1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya

advertisement
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya setiap perusahaan menjalankan usahanya dengan tujuan
untuk memperoleh keuntungan yang dapat digunakan demi kelangsungan hidup
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan diharapkan dapat bersaing dengan
pesaingnya baik dari sisi produk, pelayanan, fitur dan lain sebagainya sehingga
dapat mempertahankan pasarnya bahkan diharapkan dapat meningkatkan
cangkupan pasarnya. Di era perdagangan bebas seperti sekarang ini, perusahaan
tidak hanya mengalami persaingan dari perusahaan lokal saja namun juga dari
perusahaan asing yang mana beroperasi baik dari dalam maupun dari luar negeri.
Untuk menghadapi persaingan ini, maka perusahaan berlomba-lomba dalam
meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Salah satu aspek yang ditingkatkan
oleh perusahaan-perusahaan yang ada ialah teknologi.
Dinyatakan pada acara IBM Technology Conference and Expo 2014 di Hotel
Shangrilla, Gunawan Susanto selaku Presiden Direktur IBM Indonesia
mengatakan, “ Peran teknologi sudah sangat signifikan dalam mendorong
pertumbuhan bisnis.” Gunawan mengatakan pula bahwa IBM telah mengadakan
beberapa riset dan studi dengan beberapa CEO terkait penggunaan teknologi
untuk mendorong pertumbuhan bisnis. Kesimpulan dari riset tersebut adalah
teknologi menjadi salah satu faktor terpenting dalam mendorong pertumbuhan
bisnis. Scott Firth selaku Director Software Marketing IBM menerangkan bahwa
sekitar 70% organisasi percaya infrastruktur teknologi informasi dapat
mengoptimalkan pendapatan sebuah bisnis.
Salah satu infrastruktur teknologi informasi yang memberi pengaruh yang
besar bagi perusahaan ialah e-commerce. E-commerce adalah kegiatan transaksi
jual-beli yang dilakukan melalui media elektronik dengan jaringan internet. Ecommerce memungkinkan perusahaan membentuk hubungan yang kuat dengan
pelanggan untuk meningkatkan pelayanan barang dan jasa, serta melakukan
promosi dengan jangkauan yang lebih luas.
Pada April 2014, Forrester melakukan survei pada 100 perusahaan B2B di
US yang mengimplementasikan e-commerce dalam 7 tahun terakhir. Diperoleh
hasil bahwa ¾ dari perusahaan tersebut menegaskan bahwa dengan adanya e1
2
commerce, perusahaan memperoleh peningkatan jumlah order dan pengurangan
biaya per order. Sebagai tambahan, 52% menginformasikan bahwa 32%
pendapatan mereka murni diperoleh dari penjualan e-commerce.
Mendukung hal di atas, Oracle melakukan survei di 99 b2b e-commerce
profesional di negara Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa dan Asia Pasifik.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa 28% responden
mengatakan bahwa 50% dari pendapatan mereka diperoleh dari saluran online,
31% responden mengatakan bahwa pendapatan terbesar mereka masih besar
melalui penjualan langsung namun penjualan online mulai bertumbuh dan akan
menjadi salah satu yang penting. 5% responden tidak melihat adanya
pertumbuhan dalam bisnis online nya di tahun 2013. Dalam survei juga dikatakan
perusahaan B2B telah meyakini bahwa praktek e-commerce terbukti sebagai cara
untuk mendorong pendapatan dan peningkatan pasar.
Melihat besarnya pasar e-commerce yang ada, perusahaan di segala industri
berlomba-lomba dalam menerapkan e-commerce dalam perusahaannya. Salah
satunya ialah perusahaan dalam industri bakery. Perkembangan industri pastry
dan bakery di Indonesia sendiri terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini terlihat
dari maraknya outlet-outlet yang bergerak di industri ini. Tidak hanya dari
jumlah outlet, peningkatan juga diukur dari besarnya minat anak muda dalam
mengikuti kelas-kelas pastry dan bakery. Hal ini dituturkan oleh Head Chef
Indonesia Pastry School (IPS)-Djap Siau Kian atau yang akrab dipanggil dengan
Master Aing, “Peminat industri ini justru banyak muncul di kalangan anak-anak
muda yang baru lulus kuliah. Mereka rata-rata setelah lulus dari sini mempunyai
satu tujuan yaitu memiliki usaha di industri pastry & bakery. Banyak yang
memulai dengan memiliki outlet kecil atau kafe, tetapi ada pula yang menjalani
industri rumahan via online shop,” tutur Master Aing.
Diungkapkan juga oleh Operation Director PT Nippon Indosari Corpindo,
Yusuf Hady perkembangan bisnis bakery di Indonesia terus mengalami
pertumbuhan. Baik usaha kecil, menengah maupun besar. Baik dalam bentuk
industri maupun boutique bakery.
Dia memperkirakan pertumbuhan bisnis
bakery antara 7-10% setiap tahunnya. “Diprediksi bisnis bakery (roti dan kue)
bernilai sekitar Rp. 14 trilliun” . Kedepannya pertumbuhan bisnis bakery sangat
ditentukan oleh tingkat pendapatan per kapita bangsa dan infrastrukturnya. Jika
meningkat, industri roti akan lebih memiliki prospek cerah dan efisien.
3
Sekarang ini, bakery tidak lagi dipandang sebagai makanan sampingan,
melainkan sudah mendekati menjadi makanan pokok sebagian masyarakat
Indonesia. Bahkan di kalangan remaja dan anak-anak. Bakery telah menggeser
nasi sebagai sumber karbohidrat utama. Hal ini diperkuat pula oleh perkataan
Operation Director PT Nippon Indosari Corpindo, Yusuf Hady “prospek ke
depan tetap menjanjikan, karena roti termasuk makanan yang praktis, tidak
membutuhkan proses memasak di rumah (ready to eat), sehingga ibu bisa
memberikan sarapan keluarganya di pagi hari. Lagi pula roti merupakan makanan
yang cukup bagus, karena mempunyai keseimbangan dalam nilai gizi. Selain
karbohidrat, terkandung pula protein. Apalagi jika mengonsumsi roti tawar, bisa
dibuat sandwich dengan isian telur, daging, dan lainnya,”
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ir. Nuri Andarwulan, Msi,
tiap 100 gram nasi putih mengandung 178 kkal, 40,6 gram karbohidrat, 0,1
gram lemak, dan 2,1 gram protein. Sedangkan GI nasi putih: 71-80 tergantung
jenis berasnya. Nasi putih bebas gluten dan bebas kolesterol. Sedangkan dalam
setiap satu lembar (25 gram) roti tawar putih mengandung 66 kkal, 12,65 gram
karbohidrat, 0,82 gram lemak, dan 1,9 gram protein. GI roti tawar putih adalah
71, masuk kategori tinggi. Roti putih memiliki kandungan lain: vitamin, seperti
thiamine (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), dan niasin, serta sejumlah
mineral berupa zat besi, yodium, dan kalsium.
Di sisi lain, populasi Indonesia dengan sekitar 74 juta orang kelas menengah
menyuguhkan pasar menjanjikan. Kelas ini menjadi kelompok diramalkan paling
royal dalam urusan belanja. Kondisi itu bakal memberi keuntungan kepada
perseroan yang memang memiliki segmen macam roti dan kue. Apalagi,
konsumsi roti di tanah air masih relatif rendah. ”Potensi masih ada. Ruangnya
masih tersita cukup luas,” tegas Hasan Barakwan, Analis Pefindo. Berdasarkan
data Asosiasi Pengusaha Bakery Indonesia (APEBI) peningkatan nilai pasar roti
dan kue di Indonesia tahun 2012 mencapai Rp 31 triliun. Jumlah ini meningkat
15 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 27 triliun dimana 64 persen berasal
dari industri roti dan kue.
PT. Boga Rasa Paradarma, perusahaan yang bergerak dalam bidang bakery
melihat peluang yang masih besar dalam industri roti yang ada di Indonesia.
Sebagai salah satu perusahaan roti yang berada dalam tahap perkenalan, PT.
Boga Rasa Paradarma berusaha untuk terus memperkenalkan produk-produknya
4
ke masyarakat melalui outlet-outlet dan agen-agen yang ada di Indonesia.
Dengan diperkenalkannya perusahaan ke agen-agen dan outlet yang ada,
diharapkan perusahaan dapat bertahan bahkan bersaing dengan perusahaanperusahaan roti besar di Indonesia.
Dalam menjalankan usahanya, PT. Boga Rasa Paradarma telah melakukan
berbagai pemasaran serta pelayanan penjualan roti bagi setiap konsumennya.
Saat ini perusahaan telah melayani outlet-outlet besar dan cafe-cafe besar yang
ada di beberapa kota besar di Indonesia. Meskipun PT. Boga Rasa Paradarma
telah memiliki distributor ternama di Indonesia, namun seperti perusahaan pada
umumnya, PT. Boga Rasa Paradarma terus mengembangkan bisnisnya dari
waktu ke waktu. Salah satu bentuk perkembangan yang dilakukan oleh
perusahaan adalah dengan berusaha meningkatkan pasarnya yanga da saat ini.
Adanya manfaat yang dapat diperoleh dari e-commerce, perusahaan mulai
tertarik dengan pembuatan e-commerce terlebih dikarenakan biayanya yang
cukup murah jika dibandingkan dengan manfaatnya serta mulai banyaknya
pesaing yang menggunakan e-commerce sebagai alat pemasaran dan penjualan.
Namun di sisi lain, diketahui perusahaan masih memiliki permasalahanpermasalahan yang harus dihadapi.
Masalah yang sering ditemukan ialah keluhan dari outlet-outlet mengenai
kesalahan jenis dan jumlah pesanan yang telah dilakukan serta seringnya
kesulitan menghubungi perusahaan untuk melakukan pemesanan. Hal ini
dikarenakan keterbatasan jumlah karyawan yang ada. Masalah ini dapat
merugikan perusahaan terutama jika nantinya client yang ada berpindah ke pihak
lain dikarenakan pelayanan yang tidak memuaskan. Meskipun perusahaan telah
memberikan solusi dengan penggantian kerugian atas kesalahan perusahaan,
namun solusi ini tidak dapat bertahan lama. Umur roti yang hanya dua hari tidak
memungkinkan perusahaan untuk menjual kembali produk yang telah
dikembalikan. Hal ini dapat merugikan perusahaan ke depannya. Oleh karena itu,
perusahaan perlu mencari solusi yang lebih baik untuk menghadapi permasalahan
tersebut.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada tersebut, maka perlu
dilakukan studi untuk mengetahui seberapa besar masalah yang ada dan apalagi
masalah-masalah yang terdapat dalam perusahaan. Selain itu, juga perlu
dilakukan studi untuk mengetahui cara terbaik untuk menyelesaikan masalah
5
yang ada sekaligus meningkatkan pangsa pasar perusahaan. Adapun metode yang
dapat dipakai untuk analisis-analisis ini adalah analisis SERVQUAL dan
rangkaian analisis strategi perusahaan. Dari analisis ini diharapkan dapat
ditemukan solusi terbaik bagi perusahaan sertandapat dibuat perancangan dari
solusi tersebut.
Berdasarkan latar belakang ini, maka dilakukan analisis pada PT. Boga Rasa
Paradarma. Berdasarkan bukti yang telah dikumpulkan maka masalah ini
diangkat menjadi bahan laporan tugas akhir dimana akan mengambil judul
“Analisa dan Perancangan e-commerce pada PT. Boga Rasa Paradarma” sebagai
judul laporan tugas akhir yang akan dibuat.
1.2 Rumusan Masalah
PT. Boga Rasa Paradarma merupakan perusahaan yang masih dapat dianggap
baru dalam bidang bakery di Indonesia. Dalam menjalankan usahanya, selama ini
PT. Boga Rasa Paradarma telah berupaya untuk meningkatkan pelayanan dan
pangsa pasarnya. Namun tentunya peningkatan perusahaan perlu sejalan dengan
harapan konsumen serta visi misi dan tujuan perusahaan.
Adapun rumusan masalah yang ditemukan dalam PT. Boga Rasa Paradarma,
antara lain :
1. Apakah pelanggan yang ada saat ini merasakan pelayanan yang diberikan
sesuai harapan?
2. Apakah perusahaan perlu merubah proses layanan yang ada sekarang?
3. Bagaimana perusahaan meningkatkan pelayanannya untuk pelanggan yang
ada sekarang?
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada :
1. Analisis kepuasan pelanggan untuk mengetahui persepsi pelanggan terhadap
layanan dan menilai tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan.
2. Analisis harapan pelanggan terhadap layanan perusahaan kedepannya.
3. Perancangan aplikasi e-commerce yang berfokus pada layanan pelanggan
bagian pemesanan dan invoice.
4. Analisis faktor-faktor yang mendukung responden untuk melakukan transaksi
secara e-commerce.
6
5. Perancangan aplikasi e-commerce tidak mencakup sistem keamanan dan
sistem jaringan.
6. Penyediaan informasi produk dalam aplikasi e-commerce untuk memudahkan
pelanggan dalam mencari informasi yang diinginkan dengan cepat.
7. Pembayaran / transaksi secara elektronik dibatasi hanya melalui transfer antar
bank yang disertakan dengan konfirmasi pembayaran.
8. Implementasi aplikasi e-commerce hanya sebagai perencanaan untuk
perusahaan.
1.4 Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui apakah pelayanan yang diberikan perusahaan sesuia dengan
harapan pelanggan.
2. Merubah proses pelayanan yang sedang berjalan pada perusahaan.
3. Merancang aplikasi e-commerce pada PT. Boga Rasa Paradarma.
Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :
Bagi pelanggan:
1. Memudahkan pelanggan dalam mendapatkan informasi mengenai perusahaan
dan produk secara real time.
2. Memudahkan pelanggan dalam melakukan alternatif pemesanan.
3. Mengurangi waktu tunggu dari proses pemesanan untuk mengurangi
kesalahan perbedaan antara pesanan dengan barang yang datang.
Bagi perusahaan :
1. Perusahaan dapat mengetahui penilaian dari konsumen terhadap layanan
perusahaan.
2. Perusahaan dapat mengetahui penyebab utama munculnya keluhan dari
pelanggan.
3. Perusahaan dapat memperbaiki sistem pelayanannya dengan lebih efisien dan
efektif sehingga dapat memuaskan pelanggan melalui e-commerce.
4. Perusahaan dapat meningkatkan cara pemasarannya sehingga dapat dikenal
oleh pasar yang lebih luas.
5. Perusahaan dapat memperbaiki sistem pencatatan pemesanannya menjadi
lebih teratur.
7
1.5 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data adalah sebagai berikut :
-
Penelusuran Pustaka
Metode ini digunakan untuk mencari dan memperoleh referensi-referensi
yang berkaitan dengan topik yang diangkat dalam penulisan ini. Hasil
dari penelusuran pustaka dapat menjadi acuan dan bahan pertimbangan
dalam penyusunan penulisan.
-
Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan dilakukan dengan cara mengadakan penelitian
langsung ke PT. Boga Rasa Paradarma sebagai objek penelitian.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Wawancara
Wawancara dilakukan terutama kepada pimpinan PT. Boga Rasa
Paradarma untuk mendapatkan gambaran dari proses bisnis yang
dilakukan. Wawancara juga dilakukan kepada karyawan dari PT.
Boga Rasa Paradarma untuk mengetahui secara langsung
masalah apa yang dihadapi dalam proses bisnis yang dilakukan.
b. Observasi
Pengamatan secara langsung pada proses pesanan berjalan dalam
PT. Boga Rasa Paradarma untuk melihat permasalahan yang
sedang dihadapi.
c. Kuesioner
Menyebar kuesioner kepada kepala Store untuk mengetahui
masalah yang dihadapi.
2. Metode Analisis
Metode yang digunakan untuk menganalisis adalah:
a. Metode analisis GAP dan Diagram Kartesius.
b. Analisis Industri yang ada di dalam perusahaan menggunakan analisis
PEST, analisis kekuatan Porter, serta analisis Value Chain
c. Analisis perumusan strategi, yang terdiri dari tiga tahap, yaitu:
-
Tahap masukkan (Matriks IFE, Matriks EFE, CPM)
8
-
Tahap pencocokkan (Matriks SWOT, Matriks IE, Grand Strategy
Matrix)
-
Tahap perumusan strategi (QSPM)
3. Metode Perancangan
Dalam perancangan e-commerce menggunakan metode perancangan
berorientasi objek (OOAD). Adapun dalam metode perancangan berbasis
objek (OOAD). Metode perancangan ini menggunakan Unified Modeling
Language (UML), antara lain:
a. Activity Diagram
b. Use Case Diagram
c. Use Case Description
d. Class Diagram
e. Sequence Diagram
f. User Interface
1.6 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, penulisan skripsi ini dibagi ke dalam beberapa bab sebagai
berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang pemilihan topik skripsi, rumusan masalah,
ruang lingkup dalam penulisan skripsi, tujuan dan manfaat yang diperoleh dari
penulisan skripsi, metodologi yang digunakan, dan sistematika penulisan.
BAB 2: LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori-teori yang relevan, pendapat para ahli, dan konsep-konsep
yang menyangkut e-commerce dan pelayanan yang digunakan sebagai dasardasar penulisan skripsi ini. Seluruh teori yang digunakan diperoleh melalui studi
pustaka.
BAB 3: ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
Bab ini berisi tentang gambaran perusahaan secara umum, struktur organisasi
perusahaan, analisis perusahaan, analisis mengenai permasalahan yang dihadapi,
dan usulan solusi atas permasalahan yang dihadapi.
BAB 4 : PERANCANGAN E-COMMERCE
9
Dalam bab ini membahas mengenai bagaimana pembuatan serta perancangan
aplikasi e-commerce yang telah disesuaikan dengan solusi dari permasalahan
yang ada.
BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas mengenai simpulan yang didapat berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan dan juga saran-saran yang disarankan untuk meningkatkan
kinerja dari sistem dimasa yang akan datang.
10
Download