Indonesia memiliki potensi sebagai daerah yang

advertisement
Indonesia memiliki potensi sebagai daerah yang mengandung cadangan mineral emas d
an sulfida yang besar. Dimana potensi ini dibuktikan para peneliti dari DEM (Dev
ision Of Exploration and Mining) yang melakukan penelitian pada daerah mineralis
asi berkaitan dengan unsur vulkanik. Selain itu Indonesia adalah daerah yang ber
ada pada jalur pegunungan aktif. Oleh karena itu Negara kita banyak terdapat sum
ber daya mineral, semua mineral mineral yang ada dapat di eksplorasi menggunakan
metode geofisika yang tujuannya adalah mendapatkan mineral ekonomis, mineral te
rsebut dapat berupa mineral logam, misalnya emas, perak, tembaga, timah dan seba
gainya.Sedangkan pengukuran IP frequency domain/kawasan frekuensi adalah penguku
ran nilai resistivity batuan dengan menggunakan frekuensi yang berbeda. Frekuens
i yang digunakan biasanya disebut frekuensi DC untuk frekuensi rendah dan frekue
nsi AC untuk frekuensi tinggi. Frekuensi efek ini dapat didefenisikan sebagai be
rikut:
FE=((?_dc-?_ac ))/?_ac =(?_dc/?_ac )-1
(14)
PFE=100 ((?_dc-?_ac ))/?_ac
(15)
Dimana:
?dc = resistivity yang terukur pada frekuensi rendah (ohm-m)
?ac = resistivity yang terukur pada frekuensi tinggi (ohm-m)
PFE = Percent Frequency Effect (%)
Frequency Effect didefenisikan sebagai perbandingan antara selisih tegangan pada
frekuensi rendah dengan tegangan pada frekuensi tinggi, yang terukur pada elekt
roda tegangan. Nilai FE atau PFE merupakan respon dari keberadaan mineral yang t
erdapat dalam pori-pori batuan. Semakin tinggi konsentrasi mineral dalam batuan
semakin besar nilai PFE. Sehingga diharapkan dengan mengukur berapa besar nilai
PFE pada suatu lapisan batuan dapat diketahui persentasi jumlah mineral yang ter
kandung di dalamnya.
ST JUNARI
Google+ Badge
BERANDARPPGAMBARAIKFISIKAVideo
Home / FISIKA / SUMBER MEDAN MAGNET DAN INDUKSI MAGNET
SUMBER MEDAN MAGNET DAN INDUKSI MAGNET
Posted by Junari SapeSabtu, 30 Maret 2013 3 komentar
SUMBER MEDAN MAGNET
DAN
INDUKSI MAGNET
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA MUHAMMADIYAH MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT.karena atas berkat, rahmat dan h
idayahnyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang sumber medan magnet dan induksi magnet. Medan magn
et merupakan gaya yang berada di sekitar sebuah benda magnetik atau disekitar se
buah konduktor berarus. Induksi magnetik ( B ) adalah ukuran kerapatan garis-ga
ris medan.
Makalah ini tidak akan terselesaikan jika tanpa campur tangan dari pihak lain, o
lehnya itu ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya senantiasa kami haturkan ke
pada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kamipun menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak lubang yang terliang dan
masih banyak rongga yang terengah. Oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat
membangun senantiasa kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih sempurna
.
Makassar, Maret 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kita telah mempelajari bahwa suatu muatan menghasilkan medan listrik dan bahwa s
uatu medan listrik mengerahkan gaya pada muatan. Tetapi suatu medan magnetik han
ya mengerahkan gaya pada muatan yang bergerak. Apakah juga benar bahwa suatu mua
tan menciptakan medan magnetik hanya bila muatan itu bergerak ?
Jawabannya dalam satu kata “ya”. Analisis kita akan diawali dengan medan magnetik ya
ng diciptakan oleh sebuah muatan titik tunggal yang bergerak.
Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan magnet. Kata ma
gnet (magnit ) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu magnesia
n. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernam
a manisa ( sekarang berada di wilayah Turki ) dimana terkandung batu magnet yang
ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.
Seperti halnya listrik, magnet juga dapat menimbulkan suatu medan yang disebut m
edan magnet, yaitu suatu ruang di sekitar magnet yang masih terpengaruh gaya mag
netik. Pada tahun 1269, berdasarkan hasil eksperimen, Pierre de Maricourt menyim
pulkan bahwa semua magnet bagaimanapun bentuknya terdiri dari dua kutub yaitu ku
tub utara dan kutub selatan. Kutub-kutub magnet ini memiliki efek kemagnetan pal
ing kuat dibandingkan bagian magnet lainnya.
Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu
medan magnet. Materi tersebut dalam wujud magnet tetap atau magnet tidak tetap.
Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.
Di sekitar kawat yang berarus listrik terdapat medan magnet yang dap
at mempengaruhi magnet lain. Magnet jarum, kompas dapat menyimpang dari posisi n
ormalnya jika dipengaruhi oleh medan magnet.
Induksi magnetik yaitu besaran yang menyatakan medan magnetik di sek
itar kawat berarus listrik
B.
·
·
·
·
C.
§
§
§
§
D.
ü
ü
ü
ü
Rumusan Masalah
Apakah pengertian medan magnet ?
Apa sajakah sumber medan magnet ?
Bagaimanakah induksi magnetik pada medan magnet ?
Bagaimanakah penerapan induksi magnetik ?
Tujuan
Untuk mengetahui pengertian medan magnet
Untuk mengetahui sumber medan magnet
Untuk mengetahui induksi magnetik pada medan magnet
Untuk mengetahui penerapan induksi magnetik
Manfaat
Dapat mengetahui pengertian medan magnet
Dapat mengetahui sumber medan magnet
Dapat mengetahui induksi magnetik pada medan magnet
Dapat mengetahui penerapan induksi magnetik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian medan magnet
Seperti halnya listrik, magnet juga dapat menimbulkan suatu medan yang disebut m
edan magnet, yaitu suatu ruang di sekitar magnet yang masih terpengaruh gaya mag
netik. Pada tahun 1269, berdasarkan hasil eksperimen, Pierre de Maricourt menyim
pulkan bahwa semua magnet bagaimanapun bentuknya terdiri dari dua kutub yaitu ku
tub utara dan kutub selatan. Kutub-kutub magnet ini memiliki efek kemagnetan pal
ing kuat dibandingkan bagian magnet lainnya.
Medan magnet dapat digambarkan dengan garis-garis gaya magnet yang selalu keluar
dari kutub utara magnet dan masuk ke kutub selatan magnet. Sementara di dalam m
agnet , garis-garis gaya magnet memiliki arah dari kutub selatan magnet ke kutub
utara magnet. Garis-garis tersebut tidak pernah saling berpotongan. Kerapatan g
aris-garis gaya magnet menunjukkan kekuatan medan magnet.
Jika dua kutub yang tidak sejenis saling berhadapan, akan diperoleh garis-garis
gaya magnet yang saling berhubungan. Jika dua kutub yang sejenis yang saling ber
hadapan, akan diperoleh garis-garis gaya magnet yang menekan dan saling menjauhi
.
Kutub-kutub yang tidak sejenis ( utara-selatan ) jika didekatkan akan tarik mena
rik, sedangkan kutub-kutub yang sejenis ( utara-utara atau selatan-selatan ), ap
abila didekatkan akan tolak menolak.
B. Sumber medan magnet
1.
Medan Magnetik dari Muatan Titik yang Bergerak
Apabila muatan titik q bergerak dengan kecepatan v, muatan ini akan menghasilkan
medan magnet B dalam ruang yang diberikan oleh
Dengan r merupakan vektor satuan yang mengarah dari muatan q ketitik m
edan P, dan merupakan konstanta kesebandingan yang disebut permeabilitas ruang b
ebas, yang memiliki nilai
Satuan sedemikian rupa sehingga B dalam tesla apabila q dalam coulomb, v dalam
meter/detik, dan r dalam meter. Satuan N/A2 berasal dari pernyataan bahwa 1 T =
1 N/A.m. konstanta 1/4π secara bebas dicaku kan dalam ersamaan
Sehingga faktor 4π tidak muncul dalam hukum Am ere. Untu medan magnetik akibat mua
tan titik yang bergerak ini analog dengan hukum coulomb untuk medan listrik akib
at muatan titik :
Kita lihat dari ersamaan
Bahwa medan magnetik dari muatan titik yang bergerak memiliki karakteristik beri
kut :
a). Besaran B berbanding lurus dengan muatan q dan kece atan v dan berbanding te
rbalik dengan kuadrat jaraknya dari muatan
b). Medan magnetik adalah nol dise anjang garis gerak muatan.
c). Arah B tegak lurus terhada kece atan v mau un vektor r.
2.
Medan Magnetik sebuah Elemen Arus : Hukum Bio – Savart
Hukum ini menerangkan hubungan matematis antara arus listrik dalam kawat dengan
medan magnet yang dihasilkan. Hasil engamatan menunjukkan bahwa kontribusi indu
ksi magnetik dB ada suatu titik P berjarak r dan bersudut
terhada elemen engh
antar dl yang dialiri arus I :
a. Sebanding dengan kuat arus I
b. Sebanding dengan anjang elemen enghantar dl
c. Sebanding dengan sinus sudut a it
antara arah arus ada dl dengan garis hubun
g titik P dengan dl
d. Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak r antara titik P dengan elemen engh
antar dl. Pernyataan di atas da at dituliskan secara matematika dalam ersaman b
erikut:
dengan k adalah konstanta yang memenuhi hubungan
dengan demikian da at dinyatakan sebagai
dengan menyatakan ermeabilitas vakum yang besarnya = Wb/A m. Persamaan terseb
ut disebut hukum Biot – Savart
3.
B Akibat Adanya Sim al Arus
Perhatikan gambar di atas, enghantar melingkar dengan jari-jari a dialiri arus
I. Kita akan menentukan induksi magnetik di titik P yang berjarak r dari eleme
n enghantar dl berdasarkan hukum Bio – Savart atau ersamaan
karena r tegak lurus terhada dl, maka
enjadi
= 90o . ersamaan di atas da at ditulis m
induksi magnetik dB da at diuraikan menjadi 2 kom onen. Kom onen yang sejajar de
ngan sumbu lingkaran adalah dB sin α, sedngkn komponen yng tegk lurus sumbu d
lh dB cos α. Komponen dB cos α kn sling menidkn dengn komponen yng bersl
dri elemen lin yng bersebrngn sehingg hny komponen dB sin α yng msih te
rsis :
4.
B Akibt Adny Arus dlm Solenoid
Penghntr yng membentuk bnyk lilitn sehingg menyerupi lilitn pegs diseb
ut kumprn tu solenoid. Solenoid yng diliri rus listrik menghsilkn gr
is medn mgnetik yng polny sm dengn yng dihsilkn mgnet btng. Besr
induksi mgnetik ini kn kit tentukn dengn hukum Ampere.
Ket : () Penmpng irisn membujur solenoid dengn lintsn tertutup PQRS
berup segi empt
(b) Bentuk geometri untuk menentukn induksi mhnetik di titik P di dlm sole
noid
Penmpng irisn membujur solenoid dengn N lilitn dn diliri rus listrik I
tmpk pd gmbr . Untuk solenoid idel, induksi mgnetik B di dlm solenoi
d rhny sesui dengn turn tngn knn sedngkn turn tngn knn sedn
gkn dilur solenoid dlh nol.
Perhtikn lintsn tertutup PQRS ! sudut
yng dibentuk oleh induksi mgnetik B
dengn lintsn tidk sm untuk seluruh lintsn. Untuk lintsn PQ, sudut
= 0o
, untuk lintsn QR dn SP, sudut = 900, sedngkn untuk lintsn RS, induksi m
gnetik B = 0. Dengn demikin persmn:
Dpt ditulis
Jik dihitung induksi mgnetik di ujung solenoid, kn diperoleh
Dri urin di ts dpt disimpulkn besr induksi mgnetik:
Di pust solenoid
-
Di ujung solenoid
Dengn l dlh pnjng solenoid
5.
B Akibt Adny Arus Dlm Kwt Lurus
Besr induksi mgnetik B yng ditimbulkn oleh penghntr lurus berrus I di su
tu tempt yng jrkny dri sutu penghntr lurus berrus dlh :
Arh induksi mgnetik dpt ditentukn dengn kidh tngn knn, yitu bil t
ngn knn menggenggm penghntr lurus dengn ibu jri menunjukkn rh rus li
strik, mk lengkungn keempt jri linny menytkn rh putrn gris-gris
medn mgnetik; induksi mgnetik B merupkn gris singgung terhdp lingkrn g
ris-gris medn. Seperti gmbr berikut
http://sepenggl.files.wordpress.com/2011/10/tngn-knn-b.png?w=291&h=201
Besr induksi mgnetik yng ditimbulkn oleh penghntr lurus berrus diturunkn
dri hukum Biot-Svrt.
Apbil hubungn dits disubtitusikn kedlm persmn
mk diperoleh
6.
B Akibt Adny Arus dlm Toroid
Toroid dlh kumprn yng ditekuk sehingg berbentuk lingkrn. Jik toroid
diliri rus listrik, kn timbul gris-gris medn mgnetik yng berbentuk ling
krn di dlm toroid. Slh stu gris medn ini kit ndikn memiliki jri-j
ri seperti gmbr berikut
I
I
kit kn menentukn besr induksi mgnetik di sumbu toroid dengn menggunkn
hukum Ampere. Pilih sutu lintsn tertutup gris medn yng memiliki jri-jri
pd gmbr dits. Pd setip titik sepnjng gris medn mgnetik itu induk
si mgnetik B sm besr, dn rhny merupkn gris singgung pd lingkrn. P
d setip pnjng dl dri lintsn tertutup, induksi mgnetik B berimpit dengn
dl sehingg sudut ntr dl dengn B dlh
yng besrny 0o. Jik bnyk lilit
n toroid dlh N, rus listrik totl didlm lintsn tertutup menjdi NI. De
ngn demikin,
Ingt bhw =keliling = 2πa
Perhatikan bahwa induksi magnetik diluar lilitan toroida sama dengan nol. Dengan
erkataan lain, induksi magnetik di titik P dan Q adalah nol.
7.
Hukum Am ere
Metode lain untuk menghitung induksi magnetik yang dihasilkan oleh arus listrik
adalah dengan menggunakan hukum Am ere, yang menyatakan bahwa :
Untuk semua bentuk lintasan tertutu yang mengelilingi enghantar berarus I di d
alam vakum, medan magnetik yang ditimbulkan selalu memenuhi hubungan
Dengan dl adalah elemen anjang lintasan tertutu , adalah sudut antara arah indu
ksi magnetik B dengan dl, dan I adalah kuat arus listrik total yang dilingku i o
leh lintasan tertutu .
C. Induksi magnetik ada medan magnet
ü Fluks Magnetik ( Ф )
Konse fluks magnetik untuk ertama kali dikemukakan oleh Michael Faraday untuk
menyatakan medan magnetik. Ia menggambarkan medan magnetik sebagai garis-garis y
ang disebut garis medan atau garis gaya. Garis-garis medan yang semakin ra at me
nunjukkan medan magnetik yang semakin kuat.
Untuk menyatakan kuat medan magnetik, digunakan induksi magnetik. Induksi magnet
ik ( B ) adalah ukuran kera atan garis-garis medan. Dengan demikian da at didefe
nisikan bahwa fluks magnetik adalah banyaknya garis medan magnetik yang dilingk
u i oleh suatu luas daerah tertentu (A) dalam arag tegak lurus. Secara matem,ati
k da at dituliskan bahwa
Ф = ABL = AB cos
Dalam bentuk vektor, ersamaan di atas da at dinyatakan dengan erkalian titik y
aitu :
Ф = A.B
ü Hukum Faraday
Telah kita ketahui bahwa sebuah baterai atau GGL akan mengalirkan arus listrik m
elalui suatu rangkaian tertutu . A abila arus listrik mengalir di dalam suatu ra
ngkaian, maka di sekitar arus tersebut akan timbul fluks magnetik.
Dari ercobaan yang dilakukan oleh Faraday, diketahui bahwa GGL hasil induksi te
rgantung ada laju erubahan fluks magnetik yang melalui suatu rangkaian. Kesim
ulan ini disebut hukum Faraday yang berbunyi :
GGL induksi yang timbul antara ujung-ujung suatu loo enghantar berbanding luru
s dengan laju erubahan fluks magnetik yang dilingku i oleh loo enghantar ters
ebut
Secara matematik hukum Faraday da at ditulis dengan ersamaan
Jika erubahan fluks magnetik terjadi dalam waktu singkat ( Δt → 0 ), maka GGL induk
si diberikan oleh
Dengan :
ε = GGL induksi antara ujung-ujung pnghantar ( volt )
N = banyak lilitan kumparan
ΔФ = erubahan fluks magnetik ( Wb )
Δt = selang waktu untuk erubahan fluks magnetik (s)
dФ/dΔ = turunan ertama fungsi fluks magnetik terhada waktu
ü Hukum Lenz
Telah kita ketahui bahwa beda otensial yang terjadi akibat erubahan fluks magn
etik disebut GGL induksi. A abila GGL induksi dihubungkan dengan suatu rangkaian
tertutu dengan hambatan tertentu, maka mengalirlah arus listrik. Arus ini dina
makan arus induksi. GGL induksi dan arus induksi hanya ada selama erubahan fluk
s magnetik terjadi.
Arah arus induksi da at ditentukan dengan hukum Lenz. Bunyi hukum Lenz adalah se
bagai berikut
Jika GGL induksi timbul ada suatu rangkaian, maka arah arus induksi yang dihasi
lkan mem unyai arah sedemikian ru a sehingga menimbulkan medan magnet induksi ya
ng menentang erubahan medan maget (arus induksi berusaha mem ertahankan fluks m
agnet totalnya konstan).
Bebera a faktor yang da at mengakibatkan fluks magneti
·
GGL induksi akibat perubahan luas bidang kumparan
I
C
B
Untuk membahas perubahan
, kita amati perpindahan
i atas. Kawat CD digeser
perubahan luas persatuan
l
X
D
luas bidang kumparan yang melingkupi garis medan magnet
kawat CD yang panjangnya l seperti tampak pada gambar d
ke kanan dengan kecepatan v yang mengakibatkan terjadi
waktu sebesar
Kemudian untuk kumparan yang terdiri dari satu lilitan ( N = 1), berlaku huubung
an:
ε = B l v
Prhatikan bahwa prsamaan di atas hanya brlaku untuk B tgak lurus v. Apabila
B dan v mmbntuk sudut , maka:
ε = B l v sin
·
GGL Induksi akibat perubahan induksi magnetik
Bangkitnya GGL induksi akibat perubahan besar induksi magnetik merupakan prinsip
kerja transformator. Kumparan primer transformator dihubungkan dengan arus bola
k-balik yang kuat arusnya selalu berubah terhadap waktu sehingga besar induksi m
agnetik yang dilingkupi kumparan primer berubah terhadap waktu sehingga timbul G
GL induksi pada kumparan sekunder.
Persamaan untuk transformator ( trafo) adalah sebagai be
rikutL:
Dengan:
Vs = Tegangan sekunder atau sisi beban (V)
Vp = Tegangan primer atau sisi sumber (V)
Ns= Jumlah lilitan kumparan sekunder
Np= Jumlah lilitan kumparan primer
Kenyataan menunjukkan bahwa pada trafo selalu ada daya yang hilang sehingga daya
sekunder Ps selalu lebih kecil dari daya primer Pp. Jika efisiensi trafo adalah
η, dapat ditulis:
D. Penerapan induksi magnetik
1)
GGL Induksi pada Generator
Bagaimanaka cara kerja sebua generator ingga dapat mengasilkan energi listri
k ? generator adala alat yang dapat menguba energi mekanik menjadi energi list
rik. Prinsip kerjanya berdasarkan pada peristiwa induksi elektromagnetik. Peruba
an fluks magnetik yang melalui sebua kumparan menginduksikan arus listrik pada
kumparan itu.
Jika sebua kumparan pengantar digerakkan di dalam medan magnet dan memotong ga
ris-garis gaya magnet, pada kumparan tersebut akan timbul GGL induksi yang memen
ui persamaan
Persamaan ini tela diperkenalkan ole Faraday dalam menentukan GGL induksi pada
sebua kumparan.
a.
Generator Arus Bolak-Balik ( AC )
Generator arus bolak-balik disebut juga alternator. Generator AC tidak memiliki
komutator untuk membalik ubungan di dalam sirkuit. Sebagai gantinya pada poros
kumparan terdapat dua cincin geser. Pada setiap cincin selalu menempel sebua pe
ngantar yang disebut sikat. Sikat ini yang mengubungkan generator ke rangkaian
luar.
b.
Generator Arus Seara ( DC )
Alat yang menggunakan prinsip generator arus seara disebut juga dinamo. Agar da
pat mengasilkan arus dalam satu ara, digunakan cincin yang dibela di tenga-t
enganya yang disebut dengan cincin bela atau komutator. Kumparan yang berada d
i antara kutub-kutub magnet diubungkan dengan sebua poros ke cincin bela ters
ebut.
2)
Transformator
Alat yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik AC ini dise
but transformator. Transformator terdiri atas dua kumparan primer dan kumparan s
ekunder yang bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik.
Pada transformator terdapat ubungan antara jumla lilitan kedua kumparan dengan
tegangan listriknya. Jika jumla lilitan primer = N1, jumla lilitan sekunder N
2, tegangan primer = V1, dan tegangan sekunder V2, pada transformator akan berla
ku persamaan
Transformator yang berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik disebut transforma
tor step-up, yaitu nilai V2 > V1. Adapun transformator untuk menurunkan tegangan
listrik disebut transformator step-down, yaitu V2 < V1.
Pada transformator ideal, daya listrik yang masuk pada kumparan primer sama deng
an daya listrik yang diasilkan pada kumparan sekunder. Ole karena itu, untuk t
ransformator ideal akan berlaku
P1 = P2
V1 I1 = V2 I2
Dengan I1 adala kuat arus yang masuk pada kumparan primer dan I2 adala kuat ar
us yang diasilkan pada kumparan sekunder.
Pada kenyataannya, daya listrik yang diasilkan pada kumparan sekunder selalu le
bi kecil daripada daya listrik yang masuk pada kumparan primer. Hal ini disebab
kan adanya daya listrik yang beruba menjadi kalor pada kumparan tersebut.
Perbandingan daya listrik yang diasilkan pada kumparan sekunder teradap daya l
istrik yang diberikan pada kumparan primer disebut efisiensi transformator. Sec
ara matematis, dapat dirumuskan sebagai
x 100 % = x 100 %
Dengan η adala efisiensi transformator . Untuk transformator ideal, efisiensi η = 1
00 %.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Medan magnet dapat digambarkan dengan garis-garis gaya magnet yang selalu keluar
dari kutub utara magnet dan masuk ke kutub selatan magnet. Sementara di dalam m
agnet , garis-garis gaya magnet memiliki ara dari kutub selatan magnet ke kutub
utara magnet. Garis-garis tersebut tidak perna saling berpotongan. Kerapatan g
aris-garis gaya magnet menunjukkan kekuatan medan magnet.
Ø Sumber medan magnet
·
Medan Magnetik dari Muatan Titik yang Bergerak
·
Medan Magnetik sebuah Elemen Arus : Hukum Bio – Savart
·
B Akibat Adanya Simpal Arus
·
B Akibat Adanya Arus dalam Solenoida
·
B Akibat Adanya Arus Dalam Kawat Lurus
·
B Akibat Adanya Arus dalam Toroida
·
Hukum Ampere
Ø Induksi magnetik pada medan magnet
~
Fluks Magnetik ( Ф )
~
Hukum Faraday
~
Hukum Lenz
~
Bebera a faktor yang da at mengakibatkan fluks magnetik
Daftar Pustaka
Foster, Bob. 2003. Ter adu FISIKA SMA Kelas 3. Jakarta : Erlangga
Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar FISIKA untuk Kelas XII. Bandung : Grafindo Media
Pratama
Ti ler, Paul. 1991. Fisika untuk Sains dan Tekhnik Jilid 2. Jakarta : Erlangga
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: SUMBER MEDAN MAGNET DAN INDUKSI MAGNET
Ditulis oleh Junari Sa e
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin menguti , baik itu sebagi
an atau keseluruhan dari isi artikel ini hara menyertakan link dofollow ke htt
://nary-junary.blogs ot.co.id/2013/03/sumber-medan-magnet-dan-induksi-magnet_758
1.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Categories: FISIKA
If You Like This Post, Share it With Your Friends
3 komentar:
brian sembiring mengatakan...
kok gambarnya rusak?
29 Maret 2014 06.18
brian sembiring mengatakan...
kok gambarnya rusak ya?
29 Maret 2014 06.20
DJ AFIP mengatakan...
Rajalistrik.com
2 Desember 2014 17.55
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru » « Posting Lama Beranda
Submit
Mengenai Saya
Foto Saya
Download