada pada jalur pegunungan aktif. Oleh karena itu Negara kita banyak terdapat sum ber daya mineral, semua mineral mineral yang ada dapat di eksplorasi menggunakan metode geofisika yang tujuannya adalah mendapatkan mineral ekonomis, mineral te rsebut dapat berupa mineral logam, misalnya emas, perak, tembaga, timah dan seba gainya.Sedangkan pengukuran IP frequency domain/kawasan frekuensi adalah penguku ran nilai resistivity batuan dengan menggunakan frekuensi yang berbeda. Frekuens i yang digunakan biasanya disebut frekuensi DC untuk frekuensi rendah dan frekue nsi AC untuk frekuensi tinggi. Frekuensi efek ini dapat didefenisikan sebagai be rikut: FE=((?_dc-?_ac ))/?_ac =(?_dc/?_ac )-1 (14) PFE=100 ((?_dc-?_ac ))/?_ac (15) Dimana: ?dc = resistivity yang terukur pada frekuensi rendah (ohm-m) ?ac = resistivity yang terukur pada frekuensi tinggi (ohm-m) PFE = Percent Frequency Effect (%) Frequency Effect didefenisikan sebagai perbandingan antara selisih tegangan pada frekuensi rendah dengan tegangan pada frekuensi tinggi, yang terukur pada elekt roda tegangan. Nilai FE atau PFE merupakan respon dari keberadaan mineral yang t erdapat dalam pori-pori batuan. Semakin tinggi konsentrasi mineral dalam batuan semakin besar nilai PFE. Sehingga diharapkan dengan mengukur berapa besar nilai PFE pada suatu lapisan batuan dapat diketahui persentasi jumlah mineral yang ter kandung di dalamnya. ST JUNARI Google+ Badge BERANDARPPGAMBARAIKFISIKAVideo Home / FISIKA / SUMBER MEDAN MAGNET DAN INDUKSI MAGNET SUMBER MEDAN MAGNET DAN INDUKSI MAGNET Posted by Junari SapeSabtu, 30 Maret 2013 3 komentar SUMBER MEDAN MAGNET DAN INDUKSI MAGNET JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA MUHAMMADIYAH MAKASSAR KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT.karena atas berkat, rahmat dan h idayahnyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang sumber medan magnet dan induksi magnet. Medan magn et merupakan gaya yang berada di sekitar sebuah benda magnetik atau disekitar se buah konduktor berarus. Induksi magnetik ( B ) adalah ukuran kerapatan garis-ga ris medan. Makalah ini tidak akan terselesaikan jika tanpa campur tangan dari pihak lain, o lehnya itu ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya senantiasa kami haturkan ke pada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kamipun menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak lubang yang terliang dan masih banyak rongga yang terengah. Oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih sempurna . Makassar, Maret 2013 Penulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita telah mempelajari bahwa suatu muatan menghasilkan medan listrik dan bahwa s uatu medan listrik mengerahkan gaya pada muatan. Tetapi suatu medan magnetik han ya mengerahkan gaya pada muatan yang bergerak. Apakah juga benar bahwa suatu mua tan menciptakan medan magnetik hanya bila muatan itu bergerak ? Jawabannya dalam satu kata “ya”. Analisis kita akan diawali dengan medan magnetik ya ng diciptakan oleh sebuah muatan titik tunggal yang bergerak. Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan magnet. Kata ma gnet (magnit ) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu magnesia n. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernam a manisa ( sekarang berada di wilayah Turki ) dimana terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut. Seperti halnya listrik, magnet juga dapat menimbulkan suatu medan yang disebut m edan magnet, yaitu suatu ruang di sekitar magnet yang masih terpengaruh gaya mag netik. Pada tahun 1269, berdasarkan hasil eksperimen, Pierre de Maricourt menyim pulkan bahwa semua magnet bagaimanapun bentuknya terdiri dari dua kutub yaitu ku tub utara dan kutub selatan. Kutub-kutub magnet ini memiliki efek kemagnetan pal ing kuat dibandingkan bagian magnet lainnya. Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut dalam wujud magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan. Di sekitar kawat yang berarus listrik terdapat medan magnet yang dap at mempengaruhi magnet lain. Magnet jarum, kompas dapat menyimpang dari posisi n ormalnya jika dipengaruhi oleh medan magnet. Induksi magnetik yaitu besaran yang menyatakan medan magnetik di sek itar kawat berarus listrik B. · · · · C. § § § § D. ü ü ü ü Rumusan Masalah Apakah pengertian medan magnet ? Apa sajakah sumber medan magnet ? Bagaimanakah induksi magnetik pada medan magnet ? Bagaimanakah penerapan induksi magnetik ? Tujuan Untuk mengetahui pengertian medan magnet Untuk mengetahui sumber medan magnet Untuk mengetahui induksi magnetik pada medan magnet Untuk mengetahui penerapan induksi magnetik Manfaat Dapat mengetahui pengertian medan magnet Dapat mengetahui sumber medan magnet Dapat mengetahui induksi magnetik pada medan magnet Dapat mengetahui penerapan induksi magnetik BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian medan magnet Seperti halnya listrik, magnet juga dapat menimbulkan suatu medan yang disebut m edan magnet, yaitu suatu ruang di sekitar magnet yang masih terpengaruh gaya mag netik. Pada tahun 1269, berdasarkan hasil eksperimen, Pierre de Maricourt menyim pulkan bahwa semua magnet bagaimanapun bentuknya terdiri dari dua kutub yaitu ku tub utara dan kutub selatan. Kutub-kutub magnet ini memiliki efek kemagnetan pal ing kuat dibandingkan bagian magnet lainnya. Medan magnet dapat digambarkan dengan garis-garis gaya magnet yang selalu keluar dari kutub utara magnet dan masuk ke kutub selatan magnet. Sementara di dalam m agnet , garis-garis gaya magnet memiliki arah dari kutub selatan magnet ke kutub utara magnet. Garis-garis tersebut tidak pernah saling berpotongan. Kerapatan g aris-garis gaya magnet menunjukkan kekuatan medan magnet. Jika dua kutub yang tidak sejenis saling berhadapan, akan diperoleh garis-garis gaya magnet yang saling berhubungan. Jika dua kutub yang sejenis yang saling ber hadapan, akan diperoleh garis-garis gaya magnet yang menekan dan saling menjauhi . Kutub-kutub yang tidak sejenis ( utara-selatan ) jika didekatkan akan tarik mena rik, sedangkan kutub-kutub yang sejenis ( utara-utara atau selatan-selatan ), ap abila didekatkan akan tolak menolak. B. Sumber medan magnet 1. Medan Magnetik dari Muatan Titik yang Bergerak Apabila muatan titik q bergerak dengan kecepatan v, muatan ini akan menghasilkan medan magnet B dalam ruang yang diberikan oleh Dengan r merupakan vektor satuan yang mengarah dari muatan q ketitik m edan P, dan merupakan konstanta kesebandingan yang disebut permeabilitas ruang b ebas, yang memiliki nilai Satuan sedemikian rupa sehingga B dalam tesla apabila q dalam coulomb, v dalam meter/detik, dan r dalam meter. Satuan N/A2 berasal dari pernyataan bahwa 1 T = 1 N/A.m. konstanta 1/4π secara bebas dicaku kan dalam ersamaan Sehingga faktor 4π tidak muncul dalam hukum Am ere. Untu medan magnetik akibat mua tan titik yang bergerak ini analog dengan hukum coulomb untuk medan listrik akib at muatan titik : Kita lihat dari ersamaan Bahwa medan magnetik dari muatan titik yang bergerak memiliki karakteristik beri kut : a). Besaran B berbanding lurus dengan muatan q dan kece atan v dan berbanding te rbalik dengan kuadrat jaraknya dari muatan b). Medan magnetik adalah nol dise anjang garis gerak muatan. c). Arah B tegak lurus terhada kece atan v mau un vektor r. 2. Medan Magnetik sebuah Elemen Arus : Hukum Bio – Savart Hukum ini menerangkan hubungan matematis antara arus listrik dalam kawat dengan medan magnet yang dihasilkan. Hasil engamatan menunjukkan bahwa kontribusi indu ksi magnetik dB ada suatu titik P berjarak r dan bersudut terhada elemen engh antar dl yang dialiri arus I : a. Sebanding dengan kuat arus I b. Sebanding dengan anjang elemen enghantar dl c. Sebanding dengan sinus sudut a it antara arah arus ada dl dengan garis hubun g titik P dengan dl d. Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak r antara titik P dengan elemen engh antar dl. Pernyataan di atas da at dituliskan secara matematika dalam ersaman b erikut: dengan k adalah konstanta yang memenuhi hubungan dengan demikian da at dinyatakan sebagai dengan menyatakan ermeabilitas vakum yang besarnya = Wb/A m. Persamaan terseb ut disebut hukum Biot – Savart 3. B Akibat Adanya Sim al Arus Perhatikan gambar di atas, enghantar melingkar dengan jari-jari a dialiri arus I. Kita akan menentukan induksi magnetik di titik P yang berjarak r dari eleme n enghantar dl berdasarkan hukum Bio – Savart atau ersamaan karena r tegak lurus terhada dl, maka enjadi = 90o . ersamaan di atas da at ditulis m induksi magnetik dB da at diuraikan menjadi 2 kom onen. Kom onen yang sejajar de ngan sumbu lingkaran adalah dB sin α, sedngkn komponen yng tegk lurus sumbu d lh dB cos α. Komponen dB cos α kn sling menidkn dengn komponen yng bersl dri elemen lin yng bersebrngn sehingg hny komponen dB sin α yng msih te rsis : 4. B Akibt Adny Arus dlm Solenoid Penghntr yng membentuk bnyk lilitn sehingg menyerupi lilitn pegs diseb ut kumprn tu solenoid. Solenoid yng diliri rus listrik menghsilkn gr is medn mgnetik yng polny sm dengn yng dihsilkn mgnet btng. Besr induksi mgnetik ini kn kit tentukn dengn hukum Ampere. Ket : () Penmpng irisn membujur solenoid dengn lintsn tertutup PQRS berup segi empt (b) Bentuk geometri untuk menentukn induksi mhnetik di titik P di dlm sole noid Penmpng irisn membujur solenoid dengn N lilitn dn diliri rus listrik I tmpk pd gmbr . Untuk solenoid idel, induksi mgnetik B di dlm solenoi d rhny sesui dengn turn tngn knn sedngkn turn tngn knn sedn gkn dilur solenoid dlh nol. Perhtikn lintsn tertutup PQRS ! sudut yng dibentuk oleh induksi mgnetik B dengn lintsn tidk sm untuk seluruh lintsn. Untuk lintsn PQ, sudut = 0o , untuk lintsn QR dn SP, sudut = 900, sedngkn untuk lintsn RS, induksi m gnetik B = 0. Dengn demikin persmn: Dpt ditulis Jik dihitung induksi mgnetik di ujung solenoid, kn diperoleh Dri urin di ts dpt disimpulkn besr induksi mgnetik: Di pust solenoid - Di ujung solenoid Dengn l dlh pnjng solenoid 5. B Akibt Adny Arus Dlm Kwt Lurus Besr induksi mgnetik B yng ditimbulkn oleh penghntr lurus berrus I di su tu tempt yng jrkny dri sutu penghntr lurus berrus dlh : Arh induksi mgnetik dpt ditentukn dengn kidh tngn knn, yitu bil t ngn knn menggenggm penghntr lurus dengn ibu jri menunjukkn rh rus li strik, mk lengkungn keempt jri linny menytkn rh putrn gris-gris medn mgnetik; induksi mgnetik B merupkn gris singgung terhdp lingkrn g ris-gris medn. Seperti gmbr berikut http://sepenggl.files.wordpress.com/2011/10/tngn-knn-b.png?w=291&h=201 Besr induksi mgnetik yng ditimbulkn oleh penghntr lurus berrus diturunkn dri hukum Biot-Svrt. Apbil hubungn dits disubtitusikn kedlm persmn mk diperoleh 6. B Akibt Adny Arus dlm Toroid Toroid dlh kumprn yng ditekuk sehingg berbentuk lingkrn. Jik toroid diliri rus listrik, kn timbul gris-gris medn mgnetik yng berbentuk ling krn di dlm toroid. Slh stu gris medn ini kit ndikn memiliki jri-j ri seperti gmbr berikut I I kit kn menentukn besr induksi mgnetik di sumbu toroid dengn menggunkn hukum Ampere. Pilih sutu lintsn tertutup gris medn yng memiliki jri-jri pd gmbr dits. Pd setip titik sepnjng gris medn mgnetik itu induk si mgnetik B sm besr, dn rhny merupkn gris singgung pd lingkrn. P d setip pnjng dl dri lintsn tertutup, induksi mgnetik B berimpit dengn dl sehingg sudut ntr dl dengn B dlh yng besrny 0o. Jik bnyk lilit n toroid dlh N, rus listrik totl didlm lintsn tertutup menjdi NI. De ngn demikin, Ingt bhw =keliling = 2πa Perhatikan bahwa induksi magnetik diluar lilitan toroida sama dengan nol. Dengan erkataan lain, induksi magnetik di titik P dan Q adalah nol. 7. Hukum Am ere Metode lain untuk menghitung induksi magnetik yang dihasilkan oleh arus listrik adalah dengan menggunakan hukum Am ere, yang menyatakan bahwa : Untuk semua bentuk lintasan tertutu yang mengelilingi enghantar berarus I di d alam vakum, medan magnetik yang ditimbulkan selalu memenuhi hubungan Dengan dl adalah elemen anjang lintasan tertutu , adalah sudut antara arah indu ksi magnetik B dengan dl, dan I adalah kuat arus listrik total yang dilingku i o leh lintasan tertutu . C. Induksi magnetik ada medan magnet ü Fluks Magnetik ( Ф ) Konse fluks magnetik untuk ertama kali dikemukakan oleh Michael Faraday untuk menyatakan medan magnetik. Ia menggambarkan medan magnetik sebagai garis-garis y ang disebut garis medan atau garis gaya. Garis-garis medan yang semakin ra at me nunjukkan medan magnetik yang semakin kuat. Untuk menyatakan kuat medan magnetik, digunakan induksi magnetik. Induksi magnet ik ( B ) adalah ukuran kera atan garis-garis medan. Dengan demikian da at didefe nisikan bahwa fluks magnetik adalah banyaknya garis medan magnetik yang dilingk u i oleh suatu luas daerah tertentu (A) dalam arag tegak lurus. Secara matem,ati k da at dituliskan bahwa Ф = ABL = AB cos Dalam bentuk vektor, ersamaan di atas da at dinyatakan dengan erkalian titik y aitu : Ф = A.B ü Hukum Faraday Telah kita ketahui bahwa sebuah baterai atau GGL akan mengalirkan arus listrik m elalui suatu rangkaian tertutu . A abila arus listrik mengalir di dalam suatu ra ngkaian, maka di sekitar arus tersebut akan timbul fluks magnetik. Dari ercobaan yang dilakukan oleh Faraday, diketahui bahwa GGL hasil induksi te rgantung ada laju erubahan fluks magnetik yang melalui suatu rangkaian. Kesim ulan ini disebut hukum Faraday yang berbunyi : GGL induksi yang timbul antara ujung-ujung suatu loo enghantar berbanding luru s dengan laju erubahan fluks magnetik yang dilingku i oleh loo enghantar ters ebut Secara matematik hukum Faraday da at ditulis dengan ersamaan Jika erubahan fluks magnetik terjadi dalam waktu singkat ( Δt → 0 ), maka GGL induk si diberikan oleh Dengan : ε = GGL induksi antara ujung-ujung pnghantar ( volt ) N = banyak lilitan kumparan ΔФ = erubahan fluks magnetik ( Wb ) Δt = selang waktu untuk erubahan fluks magnetik (s) dФ/dΔ = turunan ertama fungsi fluks magnetik terhada waktu ü Hukum Lenz Telah kita ketahui bahwa beda otensial yang terjadi akibat erubahan fluks magn etik disebut GGL induksi. A abila GGL induksi dihubungkan dengan suatu rangkaian tertutu dengan hambatan tertentu, maka mengalirlah arus listrik. Arus ini dina makan arus induksi. GGL induksi dan arus induksi hanya ada selama erubahan fluk s magnetik terjadi. Arah arus induksi da at ditentukan dengan hukum Lenz. Bunyi hukum Lenz adalah se bagai berikut Jika GGL induksi timbul ada suatu rangkaian, maka arah arus induksi yang dihasi lkan mem unyai arah sedemikian ru a sehingga menimbulkan medan magnet induksi ya ng menentang erubahan medan maget (arus induksi berusaha mem ertahankan fluks m agnet totalnya konstan). Bebera a faktor yang da at mengakibatkan fluks magneti · GGL induksi akibat perubahan luas bidang kumparan I C B Untuk membahas perubahan , kita amati perpindahan i atas. Kawat CD digeser perubahan luas persatuan l X D luas bidang kumparan yang melingkupi garis medan magnet kawat CD yang panjangnya l seperti tampak pada gambar d ke kanan dengan kecepatan v yang mengakibatkan terjadi waktu sebesar Kemudian untuk kumparan yang terdiri dari satu lilitan ( N = 1), berlaku huubung an: ε = B l v Prhatikan bahwa prsamaan di atas hanya brlaku untuk B tgak lurus v. Apabila B dan v mmbntuk sudut , maka: ε = B l v sin · GGL Induksi akibat perubahan induksi magnetik Bangkitnya GGL induksi akibat perubahan besar induksi magnetik merupakan prinsip kerja transformator. Kumparan primer transformator dihubungkan dengan arus bola k-balik yang kuat arusnya selalu berubah terhadap waktu sehingga besar induksi m agnetik yang dilingkupi kumparan primer berubah terhadap waktu sehingga timbul G GL induksi pada kumparan sekunder. Persamaan untuk transformator ( trafo) adalah sebagai be rikutL: Dengan: Vs = Tegangan sekunder atau sisi beban (V) Vp = Tegangan primer atau sisi sumber (V) Ns= Jumlah lilitan kumparan sekunder Np= Jumlah lilitan kumparan primer Kenyataan menunjukkan bahwa pada trafo selalu ada daya yang hilang sehingga daya sekunder Ps selalu lebih kecil dari daya primer Pp. Jika efisiensi trafo adalah η, dapat ditulis: D. Penerapan induksi magnetik 1) GGL Induksi pada Generator Bagaimanaka cara kerja sebua generator ingga dapat mengasilkan energi listri k ? generator adala alat yang dapat menguba energi mekanik menjadi energi list rik. Prinsip kerjanya berdasarkan pada peristiwa induksi elektromagnetik. Peruba an fluks magnetik yang melalui sebua kumparan menginduksikan arus listrik pada kumparan itu. Jika sebua kumparan pengantar digerakkan di dalam medan magnet dan memotong ga ris-garis gaya magnet, pada kumparan tersebut akan timbul GGL induksi yang memen ui persamaan Persamaan ini tela diperkenalkan ole Faraday dalam menentukan GGL induksi pada sebua kumparan. a. Generator Arus Bolak-Balik ( AC ) Generator arus bolak-balik disebut juga alternator. Generator AC tidak memiliki komutator untuk membalik ubungan di dalam sirkuit. Sebagai gantinya pada poros kumparan terdapat dua cincin geser. Pada setiap cincin selalu menempel sebua pe ngantar yang disebut sikat. Sikat ini yang mengubungkan generator ke rangkaian luar. b. Generator Arus Seara ( DC ) Alat yang menggunakan prinsip generator arus seara disebut juga dinamo. Agar da pat mengasilkan arus dalam satu ara, digunakan cincin yang dibela di tenga-t enganya yang disebut dengan cincin bela atau komutator. Kumparan yang berada d i antara kutub-kutub magnet diubungkan dengan sebua poros ke cincin bela ters ebut. 2) Transformator Alat yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik AC ini dise but transformator. Transformator terdiri atas dua kumparan primer dan kumparan s ekunder yang bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik. Pada transformator terdapat ubungan antara jumla lilitan kedua kumparan dengan tegangan listriknya. Jika jumla lilitan primer = N1, jumla lilitan sekunder N 2, tegangan primer = V1, dan tegangan sekunder V2, pada transformator akan berla ku persamaan Transformator yang berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik disebut transforma tor step-up, yaitu nilai V2 > V1. Adapun transformator untuk menurunkan tegangan listrik disebut transformator step-down, yaitu V2 < V1. Pada transformator ideal, daya listrik yang masuk pada kumparan primer sama deng an daya listrik yang diasilkan pada kumparan sekunder. Ole karena itu, untuk t ransformator ideal akan berlaku P1 = P2 V1 I1 = V2 I2 Dengan I1 adala kuat arus yang masuk pada kumparan primer dan I2 adala kuat ar us yang diasilkan pada kumparan sekunder. Pada kenyataannya, daya listrik yang diasilkan pada kumparan sekunder selalu le bi kecil daripada daya listrik yang masuk pada kumparan primer. Hal ini disebab kan adanya daya listrik yang beruba menjadi kalor pada kumparan tersebut. Perbandingan daya listrik yang diasilkan pada kumparan sekunder teradap daya l istrik yang diberikan pada kumparan primer disebut efisiensi transformator. Sec ara matematis, dapat dirumuskan sebagai x 100 % = x 100 % Dengan η adala efisiensi transformator . Untuk transformator ideal, efisiensi η = 1 00 %. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Medan magnet dapat digambarkan dengan garis-garis gaya magnet yang selalu keluar dari kutub utara magnet dan masuk ke kutub selatan magnet. Sementara di dalam m agnet , garis-garis gaya magnet memiliki ara dari kutub selatan magnet ke kutub utara magnet. Garis-garis tersebut tidak perna saling berpotongan. Kerapatan g aris-garis gaya magnet menunjukkan kekuatan medan magnet. Ø Sumber medan magnet · Medan Magnetik dari Muatan Titik yang Bergerak · Medan Magnetik sebuah Elemen Arus : Hukum Bio – Savart · B Akibat Adanya Simpal Arus · B Akibat Adanya Arus dalam Solenoida · B Akibat Adanya Arus Dalam Kawat Lurus · B Akibat Adanya Arus dalam Toroida · Hukum Ampere Ø Induksi magnetik pada medan magnet ~ Fluks Magnetik ( Ф ) ~ Hukum Faraday ~ Hukum Lenz ~ Bebera a faktor yang da at mengakibatkan fluks magnetik Daftar Pustaka Foster, Bob. 2003. Ter adu FISIKA SMA Kelas 3. Jakarta : Erlangga Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar FISIKA untuk Kelas XII. Bandung : Grafindo Media Pratama Ti ler, Paul. 1991. Fisika untuk Sains dan Tekhnik Jilid 2. Jakarta : Erlangga TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA Judul: SUMBER MEDAN MAGNET DAN INDUKSI MAGNET Ditulis oleh Junari Sa e Rating Blog 5 dari 5 Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin menguti , baik itu sebagi an atau keseluruhan dari isi artikel ini hara menyertakan link dofollow ke htt ://nary-junary.blogs ot.co.id/2013/03/sumber-medan-magnet-dan-induksi-magnet_758 1.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini. Categories: FISIKA If You Like This Post, Share it With Your Friends 3 komentar: brian sembiring mengatakan... kok gambarnya rusak? 29 Maret 2014 06.18 brian sembiring mengatakan... kok gambarnya rusak ya? 29 Maret 2014 06.20 DJ AFIP mengatakan... Rajalistrik.com 2 Desember 2014 17.55 Poskan Komentar Posting Lebih Baru » « Posting Lama Beranda Submit Mengenai Saya Foto Saya