VOL. 1, NO. 2, Oktober 2013 - lembaga penerbitan universitas esa

advertisement
JAME
JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN ESA UNGGUL
VOL. 1, NO. 2, Oktober 2013
Analisa Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Handphone Blackberry
Akhmad Randian Nahdi
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada
Perusahaan Manufaktur Di Indonesia Periode Tahun 2008 – 2011
Ivany Octavia Lbn. Tobing
Kinerja Keuangan Industri Perbankan (Studi Kasus Bank BUMN Di
Indonesia Periode 2002-2012)
Aji Iksani Nugraha
Kinerja Keuangan Industri Perbankan (Studi Kasus Bank BPD Di
Indonesia Periode 2002.Q1-2012.Q4)
Lisa
Pengaruh Struktur Aktiva, Liquiditas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan LQ
45 Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 - 2011
Rabbely Mutiara
Analisis Pengaruh Fundamental Keuangan Dan Nilai Perusahaan
Terhadap Tingkat Pengembalian Return Saham Pada Perusahaan Yang
Masuk LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia
Putri Nurpratiwi
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen
Keputusan Pembelian J.Co Donuts Di Jakarta Barat
Herlley Brigays
Dalam
Return Saham Sektor Asuransi Berdasarkan Usia Perusahaan (AGE)
Yanti Safitry
Kinerja Keuangan Industri Perbankan (Studi Kasus Busn Devisa Di
Indonesia Periode 2002Q1-2012Q4)
Melawati
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen Dengan
Variabel Mediasi Kepuasan: Sebuah Studi Pada Waroeng Steak And
Shake Cabang Serpong Tangerang Selatan
Muhammad Al Sopian
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada
Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2006-2010)
Marlina
Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Produk
Sepeda Motor Kawasaki
Satryo Septian
Kualitas Pelayanan Dengan Kepuasan Konsumen Pada Foodcourt
Delima
Wisnu Ardianto
Pengaruh Dividen Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga
Saham
Aulia Nurfajarini
Evaluasi Pencatatan Transaksi Dan Pengaruhnya Kepada Laporan
Keuangan Koperasi Guru-Guru “Hikmah” Di Kecamatan Cikupa.
Kabupaten Tangerang
Heni Rizqiyah
Pelaksanaan Etika Profesi Bagi Auditor Eksternal Berdasarkan Persepsi
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul
Joel Alfredo
Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Akuntansi Penjualan Tiket PT
Garuda Indonesia, Tbk
Kurnia Iswari
Dampak Tindakan Earning Management Terhadap Respon Penggunaan
Laporan Keuangan Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2007 - 2009
Kurniawan
Evaluasi Pengakuan Pendapatan Bunga Non Performing Loan Atas
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dan Pengaruhnya Terhadap
Pendapatan Bunga Kredit Pada BTN Cabang Karawaci
Linda Budiman
Analisis Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan
(Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2008-2010)
Meilla Widya Pangestika
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Dan Pendapatan Lain
Yang Dianggap Sah Terhadap Alokasi Belanja Daerah (Studi Pada
Pemerintahan Daerah Kabupaten Se-Jawa Tengah Dan Jawa Timur
Periode 2006-2010)
Niko Leo Patra
Analisis Perbandingan Perhitungan Metode Penyusutan Aset Tetap
Menurut Akuntansi Dan Perpajakan Serta Pengaruhnya Terhadap
Laporan Laba Rugi Komprehensif PT Kimia Farma, Tbk
Rizka Kahilah
Model Penyajian Laporan Keuangan Koperasi KPRI Tigaraksa
Kabupaten Tangerang Menurut Psak No. 27 Tahun 2009
Rulli Yuniarti Utama
Analisis Pengaruh Fluktuasi Kurs Rp/Usd, Tingkat Suku Bunga SBI,
Pertumbuhan IHSG Dan Pertumbuhan Profit Terhadap Pertumbuhan
Harga Saham PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk
Samuel
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PT Bumi Resource Tbk, Dan
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Periode 2008 – 2010
Venny
Simulasi Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Di Indonesia
Serta Analisis Dampak Perubahan Kinerja Keuangan Yang Terjadi Di
Perusahaan (Studi Pada PT Galva)
Vina Venylia
Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Manajemen
Laba Pada Perusahaan Perbankan Di BEI Pada Periode 2007 – 2010
Yunanda Clara Pricilia
Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pembelian Bahan
Material Konstruksi Secara Kredit Di PT Trijaya Mandiri Persada
Yurike Selviany
Mengukur Kinerja Keuangan Dengan Analisis Rasio Pada PT Surya
Toto Indonesia Tbk
Yuvita Ayunani
Persepsi Mahasiswa Akuntansi Dan Manajemen Universitas Esa Unggul
Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan
Yuyun Wahyuni
JAME
JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN ESA UNGGUL
VOLUME 1, NOMOR 2, OKTOBER 2013, HAL 1 – 313
Terbit 2 kali dalam setahun pada Bulan April dan Oktober. Berisi artikel yang diangkat dari hasil-hasil riset mahasiswa
dalam bentuk Skripsi baik Manajemen dan Akuntansi.
KETUA PENYUNTING:
MF Arrozi
WAKIL KETUA PENYUNTING:
Dihin Septyanto
PENYUNTING AHLI:
Hasyim Achmad
Lia Amalia
Sugiyanto
PENYUNTING PELAKSANA:
Sri Handayani
Abdurrahman
Adrie Putra
Rina Anindita
STAFF ADMINISTRASI
Jaka Suharna
Delfian Aldeni
Evalina Silitonga
Alamat Penyunting : JAME Fakultas ekonomi Universitas Esa Unggul. Jalan Terusan Arjuna No 09 Kebon Jeruk Jakarta
Barat. Gedung Utama Lantai 3. Email : [email protected]
Kebijakan Editorial dan Pedoman Penulisan Artikel
Kebijakan Editorial
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen Esa Unggul diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas
Esa Unggul setiap enam bulan sekali dengan tujuan sebagai media pertukaran informasi dan karya ilmiah staf
pengajar, alumni, mahasiswa dan masyarakat akademik yang tertarik pada penelitian dibidang akuntansi dan
manajemen. Ruang Lingkup penelitian akuntansi dan manajemen yang dimuat dalam JAME meliputi bidang:
akuntansi keuangan, pasar modal, akuntansi manajemen, akuntansi sektor publik, pemeriksaan akuntansi,
perpajakan, sistem informasi (baik akuntansi dan manajemen), manajemen keuangan, manajemen
pemasaran, manajemen sumberdaya manusia, manajemen operasional, manajemen bisnis, manajemen
strategik, dan manajemen umum
JAME menerima naskah/artikel yang belum pernah dipublikasikan/diterbitkan oleh media lain.
Penentuan naskah yang diterbitkan dalam JAME melalui proses blind review oleh dewan redaksi JAME
dengan mempertimbangkan: 1) Sesuai standar baku publikasi jurnal, 2) Metodologi penelitian yang
digunakan, 3) Kontribusi penelitian dengan pengembangan pendidikan di bidang akuntansi dan manajemen.
Dewan redaksi bertanggung jawab untuk memberikan telaah konstrukstif dan jika perlu menyampaikan hasil
evaluasi kepada penulis artikel. Penulisan artikell dikirimkan ke alamat:
JAME (Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen Esa Unggul)
Gedung Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Jakarta Ruang 301, Lantai 3
Jl. Arjuna Utara No. 9, Tol Tomang, Keboin Jeruk, Jakarta Barat.
Telp (021) 5674223
Fax (021) 5674248
Pedoman Penulisan Naskah/Artikel
1. Sistematika pembahasan dalam artikel yang dikirimkan memuat beberapa bagian sebagai berikut:
a. Abstrak memuat ringkasan penelitian yang terdiri: masalah dan tujuan penelitian, metode, temuan dan
kontribusi hasil penelitian. Abstrak disajikan diawal teks dan terdiri antara 150 s/d 400 kata yang ditulis
dalam satu paragrap( abstrak disajikan dalam Bahasa Inggris jika naskah /artikel ditulis dalam Bahasa
Indonesia, jika artikel ditulis dalam Bahasa Inggris maka abstrak disajikan dalam Bahasa Indonesia).
Dalam abstrak terdapat kata kunci (key word) untuk memudahkan penyusunan indeks artikel.
b. Pendahuluan memuat latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan kontribusi penelitian.
c. Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis memuat kerangka teoritis berdasarkan telaah
literatur yang menjadi landasan logis dan mengembangkan hipotesis atau preposisi dan model
penelitian.
d. Metodologi Penelitian memuat metode pengumpulan data, pengukuran dan operasionalisasi variabel,
dan metode analisis data.
e. Analisis data memuat analisis data penelitian dan statistik deskriptif .
f. Pembahasan dan simpulan memuat pembahasan dan hasil temuan penelitian.
g. Implikasi dan Keterbatasan memuat implikasi hasil temuan dan keterbasan penelitian serta saransaran yang diberikan peneliti terhadap penelitian di masa akan datang.
h. Daftar Pustaka memuat sumber-sumber yang dikutip dalam penulisan artikel. Sumber yang dimuat
hanya yang diacu dalam penelitian yang bersangkutan.
i. Lampiran memuat tabel, gambar dan instrumen(kuisioner) yang digunakan dalam penelitian tersebut.
2. Format Tulisan :
a. Artikel diketik dengan jarak baris dua pada kertas kuarto (8,5” x 11”). Kutipan langsung yang
panjang(lebih dari tiga setengah baris) diketik dengan jarak baris satu dengan indent style (bentuk
berinden).
b. Panjang artikel tidak lebih dari 15 sampai dengan 25 halaman kuarto.
c. Margin atas, bawah, kiri dan kanan sekurang-kurangnya 1 inci.
d. Halaman cover setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas penulis.
e. Tabel dan gambar harus diberi judul dan keterangan yang jelas serta diberi nomor urut halaman.
f.
Tabel dan gambar sebaiknya disajikan pada halaman terpisah (pada bagian akhir naskah) dan
menyebutkan.
g. Kepustakaan yang diacu menggunakan sistem nama tahun yang mengacu pada daftar acuan. Jika
dipandang perlu penulis dapat mencantumkan halaman karya acuan.
Contoh:
1) Satu sumber kutipan dengan satu penulis: ( Galbraith, 1997). Jika disertai nomor halaman:
(Galbraith,1997:23)
2) Satu sumber kutipan dengan dua penulis ( Smith dan Watts, 1992).
3) Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis ( Bathala et al, 1994 atau Bathala dkk, 1994)
4) Dua Sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Rozeff,1982; Easterbrook,1984)
5) Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama( Myer and Majluf, 1984a,1984b)
6) Sumber kutipan berasal dari institusi menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan,(IAI, 1999).
h. Daftar referensi hanya memuat sumber yang diacu serta disusun secara alfabetis sesuai dengan nama
penulis atau nama institusi. Adapaun urutan susunan setiap referensi sebagai berikut: nama penulis,
tahun publikasi, judul jurnal atau buku teks, nama jurnal atau penerbit, nomor halaman.
Contoh:
Anthony,R.N, and Vijay Govindarajan, 2000, Management Control System,Ninth Edition. Chicago,II:
Irwin.
Bapepam,1996, Himpunan Peraturan Pasar Modal Indonesia
Diana, Nur, 2002, Analisis Hubungan Kompleksitas Organisasi, Keterlibatan Tim, Diversitas Ukuran
Kinerja, Besar Kompensasi, Partisipasi Terhadap Kinerja Tim, Tesis, UGM, Tidak dipublikasikan.
Mills,P.K, 1983, Sef Management: Its Control and Relationships to Other Organizational Properties.
Academy of Management Review : 445-453.
Rizzo, J.R., R.J. House, and S.I.Lirzman, 1970, Role Conflict and Abiguity in Complex Organizations,
Administrative Science Quarterly, 150-163.
Rockness, H.O, and M.D. Shields,1988. An Empirical Analysis of the Expenditure Budget in Research
and Development, Contemporary Accounting Research: 568 –581.
3. Artikel diserahkan dalam bentuk 3 (tiga eksemplar) cetakan.
JAME
JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN ESA UNGGUL
VOLUME 1, NOMOR 2, OKTOBER 2013
DAFTAR ISI
Halaman
Analisa Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Handphone Blackberry
Akhmad Randian Nahdi
1
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur
Di Indonesia Periode Tahun 2008 – 2011
Ivany Octavia Lbn. Tobing
11
Kinerja Keuangan Industri Perbankan (Studi Kasus Bank BUMN Di Indonesia Periode 2002-2012)
Aji Iksani Nugraha
23
Kinerja Keuangan Industri Perbankan
(Studi Kasus Bank BPD Di Indonesia Periode 2002.Q1-2012.Q4)
Lisa
33
Pengaruh Struktur Aktiva, Liquiditas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas
Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 - 2011
Rabbely Mutiara
41
Analisis Pengaruh Fundamental Keuangan Dan Nilai Perusahaan Terhadap Tingkat Pengembalian
Return Saham Pada Perusahaan Yang Masuk LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia
Putri Nurpratiwi
56
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Keputusan Pembelian J.Co Donuts
Di Jakarta Barat
Herlley Brigays
69
Return Saham Sektor Asuransi Berdasarkan Usia Perusahaan (AGE)
Yanti Safitry
83
Kinerja Keuangan Industri Perbankan
(Studi Kasus Busn Devisa Di Indonesia Periode 2002Q1-2012Q4)
Melawati
100
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen Dengan Variabel Mediasi Kepuasan:
Sebuah Studi Pada Waroeng Steak And Shake Cabang Serpong Tangerang Selatan
Muhammad Al Sopian
111
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Otomotif Dan
Komponennya Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010)
Marlina
126
Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Produk Sepeda Motor Kawasaki
Satryo Septian
140
Kualitas Pelayanan Dengan Kepuasan Konsumen Pada Foodcourt Delima
Wisnu Ardianto
150
Pengaruh Dividen Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham
Aulia Nurfajarini
157
Evaluasi Pencatatan Transaksi Dan Pengaruhnya Kepada Laporan Keuangan Koperasi
Guru-Guru “Hikmah” Di Kecamatan Cikupa. Kabupaten Tangerang
Heni Rizqiyah
165
Pelaksanaan Etika Profesi Bagi Auditor Eksternal Berdasarkan Persepsi Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul
Joel Alfredo
172
Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Akuntansi Penjualan Tiket PT Garuda Indonesia, Tbk
Kurnia Iswari
187
Dampak Tindakan Earning Management Terhadap Respon Pengguna Laporan Keuangan Perusahaan
Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2007 - 2009
Kurniawan
195
Evaluasi Pengakuan Pendapatan Bunga Non Performing Loan Atas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dan
Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Bunga Kredit Pada Bank Tabungan Negara Cabang Karawaci
Linda Budiman
203
Analisis Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010)
Meilla Widya Pangestika
211
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Dan Pendapatan Lain Yang Dianggap Sah Terhadap
Alokasi Belanja Daerah (Studi Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Se-Jawa Tengah Dan
Jawa Timur Periode 2006-2010)
Niko Leo Patra
220
Analisis Perbandingan Perhitungan Metode Penyusutan Aset Tetap Menurut Akuntansi Dan
Perpajakan Serta Pengaruhnya Terhadap Laporan Laba Rugi Komprehensif PT Kimia Farma, Tbk
Rizka Kahilah
229
Model Penyajian Laporan Keuangan Koperasi KPRI (Karya Swakelola Dinas-Dinas Teknik)
Tigaraksa Kabupaten Tangerang Menurut Psak No. 27 Tahun 2009
Rulli Yuniarti Utama
238
Analisis Pengaruh Fluktuasi Kurs Rp/Usd, Tingkat Suku Bunga SBI, Pertumbuhan IHSG Dan
Pertumbuhan Profit Terhadap Pertumbuhan Harga Saham PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk
Samuel
247
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PT Bumi Resource Tbk, Dan
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Periode 2008 – 2010
Venny
257
Simulasi Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Di Indonesia Serta Analisis Dampak Perubahan
Kinerja Keuangan Yang Terjadi Di Perusahaan (Studi Pada PT Galva)
Vina Venylia
266
Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan
Di BEI Pada Periode 2007 – 2010
Yunanda Clara Pricilia
277
Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pembelian Bahan Material Konstruksi Secara Kredit
Di PT Trijaya Mandiri Persada
Yurike Selviany
288
Mengukur Kinerja Keuangan Dengan Analisis Rasio Pada PT Surya Toto Indonesia Tbk
Yuvita Ayunani
298
Persepsi Mahasiswa Akuntansi Dan Manajemen Universitas Esa Unggul Terhadap
Etika Penyusunan Laporan Keuangan
Yuyun Wahyuni
304
1
ANALISA SIKAP DAN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP
HANDPHONE BLACKBERRY
Akhmad Randian Nahdi
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
[email protected]
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap dan perilaku konsumen
terhadap Handphone Blackberry.
Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang membeli dan menggunakan Handphone
Blackberry. Jumlah sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan Quota
Sampling yaitu sebesar 100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling dengan kriteria orang yang berusia
diatas 17 tahun, telah menggunakan Handphone Blackberry kurang lebih selama 1 bulan
dan mengetahui feature-feature yang terdapat didalamnya.Metode penelitian yang
digunakan untuk mengetahui sikap dan perilaku adalah metode analisis Fishbein.
Dari hasil penelitian diatas didapat hasil bahwa sikap responden terhadap Handphone
Blackberry senilai 3,38 masuk dalam kategori Penting. Perilaku konsumen terhadap
Handphone Blackberry adalah senilai 2,18 yang berarti konsumen akan tetap
menggunakan Handphone Blackberry atau akan mereferensikannya kepada orang lain.
Kata Kunci : Perilaku Konsumen, Sikap
PENDAHULUAN
Teknologi yang berkembang pesat sekarang ini tentunya dapat mempermudah atau
memaksimalkan penyampaian informasi dari pihak satu ke pihak yang lain. Salah satu
teknologi yang di gunakan untuk penyampaian informasi ini adalah Handphone. Dengan
Handphone setiap orang dapat berhubungan dengan orang lainnya dengan lebih mudah
dan cepat.
Melihat besarnya kebutuhan masyarakat dan menyadari akan pentingnya
Handphone, belakangan ini muncul sebuah merk Handphone Seluler yang bernama
Blackberry. BlackBerry adalah perangkat selular yang memiliki kemampuan layanan
push e-mail, telepon, sms, Menjelajah Internet, dan berbagai kemampuan nirkabel
lainnya. Penggunaan gadget canggih ini begitu fenomenal belakangan ini, sampai
menjadi suatu kebutuhan untuk fashion. Secara keseluruhan Blackberry memang dapat
menghadirkan segala kemudahan dalam berkomunikasi yang belum mampu dihadirkan
Handphone jenis lain. Kamera, musik, atau sekedar chatting juga adalah beberapa fitur
pendukung lainnya.
Target pasar Blackberry pada mulanya adalah pasar untuk kalangan pengguna
corporate. Karena para pengguna corporate inilah yang sebenarnya membutuhkan
pushmail. karena bentuknya yang user friendly dengan keyboard QWERTY dan jelinya
2
RIM mengambil peluang pasar mengenai hausnya para kaum mobile untuk online
anywhere maka jangan heran Blackberry cepat sekali naik daun khususnya di pasar
Indonesia yang konon termasuk 3 besar penjualan Blackberry di seluruh dunia. Padahal
jelas pada mulanya Target Market Blackberry bukanlah para pengguna biasa (non
corporate). Dengan harga yang masih sangat mudah terjangkau semakin menjadikan
Blackberry sebuah handphone pintar pilihan masyarakat. Diharapkan Blackberry juga
bisa menjadikan masyarakat melek akan informasi dan fitur-fitur canggih yang sudah
disematkan dalam handphone tersebut.
Berdasarkan pada uraian latar belakang dan pembatasan masalah, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana sikap konsumen terhadap Handphone Blackberry
2. Bagaimana perilaku konsumen terhadap Handphone Blackberry
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah diatas, penulis dapat memberikan tujuan penelitian
ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana sikap konsumen Handphone Blackberry
2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen Handphone Blackberry
METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Pikir Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memperkirakan variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi seorang konsumen membeli handphone Blackberry yang terangkum
dalam bauran pemasaran (product, price, place, promotion). Dari empat variabel bauran
pemasaran tersebut, penulis akan melakukan analisis Fishbein.
Untuk mengetahui dan menganalisis tentang produk handphone Blackberry , maka
dimensi produk tersebut terbagi atas : (1) Analisis Sikap (attitudes), yang terdiri dari
dimensi kepercayaan atau keyakinan (belief) dan dimensi evaluasi (evaluation). (2)
Analisis Perilaku atau Norma Subyektif (subyektive norm), yang terdiri dari dimensi
keyakinan normative individu dan dimensi motivasi individu.
Kerangka Pikir Penelitian
3
Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang dapat dijadikan populasi adalah konsumen yang pernah
ataupun sedang menggunakan produk handphone Blackberry Di daerah Jakarta Barat
dimana jumlahnya tidak diketahui.
Sampel yang diambil harus dapat mewakili karakteristik populasi yang ada, dapat
dipercaya dan dapat dipertanggung jawabkan. Karena jumlah populasi tidak diketahui
maka jumlah sampel ditetapkan dengan menggunakan metode Quota Sampling yaitu
teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai
jumlah (kuota) yang diinginkan, yaitu sebanyak 100 orang dengan criteria tertentu
dengan menggunakan metode Purposive Sampling
Metode Analisis Data
1. Uji Validitas
Adalah suatu bentuk pengujian terhadap kualitas data primer,dengan tujuan untuk
mengukur sah tidaknya suatu pertanyaan dalam penelitian. Secara konsep, satu
pertanyaan dianggap sah jika pertanyaan tersebut mengukur indikator/dimensi setiap
variabel yang akan diukur.1 Dengan rumus teknik korelasi product moment :2
n XiY
Rxy
n
Xi
Xi
Xi
2
Y
n
Y
Y
2
Uji validitas dilakukan terhadap 30 responden, jika dikatakan valid bila nilai
r>0,361(nilai korelasi product moment).
2. Reliabilitas
Adalah tingkat keandalan kuesioner,3 kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang
apabila dicobakan secara berulang-ulang akan menghasilkan data yang sama. teknik
yang digunakan dengan koefisien alpha (α) dari Cronbach dengan rumus.
r
k
11
k 1
1
2
b
2
t
3. Uji Analisa Fishbein
Mengukur Sikap terhadap Produk
Model ini digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap sebuah produk
(pelayanan/jasa) atau berbagai merek produk. Model ini digambarkan oleh formula
berikut :4
n
AB
bi
ei
i 1
1
Hasyim dan Rina Anindita, Prinsip-prinsip dasar metode riset bidang pemasaran ,edisi pertama UIEUUniversity press, Jakarta, 2009 hlm.92
2
Ibid, hlm. 93
3
4
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2004, hal 63
Husein umar, Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, Cetakan Keempat, Gramedia, Jakarta, 2005, hlm.
249
4
Menghitung Norma subjektif
n
SN
bi
mi
i 1
Menghitung Perilaku Konsumen / Behavior Intention5
B
BI
W1 ( Ab)
W2 ( SN )
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas
Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana poin pertanyaan yang ada
pada lembar kuesioner yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan
dalam penelitian.
a. Tabel Uji Validitas Keyakinan (Belief)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
5
Indikator
Hardware
Merk
Fitur
Push E-mail
Keypad
Harga & Kualitas
Harga Terjangkau
Alt. Pembayaran
K. Produk
Lokasi Strategis
Cakupan Luas
Iklan
Promosi Bundling
Garansi beragam
Edukasi Pelanggan
Bilson Simamora, Op.cit, hlm. 246
Nilai Korelasi
0,661
0,736
0,711
0,598
0,686
0,145
0,548
0,516
0,603
0,472
0,482
0,366
0,438
0,206
-0,016
R
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
5
b. Tabel Uji Validitas Evaluasi (Evaluation)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Indikator
Hardware
Merk
Fitur
Push E-mail
Keypad
Harga & Kualitas
Harga Terjangkau
Alt. Pembayaran
K. Produk
Lokasi Strategis
Cakupan Luas
Iklan
Promosi Bundling
Garansi beragam
Edukasi Pelanggan
Nilai Korelasi
0,660
0,707
0,601
0,544
0,574
0,152
0,386
0,378
0,620
0,472
0,471
0,363
0,430
0,46
0,71
R
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
b. Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat/derajat ketepatan dan kekuratan
dari instrument pengukuran. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus
Cronbach’s Alpha. Perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat di lampiran.
a. Hasil Uji Reliabilitas Keyakinan ( Belief )
Tabel Hasil Uji Reliabilitas Keyakinan ( Belief)
Cronbach's Alpha
N of Items
.725
16
Dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang terdiri dari 16 indikator pertanyaan
untuk hasil perhitungan angka reliabilitas keyakinan ( belief ) adalah sebesar
0,725. semua pertanyaan adalah reliabel karena berada di atas 0,61.
b. Hasil Uji Reliabilitas Evaluasi ( Evaluation )
Tabel Hasil Uji Reliabilitas Evaluasi ( Evaluation )
Cronbach's Alpha
N of Items
.704
16
Dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang terdiri dari 16 indikator pertanyaan
untuk hasil perhitungan angka reliabilitas Evaluasi ( Evaluation ) adalah sebesar
0,704. semua pertanyaan adalah reliabel karena berada di atas 0,61.
6
c. Hasil Uji Reliabilitas Normative Belief
Tabel Hasil Uji Reliabilitas Normative Belief
Cronbach's Alpha
N of Items
.846
4
Dari Tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang terdiri dari 4
indikator pertanyaan untuk hasil perhitungan angka reliabilitas Normative Belief
adalah sebesar 0,846 semua pertanyaan adalah reliabel karena berada di atas 0,61.
d. Hasil Uji Reliabilitas Motivation to Comply
Tabel Hasil Uji Reliabilitas Motivation to Comply
Cronbach's Alpha
N of Items
.823
4
Dari Tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang terdiri dari 4
indikator pertanyaan untuk hasil perhitungan angka reliabilitas Motivation to
Comply adalah sebesar 0,823 semua pertanyaan adalah reliabel karena berada di
atas 0,61.
Hasil Analisis Fishbein
1. Analisis Sikap Konsumen Handphone Blackberry
Langkah – langkah yang dilakukan dalam menganalisa sikap Fishbein.
a. Langkah Pertama
Untuk mengetahui Atribut yang telah dinyatakan valid dimasukkan kedalam
matrix sikap Fishben, dengan menggunakan kategori jawaban sebagai berikut :
1). Skor 2 untuk jawaban sangat penting
2). Skor 1 untuk jawaban penting
3). Skor 0 untuk jawaban cukup penting
4). Skor -1 untuk jawaban kurang penting
5). Skor -2 untuk jawaban tidak penting
b. Langkah Kedua
Menjumlahkan lima atribut yang ada dimensi kepercayaan dan evaluasi yang
dapat dilihat di lampiran.
c. Langkah Ketiga
Membuat rata-rata sikap responden mengenai sikap Fishben, maka diperoleh
rata-ratanya. Maka hasil perhitungan sikap konsumen.
7
Tabel Hasil Perhitungan Sikap Konsumen Handphone Blackberry
ATRIBUT
BELIEF EVALUATION SIKAP
PRODUK
0,86
0,93
0,80
PRICE
0,58
0,80
0,46
PLACE
1,04
0,95
0,99
PROMOTION
1,00
1,13
1,13
TOTAL
3,38
Dari tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa pada dimensi keyakinan (belief)
responden terhadap produk Handphone Blackberry, atribut yang menempati
urutan tertinggi adalah Place dengan nilai (1,04) yang dimana artinya adalah
indikator Place dianggap oleh responden sebagai indikator yang paling disukai
diantara yang lainnya dalam Blackberry. Lalu diikuti oleh Promotion (1,00),
Produk (0,86), dan yang terakhir adalah Price (0,58).
Sedangkan pada dimensi dimensi keyakinan (Evaluation) responden terhadap
produk Handphone Blackberry, atribut yang menempati urutan tertinggi adalah
Promotion dengan nilai (1,13) yang dimana artinya adalah indikator Promotion
dianggap oleh responden sebagai indikator yang paling disukai diantara yang
lainnya dalam Blackberry. Lalu diikuti oleh Place (0,95), Produk (0,93), dan yang
terakhir adalah Price (0,80).
Jumlah sikap adalah +3,38. Jadi sikap responden terhadap Handphone Blackberry
adalah baik yang artinya kopnsumen menyukai Handphone Blackberry. Nilai
sikap yang paling tinggi adalah 1,13 yakni Promotion. Jadi responden menilai
bahwa Promotion adalah hal yang paling disukai dalam pembelian Handphone
Blackberry. adapun rentang nilai sikap maksimum adalah 7,62 dan minimum ini
adalah -7,62. Diambil dari hasil perhitungan nilai sikap
Tabel Hasil Perhitungan nilai sikap
ATRIBUT BELIEF
EVALUATION TOTAL
PORDUK
2
0,93
1,86
PRICE
2
0,80
1,60
PLACE
2
0,95
1,90
PROMOTION
2
1,13
2,26
7,62
8
Kemudian dari data diatas akan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
RS
Nilai Maksimum – Nilai Minimum
=
5
=
7,62 - (-7,62)
5
=
3,05
Tabel Rentang Skala Skor Maksimum
KETERANGAN
BELIEF
SP
7,62 –
P
4,57 - 1,52
CP
1,52 - (-1,53)
TP
-1,53 - (-4,68)
STP
-4,68 - (-7,62)
4,57
Hasil penelitian sikap responden terhadap Handphone Blackberry yang bernilai
+3,38 termasuk di dalam kategori Penting yang berarti konsumen menyukai
Handphone Blackberry.
Analisis Perilaku Konsumen Handphone Blackberry
Dalam melakukan analisa perilaku konsumen terdapat tiga langkah, yaitu:
a. Langkah pertama
Menghitung norma subyektif atau faktor kelompok referensi yang di dapat dengan
cara menjumlahkan keyakinan normative dengan motivasi yang dirasakan oleh
responden, seperti pada lampiran. Setelah itu dicari rata ratanya :
Tabel Hasil Norma Subyektif Handphone Blackberry
Keyakinan
Atribut
normatif
Motivasi
Total SN
Iklan
0,13
0,57
0,07
Teman
0,34
0,23
0,08
Penjual
0,33
0,56
0,18
TOTAL
0,34
Dari tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa pada Keyakinan Normatif Teman (0,34)
adalah yang paling tinggi dalam menyarankan konsumen untuk membeli Handphone
Blackberry lalu diikuti dengan Penjual (0,33) dan Iklan (0,13).
Sedangkan pada Motivasi dapat dilihat bahwa Iklan (0,57) menempati nilai tertinggi
dalam mempengaruhi atau memberi motivasi kepada konsumen untuk membeli
handphone blackberry lalu diikuti oleh Penjual (0,56) dan kemudian Teman (0,23).
9
b.
c.
Berdasarkan tabel di atas juga dapat dilihat nilai Normative Subyektif adalah 0,34
yang berarti konsumen tetap menggunakan Handphone Blackberry atau akan
mereferensikan kepada orang lain.
Nilai Normative Subyektif yang paling tinggi adalah Tenaga penjual dengan nilai
0,18. Yang artinya faktor eksternal yang paling mempengaruhi konsumen untuk
melakukan pembelian adalah dari Tenaga Penjual.
Menghitung berapa bobot untuk AB (dinamakan w1) dan Norma Subyektif
(dinamakan w2). Jumlah w1 dan w2 adalah 100% yang didapat dari pendapat
responden pada lampiran 5. Rata-rata dari w1 atau sikap adalah 61 % lebih
menentukan dalam perilaku untuk tetap menggunakan Handphone Blackberry
dibandingkan mengikuti pendapat kelompok referensi sebesar 39 %.
Langkah Ketiga
Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan sikap (AB), norma subyektif (SN), bobot
w1 dan w2 lalu menghitung perilaku konsumen (B) atau tujuan berperilaku (BI)
B - BI
=
(w1 . AB) + (w2 . SN)
=
(61 %. 3,38) + (39 %. 0,34)
=
2,18
Dari perhitungan diatas maka hasil perilaku sebesar 2,18 yaitu nilai yang Positif yang
artinya konsumen akan tetap menggunakan Handphone Blackberry atau akan
mereferensikannya ke orang lain.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab
sebelumnya, maka untuk analisa sikap dan perilaku konsumen Handphone Blackberry
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sikap
Sikap responden terhadap Handphone Blackberry adalah Positif yang artinya
responden menyukai produk Handphone Blackberry dimana nilai sikapnya adalah
sebesar 3,38 yang dimana masuk ke dalam kategori Penting dan menganggap
Promosi Handphone Blackberry yang mencakup promosi Iklan di berbagai media dan
bundling dengan beberapa operator seluler adalah hal yang paling dominan
mempengaruhi konsumen.
2. Perilaku
Perilaku konsumen terhadap Handphone Blackberry adalah 2,18 yang berarti
konsumen tetap menggunakan Handphone Blackberry, Dalam melakukan pembelian
Blackberry. Konsumen mengikuti saran Penjual. Dibandingkan saran Teman dan
Promosi.
Saran
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan oleh penulis kepada pembaca adalah
sebagai berikut :
1. Blackberry sebaiknya melakukan promosi lebih gencar dengan cara memperbanyak
iklan di media cetak, media elektronik dan media online agar konsumen dapat lebih
mengetahui handphone Blackberry sehingga akan meningkatkan jumlah pembeli.
Serta melakukan kerja sama terhadap beberapa perusahaan lain agar dapat
meningkatkan penjualannya.
10
2. Blackberry sebaiknya memperhatikan faktor norma subjektif penjual karena dari data
yang diteliti penjual merupakan faktor yang paling banyak pengaruhnya terhadap
pembelian Handphone Blackberry. Dalam hal ini langkah yang harus ditempuh
Blackberry adalah melakukan training kepada para penjual, serta melakukan Service
yang memuaskan agar konsumen lebih mempercayai produk Blackberry.
DAFTAR PUSTAKA
Bilson Simamora, 2004, Panduan Riset Perilaku Konsumen, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta .
Hasyim dan Rina Anindita, 2009, Prinsip-prinsip Dasar Metode Riset Bidang Pemasaran,
Edisi Pertama, UIEU-University Press, Jakarta.
Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar, 2008, Pengantar Statistika, Edisi Kedua,
PT.Bumi Angkasa, Jakarta.
Husein Umar, 2005 Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Cetakan Keempat, PT.
Gramedia.
11
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI
INDONESIA PERIODE TAHUN 2008 – 2011
Ivany Octavia Lbn. Tobing
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
[email protected]
ABSTRAKSI
Penelitian ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011 dan
faktor apa yang paling dominan yang mempengaruhi kebijakan dividen. Rasio keuangan
yang digunakan adalah Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return on
Asset dan Tax Rate.
Teori yang mendukung penelitian ini adalah analisis dividen dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen yang berkenaan dengan rasio pembayaran dividen.
Data yang digunakan data sekunder yaitu laporan keuangan tahunan dari tujuh belas
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008
sampai dengan 2011. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan
metode purposive sampling. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah uji
asumsi klasik, metode analisis regresi berganda dan uji hipotesis dengan alat bantu
SPSS ver.16.0.
Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah uji pengaruh secara serempak (Uji F) dan uji
pengaruh secara parsial (Uji t). Uji F menunjukkan bahwa semua variabel bebas yang
diteliti memiliki pengaruh yang signifikan secara serempak terhadap Dividend Payout
Ratio. Namun uji secara parsial (Uji t) hanya Cash Ratio, Net Profit Margin and Tax
yang berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Adapun faktor yang
paling dominan mempengaruhi terhadap Dividend Payout Ratio adalah Tax dilihat dari
nilai koefisien regresi Tax sebesar 1,318.
Kata Kunci
: Dividend Payout Ratio, Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit
Margin, Return on Asset dan Tax Rate
PENDAHULUAN
Kebijakan dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan investasi
perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas.
Dengan kata lain, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai performa
(performance) perusahaan. Oleh karena itu, masing-masing perusahaan menetapkan
kebijakan dividen yang berbeda-beda, karena kebijakan dividen berpengaruh terhadap
12
nilai perusahaan dalam membayar dividen kepada para pemegang sahamnya, maka
perusahaan mungkin tidak dapat mempertahankan dana yang cukup untuk membiayai
pertumbuhannya di masa mendatang.
Dividen sangat penting dengan berbagai alasan antara lain: Pertama, perusahaan
menggunakan dividen sebagai cara untuk memperlihatkan kepada pihak luar atau calon
investor sehubungan dengan stabilitas dan prospek pertumbuhan perusahaan di masa
yang akan datang. Kedua, dividen memegang peranan penting pada struktur permodalan
perusahaan.
Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama dari
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, sehingga profitabilitas sebagai faktor
penentu terpenting terhadap dividen. Bukti empiris yang menghubungkan profitabilitas
dengan dividen dilakukan oleh menunjukkan bahwa profit sebagai proksi variabel
cashflow secara signifikan berpengaruh positif terhadap dividen.
Dari fenomena dan teori yang diungkapkan diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang dividen. Penelitian ini membatasi penelitian terhadap
faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, yaitu Cash Ratio, Debt to Equity Ratio
(DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA) dan Tax Rate. Penelitian ini
mengambil sampel dari perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia periode tahun
2008-2011.
Selanjutnya penelitian ini diberi judul dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia periode
tahun 2008-2011”.
Perumusan Masalah
1. Apakah Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return On Asset dan
Tax Rate mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Dividend Payout Ratio pada
perusahaan manufaktur di Indonesia ?
2. Apakah Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return On Asset dan
Tax Rate mempunyai pengaruh secara simultan terhadap Dividen Payout Ratio pada
perusahaan manufaktur di Indonesia ?
3. Variabel apakah yang paling dominan mempengaruhi Dividend Payout Ratio ?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin,
Return on Asset dan Tax Rate mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Dividend
Payout Ratio pada perusahaan manufaktur di Indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin,
Return on Asset dan Tax Rate mempunyai pengaruh secara simultan terhadap Dividend
Payout Ratio pada perusahaan manufaktur di Indonesia.
3. Untuk mengetahui variabel apa yang paling dominan mempengaruhi Dividend Payout
Ratio pada perusahaan manufaktur di Indonesia.
Kerangka Pikir
Kebijakan terhadap dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan
akan dibagikan kepada pemegang saham sebgai dividen atau akan ditahan dalam bentuk
“laba ditahan” guna pembiayaan investasi di masa akan datang. Namun apabila
perusahaan memilih untuk membagikan dividen, maka akan mengurangi laba ditahan
yang selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing.
Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka
kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.
13
Salah satu informasi yang dapat digunakan untuk menilai kesehatan keuangan dan
kinerja perusahaan adalah informasi keuangan yaitu laporan keuangan. Laporan
keuangan tersebut berisi informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan yang tampak
dari aspek likuiditas, leverage/solvabilitas dan rentabilitas/profitabilitas perusahaan yang
berbentuk rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan tolok ukur untuk menilai
kondisi keuangan dan prestasi perusahaan yang menghubungkan dua data keuangan yang
satu dengan yang lainnya.
Bursa Efek
Indonesia
Investor
Perusahaan
Manufaktur yang
terdaftar di BEI
Laporan Keuangan
Tahunan Periode 20082011
Dividen
Payout
Ratio (Y)
Cash Ratio
(X1)
Debt to Equity Ratio
(X2)
Dependend
NetProfit
Margin
(X3)
Return
on Asset
(X4)
Tax Rate
(X5)
Independen
Uji Asumsi Klasik, Analisis
Linier Berganda, Uji Hipotesis
Kesimpulan
Skema Kerangka Pikir
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Indonesia Stock
Exchange Building, Lantai 1, Tower 2, Jalan Jenderal Sudirman Kavling 52-53, Jakarta
12190.
Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang membayar dividen
berturut-turut selama empat tahun dan perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia (go public) dan menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit
14
dan dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode tahun 2008 sampai
dengan 2011. Jumlah populasi yang diambil adalah 17 perusahaan.
Teknik pengambilan sample yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan menetapkan beberapa
pertimbangan atau kriteria. Ada tiga kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:
a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sejak tahun 2008 dan tetap terdaftar di
BEI hinga tahun 2011. Hal ini dimaksudkan untuk data yang berkesinambungan.
b. Perusahaan manufaktur yang telah menerbitkan laporan keuangan tahunan dari tahun
2008 sampai dengan tahun 2011.
c. Perusahaan yang membayar dividen selama empat tahun berturut-turut dari tahun 2008
sampai dengan 2011.
Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Untuk menguji asumsi klasik terdapat beberapa cara antara lain: Uji
Normalitas Data, Uji Asumsi Multikolinearitas, Uji Asumsi Heteroskedastisitas dan
Uji Asumsi Autokorelasi. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan uraiannya sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam
penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Regresi yang baik adalah apabila
distribusinya normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan
dengan analisis grafik yang dapat dideteksi dengan melihat penyebaran dara (titik)
pada sumbu diagonal dari grafik.
b. Uji Heteroskedastisitas
Menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
suatu residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians residual dari
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap atau sama, maka disebut
homoskedastisitas.
c. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas dilakukan untuk melihat apakah ada variabel yang saling
berkorelasi pada variabel bebas (independent variable). Jika terjadi korelasi maka
terdapat masalah multikolonieritas sehingga model regresi tidak dapat digunakan.
Pengujian dapat dilihat melalui nilai tolerance dan nilai varians inflation factor
(VIF)
1. Nilai Tolerance, nilai outoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance
< 0,10.
2. Nilai Varians Inflation Factor (VIF), apabila :
a. Nilai VIF >10, maka diduga mempunyai persoalan multikolonieritas.
b. Nilai VIF < 10, maka tidak terdapat multikolonieritas
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi menunjukkan bahwa ada korelasi antara error dengan error
periode sebelumnya, dimana pada asumsi klasik ini tidak boleh terjadi.
Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu
dengan melihat uji Durbin-Watson (DW Test), hipotesis yang akan diuji:
H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)
Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0)
15
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda merupakan metode analisis yang digunakan untuk
mengetahui arah dan besar pengaruh dari variabel tidak bebasnya.
Dengan demikian model analisis dapat dinyatakan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + Ɛ
Dimana:
Y
A
b1, b2, b3, b4, b5
X1
X2
X3
X4
X5
Ɛ
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Dividend Payout Ratio
Intercept/Konstanta
Koefisien Regresi i = 1, 2, 3, 4, 5
Cash Ratio
Debt to Equity Ratio
Net Profit Margin
Return on Investment
Tax Rate
Error (faktor-faktor diluar variabel penelitian)
3. Uji Hipotesis
Melakukan uji signifikansi variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara
simultan maupun secara parsial akan dilakukan dengan Uji-t (t-test) dan Uji FStatistik.
a. Uji-t (t-test)
Pengujian hipotesis dilakukan melalui regresi yang menggunakan program SPSS
dengan membandingkan tingkat signifikasi (Sig t) masing-masing variabel
independen dengan taraf sig α = 0,05. Apabila tingkat signifikansinya (Sig t) lebih
kecil daripada α = 0,05, maka hipotensinya diterima yang artinya variabel
independent tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya.
Sebaliknya bila tingkat signifikansinya (Sig t) lebih besar daripada α = 0,05, maka
hipotensinya tidak diterima yang artinya variabel independent tersebut tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya. Jika dinyatakan
secara statistik adalah sebagai berikut:
Ho = βi = 0
Hi = βi = 0
T hitung dicari dengan persamaan sebagai berikut:
t - hitung =
Koefisien Regresi (bi)
Standar Deviasi ( bi)
b. Uji F-Statistik
F-test untuk menguji apabila variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh
yang signifikan atau tidak signifikan dengan variabel terikat (Y), langkahlangkahnya sebagai berikut:
1. Membuat formula hipotesis
a. Ho : βi = 0 (hipotesis nihil)
Yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antar variabel bebas (X),
secara simultan, dengan variabel terikat (Y).
b. Ho : βi # 0 (hipotesis alternatif)
Yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (Xi) secara
simultan, dengan variabel terikat (Y).
2. Menentukan nilai F-tabel yang menggunakan level of significant sebesar 5%.
16
Uji signifikansi bersama-sama menggunakan uji F dapat ditulis dengan rumus:
F =
R2 / k
1 - R2 / n-k-1
Keterangan:
R 2 = koefisien determinasi
K = jumlah variabel
n = banyaknya data
3. Pengambilan keputusan
a. Jika P-value < α = 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Hal ini berarti variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang
signifikan dengan variabel terikat.
b. Jika P-value > α = 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Hal ini berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan dengan variabel terikat.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas akan dideteksi melalui analisis grafik (histogram dan Normal PPlots).
Gambar 5.1 Hasil Uji Normalitas melalui Histogram
17
Gambar 5.2 Normal P-Plot Of Regression Standardized Residul
Dari gambar 5.2. diatas, terlihat bahwa data menyebar disekitar garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar
jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Jadi gambar 5.2. diatas dapat
disimpulkan bahwa data tersebut memenuhi asumsi normalitas, karena data
tersebut menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mendekati dan
mengikuti arah garis diagonal. Jadi data tersebut berdistribusi normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 5.3 Scatterplot
18
Dari gambar 5.3. diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan
tidak membentuk pola tertentu yang jelas (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit) dan tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar baik diatas
maupun di bawah angka 0 pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi
heterosekedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk
analisis berikutnya. Jadi kesimpulannya adalah tidak terdapat heterosekedastisitas
pada penelitian ini.
3. Uji Multikolinearitas
Tabel 5.1 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
.676
.139
-.017
.023
DER
.066
NPM
TAX
CR
Beta
a
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
VIF
4.844
.000
-.099
-.720
.474
.701
1.427
.028
.322
2.344
.022
.696
1.437
.263
.429
.093
.614
.542
.570
1.756
-1.318
.426
-.406 -3.095
.003
.760
1.316
a. Dependent Variable :
DPR
Sumber : Data Hasil Olahan
Dari tabel 5.1 diatas, dapat diartikan bahwa :
1. Untuk variabel Cash Ratio (X1) memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor)
lebih kecil dari 5 atau 1,427 < 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas.
2. Untuk variabel Debt to Equity Ratio (X2) memiliki nilai VIF (Variance
Inflation Factor) lebih kecil dari 5 atau 1,437 < 5, sehingga tidak terjadi
multikolinearitas.
3. Untuk variabel Net Profit Margin (X3) memiliki nilai VIF (Variance Inflation
Factor) lebih kecil dari 5 atau 1,756 < 5, sehingga tidak terjadi
multikolinearitas.
4. Untuk variabel Tax (X4) memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih
kecil dari 5 atau 1,316 < 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah
model regresi yang bebas dari autokorelasi. Dimana pengujian autokorelasi
dapat dilihat deteksi dari besarnya nilai Durtbin Watson..
19
Tabel 5.2 Autokorelasi
b
Model Summary
Model
R
1
R Square
.448
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.201
.148
Durbin-Watson
.1858744
1.874
a. Predictors: (Constant), TAX, CR, DER, NPM
b. Dependent Variable: DPR
Analisis dan Pembahasan
1. Analisis Regresi Berganda
Tabel 5.3 Ragresi Berganda
Coefficients
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
CR
a.
a
Standardized
Coefficients
Std. Error
.676
.139
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig.
4.844
.000
Tolerance
VIF
-.017
.023
-.099
-.720
.474
.701
1.427
DER
.066
.028
.322
2.344
.022
.696
1.437
NPM
.263
.429
.093
.614
.542
.570
1.756
TAX
-1.318
.426
-.406
-3.095
.003
.760
1.316
Dependent Variable :
DPR
Sumber : Data Hasil Olahan
Dari tabel 5.3 diatas, maka bentuk persamaan regresi liniernya adalah sebagai berikut:
Y (DPR) = 0.676 - 0,017 (X1) + 0,066 (X2) + 0,263 (X3) – 1.318 (X4) + e
Keterangan :
Y
= Δ DPR
X1
= Cash Ratio (CR)
X2
= Debt to Equity Ratio (DER)
X3
= Net Profit Margin (NPM)
X4
= Tax
1.
2.
Dari persamaan diatas, dapat diartikan bahwa:
Nilai konstan (a) sebesar 0,676 artinya apabila Cash Ratio, Debt to Equity Ratio,
Net Profit Margin and Tax adalah 0, maka nilai Dividend Payout Ratio adalah
sebesar 0.676.
Koefisien regresi variabel cash ratio (X1) sebesar = -0,017, artinya setiap
kenaikan 1% cash ratio akan menyebabkan penurunan Dividend Payout Ratio
sebesar 0,017% dan sebaliknya jika cash ratio turun 1 persen maka akan
menyebabkan kenaikan Dividend Payout Ratio sebesar 0,017%.
20
3.
4.
5.
2.
Koefisien regresi variabel debt to equity ratio (X2) = 0,066, artinya jika variabel
debt to equity ratio mengalami kenaikan 1%, maka Δ DPR akan meningkat
sebesar 0,066%. Koefisien bernilai positif (+) artinya terjadi hubungan positif (+)
antara debt to equity ratio dengan Δ DPR.
Koefisien regresi variabel net profit margin (X3) = 0,263 artinya jika variabel net
profit margin mengalami kenaikan 1%, maka Δ DPR akan meningkat sebesar
0,263%. Koefisien bernilai positif (+) artinya terjadi hubungan positif (+) antara
net profit margin dengan Δ DPR.
Koefisien tax sebesar -1,318 dan tidak signifikan (karena diatas α = 0,05), artinya
setiap kenaikan 1% tax akan menyebabkan penurunan Dividend Payout Ratio
sebesar 0,017 % dan sebaliknya jika tax turun 1% maka akan menyebabkan
kenaikan Dividend Payout Ratio sebesar 1,318 %.
Uji-F Statistik ( secara simultan)
Berdasarkan nilai F dan tingkat signifikan, maka dapat diketahui ada atau
tidaknya pengaruh antara variabel independent terhadap variabel dependent. Dari
hasil pengolahan data dengan SPSS pada tabel dibawah ini dapat diketahui hasil UjiF (Uji Simultan) sebagai berikut :
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
.529
4
.132
Residual
2.108
61
.035
Total
2.636
65
F
3.828
Sig.
.008
a
a. Predictors: (Constant), TAX, CR, DER, NPM
b. Dependent Variable: DPR
Tabel 5.4 Uji-F
Hasil regresi pada tabel 5.5 diatas, terlihat angka signifikan sebesar 0,008 < 0,05 ,
hal ini berarti secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara cash ratio,
debt to equity ratio, net profit margin dan tax terhadap Dividend Payout Ratio pada
perusahaan manufaktur.
3. Uji t-statistik (Uji Parsial)
Berdasarkan tingkat signifikan masing–masing variabel independent, jika
memiliki tingkat signifikan < 0,05, maka variabel tersebut mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependent. Dari hasil pengolahan data dengan
SPSS pada tabel dibawah ini dapat diketahui hasil Uji-t sebagai berikut :
21
Tabel 5.5 Uji t
Coefficients
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
VIF
.676
.139
4.844
.000
-.017
.023
-.099
-.720
.474
.701
1.427
DER
.066
.028
.322
2.344
.022
.696
1.437
NPM
.263
.429
.093
.614
.542
.570
1.756
TAX
-1.318
.426
-.406
-3.095
.003
.760
1.316
CR
a.
a
Dependent Variable : DPR
Sumber : Data Hasil Olahan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Secara parsial, variabel Debt to Equity Ratio dan Tax mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Payout Ratio. Sedangkan variabel Net
Profit Margin dan Cash Ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
dividen payout ratio. Dengan demikian perusahaan harus terus neningkatkan dan
mengelola dengan baik Debt to Equity Ratio dan Tax setiap tahunnya.
2. Secara simultan, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel cash ratio, debt to
equity ratio, net profit margin dan tax terhadap dividend payout ratio pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Variabel yang paling dominan mempengaruhi Dividen Payout Ratio adalah Tax Rate.
Saran
Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Bagi para emiten dan manajemen perusahaan sebaiknya mempertimbangkan posisi
Debt to Equity Ratio dan Tax dalam menetapkan rasio pembayaran dividen (Dividen
Payout Ratio).
2. Bagi para akademis yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
Dividend Payout Ratio, sebaiknya menggunakan objek penelitian, periode penelitian,
alat analisis dan faktor-faktor yang berbeda dengan penelitian ini, seperti pertumbuhan
perusahaan (growth), risiko pasar, nilai tukar rupiah terhadap dollar dan tingkat bunga.
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, Lukas Setia. 2003. Manajemen Keuangan. Edisi Revisi. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Brealey, Richard A. and Stewart c. Myers. 2004. Principles of Corporate Finance. 7th
Edition. McGraw-Hill Companies, Inc.
22
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Gitosudarmo, Indriyo dan H. Basri. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Keempat.
Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama.
Cetakan Keempat. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Helfert, Erich A. 1997. Teknik Analisis Keuangan: Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan
Mengukur Kinerja Perusahaan. Dialihbahasakan oleh Herman Wibowo. Edisi
Kedelapan. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 1998. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Kedua. UPP YKPN. Yogyakarta.
Keown, Arthur J., David F. Scott, Jhon D. Martin, and William J. Petty. 1999. Basic
Financial Management. Bth Edition. Prentice Hall International, Inc. New
Jersey.
Kieso, Donald E. And Jerry J. Wrygrandt. 1995. Intermediate Accounting.
Dialihbahasakan oleh Herman Wibowo. 7thEdition. John Willey and Sons, Inc
Kuswadi. 2006. Memahami Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Nachrowi. D. Nachrowi., Hardius Usman. Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Jakarta : Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2006. Hal. 191
Myers, S. C. 1984. The Capital Structure Puzzle, Journal of Finance. 34. PP. 575-592
Riyanto, Bambang. 1997. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. UPP
YKPN. Yogyakarta.
Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Cetakan Kelima. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sinuraya, Murthada. 1999. Teori Manajemen Keuangan. Edis Revisi. FEUI. Jakarta.
Sugiono, Arief. 2009. Manajemen Keuangan. Untuk Praktisi Keuangan. Penerbit
Grasindo. Jakarta.
Suhartono. 2004. Pengujian Terhadap Keterkaitan Antara Kebijakan Dividen dan
Kebijakan Hutang Secara Simultan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Jakarta. Ventura. Vol.7 No.1, April.
Stewart C. Myers. The Capital Structure Puzzle. Journal of Finance 39. Juli 1984.
Weston,
Fred J. and Brigham. 1994. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Dialihbahasakan oleh Alfonsus Sirait. Jilid Pertama. Edisi Kesembilan. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
23
KINERJA KEUANGAN INDUSTRI PERBANKAN
(STUDI KASUS BANK BUMN DI INDONESIA
PERIODE 2002-2012)
Aji Iksani Nugraha
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAKSI
Profitabilitas Bank dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, faktor internal
yang dapat mempengaruhi Profitabilitasadalah ukuran perusahaan, aktiva produktif,
dana pihak ketiga, interest expand, overhead cost likuiditas (Loan To Deposit Ratio) dan
faktor eksternal nya adalah Suku bunga Indonesia dan Inflasi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan Perbankan dalam hal ini faktor apa saja
yang akan mempengaruhi profitabilitas bank (Return On Assets) ditinjau dari faktor
eksternal dan faktor internal.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling dengan jumlah sampel yang didapat sebanyak 4 perusahaan perbankan. Dalam
pengujian, beberapa uji statistik yang digunakan dengan metode stata 12 antara lain
pengujian Fixed Effect, Random Effect, Common Effect lalu di uji dengan post estimation
Test untuk mengetahui model apa yang cocok dalam hal penelitian ini.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Ukuran perusahaan (Ln Ta), Interest Expand,
Overhead Cost, Loan to Deposit Ratio secara parsialberpengaruh terhadap Profitabilitas
bank (Return On Assets) pada sektor industri perbankan di indonesia, sedangkan
variabelaktiva produktif, dana pihak ketiga, Suku bunga Indonesia, dan Inflasi
tidakberpengaruh terhadap Return On Asset pada sektor industry perbankan
Indonesiapada tahun 2002-2012.
Keywords: Ukuran perusahaan, Aktiva Produktif, DPK, Interest Expand,
Overhead Cost, ldr, SBI, Inflasi
Pendahuluan
Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian baik
secara mikro maupun secara makro.Kita ketahui, perbankan mempunyai pangsa pasar besar sekitar 80
persen dari keseluruhan sistem keuangan yang ada.Mengingat begitu besarnya peranan perbankan di
Indonesia, maka pengambil keputusan perlu melakukan evaluasi kinerja yang memadai.
Bank menjalankan usahanya dalam menghimpun dana dari masyarakat (surplus unit) dan
menyalurkan kembali dalam berbagai jenis alternatif.Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah
mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu.Perubahan ini selain disebabkan oleh perkembangan
di luar industri perbankan itu sendiri, seperti sektor rill dalam perekonomian, politik, sosial, hukum,
pertahanan dan keamanan.
24
Lembaga perbankan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian suatu negara, karena
memiliki fungsi intermediasi atau sebagai perantara antara pemilik modal (fund supplier) dengan penguna
dana(fund user). Di Indonesia jumlah bank cukup banyak yaitu 240 buah bank sebelum dilikuidasi tahap
pertama pada tahun 1999. Namun dengan belum berakhirnya krisis moneter yang melanda Indonesia
semakin banyak bank bermasalahakibatnya bertambah banyak bank yang dilikuidasi. Salah satu
permasalahan yang muncul adalah bank menghadapi negatifspread yakni suku bunga tabungan lebih
besar dari pada suku bunga pinjaman, hal ini menyebabkan bank sulit memperoleh keuntungan.
Rasio ROA terendah terjadi pada tahun 2003 Karena tingkat kecukupan modal yang rendah dan
biaya operasional yang tinggi, selain itu juga dari hasil penelitian dilihat dari laporan keuangan Bank
BTN memiliki profitabilitas yang rendah karena memiliki biaya operasional yang hampir melebihi
setandar ketentuan. Rasio tertinggi terjadi pada tahun 2004 karena tingkat kecukupan modal yang tinggi
dan biaya operasional yang rendah tetapi tidak semua perusahaan dengan biaya operasional rendah
memiliki ROA tinggi bisa juga perbankan memiliki tingkat kecukupan modal tinggi dan biaya
operasional yang tinggi untuk mendapatkan ROA yang tinggi karena untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan. Dilihat dari laporan keuangan pada ke empat bank yang diteliti profitabilitas tinggi terdapat
pada Bank BRI yang lebih dari ketentuan yaitu 1,22%.
Berdasarkan dari uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adanya temuan yang
berbeda dari beberapa faktor yang mempengaruhi Return on Asset (ROA), serta dari data empiris adalah
terjadi beberapa penurunan ROA.
Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank Ukuran
profitabilitas pada industri perbankan yang digunakan pada umumnya adalah Return On Equity (ROE)
dan Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh earning dalam opersasinya, sedangkan Return On Equity (ROE) hanya mengukur return
yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut. Untuk selanjutnya dalam
penelitian ini menggunakan ROA sebagai ukuran kinerja perbankan.
Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektifitas perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return On Asset (ROA)
merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar Return On Asset (ROA)
menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Apabila
Return On Asset (ROA) meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak
akhirnya adalah profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham.
Perusahaan denagan total asset yang besar mencerminkan kemapanan perusahaan, perusahaan yang
sudah mapan biasanya kondisi keuangannya juga stabil selain itu semakin tinggi Kualitas aktiva produktif
pada dasar nya untuk menunjukan semakin baik kualitas aktiva produktif bank tersebut maka semakin
kecil kredit bermasalah pada bank tersebut dan besarnya kredit bermasalah pada suatu bank maka akan
menurunkan tingkat profitabilitasnya.
Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah pangsa pasar dana pihak ketiga yang dihimpun oleh masingmasing bank secara indvidu. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap bank yang bersangkutan. Adapun dana pihak ketiga diperoleh dengan menjumlahkan giro,
tabungan dan deposito.
Beban operasional diukur secara kuantitatif dengan mengunakan rasio efisiensi operasional dengan
lebih spesifik yang melihat besar nya ukuran beban padan bank dilihat dari interest expand dan overhead
cost. Melalui rasio ini diukur apakah manajemen bank telah mengunakan semua faktor produksinya
dengan efektif dan efisien.Adapun efisien usaha bank diukur dengan mengunakan rasio opersional
dibandingkan dengan pendapatan operasi.
Kesehatan bank juga dapat diukur berdsarkan likuiditas bank.Likuiditas merrupakan indikator yang
mengukur kemampuan bank untuk memenuhi atau membayar kewajiban (simpanan masyarakat) yang
harus segera di penuhi. Likuiditas diukur dengan menggunakan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang
merupakan rasio kredit (pinjaman) yang diberikan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank
bersangkutan.
25
Faktor eksternal yang di luar Bank Indonesia biasanya dapat mempengaruhi profitabilitas bank,
tingginya angka inflasi dapat berdampak pada sektor perbankan. Oleh karena itu, Bank Indonesia juga
perlu untuk menetapkan tingkat suku bunga (BI Rate) yang sesuai sebagai dasar atau patokan bank umum
dan swasta untuk menentukan suku bunga mereka agar mereka dapat tetap likuid dan menguntungkan.
Dalam penelitian indikator Return on Asset (ROA) sebagai pengukur kinerja keuangan perbankan
yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dari ROA perbankan
umumnya bersumber dari 2(dua) faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain
aktiva produktif, ukuran perusahaan, Dana Pihak Ketiga, Interest Expand, Overhead Cost, Loan To
deposit Ratio (LDR) Faktor eksternal perusahaan meliputi kondisi ekonomi makro seperti inflasi dan
Suku Bunga Indonesia
Landasan Teori
A. Kinerja Keuangan Bank
Pengukuran – pengukuran yang digunakan untuk menilai kinerja tergantung pada bagaimana
unit organisasi akan dinilai dan bagaimana sasaran akan dicapai. Sasaran yang ditetapkan pada tahap
perumusan strategi dalam sebuah proses manajemen strategis (dengan memperhatikan profitabilitas,
pangsa pasar, dan pengurangan biaya, dari berbagai ukuran lainnya ) harus betul - betul digunakan
untuk mengukur kinerja perusahaan selama masa implementasi strategi.
B. Determinan Profitabilitas Bank
Penelitian Yuliani (2007) dengan judul hubungan efisiensi operasional dengan kinerja
profitabilitas pada sector perbankan yang go public di BEI, menggunakan analisis regresi time-series
cross-section dengan menggunakan variabel MSDN, CAR, BOPO, LDR. Variabel BOPO
berpengaruh signifikan negatif,sedangkan CAR berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja
profitabilitas perbankan. Variabel MSDN dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
profitabilitas perbankan.
Pandu Mahardian (2007), dalam jurnal nya Analisis pengaruh rasio CAR, BOPO, NPL, NIM
dan LDR terhadap kinerja keuangan perbankan (Studi kasus perusahaan perbankan yang tercatat di
BEJ juni 2002- juni 2007), hasil penelitian menunjukan bahwa variable CAR, NIM, dan LDR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, serta BOPO berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA, sementara untuk variable NPL berpengaruh negatif terhadap ROA, akan tetapi tidak
signifikan.6
Ponttie Prasnanugraha P (2008), dalam jurnal nya tentangAnalisis Pengaruh Rasio-rasio
Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang
Beroperasi Di Indonesia) menyatakan bahwa NPL, BOPO dan NIM secara parsialberpengaruh
terhadap ROA dilihat dari nilai t hitung. Sedangakan variable CAR, LDR tidak berpengaruh terhadap
ROA.7
Erma Handayani (2007), dalam jurnal nya tentang Analisis Perbedaan Kinerja Bank BUMN dan
Bank Swasta Nasional Devisapada penelitian ini menyatakan bahwa variable dependen yaitu ROA
dan ROE dengan variable independen nya yang digunakan adalah Cash Ratio, Reserve Requirement,
LDR, kewajiaban bersih Call Money, CAR, Debt to Equity Ratio (DER).Pengujian regresi parsial
menunjukan LDR, Call Money dapat berpengaruh terhadap ROA dan ROE.Sedangkan Cash Ratio,
Reserve Requirement, Capital Adequcy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh
terhadap ROA dan ROE.8
6
Pandu Mahardian, dalam jurnal nya Analisis pengaruh rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR terhadap kinerja keuangan
perbankan (Studi kasus perusahaan perbankan yang tercatat di BEJ juni 2002- juni 2007)
7
Ponttie Prasnanugraha P, Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi
Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi Di Indonesia),jurnal Ekonomi, Semarang.
8
Erma Handayani, Analisis Perbedaan Kinerja Bank BUMN dan Bank Swasta Nasional Devisa,jurnal Ekonomi,Jakarta.
26
Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadapat faktor-faktor permodalan,
kualitas asset, menejemen, rentabilitas, likuiditas, sensitifitas, terhadap resiko pasar.
1. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos
tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu ataupun secara kombinasi dari kedua
laporan tersebut9.
Dengan menggunakan analisis rasio dimungkinkan untuk dapat menetukan tingkat kerja
suatu bank.rasio keuangan tersebut dapat dikelompokan menjadi :
a. Rasio Likuiditas
Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau kewajiban yang sudah jatuh tempo.
Beberapa rasio likuiditas yang sering di pergunakan dalam menilai kinerja suatu bank yaitu
Cash Ratio, Reserve Requirement, Loan to Deposit Ratio, Loan to Asset Ratio, Rasio kewajiban
bersih call money.
b. Rasio Solvabilitas
Analisis solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank
dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi
kewajiban-kewajiabn jika terjadi likuidasi bank. Disamping itu rasio ini digunakan
untuk mengetahui perbandingan antara volume (jumlah) dana yang diperoleh dari
berbagai utang (jangka pendek dan jangka panjang) serta sumber-sumber lain diluar model
bank sendiri dengan volume penanaman dana tersebut pada berbagai jenis aktiva yang dimiliki
bank. Beberapa rasionya adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER) ,
Long Term Debt to Asset Ratio.
C. Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan-Hubungan pengaruh Size Bank terhadap VariabelReturn on Asset (ROA).
Variabel Size bank menggambarkan ukuran perusahaan dilihat dari asset yang dimiliki,
Aset yang lebih besar akan mendorong likuiditas bank sehingga dapat meningkatkan modal
mereka lebih besar pula. sehingga semakin besar modal yang dapat dipenuhi (farah margaretha
and prabowo ,2006). Dan hasil ini menunjukan bahwa ukuran bank yang dilihat dari besarnya
asset memiliki hubungan posotif terhadap Return On Asset (ROA).
2. Hubungan – Hubungan pengrauh aktiva produktiv di dalam total aset terhadap Variabel l
Return on Asset (ROA).
Aktiva produktiv adalah penanaman dan bank baik dalam rupiah maupun valuta asing
dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank penyertaan dan penempatana
pada bank lain. Semua aktiva yang dimilik oleh bank dengan maksud untuk dapat memperoleh
penghasilan sesuai dengan fungsinya.
Maka pengaruh aktiva produktiv di dalam total asset terhadapa Return On Asset (ROA)
berpengaruh postitif.
3. Hubungan – Hubungan pengrauh Suku Bunga Indonesia mterhadap VariabelReturn on Asset
(ROA).
Suku Bunga Indonesia dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang
berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya.
Bunga juga dapat diartikan sebagi harga yang harus dibayar kepada nasabah. SBI juga
9
S.munawir, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Yogyakarta: penerbit Liberty Indonesia, 2004, hlm 72-82
27
dikaitkan dengan kebijakan pemerintah dalam masalah penanggulangan jumlah uang beredar.
SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol
kestabilan nilai rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang
primer yang beredar. Maka pengaruh Suku Bunga Indonesia terhadap Profitabilitas (ROA)
pada bank adalah positif.
4. Hubungan – Hubungan pengrauh Inflasi terhadap Variabel Return on Asset (ROA).
Inflasi dapat berpengaruh buruk bagi perekonomian apabila terjadi, inflasi yang parah tak
terkendali maka keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonoimian di dirasakan lesu.
Hal ini mengakibatkan minat masyarakat untuk menabung atau berinvestasi dan berproduksi
menjadi berkurang. Harga meningkat dengan cepat, masyarakat akan kewalahan
menaggulangi dan mengimbangi harga kebutuhan sehari-hari yang terus meroket. Bagi
perusahaan sebuah inflasi menyebabkan naiknnya biaya produksi maupun operasional mereka
sehingga pada akhirnya merugikan bank itu sendiri. Inflasi berpotensi mengerek bunga
kredit,kenaikan bunga kredit tentu menghambat pertumbuhan kredit itu sendiri, sementara
pendapatan dari sektor kredit akan menjadi kecil hal ini berimbas kepada profitabilitas bank
bersangkutan. Maka hal ini menyebabkan inflasi berpengaruh negatif signifikan.
5. Hubungan – Hubungan pengaruh Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap Variabel Return on Asset (ROA).
BOPO merupakan rasio antara biaya operasi terhadap pendapatana operasi.Biaya
operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisien dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasionalnya.Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokonya (seperti biaya bunga, biaya tenaga
kerja, biaya pemasaran dan operasi lainnya). Pendapatan Operasional merupakan pendaptan
utama bank, yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk
kredit dan pendapatan operasi lainnya.
Bank yang efisien dalam menekan biaya operasionalnya dapat mengurangi kerugian
akibat ketidak efisienan bank dalam mengelola usahanya sehingga laba yang diperoleh juga
akan meninkat. Semakin kecil BOPO menunjukan semakin efisien bank dalam menjalankan
aktivitas usahanya sehingga semakin sehat bank tersebut (herdiningtyas, 2005).
Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%,
karena jika rasio BOPO terhadap melebihi 90% hingga mendekati 100% maka bank tersebut
dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya. Semakin kecil rasio ini
berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Menurut bank Indonesia,
efisiensi operasi diukut dengan membandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan
operasi atau sering disebut BOPO. Sehingga dapat disusun suatu logika bahwa variable
efisiensi operasi yang diproksikan dengan BOPO berpengaruh negative terhadap kinerja
perbankan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mawardi dan mintatri menunjukan hasil bahwa
BOPO berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA).
6. Hubungan – Hubungan TingkatLoan to Deposito Ratio (LDR) dengan VariabelReturn on
Asset (ROA)
Loan to Deposito Ratio (LDR) yaitu menunjukan kemampuan suatu bank di dalam
menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana
yang dapat dikumpulkan oleh masyarakat. Loan to Deposito Ratio (LDR) mencerminkan
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, dengan kata lain seberapa
jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera
28
memenuhi permintaan dana deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah
digunakan oleh bank untuk memberikan kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga.
Semakain tinggi nilai rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukan semakin rendahnya
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam
kondisi bermasalah akan semakin besar, sebaliknya semakin rendah rasio Loan to Deposit
Ratio(LDR) menunjukan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit sehingga
hilangnya kesempatan bank untuk memperoleh laba.
D. Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan teori yang telah di paparkan, maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut :
1. Diduga secara parsial pengaruh variabel size bank (Ln TA), Aktiva produktif, dpk, ldr, sbi,
terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank BUMN di Indonesiapada periode 2002-2012 adalah
positif signifikan.
2. Diduga secara parsial pengaruh interest expense, overhead cost, inflasi terhadap Profitabilitas
(ROA) pada Bank BUMN di Indonesiapada periode 2002-2012 adalah negatif signifikan
3. Diduga secara simultan variabel X1 sampai X8 berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA)
pada Bank BUMN di Indonesiapada periode 2002.Q1-2012.Q4 adalah signifikan.
Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Struktur Return on Asset (ROA) adalah
Rasio Return on Asset (ROA) adalah laba sebelum pajak dibagi dengan rata-rata total aset.
ROA (%):
. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.
2. Variabel Bebas (Independent Variable) adalah variabel yang diduga sebagai penyebab
terjadinya perubahan dari variabel independen. Dalam penelitian ini variabel independen yang
diberlakukan adalah internal faktor dan eksternal faktor. Internal faktor terdiri dari struktur
asset, struktur financial, dan strutktur laba, sedangakan eksternal faktor terdiri dari, Inflasi,
Suku Bunga Indonesia (SBI).
Secara rinci internal faktor terdiri dari :
a. Size Bank (Ln TA)
Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan
Size (Ukuran perusahaan) = Ln Total Asset
b. Proporsi aktiva produktiv (AP/TA)
penyediaan dana bank untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk kredit, surat
berharga, penempatan dana antar bank, tagihan akseptasi, tagihan atas surat berharga yang
dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, penyertaan, transaksi rekening
administratif (TRA), serta bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan
dengan itu.
Adalah tingkat aktiva produktiv di dalam total asset suatu bank.
AP/TA (%):
29
c. Proporsi dana pihak ketiga (DPK/TA)
Total Giro dibandingkan dengan Total DPK,
Total Simpanan Berjangka dibandingkan Total DPK, dan
Total Tabungan dibandingkan dengan Total DPK baik dalam rupiah maupun valuta asing.
DP3/TA (%) :
Adalah tingkat simpanan dana pihak kedua di dalam total asset yang dimiliki suatu bank.
d. Proporsi beban bunga (IE/PO)
semua beban bunga dalam rupiah dan valuta asing baik dari penduduk maupun bukan
penduduk yang merupakan beban dari kegiatan yang lazim sebagai usaha bank dalam
bentuk bunga
Rumus:
e. Proporsi biaya operasi yang bukan bunga (OC/PO)
Beban non operasional adalah semua beban selain bunga dan operasional bank.
Rumus :
f.
Loan to Deposit Ratio
Loan to Deposits Ratio (LDR) adalah perbandingan total kredit terhadap total Dana Pihak
Ketiga.
Rumus :
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang
menunjukan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan
total asset yang dimiliki bank.
g. Inflasi
suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu)
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara
lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu
konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran
distribusibarang.
h. SBI
Suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang
ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.
30
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil uji postestimation test, model estimasi data panel terpilih (fixed effect) yang
sudah lolos uji treament model sehingga bisa disimpulkan bahwa model fixed effect adalah model yang
layak dan sudah robust. Selanjutnya akan dilakukan analisa model estimasi data panel terpilih (fixed
effect).
Berdasarkan hasil pengujian dengan Stata 12, ternyata diperoleh variabel ta (Ln TA) berpengaruh
signifikan pada level kepercayaan 90% karena probabilitas dibawah 0.1. Koefisien Ln ta terhadap ROA
tersebut sebesar -3.111133. Artinya setiap penambahan (Ln TA) sebesar satu persen sedangkan variabel
lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan ROA sebesar 3.111133. Penelitian ini menunjukan
bahwa besar nya ukuran perusahaan menyebabkan ROA suatu bank BUMN menurun.artinya bahwa ada
kecenderungan pengaruh Ln TA terhadap ROA negatif dan signifikan pengaruh tersebut sama dengan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dhika Emaya (2011), valentina Flamini (2009), Dietrich dan
Wanzenried (2009) yang menemukan bahwa Ln TA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas (ROA) dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh dewi sartika
(2011), Dr. Aremu (2012), Astuti dan Zuhrotun (2007) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan (Ln
TA) berpengaruh positif signifikan.
Koefisien variabel ap tidak berpengaruh signifikan tetapi jika setiap penambahan ap (AP/TA)
sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikan ROA sebesar
0.01376.artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh aktiva produktif terhadap ROA positif dan signifikan
pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Alhaq (2011), farah
ahwadiyah (2007), Edward Gagah (2009) yang menemukan bahwa aktiva produktiv berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA) dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh dewi sartika (2011), Wisnu Mawasdi (2005), F. Samilogiu dan K. Demirgunes (2008)
yang menyatakan bahwa aktiva produktif (AP/TA) berpengaruh negatif tidak signifikan.
Koefisien variabel dpk tidak berpengaruh signifikan tetapi jika setiap penambahan dpk (DPK/TA)
sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikan ROA sebesar
0.00525.artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh dana pihak ketiga terhadap ROA positif dan
signifikan pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kesowo (2002), bambang
sudiyanto (2009), Nurhasniya (2004) dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
31
yuliani (2011), Kuncoro dan Suharjono (2002) yang menyatakan bahwa dana pihak ketiga (DPK/TA)
berpengaruh positif tidak signifikan.
Koefisien variabel ie berpengaruh signifikan sebesar -1.04434 Artinya setiap penambahan ie
(IE/PO) sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan ROA
sebesar 1.04434.artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh interest exspend dalam pendapatan
oprasiona/ beban bunga (IE/PO) terhadap ROA negatif signifikan, pengaruh tersebut sama dengan Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ali dan Sadaqat (2011), Nugroho (2010), Yuliani (2011)dan bertentangan
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sri Minarti (2009) yang menyatakan bahwa beban
bunga berpengaruh positif signifikan dan yang menyatakan bahwa total ekuitas dalam asset berpengaruh
tidak signifikan. bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh mudjarat kuncoro (2002)
yang menyatakan bahwa Interest Expand berpengaruh positif signifikan.
Koefisien variabel oc berpengaruh signifikan sebesar -1.21321 Artinya setiap penambahan ie
(IE/PO) sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan ROA
sebesar 1.21321.artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh overhead cost atau Bopo terhadap ROA
negatif dan signifikan pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliani
(2011), Sadaqat (2011), Edward Gagah (2009) dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh suharjono (2002), Sri Minarti (2009) yang menyatakan bahwa Interest Expand
berpengaruh positif signifikan.
Koefisien variabel LDR berpengaruh signifikan pada level kepercayan 90% pengaruh tersebut
sebesar 0.07121 Artinya setiap penambahan LDR sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya
dianggap konstan, maka akan menaikan ROA sebesar 0.07121.artinya bahwa ada kecenderungan
pengaruh LDR terhadap ROA positif dan signifikan pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Werdaningtyas (2002), yang menemukan bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas (ROA) serta Merkusiwati (2007), Suyono (2005) yang menemukan bahwa LDR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Muhammad alhaq (2011), Sri Minarti (2009), Heffernan (2008) yang menyatakan bahwa
LDR berpengaruh positif tidak signifikan.
Koefisien variabel inf tidak berpengaruh signifikan tetapi jika setiap penambahan inflasi sebesar
satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikan ROA sebesar
0.09226.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febriana (2007) ,Pohan
(2008), Leon & ericson, (2008) yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa pengaruh yang
terjadi antara Inflasi terhadap ROA adalah positif tidak signifikan bertentangan dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh ogowewo (2011), Uche (2006), dwi martani (2010) yang menyatakan bahwa
Inflasi berpengaruh negatif signifikan.
Koefisien variabel sbi tidak berpengaruh signifikan sebesar -0.017302 tetapi jika setiap
penambahan sbi sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan
menurunkan ROA sebesar 0.017302.artinya ada pengaruh negatif namun tidak signifikan antara SBI
terhadap ROA. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh wulandari (2008), Utomo
(2006), Budi asih (2011) yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa pengaruh yang terjadi
antara SBI terhadap ROA adalah negatif dan tidak signifikan dan bertentangan dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh febrina dwijayanti dan prima naomi (2008) yang menyatakan bahwa SBI
berpengaruh positif signifikan.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah ditemukan, penulis mempunyai saran yang diharapkan dapat berguna.
Saran yang penulis kemukakan antara lain:
1. Untuk meningkatkan ROA dapat mengendalikan pertumbuhan asset dalam arti mengelola sedemikian
rupa sehingga pertumbuhan asset menjadi lebih rendah di bandingakan pertumbuhan laba operasi.
2. Untuk meningkatkan ROA dapat memfokuskan pada mengefektifkan struktur laba dengan cara
menurunkan proporsi beban bunga dan overhead costakan begitu tingkat operasonal bank pun mejadi
turun dan profitabilitas bank akan meningkat.
32
3. Rasio Likuiditas harus tetap di tingkatkan tetapi jangan melampaui batas toleransi yang ditetapkan
oleh BI dengan begitu kondisi likuiditas bank bisa terus dikatakan sehat dan profitabilitas terus dapat
terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suyono, 2005. Analisis Rasio-rasio Bank yang Berpengaruh Terhadap Return on Asset (ROA).
Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).
Augusty Ferdinand, 2006.Metode Penelitian Manajemen . Pedoman Penelitian untuk Penulisan Skripsi,
Tesis dan Desertasi IlmuManajemen. Penerbit Badan Penerbit Uninversitas Diponegoro, Semarang.
Atik Damarwati, 2007. Terus Disusuri, Tapi Masih Rendah, Majalah Info Bank No 341 Edisi Agustus
2007 Volume XXVIII . Hal 64-66.
Eka Nuraini Rahmawati, 2003. Bank Syariah: Perbandingan dengan Bank Konvensional, Keunggulan dan
Harapan, Majalah Usahawan Indonesia. No.12 TH XXXII Desember 2003.
Gilbert, R.A, 1984. Bank Market Structure and Competition: A Survey, Journal of Money, Credit and
Banking 16 (4), pp. 617-644.
Gujarati, Damodar N. 1995. Basic Econometric.Third Edition.McGraw-Hill International Editions.
America: New York.
Hesti Werdaningtyas, 2002. Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take OverPramerger di
Indonesia, Jurnal Manajemen Indonesia, vol. 1, no. 2, pp. 24-39.
Kasmir, 2002.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Kidwell, D., and Koch, T, 1982. The Behavior of the Interest Rate Defferential Between Tax-Exemt
Revenue an General Obligation Bonds: A Test of Risk Preferences and Market Segmentation, The
Journal of Finance, 37, pp. 73-85.
Merkusiwati, Ni Ketut Lely Aryani, 2007. Evaluasi Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja Perusahaan,
Buletin Studi Ekonomi, Vol 12, No. 1.
Muhammad Sarifudin, 2005. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba pada Perusahaan Perbankan
yang Listed di BEJ Periode 2000 s/d 2002”. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen
Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).
Mudjarad Kuncoro dan Suhardjono, 2002.Manajemen Perbankan Teoridan Aplikasi. Penerbirt BPFE:
Yogyakarta.
Ross, Westerfield and Jaffe, 2005.Corporate Finance.Seventh Edition. McGraw Hill, America: New
York.
Sri Haryati, 2002. Analisis Kebangkrutan Bank: Bunga Rampai KajianTeori Keuangan In Memorian
Prof. Dr. Bambang Riyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Voght, Stephen C and Vu, Josepth D, 2000.“Cash flow and Long-run Firms Value: Evidence from The
Value Line Invesment Survey, Journal of Management Issue: pp.20-32.
Wisnu Mawardi, 2005. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di
Indonesia, Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14, No. 1, Juli 2005.
Yuliani, 2007.Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan yang
Go Public di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol. 5, No. 10,
Desember, 2007.
Zimmerman, G.C, 1996. Factor Influencing Community Bank Performance in California, FBRSF
Economic Review. Number 1, pp. 26-42.
Bambang Sudiyanto, Analisis Pengaruh DPK, BOPO, CAR, Dan LDR terhadap Kinerja Keuangan Pada
Sektor Perbankan Ynag Go Public Di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2008
Dhika Ermaya, Analisis Ukuran Perusahaan Dan Kualitas Aktiva Produkitif Terhadap Profitabilitas
(Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Di Indonesia periode 2006-2010)
Erma Handayani, Analisis Perbedaan Kinerja Bank BUMN dan Bank Swasta Nasional Devisa,jurnal
Ekonomi,Jakart
33
KINERJA KEUANGAN INDUSTRI PERBANKAN
(STUDI KASUS BANK BPD DI INDONESIA
PERIODE 2002.Q1-2012.Q4)
Lisa
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAKSI
Profitabilitas merupakan tujuan utama pada perilaku-ALMA bank. Mengingat profitabilitas yang cukup
dan tumbuh akan mampu memupuk permodalan yang berimplikasi pada peningkatan solvabilitas dan
trust bank. Tujuan utama penelitian ini untuk mengetahui pengaruh struktur aset, struktur finansial dan
struktur beban operasional bank serta pertumbuhan GDP terhadap profitabilitas bank BPD di Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh BPD yang beroperasi di Indonesia. Data yang digunakan
adalah data triwulanan dari tahun 2002-2012. Teknik sampling yang digunakan samping jenuh (26
bank). Alat analisis menggunakan data panel regresi. Hasil uji dengan alat bantu STATA, menunjukan
metode random effect robust terpilih sebagai cara yang terbaik.
Temuan penelitian menunjukan variabel yang signifikan berpengaruh terhadap ROA adalah permodalan
(TE/TA) dan likuditas (LDR) berpengaruh positif signifikan ; Sedangkan variabel beban bunga ( IE/PO),
overhead cost (OC/PO) dan pertumbuhan GDP berpengaruh negatif signifikan. Implikasi yang dapat
disumbangkan dalam penelitian ini adalah peningkatan ROA bank BPD dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan porsi kredit dan modal bank serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembiayaan
operasional dan variasi produk bank.
Kata Kunci : Bank BPD, ALMA, LDR dan ROA .
PENDAHULUAN
Kondisi perbankan ini mendorong pihak-pihak yang terlibat didalamnya untuk melakukan penilaian
atas kesehatan bank. Salah satu pihak yang perlu mengetahui kinerja dari sebuah bank adalah investor
sebab semakin baik kinerja bank tersebut maka jaminan keamanan atas dana yang diinvestasikan juga
semakin besar. Dengan menggunakan rasio keuangan, investor dapat mengetahui kinerja suatu bank. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Muljono (1999) bahwa perbandingan dalam bentuk rasio menghasilkan
angka yang lebih obyektif, karena pengukuran kinerja tersebut lebih mudah diperbandingkan dengan
bank-bank yang lain ataupun dengan periode sebelumnya (Pandu, 2008).
LANDASAN TEORI
A. Determinan Profitabilitas Bank
Penelitian lalu yang dilakukan oleh Yuliani (2007) dengan judul hubungan efisiensi operasional
dengan kinerja profitabilitas pada sector perbankan yang go public di BEI, menggunakan analisis
regresi time-series cross-section dengan menggunakan variabel MSDN, CAR, BOPO, LDR. Variabel
BOPO berpengaruh signifikan negatif,sedangkan CAR berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja
profitabilitas perbankan. Variabel MSDN dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
profitabilitas perbankan.
Adi Stiawan (2009) meneliti tentang Analisis Pengaruh Faktor Makroekonomi, Pangsa Pasar
Dan Karakteristik Bank Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Pada Bank Syariah Periode
34
2005-2008). Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh kondisi ekonomi makro yang
diproksi dengan inflasi dan GDP, pengaruh karakteristik bank yang diproksi dari FDR, CAR, NPF,
BOPO dan SIZE , dan pengaruh pangsa pasar yang diproksi dengan pembiayaan bank syariah
terhadap profitabilitas bank syariah yang diproksikan dengan ROA. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel Inflasi dan GDP, tidak berpengaruh terhadap ROA. Pangsa Pembiayaan, CAR, FDR
berpengaruh signifikan positif terhadap ROA perbankan, sedangkan BOPO, NPF, dan SIZE
berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA Bank Syariah,
Mahardian (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO,
NPL, NIM, dan LDR terhadap ROA (Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ
periode Juni 2002-Juni 2007)”. Analisis yang digunakan yakni regresi linear berganda. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa CAR, NIM, dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ROA. Sebaliknya BOPO memiliki pengaruh negatif signifikan. Sedangkan NPL memiliki pengaruh
negatif tetapi tidak signifikan terhadap ROA.
Nugroho (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh NIM, NPL, BOPO,
LDR, dan Modal Inti terhadap ROA (Studi Kasus pada Bank di Indonesia Periode 2007-2009)”.
Analisis yang digunakan yakni regresi linear berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa NIM,
LDR, dan Modal Inti berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sebaliknya NPL dan BOPO
memiliki pengaruh negatif signifikan.
B. ALMA Bank
Menurut Sani Kurniawan (2011) Asset and Liability Management (ALMA) adalah suatu usaha
untuk mengoptimumkan struktur neraca bank sedemikian rupa agar diperoleh laba maksimal dan
sekaligus membatasi resiko menjadi sekecil mungkin.
Dalam mempelajari ALMA ada kategori resiko antara lain:
a. Resiko dibidang kredit.
b. Resiko di bidang Liquiditas ( bank tidak dapat membayar kewajiban pada waktunya atau hanya
dapat membayar dengan melakukan pinjaman darurat atau menjual aktiva.
c. Resiko tingkat suku bunga ( Resiko akibat perubahan suku bunga)
d. Resiko nilai valuta asing ( kerugian akibatperubahan kurs)
e. Resiko di bidang kontijen (resiko akibat transaksi kontijen)
Untuk meminimalkan resiko-resiko tersebut diperlukan kerangka proses ALMA (ALMA frame work)
yaitu:
Ø Adanya penetapan kebijakan dan strategi ALMA oleh organisasi yang berwenang
Ø Adanya tujuan dan arah bagi manajemen dan petugas pelaksana
Ø Adanya pngumpulan data internal atau data eksternal yang dapat menunjang keputusan ALMA
untuk jangka panjang maupun jangka pendek
Ø Adanya analisis yang mengembangkan scenario untuk menguji berbagai alternatif strategi ALMA
Ø Ada Manajemen gap yang bertujuan untuk memaksimalkan pendapatan dan memperkecil resiko
C. Rasio Keuangan
1. Pengertian Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos
tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu ataupun secara kombinasi dari kedua
laporan tersebut (Munawir, 2004).
2. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Rasio keuangan tersebut. menurut Robert Ang (1997) dapat dikelompokkan menjadi :
a. Rasio Likuiditas
Yaitu menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk segera menyelesaikan kewajiban
jangka pendeknya. Suatu perusahaan yang memiliki alat-alat likuid pada suatu saat tertentu
35
dengan jumlah yang sedemikian besar sehingga mampu memenuhi segala kewajiban
finansialnya yang harus segera dipenuhi maka perusahaan tersebut dapat dikatakan likuid,
namun jika keadaan sebaliknya yang terjadi maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut
tidak likuid atau illikuid.
b. Rasio Solvabilitas
Yaitu perbandingan antara dana yang berasal dari pemilik dengan dana yang berasal dari
kreditur. Apabila dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan lebih kecil dibanding dana yang
diserahkan para kreditur maka berarti perusahaan sangat tergantung pada para kreditur sehingga
kreditur mempunyai peranan yang lebih besar untuk mengendalikan perusahaan. Perusahaan
yang mempunyai rasio solvabilitas rendah berarti perusahaan tersebut mempunyai resiko
kerugian lebih kecil ketika keadaan ekonomi merosot dan juga mempunyai kesempatan
memperoleh laba yang rendah ketika ekonomi melonjak dengan baik, begitu pula sebaliknya.
c. Rasio Profitabilitas
Yaitu menunjukkan seberapa efektifnya suatu perusahaan beroperasi sehingga
menghasilkan keuntungan/laba bagi perusahaan. Masalah rentabilitas atau profitabilitas bagi
perusahaan lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah
merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut telah bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat
diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang
menghasilkan laba tersebut. Dan laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas
ekonomi adalah laba yang berasal dari operasi perusahaan yaitu biasa disebut laba usaha.
d. Rasio Aktivitas
Dipakai untuk mengukur seberapa efektifnya perusahaan dalam menggunakan sumbersumber dana yang ada. Efektivitas ini diasumsikan adanya saldo yang tepat untuk disediakan
atas pemanfaatan aktiva perusahaan.
Kerangka Pikir Penelitian dan Hipotesis
AP/TA
X1
TE/TA
X2
IE/PO
X3
OC/PO
X4
X3
ROA
Y
LDR
X5
GDP
X6
Hipotesis
Berdasarkan teori yang telah di paparkan, maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut :
1. Diduga, secara parsial pengaruh aktiva produktif terhadap ROA adalah negatif signifikan
2. Diduga, secara parsial pengaruh permodalan terhadap ROA adalah positif signifikan
3. Diduga, secara parsial pengaruh beban bunga terhadap ROA adalah negatif signifikan
36
4.
5.
6.
7.
Diduga, secara parsial pengaruh beban overhead lainnya terhadap ROA adalah negatif signifikan
Diduga, secara parsial pengaruh likuiditas ( LDR ) terhadap ROA adalah positif signifikan
Diduga, secara parsial pengaruh pertumbuhan GDP terhadap ROA adalah negatif signifikan
Diduga aktiva produktif, permodalan, beban overhead, LDR, dan GDP berpengaruh signivikan
terhadap ROA.
METODE PENELITIAN
A. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu studi yang digunakan
untuk memperoleh teori-teori yang diperlukan mengenai permasalahan yang diteliti, dengan
mengumpulkan referensi yang bersumber dari buku literature. Data-data yang diperlukan sebagai
penelitian ini dikumpulkan melalui laporan keuangan per triwulan pada periode 2002 sampai 2012
yang di peroleh dari situs (http://www.bi.go.id), serta dari website (http://www.wikipedia.com).
B. Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Struktur Return on Asset (ROA) adalah
Rasio Return on Asset (ROA) adalah laba sebelum pajak dibagi dengan rata-rata total
aset.untuk mengukur manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Semakin besar
ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.
2. Proporsi Aktiva Produktiv (AP/TA) didapat dari aktiva produktif dibagi dengan total asset. Satuan
dari Aktiva Produktif adalah persen (%).
3. Proporsi Total Ekuitas (TE/TA) didapat dari total ekuitas dibagi dengan total asset. Satuan dari
Total Ekuitas adalah persen (%).
4. Proporsi Beban Bunga (IE/PO) didapat dari beban bunga dibagi dengan pendapatan oprasional.
Satuan dari Beban Bunga adalah persen (%).
5. Proporsi Biaya Oprasi yang Bukan Bunga (OC/PO) didapat dari overhead cost dibagi dengan
pendapatan oprasional. Satuan dari Biaya Oprasi yang Bukan Bunga adalah persen (%).
6. Proporsi Loan to Deposit Ratio (LDR) didapat dari total kredit dibagi dengan DPK. Satuan dari
Loan to Deposit Ratio adalah persen (%).
7. Proporsi Gross Domestik Produk (GDP) didapat dari
GDPT(t) – GDP(t-1) dibagi dengan GDP (t-1) dapat juga diabil dari data keuangan BI. Satuan
dari Gross Domestik Produk adalah persen (%).
Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Struktur Aktiva
Dari seluruh porsi aktiva produktif didalamnya terkandung porsi kredit yang diberikan sebesar
47.703% dengan demikian porsi aktiva produktif yang bukan kredit masih menempati 44.325%
dengan kecenderungan porporsi kredit meningkat. Pada grafik tersebut biaya aktiva produktif yang
dihasilkan berada dalam ketentuan minimum kesehatan bank. Sehingga kualitas aktiva produktiv
harus dipertahankan dalam keadaan lancar. Semakin baik kualitas aktiva produktif suatu bank maka
akan semakin kecil pula kredit bermasalah pada bank tersebut, dan besarnya kredit bermasalah pada
suatu bank maka akan menurunkan tingkat profitabilitasnya.
B. Struktur Finansial
Sumber dana BPD di dominasi oleh DP3 sekitar 79.977% dengan kecenderungan meningkat, ini
disebabkan karena semakin besar jumlah dana pihak ketiga (DPK) yang bersumber dari giro,
37
tabungan, deposit maka akan semakin tinggi ROA bank. Kondisi ini akan menguatkan persepsi
masyarakat untuk menyimpan dana nya dibank, dengan secara teoritis masyarakat mempercayai
kinerja bank, karena masyrakat menyerahkan uang nya untuk dikelola.
C. Struktur Cost
1. Struktur Pendapatan Oprasional
Pendapatan oprasional BPD di dominasi oleh II/PO sekitar 93.706% dengan kecenderungan
menurun sedangkan FBI/PO walaupun tidak mendominasi, tetapi mempunyai proporsi sekitar
6.293% dengan kecenderungan meningkat.
2. Struktur Beban Oprasional
Beban oprasional BPD di dominasi oleh beban bunga (IE/PO) sekitar 35.466% dengan
kecenderungan menurun. Adapun kecenderungan OC/PO stabil. Dengan demikian proporsi beban
oprasioan (BO/PO) yang merupakan jumlah dari IE/PO dan OC/PO secara grafis jelas terlihat
mengalami tren peningkatan. ini di sebabkan karena efisiensi operasional yang dimiliki belum
mampu menjalankan kegitan operasionalnya secara efisien sehinggaakan berakibat turunnya profit
atau keuntungan.
3. Net Interest Margin dan Overhed Cost
NIM-OC secara nominal menunjukkan bahwa selama periode 2002-2012 kondisi struktur laba
BPD di seluruh Indonesia secara umum kokoh karana NIM lebih besar dari OC yang bermakana
bahwa pendapatan bunga bersih BPD dapat menutup seluruh biaya overhed cost nya.
D. Rasio Keuangan
1. Kondisi Likuiditas
LDR BPD ber fluktuasi dengan tren yang meningkat dengan kisaran angka 42% sampai
dengan 78%. Angka LDR belum pernah mencapai 100% ini mengisaratkan bahwa masih
terdapat DPK yang belum disalurkan kemasyarakat berupa kredit. Dengan perkataan lain
ditinjau dari internal bank masih over likuiditas.
2. Kondisi Solvabilitas
Rasio TETA meningkat dari sekitar 9% sampai 11%, ini disebabkan karena kenaikan asset
lebih rendah dari kenaikan modal sendiri seperti yang terlihat pada grafik dibawah ini.
3. Kondisi Aktivitas
Perputaran asset bank BPD diseluruh Indonesia tampak berfluktuasi dengan kecendrungan
tren yang menurun (2002.Q1-2011.Q4) Berkisar antara 14% sampai 12%. Penurunan PO/TA
selama 2002-2012 disebabkan karena kenaikan asset lebih tinggi dari kenaikan pendapatan
operasional. Selama 2010 kenaikan PO/TA karena tingkat kenaikan total asset per triwulan
lebih rendah dibandingkan tingkat kenaikan PO per triwulan.
4. Kondisi Profitabilitas (ROA)
Rata-rata ROA bank BPD berkisar pada angka 3.89% yang berarti produktifitas setiap
rupiah asset yang di tanam pada bank BPD sebesar 3.89% atau setiap Rp.100 dana yang
tertanam dalam asset bank menghasilkan laba usaha sebesar 2,5. Selama periode 2002.Q12012.Q4 ROA bank BPD berfluktuasi dengan kecenderungan tren yang menurun, penurunan
ROA bank BPD di sebabkan karena tingkat kenaikan total asset lebih besar dibandingkan
kenaikan laba usaha.
38
E. Analisa Data
Uji Model Treatment
Berdasarkan hasil uji postestimation test, model estimasi data panel terpilih (random
effect) yang sudah lolos uji treament model sehingga bisa disimpulkan bahwa model random
effect adalah model yang layak dan sudah robust. Selanjutnya akan dilakukan analisa model
estimasi data panel terpilih (random effect).
Berdasarkan hasil pengujian dengan Stata 12, ternyata diperoleh variabel AP/TA
berpengaruh tidak signifikan dengan pengaruh sebesar -.0001603. Koefisien AP/TA terhadap
ROA tersebut sebesar -.0001603. Artinya setiap penambahan (AP/TA) sebesar satu persen
sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan ROA sebesar -.0001603.
Penelitian ini menunjukan bahwa besarnya ukuran perusahaan menyebabkan ROA suatu bank
BPD menurun artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh aktiva produktif terhadap ROA
negatife tidak signifikan, pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Mahardian (2008), F. Samilogiu dan K. Demirgunes (2008), dan bertentangan dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Edward Gaagah (2009) yang menyatakan bahwa aktiva
produktif (AP/TA) berpengaruh negative signifikan dan Farah Ahwadiyah (2007) yang
menyatakan bahwa aktiva produktif (AP/TA) berpengaruh positif signifikan.
Koefisien variabel TE/TA berpengaruh signifikan tetapi jika setiap penambahan TE/TA
sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikan ROA
sebesar 0010753. artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh total ekuitas dalam asset (TE/TA)
terhadap ROA positif signifikan, pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Restiyana (2011) dan Edward Gagah (2009), dan bertentangan dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Ali dan sadaqat (2011) yang menyatakan bahwa total
ekuitas dalam asset berpengaruh negative signifikan dan Triono (2007) yang menyatakan bahwa
total ekuitas dalam asset berpengaruh positif tidak signifikan.
Koefisien variabel IE/PO berpengaruh signifikan tetapi jika setiap penambahan TE/TA
sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan ROA
sebesar -.0011492. artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh interest ekspen dalam
pendapatan oprasiona/ beban bunga (IE/PO) terhadap ROA negatif signifikan, pengaruh
tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ali dan Sadaqat (2011), Nugroho
(2010), dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Yusti (2011) yang
39
menyatakan bahwa beban bunga berpengaruh positif signifikan dan Iswatun (2010) yang
menyatakan bahwa total ekuitas dalam asset berpengaruh tidak signifikan.
Koefisien variabel OC/PO berpengaruh signifikan tetapi jika setiap penambahan TE/TA
sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan ROA
sebesar -.0012093. artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh overhead cost (OC/PO)/ beban
non bunga terhadap ROA negatif signifikan, pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ali dan Sadaqat (2011) dan Edward Gagah (2009), dan bertentangan
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Yusti (2011) yang menyatakan bahwa
overhead cost berpengaruh positif signifikan dan Iswatun (2010) yang menyatakan bahwa
overhead cost berpengaruh tidak signifikan.
Koefisien variabel LDR berpengaruh signifikan tetapi jika setiap penambahan LDR
sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikan ROA
sebesar 0000475. artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh LDR terhadap ROA positif
signifikan, pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Restiyana
(2011) dan Nugroho (2010), dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Sri Mintarti (2007) dan Yuliani (2007) yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh tidak
signifikan.
Koefisien variabel GDP berpengaruh signifikan tetapi jika setiap penambahan GDP
sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan ROA
sebesar -.0016699. artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh GDP terhadap ROA negatif
signifikan, pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kok Yoke Teng
(2012) dan William Bentum (2012), dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Alper dan Anbar (2011) dan Adi Stiawan (2009) yang menyatakan bahwa GDP
berpengaruh tidak signifikan.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Struktur asset bank BPD kecenderungan meningkat. Semakin baik kualitas aktiva produktif suatu
bank maka akan semakin kecil pula kredit bermasalah pada bank tersebut, dan besarnya kredit
bermasalah pada suatu bank maka akan menurunkan tingkat profitabilitasnya.
2.
Struktur financial (pasiva) bank BPD di dominasi oleh dana pihak ketiga (DPK),sekitar 79%
sementara dana pihak kedua hanya berkisar sekian 9% dan sisa nya adalah modal pemilik bank.
Kondisi ini secara teoritis masyarakat mempercayai kinerja bank, karena masyrakat menyerahkan
uang nya untuk dikelola.
3.
Struktur laba bank BPD terdiri dari pendapatan opersional masih didominasi oleh pendapatan
bunga(II) berkisar 93% sisa nya hanya 6% FBI, sementara BO/PO dengan kecenderungan
meningkat yang berarti terjadi peningkatan tidak efisiesi biaya. Efisiensi biaya lebih didominasi
oleh proporsi beban bunga (IE) dengan kecenderungan yang menurun sementara OC proporsinya
cenderung meningkat.
4.
Kondisi likuiditas Bank BPD. Angka LDR cenderung meningkat yang berarti perkembangan loan
(kredit) lebih tinggi dari pada perkembangan deposit.
5.
Kondisi profitabilitas Bank BPD secara umum menurun penurunan ROA bank BPD di sebabkan
karena tingkat kenaikan total asset lebih besar dibandingkan kenaikan laba usaha.
6.
Kondisi solvabilitas. Yang di proxykan oleh TETA pada bank BPD secara umum meningkat ini
disebabkan karena asset lebih rendah dari kenaikan modal sendiri. Secara pertumbuhan modal
sendiri(TE) lebih tinggi dripada total asset nya.
7.
Kondisi aktivitas pada Bank BPD yang di proxykan PO/TA secara umum mengalami penurunan,
penurunan PO/TA disebabkan karena kenaikan asset lebih tinggi dari kenaikan PO.
40
8.
Berdasarkan hasil uji model treatment robust random efek maka variable independent yang
signifikan mempengaruhi ROA adalah variabel yang di proxykan oleh TE/TA, IE/PO,OC/PO, LDR
dan GDP sementara variabel lainya dari struktur Asset (AP/TA) tidak signifikan mempengaruhi
ROA.
Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat ditarik beberapa saran sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan ROA pada Bank BPD dapat mengendalikan pertumbuhan asset dalam arti
mengelola Sedemikian rupa sehingga pertumbuhan asset menjadi lebih rendah di bandingakan
pertumbuhan laba operasi.
2. Untuk meningkatkan ROA pada Bank BPD dapat memfokuskan pada mengefektifkan struktur laba
dengan cara menurunkan proporsi beban bunga dan overhead cost akan begitu tingkat operasonal
bank pun mejadi turun dan profitabilitas bank akan meningkat.
3. Rasio Likuiditas harus tetap di tingkatkan tetapi jangan melampaui batas toleransi yang ditetapkan
oleh BI dengan begitu kondisi likuiditas bank bisa terus dikatakan sehat dan profitabilitas terus dapat
terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
Ahwadiyah Farah, “Analisis pengaruh Dividen Payout Ratio, Asset, Sales dan Debt to Equity Ratio
terhadap Return on Asset pada perusahaan Non keuangan PMA dan PMDN yang listed di BEJ”.
2007.
Akhtar, Ali dan Sadaqat, “Factor Influencing the Profitability of Conventional Banks of Pakistan”, 2011.
Athanasoglou, Bank-specific, industry specific and Macroeconomics Determinants of Bank Profitability.
2005.
Awdeh, Perbedaan dan faktor-faktor penentu profitabilitas antara bank domestik dan bank asing yang
beroperasi di Lebanon periode 1993-2003. 2005.
F. Samiloglu dan K. Demirgunes, “pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas
perusahaan di Turki”, 2008.
Gagah Edward, pengaruh Capital Adequecy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Size, dan BOPO
terhadap profitabilitas dengan studi perbandingan pada bank domestik dan bank asing periode
Januari 2003-Desember 2007, (2009).
Khasah Iswatun, Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di
BEI, Skripsi, Semarang, 2010.
Mahardian Pandu, Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR Terhadap Kinerja
Keuangan Perbankan, Skripsi, Semarang, 2008.
Mintarti Sri, implikasi proses take over Bank Swasta Nasional Go Public terhadap tingkat kesehatan dan
kinerja bank, 2007.
Nugroho, “Analisis Pengaruh NIM, NPL, BOPO, LDR, dan Modal Inti terhadap ROA (Studi Kasus pada
Bank di Indonesia Periode 2007-2009)”, 2010
Restiyana, Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR dan NIM terhadap Profitabilitas Perbankan, 2011
Sani Kurniawan, 2011. Asset dan Liabilies Management
Stiawan Adi, Analisis Pengaruh Faktor Makroekonomi, Pangsa Pasar Dan Karakteristik Bank Terhadap
Profitabilitas Bank Syariah (Studi Pada Bank Syariah Periode 2005-2008), 2009
Triono, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Laba Satu Tahun dan Dua Tahun
Mendatang (Studi Pada Bank Umum di Indonesia Periode Tahun 2001-2005)”, 2007.
Yuliani, hubungan efisiensi operasional dengan kinerja profitabilitas pada sector perbankan yang go
public di BEI, 2007.
Yusti, analisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan go public, 2011.
41
PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, LIQUIDITAS, PERTUMBUHAN
PENJUALAN, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS
TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN LQ 45 DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009 - 2011
Rabbely Mutiara
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAKSI
Struktur modal atau capital structure didefinisikan sebagai komposisi proporsi utang jangka
panjang dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang di tetapkan perusahaan.
Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
modal seperti struktur aktiva, current ratio, growth of sales, net profit margin dan Ukuran
Perusahaan terhadap struktur modal di perusahaan-perusahan LQ 45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Pengumpulan data berdasarkan purposive sampling dengan sampel data sebanyak 45 data
dari 15 perusahaan LQ 45 yang terdaftar di bursa efek indonesia. Beberapa uji statistik yang
digunakan adalah uji analisis deskriptif, uji normalitas, uji asumsi klasik dan uji linear
berganda.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor-faktor tersebut secara bersama-sama
mempengaruhi Struktur Modal pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.Secara
parsial Growth of Sales mempengaruhi struktur modal pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia, sedangkan variabel Struktur Aktiva, Current Ratio, Net Profit Margin, dan Ukuran
Perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Dalam model analisis terpenuhi uji
asumsi klasik yaitu tidak terdapat autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas.
Kata Kunci : Struktur Modal (DER), Struktur Aktiva (STA), Profitabilitas (CR), Pertumbuhan
Penjualan (GOS), Profitabilitas (NPM), Ukuran Perusahaan (SIZE)
Pendahuluan
Dalam pasar global yang saat ini terus maju, perkembangan ekonomi yang semakin pesat
menimbulkan ketatnya persaingan di dunia usaha. Hal ini mendorong manajer untuk dapat
memainkan peranan yang penting dalam kegiatan operasi, pemasaran dan pembentukan
strategi perusahaan secara keseluruhan. Hal tersebut bertujuan agar perusahaan dapat bertahan
menghadapi persaingan dan mencapai keuntungan yang maksimal.
Keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam kelangsungan operasi
perusahaan adalah keputusan struktur modal. Dalam memilih alternatif pendanaan, yang akan
menjadi pertimbangan adalah bagaimana perusahaan dapat menciptakan kombinasi yang
42
menguntungkan antara penggunaaan sumber dana dari modal sendiri dengan dana yang berasal
dari luar. Dengan kata lain bagaimana perusahaan mampu menciptakan struktur modal
seoptimal mungkin.
Struktur modal yang optimal yaitu struktur modal yang dapat meminimumkan biaya modal
rat-rata dan memaksimumkan nilai perusahaan. Struktur modal yang optimal merupakan
keputusan yang penting karena mempengaruhi kinerja dan nilai perusahaan. Kinerja
perusahaan yang bagus berdampak pada harga sahamnya naik di pasar modal, sehingga
kemakmuran pemegang saham dapat tercapai. Keputusan struktur modal juga akan sangat
menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya dan juga akan
berpengaruh terhadap risiko perusahaan itu sendiri. Terlalu banyak hutang juga dapat
menghambat perkembangan perusahaan yang pada gilirannya dapat membuat keengganan
pemegang saham untuk tetap menanamkan modalnya.
Suatu perusahaan dalam memutuskan modal mana yang akan diambil, apakah sebaiknya
menggunakan modal sendiri ataukah modla asing. Secara finansial penambahan modla tersebut
harus meningkatkan kemakmuran pemilik, kemakmuran pemegang saham diperlihatkan dalam
wujud semakin tingginya harga saham yang merupakan pencerminan dari keputusan investasi,
pendanaan dan kebijakan deviden.
Struktur modal dapat didefinisikan suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan
komposisi hutang, saham preferen dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan.
Dalam keputusan pendanaan, perusahaan selalu dihadapkan kepada masalah penentuan
struktur modal. Oleh karena itu, manajer perusahaan harus mampu menghimpun dana dengan
baik yang bersumber dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan secara efisien, dalam arti
keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung
perusahaan.
Beberapa bukti empiris mengenai faktor yang mempengaruhi struktur modal. Dalam teori
dikatakan semakin besar struktur aktiva semakin baik bagi perusahaan karena asset yang
dimiliki akan membantu membayar hutang jangka pendeknya atau perusahaan akan memakai
dana dari dalam perusahaan. Struktur Aktiva (STA) menurut Achmad Agus Priyono (2008)
menjelaskan struktur aktiva memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap struktur
modal. Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Ratri Dian Hestuningrum (2012) menjelaskan
struktur aktiva memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.
Liquiditas (CR) menunjukan semakin besar asset perusahaan maka hutang akan semakin
berkurang, karena perusahaan yang mempunyai total aktiva yang besar kemampuan untuk
membayar hutangnya pun lebih besar. Liquiditas menurut Achmad Agus Priyono (2008)
menjelaskan liquiditas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Ratri Dian Hestuningrum (2012) menjelaskan
liquiditas memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.
Pertumbuhan Penjualan (GOS) menunjukan bahwa perusahaan dengan pertumbuhan tinggi
akan cenderung menggunakan dana dari dalam atau dana internalnya untuk membayar hutang
jangka pendeknya. Pertumbuhan Penjualan menurut Ahcmad Agus Priyono (2008)
menjelaskan pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
struktur modal. Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Retri Dian Hestiningrum (2012)
menjelaskan pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
struktur modal.
Ukuran Perusahaan (SIZE) menurut teori semakin besar ukuran perusahaan maka semakin
mudah juga perusahaan untuk membayar hutangnya karena perusahaan dengan ukuran yang
besar memiliki asset yang lebih banyak pula biasanya. Namun perusahaan semakin besar
ukuran perusahaannya, maka perusahaan akan membiayai kegiatan operasionalnya semakin
besar pula dengan menggunakan dana eksternal berupa hutang. Ukuran perusahaan menurut
Herman Ruslih (2010) ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
43
struktur modal. Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Retri Dian Hestiningrum menjelaskan
ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
Profitabilitas (NPM) menurut teori semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan belum
tentu baik bagi perusahaan karena laba yang ada belum tentu cash didalam kas perusahaan
dikarenakan masih adanya hutang-hutang yang tidak tertagih. Menurut Achmad Agus Priyono
(2008) profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Retri Dian Hestiningrum menjelaskan profitabilitas
memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.
Dengan mengetahui bagaimana pengaruh variable-variabel struktur modal yang dapat
membantu perusahaan yang tercatat dalam indeks LQ 45 dalam menentukan bagaimana
seharusnya pemenuhan kebutuhan dana harus dilakukan sehingga tujuan memaksimumkan
kemakmuran para pemegang saham (pemilik) dapat tercapai melalui peningkatan modal
sendiri.
Fokus penelitian ini adalah pada perusahaan-perusahaan yang tercatat di indeks LQ 45 yang
mengeluarkan laporan keuangan setiap tahunnya yang telah di audit selama periode tertentu,
dikarenakan saham-saham yang tergabung dalam indeks LQ 45 mempunyai liquiditas yang
baik yang memungkinkan investor akan tertarik menanamkan modalnya ke dalam perusahanperusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Tabel Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI tahun 2009 - 2011
Kode
Perusahaan
TAHUN
2009 (%)
2010 (%)
2011 (%)
ALLI
0.18
0.19
0.21
ASII
1.00
1.10
1.02
ANTM
0.21
0.28
0.41
BNBR
3.64
1.69
1.07
GGRM
0.48
0.44
0.59
INDF
2.45
1.34
0.70
INDY
1.19
1.10
1.36
JSMR
1.17
1.37
1.32
KLBF
0.39
0.23
0.27
PGAS
1.35
1.24
0.80
PTBA
0.40
0.36
0.41
SMGR
0.26
0.29
0.35
TLKM
1.22
0.98
0.69
UNTR
0.77
0.84
0.69
UNVR
1.10
1.02
1.15
Dari tabel di atas dapat dilihat pada tahun 2009 sampai 2011 masih ada perusahaan
yang mengalami penurunan tingkat struktur modalnya walaupun masih termasuk di dalam LQ
45.
Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa struktur modal pada
perusahaan LQ 45 mengalami fluktuasi yaitu kenaikan dan penurunan pada tahun 2009 sampai
tahun 2011, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat unsur risiko dalam investasi tersebut.
44
Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal telah banyak di
lakukan, antara lain dilakukan oleh Meyulinda, bertujuan untuk menguji pengaruh struktur
aktiva, return on asset, dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur aktiva
berpengaruh tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, return on asset berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal dan pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal.
Landasan Teori
Pengertian Struktur Modal
Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pertimbangan
antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal merupakan masalah yang
penting dalam pengembalian keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan karena secara
langsung berakibat terhadap biaya modal, keputusan tentang capital budgeting dan harga pasar.
Struktur modal ditentukan oleh perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal
sendiri yang digunakan oleh perusahaan. Struktur modal perusahaan haruslah
memaksimumkan profit bagi kepentinagn modal sendiri, dan keuntungan yang diperoleh
haruslah lebih besar daripada biaya modal sebagai akibat penggunaan struktur modal tertentu.
Manajer keuangan harus secara hati-hati memantau efek dari struktur modal terhadap profit
yang diperoleh.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Menurut Ahmad Agus Priyono (2008), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
struktur modal yaitu, Ukuran perusahaan, Operating Leverge, Profitabilitas, Struktur Aktiva,
Pertumbuhan Penjualan. Menurut Retri Dian Hestuningrum (2012), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi struktur modal yaitu, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas, Likuiditas,
Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Price Earning Ratio.
Menurut Herman Ruslih (2010), ada beberapa factor yang mempengaruhi struktur
modal yaitu, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas, Resiko Hutang, Ukuran Perusahaan,
Asset tak Berwujud.
Teori – Teori Struktur modal Tradisional yang terdiri dari :
Beberapa teori-teori struktur modal, antara lain :
Packing Order Theory
Teori ini menjelaskan mengapa perusahan akan menentukan hirarki sumber dana yang
paling disukai. Sesuai dengan teori ini maka investasi akan dibiyai dengan dana internal
terlebih dulu yaitu laba ditahan, kemudian baru diikuti oleh penerbitan hutang baru atau ekuitas
baru atau saham baru
Teori ini mencari resiko yang paling kecil. Dalam teori ini menyatakan perusahaan
lebih menyukai pendanaan internal, perusahaan akan berusaha menyesuaikan rasio pembagian
dividen dengan kesempatan investasi yang dihadapi dan berupaya untuk tidak melakukan
perubahan pembayaran dividen yang terlalu besar, pembayaran dividen yang cenderung
konstan dan fluktuasi laba yang diperoleh mengakibatkan dana internal kadang-kadang
berlebih ataupun kurang untuk berinvestasi, Apabila pendanaan eksternal diperlukan maka
perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu yag dimulai dari
penerbitan obligasi dikarenakan obligasi dapat dikonversikan menjadi modal sendiri dan yang
terakhir menerbitkan saham baru.
45
Tradeoff Theory
Teori ini merupakan model yang didasarkan pada trade-off antara keuntngan dan
kerugian penggunaan hutang. Model struktur modal mempunyai asumsi bahwa struktur modal
perusahaan merupakan keseimbangan antara keuntungan penggunaan hutang dengan biaya
kesulitan keuangan (financial distress) dan biaya keagenan (agency cost). Dari model ini dapat
dinyatakan bahwa perusahaan yang tidak menggunakan pinjaman sama sekali dan perusahaan
yang menggunakan pembiyaan investasinya dengan pinjaman seluruhnya adalah buruk.
Keputusan terbaik adalah keputusan dengan mempertimbangkan kedua instrumen pembiyaan.
Teori ini dipengaruhi oleh beberapa variable. Umumnya oleh keuntungan pajak dari
penggunaan hutang, risiko financial distress dan penggunaan biaya keagenan. Berdasarkan
penggunaan hutang dalam jumlah yang besar, penggunaan modal sendiri mempunyai manfaat
dan kerugian bagi perusahaan.
Kerangka Pikir Penelitian dan Hipotesis
Struktur
Aktiva
X1
Net Profit
Margin
X2
Growth of
Sales
X3
Struktur
Modal
Y
Operating
Leverage
X4
Likuiditas
X5
Hipotesis
Berdasarkan teori yang telah di paparkan, maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut :
1. Diduga bahwa struktur aktiva tidak mempunyai pengaruh positif dan hubungan yang
signifikan terhadap struktur modal.
2. Diduga bahwa liquiditas tidak mempunyai pengaruh positif dan hubungan yang signifikan
terhadap struktur modal.
3. Diduga bahwa profitabilitas tidak mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap struktur modal.
dan hubungan yang
4. Diduga bahwa pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh positif dan hubungan yang
signifikan terhadap struktur modal.
46
5. Diduga bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif dan hubungan yang
signifikan terhadap struktur modal.
6. Diduga secara bersama-sama bahwa struktur aktiva, liquiditas, profitabilitas, pertumbuhan
penjualan dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh dan hubungan yang signifikan
terhadap struktur modal.
Metodologi Penelitian
Tempat Penelitian dan Metode Pengumpulan Data. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan yang termasuk dalam perusahaan LQ 45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009 – 2011.
Adapun untuk teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Porposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah OLS (Ordinary Least
Square) atau lebih dikenal dengan analisis regresi. Penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda karena jumlah variabel independennya lebih dari dua. Alat yang digunakan dalam
mengolah data dalam penelitian ini adalah komputer.
Definisi Operasional Variabel
Pada penelitian ini terdapat 5 variabel yang diteliti, dimana untuk menguji hipotesis
penelitian ini, maka setiap variabel diukur dengan menggunakan instrumen variabel tersebut.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Struktur modal yang tercermin pada Debt to Equity Ratio.
Debt to Equity Ratio =
X 100%
Berfugsi untuk melihat berfungsi yaitu untuk mengukur tingkat levarage (penggunaan
utang) terhadap Debt to Equity Ratio yang dimilik oleh perusahaan LQ45 dari tahun 2009
sampai dengan tahun 2011 yang dinyatakan dalam bentuk presentase.
2. Struktur Aktiva Merupakan keseluruhan dari struktur aktiva pada perusahaan LQ45 dari
periode 2009 sampai dengan 2011 dapat tercermin dari perbandingan antara struktur aktiva
dengan aktiva tetap.
Fixed Assets
Struktur aktiva =
x 100 %
Total Assets
3. Net Profit Margin Adalah tingkat keuntungan bersih maupun dihasilkan perusahaan LQ 45
dalam menjalankan operasinya selama tahun 2009 sampai dengan 2011.
Net Profit
Net Profit Margin =
x 100 %
Net Sales
47
4. Growth of Sales
Pertumbuhan penjualan bertujuan untuk mengetahui penjualan yang dilakukan perusahaan
setiap tahunnya, dimana pertumbuhan penjualan didapat dari selisih penjualan tertentu
dengan tahun sebelumnya.
Penjualan (t) – Penjualan (t-1)
Growth of Sales =
x 100%
Penjualan (t-1)
5. Ukuran Perusahaan
Variabel ini menunjukkan sejauh mana ukuran perusahaan dapat mempengaruhi struktur
modal.
SIZE = Ln (Total Aktiva) x 100%
6. Likuiditas
Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang akan jatuh
tempo. Rasio likuditas dinilai menggunakan Current Ratio. Current Ratio mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan
total aset lancarnya.
Aktiva Lancar
Current Ratio =
x 100%
Hutang Lancar
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Uji Analisis Deskriptif
Gambar Perkembangan Rata-rata Debt to Equity Ratio (DER)
Pada variabel DER terlihat adanya penurunan setiap tahunnya pada perusahan LQ
45, perkembangan pada tahun 2009 sebesar 1.05% lalu di tahun 2010 menurun menjadi
0.83% dan terus menurun hingga tahun 2011 sebesar 0.74%.
48
Gambar Perkembangan Rata-rata Struktur Aktiva (STA)
Pada variabel STA terlihat adanya kenaikan setiap tahunnya pada perusahan LQ 45,
perkembangan pada tahun 2009 sebesar 0.33% lalu di tahun 2010 menaik menjadi 0.34%
dan terus menaik hingga tahun 2011 sebesar 0.35%.
Gambar Perkembangan Rata-rata Current Ratio (CR)
Pada variabel CR terlihat adanya kenaikan setiap tahunnya pada perusahan LQ 45,
perkembangan pada tahun 2009 sebesar 2.44% lalu di tahun 2010 menaik menjadi 2.45%
dan terus menaik hingga tahun 2011 sebesar 2.74%.
49
Gambar Perkembangan Rata-rata Net Profit Margin (NPM)
Pada variabel NPM terlihat adanya fluktuasi setiap tahunnya pada perusahan LQ
45, perkembangan pada tahun 2009 sebesar 0.15% lalu di tahun 2010 menurun menjadi
0.13% dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2011 sebesar 0.18%.
Gambar Perkembangan Rata-rata Growth of Sales (GOS)
Pada variabel GOS terlihat adanya fluktuasi setiap tahunnya pada perusahan LQ 45,
perkembangan pada tahun 2009 sebesar 0.03% lalu di tahun 2010 mengalami kenaikan
sebesar 0.18% dan kembali mengalami penurunan pada tahun 2011 sebesar 0.16%.
50
Gambar Perkembangan Rata-rata Ukuran Perusahaan (SIZE)
Pada variabel SIZE terlihat adanya kenaikan setiap tahunnya pada perusahan LQ
45, perkembangan pada tahun 2009 sebesar 16.74% lalu di tahun 2010 mengalami
kenaikan sebesar 16.87% dan terus meningkat pada tahun 2011 sebesar 17.05%.
2. Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi,
variabel dependent dan variabel independent berdistribusi normal atau tidak. Untuk
menguji normalitas data, penulis menggunakan P-P Plot (gambar).
3. Uji Multikolinearitas
Pengujian asumsi multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah antara
variabel bebas yang satu dengan variabel yang lainnya dalam model regresi
tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Dari hasil
perhitungan tolerance value yang ditunjukkan pada table dibawah ini.
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
1 (Constant
)
STA
CR
NPM
SIZE
GOS
B
Std. Error
-179.282
158.268
.275
-.054
-.341
11.967
.699
.311
.031
.427
7.400
.330
Collinearity
Statistics
Toleran
ce
VIF
.713
.838
.828
.737
.925
1.403
1.193
1.207
1.357
1.081
51
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
1 (Constant
-179.282
158.268
)
STA
.275
.311
CR
-.054
.031
NPM
-.341
.427
SIZE
11.967
7.400
GOS
.699
.330
a. Dependent Variable: Struktur Modal
Collinearity
Statistics
Toleran
ce
VIF
.713
.838
.828
.737
.925
1.403
1.193
1.207
1.357
1.081
Tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel bebas (independent) memiliki nilai VIF < 10 dan
masing-masing variabel independen memiliki nilai VIF atau memiliki tolerance mendekati
1, jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara
kelima variabel bebas dalam model regresi penelitian ini.
4. Uji Heteroskedastisitas
Hasil pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
Gambar Scatterplot menunjukan titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik diatas
maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi, dapat disimpulkan tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi sehinnga model regresi dalam penelitian ini layak
dipakai untuk memprediksi struktur modal pada perusahaan yang tergabung dalam
perusahaan LQ 45.
5. Uji Autokorelasi
Angka D-W sebesar +1,076. Hal ini berarti model regresi di atas tidak terdapat masalah
autokolerasi.
52
6. Uji Analisis Regresi Berganda
Coefficients
Model
1(Constant)
a
Standardize
Unstandardized
d
Coefficients
Coefficients
Std.
B
Error
Beta
-179.282 158.268
STA
.275
.311
.137
CR
-.054
.031
-.248
NPM
-.341
.427
-.115
SIZE
11.967
7.400
.246
GOS
.699
.330
.288
a. Dependent Variable: Struktur Modal
Y= -179,282+0,275STA-0,054CR -0,341NPM +0,699 GOS+11,967SIZE+e
Persamaan regresi diatas memiliki persamaan sebagai berikut:
a. Koefisien konstanta = -179,282
Hal tersebut berarti jika STA, CR, NPM, GOS, SIZE = 0 maka struktur modal (DER)
sebesar -179,282 %
b. Koefisien regresi STA = 0,275
Setiap kenaikan 1% Struktur Aktiva, sementara variabel lain konstan maka akan
menyebabkan kenaikan struktur modal sebesar 0,275%.
c. Koefisien regresi CR = -0,054
Setiap kenaikan 1 % Current Ratio, sementara variabel lain konstan maka akan
menyebabkan penurunan struktur modal sebesar -0,054%.
d. Koefisien regresi NPM = -0,341
Setiap kenaikan 1 % Net Profit Margin, sementara variabel lain konstan maka akan
menyebabkan penurunan struktur modal sebesar -0,341%.
e. Koefisien regresi GOS = 0,699
Setiap kenaikan 1 % Growth of Sales, sementara variabel lain konstan maka akan
menyebabkan kenaikan struktur modal sebesar 0,699%.
f. Koefisien regresi SIZE = 11,967
Setiap kenaikan 1 % SIZE (Ukuran Perusahaan), sementara variabel lain konstan maka
akan menyebabkan kenaikan struktur modal sebesar 11,967%.
1. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Struktur Aktiva (STA) terhadap Struktur Modal
Hasil pengujian pengaruh Struktur Aktiva terhadap struktur modal mempunyai pengaruh
positif dan tidak signifikan. Hal ini dapat terlihat dari besarnya nilai koefisien regresi yang
bertanda positif sebesar 0,275 diperkuat dari kolom sig angka 0,381 > α (0,05), maka
koefisien regresi tidak signifikan. Artinya secara parsial pengaruh Struktur Aktiva (STA)
53
terhadap Struktur modal adalah positif dan tidak signifikan. Dengan demikian bahwa Ho1
Struktur Aktiva (STA) terhadap struktur modal pada penelitian ini diterima.
Current Ratio (CR) terhadap Struktur Modal
Hasil pengujian pengaruh Current Ratio terhadap struktur modal mempunyai pengaruh
negatif dan tidak signifikan. Hal ini dapat terlihat dari besarnya nilai koefisien regresi yang
bertanda negatif sebesar -0,054 diperkuat dari kolom sig angka 0,091 > α (0.05), maka
koefisien regresi tidak signifikan. Artinya secara parsial pengaruh current ratio terhadap
struktur modal adalah negatif dan tidak signifikan. Dengan demikian bahwa Ho2 Current
Ratio terhadap struktur modal pada penelitian ini diterima.
Net Profit Margin (NPM) terhadap Struktur Modal
Hasil pengujian pengaruh Net Profit Margin terhadap struktur modal mempunyai pengaruh
negatif dan tidak signifikan. Hal ini dapat terlihat dari besarnya nilai koefisien regresi yang
bertanda negatif sebesar -0,341 diperkuat dari kolom sig angka 0,429 > α (0.05), maka
koefisien regresi tidak signifikan. Artinya secara parsial pengaruh Net Profit Margin
terhadap Struktur modal adalah negatif dan tidak signifikan. Dengan demikian bahwa Ho3
Net Profit Margin terhadap struktur modal pada penelitian ini diterima.
Growth of Sales (GOS) terhadap Struktur Modal
Hasil pengujian pengaruh Growth of Sales (GOS) terhadap struktur modal mempunyai
pengaruh positif dan tidak signifikan. Hal ini dapat terlihat dari besarnya nilai koefisien
regresi yang bertanda positif sebesar 0,699 diperkuat dari kolom sig angka 0,041 < α
(0.05), maka koefisien regresi signifikan. Artinya secara parsial pengaruh growth of sales
terhadap Struktur modal adalah positif dan signifikan. Dengan demikian bahwa Ho4
Growth of Sales terhadap struktur modal pada penelitian ini diterima.
Ukuran Perusahaan (SIZE) terhadap Struktur Modal
Hasil pengujian pengaruh ukuran perusahaan terhadap Struktur Modal mempunyai
pengaruh positif dan tidak signifikan. Hal ini dapat terlihat dari besarnya nilai koefisien
regresi yang bertanda positif sebesar 11,967 diperkuat dari kolom sig angka 0,114 > α
(0.05), maka koefisien regresi tidak signifikan. Artinya secara parsial pengaruh Ukuran
Perusahaan terhadap Struktur Modal adalah positif dan tidak signifikan. Dengan demikian
bahwa Ho5 Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada penelitian ini diterima.
2. Uji Simultan (Uji F)
b
ANOVA
Model
1 Regr
essio
n
Resi
dual
Total
Sum of
Squares
df
28575.314 5
Mean
Square
5715.063
49309.016 37
1332.676
F
4.2
88
Sig.
.004a
77884.330 42
a. Predictors: (Constant), STA, CR, NPM, SIZE, GOS
b. Dependent Variable: Struktur Modal
Dari table diatas, pada kolom sig terlihat 0.004 < α (0.05), yang artinya koefisien regresi
tersebut signifikan secara simultan. Maka Ho6 pada penelitian ini diterima. Jadi, terdapat
54
pengaruh yang signifikan antara variabel Struktur Aktiva, Current Ratio, Net Profit
Margin, Growth of Sales, dan Ukuran Perusahaan secara simultan terhadap struktur modal
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari variabel independent yaitu Struktur Aktiva secara parsial mempunyai pengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap struktur modal.
2. Dari variabel independent yaitu Current Ratio secara parsial mempunyai pengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap struktur modal.
3. Dari variabel independent yaitu Net Profit Margin secara parsial mempunyai pengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.
4. Dari variabel independent yaitu Growth of Sales secara parsial mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap struktur modal.
5. Dari variabel independent yaitu Ukuran Perusahaan (SIZE) secara parsial mempunyai
pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.
6. Dari variabel independent yaitu Struktur Aktiva, Current Ratio, Net Profit Margin, Growth
of Sales, Ukuran Perusahaan secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh
signifikan terhadap struktur modal.
Saran
2. Bagi Investor
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan arahan kepada para investor untuk
menjadikan rasio keuangan sebagai salah satu pertimbangan dalam upaya optimalisasi
keputusan dari investasi.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Bagi Penelitian Selanjutnya diharapkan untuk menambah rasio-rasio keuangan dan
menambah periode penelitian, hal tersebut dilakukan untuk melihat bagaimana kepekaan
pengaruh rasio keuangan lainnya dalam mempengaruhi struktur modal dalam periode yang
lebih lama.
Daftar Pustaka
Agus Priyono, Achmad, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Ekonomi Manajemen,
2008.
Alwi, Syafaruddin, Alat-Alat Analisis dalam Pembelanjaan, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama,
Yogyakarta : Andi Offset, 1993.
Aviana Elim, Meyulinda dan Yusfarita, Pengaruh Struktur Aktiva dan Tinggkat Pertumbuhan
Penjualan serta Retrun On Assets Terhadap Stryktur Modal pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol.1, No.1, 2010.
Duwi Priyatno, Mandiri Belajar SPSS, Yogyakarta : Mediakom, 2008
55
Hasyim dan Rina Anindita, Prinsip – Prinsip Dasar Metode Riset Bidang Pemasaran, Edisi
Pertama, Cetakan Pertama, Jakarta : UIEU – University Press, 2009.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Ediis Keenam,
Cetakan Pertama, Yogyakarta : UPP STIM YKPN, 2012.
Margaretha, Farah dan Dian Nooraini Suryaningrum, Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal pada Industri Barang Konsumsi, Jurnal Manajemen, 2007.
Priyanto, Dwi, Mandiri Belajar SPSS, Yogyakarta : Mediakom, 2008.
Purwanto, Surhayadi, Statistik untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Edisi Kedua, Jakarta :
Salemba Empat, 2009.
Santoso, Singgih, Buku Latihan SPSS Statistik Parametik, Jakarta, 2001.
Syafri Harahap, Sofyan, Analisis Kritis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Jakarta : Rajawali
Pers, 2011.
56
ANALISIS PENGARUH FUNDAMENTAL KEUANGAN DAN NILAI
PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN RETURN
SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MASUK LQ 45 DI BURSA EFEK
INDONESIA
Putri Nurpratiwi
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAKSI
This study aimed to determine the effect of CR, NPM, ROE, DER and PER to stock return,
either partially or simultaneously. This study is based on data collected from companies in the
category LQ 45 listed in the Indonesia Stock Exchange from 2008 to 2011 and data processed
using Multiple Linear Regression Analysis. Tests carried out using a data analysis method
comprising: Normality Test Data, Test Assumptions Classical Hypothesis Testing (t test, F
test) and Test Beta coefficient.
Normality Test based on preliminary data indicate that normal data. Multicollinearity test
results indicate that there is no multicollinearity. The test results indicate that did not happen
heterocedastisity heterocedastisity. Autocorrelation test results indicate that there is no
autocorrelation. It can be concluded that the regression model is free from assumptions of
classical test.
The research proves that a partial, NPM and PER have a significant impact on stock returns
as a result of a significant level of t-test is less than 0.05, while the CR, ROE and DER did not
have a significant effect on stock returns as a result of significantly higher levels than 0.05.
Simultaneously, CR, NPM, ROE, DER and PER have a significant impact on stock returns as a
result of a significant level of less than 0.05. While the independent variables that have the
most impact on stock returns through Test Beta coefficient is NPM.
Keywords: Return Saham , Current Ratio (CR), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity
(ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER).
Pendahuluan
Situasi perekonomian dan bisnis terus berkembang selama beberapa tahun terakhir ini.
Manajemen dihadapkan pada situasi bisnis yang semakin kompetitif dan kompleks, sehingga
membutuhkan alat pengukuran kinerja yang lebih handal. Kinerja perusahaan pada akhir
periode harus dievaluasi untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Evaluasi ini merupakan
kegiatan yang penting karena melalui evaluasi kinerja, perusahaan dapat mengetahui sasaran
ataupun target perusahaan berhasil dicapai atau tidak.
Usaha memaksimumkan keuntungan dapat diwujudkan dengan memaksimalkan nilai
perusahaan. Pada perusahaan yang telah go public, nilai perusahaan akan tercermin dari harga
perusahaan tersebut. Secara umum dikatakan bahwa nilai perusahaan yang meningkat
menunjukkan kinerja perusahaan yang tinggi, sedang untuk shareholder, peningkatan nilai atau
57
kinerja perusahaan tercermin dari return yang dihasilkan oleh saham tersebut yang berupa
dividen dan capital gain (loss) atau dapat kita sebut sebagai return saham.
Dalam perdagangan di pasar modal, saham merupakan surat berharga yang paling popular
dibandingkan obligasi karena saham memungkinkan investor untuk mendapatkan return atau
pengembalian yang lebih besar dalam waktu relatif singkat (high return). Return tersebut
berupa dividen dan capital gain. Dividen merupakan sebagian dari laba yang dibagikan kepada
pemegang saham. Sedangkan capital gain merupakan keuntungan yang diperoleh investor dari
kelebihan harga jual diatas harga beli. Bagi investor, dividen lebih mudah diperkirakan
besarnya daripada capital gain. Sehingga pembayaran dividen tinggi dianggap perusahaan
mempunyai prospek tingkat keuntungan yang kurang baik.
Sumber : data yang diolah
Gambar 1.1 Grafik Data Return Saham LQ 45 Tahun 2008-2011
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa adanya return saham yang terus bergerak
(berfluktuasi). Banyak hal yang mempengaruhi return saham berfluktuasi yaitu :
1.
Pergerakan Suku Bunga
Pada saat suku bunga naik, harga saham cenderung akan turun. Sebagian investor
mungkin akan menjual sahamnya dan kemudian akan memindahkan uangnya ke deposito
perbankan yang suku bunganya naik dan begitu sebaliknya. inflasi atau kenaikan harga
barang dan jasa juga bisa membuat harga- harga saham turun.
2.
Kinerja Perusahaan Penerbit Saham
Semakin tinggi penjualan dan laba bersih perusahaan, maka investor juga akan
memburu dan harga saham juga pasti akan naik. Harga saham juga terkadang dipengaruhi
oleh faktor politik, sosial, dan keamanan.
Dari data harga saham LQ 45 (data tahunan) yang dikumpulkan dari tanggal 01 Januari
2008- 31 Desember 2011, maka dapat dibuat grafik pergerakan return saham untuk 18
perusahaan seperti yang ditunjukkan grafik di atas.
Pada tanggal 1 Febuari 2008, return saham pada 18 perusahaan diatas rata-rata mengalami
lonjakan yang cukup stabil antara 0,02 sampai dengan 1,98. Sebaliknya pada tahun 2008
sampai 2011 masih ada perusahaan yang mengalami penurunan tingkat return sahamnya
walaupun masih termasuk di dalam LQ 45.
Berdasarkan gambar pada grafik 1.6 tersebut dapat disimpulkan bahwa return pasar yang
dilihat dari return LQ 45 mengalami fluktuasi yaitu kenaikan dan penurunan return pada tahun
2008 sampai tahun 2011, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat unsur risiko dalam investasi
tersebut. Meskipun saham-saham LQ 45 merupakan sekumpulan saham yang berkapitalisasi
pasar tinggi dan memiliki likuiditas tinggi namun tidak lepas dari ketidakpastian akan tingkat
58
pengembalian yang akan diterima investor sehingga kalangan investor tetap perlu
mempertimbangkan berbagai ketidakpastian yang mungkin terjadi dan mengantisipasinya.
Tinjauan Pustaka
Teori Efisiensi Market
1. Pasar Efisien
Menurut scott, 2000 : 99 jika terdapat informasi gratis dalam kondisi ideal, maka semua
investor akan memanfaatkannya dan nilai pasar perusahaan menyesuaikan untuk
mencerminkan ekspektasi aliran kas revisian. Dengan kata lain, semua informasi yang
didapat tersebut benar benar terlihat pada keadaan di pasar perusahaan tersebut, dan semua
investor akan mendapatkan informasi yang sama dan return yang normal. Misal, di dalam
kondisi yang ideal, setiap investor akan berusaha untuk mengetahui bagaimana cara
melakukan realisasi terhadap aliran kas dan dividen yang akan datang. Dalam asumsi
tersebut, informasi adalah bersifat bebas dan dalam kondisi yang ideal, sehingga publik
dapat dengan sungguh-sungguh melakukan kegiatan observasi. Dalam keadaan demikian,
semua investor akan menggunakan informasi tersebut dan proses arbitrasi akan dapat
memberikan jaminan bahwa nilai pasar perusahaan secara otomatis akan mengalami
penyesuaian yang mencerminkan tentang harapan atau ekspektasi atas aliran kas yang telah
direvisi.
2. Harga pasar mencerminkan semua informasi yang tersedia.
Berjalannya proses tersebut tidak begitu jelas atau tidak transparan. Sebagaimana
dikemukakan di atas bahwa investor yang rasional dan memiliki informasi yang cukup
akan berusaha untuk mendapatkan informasi sejelas-jelasnya mengenai sekuritas yang
diperdagangkan. Namun, tidak ada jaminan bahwa seseorang (individu) akan dengan tepat
menginterpretasi informasi tersebut. Suatu model mengenai teori pengambilan keputusan
akan memberikan suatu cara untuk memproses informasi, tetapi tidak ada jaminan bahwa
pemprosesannya akan berjalan dengan benar. Sebagai akibatnya, untuk investor yang
berbeda akan bereaksi dengan cara yang berbeda terhadap informasi yang sama, meskipun
mereka semua menerima informasi secara rasional. Hal tersebut dimungkinkan terjadi,
karena setiap individu memiliki keyakinan dasar awal yang berbeda (different prior
beliefs).
3. Hipotesa mengenai Efisiensi Market
Hipotesa tentang efisiensi pasar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Weak form: menyatakan bahwa semua informasi berkaitan dengan harga-harga,
transaksi volume, atau informasi pasar modal lainnya di masa lampau tidak ada
gunanya. Bila ini benar, maka segala bentuk Teknikal Analisis tidak berguna sama
sekali.
b. Semi-strong form: menyatakan bahwa semua informasi yang sudah diketahui publik
(baik itu informasi dari pasar modal seperti harga-harga di masa lampau maupun
informasi fundamental lainnya seperti laporan keuangan) tidak berguna. Informasi dari
segi fundamental yang baru datang akan langsung terlihat di harga sehingga tidak bisa
dieksploitasi. Bila hal ini benar, maka semua bentuk Teknikal Analisis dan
Fundamental Analisis tidak bisa memberikan nilai tambah.
c. Strong form: menyatakan bahwa semua informasi yang ada baik itu publik atau privat
(insider information misalnya) sudah terlihat di harga saham sehingga tidak lagi
bermanfaat.
59
Kerangka Pikir Penelitian dan Hipotesis
Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Diduga terdapat pengaruh positif pada faktor Current Ratio (CR), pengaruh positif pada
faktor Net Profit Margin (NPM), pengaruh positif pada faktor Return On Equity (ROE),
pengaruh negatif pada faktor Debt to Equity Ratio (DER), dan pengaruh positif pada faktor
Price Earning Ratio (PER) secara parsial terhadap return saham pada perusahaan yang
masuk LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008 sampai 2011.
2. Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan pada faktor Current Ratio (CR), Net Profit
Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Price Earning
Ratio (PER) secara simultan terhadap return saham pada perusahaan yang masuk LQ 45 di
Bursa Efek Indonesia pada periode 2008 sampai 2011.
3. Diduga terdapat pengaruh positif paling besar pada faktor Net Profit Margin (NPM)
terhadap return saham pada perusahaan yang masuk LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2008 sampai 2011.
Metodologi Penelitian
a.
Tempat Penelitian dan Metode Pengumpulan Data
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan yang
termasuk dalam perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
tahun 2008 – 2011.
Adapun untuk teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Porposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah OLS (Ordinary Least
Square) atau lebih dikenal dengan analisis regresi. Penelitian ini menggunakan analisis
regresi berganda karena jumlah variabel independennya lebih dari dua. Alat yang
digunakan dalam mengolah data dalam penelitian ini adalah komputer.
60
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1.
Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi,
variabel dependent dan variabel independent berdistribusi normal atau tidak. Untuk
menguji normalitas data, penulis menggunakan P-P Plot (gambar).
2.
Uji Multikolinearitas
Pengujian asumsi multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah antara variabel
bebas yang satu dengan variabel yang lainnya dalam model regresi tidak saling
berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Dari hasil perhitungan tolerance
value yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel bebas (independent) memiliki nilai VIF < 5
dan masing-masing variabel independen memiliki nilai VIF atau memiliki tolerance
mendekati 1
a. Nilai VIF Current Ratio (CR) sebesar 1.190 dan nilai tolerance CR sebesar 0.840.
b. Nilai VIF Net Profit Margin (NPM) sebesar 1.332 dan nilai tolerance NPM sebesar
0.751.
c. Nilai VIF Return On Equity (ROE) sebesar 1.182 dan nilai tolerance ROE sebesar
0.846.
d. Nilai VIF Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 1.152 dan nilai tolerance DER sebesar
0.868.
e. Nilai VIF Price Earning Ratio (PER) sebesar 1.234 dan nilai tolerance PER sebesar
0.811.
61
3. Uji Heteroskedastisitas
Hasil pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar Scatterplot menunjukan titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik
diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi, dapat disimpulkan tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi sehinnga model regresi dalam penelitian ini layak
dipakai untuk memprediksi struktur modal pada perusahaan yang tergabung dalam
perusahaan LQ 45.
4.
Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Model
R
d
1
.576
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.332
.266
i
m
e
n
s
i
o
n
0
a. Predictors: (Constant), PER, DER, ROE, CR , NPM
b. Dependent Variable: Return saham
.5660266
Durbin-Watson
2.434
62
Dari tabel diatas, terlihat pada kolom Durbin-Watson menunjukkan angka 2,144 dan masuk
dalam kategori DW diantara 4-du sampai 4-dl. Jadi pada model ini tidak tejadi
autokorelasi, sehingga model ini dapat digunakan untuk analisis berikutnya.
5. Uji Analisis Regresi Berganda
Coefficients
Model
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Std.
B
1 (Constant)
Error
Beta
-.734
.302
CR
-.003
.048
-.008
NPM
1.730
.813
.281
ROE
.098
.251
.049
DER
-.180
.121
-.184
PER
.040
.009
.562
a. Dependent Variable: Return saham
Y = -0.734 – 0.003CR + 1.730NPM + 0.098ROE - 0.180DER + 0.040PER + e
Dari persamaan diatas dapat diartikan bahwa :
1. Nilai konstanta (a) sebesar -0.734 yang artinya apabila pengaruh variabel CR (X1), NPM
(X2), ROE (X3), DER (X4) dan PER (X5) = 0, maka besarnya return saham (Y) adalah 0.734 %.
2. Setiap kenaikan 0.01 atau 1% CR (X1), sementara variabel lain konstan maka akan
menyebabkan penurunan return saham (Y) sebesar 0.003 atau 3%. dalam penelitian ini CR
berpengaruh negatif terhadap return saham.
3. Setiap kenaikan 0.01 atau 1% NPM (X2), sementara variabel lain konstan maka akan
meyebabkan kenaikan return saham (Y) sebesar 1.730 atau 173%. dalam penelitian ini
NPM berpengaruh positif terhadap return saham.
4. Setiap kenaikan 0.01 atau 1% ROE (X3), sementara variabel lain konstan maka akan
meyebabkan kenaikan return saham (Y) sebesar 0.098 atau 9.8%. dalam penelitian ini
ROE berpengaruh positif terhadap return saham.
5. Setiap kenaikan 0.01 atau 1% DER (X4), sementara variabel lain konstan maka akan
meyebabkan penurunan return saham (Y) sebesar 0.180 atau 18%. dalam penelitian ini
DER berpengaruh negatif terhadap return saham.
6. Setiap kenaikan 0.01 atau 1% PER (X5), sementara variabel lain konstan maka akan
meyebabkan kenaikan return saham (Y) sebesar 0.040 atau 4%. dalam penelitian ini PER
berpengaruh positif terhadap return saham.
63
a. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Dari tabel diatas, hasil pengujian pengaruh Current Ratio (CR) terhadap return
saham mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan. Hal ini tidak sesuai dengan
teori yang menyebutkan bahwa Current Ratio CR mempunyai pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap return saham, dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien regresi
yang bertanda negatif sebesar -0.003 diperkuat dari kolom sig angka 0.950 > α (0.05),
maka koefisien regresi tidak signifikan. Artinya secara parsial pengaruh Current Ratio
(CR) terhadap return saham adalah negatif dan tidak signifikan. Dengan demikian
bahwa Ho1 Current Ratio (CR) terhadap return saham pada penelitian ini diterima.
Rasio lancar yang tinggi juga bukan hal baik karena hal tersebut menunjukkan
manajemen perusahaan yang buruk atas sumber likuiditas. Seharusnya kelebihan aktiva
lancar bisa digunakan untuk membayar deviden, hutang jangka panjang atau untuk
brinvestasi yang bias menghasilkan tingkat kembalian lebih. Manajemen yang buruk
akan membuat investor tidak mau untuk berinvestasi di saham perusahaan tersebut,
membuat harga saham turun maka return saham perusahaannya pun turun pula.
Dari tabel diatas, hasil pengujian pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap
return saham mempunyai pengaruh positif dan signifikan. Hal ini dapat terlihat dari
besarnya nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 1.730 diperkuat dari
kolom sig angka 0.038 < α (0.05), maka koefisien regresi signifikan. Artinya secara
parsial pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap return saham adalah positif dan
signifikan. Dengan demikian bahwa Ho2 Net Profit Margin (NPM) terhadap return
saham pada penelitian ini diterima. Semakin meningkatnya profitabilitas perusahaan
LQ 45 pada tahun 2008-2011 di Bursa Efek Indonesia menyebabkan kenaikan return
saham dan sebaliknya. Semakin tinggi margin laba bersih semakin bagus karena itu
berarti perusahaan mampu mencetak tingkat keuntungan yang tinggi. Diharapkan, ia
juga bisa membagikan dividen yang tinggi pula untuk pemegang saham.
Dari tabel diatas, hasil pengujian pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap
return saham mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan. Hal ini dapat terlihat
dari besarnya nilai koefisien regresi yang bertanda negatif sebesar 0.098 diperkuat dari
kolom sig angka 0.698 > α (0.05), maka koefisien regresi tidak signifikan. Artinya
secara parsial pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap return saham adalah npositif
dan tidak signifikan. Dengan demikian bahwa Ho3 Return On Equity (ROE) terhadap
return saham pada penelitian ini diterima.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin tinggi pula return saham yang diperoleh
investor dan sebaliknya, karena semakin efisien modal yang ditanamkan investor dalam
perusahaan LQ 45 dari tahun 2008 sampai 2011 di Bursa Efek Indonesia ini sehingga
akan semakin banyak investor melakukan investasi pada perusahaan, maka harga
sahamnya akan naik kemudian akan mempengaruhi return sahamnya menjadi naik
pula.
Dari tabel diatas, hasil pengujian pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap
return saham mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan. Hal ini dapat terlihat
dari besarnya nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar -0.180 diperkuat dari
kolom sig angka 0.140 > α (0.05), maka koefisien regresi tidak signifikan. Artinya
secara parsial pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham adalah
negatif dan tidak signifikan. Dengan demikian bahwa Ho4 Debt to Equity Ratio (DER)
terhadap return saham pada penelitian ini diterima. Artinya, bahwa bagi para pemegang
saham semakin kecil atau semakin tinggi angka rasio tidak berpengaruh terhadap return
saham yang diterima oleh pemegang saham.
64
Hasil penelitian ini dikarenakan secara empiris para investor dalam melakukan
investasi tidak mempertimbangkan DER sebagai penentu return saham melainkan
leverage karena akan memperbesar ekspetasi keuntungan. Bila dilihat secara teoritis
rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat memenuhi hutanghutang kepada pihak luar, sehingga semakin kecil rasio ini semakin baik dan membuat
return saham semakin tinggi.
Dari tabel 5.3 diatas, hasil pengujian pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap
return saham mempunyai pengaruh positif dan signifikan. Hal ini dapat terlihat dari
besarnya nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 0.040 diperkuat dari
kolom sig angka 0.000 < α (0.05), maka koefisien regresi signifikan. Artinya secara
parsial pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham adalah positif dan
signifikan. Dengan demikian bahwa Ho5 Price Earning Ratio (PER) terhadap return
saham pada penelitian ini diterima.
Semakin kecil PER suatu saham semakin bagus karena saham tersebut semakin
murah, sehingga pada saat harga saham mengalami kenaikan para investor yang
membeli saham dengan PER yang rendah, maka akan mendapatkan return saham yang
tinggi, sehingga para investor memilih PER tinggi yang dikategorikan sebagai growth
stock karena diharapkan dalam jangka panjang investor mendapatkan return saham
yang tinggi seiring dengan pertumbuhan perusahaan yang akan datang.
b. Uji Simultan (Uji F)
b
ANOVA
Model
Sum
of
Squar
es
1Regression
Mean
df
Square
8.120
5
1.624
Residual
16.340
51
.320
Total
24.460
56
F
Sig.
5.069 .001
a
a. Predictors: (Constant), PER, DER, ROE, CR ,
NPM
b. Dependent Variable: Return
Dari tabel 5.4 diatas, pada kolom sig terlihat 0.001 < α (0.05), yang artinya koefisien
regresi tersebut signifikan secara simultan. Maka Ha6 pada penelitian ini diterima. Jadi,
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Current Ratio (CR), Net Profit Margin
(NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio
(PER) terhadap Return Saham secara simultan.
65
c. Uji Koefisien Beta
Untuk menjawab pertanyaan ketiga dari perumusan masalah adalah dengan
menggunakan uji koefisien beta.
a
Model
1 (Constant)
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
Std.
B
Error
Beta
-.734
.302
CR
-.003
.048
NPM
1.730
.813
ROE
.098
.251
DER
-.180
.121
PER
.040
.009
a. Dependent Variable: Return saham
-.008
.281
.049
-.184
.562
Tujuan koefisien beta adalah untuk menemukan variabel bebas manakah yang memiliki
pengaruh paling besar terhadap variabel terikat. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat :
1.
2.
3.
4.
5.
Koefisien beta dari Current Ratio (CR) sebesar -0,003
Koefisien beta dari Net Profit Margin (NPM) sebesar 1.730
Koefisien beta dari Return On Equity (ROE) sebesar 0.098
Koefisien beta dari Debt to Equity Ratio (DER) sebesar -0.180
Koefisien beta dari Price Earning Ratio (PER) sebesar 0,040
Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yang memiliki pengaruh positif paling
besar terhadap Return saham adalah Net Profit Margin (NPM) sebesar 1.730.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari lima variabel independen yang dianalisis dalam penelitian ini, variabel yang secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen return saham pada perusahaan
LQ 45 yang masuk dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai dengan 2011
melalui Uji t (parsial) adalah Net Profit Margin (NPM) yang berpengaruh positif dan
signifikan sebesar 0,038 dan Price Earning Ratio yang berpengarauh positif dan signifikan
sebesar 0,000.
2. Variabel independen Current Ratio (CR), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity
(ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang
masuk dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai dengan 2011 melalui Uji F,
yaitu dengan nilai signifikan sebesar 0,001.
3. Dari lima variabel independen yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu Current Ratio
(CR), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER),
66
Price Earning Ratio (PER). Variabel yang paling besar berpengaruh positif terhadap return
saham pada perusahaan LQ 45 yang masuk dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008
sampai dengan 2011 adalah Net Profit Margin (NPM) dengan nilai sebesar 1.730.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, terdapat saran yang diharapkan berguna bagi emiten
yang dijadikan sampel penelitian maupun peneliti berikutnya dalam menganalisis Return
Saham, yaitu :
1. Bagi investor, disarankan dalam berinvestasi tidak hanya berpedoman pada return saham
saja, tetapi juga mempertimbangkan keadaan perusahaan dengan melihat kinerja
perusahaan tersebut. Terkait dengan keadaan pasar modal baik domestik yang recovery
maupun global yang saat ini sedang mengalami keterpurukan, kiranya investor tidak hanya
menggunakan informasi dan analisis fundamental saja tetapi juga mempertimbangkan
analisis teknikal, news, romur dan juga kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah yang
menyangkut bidang ekonomi, sosial dan politik.
2. Bagi perusahaan yang dijadikan sampel penelitian harus terus menjaga serta meningkatkan
kinerja dan kredibilitas dengan lebih meningkatkan produktivitas/volume penjualan,
efisiensi perusahaan dalam melakukan penjualan dan ekspansi perusahaan. Dengan
meningkatnya produktivitas diharapkan meningkatkan produk yang terjual, sehingga
penjualan akan meningkat, karena dengan meningkatnya penjualan maka laba yang
diperoleh juga meningkat dan berdampak pada meningkatnya return saham. Dengan
keadaan tersebut, membuat investor berani membeli saham dengan harga tinggi.
3. Bagi penulis, penelitian ini sangat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan
penulis, dengan mengimplementasikan semua pelajaran serta ilmu pengetahuan yang telah
diperoleh selama aktif dalam mengikuti mata kuliah di Universitas Esa Unggul. Penelitian
ini juga memberikan pengetahuan bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lainnya
didalam perekonomian Indonesia baik secara domestik maupun internasional.
4. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya agar lebih banyak lagi faktor fundamental dan nilai
perusahaan dengan melibatkan variabel-variabel independen yang layak dipilih untuk diuji,
apakah kiranya variabel tersebut dapat mempengaruhi variabel dependen secara signifikan
atau tidak. Sehingga data memberikan investor banyak alternatif untuk ekspetasi dengan
membeli saham-saham yang aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI).
DAFTAR PUSTAKA
Adityo, “Analisis Pengaruh Corporate Social responsibility, Beta, Firm Size, dan Book to
Market Ratio terhadap Return Saham (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di BEI periode 2010-2011)”, dalan skripsi Universitas Diponegoro, Semarang
2012
Anoraga, Pandji, dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, Jakarta: Rineka Cipta, Cetakan
Kelima, 2008
67
Brealey, Myers, Marcus, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan, Jakarta: Penerbit
Erlangga, Edisi kelima, 2008
Dian, Restiani, Analisis Pengaruh Earning, Cash Flow, Nilai Buku dan Nilai Pasar terhadap
Pergerakan Stock Return Pasar Saham LQ 45 di BEI, 2009
Ferdy Romadony, “Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan terhadap Harga Saham pada
Industri Otomotif di Bursa Efek Indonesia”, dalam skripsi UEU, Jakarta, 2012
Fraser, Lyn M., dan Aileen Ormiston, Memahami Laporan Keuangan, Jakarta: Indeks, 2008
Getut Pramesti, Panduan Lengkap SPSS 13.0 Dalam Mengelolah Data Statistik, Jakarta: Elex
Media Komputindo, 2006
Joko Salim, Cara Gampang Bermain Saham, Cetakan Pertama, Jakarta: Visimedia, 2010
Keown Martin, Petty Scott, Jr, Prinsip dan Penerapan Manajemen Keuangan, Penerbit: PT.
Macanan Jaya Cemerlang, Edisi sepuluh, 2008
Mangasa Simatupang, Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksadana, Edisi Pertama,
Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010
Prihadi Toto, Deteksi Cepat Kondisi Keuangan, Jakarta: Penerbit PPM, 2009
Riyanto, Bambang, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta: Penerbit Gajah
Mada, Edisi empat, 2008
Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya, Metodologi Penelitian Keuangan, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2006
Samsul M, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Jakarta: Erlangga, 2006
Scott, William, Financial Accounting Theory. Prentice Hall canada Inc', Scarborough, Ontorio,
2000
Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, Edisi Pertama, Jakarta: Mitra Wacana Media,
2008
Priyatno Duwi, SPSS untuk Analisis Korelasi, regresi dan Multivariate, Yogyakarta :
Mediakom, 2009
Suharyadi dan Purwanto, Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Jakarta : Penerbit
Salemba Empat, Edisi dua, 2009,2004
Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi, Jakarta : Penerbit Erlangga, Edisi enam, 2000
Tandelilin, Eduardus, “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”, Yogyakarta: BPFE,
2001
Tatang Ary Gumanti, “Bentuk Pasar Efisien dan pengujiannya,” dalam Jurnal Akuntansi
Indonesia, Jakarta, 2007
68
Tjiptono, Hendy, Pasar Modal di Indonesia, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, Edisi dua,
2006
Ulupui IG.K.A, “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas
terhadap return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan
Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ)”, dalam Jurnal Akuntansi Indonesia,
Jakarta
Widjanarko, Hendro, Determinan Faktor Fundamental terhadap Return Saham pada
Perusahaan yang masuk LQ 45 di BEI, 2010
Yanti Safitry, “Pengaruh CR, ROA, DER, AGE, Ownership, dan Size Terhadap Return Saham
Sektor Akuntansi di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2005-2011”, dalam Skripsi
UEU, Jakarta, 2004
69
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN J.CO DONUTS
DI JAKARTA BARAT
Herlley Brigays
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen
dalam keputusan pembelian J.co Donuts di Jakarta Barat. Dalam penelitian ini faktor – faktor
yang mempengaruhi keputusan pembelian ditinjau dari bauran pemasaran (7P).
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah melakukan pembelian Jco Donuts
dengan jumlah populasi yang tidak diketahui. Jumlah sampel yang digunakan adalah dengan
menggunakan Quota Sampling yaitu sebesar 100 Responden sebagai sampel penelitian. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling dengan
kriteria usia minimal 17 tahun (dengan asumsi responden sudah dewasa dan dapat mandiri
dalam memberikan jawaban). Sudah pernah membeli J.co Donuts dalam 1 Bulan Terakhir.
Penelitian ini dilakukan dengan metode pengumpulan data berupa Kuisioner dan wawancara.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Uji Validitas dan
Reliabilitas untuk mengetahui pertanyaan – pertanyaan yang reliabel, digunakan Skala Likert
dalam mendeskriptifkan bobot nilai tanggapan konsumen untuk setiap pertanyaan yang ada di
kuisioner. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Faktor.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen
dalam keputusan pembelian J.co Donuts di Jakarta Barat. Faktor – faktor tersebut masuk ke
dalam 8 indikator antara lain : Penetapan Harga, Banyaknya Variasi Menu, Porsi Makanan
Standar, Jam buka J.co Donuts, Adanya potongan harga, seragam yang digunakan karyawan,
Dekat dengan pusat keramaian dan Secara Keseluruhan Layanan yang diberikan cukup baik.
Sedangkan faktor yang paling dominan adalah indikator banyaknya Variasi Menu.
Kata Kunci : Bauran Pemasaran 7P dan Keputusan pembelian
PENDAHULUAN
Perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa perlu menjaga kepuasan pelanggan
untuk memaksimalkan laba dan menjaga keberlangsungan perusahaannya. Hal ini juga untuk
memberikan kepuasan konsumen dalam produk yang dipasarkan. Persaingan dalam dunia
usaha khususnya di bidang industri makanan semakin ketat, sehingga menuntut berbagai
macam usaha untuk lebih kreatif dan inovasif agar dapat bertahan di persaingan.
Terlebih lagi di dalam globalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat pesat,
perusahaan dituntut untuk bersaing secara cermat dan tanggap dalam melihat peluang, acaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan baik itu perusahaan dalam posisi pemimpin pasar, maupun
pengikutnya, maka dari itu persiapan dari segala jenis bentuk, terutama dalam segi teknis
kualitas produk, harus diperhatikan dengan seksama. Sehingga persaingan yang semakin ketat
70
tersebut, setiap usaha perlu meningkatkan kekuatan yang ada dalam perusahaannya dengan
cara memunculkan perbedaan atau keunikan yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan
pesaing untuk dapat menarik minat konsumen. menarik konsumen melakukan pembelian tidak
hanya dapat dilakukan dengan memberikan diskon, door prize atau kegiatan promo lainnya.
Menarik konsumen untuk melalukan pembelian juga dapat di lakukan dengan cara
memberikan senyuman dan keramahan yang menyenangkan bagi konsumen pada saat di dalam
toko, karena konsumen yang merasa senang diharapkan akan melakukan pembelian untuk
dapat menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan, maka perlu memberikan kepuasan
kepada konsumen.
J.Co Donuts yang menempatkan produknya sebagai produk internasional yang
memiliki nilai lebih, maka donuts ingin menawarkan rasa donat yang berbeda kepada
konsumennya yang di mana belum pernah dirasakan sebelumnya. J.Co donuts hadir dengan
konsep donat yang sederhana,namun berhasil untuk memikat konsumen dan membuka gerai
hingga kemanca negara. Pertumbuhanpun kian meningkat dari tahun ketahun. J.Co Donuts
pertama kali didirikan pada tanggal 26 juni 2005 oleh PT. Johny Andrean Gruop di Mall lippo
karawaci, Tangerang. Dalam waktu 6 bulan pembukaan pertamanya, J.Co Donuts berhasil
menambah jumlah gerainya sebanyak 22 gerai di indonesia. Sampai dengan tahun 2010, J.Co
Donuts telah memiliki 62 gerai di Indonesia dan 8 gerai di Singapur dan malaysia.
Kesuksesan J.Co Donuts telah mendapat pengakuan yang terbukti dari beberapa
penghargaan yang telah diterima antara lain, “Best Marketing award” sebagai brand yang
memiliki produk paling berinovasi di tahun pertama, “Best Donuts 2006“ oleh Free Magazine,
The Integrated Marketing Strategy Champion 2008” Oleh SWA dan Markplus & Co dan
Cakram Award 2008 sebagai “Break Trough Cempaign Category food & beverage”. Sebagai
usaha food & beverage pada donut dan kopi, J.Co Donuts memiliki beberapa pesaing di
antaranya, Big Apple Donuts & Coffee, Dunkin Donuts, I-Crave Donuts dan krispy kreme
doughnuts coffee.
Sejak pertama kali dibuka J.Co Donuts membuat para konsumennya rela mengantri
berjam-jam untuk mendapatkannya, antrian J.Co Donuts bisa mencapai bermeter-meter. J.Co
Donuts berhasil mencuri perhatian konsumen sejak pertama kali dibuka karena menampilkan
sesuatu yang berbeda dimana menghasilkan konsep Open Kitchen di mana konsumen dapat
melihat secara langsung proses pembuatan donuts tersebut.
Rumusan Masalah
1. Apakah faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian J.Co
Donuts?
2. Faktor apakah yang paling dominan dalam keputusan pembelian J.Co Donuts?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Apakah terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen dalam
keputusan pembelian J.Co Donuts.
2. Untuk mengetahui faktor apakah yang paling dominan dalam keputusan pembelian J.Co
Donuts.
Manfaat Penelitian
1. Bagi kalangan Akademis, semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan di jadikan sebagai
bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.
2. Bagi penulis adalah untuk memperoleh pengetahuan serta penerapan ilmu – ilmu yang di
perolehnya selama perkuliahan terutama di bidang pemasaran.
3. Bagi perusahaan adalah melalui hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan agar
perusahaan dapat terus meningkatkan penjualan.
4. Menjadi bahan masukan yang berguna untuk meningkatkan kualitas.
71
5. Mengetahui nilai jual yang dimiliki sehingga memberikan kepuasan yang lebih kepada
konsumen dan dapat tetap bertahan di dunia industri.
6. Dapat mengetahui perilaku konsumen dalam menentukan keputusan pembelian.
Tinjauan Teori
1. Bauran Pemasaran
Beberapa ahli memberikan bermacam – macam definisi tentang bauran pemasaran
(marketing mix). Ia mengatakan bahwa : “marketing mix is the set of marketing tools that
the firm uses to pursue its marketing objective in the terget market“ yang artinya bauran
pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran (marketing mix) yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk mencapai tujun pemasaran dalam pasar sasaran.
menurut Santoso yang mendefinisikan tentang bauran pemasaran yang
mengatakan bahwa :“Pemasaran meliputi keseluruh sistem yang berhubungan dengan
kegiatan–kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan,menentukan, menentukan harga,
hingga mempromosikan hingga mendistribusikan barang– barang atau jasa yang akan
memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial“.
Sedangkan Menurut Zeithaml and Bitner yang mendefinisikan tentang bauran
pemasaran yang mengatakan bahwa: “marketing mix defined as the elements an
organization controls the can be used to satisfy or communicate with customer. these
elements appear as core decisions variables in any marketing text or marketing plan”.Yang
artinya bahwa bauran pemasaran didefinisikan sebagai elemen organisasi yang dapat
mengontrol dan digunakan untuk memuaskan atau berkomunikasi dengan pelanggan.
elemen-elemen ini muncul sebagai variabel inti keputusan dalam setiap teks pemasaran
atau rencana pemasaran.
Didalam hal ini berati bauran pemasaran jasa adalah elemen-elemen organisasi
perusahaan yang dapat dikontrol oleh perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan
konsumen dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen. berdasarkan definisi tersebut
diatas dapat disimpulkan bahwa marketing mix merupakan unsur–unsur pemasaran yang
saling berkaitan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif,
sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Seperti yang dikemukakan oleh Zeithaml dan Bitner bauran pemasaran jasa terdiri dari
7P yaitu produk (Product), harga (price), tempat (place), promosi (promotion), orang
(people), fasilitas fisik (physical evidence) dan proses (process).Untuk menjangkau pasara
sasaran yang telah ditetapkan, maka setiap perusahaan perlu mengelolah kegiatan
pemasarannya dengan baik.Perusahaan harus dapat menyusun serta menggunakan
controllable marketing variables, untuk mengantasipasi perubahan dari uncontrollable
marketing variables, serta untuk mempengaruhi permintaan perusahaan.
2. Perilaku konsumen
Perilaku konsumen menurut James F. Engel et.al. yang berpendapat bahwa perilaku
konsumsen mendefinisikan tentang :“Consumer behevior is defined as the acts of
individuals directly in volved in obtaining and using economic good services including the
decision proses that precede and determine these acts“.yang artinya bahwa perilaku
konsumen yang didefinisikan sebagai tindakan–tindakan individu yang secara langsung
terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomi termasuk
proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan– tindakan
tersebut.
Menurut David L. Loundon dan Albert J. Della Bitta mengemukaan bahwa perilaku
konsumen :“consumer behavior may be defined as decision procrss and physical activity
individuals engage in when evaluating acquairing, using or disposing of good and
services“.Yang artinya bahwa perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses
72
pengambilan keputusan dan aktivitas individual secara fisik yang dilibatkan dalam proses
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang – barang
dan jasa.
Menurut Gerald Zaleman dan Melanie Wallendorf yang menjelaskan bahwa perilaku
konsumen: “Consumer behavior are acts,proces and social relationships exhibited by
individuals, group and organizations in the obtainment,use of, and consequent experience
with products, services and other resources“. Yang artinya bahwa perilaku konsumen
adalah tindakan– tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan individu,
kelompok dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya
sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan dan sumber – sumber
lainnya.
Menurut Johan C. Mowen Michael minor mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
suatu studi tentang unit pembelian dan proses penukaran yang melibatkan perolehan,
konsumen dan pembangunan barang, jasa, pengalaman serta ide–ide. Menurut Engel et al
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan langsung untuk mendapatkan,
mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang
mendahului dan mengikuti tindakan ini. Sedangkan Kotler dan amstrong mengemukakan
bahwa perilaku konsumen adalah “perilaku pembeli konsumen akhir, baik individual
maupun rumah tangga yang membeli produk untuk konsumen personal. Berdasarkan
pendapat para ahli diatas dapat di simpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan –
tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan
dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang –
barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan .
Karakteristik Proses
keputusan
Stimuli
Pembeli
Pembeli
Keputusan
Pemasaran
Budaya
pengenalan
Pembelian
Produk
Sosial
Masalah
Ekonomi
Pribadi
Harga
Psikologis
Teknologi
Informasi
Stimuli Lair
Produk
Pencarian
Promosi
Budaya
Orang
Proses
Pilihan
Merek
Pilihan toko
Tempat
Politik
Pilihan
Evaluasi
Pilihan waktu
Pilihan
jumlah
Keputusan
Gambar 2.1
Model Perilaku Konsumen Menurut Koter dan Amstrong
Perilaku
Pembelian
Bentuk Fisik
3. Variabel – Variabel dalam mempelajari Perilaku Konsumen
Ada tiga variabel dalam mempelajari perilaku konsumen yaitu, variabel stimulus,
variabel respons dan variabel intervening. Hal ini sesuai dengan pendapatan David L.
Louden dan Albert J. Della Bitta yang mengemukakan bahwa : “three classes of variables
73
are involved understanding consumer behavior in any of these specific situations :stimulus
variabel, response variables and intervening variables
4. Proses pengambilan keputusan Pembelian
proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap: pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian dan
perilaku setelah pembelian, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian bermula dari pengenal kebutuhan. Pembeli merasakan adanya
perbedaan anatar aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan.
b. Pencari Informasi
Tahapan proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen bergerak untuk
mencari informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau
mungkin pula mencari informasi secara aktif
c. Pengevaluasian Alternatif
Pengevaluasi alternatif yakni cara konsumen memproses informasi yang menghasilkan
berbagai pilihan mereka. Sayangnya konsumen tidak melakukan beberapa proses
evaluasi dan tahapan proses keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan
informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan.
d. Keputusan Pembelian
Tahapan proses keputusan pembelian dimana konsumen secara aktual melakukan
pembelian produk. Di tahap pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek dan
membantu kecenderungan (niat) pembelian. Secara umum keputusan pembelian
konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul
di antar kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian. Faktor peertama adalah
sikap orang lain dan sedangkan faktor kedua adalah faktor situasi yang tak terduga.
Konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasarkan pada
pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. Namun,
keadan tak terduga dapat mengubah kecenderungan pembelian.
e. Perilaku Setelah Pembelian
Tahapan proses keputusan pembelian konsumen melakukan tindakan lebih lanjut
setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka. Pekerjaan
pemasaran tidak berhenti pada saat produk dibeli. Setelah membeli produk, konsumen
akan merasa puas atau tidak puas dan akan masuk ke perilaku pembelian yang penting
diperhatikan oleh pemasar
Pengenal
Kebutuhan
Pencari
Informasi
Pengevaluasi
alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku
setelah
pembelian
Gambar 2.2
Proses pengambilan keputusan pembelian.
5. Kerangka Pikir Penelitian
Setiap konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan yng berbeda. Hal ini lah yang di
tanggapi oleh pemasar. Untuk mengetahui apakah produk, harga, tempat, promosi, orang,
74
sarana fisik dan proses dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian J.co Donuts.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi
konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian J.Co Donuts.
Hasil analisis faktor dilakukan untuk menguji apakah produk, harga, tempat, promosi,
orang, sarana fisik dan proses dapat mempengaruhi keputusan pembelian J.co Donuts.
Oleh karena itu hasil analisis ini diharapkan dapat memberi gambaran keputusan
pembelian. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk
Perusahaan J.co Donuts tersebut.
Dengan demikian kerangka pikir penelitian dapat dijadikan kedalam sebuah pola pikir
dari gambaran yang dilihat sebagai berikut :
J.Co Donuts
F
E
E
D
B
A
C
K
Faktor – Faktor yang
mempengaruhi pembelian
1. Produk (Product)
2. Harga (Price)
3. Tempat (plece)
4. Promosi (promotion)
5. Orang
(people/Partisipant)
6. Proses (process)
7. Lingkungan fisik
(Physical Evidence)
Sumber : diolah oleh penulis
Konsumen
Kebutuhan dan keinginan
konsumen
Keputusan pembelian
J.co Donuts
Analisis Faktor
Kesimpulan
Gambar 2.3
Kerangka Pikir Penulis
6. Hipotesis
Hipotesis menurut tatabahasa berarti suatu pernyataan yang kedudukanya belum sekuat
sesuatu proposi atau dalil. Hipotesa atau dugaan sementara yang perlu dikaji
kebenarannya dalam penelitian ini adalah :
a. Diduga faktor Produk ( Product), Harga (Price), tempat (Place), promosi (promotion),
orang (people/partisipant), Fasilitas Fisik (physical Evidence) dan Proses (Process).
merupakan faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian J.co
Donuts.
b. Diduga faktor harga, Tempat, dan Fasilitas fisik adalah faktor yang paling dominan
dalam keputusan pembelian J.co donuts.
75
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian di lakukan kepada semua orang yang pernah melakukan pembelian J.Co Donuts di
Jakarta Barat.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah melakukan pembelian J.co
Donuts dengan jumlah populasi yang tidak diketahui.Teknik pengambilan sampel yang diteliti
adalah jumlah responden dari populasi dengan cara sebagai berikut :
jumlah item pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner tersebut, dimana dengan
mengasumsikan n x 5 observasi.”Dalam penelitian ini, jumlah item pertanyaan dalam kuisioner
adalah 25 item pertanyaan yang akan digunakan untuk mengukur 7 buah variabel, sehingga
jumlah kuesioner yang digunakan adalah sebanyak 100 responden.
1. Quota sampling
adalah metode pengambilan sampel ini dilakukan jika populasi tidak diketahui jumlahnya
sehingga peneliti harus menentukan sendiri jumlah sampel yang inginkan. Karena jumlah
populasi tidak diketahui, maka Quota yang ditetapkan antara masing – masing obyek
penelitian adalah 100 responden.
2. Judgment sampling atau purposive sampling
metode pengambilan sampel ini dilakukan jika peneliti melakukan pengambilan sampel
berdasarkan keputusan dari peneliti sendiri,yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan
tertentu.Responden yang di pilih adalah orang yang diperkirakan dapat menjawab semua
pertanyaan dengan kriteria sebagai berikut :
a. Usia minimal 17 tahun (dengan asumsi responden sudah dewasa dan dapat mandiri
dalam memberikan jawaban).
b. Sudah pernah membeli J.co Donuts dalam 1 bulan terakhir.
Skala Likert
Karena penelitian ini adalah mengetahui faktor yang menentukan maka digunakan skala likert,
skala ini memberikan peluang untuk mengekspresikan perasaan dalam bentuk persetujuan
karena dimungkinkan hasil berupa desimal, bobotnya adalah sebagai berikut:
Tabel Pembobotan skala Likert
Bobot
Katagori
1
Sangat tidak setuju
2
Tidak setuju
3
Cukup setuju
4
Setuju
5
Sangat setuju
Definisi Operasional Variabel
1. Produk ( Product )
Adalah Produk J.co Donuts yang menawarkan kepada konsumen berupa donuts dapat
memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan seperti: Banyaknya variasi menu, porsi makanan
standar, dan kemasan produk menarik.
76
2. Harga ( Price )
Adalah sejumlah uang barang untuk membeli suatu kebutuhan atau keinginan kepada J.co
Donuts seperti: penetapan harga, harga terjangkau, harga sesuai dengan kualitas dan
potongan harga.
3. Tempat ( Place )
Adalah lokasi J.co Donuts yang merupakan tempat untuk manawarkan atau menjual barang
untuk konsumen untuk digunakan maupun di konsumsi, seperti: persediaan selalu ada, dekat
dengan pusat keramaian, dan lokasi mudah diakses.
4. Promosi ( Promotion )
Adalah promosi yang dilakukan oleh J.co Donuts mengenai barang – barang yang
ditawarkan atau dijual kepada konsumen untuk digunakan atau di konsumsi, seperti
mempunyai website khusus dan media social seperti (twitter dan facebook)
5. Partisipant ( Karyawan )
Adalah orang – orang yang terlibat secara langsung dalam proses penjualan J.co Donuts,
seperti karyawan yang sedia dan siap membantu konsumen, ramah dan kesediaan
membantu konsumen, seragam yang digunakan karyawan, dan simpatik dalam pelayanan.
6. Proses pelayanan ( process )
Adalah kegiatan yang menunjukan bagaimana pelayanan diberikan kepada para konsumen
selama melakukan pembelian barang atau jasa seperti : ketepatan pembayaran, jam buka
J.co Donuts, lamanya waktu pelayanan, dan secara keseluruhan layanan yang diberikan
cukup baik.
7. Fasilitas ( physical evidence )
Adalah keadaan lingkungan fisik J.co Donuts sebagai tempat beroperasinya jasa penjualan
barang – barang atau jasa kepada konsumen untuk digunakan atau maupun di konsumsi,
seperti : Desain Interior / eksterior dan outlet tata ruang yang menarik dan tersedia semua
fasilitas ( seperti wifi, AC, Music dan Smoking area).
8. Keputusan Pembelian
Adalah keputusan pembelian merupakan tindakan konsumen dalam membeli suatu produk
atau jasa yang ditawarkan untuk konsumen, seperti : keputusan yang tepat dalam membeli
J.co Donuts, keputusan terhadap produk yang dibeli dan tindakan untuk membeli produk
kembali.
Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu :
a. Produk (X1)
1) Banyakan Variasi Menu (X1.1)
2) Porsi Makanan Standa (X1.2)
3) Kemasan produk menarik (X1.3)
b. Harga (X2)
1) Terdapat penetapan harga (X2.1)
2) Harga yang ditawarkan terjangkau (X2.2)
3) Harga sesuai dengan kualitas (X2.3)
4) Adanya potongan harga (X2.4)
c. Tempat (X3)
1) Persediaan selalu ada (X3.1)
2) Dekat dengan pusat keramaian (X3.2)
3) Lokasi Mudah diakses (X3.3)
d. Promosi (X4)
1) Promosi penjualan mempunyai website khusus (X4.1)
2) Media promosi melalui media Social (X4.2)
e. Partisipant (X5)
1) karyawan yang sedia dan siap membantu konsumen (X5.1)
77
2) ramah dan kesediaan membantu konsumen (X5.2)
3) seragam yang digunakan karyawan (X5.3)
4) simpatik dalam pelayanan (X5.4)
f. Proses (X6)
1) ketepatan pembayaran (X6.1)
2) jam buka J.co Donuts (X6.2)
3) lamanya waktu pelayanan (X6.3)
4) secara keseluruhan layanan yang diberikan cukup baik (X6.4)
g. Fasilitas fisik (X7)
1) Desain Interior / eksterior dan outlet tata ruang yang menarik (X7.1)
2) tersedia semua fasilitas seperti wifi, AC, Music dan Smoking area (X7,2)
h. Keputusan pembelian (Y1)
1) keputusan yang tepat dalam membeli J.co Donuts (Y1.1)
2) keputusan terhadap produk yang dibeli (Y1.2)
3) tindakan untuk membeli produk kembali. (Y1.3)
Metode Analisis Data
1. Uji Validitas
Uji Validitas adalah pertanyaan sampai sejauh mana data yang ditampung pada suatu
kuisioner dapat mengukur apa yang diukur, dengan rumus teknik korelasi produtc moment
pearson :
Keterangan :
r = korelasi respon product moment
n = jumlah data sampel
X1 = Variable terikat kualitas pertanyaan
X2 = Variabel terikat kepuasan pelanggan
Y = Variabel terikat loyalitas pelanggan
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu bentuk pengujian terhadap kualitas data primer, dengan tujuan
untuk mengukur konsistensi seluruh pertanyaan dalam penelitian. Cronbach Alpha adalah
metode uji relibilitas untuk skala kuesioner interval dan ordinal. Adapun rumus cronbach‟s
alpha adalah sebagai berikut :
Keterangan :
r 11 = Reliabilitas intrumen
k = banyak butiran pertanyaan
t2 = variasi total
b2 = jumlah variasi butir
3. Analisis Faktor
Adalah suatu alat uji banyak variabel dimana untuk mengamati dan menganalisis suatu
fenomena yang dapat dibuat suatu pola. Dengan rumus :
78
Dimana :
Xisj = Nilai standar X Ke-i pada Sel Ke-j
Xij = Nilai X Ke – i pada sel ke-j
= Rata – rata variabel ke – i
Dengan persamaan :
Fj = bjIXsI+bj2Xx2+bjkXsk ...................................................
Keterangan :
Fj = Skor Faktor ke - j
bj = Koefisien sektor faktor ke-j
Xsk = variabel ke – k yang telah di standarisasi
a. KMO dan Barlett‟s Test
Kesimpulan tentang layak – tidaknya analisis faktor dilakukan, baru sah secara
statistik dengan menggunakan uji kaisaer meyer olkin (KMO)measure of adequency
and berlett Test of speriecity. KMO uji nilainya berkisar antara 0,5 sampai 1,0 ini
mempertanyakan kelayakan (appropriatness) analisis fakor. Sebagai berikut :
“Analisis faktor layak dilakukan dan sebaliknya bila KMO dibawah 0,5 analisis
faktor tidak layak dilakukan.”
Tabel Nilai KMO
Nilai KMO
Keterangan
>0,8
0,7 - 0,8
0,6 - 0,7
0,5 - 0,6
<0,5
Sangat memuaskan
Memuaskan
Bagus
Cukup
Ditolak
b. Nilai – Image Matriks.
Untuk menentukan variabelmana saja yang layak digunakan dalam analisis lanjutan.
Pada tabel tersebut ada kode “a” yang artinya tanda untuk measure of sampling
adequacy (MSA)
c. Total Variance Explaind.
Menunjukan nilai masing – masing variabel yang dianalisis setiap faktor mewakili
variabel – variabel yang dianalisis. Kemampuan setiap variabel yang dianalisis
ditunjukan oleh besarnya varians yang dijelaskan yang disebut dengan eigenvalue.
d. Rotated Component Matrix.
Menunjukan bahwa variabel yang dapat dikelompokan menjadi faktor – faktor.
79
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Uji Validitas
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Indikator
Banyaknya Variasi menu
Porsi Makanan Standar
Kemasan Produk Menarik
Penetapan harga
Harga Terjangkau
Harga Sesuai dengan kualitas
Potongan Harga
Persediaan Selalu ada
Lokasi Penjualan
Lokasi mudah diakses
Mempunyai Website khusus
Media Social seperti (Twitter dan Facebook)
Karyawan yang sedia dan siap membantu konsumen
Ramah dan kesediaan membantu konsumen
Seragam yang digunakan karyawan
Simpatik dalam pelayanan
Ketepatan Pembayar
Jam Buka J.co Donuts
Lamanya waktu pelayanan
Secara Keseluruhan layanan yang diberikan cukup baik
Desain pada eksterior/interior dan outlet tata ruang yang menarik
Tersedia Semua Fasilitas (sepert Wifi, AC, Music, dan Smoking area)
Keputusan yang tepat dalam membeli
Keputusan terhadap produk yang dibeli
Tindakan untuk membeli produk kembali
Nilai r Hitung
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
Hasil r Hitung
0,655
0,603
0,609
0,495
0,432
0.598
0,429
0,416
0,763
0,759
0,621
0,764
0,504
0,535
0,649
0,632
0,637
0,455
0,564
0,507
0,5
0,594
0,91
0,806
0,806
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
valid
valid
valid
Analisis :
Dengan menggunakan tabel nilai kritis untuk korelasi r person - moment dengan n =
30, nilai α 0,05% dan interval kepercayaan 95% maka didapat
r tabel = 0,361. Dari
25 indikator pertanyaan pada tabel 5.1 maka didapatkan 25 indikator pertanyaan
tersebut valid.
2. Uji Reliabilitas
Hasil untuk semua uji reliabilitas untuk semua indicator pertanyaan rumus Cronbach,s
Alpha pada bauran pemasaran adalah 0,892 sedangkan untuk reliabilitas keputusan
pembelian adalah 0,823. Hal ini menunjukan bahwa semua pertannyan- pertanyaan
yang terdapat dikoesioner tersebut sangat reliabel.
3. Uji Faktor
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan
pembelian J.Co Donuts dan untuk mengetahui faktor apakah yang paling dominan
dalam keputusan pembelian J.Co Donuts.
a. Nilai KMO
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
Approx. Chi-Square
Bartlett's Test of Sphericity Df
Sig.
Sumber : Hasil Olah SPSS
.689
575.239
231
.000
80
Analisis :
Bisa dilihat bahwa dengan munggunakan uji Kaisear Meyer Olkin (KMO) nilainya
berkisar antara 0 sampai 1 ini mempertanyakan kelayakan analisis faktor. Apabila
nilai tertinggi berkisar antara 0,5 sampai 1,0, analisis faktor layak dilakukan dan
sebaliknya bila KMO dibawah 0,5 analisis faktor tidak layak dilakukan. Karna nilai
KMO diatas adalah 0,689 dan > 0.05 maka nilai KMO diatas Bagus atau bisa
dikatakan analisis faktor layak digunakan.
b. Nilai – Image Matrices / MSA
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Indikator
Banyaknya Variasi menu
Porsi Makanan Standar
Kemasan Produk Menarik
Penetapan harga
Harga Terjangkau
Harga Sesuai dengan kualitas
Potongan Harga
Persediaan Selalu ada
Standar MSA Nilai MSA
0,5
0,760a
0,5
0,613a
0,5
0,676a
0,5
0,736a
0,5
0,614a
0,5
0,777a
0,5
0,510a
0,5
0,668a
9 Dekat dengan pusat keramaian
0,5
10 Lokasi mudah diakses
0,5
11 Mempunyai Website khusus
0,5
Keterangan
Memuaskan
Bagus
Bagus
Memuaskan
Bagus
Memuaskan
Cukup
Bagus
0,663
a
Bagus
0,701
a
Memuaskan
0,728
a
Memuaskan
a
Memuaskan
12 Media Social seperti ( Twitter dan Facebook)
0,5
0,706
13 Karyawan yang sedia dan siap membantu konsumen
0,5
0,711a
Memuaskan
14 Ramah dan kesediaan membantu konsumen
0,5
0,790
a
Memuaskan
15 Seragam yang digunakan karyawan
0,5
0,674
a
Bagus
16 Simpatik dalam pelayanan
0,5
0,728
a
Memuaskan
17 Ketepatan Pembayar
0,5
0,836a
18 Jam Buka J.co Donuts
0,5
0,573
a
Bagus
Ditolak
Sangat Memuaskan
Cukup
19 Lamanya waktu pelayanan
0,5
0,669
a
20 Secara Keseluruhan layanan yang diberikan cukup baik
0,5
0,279
a
21 Desain pada eksterior/interior dan outlet tata ruang yang menarik
0,5
0,695
a
Bagus
0,5
0,536a
Cukup
22 Tersedia Semua Fasilitas (sepert Wifi, AC, Music, dan Smoking area)
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Analisis :
bisa dilihat nilai – image matrices atau pada tabel disebut dengan nilai Measure of
Sampling Adequency (MSA) ditandai dengan huruf „a‟. Dapat dilihat bahwa
variabel yang layak dianalisis adalah nilai msa lebih dari 0,05. Bila dibawah 0.05
maka nilai MSA ditolak atau tidak layak. Dari data hasil analisis diatas bisa dilihat
semua nilai MSA > 0.05 dan terdapat nilai MSA yang di tolak karena nilai MSA <
0.05 maka pertanyaan tersebut harus di keluarkan.
81
c. Total Variance Explaind.
Total Variance Explained
Extraction Sums of Squared
Initial Eigenvalues
Loadings
Component
% of Cumulati
% of Cumulati
Total
Total
Variance ve %
Variance ve %
1
5,012
22,78
22,78
5,012
22,78
22,78
2
1,751
7,958
30,738
1,751
7,958
30,738
3
1,592
7,238
37,977
1,592
7,238
37,977
4
1,371
6,23
44,207
1,371
6,23
44,207
5
1,296
5,89
50,097
1,296
5,89
50,097
6
1,097
4,988
55,085
1,097
4,988
55,085
7
1,094
4,973
60,058
1,094
4,973
60,058
8
1,041
4,734
64,792
1,041
4,734
64,792
9
0,929
4,224
69,016
10
0,902
4,101
73,117
11
0,848
3,854
76,971
12
0,718
3,263
80,234
13
0,652
2,964
83,199
14
0,628
2,856
86,054
15
0,624
2,837
88,892
16
0,536
2,437
91,328
17
0,444
2,016
93,345
18
0,403
1,83
95,175
19
0,351
1,595
96,77
20
0,272
1,239
98,009
21
0,228
1,035
99,044
22
0,21
0,956
100
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Rotation Sums of Squared
Loadings
% of Cumulative
Total
Variance
%
2,723
12,377
12,377
2,258
10,263
22,639
1,911
8,685
31,324
1,701
7,734
39,058
1,567
7,123
46,181
1,505
6,843
53,024
1,379
6,269
59,294
1,21
5,498
64,792
Analisis :
bisa dilihat bahwa total variance explaind atau kemampuan setiap variabel yang
dianalisis ditunjukan oleh besarnya varians. Apabila eigenvalue diatas 1.0 maka
itulah yang akan terbentuk menjadi faktor-faktor, dilihat dari 22 indikator
pertanyaan yang ada yang eigenvalue diatas 1.0 ada 8 dari jadi faktor yang
terbentuk dari 22 indikator pertanyaan adalah 8 faktor.
d. Rotasi dengan rotasi varimax.
Faktor yang terbentuk:
1. Dengan nilai eigenvalue 5.012 dinamakan faktor faktor Penetapan harga,
kualitas, simpatik dan desain
2. Dengan nilai eigenvalue 1.751 dinamakan faktor produk, tempat dan fasilitas
fisik
3. Dengan nilai eigenvalue 1.592 dinamakan faktor Produk dan harga
4. Dengan nilai eigenvalue 1.371 dinamakan faktor Promosi, proses dan
partisipant
5. Dengan nilai eigenvalue 1.296 dinamakan faktor Harga dan Tempat
6. Dengan nilai eigenvalue 1.097 dinamaka faktor Partisipant, Proses dan fasilitas.
7. Dengan nilai eigenvalue 1.094 dinamakan faktor Dekat dengan pusat keramaian
8. Dengan nilai eigenvalue 1.041 dinamakan Promosi, Partisipant dan Proses
pelayanan
Faktor yang dominan dalam mempengaruhi Keputusan pembelian J.co Donuts
dengan melihat nilai Eigenvalue : Faktor kedua dengan nilai eigenvalue 5.012 Maka
82
faktor yang dominan yang mempengaruhi keputusan pembelian J.co Donuts adalah
Faktor kedua dengan nilai eigenvalue 5.012, yaitu faktor Produk, tempat dan fasilitas
fisik adalah faktor yang paling dominan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan yang telah jelaskan pada bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan dan sasaran sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil analisis faktor terbentuk 8 faktor yang menentukan keputusan pembelian
J.co Donuts di Jakarta Barat antara lain : adanya penetapan harga, Kualitas, Simpatik dan
desain, Produk, Tempat dan Fasilitas Fisik, Produk dan Harga, Promosi, Proses dan
Partisipant, Harga dan Tempat, Dekat dengan pusat keramaian, Promosi, Partisipant dan
Proses Pelayanan.
2. Berdasarkan hasil yang ada 1 faktor yang sangat dominan mempengaruhi keputusan
pembelian J.co Donuts di Jakarta Barat, diantaranya foaktor kedua yang beranggota 4
dimensi yaitu Produk, tempat dan fasilitas fisik.
DAFTAR PUSTAKA
Arinto, Rita Budiarto dan Nina Sutyaningsih, pengantar Analisis Multivariat
Dengan
SPSS 12, Salembak infotek, Jakarta, 2005.
A. A. Anwar Prabu Mungkunegara, Perilaku Konsumen, edisi revisi, PT. Refika Aditama,
Bandung, 2005
Bilson Simamora, Analisis Multivariat Pemasaran, PT. Gramedia Pustaka utama, Jakarta,
2005.
Hurriyanti Ratih, M. SI, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Alfabeta, Bandung,
2005
Hendri sukotjo dan Sumanto Radit A., Analisia Marketing Mix-7P (Product, Price, Promotion,
Place, Partisipant, Process dan physical evidence) terhadap keputusan pembelian
product Klinik Teta di Surabaya, Oktober 2010.
Husein Umar, Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 2003.
__________, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Cetak 4, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2005.
Naresh K Moholtra , Riset Pemasaran Pendekatan terapan, edisi keempat, jilid 1,
Jakarta, PT. INDEKS, kelompok Gramedia, 2005.
Kotler Philip dan Lane Kevin Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1, PT. Macanan
Jaya Cemerlang, Jakarta, 2008.
Rina Anindita dan Hasyim, Prinsip – Prinsip dasar metode riset dalam pemasaran,
UIEU Universitas, Jakarta, 2009.
Setiadi J Nugroho, Perilaku Konsumen, Prenada media, Jakarta, 2003.
Ronny Kountur, D.M.S.Ph. D, Menguasai Riset Pemasaran, PT. Mitra kerjaya, Jakarta,
2008.
Tjiptono Fandy, Strategi Pemasaran, edisi III Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2007.
Udin Rinaldi, Pengaruh Bauran Pemasaran 7P Terhadap Keputusan Berbelanja di Swalayan,
Fakultas ekonomi universitas panca bhakti, DIK
83
RETURN SAHAM SEKTOR ASURANSI BERDASARKAN
USIA PERUSAHAAN (AGE)
Yanti Safitry
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
E-mail: [email protected]
ABSTRAKSI
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh CR, ROA, DER, age,
ownership, dan size terhadap return saham sektor asuransi sehingga diperoleh suatu model
yang dinilai mampu memprediksi return saham sektor asuransi. Pengumpulan data
menggunakan metode purposive sampling dengan sampel data sebanyak 8 data dari 12
perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut-turut selama tahun 2005
sampai dengan tahun 2011. Langkah uji statistik data dengan menggunakan Eviews 7.1
diawali dengan penentuan dan pengujian jenis data panel, dilanjutkan dengan analisa
deskriptif data dan uji normalitas data. Kemudian dilakukan analisis regresi baik secara
parsial maupun simultan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa CR, ROA, DER, age, ownership, dan size secara
bersama-sama mempengaruhi return saham sektor asuransi. Secara parsial, diketahui bahwa
CR dan DER tidak positif dan tidak signifikan mempengaruhi return saham. ROA dan size
positif tetapi tidak signifikan mempengaruhi return saham. Age secara positif dan signifikan
mempengaruhi return saham sekaligus merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh
terhadap return saham. Model data panel yang terpilih dalam pengujian ini adalah fixed effect
(GLS). Dengan demikian uji asumsi untuk autokorelasi, multikolinearitas dan
heteroskedastisitas tidak perlu dilakukan lagi.
Kata kunci: asuransi, data panel, fixed effect, random effect, GLS, rasio keuangan, usia
perusahaan, kepemilikan, ukuran perusahaan
PENDAHULUAN
Bisnis asuransi di Indonesia saat ini kian marak. Masyarakat sudah mulai memahami
pentingnya asuransi dalam kehidupan mereka. Animo masyarakat terhadap asuransi sudah
mengalami peningkatan sejak tragedi huru-hara tahun 1998 silam. Melihat kondisi ini, banyak
perusahaan asuransi optimis bahwa bisnis asuransi ini masih sangat menjanjikan di masa
depan. Meski persaingan ketat, namun potensi untuk berkembang juga besar. Namun di sisi
lain, saham sektor asuransi terus mengalami penurunan, karena persepsi pasar bahwa industri
ini mempunyai prospek yang buram dan memasukkan sektor asuransi ke dalam kotak hitam
investasi akibat rendahnya kepercayaan investor terhadap kinerja sektor asuransi. Fenomena
ini terjadi karena kasus subprime mortage yang pernah menimpa perusahaan asuransi di negara
Eropa dan juga diperparah dengan kasus AIG yang terjadi akhir-akhir ini. Aksi lepas saham
hingga kini terus terjadi. Implikasi tersebut berakibat pada ”Bagaimanakah cara berburu saham
murah namun memiliki fundamental yang baik?”
Sudah pasti saham yang baik adalah saham yang perusahaannya untung. Namun sebuah
perusahaan yang untung saja tidak cukup sebagai alasan untuk memborongnya. Perlu juga
84
memperhatikan faktor fundamental perusahaan. Faktor fundamental adalah faktor yang
berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten, semakin
besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham. Untuk itu dilakukanlah analisis rasio
keuangan. Selain itu juga bisa dilakukan analisis psikologis terhadap emiten (Arifin, 2004).
Salah satunya yaitu dengan melihat pengaruh investor asing terhadap investor domestik dalam
aksinya melakukuan jual-beli saham. Serta melihat besarnya perusahaan dan lamanya
perusahaan itu berdiri. Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran
atau kekuatan tawar-menawar. Makin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga
saham tersebut cenderung bergerak naik (Rusdin, 2005).
Isu utama penelitian pertimbangan faktor dalam pengambilan keputusan investasi sektor
asuransi dengan penekanan kepada faktor fundamental (baik dari sisi rasio keuangan maupun
analisis psikologis investor dan nasabah). Faktor hukum permintaan dan penawaran berada di
urutan kedua setelah faktor fundamental karena begitu investor tahu kondisi fundamental
perusahaan tentunya mereka akan melakukan transaksi baik jual maupun beli. Transaksi inilah
yang akan mempengaruhi harga saham. Kepercayaan nasabah terhadap eksistensi dan besarnya
perusahaan mendorong peningkatan pendapatan
premi bagi perusahaan sehingga
meningkatkan jumlah aset yang bisa dikelola yang pada akhirnya juga akan meningkat harga
saham. Pengambilan keputusan investasi didasarkan pada pemilihan model yang paling sesuai
digunakan untuk memprediksi return harga saham sektor asuransi, dan melihat faktor yang
menentukan peningkatan return saham secara parsial maupun simultan, serta menentukan
faktor yang paling dominan mempengaruhi return saham sektor asuransi.
Penelitian ini penting karena sektor asuransi merupakan salah satu alternatif investasi yang
menjanjikan. Untuk itu, studi tentang return saham sektor asuransi perlu dikaji lebih dalam.
Sebagian studi menunjukkan ketidak-konsistensian hasil mengenai faktor yang mempengaruhi
saham perusahaan. Banyak penelitian membuktikan adanya hubungan yang sangat erat antara
laba dengan tingkat return saham perusahaan (Ball dan Brown, 1968; Beaver, 1968; Foster,
1977). Edi dan Fransisca (2003) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ROA, ROE, dan
DER mempengaruhi mempengaruhi harga saham secara signifikan.
Auliyah dan Hamzah (2006) dalam penelitiannya memperlihatkan bahwa CR tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Sedangkan Ulupui (2005)
memperlihatkan hasil bahwa CR memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham. Untung dan Hartini (2006) terhadap kepemilikan managerial, kebijakan dividen, dan
hutang jangka panjang terhadap nilai perusahaan menunjukkan bahwa hanya kepemilikan
managerial yang mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Christiawan dan Tarigan (2006),
dalam penelitiannya tentang pengaruh kepemilikan managerial, kebijakan hutang (total debt),
kinerja perusahaan (ROA) terhadap nilai perusahaan menunjukkan bahwa kepemilikan
managerial, kebijakan hutang (total debt), dan kinerja perusahaan (ROA) mempunyai pengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Carter dan Manaster (1990) menemukan bahwa umur perusahaan signifikan secara negatif
dengan return awal saham. Begitu juga dengan Beaty (1989) mendapatkan hasil yang serupa
dengan Carter dan Manaster , yaitu bahwa return awal saham dipengaruhi oleh umur
perusahaan secara negatif signifikan. Trisnawati (1998) dalam penelitiannya menemukan hasil
bahwa umur perusahaaan signifikan positif terhadap return. Nurhidayanti dan Irdiantoro
(1998) mendapati ukuran perusahaan dan umur perusahaan signifikan secara negatif terhadap
return saham. Berbeda dengan Juffika Caesar yang dalam penelitiannya menemukan bahwa
umur perusahaan dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap return saham. Oktora
(2007) dalam penelitiannya atas hubungan foreign ownership dengan indeks harga saham
menyimpulkan bahwa bahwa terdapat hubungan positif antara foreign ownership dengan
indeks harga saham. Dienda (2010) dalam penelitiannya mendapati dominasi kepemilikan
asing berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank swasta nasional go public.
85
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji faktor yang mempengaruhi return saham sektor
asuransi baik dari sisi rasio keuangan maupun faktor psikologis nasabah dan investor. Dengan
mengetahui faktor tersebut, maka diharapkan dapat bermanfaat bagi investor sebagai informasi
dalam melakukan strategi berinvestasi di sektor asuransi.
KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Return Saham
Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang
dilakukannya. Return tersebut memiliki dua komponen yaitu current income dan capital
gain (Wahyudi, 2003). Bentuk dari current income berupa keuntungan yang diperoleh
melalui pembayaran yang bersifat periodik berupa dividen sebagai hasil kinerja
fundamental perusahaan. Sedangkan capital gain berupa keuntungan yang diterima karena
selisih antara harga jual dan harga beli saham. Besarnya capital gain suatu saham akan
positif bilamana harga jual dari saham yang dimiliki lebih tinggi dari harga belinya.
Menurut Jones (1999), “return is yield dan capital gain (loss)”. Yield, yaitu cash flow
yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham (dalam bentuk dividen). Untuk
saham, yield adalah persentase dividen dengan harga saham periode sebelumnya.Capital gain
(loss), yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian dengan harga saham pada saat
penjualan.
Mengingat perusahaan tidak selamanya membagikan kas secara periodik, maka return
saham dirumuskan sebagai persentase selisih antara harga saham periode tertentu dengan harga
saham periode sebelumnya.
Rasio Keuangan
Rasio keuangan atau rasio finansial merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk
menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada
pos laporan keuangan. Rasio ini menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan
(mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Rasio
keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbedaan dari suatu pos laporan keuangan
dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap, 2007).
Secara umum, rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi: rasio likuiditas, rasio
pengungkit/ leverage (solvabilitas), rasio profitabilitas, dan rasio nilai pasar. Rasio likuiditas
adalah rasio untuk menganalisis seberapa jauh sebuah perusahaan dapat bertahan hidup. Rasio
ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajiban-kewajiban
lancarnya. Salah satunya adalah rasio lancar (Current Ratio/ CR), yaitu rasio yang
menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka pendek dari para kreditur dapat
dipenuhi dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu
dekat. Rasio ini dilihat dari perbandingan antara aktiva lancar dengan pasiva lancar perusahaan
(Arifin, 2004).
Rasio pengungkit digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana
perusahaan. Rasio ini memberikan ukuran atas dana yang disediakan pemilik dibanding dengan
keuangan yang diberikan kreditur perusahaan. Rasio hutang (Debt to Equity Ratio/ DER)
merupakan rasio pengungkit yang membandingkan antara total hutang dengan total aktiva
yang memberikan ukuran persentase total dana yang disediakan oleh kreditur (Fraser, 2008).
Rasio profitabilitas adalah jenis rasio yang menakar seberapa besar kemampuan suatu
perusahaan mencetak laba. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Tingkat pengembalian atas aktiva (Return
On assets/ ROA) adalah rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan
memanfaatkan aktivanya dalam memperoleh laba (Arifin, 2004).
86
Age (Umur Perusahaan)
Umur perusahaan diukur dari sejak tahun berdirinya perusahaan tersebut hingga saat
perusahaan mencatatkan sahamnya di lantai bursa (company listing). Umur perusahaan
menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan. Faktor umur perusahaan juga
merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja
peusahaan. Umur perusahaan dapat
menunjukkan kemampuan dalam mengatasi kesulitan dan hambatan yang dapat mengancam
kehidupan perusahaan, serta menunjukkan kemampuan perusahaan mengambil kesempatan
dalam lingkungannya untuk mengembangkan usaha.
Di samping itu, umur perusahaan juga dapat menunjukkan kemampuan dalam keunggulan
berkompetisi. Dengan demikian makin lama perusahaan berdiri kian menunjukkan
eksistensinya dalam lingkungan dan makin bisa meningkatkan kepercayaan investor (Wahyudi,
2005).
Umur perusahaan merupakan hal yang dipertimbangkan oleh investor sebelum
menanamkan modalnya. Umur perusahaan mencerminkan perusahaan tetap survive dan
menjadi bukti bahwa perusahaan tersebut mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan
bisnis yang ada dalam perekonomian. Perusahaan yang memiliki umur yang lebih tua
cenderung untuk terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika
diperlukan, karena perusahaan memiliki cukup banyak pengalaman dalam hal tersebut
(Owusu-Ansah, 2000).
Ownership (Struktur Kepemilikan)
Struktur kepemilikan saham merupakan suatu daftar yang menunjukan besarnya tingkat
presentase kepemilikan yang berbeda dari para investor pada suatu perusahaan dimana para
pemegang saham tersebut memiliki hak yang pantas dipertimbangkan dalam literature
perusahaan. Suatu perusahaan dapat dimiliki oleh berbagai pihak mulai individu maupun
secara kolektif dengan presentase kepemilikan yang berbeda-beda (John While, 2001).
Struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional) oleh beberapa
peneliti dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya
berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi
nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena adanya kontrol yang mereka miliki (Wahyudi,
2006).
Pengalaman investor asing dalam bertransaksi saham, terutama sebagai negara yang lebih
dewasa dalam pemahaman sektor asuransi, disinyalir mampu mempengaruhi faktor psikologis
investor lokal . Investor lokal cenderung akan mengikuti pola investasi investor asing karena
Indonesia merupakan negara yang masih muda di bidang asuransi jika dibandingkan dengan
negara Eropa dan Amerika. The price volume system sebagai salah satu peralatan analisi teknis
yang digunakan dalam the castle in the air theory (teori yang memusatkan pada nilai
psikologis), menyatakan bahwa ketika penjualan suatu saham bergerak naik dalam jumlah
besar, maka terdapat akses berupa keinginan untuk membeli saham sehingga harga saham
tersebut akan ikut bergerak naik. demikian juga ketika penjualan suatu saham bergerak turun
dalam jumlah besar, maka terdapat akses berupa keinginan untuk menjual saham sehingga
harga saham tersebut akan ikut bergerak turun (Yannes Naibaho, 1989 dalam Anoraga, 2005).
Size (Ukuran Perusahaan)
Size perusahaan merupakan gambaran besar atau kecilnya perusahaan yang ditentukan
dengan batas-batas tertentu. Di Indonesia, size perusahaan digolongkan menjadi beberapa
karakter yang diukur dari beberapa variabel. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
No.20 Tahun 2008, size perusahaan di Indonesia meliputi size perusahaan mikro, size kecil,
size menengah dan size besar. Semakin besarnya size perusahaan maka akan semakin besar
juga pengungkapan pelaporannya dibandingkan dengan size perusahaan yang kecil.
87
Brigham dan Houston mendefinisikan size atau ukuran perusahaan sebagai rata-rata total
penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun, ukuran perusahaan
merupakan karakteristik suatu perusahaan dalam hubungannya dengan struktur perusahaan
(Brigham dan Houston, 2001).
Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008 pasal 6, size perusahaan diukur melalui
kekayaan (asset), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan hasil penjualan yang
terbagi menjadi 4, yaitu perusahaan mikro, kecil, dan menengah.
Menurut Agnes Sawir (2004), ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari
struktur keuangan dalam hampir setiap studi dan untuk sejumlah alasan berbeda. Pertama,
ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari
pasar modal. Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak
keuangan. Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat
perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh laba yang lebih banyak.
Data Panel
Data panel atau pooled data adalah kombinasi dari data time series dan data cross section.
Dengan mengakomodasi informasi baik yang terkait dengan variabel – variabel cross section
maupun time series, data panel secara substansial mampu menurunkan masalah omittedvariables, model yang mengabaikan variabel yang relevan (Gujarati, 2003).
Ada tiga metode yang bisa digunakan untuk bekerja dengan data panel. Metode yang
pertama adalah pendekatan pooled least square (PLS) secara sederhana menggabungkan
(pooled) seluruh data time series dan cross section dan kemudian mengestimasi model dengan
menggunakan metode ordinary least square (OLS). Kedua, pendekatan fixed effect (FE)
memperhitungkan kemungkinan bahwa peneliti menghadapi masalah omitted variables dimana
omitted variables mungkin membawa perubahan pada intercept time series atau cross section.
Model dengan FE menambahkan dummy variables untuk mengizinkan adanya perubahan
intercept ini. Ketiga, pendekatan efek acak (random effect) memperbaiki efisiensi proses least
square dengan memperhitungkan error dari cross section dan time series. Model random effect
adalah variasi dari estimasi generalized least square. Metode fixed effect dan random effect
disebut juga metode generalized least square (GLS) (Veerbek, 2000).
Hipotesis
Ha1 = diduga model fixed effect merupakan model data panel yang paling tepat untuk
memprediksi hubungan antara CR ROA, DER, age, ownership dan size terhadap return
saham sektor asuransi.
Ha2 = diduga ada pengaruh secara simultan antara CR ROA, DER, age, ownership, dan size
terhadap return saham sektor asuransi.
Ha3 = diduga ada pengaruh positif dan signifikan CR, ROA, DER, age, ownership, size
terhadap return saham secara parsial sektor asuransi.
Ha4 = diduga age berpengaruh dominan terhadap return saham sektor asuransi.
METODE PENELITIAN
Adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (scoring). Data
yang dikumpulkan berupa laporan kinerja keuangan perusahaan yang menjadi objek dalam
penelitian, laporan kepemilikan saham serta profil perusahaan. Sumber data yang digunakan
adalah sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain dan bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia dan perusahaan-perusahaan yang termasuk kelompok sektor asuransi.
88
Populasi, Sampel, Besar Sampel, dan Penarikan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tercatat dalam Bursa
Efek Indonesia kategori sektor asuransi. Sampel yang digunakan sebanyak 8 dari 12
perusahaan sektor asuransi yang dipilih dengan metode purposive sampling, dimana pemilihan
sampel didasarkan pada kriteria: berturut-turut masuk dalam kategori saham sektor asuransi di
BEI pada peiode tahun 2004-2011, tetap aktif dalam perdagangan sampai akhir tahun 2011,
tidak mengalami kerugian dengan batas ROA maksimal -6%.
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1) Return saham,
yaitu perubahan harga atau sama dengan capital gain/ loss, karena tidak memperhitungkan
dividen. Saham merupakan salah satu sarana investasi jangka panjang yang umumnya
pernyertaan dana dilakukan selama satu tahun atau lebih. Oleh karena itu, return saham dalam
penelitian ini dihitung berdasarkan persentase selisih harga jual dengan harga beli, dimana
tahun 2004 dijadikan sebagai tahun dasar pembelian, yaitu 1 tahun sebelum sampel penelitian.
2) Current ratio (CR), mencerminkan tingkat likuiditas perusahaan, untuk mengukur aktiva
lancar yang tersedia. sehingga perusahaan tersebut aman untuk dijadikan objek investasi. CR
yang digunakan adalah CRt-1, yaitu CR dari tahun sebelumnya, karena CR merupakan rasio
yang diketahui pada akhir tahun berjalan setelah dilakukan penutupan buku neraca perusahaan.
3) Return On Assets (ROA), yaitu besarnya tingkat pendapatan sebelum bunga dan pajak
persatuan nilai asset perusahaan (EBIT/ TA). Jika ROA meningkat, maka investor akan tertarik
membeli saham, sehingga harga saham juga akan meningkat. ROA yang digunakan adalah
ROAt-1 , yaitu ROA dari tahun sebelumnya, karena ROA merupakan rasio yang diketahui pada
akhir tahun berjalan setelah dilakukan penutupan buku neraca perusahaan. 4) Debt to Equity
Ratio (DER), merupakan besarnya rasio hutang dengan saham, atau rasio antara modal dari
dalam perusahaan dengan modal dari luar perusahaan (Debt/ Equity). Jika DER meningkat,
maka secara otomatis beban bunga juga akan meningkat., menyebabkan dividen menurun.
Akibatnya, investor tidak tertarik membeli saham, sehingga harga saham akan menurun. DER
yang digunakan adalah DERt-1, yaitu DER dari tahun sebelumnya, karena DER merupakan
rasio yang diketahui pada akhir tahun berjalan setelah dilakukan penutupan buku neraca
perusahaan. 5) Usia perusahaan/ Age, mencerminkan lama berdirinya suatu perusahaan, yang
dihitung dari awal berdirinya perusahaan hingga tahun penelitian. Semakin lama berdirinya
perusahaan menunjukan kemampuannya untuk terus eksis dan berdiri menjalankan bisnisnya,
yang pada akhirnya memberikan kepercayaan para investor dan nasabahnya. Guna
memperkecil nilai age (truncate), maka Aruna (2006) dalam penelitiannya menggunakan
logaritma natural untuk memproksikan umur perusahaan sehingga dinyatakan dalam Ln age.
Handayani (2008) mengukur variabel umur perusahaan dalam penelitiannya dengan
berdasarkan lamanya perusahaan beroperasi sejak didirikan. Variabel ini dihitung dengan skala
tahunan dan kemudian diproyeksikan ke dalam nilai logaritma natural. Oleh karena lama
berdirinya perusahaan dinyatakan dalam satuan riil (tahun), maka nilai age ini dinaturallogaritmakan age = Ln age. 6) Kepemilikan/ Ownership, dalam variabel penelitian Sugiarto
(2009) adalah dummy dengan kriteria sebuah perusahaan dikategorikan sebagai perusahaan
keluarga apabila anggota keluarga menempati setengah (50%) dari anggota dewan. Dalam
penelitian Theresia (2005), proporsi kepemilikan diwakili oleh variabel dummy, 1 untuk
kepemilikan terkonsentrasi/ mayoritas dengan definisi kontrol 20% (jika ada satu atau lebih
pemegang saham yang memiliki porsi kepemilikan 20%) dan 0 jika tidak ada (kepemilikan
menyebar). Berkaitan dengan penelitian ini, dana asing di bursa memiliki dampak yang sangat
besar dalam mempengaruhi aksi jual-beli investor lokal. Hal ini karena investor asing dinilai
lebih berpengalaman pada trik dan strategi dalam bursa, sebab umur bursa di Indonesia masih
sangat muda, terutama dalam sektor asuransi. Selain itu, investor asing memiliki dana yang
besar yang secara otomatis masuk ke dalam golongan big player (Arifin, 2004). Kepemilikan
89
ini dilihat dengan melihat ada atau tidaknya unsur asing dalam perusahaan, dimana ownership
= 1 jika investor asing mengambil bagian lebih dari 50% saham, dan ownership = 0 jika
investor asing mengambil bagian kurang dari 50% saham. 6) Ukuran perusahaan/ Size, diukur
dari nilai pasar ekuitas perusahaan pada akhir tahun, yaitu jumlah saham yang beredar pada
akhir tahun dikalikan dengan harga saham akhir tahun. Namun, untuk perusahaan sektor
asuransi, dimana modal perusahaan sebagian besar didapat dari premi nasabah, maka ukuran
perusahaan dalam penelitian merupakan skala perusahaan yang dilihat dari pendapatan
preminya selama tahun berjalan. Suryani (2007) yang menggunakan size sebagai variabel
independen dalam penelitiannya, mendefinisikan size sebagai dummy dari rata-rata total aktiva
perusahaan, dimana total aktiva yang jumlahnya di atas rata-rata atau sama dengan rata-rata
maka perusahaan digolongkan dalam perusahaan besar sedangkan total aktiva yang jumlahnya
kurang dari rata-rata maka perusahaan digolongkan dalam perusahaan kecil. Begitu juga
dengan Agnes dan Vena (2009) yang dalam penelitiannya mengkategorikan size perusahaan
sebagai dummy yang terbagi dalam dua kelompok. Emiten beraset kecil dimana jumlah asetnya
kurang dari rata-rata aset emiten-emiten yang terdaftar dalam BEJ, dan emiten beraset besar,
dimana jumlah asetnya lebih besar sama dengan rata-rata aset emiten yang terdaftar dalam
BEJ. Peneliti menyatakan variabel size dengan dummy, dimana nilai 0 diberikan pada size
apabila nilai pendapatan preminya di bawah pendapatan premi rata-rata perusahaan sejenis,
yakni sektor asuransi yang menjadi sampel penelitian. Nilai 1 diberikan pada size apabila nilai
pendapatan preminya di bawah pendapatan premi rata-rata perusahaan sejenis, yakni sektor
asuransi yang menjadi sampel penelitian.
Analisis Data
Pengolahan dan analisis data menggunakan Evews 7.1 dengan melalui beberapa tahap:
analisis deskriptif data, estimasi model fixed effect , Likelihood Ratio Test, estimasi model
random effect, analisis regresi berganda, analisis variabel semi-log, dan analisis variabel
dummy.
Model Penelitian
Penelitian CR, ROA, DER, Age, Ownership, dan Size bertujuan untuk mengetahui variabel
yang mempengaruhi return saham melalui perancangan jenis data panel sebelum regresi,
disajikan sebagai berikut:
90
1. Likelihood Ratio Test
Fixed
Random
Effects
2. Hausman Test
Effects
Pooled Least
3. Lm Test Square
CR
ROA
DER
Return
Age
Saham
Ownership
Size
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskriptif Satistik Variabel Penelitian
Analisis deskriptif variabel return saham (variabel dependent) menunjukkan nilai standar
deviasi yang lebih besar dari nilai rata-ratanya. Hal ini menandakan bahwa return saham
mengalami fluktuasi yang tinggi sehingga layak untuk diuji. Variabel independent (CR, ROA,
DER) memiliki standar deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-ratanya menandakan bahwa data
memiliki sebaran yang kecil, artinya data tersebut baik untuk digunakan.
Tabel 1: Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
RETURN
0.183792
-0.051482
2.072727
-0.572881
0.600121
CR
2.529030
2.245520
5.422103
1.229670
1.050107
ROA
5.287679
5.605000
13.00000
-5.600000
3.717842
DER
0.983036
0.750000
3.280000
0.220000
0.672001
Sumber: data yang diolah
Estimasi Model Fixed Effect
Nilai prob F test yang lebih kecil dari α = 5%, yaitu 0.002197 menunjukkan bahwa regresi dengan
model fixed effect dapat dterima.
Tabel 2: Hasil Regresi dengan Model Fixed Effect
Dependent Variable: RETURN
Method: Panel Least Squares
Date: 03/29/12 Time: 13:15
Sample: 2005 2011
Periods included: 7
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 56
91
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
CR
ROA
DER
AGE
CR_OWN
ROA_OWN
DER_OWN
AGE_OWN
SIZE
C
-0.152412
0.031064
-0.549065
4.062445
0.358262
-0.093104
0.906262
-1.661332
0.342470
-12.51852
0.257755
0.026941
0.627733
1.376726
0.678748
0.057254
0.724456
3.344730
0.232731
4.303402
-0.591305
1.153033
-0.874678
2.950801
0.527828
-1.626155
1.250955
-0.496701
1.471523
-2.908981
0.5577
0.2559
0.3871
0.0053
0.6006
0.1120
0.2184
0.6222
0.1492
0.0060
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.556748
0.374901
0.474475
8.779928
-27.57982
3.061632
0.002197
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
0.183792
0.600121
1.592136
2.206975
1.830508
2.104117
Sumber: data yang diolah
Uji Likelihood Ratio Test
Nilai prob F test dan Chi-square masing-masing berada di bawah α = 5%, yaitu 0.0077 dan
0.0005 mengindikasikan bahwa model cenderung mengikuti fixed effect daripada pooled least
square.
Tabel 3: Hasil Uji Likelihood ratio Test
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Statistic
d.f.
Prob.
Cross-section F
3.281061
(7,39)
0.0077
25.930645
7
0.0005
Cross-section Chi-square
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: RETURN
Method: Panel Least Squares
Date: 03/29/12 Time: 13:19
Sample: 2005 2011
Periods included: 7
Cross-sections included: 8
92
Total panel (balanced) observations: 56
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
CR
-0.029501
0.223026
-0.132278
0.8953
ROA
0.004901
0.027089
0.180920
0.8572
DER
-0.330828
0.464765
-0.711818
0.4802
AGE
0.132675
0.499094
0.265832
0.7916
CR_OWN
1.082328
0.449025
2.410395
0.0200
ROA_OWN
-0.010443
0.052607
-0.198514
0.8435
DER_OWN
0.911297
0.567723
1.605179
0.1153
AGE_OWN
-0.941212
0.463571
-2.030349
0.0481
SIZE
0.082614
0.190947
0.432656
0.6673
C
-0.092237
1.181164
-0.078090
0.9381
R-squared
0.295714
Mean dependent var
0.183792
Adjusted R-squared
0.157918
S.D. dependent var
0.600121
S.E. of regression
0.550701
Akaike info criterion
1.805184
Sum squared resid
13.95050
Schwarz criterion
2.166854
Hannan-Quinn criter.
1.945402
Durbin-Watson stat
1.365934
Log likelihood
-40.54514
F-statistic
2.146037
Prob(F-statistic)
0.044296
Sumber: data yang diolah
Estimasi Model Random Effect
Hasil regresi menunjukkan bahwa Prob. F test adalah sebesar 0.509235. Nilai di atas α =
5% tersebut mengindikasikan bahwa estimasi dengan model random effect tidak dapat diterima
Tabel 4: Hasil Regresi dengan Model Random Effect
Dependent Variable: RETURN
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 03/29/12 Time: 13:19
Sample: 2005 2011
Periods included: 7
Cross-sections included: 8
93
Total panel (balanced) observations: 56
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
CR
0.135771
0.150342
0.903079
0.3709
ROA
0.016022
0.020470
0.782729
0.4376
DER
0.060580
0.201223
0.301059
0.7646
AGE
0.509500
0.499857
1.019291
0.3131
OWNERSHIP
0.458237
0.301060
1.522077
0.1344
SIZE
0.147181
0.194944
0.754992
0.4539
C
-2.283653
1.612412
-1.416296
0.1630
Effects Specification
S.D.
Rho
Cross-section random
0.279819
0.2565
Idiosyncratic random
0.476455
0.7435
Weighted Statistics
R-squared
0.098316
Mean dependent var
0.099465
-0.012094
S.D. dependent var
0.523437
S.E. of regression
0.526593
Sum squared resid
13.58772
F-statistic
0.890463
Durbin-Watson stat
1.304912
Prob(F-statistic)
0.509235
Adjusted R-squared
Unweighted Statistics
R-squared
0.099812
Mean dependent var
0.183792
Sum squared resid
17.83092
Durbin-Watson stat
0.994383
Sumber: data yang diolah
94
Normalitas Data
Hasil uji normalitas data menunjukkan nilai skewness sebesar 0.504747. Model regresi
dianggap berdistribusi normal karena skewness berada pada range antara -2 hingga +2.
Gambar 2: Normalitas data
PEMBAHASAN
Pengujian Hipotesis 1
Hasil regresi dengan model fixed effect menunjukkan bahwa model fixed effect dapat
diterima. Uji likelihood test ratio mengindikasikan bahwa model cenderung mengikuti fixed
effect daripada pooled least square. Regresi model random effect memberikan hasil bahwa
model random effect tidak tepat digunakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model fixed
effect merupakan model yang paling tepat untuk memprediksi hubungan antara CR, ROA,
DER, age, ownership, dan size terhadap return saham sektor asuransi.
Pengujian Hipotesis 2
Variabel CR, ROA, DER, age, ownership, dan size terbukti secara bersama-sama
berpengaruh dan signifikan terhadap return saham sektor asuransi dengan nilai prob (Fstatistic) 0.002197, lebih kecil dari nilai α = 5%.
Pengujian Hipotesis 3.1
Variabel CR secara parsial tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return
saham di BEI. Hasil regres menunjukkan bahwa probability uji t antara CR dengan return
saham adalah sebesar 0.5577 dan koefisien sebesar -0.152412, sehingga dapat diterima Ho,
artinya CR tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham secara parsial.
Temuan ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan. Hal ini dimungkinkan
terjadi karena krisis ekonomi yang berkepanjangan secara langsung atau tidak telah memukul
sektor jasa keuangan ini, mengakibatkan terganggunya likuiditas perusahaan. Perusahaan
asuransi dapat memperkecil nilai premi. Rendahnya nilai premi diharapkan mampu
meningkatkan jumlah nasabah dan total pendapatan premi agar perusahaan dapat berjalan
dengan stabil, yang pada akhirnya tingkat rendahnya likuiditas relatif tidak berpengaruh
terhadap return saham sektor asuransi.
Masyarakat yang terkena dampak krisis ekonomi juga mulai memikirkan alternatif
investasi jangka panjang yang aman, salah satunya yaitu asuransi. Rendahnya tingkat likuiditas
perusahaan akibat resesi ekonomi tidak menyurutkan kinerja perusahaan, sehingga tidak
berpengaruh terhadap return saham perusahaan.
Perlu diperhatikan pula bahwa sektor asuransi merupakan sektor keuangan yang
mengambil alih resiko nasabah. Terdapat manajemen resiko atas likuiditas yang perlu
95
dipertahankan. Perusahaan perlu mempertimbangkan besarnya dana nasabah yang akan
direasuransikan oleh pihak perusahaan disamping ketersediaan dana untuk membiayai tagihan
jangka pendeknya. Sehingga tingginya CR tidak selalu mengindikasikan kenaikan return
saham sektor asuransi.
Pengujian Hipotesis 3.2
ROA secara parsial berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap return saham
sektor asuransi. Dari hasil regres terlihat bahwa probability uji t antara ROA dengan return
saham adalah sebesar 0.2559 dengan koefisien sebesar 0.031064. Temuan ini mengindikasikan
bahwa ROA memberikan pengaruh yang positif namun tidak signifikan terhadap return saham
sektor asuransi di BEI dan tidak sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan.
ROA adalah rasio profitabilitas yang menghubungkan laba dengan aset perusahaan. Jika
ROA suatu perusahaan tinggi maka dapat dikatakan bahwa perusahaan beroperasi secara
efektif dan ini akan meningkatkan daya tarik investor. Meningkatnya daya tarik investor akan
berdampak pula pada kenaikan harga saham dan meningkatkan return saham perusahaan,
sehingga dapat dikatakan ROA memiliki hubungan yang positif terhadap return saham.
Ketidak-sigfikansiannya mengartikan bahwa meskipun terjadi peningkatan ROA, tidak
berpengaruh secara nyata terhadap return saham sektor asuransi. Hal ini dimungkinkan terjadi
karena pada dasarnya investasi bukanlah bisnis utama perusahaan asuransi. Investasi
merupakan upaya perusahaan untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya ekonomi
yang dimilikinya (modal/ uang). Dengan kata lain, pendapatan investasi hanyalah komponen
tambahan bagi pendapatan perusahaan asuransi.
Pengujian Hipotesis 3.3
DER secara parsial tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham
sektor asuransi. Dari hasil regres terlihat bahwa: probability uji t antara DER dengan return
saham adalah sebesar 0.3871 dengan koefisien -0.549065, sehingga dapat diterima Ho, artinya
DER tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan mempengaruhi return saham secara parsial.
Temuan ini tidak sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan sebelumnya. Hal ini
dimungkinkan terjadi karena umumnya perusahaan mendongkrak tingkat solvabilitas dengan
cara meningkatkan hutang perusahaan yang mengakibatkan tingkat resiko pengembalian yang
semakin tinggi. Pada posisi ini perusahaan harus dapat meyakinkan masyarakat bahwa
perusahaannya merupakan perusahaan yang sehat. Jika tidak, maka akan mengakibatkan
penurunan nasabah maupun investor sehingga pada akhirnya dapat mengakibatkan penurunan
laba secara tidak langsung.
Cara kedua yaitu dengan melirik sisi aktiva perusahaan yang berupa admitted assets yang
memperhitungkan kualitas piutang berdasarkan umurnya. Semakin tua umur piutang, semakin
kecil nilai yang diakui. Terdapat dua hal yang dapat diterapkan, yaitu sekuritisasi aset
(sekumpulan aset dikemas kemudian dijual kepada pihak kedua) atau penjualan aset (menjual
piutang dengan perhitungan diskonto maupun perjanjian untuk pembelian kembali pada waktu
tertentu). Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan solvabilitas dan meningkatkan modal
untuk investasi. Ada resiko yang perlu dipertimbangkan bahwa jika perusahaan tidak mampu
mengelola dana tersebut dengan baik, maka akan terjadi resiko kebangkrutan.
96
Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan DER tidak akan
memberikan peningkatan return saham perusahaan jika tidak berada proporsi yang tepat dan
tidak disertai kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tersedia.
Pengujian Hipotesis 3.4
Age secara parsial berpengaruh positif dan dan signifikan terhadap return saham sektor
asuransi. Dari tabel regres terlihat bahwa probability uji t antara age dengan return saham
adalah sebesar 0.0053 dengan koefisien 4.06244, sehingga dapat diterima Ha, artinya age
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham sektor asuransi secara parsial. Hal
ini sesuai dengan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya.
Variabel age yang dinyatakan dalam bentuk persamaan semi-log dengan β (4.06244) > 0
mengartikan bahwa pengaruh perubahan age terhadap return semakin menurun (pada titik
tertentu) apabila age semakin besar (usia perusahaan semakin matang). Semakin tua umur
perusahaan, mempengaruhi kestabilan kinerja perusahaan yang pada akhirnya memberikan
kestabilan harga saham. Laju pertumbuhan harga saham yang semakin menurun menyebabkan
return atas selisih harga saham pun semakin menurun.
Pengujian Hipotesis 3.5
Ownership secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham sektor
asuransi. Variabel ownership yang digunakan adalah berupa variabel interaksi karena model
fixed effect tidak mengizinkan adanya variabel yang tidak berubah setiap tahunnya. Komposisi
kepemilikan saham antara investor lokal dengan investor asing relatif tidak mengalamim
perubahan karena saham yang dipegang dijadikan sebagai investasi jangka panjang. Dari tabel
regres terlihat bahwa probability uji t antara ownership dengan return saham adalah sebagai
berikut:
CR_own = 0.6006, koefisien 0.582262, artinya berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
ROA_own = 0.1120, koefisien -0.093104, artinya berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan
DER_own = 0.2184, koefisien 0.96262, artinya berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
AGE_own = 0.6222, koefisien -1.661332, artinya berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan
Ketidaksignifikansian dari keempat variabel interaksi ownership di atas menunjukkan
bahwa tingkat return dari tipe kepemilikan perusahaan investor asing sama (tidak berbeda)
dengan tipe kepemilikan perusahaan investor lokal. Hal ini berbeda dengan hipotesis yang
dikemukakan sebelumnya.
Investor asing dinilai mampu meningkatkan kemampuan teknis dan manajemen
perusahaan. Namun berdasarkan hasil uji di atas, ditemukan bahwa tidak ada perbedaan return
saham di antara keduanya. Tidak adanya perbedaan antara tipe kepemilikan investor asing
dengan lokal ini dimungkinkan terjadi karena adanya kesadaran dari pemain lokal untuk
bersaing secara sehat dan menjadikan pihak asing sebagai pendorong profesionalitas dalam
memberikan pelayanan terbaik kepada pemegang polis, yang pada akhirnya secara tidak
langsung mampu memberikan persaingan return saham perusahaan.
Pengujian Hipotesis 3.6
size secara parsial berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap return saham sektor
asuransi. Dari tabel regres terlihat bahwa probability uji t antara size dengan return saham
97
adalah sebesar 0.1492 dengan koefisien sebesar 0.342470, sehingga dapat diterima Ho, artinya
size tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap return saham secara parsial.
Hal ini dimungkinkan terjadi karena adanya penciptaan nilai baru dalam bisnis asuransi.
Pengetahuan tertanggung dalam manajemen resiko mendorong terciptanya kontrak polis
asuransi dengan deductible besar dan premi rendah. Jenuhnya pasar asuransi dunia seiring
dengan stagnasi perkembangan pasar berimplikasi pada rendahnya tingkat harga premi.
Sehingga dapat variabel size dalam penelitian yang ini, yang dihitung berdasarkan pendapatan
premi perusahaan, bukan merupakan variabel yang signifikan mempengaruhi return saham
sektor asuransi. Rendahnya tingkat pendapatan premi tidak mengindikasikan buruknya kinerja
perusahaan.
Pengujian Hipotesis 4
Variabel yang paling dominan mempengaruhi return saham perusahaan sektor asuransi
adalah age (usia perusahaan). Terlihat dari probability t test-nya yang paling kecil, yaitu
0.0053. Hal ini dimungkinkan karena asuransi merupakan investasi jangka panjang. Sesuai
dengan pengertian asuransi asuransi menurut Undang-undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Pengasuransian:
“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena mengalami kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggungjawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”
Oleh karena itu, eksistensiannya perusahaan asuransi menjadi pertimbangan utama seorang
nasabah dalam pembelian polis. Tingkat pendapatan premi yang tinggi menyebabkan tinggi
ketersedian dana yang mampu dikelola oleh perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan,
yang pada akhirnya juga turut meningkatkan return saham.
Keterbatasan
Beberapa keterbatasan yang dirasakan mengganggu pada penelitian ini adalah: 1)
Terbatasnya jumlah populasi perusahan sektor asuransi yang go public dan listing di BEI. 2)
Mayoritas perusahaan masih dipegang oleh investor asing <50%. 3) Adanya perusahaan yang
masih mengalami kerugian dalam beroperasi, dengan ROA benilai minus. Keterbatasan
populasi dan sampel tidak memungkinkan penghapusan perusahaan tersebut karena akan
semakin mengurangi jumlah sampel penelitian. Peneliti hanya mentolerir nilai ROA yang
minus ini dengan batas maksimal -6%. 4) Berbeda dengan perusahaan manufaktur, perusahaan
asuransi bergerak di bidang keuangan, yang memungkinkan perlunya perlakuan khusus karena
terdapatnya beberapa temuan yang tidak sesuai dengan teori yang ada dalam hal hubungan
laporan kinerja keuangan terhadap return saham. 5) Nilai koefisien determinansi (R2) yang
masih relatif kecil.
Implikasi
Peneliti yang akan datang diharapkan dapat memperbaiki keterbatasan-keterbatasan
penelitian ini dengan mempertimbangkan beberapa faktor antara lain: 1) Memperluas objek
98
penelitian tidak hanya sebatas perusahaan yang go public, melainkan juga perusahaanperusahaan asuransi yang belum terdaftar di BEI. 2) Mendefinisikan variabel ownership
dengan investor asing sebagai variabel dummy dalam skala yang lebih kecil, misalnya
ownership = 1 apabila investor asing memegang saham > 20%. 3) Menngeluarkan perusahaan
yang mengalam kerugian dari sampel penelitian. 4) Menemukan fenomena kaitan CR dan DER
terhadap return saham sektor asuransi yang dinilai mempunyai perlakuan khusus daripada
perusahaan manufaktur. 5) Menambah variabel lain yang diperkirakan turut mempengaruhi
return saham sektor asuransi.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji, dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, Rineka Cipta, Jakarta, 2005
Arifin, Ali, Membaca Saham, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2004
Ball, Ray, “The Theory of Stock Market: Accomplishment and Limitations”, Managerial
Finance Article, 1994, Vol. 30, Issue 2/3, 1968
Brigham, Eugene, dan F. Houston, Manajemen Keuangan Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta,
2001
Christiawan, Yulius J., Josua Tarigan, “Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Hutang, Kinerja,
dan Nilai Perusahaan”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan/ May 2007/ Vol. 9/ No. 1,
Surabaya, 2006
Fraser, Lyn M., dan Aileen Ormiston, Memahami Laporan Keuangan, Indeks, Jakarta, 2008
Gujarati, Damodar, Basic Econometrics, McGraw-Hill, New York, 2003
Harahap, Sofyan Syafari, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2007
Hastuti, Theresia Dwi, “Hubungan Antara Good Governance dan Struktur Kepemilikan
dengan Kinerja Keuangan ”, SNA VIII, Solo, 2006
Jones, Charles P. Investments. John Wiley & Sons Inc. New York. 1999
Oktora, Ardi P., “Hubungan Foreign Ownership DEngan Indeks Harga Saham Individual Pada
Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Jakarta”, Malang 2007
Owusu-Ansah, S., “Noncompliance with Corporate Annual Report Disclosure Requirements in
Zimbabwe.” In: R. S. O. Wallace, J. M. Samuel, R. J. Briston & S. M. Saudagaran (Eds),
Research in accounting in emergency economics 4. London, England and Greenwich,
CT: JAI Press, 2000
Rusdin, Pasar Modal, Alfabeta, Bandung, 2005
Sawir, Agnes, Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2004
Ulupui, “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap
Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori
Industri Barang Konsumsi di BEJ)”, Bali, 2005
Verbeek, Marno, A guide to Modern Economics, John Wiley and Sons, New York, 2000
Wahyudi, Sugeng, “Analisis Pasar Modal: Komitmen dan Kinerja Perusahaan”, Jurnal
Ekonomi, Suara Merdeka, 2005
Wahyudi, Sugeng, “Pengukuran Return Saham”, Jurnal Ekonomi, Suara Merdeka, 2003
99
Wahyudi, Untung dan Hartini P. Pawestri, “Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai
Perusahaan: dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening”, Simposium
Nasional Akuntansi (SNA) IX, Padang, 2006
Yarnest, “Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat untuk Mengetahui Kinerja Keuangan
Koperasi”, Jurnal Ekonomi, Tahun 6, No. 1, Jan 2002, Malang, 2002
100
KINERJA KEUANGAN INDUSTRI PERBANKAN
(STUDI KASUS BUSN DEVISA DI INDONESIA
PERIODE 2002Q1-2012Q4)
Melawati
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRACT
Profitabilitas adalah tingkat laba yang diperoleh satu periode. Mengingat profitabilitas yang
cukup dan tumbuh akan mampu memupuk permodalan yang berimplikasi pada peningkatan
solvabilitas dan trust bank. Tujuan utama penelitian ini untuk mengetahui pengaruh struktur
aset, struktur keuangan dan struktur beban operasional bank serta pertumbuhan makro
ekonomi diluar bank terhadap profitabilitas BUSN Devisa di Indonesia.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling
dengan jumlah sampel yang didapat sebanyak 28 perusahaan perbankan. Dalam pengujian,
beberapa uji statistik yang digunakan dengan metode stata 12 antara lain pengujian Fixed
Effect, Random Effect, Common Effect lalu di uji dengan post estimation Test untuk
mengetahui model apa yang cocok dalam hal penelitian ini.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Aktiva Produktif (APTA), Permodalan (TETA), Interset
Expense (IEPO), Overhead Cost (OCPO), Gross Domestic Product (GoGDP), Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) secara parsial berpengaruh terhadap ROA. Ukuran perusahaan (Ln Ta),
Dana Pihak Ketiga (DPKTA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Kurs, Cadangan Devisa (DCD)
secara parsial tidak terhadap Profitabilitas bank (Return On Assets) pada sektor industri
BUSN Devisa di indonesia periode 2002Q1-2012Q4.
Keywords: Size Bank, Aktiva Produktif, Dana Pihak Ketiga, Total Ekuitas, Likuiditas,
Beban Bunga dan Pengeluaran lain-lain, Gross Domestik Produk, Suku Bunga
Indonesia, Kurs, Cadangan Devisa
Pendahuluan
Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian
baik secara mikro maupun secara makro.Kita ketahui, perbankan mempunyai pangsa pasar
besar sekitar 80 persen dari keseluruhan sistem keuangan yang ada.Mengingat begitu besarnya
peranan perbankan di Indonesia, maka pengambil keputusan perlu melakukan evaluasi kinerja
yang memadai.
Bank menjalankan usahanya dalam menghimpun dana dari masyarakat (surplus unit) dan
menyalurkan kembali dalam berbagai jenis alternatif investasi kepada defisit unit selalu
mengalami dinamika pada struktur, perilaku dan kinerjanya mengikuti perkembangan dunia
usaha yang selalu berubah. Kondisi dunia perbankan di
Indonesia telah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selain
disebabkan oleh perkembangan di luar industri perbankan itu sendiri, seperti sektor rill dalam
perekonomian, politik, sosial, hukum, pertahanan dan keamanan
101
Pada era tahun 1990an, perekonomian Indonesia pernah disebut-sebut sebagai salah satu
macan Asia dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia saat itu mencapai rata-rata tumbuh
sekitar 7 persen per tahun. Namun pada pertengahan tahun 1997 badai krisis ekonomi melanda
Indonesia dan beberapa negara dikawasan Asia Tenggara dan Asia Timur. Berbagai faktor
mempengaruhi krisis ekonomi tersebut baik faktor eksternal dan faktor internal. Akibat dari
badai krisis tersebut secara makro pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1997 merosot
tajam menjadi 4,9 persen bahkan sampai minus 17,13 persen pada triwulan III tahun 1998 10.
Sebagai wujud dari pelaksanaan program reformasi di sektor keuangan guna menyehatkan
sistem perbankan, maka pada 1 November 1997 sebanyak 16 bank swasta nasional ditutup.
Penutupan 16 bank tersebut mengakibatkan terjadinya bank runs pada bank-bank yang
menurut persepsi masyarakat tergolong tidak sehat.
Meski menghadapi tekanan akibat krisis keuangan global yang dampaknya semakin
meluas, kinerja perbankan 10 tahun kemudian yaitu tahun 2008 relatif stabil. Meningkatnya
fungsi pengawasan dan kerjasama dengan otoritas terkait yang disertai penerbitan beberapa
peraturan oleh Bank Indonesia dan Pemerintah cukup efektif menjaga ketahanan perbankan
dari dampak negatif gejolak pasar keuangan tersebut.
Perbankan berhasil meningkatkan fungsi intermediasinya dan melaksanakan proses
konsolidasi perbankan dengan hasil yang positif11. Kita lihat saja tabel 1.1 perbandingan
Return On Assets (ROA) pada masa krisis dan pasca setelah krisis sebagai berikut.
Tabel 1.1 ROA BUSN Devisa tahun 1997-1998
TAHUN
1996
1997
1998
ROA
1.37
-18.76
-6.14
Tabel 1.2 ROA BUSN Devisa tahun 2007-2009
TAHUN
ROA
2007
2.55
2008
2.21
2009
2.09
10
11
Seketariat Kabinet Republik Indonesia/ Minggu, 09 September 2012 - 08:43 WIB)
Iskandar Simorangkir, Penyebab Bank Rush Di Indonesia, Jurnal, hal. 57
102
Pada tabel 1.1 dan 1.2 dapat dilihat bahwa kinerja bank Devisa mengalami penurunan
di tahun 1997 dan ROA terbesar di tahun 2007.Hal ini membuktikan bahwa bank devisa
mampu mengembalikan kepercayaan masyarahakat untuk menyimpan dananya pada bank
Devisa dengan cara meningkatkan kinerja kerjanya. Sementara pasca krisis global 2008 bank
devisa masih tetap menjaga kestabilannya. Bank Indonesia memberikan ketentuan mengenai
standar terbaik ROA yaitu ≥ 2%, semakin tingginya ROA, maka akan semakin baik
produktifitas asset dalam memperoleh laba.
Rasio keuangan merupakan suatu indeks penghubung antara dua angka akuntansi yang
diperoleh dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Kinerja suatu bank dapat
dilihat dari perbandingan antara laporan keuangannya dengan bank lain.
Laporan keuangan yang dibandingkan dapat berupa angka-angka yang sebenarnya atau
dalam bentuk rasio keuangan yang dicapai bank tersebut. Analisis rasio keuangan dapat
membantu manajemen dalam mengidentifikasikan perubahan - perubahan pokok pada trend
jumlah, hubungan dan alasan perubahan tersebut. Analisis rasio keuangan dapat digunakan
dalam penilaian tingkat kesehatan suatu bank. Penilaian tingkat kesehatan bank pada akhirnya
akan menunjukkan bagaimana kinerja bank tersebut12.
Kesehatan dan kinerja bank, dapat di lihat dari beberapa rasio keuangan bank, salah
satunya yaitu dari segi Return On Assets (ROA). Menurut Bank Indonesia Return On Assets
(ROA) dengan cara membanding terhadap total aktiva. Dipilihnya ROA sebagai rasio
pengukur kinerja Bank Devisa karena ROA dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan menggunakan kekayaan yang dimiliki perusahaan setelah
disesuaikan dengan biaya dikeluarkan untuk mendanai aset tersebut.
Penurunan kinerja perbankan terjadi pada semua aspek keuangan bank, yaitu mencakup
permodalan, kualitas aktiva produktif, dan likuiditas, Beban Bunga (Interest Expense), Beban
lain-lain (overhead cost), Size Bank, Struktur Keuangan (DPK). Faktor makro ekonomi juga
mempengaruhi kinerja kerja Bank meliputi KURS, Suku Bunga Indonesia, Cadangan Devisa,
Gross Domestic Product .Demikian halnya kinerja kualitas aktiva produktif (KAP), yang
diukur dari perbandingan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan tidak lancar dengan
total aktiva produktif, Sejalan dengan penurunan kredit, maka loan to deposit ratio (LDR) bank
juga menurun.
Berdasarkan Uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja keuangan Industri Perbankan
(Studi Kasus pada BUSN DEVISA periode 2002Q1-2012Q4)”.
12
Finishia Damayanti, ANALISIS PENGARUH CAR, LDR, BOPO, DAN KAP TERHADAP KINERJA PERBANKAN (Studi Komparatif
Antara Bank Devisa dan Bank Non Devisa Periode 2007-2011), Skripsi, hal. 3
103
Landasan Teori
Kinerja Keuangan Bank Pengukuran – pengukuran yang digunakan untuk menilai
kinerja tergantung pada bagaimana unit organisasi akan dinilai dan bagaimana sasaran akan
dicapai. Sasaran yang ditetapkan pada tahap perumusan strategi dalam sebuah proses
manajemen strategis (dengan memperhatikan profitabilitas, pangsa pasar, dan pengurangan
biaya, dari berbagai ukuran lainnya ) harus betul - betul digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan selama masa implementasi strategi.
Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadapat faktor-faktor
permodalan, kualitas asset, menejemen, rentabilitas, likuiditas, sensitifitas, terhadap resiko
pasar.
Analisis rasio keuangan adalah metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pospos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu ataupun secara kombinasi dari
kedua laporan tersebut13.Dengan menggunakan analisis rasio dimungkinkan untuk dapat
menetukan tingkat kerja suatu bank. Rasio keuangan tersebut dapat dikelompokan menjadi :
a. Rasio Likuiditas
Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank
dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau kewajiban yang sudah jatuh
tempo. Beberapa rasio likuiditas yang sering di pergunakan dalam menilai kinerja suatu
bank yaitu Cash Ratio, Reserve Requirement, Loan to Deposit Ratio, Loan to Asset Ratio,
Rasio kewajiban bersih call money.
b. Rasio Solvabilitas
Analisis solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan
bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk
memenuhi kewajiban-kewajiabn jika terjadi likuidasi .
c. Rasio Profitabilitas
Yaitu menunjukkan seberapa efektifnya suatu perusahaan beroperasi sehingga
menghasilkan keuntungan/laba bagi perusahaan. Masalah rentabilitas atau profitabilitas
bagi perusahaan lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah
merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut telah bekerja dengan efisien. Efisien baru
dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal
yang menghasilkan laba tersebut. Dan laba yang diperhitungkan untuk menghitung
rentabilitas ekonomi adalah laba yang berasal dari operasi perusahaan yaitu biasa disebut
laba usaha.
d. Rasio Aktivitas
Dipakai untuk mengukur seberapa efektifnya perusahaan dalam menggunakan
sumber-sumber dana yang ada. Efektivitas ini diasumsikan adanya saldo yang tepat untuk
disediakan atas pemanfaatan aktiva perusahaan.
Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Struktur Return on Asset (ROA) adalah
Rasio Return on Asset (ROA) adalah laba sebelum pajak dibagi dengan rata-rata total aset.
ROA (%):
13
S.munawir, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Yogyakarta: penerbit Liberty Indonesia, 2004, hlm 7282
104
Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.
2. Variabel Bebas (Independent Variable) adalah variabel yang diduga sebagai penyebab
terjadinya perubahan dari variabel independen. Dalam penelitian ini variabel independen
yang diberlakukan adalah internal faktor dan eksternal faktor. Internal faktor terdiri dari
struktur asset, struktur financial, dan strutktur laba, sedangakan eksternal faktor terdiri dari,
Inflasi, Suku Bunga Indonesia (SBI).
Secara rinci internal faktor terdiri dari :
a. Size Bank (Ln TA)
Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan
Size (Ukuran perusahaan) = Ln Total Asset
b. Proporsi aktiva produktiv (AP/TA)
penyediaan dana bank untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk kredit, surat
berharga, penempatan dana antar bank, tagihan akseptasi, tagihan atas surat berharga
yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, penyertaan, transaksi
rekening administratif (TRA), serta bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat
dipersamakan dengan itu.
Adalah tingkat aktiva produktiv di dalam total asset suatu bank.
AP/TA (%):
c. Proporsi dana pihak ketiga (DPK/TA)
Total Giro dibandingkan dengan Total DPK,
Total Simpanan Berjangka dibandingkan Total DPK, dan
Total Tabungan dibandingkan dengan Total DPK baik dalam rupiah maupun valuta
asing.
DP3/TA (%):
Adalah tingkat simpanan dana pihak kedua di dalam total asset yang dimiliki suatu
bank.
d. Proporsi beban bunga (IE/PO)
semua beban bunga dalam rupiah dan valuta asing baik dari penduduk maupun bukan
penduduk yang merupakan beban dari kegiatan yang lazim sebagai usaha bank dalam
bentuk bunga
Rumus:
105
e. Proporsi biaya operasi yang bukan bunga (OC/PO)
Beban non operasional adalah semua beban selain bunga dan operasional bank.
Rumus:
f.
Loan to Deposit Ratio
Loan to Deposits Ratio (LDR) adalah perbandingan total kredit terhadap total Dana
Pihak Ketiga.
LDR (%):
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang
menunjukan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan
menggunakan total asset yang dimiliki bank.
g. Gross Domestic Product
Penghitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi
aktivitas perekonomian nasionalnya, tetapi pada dasarnya GDP mengukur seluruh
volume produksi dari suatu wilayah (negara) secara geografis
h. Inflasi
suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu)
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara
lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang
memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak
lancaran distribusi barang.
i. SBI
Suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang
ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.
106
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji postestimation test, model estimasi data panel terpilih (random
effect) yang sudah lolos uji treament model sehingga bisa disimpulkan bahwa model random
effect adalah model yang layak dan sudah robust. Selanjutnya akan dilakukan analisa model
estimasi data panel terpilih (random effect).
variable LnTA sebesar 0.570139 dengan signifikasi 0.440, artinya tidak ada pengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap ROA karena signifikannya lebih besar dari 0,05 dan
hipotesis 1 (H1) tidak diterima. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Moussa Moukhtar Mousa dan Dewi Sartika yang memperoleh kesimpulan dari
penelitiannya, bahwa pengaruh yang terjadi antara LnTA dan ROA adalah positif signifikan.
Dan bertentangan dengan Dhika Emaya yang mendapatkan hasil bahwa pengaruh yang terjadi
antara LnTA dan ROA adalah negatif signifikan.
Berdasarkan table 5.10 diperoleh koefisien untuk variable AP/TA sebesar 0.004813
dengan signifikasi 0,00 artinya ada pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA karena
signifikasinya kurang dari 0,005 dengan tingkat kepercayaan 99% dan hipotesis 2 (H2)
diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan Finishia Damayanti dan Dewi Sartika yang
memperoleh kesimpulan dari penelitiannya bahwa pengaruh yang terjadi antara Aktiva
Produktif dan ROA adalah positif signifikan. Dan penelitian ini bertentangan dengan penelitian
oleh Muhammad Alhaq yang memperoleh hasil Aktiva Produktif dan ROA berpengaruh
negative signifikan.
Berdasarkan table 5.10 diperoleh koefisien untuk variable DPK/TA sebesar 0.115852
dengan signifikasi 0.106 artinya ada pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA
karena signifikasinya lebih dari 0,005 dan hipotesis 3 (H3) tidak diterima. Hasil penelitian ini
sejalan dengan Yuliani dan Nana Rusdiana yang menyatakan bahwa DPK dan ROA
berpengaruh positif tidak signifikan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Bambang
Sudiyatino dan Jati Suroso yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa ada
pengaruh yang terjadi antara DPK terhadap ROA adalah positif signifikan.
107
Dana pihak ketiga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas disebabkan karena ketidak
seimbangan antara jumlah sumber dana yang masuk dengan jumlah kredit yang diberikan
kepada masyarakat. Semakin tinggi dana pihak ketiga yang terkumpul di bank namun tidak
dimbangi dengan penyaluran kredit, maka kemungkinan bank mengalami kerugian atau
penurunan profitabilitas, karena pendapatan bunga dari penyaluran kredit kepada debitur tidak
mencukupi untuk menutup biaya bunga yang harus dibayarkan kepada deposan.
Berdasarkan table 5.9 diperoleh koefisien untuk variable TE/TA sebesar 0.285638
dengan signifikasi 0.00 dengan tingkat kepercayaan 99% artinya ada pengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA karena signifikasinya kurang dari 0,005 dan hipotesis 4 (H4)
diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan Bambang Sudiyatino dan Desi Ariyanti yang
memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa ada pengaruh yang terjadi antara CAR
terhadap ROA adalah positif signifikan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil dari
Ponttie Pransnanugraha dan Halil Emre AKBS yang menyatakan bahwa pengaruh CAR
terhadap ROA tidak signifikan.
Permodalan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang
diproksikan dengan ROA. Hasil penelitian ini menujukan bahwa semakin tinggi modal yang
dikeluarkan oleh bank akan semakin tinggi ROA. Kalau permodalan bank tinggi makan bank
tersebut akan lebih leluasa dan memiliki peluang yang cukup besar dalam melakukan kredit.
Disisi lain masyarkat akan lebih percaya kepada bank tersebut karna Total Ekuitasnya tinggi.
Berdasarkan table 5.10 diperoleh koefisien untuk variable IE/PO sebesar -0.933928
dengan signifikasi 0.00 dengan tingkat kepercayaan 99% artinya ada pengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA karena signifikasinya kurang dari 0,005 dan hipotesis 5 (H5)
diterima. Efisiensi operasi yang diproksi dengan total biaya operasi dibandingkan dengan total
pendapatan operasi (BOPO) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan yang diproksi dengan ROA. Hasil penelitian ini sejalan dengan Desi Aryani dan
Yuliani yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa ada pengaruh yang terjadi
antara BOPO terhadap ROA adalah negatif signifikan. Dan bertentangan dengan hasil yang
dilakukan oleh Mudjarat Kuncoro dan Vincent Okoth Ongore yang memperoleh hasil bahwa
Interest Expand berpengaruh positif signifikan.
Semakin efisien kegiatan operasi yang dilakukan bank tersebut, maka laba yang
diperoleh bank tersebut akan semakin besar. Jadi semakin besar rasio BOPO suatu bank, maka
semakin kecil ROA atau dapat dikatakan kinerja keuangan bank tersebut menurun.
Berdasarkan table 5.10 diperoleh koefisien untuk variable OC/PO sebesar -002406
dengan signifikasi 0.00 dengan tingkat kepercayaan 99% artinya ada pengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA karena signifikasinya kurang dari 0,005 dan hipotesis 6 (H6)
diterima. Bahwa ada kecenderungan pengaruh overhead cost atau Bopo terhadap ROA negatif
dan signifikan pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliani
dan Halil Emre ABKS. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Moussa Moukhtar Mousa dan
Vincent Okoth Ongore yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa ada pengaruh
yang terjadi antara BOPO terhadap ROA adalah positif signifikan.
Semakin tinggi biaya operasional biaya operasional yang dikeluarkan bank, maka akan
menurunkan pendapatan operasioal bank, sehingga kinerja bank menurun.
Berdasarkan table 5.10 diperoleh koefisien untuk variable LDR sebesar -0.000838
dengan signifikasi 0.714 artinya ada pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA
karena signifikasinya lebih dari 0,005 dan hipotesis 7 (H7) tidak diterima. Pengaruh tersebut
bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Werdaningtyas, Merkusiwati dan
Nana Rusdiana yang menemukan bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
108
ROA Hasil penelitian ini sejalan dengan Halil Emre AKBS, Vincen Okoth Ongore dan Finisya
Damayanti yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa ada pengaruh yang terjadi
antara LDR terhadap ROA adalah negatif signifikan.
Kondisi ini menggambarkan bahwa kinerja kerja Bank devisa tidak efisen karena masih
banyak dana yang menganggur dan belum disalurkan kepada masyarakat.
Berdasarkan table 5.10 diperoleh koefisien untuk variable GDP sebesar 0.776119
dengan signifikasi 0.008 artinya ada pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA karena
signifikasinya kurang dari 0,05 dan tingkat kepercayaan 95% hipotesis 8 (H8) diterima. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan Vincent Okoth Ongore yang memperoleh kesimpulan dari
penelitiannya, bahwa ada pengaruh yang terjadi antara LDR terhadap ROA adalah negatif
signifikan. Hasil ini sejalan dengan hasil yang diperoleh oleh Moussa Moukhtar Mousa yang
memperoleh hasil bahwa pengaruh GDP terhadap ROA adalah positif signifikan.
Berdasarkan table 5.10 diperoleh koefisien untuk variable SBI sebesar 0.721818
dengan signifikasi 0.017 artinya ada pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA karena
signifikasinya kurang dari 0,005 dan tingkat kepercayaan 95% hipotesis 9 (H9) diterima. Hasil
penelitian ini sejalan dengan Febrina Dwijayanthy, Dwijayanti dan Prima Naomi yang
memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa ada pengaruh yang terjadi antara SBI
terhadap ROA adalah positif signifikan. Dan tidak sejalan dengan hasil penelitian Wulandari
yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa pengaruh yang terjadi antara SBI
terhadap ROA adalah negatif dan tidak signifikan.
BI Rate merupakan kebijakan yang dibuat sebagai dampak dari perubahan inflasi.
Apabila BI menaikan suku Bunga maka masyarakat akan cenderung menabung dan hal ini
akan menguntungkan bank tersebut karna dari dana yang disimpan dari masyarakat bisa
disalurkan kepada masyarakat dan bank tersebut bisa menerima pendapatan bunga.
Berdasarkan table 5.10 diperoleh koefisien untuk variable KURS sebesar 0.04903
dengan signifikasi 0.204 artinya ada pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA
karena signifikasinya lebih dari 0,005 dan hipotesis 10 (H10) tidak diterima. Hasil penelitian
ini sejalan dengan Bambang Sudiyatino yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya,
bahwa ada pengaruh yang terjadi antara SBI terhadap ROA adalah negative tidak signifikan.
Berdasarkan table 5.9 diperoleh koefisien untuk variable Cadangan Devisa sebesar
0.003415 dengan signifikasi 0.931 artinya ada pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
ROA karena signifikasinya lebih dari 0,005 dan hipotesis 11 (H11) tidak diterima.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah ditemukan, penulis mempunyai saran yang diharapkan
dapat berguna. Saran yang penulis kemukakan antara lain:
1) Pihak manajemen bank harus meningkatkan kualitas dari aktiva produktif yang dimilikinya
dengan lebih berhati-hati dalam menyalurkan dananya sebagai pembiayaan, karena kualitas
aktiva produktif terbukti secara signifikan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
2) BUSN devisa harus meningkatkan DPK dengan cara memberikan penawaran-penawaran
yang menarik agar masyarakat mau menyimpan dananya ke Bank Devisa, agar bank devisa
juga bisa memutar DPK untuk disalurkan lagi kepada masyarakat yang membutuhkan agar
bisa mendapatkan Pendapatan Bunga.
3) Karena hasil robust permodalan positif signifikan maka Bank Devisa harus meningkatkan
Permodalannya. Dengan terpenuhinya Permodalan oleh bank maka bank tersebut dapat
109
menyerap kerugian-kerugian yang dialami, sehingga kegiatan yang dilakukan akan berjalan
secara efisien, dan pada akhirnya laba yang diperoleh bank tersebut semakin meningkat.
Dengan meningkatnya laba, maka akan berdampak juga pada meningkatnya kinerja
keuangan bank tersebut.
4) Bank devisa harus menurunkan Beban Bunganya dengan cara beri kredit kepada
masyarakat yang potensial agar bisa membayar kewajibannya kepada deposit. Karena
semakin tinggi biaya, tingkat pengembaliannya rendah.
5) Proporsi overhead cost harus lebih efisien lagi. Misalnya overhed cost sebesar 25%
menjadi 20% agar profitabilitasnya meningkat.
6) Kenaikan ldr harus lebih kencang, dengan prinsip kehati- hati-hatian karena peningkatan
LDR tidak bisa mendongkrak ROA. Sehingga kredit yang disalurkan ke masyarakat harus
lebih diawasi dengan mensurvei kelapangan nasabah yang akan meminjam dana.
7) Karna GDP berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, pandapatan ekonomi
bertambah tetapi ROA turun. Respon perekonomian membaik namun pertumbuhan
operasional bank devisa itu sendiri dibawah Total Asetnya. Beban operasional harus
diturunkan.
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Indonesia, PT INDEKS, Jakarta, 2008
Dedi, Jaya Lukmana. Manajemen Perbankan, Cetakan pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta,
2002
Dhika, Rahma Dewi. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah di
Indonesia,
Febrina, Dwijayanthy dan Prima Naomi, Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar
Mata Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007, Skripsi
Harahap, Sofyan Syafri. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT Gravindo Persada,
Jakarta, 2007
Harmono, Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori Kasus Dan
Riset Bisnis, BUMI Aksara, Jakarta, 2009
Hasibuan, Malayu. Dasar-Dasar Perbankan, Bumi Aksara, Jakarta, 2009
Hermawan, Rentabilitas dan Solvabilitas Terhadap Likuiditas Bank yang Go Public, 2009
Ismail, Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi, Kencana Prenada Media Group,
2010
Jati, Suroso, Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, LDR Terhadap Kinerja
Keuangan Pada Sektor Perbankan Yang GO Public Di Bursa Efek Jakarta (Periode
2005-2008), Skripsi
Jayagali,
Perkembangan
Perbankan
di
Indonesia,
hal.1,
2012,
(http://jayanisti.blogspot.com/2012/03/perkembangan-perbankan-di-indonesia.html)
Kristijadi dan Laksana, 2006, Pengaruh Pertumbuhan DPK, Pertumbuhan Simpanan di Bank
lain, Suku Bunga SBI dan CAR terhadap Pertumbuhan Kredit pada Bank-Bank
Pemerintah untuk Periode (2002-2004) Skripsi.
Lilis Erna, 2010, Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, BOPO, ROA dan Kualitas Aktiva
produktif terhadap perubahan laba pada bank umum di Indonesia Skripsi
Lukman Chakim Nugroho, 2012, Analisis Pengaruh CAR, NPL, NIM, BOPO Dan LDR
Terhadap Tingkat Profitabilitas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum Swasta
Nasional Devisa di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 2011) Skripsi, hal.1
Mardiyanto, Handoyo. Inti Sari Manajemen Keuangan, PT Gramedia Widiasarana Indonesia,
Jakarta, 2009
110
Mawardi, 2005 , Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di
Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum dengan Total Aset kurang dari 1 trilyun)
Skripsi.
Mita Puji Utari, 2011, Analisis Pengaruh CAR, NPL, ROA, dan BOPO Terhadap LDR (Studi
Kasus pada Bank Umum Swasta Nasional Devisadi Indonesia Periode 2005-2008)
Skripsi, hal 3.
Pedoman Akuntansi Perbankan, 2008
Ponttie Prasnanugraha P, 2007, Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Kinerja
Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi Di
Indonesia) Tesis, hal.xx
Priyanto Dwi, Mandiri Belajar SPSS, Mediakom, Yogyakarta, 2008
Seketariat Kabinet Republik Indonesia, 2012, Apakah Indonesia Akan Kembali Menjadi
Macan Asia, hal.1
Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta,
2001
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, CV Alvabeta, Bandung, 2003
Valentina Eriska Ika.D. Analisis Pengaruh CAR, KAP, NIM, BOPO, LDR, dan SENSITIVITY
TO Market Risk terhadap Tingkat Profitabilitas Perbankan ( Studi Kasus pada Bank
Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia periode 2005 - 2008 )
Yoli, Lara Sukma, Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecakupan Modal dan Risiko Kredit
Terhadap Profitabilitas (Perusahaan Perbankan Yang Terdapat di BEI), Skripsi
111
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS
KONSUMEN DENGAN VARIABEL MEDIASI KEPUASAN : SEBUAH
STUDI PADA WAROENG STEAK AND SHAKE CABANG SERPONG
TANGERANG SELATAN
Muhammad Al Sopian
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAKSI
Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan terhadap loyalitas
konsumen dengan variabel mediasi kepuasan terhadapWaroeng Steak and Shake. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif, dan analisis yang digunakan adalah SEM (Structural Equation
Model), dengan menggunakan software Lisrel 8.51 (Standardized Solution dan T-Values), dan
SPSS 17 dengan uji validitas, reliabilitas, faktor skor, frekuensi dan anova. Penelitian ini
dilakukan di Waroeng Steak and Shake Cabang Serpong Tangerang Selatan, dengan jumlah
sampel sebanyak 125 respomden dimana pengambilan sampel menggunakan metode cross
sectional.
Dari hasil analisis yang diperoleh bahwa kualitas pelayanan memberikan pengaruh positif
terhadap loyalitas konsumen, kepuasan konsumen memberikan pengaruh positif terhadap
loyalitas konsumen. Hal tersebut dapat menjadi positif karena Waroeng Steak and Shake
merupakan restoran yang paling banyak diminati oleh konsumen, khususnya pada menu
makanan steak. Hal ini disebabkan oleh harga yang ditawarkan oleh konsumen pada tiap menu
steak sangat terjangkau
Kata kunci : Kualitas Pelayanan, Loyalitas Konsumen, Kepuasan Konsumen.
Pendahuluan
Seiring dengan berjalannya waktu, akhir-akhir ini berbisnis dalam dunia kuliner sangat
berkembang pesat. Pasalnya salah satu faktor yang menjadi pendukung dalam kemajuan didunia
kuliner di Indonesia adalah dengan masuknya kebudayaan dari negara asing. Negara asing
dengan kebudayaannya cukup berperan dalam membangung kemajuan kuliner di Indonesia.
Sehingga masyarakat lokal sendiri atau masarakat Indonesia jadi lebih banyak mengetahui
tentang kebudayaan asing, terutama didalam dunia kuliner. Meskipun rasanya telah disesuaikan
dengan lidahnya orang Indonesia.
Saat ini semakin banyak jenis makanan yang berasal dari negara asing yang beredar di
Indonesia salah satunya adalah makanan yang besasal dari negara barat yaitu steak. Makanan
112
yang berasal dari negara barat ini semakin banyak digemari oleh pencinta kuliner oleh
masyarakat lokal khususnya masyarakat indonesia.
Karena cita rasa yang telah disesuaikan dengan lidah orang lokal khususnya pada
masyarakat Indonesia. Bahkan akhir-akhir ini makanan yang berasal dari negara barat ini
semakin eksis dan sangat populer dinegara Indonesia yang mengakibatkan semakin banyaknya
restoran-restoran yang bermunculan bagaikan “jamur yang tumbuh subur di kala musim hujan”.
Dengan demikian, pada restoran-restoran yang baru bermunculan tersebut banyak yang
mengandalkan makan-makana khas dari negara barat sebagai menu utamanya. Sehingga
memotivasi para restoran-restoran lokal di Indonesia yang berlomba-lomba untuk membuat
makanan dari negara barat tersebut dengan banyaknya varian bentuk, varian rasa dan harga yang
terjangkau yang bisa untuk semua golongan menikmati dari mulai golongan menengah ke atas
sampai dengan golongan menengah kebawah.
Saat ini banyak sekali berdirinya restoran-restoran yang mengusung menu makanan dari
negara barat khususnya jenis steak. Steak atau bistik (dari beef steak) adalah sepotong besar
daging, biasanya daging sapi yang biasanya dimasak dengan cara dipanggang dan meskipun
dapat digoreng juga. Ada beberapa restoran yang mengusung menu utamanya adalah steak,
diantaranya: cowboy steak, kapten steak, obong steak, monmon steak dan waroeng steak and
shake.
Dengan mendengar nama steak, kita akan teringat dengan persepsi bahwa makan tersebut
tegolong makan yang mahal yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan menengah keatas saja.
Jarang sekali kalangan menengah kebawah untuk bisa merasakan makanan yang bersal dari
negara barat tersebut.
Namun hal tersebut tidak berlaku pada restoran Waroeng Steak and Shake yang bisa di kenal
dengan sebutan “WS” , restoran ini memang menu utamanya adalah berupa steak namun harga
yang ditawarkan sangat terjangkau. Sehingga semua lapisan masyarakat dari menengah ke atas
sampai menengah kebawah bisa merasakan makanan yang berasal dari negara barat ini.
Waroeng steak and shake tersebut mengusung kopnsep seperti warung biasa dengan alasan
tempat makan yang menawarkan harga lebih terjangkau. Waroeng steak and shake ini selalu
ramai dipadati oleh pecinta kuliner. Pasalnya waroeng steak and shake ini telah mendapatkan
sertifikat “HALAL” dari mejelis ualma. Pada momen-momen tertentu, khususnya pada hari
sabtu malam minngu waroeng steak dan shake ini selalu penuh dari penggunjung. Tidak jarang
para pengunjung rela antri berlama-lama untuk mendapatkan tempat duduk dan bisa menikmati
steak yang ditawarkan.
Menyinggung tentang kualitas layanan, dimana pelayanan adalah setiap tindakan atau
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yamg pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak
dikaitkan pada suatu produk fisik. Pelayanan merupakan prilaku produsen dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu
sendiri. Di Waroeng Steak and Shake sendiri dari segi kualitas pelayanannya terbilang cukup
baik, Dilihat dari segi ruang makan yang cukup baik meskipun masih terlihat interior ruangan
yang masih tidak terawat, seperti masih banyak debu yang menempel di jendela luar ruangan.
Tidak adanya arena bermain bagi anak-anak dibawah umur. Kemudian dilihat dari segi lahan
parkir kendaraan yang tersedia cukup aman meskipun kapasitas yang tersedia terbatas.
Jika kualitas yang diberikan itu baik maka selanjutnya akan menimbulkan rasa puas pada
konsumen. Kepuasan adalah keadaan emosional reaksi pasca pembelian mereka dapat berupa
kemarahan, ketidak puasan, kejengkelan, netralitas, kegembiraan, atau kesenangan. Dalam hal
113
ini Waroeng Steak and Shake cukup baik dalam menciptakan kepuasan pada konsumennya,
meskipun tidak sedikit juga yang menjadi nilai minus dalam hal ini. Selain masih kurangnya dari
kualitas pelayanan yang diberikan, hal-hal kecil yang mendukung ketidak puasan konsumen
seperti yang terdapat pada lahan parkiran yang tidak memadahi, interior dan fasilitas ruangan
yang kurang modern, dan kebersihan tempat yang masih sangat kurang diperhatikan.
Selanjutnya jika konsumen merasa puas akan pelayanan yang diberikan dengan baik, maka
menimbulkan rasa loyalitas konsumen. Menurut Olson loyalitas konsumen merupakan dorongan
prilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan
konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh badan usaha membutuhkan
waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang berulang-ulang tersebut. Di Waroeng
Steak and Shake peneliti mendapatkan informasi dari para pelayan bahwa sedikitnya jumlah
konsumen yang datang, bahkan pada hari-hari tertentu. Hal ini menandakan bahwa konsumen
tersebut tidak banyak yang merasa puas apalagi menjadi loyal, serta jarang sekali ada konsumen
yang merekomendasikan bahwa Waroeng Steak and Shake adalah restoran steak terbaik
dibandingkan restoran sejenis lainnya.
Landasan Teori
A. Pemasaran
Secara lebih formal, pemasaran (marketing) adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis
yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginandan jasa baik kepada para
konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
B. Pemasaran Jasa
Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata „jasa‟ (service) itu
sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan prinbadi (personal service) sampai jasa
sebagai suatu produk.
Karakteristik Jasa
Jasa memiliki empat karateristik utama yang sangat mempengaruhi program pemasaran
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Tidak berwujud
Jasa bersifat tidak berwujud seperti halnya produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, diraba,
didengar atau dicium sebelum jasa dibeli. Untuk mengurangi ketidak pastian para pembeli
akan mencari tanda atau bukti dari mutu jasa.
b. Tidak terpisahkan
Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti barang fisik yang
diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan melewati berbagai penjual, dan
kemudian baru di konsumsi.
c. Komunikasi
Karena tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa itu
diberikan. Terdapat tiga langkah dalam rangka mengendalikan mutu diantaranya adalah:
1).Melakukan investasi untuk menciptakan prosedur perekrutan dan pelatihan yang baik.
114
2).Menstandarisasikan proses pelaksanaan jasa di organisasi.
3).Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan, dalam
melakukan belanja perbandingan.
d. Mudah lenyap
Jasa tidak bisa disimpan sifat jasa itu mudah lenyap (perishability) tidak menjadi
masalah jika permintaan tetap.
C. Kualitas Layanan
Menurut Kotler definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu
produk fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri.
Menurut Zeithaml et.al mengemukakan adanya lima dimensi dalam menentukan kualitas
jasa, yaitu:
1. Reliability
Yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.
2. Responsiveness
Yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan
pelayanan yang cepat tanggap.
3. Assurance
Meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas
keramah tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan
dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan dalam
memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan
pelanggan dalam perusahaan.
4. Emphaty
Yaitu perhatian individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti
kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi
dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan
pelanggannya.
5. Tangibels
Meliputi penampilan fasilitas seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat
parkir, kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi,
dan penampilan karyawan.
D. Kepusan Konsumen
Kepuasan konsumen adalah tingkat pasaran konsumen setelah membandingkan dengan
harapannya. Seorang pelanggan merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau
jasa maka sangat besarkemungkinan untuk menjadi pelanggan dalam waktu yang lama.
E. Loyalitas
Loyalitas dapat dijadikan nilai yang berarti bagi pelanggan dan perusahaan. Dari sisi
pelanggan, pelanggan akan menanamkan loyalitas mereka pada bisnis yang dapat memberikan
nilai superior dibandingkan nilaiyang ditawarkan pesaingnya. Jika pelanggan loyal pada
115
perusahaan, pelanggan dapat meminimalkan waktu yang diperlukan untuk mencari,
menempatkan, dan mengevaluasi alternatif pembelian. Pelanggan juga dapat menghindarei
proses pembelajaran yang mungkin terlalu banyak menghabiskan waktu dan usaha yang
diperlukan untuk menjadi biasa dengan vendor yang baru. Dari sisi perusahaan, loyalitas
pelanggan dapat menjadi sumber penting untuk mempertahankan pertumbuhan, profit dan aset
yang bernilai bagi perusahaan.
Model kerangka pikir
H4
Kepuasan
Konsumen
Tangible
H1
Empaty
H3
Kualitas
Loyalitas
H2
Pelayanan
Reliability
Responsive
Konsumen
Assurance
Sumber: Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Mei-Agustus. Vol 17, No 2.
Hipotesis
Hasil hipotesis tentang hubungan yang mendukung model konseptual penulis akan jabarkan
sebagai berikut:
H1 : Kualitas pelayanan memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan
Waroeng steak and shake .
konsumen
H2 : Kualitas pelayanan memberikan pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen
Waroeng Steak and Shake.
H3 : Kepuasan konsumen memberikan pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen
Waroeng Steak and Shake.
H4 : Kepuasan konsumen memediasi kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen
Waroeng Steak and Shake.
116
Metodelogi Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Waroeng Steak and Shake dan kepada orang yang pernah makan
di Waroeng Steak and Shake, dan diteliti oleh penulis mulai dari pra survey sampai dengan
pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober 2012 – Februari 2013.
Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yakni data
primer dan data sekunder. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumber utamanya
yang diperoleh secara langsung dari penelitian dilapangan. Data ini diperoleh melalui
penyebaran kuesioner kepada konsumen yang pernah makan di Waroeng Steak and
Shake.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang diperoleh dari pencatatan data yang sudah
ada terkait masalah yang sama, tinjauan kepustakaan melalui literatur dan jurnal-jurnal
terkemuka yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan masalah penelitian.
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan unsur yang terdapat didalam objek penelitian. Unsur
tersebut dapat berupa orang, benda, perusahaan, atribut atau unit-unit apa saja yang
terkandung dalam objek penelitian. penelitian ini memilih konsumen yang pernah makan di
Waroeng Steak and Shake yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti. Oleh karena itu
maka dilakukan pengambilan sampel untuk penelitian ini.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian yang dapat dianggap
mewakili kondisi atau keadaan populasi. Pengambilan sampel sesuai dengan apa yang
dikatakan oleh Hair et al. bahwa penentuan banyaknya jumlah sampel sebagai responden
harus disesuaikan dengan banyaknya jumlah item pertanyaan yang digunakan dalam
kuisioner tersebut, dimana dengan mengasumsikan n x 5 observasi. Dalam penelitian ini,
responden yang dipilih adalah orang yang diperkirakan dapat semua menjawab pertanyaan
dengan kriteria : (1) usia minimal 17 tahun dengan assumsi responden sudah dewasa dan
dapat mandiri dalam memberikan jawaban. (2) Sudah pernah makan di Waroeng Steak and
Shake maksimal satu bulan satu kali. Dan jumlah item pertanyaan dalam kuisioner adalah 24
item pertanyaan yang akan digunakan untuk mengukur 3 buah variabel, sehingga jumlah
kuisioner yang akan dibagikan kepada 125 responden.
117
Metode Pengumpulan Data
Metode cross sectional, dimana metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
data primer dilakukan dengan cara Personally Administered Questionaire, dimana responden
diminta untuk mengisi kuisioner yang dibagikan ditempat dan tidak dibawa pergi. Untuk data
sekunder, pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dan pencarian data di jurnal-jurnal
terkemuka yang meneliti topik sejenis. Skala pengukuran variabel yang digunakan adalah skala
likert dengan 5 point.
Definisi Oprasional Variabel
Operasionalisasi variabel sangat penting untuk memperoleh data yang dapat menguji hipotesis
dan melihat kecocokan model yang telah dibangun berdasarkan konstruk teori. Operasionalisasi
ini dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk memudahkan dan mengarahkan penyusunan
kuisioner.
Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yang diteliti, dimana untuk menguji hipotesis
penelitian ini, maka setiap variabel diukur dengan menggunakan instrumen variabel tersebut.
Teknik Pengolahan dan Matode Analisis Data
Analisis Faktor (Factor Analysis) dengan Uji Validitas
Dalam menganalisa data penelitian, seringkali peneliti mengalami kesulitan di dalam
mendeskripsikan hubungan data yang jumlahnya sangat besar, yang digunakan untuk
mengidentifikasi masalah, kesulitan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan analisis faktor.
Analisis faktor dapat mengungkapkan karakteristik tersamar yang dimiliki oleh setiap unit
observasi dari sejumlah besar dan maupun setiap sekumpulan variabel. Karakteristik tersamar
tersebut berupa besarnya pengaruh setiap faktor dalam suatu dimensi baru yang disebut faktor.
Faktor-faktor dibentuk dengan mereduksi keseluruhan kompleksitas dari data dengan
memanfaatkan interkorelasi dari variabel, sebagai hasilnya akan diperoleh faktor-faktor yang
jumlahnya lebih sedikit dari jumlah variabel awalnya. Faktor pertama merupakan kombinasi
yang melibatkan jumlah variabel sampel yang besar dan begitu seterusnya sampai pada jumlah
varian sampel yang terkecil. Proporsi variabel yang tergabung pada suatu faktor disebut
komunalitas.
Barlett test of sphericity dilakukan untuk menguji apakah ada korelasi diantara variabelvariabel. Kaiser Mesyer Olkin (KMO) digunakan untuk mengukur kecukupan pengambilan
sampel. Measure Sampling Adequacy (MSA) digunakan untuk memperhitungkan kecukupan
penggunaan analisis faktor. Nilai KMO yang kecil memperlihatkan bahwa analisis faktor tidak
dapat digunakan, karena korelasi antara pasangan-pasangan variabel tidak dapat dijelaskan oleh
variabel-variabel lainnya. Bila nilai KMO dibawah 0,5 maka analisa faktor tidak dapat
digunakan atau diterima. “Sedangkan nilai KMO yang dapat diterima adalah nilai di atas 0,5
yaitu 0,6 hingga 0,9. Nilai KMO 0,9 menunjukkan harga yang sangat memuaskan, sedangkan
nilai KMO dibawah 0,5 maka analisis faktor tidak dapat diterima.
118
Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai
berikut:
keterangan:
Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika
alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara
internal karena memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula yang memaknakannya
sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna
Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi
Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat
Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah.
Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel: Segera identifikasi
dengan prosedur analisis per item. Item Analysis adalah kelanjutan dari tes Aplha sebelumnya
guna melihat item-item tertentu yang tidak reliabel. Lewat Item Analysis ini maka satu atau
beberapa item yang tidak reliabel dapat dibuang sehingga Alpha dapat lebih tinggi lagi nilainya.
Nilai tiap-tiap item sebaiknya ≥ 0.40 sehingga membuktikan bahwa item tersebut dapat
dikatakan punya reliabilitas Konsistensi Internal. Item-item yang punya koefisien korelasi < 0.40
akan dibuang kemudian Uji Reliabilitas item diulang dengan tidak menyertakan item yang tidak
reliabel tersebut. Demikian terus dilakukan hingga Koefisien Reliabilitas masing-masing item
adalah ≥ 0.40.
Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika
alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara
internal karena memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai
berikut:14
a. Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna
b. Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi
c. Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat
d. Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah.
119
Metode Analisa Data (Analisa Structural Equation Model)
Pengujian terhadap model penelitian dilakukan dengan menggunakan Structural Equation
Modeling (SEM) selain itu dikenal sebagai Analysis of Moment Structures. Analisis statistik ini
digunakan untuk mengestimasi beberapa regresi yang terpisah tapi saling berhubungan secara
bersamaan (simultaneously). Berbeda dengan analisis regresi, dalam SEM bisa terdapat beberapa
variabel dependen, dan variabel dependen ini bisa menjadi variabel independen bagi variabel
dependen yang lain. Menurut Hair et al. (1998), SEM adalah sebuah teknik statistik multivariat
yang menggabungkan aspek-aspek dalam regresi berganda (yang bertujuan untuk menguji
hubungan dependen) dan analisis faktor (yang menyajikan unmeasured concepts factors with
multiple variables) yang dapat digunakan untuk memperkirakan serangkaian hubungan dependen
yang saling mempengaruhi secara bersama-sama.
Teknik pengolahan data structural equation modeling (SEM) dengan metode confirmatory
factor analysis (CFA) digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel teramati (indikatorindikator) menggambarkan satu variabel laten tertentu (latent dimension). Sebagai suatu metode
pengujian yang menggabungkan faktor analisis, analisis lintasan dan regresi. SEM lebih
merupakan metode confirmatory daripada explanatory, yang bertujuan mengevaluasi proposed
dimensionally yang diajukan dan yang berasal penelitian sebelumnya. Dengan pemahaman ini,
SEM dapat digunakan sebagai alat untuk mengkonfirmasi pre-knowledge yang telah diperoleh
sebelumnya.
Pendekatan yang dilakukan untuk mengestimasi parameter model SEM terbagi menjadi 2
yaitu:
1. Struktural Model (Model Struktural). Disebut juga latent variabel relationship.
Persamaan umumnya adalah :
2. CFA Analisis (Confirmatory Factor Analysis) sebagai Measurement Model (Model
Pengukuran) terdiri dari dua jenis pengukuran, yaitu :
a. Model pengukuran untuk variabel eksogen (variabel tak bebas)
Persamaan umumnya :
x
b. Model pengukuran untuk variabel endogen (variabel bebas)
y
Persamaan diatas digunakan dengan asumsi :
1.
2.
3.
tidak berkorelasi dengan
tidak berkorelasi dengan
tidak berkorelasi dengan
120
4.
5.
, , tidak saling berkorelasi (mutually uncorreclated)
- adalah non singular
Notasi-notasi itu memiliki arti sebagai berikut :
y = vektor variabel endogen yang dapat diamati
x = vektor variabel eksogen yang dapat diamati
= vektor random dari variabel laten endogen
= vektor random dari variabel laten eksogen
= vektor kekeliruan pengukuran dalam y
= vektor kekeliruan pengukuran dalam x
y = matriks koefisien regresi y atas
x = matriks koefisien regresi y atas
= matriks koefisien variabel dalam persaman struktural
= matriks koefisien variabel dalam persaman struktural
= vektor kekeliruan persamaan dalam hubungan structural antara
dan
Validitas dari indikator yang dipakai untuk mengukur konstruk dari model pengukuran
dapat dilihat dari angka pengolahan data menggunakan LISREL 8.51. Indikator yang
dipakai haruslah memiliki nilai t yang lebih besar dari 1,6 dan nilai faktor standarnya
(standardized factor) lebih besar atau sama dengan 0,5. Sedangkan reliabilitas komposit
variabel konstruk dari model pengukuran yang digunakan dapat dilihat dari besaran
construct realibility dan variance extracted (Fornel & laker, 1981). Reabilitas konstruk
dinyatakan baik bila nilai construct reliability > 0,7 dan nilai variance extracted > 0,5.
Karakteristik Responden
Berdasarkan data yang terkumpul 125 responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
diperoleh informasi mengenai karakteristik responden yang pernah makan di Waroeng Steak and
Shake yaitu sebagai berikut :
121
Hasil Pengukuran Validitas Indikator Order Construct
INDIKATOR
T1
T2
T3
E1
E2
E3
R1
R2
R3
RES1
RES2
RES3
A1
A2
A3
S1
S2
S3
S4
L1
L2
L3
L4
L5
KONSTRUK
KUALITAS
PELAYANAN
KEPUASAN
KONSUMEN
LOYALITAS
KONSUMEN
LOADING
FACTOR
0,95
0,64
0,54
0,37
0,14
0,26
0,02
0,01
0,12
0,97
0,6
0,55
0,14
0,14
0,3
0,53
0,66
0,63
0,86
0,82
0,7
0,5
0,76
0,89
NILAI
T
KETERANGAN
13,98
TERIMA
7,96
TERIMA
6,43
TERIMA
4,19
TOLAK
1,65
TOLAK
2,86
TOLAK
0,25
TOLAK
0,06
TOLAK
1,32
TOLAK
14,57
TERIMA
7,34
TERIMA
6,58
TERIMA
1,64
TOLAK
1,51
TOLAK
3,66
TOLAK
6,37
TERIMA
8,27
TERIMA
8,14
TERIMA
12,39
TERIMA
10,9
TERIMA
8,99
TERIMA
6,38
TERIMA
10,46
TERIMA
12,68
TERIMA
Pengujian Hubungan Model Struktural
Hipotesis
H1
H2
H3
H4
Pernyataan hipotesis
Kualitas pelayanan
memberikan pengaruh
positif terhadap kepuasan
konsumen Waroeng Steak
and Shake
Kualitas pelayanan
memberikan pengaruh
positif terhadap loyalitas
konsumen Waroeng Steak
and Shake
Kepuasan konsumen
memiliki pengaruh positif
terhadap loyalitas
konsumen Waroeng Steak
and Shake
Kepuasan konsumen
memediasi kualitas
pelayanan terhadap
loyalitas konsumen
Waroeng Steak and Shake
Nilai-t
Keterangan
1,35
data tidak
mendukung hipotesis
3,43
data mendukung
hipotesis
6,21
data mendukung
hipotesis
_
Data tidak valid
122
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen dengan
variabel mediasi pada Waroeng Steak and Shake maka telah diperoleh kesimpulan berdasarkan
hasil pengolahan data.
Dari pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan SEM dari 4 hipotesis yang
diajukan maka didapatkan hasilnya adalah terdapat 2 hipotesis yang signifikan yaitu H2
(Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Konsumen) dan H3 (Kepuasan konsumen terhadap
Loyalitas Konsumen). Sedangkan 2 hipotesis yang tidak signifikan H1 (Kualitas Pelayanan
terhadap Kepuasan Konsumen) dan H4 (Kepuasan Konsumen memediasi Kualitas Pelayanan
terhadap Loyalitas Konsumen). Dengan demikian dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tidak terdapat pengaruh positif antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen
Waroeng Steak and Shake. Hal ini di dapat dari nilai t-valuesnya yaitu 1,35<1,96 yang
merupakan hipotesis tidak diterima. Hasil kesimpulan yang dapat ditarik bahwa kualitas
pelayanan dari Waroeng Steak and Shake tidak terlalu signifikan dalam mempengaruhi
persepsi kepuasan konsumen. Pada penelitian ini kualitas pelayanan terhadap konsumen
tidak memiliki pengaruh yang positif. Bisa jadi penilaian utama bukan dari kualitas
pelayanan. Oleh karena itu kepuasan konsumen ini disebabkan faktor lain misal; dari segi
rasa yang disajikan, ruang makan yang kurang nyaman, kurangnya fasilitas arena bermain
untuk anak-anak, peralatan makan yang kurang higienis, kurang tersedianya ruang khusus
untuk para perokok.
2. Hasil penelitian untuk hipotesis berikutnya adalah kualitas pelayanan terhadap Loyalitas
Konsumen dapat dilihat dari nilai t-valuesnya 3,43 oleh karena itu diterima karena standar
untuk nilai t adalah 1,96. Maka dari itu terdapat pengaruh positif antara kualitas pelayanan
terhadap loyalitas Waroeng Steak and Shake. Hasil kesimpulan yang dapat di tarik kualitas
pelayanan yang baik dapat menimbulkan loyalitas kepada konsumen. Mengacu pada
kesimpulan pertama, meskipun kualitas pelayanan yang diberikan oleh Waroeng Steak and
Shake tidak secara signifikan menimbulkan kepuasan pada konsumen, namun ternyata
kualitas pelayanan Waroeng Steak and Shake dapat menimbulkan loyalitas pada konsumen.
keramahan para pelayan saat melayani para konsumennya, interior ruang makannya selalu
bersih dan nyaman, tempat parkir kendaraan yang aman, lokasi yang strategis yang mudah
diakses sehingga menjadikan Waroeng Steak and Shake sebagai pilihan pertama jika ingin
makan di restoran sejenis Waroeng Steak and Shake.
3. Terdapat pengaruh positif antara kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen karena
nilai t-valuesnya adalah 6,21. Dari hasil tersebut maka loyalitas konsumen dipengaruhi oleh
kepuasan konsumen Waroeng Steak and Shake. Mungkin hal-hal seperti word of mouth yang
positif, cita rasa yang baik yang sesuai dengan keinginan para konsumen, porsi potongan
steaknya yang cukup besar, harga yang relatif terjangkau sehingga mampu menyenangkan
hati konsumen karena telah memenuhi harapan mereka meskipun kualitas pelayanan yang
diberikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan (mengacu pada kesimpulan
pertama), sehingga hal-hal tersebut akhirnya menimbulkan loyalitas kepada konsumen.
4. Kepuasan konsumen tidak memediasi kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen.
Mediasi terjadi jika variabel independen (kualitas pelayanan) mempengaruhi variabel
dependen (kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen) secara tidak langsung melalui paling
tidak satu variabel intervening atau variabel mediasi (kepuasan konsumen). Syarat signifikan
123
untuk teori Sobel (2009) ini adalah semua variabel harus signifikan, karena dalam penelitian
ini hipotesis data yang diajukan tidak mendukung adalah kualitas pelayanan terhadap
kepuasan konsumen. Sedangkan hipotesis data yang mendukung adalah kualitas pelayanan
terhadap loyalitas konsumen dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen. Karena
data hipotesis tidak mendukung dalam penelitian ini terbukti bahwa kepuasan konsumen
tidak memediasi antara kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen.
Keterbatasan penelitian
Dalam penelitian mengenai Waroeng Steak and Shake ini, peneliti sadar dan merasa masih
banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu keterbatasan penelitian ini adalah:
1. Minimnya jumlah cabang Waroeng Steak and Shake yang mampu di jangkau oleh peneliti
khususnya di daerah Tangerang Selatan.
2. Penelitian dilakukan hanya disatu tempat saja yaitu Waroeng Steak and Shake dijalan Raya
Serpong.
3. Responden adalah pelanggan yang pernah makan di Waroeng Steak and Shake minimal satu
bulan satu kali.
4. Penelitian menggunakan metode kuesioner sehingga kesimpulan yang dikemukakan
berdasarkan pada data yang terkumpul melalui penggunaan instrumen tertulis. Jumlah
responden penelitian cukup kecil (125 responden), sehingga data yang diperoleh belum
menggambarkan kondisi secara luas, karena dengan menggunakan responden dalam jumlah
besar akan diperoleh gambaran yang lebih nyata.
5. Mayoritas responden dalam pengisian kuesioner penelitian ini kebanyakan adalah kalangan
remaja, sehingga data yang terkumpul belum menggambarkan kondisi secara luas, karena
dengan menggunakan responden yang bervariasi akan yang diperoleh gambaran yang lebih
nyata.
6. Adanya beberapa responden yang tidak teliti dalam membaca kuesioner yang memungkinkan
responden tidak serius dalam mengisi kuesioner, sehingga dalam pengumpulan data kurang
lengkap atau kurang akurat.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian maka diajukan saran-saran yaitu
sebagai berikut :
1. Saran Untuk Perusahaan (Waroeng Steak and Shake)
a. Kualitas pelayanan tidak memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen.
Oleh karena itu, untuk perbaikan mutu kualitas pelayanan pada Waroeng Steak and
Shake. Dari segi rasa harus ditambah lebih bervariasi lagi, dari segi ruang makan harus
ditingkatkan kebersihannya guna untuk meningkatkan kenyamanan bagi para
konsumennya, adanya fasilitas tambahan yaitu arena untuk bermain anak-anak dan
menyediakan ruangan khusus bagi para perokok.
b. Kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen, perusahaan harus menjaga serta
meningkatkan mutu kualitas pelayanan yang diberikan Waroeng Steak and Shake kepada
konsumennya. Penambahan menu yang lebih bervariasi lagi, pemberian reward bagi
konsumen yang sering makan di Waroeng Steak and Shake, menyempurnakan tempat
parkir kendaraan misalkan pemberian atap agar kendaraan terlindung dari hujan dan
kepanasan. Hal tersebut dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang di berikan Waroeng
Steak and Shake yang maksimal.
124
c. Kepuasan konsumen berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen, Sebaiknya pihak
perusahaan mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan, juga bisa memahami
kebutuhan setiap konsumennya, mulai dari para pelayannya yang ramah saat melayani
konsumen, cepat tanggap dalam melayani setiap kebutuhan konsumen, pelayanan yang
sesuai dijanjikan misalkan penyajian menu makanan yang disajikan kurang dari 15 menit,
kemungkinan hal tersebut agar para konsumen tetap setia untuk mengunjungi Waroeng
Steak and Shake bahkan tidak menutup kemungkinan untuk merekomendasikannya
kepada saudara dan rekan mereka yang lain, dimana hal ini secara tidak langsung akan
meningkatkan pendapatan perusahaan.
d. Karena kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen berpengaruh terhadap loyalitas
konsumen, maka sebaiknya Warong Steak and Shake teteap menjaga dan merningkatkan
nilai-nilai yang terdapat pada kualitas pelayanan dan nilai positif yang dapat menciptakan
kepuasan konsumen sehingga kedua hal tersebut dapat menimbulkan loyalitas pada
konsumen.
2. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya
a. Perlu diadakan penelitian ulang pada waktu mendatang setelah perusahaan melakukan
perubahan – perubahan dalam kebijakan mengenai strategi pemasaran terutama pada
product, place, price,and promotion dan juga peningkatan kualitas layanan yang meliputi
tangible, emphaty, reliability, responsive and assurance. Saran ini dimaksudkan untuk
mengetahui lebih lanjut teori-teori yang berkaitan dengan variabel yang mempengaruhi
loyalitas konsumen.
b. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kualitas pelayanan terhadap kepuasan
konsumen, kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen, kualitas pelayanan terhadap
loyalitas konsumen dengan variabel mediasi kepuasan konsumen pada Waroeng Steak
and Shake. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini hanya ada 2 hipotesis yang diterima
yaitu kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen dan kepuasan konsumen terhadap
loyalitas konsumen.
c. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih menyeluruh yang tidak hanya berdasarkan lingkup
kualitas pelayanan, kepuasan konsumen serta loyalitas konsumen. Perlu dilakukan
penelitian dengan variabel lain untuk melihat variabel apa saja yang dapat mempengaruhi
dan dapat meningkatkan loyalitas bagi para konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Thamrin dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, Cetakan Pertaman, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.2012
Assauri Sofjan, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2009
Bloom Paul N, Louise N. Boone, Strategi Pemasaran Produk, Jakarta: Prestasi Pustakaraya.2006
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta.2004
Dwi Aryani dan Febrina Rosinta. 2010. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan
Pelanggan Dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan. Jurnal Ilmu administrasi dan
Organisasi, Volume 17 No 2. 2010
125
Hasyim dan Rina anindita, Prinsip-prinsip Dasar Metode dan Riset Pemasaran, Jakarta: UIEUniversity Press.2009
Kotler, Philip, Manajemen pemasaran, Edisi Milenium, Jakarta: Prenhallindo.2000
Kotler, Philip dan Gary Amstrong, Principles of Marketing, 10 th ed. Englewood Cliffs, NJ,
Prentince Hall International, inc.2004
Lovelock, Christopher H. Dan Lauren K. Wight, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Bahasa
Indonesia, Jakarta: PT. Indeks.2005
Lupiyoadi, R. Dan Hamdani, A. Manajemen Pemasaran Jasa Edisi 2, Jakarta: Salemba
Empat.2006
Malhotra, N. K (2004). Marketing Research : An Applied Orientation. Pearson Education. New
Jersey. Hal.364
Nyoman, Ni yuliarni Dan Putu Riyasa, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan terhadap pelayanan PDAM Kota Denpasar, Jurnal buletin Studi Ekonomi,
volume 12, Nomor 1 Tahun 2007.
Susanto, herry dan Wido damayanti, Pengaruh kualitas pelayanan Terhadap Produk Loyalitas
Konsumen. Jurnal Ekonomi Bisnis No.1 Vol.13, April 2008
Umar Husain, Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen, Cetakan Keempat, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.2005.
Wijayanti, Ari, Strategi meningkatkan Loyalitas Melalui Kepuasan Pelanggan
126
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM
(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN
KOMPONENNYA DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2006-2010)
Marlina
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAKSI
Kinerja sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan rasio-rasio keuangan selama
beberapa periode tertentu. Pengukuran berdasarkan rasio keuangan ini sangatlah bergantung
pada metode yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 10 perusahaan Otomotif dan
Komponennya yang tercatat di Bursa efek Indonesia dari tahun 2006-2010. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang termasuk kedalam kelompok perusahaan
Otomotif dan Komponennya. Penelitian ini secara umum menunjukkan hubungan antara rasiorasio keuangan seperti Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Total Asset Turn Over
(TATO) dan Debt Ratio (DR) dan variabel dependen (Harga Saham) dan khususnya untuk
mengetahui seberapa jauh pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham. Selain hal
tersebut peneliti ingin menunjukkan perbandingan antara hasil penelitian ini dengan hasil
penelitian sebelumnya.
Metode analisis yang digunakan Uji Asumsi Klasik dan Analisis Regresi Berganda. Hasil
penelitian melalui Uji t menunjukkan bahwa Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Total
Asset Turn Over (TATO) dan Debt Ratio (DR) masing-masing atau parsial berpengaruh secara
signifikan terhadap ln harga saham. Melalui Uji F variabel independen yaitu Current Ratio
(CR), Return On Equity (ROE), Total Asset Turn Over (TATO) dan Debt Ratio (DR) secara
bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu ln harga saham.
Kata Kunci : Harga Saham, Current Ratio, Return On Equity, Total Asset Turn Over, dan Debt
Ratio
Pendahuluan
Setiap hari sangat mudah ditemui orang yang mengendarai sepeda motor atau kendaraan
mobil, karena kebutuhan akan kendaraan merupakan alat transportasi yang sangat mendukung
untuk jalannya aktivitas. Otomotif adalah ilmu yang mempelajari alat-alat transportasi darat yang
menggunakan mesin terutama mobil dan sepeda motor. Otomotif mulai berkembang sebagai
cabang ilmu seiring dengan diciptakannya mesin mobil.
127
Dalam perkembangannya, mobil menjadi alat transportasi yang kompleks yang terdiri dari
ribuan komponen yang tergolong dalam puluhan sistem dan sub sistem. Oleh karena itu otomotif
pun berkembang menjadi ilmu yang luas dan mencakup semua sistem dan subsistem.
Pesatnya perkembangan industri otomotif ditanah air patut dibanggakan karena
membawa dampak yang sangat luas, tidak hanya industri komponen bertumbuh tetapi juga dapat
membuka lapangan kerja dan jasa terkait. Hal ini terlihat dari jumlah investasi disektor otomotif
yang terus meningkat secara signifikan. Industri komponen lokal juga semakin meningkatkan
kapasitas produksinya untuk memasok kebutuhan dalam negeri sehingga mendorong terjadinya
peningkatan kandungan lokal dan secara bertahap komponen impor semakin mengecil yang pada
gilirannya dapat tergantikan oleh komponen lokal. Kemampuan industri dalam negeri dalam
mengembangkan industri otomotif merupakan bukti semakin tingginya kemampuan dan
penguasaan teknologi yang dimiliki oleh tenaga kerja Indonesia secara terus-menerus berupaya
meningkatkan kompetensinya.
Namun setelah krisis moneter terjadi fluktuasi yang tidak menentu terhadap kinerja
perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia ini, hal tersebut juga dialami oleh perusahaan
Otomotif dan Komponen dimana rentang waktu 1997-1999 mengalami penurunan terhadap
penjualan produknya yang akan berimbas pada laporan keuangan perusahaan yang mengalami
kerugian.
Mulai dari tahun 2004 sampai sekarang khusus perusahaan otomotif dan komponen
mengalami peningkatan yang sangat berarti, baik dari penjual anatau dari yang lainnya, hal
tersebut dapat kita lihat dari laporan keuangannya yang dimana setiap tahun yang mengalami
peningkatan meskipun kalau kita lihat memang masih terdapat perusahaan yang mengalami
penurunan.
Kinerja perusahaan diukur dengan menganalisis laporan keuangan dalam berbagai rasio
keuangan. Rasio dirancang untuk memperlihatkan hubungan diantara perkiraan-perkiraan
laporan keuangan, berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti tertarik untuk melihat pengaruh
kinerja perusahaan. RasioLikuiditas diwakili olehkewajiban jangkapendek (CR), Rasio
Profitabilitas diwakili oleh pertumbuhan laba bersih (ROE), Rasio Aktivitas diwakili oleh
efektifitas perusahaan menghasilkan laba (TATO), Rasio Leverage diwakili oleh kewajiban
jangka panjang (DR). Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengaruh CR, ROE, TATO,
dan DR terhadap HargaSaham pada perusahaan industri Otomotif dan Komponen di Bursa Efek
Indonesia.
Landasan Teori
Kajian Pustaka
A. Investasi
9
Menurut Kamarudin Ahmad, umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu: Real
Asset dan Financial Asset. Asset riil adalah bersifat berwujud seperti gedung-gedung,
kendaraan, dan sebagainya. Sedangkan asset keuangan merupakan dokumen (surat-surat)
klaim tidak langsung pemegangnya terhadap aktiva riil pihak yang menerbitkan sekuritas
tersebut.
B. Proses Investasi
Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi
dalam sekuritas, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut,
dan kapan investasi tersebut akan dilakukan.
128
C. Pasar Modal
Menurut Kamaruddin, Pasar modal dalam arti sempit adalah tempat pasar terorganisasi
yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi dengan memakai jasa makelar,
komisioner dan para underwriter.
Sedangkan menurut Sunariyah, secara umum pasar modal adalah suatu sistem keuangan
yang terorganisasi, termaasuk didalamnya adalah bank komersial dan semua lembaga
perantara dua bidang keuangan, serta seluruh surat berharga yang beredar.
D. Saham
1. Pengertian Saham
Husnan menyatakan bahwa “Saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu
perusahaan yang berbentuk perseroan”. Sedangkan menurut Rusdin, Saham adalah
Sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan dan pemegang saham
memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.
2. Jenis- Jenis Saham
Dibursa efek terdapat berbagai jenis saham yang paling konservatif sampai yang
sangat spekulatif. Jenis saham yang dicari investor tergantung dari tujuan dan
investasinya. Beberapa jenis saham yang dikenal Indonesia menurut Rusdin bila ditinjau
dari segi manfaat yang diperoleh pemegang saham, dibedakan menjadi yaitu:
a. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten
untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis yang popular
dipasar modal.
b. Saham Preferen (Preferred Stock)
Merupakan saham yang berbentuk gabungan antara obligasi dan saham biasa. Jenis
saham ini sering disebut dengan sekuritas campuran. Saham preferen sama dengan
saham biasa karena tidak memiliki tanggal jatuh tempo dan juga mewakili dari
modal.
E. Teknik Analisa dan Penilaian Saham
Para manajer selalu mencoba memaksimalkan nilai saham perusahaan mereka. Saham
biasanya akan memberikan aliran arus kas yang diharapkan dimasa depan. Arus kas yang
diharapkan terdiri dari dua unsur yaitu: (1) dividen yang diharapkan setiap tahunnya, (2)
harga saham yang diharapkan diterima investor ketika mereka menjual saham. Harga saham
yang diharapkan meliputi pengembalian investasi awal ditambah keuntungan modal yang
diharapkan.
Untuk menentukan nilai saham, pemodal harus melakukan analiasis terlebih dahulu
terhadap saham-saham yang ada dipasar modal (bursa efek) guna menentukan saham-saham
atau melakukan portofolio yang memberikan return yang paling optimal.
Menurut Sunariyah ada dua macam analisis yang dapat dilakukan dalam menilai harga
suatu saham, yaitu:
129
a. Analisis Fundamental
Bahwa pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham
memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yabg estimasikan oleh para pemodal atau
para analis. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari variabel-variabel perusahaan
yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return yang diharapkan dan suatu risiko
yang melekat pada saham tersebut. Harga pasar yang sekarang (current market price)
merupakan perbandingan antara hasil estimasi nilai intrinsik tersebut.
b. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data atau
catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran
suatu saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini
menggunakan data pasar yang dipublikasikan, seperti: harga saham, volume penjualan,
indeks saham gabungan dan individu serta faktor-faktor lainnya yang bersifat teknik.
F. Pendekatan Analisis Fundamental
Jogiyanto mengatakan bahwa ada 2 (dua) pendekatan fundamental yang umum
digunakan dalam melakukan penilaian saham, yaitu:
1. Pendekatan Present Value
Pendekatan nilai sekarang juga disebut dengan metode kapitalisasi laba
(capitalization of income method) karena melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa
depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang.
Dalam metode ini dividen digunakan sebagai dasar model analisis, asumsinya adalah
bahwa hanya dividen yang menjadi dasar sumber pendapatan. Dividen merupakan arus
kas yang diharapkan dapat diterima setiap tahun dimasa yang akan datang.
Menurt Dyah Ratih Sulistiastuty, karenanya model ini disebut dividen discount
model (DDM). Ada 3 (tiga) asumsi yang menjadi dasar DDM yaitu:
a) Model Penilaian Nilai Intrinsik tanpa Pertumbuhan (Zero Growth Model)
Model ini digunakan untuk menentukan nilai fundamental saham prefren.
Penentuan nilai fundamental saham bisa akan tepat menggunakan model ini, asalkan
periode investasi maksimal satu tahun.
b) Model Penilaian Nilai Intrinsik dengan Pertumbuhan Konstan (Constan
22
Growth Model)
Suatu saham dengan dividen yang tumbuh konstan maka nilai intrinsiknya dapat
dengan constant growth model. Model ini paling sesuai untuk menilai saham
perusahaan yang telah mencapai tahap matang (mature company). Perusahaan yang
telah mencapai pendewasaan biasanya memiliki retention ratio yang konstan.
c) Penentuan Nilai Intrinsik dengan Pertumbuhan Dividen Supernormal
Pertumbuhan dividen intrinsik supernormal mengasumsikan bahwa pertumbuhan
dividen supernormal memiliki 2 tingkat pertumbuhan (growth rate, g). Pada periode
awal growth rate melebihi required rate of return (k).
Kemudian pertumbuhan dividen akan menurun setelah periode tertentu sehingga
required rate of return (k) melebihi growth rate (g).
2. Pendekatan PER (P/E ratio approach)
Pendekatan PER (Price Earning Ratio) atau disebut juga pendekatan multiplier,
investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam
130
harga suatu saham. Dengan kata lain, PER menggambarkan rasio atau perbandingan
antara harga saham terhadap earning perusahaan.
G. Harga Saham
Menurut Bambang Riyanto, Saham adalah tanda bukti pengembalian bagian atau
peserta dalam suatu perseroan terbatas.
Menurut Suad Husnan, Saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan
yang berbentuk perseroan terbatas (PT). Pada dasarnya harga pasar saham dipengaruhi oleh
profitabilitas dimasa yang akan datang dan risiko yang ditanggung oleh pemodal.
H. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut S. Munawir, Laporan keuangan pada umumnya adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut.
Sedangkan menurut Husnan “Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip-prinsip
akuntansi sebagai salah sumber informasi yang dipergunakan untuk melakukan analisis
dan keputusan keuangan”.
2. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan
Menurut Suad Husnan, pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari :
a. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang melaporkan jumlah kekayaan, kewajiban
keuangan dan modal sendiri perusahaan pada waktu tertentu.
Jumlah kekayaan disajikan pada sisi aktiva, sedangkan jumlah kewajiban dan modal
sendiri disajikan pada sisi pasiva.
b. Laporan rugi-laba
Laporan rugi-laba menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya, dan laba
yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.
3. Analisis Laporan Keuangan
Menurut J. Fred Weston dan Eugene Brigham, dari sudut investor, meramalkan
masa mendatang merupakan hal terpenting dari analisis laporan keuangan, sedangkan
dari sudut manajemen analisis laporan keuangan berguna sebagai cara untuk
mengantisipasikan keadaan di masa mendatang dan yang lebih penting sebagai titik bagi
tindakan perencanaan yang akan mempengaruhi jalannya kejadian dimasa mendatang.
Sedangkan menurut S. Munawir, dalam menganalisa dan menilai posisi
keuangan dan potensi atau kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk
mendapatkan perhatian oleh penganalisis.
I.
Variabel-Variabel Penelitian
1. Current Asset (CR)
Current Ratio (CR) merupakan salah satu rasio untuk mengukur seberapa jauh
aktiva lancar perusahaan bias dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya.
131
Membandingkan kas dan aktiva yang harus diubah menja diuang kas pada tahun
tersebut dengan utang (kewajiban) yang jatuh tempo dan harus dibayar pada tahun itu.
Rumus: Current Ratio =
AktivaLancar
KewajibanLancar
2. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) menggambarkan tingkat laba bersih dari seluruh modal
pemilik yang ditanamkan oleh pemegang saham. Rasio ini menggambarkan modal
pemilik atau investor untuk menhasilkan laba bersih yang menjadi bagian dari pemilik.
Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi keuntungan yang didapat oleh investor karena
semakin efisien modal yang ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan sehingga
semakin banyak investor melakukan investasi pada perusahaan tersebut.
Rumus : Return On Asset =
LabaBersihSetelahPajak
Total Equity
3. Total Asset Turn Over (TATO)
Total Asset Turn Over (TATO) adalah menunjukkan bagaimana efektifitas
perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjuala dan
mendapatkan laba.
Total Asset Turn Over (TATO) merupakan rasio yang menunjukkan efisiensi
dimanaperusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan.
Semakin tinggi perputaran jumlah harta berarti makin baik.Dimana satuannya adalah
kali (x) atau berapa kali perputarannya, menghitung Total Asset Turn Over (TATO) :
Rumus : Total Asset Turn Over =
Penjualan
Total Aktiva
4. Debt Ratio (DR)
Debt Ratio (DR) adalah menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh
aktiva lebih besar dari rasionya lebih aman (solvable). Bisa juga dibaca beberapa porsi
utang dibandingkan dengan aktiva. Debt ratio (DR) hanya akan sangat berguna apabila
seseorang/kreditur sudah dapat meyakinkan dirinya bahwa perusahaan akan sangat
berhasil, bukan hanya dalam jangka pendek tetapi juga jangka panjang. Kalau kreditur
sudah memperkirakan bahwa perusahaan akan mengalami kesulitan didalam
pembayaran bunga dan pinjaman, maka dia tidak akan memberikan pinjaman kepada
perusahaan tersebut. Supaya aman porsiutang terhadap aktiva harus lebih kecil.
Satuannya adalah persentase (%).
Rumus: Debt Ratio (DR) =
Total Hutang
Total Aktiva
132
J. Kerangka Pikir
CR (X1)
ROE (X2)
(Y) Harga Saham
TATO (X3)
DR (X4)
K. Metodologi Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang beralamat di Jl. Jend
Sudirman Kav 52-53 Jakarta Selatan. Waktu penelitian dilangsungkan sejak bulan
Oktober 2012 sampai dengan Maret 2013.
2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah Data kuantitatif yaitu data yang berupa
angka-angka yang menunjukan jumlah atau banyaknya sesuatu, yaitu laporan
keuangan perusahaan. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data sekunder
yaitu data yang diperoleh dari berbagai literatur seperti buku, majalah, jurnal, koran,
internet dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian.
3. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
industriOtomotifdanKomponen yang terdaftar di BEI selama tahun 2006-2010.
Sampel yang digunakan yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Adapun kriteria yang ditentukan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010.
2. Perusahaan yang tergabung dalam sektor industri yang sama yang terdaftar di BEI
selama tahun 2006-2010.
3. Perusahaan yang mempunyai data laporan keuangan yang lengkap dan dapat
diandalkan kebenarannya selama tahun 2006-2010.
4. Konsisten dalam mengeluarkan dividen selama tahun 2006-2010.
L. Definisi Operasional Variabel
Definisioperasionalvariabel yang digunakan dalam penelitian inimeng gunakan regresi
berganda terdiri dari satu variabel dependen (Y) yaitu Harga Saham dan terdiri dari 4
(empat) variabel independen (X) yaitu Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE),
Total Asset Turn Over (TATO), dan Debt Ratio (DR).
133
1.
2.
Harga Saham
Harga saham yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah harga penutupan per
tahun (close price) perusahaan sampel penelitian. Harga saham merupakan
indikator nilai perusahaan yang memasyarakatkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia. Data mengenai harga saham ini diukur dengan satuan rupiah.
Current Ratio (CR)
Rasiolancardihitungdenganmembagiaktivalancardengankewajibanlancar.Rasioinim
engukursejauhmanatagihan-tagihanparakreditordapatdipenuhidenganaktiva
yang
diharapkanakandikonversimenjadiuangtunaidalamwaktudekat dan dinyatakan %.
3. Return On Equity (ROE)
Return OnEquity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan hasil
pengembalian atas investasi atas pemilik atau pemegang saham dan dinyatakan
dalam %.
4. Total Asset Turn Over (TATO)
Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan dengan total atau disebut juga
dengan rasio pemanfaatan total aktiva. Rasio ini merupakan rasio pengolahan aktiva
yang terakhir, mengukur perputaran, atau pemanfaatan dari semua aktivanya.
5. Debt Ratio (DR)
Yaitu untuk mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh
kreditur. Semakin tinggi Debt Ratio semakin besar jumlah pinjaman yang
digunakan didalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan, dan dinyatakan
dalam %.
M. Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah variabel dependen
dan variabel independen mempunyai distribusi normal, mendekati normal atau tidak
normal. Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi normal atau
mendekati normal.
Berikut ini adalah hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan P-P
Plot of Regression Standardized Residual yang ditunjukkan pada gambar 5.1:
134
Collinearity
Statistics
VIF
Tolerance
A
t
Sig
1
(Constant)
6.060
.000
CR
0.623
.536
0.689
1.452
ROE
0.799
.429
0.762
1.312
TATO
DR
1.407
-3.298
.166
.002
0.804
0.673
1.244
1.486
Analisis:
Dari gambar 5.1 diatas, terlihat bahwa titik-titik observasi menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi ini dapat dikatakan
memenuhi asumsi normalitas. Jadi gambar 5.1 diatas dapat disimpulkan bahwa data
tersebut menyebar mendekati garis diagonal, jadi data tersebut berdistribusi normal.
2. Uji Multikolineritas
Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Uji multikolinearitas dapat dilihat
dari VIF (Varians Inflation Factor) dan nilai Tolerance.
Suatu regresi yang bebas dari multikolinearitas jika:
1. Mempunyai angka Tolerance mendekati angka 1
2. Mempunyai besaran VIFnya tidak lebih besar dari 5
3. Mempunyai koefisien korelasi antara variabel dibawah 0,5
Tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel bebas (independent) memiliki nilai VIF < 5 dan
masing-masing variabel independen memiliki nilai VIF atau memiliki tolerance
mendekati 1, jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas antara kelima variabel bebas dalam model regresi penelitian ini.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk
menilai ada tidaknya heterokedastisitas, dapat dilihat pada gambar 5.2 dimana titik-titik
menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik
diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi
heterokestisitas.
Terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu
yang jelas (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), dan tidak ada pola yang jelas,
135
serta titik-titik menyebar membentuk empat persegi apabila garis o memotong garis Y dan
X. Hal ini berarti tidak terdapat heteroskedastisitas pada penelitian ini.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari
autokorelasi. Dimana pengujian autokorelasi dapat dilihat dideteksi dari besarnya nilai
Durbin-Watson.
b
Model Summary
Model
R
a
1 ,607
1
Adjust
Std.
R
ed R
Error of
Squar
Squar
the
e
e
Estimate
D-W
,368
,312
1,80937
1,369
Uji Analisis Regresi Berganda
Model
Unstandardize
Standardized
d Coefficients
Coefficients
Std.
B
Error
9,513
1,570
CR
,002
,004
ROE
,010
TATO
DR
1 (Constant)
Beta
T
Sig.
6,060
,000
,089
,623
,536
,012
,108
,799
,429
1,004
,714
,186
1,407
,166
-,050
,015
-,476
-3,298
,002
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+Ɛ
Y = 9,513+0,002+0,010+1,004–0,050
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai konstanta (a) sebesar 9,513 artinya apabila variabel CR (X1), ROE (X2), TATO
(X3) dan DR (X4) dianggap tetap atau tidak ada pengaruh maka besarnya LNHarga
Saham adalah 9,513.
b. Setiap kenaikan 1 persen variabel Current Ratio (X1), sedangkan variabel lain konstan,
maka akan menyebabkan kenaikan LNHarga Saham sebesar 0,002 persen.
c. Setiap kenaikan 1 persen variabel Return On Equity (X2), sedangkan variabel lain
konstan, , maka akan menyebabkan kenaikan LNHarga Saham sebesar 0,010 persen.
136
d. Setiap kenaikan 1 persen variabel Total Asset Turn Over (X3), sedangkan variabel lain
konstan, maka akan menyebabkan kenaikan LNHarga Saham sebesar 1,004 persen.
e. Setiap kenaikan 1 persen variabel Debt Ratio (X4), sedangkan variabel lain konstan,
maka akan menyebabkan penurunan LNHarga Saham sebesar 0,050 persen.
B. Uji Hipotesis (Ha)
1. Uji Parsial (Uji t)
Model
Unstandardize
Standardized
d Coefficients
Coefficients
Std.
B
Error
9,513
1,570
CR
,002
,004
ROE
,010
TATO
DR
1 (Constant)
Beta
T
Sig.
6,060
,000
,089
,623
,536
,012
,108
,799
,429
1,004
,714
,186
1,407
,166
-,050
,015
-,476
-3,298
,002
Analisis:
a. Uji Hipotesis Variabel CR (X1)
Berdasarkan tabel 5.6 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Current Ratio
(CR) memiliki nilai koefisien sebesar 0,002 dengan nilai signifikan 0,536
96
Nilai signifikan variabel CR 0,536 ≥ dari taraf signifikan 0,05, yang berarti Ho diterima
dan Ha ditolak yang artinya variabel CR secara individu tidak mempengaruhi secara
signifikan terhadap LNHarga saham.
Ha : B = 0, maksudnya ialah tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel CR
dengan variabel LNHarga Saham.
b. Uji Hipotesis variabel ROE (X2)
Berdasarkan tabel 5.6 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Return On Equity
(ROE) memiliki nilai koefisien sebesar 0,010 dengan nilai signifikan 0,429. Nilai
signifikan variabel ROE 0,429 ≥ dari taraf signifikan 0,05, yang berarti Ho diterima dan
Ha ditolak yang artinya variabel ROE secara individu tidak mempengaruhi secara
signifikan terhadap LNHarga Saham.
Ha : B = 0, maksudnya ialah tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel ROE
dengan variabel LNHarga saham.
c. Uji Hipotesis variabel TATO (X3)
Berdasarkan tabel 5.6 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Total Asset Turn
Over (TATO) memiliki koefisien sebesar 1,004 dengan nilai signifikan 0,166. Nilai
signifikan variabel TATO 0,166 ≥ dari taraf signifikan 0,05, yang berarti Ho diterima dan
Ha ditolak yang artinya variabel TATO secara individu tidak mempengaruhi secara
signifikan terhadap LNHarga Saham.
Ha : B = 0, maksudnya ialah tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel TATO
dengan variabel LNHarga saham.
137
d. Uji Hipotesis variabel DR (X4)
Berdasarkan tabel 5.6 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Debt Ratio (DR)
memiliki koefisien sebesar -0,050 dengan nilai signifikan 0,002. Nilai signifikan variabel
DR 0,002 ≤ dari taraf signifikan 0,05, yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak yang
artinya variabel DR secara individu mempengaruhi secara signifikan terhadap LNHarga
Saham.
Ha : B ≠ 0, maksudnya ialah terdapat pengaruh yang nyata antara variabel DR dengan
variabel LNHarga saham.
Uji Simultan (Uji F)
Berdasarkan nilai F dan tingkat nilai signifikan, maka dapat diketahui ada atau tidaknya
berpengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dari hasil pengolahan
statistik komputerisasi pada tabel dibawah ini dapat diketahui hasil uji Fhitung (pengujian secara
simultan) sebagai berikut:
ANOVAb
Model
Sum of
Squares
1
Regre
Mean
df
Square
85,841
4
21,460
147,322
45
3,274
233,163
49
F
6,555
Sig.
,000a
ssion
Resi
dual
Total
Analisis:
Pada tabel 5.7 diatas dapat disimpulkan bahwa angka Fhitung adalah 6,555 dan pada
kolom sig terlihat angka 0,000 < α (0,05) artinya koefisien regresi tersebut signifikan,
maka H1 pada penelitian ini diterima, jadi terdapat pengaruh yang signifikan antara
Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Total Asset Turn Over (TATO), dan Debt
Ratio (DR) terhadap Harga Saham (Y) secara simultan.
Kesimpulan Dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab V diatas, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengujian Current Ratio dengan harga saham.
Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukan bahwa Current Ratio
(CR) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada sektor
industri otomotif di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai 2010.
2. Hasil pengujian Return On Equity dengan harga saham.
Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukan bahwa Return On Equity
(ROE) secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada
sektor industri otomotif di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai 2010.
138
100
3. Hasil pengujian Total Aset Turn Over dengan harga saham.
Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukan bahwa Total Aset Turn
Over (TATO)secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham pada sektor industri
otomotif di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai 2010.
4. Hasil pengujian Debt Ratiodengan harga saham.
Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukan bahwa Debt Ratio (DR)
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada sektor industri otomotif
di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai 2010.
5. Hasil pengujian Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Total Aset Turn Over
(TATO) dan Debt Ratio (DR)dengan harga saham secara simultan.
Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukan bahwa Current Ratio
(CR),Return On Equity (ROE), Total Aset Turn Over (TATO) dan Debt Ratio (DR)secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada sektor industri otomotif di
Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai 2010.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran-saran yang penulis kemukakan setelah
melakukan penelitian ini adalah:
1. Bagi investor disarankan dalam berinvestasi khususnya pada saham-saham yang termasuk
dalam saham-saham otomotif, harus mempertimbangkan besarnya variabel CR, ROE,
TATO, dan DR yang dikehendaki.
2. Bagi penelitian selanjutnya disarankan sebaiknya menambah variabel yang sudah ada
dalam penelitian ini. Dan penelitian selanjutnya diharapkan mencakup perusahaan yang
lebih banyak atau dari beberapa sektor perusahaan yang berbeda, demikian juga
memperpanjang waktu penelitian dan memperbanyak sampel yang akan digunakan.
3. Kepekaan pengaruh rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini terhadap harga
saham tentunya berbeda-beda di setiap sektor, untuk itu diperlukan penelitian selanjutnya
dengan variabel dependen dan independen yang sama namun dengan industri yang
berbeda, hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini mempengaruhi harga saham di sektor yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Adleler Haymans Manurung. Kemana Investasi. Jakarta : PT Kompas. 2006.
Ahmad, Kamarudin. Dasar-Dasar Manajemen Investasidan Portofolio. Jakarta :RianekaCipta.
2006.
Dahlan, Siamat. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. 2001.
DiahRatihSulistiastuty. Sahamdan Obligasi Ringkasan Teori dan Soal Jawab. Yogyakarta:
UAJY. 2002.
139
Drs. Darsono MBA danAshari S.E., Akt, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.
Yogyakarta: ANDI. 2000.
Farah Nurida S.E., Jurnal Skripsi dengan judul“Pengaruh Current Ratio, Debt Equity Ratio dan
Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jakarta Islamic Index
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005 Sampai Dengan 2008”. Jakarta.
2010.
Jogiyanto.Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE. 2000.
LukmanSyamsudin. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo. 1995
Munawir, S. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty. 2002.
Rusdin. Pasar Modal. Bandung :Alfabeta. 2006.
SinggihSantoso. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta :Elexmedia Komputindo.
2001.
Suad Husnan. Dasar-Dasar Portofolio dan Analisis Sekuruitas. Yogyakarta : BPFE. 2001.
Suad Husnan. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
2000.
Taufik. Jurnal Kajian Ekonomi dan Bisnis, Vol. 3, No. 2, 2001 dengan judul“Kajian Capital
Market, Leverage dan Profitability Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Jakarta”
Weston, J. Fred danEugenFBrigham.Dasar-DasarManajemenKeuangan.Jakarta : PT Erlangga.
1998.
140
PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN
KONSUMEN PRODUK SEPEDA MOTOR KAWASAKI
Satryo Septian
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Unversitas Esa Unggul
Jakarta
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kualitas Produk
terhadap kepuasan Pelanggan pada Bengkel Kawasaki Motorave Sunter – Jakarta utara , untuk
dapat memberikan input atau saran kepada perusahaan agar dapat meningkatkan kualitas
Produk dan kepuasan Pelanggan.
Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.
Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan adalah
dengan menggunakan Regresi Berganda. Dan dari hasil tingkat pelayanan penulis
mengklasifikasikan hasil penelitian secara deskriptif termasuk dalam kategori cukup baik.
Sedangkan darih hasil tingkat kepuasan penulis mengklasifikasikan hasil penelitian secara
deskriptif termasuk dalam kategori cukup puas.
Dan dari hasil analisis korelasi diperoleh nilai r sebesar 0,933 dan nilai signifikan sebesar 0,00,
artinya ada hubungan yang positif dan kuat antara pelayanan dengan kepuasan.
Sedangkan dari hasil diperoleh nilai sebesar 0,843, yang menjelaskan bahwa pengaruh secara
keseluruhan dari variable Y terhadap X sebesar 3,06 % dan sisanya sebesar 2,69 dipengaruhi
oleh faktor lain.
Dan untuk nilai setiap dimensi kepuasan konsumen yang paling kuat adalah dimensi
Keistimewaan dengan nilasebesar 1,235x2
Kata Kunci : Regresi berganda, deskriptif kuantitatif, pelayanan dan kepuasan
PENDAHULUAN
Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang semakin berkembang dengan
kemajuan zaman dan teknologi yang sangat pesat dengan sesuai kegunaannya. Keberadaannya
kini sudah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan masyarakat sekarang ini, bahkan
hampir setiap orang sangat membutuhkannya. perkembangan tersebut berkat kemajuan industri
yang ada, sepeda motor tidak saja dapat digunakan untuk sekedar berkendara saja, tetapi
sekarang ini sudah banyak digunakan sebagai media bisnis dan gaya hidup.
Ditengah pertumbuhan konsumen sepeda motor meningkat luar biasa, ditengah-tengah
persaingan yang begitu ketat akibat banyaknya merek pendatang baru dari setiap pabrikan.
Sepeda motor Kawasaki yang sudah cukup lama berada di Indonesia dengan segala
keunggulannya tetap mendominasi pasar dan sekaligus memenuhi kebutuhan pasar dan
141
sekaligus memenuhi kebutuhan angkutan berkendara yang tangguh, fashionable, dan efisien.
Kawasaki merupakan salah satu merek yang sangat terkenal di Indonesia, Kawasaki sudah
diterima dan banyak diketahui oleh konsumen atau pelanggan dari segi kualitas, harga dan aneka
produk yang ditawarkan oleh Kawasaki sudah tidak diragukan lagi. Konsumen atau pelanggan
bisa memilih jenis sepeda motor merek Kawasaki dari harga yang termurah sampai termahal
dengan masing-masing produk yang ditawarkan dan keunggulannya. Kita pasti bangga pada PT
Kawasaki motor indonesia. produk unggulan PT Kawasaki Motor Indonesia ini sudah jadi idola
bikers berjiwa sportif sejak diproduksi pada 1996, berkat teknologi hi-tech Kawasaki, ninja
berpenampilan sporty, bertenaga besar dan nyaman dikendarai, bahkan saat motor bermesin 2tak lain dihadang regulasi Euro2, Kawasaki Ninja tetap melaju karena teknologinya yang ramah
lingkungan. Pada 2011 lalu, bisa dikatakan sebagai tahun yang baik bagi PT Kawasaki Motor Indonesia
(KMI) selaku agen tunggal pemegang merek Kawasaki di Indonesia. Pasalnya, KMI mencetak angka
penjualan yang tinggi, yakni 99.000 unit, terhitung mulai Januari hingga Desember 2011 lalu.
“Meski sempat terganggu akibat banjir besar di Thailand pada Oktober silam,namun
penjualan Kawasaki di Indonesia tetap mengukir prestasi yang cukup baik. Kami berhasil
menjual 99.00 unit dan berhasil didominasi oleh Ninja Series 150cc dan Ninja Series 250R,”
papar Sales Promotion Departement Head, Marketing & Sales Division PT Kawasaki Motor
Indonesia, Reiner menambahkan, dari total penjualan keseluruhan yang mencapai 99.000 unit,
Ninja Series 150R maupun Ninja Series 250R mendominasi penjualan hampir 60 persen. Setiap
tahunnya, Ninja Series selalu mendominasi penjualan Kawasaki di Indonesia. Mengingat
permintaan motor tersebut sangat tinggi.
Dalam hal ini penulis ingin meneliti kualitas produk sepeda motor Kawasaki Ninja untuk
memenuhi akan kepuasan konsumen atau pelanggan, maka penulis merasa tertarik untuk
mengangkat masalah tersebut sebagai judul skripsi dan judul tersebut adalah : “ ANALISIS
PENGARUH KUALITAS PRODUK SEPEDA MOTOR KAWASAKI NINJA
TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN."
kepuasan pelanggan terhadap produk akan terjadi jika kebutuhan dari keinginan mereka
telah terpenuhi dari produk yang mereka konsumsi/rasakan tersebut unsur yang terpenting dari
suatu produk adalah kualitas. Produk tidak hanya memuaskan pelanggan tetapi juga memuaskan
dan membuat dan membangun keunggulan perusahaan dari berbagai fungsi yang ada seperti
penjualan. Dari segi bisnis produk adalah apa yang dihasilkan akan perusahaan. Bagi para
pelanggan atau konsumen produk adalah cerminan dari perusahaan yang menghasilkannya,
untuk konsumen dapat membedakan mana perusahaan yang menghasilkannya, dan sebagai
konsumen dapat membedakan mana perusahaan yang menghasilkan produk berkualitas baik dan
mana yang berkualitas jelek, dengan begitu para pesaing produk adalah target yang harus
dimenangkan dalam persaingan.
METODE
Populasi : Wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, Dengan kata lain populasi adalah
keseluruhan obyek yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para responden
yang membeli dan pengguna sepeda motor Kawasaki Ninja yang ditemui diwilayah Sunter dan jumlahnya
tidak di ketahui.
Sample : Sampel dipilih secara purposive sampling, yaitu dengan menetapkan beberapa kriteria
pelanggan yang dikehendaki. Penulis akan menentukan dengan pertimbangan sebagai berikut :
142
a. Usia lebih dari 17 tahun sudah bekerja dan membeli sendiri.
b. Mempunyai produk sepeda motor Kawasaki Ninja baru atau second.
c. Orang yang ditemui di dealer motorave sunter Griya dan berada di wilayah sunter.
Variabel yang digunakan adalah :
Kinerja
Keistimewaan
Kehandalan
Kesesuaian
Daya tahan
Pelayanan
Estetika
8. Kualitas yang dipersepsikan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Alat Analisis
Validitas adalah alat ukur untuk menunjukkan seberapa jauh alat ukur yang dipakai dapat
digunakan untuk mengukur apa yang akan seharusnya diukur. Penghitungan validitas
menggunakan Korelasi Product Moment adalah sebagai berikut:
( xy ) ( x)( y )
r=
( n x2
n x) n y 2
n y2)
Keterangan ;
r
= korelasi nilai butir dengan nilai total.
n = jumlah sampel.
X = Skor Pernyataan.
y = Total skor.
Realibilitas menunjukkan tingkat atau derajat ketepatan, ketelitian, dan keakuratan yang
ditunjukkan oleh instrumen pengukuran atau sejauh mana alat dapat dipercaya atau dapat
diandalakan perhitungan realibilitasnya. sehingga untuk penelitian ini digunakan rumus Alpa
Cronbranch Rumusnya :
r11
ket :
= ( k
) (1∑ σ² )
k–1
σ²
r11
: reliabilitas instrumen
k
: banyak butir pertanyaan
σ²
: varian total
∑σb² : jumlah varian butir
Deskriptif Kuantitatif Metode analisa Deskriptif Kuantitatif dilakukan dengan
menyebarkan kuisoner untuk mengetahui tanggapan responden terhadap beberapa indikator
dengan cara memberikan bobot untuk masing-masing variabel dari jawaban konsumen.15
Kemudian nantinya hasil jawaban responden atas kuesioner yang telah disebarkan akan dilihat
faktor-faktor kualitas pelayan yang mempengaruhi kepuasan konsumen melalui hasil analisis
15
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, hal 86
143
dari regresi
berganda.16 Pada penelitian ini, peneliti memberikan Rata-rata untuk
mengklasifikasikan nilai maksimal dan nilai minimum dari setiap pertanyaan, dikarenakan
nilai minimumnya adalah 100 dan nilai maksimalnya adalah 500. Angka minimum
didapatkan penulis dengan mengasumsikan jika semua dari 100 responden memberikan bobot
untuk pertanyaan 1 adalah satu (1) dalam pembobotan skala Likert, maka jumlahnya adalah
100 dan jika semua responden dari 100 responden memberikan bobot untuk pertanyaan 1
adalah lima (5) dalam pembobotan skala Likert, maka jumlahnya adalah 500. jadi,
penjabarannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini dengan keterangan sebagai berikut:
Nilai Maksimum 5 X 100 =500
Nilai minimum 1X 100 =100
nilaimaksimum nilai min imum 500 100
=
jumlahkelas
5
= 0,8
Interval =
80 :100
Regresi Berganda adalah suatu alat analisis permalan dan nilai pengaruh dua variable
bebas atau lebih terhadap variable terikat untuk membuktikan ada atau tidak nya hubungan
fungsi atau hubungan kausal antar dua variable bebas atau lebih dapat ditulis :
Y = a + b1X1 + b2X2 + …… + bkXk
Keterangan :
Y = Variabel terikat : Y = Kepuasan konsumen
X = Variabel bebas : X1 = Kinerja
X2 = Keistimewaan
X3 = Kehandalan
X4 = Kesesuaian
X5 = Daya tahan
X6 = pelayanan
X7 = Estetika
X8 = Kualitas yang dipersepsikan
a = konstanta
b1,b2, …. bk = koefisien regresi
Uji Parsial (T) adalah untuk mengetahui secara parsial apakah sendiri-sendiri variabel
independent yang mempengaruhi variabel dependent hitung.
Jika T hitung < T tabel, maka Ho diterima atau tidak ada pengaruh yang signifikan, atau
sebaliknya
Jika T hitung > T tabel, maka Ho ditolak atau terdapatnya pengaruh yang signifikan.17
Uji Simultan (F) adalah bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel
independen terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan
1. Jika F Hitung = F Tabel, maka mempunyai pengaruh yang signifikan, atau sebaliknya
2. Jaki F Hitung ≠ F Tabel, maka tidak mempunyai pengaruh yan signifikan. Atau
16
Ibid,hal 93
Freddy Rangkuti, Riset pemasaran, PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta,2003, hal. 161
17
144
3. Jika Sig > α ( 0,05 ), maka koefisien regresi tidak signifikan.
Jika Sig < α ( 0,05 ), maka koefisien regresi signifikan.
Adapun rumus yang digunakan adalah:
R 2 /(k 1)
F =
(1 R 2 ) /(n k 1)
Keterangan:
R2
= Koefisien determinasi
K
= Jumlah variabel
n
= Jumlah data
Kerangka Berpikir
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan dimensi kualitas produk
dengan perusahaan pesaing terhadap suatu barang yang dihasilkan oleh perusahaan. Dimensi
kualitas produk memiliki beberapa variabel yaitu; kinerja,keistimewaan, kehandalan, kesesuaian,
daya tahan, pelayanan, estetika, dan kualitas yang dipersepsikan.
Sedangkan faktor yang sering digunakan dalam mengevaluasi kepuasan konsumen
meliputi; kinerja, keistimewaan, kehandalan, kesesuaian, daya tahan, pelayanan, estetika, dan
kualitas yang dipersepsikan.
Dari beberapa kualitas produk dan kepuasan konsumen maka disini perlu dilakukan
beberapa uji atau analisis untuk mengetahui seberapa besar dan signifikan antara faktor yang
telah disebutkan diatas terhadap kepuasan pelangan. Adapun yang digunakan disini adalah
dengan menggunakan beberapa uji statistik dengan menggunakan bantuan software SPSS.
Adapun uji-uji tersebut antara lain adalah uji validitas, uji realibilitas, analisis regresi, dan uji t
(hipotesis).
Setelah diuji, barulah kita dapat melihat hasil kesimpulan yang nantinya juga akan
dijadikan masukkan atau sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk dijadikan dasar
tingkat kepuasan pelanggan.
Dengan demikian kerangka pikir penelitian dapat dijabarkan ke dalam sebuah pola pikir
dari gambar yang dilihat sebagai berikut:
kepuasan konsumen :
1. Kinerja
2. Keistimewaan
3. Kehandalan
4. Kesesuaian
5. Daya tahan
6. Pelayanan
7. Estetika
8. Kualitas yang dipersepsikan
Dimensi
Kualitas
Produk :
1. Kinerja
2. Keistimewaan
3. Kehandalan
4. Kesesuaian
5. Daya tahan
6. Pelayanan
7. Estetika
8. Kualitas yang dipersepsikan
Konsumen
Kawasaki ninja
sunter griya
1.
145
Berdasarkan kerangka pikir yang telah dikemukan, maka dapat dirumuskan beberapa
hipotesis :
Ho : Diduga tidak terdapat pengaruh yang kuat antara pengaruh kualitas produk motor
Kawasaki Ninja terhadap kepuasan pelanggan.
Ha : Diduga terdapat pengaruh yang kuat antara pengaruh kualitas produk motor Kawasaki
Ninja terhadap kepuasan pelanggan.
C. Hasil
1. Persepsi Terhadap Kualitas Produk
1.
ITEM
Kualitas mesin dapat diandalkan
2.
Sparepartnya mudah
3.
Keakuratan speedometer
Skor
Keterangan
Baik
359
Tidak baik
186
Cukup baik
279
4.
Head lamp
5.
Pengunci pengamannya
6.
Lengan ayun berstabilizer
7.
Full fairing body
Cukup baik
757
Cukup baik
214
Cukup baik
218
Cukup baik
217
8.
Standart euro 2
9.
Tingkat kenyamanan duduk
10.
Kinerja radiator yang optimal
11.
6 speed
Cukup baik
220
Cukup baik
301
baik
208
Cukup baik
284
12.
Teleskopik shock
13.
Tingkat keakuratan spesifikasinya
14.
Desain body yang menarik
Cukup baik
246
Cukup baik
218
Cukup baik
272
Cukup baik
15.
16.
Rancangan tangki bensin
System pengereman yang optimal
17.
Mesin standart euro 2
316
baik
305
Cukup baik
303
146
Cukup baik
18. Rangka frame
19. Mudah direparasi
294
Baik
305
20.
21.
Adanya bengkel service Kawasaki motorave terdekat di berbagai
wilayah
Mudah dimodifikasi
Cukup baik
225
Cukup baik
219
Cukup baik
22.
23.
Mudah perawatan
Model
313
Cukup baik
319
24.
Technology
Cukup baik
341
25.
Rancangan lampu
Cukup baik
294
Baik
26.
27.
Roda
Mutu tetap terjamin
305
Cukup baik
294
28.
Pelayanan Pasca pembelian
Cukup baik
294
29.
Pendistribusian
Baik
305
30.
Uji coba
Cukup baik
226
31.
Kelas premium
baik
305
9844
TOTAL
jumlah persepsi kualitas produk
9,8
Sangat Baik
2. Persepsi Terhadap Kualitas Pelayanan
1.
ITEM
Kualitas mesin dapat diandalkan
2.
Sparepartnya mudah
3.
Keakuratan speedometer
4.
Head lamp
Hasil
316
305
Keterangan
Cukup puas
Puas
303
Cukup puas
294
5.
Pengunci pengamannya
6.
Lengan ayun berstabilizer
7.
Full fairing body
8.
Standart euro 2
Cukup Puas
305
Puas
307
Cukup Puas
296
Cukup Pas
Cukup Puas
314
9.
Tingkat kenyamanan duduk
10. Kinerja radiator yang optimal
11. 6 speed
301
Puas
301
Puas
314
Cukup Puas
147
12.
Teleskopik shock
13.
Tingkat keakuratan spesifikasinya
Puas
301
Cukup Puas
236
14.
Desain body yang menarik
Puas
301
Puas
15.
16.
Rancangan tangki bensin
System pengereman yang optimal
399
Cukup Puas
186
17.
Mesin standart euro 2
Cukup Puas
271
Cukup Puas
18. Rangka frame
19. Mudah direparasi
199
Cukup Puas
214
20.
21.
Adanya bengkel service Kawasaki motorave terdekat di berbagai
wilayah
Mudah dimodifikasi
22. Mudah perawatan
23. Model
24. Technology
Cukup Puas
218
217
220
Cukup Puas
CukupPuas
341
337
Puas
Cukup Puas
220
301
Cukup Puas
Cukup Puas
208
284
Puas
Cukup Puas
25.
Rancangan lampu
26.
27.
28.
Roda
Mutu tetap terjamin
Pelayanan Pasca pembelian
29.
30.
Pendistribusian
Uji coba
246
218
Cukup Puas
Cukup Puas
31. Kelas premium
TOTAL
272
Cukup Puas
8545
8,5
Sangat Baik
jumlah persepsi kualitas produk
Dengan dibuatnya tabel ini, maka seluruh persepsi seluruh konsumen terhadap semua
jawaban yang membahas tentang kepuasan konsumen ternyata terdapat satu (1) pertanyaan
pada kuesioner yang disebarkan pada 100 responden yang memiliki kriteria baik yaitu pada
pertanyaan yang ke 23 . Namun secara keseluruhan persepsi terhadap kepuasan konsumen
termasuk kategori baik.
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil pengolahan data kuesioner, ternyata dari keseluruhan responden yang berjumlah
100 orang mempunyai rata-rata persepsi pelanggan terhadap kualitas produk sepeda motor
Kawasaki Ninja terdapat pada kategori cukup baik dengan besaran angkanya 3,06 dengan
berada pada kisaran 2,6-3,39 dengan kategori cukup baik.
2. Dari hasil pengolahan data kuesioner, Maka di dapatkan bahwa persepsi dari 100 responden
untuk memproyeksikan kepuasan pelanggan terhadap kualitas produk sepeda motor
148
Kawasaki Ninja sehingga didapatkan angka pada rata-rata persepsi sebesar 2,69 berada pada
kisaran 2,6-3,39 dengan kategori cukup baik.
3. Dari Delapan (8) factor yang kesemuanya Berpengaruh antara dimensi kualitas produk
dengan
kepuasan Konsumen dan ternyata hanya terdapat satu (1) factor
yang
mempengaruhi kepuasan konsumen yang sangat besar nilai β Coeffisien yang terdapat pada
dimensi Keistimewaan(X2) ,yaitu informasi yang diberikan kepada konsumen.berikut ini
adalah persamaan regresinya : Y = 0,199 + (1,060)X1+ (1,235)X2+
(,962)X3+(,831)X4(,961)X5+(,823)X6+ (1,178)X7 + (,846) X8, Jadi variable kedelapan
(Kinerja, Keistimewaan, kehandalan, Kesesuaian, Daya tahan, Pelayanan, estetika, Kualitas
Produk) diatas memberikan pengaruh antara kepuasan konsumen dengan nilai yang
signifikan lebih dari >0,05 .
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dan dikemukakan dalam penelitian ini, maka dapat
diberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Faktor informasi yang diberikan kepada konsumen terbukti dapat mempengaruhi kepuasan
konsumen. Oleh karena itu peneliti mengharapkan factor tersebut dapat ditingkatkan lagi
guna untuk menunjang kedelapan (8) factor kualitas produk sepeda motor Kawasaki
Indonesia terutama Kawasaki ninja maka seluruh persepsi seluruh konsumen terhadap
kualitas produk.
2. Dalam hal produk kepuasan konsumen , PT Kawasaki Motor Indonesia harus meningkatkan
dan menjaga nama baik serta citra dan reputasi produknya agar motor Kawasaki ninja
mencapai kualitas yang terbaik,sehingga perusahaan terus mempertahankan factor dimensi
tersebut agar konsumen akan selalu merasa puas.
3. Pada uji t terlihat kinerja, kehandalan, kesesuaian, daya tahan, pelayanan, etetika, dan
kualitas yang dipersepsikan tidak terlalu mempengaruhi, oleh karena itu PT Kawasaki Motor
Indonesia harus meningkatkan kualitas produknya, dari ke tujuh variable tersebut sehingga
agar konsumen terpuaskan ,dan perusahaan harus meningkatkan kualitas produk khususnya
ke tujuh variable tersebut dan terlihat keistimewaan yang di persepsikan terdapat
pengaruh,jadi PT Kawasaki Motor Indonesia harus mempertahankan satu variable yang
berpengaruh tersebut.
Ucapan Terima Kasih
Ibu Dra Suryari Purnama, MM, selaku dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan
waktu, tenaga serta pikirannya guna memberikan petunjuk, bimbingan serta pengarahan yang
sangat berharga, sehingga penulis dapat menyelesaikann penulisan Skripsi ini.Kedua orang tua
tercinta yang sangat luar biasa memberikan semangat dan dorongan baik materi maupun
dorongan moril serta tiada henti – hentinya mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan
Skripsi ini dengan sebaik – baiknya.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada( Aprian, Khalif, Edward,Arie, Wisnu,
Nugroho, suryana, Richie) dan teman – teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu,untuk
dukungannya,dan dalam pengumpulan data dan informasi.
Mengingat terbatasnya kemampuan penulis, penulis menyadari bahwa Proposal ini masih
jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan didalamnya. Penulis juga
mengharapkan kiranya para pembaca sekalian bersedia memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk dapat dijadikan masukan dan perbaikan di masa yang akan datang.
149
DAFTAR PUSTAKA
Phillip Kotler dan Gary amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran ,jilid 1, edisi kesembilan. Jakarta
2004
Sofyan Assuri, manajemen produksi dan operasi, edisi revisi, Universitas Indonesia2004
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi bahasa Indonesia, Jilid I PT. Prenhallindo, Jakarta
Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana,Total Quality Management,Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta,
2003
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, CV, Alvabeta, 2007
Utama,Jakarta,2003
Freddy Rangkuti,Riset Pemasaran, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,2005
150
KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN KONSUMEN
PADA FOODCOURT DELIMA
Wisnu Ardianto
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kualitas pelayanan
terhadap kepuasan konsumen pada restoran Delima Grand Indonesia, untuk dapat memberikan
input atau saran kepada perusahaan agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan
konsumen.
Dari hasil analisis ini penulis mendapatkan hasil dari R2 antara kualitas pelayanan
terhadap kepuasan memiliki nilai sebesar 0,679. Yang artinya pengaruh secara keseluruhan
(Simultan) dari variable X terhadap variable Y sebesar 67,9 % dan sisanya 32,1 % dipengaruhi
oleh factor lain misalnya (Tempat yang tidak nyaman dan Gangguan kesehatan).
Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Kepuasan Konsumen, Nilai r, dan R2
PENDAHULUAN
Sejalan dengan kemajuan dalam pendidikan, perekonomian yang lebih makmur,
perubahan sosial budaya masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
kesadaran masyarakat terhadap unsur-unsur pelayanan yang dapat diberikan oleh perusahaan
semakin meningkat. Bila ditinjau dari sudut pandang perusahaan, salah satu cara yang efektif
dalam melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan.
Pelaksanaan service quality yang menyeluruh oleh perusahaan terhadap pelanggan akan
mengakibatkan pelanggan tersebut merasa puas dan kembali lagi untuk mengadakan pembelian
ulang (rebuying). Dalam menciptakan kepuasan pelanggan, perusahaan harus menciptakan dan
mengelola suatu sistem untuk memperoleh pelanggan yang lebih banyak dan kemampuan untuk
mempertahankan pelanggannya. Dengan kata lain perusahaan yang dapat memuaskan pelanggan
akan memiliki pelanggan yang loyal.
Pelanggan adalah satu-satunya yang dapat menilai baik tidaknya kualitas pelayanan.
Pelanggan menilai kualitas pelayanan tersebut dengan cara membandingkan pelayanan yang
mereka terima (perceived service) dengan pelayanan yang mereka harapkan (expected service).
Baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan
pelanggannya secara konsisten.
Demikian pula halnya dengan bisnis restoran. Bisnis utama restoran bergeser dari sekedar
menyediakan segala macam makanan untuk dijual,menjadi usaha melayani dan memuaskan rasa
lapar pelanggan dengan disertai usaha menyediakan suasana yang kondusif bagi pelanggan untuk
151
menikmati hidangan. Bahkan tidak jarang pula direstoran disajikan hiburan musik. Adanya suatu
restoran cepat saji yang menjamin produknya halal lebih banyak dipilih untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat Indonesia. Di Indonesia pada saat sekarang ini telah banyak bermunculan
restoran cepat saji.
Foodcourt Delima merupakan salah satu foodcourt yang ada di Grand Indonesia.
Restoran Delima terus meningkatkan kualitas pelayanan dalam upaya memuaskan pelanggan.
Upaya yang dilakukan untuk memuaskan pelanggan misalnya dengan ketanggapan pada saat ada
keluhan dari pelanggan, pelayanan yang rapi, sopan dan ramah, kenyamanan, kecepatan,
ketepatan waktu pelayanan, kebersihan dan kondisi fisik restoran yang memadai. Kualitas
pelayanan meliputi gambaran keseluruhan dari apa saja yang diberikan perusahaan ke pelanggan,
hanya memberikan harga murah saja tidak akan membuat pelanggan restoran selalu datang ke
restoran tertentu. Namun, upaya yang dilakukan perusahaan tersebut belum tentu sudah
memenuhi harapan semua pelanggan.
Telah menjadi suatu kepercayaan umum, khususnya di dunia bisnis, bahwa kepuasan
pelanggan merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu usaha. Hal ini dikarenakan dengan
memuaskan konsumen, perusahaan dapat meningkatkan tingkat keuntungannya dan
mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas.
Adanya umpan balik dari pelanggan, hasilnya dapat menjadi masukan bagi perusahaan
untuk menyusun strategi pemasaran dalam hal kualitas jasa pelayanan yang dapat memuaskan
dan mempertahankan pelanggan.
Dari latar belakang tersebut diatas maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat
masalah tersebut sebagai judul skripsi yang akan penulis susun dengan judul “ANALISIS
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA
FOODCOURT DELIMA GRAND INDONESIA.”
Menurut Philip Kotler pengertian produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu
pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan Produk yang dipasarkan meliputi barang fisik
(misalnya mobil, buku), jasa (misalnya cukur, konser), orang (misalnya Michael Jordan, Jacky
Chan), tempat (misalnya hawai, pasar), organisasi (misalnya yayasan jantung sehat, pramuka),
dan gagasan (misalnya keluarga berencana, mengemudi yang aman). Semua yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya.
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi yang dimaksud oleh penulis ini adalah jumlah pelanggan pada foodcourt Delima dalam
periode waktu selama 2 (dua) bulan.Selama bulan April - Mei 2011 jumlah pelanggan sebanyak
2.749 yang di peroleh dari laporan foodcourt Delima. Adapun populasi dipilih secara purposive
sampling, yaitu dengan menetapkan beberapa kriteria pelanggan berdasarkan sampel.
Sampel : Tehnik pengambilan sampel dengan berdasarkan pendapat Slovin, dengan rumus :
N
n=
1 + N e2
Dimana :
n = ukuran sampel
152
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat
ditolerir atau diinginkan, misalnya 10%.
Variable yang terdapat dalam dimensi pelayanan disini adalah
1.
Tangible
2.
Reliability
3.
Responsiveness
4.
Assurance
5.
Emphaty
Alat Analisis
Analisis deskriptif yaitu Deskriptif digunakan adalah bertujuan untuk menjawab
permasalahan yang kedua. Ini dapat dilihat dari hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui
kuesioner. Kemudian nantinya hasil jawaban responden atas kuesioner yang telah disebarkan
akan dilihat faktor-faktor kualitas layanan restoran yang mempengaruhi kepuasan konsumen
melalui hasil analisis dari korelasi berganda. Pada penelitian ini, peneliti memberikan range
untuk mengklasifikasikan nilai maksimal dan nilai minimum dari setiap pertanyaan, dikarenakan
nilai minimumnya adalah 96 dan nilai maksimalnya adalah 480. Angka minimum didapatkan
penulis dengan mengasumsikan jika semua dari 96 responden memberikan bobot untuk
pertanyaan 1 adalah satu ( 1 ) dalam pembobotan skala Likert, maka jumlahnya adalah 96 dan
jika semua responden dari 96 responden memberikan bobot untuk pertanyaan 1 adalah lima ( 5 )
dalam pembobotan skala Likert, maka jumlahnya adalah 480.
Dalam mengukur suatu hubungan (korelasi) antara variable melihat dengan skala sebagai
berikut18 :
- 0,00 - 0,199 : Korelasi sangat rendah (dianggap tidak ada)
- 0,20 – 0,399 : Korelasi rendah
- 0,40 – 0,599 : Korelasi sedang
- 0,60 – 0,799 : Korelasi kuat
- 0,80 – 1,000 : Korelasi sangat kuat
Kerangka Pikir dan Hipotesis
Foodcourt Delima merupakan suatu bisnis foodcourt cepat saji yang berkembang di
Indonesia. Foodcourt Delima terus meningkatkan kualitas pelayanan agar dapat selalu
memuaskan pelanggannya. Di dalam memberikan jasa pelayanan yang baik kepada pelanggan,
terdapat lima kriteria kualitas jasa pelayanan yaitu dari segi fisik (tangibles), keandalan
(reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan (assurance) dan perhatian secara individu
(emphaty).
Dalam persaingan yang semakin tajam diantara bisnis foodcourt yang berkembang saat
ini, maka kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama, maka perusahaan harus memperhatikan
hal-hal yang dianggap penting oleh para pelanggan, agar pelanggan merasa puas.
18
Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, PT Alfabeta, Bandung, 2009, hal 216
153
Tangible
Reliability
Kualitas
Pelayanan
Responsivness
Kepuasan
Konsumen
Assurance
Emphaty
Berdasarkan kerangka pikir yang telah dikemukan, maka dapat dirumuskan beberapa
hipotesis :
H1. Diduga kualitas pelayanan sudah dalam kategori baik
H2. Diduga kepuasan konsumen sudah dalam kategori puas
H3. Diduga terdapat hubungan kuat dan positif antara dimensi kualitas pelayanan dengan
kepuasan pelanggan
H4. Diduga terdapat hubungan yang kuat terhadap kualitas pelayanan dengan kepuasan
konsumen
H5. Diduga dimensi Emphaty yang mempunyai hubungan paling kuat dengan kepuasan
konsumen.
Hasil
1. Statistik Deskriptif Kepuasan
ITEM
STP
TP
CP
P
SP
Skor
Keterangan
1.Perlengkapan dan peralatan
1
58
27
8
1
239
Tidak puas
2.Fasilitas fisik
0
16
51
26
3
304
Cukup puas
3.Penampilan pegawai
1
35
48
12
0
263
Cukup puas
4.Kebersihan peralatan
1
2
74
18
1
304
Cukup puas
5.Pramusaji tepat waktu
1
6
76
13
0
293
Cukup puas
6. Pramusaji di andalkan
1
6
76
13
0
293
Cukup puas
7.Perhitungan biaya yang akurat
8.Memberikan pelayanan yang
cepat pada pelanggan
1
12
75
8
0
282
Cukup puas
1
7
75
12
1
293
Cukup puas
9.Tingkat pengetahuan pegawai
10.Cara karyawan dapat
memahami keinginan
pelanggan
0
3
65
27
1
314
Cukup puas
1
0
77
17
1
305
Cukup puas
11.Pramusaji ramah
12.Pramusaji memenuhi keinginan
pelanggan
0
3
74
18
1
300
Cukup puas
2
1
71
21
1
306
Cukup puas
13. Pramusaji mudah dihubungi
1
2
55
34
4
330
Puas
14. Komunikasi dalam pelayanan
1
6
76
13
0
293
Cukup puas
154
15. Pramusaji restoran menunjukan
produk makanan yang paling
cocok untuk anda
16.Pramusaji memberikan
pelayanan yang baikuntuk
konsumen
Total
1
6
76
13
0
293
Cukup puas
1
6
76
13
0
293
Cukup puas
4705
Rata-rata persepsi kepuasan
konsumen
294
Cukup puas
Penulis mencoba mengklasifikasi secara keseluruhan jawaban responden terhadap
kepuasan,oleh karena itu penulis membuat suatu tabel yang dapat mengklompokan
pertanyaan tersebut. Dengan dibuatnya tabel ini, dapat dilihat seluruh persepsi konsumen
terhadap semua jawaban yang membahas tentang kepuasan restoran. Ternyata terdapat 1
(satu) pertanyaan pada kuesioner yang disebarkan pada 96 responden yang memiliki nilai
yang paling rendah dan 1 (satu) nilai yang paling tinggi yaitu pada pertanyaan no 1 dengan
nilai 239, dan pada pertanyaan no (13) memiliki nilai paling tinggi dengan kategori puas
yaitu dengan nilai 330. Namun secara keseluruhan persepsi terhadap kepuasan termasuk
dalam kategori cukup puas. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis deskriptif untuk kepuasan
sebesar 294 masuk dalam kategori cukup puas. Angka tersebut di dapatkan dari jumlah total
skor dari 16 pertanyaan tersebut di bagi dengan jumlah banyaknya pertanyaan.
2. Statistik Deskriptif Pelayanan
ITEM
STB
TB
CB
B
SB
SKOR
KATEGORI
1. Perlengkapan dan peralatan
2
1
37
51
5
344
Sangat baik
2.Fasilitas fisik
0
23
65
7
1
274
Cukup baik
3.Penampilan pegawai
1
21
71
3
0
268
Cukup baik
4.Kebersihan peralatan
0
8
82
5
1
289
Cukup baik
5.Pramusaji tepat waktu
6.Pramusaji di andalkan
0
2
76
13
3
299
Cukup baik
0
3
74
17
2
306
Cukup baik
7.Perhitungan biaya yang akurat
8. Memberikan pelayanan yang cepat pada
pelanggan
0
4
75
13
4
305
Cukup baik
0
5
71
16
4
310
Cukup baik
9.Tingkat pengetahuan pegawai
10.Cara karyawan dapat memahami keinginan
pelanggan
2
5
80
8
1
289
Cukup baik
0
8
72
16
0
296
Cukup baik
11.Pramusaji ramah
1
23
62
10
0
276
Cukup baik
12.Pramusaji memenuhi keinginan pelanggan
1
58
28
8
1
238
Tidak baik
13.Pramusaji mudah di hubungi
0
16
51
26
3
304
Cukup baik
14.Komunikasi dalam pelayanan
15.Pramusaji restoran menunjukan produk
makanan yang paling cocok untuk anda
0
8
82
5
1
289
Cukup baik
0
2
76
13
3
299
Cukup baik
155
16.Pramusaji memberikan pelayanan yang baik
untuk konsumen
TOTAL
Rata-rata persepsi kualitas pelayanan
2
1
37
51
5
344
4730
Sangat baik
295
Cukup baik
Penulis mencoba mengklasifikasi secara keseluruhan jawaban responden terhadap
pelayanan,oleh karena itu penulis membuat suatu tabel yang dapat mengklompokan pertanyaan
tersebut. Maka dengan dibuatnya tabel ini, sehingga dapat melihat seluruh persepsi konsumen
terhadap semua jawaban yang membahas tentang kualitas layanan restoran ternyata terdapat dua
(2) pertanyaan pada kuesioner yang disebarkan pada 96 responden yang memiliki criteria sangat
baik dan tidak baik yaitu pada pertanyaan yang kesatu(1) dan ke (12). Namun secara keseluruhan
persepsi terhadap kualitas pelayanan termasuk dalam kategori cukup baik. Hal ini dapat dilihat
pada hasil analisis deskriptif untuk kualitas pelayanan sebesar 295 masuk dalam kategori cukup
baik. Angka tersebut di dapatkan dari jumlah total skor dari 16 pertanyaan tersebut di bagi
dengan jumlah banyaknya pertanyaan.
KESIMPULAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil pengolahan data kuesioner, ternyata dari keseluruhan responden yang berjumlah
96 orang mempunyai rata-rata persepsi tanggapan terhadap kualitas pelayanan terdapat pada
kategori cukup baik dengan besaran angkanya 295 dengan berada pada kisaran 260-339
dengan kategori cukup baik.
2. Sedangkan dari hasil pengolahan data kuesioner tersebut, penulis mendapatkan data dari
keseluruhan responden yang berjumlah 96 orang mempunyai rata-rata persepsi tanggapan
terhadap kepuasan terdapat pada kategori cukup puas dengan besaran angkanya 294 dengan
berada pada kisaran 260-339 dengan kategori cukup puas
3. Dari hasil analisis ini penulis mendapatkan hasil dari R2 antara kualitas pelayanan terhadap
kepuasan memiliki nilai sebesar 0,679. Yang artinya hubungan secara keseluruhan
(Simultan) dari variable X terhadap variable Y sebesar 67,9 % dan sisanya 32,1 %
dipengaruhi oleh factor lain misalnya ( Tempat yang tidak nyaman dan Gangguan kesehatan
).
4. Hubungan antara X1, X2, X3, X4, X5 dan Y adalah :
a. X1 Tangible dengan kepuasan 0,663 dengan kategori ( kuat )
b. X2 Reliability dengan kepuasan 0,760 dengan kategori ( kuat )
c. X3 Responsiveness dengan kepuasan 0,597 dengan kategori ( sedang )
d. X4 Assurance dengan kepuasan 0,767 dengan korelasi ( kuat )
e. X5 Emphaty dengan kepuasan 0,824 dengan kategori ( sangat kuat )
5. Ternyata dari hasil pengolahan SPSS penulis mendapatkan 1 variabel yang paling kuat yaitu
X5 atau Emphaty yang mempunyai angka korelasinya sebesar 0,824. Dan memiliki nilai
dominasi sebesar β 2.848 ( pada Uji T ).
156
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dan dikemukakan diatas maka dapat diberikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Sehubungan dengan rata – rata pelanggan penulis menyatakan kualitas pelayanan foodcourt
Delima Grand Indonesia sudah cukup baik maka foodcourt harus mempertahankan dan
meningkatkan kualitas pelayanan.
2. Dari penjelasan deskriptif, peneliti mengharapkan agar pihak foodcourt Delima mau dan
dapat melihat kekurangannya. Peneliti dapat menganjurkan agar pihak foodcourt Delima
dapat merespon segi kekurangannya pada X3 seperti melakukan pelatihan-pelatihan kepada
pramusajinya agar pelayanan yang di berikan dapat lebih tepat waktu, agar pramusajinya
lebih terampil dalam hal ketepatan, kecepatan untuk perhitungan biaya ataupun pramusajinya
dapat diajarkan pelayanan yang baik agar dapat melayani para konsumen dengan ramah dan
murah senyum. Dan penulis juga sangat.
Ucapan Terimakasih
Berbagai rasa telah terungkapkan dengan berhasilnya penulis menyusun jurnal ini, terutama
rasa syukur kepada Tuhan yang begitu besar atas rahmat yang telah diberikan kepada penulis
sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan jurnal ini. Ibu Dra. Iin Endang Mardiani,
ME Selaku Ketua Jurusan Manajemen Ekonomi Universita Esa Unggul, dan selaku Dosen
Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya guna memberikan
petunjuk, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan jurnal ini .Kedua orang tua tercinta yang sangat luar biasa memberikan
semangat dan dorongan baik materi maupun dorongan moril serta tiada henti-hentinya
mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan jurnal ini dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler & Ketller, “Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 2”, Jakarta, Erlangga, 2009.
Kotler Philip, Dasar – Dasar Pemasaran Jilid 1, Edisi Bahasa Indonesia, PT Index, Jakarta,
2003.
Malhotra, Naresh, “Riset Pemasaran Edisi ke 4”, Jakarta, PT. Indeks, 2005.
PB Triton., Riset Statistik Parametrik, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2006, hal.140
Ronny, Kountur, D.M.S., Ph. D., Riset Pemasaran., PPM, Jakarta, 2008
Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, PT Alfabeta, Bandung, 2009, hal 216
Zeithaml,et al., yang dikutip oleh Fandy Tjiptono,Service, Quality & Satisfaction, Edisi 1,
Yogyakarta : Andi, 2005 hal. 59
157
PENGARUH DIVIDEN PER SHARE DAN EARNING PER SHARE
TERHADAP HARGA SAHAM
Aulia Nurfajarini
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dividen per share dan earning per
share terhadap harga saham.
Data yang digunakan adalah data dari 20 perusahaan yang telah diseleksi menggunakan metode
purposive sampling yaitu berdasarkan kriteria tertentu, yaitu perusahaan pada sektor industri
dasar dan kimia yang mengeluarkan dividen tiga tahun berturut-turut yaitu tahun 2008 sampai
dengan 2010, menghasilkan laba bersih tiga tahun berturut-turut yaitu tahun 2008 sampai
dengan 2010. Metode analisis data yang digunakan adalah uji kualitas data dan uji asumsi
klasik untuk menjawab perumusan masalah dan membuktikan kebenaran hipotesis.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara dividen per share terhadap harga saham, earning per
share tidak berpengaruh terhadap harga saham, dan dividen per share dan earning per share
secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham.
Kata Kunci : Dividend Per Share (DPS), Earning Per Share (EPS), Harga Saham
PENDAHULUAN
Dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan, investor sangat membutuhkan
informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan tersebut. Salah satunya adalah informasi
yang berkaitan dengan perusahaan tersebut. Salah satunya adalah informasi mengenai kebijakan
dividen. Perubahan pengumuman pembayaran dividen mengandung informasi yang dapat
digunakan para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi
prospek perusahaan dimasa mendatang. Akibat dari perubahan dividen yang diumumkan, maka
harga saham akan mengalami penyesuaian. Dividen seringkali digunakan sebagai indikator atau
sinyal prospek suatu perusahaan. Pada umumnya, tujuan investor melakukan investasi saham
yaitu untuk mendapatkan capital gain dan dividen. Capital gain adalah selisih lebih harga saham
pada saat menjual dan membeli saham dan dividen adalah laba yang dibagikan kepada pemegang
saham. Dividen adalah laba yang diberikan emiten kepada para pemegang saham. Dari laba
bersih perusahaan, sebagian dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen,
sebagian lagi disisihkan menjadi laba ditahan. Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana
yang terpenting untuk membiayai peryumbuhan perusahaan. Namun, dividen membentuk arus
uang yang semakin banyak mengalir ke tangan para pemegang saham. Para pemegang saham
tentu berharap mendapatkan dividen dalam jumlah besar. Untuk itu, perusahaan harus dapat
mengalokasikan laba bersihnya dengan bijaksana. Perusahaan yang bisa memberikan dividen
158
yang besar, harga sahamnya juga akan meningkat. Sebaliknya, perusahaan yang terus menerus
tidak membagikan dividen, harga sahamnya akan menurun. Jika laba bersih perusahaan
meningkat, maka harga saham akan naik. EPS merupakan salah satu indikator yang daat
menunjukan kinerja perusahaan, karena besar kecilnya EPS akan ditentukan oleh laba
perusahaan.
Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya bahkan setiap detik harga
saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham. Harga suatu saham dapat ditentukan menurut hukum permintaan
dan penawaran. Semakin banyak orang yang membeli suatu saham, maka harga saham tersebut
cenderung akan bergerak naik. Demikian juga sebaliknya, semakin banyak orang yang menjual
saham suatu perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun. Faktorfaktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal maupun eksternal.
Adapun faktor internalnya antara lain adalah laba perusahaan, pertumbuhan aktiva tahuanan,
likuiditas, nilai kekayaan total dan penjualan. Sementara itu, faktor eksternalnya adalah
kebijakan pemerintah dan dampaknya, pergerakan suku bunga, fluktuasi nilai tukar mata uang,
rumor dan sentimen pasar serta penggabungan usaha. Dividend Per Share (DPS) dapat
didefinisikan sebagai bagian pendapatan setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham.
DPS yang tinggi diyakini akan dapat meningkatkan harga saham perusahaan. Iformasi EPS suatu
perusahaan menunjukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua
pemegang saham. EPS merupakan salah satu hal utama yang diperhatikan investor sebelum
membuat keputusan investasinya di suatu perusahaan karena investor tentunya mengharapkan
pengembalian yang tinggi dari investasinya sehingga investor akan lebih tertarik untuk
berinvestasi diperusahaan yang mempunyai EPS yang tinggi. Apabila EPS suatu perusahaan
dinilai tinggi oleh investor, maka hal ini akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut
cenderung bergerak naik. Beberapa faktor empiris selama ini menemukan bahwa hubungan
perubahan dividen dengan perubahan laba bersih sering berlawanan dengan prediksi, sehingga
sinyal yang dihasilkan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ataupun cash flows perusahaan
dimasa depan serta pasar kadangkala tidak dapat menangkap sinyal dengan akurat.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, dapat dibuat perumusan
masalah, sebagai berikut :
1. Apakah dividend per share berpengaruh terhadap harga saham?
2. Apakah earning per share berpengaruh terhadap harga saham?
3. Apakah dividend per share dan earning per share secara bersama-sama berpengaruh terhadap
harga saham?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh dividend per share terhadap harga saham.
2. Untuk mengetahui pengaruh earning per share terhadap harga saham.
3. Untuk mengetahui pengaruh dividend per share dan earning per share secara bersama-sama
terhadap harga saham.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data yang bersifat kuantitatif. Penelitian ini
menggunakan data sekunder (secondary data) yaitu sumber data penelitian yang diperoleh
159
penulis secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Secara umum, pendekatan kuantitatif lebih
berfokus pada tujuan untuk generalisasi, dengan melakukan pengujian statistik dan steril dari
pengaruh subjek peneliti. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linear berganda dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution).
Analisis regresi berganda adalah analisis mengenai beberapa variabel independen dengan satu
variabel dependen. Dalam penelitian ini, akan dianalisis mengenai pengaruh dividend per share
dan earning per share terhadap harga saham.
Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa variabel. Definisi operasional yang
perlu diketahui yaitu variabel independen dalam penelitian ini adalah dividend per share dan
earning per share. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji Kualitas Data
Dari tabel 1 menunjukkan bahwa data variabel yang diuji normal dan nilai signifikan
untuk semua variabel > 0.05.
Tabel 1. Uji Normalitas
2. Uji Asumsi Klasik (Multikolinearitas, Autokorelasi dan Heterokedastisitas)
Tabel 2. Uji Multikolinearitas
Dari hasil tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance pada variabel DPS dan
EPS > 0,10 dan VIF-nya < 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas
diantara variabel penelitian.
160
Tabel 3. Uji Autokorelasi
Berdasarkan tabel 3 di atas, diketahui bahwa nilai DW sebesar 1,743. Dengan hasil
DW tersebut berada diantara -2 sampai +2 yang berarti tidak terjadi autokorelasi.
Gambar 1. Uji Heterokedastisitas
Dari gambar 1 tentang grafik scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengindikasikan
tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.
3. Uji Hipotesis
a. Uji Simultan (F Test)
Dari hasil ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 20,970 dengan probabilitas
0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka variabel DPS dan EPS secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap PBV.
161
Tabel 4. Uji F
b. Uji Parsial (T Test)
Arah hubungan antara variabel DPS dengan harga saham adalah positif. DPS
memiliki p-value 0,005 yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini
berarti bahwa DPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PBV. Pengujian
hipotesis mengenai pengaruh variabel EPS terhadap harga saham menunjukkan p-value
sebesar 0,328 yang berarti lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Penelitian ini
membuktikan bahwa EPS secara signifikan tidak mempengaruhi harga saham.
Tabel 5. Uji T
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa variabel dividend per share (DPS) memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hasil ini menjelaskan bahwa dividen yang
dibagikan perusahaan kepada investor dapat menarik minat investor untuk menanamkan
modalnya diperusahaan tersebut, sehingga permintaan akan saham diperusahaan tersebut akan
meningkat. Karena meningkatnya permintaan saham, maka perusahaan-perusahaan tersebut akan
meningkatkan harga sahamnya. Harga suatu saham dapat ditentukan menurut hukum permintaan
dan penawaran. Semakin banyak orang yang membeli suatu saham, maka harga saham tersebut
cenderung akan bergerak naik. Demikian juga sebaliknya, semakin banyak orang yang menjual
saham suatu perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun.
Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa variabel earning per share (EPS) tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hasil ini menjelaskan bahwa nilai
EPS yang sering dipublikasikan untuk melihat performance perusahaan yang menjual sahamnya
kepada masyarakat luas (go public) tidak berpengaruh terhadap harga saham dan telah
berlawanan dengan pandangan para investor, karena investor maupun calon investor
berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi
mengenai besarnya dividen per saham di kemudian hari dan tingkat harga saham dikemudian
hari.
Secara simultan variabel DPS dan EPS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang bisa memberikan dividen yang besar, harga
162
sahamnya juga akan meningkat. Sebaliknya, perusahaan yang terus menerus tidak membagikan
dividen, harga sahamnya akan menurun. Jika laba bersih perusahaan meningkat, maka harga
saham akan naik. EPS merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukan kinerja
perusahaan, karena besar kecilnya EPS akan ditentukan oleh laba perusahaan. Pengumuman
pembayaran dividen dan mengandung informasi yang dapat digunakan para investor untuk
mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi prospek perusahaan dimasa
mendatang. Akibat dari perubahan dividen yang diumumkan, maka harga saham akan
mengalami penyesuaian. Dividen seringkali digunakan sebagai indikator atau sinyal prospek
suatu perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Raymond tahun 2007. Penelitian ini
menunjukan bahwa dividend per share dan earning per share mempengaruhi harga saham. Hal
ini menjelaskan bahwa dividen yang dibagikan kepada para investor dapat meningkatkan harga
saham perusahaan, karena semakin besar dividen yang dibagikan, maka semakin banyak investor
yang berminat untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut. Sebaliknya, perusahaan
yang tidak membagikan dividennya, maka minat investor untuk menanamkan modalnya
diperusahaan tersebut akan menurun.
SIMPULAN DAN SARAN
a. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dividend Per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada Sektor
Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia, sebagaimana ditunjukan oleh angka
signifikannya 0,005 < 0,05 setelah dilakukan uji t, sehingga dapat disimpulkan bahwa
dividen merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dan dijadikan tolak ukur yang lebih
baik oleh investor dalam membuat keputusan investasinya, sehingga hal tersebut akan
mempengaruhi permintaan terhadap saham perusahaan yang bersangkutan yang pada
akhirnya akan mempengaruhi harga saham. Apabila investor menganggap bahwa angka
DPS disuatu perusahaan cukup baik dan akan menghasilkan return yang sepadan dengan
resiko yang akan ditanggungnya, maka permintaan terhadap saham perusahaan tersebut
akan meningkat, yang berarti harga saham perusahaan tersebut juga akan meningkat.
2. Earning Per Share tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada
Sektor Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia, sebagaimana ditunjukan oleh
angka signifikannya 0,328 > 0,05 setelah dilakukan uji t. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa informasi EPS tidak mempengaruhi harga saham.
3. Dividen Per Share dan Earning Per Share secara simultan (bersama-sama) memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada Sektor Industri Dasar dan Kimia di
Bursa Efek Indonesia. Sebagaimana ditunjukan oleh angka signifikannya 0,000 < 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa DPS dan EPS secara bersama-sama
mempengaruhi harga saham.
b. Saran
1. Bagi Investor kiranya jangan terlalu bergantung pada kebijakan pengumuman dividen
perusahaan sebagai alat analisis utama dalam membuat keputusan investasinya, karena
selain dividen investor juga lebih bisa memperhatikan faktor-faktor lain yang bisa
mempengaruhi pergerakan harga saham, kondisi perekonomian makro domestik dan
global, kondisi pasar modal dalam negeri dan regional dan lain sebagainya.
163
2. Bagi perusahaan, untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan, maka
perusahaan harus mampu menunjukan kinerja perusahaan yang bagus dan menyampaikan
informasi yang cukup pada investor mengenai perkembangan perusahaan. Pengumuman
mengenai dividen maupun earning merupakan informasi yang harus disampaikan oleh
perusahaan kepada para investor.
3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan periode pengamatan yang lebih
panjang agar hasil penelitian yang didapat bisa lebih akurat dan signifikan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang dengan
tulus dan ikhlas membantu selama proses penyusunan penelitian ini baik secara moril dan
materil. Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma AP, MBA, selaku Rektor Universitas Esa Unggul
2. Bapak DR. M. F Arrozi Adhikara, SE., AK., MSi. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Esa Unggul
3. Bapak Drs. Daulat Freddy, Ak., MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Esa Unggul
4. Bapak Drs. Djufri Rivai. Ak, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktunya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penelitian ini dapat
terselesaikan.
5. Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung, mendoakan,
membantu Peneliti dalam penyusunan penelitian.
Semoga semua budi baik yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan dari
Allah SWT. Tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, untuk itu peneliti menyadari betapa
penulisan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga masih ditemukan kekurangan
dan kesalahan didalamnya. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan tersebut. Akhir kata semoga
penulisan skripsi ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Penulis
mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyajian penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar Yanivi S. dan S. Nurwahyu Harahap, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedelapan:
Cetakam Pertama, Salemba Empat, Jakarta: 2005.
Big Mr, Sejarah Pasar Modal di Indonesia: 29 Oktober 2008
Darmadji Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya
Jawab, Salemba Empat, Jakarta: 2006.
Halim Abdul, Analisis Investasi, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta: 2005.
H. Sutrisno, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama: Cetakan Kelima, Ekonisia, Yogyakarta:
2007.
Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta: 2003.
Lo Merry, Mengenal Pasar Modal, www.infovesta.com: 30 Januari 2008.
Lukas Setia Atmaja, Manajemen Keuangan, Andi, Yogyakarta: 2007.
164
Santoso Singgih, Panduan Lengkap SPSS Versi 20, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta: 2012.
Sugiyarso G. dan F. Winarni, Manajemen Keuangan, Media Pressindo, Yogyakarta: 2005.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung: 2004.
Wahid Sulaiman, Analisis Regresi Dengan Menggunakan SPSS: Contoh Kasus dan
Pemecahannya, Andi, Yogyakarta: 2004.
Zaki Baridwan, Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan: Cetakan Pertama, BPFE,
Yogyakarta: 2004.
165
EVALUASI PENCATATAN TRANSAKSI DAN PENGARUHNYA
KEPADA LAPORAN KEUANGAN KOPERASI GURU-GURU “HIKMAH”
DI KECAMATAN CIKUPA. KABUPATEN TANGERANG
Heni Rizqiyah
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABTRAKSI
Laporan Keuangan Koperasi adalah laporan keuangan koperasi yang merupakan laporan
keuangan yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
pengurus, atau pertanggungjawaban pengurus atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Laporan keuangan koperasi yang disusun berdasarkan PSAK, akan membuat informasi yang
disajikan menjadi lebih mudah dipahami, mempunyai relevansi, keandalan, dan mempunyai
daya banding yang tinggi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Pencatatan transaksi dan pengaruhnya
kepada laporan keuangan koperasi. Serta membandingkan laporan keuangan yang dibuat oleh
suatu lembaga/instansi koperasi Guru-guru kec. Cikupa atau tidak dengan laporan kauangan
yang telah ditentukan berdasarkan PSAK No. 27 tahun 2007.
Kata Kunci : Laporan Keuangan Koperasi PSAK No 27 tahun 2007
PENDAHULUAN
Secara umum tujuan suatu koperasi didirikan adalah untuk memberikan kesejahteraan dan
manfaat bagi para anggotanya. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, setiap koperasi mampu
menghasilkan SHU. Untuk menghasilkan SHU suatu harus memiliki produk yang dapat dijual
kepada masyarakat dan anggota.
Laporan Keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta arus kas suatu perusahaan yang bermanfaat bagi para pemakai laporan
keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi. Informasi dalam laporan keuangan tersebut
harus relevan dan andal agar dapat berguna bagi pemakai. Informasi mempunyai kualitas relevan
bila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai, yaitu dengan cara dapat berguna untuk
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi
hasil evaluasi mereka di masa lalu. Sedangkan, informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari
166
pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Berdasarkan PSAK No. 27 tahun 2007 koperasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
jenis koperasi, yaitu : “koperasi simpan pinjam, kperasi konsumen, koperasi pemasaran,
koperasi produsen. Bidang usaaha mencerminkan jenis produksi yang dijual kepada
masyarakat.”
Berbeda dengan perusahaan komersil, khususnya perseroan terbatas dan firma yang
didirikan oleh orang-orang yang memiliki modal yang cukup nbesar untuk memulai usaha,
koperasi biasanya didirikan oleh sekumpulan orang dengan modal lemah.
Bagi perusahaan komersial, perseroan terbatas dan firma dan instansi pemerintahan,
koperasi merupakan salah satu unsur penting dalam perekonomian mereka, karena dalam
koperasi selalu ada unsur sosial maupun unsur ekonomi. Berdasarkan uraian dalam penulisan ini
penulis memilih judul “EVALUASI ATAS PENCATATAN
TRANSAKSI DAN
PENGARUHNYA KEPADA LAPORAN KOPERASI GURU-GURU CIKUPA
“HIKMAH” DI KECAMATAN CIKUPA KABUPATEN TANGERANG.”
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut penulis hanya menekankan seluruh pencatan dan
pengaruhnya kepada laporan keuangan koperasi yaitu :
1. Soal pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan koperasi dibatasi dari periode awal tahun
2010 sampai akhir 2010.
2. Laporan keuangan dianalisis dan dibandingkan dengan laporan keuangan yang sesuai
dengan peraturan laporan keuangan PSAK No.27 Tahun 2007
Perumusan Masalah
1.
2.
Apakah pencatatan transaksi keuangan Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” sesuai
dengan penulis yang berdasrkan PSAK No. 27 Tahun 2007?
Apakah laporan keuangan di koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” sesuai dengan penulis
yang berdasarkan PSAK No. 27 Tahun 2007?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
adalah :
1. Untuk mengetahui apakah pencatatan transaksi keuangan Koperasi Guru-guru Cikupa
“Hikmah” sesuai dengan penulis yang berdasarkan PSAK No. 27 Tahun 2007 atau tidak.
2. Untuk mengetahui apakah laporan keuangan di Koperasi Guru-guru “Hikmah” sesuai
dengan penulis yang berdasarkan PSAK No. 27 Tahun 2007 atau tidak.
167
Manfaat Penelitian
Sedangkan dari penelitian ini penulias berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut
:
1.
2.
3.
Bagi penulis.
Berguna sebagai sarana dalam melatih dan memperluas wawasan penulis dalam bidang
perkoperasian.
Bagi perusahaan/instansi.
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai evaluasi sekaligus membantu
memperbaiki kebijakan perusahaan/instansi dalam melaksanakan kegiatan perkoperasian.
Serta dalam pembagian SHU menjadi baik.
Bagi kalangan umum.
Hasil dari penelitian ini dapat dijasikan sebagai bahan perbandingan dalam melakukan
penulisan yang berkaitan dengan koperasi.
METODE PENELITIAN
Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian yaitu data kuantitatif yang berupa laporan keuangan
Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah”. Laporan keuangan disini hanya pada laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi beserta laporan RAT tahun 2010.
Definisi Operasional Variabel
a. Transaksi
Transaksi adalah satu atau beberapa aksi program aplikasi yang mengakses atau mengubah
isi basis data.
b. Laporan Keuangan Koperasi
Laporan pertanggungjawaban pengurus koperasi atas hasil usaha koperasi selama satu
periode tertentu dan posisi keuangan koperasi pada periode tersebut.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berikut ini disajikan tabel perbandingan transaksi dan laporan keuangan :
168
Tabel 1
Perbandingan Transaksi dan Laporan keuangan Versi Koperasi Guru-guru Cikupa
No
Keterangan
1.
2.
3.
4.
Partisipasi Bruto
Biaya-biaya
SHU
Neraca :
Aktiva Lancar
Kas
Kas hasil penjualan tanah
Piutang uang
Piutang barang
Piutang Motor
Total Aktiva Lancar
4.
Aktiva Tetap
Investasi di PKPRI
Inventaris
Akum.peny.Inventaris
Gedung
Akum.peny.Gedung
Tanah
Total Aktiva Tetap
Kewajiban Lancar
Simpanan hasil penjualan tanah
Simpanan Sukarela
Dana Pendidikan
Dana Sosial
Dana Pembangunan
Infaq yang
dibagikan
Utang Pajak
Total Kewajiban Lancar
Kewajiban Bersih :
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Simpanan Cadangan
Dana Resiko
Dana Anggota
Dana Pengurus
Dana Pengawasan
SHU
Total Kewajiban Bersih
Ttotal Neraca
Jurnal penutup
belum
Versi
Koperasi
Guru-guru
kec.
Cikupa
Rp. 427.122.000
Rp. 113.221.800
Rp. 358.900.200
Versi PSAK No 27
tahun 2007
Selisih
Rp. 427.122.000
Rp. 113.221.800
Rp.358.900.200
Rp.0
Rp.0
Rp.0
Rp. 487.260.768
Rp. 169.165.950
Rp.1.551.384.712
Rp. 60.805.500
Rp. 85.437.900
Rp. 2.344.054.830
Rp. 487.260.768
Rp. 169.165.950
Rp.1.551.384.712
Rp. 60.805.500
Rp. 85.437.900
Rp.2.344.054.830
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 73.638.710
Rp.
4.131.000
Rp.
3.381.435
Rp. 61.005.021
Rp. 44.198.754
Rp. 103.210.000
Rp.2.538.459.372
Rp. 73.638.710
Rp.
4.131.000
Rp.
3.381.435
Rp. 61.005.021
Rp. 44.198.754
Rp. 103.210.000
Rp.2.538.459.372
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 127.928.360
Rp. 127.928.360
Rp. 0
Rp. 809.282.610
Rp. 23.885.161
Rp. 39.500.480
Rp. 39.308.499
Rp. 18.907.318
Rp. 809.282.610
Rp. 40.702.061
Rp. 47.908.980
Rp. 47.716.999
Rp.
9.934.818
Rp. 0
Rp. 16. 816.900
Rp.
8.408.500
Rp.
8.408.500
Rp.
8.972.500
Rp. 0
Rp. 1.058.812.428
Rp. 10.000.000
Rp. 10.000.000
Rp.1.093.473.828
Rp.
Rp.
Rp.
Rp. 4.004.000
Rp. 749.816.975
Rp. 359.558.419
Rp. 7.367.350
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 358.900.200
Rp.1.479.646.944
Rp.2.538.459.372
Rp. 4.004.000
Rp. 749.816.975
Rp. 359.558.419
Rp. 10.956.350
Rp. 218.620.200
Rp. 25.225.400
Rp. 16.225.400
Rp.1.427.040.544
Rp.2.538.459.372
Rp. 0
Rp. 0
Rp.0
Rp. 3.589.000
Rp. 218.620.200
Rp. 25.225.400
Rp. 16.225.400
Rp. 358.900.200
Rp. 52.606.400
Rp. 0
Tidak
memakai
jurnal, tidak ada
jurnal penutup dan
hanya
sampai
dengan
laporan
sisa hasil usaha dan
neraca saja
Memakai jurnal,
jurnal
penutup,
laporan sisa hasil
usaha,
jurnal
penutup, neraca
10.000.000
10.000.000
34.661.400
“Hikmah” dengan versi Penulis berdasarkan PSAK No. 27 tahun 2007
169
Maka dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, penyusunan atas laporan
keuangan yang disusun oleh versi Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” tidak memenuhi
standr kualitas laporan keuangan dimana kualitas laporan keuangan sejauh mana laporan
keuanngan yang disajikan menunjukkan informasi yang benar dan berkualitas. Artinya
laporan tersebut harus dipertanggungjawabkan karena tidak memenuhi standar atas laporan
keuangan koperasi. Karena setiap koperasi memiliki bidang dan karakteristik bidang usaha
dan karakteristik yang berbeda satu dengan lainya, maka rincian laporan keuangan satu
koperasidengan koperasi yang lainnya juga berbeda. Namun, setiap laporan kaeuangan yang
dihasilkan oleh setiap institut harus memiliki beberapa standar kualitas berikut ini :
1. Relevan, dalam kasus ini, laporan kaeuangn yang disusun oleh koperasi relevan hanya
saja banyak yang tidak bermaksud kepada penggunaannya.
2. Dapat Dipahami, laporan kaeungan Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” dapat
dipahami hanya saja ada kesalahan seperti tidak memakai standar-standar yang sesuai
dengan peraturan laporan keuangn koperasi menurut PSAK No 27 tahun 2007
sepertidalam kasus ini, laporan keuangan koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” tidak
memaki jurnal pada saat aktiviitas transaksinya, dan memakai jurnal penutup pada saat
melakukan penyusunan laporan keuangan.
3. Daya Uji, informasi keuangan yang dihasilkan oleh Koperasi Guru-guru Cikupa
“Hikmah” setelah diuji kebenarannya banyak sekali kesalahan-kesalahan yang disusun
oleh Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” yaitu pada saat akan melakukan transaksi
tidak memaki jurnal, dan pada saat melakukan neraca masih tercantum SHU dan saat
penutupan atau jurnal penutup Koperasi tidak melakukan penyusunan tersebut.
4. Netral, informasi keuangan harus diajukan pada tujuan umum pemakai, dari kasus
tersebut
5. Tepat Waktu, laporan keuangan harus dapat disajikan sedini mungkin agar dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan koperasi.laporan yang terlambat
penyampaiannya akan membuat pengambilan keputusan koperasi menjadi tertunda dan
tidak relevan lagi dengan waktu dibutuhkannya informasi tersebut. Maka dari hasil
penelitian laporan keuangan Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” menyajikan laporan
keuangannya sudah tepat waktu.
6. Daya Banding, laporan keuangan koperasi harus dapat dibandingkan dengan laporan
keuangan periode sebelumnya atau dengan koperasi lain yang sejenis pada periode yang
sama. Maka jika laporan keuangn Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” jika
dibandingkan laporan keuangan dengan koperasi yang lain ada beberapa kekurangan
seperti dalam penyusunan laporan keuangnnya tidak menggunakan laporan keuangn
berdasarkan standar yang berlaku di peraturan standar laporan keuang Koperasi yang
sudah ditetapkan seperti tidak adanya jurnal, penyusunan neraca yang sedikit kesalahan
dan tidak ada jurnal penutup.
7. Lengkap, informasi keuangn harus disajikan semua fakta keuangan yang penting
sekaligus menyajikan fakta-fakta tersebut sedemikian rupa sehingga tidak akan
menyesatkan para pembacanya. Jadi harus ada klasifikasi, susunan, serta istilah yang
layak dalam laporan keuangan. Dan dalam laporan keuangan Koperasi Guru-guru Cikupa
“Hikmah” dalam penyusunan laporan keuangan adanya ketidak lengkapan seperti tidak
ada jurnal, jurnal penutup, dan penyusunan neracanya pun ada kesalahan terdapat SHU
yang tercantum, sedangkan dalam peraturan standar laporan keuangan koperasi harusnya
tidak ada lagi tercantum SHU karena sudah dialokasikan ke dana-dana.
170
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan permasalahan dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada bab-bab
sebelumnya, maka didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Pencatatan transaksi Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” yang disusun oleh Koperasi
Guru-guru Cikupa “Hikmah” tidak memiliki kualitas laporan keuangan yang
baik karena dalam penyusunan laporannya tidak diikuti dengan penyusunan laporan
sesuai dengan ketentuan standar yang telah ditentukkan oleh PSAK No. 27 tahun 2007
misalkan dalam kasus di bab 5 pada saat melakukan transaksi tidak diikuti dengan jurnal
sebagai pencatatan suatu kejadian transaksi.
2. Laporan keuangan Koperasi Cikupa “Hikmah” yang disusun oleh Koperasi Guru-guru
“Hikmah” adalah sebagai berikut:
a. Total asset di Neraca yang dimiliki Koperasi Guru-guru kec. Cikupa kab. Tangerang Rp.
2.538.459.372.
b. Pendapatan yang dimiliki koperasi setelah dihitung adalah dari Bidang usaha yang
dimiliki oleh Koperasi Guru-guru kec. Cikupa kab. Tangerang setelah dihitung, dari
simpan pinjam diperoleh Rp. 420.275.000 yang merupakan jasa uang dalam 1 tahun. Jasa
pelayanan barang yang diperoleh dari jasa sebesar Rp. 9.120.000 dan dari jasa sepeda
motor yang telah disalurkan 10 kendaraan sebesar Rp. 87.000.000 dan diperoleh jasa
sebesar Rp. 23.055.000.kemudian dari hasil sewa gedung Rp. 17.500.000, SHU dari
PKPRI sebesar Rp. 2.172.000 maka jumalah seluruh pendapatn sebesar Rp. 472.122.000.
c. Biaya – biaya yang dikeluarkan pada tahun 2010 dari biata RAT tahun 2009 sebesar Rp.
75.630.000, honor pengurus dan pengawas Rp. 19.800.000, biaya adminstrasi Rp.
1.560.000, biaya rapat Rp. 2.500.000, penyusuran gedung Rp. 3.050.000, penyusutan
inventaris Rp. 206.550, rehabilitasi gedung koperasi Rp. 500.000. jadi total biaya yang
dikeluarkan koperasi guru-guru kec. Cikupa sebesar Rp. 113.221.800.
d. Sisa Hasil Usaha untuk tahun buku 2010 Rp. 358.900.200 dari Jasa usaha simpanan
pinjam Rp. 420.275.000, jasa usaha kredit motor Rp. 23.055.000 dan biaya-biaya seperti
RAT tahun 2009 Rp. 75.630.000, honor pengurus dan pengawas Rp. 19.800.000, biaya
adminstrasi Rp. 1.560.000, biaya pemeriksaan Rp. 7.625.000, transport Rp. 2.350.000,
biaya rapat Rp. 2.500.000, penyusutan gedung Rp. 3.050.250, penyusutan inventaris Rp.
206.550, rehab gedung koperasi Rp. 500.000, total biaya-biaya Rp. 113.221.800, jadi
ditotal jika dijumlahkan menjadi Rp. 358.900.200.
Jadi laporan Keuangan yang disusun oleh Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” tidak
memiliki kualitas laporan keuangan yang baik karena dalam penyusunan laporannya
tidak diikuti dengan penyusunan laporan sesuai dengan ketentuan standar yang telah
ditentukkan oleh PSAK No. 27 tahun 2007 seperti di bab 5 laporan keuangan Koperasi
guru-guru Cikupa “Hikmah” pada neraca masih terdapat SHU dan tidak memakai jurnal
penutup seharusnya dalam ketentuannya dalam neraca sudah tidak ada lagi tercantum
SHU karena sudah dialokasikan kedalam dana-dana pada saat melakukan jurnal penutup
setelah itu disusunlah neraca dan SHU jangan di masukkan kembali ke dalam neraca..
171
Saran-saran
Atas kesimpulan yang penulis peroleh tersebut diatas, akhirnya penulis mencoba untuk
mengemukakan beberapa saran yang mungkin dapat berguna bagi Koperasi Guru-guru kec.
Cikupa.
1. Setelah dilakukan kesimpulan mengenai perhitungan mulai dari transaksi sampai ke laporan
keuangan dengan menggunakan perbandingan dan analisis yang sesuai dengan PSAK no 27
tahun 2007, maka penulis menyarankan Koperasi guru-guru Cikupa “Hikmah” dalam
penyusunan laporan keuangan harus sesuai dengan standar dan ketentuan yang telah
diterapkan dalam PSAK No 27 tahun 2007 dimana laporan keuang koperasi meliputi,
perhitungan hasil usaha, neraca, laporan arus kas, dan laporan promosi ekonomi anggota.
2. Pemberian latihan kepada pengurus dan anggota tentang bagaimana tatacara penyusunan
laporan keuangn koperasi, hal ini untuk menambah pengetahuan bagi pengurus dan anggota
yang bersangkutan, sehingga penerapan dalam penyusunan laporan keuangan dapat berjalan
lebih baik dan akurat.
3. Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” sebaiknya menggunakan biaya seminim mungkin
agar tidak terjadi pembesaran biaya yang dapat mempengaruhi Sisa Hasil Usaha.
4. Pihak Koperasi ini perlu membuat sistem pengendalian internal dengan baik dan efisien baik
dala sistem akuntansinya. Salah satu tujuannya agar pihak koperasi tersebut dapat terus
menjalankan kegiatan sebaik-baiknya.
5. Hendaknya koperasi tersebut senantiasa mengikuti perkembangan peraturan-peraturan sistem
akuntansi koperasi yang baru, sehingga koperasi tersebut dapat bisa menjalankan kegitannya
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Charles T. Horngren, Horrison, Walter T. Akuntansi. Edisi 7, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2007.
Earl K. Stice, James D. Stice, Skouesen, K. Fred. Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta,
2007.
H.Lili M. Sadeli, Dasar-dasar Akuntansi, Bumi Aksara, Jakarta, 2006
IAI, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2007
Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK No. 27 tahun 2007, Salemba empat, Jakarta, 2007
Rudianto, Akuntansi Koperasi, Erlangga, Jakarta, 2010
Tim Guru Akuntansi, Akuntansi Keuangan A, Inti Prima, Jakarta, 2007
Tim Guru Akuntansi, Akuntansi Keuangan B, Inti Prima, Jakarta, 2007
Undang-Undang Republik Indonesia Pasal 1 Nomor 25/1992, Koperasi Indonesia.
Winwin, Yadiati. Teori Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit Pernada Media Group, Jakarta, 2007.
172
PELAKSANAAN ETIKA PROFESI BAGI AUDITOR EKSTERNAL
BERDASARKAN PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Joel Alfredo
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
[email protected]
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah auditor eksternal mematuhi dan
menjalankan kegiatan audit sesuai dengan etika profesi berdasarkan persepsi Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan Uji Validitas untuk mengukur tingkat validitas
pertanyaan yang diberikan melalui kuisioner, Uji Reliabilitas untuk mengukur sejauh mana
jawaban dari Mahasiswa dapat dipercaya dan metode analisis data yang digunakan untuk
menjawab hipotesis adalah uji kategorisasi .
Hasil penelitian menunjukkan dari data jumlah responden bahwa persepsi mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul mengenai etika profesi ada dalam kategori tinggi,
hal ini dapat dilihat dari penilaian Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul
terhadap dimensi integritas, independensi, objektivitas yang tinggi sebagai indikator dalam
terwujudnya etika profesi yang baik dalam menjalankan tugas audit, sehingga pengguna jasa
auditor eksternal dapat mengandalkan kinerja auditor eksternal dan dapat dijadikan acuan
dalam mengambil keputusan.
Kata kunci : Etika profesi, integritas, independensi, objektivitas, persepsi Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul.
PENDAHULUAN
Auditor eksternal merupakan profesi yang lahir dan besar dari tuntutan publik akan
adanya mekanisme komunikasi independen atas entitas ekonomi dengan para stakeholder
terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa profesional auditor
eksternal merupakan hak eksklusif auditor eksternal, dan hasil pekerjaan auditor eksternal
digunakan oleh publik / pengguna laporan keuangan. Dengan meningkatnya kompetisi dan
perubahan global, profesi auditor eksternal pada saat ini dan masa mendatang menghadapi
tantangan yang semakin berat. Keruntuhan perusahaan – perusahaan terkemuka di dunia
173
menempatkan kepercayaan publik atau pengguna
profesionalisme akuntan publik semakin memudar.
laporan
keuangan
sebagai
hasil
Titik awal memudarnya kepercayaan masyarakat
bermula pada kasus
Enron,Worldcom,Dynegy,Global Crossing, HIH, Tyco, kasus Bank Lippo, kasus PT Citra Marga
Nusapala Persada, Bank Duta , Xerox dan Merck(Imung, 2002) dan yang lebih disayangkan lagi
yaitu adanya fakta bahwa perusahaan – perusahaan besar yang mempunyai masalah tersebut
dinaungi oleh kantor akuntan publik yang sudah mempunyai nama besar yaitu KAP Arthur
Andersen pada kasus Enron dan KAP KPMG pada kasus Xerox. Seperti yang kita tahu
maraknya kecurangan di laporan keuangan, secara langsung maupun tidak langsung mengarah
pada profesi auditor eksternal.
Sederet kecurangan yang terjadi seperti di PT Kimia Farma, kebohongan yang dilakukan
manajemen PT Bank Lippo, ditambah dengan penolakan laporan keuangan PT Telkom oleh SEC
semakin menambah daftar panjang ketidakpercayaan terhadap profesi auditor
eksternal(Wirakusumah, 2003) bahkan perusahaan BUMN seperti PT KAI pun ikut meramaikan
pembicaraan mengenai kualitas atau profesionalisme dari auditor eksternal, karena adanya
perbedaan pandangan antara manajemen dan komisaris, khususnya ketua komite audit. Di mana
komisaris menolak menyetujui dan menandatangani laporan keuangan yang sudah di audit oleh
auditor eksternal. Dan komisaris meminta untuk dilakukannya audit ulang agar laporan keuangan
dapat disajikan secara transparan dan sesuai dengan fakta – fakta yang ada. Perbedaan
pandangan antara manajemen dan komisaris bersumber pada perbedaan pendapat mengenai
masalah piutang PPN, masalah beban yang ditangguhkan yang berasal dari penurunan
persediaan, masalah persediaan dalam perjalanan, masalah uang muka gaji, masalah bantuan
pemerintah yang belum ditentukan statusnya dan penyertaan modal Negara. Di sisi lain banyak
kasus yang membutuhkan penyelesaian dengan meminta jasa dari auditor eksternal. Hal tersebut
menunjukkan bahwa keberadaan auditor eksternal masih diakui dan diperlukan.
Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk mengambil
masalah penelitian sebagai berikut :
Bagaimana persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul mengenai
etika profesi pada saat auditor eksternal menjalankan tugas audit?
METODE PENELITIAN
Tempat penelitian dilakukan di Universitas Esa Unggul Jakarta,gedung Universitas Esa
Unggul Jakarta Fakultas Ekonomi lantai 3, Jalan Arjuna Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
11510. Waktu pelaksanaan penelitian yaitu bulan Desember 2011. Jenis data yang digunakan
pada penelitian ini adalah data
kualitatif, yaitu data yang disajikan atau dinyatakan dalam
bentuk pertanyaan atau pernyataan melalui kuesioner yang akan diberikan oleh peneliti dan
diteliti berdasarkan ilmu statistik yang nantinya akan menghasilkan angka angka yang nantinya
akan diolah oleh peneliti. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer,
yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data dikumpulkan
melalui survey dengan mengisi kuesioner yang dikirimkan kepada responden, teknik
pengambilan sampel dengan cara random sampling yaitu mengambil sampel secara acak namun
sesuai dengan ketentuan atau persyaratan sampel dari populasi tertentu yang paling mudah
didapatkan atau dijangkau. Populasi yang akan diteliti adalah semua pendapat atau persepsi
mahasiswa Fakultas Ekonomi reguler yang masih aktif Angkatan 2008-2009 yang sudah
174
mempelajari mata kuliah audit mengenai etika profesi auditor eksternal. Kriteria pengambilan
sampel sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Jumlah responden 54 orang
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi angkatan 2008-2009
Sudah mengambil mata kuliah audit
Mahasiswa reguler Universitas Esa Unggul
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
kuesioner, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang etika profesionalisme.
Kemudian ntuk mengukur skor dari responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dalam kuesioner, digunakan teknik perhitungan dari skala likert yang terdiri dari 5 alternatif
jawaban untuk mengukur sikap responden, sebagai berikut:
5 = Sangat Setuju (SS)
4 = Setuju (S)
3 = Kurang Setuju (KS)
2 = Tidak Setuju (TS)
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
Alternatif Jawaban
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Skala Interval
5
4
3
2
1
Sumber : Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis.
Responden diminta untuk menjawab tiap pernyataan, apakah ia menyenangi ( + ) atau
tidak menyenanginya ( - ). Responsi tersebut dikumpulkan dari jawaban yang memberikan
indikasi menyenangi diberi skor tertinggi. Tidak ada masalah untuk memberikan skor 5
untuk yang tertinggi dan skor 1 untuk yang terendah, yang penting adalah sikap konsistensi
dari arah sikap yang diperlihatkan . Demikian juga apakah jawaban “setuju” atau “tidak
setuju” disebut yang disenangi, tergantung dari isi pernyataan dan isi dari item-item yang
disusun.
175
Ikatan Akuntan
Indonesia
Integritas
Etika Profesi
Independensi
Persepsi
Mahasiswa
Objektivitas
Gambar Kerangka Pikir
METODE ANALISIS DATA
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah semua pertanyaan (instrumen)
penelitian yang diajukan untuk mengukur variabel penelitiaan adalah valid. Jika valid berarti
instrumen itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dalam pelaksanaan
uji validitas data dapat diambil hipotesis sebagai berikut :
Ho : tidak ada korelasi antara butir pernyataan 1 dengan skor total (tidak valid)
Ha : ada korelasi antara butir pernyataan 1 dengan skor total (valid)
Adapun dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas :
Jika signifikansi dari t-statistik < 0,04 maka Ho ditolak (valid)
Jika signifikansi dari t-statistik > 0,04 maka Ho diterima (tidak valid)
2. Uji Reliabilitas
Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, jika
dlakukan dua kali atau lebih. Metode yang digunakan untuk pengujian reliabilitas adalah
metode cronbach alpha. Adapun dasar pengambilan keputusan berdasarkan Uji reliabilitas
probabilitas :
Jika cronbach‟s alpha > 0,6 maka construct reliable
Jika cronbach‟s alpha < 0,6 maka construct tidak reliable
3. Uji Kategorisasi
Untuk menjawab perumusan masalah yang ada dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode uji kategorisasi. Skor keseluruhan dari hasil kuisioner mengenai
dimensi integritas, independensi, dan objektivitas yang telah diolah akan dimasukkan ke
dalam tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mengolah data tersebut
digunakan perhitungan interpretasi skor berdasarkan nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi
(Azwar, 2007).
Pembagian kategori tersebut menggunakan perhitungan sebagai berikut :
176
X ≥ (µ + 0.5 SD)
(µ - 0.5 SD) ≤ X < (µ + 0.5 SD)
X < (µ - 0.5 SD)
Keterangan simbol :
µ
= mean
= Tinggi
= Sedang
= Rendah
SD = Standar Deviasi
X = Skor Persepsi Mahasiswa
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk menguji pernyataan-pernyataan setiap
variabelnya. Adapun dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
Membandingkan antara tingkat signifikan (P-value) dengan level of signifikan yang
digunakan yaitu 4%
- Jika P- Value < 0,04 maka dikatakan valid
- Jika P-Value > 0,04 maka dikatakan tidak valid
1NTEGRITAS
VAR00001
VAR00001
Pearson
Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
VAR00002
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
VAR00003
.154
.151
.535**
.759
.026
.350
.267
.276
.000
54
54
54
54
54
54
54
-.043
1
-.168 -.018
.298*
-.059
.362**
.759
.224
.897
.029
.671
.007
54
54
54
54
54
.303*
-.168
1
.048
.061
.004
.586**
.026
.224
.732
.660
.978
.000
54
54
54
54
54
54
54
-.130
-.018
.048
1
.066
-.304*
.163
.350
.897
.732
.635
.025
.238
54
54
54
54
54
54
54
Pearson
Correlation
.154
.298*
.061
.066
1
.241
.630**
Sig. (2-tailed)
.267
.029
.660
.635
.079
.000
54
54
54
54
54
54
54
.151
-.059
.004 -.304*
.241
1
.369**
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
N
VAR00006
.303* -.130
54
N
VAR00005
-.043
skor_total
54
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
VAR00004
VAR000 VAR000 VAR0 VAR000
02
03
0004
05
VAR00006
Pearson
Correlation
177
Sig. (2-tailed)
N
skor_total
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.276
.671
.978
.025
.079
.006
54
54
54
54
54
54
54
.535**
.362**
.586**
.163
.630**
.369**
1
.000
.007
.000
.238
.000
.006
54
54
54
54
54
54
54
NDEPENDENSI
pert_7
pert_8
.135
.776**
.003
.001
.008
.331
.000
54
54
54
54
54
54
**
1
.090
.195
.088
.588**
.519
.157
.526
.000
54
54
54
54
.149
**
.652**
.283
.000
.000
.391
.003
N
pert_9 Pearson Correlation
54
.090
.001
.519
54
54
54
54
54
54
**
.195
.149
1
.011
.621**
.008
.157
.283
.939
.000
54
54
54
54
54
54
.135
.088
**
.011
1
.439**
.331
.526
.000
.939
54
54
54
54
54
54
**
**
**
**
**
1
N
pert_10 Pearson Correlation
.356
Sig. (2-tailed)
N
pert_11 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
skor_to Pearson Correlation
tal
Sig. (2-tailed)
55
**
.442
Sig. (2-tailed)
skor_total
.356**
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
pert_11
.442**
1
N
pert_10
.391**
pert_7 Pearson Correlation
pert_8 Pearson Correlation
pert_9
.776
.588
1
.491
.652
.621
.491
.001
.439
.000
.000
.000
.000
.001
54
54
54
54
54
N
54
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
OBJEKTIVITAS
pert_12
pert_12 Pearson Correlation
pert_13
1
Sig. (2-tailed)
N
pert_13 Pearson Correlation
54
.308
*
pert_14
pert_15
pert_16
pert_17
skor_tot
al
.308*
.053
.294*
.348**
.242
.546**
.024
.705
.031
.010
.078
.000
54
54
54
54
54
54
.010
**
.258
**
.703**
1
.544
.410
178
Sig. (2-tailed)
N
54
pert_14 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
pert_15 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
pert_16 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
pert_17 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
skor_tot Pearson Correlation
al
Sig. (2-tailed)
N
.024
54
.940
.000
.060
.002
.000
54
54
54
54
54
.133
.195
*
.386**
.339
.158
.049
.004
54
54
54
54
1
**
*
.767**
.011
.000
.053
.010
.705
.940
54
54
*
**
.133
.000
.339
.294
.031
.544
1
54
.404
.002
Independensi
.342
54
54
54
54
54
54
54
.348**
.258
.195
.404**
1
.311*
.660**
.010
.060
.158
.002
.022
.000
54
54
54
54
54
54
54
.242
**
*
*
*
1
.689**
.410
.269
.342
.311
.078
.002
.049
.011
.022
54
54
54
54
54
54
54
**
**
**
**
**
**
1
.546
.703
.386
.767
.660
.000
.689
.000
.000
.004
.000
.000
.000
54
54
54
54
54
54
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dimensi
Integritas
.269
Pertanyaan
1.Auditor eksternal tidak
mengetahuiapakahpenugasannya memberikan
citra buruk bagi profesi atau organisasinya.
2.Auditor eksternal tidak menerima pemberian
apapun dalam penugasannya
3.Auditor
memberikan
opini
sebelum
pemeriksaan
laporan
keuangan
selesai
dilakukan
4.Pengungkapan data rahasia klien harus
berdasarkan izin pihak yang bersangkutan
5Auditor eksternal menjamin bahwa laporan
keuangan klien atau perusahaan telah sesuai
dengan peraturan perusahaan dan standar umum
yang berlaku
6.Auditor
eksternal
menyusun
laporan
rekomendasi yang lengkap dan melakukan
analisis informasi yang memadai.
7.Setiap auditor eksternal menghindari hal yang
dapat menimbulkan conflict of interest
8. Seorang auditor pada KAP Yang juga
merupakan staf internal audit pada perusahaan
klien atau pada suatu lembaga negara tidak
menerima penugasan audit karena dapat
mempengaruhi ndependensi
P-Value
keterangan
0,000
0,007
Valid
Tidak Valid
0,000
Valid
0,238
Tidak valid
0,000
Valid
0,006
Tidak Valid
0,000
Valid
0,000
Valid
54
179
9.Auditor eksternal tidak memihak kepada
siapapun dalam pelaksanaan tugas audit
10. Auditor eksternal tidak diperbolehkan
memberikan jasanya kepada isteri maupun
suami walaupun memegang teguh kode etik.
11.Auditor eksternal bertindak dalam rangka
pelayananpublik,menghormati
kepercayaan
publik dan menunjukkan komitmen atas
profesionalismenya.
Objektivitas
12. Semua temuan harus didukung oleh buktibukti yang cukup dan objektif.
13. Auditor eksternal menolak untuk menerima
tugas atau mengundurkan diri jika merasa
dirinya tidaka mempertahankan objektivitas.
14.Auditor
eksternal
menggunakan
pertimbangan moral dan profesional dalam
semua kegiatan yang dilakukan
15. Tidak melakukan proteksi terhadap
ketidakberesan yang terjadi pada perusahaan
tempat ia bekerja atau perusahaan klien.
16. Mengungkapkan semua informasi relevan
yang mempengaruhi pemahaman pengguna
laporan
17. Menghindari diri dari situasi yang dapat
membuat profesionalisme auditor eksternal
ternoda.
Sumber : Hasil Pengolahan Data
0,000
Valid
0,000
Valid
0,001
Valid
0,000
Valid
0,000
Valid
0,004
Valid
0,000
Valid
0,000
Valid
0,000
Valid
Dari data tabel hasil validitas di atas dengan 54 responden yaitu Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Esa Unggul yang terdiri dari angkatan 2008 dan 2009 dapat dilihat bahwa
semua pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner dapat dikatakan valid yaitu dapat dilihat dari PValue masing-masing pertanyaan yang lebih kecil dari α (0,04) kecuali pada pertanyaan yang ke
dua, empat, dan 6 yang memiliki P-Value lebih besar dari α (0,04) sehingga pertanyaan ke dua,
empat,dan ke enam dinyatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Dasar pengambilan uji reliabilitas yaitu dengan melihat
Hasil cronbach’s alpha coefficient adalah sebagai berikut :
-
Jika cronbach’s alpha > 0,06 maka dikatakan reliabel
Jika cronbach’s alpha < 0,06 maka dikatakan tidak reliabel
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
54
100.0
0
.0
54
100.0
180
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
54
100.0
0
.0
54
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.669
16
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance
Item Deleted if Item Deleted
pert_1
pert_2
pert_3
pert_5
pert_6
pert_7
pert_8
pert_9
pert_10
pert_11
pert_12
pert_13
pert_14
pert_15
pert_16
pert_17
59.7407
58.6481
59.8148
58.7222
58.7037
58.5741
58.6481
58.2222
58.7037
58.2963
58.2222
58.5556
58.4444
58.9259
58.5000
58.7222
34.082
29.364
34.607
29.450
33.118
27.079
29.440
29.836
29.420
32.024
32.176
29.535
32.629
28.976
31.009
29.336
Corrected
Item-Total
Correlation
-.061
.329
-.142
.410
.024
.624
.436
.405
.348
.284
.271
.469
.189
.417
.303
.468
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
.695
.647
.737
.637
.687
.603
.634
.638
.644
.656
.657
.632
.664
.634
.652
.631
181
dimensi
Integritas
pertanyaan
Pertanyaan 1
Pertanyaan 3
Pertanyaan 5
Independensi
Pertanyaan 7
Pertanyaan 8
Pertanyaan 9
Pertanyaan 10
Pertanyaan 11
Objektivitas
Pertanyaan 12
Pertanyaan 13
Pertanyaan 14
Pertanyaan 15
Pertanyaan 16
Pertanyaan 17
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Cronbach’s alpha
0,695
0,737
0,637
0,603
0,634
0,638
0,644
0,656
0,657
0,632
0,664
0,634
0,652
0,631
keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Dari tabel hasil uji validitas di atas dapat dinyatakan bahwa semua
pertanyaan yang diberikan melalui kuisoner adalah reliabel, karena memiliki nilai
cronbach’s alpha > 0,06
3. Uji Kategorisasi
a.
Pengkategorisasian Tingkat Integritas Dari Auditor Eksternal Dalam
Menjalankan Tugas Audit Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Esa Unggul.
Perhitungan kategorisasi tingkat integritas dimulai dengan mencari hasil total dari 5
pertanyaan yang mewakili dimensi integritas pada kuisioner yang telah diisi oleh
responden, dan skor tertinggi yang diperoleh = 24, sedangkan skor terendah = 9.
Dengan bantuan program SPSS Statistics versi 16.0 for windows, maka peneliti
mendapatkan nilai standar deviasi sebesar 2,92946 dan mean sebesar 17,7222 untuk
mengkategorisasikan integritas dari auditor eksternal berdasarkan persepsi
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. Langkah selanjutnya adalah
mencari kategori tinggi dengan menggunakan mean ditambah setengah dari standar
deviasi, sedangkan untuk yang rendah mean dikurangi setengah standar deviasi.
Hasilnya adalah sebagai berikut :
X < 16,25747
= Rendah
16,25747 ≤ X < 19,18693
= Sedang
X ≥ 19,18693
= Tinggi
Pembahasan mengenai kategori tingkat integritas auditor eksternal dalam
menjalankan tugas audit berdasarkan persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Esa Unggul hanya akan mengambil responden dengan kategori tinggi dan
rendah saja. Pengkategorisasian responden dapat dilihat dari tabel berikut ini :
182
Kategori
Jumlah
Persentase
Tinggi
22
55 %
Rendah
18
45 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan data yang telah diolah, terdapat 22 responden yang memberikan
penilaian yang tinggi terhadap integritas auditor eksternal atau sebesar 55 % dan 18
responden memberikan penilaian yang rendah atau sebesar 45 %. Hasil dari
kategorisasi integritas auditor eksternal tersebut menunjukkan bahwa dalam
menjalankan tugas audit integritas yang dimiliki oleh auditor eksternal dapat
dikatakan tinggi sehingga segala sesuatu yang dilakukan oleh auditor eksternal yang
berkaitan dengan integritas dalam pengambilan keputusan dapat dipercaya.
b. Kategorisasi Tingkat Independensi Dari Auditor Eksternal Dalam Menjalankan
Tugas Audit Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Esa Unggul.
Perhitungan kategorisasi tingkat inependensi dimulai dengan mencari hasil total dari
5 pertanyaan yang mewakili dimensi independensi pada kuisioner yang telah diisi
oleh responden, dan skor tertinggi yang diperoleh = 25, sedangkan skor terendah =
14. dengan bantuan program SPSS Statistics versi 16.0 for windows, maka peneliti
mendapatkan nilai standar deviasi sebesar 2,68599 dan mean sebesar 20,7407 untuk
mengkategorisasikan tingkat independensi dari auditor eksternal berdasarkan persepsi
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. Langkah selanjutnya adalah
mencari kategori tinggi dengan menggunakan mean ditambah setengah dari standar
deviasi, sedangkan untuk yang rendah mean dikurangi setengah standar deviasi.
Hasilnya adalah sebagai berikut :
X < 19,397705
= Rendah
19,397705 ≤ X < 22,083695
= Sedang
X ≥ 22,083695
= Tinggi
Pembahasan mengenai kategori tingkat independensi auditor eksternal berdasarkan
persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul hanya akan
mengambil subjek dengan kategori tinggi dan rendah saja. Pengkategorisasian subjek
dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Kategori
Jumlah
Persentase
Tinggi
19
52,8 %
Rendah
17
47,2 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data
183
Berdasarkan data yang telah diolah, terdapat 19 responden yang memberikan
penilaian yang tinggi terhadap tingkat independensi auditor eksternal atau sebesar
52,8 % dan 17 responden meberikan penilaian yang rendah atau sebesar 47,2 %. Hasil
dari kategorisasi independensi auditor eksternal tersebut menunjukkan bahwa dalam
menjalankan tugas audit independensi yang dimiliki auditor eksternal dapat dikatakan
tinggi sehingga segala sesuatu yang dilakukan oleh auditor eksternal yang berkaitan
dengan independensi dalam pengambilan keputusan dapat dipercaya
c. Kategorisasi Tingkat Objektivitas Dari Auditor Eksternal Dalam Menjalankan
Tugas Audit Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Esa Unggul.
Perhitungan kategorisasi tingkat objektivitas auditor eksternal dimulai dengan mencari
hasil total dari 6 pertanyaan yang telah dijawab oleh responden melalui kuisioner, dan
skor tertinggi yang diperoleh = 30, sedangkan skor terendah = 19. dengan bantuan
program SPSS Statistics versi 16.0 for windows, maka peneliti mendapatkan nilai
standar deviasi 2,94232 dan mean sebesar 24,3889 untuk mengkategorisasikan tingkat
objektivitas auditor eksternal berdasarkan persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Esa Unggul. Langkah selanjutnya adalah mencari kategori tinggi dengan
menggunakan mean ditambah setengah dari standar deviasi, sedangkan untuk yang
rendah mean dikurangi setengah standar deviasi. Hasilnya adalah sebagai berikut :
X < 22,91774
= Rendah
22,91774 ≤ X < 25,86006
= Sedang
X ≥ 25,86006
= Tinggi
Pembahasan mengenai kategori tingkat objektivitas auditor eksternal berdasarkan
persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul hanya akan mengambil
responden dengan kategori tinggi dan rendah saja. Pengkategorisasian responden dapat
dilihat dari tabel berikut ini :
Kategori
Jumlah
Persentase
Tinggi
14
58,33 %
Rendah
10
41,67 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan data yang telah diolah, terdapat 14 responden yang memberikan penilaian
yang tinggi terhadap objektivitas auditor eksternal atau sebesar 58,33 % dan 10
responden memberikan penilaian yang rendah terhadap objektivitas auditor eksternal atau
sebesar 41,67 %. Hasil dari kategorisasi objektivitas auditor eksternal tersebut
menunjukkan bahwa dalam menjalankan tugas audit objektivitas auditor eksternal dapat
dikatakan tinggi sehingga segala sesuatu yang dilakukan auditor eksternal yang berkaitan
dengan objektivitas dalam mengambil keputusan dapat dipercaya.
184
d. Pengkategorisasian Ketiga Dimensi Etika Profesi
Dimensi
Persentase
Jumlah Responden
55 %
22
Independensi
52,8 %
18
Objektivitas
58,33 %
14
Integritas
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan data dari tabel di atas maka dpat dilihat bahwa persepsi Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Esa Unggul terhadap ketiga dimensi berada dalam kategori tinggi,
hal ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan tugas audit, auditor eksternal mematuhi
etika profesi yang telah ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia(IAI) namun auditor
eksternal harus lebih meningkatkan objektivitasnya karena memiliki nilai yang paling
rendah, sehingga para pengguna jasa auditor eksternal dapat mempercayai kinerja dari
auditor eksternal.
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
integritas
54
9.00
24.00
17.7222
2.92946
independensi
54
14.00
25.00
20.7407
2.68599
objektivitas
54
19.00
30.00
24.3889
2.94232
Valid N (listwise)
54
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Dari hasil penelitian melalui kuisioner yang telah disebarkan pada responden maka dapat
disimpulkan bahwa persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Ungul terhadap
kinerja auditor eksternal baik hal ini dapat dibuktikan dengan tingginya tingkat penilaian yang
diberikan oleh Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul terhadap integritas,
independensi, dan objektivitas sebagai dimensi dalam terciptanya etika profesi yang baik dan
auditor eksternal dianggap sudah mematuhi ketiga dimensi etika profesi dengan kategori tinggi
sehingga hasil akhir dari tugas audit yang diberikan oleh auditor eksternal dapat dipercaya.
SARAN
Adapun saran-saran yang ingin disampaikan oleh penulis dari penelitian ini adalah :
1. Bagi KAP, diharapkan dapat meningkatkan kualitas auditor eksternal nya melalui
penambahan kegiatan-kegiatan seperti seminar pendidikan, diklat/workshop dan menetapkan
standar yang tinggi dalam perekrutan auditor eksternal.
185
2. Bagi auditor eksternal, hasil temuan yang didapat dari penelitian ini menunjukkan adanya
kepercayaan terhadap profesi auditor eksternal dalam menjalankan tugas audit, artinya
auditor eksternal dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat akan jasa
professional auditor eksternal untuk itu diharapkan di masa mendatang auditor dapat menjaga
kepercayaan masyarakat dengan memperbaiki dan meningkatkan kinerja auditor eksternal
sehingga pemakai laporan keuangan tidak salah dalam mengambil keputusan.
3. Berdasarkan hasil penelitian pada skripsi ini dimensi objektivitas memiliki jarak yang paling
dekat antara kategori tinggi dan rendah sehingga ke depan nya auditor eksternal diharapkan
mampu meningkatkan dimensi objektivitasnya agar kepercayaan masyarakat semakin
meningkat.
4. Bagi kalangan akademik yang ingin melakukan penelitian selanjutnya yang memilki topik
yang tidak jauh berbeda sebaiknya memperluas jumlah sampel sehingga penelitian yang
diproleh memberikan hasil yang lebih akurat dan sebaiknya menggunakan variabel yang
lebih banyak serta bervariasi
UCAPAN TERIMA KASIH
Selesainya pembuatan jurnal ini berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dengan penuh rasa
hormat kepada :
1. Bapak Dr. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul
2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE, Ak. M. Si, selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Esa Unggul
3. Bapak Drs. Daulat Freddy Ak, MM Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Esa Unggul.
4. Ibu Rilla Gantino, SE, Ak, MM selaku dosen pembimbing yang ditengah kesibukannya telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam memberikan bimbingan,
pengarahan dan ide kepada penulis serta saran – saran yang sangat bermanfaat dalam
penyusunan jurnal ini.
5. Ibu Sri Handayani yang memberikan masukan-masukan yang bermanfaat sehingga penulis
dapat memperbaiki penyusunan jurnal ini.
6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan, do‟a dan motivasi selama
penyusunan jurnal ini sehingga penulis memiliki motivasi lebih dalam penyusunan jurnal ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A, Elder, Randal J, Beasley, Mark S, Auditing Dan Jasa Assurance, Jilid 1, Edisi
Kedua Belas, Erlangga, Jakarta, 2008
186
Dede Rahmat Hidayat, Ilmu Perilaku Manusia, Trans Info Media, Jakarta, 2009
Hery, Auditing 1 Dasar-Dasar Pemeriksaan Akuntansi, Kencana, Jakarta, 2011
Imung, Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol 7, Fakultas Ekonomi
Trisakti, Jakarta, 2007
Universitas
I Wayan Suartana, Akuntansi Keprilakuan Teori Dan Implementasi, Andi, Yogyakarta, 2010
Wirakusumah, Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol 7, Fakultas Ekonomi
Universitas Trisakti, Jakarta, 2007
187
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL SISTEM AKUNTANSI
PENJUALAN TIKET PT. GARUDA INDONESIA, TBK
Kurnia Iswari
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
[email protected]
ABSTRAKSI
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengendalian internal atas sistem dan prosedur penjualan
tiket online pada PT. Garuda Indonesia, Tbk sehingga dapat menghasilkan informasi laporan penjualan
yang dapat digunakan untuk prngambilan keputusan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer dimana data sekunder di peroleh dari
Laporan Penjualan Tiket Online PT. Garuda Indonesia, Tbk dan data primer di peroleh dari ICQ yang
penulis berikan kepada seluruh karyawan yang berhubungan dengan Penjualan Tiket Online PT. Garuda
Indonesia.
Evaluasi pengendalian internal ini menggunakan ICQ yang hasilnya adalah penerapan pengendalian
internal sudah sesuai dengan SOP perusahaan dengan hasil ICQ adalah 72 %. Untuk akurasi data masih
belum akurat di karenakan dalam pelaporan buku bank dengan data customers sales report masih belum
menunjukan keadaan yang sebenarnya di karenakan pencatatan refund menunggu rekening koran bank
terpotong.
Kata Kunci : Laporan Penjualan, Pengendalian Internal, Sistem Akuntansi, dan Online Ticketing.
PENDAHULUAN
Usaha yang bergerak dalam bidang transporasi adalah usaha yang menawarkan jasa dan
pelayanan terhadap pengguna jasa transportasi. Jasa pelayanan yang di tawarkan pesawat terbang
adalah jasa pelayanan pemesanan tiket. Pelayanan pemesanan tiket merupakan pintu gerbang
pertama perusahaan maskapai penerbangan dalam mendapatkan pendapatan, maka dari itu sering
sekali timbul permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pemesanan tiket tersebut.
Pemesanan tiket pesawat terbang di bagi menjadi 2, yaitu dengan cara non-online (sales
office) dan online (e-ticketing). Dalam hal ini pemesanan ticket melalui online service lebih di
minati karena pemesanan yang cukup mudah, dengan adanya koneksi internet, pemesanan tiket
dapat di lakukan. Selain itu, pemesanan tiket secara online terkadang harga yang di tawarkan
bisa lebih murah di bandingkan dengan pemesanan melalui non online (sales office).
Sistem akuntansi yang terbentuk di dalam perusahaan tidak semua berjalan sesuai dengan
apa yang diharapkan. Dalam suatu perusahaan banyak dijumpai ketidaksesuaian penerapan
sistem akuntansi dalam praktek hingga terjadi kecurangan dalam perusahaan. Untuk
mengantisipasi terjadinya kecurangan yang dapat merugikan perusahaan sangat diperlukan
188
prosedur penjualan yang dapat membantu manajemen dalam mengkoordinir dan mengawasi
jalannya kegiatan penjualan terutama dalam penjualan tiket secara online (e-tiketing).
Motivasi penulis melakukan penelitian ini di karenakan adanya pihak ketiga dari operasional
penjualan tiket melalui web yaitu pihak bank. Pihak bank bekerja sama dengan PT. Garuda
Indonesia untuk memberikan pelayanan pembayaran untuk penumpang agar mudah melakukan
transaksi. Hal ini membuat data laporan penjualan pada transaksi penjualan tiket melalui web
sering terjadi ketidakakuratan data laporan penjualan. Oleh sebab itu dalam skripsi ini menjadi
unik di karenakan skripsi ini akan mengevaluasi keakuratan data laporan penjualan tiket online
agar laporan penjualan dapat memberikan informasi bagi manajemen untuk pengambilan
keputusan.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengendalian internal atas sistem dan prosedur
penjualan tiket online pada PT. Garuda Indonesia, Tbk sehingga dapat menghasilkan informasi
laporan penjualan yang dapat digunakan untuk prngambilan keputusan.
Manfaat penelitian adalah memberikan wacana atau sumbangan pikiran dalam mengatasi
persoalan yang berkaitan dengan prosedur dan pelaksanaan sistem akuntansi penjualan tiket
online pada maskapai penerbangan.
METODE PENELITIAN
1. Populasi, Sampel
Populasi yang digunakan adalah karyawan yang terkait dengan penjualan di PT. Garuda
Indonesia, Tbk
Sampel adalah beberapa anggota atau bagian yang di pilih dari populasi. Yang
menjadi koresponden sampel dalam penelitian ini adalah tim akuntansi termasuk manager
akuntansi dan tim operasional penjualan di PT. Garuda Indonesia, Tbk.
2. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data yang di lakukan oleh penulis adalah dengan analisis deskriptif kualitatif.
Data yang telah di peroleh akan di uraikan dan di jelaskan secara terperinci terkait dengan
subjek pembahasan dan di hubungan dengan teori yang mendukung topik penulisan skripsi
ini.
Evaluasi pengendalian internal dapat di lakukan dengan cara :
a. Membandingkan SOP dengan aplikasi sistem penjualan e-ticketing di PT. Garuda
Indonesia, Tbk yang berjalan.
b. Melalui penerapan efektifitas dari sistem penjualan E-Ticketing
c. Menggunakan ICQ (Internal Control Questionnaires) adalah suatu cara yang digunakan
untuk menilai pengendalian internal dalam suatu perusahaan yang didalamnya terdapat
beberapa pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut tentang pengendalian internal guna
menilai kebenaran informasi dari penjualan ticket Garuda Indonesia agar dapat di
gunakan untuk perencanaan.
3. Jenis Data
a. Data Kualitatif
Data Kualitatif yaitu data yang di gunakan berbentuk kalimat atau pernyataan dari pihak
– pihak terkait. Data kualitatif di peroleh dengan berbagai macam teknik pengumpulan
189
data misalnya wawancara, analisa dokumen, diskusi atau observasi yang di tuangkan
dalam catatan lapangan. Data ini merupakan data singkat perusahaan, struktur organisasi
dan kegiatan usaha perusahaan.
b. Data Kuantitatif
Data Kuantitatif adalah data yang merupakan angka atau bilangan. Sesuai dengan
bentuknya, data kuantitatif dapat diolah di analisa menggunakan menggunakan teknik
perhitungan matematika atau statistika. Data ini merupakan data – data penjualan seperti
data daftar penjualan dan data perhitungan menggunakan kuisioner.
4. Sumber Data
Data yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan skripsi ini adalah Data primer yang
berupa kuisioner untuk menilai efektifitas. Selain data primer penulis juga menggunakan data
sekunder yang mana data tersebut di kumpulkan dari arsip – arsip perusahaan yang
berhubungan dengan transaksi atas penjualan tiket online ataupun non online. Data sekunder
yang di gunakan untuk membandingkan SOP (Standar Operasional Prosedur) dengan
penerapan di lapangan. Data sekunder berupa sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi,
kegiatan usaha perusahaan, sistem dan prosedur penjualan, dan list data penjualan.
5. Definisi Operasional Variable
Dalam skripsi ini beberapa variable yang di gunakan oleh penulis diantaranya adalah :
a. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu prosedur yang telah
dilakukan dan yang akan digunakan untuk meramalkan, memperhitungkan, dan
mengendalikan pelaksanaan prosedur kedepannya agar lebih jauh lebih baik.
b. Sistem
Adalah sekelompok komponen atau subsistem yang saling menunjang atau berhubungan
yang memiliki tujuan yang sama.
c. Prosedur
Kegiatan yang telah di tetapkan oleh menejemen perusahaan untuk menjalankan suatu
kegiatan transaksi. Kegiatan ini terdiri dari beberapa langkah – langkah yang berurutan
dan tidak dapat di rubah.
d. Pengendalian Internal
Pengendalian Internal (Internal Control) adalah rencana organisasi dan metode yang di
gunakan untuk menjaga dan melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan
dapat di percaya, memperbaiki efisiensi dan untuk mendorong di taatinya kebijakan
manajemen. Yang bertujuan untuk memberikan keyakinan tenang tujuan perusahaan
yaitu :
1) Keandalan dan keakuratan laporan keuangan
2) Efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan
3) Kepatuhan terhadap hukum, peraturan dan kebijakan yang berlaku.
e. Penjualan
Penjualan adalah usaha dimana objek memberikan barang yang di butuhkan kepada
mereka yang memerlukan dengan imbalan suatu harga yang telah di sepakati bersama.
f. Evaluasi Pengendalian Internal
Evaluasi Pengendalian Internal adalah membandingkan antara sistem pengendalian
internal dengan sistem pengendalian pada praktik seharusnya.
190
6. Model Penelitian
SOP
PT. Garuda Indonesia
Aktivitas Penjualan
Aktivitas Penjualan
Tiket
Sistem Informasi
Penjualan Tiket
Online
Sistem Penjualan
Tiket Online
Internal Control
Internal Control
Laporan Penjualan
Perbandingan
Laporan Penjualan
Analisis dan
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Feed Back
191
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam melakukan pengisian daftar pertanyaan ICQ ini, penulis memberikan daftar
pertanyaan kepada responden dan meminta untuk mengisi kuisioner. Hal ini di lakukan agar
dapat mengetahui pelaksanaan prosedur atas SOP yang berlaku apakah sudah sesuai atau belum
dengan ketentuan yang ada dalam operasional Garuda Indonesia.
Terlampir perhitungan tabulasi dari hasil ICQ yang di bagikan ke karyawan PT. Garuda
Indonesia
Batas efektif dan tidak efektif
5
0
0%
Tidak efektif
Efektif
50%
72%
10
100%
Pengendalian internal dikatakan baik jika terpenuhi nya unsur unsur pengendalian internal
seperti :
a. Adanya otorisasi
b. Adanya pemisahan fungsi dan tugas
c. Pemeriksaan periodic pihak yang independen
d. Terjaganya harta perusahaan
e. Adanya konfirmasil
Dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa pengendalian internal atas sistem dan prosedur
PT. Garuda Indonesia telah mencapai angka 72% telah melewati batas indikator efektif dan tidak
efektif. Indikasi kesempurnaan adalah 100% dan sebanyak 28% lainnya berasal dari otorisasi
responsif bagian operasional dalam melayani refund dari customer dan pengecekan harian report
pembelian tiket yang belum tentu di lakukan setiap harinya.
Pengecekan laporan harian CSR dengan buku bank baru di lakukan pada saat rekening Koran
dari bank pemeroses datang ke kantor Garuda Indonesia. Rekening Koran tersebut tidak datang
setiap hari, terkadang dua hari sekali baru datang
Pengendalian internal sistem dan prosedur penjualan pada PT. Garuda Indonesia sudah di
katakan efektif bukan hanya karena melewati batas indicator ICQ tetapi dalam sistem penjualan
PT. Garuda Indonesia sudah berjalan nya unsur unsur pengendalian internal yang baik, seperti
adanya pengecekan pada laporan penjualan, adanya konfirmasi kepada penumpang yang
menggalami kendala dalam proses pembelian tiket, adanya otorisasi dari Manager Operasional
dan Manager Akuntansi dalam rekonsiliasi bank, dan adanya pemisahan tugas setiap
karyawannya
1. Akurasi data laporan penjualan
Dalam penjualan tiket online web ada terjadi kendala – kendala seperti pada saat
melakukan transaksi kartu kredit ataupun debit telah terpotong tetapi tiket tidak terbentuk.
Jika hal seperti ini maka pihak garuda akan melakukan konfirmasi dengan penumpang
apakah uang yang masuk akan di kembalikan ke kartu kredit ataupun debit penumpang atau
192
akan di bentuk tiket baru. Konfirmasi dari pihak garuda baru dapat di lakukan pada saat
garuda melakukan reporting harian pada H+1 transaksi. Pihak Garuda Indonesia akan
mencocokan antara laporan penjualan harian pada H+1 transaksi dengan laporan bank, jika
terjadi ketidakcocokan maka dari pihak Garuda akan menelpon customer, apakah dana yang
sudah masuk akan di bantuk tiket baru atau akan di kembalikan uangnya ke rekening
customer.
Jika penumpang yang menyadari tiket yang di beli tidak terbentuk maka dapat
melakukan complain ke call center Garuda, dan pihak Garuda akan menawarkan
pembentukan tiket kembali atau melakukan proses pengembalian uang kembali. Penumpang
yang memilih pembentukan tiket kembali, maka Garuda akan membuat tiket manual untuk
pelanggan yang tiketnya tidak terbentuk tadi.
Dan penumpang yang menginginkan pengembalian uang (refund) maka proses
melakukan refund untuk pembayaran dengan kartu debit adalah 5 hari kerja. Dan untuk
refund untuk pembayaran dengan kartu kredit adalah 7 hari kerja proses di Garuda, dari
pihak Garuda menyerahkan kepada Bank rekanan untuk di proses lebih lanjut. Untuk proses
pengembalian saldo kredit dari bank yang berbeda dari bank rekanan Garuda misal seperti
pembelian dengan kartu kredit Bank Danamon ke Bank rekanan Garuda yaitu BCA hal ini
yang seringkali mengalami proses yang panjang dan membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Proses refund di Garuda hanya 7 hari kerja tetapi proses antar bank penumpang dengan bank
rekanan Garuda yang memiliki proses yang panjang karena sistem antar bank berbeda-beda.
Bank rekanan Garuda Indonesia yang memproses transaksi dengan menggunakan kartu
debit adalah Bank Mandiri dan BCA sedangkan Bank yang memproses transaksi dengan
menggunakan Kartu Kredit adalah Bank Citibank, Mandiri dan BNI.
Proses refund pembayaran dengan kartu kredit ataupun kartu debit lebih cepat jika
menggunakan email ke [email protected] di bandingkan dengan
datang langsung ke kantor penjualan. Di karenakan dari kantor penjualan hanya menerbitkan
refund request form yang akan di ambil oleh kurir Bank yang bersangkutan secara kolektif.
Pengambilan refund request form biasanya di ambil setiap seminggu sekali ke kantor
penjualan Garuda Indonesia namun bahkan beberapa bank melakukan pengambilan refund
request form tersebut dua minggu sekali. Jika refund di lakukan dengan menggunakan email,
maka pihak bagian operasional akan mengakses email tersebut yang kemudian membuat
refund request form. Setalah refund request form tersebut telah terbit maka akan di otorisasi
dan verifikasi oleh manager operasional dan dikirimkan ke pihak bank tersebut dengan
menggunakan email. Hal ini yang membedakan antara refund dengan menggunakan email
ataupun datang langsung ke kantor penjualan.
Jika penerimaan refund request form terjadi pada akhir bulan maka penjualan tiket yang
melakukan refund tetap di akui sebagai penjualan di tanggal refund request form tersebut di
terima. Pengurangan nominal refund pada laporan penjualan baru akan di lakukan setelah
Bank pemeroses memotong saldo rekening Garuda Indonesia di bulan berikutnya. Bank
tidak memberikan laporan rekening Koran secara bulanan, tetapi secara harian yang akan di
cocokan dengan laporan CSR Garuda Indonesia.
SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI
1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap evaluasi pengendalian internal sistem dan prosedur
akuntansi penjualan melalui wawancara, ICQ dan data penjualan yang di peroleh pada PT.
193
Garuda Indonesia, maka dapat di simpulkan bahwa sistem dan prosedur sudah berfungsi
dengan baik sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang di tetapkan oleh perusahaan.
Namun penerapan pengecekan data CSR dan buku bank yang masih tidak sesuai dengan
standar. Standar pengecekan buku bank dengan CSR Garuda Indonesia adalah H+1 tetapi
ternyata penerapannya adalah tergantung pada rekening Koran bank yang di terima oleh
Garuda Indonesia. Rekening yang datang tidak selalu H+1 tetapi bisa H+2 ataupun H+3
sehingga data penjualan belum menunjukan kondisi yang sebenernya pada laporan
penjualan.
Prosedur dari awal transaksi sampai dengan laporan penjualan terbentuk sudah sesuai
dengan prosedur yang berlaku. Jika ada proses pengembalian uang di karenakan kesalahan
sistem pembelian tiket ataupun ada pembatalan penerbangan dapat melakukan refund dengan
prosedur refund yang telah di tetapkan. Jangka waktu pengembalian refund adalah 14 hari
kerja. Refund request form yang di lakukan pada akhir bulan akan tetap diakui sebagai
penjualan tiket, rekonsiliasi buku bank baru di lakukan pada saat bank telah memotong saldo
rekening perusahaan untuk pengembalian refund tiket. Hal ini di lakukan perusahaan agar
saldo bank dengan laporan penjualan CSR sama. Namun sebagai akibat dari menunggu
rekening Koran bank untuk melakukan pengecekan data refund maka akurasi data belum
akurat
2. Keterbatasan
Keterbatasan penelitian ini adalah dalam ruang lingkup penelitian dimana penelitian ini
hanya membatasi lingkup penjualan tiket online sedangkan dalam lingkup penjualan tiket
direct selling dan phone booking pun banyak terjadi kendala.
3. Rekomendasi
Sebaiknya adanya buku besar pembantu untuk memcatat permintaan refund. Karena
refund request form jika sudah ada approve oleh bagian yang berwenang seperti manager
sudah sah dalam pencatatan laporan keuangan tidak perlu menunggu pengurangan saldo
rekening perusahaan.
Untuk penelitian yang akan datang dapat membahas kendala kesalahan sistem dalam
penjualan tiket direct selling dan phone booking dan bagaimana prosedur dari pihak bank
dalam melayani proses refund tiket dari maskapai Garuda Indonesia.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan terlaksananya tugas akhir ini, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya, terutama kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr Ir Arief Kusuma AP, MBA, selaku Rektor Universitas Esa Unggul
2. Bapak Dr MF. Arrozy, SE, Msi, Akt. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Univrsitas Esa Unggul.
3. Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Esa Unggul
4. Ibu Rilla Gantino SE. Ak, MM Selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktu, memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Para dosen yang selama ini telah mendidik dan membekali ilmu selama penulis kuliah di
Fakultas Ekonomi Univeritas Esa Unggul.
6. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, dukungan yang tidak henti-hentinya yang
diberikan kepada penulis.
194
Daftar Pustaka
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley., 2008, Auditing dan Jasa Assurance, Jilid
Satu, Edisi 12 Jakarta: Erlangga.
Baridwan, Zaki, 2008, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Gondodiyoto, Sanyoto, 2007, Audit Sistem Informasi, Jakarta: Mitra Wacana Media.
James A. Hall, Accounting Information System, 2007, Buku 1, Edisi Keempat, Jakarta: Salemba
Empat.
Krismiaji, 2010, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Menejemen YKPN – Yogyakarta.
Marshall B. Romney, 2009, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kesembilan, Jakarta: Salemba
Empat.
Marom, Chairul, 2001, Pedoman Penyajian Pelaporan Keuangan, Jakarta: Grasindo, hal 6 – 10
Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Jakarta: Salemba Empat.
Narko, 2007, Sistem Akuntansi, Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.
Winarno, Wing Wahyu, 2006, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, Yogyakarta: UPP STIM
YKPM.
195
DAMPAK TINDAKAN EARNING MANAGEMENT TERHADAP RESPON
PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN FOOD AND
BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE TAHUN 2007 SAMPAI DENGAN 2009
Kurniawan
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAK
Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang menaikkan
atau menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak
mempunyai hubungan dengan kenaikkan atau penurunan profitabilitas perusahaan untuk jangka
panjang.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari Pengaruh kuantitatif antara variabel manajemen laba
sebagai variabel independen terhadap return saham sebagai variabel dependen.
Penelitian menyimpulkan bahwa seluruh perusahaan yang diuji terbukti melakukan praktek
manajemen laba dengan menurunkan nilai laba dan manajemen laba berpengaruh secara
negatif atau berbanding terbalik terhadap return saham tetapi tidak secara signifikan
berpengaruh.
Kata kunci : Manajemen laba, Return saham
2
PENDAHULUAN
Laporan keuangan mempunyai fungsi utama sebagai media komunikasi yang digunakan
untuk mengurangi asimetri informasi antara emiten dan investor. Kondisi dari keuangan
perusahaan tercermin dalam laporan keuangan yang digunakan oleh investor untuk melakukan
penilaian sebelum pengambilan keputusan dalam melakukan transaksi membeli atau menjual
instrumen saham. Salah satu aspek dalam laporan keuangan yang dapat digunakan oleh para
investor untuk mengukur kinerja perusahaan adalah kemampuan emiten dalam menghasilkan
laba. Implikasinya adalah harga saham akan bereaksi terhadap informasi laba yang
dipublikasikan melalui laporan keuangan.
196
Berdasarkan kenyataan yang ada seringkali perhatian para pengguna laporan keuangan
hanya tertuju pada informasi kuantitas dari laba tanpa memperhatikan bagaimana laba tersebut
dihasilkan. Hal ini dapat mendorong manajemen perusahaan selaku para manajer untuk
melakukan beberapa tindakan yang disebut manajemen laba. Perhatian para investor yang hanya
terpusat pada kuantitas laba tanpa memperhatikan prosedur dan standar yang digunakan dapat
mendorong pihak manajemen untuk melalukan manajemen laba.
Terdapat dua jenis tipe investor, yang pertama adalah investor sophisticated yang
merupakan tipe investor yang sangat mempertimbangkan baik-baik laba yang dihasilkan melalui
laporan keuangan dengan memperhatikan sistem dan prosedur dalam mendapatkan nilai laba
tersebut sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi saham. Tipe jenis ini yang diharapkan
ada pada setiap investor di Indonesia. Tipe investor yang kedua adalah investor naif yang
mempertimbangkan untuk melakukan transaksi saham lebih berdasarkan isu yang beredar dan
nilai kuantitas dari laba saja, yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk terkena dari
kebijakan manajemen laba.
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan
prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Maka
sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan
kepada pemilik. Akan tetapi informasi yang disampaikan kadang diterima tidak sesuai dengan
kondisi perusahaan sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau
asimetris informasi. Asimetri antara manajemen dengan pemilik dapat memberikan kesempatan
kepada manajer melakukan manajemen laba.
Pihak manajemen lebih memungkinkan melakukan praktek manajemen laba dikarenakan
menyatakan bahwa agen berada posisi yang mempunyai informasi mengenai kapasitas diri,
lingkungan kerja dan perusahaan serta keseluruhan dibandingkan dengan prinsipal. Dengan
asumsi bahwa setiap individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri. Maka
dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong agen untuk menyembunyikan
beberapa informasi yang tidak diketahui prinsipal (Yushita : 2010).
Pemahaman atas manajemen laba menjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku
opurtunistik pihak manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak
kompensasi, kontrak utang dan political costs. Kedua, dengan memandang manajemen laba dari
sudut pandang efficient contracting, dimana manajemen laba memberi manajer suatu keleluasan
untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi masalah yang tidak terduga
untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, manajer dapat
mempengaruhi nilai pasar saham perusahaannya melalui manajemen laba, contohnya dengan
membuat perataan lama (income smoothing) dan pertumbuhan laba sepanjang waktu (Kurnaini:
2009).
197
Fenomena dari return saham menjadi sangat menarik dimana nilai return yang dihasilkan
dari perubahan harga saham pada suatu periode dapat menjadi acuan para investor untuk
melakukan transaksi saham, sebagai contoh jika nilai return saham terus meningkat dapat
merangsang para investor untuk melakukan permintaan atas jumlah lembar saham, sehingga
secara signifikan meningkatkan nilai saham tersebut. Tetapi ketika nilai return saham sudah
sangat tinggi malah berdampak kepada para investor untuk melepas atau menjual lembar saham
tersebut untuk mendapatkan keuntungan dari selisih harga saham tersebut, dan mengakibatkan
return saham tersebut menjadi negatif.
Penelitian ini secara empirikal menguji perilaku manajemen laba yang diukur dengan
akrual diskresioner sebagai alat pengukur. Ada beberapa alasan mengapa penelitian tentang
manajemen laba difokuskan kepada proses akrual. Pertama, akrual adalah hasil dari GAAP dan
apabila laba diatur menurut GAAP maka manajemen laba terjadi melalui akrual. Kedua, dengan
memfokuskan penelitian kearah pada penggunaan basis akrual akan mengurangi permasalahan
yang terjadi di dalam meneliti manajemen laba yang disebabkan oleh keterbatasan untuk
melakukan pengukuran terhadap pengaruh pilihan akuntansi. Ketiga, jika manajemen laba
berasal dari komponen diluar kebijakan akrual maka investor akan dapat mengetahui indikasi
manajemen laba pada laba yang dilaporkan (Sokarina Ayudia : 2009)
Perusahaan food and beverages digunakan dalam penelitian ini karena perusahaan
tersebut merupakan perusahaan yang mampu bertahan dalam kondisi kebijakan apapun karena
produknya dapat dikategorikan sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia sehingga seburuk
apapun kebijakan yang dibuat hampir pasti produk perusahaan ini tetap dibeli dan dinikmati oleh
konsumen. Apabila kegiatan produksi tersebut tersendat beberapa waktu maka hal tersebut dapat
menjadi berita buruk bagi perusahaan karena proses produksinya memerlukan waktu yang relatif
lama. Untuk itu perusahaan harus memperkuat faktor internal agar dapat berkembang dan
bertahan. Dan salah satu usaha untuk memperkuat faktor internalnya adalah menjaga kestabilan
return. Hal ini dapat mendorong pihak perusahaan untuk melakukan manajemen laba untuk
meningkatkan return saham pada pasar modal.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah telah terjadi manajemen laba pada perusahaan food and beverages
yang go public di bursa efek Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan 2009.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh manajemen laba terhadap return saham pada
perusahaan food and beverages yang go public di bursa efek Indonesia periode tahun 2007
sampai dengan 2009.
METODE PENELITIAN
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha1 : Manajemen laba secara signifikan berpengaruh secara negatif terhadap return saham.
198
Penelitian ini dilakukan pada Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek
Indonesia Jl.Jend Sudirman Kav 24-25, Jakarta Pusat. waktu penelitian dilakukan dari bulan
Oktober 2011 sampai dengan Januari 2012.
Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder, data sekunder
adalah data yang diperoleh secara tidak lansung dan dikumpulkan dari hasil publikasi pihak lain.
Data tersebut adalah annual report dan data perubahan harga saham perusahaan food and
beverages yang go public di bursa efek Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan 2009.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI), periodisasi populasi penelitian ini mencakup data tahun 2007-2009.
Jumlah untuk tahun 2007 adalah
18 perusahaan
Jumlah untuk tahun 2008 adalah
18 perusahaan
Jumlah untuk tahun 2009 adalah
18 perusahaan
Total seluruh penelitian adalah
54 perusahaan
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sampling Jenuh, yaitu
pengambilan sampel secara menyeluruh dari data yang akan diuji, pengambilan sampel yang
akan diuji tesebut sebagai berikut, Perusahaan food and beverages dan komponennya yang selalu
konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2009.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Data sekunder yang
digunakan dalam penelitian kuantitatif berupa daftar perusahaan food and beverages yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009 juga melalui website www.idx.co.id
sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian kuantitatif berupa data laporan
keuangan yang diperoleh dari prospektus perusahaan food and beverages yang terdaftar di Pusat
Referensi Pasar Modal di BEI.
Model Hipotesis
Earning
Management
Return Saham
Penelitian ini untuk menguji bagaimana dampak dari earning management pada
perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terhadap perilaku
pengguna laporan keuangan yaitu investor yang tercermin dalam return saham, apakah dampak
earning management tersebut berpengaruh positif atau negatif terhadap return saham.
Uji F digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh secara simultan antara variabel
independen yaitu manajemen laba (X) terhadap variabel dependen yaitu return saham (Y).
Dasar pengambilan keputusan :
i. Jika Sig < 0,05 maka Ha diterima.
ii. Jika Sig > 0,05 maka Ha ditolak.
199
Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan regresi sederhana (single regression)
persamaan regresinya adalah sebagai berikut :
6
Y=a+bX
Dimana :
Y
= Return Saham
a
= Konstanta / Intercept Persamaan Regresi
X
= Manajemen Laba
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya statistik, Uji kualitas data dilakukan dengan menggunakan uji
normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi
variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak dengan
menggunakan normal probability plot jika titik mendekati garis diagonal maka data tersebut
dianggap normal.
Uji autokorelasi terjadi apabila terdapat hubungan yang signifikan antar dua data yang
berdekatan. Autokorelasi adalah korelasi antara serangkaian observasi yang diurutkan menurut
waktu (time series) atau menurut ruang (cross sectional). Cara mendeteksi adanya autokorelasi
berdasarkan Durbin Watson melalui angka D-W adalah apabila nilai statistik Durbin Watson
mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa pada pengamatan tersebut tidak memiliki
autokorelasi dan sebaliknya.
Uji heterokedastisitas untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat kesamaan
atau ketidaksamaan varian antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Dampak dari
adanya heterokedastisitas adalah kesalahan baku koefisien regresi akan berpengaruh sehingga
akan memberikan indikasi yang salah dan koefisien determinasi memperhatikan daya penjelasan
yang terlalu besar. Cara mendeteksi adanya heterokedastisitas apabila pada gambar titik-titik
yang ada menyebar maka berarti tidak terjadi heterokedastisitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 54 Perusahaan food and Beverages yang go
public di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan 2009. Dan terindikasi secara
7
menyeluruh telah melakukan praktek manajemen laba dengan menurunkan laba secara negatif
sebesar means -2,6953.
CODE
ADES
AISA
AQUA
CEKA
DAVO
DLTA
FAST
INDF
NAMA
Ades Alfindo Tbk
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Aqua Golden Mississi Tbk
Cahaya Kalbar Tbk
Davomas Abadi Tbk
Delta Djakarta Tbk
Fast Food Indonesia Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk
Manajemen laba (Akrual diskresioner)
2007
2008
-549673,3859
-357271,476
-541036,1856
-668542,3516
-987177,5355
-1076211,334
-107898,5357
-313269,989
-4123052,073
-6151521,733
-479922,7893
-553752,3927
-402675,9739
-464535,8459
-19976849,05
-22016465,02
2009
-372100,5637
-1381478,155
-1344281,741
-533626,5276
-7427743,744
-515322,816
-591605,3077
-26174323,14
200
MLBI
MYOR
PSDN
PTSP
SIPD
SKLT
SMAR
STTP
TBLA
ULTJ
Multi Bintang Indonesia Tbk
Mayora Indah Tbk
Prasidha Aneka Niaga Tbk
Pioneerindo Gourmet Int l Tbk
Sierad Produce Tbk
Sekar Laut Tbk
SMART Tbk
Siantar TOP Tbk
Tunas Baru Lampung Tbk
Ultra Jaya Milk Tbk
-1141713,665
-2270414,091
-383567,2437
-89026,67074
-1270638,874
-207732,8938
-3177950,883
-734088,078
-1958756,331
-1820598,533
-1306033,374
-2455991,585
-371375,5394
-67358,63993
-1452260,937
-198853,8279
-4456609,296
-853882,6404
-2673362,089
-2200977,527
-1612743,85
-3089685,545
-388214,4429
-89124,65501
-1447985,022
-208639,5944
-7028065,202
-1026050,694
-2216071,532
-2237908,448
Hasil dari Uji F adalah :
Tabel 5.3
Hasil uji F
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
m.laba
Std. Error
.293
.149
-2.836E-8
.000
Standardized
Coefficients
Beta
T
-.152
Sig.
1.974
.054
-1.112
.271
a. Dependent Variable: r.saham
Sumber : Hasil uji pengolahan data statistik
Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Ha1 ditolak
Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara manajemen laba terhadap return
saham. Dimana variabel manajemen laba mempunyai nilai signifikansi 0,271 atau lebih besar
dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel manajemen laba tidak dapat
dipakai sebagai penduga yang signifikan pada taraf keyakinan 95%.
Hasil pengujian regresi antara variabel manajemen laba terhadap return saham pada
perusahaan-perusahaan food and beverages yang go public di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2007 sampai dengan 2009, menunjukkan pengaruh yang negatif atau berbanding
terbalik dari manajemen laba terhadap return saham sebesar nilai regresi -2,836. Walaupun
tidak terbukti secara signifikan berpengaruh. Hal tersebut disebabkan ketika pihak
manajemen melakukan praktek manajemen laba dengan menurunkan nilai laba yang
dilaporkan, dan hal tersebut diketahui oleh pihak investor sehingga menjadi citra negatif bagi
investor untuk menanamkan sahamnya kepada perusahaan yang terindikasi melakukan
manajemen laba tersebut.
Respon negatif investor terhadap perusahaan yang terindikasi melakukan praktek
manajemen laba ditunjukkan dengan keenganan pihak investor dalam melakukan transaksi
permintaan saham, dengan asumsi nilai penawaran saham yang tetap, maka dapat berakibat
201
merosotnya harga saham sehingga berdampak negatif terhadap return saham perusahaan
yang melakukan praktek manajemen laba.
KESIMPULAN
Berdasarkan pengaruh manajemen laba terhadap return saham pada perusahaan food
and beverages yang go public pada periode tahun 2007 sampai dengan 2009 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Perusahaan-perusahaan yang diuji dalam penelitian ini sebanyak 54 perusahaan terbukti telah
melakukan praktek manajemen laba secara menyeluruh (100%) dengan menurunkan nilai
laba yang dilaporkan pada laporan keuangan.
2. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel manajemen laba berpengaruh secara negatif
terhadap return saham dengan tidak secara signifikan.
SARAN
Melihat hasil dari penelitian ini dan melihat kesimpulan yang diperoleh maka dapat
diajukan saran sebagai berikut:
1. Bagi Emiten : agar perusahaan emiten tidak perlu melakukan tindakan praktek manajemen
laba, karena tidak signifikan berpengaruh terhadap return saham. Malah mengindikasikan
berpengaruh secara negatif terhadap return saham. Dan mempunyai resiko yang besar
apabila terungkap oleh pihak investor bahwa perusahaan emiten telah melakukan manajemen
laba, sehingga citra buruk bagi perusahaan emiten itu sendiri.
2. Bagi Investor : agar menjadi lebih sophisticated dan berhati-hati dalam menilai kualitas laba
yang telah dilaporkan, dikarenakan penelitian ini membuktikan seluruh perusahaan yang
diuji melakukan manajemen laba dengan menurunkan nilai laba yang dilaporkan.
3. Bagi penelitian selanjutnya : sebaiknya menambah jumlah sampel pada penelitian
selanjutnya dan jangan hanya terbatas pada perusahaan food and beverages saja, namun
dapat mengambil sampel perusahaan dari bidang lainnya agar di dapat hasil yang lebih
maksimal. Dapat juga menambah jumlah variabel yang ikut berpengaruh10bersama-sama
dengan variabel manajemen laba yang berpengaruh terhadap return saham.
UCAPAN TERIMA KASIH
Selesainya pembuatan jurnal ilmiah ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena
itu, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dengan penuh
rasa hormat kepada:
1. Bapak Dr. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul.
2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE,Ak.M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Esa Unggul.
3. Bapak Drs. Daulat Freddy, Ak. MM, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Esa
Unggul.
4. Ibu Sri Handayani, SE. MM, selaku Pembimbing. Pembimbing yang telah berkenan
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, guna memberikan petunjuk, bimbingan dan
pengarahan yang sangat berharga, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan jurnal ini.
202
5. Pada dosen yang selama ini telah mendidik, membekali ilmu pengetahuan, memberikan
inspirasi dan semangat selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Esa
Unggul.
6. Kepada orangtua tercinta yang selalu mendukung, mendoakan dan memberikan dukungan
baik moril maupun materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan pembuatan jurnal ini
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Kurnaini Ika, Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Sokarina Ayudia, Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return Saham, 2006
Yushita A.Novi, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol. VIII. No. 1, 2010
203
EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN BUNGA NON PERFORMING
LOAN ATAS KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT PADA
BANK TABUNGAN NEGARA CABANG KARAWACI
Linda Budiman
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAKSI
Kredit Pemilikan Rumah sangat dibutuhkan oleh masyarakat khususnya masyarakat yang belum
memiliki rumah sendiri. Perbankan sangat berperan dalam hal ini. Bank sudah melakukan
review terhadap setiap kredit yang diberikan agar angsuran dapat berjalan lancar dan tidak
terjadi tunggakan pada saat jatuh tempo pembayaran angsuran, tetapi dalam perjalanan ada
saja kendala yang dihadapi oleh debitur, yang kalau tidak dievaluasi secara dini akan dapat
menjadi kredit bermasalah. Akibat keterlambatan pembayaran bunga dan pokok pinjaman akan
timbul denda dan kalau sampai berlarut – larut, kualitas pinjaman terus memburuk dan ada
kemungkinan tidak tertagihnyabunga dan pokok pinjaman. Tentunya ini merupakan perhatian
bagi bank, karena dengan kolektibilitas yang kurang baik yang sudah tergolong kurang lancar,
diragukan dan macet (non performing) akan mengurangi pendapatan bank dan juga akan
berpengaruh pada pendapatan bunga kredit juga kesehatan bank itu sendiri.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana koletibilitas atau kualitas kredit kriteria non
performing loan atas fasilitas kredit pemilikan rumah berpengaruh pada pendapatan bunga
kredit. Kualitas kredit 2 ( dalam perhatian khusus ) menjadi kualitas 3 (kurang lancar)akan
menambah bunga dalam penyelesaian. Sebaliknya kualitas kredit dari 3 (kurang lancar) menjadi
kualitas kredit 2 (dalam perhatian khusus) akan menambah pendapatan bunga non performing.
Dari evaluasi koletibilitas atau kualitas kredit pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk
Cabang Karawaci Tangerang, penulis berkesimpulan kualitas kredit berpengaruh pada
pendapatan bunga kredit dan harus menjadi perhatian bagi perusajaan agar dapat diperoleh
pendapatan yang maksimal dalam mengelola dana masyarakat dengan memperhatikan kriteria
pemberian kredit dan upaya dini dalam mengantisipasi tidak terbayarnya bunga dan pokok
kredit.
Kata kunci : Kredit Non Performing Loan
PENDAHULUAN
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana yang telah diubah
dengan undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 dan undang-undang Nomor 23 Tahun 1999
tentang Bank Indonesia sebagaimana yang telah diubah dengan undang-undang Nomor 3 Tahun
2004 dalam melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional. Tujuan kegiatan pengembangan
204
perbankan adalah terwujudnya sistem perbankan konvensional yang kompetatif, efisien dan
memenuhi prinsip kehati-hatian serta mampu mendorong sektor rill secara nyata guna mencapai
kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya untuk menyalurkan dana bagi debitur adalah melalui
pemberian kredit. Kredit adalah produk yang utama bagi bank dalam mengelola dana dari pihak
ketiga yang dikumpulkan oleh bank. Dalam pemberian kredit ini bank mengandalkan
penghasilan berupa bunga kredit yang merupakan penghasilan utama bagi bank.
Pemberian kredit tidak selalu menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Dalam
pelaksanaan pemberian kredit terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kebijakan tersebut
yaitu yang berhubungan dengan pendapatan dan resiko kredit yang dikenal dengan Non
Performing Loan atau kredit bermasalah. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan kemampuan
perusahaan dalam mengelola kredit, supaya dapat meminimize resiko tidak terbayarnya pokok
kredit yang diberikan kepada debitur.
PT. Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Karawaci merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak dalam bidang perbankan. Bank ini merupakan bank devisa yang kegiatan
operasional utamanya dibidang perkreditan, disamping kegiatan operasional lainnya seperti
penggarapan dana dari pihak ketiga, dan lain sebagainya yang kemudian disalurkan kembali
kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Kredit yang diperlukan antara lain berupa kredit
investasi, kredit konsumsi, krdeit modal kerja. Hal ini merupaka keahlian pengawasan khusus
dalam mengelola kredit tersebut dan dapat dilunasi tepat waktu oleh nasabah jatuh tempo.
Penyaluran kredit bagi bank PT. Bank Tabungan Negara sendiri merupakan satu aset
yang akan menghasilkan pendapatan baik berupa pendapatan bunga maupun pendapatan bagi
hasil. PT. Bank Tabungan Negara dalam menyalurkan kreditnya selalu mengikuti BI rate dimana
dalam semester pertama tahun 2011 mengalami penurunan suku bunga yang saat ini diposisi 6%.
Penurunan BI Rate tersebut, akan memberi kesempatan kepada seluruh perbankan untuk menata
kembali struktur funding, sehingga dengan sendirinya cost of fund Bank BTN mengalami
perbaikan sejak Januarii sampai dengan Juni 2011.
Permasalahan kredit pada umumnya terjadi karena kurangnya analisis bank dalam
pemberian kredit. Penilaian atas pemberian kredit yang terlalu longgar dan kurang efektif, serta
kelengkapan administrasi nasabah sering tidak lengkap dan akurat sehingga terjadi taksiran nilai
barang yang dijamin tidak tepat. Untuk itu perlu adanya pengamanan kredit melalui analisis
dalam pemberian kredit dan peningkatan system penagihan piutang baik secara langsung
maupun melalui proses hukum. Kesemua ini adalah untuk meningkatkan pelayanan terhadap
pembiayaan masyarakat.
Kebijakan pengelolaan kredit akan berkaitan langsung dengan tingkat kualitas kredit dan
pendapatan bunga perusahaan, mengingat masalah pengakuan pendapatan dan pendapatan bunga
sangat fundamental dan menentukan profabilitas,Bank BTN memiliki pendapatan bunga dan
komisi kredit relatif kecil. Hal ini terjadi karena adanya Non Peforming Loan yang cukup tinggi
walaupun masih di bawah batas yang diijinkan Bank Indonesia. Tingginya Non Peforming Loan
akibat adanya kualitas kredit (kolektibilitas kredit) yang kurang baik. Oleh karena penurunan
kualitas kredit atau penurunan kolektibilitas dapat mempengaruhi pada pendapatan bunga kredit
perusahaan PT. Bank Tabungan Negara.
205
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, dapat dibuat perumusan
masalah, sebagai berikut :
1.
Bagaimana pengakuan pendapatan bunga Non Performing Loan terhadap pendapatan
bunga kredit yang diberikan pada PT. Bank Tabungan Negara?
2.
Bagaimana pengakuan pendapatan bunga Non Performing Loan, apakah sudah sesuai
dengan SAK dan kebijakan perusahaan serta ketentuan Bank Indonesia ?
3.
Bagaimana pengaruh pendapatan bunga Non Performing Loan terhadap realisasi
pendapatan bunga KPR pada PT. Bank Tabungan Negara ?
TUJUAN PENELITIAN
1.
2.
3.
Untuk mengetahui perlakuan akuntansi pendapatan bunga Non Performing Loan, apakah
sudah diakui sebagai pendapatan bunga kredit yang diberikan.
Untuk mengetahui apakah prosedur penerimaan pendapatan bunga Non Performing Loan
sudah dijalankan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pendapatan Non Performing Loan terhadap
realisasi pendapatan bunga kredit yang diberikan.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah
berupa penelitian deskriptif kualitatif.Metode penelitian deskriftif adalah metode yang diperoleh
dengan survey langsung untuk mendapatkan data dan fakta. Pendekatan kualitatif adalah
penelitian yang menganalisis data dengan mencari makna yang lebig luas dan implikasinya
terhadap hasil analisis dengan cara melihat kebijakan akuntansi kredit, khususnya perubahan
kolektibilitas terhadap pendapatan bunga kredit.
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah kredit pemilikan rumah yang pembayarannya
secara kredit berdsarkan jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yaitu antara
pihak Bank dan debitur.
1.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah kredit pemilikan rumah yang pembayarannya
secara kredit berdsarkan jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yaitu
antara pihak Bank dan debitur.
2.
Kolektibilitas adalah kualitas kredit yang terdiri dari beberapa faktor penetu yang
penetapannya dilakukan dengan mempertimbangkan materialitas dan signifikansi dari
faktor penelitian dan komponen serta relevansi dari faktor penilaian dan komponen
tersebut serta karakteristik debitur yang bersangkutan.
3.
Non Performing Loan adalah kredit yang termasuk dalam kategori kolektibilitas kurang
lancar, diragukan dan macet. Accured pendapatan bunga non performing loan ini untuk
sementara masuk dalam pencatatan administratif, dan baru diakui sebagai pendapatan
apabila bungabunga sudah dibayar oleh debitur dan benar-benar sudah diterima oleh bank.
206
4.
Pendapatan bunga adalah pendapatan yang diperoleh dari penanaman aktiva produktif
yang diakui secara accrual basis kecuali pendapatan bunga kredit dan aktiva produktif lain
yang non perform
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jurnal atas transaksi kredit pendapatan bunga diambil dari nasabah debitur N1 adalah sebagai
berikut :
Kredit yang diberikan
1. Pada saat penandatanganan perjanjian kredit / akad kredit
Menerima provisi kredit dari debitur
Kas/Rekening…../Kliring
Rp. 49.500.000,00
Pendapatan provisi kredit yang diterima dimuka Rp. 49.500.000,00
2. Pada saat penarikan kredit oleh debitur
Kredit yang diberikan
Kas/Rekening…./Kliring
Rp. 49.500.000,00
Rp. 49.500.000,00
3. Pada saat melakukan pembebanan bunga kredit kepada debitur
a. Kredit Performing
Pendapatan bunga kredit performing yang akan diterima Rp. 3.559.093,00
Pendapatan bunga kredit
Rp3.559.093,00
b. Kredit Non performing
Tagihan kontijensi
(pendapatan bunga kredit dalam penyelesaian)
Rp. 4.340.300,00
Rekening lawan - Tagihan kontijensi
(pendapatan bunga kredit dalam penyelesaian) Rp.4.340.300,00
4.
Pada saat menerima setoran bunga dari debitur
a. Kredit performing
Kas/Rekening…./Kliring
Rp.515.625,00
Pendapatan bunga kredit performing yang akan diterima Rp.515.625,00
Kelebihan setoran atas tunggakan bunga yang digunakan
untuk melunasi pokok, dengan jurnal :
Kas/Rekening…./Kliring
Rp.1.845.700,00
Kredit yang diberikan
Rp.1.845.700,00
5.
Kredit dengan kualitas diragukan dan macet
a. Pembayaran debitur lebih kecil atau sama dengan tunggakan pokok
Kas/Rekening…./Kliring
Rp. 781.207,00
Kredit yang diberikan
(sebesar tunggakan pokok yang dilunasi) Rp.781.207,00
207
b. Pembayaran debitur lebih besar dari tunggakan pokok
Kas/Rekening…./Kliring
Rp. 4.340.300,00
Kredit yang diberikan
(sebesar total tunggakan pokok yang dilunasi) Rp. 4.340.300,00
6.
Pada saat terjadi perubahan kualitas kredit, dapat dilakukan penjurnalan ataupun
tanpa penjurnalan. Jika dilakukan penjurnalan :
a. Kualitas menjadi lebih rendah/memburuk
Kredit kualitas baru (DPK,KL,D,M)
Rp.52.830.793,00
Kredit kualitas lama (L,DPK,KLD)
Rp.52.830.793,00
b. Kolektibilitas menjadi lebih tinggi/membaik
Kredit kualitas baru (L,DPK,KL,D)
Kredit kualitas lama (DPK,KL,D,M)
xxx
xxx
Tabel 5.1Penelitian Pendapatan Bunga Kredit Debitur N1 Setelah Penelitian
Angsuran
Tanggal
Pembebanan Bunga
Pokok
Bunga
07/01/2011
515.625
07/02/2011
515.625
04/03/2011
20.000
07/03/2011
515.625
31/03/2011
106.275 515.625
07/04/2011
515.625
29/04/2011
1.845.700
07/05/2011
515.625
07/06/2011
515.625
05/07/2011
13.000
07/07/2011
515.625
07/08/2011
515.625
07/09/2011
504.912
07/10/2011
502.341
07/11/2011
502.341
Sumber : Bank BTN Cabang Karawaci, diolah
Total
Angsuran
20.000
621.900
1.845.700
13.000
Baki Debet Kolek
49.696.800
50.212.425
50.728.050
50.708.050
51.223.675
50.601.775
51.117.400
49.271.700
49.787.325
50.302.950
50.289.950
50.805.575
51.321.200
51.826.112
52.328.453
52.830.794
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
4
208
Sisa Pokok
Kewajiban Pokok
Kewajiban Bunga
Kewajiban
Kewajiban Denda
Denda Berjalan
Bunga Berjalan
Rp. 48.649.800,00
Rp.
781.207,00
Rp. 3.559.093,00
7 Bulan
Rp.
199.391,00
Rp.
98.570,00
Rp.
358.128,00
Pembayaran yang belum diterima sampai dengan bulan November sebesar Rp. 4.340.300,00
Debitur N1 pada tanggal 07/01/2011 hanya timbul tagihan bunga saja sebesar Rp.
515.625,00 dan tidak ada pembayaran angsuran, pada bulan selanjutnya tanggal 07/02/2011
timbul tagihan bunga Rp. 515.625,00.Pada bulan ke3 tanggal 04/3/2011 pihak Bank mendebet
dari tabungan debitur N1 sebesar Rp. 20.000,00 untuk dimasukan ke dalam pembayaran
angsuran, tanggal 07/03/2011 timbul tagihan bunga sebesar Rp. 515.625,00. Pada tanggal
31/03/2011 debitur membayar angsuran sebesar Rp. 621.900,00. Pada bulan k4 timbul tagihan
bunga saja. Tanggal 29/04/2011 debitur membayar angsuran sebesar Rp. 1.845.700,00 yang akan
menutupi angsuran atau tunggakan pada bulan sebelumnya yang belum terbayarkan. Pada bulan
ke5 – 6 timbul tagihan bunga dan tidak ada pembayaran angsuran.Bulan k7 pihak bank mendebet
dari tabungan debitur N1 sebesar Rp. 13.000,00 dan pada bulan k7-11 timbul tagihan
bunga.Pembayaran yang belum diterima sampai dengan bulan November Rp. 4.340.000,00.
Debitur N1 tidak melakukan pembayaran angsuran selama 6 Bulan hampir 7 bulan dan sudah
masuk dalam kolektibilitas 4 (diragukan).
Tabel 5.8 Pendapatan Bunga Non Performing Loan dan Realisasi Pendapata Bunga KPR
semester 1 Tahun 2011
(dalam jutaan)
Keterangan
Jan
Semester I Tahun 2011
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Pendapatan Bunga NPL
2.662
2.21
2.502
2.466
2.521
3.378
Realisasi
Bunga KPR
8.645
5.777
12.700
9.082
8.788
14.259
Pendapatan
Sumber data : PT. Bank Tabungan Negara
Berdasarkan table 5.8 diatas dapat diketahui bahwa penerimaan/ pendapatan bungan NPL
yang diterima bank akan berpengaruh pada Realisasi penerimaan bunga KPR. Semakin tinggi
pendapatan dari bunga NPL akan semakin tinggi pula Realisasi pendapaan bunga KPR. Untuk
itu perlu dilakukan peningkatan kualitas kredit baik melalui pendekatan dengan nasabah atau
melakukan pengetatan pemberiankredit sehingga resiko NPL dapat diperkecil.
209
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
a. Perlakuan akuntansi pendapatan bunga non performing loan atas kredit yang
diberikan sudah dijalankan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI) baik dari hasil
perhitungan bunga, pencatatan bunga maupun dalam hal pelaporan ke Bank Indonesia.
b. Prosedur penerimaan bunga non performing loan sudah di jalankan sesuai Standar Akuntansi
Keuangan ( SAK ) dan Surat Edaran BI Nomor 7/3/DPNP/05 serta Pedoman Akuntansi
Perbankan Indonesia ( PAPI ).
c. Ada pengaruh pendapatan bunga non performing loan terhadap realisasi pendapatan bunga
kredit yang di berikan yang terlihat dari realisasi pendapatan bunga kredit non performing
loan tergantung dari penerimaan pembayaran bunga oleh debitur ( saat dana diterima oleh
bank ). Penurunan kolekribilitas atau kualitas kredit terutama dari kolektibilitas 2 ( DPK )
menjadi kolektibilitas 3 ( kurang lancar ), pencatatan bunga sudah tidak diakui sebagai
pendapatan bunga kredit performing pada bulan berjalan
Saran
1. Laporan perhitungan bunga dan pencatatan bunga berjalan yang masih menjadi kewajiban
debitur dapat digunakan sebagai monitoring kolektibilitas dan kualitas kredit untuk
mengetahui lebih dini debitur debitur dalam memenuhi kewajibannya membayar angsuran
saat jatuh tempo angsuran dan agar pelaporan kepada regulator menjadi lebih baik.
2. Agar tetap konisten dalam menerapkan prosedur yang sudah berjalan saat ini, mengamati
serta melakukan evaluasi atas kesanggupan debitur dalam penyelesaian kredit serta dapat
dijadikan acuan bagi staff bagian review .dalam melakukan analisa terhadap kredit yang
diberikan sehingga dapat meminimize kredit bermasalah atau non performing loan.
3. Dalam meningkatkan pendapatan bunga kredit khususnya kredit pemilikan rumah, perlu
tindak lanjut yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam mengupayakan agar kredit
bermasalah atau non performing loan dapat segera terselesaikan oleh debitur dengan
memberi saran terbaik yang harus dilakukan dengan restruktur kredit, penjualan agunan atau
solusi terakhir dengan lelang agunan, sehingga dana pihak ketiga yang dikelola dapat
memberi pendapatan yang maksimal bagi perushaan khusunya dapat memberi kontribusi
dalam pendapatan bunga kredit.
4. Terdapatnya pengaruh pendapatan bunga Non Performing Loan terhadap Realisasi
Pendapatan Bunga KPR pada PT Bank Tabungan Negara Cabang Karawaci, maka
hendaknya dilakukan usaha perbaikan atas kredit bermasalah (Non Performing Loan)
sehingga kualitas kredit membaik dan pengetatan pemberian kredit sehingga meminimalisasi
resiko yang diperoleh bank dan berarti dapat meningkatkan pendapatan bunga khususnya
dari Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
5. Pihak Bank bisa bekerja sama dengan perusahaan debitur demi kelancaran pembayaran
angsuran, dengan cara memotong langsung gaji debitur sebesar tunggakan / angsuran setiap
bulannya, pada tanggal jatuh tempo. Jadi tidak akan ada lagi keterlambatan pembayaran
angsuran.
210
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang dengan
tulus dan ikhlas membantu selama proses penyusunan penelitian ini baik secara moril dan
materil. Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma AP, MBA, selaku Rektor Universitas Esa Unggul
2. Bapak Dr. M. F Arrozi Adhikara, SE., AK., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Esa Unggul
3. Bapak Drs. Daulat Freddy, Ak., MM selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Esa Unggul
4. Bapak Drs. Djufri Rivai. Ak, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktunya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan
5. Seluruh staf PT. Bank Tabungan Negara yang telah banyak membantu penulis
baik
secara langsung maupun tidak langsung.
6. Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung, mendoakan,
membantu Peneliti dalam penyusunan penelitian.
Semoga semua budi baik yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan dari
Allah SWT. Tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, untuk itu peneliti menyadari betapa
penulisan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga masih ditemukan kekurangan
dan kesalahan didalamnya. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan tersebut. Akhir kata semoga
penulisan skripsi ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Penulis
mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyajian penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, Rachmatdan Maya Ariyanti. Manajemen Perkreditan Bank Umum. Cetakan Sembilan.
Bandung . 2009.
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. 2007.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Perbankan Indonesia, Institut Bankir Indonesia,
Edisi Revisi, Jakarta, 2011
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan. Raja Grafindo Persada. Jakarta . 2007
. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Raja Grafindo Persada. Edisi keenam. Jakarta.
2007
Lapoliwa.N dan Kuswandi, Daniel.S. Akuntansi Perbankan. Ikatan Bankir Indonesia. Edisi
kelima. Jakarta. 2000
Suhardjono,Indra. Bastian. Akuntansi Perbankan. Salemba Empat. Edisi Pertama. Jakarta. 2006.
Suhayati, Ely dan Sri, Dewi Anggadini. Akuntansi Keuangan. Graha Ilmu. Edisi pertama.
Yogyakarta. 2009.
211
ANALISIS PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010)
Meilla Widya Pangestika
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh modal intelektual
terhadap kinerja perusahaan – Price to Book Value (PBV).
Data yang digunakan adalah data perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2008-2010. Model pengukuran modal intelektual dengan menggunakan model Pulic, yaitu
secara agregat – Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) ataupun secara per komponen –
Value Added Capital Employed (VACE), Value Added Human Capital (VAHC), dan Value
Added Structural Capital (VASC).
Terdapat pengaruh yang signifikan antara Value Added Capital Employed (VACE) dan Value
Added Human Capital (VAHC) secara bersamaan terhadap Kinerja Perbankan (PBV). Hasil
pengujian menunjukkan bahwa pemanfaatan sumber daya (berwujud dan tak berwujud) secara
maksimal mampu meningkatkan nilai perbankan
Kata kunci: Modal intelektual, Price to Book Value (PBV).
PENDAHULUAN
Modal intelektual (Intellectual Capital / IC) merupakan topik yang baru berkembang
belakangan ini. Awalnya bidang IC mulai muncul dalam pers populer pada tahun 1990-an. Di
Indonesia sendiri, fenomena modal intelektual mulai berkembang terutama setelah munculnya
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 19 (revisi 2009) tentang aktiva tidak
berwujud. Dalam PSAK No.19 disebutkan bahwa aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter
yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk
tujuan administratif. Bertolak belakang dengan meningkatnya pengakuan modal intelektual
dalam mendorong nilai dan keunggulan kompetitif perusahaan, pengukuran yang tepat terhadap
modal intelektual perusahaan belum dapat ditetapkan. Tidak ada pengukuran secara langsung
mengenai modal intelektual perusahaan, tetapi dengan menggunankan suatu ukuran untuk
menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan (Value
Added Intellectual Coefficient - VAIC™). Komponen utama dari VAIC™ dapat dilihat dari
sumberdaya perusahaan, yaitu physical capital (value added capital employed – VACE), human
212
capital (value added human capital – VAHC), dan structural capital (value added structural
capital – VASC). Salah satu area yang menarik perhatian adalah terkait kegunaan Intellectual
Capital sebagai salah satu alat untuk menentukan nilai perusahaan. Nilai suatu perusahaan dapat
tercermin dari harga yang dibayar investor atas sahamnya di pasar. Semakin meningkatnya
perbedaan antara harga saham dengan nilai buku aktiva yang dimiliki perusahaan menunjukkan
adanya hidden value. Praktik akuntansi konservatisme menekankan bahwa investasi perusahaan
dalam modal intelektual yang disajikan dalam laporan keuangan dihasilkan dari peningkatan
selisih antara nilai pasar dan nilai buku. Jika pasarnya efisien, semakin tinggi modal intelektual
perusahaan maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.
Penelitian mengenai modal intelektual penting untuk dilakukan karena di Indonesia
jarang dilakukan penelitian mengenai modal intelektual. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba
untuk meneliti pengaruh modal intelektual terhadap kinerja perusahaan, dengan mengambil
sampel penelitian pada industri perbankan di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Di negara berkembang, seperti Indonesia, keberadaan sebuah bank menjadi sangat penting dalam
proses pembangunan ekonomi. Di samping itu sektor perbankan merupakan sektor bisnis yang
bersifat “intellectualy intensive” dan juga termasuk sektor jasa, dimana layanan pelanggan sangat
bergantung pada intelek/akal/kecerdasan modal manusia. Maka penting dilakukan penelitian
yang mengambil sampel penelitian pada perbankan. Perbankan merupakan salah satu industri
yang masuk dalam kategori industri berbasis pengetahuan (knowledge based-industries) yaitu
industri yang memanfaatkan inovasi-inovasi yang diciptakannya sehingga memberikan nilai
tersendiri atas produk dan jasa yang dihasilkan bagi konsumen.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, dapat dibuat perumusan
masalah, sebagai berikut :
1. Apakah Value Added Capital Employed (VACE), Value Added Human Capital (VAHC) dan
Value Added Structural Capital (VASC) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja
perbankan?
2. Apakah Value Added Capital Employed (VACE) berpengaruh terhadap kinerja perbankan?
3. Apakah Value Added Human Capital (VAHC) berpengaruh terhadap kinerja perbankan?
4. Apakah Value Added Structural Capital (VASC) berpengaruh terhadap kinerja perbankan?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh Value Added Capital Employed (VACE), Value Added Human
Capital (VAHC) dan Value Added Structural Capital (VASC) terhadap kinerja perbankan.
2. Untuk mengetahui pengaruh Value Added Capital Employed (VACE) terhadap kinerja
perbankan.
3. Untuk mengetahui pengaruh Value Added Human Capital (VAHC) terhadap kinerja
perbankan.
4. Untuk mengetahui pengaruh Value Added Structural Capital (VASC) terhadap kinerja
perbankan.
213
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data yang bersifat kuantitatif. Penelitian ini
menggunakan data sekunder (secondary data) yaitu sumber data penelitian yang diperoleh
penulis secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Secara umum, pendekatan kuantitatif lebih
berfokus pada tujuan untuk generalisasi, dengan melakukan pengujian statistik dan steril dari
pengaruh subjek peneliti. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linear berganda dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution).
Analisis regresi berganda adalah analisis mengenai beberapa variabel independen dengan satu
variabel dependen. Dalam penelitian ini, akan dianalisis mengenai pengaruh modal intelektual
(yang diukur dengan VAIC), dan tiga komponen utama (HCE, CEE, SCE) terhadap kinerja
keuangan perusahaan (yang diukur dengan PBV).
Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa variabel. Definisi operasional yang
perlu diketahui yaitu variabel independen dalam penelitian ini adalah Intellectual Capital yang
diukur berdasarkan value added yang diciptakan dari physical capital (VACE), human capital
(VAHC), dan structural capital (VASC). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja
perusahaan yang diukur dengan rasio Price to Book Value (PBV). Rasio ini mengukur nilai yang
diberikan pasar keuangan kepada manjemen dan organisasi sebagai perusahaan yang terus
bertumbuh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji Kualitas Data
Dari tabel 1 menunjukkan bahwa data variabel yang diuji normal dan nilai signifikan
untuk semua variabel > 0.05.
Tabel 1. Uji Normalitas
One -Sam ple Kolm ogor ov-Sm ir nov Tes t
N
Normal Parameters a,b
Mos t Ex treme
Dif f erences
Mean
Std. Deviation
A bs olute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
A sy mp. Sig. (2-tailed)
a. Test dis tribution is Normal.
b. Calc ulated f rom data.
V A CE
63
.276890
.1278084
,124
,124
-,079
,981
,291
V A HC
63
1.789737
.5126807
,072
,072
-,067
,571
,900
V A SC
63
.392894
.1795863
,095
,074
-,095
,757
,615
LN_PBV
63
,9045
1,74147
,078
,073
-,078
,623
,833
214
2. Uji Asumsi Klasik (Multikolinearitas, Autokorelasi dan Heterokedastisitas)
Tabel 2. Uji Multikolinearitas
Coe fficientsa
Model
1
(Cons tant)
VACE
VAHC
Unstandardiz ed
Coef f icients
B
Std. Error
-2.146
.795
3.795
1.578
1.117
.393
Standardized
Coef f icients
Beta
.279
.329
t
-2.699
2.405
2.839
Sig.
.009
.019
.006
Collinearity Statistics
Toleranc e
VIF
.977
.977
1.024
1.024
a. Dependent Variable: LN_PBV
Dari hasil tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance pada variabel VACE dan
VAHC > 0,10 dan VIF-nya < 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas
diantara variabel penelitian.
Tabel 3. Uji Autokorelasi
b
Model Sum m ary
Model
1
R
.462 a
R Square
.214
Adjusted
R Square
.188
Std. Error of
the Estimate
1.56970
DurbinWats on
2.217
a. Predictors: (Constant), VAHC, VACE
b. Dependent Variable: LN_PBV
Berdasarkan tabel 3 di atas, diketahui bahwa nilai DW sebesar 2,217. Dengan hasil
DW berada di atas +2 berarti dapat disimpulkan tidak ada masalah autokorelasi.
3. Uji Heterokesdatisitas
Dari gambar 1 tentang grafik scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengindikasikan
tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.
215
Gambar 1. Grafik Heterokesdatisitas
Scatterplot
Dependent Variable: LN_PBV
Regression Studentized Residual
4
2
0
-2
-4
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
4 Uji Hipotesis
a. Uji Simultan (F Test)
Dari hasil ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 8,156 dengan
probabilitas 0,001. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka variabel VACE
dan VAHC secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap PBV.
Tabel 4. Uji F
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
40.191
147.838
188.029
df
2
60
62
Mean Square
20.095
2.464
F
8.156
Sig.
.001 a
a. Predictors: (Constant), VAHC, VACE
b. Dependent Variable: LN_PBV
b. Uji Parsial (T Test)
Arah hubungan anatara variabel VACE dengan kinerja perbankan adalah positif.
VACE memiliki p-value 0,019 yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Hal
ini berarti bahwa VACE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PBV. Pengujian
hipotesis mengenai pengaruh variabel VAHC terhadap PBV menunjukkan p-value
216
sebesar 0,006 yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Penelitian ini
membuktikan bahwa VAHC secara signifikan mempengaruhi kinerja perbankan (PBV).
Tabel 5. Uji T
Coe fficientsa
Model
1
(Cons tant)
VACE
VAHC
Unstandardiz ed
Coef f icients
B
Std. Error
-2.146
.795
3.795
1.578
1.117
.393
Standardized
Coef f icients
Beta
.279
.329
t
-2.699
2.405
2.839
Sig.
.009
.019
.006
Collinearity Statistics
Toleranc e
VIF
.977
.977
1.024
1.024
a. Dependent Variable: LN_PBV
Secara simultan variabel VACE dan VAHC mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja perbankan (PBV). Hal ini berarti bahwa dana yang tersedia mampu
mendukung kinerja perusahaan. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan seperti
modal, metode dan mesin tidak bisa memberikan hasil yang optimum apabila tidak
didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kinerja yang optimum. Perusahaan
membutuhkan karyawan yang mampu bekerja baik dan lebih cepat, sehingga diperlukan
karyawan yang mempunyai kinerja (job performance) yang tinggi. Produktivitas
karyawan yang semakin meningkat menunjukkan bahwa karyawan semakin baik dalam
mengelola aset perusahaan. Pengetahuan yang diperoleh karyawan dari pendidikan,
pengalaman dan hal-hal lainnya mampu digunakan untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini menolak penelitian Kuryanto (2008) dan Yuniasih et.al. Penelitian ini
menunjukkan bahwa IC berperan penting dalam kinerja perusahaan. Hal ini menjelaskan
bahwa penerapan efisiensi modal intelektual secara signifikan meningkatkan laba.
Semakin baik perusahaan dalam mengelola modal intelektual, menunjukkan semakin
baik perusahaan dalam mengelola aset. Perusahaan telah mampu mengelola aset dengan
baik dan dapat menekan biaya operasional sehingga dapat meningkatkan nilai tambah
dari hasil kemampuan intelektual perusahaan.
Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa variabel Value Added Capital Employed
(VACE) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perbankan (PBV). Hasil ini
menjelaskan bahwa pemanfaatan dana yang tersedia mampu untuk mencukupi modal
kerja yang efektif digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sehingga karyawan
dapat memenuhi kinerja individu dan organisasi yang dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Kinerja individu menggambarkan sasaran kerja dari masing-masing individu
sesuai dengan tugasnya. Dengan adanya motivasi yang tepat para karyawan akan
terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena
meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai
sasarannya, kepentinga-kepentingan pribadi para anggota organisasi tersebut akan
tercakup pula. Dana yang digunakan merupakan nilai aset yang berkontribusi pada
kemapuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Jumlah modal yang dibutuhkan
perusahaan mampu memenuhi proses rutinitas perusahaan dalam menghasilkan kinerja
yang optimal, dengan diiringi oleh pengelolaan yang baik, misalnya pengelolaan sistem,
prosedur, database akan meningkatkan produktivitas karyawan dalam menghasilkan
value added. Hasil ini mendukung penelitian Sarayuth (2007) yang menunjukkan bahwa
CEE secara positif berkaitan dengan kinerja keuangan (ROA). Hal ini menunjukkan
bahwa kinerja keuangan bank-bank secara positif terkait dengan efisiensi modal yang
217
diguanakan (Capital Empoyed Efficiency/CEE). Hasil penelitian Dominiqie dan Talita
(2008) menunjukkan bahwa CEE adalah berkorelasi positif dengan ROA. Hal ini
menunjukkan bahwa modal memainkan peran penting dalam pengembalian aset.
Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa variabel Value Added Human Capital
(VAHC) memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap kinerja perbankan (PBV).
Gaji dan tunjangan yang lebih besar kepada karyawan dapat memotivasi karyawan
tersebut untuk meningkatkan produktivitasnya dalam proses produksi. Pengelolaan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik dalam perusahaan dapat meningkatkan
produktivitas karyawan yang nantinya juga akan meningkatkan pendapatan dan profit
perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian Dominiqie dan Talita (2008). Hal ini
menjelaskan bahwa efisiensi modal manusia akan memperkecil biaya operasional
perusahaan. Gaji dan tunjangan yang lebih besar kepada karyawan dapat memotivasi
karyawan tersebut untuk meningkatkan produktivitasnya dalam proses produksi.
Produktivitas karyawan yang semakin meningkat menunjukkan bahwa karyawan semakin
baik dalam mengelola aset perusahaan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Value Added Capital Employed (VACE) dan Value
Added Human Capital (VAHC) secara bersamaan terhadap Kinerja Perbankan (PBV). Hal
ini didukung dengan hasil uji F (simultan) dimana terdapat pengaruh yang signifikan, yang
artinya Ha1 diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pemanfaatan sumber daya
(berwujud dan tak berwujud) secara maksimal mampu meningkatkan nilai perbankan.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Value Added Capital Employed (VACE) dengan
Kinerja Perbankan (PBV), hal ini didukung dengan hasil uji t (parsial) dimana terdapat
pengaruh yang signifikan, yang artinya Ha2 diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
pemanfaatan modal yang efektif dapat meningkatkan nilai perusahaan (value of the firm).
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Value Added Human Capital (VAHC) terhadap
Kinerja Perbankan (PBV). Hal ini didukung dengan hasil uji t (parsial) dimana terdapat
pengaruh yang signifikan, yang artinya Ha3 diterima. Hasil pengujian menujukkan bahwa
pengelolaan sumber daya manusia yang baik dalam perbankan dapat meningkatkan
produktivitas karyawan sehingga akan meningkatkan pendapatan dan profit perbankan.
Saran
1.
Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan sampel yang lebih besar dengan
mengambil sampel lebih dari tiga tahun dan dapat meneliti pada sampel seluruh perbankan di
Indonesia sehingga dapat dievaluasi kinerja modal intelektual secara keseluruhan .
2. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk menggunakan metoda pengukuran
langsung seperti balanced scorecard, real options model, atau skandia navigator. Metodemetode tersebut cocok digunakan dalam situasi merger, akuisisi dan penilaian harga pasar
saham. Metode ini dapat juga digunakan untuk membandingkan perusahaan yang berada
dalam industri yang sama.
218
3. Penelitian yang akan datang diharapkan dapat memasukkan variabel kontrol seperti ukuran
perusahaan atau struktur kepemilikan kedalam model penelitian.
4. Penelitian selanjutnya ukuran kinerja perusahaan diukur dengan kinerja keuangan, misalnya
ROE, ROA, EPS dan sebagainya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang dengan
tulus dan ikhlas membantu selama proses penyusunan penelitian ini baik secara moril dan
materil. Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul.
2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE, Ak.M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Esa Unggul.
3. Bapak Drs. Daulat Freddy, Ak, MM, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Esa Unggul.
4. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE, Ak,M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan peneliti motivasi, pengarahan dan bimbingannya.
5. Ibu Sri Handayani, SE, Ak, MM yang telah memberikan peneliti motivasi, pengarahan dan
mendoakan.
6. Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung, mendoakan,
membantu Peneliti dalam penyusunan penelitian.
Semoga semua budi baik yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan dari
Allah SWT. Tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, untuk itu peneliti menyadari betapa
penulisan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga masih ditemukan kekurangan
dan kesalahan didalamnya. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan tersebut. Akhir kata semoga
penulisan skripsi ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Penulis
mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyajian penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdolmohammadi, M. J. Intellectual Capital Disclosure and Market Capitalization. Journal of
Intellectual Capital. Vol. 6, No. 3: 397-416. 2005.
Aggarwal, R., T. Hirarki, and R.P. Rao. Price/Book Value Ratios and Equity Return on the
Tokyo Stock Exchange: Empirical Evidence of an Anomalous Regularity. The Financial
Review. Vol. 27, No. 4: 589-605. 1992.
Bontis, N., W.C.C. Keow, and S. Richardson. Intellectual capital and Business Performance in
Malaysian Industries. Journal of Intellectual Capital. Vol. 1, No. 1: 85-100. 2000.
Deegan, C. Financial Accounting Theory. Sidney. McGraw-hill Book Company. 2004.
Erlina. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Kedua. USU Pres.
Medan. 2008.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang. 2005.
Harahap, S. S. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta. Rajagrafindo Persada. 2008.
219
Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1.
www.hepiprayudi.files.wordpress.com. 2009.
Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 19. www.scribd.com.
2009.
Priyatno, Dwi. Teknik Mudah Dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS.
Yogyakarta. Gava Media. 2010.
Pulic, A. Measuring the Performance of Intellectual Potential in Knowledge Economy. Paper
presented at the 2nd McMaster Word Congress on Measuring an Managing Intellectual
Capital by the Austrian Team for Intellectual Potential. avalaiable online at: www.vaicon.net. 1998.
Purnomosidhi, B. Praktik Pengungkapan Modal Intelektual pada Perusahaan Publik di BEJ.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 9, No. 1: 1-20. 2006.
Sawarjuwono, T dan A. P. Kadir. Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran, dan Pelaporan
(Sebuah Library Research). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 5, No. 1: 35-57. 2003.
Sholikhah, B., A. Rohman dan W. Meiranto. Implikasi Intellectual Capital Terhadap Finacial
Performance, Growth, dan Market Value: Studi Empiris Dengan Pendekatan Simplistic
Specification. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto: 13-14 Oktober. 2010.
Stewart,
T.
A.
Intellectual
Capital:
The
New
Wealth
of
Organization.
www.intellectualcapital.com. 1997.
Sutrisno. Manajemen Keuangan : Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta. Ekonisia. 2001.
Ulum, I, I. Ghozali, dan A. Chariri. Intellectual Capital dan Kinerja keuangan Perusahaan; Suatu
Analisis dengan Pendekatan Partial Least Square.Simposium Nasional Akuntansi.
Pontianak: 23-24 Juli. 2008.
Wernerfelt, B. A resource-based view on the firm. Strategic Management Journal 5 (2): 171180. 1984.
Widarjo, Wahyu. Penagruh Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal Intelektual pada Nilai
Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XIV. Aceh: 21-22 Juli. 2011.
Yuniasih, N, W, Dewa, G, W, dan I Dewa N, B. Eksplorasi Kinerja Pasar Perusahaan: Kajian
Berdasarkan Modal Intelektual (Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. 2010.
220
PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN, DAN
PENDAPATAN LAIN YANG DIANGGAP SAH TERHADAP
ALOKASI BELANJA DAERAH (STUDI PADA
PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN
SE-JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR PERIODE 2006-2010)
Niko Leo Patra
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAKSI
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh antara Pendapatan Asli Daerah,
Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain-lain yang dianggap Sah terhadap Alokasi Belanja Daerah se
Jawa Tengah dan se Jawa Timur (akhir periode) baik secara parsial maupun secara simultan.
Dalam penelitian ini Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain-lain yang
dianggap Sah ditempatkan sebagai variabel independen, dan Alokasi Belanja Daerah ditempatkan
sebagai variabel dependen. Subjek penelitian ini adalah pemerintah kabupaten se Jawa Tengah dan se
Jawa Timur periode 2006-2010. Jumlah sampel adalah 50 sampel dengan metode adjustment sampling.
Metode analisis data yang digunakan adalah Uji Asumsi Dasar, Uji Asumsi Klasik dan Analisis Regresi
Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukan secara parsial bahwa, 2 variabel independen yaitu
Pendapatan Asli Daerah dan dana Perimbangan signifikan terhadap variabel dependent Alokasi Belanja
Daerah dan Pendapatn lain-lain yang dianggap sah mengalami tidak signifikan.
Sedangkan secara simultan ketiga sumber pendapatan yang menjadi variabel independent berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependent ( Alokasi Belanja Daerah ).
Kata Kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Dan Pendapatan Lain Yang Dianggap Sah,
Alokasi Belanja Daerah
Pendahuluan
Reformasi Sektor Publik Yang Disertai Adanya Tuntutan Demokratisasi Menjadi Suatu
Fenomena Global Termasuk Di Indonesia. Tuntutan Demokratisasi Ini Menyebabkan Aspek
Transparansi Dan Akuntabilitas. Kedua Aspek Tersebut Menjadi Hal Penting Dalam
Pengelolaan Pemerintah Termasuk Di Bidang Pengelolaan Keuangan Negara Maupun Daerah.
Akuntabilitas Publik Adalah Pemberian Informasi Dan Pengungkapan Seluruh Aktivitas Dan
Kerja Finansial Pemerintah Daerah Kepada Pihak-Pihak Yang Berkepentingan. Pengamat
Ekonomi, Pengamat Politik, Investor, Hingga Rakyat Mulai Memperhatikan Setiap Kebijakan
Dalam Pengelolaan Keuangan.
Pembiayaan Penyelenggaran Pemerintahan Berdasarkan Asas Desentralisasi Di Lakukan
Atas Beban Apbd. Dalam Rangka Penyelenggaran Pemerintahan Dan Pelayanan Kepada
Masyarakat Berdasarkan Asas Desentralisasi, Kepada Daerah Diberi Kewenangan Untuk
221
Memungut Pajak/Retribusi Dan Mengelola Sumber Daya Alam. Sumber Dana Bagi Daerah
Terdiri Dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan (Dbh, Dau, Dan Dak) Dan Pinjaman
Daerah, Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan. Tiga Sumber Pertama Langsung Dikelola Oleh
Pemerintah Daerah Melalui Apbd, Sedangkan Yang Lain Dikelola Oleh Pemerintah Pusat
Melalui Kerja Sama Dengan Pemerintah Daerah.
Jika Pemerintah Daerah Menetapkan Anggaran Belanja Pembangunan Lebih Besar Dari
Pengeluaran Rutin, Maka Kebijakan Ekspansi Anggaran Daerah Ini Akan Mendongkrak
Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Peningkatan Pelayanan Publik Secara Berkelanjutan Akan
Meningkatkan Sarana Dan Prasarana Publik, Investasi Pemerintah Juga Meliputi Perbaikan
Fasilitas Pendidikan, Kesehatan, Dan Sarana Penunjang Lainnya. Syaratan Fundamental Untuk
Pembangunan Ekonomi Adalah Tingkat Pengadaan Modal Pembangunan Yang Seimbang
Dengan Pertambahan Penduduk. Pembentukan Modal Tersebut Harus Didefinisikan Secara Luas
Sehingga Mencakup Pengeluaran Yang Sifatnya Meningkatkan Produktivitas.
Infrastruktur
Dan Sarana Prasarana Yang Ada Di Daerah Akan Berdampak Pada Pertumbuhan Ekonomi
Daerah. Jika Sarana Dan Prasarana Memadai Maka Masyarakat Dapat Melakukan Aktivitas
Sehari – Harinya Secara Aman Dan Nyaman Yang Akan Berpengaruh Pada Tingkat
Produktivitasnya Yang Semakin Meningkat, Dan Dengan Adanya Infrastruktur Yang Memadai
Akan Menarik Investor Untuk Membuka Usaha Di Daerah Tersebut. Dengan Bertambahnya
Belanja Modal Maka Akan Berdampak Pada Periode Yang Akan Datang Yaitu Produktivitas
Masyarakat Meningkat Dan Bertambahnya Investor Akan Meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah.
Berdasarkan Perumusan Masalah Di Atas Maka Tujuan Dari Penelitian Ini Adalah Untuk
Memberikan Bukti Empiris :
1.
Untuk Membuktikan Secara Parsial Antara Pad, Dana Perimbangan Dan Pendapatan LainLain Yang Dianggap Sah Terhadap Alokasi Belanja Daerah Pemereintah Daerah
Kabupaten Se- Jawa Tengah Dan Jawa Timur .
2.
Untuk Membuktikan Secara Simultan Antara Pad, Dana Perimbangan Dan Pendapatan
Lain Yang Dianggap Sah Terhadap Alokasi Belanja Daerah Pemereintah Daerah Se- Jawa
Tengah Dan Jawa Timur.
Metode Penelitian
Pada Penelitian Ini Yang Menjadi Hipotesis Penelitiannya Adalah Sebagai Berikut :
H1: PAD Berpengaruh Signifikan Terhadap Alokasi Belanja Langsung
H2: Dana Perimbangan Berpengaruh Signifikan Terhadap Alokasi Belanja Langsung
H3: Pendapatan Lain Lain Yang Di Anggap Sah Berpengaruh Signifikan Terhadap Alokasi
Belanja Langsung
H4: PAD, Dana Perimbangan, Dan Pendapatan Lain Lain Yang Di Anggap Sah Berpengaruh
Signifikan Secara Simultan Terhadap Alokasi Belanja Langsung Belanja Daerah.
Tempat Penelitian Yang Digunakan Untuk Mengumpulkan Data Adalah Dilaksanakan Pada
Pemerintah Daerah Kabupaten Se- Jawa Tengah Dan Jawa Timur Penelitian Dilakukan Oleh
Penulis
Dengan
Mengambil
Data-Data
Laporan
Keuangan
Melalui
Internet
(Www.Djpk.Depkeu.Go.Id). Penelitian Dilakukan Mulai Dari November 2011 Sampai Dengan
24 Januari 2012. Jenis Data Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Adalah Data Kualititatif.Yaitu
Data Yang Berupa Sejarah Singkat Pemerintah Daerah, Struktur Organisasi Dan Kegiatan
Aktifitas Pemerintah Daerah. Laporan Keuangan Realisasi Anggaran Tahuan Pada Pemerintah
222
Daerah Kabupaten Se- Jawa Tengah Dan Jawa Timur Diantaranya, Pemkab Banyumas, Pemkab
Cilacap, Pemkab Jepara, Pemkab Kudus, Pemkab Magelang, Pemkab Semarang, Pemkab Gresik,
Pemkab Jember, Pemkab Sidoarjo Dan Pemkab Malang Periode 2006- 2010, Sebanyak 50 Data.
Dalam Penelitian Ini Metode Yang Digunakan Dalam Pengambilan Sampel Dengan Metode
Purposive Sampling. Jadi, Jumlah Sampel Keseluruhan Pada Pemerintah Daerah Kabupaten SeJawa Tengah Dan Jawa Timur Periode 2006-2010 Sebanyak 50 Sampel.
Metode Analisa Data
Metode Analisis Data Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Adalah Ols (Ordinary Least
Square) Atau Lebih Dikenal Dengan Analisis Regresi. Penelitian Ini Menggunakan Analisis
Regresi Berganda Karena Jumlah Variabel Independennya Lebih Dari Dua. Alat Yang
Digunakan Dalam Mengolah Data Dalam Penelitian Ini Adalah Komputer.
Berikut Ini Adalah Metode Analisis Datanya Sebagai Berikut:
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menguji Apakah Dalam Sebuah Model Regresi, Variabel Dependent, Variabel
Independent, Atau Keduanya Mempunyai Distribusi Normal Atau Tidak. Model Regresi
Yang Baik Adalah Distribusi Data Normal Atau Mendekati Normal.
2. Uji Multikolinieritas
Menguji Apakah Pada Model Regresi Ditemukan Adanya Korelasi Antar Variabel
Independent. Jika Terjadi Korelasi, Maka Dinamakan Terdapat Problem Multikolinieritas
(Multikol). Model Yang Baik Seharusnya Tidak Terjadi Korelasi Diantara Variabel
Independent. Ada Tidaknya Multikolinier Dapat Dilihat Pada Besarnya Nilai Vif (Variance
Inflation Factor). Apabila Harga Vif Lebih Besar Dari 5 (Vif > 5), Mengindikasikan
Variabel Tersebut Mempunyai Multikolinier Dengan Variabel Independent Lainnya.
3. Uji Heteroskedastisitas
Menguji Apakah Dalam Suatu Model Regresi Terjadi Ketidaksamaan Varians Dari Residual
Dari Satu Pengamatan Ke Pengamatan Yang Lain Tetap, Maka Disebut Homoskedastisitas.
Apabila Varians Berbeda, Disebut Heteroskedastisitas. Model Regresi Yang Baik Adalah
Tidak Terjadi Heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi Digunakan Untuk Mengetahui Ada Atau Tidaknya Penyimpangan Asumsi
Klasik Autokorelasi, Yaitu Korelasi Yang Terjadi Antara Residual Pada Suatu Pengamatan
Dengan Pengamatan Lain Pada Model Regresi. Prasyaratnya Adalah Tidak Adanya
Autokorelasi Dalam Model Regresi.
Analisis Regresi
Uji Regresi Digunakan Untuk Meramalkan Suatu Variabel (Variabel Dependent) Besar Suatu
Variabel Atau Beberapa Variabel Lain (Variabel Independent) Dalam Suatu Persamaan Linier.
Adapun Bentuk Persamaan Regresi Liniernya Adalah Sebagai Berikut:
Y = A + B1 X1 + B2x2 + B3x3 + E
Dimana:
Y
= Belanja Daerah
A
= Konstanta Atau Nilai Y, Apabila X1=X2=X3=0
B1,B2,B3 = Koefisien Regresi
X1
= Pendapatan Asli Daerah
223
X2
= Dana Perimbangan
X3
= Pendapatan Lain-Lain Yang Dianggap Sah
(+) Atau (-) = Tanda Yang Menunjukkan Arah Hubungan Antara Y Dan Xi
E
= Error Term
a. Uji T
Pengujian Ini Digunakan Untuk Membuktikan Apakah Koefisien Regresi Tersebut
Mempunyai Pengaruh Yang Signifikan Atau Tidak Secara Parsial Antara Variabel
Independent (X) Terhadap Variabel Dependent (Y).
Dasar Pengambilan Keputusan:
1. Jika T Hitung > T Tabel, Maka Mempunyai Pengaruh Yang Signifikan.
2. Jika T Hitung < T Tabel, Maka Tidak Mempunyai Pengaruh Yang Signifikan.
Atau
1.
Jika Sig. > Α (0,05), Maka Koefisien Regresi Tidak Signifikan.
2.
Jika Sig. < Α (0,05), Maka Koefisien Regresi Signifikan.
b. Uji F
Pengujian Ini Digunakan Untuk Mengetahui Apakah Koefisien Regresi Tersebut
Mempunyai Pengaruh Yang Signifikan Atau Tidak Secara Bersama-Sama Antara Variabel
Independent (X) Terhadap Variabel Dependent (Y).
Dasar Pengambilan Keputusan:
1.
Jika F Hitung > F Tabel, Maka Mempunyai Pengaruh Yang Signifikan.
2.
Jika F Hitung < F Tabel, Maka Tidak Mempunyai Pengaruh Yang Signifikan.
Atau
1.
Jika Sig. > Α (0,05), Maka Koefisien Regresi Tidak Signifikan.
2.
Jika Sig. < Α (0,05), Maka Koefisien Regresi Signifikan.
Hasil Dan Pembahasan
Descriptive Statistics
Abl
Pad
Dp
Pl
Mean
Std. Deviation
N
980473.40
106251.16
768028.80
58219.52
278606.059
48687.563
191111.965
20401.833
50
50
50
50
Sumber: Data Sekunder Diolah
Analisis :
1. Nilai Rata-Rata Abl (Alokasi Belanja Langsung) Adalah 980473,40 Dengan Standar Deviasi
Sebesar 278606.059.
2. Nilai Rata-Rata Pad (Pendapatan Asli Daerah) Adalah 106251,16 Dengan Standar Deviasi
Sebesar 48687,563
224
3. Nilai Rata-Rata Dp (Dana Perimbangan) Adalah 768028,80 Dengan Standar Deviasi
Sebesar 191111,965.
4. Nilai Rata-Rata Pl (Pendapatan Lain-Lain Yang Dianggap Sah) Adalah 58219,52 Dengan
Standar Deviasi Sebesar 20401,833.
Hasil Perhitungan Analisis Regresi Linear Berganda Dilakukan Dengan Bantuan Computer
Program Spss For Windows Realease 16.0
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
1(Constant)
-46508.985
73491.792
Pad
2.200
.376
Dp
1.010
.092
Pl
.303
.808
Collinearity Statistics
T
Sig.
Tolerance
Vif
-.633
.530
.385
5.855
.693
10.934
.000
.657
1.523
.000
.706
1.417
.022
.375
.710
.810
1.235
A. Dependent Variable: Abl
Sumber : Data Sekunder Diolah
Analisis :
Berdasarkan Tabel Diatas, Dapat Dilihat Nilai Vif Variabel Independent Yaitu Pad, Dp Dan Pl
Memiliki Nilai Masing-Masing Sebesar 1,532 , 1,417 Dan 1,235. Ketiganya Lebih Kecil Dari 10.
Maka Dapat Disimpulkan Bahwa Model Regresi Tidak Terdapat Masalah Multikolinearitas.
Model Summaryb
Model R
Adjusted
R Square Square
1
.933a
.870
.861
A. Predictors: (Constant), Pl, Dp, Pad
B. Dependent Variable: Abl
R Std. Error Of DurbinThe Estimate Watson
103785.237
1.374
Berdasarkan Tabel 5.3 Diatas, Hasil Pengujian Autokorelasi Dengan Menggunakan Durbin
Watson Menunjukkan Angka 1,374. Karena Nilai D-W Diantara -2 Sampai +2 Dengan Demikian
Dapat Disimpulkan Bahwa Model Regresi Tidak Terjadi Autokorelasi Atau Model Regresi
Memenuhi Persyaratan Asumsi Klasik Tentang Autokorelasi.
225
Model Summaryb
Model R
Adjusted
R Square Square
R Std. Error Of DurbinThe Estimate Watson
1
.933a
.870
.861
A. Predictors: (Constant), Pl, Dp, Pad
B. Dependent Variable: Abl
103785.237
1.374
Berdasarkan Tabel 5.4 Diatas, Angka Koefisien Korelasi (Adjusted R Square) Sebesar 0,861
Menunjukkan Bahwa Pengaruh Antara Variabel Independen Yaitu Pendapatan Asli Daerah,
Dana Perimbangan Dan Pendapatan Lain-Lain Yang Dianggap Sah Dengan Variabel Dependen
Yaitu Alokasi Belanja Daerah Adalah Kuat Karena Memiliki Nilai Koefisien Korelasi Diatas
0,05.Dan Selebihnya Dipengaruhi Oleh Faktor Lain.
Kesimpulan: H0 Diterima, Ha Ditolak Artinya Tidak Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Antara
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan Dan Pendapatan Lain-Lain Yang Dianggap Sah
Dengan Alokasi Belanja Daerah.
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-46508.985
73491.792
Pad
2.200
.376
Dp
1.010
Pl
.303
Collinearity Statistics
T
Sig.
-.633
.530
Tolerance
Vif
.385
5.855
.000
.657
1.523
.092
.693
10.934
.000
.706
1.417
.808
.022
.375
.710
.810
1.235
A. Dependent Variable: Abl
Sumber : Data Sekunder Diolah
Pada Tabel 5.5 Berdasarkan Nilai Signifikan Untuk Hasil Pengujian Hipotesis Diatas
Menunjukkan Bahwa Pendapatan Asli Daerah Memiliki Tingkat Signifikan 0,000 Karena Lebih
Kecil Dari Tingkat Signifikan 0,05.Dari Hasil Analisis Diatas Merupakan Laba Memiliki
Pengaruh Kesimpulan: Ho1 Ditolak Dan Ha1 Diterima Artinya Terdapat Pengaruh Yang
Signifikan Antara Pendapatan Asli Daerah Terhadap Alokasi Belanja Daerah. Pada Tabel 5.5
Berdasarkan Nilai Signifikan Untuk Hasil Pengujian Hipotesis Diatas Menunjukkan Bahwa
Dana Perimbangan Memiliki Tingkat Signifikan 0,000 Karena Lebih Kecil Dari Tingkat
Signifikan 0,05. Kesimpulan: Ho1 Ditolak Dan Ha1 Diterima Artinya Terdapat Pengaruh Yang
Signifikan Antara Dana Perimbangan Terhadap Alokasi Belanja Daerah. Dari Hasil Analisa
Diatas Dapat Diasumsikan Bahwa Dana Perimbangan Berpengaruh Signifikan Terhadap Alokasi
Belanja Daerah, Karena Kualitatif Yang Dikeluarkan Dari Sumber Pendapatan Ini Sangat
Dominan Dibandingkan Sumber Pendapatan Yang Lain.Disini Pula Terlihat Bahwa Pemerintah
Daerah Lebih Menagndalkan Dana Perimbangan Yang Merupakan Dana Transfer Dari
Pemerintah Pusat Tiap Tahunnya. Pada Tabel 5.5 Berdasarkan Nilai Signifikan Untuk Hasil
226
Pengujian Hipotesis Diatas Menunjukkan Bahwa Pendapatan Lain-Lain Yang Dianggap Sah
Memiliki Tingkat Signifikan 0,710 Karena Lebih Besar Dari Tingkat Signifikan 0,05.
Kesimpulan: Ho3 Diterima Dan Ha3 Ditolak Artinya Tidak Terdapat Pengaruh Yang Signifikan
Antara Pendapatan Lain- Lain Yang Dianggap Sah Terhadap Alokasi Belanja Daerah. Tidak
Adanya Pengaruh Yang Signifikan Antara Pendapatan Lain- Lain Yang Dianggap Sah Terhadap
Alokasi Belanja Daerah Dikarenakan Sumber Pendapatan Ini Dilakukan Dengan Melakukan
Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Pusat, Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lain,
Pinjaman Kepada Lembaga Keuangan, Pinjaman Kepada Masyarakat, Dan Juga Bisa Dengan
Menerbitkan Obligasi Daerah Yangtidak Terlalu Diprioritaskan Dalam Pemasukannya.
Anovab
Sum
Squares
Model
1
Of
Df
Mean Square F
Sig.
Regression 3.308e12
3
1.103e12
.000a
Residual
4.955e11
46
1.077e10
Total
3.803e12
49
102.369
A. Predictors: (Constant), Pl, Dp, Pad
B. Dependent Variable: Abl
Sumber: Data Sekunder Diolah
Berdasarkan Tabel 5.6 Diatas, Hasil Uji F Menujukkan Bahwa Nilai Signifikan Sebesar
0,000 Karena Nilai Signifikan Lebih Kecil Dari 0,05. Kesimpulan: Ho4 Ditolak Dan Ha4
Diterima, Artinya Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Antara Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan Dan Pendapatan Lain-Lain Yang Dianggap Sah Terhadap Alokasi Belanja Daerah
Secara Simultan.
Terdapatnya Pengaruh Antara Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan Dan Pendapatan
Lain-Lain Yang Dianggap Sah Terhadap Alokasi Belanja Daerah Secara Simultan Karena
Ketiga Variabel Tersebut Dapat Mempengaruhi Pengalokasian Belanja Daerah Di Setiap
Periodenya, Dan Menjadi Tolak Ukur Dalam Pengambilan Keputusan Yang Akan Dilakukan
Pemerintah Daerah.
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model
B
Std. Error
1(Constant)
-46508.985
73491.792
Pad
2.200
.376
Dp
1.010
.092
Pl
.303
.808
A. Dependent Variable: Abl
Sumber : Data Sekunder Diolah
227
Berdasarkan Tabel 5.7 Diatas, Maka Persamaan Regresi Berganda Adalah Sebagai Berikut:
Abl = -46508,985+2,200 Pad + 1,010 Dp + 0,303 Pl
Dari Persamaan Regresi Diatas Maka Dapat Diinterpretasikan Sebagai Berikut :
1. Ini Berarti Jika Semua Variable Bebas Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Dan
Pendapatan Lain - Lain Memiliki Nilai Nol (0) Maka Nilai Terikat Variable Alokasi Belanja
Daerah Sebesar Rp – 4.650.898.500.000.
2. Nilai Koefisien Regresi Pendapatan Asli Derah Sebesar 2,200. Hal Ini Mengandung Arti
Bahwa Setiap Kenaikan Pendapatan Asli Daerah Satu Satuan Maka Variable Alokasi Belanja
Daerah Akan Naik Sebesar Rp 2.200.000.000 Dengan Asumsi Bahwa Variable Bebas Yang
Lain Dari Model Regresi Seperti Dana Perimbangan Dan Pendapatan Lain – Lain Yang
Dianggap Sah Adalah Tetap.
3. Nilai Koefisien Regresi Dana Perimbangan Sebesar 1,010. Hal Ini Mengandung Arti Bahwa
Setiap Kenaikan Dana Perimbangan Satu Satuan Maka Variable Alokasi Belanja Daerah
Akan Naik Sebesar Rp 1.010.000.000 Dengan Asumsi Bahwa Variable Bebas Yang Lain
Dari Model Regresi Seperti Pendapatan Asli Daerah Dan Pendapatan Lain – Lain Yang
Dianggap Sah Adalah Tetap.
4. Nilai Koefisien Regresi Pendapatan Lain – Lain Yang Dianggap Sah Sebesar 0.303. Hal Ini
Mengandung Arti Bahwa Setiap Kenaikan Pendapatan Lain – Lain Yang Dianggap Sah Satu
Satuan Maka Variable Alokasi Belanja Daerah Akan Naik Sebesar Rp 303.000.000 Dengan
Asumsi Bahwa Variable Bebas Yang Lain Dari Model Regresi Seperti Pendapatan Asli
Daerah Dana Perimbangan Adalah Tetap.
Kesimpulan
Pengujian Ini Dalam Penelitian Ini Menghasilkan Beberapa Kesimpulan Yang Dapat Menjadi
Acuan Dalam Pengambilan Keputusan Dalam Berinvestasi, Hasil Kesimpulan Yang Diperoleh
Yaitu:
1. Dalam Analisis Secara Parsial Dari Hasil Uji Untuk Pendapatan Asli Daerah Menujukkan
Tingkat Signifikan 0,000 Karena Tingkat Signifikan Kurang Dari 0,05. Kesimpulan: Ho1
Ditolak Dan Ha1 Diterima Artinya Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Antara Pendapatan
Asli Daerah Terhadap Alokasi Belanja Daerah..
2. Dalam Analisis Secara Parsial Dari Hasil Uji Untuk Dana Perimbangan Menujukkan Tingkat
Signifikan 0,000 Karena Tingkat Signifikan Kurang Dari 0,05. Kesimpulan: Ho1 Ditolak Dan
Ha1 Diterima Artinya Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Antara Dana Perimbangan
Terhadap Alokasi Belanja Daerah..
3. Dalam Analisis Secara Parsial Dari Hasil Uji Untuk Pendapatan Lain-Lain Yang Dianggap
Sah Menujukkan Tingkat Signifikan 0,710 Karena Tingkat Signifikan Lebih Besar Dari 0,05.
Kesimpulan: Ho3 Diterima Dan Ha3 Ditolak Artinya Tidak Terdapat Pengaruh Yang
Signifikan Antara Pendapatan Lain- Lain Yang Dianggap Sah Terhadap Alokasi Belanja
Daerah
Dalam Analisis Secara Simultan Dari Hasil Uji F Untuk Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan Dan Pendapatan Lain-Lain Yang Dianggap Sah Terhadap Alokasi Belanja Daerah
Menunjukkan Tingkat Signifikan 0,000 Karena Tingkat Signifikan Lebih Kecil Dari 0,05.
Kesimpulan: Ho4 Ditolak Dan Ha4 Diterima, Artinya Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Antara
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan Dan Pendapatan Lain-Lain Yang Dianggap Sah
Terhadap Alokasi Belanja Daerah Secara Simultan.
228
Saran
Berdasarkan Hasil Penelitian Yang Dilakukan, Maka Penulis Memberikan Saran Sebagai
Berikut:
1. Bagi Aparat Pemerintah Daerah
Aparat Pemerintahan Daerah Harus Memaksimalkan Pendapatam Asli Daerahnya Sendiri
Dibandingkan Harus Menunggu Dana Transfer Dari Pemerintah Pusat, Begitu Juga Harus
Mengoptimalkan
Sumber
Pendapatan
Dalam
Bentuk
Segi
Pembangunan,
Pendidikan,Kebudayaan, Pariwisata Dan Lain-Lain Yang Manfaatnya Dapat Dirasakan Oleh
Setiap Individu Masyarakat Terhadap Pengalokasian Belanja Daerah Di Setiap Periodenya
2. Bagi Akademik
Bagi Setiap Pihak Akademik Disarankan Untuk Menjadikan Akuntansi Pemerintahan
Menjadi Salah Satu Konsep Pembelajaran Utama Yang Akan Didapatkan Manfaatnya Oleh
Setiap Individu Mahasiswa.
Ucapan Terimakasih
Selesainya Pembuatan Jurnal Ilmiah Ini Berkat Bantuan Dari Berbagai Pihak Oleh Karena Itu,
Pada Kesempatan Ini Penulis Ingin Menyampaikan Rasa Terima Kasih Yang Tulus Dengan
Penuh Rasa Hormat Kepada “
1. Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma Ap, Mba, Selaku Rektor Universitas Esa Unggul.
2. Ibu Prof. Dr. Lia Amalia, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul.
3. Bapak Daulat Freddy, Drs,Ak. Mm, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Dan Selaku
Ketua Jurusan Akuntasi Universitas Esa Unggul.
4. Bapak Daulat Freddy, Drs,Ak. Mm, Selaku Dosen Pembimbing Materi Dan Teknis Yang
Telah Memberikan Bimbingan Dan Pengarahan Dalam Penulisan Skripsi Ini Pada Fakultas
Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Esa Unggul.
5. Segenap Dosen Dan Staff Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Yang Telah
Membekali Penulis Dengan Ilmu Pengetahuan Selama Ini.
6. Kedua Orang Tua Tercinta Yang Selama Ini Memberikan Dukungan, Doa, Nasihat-Nasihat,
Semangat, Cinta Kasih, Materil Dan Moril Serta Kerja Kerasnya Sehingga Penulis Mampu
Menjalani Hidup Ini Dengan Perasaan Senang, Senyum, Dan Tanpa Beban.
7. Kepada Kedua Adik-Adik Saya Yang Telah Memberikan Doa, Semangat, Dukungan,
Restu, Kasih Sayang, Bimbingan Serta Dukungan Materil Yang Tiada Hentinya Kepada
Penulis Agar Dapat Menyelesaikan Skripsi Ini Dengan Sebaik- Baiknya.
Daftar Pustaka
Bastian Indra, Sistem Akuntansi Sektor Publik, Salemba Empat, Jakarta, 2003
Halim Abdul, Akuntansi Keuangan Daerah, Salemba Empat, Jakarta, 2007
Herdiawan Deddi, Akuntansi Pemerintah, Salemba Empat. Jakarta, 2007
Nordiawan Deddi, Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta, 2006
Pemerintah Indonesia, Undang-Undang Ri No. 22 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesepuluh, Bandung, Cv.Alfabeta, 2007
Soekarwo , Berbagai Permasalahan Keuangan Daerah, Grafindo, Jakarta, 2003
229
ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN METODE PENYUSUTAN
ASET TETAP MENURUT AKUNTANSI DAN PERPAJAKAN SERTA
PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk
Rizka Kahilah
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRACT
Method of Depreciation (depreciation) is a method used to calculate depreciation of fixed assets
in each accounting period. Method of accounting is a method of depreciation according to
straight line, double declining balance method, the method of the total number of years, the
method of hours of services, methods of production unit rate method group / composite and
method of annuities. Meanwhile, according to the tax depreciation method is straight-line
method and double declining balance method. The use of different depreciation methods will
yield different profits for the company.
This study aims to determine the depreciation method used PT. Kimia Farma (Persero)Tbk in
accordance with GAAP and taxation as well as its influence on reporting comprehensive income
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Based on this research, the conclusion that the method of depreciation for fixed assets in the
form of buildings that made the company different from the tax so that there is a negative fiscal
correction due to the differences in depreciation methods.
Key words: method of depreciation, fixed assets, profit and loss
PENDAHULUAN
Dengan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan dan meningkatnya
perkembangan dunia usaha pada umumnya, maka hal ini mengharuskan perusahaan-perusahaan
untuk dapat bersaing dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Oleh karena
itu merupakan suatu keharusan bagi setiap perusahaan untuk melakukan perbaikan-perbaikan di
dalam perusahaan agar kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan seefisien mungkin
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Setiap perusahaan pasti memiliki aset tetap yang digunakan untuk memperlancar proses
produksi atau untuk menyediakan jasa bagi perusahaan dalam kegiatan normal perusahaan tidak
untuk dijual dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, jadi aset tetap merupakan sarana
bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Karena pentingnya aset tetap maka
230
perlu dilakukan suatu metode pengalokasian yang sistematis dan rasional atas biaya aset tetap
tersebut selama taksiran umur ekonomisnya. Pengalokasian biaya ini disebut penyusutan.
Untuk mendapatkan nilai pengalokasian harga perolehan tersebut sebagai biaya harus
dilakukan dengan teliti. Ketelitian biaya penyusutan ini akan mempengaruhi besarnya biaya laba
rugi perusahaan setiap periode. Apabila penyusutan tidak dihitung dengan teliti maka jumlah
laba rugi perusahaan juga menjadi salah. Disamping itu, perhitungan penyusutan yang biasanya
dilakukan perusahaan tentunya berbeda dengan perhitungan penyusutan yang dikenakan oleh
pajak. Salah satu perbedaan ini disebabkan karena ada metode penyusutan yang diperkenakan
oleh akuntansi tidak diperkenakan menurut pajak besarnya dapat berbeda. Salah satu perbedaan
tersebut disebabkan karena perhitungan penyusutan. Sehingga akan terjadi koreksi fiskal.
Menurut Firdaus A Dunia mendefinisikan aset tetap adalah aset yang diperlukan untuk
digunakan dalam kegiatan perusahaan dalam jangka waktu yang lebih dari satu tahun, tidak
dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan dan merupakan
pengeluaran yang nilainya besar atau material. Menurut Pahala Nainggola, definisi aset / harta
perusahaan yang digunakan dalam proses menghasilkan pendapatan. Harta tersebut memiliki
usia pakai dan usia teknis atau umur ekonomis lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.17 definisi penyusutan
adalah alokasi jumlah suatu aset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang
diestimasikan. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Menurut Hardono Mardianto definisi penyusutan adalah
alokasi atas harga perolehan suatu harga aset tetap karena hanya merupakan alokasi
(penyebaran) beban, tidak ada lagi kas yang keluar pada saat pembebanan (penyusutan
ditetapkan untuk suatu periode tertentu).
Perumusan Masalah
1. Apakah perhitungan biaya penyusutan aset tetap pada Kantor Pusat PT. Kimia Farma sesuai
dengan PSAK dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku ?
2. Bagaimana pengaruhnya perhitungan biaya penyusutan aset tetap berdasarkan akuntansi dan
perpajakan terhadap laporan laba rugi perusahaan ?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perhitungan biaya penyusutan aset tetap pada Kantor Pusat PT Kimia
Farma terhadap PSAK dan peraturan perundang-undangan perpajakan
2. Untuk mengetahui pengaruh perhitungan biaya penyusutan aset tetap menurut akuntansi dan
perpajakan terhadap laporan laba rugi Kantor Pusat PT Kimia Farma.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini menjadi sarana untuk mengimplementasikan pengetahuan – pengetahuan yang
penulis dapat semasa kuliah dan menambah pengetahuan tentang penyusutan aset tetap dan
pengaruhnya terhadap laporan laba rugi perusahaan.
231
2. Bagi Perusahaan
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, mengevaluasi kembali kinerja perusahaan dalam
proses perhitungan penyusutan asset tetap yang berpengaruh terhadap laporan laba rugi
perusahaan.
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau referensi yang berguna bagi
pembaca serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca lain dalam hal
pengadaan aset tetap.
METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kantor pusat PT.Kimia Farma(Persero)Tbk dijalan Veteran No. 9
Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan pada tanggal 8 November 2011 – 13 Januari 2012.
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan penulis adalah metode analisis deskriptif kualiltatif
yaitu metode analisis data dengan menguraikan informasi-informasi berdasarkan fakta yang
diperoleh dari perusahaan dengan sejelas-jelasnya. Analisis deskriptif kualitatif yang dilakukan
dengan menganalisis perhitungan beban penyusutan berdasarkan PSAK dan perpajakan serta
pengaruhnya terhadap laporan laba rugi.
Definisi Operasional Variabel
1. Aset Tetap adalah harta milik perusahaan digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan
dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
2. Penyusutan adalah proses pengalokasian harga perolehan aset tetap menjadi biaya selama
masa manfaat aset tetap tersebut.
3. Metode Penyusutan adalah cara yang digunakan perusahaan untuk menghitung biaya
penyusutan aset tetap.
4. Laporan Laba Rugi adalah laporan laba rugi memperlihatkan hasil kegiatan perusahaan PT
Kimia Farma(Persero)Tbk, selama satu tahun dan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu
perusahaan.
5. Laba Kena Pajak adalah laba bersih PT Kimia Farma (Persero)Tbk, dari aktivitas biaya
sebelum pajak penghasilan kena pajak.
6. Koreksi Fiskal adalah koreksi yang dilakukan PT Kimia Farma (Persero)Tbk untuk
mengetahui perbedaan waktu maupun perbedaan permanen tetap.
7. Laba Setelah Pajak adalah laba bersih yang diperoleh PT Kimia Farma(Persero)Tbk yang
telah dikurangi dengan pajak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyusutan aset tetap PT. Kimia Farma dilakukan selama masa manfaat aset tetap
tersebut untuk kendaraan dan peralatan menggunakan metode saldo menurun ganda, sedangkan
untuk bangunan menggunakan metode garis lurus. Aset tetap disusutkan tiap periode akuntansi
akan menghasilkan beban penyusutan yang akan mengurangi pendapatan dan mempengaruhi
232
penyajian laporan laba rugi perusahaan. Selain itu, besar kecilnya penyusutan ditentukan oleh
faktor metode penyusutan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan Perpajakan.
1. Metode Penyusutan Kendaraan Komersial dan Fiskal
Harga
Tahun
Perolehan
Tarif
2006 106.500.000,00 25%
2007
90.968.750,00 25%
2008
68.226.562,50 25%
2009
51.169.921,88 25%
2010
38.377.441,41 25%
Sumber : Data yang diolah
Biaya
Penyusutan
15.531.250,00
22.742.187,50
17.056.640,63
12.792.480,47
9.594.360,35
Akumulasi
Penyusutan
15.531.250,00
38.273.437,50
55.330.078,13
68.122.558,60
77.716.918,95
Nilai Buku
90.968.750,00
68.226.562,50
51.169.921,88
38.377.441,41
28.783.081,05
Dari hasil data perhitungan penyusutan kendaraan Mitusbishi L 300 + Box untuk tahun
pertama dengan harga perolehannya sebesar Rp 106.500.000 diperoleh pada bulan 6 yaitu
bulan Juni, sehingga perhitungan biaya penyusutannya adalah 7/12 x 25% x Rp.106.500.000
= Rp.15.531.250. Nilai buku tahun pertama yaitu Rp.106.500.000 – Rp.15.531.250 =
Rp.90.968.750. Untuk tahun kedua biaya penyusutan diperoleh dari harga perolehan yaitu
Rp.90.968.750 x 25 % = Rp.22.742.187,5. Sedangkan untuk akumulasi penyusutan yaitu
Rp15.531.250 + Rp. 22.742.187,5 = Rp38.273.437,5 dan seterusnya sampai tahun 2010.
Untuk kendaraan tidak terdapat koreksi fiskal karena metode penyusutan yang digunakan
menurut akuntansi dan perpajakan sama.
2. Metode Penyusutan Peralatan Komersial dan Fiskal
Harga
Tahun
Perolehan
2008
12.907.440.00
2009
11.294.010,00
2010
5.647.005,00
Sumber : data yang diolah
Tarif
50%
50%
50%
Biaya
Penyusutan
1.613.430,00
5.647.005,00
2.823.502,50
Akumulasi
Penyusutan
1.613.430,00
7.260.435,00
10.083.937,50
Nilai Buku
11.294.010,00
5.647.005,00
2.823.502,50
Dari hasil data perhitungan penyusutan atas peralatan Notebook Toshiba Satelite M
300 A4 15 harga perolehannya sebesar Rp 12.907.440 peralatan diperoleh pada bulan 10
yaitu bulan Oktober, sehingga perhitungan biaya penyusutannya adalah 3/12 x 50% x
Rp.12.907.440 = Rp 1.613.430.Untuk akumulasi penyusutan tahun pertama sama dengan
nilai biaya penyusutan sehingga akan diperoleh nilai buku tahun pertama yaitu Rp.
12.907.440 - Rp. 1.613.430 = Rp.11.294.010. Untuk tahun kedua biaya penyusutan yaitu
Rp.11.294.010 x 50%= Rp. 5.647.005. Sedangkan untuk akumulasi penyusutan diperoleh
dari akumulasi penyusutan tahun 2008 dijumlahkan dengan biaya penyusutan tahun 2009
yaitu Rp 1.613.430 + Rp. 5.647.005 = Rp 7.260.435 dan seterusnya sampai tahun 2010.
Untuk peralatan tidak terdapat koreksi fiskal karena metode penyusutan yang digunakan
menurut akuntansi dan perpajakan sama.
233
3. Metode Penyusutan Bangunan Komersial
Tahun
Penyusutan
(Rp)
2003
21.546.318,18
2004
21.546.318,18
2005
21.546.318,18
2006
21.546.318,18
2007
21.546.318,18
2008
21.546.318,18
2009
21.546.318,18
2010
21.546.318,18
Sumber: Data yang diolah
Akm Penyusutan
(Rp)
21.546.318,18
43.092.636,35
64.638.954,53
86.185.272,71
107.731.590,8
129.277.909,1
150.824.227,3
172.370.545,5
Nilai Buku
840.306.408,8
818.760.090,6
797.213772,5
775.667.454,3
754.121.136,1
732.574.817,9
711.028.499,7
689.482.181,5
Dari hasil data diatas dapat dilihat bahwa perhitungan penyusutan atas bangunan
APK KF 37 Perhitungan biaya penyusutan untuk tahun pertama dengan harga perolehannya
Rp. 861.852.727 dibagi dengan masa manfaat 40 tahun sehingga biaya penyusutan setiap
tahun jumlahnya sama yaitu Rp 21.546.318,18 . Akumulasi penyusutan pada tahun pertama
sama dengan biaya penyusutan sehingga akan diperoleh nilai buku tahun pertama yaitu Rp
861.852.727 – Rp 21.546.318,18 = Rp 840.306.408,8
Tahun
Penyusutan
(Rp)
2007
14.338.636,38
2008
14.338.636,38
2009
14.338.636,38
2010
14.338.636,38
Sumber : Data yang diolah
Akm Penyusutan
(Rp)
14.338.636,38
28.677.272,76
43.051.909,14
57.354.545,52
Nilai Buku
559.206.818,6
544.868.182,2
530.529545,9
516.190.909,5
Dari hasil data diatas dapat dilihat bahwa perhitungan penyusutan atas bangunan APK
KF 62 menggunakan metode garis lurus. Perhitungan biaya penyusutan untuk tahun pertama
dengan harga perolehannya Rp. 573.545.455 dibagi dengan masa manfaat 40 tahun sehingga
biaya penyusutan setiap tahun jumlahnya sama yaitu Rp 14.338.636,38. Akumulasi
penyusutan pada tahun pertama sama dengan biaya penyusutan sehingga akan diperoleh nilai
buku tahun pertama yaitu Rp 573.545.455 – Rp 14.338.636,38 = Rp 559.206.818,6
Tahun
Penyusutan
( Rp)
2008
96.996.980,05
2009
96.996.980,05
2010
96.996.980,05
Sumber : Data yang diolah
Akm Penyusutan
(Rp)
193.993.960,1
290.990.940,2
387.987.920,3
Nilai Buku
3.782.882.222
3.685.885.242
3.588.888.262
Dari hasil data diatas dapat dilihat bahwa perhitungan penyusutan atas bangunan
APK KF 07 menggunakan metode garis lurus. Perhitungan biaya penyusutan untuk tahun
pertama dengan harga perolehannya Rp. 3.879.879.202 dibagi dengan masa manfaat 40
234
tahun sehingga biaya penyusutan setiap tahun jumlahnya sama yaitu Rp 96.996.980,05.
Akumulasi penyusutan pada tahun pertama sama dengan biaya penyusutan sehingga akan
diperoleh nilai buku tahun pertama yaitu Rp 3.879.879.202 – Rp 96.996.980,05= Rp
3.782.882.222
4. Metode Penyusutan Bangunan Fiskal
Tahun
Penyusutan
2003
43.092.636
2004
43.092.636
2005
43.092.636
2006
43.092.636
2007
43.092.636
2008
43.092.636
2009
43.092.636
2010
43.092.636
Sumber : data yang diolah
Akm Penyusutan
43.092.636
86.185.279
129.277.915
172.370.551
215.463.187
258.555.823
301.648.459
344.741.095
Nilai Buku
818.760.091
775.667.455
732.574.819
689.482.183
646.389.547
603.296.911
560.204.275
517.111.639
Dari hasil data perhitungan penyusutan atas bangunan APK KF 37 dengan tarif 5%.
Perhitungan biaya penyusutan untuk tahun pertama dengan harga perolehannya Rp.
861.852.727dibagi dengan masa manfaat 20 tahun sehingga biaya penyusutan setiap tahun
jumlahnya sama yaitu Rp 43.092.636.Akumulasi penyusutan pada tahun pertama sama
dengan biaya penyusutan sehingga akan diperoleh nilai buku tahun pertama yaitu Rp
861.852.727 – Rp 43.092.636 = Rp 818.760.091.
Tahun
Penyusutan
2007
28.677.272
2008
28.677.272
2009
28.677.272
2010
28.677.272
Sumber : data yang diolah
Akm Penyusutan
28.677.272
57.354.559
86.031.831
114.709.103
Nilai Buku
544.868.183
516.190.911
487.513.639
458.836.367
Dari hasil data penyusutan atas bangunan APK KF 62 menggunakan metode garis
lurus dengan tarif 5%. Perhitungan biaya penyusutan untuk tahun pertama dengan harga
perolehannya Rp. 573.545.455 dibagi dengan masa manfaat 20 tahun sehingga biaya
penyusutan setiap tahun jumlahnya sama yaitu Rp 28.677.272 Akumulasi penyusutan pada
tahun pertama sama dengan biaya penyusutan sehingga akan diperoleh nilai buku tahun
pertama yaitu Rp 573.545.455 – Rp 28.677.272 = Rp 544.868.183.
Tahun
Penyusutan
2008
193.993.960
2009
193.993.960
2010
193.993.960
Sumber : data yang diolah
Akm Penyusutan
193.993.960
387.987.922
581.981.882
Nilai Buku
3.685.885.242
3.491.891.282
3.297.897.322
235
Dari hasil data perhitungan penyusutan atas bangunan APK KF 07 menggunakan
metode garis lurus dengan tarif 5%. Perhitungan biaya penyusutan untuk tahun pertama
dengan harga perolehannya Rp. 3.879.879.202 dibagi dengan masa manfaat 20 tahun
sehingga biaya penyusutan setiap tahun jumlahnya sama yaitu Rp 193.993.960. Akumulasi
penyusutan pada tahun pertama sama dengan biaya penyusutan sehingga akan diperoleh nilai
buku tahun pertama yaitu Rp 3.879.879.202 – Rp 193.993.960 = Rp 3.685.885.24
Perbedaan Biaya Penyusutan Bangunan Berdasarkan Komersial dan Fiskal
Aset Tetap
Bangunan APK KF Tahun 2003
Bangunan APK KF Tahun 2007
Bangunan APK KF Tahun 2008
Jumlah
Sumber : data yang diolah
Garis Lurus Komersial
Rp. 21.546.318,18
Rp. 14.338.636,38
Rp. 96.996.980,05
Rp. 132.881.934,6
Garis Lurus Fiskal
Rp. 43.092.636
Rp. 28.677.272
Rp. 193.993.960
Rp. 265.763.868
Perbedaan hasil perhitungan beban penyusutan antara komersial dengan fiskal akan
menimbulkan koreksi fiskal dalam laporan keuangan fiskal. Koreksi fiskal dianggap negatif
jika hasil koreksi mengurangi laba kena pajak, dan sebaliknya koreksi fiskal dianggap positif
jika hasil koreksi menambah laba kena pajak, berdasarkan perbedaan hasil perhitungan beban
penyusutan diatas, maka koreksi fiskal yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Garis Lurus Fiskal
Rp. 265.763.868
Sumber : Data yang diolah
Garis Lurus Komersial
Rp. 132.881.934,6
Koreksi Fiskal
Rp. 132.881.933,4
Nilai koreksi negatif fiskal atas perbandingannya adalah Rp. 132.881.933,4 (Rp
265.763.868 - Rp. 132.881.934,6 ). Koreksi ini terjadi atas perbedaan waktu pengakuan
beban, maka akan menimbulkan akun kewajiban pajak tangguhan yang akan diperhitungkan
dalam laporan laba rugi perusahaan periode berikutnya. Dengan melakukan rekonsiliasi
fiskal terlihat besarnya laba kena pajak menjadi Rp. 126.959.294.132, sehingga pajak
penghasilan terutang yang harus dibayar oleh PT. Kimia Farma(Persero)Tbk adalah :
25 % x Rp. 127.267.699.839
= Rp 31.816.924.959,75
236
Laporan Laba Rugi Komprehensif PT Kimia Farma (Persero) Tbk
Per 31 Desember 2010
Komersial
Koreksi Positif
Koreksi
Negatif
Fiskal
Penjualan Bersih
834.470.672.065
834.470.672.065
Beban Pokok Penjualan
514.100.990.238
514.100.990.238
Laba Kotor
320.369.681.827
320.369.681.827
Beban Usaha
220.373.216.786
Laba Usaha
99.996465.041
100.913.274.483
Penghasilan Beban lain-lain
26.354.425.356
26.354.425.356
Laba Bersih Sebelum Pajak
126.350.890.397
127.267.699.839
Beban (Manfaat Pajak)
31.816.924.959,75
Laba Bersih Setelah Pajak
Sumber : data yang diolah
94.533.965.437,25
916.809.400
219.456.407.334
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan maka peneliti menarik beberapa
kesimpulan dan memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak PT Kimia
Farma (Persero) Tbk sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam
menjalankan kegiatan perusahaannya.
a. Kesimpulan
Kesimpulan yang peneliti peroleh dari hasil penelitian dan pembahasan terhadap
penyusutan aset tetap pada PT Kimia Farma (Persero) Tbk menurut metode akuntansi dan
perpajakan serta pengaruhnya terhadap laporan laba rugi PT Kimia Farma (Persero) Tbk
adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan analisis yang peneliti lakukan perhitungan biaya penyusutan yang dilakukan
oleh perusahaan telah sesuai dengan PSAK dan Peraturan Perpajakan dan hasil
perhitungannya tidak terdapat kesalahan.
2. Perbedaan laba sebelum pajak perusahaan disebabkan karena adanya beda tetap dan beda
waktu sehingga perlu dilakukan koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal negatif. Untuk
Laba kena pajak komersial perusahaan adalah sebesar Rp. 126.350.890.379 yang
dikenakan pajak sebesar Rp. 31.816.924.959,75 sehingga laba setelah pajak perusahaan
adalah sebesar Rp. 94.533.965.437,25
b. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan yang telah diuraikan diatas, peneliti mencoba untuk
memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan dan bagi
PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Adapun saran – saran yang dapat penulis berikan adalah
sebagai berikut :
Kantor Pusat PT Kimia Farma sebaiknya dalam menghitung biaya penyusutan aset tetap
untuk bangunan menggunakan metode garis lurus dengan masa manfaat 20 tahun agar sesuai
dengan masa manfaat bangunan berdasarkan perpajakan.
237
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki, Intermediate Accounting, Edisi 9, BPFE- Yogyakarta, Yogyakarta, 2006
Dunia, Firdaus A, Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi, Edisi 3, Lembaga Penerbit FEUI, 2008
IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, 2009
Lubis, Irwansyah, Akuntansi dan Pelopor Pajak, Pt Elex Media Komputindo, Jakarta, 2009
Lumbantoruan, Sophar, Akuntansi Pajak, Edisi Revisi, Cetakan 8, PT Gramedia, Jakarta, 2006
Mardianto, Hardono, Intisari Manajemen Keuangan, PT. Gramedia Widiansarana Indonesia,
2009
Nainggola, Pahala, Cara Mudah Memahami Akuntansi, PPM, Jakarta, 2006
Rudianto, Pengantar Akuntansi, Erlangga, Jakarta, 2009
Suandry, Erly, Perencanaan Pajak, Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta, 2006
Waluyo, Akuntansi Pajak, Salemba Empat, Jakarta, 2007
238
MODEL PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI KPRI
(KARYA SWAKELOLA DINAS-DINAS TEKNIK) TIGARAKSA
KABUPATEN TANGERANG MENURUT PSAK No. 27 TAHUN 2009
Rulli Yuniarti Utama
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRACT
The Financial Cooperation Report must give the credible financial information about economic
resource, and the obligation including a fund of cooperation; give the credible financial
cooperation about the changing of economic research that happened when doing the enterprise
activity in order to get Sisa Hasil Usaha (SHU). The Financial report that is produced must
through the process called accountancy cycle and fulfill the quality standard of financial report.
According to Standar Akuntansi Keuangan Tahun 2009 that effective in Indonesia (PSAK No. 27
Tahun 2009), the financial cooperation report consists of The Calculation of Enterprise Result,
Balance, Cash Current Report, and Economic Promotion Report of Member.
Keywords: The Financial Cooperation Report, PSAK No. 27 Tahun 2009.
PENDAHULUAN
Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatan atas dasar prinsip koperasi dan kaidah ekonomi untuk
meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya masyarakat sekitarnya, sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.
Laporan keuangan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan yang dapat di mengerti oleh para pemakainya, terutama bagi pihak
yang berkepentingan atas laporan keuangan koperasi adalah calon anggota, anggota koperasi,
pengurus koperasi. Serta pihak lainnya mengharapkan laporan keuangan koperasi yang disusun
berdasarkan PSAK (Standar Akuntansi Keuangan), akan membuat informasi yang disajikan
menjadi lebih mudah di pahami, mempunyai relevan, keandalan, dan mempunyai daya banding
yang tinggi.
Harapan bahwa laporan keuangan dapat mencapai tujuannya dengan pengungkapan yang
jelas mengenai data akuntansi dan informasi lain yang relevan tidak sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya terjadi di lapangan. Adanya KPRI (Karya Swakelola Dinas-Dinas Teknik) Tigaraksa
Kabupaten Tangerang yang tidak mengungkapkan laporan arus kas maka tujuan Khusus dari
laporan keuangan itu sendri tidak dapat tercapai yaitu untuk menyajikan laporan posisi
keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar. Adapun tujuan atau
kepentingan pemakai terhadap laporan keuangan koperasi juga tidak dapat tercapai yaitu untuk
239
menilai pertanggungjawaban penggurus, menilai prestasi pengurus, menilai manfaat yang
diberikan koperasi terhadap anggotanya dan menilai kondisi keuangan koperasi.
Tidak adanya laporan arus kas yang terdiri dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan
juga akan berdampak bagi para pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan. Adanya
kesenjangan dan permasalahan yang muncul di lapangan, maka penelitian bermotivasi untuk
mengetahui efisiensi anggota dan partisipasi ekonomi anggota pada Koperasi KPRI (Karya
Swakelola Dinas-Dinas Teknik) Tigaraksa Kabupaten Tangerang, serta hubungannya dengan
kelengkapan pengungkapan yang wajib disampaikan.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan konsep bagi pelaksanaan kebijakan
manajemen koperasi mengenai efesiensi anggota dan partisipasi ekonomi anggota. Sehingga
dalam mengelola usahanya dapat lebih efisien dan meningkatkan kelengkapan pengungkapan
wajibnya sehingga tujuan laporan keuangan dapat terpenuhi.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, dapat dibuat perumusan
masalah, sebagai berikut :
1.
Apakah klasifikasi pencatatan account pada Koperasi KPRI “Karya Swakelola Dinas-Dinas
Tehnik” Tigaraksa Kabupaten Tangerang telah sesuai dengan PSAK No. 27 Tahun 2009?
2.
Apakah Format Laporan Keuangan pada Koperasi KPRI “Karya Swakelola Dinas-Dinas
Tehnik” Tigaraksa Kabupaten Tangerang telah sesuai dengan PSAK No. 27 Tahun 2009?
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui kesesuaian klasifikasi pencatatan account pada Koperasi KPRI “Karya
Swakelola Dinas-Dinas Tehnik” Tigaraksa Kabupaten Tangerang dengan PSAK No.27
Tahun 2009
2.
Untuk mengetahui kesesuaian format laporan keuangan pada Koperasi KPRI “Karya
Swakelola Dinas-Dinas Tehnik” Tigaraksa Kabupaten Tangerang dengan PSAK No.27
Tahun 2009
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian metode analisis deskriptif Kualitatif. Dalam metode
ini analisis dilakukan dengan cara membandingkan antara klasifikasi pencatatan dan laporan
Keuangan Koperasi KPRI “Karya Swakelola Dinas-Dinas Teknik” Tigaraksa Kabupaten
Tangerang dengan PSAK No.27 Tahun 2009, kemudian menginterprestasikan data yang telah di
analisis lalu dari hasil analisis tersebut dihubungkan dengan teori-teori yang telah ada,
selanjutnya akan dibuatkan suatu kesimpulan dari analisis perbandingan tersebut.
Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa variabel. Definisi operasional yang
perlu diketahui yaitu Laporan Keuangan adalah laporan pertanggung jawaban pengurus koperasi
atas hasil usaha koperasi pada satu periode tertentu dan posisi keuangan koperasi pada akhir
periode tersebut. Laporan keuangan koperasi terdiri neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus
kas, laporan promosi anggota dan catatan atas laporan keuangan.
240
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Perbandingan Laporan Keuangan :
1.
Perhitungan Hasil Usaha
Tabel 1 Laporan Hasil Usaha
Koperasi KPRI "Karya Swakelola Dinas-Dinas Tehnik"
Tigaraksa Kabupaten Tangerang
Laporan Hasil Usaha
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2011
Partisipasi
Bruto
Anggota :
Partisipasi Jasa Pinjaman Rp 151,240,000.00
Partisipasi Jasa Provisi
Rp
Total Partsipasi Bruto
Rp 151,240,000.00
Baban Bunga :
Beban Bunga
Rp
Partisipasi Neto Anggota
Rp 151,240,000.00
Beban Operasi :
Honor
Pengurus
Rp 58,450,000.00
Uang Lembur
Rp
300,000.00
Perlengkapan
Rp
925,000.00
Total Beban Operasi
Rp 59,675,000.00
Sisa
Hasil
Usaha
Rp 91,565,000.00
Pembahasan : Pada laporan menurut koperasi penyusunan perhitungan laba rugi, namun
pada evaluasi penulis bukan penyusunan perhitungan laba rugi melainkan perhitungan sisa
hasil usaha.
2.
Jurnal Penutup
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun jurnal penutup adalah sebagai berikut :
a.
Menutup Semua akun Pendapatan
Dengan cara mendebet akun pendapatan dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi.
Partisipasi Jasa Pinjaman
Rp. 151.240.000
Ikhtisar Laba rugi
Rp. 151.240.000
b. Menutup semua akun beban
Dengan cara mendebet akun ihktisar laba rugi dan mengkreditkan semua beban.
Ikhtisar Laba Rugi
Rp. 59.450.000
Honor Pengurus
Rp. 58.450.000
Uang Lembur
Rp.
300.000
Beban Perlengkapan
Rp.
925.000
241
c.
d.
Menutup Akun Ihtisar laba Rugi
Dengan cara mendebet akun Ikhtisar laba rugi dan mengkreditkan akun SHU sebesar
selisih antara pendapatan dan beban.
Ikhtisar laba rugi
Rp. 91.565.000
SHU
Rp. 91.565.000
Menutup akun-akun SHU
Dengan cara mendebet akun SHU dan mengkreditkan akun-akun yang merupakan
komponen untuk mengalokasikan SHU, yaitu akun-akun Dana dan Cadangan.
SHU
Rp. 91.565.000
SHU yang dibagikan
Rp. 91.565.000
Jika dalam AD/ART koperasi KPRI “Karya Swakelola Dinas-Dinas Tehnik”
Tigaraksa Kaupaten Tangerang di tentukan bahwa SHU yang di peroleh koperasi
selama suatu periode harus dialokasikan ke berbagai dana dan cadangan dengan
komposisi sebagai berikut :
Tabel 2 Pembagian Sisa Hasil Usaha
Dana Cadangan 15 %
Sisa Hasil Usaha (SHU) Anggota 60%
Sisa Hasil Usaha (SHU) Pengurus 10 %
Sisa Hasil Usaha (SHU) Pengawas 5 %
Dana Pendidikan 2,5 %
Sisa Hasil Usaha (SHU) Karyawan Koperasi
5%
Dana Sosial 2,5 %
Jumlah
13,734,750.00
54,939,000.00
9,156,500.00
4,578,250.00
2,289,125.00
4,578,250.00
2,289,125.00
91,565,000.00
Jurnal Pembagian Sisa Hasil Usaha :
Sisa Hasil Usaha (SHU) Rp. 91.565.000
Dana Cadangan
Rp. 13.734.750
Dana anggota
Rp. 54.934.000
Dana Pengurus
Rp. 9.156.500
Dana Pengawas
Rp. 4.578.250
Dana Pendidikan
Rp. 2.289.125
Dana Karyawan
Rp. 4.578.250
Dana Sosial
Rp. 2.289.125
Analisa :
Pada Akhir periode akuntansi, akuntan koperasi harus menutup buku akuntansi sebagai
tanda telah berakhirnya pencatatan dan pelaporan akuntansi untuk periode tersebut.
Proses penutupan buku suatu koperasi adalah dengan memindahkan akun-akun nominal
(semua akun laporan laba rugi) ke akun riil (semua akun neraca).
242
3.
Neraca
Tabel 3 Perbandingan Neraca
Koperasi KPRI "Karya Swakelola Dinas-Dinas Tehnik" Tigaraksa Kabupaten
Tangerang dengan Evaluasi Penulis
Keterangan
Neraca
Per 31 Desember 2011
Koperasi KPRI
"Karya
Swakelola
Dinas-Dinas
Evaluasi
Tehnik"
Penulis
Tigaraksa
Kabupaten
Tangerang
Selisih
Aktiva
Aktiva Lancar :
Kas
Simpanan Pokok di
PKPRI
Simpanan Wajib di
PKPRI
190,079,055
190,079,055
-
50,000
50,000
-
47,654,400
47,654,400
-
Piutang Anggota
846,254,070
846,254,070
-
Total Aktiva
Kewajiban dan
Kekayaan Bersih
Kewajiban :
1,084,037,525
1,084,037,525
-
Simpanan Sukarela
25,722,150
25,722,150
-
Simpanan Khusus
34,913,000
34,913,000
-
Smpanan Hari Raya
SHU Karyawan
Koperasi
45,800,000
45,800,000
-
-
4,578,250
4,578,250
SHU Anggota Koperasi
-
54,939,000
54,939,000
Dana Pendidikan
11,809,160
14,098,285
2,289,125
SHU Pengurus Koperasi
Dana Sosial
-
9,156,500
9,156,500
243
11,791,210
14,080,335
2,289,125
SHU Pengawas
-
4,578,250
4,578,250
Dana Kesehatan
14,451,000
14,451,000
-
Total Kewajiban
144,486,520
222,316,770
77,830,250
Ekuitas :
-
Simpanan Pokok
2,460,000
2,460,000
-
Simpanan Wajib
818,179,750
818,179,750
-
Cadangan
27,346,255
41,081,005
13,734,750
SHU-Periode Berjalan
91,565,000
-
91,565,000
Total Kewajiban
Total Kewajiban dan
Ekuitas
939,551,005
861,720,755
77,830,250
1,084,037,525
1,084,037,525
-
Pembahasan :
Perbedaan Laporan Keuangan di neraca
diantaranya sebagai berikut :
Koperasi dengan Evaluasi Penulis
a) Kewajiban
perbandingan kewajiban pada koperasi dengan evaluasi penulis di antaranya :
1) SHU (Sisa Hasil Usaha) Karyawan Koperasi
Pada laporan menurut koperasi tidak terdapat jumlah, karena jumlah SHU
Karyawa Koperasi dananya belum dibagi masih berada di SHU-Periode
berjalan. Namun pada evalusi penulis terdapat jumlah sebesar Rp. 4.578.250
dari 15% dana dari pembagian sisa hasil usaha yang di dapat.
2) SHU (Sisa Hasil Usaha) Anggota Koperasi
Pada laporan menurut koperasi tidak terdapat jumlah, karena jumlah SHU
Anggota Koperasi dananya belum dibagi masih berada di SHU-Periode
berjalan. Namun pada evaluasi penulis terdapat jumlah sebesar Rp.
54.939.000 dari 60% dana dari pembagian sisa hasil usaha yang di dapat.
3) Dana Pendidikan
Pada laporan menurut koperasi jumlah dana sebesar Rp. 11.809.160 berasal
dari tahun 2010, dana belum di tambah pada tahun 2011 di karenakan dana
masih berada di SHU-Periode berjalan. Namun pada evaluasi penulis jumlah
244
dana pendidikan sudah di tambah pada tahun 2011 dengan jumlah Rp.
2.289.125 dari 2,5% dana dari pembagian sisa hasil usaha yang didapat,
sehingga dana tersebut bertambah sebesar Rp. 14.098.285, dana yang berasal
dari tahun 2010 di tambah dengan tahun 2011.
4) SHU (Sisa Hasil Usaha) Pengurus Koperasi
Pada laporan menurut koperasi tidak terdapat jumlah, karena jumlah SHU
Pengurus Koperasi dananya belum dibagi masih berada di SHU-Periode
berjalan. Namun pada evaluasi penulis terdapat jumlah sebesar Rp. 9.156.500
dari 10% dana dari pembagian sisa hasil usaha yang di dapat.
5) Dana Sosial
Pada laporan menurut koperasi jumlah dana sebesar Rp. 11.791.210 berasal
dari tahun 2010, dana belum di tambah pada tahun 2011 di karenakan dana
masih berada di SHU-Periode berjalan. Namun pada evaluasi penulis jumlah
dana pendidikan sudah di tambah pada tahun 2011 dengan jumlah Rp.
2.289.125 dari 2,5% dana dari pembagian sisa hasil usaha yang didapat,
sehingga dana tersebut bertambah sebesar Rp. 14.080.335, dana yang berasal
dari tahun 2010 di tambah dengan tahun 2011.
6) SHU (Sisa Hasil Usaha) Pengawas
Pada laporan menurut koperasi tidak terdapat jumlah, karena jumlah SHU
Pengurus Koperasi dananya belum dibagi masih berada di SHU-Periode
berjalan. Namun pada evaluasi penulis terdapat jumlah sebesar Rp. 4.578.250
dari 5% dana dari pembagian sisa hasil usaha yang di dapat.
b)
c)
Ekuitas
perbandingan kewajiban pada koperasi dengan evaluasi penulis hanya di dana
cadangan : Pada laporan menurut koperasi jumlah dana sebesar Rp. 27.346.255
berasal dari tahun 2010, dana belum di tambah pada tahun 2011 di karenakan
dana masih berada di SHU-Periode berjalan. Namun pada evaluasi penulis jumlah
dana pendidikan sudah di tambah pada tahun 2011 dengan jumlah Rp. 13,734.750
dari 15% dana dari pembagian sisa hasil usaha yang didapat, sehingga dana
tersebut bertambah sebesar Rp. 41.081.006, dana yang berasal dari tahun 2010 di
tambah dengan tahun 2011.
Sisa Hasil Usaha
pada laporan menurut koperasi terdapat SHU-Periode berjalan. Pada evaluasi
penulis SHU-Periode berjalan tidak muncul lagi di laporan keuangan neraca,
karena sudah di alokasikan berbagai dana dan cadangan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pencatatan transaksi yang di susun oleh Koperasi KPRI “Karya Swakelola Dinas-Dinas
Tehnik” Tigaraksa Kabupaten Tangerang Tidak sesuai dengan PSAK No. 27 Tahun 2008
karena tidak memenuhi standar akuntansi kualitas laporan keuangan diantaranya tidak dapat
dipahami oleh pihak yang membutuhkan. Tidak dapat di uji karena tidak ada tahap
pencatatan transaksi di buku jurnal, namun muncul data di laporan keuangan tersebut. Data
245
tidak netral, karena pihak koperasi hanya berpihak pada tujuan umum pemakai. Daya
banding tidak ada, karena koperasi tidak membandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya atau dengan koperasi lain yang sejenis pada periode yg sama. Data kurang
lengkap karena tidak ada klasifikasi, susunan nya tidak sesuai, dan istilah dalam pencatatan
tidak layak dalam laporan keuangan.
2. Laporan Keuangan yang di susun oleh Koperasi KPRI “Karya Swakelola Dinas-Dinas
Tehnik” Tigaraksa Kabupaten Tangerang tidak sesuai dengan PSAK No. 27 Tahun 2009
karena tidak terdapat Laporan Arus Kas yang dimana memiliki aktivitas operasi, aktivitas
investasi, dan aktivitas pembiayaan, tidak terdapat pula Laporan Promosi Ekonomi Anggota
yang tidak menujukan manfaat ekonomi yang di terima oleh anggota koperasi selama satu
periode tertentu.
Saran
1.
2.
Setelah dilakukan kesimpulan mengenai pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan yang
sesuai dengan PSAK No 27 Tahun 2009, Maka penulis menyarankan Koperasi dalam
Pencatatan harus sesuai dengan Standar Kualitas Laporan Keuangan yang terdapat dalam
siklus akuntansi, dan Penyusunan laporan keuangan harus sesuai dengan standard an
ketentuan yang telah ditetapkan dalam PSAK No 27 Tahun 2009 dimana Keuangan
koperasi meliputi Perhitungan Hasil Usaha, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Laporan
Promosi Ekonomi Anggota.
Pemberikan Latihan Kepada Pengurus dan anggota tentang bagaimana tatacara penyusunan
Laporan Keuangan Koperasi, Hal ini untuk menambah pengetahuan bagi pengurus dan
anggota yang bersangkutan, sehingga penerapan dalam penyusunan Laporan Keuangan
dapat berjalan lebih baik dan akurat. Dan Koperasi tersebut senantiasa mengikuti
perkembangan peraturan-peraturan sistem akuntansi yang baru, sehingga koperasi tersebut
dapat bisa menjalankan kegiatannya lebih baik.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang dengan
tulus dan ikhlas membantu selama proses penyusunan penelitian ini baik secara moril dan
materil. Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul.
2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE, AK.MSi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Esa Unggul.
3. Bapak Drs. Daulat Freddy, Ak, MM, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Esa Unggul.
4. Bapak Rudianto selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan peneliti motivasi,
pengarahan dan bimbingannya.
5. Ibu Sri Handayani, SE, Ak, MM yang telah memberikan peneliti motivasi, pengarahan dan
mendoakan.
6. Bapak Musri.S Bendahara Koperasi KPRI “Karya Swakelola Dinas-Dinas Tehnik” yang
telah memberi penulis kesempatan untuk dapat melakukan penelitian di perusahaanya.
7. Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung, mendoakan,
membantu Peneliti dalam penyusunan penelitian.
246
Semoga semua budi baik yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan dari
Allah SWT. Tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, untuk itu peneliti menyadari betapa
penulisan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga masih ditemukan kekurangan
dan kesalahan didalamnya. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan tersebut. Akhir kata semoga
penulisan skripsi ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Penulis
mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyajian penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Charles T. Horngren, Horrison, Walter T. Akuntansi. Edisi 7, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2007.
Earl K. Stice, James D. Stice, Skouesen, K. Fred. Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta,
2007.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta 2009.
Ismawanto. Ekonomi, Jilid 2, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta 2009
.
Mn, Hydansyah. Prinsip Koperasi Rochdale dan ICA rujukan bagi keberadaan koperasi di
Indonesia, Marry The Night, 2011.
Partomo, Titik Sartika. Ekonomi Koperasi, Penerbit Ghalia Indonesia, Cimahi-Bogor, 2009.
Revrisond, Baswer. Koperasi Indonesia, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2000.
Rudianto. Akuntansi Koperasi, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2010.
Sugiyarso, Gervasius. Akuntansi Koperasi, Edisi Pertama, Penerbit CAPS, Yogyakarta, 2011.
Undang-Undang Koperasi Tahun 1992, Salemba Empat, 2010.
Winwin, Yadiati. Teori Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit Pernada Media Group, Jakarta, 2007.
247
ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI KURS Rp/USD, TINGKAT SUKU
BUNGA SBI, PERTUMBUHAN IHSG DAN PERTUMBUHAN
PROFIT TERHADAP PERTUMBUHAN HARGA SAHAM
PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk
Samuel
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fluktuasi kurs Rp/USD, tingkat suku bunga
SBI, pertumbuhan IHSG dan pertumbuhan profit terhadap pertumbuhan harga saham PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero)Tbk.
Investasi dapat ditanamkan di dua jenis investasi, yaitu jenis investasi aktiva keuangan
(financial investment) dan non-aktiva keuangan (non-financial investment). Investasi pada
saham termasuk investasi aktiva keuangan dimana investasi pada saham ini dipengaruhi oleh
faktor internal/mikro (pertumbuhan profit) dan eksterna/makro (fluktuasi kurs Rp/USD, tingkat
suku bunga SBI, pertumbuhan IHSG). Pada penelitian ini menggunakan metode analisis
regeresi linear berganda. Dari hasil penelitian ini diketahui fluktuasi kurs Rp/USD dan
pertumbuhan IHSG memiliki pengaruh secara signifikan.
Kata kunci : Harga Saham, Kurs Rp/USD, Suku Bunga SBI, IHSG, Profit
PENDAHULUAN
Pada saat ini investasi dapat ditanamkan di dua jenis investasi, yaitu jenis investasi aktiva
keuangan (financial investment) dan non-aktiva keuangan (non-financial investment).
Investasi pada saham termasuk investasi aktiva keuangan dimana investasi pada saham ini
dipengaruhi oleh faktor internal/mikro (pertumbuhan profit) dan eksterna/makro (fluktuasi kurs
Rp/USD, tingkat suku bunga SBI, pertumbuhan IHSG). Harga saham dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya faktor Internal (faktor mikro ekonomi)dan Eksternal (faktor makro
ekonomi).setiap faktor memiliki risiko. Risiko yang ditimbulkan dari faktor internal adalah risiko
non-sistematis sedangkan risiko yang ditimbulkan faktor eksternal adalah risiko sistematis.
Risiko sistematis akan berkorelasi terhadap setiap perusahaan (saham). Hal ini disebabkan
karena faktor-faktor yang mempengaruhi risiko sistematis adalah sama
Secara keseluruhan pertumbuhan harga-harga saham dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal dalam hal ini variabel internal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan
Profit sedangkan faktor eksternal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Fluktuasi Kurs
Rp/USD, Tingkat Suku Bunga SBI, dan Pertumbuhan IHSG terhadap pertumbuhan suatu harga
248
saham perusahaan dalam hal ini PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk yang menjadi objek
dalam penelitian ini.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menentukan judul dalam penelitian yaitu
“Analisis Pengaruh Fluktuasi Kurs Rp/USD, Tingkat Suku Bunga SBI, Pertumbuhan
IHSG dan Pertumbuhan Profit Terhadap Pertumbuhan Harga Saham PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk.”
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah yang akan diangkat dan akan
diuji untuk mengetahui hasil nya yaitu :
1. Apakah variabel X/Independen (Fluktuasi Kurs Rp/USD, Tingkat Suku Bunga SBI,
Pertumbuhan IHSG dan Pertumbuhan Profit) memiliki pengaruh secara simultan terhadap
variabel Y/dependen (Pertumbuhan harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk) ?
2. Apakah Fluktuasi Kurs Rp/USD memiliki pengaruh secara parsial terhadap Pertumbuhan
Harga Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ?
3. Apakah Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh secara parsial terhadap Pertumbuhan Harga
Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ?
4. Apakah Pertumbuhan IHSG berpengaruh secara parsial terhadap Pertumbuhan Harga Saham
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ?
5. Apakah Pertumbuhan Profit berpengaruh secara parsial terhadap Pertumbuhan Harga Saham
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ?
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab perumasan masalah yang telah dikemukakan
diatas yaitu untuk mengetahui apakah dari masing-masing variabel X tersebut memiliki pengaruh
atau tidak terhadap variabel Y.
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Investasi
Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan
modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Dengan
demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan modal atau
penanaman modal pada perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapanperlengkapan untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan
perekonomian tersebut menghasikan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang.
Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal yang lama
yang telah haus dan perlu didepresiasikan.
Pada teori investasi internasional yang dikenal dengan Teori Ownership Advantage yang
mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki asset bernilai dan keunggulan domestik dapat
menggunakan keunggulan tersebut untuk menembus pasar luar negeri maupun penyertaan modal
asing. Dalam hal ini PT. BRI (Persero), Tbk melakukan berbagai inovasi baik dari produk yang
ditawarkan kepada nasabah guna memperbesar pangsa pasar yang pada akhirnya dapat
meningkatkan nilai harga saham dari PT. BRI (Persero), Tbk di lantai bursa.
249
Teori Portofolio
Teori portofolio merupakan teori yang mengananlisis bagaimana memilih kombinasi
bentuk atau jenis kekayaan (assets) yang didasarkan pada resiko jenis kekayaan tersebut (surat
berharga/kekayaan fisik). Tujuan dari pembentukan suatu portofolio saham adalah bagaimana
dengan resiko tertentu untuk memperoleh keuntungan investasi yang maksimal. Pendekatan
portofolio menekankan pada psikologi bursa dengan asumsi hipotesis mengenai bursa, yaitu
hipotesis pasar efisien. Pasar efisien diartikan sebagai bahwa harga-harga saham akan
merefleksikan secara menyeluruh semua informasi yang ada di bursa.
Hipotesis Penelitian:
H 1 : Paling sedikit ada satu variabel independen ( Fluktuasi Kurs Rp/USD,
Tingkat suku
bunga SBI, Pertumbuhan IHSG dan Pertumbuhan Profit ) yang mempengaruhi variabel
dependen ( Pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk)
H 2 : Ada pengaruh yang signifikan dari Fluktuasi Kurs Rp/USD secara parsial terhadap
pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk
H 3 : Ada Pengaruh yang signifikan dari Tingkat suku bunga SBI secara parsial terhadap
pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk
H 4 : Ada Pengaruh yang signifikan dari Pertumbuhan IHSG secara parsial terhadap
pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk
H 5 : Ada Pengaruh yang signifikan dari Pertumbuhan Profit secara parsial terhadap
pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk
Kerangka Pikir Penelitian
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. merupakan salah satu perusahan perbankan
terbesar di indonesia dan masuk sebagai sepuluh perusahaan terbaik di indonesia versi majalah
forbes indonesia tahun 2011 . Dan perusahaan telah menunjukan konsistensinya di pasar
Indonesia.
Dan harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk dipengaruhi oleh berbagai
faktor dalam penelitian variabel yang diangkat adalah Fluktuasi Kurs Rp/USD, Tingkat Suku
Bunga SBI, Pertumbuhan IHSG dan Pertumbuhan Profit dengan menggunakan metode analisis
regresi linear berganda. Sehingga dari hasil penelitan ini dapat dijadikan masukan bagi
perusahaan maupun investor yang ingin menanamkan modalnya di PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk.
250
Investor
BI
Kurs
USD
SBI
X1
X2
BEI
Profit
IHSG
Harga Saham
PT. BRI(persero), Tbk
F
X4
X3
Y
E
E
D
Uji Asumsi Klasik :
1. Normalitas
2. Multikolinearitas
3. Autokorelasi
4. Heteroskedastisitas
Analsis Regresi Linear Ganda :
5. Uji –F (Simultan)
6. Uji – t (Parsial)
B
A
C
K
Hasil
Kesimpulan dan Saran
Gambar 2.1
Kerangka pikir penelitan
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dipakai oleh penulis adalah :
Data Sekunder yaitu data yang telah diolah, dan data sekunder tersebut diperoleh dari
berbagai sumber diantaranya yaitu:
a. Data harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia(persero)Tbk per bulan dari tahun 2006-2010.
b. Data Nilai Tukar Rupiah terhadap USD dan data Tingkat Suku SBI dan Laporan Keuangan
Publikasi (Laporan L/R PT. Bank Rakyat Indonesia(persero)Tbk) dari Bank Indonesia. Data
yang disajikan terdiri dari data bulanan dari tahun 2006-2010.
c. Data IHSG diambil dari Indonesia Stock Exchange ( Bursa Efek Indonesia ) Data yang
disajikan terdiri dari data bulanan dari tahun 2006-2010.
251
Teknik Pengumpulan Data
Data untuk keperluan penelitian ini diperoleh penulis dengan cara studi kepustakaan, yaitu
suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan,membaca,mencatat, serta
mempelajari buku-buku,literatur, dan jurnal, karya tulis yang berhubungan dengan penelitaian
yang akan dibahas.
Dalam penelitian ini, penulis memerlukan data yang dapat mendukung penelitian. Dan
pengumpulan data diperoleh dari website resmi Instansi / lembaga yang berkompeten
menyangkut data Harga Saham PT. BRI (Persero) Tbk, Data Kurs Rp/USD, Data SBI, Data
IHSG, Data Profit PT.BRI (Persero)Tbk diantaranya dari www.BI.go.id , www.IDX.co.id ,
www.duniainvestasi.com . http://finance.yahoo.com/ .
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah menggunakan
Metode Analisis Regresi Ganda. Data akan diolah terlebih dahulu untuk menyamakan satuan
masing-masing variabel. Dengan cara mencari Fluktuasi Kurs Rp/USD, Pertumbuhan IHSG dan
Pertumbuhan Harga Saham dengan cara :
Pertumbuhan Harga Saham PT. BRI (Persero) Tbk :
Δ Harga Saham = Harga Saham x – Harga Saham x-1 X 100 %
Harga Saham x-1
Fluktuasi Kurs Rp/USD :
Δ Kurs = Kurs x – Kurs x-1 X 100 %
Kurs x-1
Pertumbuhan IHSG :
Δ IHSG = IHSG x – IHSG x-1 X 100 %
IHSG x-1
Pertumbuhan Profit :
Δ Profit = Profit x – Profit x-1 X 100 %
Profit x-1
Dengan cara tersebut, variabel Kurs USD,IHSG, Profit dan Harga Saham akan diolah
sehingga satuan yang didapat akan berbentuk persentase sama seperti dengan variabel tingkat
suku SBI. Setelah itu data akan diolah melalui Software statistik komputerisasi.
Sebelum melakukan Analisis regresi ganda perlu dilakukan pengujian asumsi klasik
terhadap data yang dikumpulkan karena persamaan regresi ganda yang baik harus lah lulus dari
uji asumsi klasik seperti yang ada di dalam kerangka pikir penelitan.
Setelah semua persyaratan klasik terpenuhi , maka langkah selanjutnya adalah melakukan
pengujian terhadap koefisien regresi dengan menggunakan uji-F untuk menguji koefisien regresi
secara simultan dan uji-t untuk menguji koefisien regresi secara parsial.
Setelah melakukan uji asumsi klasik, Uji-F (Secara Simultan) dan Uji-t (Secara Parsial)
maka didapat model persamaan regresi linear berganda :
252
Y=ƅ 0+ ƅ 1X1+ ƅ 2X2+ ƅ 3X3 + ƅ 4X4 + ℮
Dimana
Y = Pertumbuhan Harga Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
X1 = Pertumbuhan Kurs Rp/USD
X2 = Tingkat Suku Bunga SBI
X3 = Pertumbuhan IHSG
X4 = Pertumbuhan Profit
Persamaan Regresi menjadi sebagai berikut :
Pertumbuhan Harga saham PT.BRI (Persero),Tbk = α0 + β1 Pertumbuhan Kurs
Rp/USD + β2 Tingkat Suku SBI + β3 Pertumbuhan IHSG + β4
Pertumbuhan Profit + ℮
Pengaruh lain yang tidak dapat terdeteksi secara langsung dinamakan variabel residu.
Variabel ini merupakan gabungan dari :
1. Variabel lain diluar X1 , X2 , X3 , X4 yang mungkin mempengaruhi variabel Y (Pertumbuhan
harga saham)
2. Kekeliruan pengukuran (error of measurement)
3. Komponen yang sifatnya tak menentu (random komponen)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sebelum melakukan analisisdengan
dilakukan uji asumsi klasik.
metode regresi linear berganda maka data akan
Uji Normalitas
Sumber : Hasil Pengolahan data dengan statistik komputerisasi
Dari gambar menunjukan bahwa pada Normal Probability Plot terdapat titik-titik yang
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat
disimpulkan bahwa data dapat dikatakan normal.
253
Uji Multikolinearitas
a
Model
1
(Constant)
Coefficients
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
-2,586
3,951
t
-,654
Sig.
,516
Collinearity
Statistics
Tolerance
VIF
Kurs
-,966
,349
-,308 -2,769
,008
,488 2,051
SBI
,436
,437
,078
,999
,322
,998 1,002
IHSG
,830
,164
,564 5,077
,000
,487 2,052
Profit
-,025
,021
-,092 -1,182
,242
,997 1,003
a. Dependent Variable: Pertumbuhan harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Sumber : Hasil pengolahan data dengan statistik komputerisasi
Pada table menunjukan bahwa tolerance value untuk keempat variabel penelitian
masing – masing adalah 0.488; 0.998;0.487 dan 0.997 dan menunujukan tolerance value lebih
besar dari 0.10 dan Nilai (VIF) tersebut untuk keempat variabel penelitian masing – masing
adalah 2.051;1.002;2.052;1.003 lebih kecil daripada 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat multikolinearitas.
Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Adjusted R
Std. Error of the
Model
R
R Square
Square
Estimate
Durbin-Watson
a
1
.818
.669
.645
6.95253%
2.260
a. Predictors: (Constant), Profit,SBI, Kurs, IHSG
b. Dependent Variable: Pertumbuhan harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
sumber : Hasil Pengolahan data dengan statistik komputerisasi
Pada tabel menunjukan nilai D-W sebesar 2.260 nilai tersebut berada diantara -2 dan 2
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.
Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil Pengolahan data dengan statistik komputerisasi
Pada gambar menunjukan bahwa pada Scatterplot tidak terdapat pola yang jelas dengan
titik-titik yang menyebar sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat heteroskedastisitas dilihat
dengan cara menarik garis secara vertical dan horizontal dari sumbu nol sehingga terbagi empat
kuadran dimana setiap titik –titik tersebut nenyebar pada keempat kuadran tersebut.
254
Hasil pengujian asumsi klasik yang dilakukan diatas menunjukan bahwa model persamaan
regresi linear berganda di atas telah terbebas dari multikolinearitas, autokorelasi,
heteroskedastisitas, dan mengandung normalitas.Dengan demikian model regresi linear dapat
digunakan untuk menganalisis data.
Analisis Regresi Linear Ganda :
Dari model persamaan regresi di atas akan dilakukan pengujian terhadap koefisien regresinya
dengan menggunakan uji-F dan uji-t unguk mengetahui apakah pengaruh yang diberikan variabel
independen terhadap variabel dependen dalam penelitian adalah signifikan atau tidak.penelitian
ini menghasilkan model persamaan regresi linear ganda dengan kesimpulan sebagai berikut :
Y = - 2.586 – 0.966 X1 + 0.436 X2 + 0.830 X3 – 0.025 X4 + ℮
a. Uji-F ( Uji Secara Simultan)
Uji-F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen penelitian secara bersamasama mempengaruhi variabel dependen penelitian secara signifikan.
Uji Koefisien Regresi Ganda secara Simultan dengan Uji-F
b
ANOVA
Model
1
Regression
Sum of
Squares
5373.319
df
4
Mean Square
1343.330
48.338
Residual
2658.574
55
Total
8031.893
59
F
27.791
Sig.
.000
a
a. Predictors: (Constant), Profit, IHSG, SBI, Kurs
b. Dependent Variable: Pertumbuhan harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Sumber : Hasil pengolahan data dengan statistik komputerisasi
1) Uji Hipotesis Pertama
Dari hasil uji-F tersebut diketahui Sig < α ( 0,000 < 0,05 ) sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima yang berarti berarti paling sedikit ada satu variabel independen penelitian yang
mempengaruhi variabel dependen penelitian pada tingkat keyakinan 95 %.
2) Uji-t (Uji Secara Parsial)
Uji-t dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen
penelitian mempengaruhi variabel dependen penelitian secara signifikan.
255
Uji Koefisien Regresi Ganda secara Parsial dengan uji-t
Coefficients
Model
1
(Constant)
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
-2,586
3,951
t
-,654
Sig.
,516
Collinearity
Statistics
Tolerance
VIF
Kurs
-,966
,349
-,308 -2,769
,008
,488 2,051
SBI
,436
,437
,078
,999
,322
,998 1,002
IHSG
,830
,164
,564 5,077
,000
,487 2,052
Profit
-,025
,021
-,092 -1,182
,242
,997 1,003
a. Dependent Variable: Pertumbuhan harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Sumber : Hasil pengolahan data dengan statistik komputerisasi
3) Uji Hipotesis Kedua
Sig < α ( 0,008 < 0,05 ) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti Ada
pengaruh yang signifikan Fluktuasi Kurs Rp/USD secara parsial terhadap pertumbuhan
harga saham PT. BRI (Persero) Tbk pada tingkat keyakinan 95 %.
Hasil penelitian menunjukan Fluktuasi Kurs Rp/USD memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap Pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk (Y) pada tingkat
keyakinan 95 %. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Santika dan
Nurdin (2003) , dan Sangaji (2003) yang mengemukakan bahwa nilai tukar di suatu
Negara berpengaruh terhadap harga saham.. Dalam penelitian ini PT. BRI (Persero) Tbk
merupakan perusahaan yang bergerak pada sektor keuangan akan selalu menyesuaikan
kurs Rp/USD sesuai dengan mekanisme pasar uang. Kurs yang terus berfluktuasi dengan
begitu lebar dapat menyebabkan para investor lebih tertarik untuk bermain di pasar uang
daripada di pasar modal, karena tingkat keuntungan yang diperoleh relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan yang didapat di pasar modal. Rendahnya nilai tukar rupiah terhadap
mata uang asing dalam penelitian ini Rp/USD menyebabkan harga saham menjadi murah
bagi investor asing. Bagi mereka ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan
investasi melalui pembelian saham.
4) Uji Hipotesis Ketiga
Sig > α ( 0,322 > 0,05 ) sehingga Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti Tidak ada
pengaruh yang signifikan Tingkat suku bunga SBI secara parsial terhadap pertumbuhan
harga saham PT. BRI (Persero) Tbk pada tingkat keyakinan 95 %.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat suku bunga SBI tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk
pada tingkat keyakinan 95 %. Hal ini dimungkinkan karena sejak Juli 2005 pemerintah
lebih menggunakan BI Rate yang ditentukan oleh bank sentral (Bank Indonesia) sebagai
penunjuk keseimbangan penawaran dan permintaan di pasar dan bukan tercipta oleh
kekuatan pasar itu sendiri
256
5) Uji Hipotesis Keempat
Sig < α ( 0,000 < 0,05 ) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Ada
pengaruh yang signifikan Pertumbuhan IHSG secara parsial terhadap pertumbuhan harga
saham PT. BRI (Persero) Tbk pada tingkat keyakinan 95 %.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Pertumbuhan IHSG memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk pada tingkat
keyakinan 95%. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan peningkatan dalam pasar modal
dapat ditunjukan melalui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dengan kata lain IHSG
adalah suatu angka yang secara sederhana menggambarkan rata-rata naik atau turunnya
seluruh harga saham di pasar modal pada saat itu. IHSG yang meningkat dapat dijadikan
sebagai tolak ukur dalam peningkatan di pasar modal dan sebalikna apabila IHSG yang
menurun merupakan tolak ukur dalam penurunan di pasar modal. IHSG merupakan
indicator untuk semua saham yang diperdagangkan di pasar modal yang dijadikan
pedoman bagi para investor untuk melakukan investasi. Hal ini dikarenakan secara umum
IHSG mencakup semua fenomena-fenomena ekonomi, sosial dan politik. Penurunan
IHSG dapat dijadikan indicator kelesuan pasar dan akan berakibat terjadinya aksi jual
untuk menghindari kerugian atau mengambil untung.
6) Uji Hipotesis Kelima
Sig > α ( 0,242 > 0,05 ) sehingga Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti Tidak ada
pengaruh yang signifikan Pertumbuhan Profit secara parsial terhadap pertumbuhan harga
saham PT. BRI (Persero) Tbk pada tingkat keyakinan 95 %.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Pertumbuhan Profit tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk
pada tingkat keyakinan 95 %. Hal ini dimungkinkan karena investor lebih memperhatikan
faktor mikro lainnya yang lebih menyangkut tentang kepentingan para pemegang saham
atau investor yang menanamkan modal seperti earning per share(EPS) dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Binastuti, Sugiharti, Analisis Faktor Fundamental, Risiko Sistematis, dan Tingkat Suku Bunga
serta Pengaruhnya terhadap Harga Saham, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Jakarta, 2002.
Husnan, Suad, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, UPP AMP YKPN,
Yogyakarta, 2001.
Joko Sangaji, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham: Studi Kasus PT. Kimia Farma,
Tbk, Jurnal Ekonomi, Jakarta, 2003.
Samuelson, P.A dan Nordhaus, W.D, Ilmu Makro Ekonomi, PT. Media Global Edukasi, Jakarta,
2004.
Santika, IBM dan Djayani Nurdin, Analisis Pendapatan Saham Industri Otomotif di Bursa Efek
Jakarta, Majalah Ekonomi, Jakarta, 2003.
Siamat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta, 2001.
257
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT BUMI
RESOURCE TBK DAN PT TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM TBK
PERIODE 2008 – 2010
Venny
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRACT
Company's financial performance is very important to understand and reflect the company's
true financial condition. In addition to see the company's health. This study aims to determine
the decrease or increase the financial condition and financial performance of the two mining
companies in Indonesia Stock Exchange, PT Bumi Resources Tbk and PT Bukit Asam Coal
Limited, and comparison of financial performance of the two companies which are better
between the two companies.
This study uses data from financial statements the balance sheet and income statement the two
companies over the period 2008 - 2010 to analyze the company's financial performance. This
study uses the analysis of financial ratios include liquidity ratios, solvency ratios, profitability
ratios, activity ratios, and analysis of financial performance measure or weight to individual
assessment of financial-performance-indicators.
Based on the results of the company's financial performance analysis, the authors can conclude
that the company PT Bukit Asam Coal Limited has a healthy financial performance during the
years 2008 - 2010 compared to PT Bumi Resources Tbk in 2009 as PT Bumi Resources Tbk
experience less healthy performance.
Keywords : financial performance.
PENDAHULUAN
Dalam perkembangan bidang usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi
bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin komplek dan tidak
menentu dengan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat membuat bidang keuangan
harus mendapat perhatian lebih.
Laporan keuangan merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang
disajikan dalam bentuk-bentuk laporan keuangan atau ikhtisar lainnya yang dapat digunakan
untuk para pemakai didalam menilai kinerja perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan
yang baik, akurat, dan tepat.
Untuk penilaian kinerja keuangan harus bersifat menyeluruh meliputi beberapa rasio
antara lain : rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas dan melakukan
258
analisis kinerja keuangan dengan alat ukur atau bobot penilaian kinerja keuangan untuk masing –
masing indikator.
Oleh karena itu, diperlukan untuk melakukan penelitian, dimana penelitian tersebut
difokuskan pada kinerja keuangan sehingga dapat memberikan informasi pada para investor
yang akan menginvestasikan dana atau modal yang dimiliki.
Berdasarkan uraian diatas, masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi keuangan PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk?
2. Bagaimana tingkat kesehatan keuangan PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk dilihat dari kinerja keuangan perusahaan?
3. Manakah perusahaan yang lebih sehat antara PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang
Batubara Bukit Asam Tbk?
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kondisi keuangan PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk.
2. Untuk mengetahui tingkat kesehatan keuanga PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang
Batubara Bukit Asam Tbk dilihat dari kinerja keuangan perusahaan.
3. Untuk menegtahui manakah perusahaan yang lebih sehat antara PT Bumi Resource Tbk dan
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
LANDASAN TEORI
Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan peralatan untuk memahami laporan keuangan
(khususnya neraca dan laba – rugi). Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan (berarti).
Analisis rasio dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : membandingkan perusahaan satu
dengan perusahaan lain dan membandingkan perusahaan yang sama dalam periode yang
berbeda.
Analisis Perbandingan Rasio
Analisa perbandingan merupakan metode analisa terhadap laporan keuangan dengan cara
memperbandingkan untuk dua periode atau lebih, atau memperbandingkan laporan keuangan
suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Tetapi pada umumnya dilakukan untuk beberapa
periode dari suatu perusahaan sehingga dapat diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi
dalam perusahaan tersebut, misalnya:
a. Laba / rugi yang sifatnya operasional.
b. Diperoleh aktiva baru / perubahan bentuk aktiva.
c. Timbul / lunas/ perubahan bentuk hutang.
d. Penambahan / pengurangan modal dan lain – lain.
259
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu
perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan – aturan pelaksanaan keuangan
secara baik dan benar.
Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu
organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja
Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai
sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar
membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.
Penilaian kinerja digunakan oleh manajemen untuk berbagai manfaat yang saling terkait,
yaitu antara lain :
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan
secara maksimum.
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi,
transfer/mutasi, dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan
kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai
kinerja mereka.
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
METODE PENELITIAN
Metode Analisis Data dan Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif untuk mengetahui jelas
mengenai data – data laporan keuangan PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk pada tahun 2008 – 2010 dengan menggunakan analisa rasio keuangan diantaranya
rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktivitas dan analisis kinerja keuangan dengan alat
ukur atau bobot penilaian kinerja keuangan. Dan menggunakan metode analisis deskriptif
komparatif untuk membandingkan laporan keuangan PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang
Batubara Bukit Asam Tbk Hasil pengolahan data tersebut akan dilanjutkan dengan melakukan
perbandingan dari kedua perusahaan untuk mengetahui kinerja mana yang lebih baik atau sehat
di antara kedua perusahaan tersebut.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggumpulkan data melalui www.idx.co.id. Hal
ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan data sekunder baik yang bersifat kualitatif
maupun yang bersifat kuantitatif.
Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel laporan keuangan, analisis
laporan keuangan, dan kinerja keuangan.
260
Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh
manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh
kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan
komunikasi manajemen kepada pihak – pihak yang membutuhkannya.
Analisis Rasio Keuangan
Analisis Rasio Keuangan adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari
pos – pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua
laporan tersebut.
Rasio – rasio keuangan dikelompokkan sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
Rasio ini meliputi :
a. Cash Ratio (CAR) adalah perbandingan antara jumlah kas (termasuk yang tersimpan di
Bank) dan surat berharga yang segera dapat diuangkan dengan jumlah hutang lancar.
b. Net Working Capital to Total Assets (WCA) adalah perbandingan antara jumlah modal
kerja bersih (dalam jumlah aktiva lancar setelah dikurangi dengan kewajiban lancar)
dengan jumlah seluruh aktiva perusahaan.
2. Rasio Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya
baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Rasio ini meliputi :
a Debt Equity Ratio (DER) adalah perbandingan antara jumlah modal sendiri perusahaan
dengan jumlah seluruh hutang (baik jangka pendek maupun jangka panjang).
3. Rasio Profitabilitas adalah kemampuan menunjukkan tingkat imbalan atau perolehan
dibanding penjualan atau aktiva.
Rasio ini meliputi :
a. Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara keuntungan bersih perusahaan
dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan bagian keuntungan yang berasal dari (atau
menjadi hak) modal sendiri, dan sering dipakai oleh para investor dalam pembelian
saham suatu perusahaan (karena modal sendiri menjadi bagian pemilik).
b. Return on Assets (ROA) adalah perbandingan antara keuntungan sebelum biaya bunga
dan pajak (EBIT = Earning before interest and taxes) dengan seluruh aktiva atau
kekayaan perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dengan seluruh
modal yang ada didalamnya untuk menghasilkan keuntungan.
c. Net Profit Margin (NPM) adalah perbandingan antara laba bersih (laba sesudah
biaya
bunga dan pajak) dengan penjualan bersih perusahaan.
4. Rasio Aktivitas adalah kemampuan menunjukkan tingkat efektivitas penggunaan aktiva atau
kekayaan perusahaan.
Rasio ini meliputi :
a. Inventory Turnover (ITO) adalah perbandingan antara jumlah penjualan dengan rata –
rata jumlah persediaan selama satu tahun.
261
b. Collection Period (COP) adalah piutang kali jumlah hari dalam satu tahun dibagi jumlah
penjualan kredit selama satu tahun.
c. Total Assets Turnover (TATO) adalah perbandingan antara jumlah penjualan dengan
seluruh harta / aktiva perusahaan.
Kinerja keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menilai
kesehatan perusahaan dengan beberapa indikator didalamnya yang telah ditentukan.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Analisis Rasio Keuangan dan Kinerja Keuangan PT Bumi Resource Tbk dan
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
PT
1. Analisis Rasio Keuangan dan Kinerja Keuangan PT Bumi Resource Tbk.
Tabel 5.1 Nilai rasio keuangan dan kinerja keuangan PT Bumi Resource
Tbk tahun 2008, 2009,2010
Hasil Perhitungan
Bobot Nilai Rasio
Keterangan Rasio
1. Debt to Equity Ratio
2008
2009
2010 2008
3,19x
4,34x
4,06x
15,72%
6,98%
22,53%
2. Cash Ratio
6,0
2009
2010
6,0
2
6,0
1
3
3. Net Working Capital to Total
Assets
(8,98)%
1,92%
13,07%
0
1
2
4. Inventory Turnover
11,56x
12,79x
16,26x
5
5
5
5. Collection Period
29 hari
83 hari
65 hari
5
4
4
6. Total Assets Turnover
0,65x
0,50x
0,50x
0
0
0
7. Return on Equity
31,89%
14,07%
19,24%
5
1
2
8. Return on Assets
19,73%
7,04%
11,39%
5
1
3
9. Net Profit Margin
11,00%
5,20%
7,12%
5
4
5
Total Nilai Kinerja
33
23
30
Hasil Penilaian Kinerja
S
KS
S
Sumber : Diolah Sendiri berdasarkan Laporan Keuangan PT. Bumi Resource Tbk.
Jadi dapat disimpulkan hasil kinerja sesuai klasifikasi kinerja keuangan sebagai berikut :
262
a. Pada tahun 2008 dihasilkan nilai kinerja sebesar 33. Nilai kinerja berasal diantara 26,0
s/d 41,2 jadi dapat disimpulkan pada tahun 2008 kinerja keuangan “Sehat”.
b. Pada tahun 2009 dihasilkan nilai kinerja sebesar 23. Nilai kinerja berasal diantara 12,4
s/d 26,0 jadi dapat disimpulkan pada tahun 2009 kinerja keuangan “Kurang Sehat”.
c. Pada tahun 2010 dihasilkan nilai kinerja sebesar 30. Nilai kinerja berasal diantara 26,0
s/d 41,2 jadi dapat disimpulkan pada tahun 2010 kinerja keuangan “Sehat”.
d. Dari analisis kinerja tahun 2008 – 2010 dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT
Bumi Resource Tbk dari tahun ketahun mengalami perubahan kinerja keuangan yang
cukup signifikan, dimana dapat dilihat pada tahun 2008 – 2009 kinerja keuangan
menurun 10 point diperoleh dari selisih antara 33 dan 23 tetapi ditahun 2009 – 2010
kinerja keuangan mengalami kenaikan yaitu 7 point yang diperoleh dari selisih antara 23
menjadi 30.
2. Analisis Rasio Keuangan dan Kinerja Keuangan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
Tabel 5.2 Nilai rasio keuangan dan kinerja keuangan PT Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk tahun 2008, 2009, 2010
Hasil Perhitungan
Bobot Nilai Rasio
Keterangan Rasio
2008
2009
2010
2008
2009
2010
1. Debt to Equity Ratio
0,51x
0,40x
0,36x
4,5
3,0
3,0
2. Cash Ratio
3. Net Working Capital
to Total Assets
224,81% 341,02% 440,35%
5
5
5
58,90%
66,87% 63,03%
4
5
5
4. Inventory Turnover
8,78x
10,01x
10,05x
5
5
5
5. Collection Period
70 hari
61 hari
46 hari
4
4
4
6. Total Assets Turnover
1,18x
1,11x
0,91x
0
0
0
7. Return on Equity
42,71%
47,84% 31,55%
5
5
5
8. Return on Assets
41,79%
46,57% 29,80%
5
5
5
9. Net Profit Margin
23,67%
30,48% 25,40%
5
5
5
37,5
37
37
S
S
S
Total Nilai Kinerja
Hasil Penilaian Kinerja
Sumber : Diolah Sendiri berdasarkan Laporan Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
Jadi dapat disimpulkan hasil kinerja sesuai klasifikasi kinerja keuangan sebagai berikut :
263
a. Pada tahun 2008 dihasilkan nilai kinerja sebesar 37,5. Nilai kinerja berasal diantara 26,0
s/d 41,2 jadi dapat disimpulkan pada tahun 2008 kinerja keuangan “Sehat”.
b. Pada tahun 2009 dihasilkan nilai kinerja sebesar 37. Nilai kinerja berasal diantara 26,0
s/d 41,2 jadi dapat disimpulkan pada tahun 2009 kinerja keuangan “Sehat”.
c. Pada tahun 2010 dihasilkan nilai kinerja sebesar 37. Nilai kinerja berasal diantara 26,0
s/d 41,2 jadi dapat disimpulkan pada tahun 2010 kinerja keuangan “Sehat”.
d. Dari analisis kinerja tahun 2008 – 2010 dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dari tahun ketahun memiliki kinerja keuangan yang
sehat, dimana dapat dilihat pada tahun 2008 – 2010 memiliki nilai kinerja keuangan
yang baik yaitu sebesar 37,5, 37, dan 37. Selama tiga tahun kinerja keuangan memiliki
nilai yang tidak jauh berbeda dan sama pada tahun 2009 dan tahun 2010.
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang
Batubara Bukit Asam Tbk.
Dari total nilai kinerja yang telah diperoleh dari perusahaan PT Bumi Resource Tbk dan
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dapat dilakukan perbandingan kinerja keuangan antara
lain sebagai berikut :
Tabel 5.3 Perbandingan Kinerja Keuangan PT Bumi Resource Tbk dan
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
Perusahaan
A. PT Bumi Resource Tbk
1. Bobot Penilaian Kinerja
2. Kesehatan Perusahaan
Total Nilai Kinerja
2008
2009
33
S
23
KS
2010
30
S
B. PT Tambang Batubara Bukit Asam
Tbk
1. Bobot Penilaian Kinerja
37,5
37
37
2. Kesehatan Perusahaan
S
S
S
Sumber : Diolah Sendiri berdasarkan Laporan Keuangan PT. Bumi Resource Tbk dan PT
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
Dilihat dari tabel perbandingan kinerja keuangan diatas PT Bumi Resource Tbk dan PT
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dapat dilihat pada PT Bumi Resource Tbk pada tahun 2008
bobot nilai kinerja sebesar 33 sehingga menunjukkan kinerja keuangan sehat sedangkan pada PT
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk pada tahun 2008 bobot nilai kinerja lebih tinggi sebesar
37,5 sehingga menunjukkan kinerja keuangan sehat. Pada PT Bumi Resource Tbk ditahun 2009
bobot nilai kinerja sebesar 23, ini menunjukkan kinerja keuangan kurang sehat sedangkan pada
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk ditahun 2009 bobot nilai kinerja sebesar 37, ini
menunjukkan kinerja keuangan sehat. Dan pada tahun 2010 pada PT Bumi Resource Tbk
mengalami peningkatan bobot nilai kinerja menjadi 30, ini menunjukkan kinerja keuangan sehat
sedangkan pada PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk ditahun 2010 bobot nilai kinerja sebesar
37, ini menunjukkan kinerja keuangan sehat.
264
Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa kedua perusahaan pertambangan yang
memiliki kinerja keuangan yang lebih sehat adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
karena selama tiga tahun berturut – turut kesehatan perusahaannya baik atau sehat dibandingkan
dengan PT Bumi Resource Tbk hanya selama dua tahun kinerja keuangannya sehat pada tahun
2008 dan tahun 2010 tetapi ditahun 2009 mengalami kinerja keuangan kurang sehat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut :
1. Pada PT Bumi Resource Tbk menggambarkan bahwa kondisi keuangannya cukup baik
secara keseluruhan, dimana pada tahun 2008 kondisi keuangan baik tetapi terjadi penurunan
ditahun 2009 menyebabkan kondisi keuangan kurang baik dan terjadi peningkatan ditahun
2010 sehingga menyebabkan kondisi keuangan baik.
2. Pada PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk menggambarkan bahwa kondisi keuangan baik
dimana selama tahun 2008 – 2010 kondisi keuangan menunjukkan stabil tidak terjadi
peningkatan dan penurunan yang signifikan.
3. Tingkat kesehatan keuangan dilihat dari kinerja keuangan PT Bumi Resource Tbk
menunjukkan pada tahun 2008 hasil kinerja keuangan sehat tetapi pada tahun 2009 hasil
kinerja keuangan menjadi kurang sehat dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan kinerja
sehingga sehingga kinerja keuangan perusahaan menjadi sehat.
4. Tingkat kesehatan keuangan dilihat dari kinerja keuangan PT Tambang Batubara Bukit Asam
Tbk menunjukkan hasil kinerja keuangan mengalami sehat selama tahun 2008 – 2010.
Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka diperlukan untuk mengantisipasi faktor –
faktor yang menyebabkan kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan PT Bumi
Resource Tbk yang menyebabkan kurang sehat pada tahun 2009 dalam usaha meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan, maka penulis mencoba memberikan saran untuk PT Bumi
Resource Tbk yaitu sebagai berikut :
1. Untuk memperbaiki kinerja keuangan hendaknya perusahaan memiliki perkiraan dan
anggaran keuangan jangka panjang sehingga dapat mengalokasikan dananya dengan tepat
agar dapat mengetahui pembayaran kewajiban – kewajiban jangka panjang atau pendek dan
untuk perluasan usaha yang menjamin kelangsungan usahanya dimasa yang akan datang.
2. Agar kinerja keuangan perusahaan dapat ditingkatkan maka pihak – pihak yang
berkepentingan harus lebih memperhatikan kegiatan perusahaan agar tidak terjadi hal – hal
yang dapat merugikan perusahaan.
Penulis juga mencoba memberikan saran untuk PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
agar dapat lebih meningkatkan dan mempertahankan kinerja keuangan yang sehat yaitu sebagai
berikut :
1. Perusahaan harus meningkatkan kegiatan operasionalnya lebih baik lagi agar kinerja
keuangan perusahaan semakin baik dan tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan
perusahaan.
2. Perusahaan harus lebih meningkatkan hasil kinerja yang diperoleh baik saat ini untuk lebih
baik lagi di masa yang akan datang.
265
3. Perusahaan harus dapat mempertahankan kondisi keuangan dan kinerja keuangan yang baik
dan sehat untuk mengantisipasi agar tidak terjadi penurunan kinerja keuangan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Irham, Analisis Kinerja Keuangan, Alfabeta, Bandung, 2011
Ghozali, Imam dan Anis Chariri, Teori Akuntansi, Edisi 3, Universitas Diponegoro, Semarang,
2007.
Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis Laporan keuangan, Edisi 1, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2010.
Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi, Edisi Revisi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2009
Mulya, Hadri, Memahami Akuntansi Dasar, Edisi 1, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2008.
Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Liberty Yogyakarta, Yogyakarta, 2007.
Rahardjo, Budi, Keuangan dan Akuntansi untuk Manajer Non Keuangan, Edisi 1, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2007.
Rahardjo, Budi, Laporan Keuangan Perusahaan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta,
2009.
Rudianto, Akuntansi Manajemen, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2006.
Sjahrial, Dermawan, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi 3, Mitra Wacana Media, Jakarta,
2009.
Sugiri, Slamet dan Bogat Agus Riyono, Akuntansi Pengantar 1, Edisi 6, STIM YKPN,
Yogyakarta, 2007.
Wibowo dan Abubakar Arif, Akuntansi Keuangan Dasar 2, Edisi 3, PT Grasindo, Jakarta, 2009.
266
SIMULASI PENERAPAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA
DI INDONESIA SERTA ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN
KINERJA KEUANGAN YANG TERJADI DI PERUSAHAAN
(STUDI PADA PT GALVA)
Vina Venylia
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRACT
This study aims to understand about the position and adjustment of company’s financial
report if human resources accounting is implemented, and the effect towards company’s
financial performance.
There are many debates about the including of human resources group into the
company’s assets. Certainly, human resources assets is not admitted by PABU nor
PSAK. Furthermore, by including human resources assets leaves concern on the
amortization calculation. However, some scientists are considering that human
resources are ought to be admitted as assets since they are the only movers of the whole
company’s activities and determine the success or failure of a company.
And from the study done, it is obvious that from the analysis of the calculated financial
ratio, actually there is a flat median difference when a company implements and doesn’t
implement human resources accounting in its financial report.
Keywords: human resources accounting, financial performance
Pendahuluan
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang
digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan. Tujuan informasi
tersebut adalah untuk memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik dalam
mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan
dan penetapan suatu keputusan bisnis memerlukan sumber daya manusia yang memadai.
Disadari atau tidak, bagi suatu perusahaan secara keseluruhan, sumber daya manusia
merupakan kekayaan yang berharga karena sumber daya manusia merupakan salah satu faktor
penting dalam proses pencapaian tujuan perusahan. Kehilangan atau kepindahan sumber daya
manusia yang berpotensi merupakan suatu kerugian besar bagi perusahaan.
267
Kalau diperhatikan dengan seksama, perkiraan kas, aktiva tetap, aktiva berwujud dan
tidak berwujud non-manusia lainnya dalam perusahaan sebenarnya dikendalikan oleh manusia.
Tanpa manusia, sumber daya perusahaan itu tidak akan bisa menghasilkan laba atau menambah
nilainya sendiri. Manusialah yang mengelola suatu perusahaan dan manusialah yang mencipta
nilai tambah itu. Di luar manusia adalah aktiva pasif yang tidak bisa berbuat apa-apa tanpa
intervensi kebijakan manusia.
Manusia yang berbeda mengelola suatu asset atau sekumpulan asset yang sama bisa
menghasilkan nilai tambah yang berbeda. Atau dengan kata lain manusia itu khususnya
kemampuannya, kebijaksanaannya atau daya intelektual memiliki arti penting dan memiliki
peranan yang sangat besar dalam mengelola suatu perusahaan. Akan tetapi, sayangnya dalam
laporan keuangan suatu perusahaan kita tidak melihat ada nilai dari sumber daya manusia itu
dalam laporan keuangan baik di neraca maupun di laba rugi. Kalaupun ada dalam laporan
keuangan hanya dalam pos biaya gaji atau biaya pelatihan dan pendidikan. Semua biaya yang
dikeluarkan untuk sumber daya manusia itu dianggap sebagai biaya operasional bukan
pengeluaran modal.
Akuntansi sumber daya manusia bukanlah merupakan suatu isu baru dalam bidang
ekonomi. Kemunculan akuntansi sumber daya manusia disebabkan oleh kegagalan prinsipprinsip akuntansi dalam memberikan informasi yang relevan kepada pihak manajemen dan
investor. Akuntansi sumber daya manusia pada dasarnya memberikan pandangan berbeda
dengan akuntansi konvensional. Akuntansi sumber daya manusia memasukkan manusia sebagai
unsur aktiva dalam laporan keuangan. Adapun faktor biaya yang merupakan bagian dari
pengukuran ini yaitu biaya untuk merekrut, memilih, memperkerjakan, melatih dan
mengembangkan aktiva manusia.
Hingga saat ini belum ada Standar Akuntansi Keuangan yang khusus mengatur tentang
akuntansi sumber daya manusia. Namun perhatian akan sumber manusia itu sendiri sebenarnya
telah cukup besar. Hal tersebut terbukti dengan semakin banyaknya kasus pembajakan tenaga
professional. Ini menunjukkan bahwa kaum usahawan telah menyadari bahwa sumber daya
manusia yang berkualitas akan mampu mengelola perusahaan secara efisien sehingga perusahaan
tidak segan memberikan nilai yang tinggi untuk sumber daya manusia tersebut. Bagi perusahaan,
hal tersebut akan memberikan keuntungan yang lebih besar setiap tahunnya di mana dana yang
dikeluarkan untuk sumber daya manusia bertujuan untuk memberikan manfaat pada masa yang
akan datang yang lebih besar dari dana yang telah dikeluarkan perusahaan.
Pada disiplin ilmu akuntansi, akuntansi sumber daya manusia mengacu pada definisi
yang dikembangkan oleh Komite Asosiasi Akuntansi Amerika (American Accounting
Association Committee), yaitu “the process of identifying and measuring data about human
resource and communicating this information to interest parties”.
Ada suatu hal yang menarik di salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di
bidang elektronik, yaitu PT Galva, dimana ada satu bagian dalam struktur organisasi perusahaan
yang berhubungan dengan sumber daya manusia, yaitu Human Capital Management (HCM).
Sebetulnya istilah HCM dalam perusahaan ini merupakan pengembangan dari konsep Human
Resources Department (HRD). Perbedaan filosofis dari HRD dan HCM, yaitu:
1. Human Resources Department (HRD) memiliki pengertian dimana manusia dianggap
sebagai sumber daya yang harus dikembangkan. Namun sumber daya seperti arti katanya
tersebut memiliki pengertian negatif dimana dari realitas yang ada, semua sumber daya tidak
ada yang kekal atau dikatakan bisa habis. Pertanyaannya adalah bagaimana saat sumber daya
itu habis? Apakah kita buang saja? Seharusnya secara logis “sepah tidak akan mungkin kita
268
makan, tetapi kita buang” seperti istilah “habis manis sepah dibuang”. Ironis, tapi
kenyataannya seperti itu.
2. Dari sisi yang lebih humanis dan positif, maka dari elaborasi kata munculah yang dinamakan
Human Capital Management (HCM). Capital artinya modal, dimana manajemen melihat
manusia sebagai asset perusahaan yang mana jika diinvestasikan dengan modal yang baik,
maka manusia akan menjadi asset yang potensial, bahkan sampai sedikit lagi memasuki masa
pensiun, asal manajemen mampu memberikan intervensi yang tepat, maka manusia tetap bisa
berproduksi dengan baik, sesuai dengan keterbatasannya.
Jadi, di perusahaan PT Galva sendiri ada hal-hal yang sebenarnya mengacu kemungkinan
diterapkannya akuntansi sumber daya manusia. Dimana dari filosofinya, manusia bukan hanya
sekedar sumber daya yang lama kelamaan bisa habis sekalipun dikembangkan, melainkan sebuah
modal bagi perusahaan yang harusnya bisa ada terus kalau dikembangkan dan bertumbuh
bersamaan dengan pertumbuhan perusahaan.
Fenomena tentang pentingnya faktor sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan
dan hubungannya dengan akuntansi adalah hal yang memotivasi dan menarik bagi penulis untuk
mencoba menerapkannya dan menganalisis perubahan kinerja keuangan yang terjadi. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan laporan keuangan jika perusahaan
menggunakan akuntansi konvensional dan akuntansi sumber daya manusia, serta melihat
perubahan rasio keuangan sebelum dan sesudah penerapan akuntansi sumber daya manusia pada
perusahaan.
Jenis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang
berhubungan dengan akun-akun yang mengalami perubahan akibat penerapan akuntansi sumber
manusia, yaitu akun-akun di dalam neraca dan juga profitabilitas, dimana nilai laba/rugi
perusahaan yang berubah akibat adanya akun amortisasi sumber daya manusia dalam laporan
laba/rugi.
Rasio keuangan tersebut, antara lain: rasio aktivitas: total assets turn over (ATO); rasio
solvabilitas: debt to total assets (DTA), debt to equity (DTE), equity multiplier (EM); rasio
profitabilitas: return on investment (ROI), dan return on equity (ROE).
Metode Penelitian
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi penelitian adalah Laporan Keuangan PT Galva keseluruhan.
b. Sampel penelitian adalah Laporan Keuangan PT Galva periode 2005-2010, yang terdiri
atas Laporan Laba Rugi dan Neraca.
2. Sumber dan Jenis Data
Menurut sumbernya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder, yaitu laporan keuangan PT Galva tahun 2005-2010 dan juga data primer melalui
observasi dan wawancara penulis dengan pihak terkait di perusahaan mengenai sumber daya
manusia perusahaan.
Menurut sifatnya, jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kuantitatif
dan data kualitatif. Data kuantitatif merupakan data yang bisa diukur atau dihitung, yaitu
laporan keuangan perusahaan. Data kualitatif merupakan suatu data yang tidak dapat diukur,
yaitu gambaran umum perusahaan maupun struktur organisasi di perusahaan.
269
3. Metode Pengumpulan Data
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
b. Penelitian Lapangan (Field Research): dengan observasi langsung ke perusahaan dan
wawancara dengan pihak terkait, yaitu akunting, personalia dan HCM (Human Capital
Management) perusahaan.
4. Metode Analisis Data
Proses pengolahan data yang akan dilakukan penulis berasal dari angka-angka rasio
keuangan yang didapat dari laporan keuangan perusahaan dan laporan keuangan jika
diterapkan akuntansi sumber daya manusia.
a. Pra-syarat Analisis: Uji Normalitas
Uji normalitas yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Kolmogorov-Smirnov
dan analisis Q-Q plot.
Pada uji Kolmogorov-Smirnov, hipotesis yang digunakan yaitu:
Ho : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Ha : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusannya adalah:
Jika signifikan > 0,05, maka Ho diterima, Ha ditolak.
Jika signifikan < 0,05, maka Ho ditolak, Ha diterima.
b. Statistik Deskriptif
Statistik desktiptif adalah metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan
penyajian data yang dapat memberikan informasi mengenai data yang dipunyai dan sama
sekali tidak menarik kesimpulan apapun tentang data tersebut. Dengan statistik deskriptif,
kumpulan data yang diperoleh akan tersaji secara ringkas dan rapi, serta dapat
memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada.
c. Uji Beda Rata-rata: Uji T Sampel Berpasangan
Uji statistik terakhir yang akan digunakan yaitu uji-t. Uji-t adalah teknik analisa
statistik yang dipakai untuk melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata (mean) dari dua
kelompok data yang ada.
Hipotesis yang digunakan yaitu:
Ho : rata-rata analisa rasio keuangan sebelum dan sesudah penerapan akuntansi sumber
daya manusia adalah sama.
Ha : rata-rata analisa rasio keuangan sebelum dan sesudah penerapan akuntansi sumber
daya manusia adalah berbeda.
Dasar pengambilan keputusannya adalah:
Jika signifikan > 0,05, maka Ho diterima, Ha ditolak.
Jika signifikan < 0,05, maka Ho ditolak, Ha diterima.
5. Definisi Operasional Variabel
a. Akuntansi Konvensional
Akuntansi konvensional merupakan informasi akuntansi yang meliputi proses pencatatan,
pengikhtisaran, dan pelaporan data keuangan perusahaan untuk dipakai oleh pihak-pihak
yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Akuntansi konvensional adalah
270
b.
c.
d.
e.
f.
g.
akuntansi yang selama ini umumnya digunakan oleh perusahaan-perusahaan, yang tidak
memasukkan unsur akuntansi sosial atau akuntansi sumber daya manusia ke dalam
laporannya.
Akuntansi Sumber Daya Manusia
Akuntansi sumber daya manusia merupakan penyajian data keuangan mengenai sumber
daya manusia di dalam suatu perusahaan, kemudian mengkomunikasikan hasil laporan
ini terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.
Kinerja Keuangan
Suatu penjabaran tentang kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan dengan
menganalisis data-data keuangan perusahaan, dalam hal ini penulis menggunakan
perhitungan rasio keuangan.
Rasio Keuangan
Perhitungan tentang kondisi keuangan perusahaan dengan membandingkan akun-akun
tertentu di dalam laporan keuangan untuk menentukan keadaan sehat atau tidaknya suatu
perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain rasio
aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas.
Rasio Aktivitas
Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan asset dengan melihat tingkat
aktivitas asset. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Assets
Turn Over.
Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya seandainya perusahaan dilikuiditas atau rasio ini biasa digunakan untuk
mengukur seberapa besar ketergantungan perusahaan pada pendanaan dari luar. Rasio
solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Total Assets, Debt to
Equity, dan Equity Multiplier.
Rasio Profitabilitas
Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Return on Investment dan Return on Equity.
Hasil Penelitian
Berikut ini adalah tabel nilai rasio keuangan yang didapat baik pada laporan keuangan
perusahaan maupun saat simulasi penerapan akuntansi sumber daya manusia pada laporan
keuangan PT Galva.
Tabel Perubahan Rasio Keuangan
Tinjauan
2010-Galva
2010-ASDM
2009-Galva
2009-ASDM
2008-Galva
2008-ASDM
2007-Galva
2007-ASDM
2006-Galva
2006-ASDM
2005-Galva
2005-ASDM
ATO
2,7930
2,6704
2,8960
2,7650
3,1305
2,9903
3,2203
3,1150
2,9494
2,8816
3,0062
2,9698
DTA
0,8590
0,8213
0,8120
0,7753
0,7992
0,7634
0,8284
0,8013
0,8413
0,8220
0,8566
0,8463
DTE
6,0913
4,5951
4,3201
3,4501
3,9802
3,2268
4,8270
4,0330
5,3020
4,6168
5,9747
5,5046
EM
7,0913
5,5951
5,3201
4,4501
4,9802
4,2268
5,8270
5,0330
6,3020
5,6168
6,6747
6,5046
ROI
0,1790
0,1753
0,2065
0,2030
0,1956
0,1959
0,2400
0,2412
0,1948
0,2005
0,2041
0,2137
ROE
0,9624
0,7495
0,7752
0,6455
0,6473
0,5953
1,0047
0,9376
0,8380
0,7868
0,9839
0,9851
271
Pada rasio Total Assets Turn Over (ATO) yang membandingkan antara Penjualan dengan
Total Aktiva, terdapat penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia. Hal ini
disebabkan nilai Penjualan yang tetap, namun Total Aktiva dalam penerapan akuntansi sumber
daya manusia meningkat karena adanya Aktiva Manusia yang tercantum di dalam laporan
keuangan. Penurunan nilai rasio ini menyebabkan perusahaan terlihat kurang efisien dalam
menggunakan aktivanya untuk menjalankan penjualan.
Pada rasio Debt to Total Assets (DTA) yang membandingkan antara Total Kewajiban
dengan Total Aktiva, terdapat penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia.
Hal ini disebabkan nilai Kewajiban yang tetap, namun Total Aktiva dalam penerapan akuntansi
sumber daya manusia meningkat karena adanya Aktiva Manusia yang tercantum di dalam
laporan keuangan. Penurunan nilai rasio ini menyebabkan perusahaan terlihat lebih baik dalam
kemampuan menutup hutangnya bila diihat dari total aktiva yang dimilikinya.
Pada rasio Debt to Total Equity (DTE) yang membandingkan antara Total Kewajiban
dengan Total Ekuitas, terdapat penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia.
Hal ini disebabkan nilai Kewajiban yang tetap, namun Total Ekuitas dalam penerapan akuntansi
sumber daya manusia meningkat karena adanya Modal Manusia yang tercantum di dalam
laporan keuangan. Penurunan nilai rasio ini menyebabkan perusahaan terlihat lebih baik dalam
kemampuan menutup hutangnya bila diihat dari total ekuitas yang dimilikinya.
Pada rasio Equity Multiplier (EM) yang membandingkan antara Total Aktiva dengan
Total Ekuitas, terdapat penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia. Dalam
perhitungannya, Total Aktiva meningkat sebab adanya Aktiva Manusia yang dibukukan,
begitupun dengan Total Ekuitas yang meningkat sebab adanya Modal Manusia yang dibukukan.
Penurunan nilai rasio ini menyebabkan perusahaan terlihat lebih tidak cukup baik dalam
mengoperasikan modal yang ada untuk menghasilkan nilai aktivanya.
Pada rasio Return on Investment (ROI) yang membandingkan antara Laba Operasional
dengan Total Assets, terdapat peningkatan dan penurunan nilai bila menerapkan akuntansi
sumber daya manusia. Pada tahun 2005-2008 terdapat peningkatan nilai ROI bila menerapkan
akuntansi sumber daya manusia, namun pada tahun 2009-2010 terdapat penurunan nilai ROI bila
menerapkan akuntansi sumber daya manusia. Dalam perhitungannya, Laba Operasional
mengalami perubahan karena biaya perekrutan dan biaya pelatihan karyawan dikeluarkan dari
Beban Operasional dan dikapitalisasi menjadi aktiva kemudian ditambahkan biaya amortisasi
aktiva, sehingga Beban Operasional mengalami penurunan yang menyebabkan Laba Operasional
mengalami peningkatan; sedangkan Total Assets perusahaan pun mengalami perubahan dengan
memasukkan Aktiva Manusia ke dalam laporan keuangan. Peningkatan ROI pada tahun 20052008 menunjukkan produktivitas perusahaan dalam mengelola assetnya untuk menghasilkan laba
operasional, sedangkan penurunan ROI pada tahun 2009-2010 menunjukkan kurangnya
produktivitas perusahaan dalam mengelola assetnya untuk menghasilkan laba operasional.
Pada rasio Return on Equity (ROE) yang membandingkan antara Laba Bersih dengan
Total Ekuitas, terdapat peningkatan dan penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber daya
manusia. Pada tahun 2005 terdapat peningkatan nilai ROE bila menerapkan akuntansi sumber
daya manusia, namun pada tahun 2006-2010 terdapat penurunan nilai ROE bila menerapkan
akuntansi sumber daya manusia. Dalam perhitungannya, Laba Bersih mengalami perubahan
karena biaya perekrutan dan biaya pelatihan karyawan dikeluarkan dari Beban Operasional dan
dikapitalisasi menjadi aktiva, kemudian ditambahkan biaya amortisasi aktiva, sehingga Beban
Operasional mengalami penurunan yang menyebabkan Laba Operasional hingga Laba Bersih
mengalami peningkatan; sedangkan Total Ekuitas perusahaan pun mengalami perubahan dengan
272
memasukkan Modal Manusia ke dalam laporan keuangan. Peningkatan ROE pada tahun 2005
menunjukkan tingkat pengembalian atas modal yang ditanam di perusahaan semakin baik,
sedangkan penurunan ROE pada tahun 2006-2010 menunjukkan tingkat pengembalian atas
modal yang ditanam di perusahaan semakin kurang baik.
Secara keseluruhan, dampak perubahan kinerja keuangan yang terjadi jika laporan
keuangan perusahaan menerapkan akuntansi sumber daya manusia adalah kinerja keuangan
menjadi lebih baik, terutama terlihat pada rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas.
1. Uji Pra Syarat: Uji Normalitas
Karena semua hasil pengujian menunjukkan nilai yang signifikan > 0,05, maka Ho
diterima, Ha ditolak.
Kesimpulannya: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan layak
dilakukan uji statistik berikutnya.
2. Uji Beda: Uji T Sampel Berpasangan
Output Uji Beda Sampel Berpasangan – Per Rasio Keuangan
Indikator Rasio
ATO sebelum dan sesudah ASDM
DTA sebelum dan sesudah ASDM
DTE sebelum dan sesudah ASDM
EM sebelum dan sesudah ASDM
ROI sebelum dan sesudah ASDM
ROE sebelum dan sesudah ASDM
Nilai Sig (2-tailed)
0,002
0,002
0,002
0,002
0,487
0,039
273
Kesimpulan:
Untuk rasio Return on Investment (ROI), dimana nilai Sig (2-tailed) adalah 0,487 yang
angkanya lebih besar dari 0,05; maka dapat dikatakan bahwa Ho diterima, yaitu rata-rata analisa
rasio keuangan ROI sebelum dan sesudah penerapan akuntansi sumber daya manusia adalah
sama.
Untuk rasio lainnya, yaitu Total Assets Turn Over (ATO), Debt to Total Assets (DTA),
Debt to Total Equity (DTE), Equity Multiplier (EM) yang nilai Sig (2-tailed) adalah 0,002 dan
rasio Return on Equity (ROE) yang nilai Sig (2-tailed) adalah 0,039 dimana angkaya lebih kecil
dari 0,05; maka dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu rata-rata analisa rasio
keuangan ATO, DTA, DTE, EM, dan ROE sebelum dan sesudah penerapan akuntansi sumber
daya manusia adalah berbeda.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penerapan akuntansi sumber daya manusia
memang mempengaruhi terjadinya perubahan nilai rasio keuangan perusahaan secara signifikan.
Keterbatasan Penelitian
a. Penelitian ini hanya membatasi masalah tentang simulasi penerapan akuntansi sumber daya
manusia dengan menggunakan data laporan keuangan yaitu Neraca dan Laporan Laba Rugi
periode 2005-2010.
b. Perhitungan rasio keuangan akan dilakukan dua kali, yaitu rasio keuangan berdasarkan
angka-angka dari laporan keuangan perusahaan dan rasio keuangan berdasarkan angka-angka
pada laporan keuangan simulasi yang menerapkan akuntansi sumber daya manusia.
c. Rasio keuangan yang digunakan yaitu rasio keuangan yang mengalami perubahan antara
rasio keuangan dari laporan keuangan konvensional dan laporan keuangan yang menerapkan
akuntansi sumber daya manusia, antara lain Rasio Aktivitas: Total Assets Turn Over (ATO);
Rasio Solvabilitas: Debt to Total Assets (DTA), Debt to Equity (DTE), Equity Multiplier
(EM); dan Rasio Profitabilitas: Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE).
d. Pengukuran aktiva sumber daya manusia yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
biaya historis.
e. Biaya historis mengenai sumber daya manusia yang akan dikapitalisasi yaitu biaya pelatihan
(training service) dan biaya rekrutmen (recruitment).
f. Aktiva manusia akan diamortisasi untuk periode yang sama, dengan menggunakan umur
ekonomis 10 tahun. Ini dilihat dari jangka waktu rata-rata perputaran karyawan di perusahaan
dengan asumsi para karyawan akan betah bekerja di perusahaan selama 10 tahun dengan
kinerja yang maksimal, dan kemudian karyawan akan mencari ladang baru yang lebih baik.
g. Perlakuan dan penyajian akuntansi sumber daya manusia dalam laporan keuangan dilakukan
dengan mengintegrasikan akuntansi sumber daya manusia ke dalam laporan keuangan
konvensional perusahaan.
Simpulan dan Saran
A. Kesimpulan
1. Akan ada perubahan posisi laporan keuangan jika dilakukan simulasi penerapan
akuntansi sumber daya manusia dalam laporan keuangan perusahaan. Berikut ini adalah
akun-akun yang mengalami perubahan nilai jika akuntansi sumber daya manusia
diterapkan:
a) Dari Laporan Laba Rugi:
274
1) Operating Expenses akan mengalami penurunan, karena biaya rekrutmen dan biaya
training yang tadinya masuk biaya operasional dikapitalisasi menjadi aktiva
perusahaan.
2) Timbulnya akun baru, yaitu amortisasi aktiva sumber daya manusia, yang
diperhitungkan dalam laporan laba rugi.
3) Penurunan Operating Expenses menyebabkan pendapatan operasional,
pendapatan sebelum pajak, dan laba bersih perusahaan menjadi meningkat.
b) Dari Neraca:
1) Total aktiva perusahaan akan semakin bertambah karena pengeluaran untuk
rekrutmen dan training yang tadinya masuk beban operasional dikapitalisasi
menjadi aktiva dan dimasukkannya nilai investasi bersih aktiva manusia ke dalam
akun aktiva tetap (non-current assets).
2) Ekuitas perusahaan akan meningkat, karena nilai investasi bersih aktiva manusia
akan menambah modal perusahaan, yaitu modal manusia (modal sumber daya
manusia).
3) Total aktiva yang sama dengan total kewajiban dan ekuitas, menjadi meningkat,
karena adanya penambahan aktiva dan modal manusia dalam neraca perusahaan.
2. Terjadi pula perubahan rasio keuangan PT Galva antara sebelum dan sesudah penerapan
akuntansi sumber daya manusia. Perubahan tesebut terangkum dalam hal-hal berikut ini:
a) Pada rasio Total Assets Turn Over (ATO) yang membandingkan antara Penjualan
dengan Total Aktiva, terdapat penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber
daya manusia.
b) Pada rasio Debt to Total Assets (DTA) yang membandingkan antara Total Kewajiban
dengan Total Aktiva, terdapat penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber
daya manusia.
c) Pada rasio Debt to Total Equity (DTE) yang membandingkan antara Total Kewajiban
dengan Total Ekuitas, terdapat penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber
daya manusia.
d) Pada rasio Equity Multiplier (EM) yang membandingkan antara Total Aktiva dengan
Total Ekuitas, terdapat penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber daya
manusia.
e) Pada rasio Return on Investment (ROI) yang membandingkan antara Laba Operasional
dengan Total Assets, terdapat peningkatan dan penurunan nilai bila menerapkan
akuntansi sumber daya manusia. Pada tahun 2005-2008 terdapat peningkatan nilai
ROI bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia, namun pada tahun 2009-2010
terdapat penurunan nilai ROI bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia.
f) Pada rasio Return on Equity (ROE) yang membandingkan antara Laba Bersih dengan
Total Ekuitas, terdapat peningkatan dan penurunan nilai bila menerapkan akuntansi
sumber daya manusia. Pada tahun 2005 terdapat peningkatan nilai ROE bila
menerapkan akuntansi sumber daya manusia, namun pada tahun 2006-2010 terdapat
penurunan nilai ROE bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia.
3. Perbandingan kinerja keuangan PT Galva sebelum dan sesudah diterapkannya akuntansi
sumber daya manusia adalah kinerja keuangan perusahaan menjadi lebih baik bila
menggunakan penerapan akuntansi sumber daya manusia pada laporan keuangannya,
terutama terlihat pada rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Uji statistik yang
275
digunakan, yaitu uji beda (uji sampel berpasangan) menghasilkan kesimpulan rata-rata
analisa rasio keuangan sebelum dan sesuah penerapan akuntansi sumber daya manusia
adalah berbeda secara signifikan.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan, antara lain:
1. Pihak manajemen perusahaan dapat menerapkan metode human resources cost
accounting untuk menjadikan biaya sumber daya manusia yang dikeluarkan dinilai tidak
lagi sebagai suatu beban melainkan sebagai suatu investasi asset manusia. Penilaian biaya
ini menjadi suatu investasi berguna untuk menilai asset yang ada pada perusahaan berupa
sumber daya manusia dilaporkan atau disajikan pada laporan keuangan untuk
penginformasian kepada investor, karena dijaman sekarang ini investor lebih memerlukan
data non-financial daripada sekedar informasi financial.
2. Ada beberapa alternatif untuk mencatumkan investasi yang dilakukan perusahaan untuk
sumber daya manusianya, antara lain:
a. Menyajikan informasi mengenai investasi sumber daya manusia dalam surat direksi
(president letter) dari laporan tahunan perusahaan, termasuk informasi mengenai
pengeluaran-pengeluaran untuk sumber daya manusia selama periode berjalan.
b. Menyajikan informasi mengenai investasi sumber daya manusia dalam suatu laporan
aktiva tak berwujud. Laporan tersebut menunjukkan pengeluaran yang dilakukan
untuk berbagai kelompok aktiva tidak berwujud untuk periode berjalan dan periode
sebelumnya.
c. Menyajikan informasi mengenai investasi sumber daya manusia dalam laporan
tahunan perusahaan dengan memasukannya ke laporan keuangan konvensional,
seperti yang dilakukan penulis dalam penelitian ini. Namun, ini menimbulkan
perdebatan baru karena memasukkan aktiva manusia ke dalam laporan keuangan
tidak sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum.
d. Menyajikan investasi sumber daya manusia sebagai informasi tambahan dalam
laporan keuangan tahunan perusahaan. Laporan ini memberikan catatan bahwa
laporan keuangan tersebut sebenarnya perlu dipertimbangkan secara terpisah dari
laporan keuangan konvensional. Laporan ini bukan untuk menggantikan informasi
laporan keuangan selama ini, tetapi lebih bersifat melengkapi atau menambah
informasi laporan keuangan selama ini. Laporan kuantitatif keuangan tersebut tidak
mengubah komposisi informasi laporan keuangan menurut Standar Akuntansi
Keuangan.
3. Bagi penelitian selanjutnya, dapat mencoba menerapkan akuntansi sumber daya manusia
dengan menggunakan metode human resources value accounting. Menghitung semua
sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan menjadi asset perusahaan, dengan
menggunakan data jumlah pegawai yang ada di perusahaan, gaji rata-rata per bulan dari
masing-masing jenjang jabatan, umur rata-rata pegawai saat ini, masa kerja pensiun dari
masing-masing karyawan, persen kesehatan yang dijamin dengan askes/jamsostek, serta
kemungkinan faktor resiko (kematian/keluar) asset manusia di perusahaan. Kemudian
hitung prediksi dari masing-masing pegawai dari mulai masuk sampai pensiun berapa
besaran penghasilan yang akan diterima. Kemudian jumlah pegawai dikalikan dengan
276
besaran gaji yang akan diterima selama jadi pegawai, ini adalah future value (FV). Lalu
hitung Present Value (PV) dari FV tersebut pada tingkat bunga tertentu, sehingga
didapatkan nilai PV dari seluruh pegawai. Hasilnya merupakan prediksi Ekuitas dari
kontribusi gaji pegawai, yang merupakan sumber modal awal bagi perusahaan, nilai
aktiva awal untuk sumber daya manusia yang sudah dimiliki oleh perusahaan.
4. Bagi penelitian selanjutnya, dapat menggunakan indikator kinerja keuangan selain analisa
rasio keuangan, untuk melihat perubahan yang terjadi antara laporan keuangan pada
akuntansi konvensional dan akuntansi sumber daya manusia.
Daftar Pustaka
Arfan Ikhsan, Akuntansi Sumber Daya Manusia Suatu Tinjauan Penilaian Modal Manusia,
Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008.
I Wayan Suartana, Akuntansi Keperilakuan Teori dan Implementasi, Andi, Yogyakarta, 2011.
Kuswandi, Memahami Rasio Keuangan bagi Orang Awam (Cetakan Kedua), PT Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2008.
Riduwan, Drs., MBA dan Drs. Sunarto, M.Si. Pengantar Statistika Untuk penelitian Pendidikan,
Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis, Alfabeta, Bandung, 2007.
Rita Eni Purwanti dan Indah Nugraheni, Siklus Akuntansi (Cetakan ke-6), Kanisius, Yogyakarta,
2007.
Rudianto, Akuntansi Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen, Grasindo, Jakarta,
2006.
Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi (Edisi Revisi 2011), Rajawali Pers, Jakarta, 2011.
Wibowo dan Abubakar Arif, Akuntansi Keuangan Dasar 1 (Edisi 3), Grasindo, Jakarta, 2008.
277
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP
MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
DI BEI PADA PERIODE 2007 – 2010
Yunanda Clara Pricilia
Fakultas Ekonomi Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAKSI
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui apakah good corporate governance
mempunyai pengaruh secara parsial dengan manajemen laba dan apakah good corporate
governance mempunyai pengaruh secara simultan dengan manajemen laba.
Pengumpulan data dengan menggunakan metode sampel jenuh, dimana semua populasi
dijadikan sampel sebanyak 32 data dari 8 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2007 sampai 2010. Uji statistik yang digunakan adalah uji asumsi klasik, uji
regresi sederhana, dan uji hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independent (kepemilikan manajerial, dewan
komisaris, kepemilikan institusional, dan komite audit) mempunyai pengaruh yang tidak
signifikan terhadap variabel dependent (manajemen laba) secara parsial dan variabel
independent (kepemilikan manajerial, dewan komisaris, kepemilikan institusional, dan komite
audit) mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel dependent (manajemen
laba) secara simultan. Dan dalam model analisis uji asumsi klasik yaitu tidak menghasilkan
kesimpulan yang pasti (berada didaerah keragu – raguan) dan tidak terdapat
heteroskedastisitas.
Kata Kunci: good corporate governance, kepemilikan manajerial, dewan komisaris, kepemilikan
institusional, komite audit dan manajemen laba
PENDAHULUAN
Perusahaan Enron yang memanipulasi data laporan perusahaannya telah berhasil
meningkatkan penjualan sahamnya di bursa efek Wall Street, AS. Manajemen Enron beberapa
kali membuat laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Dengan bersekongkol
bersama akuntan publiknya Enron berhasil mengecoh publik dengan membuat laporan yang
direkayasa benar. Akibat dari kasus ini, Enron dinyatakan pailit dan bangkrut dengan kerugian
ratusan triliun, dan kurun berikutnya terjadi gelombang ketidakpercayaan publik pada
perusahaan Enron. Atas kejadian dengan modus yang serupa di berbagai Negara maka kemudian
lahirlah gagasan Good Corporate Governance.
278
Manajemen laba seolah – olah telah menjadi budaya perusahaan (corporate culture) yang
diprakktikan semua perusahaan di dunia. Sebab dan akibat yang ditimbulkan aktivitas rekayasa
manajerial ini tidak hanya menghancurkan tatanan ekonomi, namun juga tatanan etika dan moral.
Ini sebabnya mengapa publik meragukan informasi – informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan karena penyimpangan ini laporan keuangan tidak lagi mampu menjalankan fungsinya
untuk menginformasikan apa yang sesungguhnya telah dilakukan dan dialami perusahaan selama
satu periode. Rekayasa ini merupakan upaya untuk menyembunyikan dan mengubah informasi
dengan mempermaikan informasi dengan mempermaikan besar kecilnya angka – angka
komponen laporan keuangan yang dilakukan ketika mencatat dan menyusun informasi itu.
Salah satu cara untuk mengeliminasi upaya rekayasa manajerial adalah dengan membuat
peraturan tentang keharusan bagi perusahaan untuk mengungkapkan informasi – informasi
tertentu secara wajib (mandated disclosure) dan sukarela (voluntary disclosure). Upaya ini
dilakukan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan.
Kewajiban menerapkan prinsip - prinsip Good Corporate Governance secara konseptual upaya
membangun kesetaraan, transparansi, akuntabilitas, dan reponsibilitas dalam mengelola sebuah
perusahaan dapat menjadi penghambat bagi aktivitas rekayasa manajerial. Oleh sebab itu,
perusahaan yang menerapkan prinsip Good Corporate Governance secara konsisten akan
meningkatkan kualitas laporan keuangan dan menurun tingkat manajemen laba. Sementara
perusahaan yang tidak menerapkan prinsip – prinsip itu cenderung lebih buruk kualitas laporan
keuangannya.
Dengan dibangunya sistem pengawasan dan pengendalian sebagai bagian dari prinsip Good
Corporate Governance, yaitu menurunnya manajemen laba dalam pengelolaan sebuah
perusahaan. Apalagi secara empiris memang terbukti bahwa penerapan prinsip Good Corporate
Governance secara konsisten dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan. Alasannya, prinsip
Good Corporate Governance yang diterapkan secara konsisten dapat menjadi penghambat
(constrain) dan mengurangi penyimpangan yang mengakibatkan laporan keuangan tidak
menggambarkan nilai fundamental perusahaan ini.
Perlu suatu penelitian tentang efektifitas corporate governance pada industri perbankan
karena industri perbankan memerlukan perhatian tersendiri, karena karakteristik dan
kompleksitas industri perbankan yang berbeda dengan sektor lain. Karakterisitk yang
membedakan sektor perbankan dengan sektor lainnya adalah perbankan sebagai lembaga
intermediasi di bidang keuangan yang dalam menjalankan usahanya menghadapi berbagai
macam risiko usaha dan kegagalan kegiatan perbankan mempunyai pengaruh luas terhadap
sektor ekonomi lainnya, baik makro maupun mikro, selain itu sebagai industri jasa, bank harus
dapat memberikan pelayanan yang baik sesuai dengan fungsinya. Hal lain yang menjadi
karakteristik perbankan adalah etika dan kehati - hatian yang merupakan aspek sangat penting
bagi suatu bank.
Oleh karena itu, konsep good corporate governance diharapkan bisa berfungsi sebagai alat
untuk memonitor kinerja bank dan untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa
mereka akan menerima return yang sesuai dengan investasi yang telah ditanamkannya.
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh Good Corporate Governance (dewan komisaris,
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komite audit) terhadap praktek
manajemen laba pada industri sektor perbankan. Hal ini dilakukan karena banyak faktor yang
mempengaruhi manajemen laba dan dalam penelitian aspek fundamental perusahaan dan juga
279
peranan manajemen dalam usahanya melakukan manajemen laba, sehingga investor bisa menilai
apakah mekanisme Good Corporate Governance (dewan komisaris, kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial dan komite audit berpengaruh terhadap perilaku manajemen laba.
Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk mengambil masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh antara penerapan GCG (dewan komisaris, kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, dam komite audit) secara parsial terhadap
Manajemen Laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2007 – 2010.
2. Apakan terdapat pengaruh antara penerapan GCG (dewan komisaris, kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, dam komite audit) secara simultan terhadap
Manajemen Laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2007 – 2010.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia, gedung Bursa Efek Indonesia menara
2, lantai 1 Edukasi Jl. Jendral Sudirman kav. 52 - 53, Jakarta 12220. Waktu pelaksanaan
penelitian, yaitu bulan Oktober 2011 sampai dengan Januari 2012. Jenis data yang digunakan
adalah data dokumenter dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder.dari data
sekunder dan data tersebut merupakan gabungan data cross section yaitu merupakan data time
series dari 8 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2007 – 2010 data yang
dipergunakan adalah laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen. Penelitian
menggunakan data sekunder yang diperolah laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor
independen yang terdaftar di BEI dari tahun 2007 – 2010, dan buku-buku penunjang lainnya
yang berhubungan dengan penelitian. Populasi yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan
yang tergabung dalam perusahaan perbankan di BEI periode 2007-2010 sebanyak 29
perusahaan. Jenis sampel yang digunakan dalam penelitian ini purposive sampling dengan tujuan
untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan sebanyak 8
perusahaan. Pengambilan perusahaan sampel dilakukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan perbankan yang sudah go public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2007 sampai dengan 2010 berturut-turut.
b. Perusahaan sampel tersebut mempublikasikan laporan keuangan perusahaan perbankan
tersedia berturut-turut untuk tahun pelaporan 2007 sampai dengan 2010.
c. Data yang tersedia lengkap mengenai kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen,
kepemilikan institusional, dan komite audit serta data yang diperlukan untuk mendeteksi
manajemen laba.
METODE ANALISIS DATA
1. Uji Kualitas Data (Normalisasi Data)
Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis
statistika secara umum) adalah asumsi data mengikuti distribusi normal. Dalam melakukan
280
pengujian kenormalan data, kita dapat menggunakan metode/pendekatan grafik dan
pendekatan inferensi statistika dengan uji hipotesis.
Untuk menguji data berdistribusi normal atau tidak digunakan uji normalitas Kolmogrov
Smirnov. Dasar pengembalian keputusan adalah sebagai berikut :
1) Jika angka signifikan (SIG) > 0,05 maka data berdistribusi normal.
2) Jika angka signifikan (SIG) < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi
klasik dengan maksud agar dapat menghasilkan nilai parameter yang baik, yang terdiri atas :
a. Uji Autokolerasi
Autokolerasi merupakan salah satu pengujian asumsi klasik yang digunakan untuk
mengetahui apakah terdapat atau tidaknya kolerasi antara sesame urutan pengamatan dari
waktu ke waktu.
Deteksi adanya kolerasi yaitu dengan melihat angka Durbin Watson (D-W). Dasar
pengambilan keputusannya adalah jika nilai Durbin Watson mendekati atau disekitar
angka 2 maka model tersebut bebas dari asumsi klasik autokolerasi, karena angka 2 pada
uji Durbin Watson terletak didaerah No Autokolerasi.
b. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat nilai varians antara nilai lainnya, apakah
sama atau heterogen. Data Cross Section, yaitu data yang dihasilkan pada suatu waktu
dengan banyak responden, nilai varian antar pengamatan dapat bersifat homogen.
Pendeteksian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1) Metode grafik, menghubungkan antar Y dan е², dimana apabila hubungan Y dan е²
tidak sistematis seperti makin membesar atau mengecil seiring bertambahnya Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas, dan
2) Uji korelasi rank spearman, digunakan untuk menguji heteroskedastisitas apabila nilai
korelasi rank spearman lebih besar dari nilai t-tabel.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan mengenai populasi yang perlu di uji kebenarannya.
Untuk melakukan pengujian dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi, cara ini
lebih mudah dibandingkan dengan menghitung seluruh anggota populasi. Setelah
mendapatkan hasil statistik dari sampel, maka hasil tersebut dapat digunakan untuk menguji
pernyataan populasi, apakah bukti empiris dari sampel mendukung atau menolak pernyataan
mengenai populasi.
4. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana adalah untuk menganalisis besarnya hubungan dan pengaruh
variabel independen yang jumlahnya lebih dari dua digunakan analisis regresi berganda.
Adapun fungsi persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
281
Y = α + β₁ X₁ + β2 X2+ β3 X3 + β 4 X4+e
Dimana :
Y
= Manajemen laba
α
= Konstanta
β
= Koefisien regresi
X₁
= Dewan komisaris
X2
= Kepemilikan manajerial
X3
= Kepemilikan institusional
X4
= Komite audit
Е
= eror
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
manajemen_laba
manajerial
komisaris
institusional
audit
Valid N (listwise)
Minimum
32
32
32
32
32
-3.50E7
.00
.33
47.15
.33
Maximum
Mean
2.55E7 -1.6816E5
.37
.0594
.71
.5459
97.55
73.1400
.87
.5750
Std. Deviation
1.30294E7
.10922
.08285
16.71521
.16311
32
a. Manajemen laba minimum sebesar -3.50452, maksimum sebesar 2.54676, mean sebesar 168161 dan manajemen laba standar deviation sebesar 1.30293.
b. Manajemen laba minimum sebesar 0.00, maksimum sebesar 0.37, mean sebesar 0.0594
dan manajemen laba standar deviation sebesar 0.10922.
c. Manajemen laba minimum sebesar 0.33, maksimum sebesar 0.71, mean sebesar 0.5459
dan manajemen laba standar deviation sebesar 0.08285.
d. Manajemen laba minimum sebesar 47.15, maksimum sebesar 97.55, mean sebesar
73.1400 dan manajemen laba standar deviation sebesar 16.71521.
e. Manajemen laba minimum sebesar 0.33, maksimum sebesar 0.87, mean sebesar 0.5750
dan manajemen laba standar deviation sebesar 0.16311.
282
2. Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
manajemen_lab
a
N
a
Normal Parameters
Most Extreme Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
32
-168161.8537
1.30294E7
.175
.121
-.175
.992
.278
a. Test distribution is Normal.
Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogrov – Smirnov adalah 0.992
dan signifikansi sebesar 0.278. Setelah melihat tabel di atas, dapat disimpukan bahwa
perhitungan Kolmogrov – Smirnov (K – S) menunjukkan data dalam model regresi
terdistribusi secara normal, dimana niai signifikansinya. lebih dari 0.05 (p = 0.278 > 0.05)
maka Ho diterima. Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai –
nilai observasi data telah terdistribusi secara normal.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Autokolerasi
Ho: tidak ada autokolerasi
Ha: ada autokolerasi
Hipotesis nol
Keputusan
Jika
Tidak ada autokolerasi positif
Tidak ada autokolerasi positif
Tidak ada autokolerasi negatif
Tidak ada autokolerasi negatif
Tidak ada autokolerasi, positif atau negative
Tolak
No desicision
Tolak
No desicision
Tidak ditolak
0 < d < dl
dl < d < dl
4-du < d < 4
4-du < d < 4-dl
du < d < 4-du
283
Berdasabedasarkan hasil output uji autokolerasi dari SPSS:
b
Model Summary
Model
1
R
.249
R Square
a
Adjusted R
Square
.062
-.077
Std. Error of the
Estimate
1.35210E7
Durbin-Watson
2.376
a. Predictors: (Constant), audit, komisaris, manajerial, institusional
b. Dependent Variable: manajemen_laba
autokorelasi daerah keragu-raguan tidak ada Autokolerasi
daerah keragu-raguan autokorelasi
dl
du
4-du
4-dl
1.17
1,73
4-2.26
4-2.82
b. Heteroskedastisitas
1) Jika pola tertentu seperti titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka dapat dipastikan terdapat
Heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
4. Uji Hipotesis
a. Uji T (pengujian parsial/individu)
Dasar pengambilan keputusan:
1) Jika sig > 0.05 maka Ha ditolak
2) Jika sig < 0.05 maka Ha diterima
284
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
Std.
Error
B
(Constant)
-3.420E6 2.570E7
manajerial
2.993E7 2.784E7
komisaris
Standardized
Coefficients
Collinearity Statistics
Beta
T
Sig.
Tolerance
VIF
-.133
.895
.251
1.075
.292
.638
1.567
-296703.948 3.163E7
-.002
-.009
.993
.859
1.164
192368.9
69
.012
.051
.960
.570
1.753
1.609E6 1.612E7
.020
.100
.921
.853
1.172
institusional
audit
9737.452
a. Dependent Variable: manajemen_laba
a) Uji hipotesis Ha1 (pengaruh kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba)
Nilai signifikansi 0.292 > 0.05 maka dan menolak Ha1. Hal ini membuktikan bahwa
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.
b) Uji hipotesis Ha2 (pengaruh dewan komisaris terhadap manajemen laba)
Nilai signifikansi 0.993 > 0.05 maka menolak Ha2. Hal ini membuktikan bahwa dewan
komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.
c) Uji hipotesis Ha3 (pengaruh kepemilikan institusional terhadap manajemen laba)
Nilai signifikansi 0.960 > 0.05 maka menolak Ha3. Hal ini membuktikan bahwa
kepemilikan institusional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.
d) Uji hipotesis Ha4 (pengaruh komite audit terhadap manajemen laba)
Nilai signifikansi 0.921 > 0.05 maka menolak Ha4. Hal ini membuktikan bahwa komite
audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.
b. Uji F (uji simultan)
Dasar pengambilan keputusan
1)
Jika Sig < 0,05 maka Ha diterima.
2)
Jika Sig > 0.05 maka Ha ditolak.
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
3.266E14
4
8.165E13
Residual
4.936E15
27
1.828E14
Total
5.263E15
31
F
Sig.
.447
.774
a
a. Predictors: (Constant), audit, komisaris, manajerial, institusional
b. Dependent Variable: manajemen_laba
Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung 0.447 denga probabilitas 0.774. karena
probabilitasnya jauh lebih besar dari 0.05 maka variabel kepemilikan manajerial, dewan
komisaris, kepemilikan institusional, dan komite audit secara bersama – sama tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba atau Ha ditolak.
285
5. Uji Persamaan Regresi
Uji regresi pada hubungan fungsional ataupun kasual antara variabel independent dengan
satu variabel dependent.
Adapun fungsi persamaan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Y = a + b₁ X₁ + b2 X2+ b3 X3+ b4 X4+e
Y = -3.420E6 + 2.993E7 X₁ - 296703.948 X2 + 9737.452 X3 + 1.609E6 X4 + e
Di mana:
a. Konstanta (a) = -3.420E6 (-3420434)
Artinya kepemilikan manajerial, dewan komisaris, kepemilikan institusional dan komite
audit 0 maka manajemen laba -3420434 atau perusahaan diindikasikan melakukan
praktik manajemen laba.
b. Koefisien (b) = 2.993E7 (2.992951)
Artinya bila kepemilikan manajerial (X₁) dinaikan 1 satuan maka manajemen laba akan
menurun sebesar 2.992951.
Dari hasil diatas terdapat sinyal positif terhadap manajemen laba terhadap kepemilikan
manajerial, kemungkinan terjadinya asimetris informasi, dan laba perusahaan sehingga
manajemen laba meningkat.
c. Koefisien (b) = -296703.948
Artinya bila dewan komisaris (X2) dinaikan 1 satuan maka manajemen laba akan
meningkat sebesar 296703.948.
Dari hasil diatas terdapat sinyal negatif terhadap manajemen laba terhadap dewan
komisaris, kemungkinan dewan komisaris yang independent itu lebih rendah dari pada
dewan komisaris sehingga manajemen laba menurun.
d. Koefisien (b) = 9737.452
Artinya bila kepemilikan institusional (X3) dinaikan 1 satuan maka manajemen laba akan
meningkat sebesar 9737.452.
Dari hasil diatas terdapat sinyal positif terhadap manajemen laba terhadap kepemilikan
institusional, kemungkinan jika kepemilikan institusional itu inggi dapat mempengaruhi
manajemen laba sehingga manajemen laba meningkat.
e. Koefisien (b) = 1.609E6 (1608681)
Artinya bila komite audit (X4) dinaikan 1 satuan maka manajemen laba akan meningkat
sebesar 1608681.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan yang tertera pada bab V, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan manajerial pada perusahaan
sampel tidak berpengaruh untuk mengurangi manajemen laba.
2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dewan komisaris pada perusahaan sampel
tidak berpengaruh untuk mengurangi manajemen laba.
3. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan institusional pada perusahaan
sampel tidak berpengaruh untuk mengurangi manajemen laba.
286
4. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara komite audit pada perusahaan sampel tidak
berpengaruh untuk mengurangi manajemen laba.
5. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan manajerial, dewan komisaris,
kepemilikan institusional, dan komite audit pada perusahaan sampel tidak berpengaruh untuk
mengurangi manajemen laba.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi para penulis selanjutnya agar dapat menambah periode penelitian menjadi lebih
panjang, menambah objek penelitian menjadi lebih banyak, dan menambah variabel lainnya
yang belum ada dalam penelitian ini agar efek dari mekanisme corporate governance dapat
lebih dirasakan dalam mengurangi manajemen laba di perusahaan.
2. Bagi perusahaan diharapkan dapat menerapkan GCG di dalam perusahaannya agar informasi
tentang laporan keuangan dapat dipercaya dan bagi perusahaan yang sudah menerapkan
GCG diharapkan penerapan GCG dapat dilakukan terus menerus dan sesuai dengan tujuan
dikeluarkannya GCG yaitu agar terciptanya perusahaan yang sehat dan bersih.
3. Bagi pembaca agar hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur yang telah ada
dan bermanfaat bagi seluruh pihak baik bagi peneliti maupun para pembaca.
UCAPAN TERIMA KASIH
Selesainya pembuatan jurnal ini berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dengan penuh rasa
hormat kepada :
1. Bapak Dr. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul
2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE, Ak. M. Si, selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Esa Unggul
3. Bapak Drs. Daulat Freddy Ak, MM Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Esa Unggul.
4. Bpk Kaswandi Z, SE, Ak, MM selaku dosen pembimbing yang ditengah kesibukannya telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam memberikan bimbingan,
pengarahan dan ide kepada penulis serta saran – saran yang sangat bermanfaat dalam
penyusunan jurnal ini.
5. Ibu Sri Handayani yang memberikan masukan - masukan yang bermanfaat sehingga penulis
dapat memperbaiki penyusunan jurnal ini.
6. Orang tua dan saudara - saudara tercinta yang telah memberikan dorongan, do‟a dan
motivasi selama penyusunan jurnal ini sehingga penulis memiliki motivasi lebih dalam
penyusunan jurnal ini.
287
DAFTAR PUSTAKA
Djokosantoso Moeljono Dr, Good Corporate Governance, Jakarta : Elex Media Komputindo,
2005
Kieso & Weygandt, Intermedite Accounting, Jakarta: Erlangga, 2002
Muh.Arief Effendi, The Power Of Good Corporate Governance, Jakarta: Salemba Empat, 2009
Ridwan Khairandy Dan Camelia Malik, Good Corporate Governance, Yogyakarta: Kreasi Total
Media, 2007
Rosadi. Dedi, Analisis Ekonometrika & Runtun Waktu Terapan Dengan R, Yogyakarta: Andi
Yogyakarta, 2011
Sri Sulistyanto, Manajemen Laba, Jakarta: Grasindo, 2008
Stice And Skousen, Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat, 2009
Suharyadi Dan Purwanto, Statistika, Edisi 2, Jakarta: Salemba Empat, 2009
Warren Reeve Fess, Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Jakarta: Salemba Empat, 2006
288
EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP
PEMBELIAN BAHAN MATERIAL KONSTRUKSI SECARA KREDIT DI
PT. TRIJAYA MANDIRI PERSADA
Yurike Selviany
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAKSI
Sistem informasi akuntansi sangat penting digunakan dalam suatu perusahaan untuk
memperlancar kegiatan usaha dan mengatur pencatatan-pencatatan dari aktivitas-aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan. Sistem informasi juga merupakan rangkaian prosedur di mana data
dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai. Sistem
informasi akuntansi yang diterapkan untuk pembelian penting digunakan untuk mengetahui
proses pemesanan pembelian, pesanan tersebut diterima dan diperiksa, dilakukannya
pembayaran, serta pencatatan dari transaksi pembelian tersebut. Dalam menjalankan sistem
informasi akuntansi ini dibutuhkan suatu pengendalian internal dalam pengolahan data menjadi
informasi.
Kata Kunci : Sistem Informasi Akuntansi, Pembelian, Pengendalian Internal
PENDAHULUAN
Sistem Informasi Akuntansi merupakan sekumpulan sumber daya, seperti manusia dan
peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi.
Data yang dikumpulkan adalah transaksi keuangan, dicatat pada transaksi keuangan sesuai
dengan jenis transaksi yang terjadi, diolah dengan model yang ditetapkan hingga menghasilkan
keluaran berupa informasi kemudian didistribusikan ke personel operasi untuk mendukung
kegiatan operasi sehari-hari.
Salah satu transaksi yang penting dan sering terjadi dalam perusahaan konstruksi adalah
transaksi pembelian bahan material yang sangat menunjang dalam kegiatan pembangunan
proyek. Pembelian dapat dilakukan secara tunai maupun kredit.
Sistem
informasi
pada
transaksi pembelian akan sangat membantu pihak manajemen perusahaan untuk dapat
memperoleh informasi dengan cepat mengenai pembelian terhadap bahan material yang
digunakan. Sistem informasi akuntansi terhadap transaksi pembelian ini dapat dilakukan secara
manual dan terkomputerisasi.
Dalam menjalankan sistem informasi akuntansi pengendalian internal untuk mengolah
data menjadi informasi yang bermanfaat, maka informasi tersebut harus relevan, lengkap, tepat
waktu, dapat diuji, dan akurat. Untuk menghasilkan informasi yang demikian, maka data
289
transaksi keuangan harus diproses melalui sistem informasi yang mengandung pengendalian
internal yang baik.
PT. Trijaya Mandiri Persada merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa
konstruksi. Dalam melakukan pemesanan pembelian bahan material, di PT. Trijaya Mandiri
Persada terdapat suatu proses sistem informasi akuntansi dari awal pemesanan hingga selesainya
transaksi pembelian tersebut sampai proses pencatatan. PT. Trijaya Mandiri Persada melakukan
sistem informasi akuntansi, baik secara terkomputerisasi maupun manual. Sistem informasi
akuntansi secara terkomputerisasi hanya dilakukan pada unit tertentu, sehingga proses
pemesanan pembelian sampai proses pencatatan mengalami kendala pada unit yang masih
menjalankan secara manual. Kendala tersebut adalah permintaan data mengenai hutang pemasok
membutuhkan waktu lama, pencatatan hutang pemasok dilakukan secara terkomputerisasi dan
manual oleh dua unit yang berbeda, data yang dilakukan secara manual tidak tersimpan dengan
baik.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kemajuan bagi pelaksanaan sistem
informasi akuntansi terhadap pembelian dan dilakukannya pengendalian internal yang efektif
terhadap sistem infomasi akuntansi yang dilakukan.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, dapat dibuat perumusan
masalah, sebagai berikut :
1. Unit apa pada sistem informasi akuntansi terhadap pembelian bahan material konstruksi
yang dilakukan secara terkomputerisasi dan unit apa yang dilakukan secara manual?
2. Bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi dalam proses pembelian bahan
material konstruksi secara kredit pada PT. Trijaya Mandiri Persada?
3. Apakah pengendalian internal terhadapa sistem informasi akuntansi yang diterapkan
pada PT. Trijaya Mandiri Persada dalam transaksi pembelian secara kredit pada setiap
unit telah berjalan efektif?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui unit pada sistem informasi akuntansi terhadap pembelian bahan
material konstruksi yang dilakukan secara terkomputerisasi dan unit yang dilakukan
secara manual.
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi dalam proses
pembelian bahan material konstruksi secara kredit pada PT. Trijaya Mandiri Persada.
3. Untuk mengetahui apakah pengendalian internal terhadap sistem informasi akuntansi
yang diterapkan apada PT. Trijaya Mandiri Persada dalam transaksi pembelian material
secara kredit pada setiap unit telah berjalan efektif.
METODE PENELITIAN
Metode analisis deskriptif kualitatif digunakan pada skripsi ini yaitu analisa data yang
berdasarkan teori-teori dari literatur mengenai flow of document dalam pengolahan sistem
informasi akuntansi serta teori lainnya yang berhubungan dengan evaluasi sistem informasi
akuntansi atas pembelian bahan material secara kredit kemudian dibandingkan dengan kenyataan
yang ada di perusahaan. Dilakukan juga test of compliance (tes bukti transaksi) dan Internal
Control Questionnaires.
290
Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa variabel. Definisi operasional yang perlu
diketahui yaitu Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan sekumpulan sumber daya, seperti
manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi
informasi. Adanya sistem informasi akuntansi yang digunakan dalam aktivitas pembelian sangat
membantu perusahaan untuk mengetahui secara cepat data mengenai pembelian Pengendalian
Internal merupakan semua rencana organisasional, metode, dan pengukuran yang dipilih oleh
suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta kekayaannya, mengecek keakuratan dan
keandalan data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendukung
dipatuhinya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Unit yang Terkait dalam Sistem Pembelian Bahan Material Konstruksi
Dalam melakukan sistem pembelian di PT. Trijaya Mandiri Persada terdapat unit yang
terkait dalam proses pembelian tersebut, yaitu :
a. Manajer Estate
Bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan yang
dibutuhkan di lapangan Dalam mengajukan material yang dibutuhkan, unit ini masih
menggunakan sistem manual yang dilakukan melalui telepon atau mengirimkan BPP
(Bon Permintaan Pembelian) yang diberikan ke unit pembelian.
b. Unit pembelian
Unit ini bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga bahan
material, menentukan pemasok yang dipilih, dan mengeluarkan order pembelian kepada
pemasok yang dipilih. Pada unit pembelian tidak ada sistem terkomputerisasi yang
terintegrasi dengan unit lain, sehingga untuk mengetahui data mengenai pembelian
masih dilakukan secara manual.
c. Unit penerimaan
Unit ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, kualitas, dan
kuantitas barang apakah sesuai dengan yang ada pada PO (Purchase Order). Dalam
unit penerimaan untuk melakukan pemeriksaan lebih dibutuhkan sumber daya manusia.
Unit penerimaan ini tidak digunakan sistem secara terkomputerisasi.
d. Unit keuangan
Unit ini bertanggung jawab terhadap penentuan anggaran dalam melakukan
pembayaran hutang, mengatur kas masuk dan kas keluar perusahaan, membuat bukti
transaksi dari aktivitas perusahaan Sistem pada unit ini telah terintegrasi dengan unit
akuntansi untuk memudahkan dalam mengetahui data transaksi.
e. Unit akuntansi
Unit ini bertanggung jawab untuk mencatat transaksi perusahaan yang terjadi termasuk
melakukan pencatatan hutang perusahaan dan mencatat kas keluar yang digunakan
dalam pelunasan pembayaran hutang. Pada sistem ini telah melakukan sistem
terkomputerisasi , tetapi sistem tersebut hanya terintegrasi dengan unit keuangan dan
menggunakan kode akses sehingga hanya pihak yang berwenang yang dapat
mengaksesnya.
291
2.
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Bahan Material Konstruksi
Secara Kredit
Alur pembelian bahan material konstruksi secara kredit di PT. Trijaya Mandiri
Persada
Manajer Estate
Pembelian
Mulai
BPP
Perhitungan
material &
mencatat yang
e
dibutuhkan
BPP
Pemilihan pemasok
& disetujui kepala
pembelian
Ditandatangani direktur,manager
engineering, project manager,
kepala pembelian
3
2
Unit pembelian
PO
1
pemasok
akuntansi
Keterangan :
BPP : Bon Permintaan Pembelian
PO : Purchase Order
Gambar 5.2
Proses Pengajuan Permintaan Pembelian
292
Penerimaan
Saat bahan material datang
2
SJ
3
PO
1
Diperiksa
kuantitas
& kualitas
Ya
SJ ditandatangani staff
penerimaan, lembar 1 untuk pemasok
Tidak
Membuat
Nota Retur
Keterangan :
Nota retur
PO
SJ : Surat Jalan
SJ
PO : Purchase Order
Pemasok
Gambar 5.3
Proses Penerimaan Bahan Material
Keuangan
Akuntansi
Menerima dokumen (faktur,
SJ,PO,faktur pajak) yang
dibutuhkan dari pemasok
TT
2
F
2
1
TT
Input jurnal
transaksi
Pemasok
Pelunasan
2
TT
Keterangan :
Cek/Giro/Kas
2
BKK/BBK
Akuntansi
Ditandatangi direktur
& diketahui kepala keuangan
TT : Tanda Terima
BKK : Bukti Kas Keluar
BBK : Bukti Bank Keluar
F : Faktur
1
Gambar 5.4
Proses Pelunasan Hutang
BKK/BBK
2
293
3.
Pengendalian Internal terhadap Sistem Pembelian Pada Setiap Unit
Tabel 5.3 Internal Control Questionnaires
Unit Pembelian
PT. Trijaya Mandiri Persada
Unit Pembelian
1. Apakah pembelian dilakukan
a. Oleh bagian pembelian?
b. Terpisah dari bagian :
1) Akuntansi?
2) Keuangan?
3) Penerimaan?
c. Dengan syarat yang menguntungkan (misalnya tender,
pemasok terseleksi)?
2. Apakah pesanan pembelian (Purchase Order) :
a. Dibuat untuk semua pembelian?
b. Diotorisasi pejabat yang berwenang?
c. Diberi nomor urut tercetak?
d. Tersimpan lengkap, termasuk yang dibatalkan?
e. Blanko tersimpan dengan baik?
f. Tembusan dikirimkan kepada :
1) Bagian akuntansi untuk dicocokkan dengan laporan
penerimaan dan faktur pembelian?
2) Bagian penerimaan barang sebagai otorisasi untuk
menerima barang?
3. Apakah pembelian dikoordinasi dengan :
a. Kebutuhan proyek?
b. Anggaran pembelian?
c. Batas persediaan minimum dan maksimum?
4. Apakah kebijaksanaan pembelian tidak dilakukan dengan
memberikan keuntungan luar biasa kepada :
a.
Penjual tertentu?
b.
Relasi staf pembelian atau lainnya?
c.
Suatu perusahaan di mana seorang staf mempunyai
kepentingan?
d.
Perusahaan afiliasi?
5.
Apakah harga penawaran penjual yang terdaftar (approved)
ditinjau secara berkala, untuk memastikan bahwa selalu
merupakan harga bersaing?
Y=Ya T=Tidak
TR=Tidak Relevan
Y
T
TR
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pengukuran Skala
Jadi berdasarkan data tersebut pengendalian internal yang telah dilakukan :
18 x 100 % = 90 %
20
294
Tabel 5.4 Internal Control Questionnaires
Unit Penerimaan
PT. Trijaya Mandiri Persada
Y=Ya T=Tidak
TR=Tidak Relevan
Y
T
TR
Unit Penerimaan
1.
Apakah terdapat bagian penerimaan barang yang terpisah dari :
a. Akuntansi?
b. Keuangan?
c. Penerimaan?
√
√
√
2.
3.
4.
5.
Apakah barang yang diterima disertai :
a. Surat jalan atau faktur dari pemasok?
b. Surat keterangan pengangkut?
√
√
Apakah barang yang diterima diperiksa mengenai :
a. Kuantitas?
b. Keadaan?
c. Spesifikasi pembelian lainnya?
d. Kecocokkan dengan pesanan pembelian?
e. Surat jalan?
√
√
√
√
√
Apakah terdapat laporan penerimaan barang :
a. Dibuat untuk seluruh penerimaan barang?
b. Mencatat jumlah yang diterima berdasarkan perhitungan yang
sebenarnya?
c. Diberi nomor urut cetak?
d. Disimpan selengkapnya, termasuk yang dibatalkan?
e. Blankonya disimpan dengan baik?
f. Tembusan dikirim kepada :
1) Bagian akuntansi, untuk dicocokkan dengan pesanan pembelian
dan faktur?
2) Bagian pembelian, sebagai informasi bahwa pesanan telah
diterima?
Jika barang ditolak oleh unit penerimaan :
a. Apakah dibuat surat jalan?
b. Apakah barang yang ditolak disimpan?
c. Apakah retur pembelian cukup terkontrol untuk mengurangi jumlah
utang yang dibukukan?
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pengukuran Skala
Jadi berdasarkan data tersebut pengendalian internal yang telah dilakukan :
12 x 100 % = 60 %
20
295
Tabel 5.5 Internal Control Questionnaires
Unit Keuangan PT. Trijaya Mandiri Persada
Unit Keuangan
1. a. Apakah terdapat bagian unit keuangan yang terpisah dari :
1) Akuntansi?
2) Keuangan?
3) Penerimaan?
b. Apakah terdapat unit keuangan khusus staff bagian hutang
usaha?
2.
3.
Apakah faktur-faktur dari pemasok diperiksa/dicocokkan dengan :
a. Pesanan pembelian?
b. Laporan penerimaan barang?
Apakah faktur ini secara berturut-turut harus menunjukkan bukti
persetujuan seperti :
a. Harga benar?
b. Perkalian dan pertambahan?
c. Biaya pengangkutan?
d. Beban-beban lain?
e. Pengurangan-pengurangan
potongan
atau
penyisihan
(allowance) lainnya?
f. Kode atau alokasi akun yang harus dibebankan?
4. Apakah dibuat kartu hutang?
Bila “Ya” :
a. Apakah diadakan pencocokkan saldo akun control (buku
besar hutang) dengan kartu hutang?
b. Apakah pengamanan fisik kartu hutang cukup?
c. Apakah hanya orang tertentu yang memegangnya?
5. Apakah terdapat otorisasi pihak yang berwenang dalam
melakukan pembayaran hutang?
6.
Apakah setelah pembayaran hutang terdapat bukti transaksi dan
dibuat bukti kas keluar? Bila “Ya” :
a. Apakah bukti kas keluar tersebut memiliki nomor urut
tercetak?
b. Apakah pada bukti kas keluar terdapat keterangan mengenai
pembayaran hutang (nama pemasok, tanggal pembayaran,
nominal, nomor invoice)?
c. Apakah pada bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya
dicap “Lunas”?
7.
Apakah dilakukan konfirmasi
pembayaran hutang dilakukan?
kepada
pemasok
setelah
8.
Apakah dokumen pembelian langsung disimpan dengan baik?
Y=Ya T=Tidak
TR=Tidak Relevan
Y
T
TR
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pengukuran Skala
Jadi berdasarkan data tersebut pengendalian internal yang telah dilakukan :
18 x 100 % = 85,71%
21
296
Tabel 5.6 Internal Control Questionnaires
Unit Akuntansi
PT. Trijaya Mandiri Persada
Unit Akuntansi
1. Apakah terdapat bagian unit keuangan yang terpisah dari :
a. Akuntansi?
b. Keuangan?
c. Penerimaan?
Y=Ya T=Tidak
TR=Tidak Relevan
Y
T
TR
√
√
√
2. Apakah terdapat program dalam sistem yang membantu proses
pemasukkan transaksi pembelian?
√
3. Apakah proses pemasukan transaksi pembelian disesuaikan dengan
dokumen pembelian yang terkait (pesanan pembelian, faktur
pembelian, surat jalan)?
√
4. Apakah dalam sistem terdapat daftar pemasok dan jumlah hutang?
Bila “Ya” :
a. Nama daftar pemasok disusun secara teratur?
b. Jumlah hutang disesuaikan dengan saldo buku pembantu hutang?
c. Terdapat jatuh tempo/ janka waktu pelunasan hutang?
√
√
√
√
5. Apakah nomor bukti kas keluar yang dibuat unit keuangan sesuai
dengan nomor bukti kas keluar pada sistem?
6. Apakah setiap akun dalam jurnal memiliki kode nomor akun?
√
Pengukuran Skala
Jadi berdasarkan data tersebut pengendalian internal yang telah dilakukan :
9 x 100 % = 90 %
10
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.
2.
3.
Unit yang menjalankan sistem secara manual yaitu Manajer Estate, unit penerimaan, unit
pembelian. Unit yang menjalankan sistem terkomputerisasi unit keuangan, unit akuntansi.
Penerapan sistem informasi akuntansi dalam proses pembelian bahan material konstruksi
secara kredit di PT. Trijaya Mandiri Persada telah sesuai dengan prosedur
Pengendalian internal terhadap sistem informasi akuntansi pada transaksi pembelian bahan
material konstruksi secara kredit di setiap unit telah berjalan secara efektif, yaitu :
a. Unit pembelian, pengendalian internal bernilai 90 %
b. Unit penerimaan, pengendalian internal bernilai 60 %
c. Unit keuangan, pengendalian internal bernilai 85,71 %
d. Unit akuntansi, pengendalian internal bernilai 90 %
297
Saran
Dari kesimpulan di atas maka berikut ini penulis mengusulkan beberapa saran-saran perbaikan
yang mungkin dapat membantu yaitu :
1. Agar dibuatkan laporan penerimaan bahan material saat bahan material telah diterima.
2. Agar disimpan dokumen untuk bukti pendukung pembayaran dengan baik sehingga dapat
dilakukan konfirmasi pembayaran kepada pemasok.
3. Agar dilakukan revisi pada purchase order agar sesuai dengan faktur dan barang yang
diterima.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang dengan
tulus dan ikhlas membantu selama proses penyusunan penelitian ini. Ucapan terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul.
2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE, AK.MSi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Esa Unggul.
3. Bapak Drs. Daulat Freddy, Ak, MM, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Esa Unggul.
4. Bapak Drs. Djufri Rivai, SE,Ak. MM selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
peneliti motivasi, pengarahan dan bimbingannya.
5. Seluruh Staff PT. Trijaya Mandiri Persada yang telah memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti.
6. Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung, mendoakan,
membantu Peneliti dalam penyusunan penelitian.
Semoga semua budi baik yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan dari
Tuhan Yang Maha Esa. Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga masih ditemukan
kekurangan dan kesalahan didalamnya. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik
yang membangun untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan tersebut. Akhir kata semoga
penulisan skripsi ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bodnar, George H. & William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntasi, Edisi 9.
Yogyakarta : ANDI.
Diana, Anastasia & Lilis Setiawati. 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 1. Yogyakarta :
ANDI.
Irawati, Susan. 2008. Akuntansi Dasar 1 & 2. Bandung : Pustaka.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.
Muqodim. 2006. Teori Akuntansi. Yogyakarta : EKONISIA.
Narko. 2007. Sistem Akuntansi, Edisi Kelima. Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusantara.
Romney, Marshall B. & Paul John Steinbart. 2006. Accounting Information System 1, Edisi 9.
Jakarta : Salemba Empat.
Soemarso. 2004. Pengantar Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.
Sutabri, Tata. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta : ANDI.
298
MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DENGAN ANALISIS RASIO PADA
PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk
Yuvita Ayunani
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRACT
The financial statements are an accountability tool by the management company managing the
company and create an information on the implementation of management responsibilities. The
financial statements also a condition of, the management expressed in the currency. One way to
assess the management of a condition of the company's financial performance is to analyze
quantitative financial data, analysis and interpretation of various ratios to give a better view of
the financial condition and achievements of the company for analysts experienced in comparison
with the analysis of the only based on financial data alone do not form the ratio. Under these
conditions, the authors are interested in discussing issues related to financial ratio analysis to
assess the financial performance of PT Surya Toto Indonesia. The author considers that the
analysis by using financial ratios is very important to assess the financial performance, so the
author can focus on the topic of this study only gauge ratio. The subject of this paper is the
analysis of the financial performance of companies in which not all the financial ratios included
in this study, the purpose of this study is to find companies that are interpreted through the
development of financial ratios to determine the company's financial performance.
In collecting the necessary data, the author learned from the annual financial statements of
PT Surya Toto Indonesia Tbk and to the theoretical basis used data is taken from a textbook
training courses related to writing. These data are then analyzed using the methods of
quantitative and qualitative as well as the comparative method is used to calculate and analyze
financial ratios and compare them with the annual financial statements. Based on the analysis of
the company's financial ratios, the authors concluded that the company's financial performance
in healthy condition and is very healthy.
Keywords : financial performance
PENDAHULUAN
Perusahaan banyak memiliki tujuan yang penting yaitu memperoleh laba dari operasi
perusahaan. Dari laba perusahaan tersebut, maka perusahaan dapat melanjutkan kegiatan
produksinya. Didalam usahanya dalam mendapatkan keuntungan serta mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada manajemen perusahaannya pula, baik dalam arti
mencari modal, mengumpulkan modal serta menggunakan modal tersebut dengan baik dan tepat,
sehingga perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin maka tidak akan mengalami kesulitan
dalam mengatur keuangan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Analisis laporan keuangan
299
bertujuan untuk memberikan dasar pertimbangan yang lebih banyak dan sistematis dalam rangka
memprediksi apa yang mungkin akan terjadi dimasa datang mengingat data yang disajikan oleh
laporan keuangan menggambarkan apa yang telah terjadi. Selain itu analisis laporan keuangan
juga akan mampu mengurangi dan mempersempit hubungan ketidak pastian.
Banyak perusahaan yang pada akhirnya gulung tikar akibat tidak tepatnya penggunaan
modal perusahaan, dimana dengan keadaan yang sekarang ini dengan adanya persaingan yang
sangat ketat dibidang perekonomian, maka para perusahaan harus mempertahankan kinerja
keuangan perusahaan yang lebih baik setiap tahunnya. Teknik analisis laporan keuangan yang
biasa digunakan untuk mengetahui suatu kondisi perusahaan adalah analisis perbandingan,
analisis sumber dan penggunaan modal kerja, analisis sumber dan penggunaan kas, analisis rasio,
serta analisis perubahan laba kotor. Dari hasil analisis tersebut akan memberikan sebuah
gambaran tentang kemajuan-kemajuan secara periodik yang telah dicapai masing-masing
perusahaan. Laporan keuangan perusahaan yang dihasilkan dari proses akuntansi adalah neraca,
laporan laba-rugi, dan juga laporan aliran kas.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul : “ Mengukur Kinerja Keuangan Dengan Analisis Rasio Pada PT SURYA TOTO
INDONESIA Tbk”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan pada PT
SURYA TOTO INDONESIA Tbk yang dilihat dari rasio likuiditas, provitabilitas, solvabilitas,
dan aktivitas, serta bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Adapun batasan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis rasio dan kinerja keuangan
yang telah dipublikasikan dari tahun 2008 sampai dengan 2010.
TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Keuangan
Munawir (2007) laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang
berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih.
Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI:2009) laporan keuangan
merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan perubahan posisi keuangan, catatan juga termasuk skedul dan informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut.
Dan sedangkan menurut Budi Rahardjo (2009) laporan keuangan adalah pelaporan
pertanggungjawaban manajer atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepada para
pemangku kepentingan.
Kinerja Keuangan
Irham Fahmi (2011) kinerja keuangan merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk
melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan
yang telah memenuhi standard an ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau
GAAP (General Acepted Accounting Principle).
300
Analisis Laporan Keuangan
Budi Rahardjo (2009) Analisis laporan keuangan merupakan alat analisis bagi
manajemen keuangan perusahaan yang bersifat menyeluruh, dapat digunakan untuk
mendeteksi/mendiagnosis tingkat kesehatan perusahaan, melalui kondisi arus kas atau kinerja
organisasi perusahaan baik yang bersifat parsial maupun kinerja organisasi secara keseluruhan.
Analisis laporan keuangan umumnya dilakukan oleh para pemberi modal seperti
kreditor, investor, dan oleh perusahaan itu sendiri berkaitan dengan kepentingan manajerial dan
penilaian kinerja perusahaan. Adapun alat analisis yang umum digunakan adalah analisis rasio
keuangan, analisis common size, dan analisis indeks, baik menggunakan pendekatan analisis data
seri (time series analysis), maupun silang (cross sectional approach).
Analisis Rasio Keuangan
Sofyan Syafri (2010) suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos
tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu. Analisis rasio keuangan dapat
menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah sebuah perusahaan industry
perdagangan yaitu PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk yang terdaftar di BEI. Penelitian ini
dilakukan pada Bursa Efek Indonesia melalui website www.idx.co.id dan waktu penelitian
dilakukan dari bulan November 2011 sampai dengan selesai.
Jenis dan Sumber Data
Data yang diperoleh peneliti adalah data sekunder yaitu data yang telah telah tersedia di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun data yang diperoleh adalah : 1. Data Kuantitatif yaitu data
yang dapat diukur atau dihitung seperti laporan keuangan dari tahun 2008-2010 yang berasal dari
neraca dan laporan laba-rugi, 2. Data Kualitatif yaitu data yang tidak dapat diukur seperti
gambaran umum perusahan dan penawaran umum perusahaaan.
Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data
Metode dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan cara : 1.
Pengumpulan data referensi dari Bursa Efek Indonesia yaitu data-data laporan keuangan yang
akan diteliti berupa laporan keuangan dan profil perusahaan, 2. Studi Keperpustakaan merupakan
data yang diperoleh penulis dengan menggunakan penelitian kepustakaan dengan mempelajari
bukti dan literature yang berhubungan dengan objek penelitian.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah time series analisys. Time series
analisys yaitu membandingkan rasio-rasio dari waktu ke waktu. Data yang disajikan adalah data
laporan keuangan selama tiga tahun, yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.
301
Definisi Operasional Variabel
Sesuai dengan pokok masalah yang akan diteliti, maka variable yang akan diteliti adalah :
1.
Laporan Keuangan
Hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antara dua keuangan
atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas perusahaan.
Laporan ini dibuat untuk para pengambil keputusan, yang terdiri dari Neraca, Laporan LabaRugi, catatan atas laporan keuangan, perubahan modal, dan laporan arus kas.
2. Analisis Rasio Keuangan
a) Rasio Likuiditas
1) Cash Ratio
2) Net Working Capital Ratio
b) Rasio Profitabilitas
1) Net Profit Margin
2) ROE
3) ROA
c) Rasio Solvabilitas
1) DER
d) Rasio Aktivitas
1) TATO
2) ITO
3) Average Collection Periode
3.
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah prestasi dibidang keuangan yang unsur-unsurnya berkaitan dengan
pendapatan, pengeluaran, keadaan operasional secara keseluruhan, struktur hutang dan hasil
investasi.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah Perusahaan dan Penawaran Perusahaan
PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk di dirikan pada tanggal 11 Januari 1977,
perusahaan ini memulai operasinya sejak Februari 1979. PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan dan penjualan barang-barang
sanitary, fittings dan kitchen system. Kantor pusat perusahaan terletak di Gedung Toto jalan
Tomang Raya No.18 sedangkan perusahaannya terletak di daerah Tangerang.
Pada tanggal 22 September 1990, perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk penawaran 2.687.500 saham kepada masyarakat dengan jumlah nominal Rp
2.687.500.000. sejak tanggal 30 Oktober 1990, Perusahaan mencatatkan saham hasil penawaran
tersebut pada Bursa Efek Indonesia (sebelumnya Bursa Efek Jakarta).
302
PEMBAHASAN
Hasil Analisis dan Pembahasan
Berikut ini akan disajikan hasil penelitian dalam analisis rasio keuangan dengan
menggunakan analisis kinerja keuangan sebagai berikut :
Tabel 5.1PT Surya Toto Indonesia Tbk nilai kinerja keuangan tahun 2008,2009,2010
Keterangan Rasio
2008
Hasil Perhitungan
2009
2010
Bobot Nilai Rasio
2008
2009
201
0
1,5
7,5
6,0
4
5
5
1.
2.
Debt to Equity Ratio
Cash Ratio
I,84 x
29,72 %
0,91 x
64,11%
0,73 x
64,68%
3.
Net Working Capital to Total Assets
17,07 %
31,17 %
34,34 %
5
5
5
4.
Inventory Turnover
3,41 x
3,77 x
3,44 x
0
0
0
5.
Collection Period
72 hari
85 hari
92 hari
4
4
4
6.
Total Assets Turnover
1,10 x
0,96 x
1,03 x
7,5
7,5
7,5
7.
Return of Equity
17,42 %
34,59%
30,71%
5
5
5
8.
Return of Assets
8,80 %
25,21%
23,82 %
3
5
5
9.
Net Profit Margin
5,62 %
18,64 %
17,28 %
5
5
5
Total Nilai Kerja
35
44
42,5
Hasil Penilaian Kinerja
S
SS
SS
Sumber : Diolah Sendiri berdasarkan Laporan Keuangan PT Surya Toto Indonesia Tbk.
Dari hasil perhitungan yang sesuai dengan tabel di atas dapat diketahui kinerja dari setiap
tahun dan dapat di simpulkan sesuai dengan klasifikasi kinerja keuangan yang telah diterangkan
pada bab sebelumnya, yaitu :
a.
b.
c.
d.
Sangat Sehat
Sehat
Kurang Sehat
Tidak Sehat
: bila nilai kinerja keuangan > 41,2
: bila nilai kinerja keuangan > 26,0 s/d 41,2
: bila nilai kinerja keuangan > 12,4 s/d 26,0
: bila nilai kinerja keuangan 12,4 kebawah
Jadi dapat disimpulkan hasil kinerja sesuai dengan klasifikasi kinerja keuangan sebagai
berikut :
1) Pada tahun 2008 dihasilkan nilai kinerja sebesar 35. Nilai kinerja berasal diantara 26,0 s/d
41,2 jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan ditahun 2008 “Sehat”
2) Pada tahun 2009 dihasilkan nilai kinerja sebesar 44. Nilai kinerja berasal diantara lebih dari
41,2 jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan ditahun 2009 “Sangat Sehat”
303
3) Pada tahun 2010 dihasilkan nilai kinerja sebesar 42,5. Nilai kinerja berasal diantara lebih dari
41,2 jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan ditahun 2010 “Sangat Sehat”
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah: 1. Kinerja keuangan PT. Surya Toto Indonesia
Tbk, berdasarkan Debt to Equity Ratio pada tahun 2008-2009 mengalami peningkatan sedangkan
ditahun 2009-2010 mengalami penurunan. Dan berdasarkan Cash Ratio ditahun 2008 s/d 2010
mengalami hal yang sama yaitu pada tahun 2008-2009 mengalami peningkatan sedangkan pada
tahun 2009-2010 tidak mengalami perubahan yaitu bobot nilai rasionya dalam kondisi yang
stabil, 2. Nilai kinerja keuangan perusahaan PT Surya Toto Indonesia dengan menggunakan
perhitungan rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio aktivitas. Pada setiap
tahunnya yaitu 2008 hasil kinerja keuangannya dinyatakan sehat, sedangkan pada tahun 2009
dan 2010 hasil kinerja keuangannya dinyatakan sangat sehat.
Penelitian ini mempunyai beberapa kelemahan yang membatasi kesempurnaannya. Oleh
karena itu peneliti memberikan saran untuk perusahaan yang telah dteliti yaitu berdasarkan rasio
likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio aktivitas, diharapkan perusahaan dapat
terus meningkatkan kinerja keuangannya agar perusahaan dapat bertahan tanpa adanya pengaruh
persaingan dalam bidang usaha yang sama dan diharapkan perusahaan tidak terlena pada
peningkatan kinerja keuangan yang terjadi. Jadi perusahaan harus juga memperhatikan faktor
eksternal seperti kompotitor, pengembangan usaha, perekonomian global dan hal lain yang dapat
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Abubakar dan Wibowo, Akuntansi Keuangan Dasar, PT Grasindo, Jakarta, 2008.
Fahmi, Irham, Analisis Kinerja Keuangan, ALFABETA, Bandung, 2011
Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis Laporan Keuangan, Edisi 1, PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2007.
Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008.
Harmono, Manajemen Keuangan, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2009.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Munawir, Analisis Laporan Keuangan, Gadjah Mada University, Yogyakarta, 2005.
Naiggolan, Pahala, Cara Mudah Memahami Akuntansi, PPM, Jakarta, 2006.
Rahardjo, Budi, Keuangan dan Akuntansi Untuk Manajer Non Keuangan,
Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007
Rahardjo, Budi, Laporan Keuangan Perusahaan, Gadjah Mada University, Yogyakarta, 2009.
Rudianto, Akuntansi Manajemen, Grasindo, Jakarta, 2006.
304
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI DAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL TERHADAP ETIKA
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Yuyun Wahyuni
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mahasiswa
akuntansi dan manajemen Universitas Esa Unggul terhdap etika penyusunan laporan keuangan.
Metode yang digunakan untuk mengetahui perbedaan gambaran persepsi antara mahasiswa
akuntansi dan manajemen terhadap etika penyusunan laporan keuangan adalah dengan uji Zscore, dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi
dan mahasiswa manajemen terhadap etika penyusunan laporan keuangan menggunakan uji
beda independen T-test.
Hasil pengujian ini menunjukan bahwa misstatmen, disclosure, cost and benefit, responsibility
secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan. Sementara hasil penelitian Z- score
menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifakan antara persepsi mahasiswa akuntansi
dan manajemen.
Kata Kunci : Persepsi, Etika penyusunan laporan keuangan, perbedaan persepsi
PENDAHULUAN
Krisis Ekonomi yang terjadi di Indonesia mulai tahun 1997 menurut berbagai pihak
merupakan akibat dari kurangnya praktek Good Corporate Governance di Indonesia. Terdapat
beberapa contoh kasus-kasus dalam penyajian laporan keuangan pada beberapa perusahaan di
Indonesia. Contohnya kasus yang terdapat pada PT.Kimia Farma yang melakukan salah saji pada
laporan keuangannya yaitu adanya perbedaan penyajian laba bersih terdapat kesalahan
pencatatan yang mendasar dalam laporan keuangan yang disajikan Pada audit tanggal 31
Desember 2001 dengan hasil audit yang dilaporkan pada 3 Oktober 2002, dan terdapat
overstated pada daftar harga obat-obatan yang ada (http://elib.unikom.ac.id).
Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan peningkatan global, profesi akuntan pada
saat ini dan saat mendatang menghadapi tantangan yang semakin berat, sehingga dalam
menjalankan
aktivitasnya
seorang
akuntan
dituntut
untuk
selalu
meningkatkan profesionalismenya. Kondisi perekonomian sekarang ini yang cenderung tidak
stabil juga mengalami keterpurukan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan kondisi ekonomi
yang tidak memadai, sehingga menyebabkan kualitas pelaporan keuangan juga kurang baik. Di
305
Indonesia sendiri system pelaporan keuangan masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki, salah satu
faktor yang masih harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan di
Indonesia menyangkut etika dan sifat positif akuntan Indonesia (Yulianti dan Fitriany 2005).
Dalam penelitian ini para mahasiswa jurusan akuntansi dan pada Universitas Esa Unggul akan
Peneliti kelompokkan menjadi dua kelompok yaitu :
1.
2.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program studi Akuntansi Universitas Esa Unggul yang
aktif pada semester ganjil 2011/2012.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Esa Unggul yang
Aktif pada semester ganjil 2011/2012.
Rumusan Masalah
1.
2.
Bagaimana Gambaran persepsi Etika Penyusunan Laporan Keuangan Menurut Persepsi
Mahasiswa Universitas Esa Unggul Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi dan
Program Studi Manajemen yang aktif pada Semester Ganjil 2011/2012 ?
Apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa Universitas Esa Unggul Fakultas
Ekonomi Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen yang aktif pada
semester ganjil 2011/2012 terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan yang diharapkan dapat diperoleh
adalah :
1.
2.
Untuk mengetahui gambaran etika penyusunan laporan keuangan menurut persepsi
mahasiswa Universitas Esa Unggul Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi dan
Program Studi Manajemen yang aktif pada semester ganjil 2011/2012.
Untuk mengetahui persepsi antara mahasiswa Universitas Esa Unggul Fakultas Ekonomi
Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen yang aktif pada semester ganjil
2011/2012 terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Universitas Esa Unggul. Jalan Arjuna Utara Nomor 09
Tol Tomang Kebon Jeruk Jakarta 11510. Waktu penelitian dilakukan dilakukan dengan data dan
informasi yang Peneliti kumpulkan sejak November 2011 sampai dengan Agustus 2012.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan oleh Peneliti dalam penyusunan skripsi ini adalah data
kualitatif yang dikumpulkan dari para mahasiswa akuntansi dan manajemen yang aktif pada
semester ganjil 2011/2012 yang berkuliah di Universitas Esa Unggul. Dengan sumber data yang
berasal dari para mahasiswa akuntansi dan manajemen yang aktif pada semester ganjil
2011/2012 melalui pengisian kuesioner.
306
Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para mahasiswa akuntansi dan
manajemen yang aktif pada semester genap 2011/2012 Universitas Esa Unggul yang menurut
data Biro Adminsitrasi Akademik Universitas Esa Unggul berjumlah 653 mahasiswa. .
Metode penentuan jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode penentuan sampel yang disebut dengan metode Slovin Method.
N
n=
Keterangan :
1 + N (e)
2
n = besarnya Sampel penelitian
N = besarnya Jumlah populasi
e = besarnya tingkat keyakinan kesalahan (error)
653
n=
= 86
1 + 653 (0.1)2
Maka nilai n ( jumlah sampel ) adalah 86 responden, kemudian dibagi dua katagori
responden yaitu mahasiswa akuntansi dan manajemen jadi mahasiswa 43 responden, mahasiswa
manajemen 43 responden.
Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling yaitu metode
pengambilan sampel yang dilakukan untuk pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan oleh peneliti.
Kriteria yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa program reguler fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi dan Manajemen.
2. Mahasiswa Universitas Esa Unggul yang telah menempuh mata Kuliah akuntansi
manajemen.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi dan
wawancara. Tujuan dari observasi dan wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana
peneliti melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai
melalui kuesioner yang dibagikan pada penelitian ini.
307
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya statistik, uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha, untuk
menguji reliabilitas dari pertanyaan yang terdapat pada kuesioner yang diajukan. Uji beda T-test,
uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan
memiliki nilai rata-rata yang berbeda.Uji deskriptif gambaran persepsi mahasiswa akuntansi dan
manajemen dengan analisis Z-score dari skor standar berupa jarak suatu nilai dari mean sample
atau populasi dalam satuan Standar Deviasi.
Perhitungan Z-scor tersebut adalah sebagai berikut.
Zij =
Keterangan :
Zij
= nilai dari Z
Xij
= skor mentah i dari dimensi j
Xj
= mean atau nilai rata-rata dari dimensi j
SDj
= simpangan baku distribusi dimensi j
Hipotesis Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Ha1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa akuntansi dan
manajemen di Universitas Esa Unggul terhadap etika penyusunan laporan keuangan
mengenai Misstatment.
Ha2 : terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa akuntansi dan
manajemen di Universitas Esa Unggul terhadap etika penyusunan laporan keuangan
mengenai Disclosure.
Ha3 : terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa akuntansi dan
manajemen di Universitas Esa Unggul terhadap etika penyusunan laporan keuangan
mengenai Cost & Benefit.
Ha4 : terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa
akuntansi dan
manajemen di Universitas Esa Unggul terhadap etika penyusunan laporan keuangan
mengenai Responsibility.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil perhitungan Z-score gambaran persepsi mahasiswa akuntansi adalah :
Zmisstate
=
= 276,4
Zdisclosure
=
= 398,1
Zcost & benefit
=
= 205,9
308
=
Zresponsibility
= 367
dari hasil perhitungan diatas mahasiswa akuntansi lebih dominan terhadap disclosure dengan
hasil sebesar 398,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa akuntansi memiliki
persepsi terhadap etika penyusunan laporan keuangan dalam dimensi disclosure.
hasil perhitungan Z-score gambaran persepsi mahasiswa manajemen adalah :
Zmisstate
=
= 301,8
Zdisclosure
=
= 340,9
Zcost & benefit
=
= 253,4
Zresponsibility
=
= 293,5
dari hasil perhitungan diatas mahasiswa manajemen lebih dominan terhadap disclosure dengan
hasil yaitu 340,9. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa manajemen juga
memiliki persepsi terhadap etika penyusunan laporan keuangan dalam dimensi disclosure.
Tabel 5.1 tabel beda uji T-test seluruh dimensi
Group Statistics
kode variabel
total rata2 dimensi Akuntansi
Manajemen
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Mean
43
3.43
.324
.049
43
3.33
.261
.040
Sumber : data diolah
Dari hasil pengolahan data diatas mahasiswa akuntansi memiliki nilai sebesar 3.43 sedangkan
untuk mahasiswa manajemen sebesar 3.33 jadi dari hasil diatas dapat disimpulkan mahasiswa
akuntansi dan manajemen mempunyai gambaran persepsi yang sedang atau netral.
Tabel 5.2 tabel uji T-test misstatement
Group Statistics
kode variable
dimensi misstate
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Akuntansi
43
3.38
.524
.080
Manajemen
43
3.24
.451
.069
Sumber : data diolah
309
Dari hasil pengolahan data diatas mahasiswa akuntansi memiliki nilai sebesar 3.38 sedangkan
untuk mahasiswa manajemen sebesar 3.24 jadi dari hasil diatas dapat disimpulkan mahasiswa
akuntansi dan manajemen mempunyai gambaran persepsi yang sedang atau netral dalam dimensi
misstatement
Tabel 5.2 tabel independent sampel T-test
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F
dimensi
misstate
Equal variances
.346
assumed
Sig. (2- Mean
Std. Error
tailed)
Difference Difference Lower
Upper
.209
.134
.106
-.076
.344
1.267 82.188 .209
.134
.106
-.076
.344
Sig.
t
.558
1.267 84
Equal variances
not assumed
df
Sumber : data diolah
Dari hasil perbandingan antara t-hitung dan t-tabel, thitung (1.9987) > ttabel (1.267) maka Ha ditolak. Hal
ini dapat dilihat juga dari kolom sig pada tabel diatas yaitu sebesar 0.209, hal ini berarti nilai
probabilitas misstatement > 0.05 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak.
Tabel 5.3 uji T-test (uji beda) disclosure
Group Statistics
dimensi disclosure
kode variabel
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Akuntansi
43
3.76
.380
.058
Manajemen
43
3.62
.446
.068
Sumber : data diolah
Dari hasil pengolahan data diatas mahasiswa akuntansi memiliki nilai sebesar 3.76 sedangkan
untuk mahasiswa manajemen sebesar 3.62 jadi dari hasil diatas dapat disimpulkan mahasiswa
akuntansi dan manajemen mempunyai gambaran persepsi yang tinggi dalam dimensi disclosure.
Tabel 5.4 tabel independent samples T-test
310
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
F
dimensi
disclosure
Equal variances
assumed
Sig.
2.364
.128
Equal variances
not assumed
t-test for Equality of Means
T
Mean
Sig. (2- Differenc Std. Error
tailed)
e
Difference
Df
1.561
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
84
.122
.140
.089
-.038
.317
1.561 81.954
.122
.140
.089
-.038
.317
Sumber : data diolah
Dari hasil perbandingan antara t-hitung dan t-tabel, t-tabel (1.561) > thitung (1.9887) maka Ha ditolak.
Hal ini dapat dilihat juga dari kolom sig pada tabel diatas yaitu sebesar 0.122, hal ini berarti nilai
probabilitas disclosure > 0,05 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak.
Tabel 5.5 tabel uji beda T-test untuk dimensi cost and benefit
Group Statistics
dimensi cost and benefit
kode variable
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Akuntansi
43
2.83
.586
.089
Manajemen
43
2.81
.466
.071
Sumber : data diolah
Dari hasil pengolahan data diatas mean cost and benefit yang didapat oleh mahasiswa akuntansi
sebesar 2.83 sedangkan untuk mahasiswa manajemen sebesar 2.81 jadi dari hasil diatas dapat
disimpulkan mahasiswa akuntansi dan manajemen mempunyai gambaran persepsi yang
manajemen mempunyai gambaran persepsi yang sedang atau netral dalam dimensi cost and
benefit.
Tabel 5.7 tabel independent samples T-test
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
F
dimensi cost
and benefit
Equal
variances
assumed
Equal
variances not
assumed
2.665
Sig.
.106
t-test for Equality of Means
T
Sig. (2Mean
Std. Error
tailed) Difference Difference
df
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
.153
84
.879
.017
.114
-.210
.245
.153
79.89
5
.879
.017
.114
-.210
.245
311
Sumber : data diolah
Dari hasil perbandingan antara t-hitung dan t-tabel, t-tabel (0,153) > t-hitung (1,9887) maka Ha ditolak.
Hal ini dapat dilihat juga dari kolom sig pada tabel diatas yaitu sebesar 0.879, hal ini berarti nilai
probabilitas > 0,05 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak.
Tabel 5.8 hasil uji beda T-tabel responsibility
Group Statistics
kode variable
dimensi responsibility
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Akuntansi
43
3.77
.452
.069
Manajemen
43
3.67
.525
.080
Sumber : data diolah
Dari hasil pengolahan data diatas mean responsibility yang didapat oleh mahasiswa akuntansi
sebesar 3.77 sedangkan untuk mahasiswa manajemen sebesar 3.67 jadi dari hasil diatas dapat
disimpulkan mahasiswa akuntansi dan manajemen mempunyai gambaran persepsi yang tinggi
terhadap dimensi responsibility.
Tabel 5.8 tabel independent samples T-test
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
F
dimensi
responsibility
Equal
variances
assumed
Equal
variances not
assumed
.908
Sig.
.343
t-test for Equality of Means
t
Sig. (2tailed)
df
95% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std. Error
Difference Difference Lower
Upper
.955
84
.342
.101
.106
-.109
.311
.955
82.182
.342
.101
.106
-.109
.311
Sumber : data diolah
Dari hasil perbandingan antara t-hitung dan t-tabel, t-tabel (0.955) < t-hitung (1.9887) maka Ha ditolak.
Hal ini dapat dilihat juga dari kolom sig pada tabel diatas yaitu sebesar 0.342, hal ini berarti nilai
probabilitas responsibility > 0.05 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak.
312
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan, maka Peneliti
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi dan menejemen memiliki
persamaan gambaran persepsi penyusunan laporan keuangan yaitu dalam dimensi disclosure
atau akuntan manajemen cenderung dapat mengungkapkan setiap transaksi-transaksi dan
kejadian-kejadian dalam laporan keuangan.
2. gambaran persepsi mahasiswa akuntansi dan manajemen dalam setiap dimensi adalah dalam
dimensi misstatemen mahasiswa akuntansi memiliki gambaran persepsi yang tinggi, untuk
dimensi disclosure mahasiswa akuntansi dan mahasiswa manajemen miliki gambaran
persepsi yang sedang, sedangkan untuk dimensi cost and benefit mahasiswa akuntansi dan
mahasiswa manajemen memiliki gambaran persepsi yang sedang, dan untuk dimensi
responsibility gambaran persepsi mahasiswa akuntansi dan manajemen adalah tinggi.
3. Dalam penelitian ini tidak terdapat perbedaan-perbedaan yang tidak signifikan antara
persepsi mahasiswa akuntansi dan manajemen, hal ini dapat dilihat dari hasil hipotesis atau
signifikansi dalam dimensi misstate, disclosure, cost and benefit dan juga responsibility,
mahasiswa akuntansi dan manajemen memiliki persepsi yang sama dalam memahami semua
dimensi-dimensi etika penyusunan laporan keuangan.
SARAN
Dari kesimpulan penelitian mengenai persepsi mahasiswa akuntansi dan manajemen
Universitas EsaUnggul terhadap Etika penyusunan Laporan Keuangan. Maka sarannya adalah :
1.
2.
Bagi Mahasiswa
a. Untuk meningkatkan gambaran persepsi mahasiswa antara lain dalam dimensi disclosure
dan dimensi cost and benefit agar gambaran persepsi mahasiswa kuntansi dan
manajemen lebih tinggi dari hasil peneliti.
b. Untuk gambaran persepsi harus meningkatkan pemahaman mahasiswa akuntansi dan
manajemen agar lebih memahami dimensi-dimensi selain dimensi disclosure dalam
etika penyusunan laporan keuangan.
Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul
untuk mengadakan magang bagi mahasiswa-mahasiswa semester atas untuk dapat melihat
langsung bagaimanakah akuntan manajemen dalam menyusun laporan keuangan, agar
mahasiswa lebih memahami bagaimana cara penyusunan laporan keuangan yang baik dan
benar.
3.
Bagi Penelitian selanjutnya
bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan topik sejenis diharapkan
untuk menambahkan periode penelitian dan memperbanyak sampel, tidak hanya mahasiswa
akuntansi dan manajemen saja, mungkin dari universitas lain sehingga hasil yang didapat
akan lebih akurat. Dan diharapkan untuk menambah variabel lain yang belum dimasukan
dalam penelitian ini.
313
DAFTAR PUSTAKA
Andi. (2004). Pengolahan data statistic dengan spss 12. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta.
Hasyim dan Rina Anindita.(2009). Prinsip-Prinsip Dasar Metode Riset Bidang Pemasaran,
UIEU-University Press. Jakarta.
Yulianti dan Fitriany. (2005). Persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan
keuanngan. SNA VII Solo : Universitas Indonesia.
http:// elib.unikom.ac.id
Download