Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POLITIK (MONOPOLI MATEMATIKA) PADA MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN BERAT DI MIN MANISREJO KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 Dina, S.Pd MIN Manisrejo Kota Madiun Abstrak: Media pembelajaran sangat membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pendidikan dari pengirim pesan atau guru kepada penerima pesan (siswa) dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga terjadi proses belajarmengajar yang mempermudah siswa dalam memahami pesan. Varian media pembelajaran sangat banyak sekali, mulai dari bahan yang sederhana sampai yang termahal. Tidak jarang sebuah permainan bisa dimanfaatkan menjadi media pembelajaranMonopoli multimedia adalah sebuah permainan monopoli yang seperti permaianan monopoli pada umumnya, tetapi monopoli multimedia ini dirancang atau didesain menjadi sebuah media pembelajaran yang menyenangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas tiga melalui media Politik (Monopoli Matematika) pada materi pengukuran berat di MIN Manisrejo, Madiun. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sedangkan sampel pada penelitian ini berjumlah 27 siswa. Pada penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan dokumentasi dimana teknik tes untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat pemahaman siswa pada materi pengukuran dan teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data awal siswa. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa media POLITIK dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan ditunjukkan dari adanya peningkatan di tiap siklusnya. Dari hal di atas maka dapat disimpulkan bahwa media POLITIK terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga upaya mengatasi kesulitan siswa dalam mengerjakan materi pengukuran dapat dikatakan berhasil. Kata Kunci: Monopoli Matematika dan Hasil Belajar Matematika. Dina, S.Pd PENDAHULUAN Memperhatikan kemahiran mayoritas siswa menggunakan permainan elektronik, kemudian guru MIN Manisrejo menciptakan media pembelajaran multimedia yang merupakan penggabungan dari permainan monopoli dengan pelajaran matematika yang melibatkan unsur pengetahuan, ingatan, pemahaman, dan aplikasi dari materi yang didapat. Permainan ini dimainkan secara individu sehingga dapat mengajarkan pada siswa agar dapat berkompetisi secara sehat. Media pembelajaran ini kemudian diberi nama Politik (Monopoli Matematika).. Berdasarkan uraian tersebut penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Media Politik (Monopoli Matematika) Pada Matematika Materi Pengukuran Berat di MIN Manisrejo Kota Madiun Tahun Pelajaran 2013/ 2014” layak untuk diangkat. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah dengan media Politik (Monopoli Matematika) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada materi pengukuran berat di MIN Manisrejo Kota Madiun Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas III melalui media Politik (Monopoli Matematika) pada materi pengukuran berat di MIN Manisrejo Kota Madiun. Penelitian ini dilaksanakan di MIN Manisrejo Madiun, sedangkan waktu penelitian direncanakan dilakukan selama 3 bulan.Subjek penelitian adalah siswa kelas IIIC MIN Manisrejo, Madiun Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 27 orang. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September sampai dengan bulan November. Menurut Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2008:1.4) “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat”. Tidak berbeda dengan pengertian tersebut, Mills (dalam Igak Wardhani, 2008:1.4) mendefinisikan “penelitian tindakan sebagai “systematic inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya.” PTK harus tertuju/mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Dokumentasi disini disusun dengan menggunakan instrumen penelitian yang berupa daftar checklist yang digunakan sebagai pedoman observasi dan wawancara untuk menghimpun dan menganalisis data awal 196 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2015 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Media Politik (Monopoli Matematika) tentang nama siswa, nomor induk, nilai hasil ulangan siswa kelas IIIC di MIN Manisrejo pada mata pelajaran matematika khususnya materi pokok pengukuran berat semester I tahun 2013/2014. Untuk mendapatkan data yang akan dijadikan acuan penelitian, peneliti menggunakan metode dokumentasi dan tes. Berdasarkan Sukmadinata (dalam Abdul Mutholib, 2009 : 18) studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Pada mata pelajaran matematika khususnya materi pokok pengukuran semester I tahun 2013/2014. Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar-mengajar yang dilakukan pada akhir kegiatan dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. Dalam pengumpulan data alat yang digunakan berupa soal test sesuai dengan materi. Khusus untuk tes prestasi belajar yang biasa digunakan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (a) tes buatan guru dan (b) tes terstandar. KAJIAN PUSTAKA MONOPOLI MULTIMEDIA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Pengertian monopoli multimedia sebagai media pembelajaran Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Association of Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media sebagai segala sesuatu yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Heinich (dalam Azhar, 2010) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahanbahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan melalui saluran atau media tertentu. Dalam pembelajaran, pesan atau informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan, keahlian, ide, pengalaman, dan sebagainya. Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014 197 Dina, S.Pd Melalui proses komunikasi, agar tidak terjadi kesalahan dalam proses penyampaian pesan, perlu digunakan sarana yang dapat membantu proses komunikasi. Dalam pembelajaran di kelas, sarana/fasilitas yang digunakan untuk memperlancar proses pembelajaran disebut dengan media pembelajaran. Monopoli multimedia adalah sebuah permainan monopoli yang seperti permaianan monopoli pada umumnya, tetapi monopoli multimedia ini dirancang atau didesain menjadi sebuah media pembelajaran yang menyenangkan. Monopoli multimedia didalamnya terdapat materi-materi dan soal-soal yang sudah ditentukan sesuai SK dan KD, siswa belajar dengan mandiri karena guru hanya sebagai pengawas dan pembimbing, sehingga monopoli multimedia ini memiliki model belajar sambil bermain. Permainan ini dilakukan dengan berkelompok menggunakan bantuan komputer sebagai alat bantu, siswa tinggal menjalankan software dalam bentuk powerpoint yang didesain seperti monopoli, penulis memberi nama permainan multimedia tersebut dengan sebutan Media Monopoli Matematika (Media Politik) Tujuan dan manfaat monopoli multimedia sebagai media pembelajaran a. Tujuan monopoli multimedia sebagai media pembelajaran Permainan ini memiliki tujuan, yaitu untuk menciptakan suatu pembelajaran yang sesuai dengan PAIKEM (pembelajaran yang aktif, inovatif, kretaif, efektif, dan menyenangkan). Monopoli multimedia didalamnya terdapat materi-materi dan soal-soal yang sudah ditentukan sesuai SK dan KD, siswa belajar dengan mandiri karena guru hanya sebagai pengawas dan pembimbing, sehingga monopoli multimedia ini memiliki model belajar sambil bermain. Dengan pembelajaran yang menyenagkan ini, akan mempengaruhi minat belajar siswa dan siswa akan lebih memahami dan menghayati apa yang mereka pelajari, dengan peningkatan minat belajar dan pemahaman yang lebih maka hasil belajar juga akan meningkat. b. Manfaat monopoli multimedia sebagai media pembelajaran Manfaat permainan monopoli dalam pembelajaran sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran akan menjadi lebih jelas dan menarik, karena siswa dapat pengalaman secara langsung dalam memahami konsep belajar dan gambar-gambar yang telah dimodifikasi seta model permainannya dapat menarik siswa. 198 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2015 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Media Politik (Monopoli Matematika) 2. Proses pembelajaran akan menjadi lebih interaktif, sesuai dengan prinsip belajar. Slameto(2010 : 27) menjelaskan bahwa dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif dan belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. Guru banyak memberi kebebasan pada siswa untuk dapat mengamati sendiri, belajar sendiri dan memecahkan masalah sendiri. Dengan adanya pembelajaran dengan menggunakan permainan monopoli ini pembelajaran menjadi lebih interaktif karena siswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi baik dengan temannya, lingkungan sekitar dan guru. 3. Efisiensi waktu dan tenaga, ketepatan dalam manajemen waktu dan tenaga yang digunakan dalam proses pembelajaran atau ketepatan dalam penggunaan waktu dan tenaga. 4. Mengubah peran guru ke arah yang lebih produktif, bahwa guru memiliki kemampuan untuk mengubah tingkah laku siswa yang lebih produktif 5. Mudah dan sederhana dalam pengoperasiannya. 6. Sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan karena pemain berlomba-lomba untuk mengumpulkan kekayaan dan menjadi pemenang. Monopoli Multimedia memiliki langkah-langkah atau aturan main sebagai berikut: 1. Siswa duduk berkelompok antara 3 sampai 5 anak. 2. Siswa melakukan hompimpa untuk menentukan urutan pelempar dadu. 3. Kewajiban menjawab soal tetap pada pelempar dadu, akan tetapi siswa lain juga mengerjakan untuk mendiskusikan jawaban temannya benar atau salah. Jika jawaban benar maka berhak mendapatkan 1 bintang.. 4. Jika siswa ragu dengan jawabnnya maka diperbolehkan utuk membuka slide yang berisi ringkasan materi. Dan jika siswa mendapatkan kesulitan akan meminta bantuan guru. 5. Semua pertanyaan di dalam “POLITIK” bermuatan materi tentang pengukuran waktu, panjang dan berat kecuali pertanyaan yang ada pada kotak surprise. Kotak surprise ada untuk menggantikan kartu dana umum dan kartu kesempatan yang ada pada permainan monopoli sebenarnya. 6. Pada kotak surprise, pertanyaan tentang perkalian KD yang sebelumnya telah diajarkan oleh guru. Bagi siswa yang mampu Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014 199 Dina, S.Pd menjawab pertanyaan pada mendapatkan 2 bintang. kotak surprise, maka ia berhak 7. Bila ada siswa yang kebetulan sampai pada kotak ice breaking maka kesempatan semua siswa untuk menirukan gerakan yang ada video yang ditampilkan oleh guru dan semua siswa dapat bersenang-senang pada saat itu. 8. Siswa yang mampu mengumpulkan bintang dengan jumlah terbanyak maka ia keluar sebagai pemenangnya. PEMBAHASAN 1. Tes Prestasi Belajar Berdasarkan penelitian dari pretest, siklus I, siklus II dan siklus III akan dibuat tabel sebagai berikut : Tabel 4.14 Hasil Tes Prestasi Belajar No. 1 2 3 4 200 Pelaksanaan Tindakan PreTest Siklus I Siklus II Siklus III Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2015 Nilai rata-rata kelas 51,48 71,11 89,44 96,85 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Media Politik (Monopoli Matematika) Dari tabel 4.14 dapat dibuat grafik tentang hasil siswa setelah diadakan penelitian tindakan sebagai berikut: Siklus Pre Test I II III Tuntas 3 14 24 27 Ketuntasan Belajar Siswa Prosentase Tidak Tuntas 11,11 24 51,85 13 85,18 4 100 0 Prosentase 88,88 48,14 14,81 0 Dari tabel 4.15, dapat dibuat grafik tentang prestasi siswa setelah diadakan penelitian tindakan sebagai berikut: Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014 201 Dina, S.Pd Berdasarkan data di atas, ketuntasan belajar matematika siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari tiap siklusnya. Pada pra siklus, prosentase ketuntasan prestasi belajar mencapai 11,11% dan pada siklus I mencapai 51,85%. Kenaikan tersebut mencapai 40,74%. Pada siklus II ketuntasan belajar mengalami peningkatan dibanding siklus I yaitu menjadi 85,18% sehingga naik 33,33%. Sedangkan di siklus III ketuntasan belajar mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu 100%. Sehingga dengan menggunakan Monopoli Multimedia sebagai media pembelajaran sangat membantu siswa dalam mengantarkan pemahaman dan penguasaan materi pengukuran berat pembelajaran matematika di MIN Manisrejo Kota Madiun dengan memperhatikan peningkatan hasil masing-masing dari siklus adanya kenaikan prosentase ketuntasan belajar. 202 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2015 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Media Politik (Monopoli Matematika) PENUTUP Simpulan Berdasarkan uraian di depan dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media “POLITIK” dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas IIIC MIN Manisrejo Madiun. Hal ini ditunjukkan dari prosentase ketuntasan belajar pra siklus ke siklus I meningkat 40,74%, dari siklus I ke siklus II sebesar 33,33% dan dari siklus II ke siklus III sebesar 14,82%. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti memberi saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru a. Guru diharapkan memberi perhatian dan motivasi agar siswa lebih aktif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika dengan baik. b. Guru diharapkan menggunakan media pembelajaran yang lebih kreatif dan efektif agar siswa tidak jenuh dan dapat menambah keaktifan siswa. 2. Bagi Siswa Siswa hendaknya lebih aktif dan kreatif dalam belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. 3. Bagi Sekolah Dengan hasil penelitian yang telah didapat diharapkan sekolah dapat menggunakan sebagai masukan untuk menambah macam-macam media pembelajaran. Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014 203 Dina, S.Pd DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2008. Media Pembelajaran dan Alat Permainan. (Online) (http://bintangbangsaku.com/) Diakses pada 14 November 2013. Arif S, Sadiman, dkk. 2002. Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara. Azhar, Arsyad. 2002. Media Pembelajaran: Jakarta: Raja Grafindo Persada. Dalyono, M. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Hawadi, Reni Akbar. 2004. Akselerasi A–Z informasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual. Jakarta : PT Grasindo. Malawi, Ibadullah. 2011. Penelitian Pendidikan. Madiun : IKIP PGRI Madiun. Muhsetyo Gatot, dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:Universitas Terbuka. Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo. Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. 204 Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2015