BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tuhan menciptakan manusia dengan beragam kelebihan serta kekurangannya.
Tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna. Meskipun begitu, setiap manusia
yang lahir di dunia memiliki hak dan kewajiban yang tidak bisa lepas dari hidupnya.
Salah satu hak manusia yang lahir di dunia ini adalah mendapatkan pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia yang dimiliki seseorang sejak dia
lahir yang tidak dapat direnggut oleh siapapun juga. Sebagaimana yang jelas tertera
dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1, yang berbunyi, “Setiap warga
negara berhak mendapatkan pendidikan.”
Pendidikan juga merupakan kebutuhan bagi setiap manusia untuk dapat
bertahan hidup. Dengan pendidikan yang tinggi seseorang dapat memperoleh
pekerjaan, serta memperlihatkan status seseorang di dalam lingkungan sosial. Selain
itu, pendidikan juga memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa,
termasuk juga Indonesia. Oleh karena itu, negara memiliki kewajiban untuk
memberikan layanan pendidikan bagi seluruh warga negaranya tanpa terkecuali. Hal
tersebut dimuat dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada pasal 5 ayat 2, yang menyatakan bahwa “Warga Negara yang memiliki kelainan
fisik, emosional, mental, dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.”
Kemudian diperjelas lagi dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada pasal 11 ayat 1 yang berbunyi, “Pemerintah dan pemerintah daerah
wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya
pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.” Dari
penjelasan pasal-pasal tersebut dapat diketahui bahwa setiap orang berhak untuk
mendapat pendidikan tanpa harus mendapat diskriminasi, termasuk juga anak-anak
berkebutuhan khusus.
1
2
Dalam pendidikan, untuk melihat tingkat keberhasilan seseorang dapat dilihat
dari prestasi atau hasil belajar yang telah dia capai. Hal tersebut dapat berupa nilai,
rangking, maupun capaian yang lainnya. Sebagaimana diungkapkan oleh Gagne &
Briggs (1979:51) dalam Suprihatiningrum (2014:37) bahwa, “Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan
dapat diamati melalui penampilan siswa.” Tentu saja setiap orang memiliki harapan
untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik. Namun hal tersebut tidak selalu dapat
menjadi kenyataan. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
prestasi belajar seseorang, baik itu faktor dari dalam maupun dari luar. Faktor dari
dalam dapat berupa motivasi, perhatian pada pelajaran, tingkat kecerdasan, dan lainlain. Sedangkan faktor dari luar dapat berupa lingkungan belajar, guru, sarana atau
media belajar, metode belajar, dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi perolehan prestasi belajar seseorang, baik normal maupun
berkebutuhan khusus. Choiri dan Yusuf (2009:7) berpendapat, “Anak berkebutuhan
khusus adalah anak yang dalam proses pendidikan memerlukan suatu pelayanan
secara spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya. Oleh karena anak berkebutuhan
khusus ini mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangan. Sehingga mereka
memerlukan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar masingmasing anak.” Meski begitu, anak bekebutuhan khusus juga memiliki hak untuk
memperoleh pendidikan yang layak serta mendapat prestasi yang bagus, salah satu
diantaranya yaitu anak tunalaras.
Anak tunalaras merupakan istilah maupun sebutan bagi anak yang memiliki
emosi dan tingkah laku yang tidak dapat dikendalikan. Menurut Undang-Undang
Pokok Pendidikan No. 12 Tahun 1952, “Anak tunalaras adalah individu yang
mempunyai tingkah laku menyimpang/berkelainan, tidak memiliki sikap, melakukan
pelanggaran terhadap peraturan dan norma-norma sosial dengan frekuensi yang
cukup besar, tidak mempunyai toleransi terhadap kelompok dan orang lain, serta
mudah terpengaruh oleh suasana, sehingga membuat kesulitan bagi diri sendiri
3
maupun orang lain.” Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa anak tunalaras
memiliki hambatan dalam mengendalikan tingkah laku serta emosinya. Hambatan
tersebut dapat mempengaruhi anak tunalaras dalam kehidupan sehari-hari serta proses
belajarnya. Hambatan itu juga yang membuat anak tunalaras mengalami kesulitan
untuk mengikuti pembelajaran yang monoton.
Hal tersebut juga terjadi pada anak-anak tunalaras kelas IV di SLB-E Bhina
Putera Surakarta. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, anak-anak tunalaras
kelas IVdi SLB-E Bhina Putera Surakarta kurang menyukai motode pembelajaran
yang monoton seperti metode ceramah yang biasa dipakai guru kelas. Keadaan
tersebut dikarenakan kebanyakan anak tunalaras memiliki sifat yang tidak sabar serta
menunjukkan perilaku yang hiperaktif. Anak tunalaras kelas IVdi SLB-E Bhina
Putera Surakarta yang sudah bosan atau menurun semangat belajarnya tidak akan
fokus dalam mengikuti pembelajaran. Mereka akan mulai melakukan hal negatif
untuk mengatasi kebosanan mereka, seperti mengganggu temannya yang sedang
belajar, berlari-lari dalam kelas, bahkan mereka akan pergi keluar dari kelas. Perilaku
negatif tersebut menyebabkan anak kehilangan waktu belajar serta tidak
tersampaikannya materi yang diberikan oleh guru kepada para siswa tunalaras, dan
pada akhirnya menyebabkan anak-anak tunalaras tidak memahami materi yang telah
disampaikan guru. Anak tunalaras yang tidak memahami materi pelajaran yang telah
disampaikan guru tentunya akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas atau
tes yang diberikan oleh guru, sehingga pada akhirnya prestasi belajar anak menjadi
buruk.
Dalam hal ini guru harus mampu meningkatkan motivasi anak tunalaras
dalam belajar dengan membuat pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Salah
satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengubah metode belajar yang
digunakan dalam pembelajaran. Dengan mengubah metode belajar yang digunakan,
diharapkan anak tunalaras akan lebih aktif dalam belajar dan tidak cepat bosan.
Terdapat banyak metode belajar yang dapat digunakan untuk membuat pembelajaran
4
lebih aktif dan menyenangkan, salah satu metode yang dapat digunakan yaitu metode
outdoor study.
Metode outdoor study atau outdoor learning memiliki makna belajar di luar
kelas atau ruangan. Komarudin dalam Husamah (2013:19) berpendapat bahwa,
“Outdoor learning merupakan aktivitas luar sekolah yang berisi kegiatan di luar
kelas/sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti: bermain di lingkungan sekolah,
taman, perkampungan pertanian/nelayan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat
kepetualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan.” Metode
outdoor study akan mengajak anak tunalaras untuk belajar di luar ruangan, sehingga
anak-anak tunalaras akan terhindar dari pembelajaran yang bersifat monoton dan
membosankan. Anak-anak tunalaras tidak akan belajar hanya dengan materi yang
diberikan oleh guru, melainkan jaga dengan melihat secara langsung penampakan
atau kejadian di dunia nyata. Dengan metode outdoor study anak-anak akan lebih
mudah mengingat dan memahami materi belajar karena telah mendapatkan
pengalaman di dunia nyata, sehingga kenangan atau ingatan dari kegiatan belajar
tersebut akan terus tertanam dalam pikiran anak tunalaras. Sehingga dengan ingatan
belajar yang tertanam pada pikiran anak tunalaras tersebut prestasi anak tunalaras
juga dapat meningkat.
Berdasarkan pemikiran tersebut, peneliti berpendapat bahwa dengan metode
outdoor study dapat membantu anak meningkatkan prestasi belajarnya. Oleh karena
itu,
penelititertarik
PENGGUNAAN
mengadakan
METODE
penelitian
BELAJAR
dengan
OUTDOOR
judul
:
STUDY
“PENGARUH
TERHADAP
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI
PADA
ANAK
TUNALARAS
KELAS
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016”
IVDI
SLB-E
BHINA
PUTERA
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas ada beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi, yaitu sebagai berikut :
1. Anak tunalaras memiliki hambatan dalam mengendalikan tingkah laku serta
emosinya
2. Anak tunalaras mengalami kesulitan untuk mengikuti pembelajaran yang
monoton
3. Anak tunalaras yang sudah bosan atau menurun semangat belajarnya tidak akan
fokus dalam mengikuti pembelajaran
4. Anak tunalaras yang sudah bosan lebih senang melakukan hal negatif seperti
mengganggu temannya, berlarian, sampai keluar kelas dari pada mengikuti
kegiatan pembelajaran
5. Anak tunalaras yang melakukan hal negatif seperti berlarian dan keluar kelas
menyebabkan materi dari guru tidak tersampaikan dengan baik karena konsentrasi
anak tunalaras terganggu
6. Anak tunalaras mengalami masalah dalam memahami materi pembelajaran
termasuk dalam bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka perlu diadakan pembatasan masalah
yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan agar pengkajian dalam
penelitian ini tidak meluas dan terfokus pada tujuan penelitian yang telah
direncanakan. Maka, peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. Subjek penelitian adalah anak tunalaras kelas IV di SLB-E Bhina Putera
Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang bejumlah 5 orang.
6
2. Kemampuan yang akan ditingkatkan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar
pada mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi berupa jenis-jenis kegiatan
ekonomi
3. Metode belajar yang digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar anak
tunalaras kelas IV di SLB-E Bhina Putera Surakarta tahun ajaran 2015/2016
adalah metode belajar outdoor study
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
“Apakah penggunaan metode belajar outdoor study berpengaruh dalam meningkatkan
prestasi belajar IPS materi kegiatan ekonomi pada anak tunalaras kelas IVdi SLB-E
Bhina Putera Surakarta tahun ajaran 2015/2016?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, tujuan penelitian ini adalah :
“Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode belajar outdoor study terhadap
peningkatan prestasi belajar IPS materi kegiatan ekonomi pada anak tunalaras kelas
IVdi SLB-E Bhina Putera Surakarta tahun ajaran 2015/2016”
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Menambah wawasan bagi para pembaca mengenai penggunaan metode
belajar outdoor study tentang peningkatan prestasi belajar IPS materi kegiatan
ekonomi pada anak tunalaras kelas IV di SLB-E Bhina Putera Surakarta tahun
ajaran 2015/2016.
2. Manfaat praktis
7
a. Memperluas wawasan guru mengenai metode belajar outdoor study untuk
anak tunalaras dalam kaitannya tentang prestasi belajar IPS materi kegiatan
ekonomi
b. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda bagi siswa tunalaras kelas IV
SLB-E Bhina Putera Surakarta melalui penggunaan metode belajar outdoor
study
Download