JAME JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN ESA UNGGUL VOL. 1, NO. 2, Oktober 2013 Analisa Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Handphone Blackberry Akhmad Randian Nahdi Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia Periode Tahun 2008 – 2011 Ivany Octavia Lbn. Tobing Kinerja Keuangan Industri Perbankan (Studi Kasus Bank BUMN Di Indonesia Periode 2002-2012) Aji Iksani Nugraha Kinerja Keuangan Industri Perbankan (Studi Kasus Bank BPD Di Indonesia Periode 2002.Q1-2012.Q4) Lisa Pengaruh Struktur Aktiva, Liquiditas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 - 2011 Rabbely Mutiara Analisis Pengaruh Fundamental Keuangan Dan Nilai Perusahaan Terhadap Tingkat Pengembalian Return Saham Pada Perusahaan Yang Masuk LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia Putri Nurpratiwi Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Keputusan Pembelian J.Co Donuts Di Jakarta Barat Herlley Brigays Dalam Return Saham Sektor Asuransi Berdasarkan Usia Perusahaan (AGE) Yanti Safitry Kinerja Keuangan Industri Perbankan (Studi Kasus Busn Devisa Di Indonesia Periode 2002Q1-2012Q4) Melawati Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen Dengan Variabel Mediasi Kepuasan: Sebuah Studi Pada Waroeng Steak And Shake Cabang Serpong Tangerang Selatan Muhammad Al Sopian Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010) Marlina Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Produk Sepeda Motor Kawasaki Satryo Septian Kualitas Pelayanan Dengan Kepuasan Konsumen Pada Foodcourt Delima Wisnu Ardianto Pengaruh Dividen Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Aulia Nurfajarini Evaluasi Pencatatan Transaksi Dan Pengaruhnya Kepada Laporan Keuangan Koperasi Guru-Guru “Hikmah” Di Kecamatan Cikupa. Kabupaten Tangerang Heni Rizqiyah Pelaksanaan Etika Profesi Bagi Auditor Eksternal Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Joel Alfredo Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Akuntansi Penjualan Tiket PT Garuda Indonesia, Tbk Kurnia Iswari Dampak Tindakan Earning Management Terhadap Respon Penggunaan Laporan Keuangan Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2007 - 2009 Kurniawan Evaluasi Pengakuan Pendapatan Bunga Non Performing Loan Atas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Bunga Kredit Pada BTN Cabang Karawaci Linda Budiman Analisis Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010) Meilla Widya Pangestika Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Dan Pendapatan Lain Yang Dianggap Sah Terhadap Alokasi Belanja Daerah (Studi Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Se-Jawa Tengah Dan Jawa Timur Periode 2006-2010) Niko Leo Patra Analisis Perbandingan Perhitungan Metode Penyusutan Aset Tetap Menurut Akuntansi Dan Perpajakan Serta Pengaruhnya Terhadap Laporan Laba Rugi Komprehensif PT Kimia Farma, Tbk Rizka Kahilah Model Penyajian Laporan Keuangan Koperasi KPRI Tigaraksa Kabupaten Tangerang Menurut Psak No. 27 Tahun 2009 Rulli Yuniarti Utama Analisis Pengaruh Fluktuasi Kurs Rp/Usd, Tingkat Suku Bunga SBI, Pertumbuhan IHSG Dan Pertumbuhan Profit Terhadap Pertumbuhan Harga Saham PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Samuel Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PT Bumi Resource Tbk, Dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Periode 2008 – 2010 Venny Simulasi Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Di Indonesia Serta Analisis Dampak Perubahan Kinerja Keuangan Yang Terjadi Di Perusahaan (Studi Pada PT Galva) Vina Venylia Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Di BEI Pada Periode 2007 – 2010 Yunanda Clara Pricilia Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pembelian Bahan Material Konstruksi Secara Kredit Di PT Trijaya Mandiri Persada Yurike Selviany Mengukur Kinerja Keuangan Dengan Analisis Rasio Pada PT Surya Toto Indonesia Tbk Yuvita Ayunani Persepsi Mahasiswa Akuntansi Dan Manajemen Universitas Esa Unggul Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan Yuyun Wahyuni JAME JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN ESA UNGGUL VOLUME 1, NOMOR 2, OKTOBER 2013, HAL 1 – 313 Terbit 2 kali dalam setahun pada Bulan April dan Oktober. Berisi artikel yang diangkat dari hasil-hasil riset mahasiswa dalam bentuk Skripsi baik Manajemen dan Akuntansi. KETUA PENYUNTING: MF Arrozi WAKIL KETUA PENYUNTING: Dihin Septyanto PENYUNTING AHLI: Hasyim Achmad Lia Amalia Sugiyanto PENYUNTING PELAKSANA: Sri Handayani Abdurrahman Adrie Putra Rina Anindita STAFF ADMINISTRASI Jaka Suharna Delfian Aldeni Evalina Silitonga Alamat Penyunting : JAME Fakultas ekonomi Universitas Esa Unggul. Jalan Terusan Arjuna No 09 Kebon Jeruk Jakarta Barat. Gedung Utama Lantai 3. Email : [email protected] Kebijakan Editorial dan Pedoman Penulisan Artikel Kebijakan Editorial Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen Esa Unggul diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul setiap enam bulan sekali dengan tujuan sebagai media pertukaran informasi dan karya ilmiah staf pengajar, alumni, mahasiswa dan masyarakat akademik yang tertarik pada penelitian dibidang akuntansi dan manajemen. Ruang Lingkup penelitian akuntansi dan manajemen yang dimuat dalam JAME meliputi bidang: akuntansi keuangan, pasar modal, akuntansi manajemen, akuntansi sektor publik, pemeriksaan akuntansi, perpajakan, sistem informasi (baik akuntansi dan manajemen), manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen sumberdaya manusia, manajemen operasional, manajemen bisnis, manajemen strategik, dan manajemen umum JAME menerima naskah/artikel yang belum pernah dipublikasikan/diterbitkan oleh media lain. Penentuan naskah yang diterbitkan dalam JAME melalui proses blind review oleh dewan redaksi JAME dengan mempertimbangkan: 1) Sesuai standar baku publikasi jurnal, 2) Metodologi penelitian yang digunakan, 3) Kontribusi penelitian dengan pengembangan pendidikan di bidang akuntansi dan manajemen. Dewan redaksi bertanggung jawab untuk memberikan telaah konstrukstif dan jika perlu menyampaikan hasil evaluasi kepada penulis artikel. Penulisan artikell dikirimkan ke alamat: JAME (Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen Esa Unggul) Gedung Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Jakarta Ruang 301, Lantai 3 Jl. Arjuna Utara No. 9, Tol Tomang, Keboin Jeruk, Jakarta Barat. Telp (021) 5674223 Fax (021) 5674248 Pedoman Penulisan Naskah/Artikel 1. Sistematika pembahasan dalam artikel yang dikirimkan memuat beberapa bagian sebagai berikut: a. Abstrak memuat ringkasan penelitian yang terdiri: masalah dan tujuan penelitian, metode, temuan dan kontribusi hasil penelitian. Abstrak disajikan diawal teks dan terdiri antara 150 s/d 400 kata yang ditulis dalam satu paragrap( abstrak disajikan dalam Bahasa Inggris jika naskah /artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia, jika artikel ditulis dalam Bahasa Inggris maka abstrak disajikan dalam Bahasa Indonesia). Dalam abstrak terdapat kata kunci (key word) untuk memudahkan penyusunan indeks artikel. b. Pendahuluan memuat latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan kontribusi penelitian. c. Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis memuat kerangka teoritis berdasarkan telaah literatur yang menjadi landasan logis dan mengembangkan hipotesis atau preposisi dan model penelitian. d. Metodologi Penelitian memuat metode pengumpulan data, pengukuran dan operasionalisasi variabel, dan metode analisis data. e. Analisis data memuat analisis data penelitian dan statistik deskriptif . f. Pembahasan dan simpulan memuat pembahasan dan hasil temuan penelitian. g. Implikasi dan Keterbatasan memuat implikasi hasil temuan dan keterbasan penelitian serta saransaran yang diberikan peneliti terhadap penelitian di masa akan datang. h. Daftar Pustaka memuat sumber-sumber yang dikutip dalam penulisan artikel. Sumber yang dimuat hanya yang diacu dalam penelitian yang bersangkutan. i. Lampiran memuat tabel, gambar dan instrumen(kuisioner) yang digunakan dalam penelitian tersebut. 2. Format Tulisan : a. Artikel diketik dengan jarak baris dua pada kertas kuarto (8,5” x 11”). Kutipan langsung yang panjang(lebih dari tiga setengah baris) diketik dengan jarak baris satu dengan indent style (bentuk berinden). b. Panjang artikel tidak lebih dari 15 sampai dengan 25 halaman kuarto. c. Margin atas, bawah, kiri dan kanan sekurang-kurangnya 1 inci. d. Halaman cover setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas penulis. e. Tabel dan gambar harus diberi judul dan keterangan yang jelas serta diberi nomor urut halaman. f. Tabel dan gambar sebaiknya disajikan pada halaman terpisah (pada bagian akhir naskah) dan menyebutkan. g. Kepustakaan yang diacu menggunakan sistem nama tahun yang mengacu pada daftar acuan. Jika dipandang perlu penulis dapat mencantumkan halaman karya acuan. Contoh: 1) Satu sumber kutipan dengan satu penulis: ( Galbraith, 1997). Jika disertai nomor halaman: (Galbraith,1997:23) 2) Satu sumber kutipan dengan dua penulis ( Smith dan Watts, 1992). 3) Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis ( Bathala et al, 1994 atau Bathala dkk, 1994) 4) Dua Sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Rozeff,1982; Easterbrook,1984) 5) Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama( Myer and Majluf, 1984a,1984b) 6) Sumber kutipan berasal dari institusi menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan,(IAI, 1999). h. Daftar referensi hanya memuat sumber yang diacu serta disusun secara alfabetis sesuai dengan nama penulis atau nama institusi. Adapaun urutan susunan setiap referensi sebagai berikut: nama penulis, tahun publikasi, judul jurnal atau buku teks, nama jurnal atau penerbit, nomor halaman. Contoh: Anthony,R.N, and Vijay Govindarajan, 2000, Management Control System,Ninth Edition. Chicago,II: Irwin. Bapepam,1996, Himpunan Peraturan Pasar Modal Indonesia Diana, Nur, 2002, Analisis Hubungan Kompleksitas Organisasi, Keterlibatan Tim, Diversitas Ukuran Kinerja, Besar Kompensasi, Partisipasi Terhadap Kinerja Tim, Tesis, UGM, Tidak dipublikasikan. Mills,P.K, 1983, Sef Management: Its Control and Relationships to Other Organizational Properties. Academy of Management Review : 445-453. Rizzo, J.R., R.J. House, and S.I.Lirzman, 1970, Role Conflict and Abiguity in Complex Organizations, Administrative Science Quarterly, 150-163. Rockness, H.O, and M.D. Shields,1988. An Empirical Analysis of the Expenditure Budget in Research and Development, Contemporary Accounting Research: 568 –581. 3. Artikel diserahkan dalam bentuk 3 (tiga eksemplar) cetakan. JAME JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN ESA UNGGUL VOLUME 1, NOMOR 2, OKTOBER 2013 DAFTAR ISI Halaman Analisa Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Handphone Blackberry Akhmad Randian Nahdi 1 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia Periode Tahun 2008 – 2011 Ivany Octavia Lbn. Tobing 11 Kinerja Keuangan Industri Perbankan (Studi Kasus Bank BUMN Di Indonesia Periode 2002-2012) Aji Iksani Nugraha 23 Kinerja Keuangan Industri Perbankan (Studi Kasus Bank BPD Di Indonesia Periode 2002.Q1-2012.Q4) Lisa 33 Pengaruh Struktur Aktiva, Liquiditas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 - 2011 Rabbely Mutiara 41 Analisis Pengaruh Fundamental Keuangan Dan Nilai Perusahaan Terhadap Tingkat Pengembalian Return Saham Pada Perusahaan Yang Masuk LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia Putri Nurpratiwi 56 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Keputusan Pembelian J.Co Donuts Di Jakarta Barat Herlley Brigays 69 Return Saham Sektor Asuransi Berdasarkan Usia Perusahaan (AGE) Yanti Safitry 83 Kinerja Keuangan Industri Perbankan (Studi Kasus Busn Devisa Di Indonesia Periode 2002Q1-2012Q4) Melawati 100 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen Dengan Variabel Mediasi Kepuasan: Sebuah Studi Pada Waroeng Steak And Shake Cabang Serpong Tangerang Selatan Muhammad Al Sopian 111 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010) Marlina 126 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Produk Sepeda Motor Kawasaki Satryo Septian 140 Kualitas Pelayanan Dengan Kepuasan Konsumen Pada Foodcourt Delima Wisnu Ardianto 150 Pengaruh Dividen Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Aulia Nurfajarini 157 Evaluasi Pencatatan Transaksi Dan Pengaruhnya Kepada Laporan Keuangan Koperasi Guru-Guru “Hikmah” Di Kecamatan Cikupa. Kabupaten Tangerang Heni Rizqiyah 165 Pelaksanaan Etika Profesi Bagi Auditor Eksternal Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Joel Alfredo 172 Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Akuntansi Penjualan Tiket PT Garuda Indonesia, Tbk Kurnia Iswari 187 Dampak Tindakan Earning Management Terhadap Respon Pengguna Laporan Keuangan Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2007 - 2009 Kurniawan 195 Evaluasi Pengakuan Pendapatan Bunga Non Performing Loan Atas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Bunga Kredit Pada Bank Tabungan Negara Cabang Karawaci Linda Budiman 203 Analisis Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010) Meilla Widya Pangestika 211 Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Dan Pendapatan Lain Yang Dianggap Sah Terhadap Alokasi Belanja Daerah (Studi Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Se-Jawa Tengah Dan Jawa Timur Periode 2006-2010) Niko Leo Patra 220 Analisis Perbandingan Perhitungan Metode Penyusutan Aset Tetap Menurut Akuntansi Dan Perpajakan Serta Pengaruhnya Terhadap Laporan Laba Rugi Komprehensif PT Kimia Farma, Tbk Rizka Kahilah 229 Model Penyajian Laporan Keuangan Koperasi KPRI (Karya Swakelola Dinas-Dinas Teknik) Tigaraksa Kabupaten Tangerang Menurut Psak No. 27 Tahun 2009 Rulli Yuniarti Utama 238 Analisis Pengaruh Fluktuasi Kurs Rp/Usd, Tingkat Suku Bunga SBI, Pertumbuhan IHSG Dan Pertumbuhan Profit Terhadap Pertumbuhan Harga Saham PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Samuel 247 Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PT Bumi Resource Tbk, Dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Periode 2008 – 2010 Venny 257 Simulasi Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Di Indonesia Serta Analisis Dampak Perubahan Kinerja Keuangan Yang Terjadi Di Perusahaan (Studi Pada PT Galva) Vina Venylia 266 Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Di BEI Pada Periode 2007 – 2010 Yunanda Clara Pricilia 277 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pembelian Bahan Material Konstruksi Secara Kredit Di PT Trijaya Mandiri Persada Yurike Selviany 288 Mengukur Kinerja Keuangan Dengan Analisis Rasio Pada PT Surya Toto Indonesia Tbk Yuvita Ayunani 298 Persepsi Mahasiswa Akuntansi Dan Manajemen Universitas Esa Unggul Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan Yuyun Wahyuni 304 1 ANALISA SIKAP DAN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP HANDPHONE BLACKBERRY Akhmad Randian Nahdi Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta [email protected] ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap dan perilaku konsumen terhadap Handphone Blackberry. Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang membeli dan menggunakan Handphone Blackberry. Jumlah sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan Quota Sampling yaitu sebesar 100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling dengan kriteria orang yang berusia diatas 17 tahun, telah menggunakan Handphone Blackberry kurang lebih selama 1 bulan dan mengetahui feature-feature yang terdapat didalamnya.Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui sikap dan perilaku adalah metode analisis Fishbein. Dari hasil penelitian diatas didapat hasil bahwa sikap responden terhadap Handphone Blackberry senilai 3,38 masuk dalam kategori Penting. Perilaku konsumen terhadap Handphone Blackberry adalah senilai 2,18 yang berarti konsumen akan tetap menggunakan Handphone Blackberry atau akan mereferensikannya kepada orang lain. Kata Kunci : Perilaku Konsumen, Sikap PENDAHULUAN Teknologi yang berkembang pesat sekarang ini tentunya dapat mempermudah atau memaksimalkan penyampaian informasi dari pihak satu ke pihak yang lain. Salah satu teknologi yang di gunakan untuk penyampaian informasi ini adalah Handphone. Dengan Handphone setiap orang dapat berhubungan dengan orang lainnya dengan lebih mudah dan cepat. Melihat besarnya kebutuhan masyarakat dan menyadari akan pentingnya Handphone, belakangan ini muncul sebuah merk Handphone Seluler yang bernama Blackberry. BlackBerry adalah perangkat selular yang memiliki kemampuan layanan push e-mail, telepon, sms, Menjelajah Internet, dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya. Penggunaan gadget canggih ini begitu fenomenal belakangan ini, sampai menjadi suatu kebutuhan untuk fashion. Secara keseluruhan Blackberry memang dapat menghadirkan segala kemudahan dalam berkomunikasi yang belum mampu dihadirkan Handphone jenis lain. Kamera, musik, atau sekedar chatting juga adalah beberapa fitur pendukung lainnya. Target pasar Blackberry pada mulanya adalah pasar untuk kalangan pengguna corporate. Karena para pengguna corporate inilah yang sebenarnya membutuhkan pushmail. karena bentuknya yang user friendly dengan keyboard QWERTY dan jelinya 2 RIM mengambil peluang pasar mengenai hausnya para kaum mobile untuk online anywhere maka jangan heran Blackberry cepat sekali naik daun khususnya di pasar Indonesia yang konon termasuk 3 besar penjualan Blackberry di seluruh dunia. Padahal jelas pada mulanya Target Market Blackberry bukanlah para pengguna biasa (non corporate). Dengan harga yang masih sangat mudah terjangkau semakin menjadikan Blackberry sebuah handphone pintar pilihan masyarakat. Diharapkan Blackberry juga bisa menjadikan masyarakat melek akan informasi dan fitur-fitur canggih yang sudah disematkan dalam handphone tersebut. Berdasarkan pada uraian latar belakang dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana sikap konsumen terhadap Handphone Blackberry 2. Bagaimana perilaku konsumen terhadap Handphone Blackberry Tujuan Penelitian Berdasarkan pada perumusan masalah diatas, penulis dapat memberikan tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana sikap konsumen Handphone Blackberry 2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen Handphone Blackberry METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pikir Penelitian Dalam penelitian ini penulis memperkirakan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi seorang konsumen membeli handphone Blackberry yang terangkum dalam bauran pemasaran (product, price, place, promotion). Dari empat variabel bauran pemasaran tersebut, penulis akan melakukan analisis Fishbein. Untuk mengetahui dan menganalisis tentang produk handphone Blackberry , maka dimensi produk tersebut terbagi atas : (1) Analisis Sikap (attitudes), yang terdiri dari dimensi kepercayaan atau keyakinan (belief) dan dimensi evaluasi (evaluation). (2) Analisis Perilaku atau Norma Subyektif (subyektive norm), yang terdiri dari dimensi keyakinan normative individu dan dimensi motivasi individu. Kerangka Pikir Penelitian 3 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini yang dapat dijadikan populasi adalah konsumen yang pernah ataupun sedang menggunakan produk handphone Blackberry Di daerah Jakarta Barat dimana jumlahnya tidak diketahui. Sampel yang diambil harus dapat mewakili karakteristik populasi yang ada, dapat dipercaya dan dapat dipertanggung jawabkan. Karena jumlah populasi tidak diketahui maka jumlah sampel ditetapkan dengan menggunakan metode Quota Sampling yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan, yaitu sebanyak 100 orang dengan criteria tertentu dengan menggunakan metode Purposive Sampling Metode Analisis Data 1. Uji Validitas Adalah suatu bentuk pengujian terhadap kualitas data primer,dengan tujuan untuk mengukur sah tidaknya suatu pertanyaan dalam penelitian. Secara konsep, satu pertanyaan dianggap sah jika pertanyaan tersebut mengukur indikator/dimensi setiap variabel yang akan diukur.1 Dengan rumus teknik korelasi product moment :2 n XiY Rxy n Xi Xi Xi 2 Y n Y Y 2 Uji validitas dilakukan terhadap 30 responden, jika dikatakan valid bila nilai r>0,361(nilai korelasi product moment). 2. Reliabilitas Adalah tingkat keandalan kuesioner,3 kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang akan menghasilkan data yang sama. teknik yang digunakan dengan koefisien alpha (α) dari Cronbach dengan rumus. r k 11 k 1 1 2 b 2 t 3. Uji Analisa Fishbein Mengukur Sikap terhadap Produk Model ini digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap sebuah produk (pelayanan/jasa) atau berbagai merek produk. Model ini digambarkan oleh formula berikut :4 n AB bi ei i 1 1 Hasyim dan Rina Anindita, Prinsip-prinsip dasar metode riset bidang pemasaran ,edisi pertama UIEUUniversity press, Jakarta, 2009 hlm.92 2 Ibid, hlm. 93 3 4 Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004, hal 63 Husein umar, Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, Cetakan Keempat, Gramedia, Jakarta, 2005, hlm. 249 4 Menghitung Norma subjektif n SN bi mi i 1 Menghitung Perilaku Konsumen / Behavior Intention5 B BI W1 ( Ab) W2 ( SN ) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana poin pertanyaan yang ada pada lembar kuesioner yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. a. Tabel Uji Validitas Keyakinan (Belief) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 5 Indikator Hardware Merk Fitur Push E-mail Keypad Harga & Kualitas Harga Terjangkau Alt. Pembayaran K. Produk Lokasi Strategis Cakupan Luas Iklan Promosi Bundling Garansi beragam Edukasi Pelanggan Bilson Simamora, Op.cit, hlm. 246 Nilai Korelasi 0,661 0,736 0,711 0,598 0,686 0,145 0,548 0,516 0,603 0,472 0,482 0,366 0,438 0,206 -0,016 R 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid 5 b. Tabel Uji Validitas Evaluasi (Evaluation) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Indikator Hardware Merk Fitur Push E-mail Keypad Harga & Kualitas Harga Terjangkau Alt. Pembayaran K. Produk Lokasi Strategis Cakupan Luas Iklan Promosi Bundling Garansi beragam Edukasi Pelanggan Nilai Korelasi 0,660 0,707 0,601 0,544 0,574 0,152 0,386 0,378 0,620 0,472 0,471 0,363 0,430 0,46 0,71 R 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid b. Reliabilitas Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat/derajat ketepatan dan kekuratan dari instrument pengukuran. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat di lampiran. a. Hasil Uji Reliabilitas Keyakinan ( Belief ) Tabel Hasil Uji Reliabilitas Keyakinan ( Belief) Cronbach's Alpha N of Items .725 16 Dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang terdiri dari 16 indikator pertanyaan untuk hasil perhitungan angka reliabilitas keyakinan ( belief ) adalah sebesar 0,725. semua pertanyaan adalah reliabel karena berada di atas 0,61. b. Hasil Uji Reliabilitas Evaluasi ( Evaluation ) Tabel Hasil Uji Reliabilitas Evaluasi ( Evaluation ) Cronbach's Alpha N of Items .704 16 Dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang terdiri dari 16 indikator pertanyaan untuk hasil perhitungan angka reliabilitas Evaluasi ( Evaluation ) adalah sebesar 0,704. semua pertanyaan adalah reliabel karena berada di atas 0,61. 6 c. Hasil Uji Reliabilitas Normative Belief Tabel Hasil Uji Reliabilitas Normative Belief Cronbach's Alpha N of Items .846 4 Dari Tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang terdiri dari 4 indikator pertanyaan untuk hasil perhitungan angka reliabilitas Normative Belief adalah sebesar 0,846 semua pertanyaan adalah reliabel karena berada di atas 0,61. d. Hasil Uji Reliabilitas Motivation to Comply Tabel Hasil Uji Reliabilitas Motivation to Comply Cronbach's Alpha N of Items .823 4 Dari Tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang terdiri dari 4 indikator pertanyaan untuk hasil perhitungan angka reliabilitas Motivation to Comply adalah sebesar 0,823 semua pertanyaan adalah reliabel karena berada di atas 0,61. Hasil Analisis Fishbein 1. Analisis Sikap Konsumen Handphone Blackberry Langkah – langkah yang dilakukan dalam menganalisa sikap Fishbein. a. Langkah Pertama Untuk mengetahui Atribut yang telah dinyatakan valid dimasukkan kedalam matrix sikap Fishben, dengan menggunakan kategori jawaban sebagai berikut : 1). Skor 2 untuk jawaban sangat penting 2). Skor 1 untuk jawaban penting 3). Skor 0 untuk jawaban cukup penting 4). Skor -1 untuk jawaban kurang penting 5). Skor -2 untuk jawaban tidak penting b. Langkah Kedua Menjumlahkan lima atribut yang ada dimensi kepercayaan dan evaluasi yang dapat dilihat di lampiran. c. Langkah Ketiga Membuat rata-rata sikap responden mengenai sikap Fishben, maka diperoleh rata-ratanya. Maka hasil perhitungan sikap konsumen. 7 Tabel Hasil Perhitungan Sikap Konsumen Handphone Blackberry ATRIBUT BELIEF EVALUATION SIKAP PRODUK 0,86 0,93 0,80 PRICE 0,58 0,80 0,46 PLACE 1,04 0,95 0,99 PROMOTION 1,00 1,13 1,13 TOTAL 3,38 Dari tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa pada dimensi keyakinan (belief) responden terhadap produk Handphone Blackberry, atribut yang menempati urutan tertinggi adalah Place dengan nilai (1,04) yang dimana artinya adalah indikator Place dianggap oleh responden sebagai indikator yang paling disukai diantara yang lainnya dalam Blackberry. Lalu diikuti oleh Promotion (1,00), Produk (0,86), dan yang terakhir adalah Price (0,58). Sedangkan pada dimensi dimensi keyakinan (Evaluation) responden terhadap produk Handphone Blackberry, atribut yang menempati urutan tertinggi adalah Promotion dengan nilai (1,13) yang dimana artinya adalah indikator Promotion dianggap oleh responden sebagai indikator yang paling disukai diantara yang lainnya dalam Blackberry. Lalu diikuti oleh Place (0,95), Produk (0,93), dan yang terakhir adalah Price (0,80). Jumlah sikap adalah +3,38. Jadi sikap responden terhadap Handphone Blackberry adalah baik yang artinya kopnsumen menyukai Handphone Blackberry. Nilai sikap yang paling tinggi adalah 1,13 yakni Promotion. Jadi responden menilai bahwa Promotion adalah hal yang paling disukai dalam pembelian Handphone Blackberry. adapun rentang nilai sikap maksimum adalah 7,62 dan minimum ini adalah -7,62. Diambil dari hasil perhitungan nilai sikap Tabel Hasil Perhitungan nilai sikap ATRIBUT BELIEF EVALUATION TOTAL PORDUK 2 0,93 1,86 PRICE 2 0,80 1,60 PLACE 2 0,95 1,90 PROMOTION 2 1,13 2,26 7,62 8 Kemudian dari data diatas akan dihitung dengan rumus sebagai berikut : RS Nilai Maksimum – Nilai Minimum = 5 = 7,62 - (-7,62) 5 = 3,05 Tabel Rentang Skala Skor Maksimum KETERANGAN BELIEF SP 7,62 – P 4,57 - 1,52 CP 1,52 - (-1,53) TP -1,53 - (-4,68) STP -4,68 - (-7,62) 4,57 Hasil penelitian sikap responden terhadap Handphone Blackberry yang bernilai +3,38 termasuk di dalam kategori Penting yang berarti konsumen menyukai Handphone Blackberry. Analisis Perilaku Konsumen Handphone Blackberry Dalam melakukan analisa perilaku konsumen terdapat tiga langkah, yaitu: a. Langkah pertama Menghitung norma subyektif atau faktor kelompok referensi yang di dapat dengan cara menjumlahkan keyakinan normative dengan motivasi yang dirasakan oleh responden, seperti pada lampiran. Setelah itu dicari rata ratanya : Tabel Hasil Norma Subyektif Handphone Blackberry Keyakinan Atribut normatif Motivasi Total SN Iklan 0,13 0,57 0,07 Teman 0,34 0,23 0,08 Penjual 0,33 0,56 0,18 TOTAL 0,34 Dari tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa pada Keyakinan Normatif Teman (0,34) adalah yang paling tinggi dalam menyarankan konsumen untuk membeli Handphone Blackberry lalu diikuti dengan Penjual (0,33) dan Iklan (0,13). Sedangkan pada Motivasi dapat dilihat bahwa Iklan (0,57) menempati nilai tertinggi dalam mempengaruhi atau memberi motivasi kepada konsumen untuk membeli handphone blackberry lalu diikuti oleh Penjual (0,56) dan kemudian Teman (0,23). 9 b. c. Berdasarkan tabel di atas juga dapat dilihat nilai Normative Subyektif adalah 0,34 yang berarti konsumen tetap menggunakan Handphone Blackberry atau akan mereferensikan kepada orang lain. Nilai Normative Subyektif yang paling tinggi adalah Tenaga penjual dengan nilai 0,18. Yang artinya faktor eksternal yang paling mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian adalah dari Tenaga Penjual. Menghitung berapa bobot untuk AB (dinamakan w1) dan Norma Subyektif (dinamakan w2). Jumlah w1 dan w2 adalah 100% yang didapat dari pendapat responden pada lampiran 5. Rata-rata dari w1 atau sikap adalah 61 % lebih menentukan dalam perilaku untuk tetap menggunakan Handphone Blackberry dibandingkan mengikuti pendapat kelompok referensi sebesar 39 %. Langkah Ketiga Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan sikap (AB), norma subyektif (SN), bobot w1 dan w2 lalu menghitung perilaku konsumen (B) atau tujuan berperilaku (BI) B - BI = (w1 . AB) + (w2 . SN) = (61 %. 3,38) + (39 %. 0,34) = 2,18 Dari perhitungan diatas maka hasil perilaku sebesar 2,18 yaitu nilai yang Positif yang artinya konsumen akan tetap menggunakan Handphone Blackberry atau akan mereferensikannya ke orang lain. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka untuk analisa sikap dan perilaku konsumen Handphone Blackberry dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Sikap Sikap responden terhadap Handphone Blackberry adalah Positif yang artinya responden menyukai produk Handphone Blackberry dimana nilai sikapnya adalah sebesar 3,38 yang dimana masuk ke dalam kategori Penting dan menganggap Promosi Handphone Blackberry yang mencakup promosi Iklan di berbagai media dan bundling dengan beberapa operator seluler adalah hal yang paling dominan mempengaruhi konsumen. 2. Perilaku Perilaku konsumen terhadap Handphone Blackberry adalah 2,18 yang berarti konsumen tetap menggunakan Handphone Blackberry, Dalam melakukan pembelian Blackberry. Konsumen mengikuti saran Penjual. Dibandingkan saran Teman dan Promosi. Saran Adapun saran-saran yang dapat disampaikan oleh penulis kepada pembaca adalah sebagai berikut : 1. Blackberry sebaiknya melakukan promosi lebih gencar dengan cara memperbanyak iklan di media cetak, media elektronik dan media online agar konsumen dapat lebih mengetahui handphone Blackberry sehingga akan meningkatkan jumlah pembeli. Serta melakukan kerja sama terhadap beberapa perusahaan lain agar dapat meningkatkan penjualannya. 10 2. Blackberry sebaiknya memperhatikan faktor norma subjektif penjual karena dari data yang diteliti penjual merupakan faktor yang paling banyak pengaruhnya terhadap pembelian Handphone Blackberry. Dalam hal ini langkah yang harus ditempuh Blackberry adalah melakukan training kepada para penjual, serta melakukan Service yang memuaskan agar konsumen lebih mempercayai produk Blackberry. DAFTAR PUSTAKA Bilson Simamora, 2004, Panduan Riset Perilaku Konsumen, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta . Hasyim dan Rina Anindita, 2009, Prinsip-prinsip Dasar Metode Riset Bidang Pemasaran, Edisi Pertama, UIEU-University Press, Jakarta. Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar, 2008, Pengantar Statistika, Edisi Kedua, PT.Bumi Angkasa, Jakarta. Husein Umar, 2005 Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Cetakan Keempat, PT. Gramedia. 11 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2008 – 2011 Ivany Octavia Lbn. Tobing Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta [email protected] ABSTRAKSI Penelitian ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011 dan faktor apa yang paling dominan yang mempengaruhi kebijakan dividen. Rasio keuangan yang digunakan adalah Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return on Asset dan Tax Rate. Teori yang mendukung penelitian ini adalah analisis dividen dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yang berkenaan dengan rasio pembayaran dividen. Data yang digunakan data sekunder yaitu laporan keuangan tahunan dari tujuh belas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 sampai dengan 2011. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode purposive sampling. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik, metode analisis regresi berganda dan uji hipotesis dengan alat bantu SPSS ver.16.0. Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah uji pengaruh secara serempak (Uji F) dan uji pengaruh secara parsial (Uji t). Uji F menunjukkan bahwa semua variabel bebas yang diteliti memiliki pengaruh yang signifikan secara serempak terhadap Dividend Payout Ratio. Namun uji secara parsial (Uji t) hanya Cash Ratio, Net Profit Margin and Tax yang berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Adapun faktor yang paling dominan mempengaruhi terhadap Dividend Payout Ratio adalah Tax dilihat dari nilai koefisien regresi Tax sebesar 1,318. Kata Kunci : Dividend Payout Ratio, Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return on Asset dan Tax Rate PENDAHULUAN Kebijakan dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan investasi perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas. Dengan kata lain, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai performa (performance) perusahaan. Oleh karena itu, masing-masing perusahaan menetapkan kebijakan dividen yang berbeda-beda, karena kebijakan dividen berpengaruh terhadap 12 nilai perusahaan dalam membayar dividen kepada para pemegang sahamnya, maka perusahaan mungkin tidak dapat mempertahankan dana yang cukup untuk membiayai pertumbuhannya di masa mendatang. Dividen sangat penting dengan berbagai alasan antara lain: Pertama, perusahaan menggunakan dividen sebagai cara untuk memperlihatkan kepada pihak luar atau calon investor sehubungan dengan stabilitas dan prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Kedua, dividen memegang peranan penting pada struktur permodalan perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, sehingga profitabilitas sebagai faktor penentu terpenting terhadap dividen. Bukti empiris yang menghubungkan profitabilitas dengan dividen dilakukan oleh menunjukkan bahwa profit sebagai proksi variabel cashflow secara signifikan berpengaruh positif terhadap dividen. Dari fenomena dan teori yang diungkapkan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang dividen. Penelitian ini membatasi penelitian terhadap faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, yaitu Cash Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA) dan Tax Rate. Penelitian ini mengambil sampel dari perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia periode tahun 2008-2011. Selanjutnya penelitian ini diberi judul dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia periode tahun 2008-2011”. Perumusan Masalah 1. Apakah Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return On Asset dan Tax Rate mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur di Indonesia ? 2. Apakah Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return On Asset dan Tax Rate mempunyai pengaruh secara simultan terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan manufaktur di Indonesia ? 3. Variabel apakah yang paling dominan mempengaruhi Dividend Payout Ratio ? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return on Asset dan Tax Rate mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur di Indonesia. 2. Untuk mengetahui apakah Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return on Asset dan Tax Rate mempunyai pengaruh secara simultan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur di Indonesia. 3. Untuk mengetahui variabel apa yang paling dominan mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Kerangka Pikir Kebijakan terhadap dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebgai dividen atau akan ditahan dalam bentuk “laba ditahan” guna pembiayaan investasi di masa akan datang. Namun apabila perusahaan memilih untuk membagikan dividen, maka akan mengurangi laba ditahan yang selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. 13 Salah satu informasi yang dapat digunakan untuk menilai kesehatan keuangan dan kinerja perusahaan adalah informasi keuangan yaitu laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut berisi informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan yang tampak dari aspek likuiditas, leverage/solvabilitas dan rentabilitas/profitabilitas perusahaan yang berbentuk rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan tolok ukur untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Bursa Efek Indonesia Investor Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Laporan Keuangan Tahunan Periode 20082011 Dividen Payout Ratio (Y) Cash Ratio (X1) Debt to Equity Ratio (X2) Dependend NetProfit Margin (X3) Return on Asset (X4) Tax Rate (X5) Independen Uji Asumsi Klasik, Analisis Linier Berganda, Uji Hipotesis Kesimpulan Skema Kerangka Pikir METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Indonesia Stock Exchange Building, Lantai 1, Tower 2, Jalan Jenderal Sudirman Kavling 52-53, Jakarta 12190. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang membayar dividen berturut-turut selama empat tahun dan perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (go public) dan menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit 14 dan dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode tahun 2008 sampai dengan 2011. Jumlah populasi yang diambil adalah 17 perusahaan. Teknik pengambilan sample yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan menetapkan beberapa pertimbangan atau kriteria. Ada tiga kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah: a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sejak tahun 2008 dan tetap terdaftar di BEI hinga tahun 2011. Hal ini dimaksudkan untuk data yang berkesinambungan. b. Perusahaan manufaktur yang telah menerbitkan laporan keuangan tahunan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. c. Perusahaan yang membayar dividen selama empat tahun berturut-turut dari tahun 2008 sampai dengan 2011. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik Untuk menguji asumsi klasik terdapat beberapa cara antara lain: Uji Normalitas Data, Uji Asumsi Multikolinearitas, Uji Asumsi Heteroskedastisitas dan Uji Asumsi Autokorelasi. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan uraiannya sebagai berikut: a. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Regresi yang baik adalah apabila distribusinya normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan analisis grafik yang dapat dideteksi dengan melihat penyebaran dara (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. b. Uji Heteroskedastisitas Menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap atau sama, maka disebut homoskedastisitas. c. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas dilakukan untuk melihat apakah ada variabel yang saling berkorelasi pada variabel bebas (independent variable). Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolonieritas sehingga model regresi tidak dapat digunakan. Pengujian dapat dilihat melalui nilai tolerance dan nilai varians inflation factor (VIF) 1. Nilai Tolerance, nilai outoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10. 2. Nilai Varians Inflation Factor (VIF), apabila : a. Nilai VIF >10, maka diduga mempunyai persoalan multikolonieritas. b. Nilai VIF < 10, maka tidak terdapat multikolonieritas d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi menunjukkan bahwa ada korelasi antara error dengan error periode sebelumnya, dimana pada asumsi klasik ini tidak boleh terjadi. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan melihat uji Durbin-Watson (DW Test), hipotesis yang akan diuji: H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0) Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0) 15 2. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda merupakan metode analisis yang digunakan untuk mengetahui arah dan besar pengaruh dari variabel tidak bebasnya. Dengan demikian model analisis dapat dinyatakan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + Ɛ Dimana: Y A b1, b2, b3, b4, b5 X1 X2 X3 X4 X5 Ɛ = = = = = = = = = Dividend Payout Ratio Intercept/Konstanta Koefisien Regresi i = 1, 2, 3, 4, 5 Cash Ratio Debt to Equity Ratio Net Profit Margin Return on Investment Tax Rate Error (faktor-faktor diluar variabel penelitian) 3. Uji Hipotesis Melakukan uji signifikansi variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara simultan maupun secara parsial akan dilakukan dengan Uji-t (t-test) dan Uji FStatistik. a. Uji-t (t-test) Pengujian hipotesis dilakukan melalui regresi yang menggunakan program SPSS dengan membandingkan tingkat signifikasi (Sig t) masing-masing variabel independen dengan taraf sig α = 0,05. Apabila tingkat signifikansinya (Sig t) lebih kecil daripada α = 0,05, maka hipotensinya diterima yang artinya variabel independent tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya. Sebaliknya bila tingkat signifikansinya (Sig t) lebih besar daripada α = 0,05, maka hipotensinya tidak diterima yang artinya variabel independent tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya. Jika dinyatakan secara statistik adalah sebagai berikut: Ho = βi = 0 Hi = βi = 0 T hitung dicari dengan persamaan sebagai berikut: t - hitung = Koefisien Regresi (bi) Standar Deviasi ( bi) b. Uji F-Statistik F-test untuk menguji apabila variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan dengan variabel terikat (Y), langkahlangkahnya sebagai berikut: 1. Membuat formula hipotesis a. Ho : βi = 0 (hipotesis nihil) Yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antar variabel bebas (X), secara simultan, dengan variabel terikat (Y). b. Ho : βi # 0 (hipotesis alternatif) Yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (Xi) secara simultan, dengan variabel terikat (Y). 2. Menentukan nilai F-tabel yang menggunakan level of significant sebesar 5%. 16 Uji signifikansi bersama-sama menggunakan uji F dapat ditulis dengan rumus: F = R2 / k 1 - R2 / n-k-1 Keterangan: R 2 = koefisien determinasi K = jumlah variabel n = banyaknya data 3. Pengambilan keputusan a. Jika P-value < α = 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. b. Jika P-value > α = 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas akan dideteksi melalui analisis grafik (histogram dan Normal PPlots). Gambar 5.1 Hasil Uji Normalitas melalui Histogram 17 Gambar 5.2 Normal P-Plot Of Regression Standardized Residul Dari gambar 5.2. diatas, terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Jadi gambar 5.2. diatas dapat disimpulkan bahwa data tersebut memenuhi asumsi normalitas, karena data tersebut menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mendekati dan mengikuti arah garis diagonal. Jadi data tersebut berdistribusi normal. 2. Uji Heteroskedastisitas Gambar 5.3 Scatterplot 18 Dari gambar 5.3. diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) dan tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heterosekedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk analisis berikutnya. Jadi kesimpulannya adalah tidak terdapat heterosekedastisitas pada penelitian ini. 3. Uji Multikolinearitas Tabel 5.1 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) Std. Error .676 .139 -.017 .023 DER .066 NPM TAX CR Beta a Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF 4.844 .000 -.099 -.720 .474 .701 1.427 .028 .322 2.344 .022 .696 1.437 .263 .429 .093 .614 .542 .570 1.756 -1.318 .426 -.406 -3.095 .003 .760 1.316 a. Dependent Variable : DPR Sumber : Data Hasil Olahan Dari tabel 5.1 diatas, dapat diartikan bahwa : 1. Untuk variabel Cash Ratio (X1) memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari 5 atau 1,427 < 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas. 2. Untuk variabel Debt to Equity Ratio (X2) memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari 5 atau 1,437 < 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas. 3. Untuk variabel Net Profit Margin (X3) memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari 5 atau 1,756 < 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas. 4. Untuk variabel Tax (X4) memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari 5 atau 1,316 < 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Dimana pengujian autokorelasi dapat dilihat deteksi dari besarnya nilai Durtbin Watson.. 19 Tabel 5.2 Autokorelasi b Model Summary Model R 1 R Square .448 a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .201 .148 Durbin-Watson .1858744 1.874 a. Predictors: (Constant), TAX, CR, DER, NPM b. Dependent Variable: DPR Analisis dan Pembahasan 1. Analisis Regresi Berganda Tabel 5.3 Ragresi Berganda Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) CR a. a Standardized Coefficients Std. Error .676 .139 Beta Collinearity Statistics t Sig. 4.844 .000 Tolerance VIF -.017 .023 -.099 -.720 .474 .701 1.427 DER .066 .028 .322 2.344 .022 .696 1.437 NPM .263 .429 .093 .614 .542 .570 1.756 TAX -1.318 .426 -.406 -3.095 .003 .760 1.316 Dependent Variable : DPR Sumber : Data Hasil Olahan Dari tabel 5.3 diatas, maka bentuk persamaan regresi liniernya adalah sebagai berikut: Y (DPR) = 0.676 - 0,017 (X1) + 0,066 (X2) + 0,263 (X3) – 1.318 (X4) + e Keterangan : Y = Δ DPR X1 = Cash Ratio (CR) X2 = Debt to Equity Ratio (DER) X3 = Net Profit Margin (NPM) X4 = Tax 1. 2. Dari persamaan diatas, dapat diartikan bahwa: Nilai konstan (a) sebesar 0,676 artinya apabila Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin and Tax adalah 0, maka nilai Dividend Payout Ratio adalah sebesar 0.676. Koefisien regresi variabel cash ratio (X1) sebesar = -0,017, artinya setiap kenaikan 1% cash ratio akan menyebabkan penurunan Dividend Payout Ratio sebesar 0,017% dan sebaliknya jika cash ratio turun 1 persen maka akan menyebabkan kenaikan Dividend Payout Ratio sebesar 0,017%. 20 3. 4. 5. 2. Koefisien regresi variabel debt to equity ratio (X2) = 0,066, artinya jika variabel debt to equity ratio mengalami kenaikan 1%, maka Δ DPR akan meningkat sebesar 0,066%. Koefisien bernilai positif (+) artinya terjadi hubungan positif (+) antara debt to equity ratio dengan Δ DPR. Koefisien regresi variabel net profit margin (X3) = 0,263 artinya jika variabel net profit margin mengalami kenaikan 1%, maka Δ DPR akan meningkat sebesar 0,263%. Koefisien bernilai positif (+) artinya terjadi hubungan positif (+) antara net profit margin dengan Δ DPR. Koefisien tax sebesar -1,318 dan tidak signifikan (karena diatas α = 0,05), artinya setiap kenaikan 1% tax akan menyebabkan penurunan Dividend Payout Ratio sebesar 0,017 % dan sebaliknya jika tax turun 1% maka akan menyebabkan kenaikan Dividend Payout Ratio sebesar 1,318 %. Uji-F Statistik ( secara simultan) Berdasarkan nilai F dan tingkat signifikan, maka dapat diketahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel independent terhadap variabel dependent. Dari hasil pengolahan data dengan SPSS pada tabel dibawah ini dapat diketahui hasil UjiF (Uji Simultan) sebagai berikut : b ANOVA Model 1 Sum of Squares Regression df Mean Square .529 4 .132 Residual 2.108 61 .035 Total 2.636 65 F 3.828 Sig. .008 a a. Predictors: (Constant), TAX, CR, DER, NPM b. Dependent Variable: DPR Tabel 5.4 Uji-F Hasil regresi pada tabel 5.5 diatas, terlihat angka signifikan sebesar 0,008 < 0,05 , hal ini berarti secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara cash ratio, debt to equity ratio, net profit margin dan tax terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur. 3. Uji t-statistik (Uji Parsial) Berdasarkan tingkat signifikan masing–masing variabel independent, jika memiliki tingkat signifikan < 0,05, maka variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent. Dari hasil pengolahan data dengan SPSS pada tabel dibawah ini dapat diketahui hasil Uji-t sebagai berikut : 21 Tabel 5.5 Uji t Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Standardized Coefficients Std. Error Beta Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF .676 .139 4.844 .000 -.017 .023 -.099 -.720 .474 .701 1.427 DER .066 .028 .322 2.344 .022 .696 1.437 NPM .263 .429 .093 .614 .542 .570 1.756 TAX -1.318 .426 -.406 -3.095 .003 .760 1.316 CR a. a Dependent Variable : DPR Sumber : Data Hasil Olahan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Secara parsial, variabel Debt to Equity Ratio dan Tax mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Payout Ratio. Sedangkan variabel Net Profit Margin dan Cash Ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen payout ratio. Dengan demikian perusahaan harus terus neningkatkan dan mengelola dengan baik Debt to Equity Ratio dan Tax setiap tahunnya. 2. Secara simultan, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel cash ratio, debt to equity ratio, net profit margin dan tax terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Variabel yang paling dominan mempengaruhi Dividen Payout Ratio adalah Tax Rate. Saran Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi para emiten dan manajemen perusahaan sebaiknya mempertimbangkan posisi Debt to Equity Ratio dan Tax dalam menetapkan rasio pembayaran dividen (Dividen Payout Ratio). 2. Bagi para akademis yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Dividend Payout Ratio, sebaiknya menggunakan objek penelitian, periode penelitian, alat analisis dan faktor-faktor yang berbeda dengan penelitian ini, seperti pertumbuhan perusahaan (growth), risiko pasar, nilai tukar rupiah terhadap dollar dan tingkat bunga. DAFTAR PUSTAKA Atmaja, Lukas Setia. 2003. Manajemen Keuangan. Edisi Revisi. Penerbit Andi. Yogyakarta. Brealey, Richard A. and Stewart c. Myers. 2004. Principles of Corporate Finance. 7th Edition. McGraw-Hill Companies, Inc. 22 Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Universitas Diponegoro. Semarang. Gitosudarmo, Indriyo dan H. Basri. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Keempat. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta. Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Keempat. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Helfert, Erich A. 1997. Teknik Analisis Keuangan: Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan. Dialihbahasakan oleh Herman Wibowo. Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga. Jakarta. Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 1998. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kedua. UPP YKPN. Yogyakarta. Keown, Arthur J., David F. Scott, Jhon D. Martin, and William J. Petty. 1999. Basic Financial Management. Bth Edition. Prentice Hall International, Inc. New Jersey. Kieso, Donald E. And Jerry J. Wrygrandt. 1995. Intermediate Accounting. Dialihbahasakan oleh Herman Wibowo. 7thEdition. John Willey and Sons, Inc Kuswadi. 2006. Memahami Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Nachrowi. D. Nachrowi., Hardius Usman. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006. Hal. 191 Myers, S. C. 1984. The Capital Structure Puzzle, Journal of Finance. 34. PP. 575-592 Riyanto, Bambang. 1997. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. UPP YKPN. Yogyakarta. Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sinuraya, Murthada. 1999. Teori Manajemen Keuangan. Edis Revisi. FEUI. Jakarta. Sugiono, Arief. 2009. Manajemen Keuangan. Untuk Praktisi Keuangan. Penerbit Grasindo. Jakarta. Suhartono. 2004. Pengujian Terhadap Keterkaitan Antara Kebijakan Dividen dan Kebijakan Hutang Secara Simultan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Ventura. Vol.7 No.1, April. Stewart C. Myers. The Capital Structure Puzzle. Journal of Finance 39. Juli 1984. Weston, Fred J. and Brigham. 1994. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Dialihbahasakan oleh Alfonsus Sirait. Jilid Pertama. Edisi Kesembilan. Penerbit Erlangga. Jakarta. 23 KINERJA KEUANGAN INDUSTRI PERBANKAN (STUDI KASUS BANK BUMN DI INDONESIA PERIODE 2002-2012) Aji Iksani Nugraha Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAKSI Profitabilitas Bank dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, faktor internal yang dapat mempengaruhi Profitabilitasadalah ukuran perusahaan, aktiva produktif, dana pihak ketiga, interest expand, overhead cost likuiditas (Loan To Deposit Ratio) dan faktor eksternal nya adalah Suku bunga Indonesia dan Inflasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan Perbankan dalam hal ini faktor apa saja yang akan mempengaruhi profitabilitas bank (Return On Assets) ditinjau dari faktor eksternal dan faktor internal. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel yang didapat sebanyak 4 perusahaan perbankan. Dalam pengujian, beberapa uji statistik yang digunakan dengan metode stata 12 antara lain pengujian Fixed Effect, Random Effect, Common Effect lalu di uji dengan post estimation Test untuk mengetahui model apa yang cocok dalam hal penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Ukuran perusahaan (Ln Ta), Interest Expand, Overhead Cost, Loan to Deposit Ratio secara parsialberpengaruh terhadap Profitabilitas bank (Return On Assets) pada sektor industri perbankan di indonesia, sedangkan variabelaktiva produktif, dana pihak ketiga, Suku bunga Indonesia, dan Inflasi tidakberpengaruh terhadap Return On Asset pada sektor industry perbankan Indonesiapada tahun 2002-2012. Keywords: Ukuran perusahaan, Aktiva Produktif, DPK, Interest Expand, Overhead Cost, ldr, SBI, Inflasi Pendahuluan Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro.Kita ketahui, perbankan mempunyai pangsa pasar besar sekitar 80 persen dari keseluruhan sistem keuangan yang ada.Mengingat begitu besarnya peranan perbankan di Indonesia, maka pengambil keputusan perlu melakukan evaluasi kinerja yang memadai. Bank menjalankan usahanya dalam menghimpun dana dari masyarakat (surplus unit) dan menyalurkan kembali dalam berbagai jenis alternatif.Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu.Perubahan ini selain disebabkan oleh perkembangan di luar industri perbankan itu sendiri, seperti sektor rill dalam perekonomian, politik, sosial, hukum, pertahanan dan keamanan. 24 Lembaga perbankan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian suatu negara, karena memiliki fungsi intermediasi atau sebagai perantara antara pemilik modal (fund supplier) dengan penguna dana(fund user). Di Indonesia jumlah bank cukup banyak yaitu 240 buah bank sebelum dilikuidasi tahap pertama pada tahun 1999. Namun dengan belum berakhirnya krisis moneter yang melanda Indonesia semakin banyak bank bermasalahakibatnya bertambah banyak bank yang dilikuidasi. Salah satu permasalahan yang muncul adalah bank menghadapi negatifspread yakni suku bunga tabungan lebih besar dari pada suku bunga pinjaman, hal ini menyebabkan bank sulit memperoleh keuntungan. Rasio ROA terendah terjadi pada tahun 2003 Karena tingkat kecukupan modal yang rendah dan biaya operasional yang tinggi, selain itu juga dari hasil penelitian dilihat dari laporan keuangan Bank BTN memiliki profitabilitas yang rendah karena memiliki biaya operasional yang hampir melebihi setandar ketentuan. Rasio tertinggi terjadi pada tahun 2004 karena tingkat kecukupan modal yang tinggi dan biaya operasional yang rendah tetapi tidak semua perusahaan dengan biaya operasional rendah memiliki ROA tinggi bisa juga perbankan memiliki tingkat kecukupan modal tinggi dan biaya operasional yang tinggi untuk mendapatkan ROA yang tinggi karena untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Dilihat dari laporan keuangan pada ke empat bank yang diteliti profitabilitas tinggi terdapat pada Bank BRI yang lebih dari ketentuan yaitu 1,22%. Berdasarkan dari uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adanya temuan yang berbeda dari beberapa faktor yang mempengaruhi Return on Asset (ROA), serta dari data empiris adalah terjadi beberapa penurunan ROA. Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank Ukuran profitabilitas pada industri perbankan yang digunakan pada umumnya adalah Return On Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam opersasinya, sedangkan Return On Equity (ROE) hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut. Untuk selanjutnya dalam penelitian ini menggunakan ROA sebagai ukuran kinerja perbankan. Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return On Asset (ROA) merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar Return On Asset (ROA) menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Apabila Return On Asset (ROA) meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham. Perusahaan denagan total asset yang besar mencerminkan kemapanan perusahaan, perusahaan yang sudah mapan biasanya kondisi keuangannya juga stabil selain itu semakin tinggi Kualitas aktiva produktif pada dasar nya untuk menunjukan semakin baik kualitas aktiva produktif bank tersebut maka semakin kecil kredit bermasalah pada bank tersebut dan besarnya kredit bermasalah pada suatu bank maka akan menurunkan tingkat profitabilitasnya. Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah pangsa pasar dana pihak ketiga yang dihimpun oleh masingmasing bank secara indvidu. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan. Adapun dana pihak ketiga diperoleh dengan menjumlahkan giro, tabungan dan deposito. Beban operasional diukur secara kuantitatif dengan mengunakan rasio efisiensi operasional dengan lebih spesifik yang melihat besar nya ukuran beban padan bank dilihat dari interest expand dan overhead cost. Melalui rasio ini diukur apakah manajemen bank telah mengunakan semua faktor produksinya dengan efektif dan efisien.Adapun efisien usaha bank diukur dengan mengunakan rasio opersional dibandingkan dengan pendapatan operasi. Kesehatan bank juga dapat diukur berdsarkan likuiditas bank.Likuiditas merrupakan indikator yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi atau membayar kewajiban (simpanan masyarakat) yang harus segera di penuhi. Likuiditas diukur dengan menggunakan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang merupakan rasio kredit (pinjaman) yang diberikan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank bersangkutan. 25 Faktor eksternal yang di luar Bank Indonesia biasanya dapat mempengaruhi profitabilitas bank, tingginya angka inflasi dapat berdampak pada sektor perbankan. Oleh karena itu, Bank Indonesia juga perlu untuk menetapkan tingkat suku bunga (BI Rate) yang sesuai sebagai dasar atau patokan bank umum dan swasta untuk menentukan suku bunga mereka agar mereka dapat tetap likuid dan menguntungkan. Dalam penelitian indikator Return on Asset (ROA) sebagai pengukur kinerja keuangan perbankan yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dari ROA perbankan umumnya bersumber dari 2(dua) faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain aktiva produktif, ukuran perusahaan, Dana Pihak Ketiga, Interest Expand, Overhead Cost, Loan To deposit Ratio (LDR) Faktor eksternal perusahaan meliputi kondisi ekonomi makro seperti inflasi dan Suku Bunga Indonesia Landasan Teori A. Kinerja Keuangan Bank Pengukuran – pengukuran yang digunakan untuk menilai kinerja tergantung pada bagaimana unit organisasi akan dinilai dan bagaimana sasaran akan dicapai. Sasaran yang ditetapkan pada tahap perumusan strategi dalam sebuah proses manajemen strategis (dengan memperhatikan profitabilitas, pangsa pasar, dan pengurangan biaya, dari berbagai ukuran lainnya ) harus betul - betul digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan selama masa implementasi strategi. B. Determinan Profitabilitas Bank Penelitian Yuliani (2007) dengan judul hubungan efisiensi operasional dengan kinerja profitabilitas pada sector perbankan yang go public di BEI, menggunakan analisis regresi time-series cross-section dengan menggunakan variabel MSDN, CAR, BOPO, LDR. Variabel BOPO berpengaruh signifikan negatif,sedangkan CAR berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja profitabilitas perbankan. Variabel MSDN dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja profitabilitas perbankan. Pandu Mahardian (2007), dalam jurnal nya Analisis pengaruh rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR terhadap kinerja keuangan perbankan (Studi kasus perusahaan perbankan yang tercatat di BEJ juni 2002- juni 2007), hasil penelitian menunjukan bahwa variable CAR, NIM, dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, serta BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, sementara untuk variable NPL berpengaruh negatif terhadap ROA, akan tetapi tidak signifikan.6 Ponttie Prasnanugraha P (2008), dalam jurnal nya tentangAnalisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi Di Indonesia) menyatakan bahwa NPL, BOPO dan NIM secara parsialberpengaruh terhadap ROA dilihat dari nilai t hitung. Sedangakan variable CAR, LDR tidak berpengaruh terhadap ROA.7 Erma Handayani (2007), dalam jurnal nya tentang Analisis Perbedaan Kinerja Bank BUMN dan Bank Swasta Nasional Devisapada penelitian ini menyatakan bahwa variable dependen yaitu ROA dan ROE dengan variable independen nya yang digunakan adalah Cash Ratio, Reserve Requirement, LDR, kewajiaban bersih Call Money, CAR, Debt to Equity Ratio (DER).Pengujian regresi parsial menunjukan LDR, Call Money dapat berpengaruh terhadap ROA dan ROE.Sedangkan Cash Ratio, Reserve Requirement, Capital Adequcy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap ROA dan ROE.8 6 Pandu Mahardian, dalam jurnal nya Analisis pengaruh rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR terhadap kinerja keuangan perbankan (Studi kasus perusahaan perbankan yang tercatat di BEJ juni 2002- juni 2007) 7 Ponttie Prasnanugraha P, Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi Di Indonesia),jurnal Ekonomi, Semarang. 8 Erma Handayani, Analisis Perbedaan Kinerja Bank BUMN dan Bank Swasta Nasional Devisa,jurnal Ekonomi,Jakarta. 26 Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadapat faktor-faktor permodalan, kualitas asset, menejemen, rentabilitas, likuiditas, sensitifitas, terhadap resiko pasar. 1. Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan adalah metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu ataupun secara kombinasi dari kedua laporan tersebut9. Dengan menggunakan analisis rasio dimungkinkan untuk dapat menetukan tingkat kerja suatu bank.rasio keuangan tersebut dapat dikelompokan menjadi : a. Rasio Likuiditas Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Beberapa rasio likuiditas yang sering di pergunakan dalam menilai kinerja suatu bank yaitu Cash Ratio, Reserve Requirement, Loan to Deposit Ratio, Loan to Asset Ratio, Rasio kewajiban bersih call money. b. Rasio Solvabilitas Analisis solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiabn jika terjadi likuidasi bank. Disamping itu rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara volume (jumlah) dana yang diperoleh dari berbagai utang (jangka pendek dan jangka panjang) serta sumber-sumber lain diluar model bank sendiri dengan volume penanaman dana tersebut pada berbagai jenis aktiva yang dimiliki bank. Beberapa rasionya adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER) , Long Term Debt to Asset Ratio. C. Hubungan Antar Variabel 1. Hubungan-Hubungan pengaruh Size Bank terhadap VariabelReturn on Asset (ROA). Variabel Size bank menggambarkan ukuran perusahaan dilihat dari asset yang dimiliki, Aset yang lebih besar akan mendorong likuiditas bank sehingga dapat meningkatkan modal mereka lebih besar pula. sehingga semakin besar modal yang dapat dipenuhi (farah margaretha and prabowo ,2006). Dan hasil ini menunjukan bahwa ukuran bank yang dilihat dari besarnya asset memiliki hubungan posotif terhadap Return On Asset (ROA). 2. Hubungan – Hubungan pengrauh aktiva produktiv di dalam total aset terhadap Variabel l Return on Asset (ROA). Aktiva produktiv adalah penanaman dan bank baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank penyertaan dan penempatana pada bank lain. Semua aktiva yang dimilik oleh bank dengan maksud untuk dapat memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Maka pengaruh aktiva produktiv di dalam total asset terhadapa Return On Asset (ROA) berpengaruh postitif. 3. Hubungan – Hubungan pengrauh Suku Bunga Indonesia mterhadap VariabelReturn on Asset (ROA). Suku Bunga Indonesia dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagi harga yang harus dibayar kepada nasabah. SBI juga 9 S.munawir, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Yogyakarta: penerbit Liberty Indonesia, 2004, hlm 72-82 27 dikaitkan dengan kebijakan pemerintah dalam masalah penanggulangan jumlah uang beredar. SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar. Maka pengaruh Suku Bunga Indonesia terhadap Profitabilitas (ROA) pada bank adalah positif. 4. Hubungan – Hubungan pengrauh Inflasi terhadap Variabel Return on Asset (ROA). Inflasi dapat berpengaruh buruk bagi perekonomian apabila terjadi, inflasi yang parah tak terkendali maka keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonoimian di dirasakan lesu. Hal ini mengakibatkan minat masyarakat untuk menabung atau berinvestasi dan berproduksi menjadi berkurang. Harga meningkat dengan cepat, masyarakat akan kewalahan menaggulangi dan mengimbangi harga kebutuhan sehari-hari yang terus meroket. Bagi perusahaan sebuah inflasi menyebabkan naiknnya biaya produksi maupun operasional mereka sehingga pada akhirnya merugikan bank itu sendiri. Inflasi berpotensi mengerek bunga kredit,kenaikan bunga kredit tentu menghambat pertumbuhan kredit itu sendiri, sementara pendapatan dari sektor kredit akan menjadi kecil hal ini berimbas kepada profitabilitas bank bersangkutan. Maka hal ini menyebabkan inflasi berpengaruh negatif signifikan. 5. Hubungan – Hubungan pengaruh Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Variabel Return on Asset (ROA). BOPO merupakan rasio antara biaya operasi terhadap pendapatana operasi.Biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisien dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokonya (seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dan operasi lainnya). Pendapatan Operasional merupakan pendaptan utama bank, yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya. Bank yang efisien dalam menekan biaya operasionalnya dapat mengurangi kerugian akibat ketidak efisienan bank dalam mengelola usahanya sehingga laba yang diperoleh juga akan meninkat. Semakin kecil BOPO menunjukan semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya sehingga semakin sehat bank tersebut (herdiningtyas, 2005). Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%, karena jika rasio BOPO terhadap melebihi 90% hingga mendekati 100% maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Menurut bank Indonesia, efisiensi operasi diukut dengan membandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan operasi atau sering disebut BOPO. Sehingga dapat disusun suatu logika bahwa variable efisiensi operasi yang diproksikan dengan BOPO berpengaruh negative terhadap kinerja perbankan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mawardi dan mintatri menunjukan hasil bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA). 6. Hubungan – Hubungan TingkatLoan to Deposito Ratio (LDR) dengan VariabelReturn on Asset (ROA) Loan to Deposito Ratio (LDR) yaitu menunjukan kemampuan suatu bank di dalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dapat dikumpulkan oleh masyarakat. Loan to Deposito Ratio (LDR) mencerminkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera 28 memenuhi permintaan dana deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga. Semakain tinggi nilai rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukan semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar, sebaliknya semakin rendah rasio Loan to Deposit Ratio(LDR) menunjukan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit sehingga hilangnya kesempatan bank untuk memperoleh laba. D. Pengembangan Hipotesis Berdasarkan teori yang telah di paparkan, maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut : 1. Diduga secara parsial pengaruh variabel size bank (Ln TA), Aktiva produktif, dpk, ldr, sbi, terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank BUMN di Indonesiapada periode 2002-2012 adalah positif signifikan. 2. Diduga secara parsial pengaruh interest expense, overhead cost, inflasi terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank BUMN di Indonesiapada periode 2002-2012 adalah negatif signifikan 3. Diduga secara simultan variabel X1 sampai X8 berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank BUMN di Indonesiapada periode 2002.Q1-2012.Q4 adalah signifikan. Definisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Terikat (Dependent Variable) Struktur Return on Asset (ROA) adalah Rasio Return on Asset (ROA) adalah laba sebelum pajak dibagi dengan rata-rata total aset. ROA (%): . Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. 2. Variabel Bebas (Independent Variable) adalah variabel yang diduga sebagai penyebab terjadinya perubahan dari variabel independen. Dalam penelitian ini variabel independen yang diberlakukan adalah internal faktor dan eksternal faktor. Internal faktor terdiri dari struktur asset, struktur financial, dan strutktur laba, sedangakan eksternal faktor terdiri dari, Inflasi, Suku Bunga Indonesia (SBI). Secara rinci internal faktor terdiri dari : a. Size Bank (Ln TA) Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan Size (Ukuran perusahaan) = Ln Total Asset b. Proporsi aktiva produktiv (AP/TA) penyediaan dana bank untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, tagihan akseptasi, tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, penyertaan, transaksi rekening administratif (TRA), serta bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Adalah tingkat aktiva produktiv di dalam total asset suatu bank. AP/TA (%): 29 c. Proporsi dana pihak ketiga (DPK/TA) Total Giro dibandingkan dengan Total DPK, Total Simpanan Berjangka dibandingkan Total DPK, dan Total Tabungan dibandingkan dengan Total DPK baik dalam rupiah maupun valuta asing. DP3/TA (%) : Adalah tingkat simpanan dana pihak kedua di dalam total asset yang dimiliki suatu bank. d. Proporsi beban bunga (IE/PO) semua beban bunga dalam rupiah dan valuta asing baik dari penduduk maupun bukan penduduk yang merupakan beban dari kegiatan yang lazim sebagai usaha bank dalam bentuk bunga Rumus: e. Proporsi biaya operasi yang bukan bunga (OC/PO) Beban non operasional adalah semua beban selain bunga dan operasional bank. Rumus : f. Loan to Deposit Ratio Loan to Deposits Ratio (LDR) adalah perbandingan total kredit terhadap total Dana Pihak Ketiga. Rumus : Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. g. Inflasi suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusibarang. h. SBI Suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. 30 ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil uji postestimation test, model estimasi data panel terpilih (fixed effect) yang sudah lolos uji treament model sehingga bisa disimpulkan bahwa model fixed effect adalah model yang layak dan sudah robust. Selanjutnya akan dilakukan analisa model estimasi data panel terpilih (fixed effect). Berdasarkan hasil pengujian dengan Stata 12, ternyata diperoleh variabel ta (Ln TA) berpengaruh signifikan pada level kepercayaan 90% karena probabilitas dibawah 0.1. Koefisien Ln ta terhadap ROA tersebut sebesar -3.111133. Artinya setiap penambahan (Ln TA) sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan ROA sebesar 3.111133. Penelitian ini menunjukan bahwa besar nya ukuran perusahaan menyebabkan ROA suatu bank BUMN menurun.artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh Ln TA terhadap ROA negatif dan signifikan pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dhika Emaya (2011), valentina Flamini (2009), Dietrich dan Wanzenried (2009) yang menemukan bahwa Ln TA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh dewi sartika (2011), Dr. Aremu (2012), Astuti dan Zuhrotun (2007) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan (Ln TA) berpengaruh positif signifikan. Koefisien variabel ap tidak berpengaruh signifikan tetapi jika setiap penambahan ap (AP/TA) sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikan ROA sebesar 0.01376.artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh aktiva produktif terhadap ROA positif dan signifikan pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Alhaq (2011), farah ahwadiyah (2007), Edward Gagah (2009) yang menemukan bahwa aktiva produktiv berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA) dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh dewi sartika (2011), Wisnu Mawasdi (2005), F. Samilogiu dan K. Demirgunes (2008) yang menyatakan bahwa aktiva produktif (AP/TA) berpengaruh negatif tidak signifikan. Koefisien variabel dpk tidak berpengaruh signifikan tetapi jika setiap penambahan dpk (DPK/TA) sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikan ROA sebesar 0.00525.artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh dana pihak ketiga terhadap ROA positif dan signifikan pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kesowo (2002), bambang sudiyanto (2009), Nurhasniya (2004) dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh 31 yuliani (2011), Kuncoro dan Suharjono (2002) yang menyatakan bahwa dana pihak ketiga (DPK/TA) berpengaruh positif tidak signifikan. Koefisien variabel ie berpengaruh signifikan sebesar -1.04434 Artinya setiap penambahan ie (IE/PO) sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan ROA sebesar 1.04434.artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh interest exspend dalam pendapatan oprasiona/ beban bunga (IE/PO) terhadap ROA negatif signifikan, pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ali dan Sadaqat (2011), Nugroho (2010), Yuliani (2011)dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sri Minarti (2009) yang menyatakan bahwa beban bunga berpengaruh positif signifikan dan yang menyatakan bahwa total ekuitas dalam asset berpengaruh tidak signifikan. bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh mudjarat kuncoro (2002) yang menyatakan bahwa Interest Expand berpengaruh positif signifikan. Koefisien variabel oc berpengaruh signifikan sebesar -1.21321 Artinya setiap penambahan ie (IE/PO) sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan ROA sebesar 1.21321.artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh overhead cost atau Bopo terhadap ROA negatif dan signifikan pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2011), Sadaqat (2011), Edward Gagah (2009) dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh suharjono (2002), Sri Minarti (2009) yang menyatakan bahwa Interest Expand berpengaruh positif signifikan. Koefisien variabel LDR berpengaruh signifikan pada level kepercayan 90% pengaruh tersebut sebesar 0.07121 Artinya setiap penambahan LDR sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikan ROA sebesar 0.07121.artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh LDR terhadap ROA positif dan signifikan pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Werdaningtyas (2002), yang menemukan bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) serta Merkusiwati (2007), Suyono (2005) yang menemukan bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Muhammad alhaq (2011), Sri Minarti (2009), Heffernan (2008) yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh positif tidak signifikan. Koefisien variabel inf tidak berpengaruh signifikan tetapi jika setiap penambahan inflasi sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikan ROA sebesar 0.09226.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febriana (2007) ,Pohan (2008), Leon & ericson, (2008) yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa pengaruh yang terjadi antara Inflasi terhadap ROA adalah positif tidak signifikan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh ogowewo (2011), Uche (2006), dwi martani (2010) yang menyatakan bahwa Inflasi berpengaruh negatif signifikan. Koefisien variabel sbi tidak berpengaruh signifikan sebesar -0.017302 tetapi jika setiap penambahan sbi sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan ROA sebesar 0.017302.artinya ada pengaruh negatif namun tidak signifikan antara SBI terhadap ROA. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh wulandari (2008), Utomo (2006), Budi asih (2011) yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa pengaruh yang terjadi antara SBI terhadap ROA adalah negatif dan tidak signifikan dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh febrina dwijayanti dan prima naomi (2008) yang menyatakan bahwa SBI berpengaruh positif signifikan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan kesimpulan yang telah ditemukan, penulis mempunyai saran yang diharapkan dapat berguna. Saran yang penulis kemukakan antara lain: 1. Untuk meningkatkan ROA dapat mengendalikan pertumbuhan asset dalam arti mengelola sedemikian rupa sehingga pertumbuhan asset menjadi lebih rendah di bandingakan pertumbuhan laba operasi. 2. Untuk meningkatkan ROA dapat memfokuskan pada mengefektifkan struktur laba dengan cara menurunkan proporsi beban bunga dan overhead costakan begitu tingkat operasonal bank pun mejadi turun dan profitabilitas bank akan meningkat. 32 3. Rasio Likuiditas harus tetap di tingkatkan tetapi jangan melampaui batas toleransi yang ditetapkan oleh BI dengan begitu kondisi likuiditas bank bisa terus dikatakan sehat dan profitabilitas terus dapat terjaga. DAFTAR PUSTAKA Agus Suyono, 2005. Analisis Rasio-rasio Bank yang Berpengaruh Terhadap Return on Asset (ROA). Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan). Augusty Ferdinand, 2006.Metode Penelitian Manajemen . Pedoman Penelitian untuk Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi IlmuManajemen. Penerbit Badan Penerbit Uninversitas Diponegoro, Semarang. Atik Damarwati, 2007. Terus Disusuri, Tapi Masih Rendah, Majalah Info Bank No 341 Edisi Agustus 2007 Volume XXVIII . Hal 64-66. Eka Nuraini Rahmawati, 2003. Bank Syariah: Perbandingan dengan Bank Konvensional, Keunggulan dan Harapan, Majalah Usahawan Indonesia. No.12 TH XXXII Desember 2003. Gilbert, R.A, 1984. Bank Market Structure and Competition: A Survey, Journal of Money, Credit and Banking 16 (4), pp. 617-644. Gujarati, Damodar N. 1995. Basic Econometric.Third Edition.McGraw-Hill International Editions. America: New York. Hesti Werdaningtyas, 2002. Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take OverPramerger di Indonesia, Jurnal Manajemen Indonesia, vol. 1, no. 2, pp. 24-39. Kasmir, 2002.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Kidwell, D., and Koch, T, 1982. The Behavior of the Interest Rate Defferential Between Tax-Exemt Revenue an General Obligation Bonds: A Test of Risk Preferences and Market Segmentation, The Journal of Finance, 37, pp. 73-85. Merkusiwati, Ni Ketut Lely Aryani, 2007. Evaluasi Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja Perusahaan, Buletin Studi Ekonomi, Vol 12, No. 1. Muhammad Sarifudin, 2005. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba pada Perusahaan Perbankan yang Listed di BEJ Periode 2000 s/d 2002”. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan). Mudjarad Kuncoro dan Suhardjono, 2002.Manajemen Perbankan Teoridan Aplikasi. Penerbirt BPFE: Yogyakarta. Ross, Westerfield and Jaffe, 2005.Corporate Finance.Seventh Edition. McGraw Hill, America: New York. Sri Haryati, 2002. Analisis Kebangkrutan Bank: Bunga Rampai KajianTeori Keuangan In Memorian Prof. Dr. Bambang Riyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Voght, Stephen C and Vu, Josepth D, 2000.“Cash flow and Long-run Firms Value: Evidence from The Value Line Invesment Survey, Journal of Management Issue: pp.20-32. Wisnu Mawardi, 2005. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia, Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14, No. 1, Juli 2005. Yuliani, 2007.Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol. 5, No. 10, Desember, 2007. Zimmerman, G.C, 1996. Factor Influencing Community Bank Performance in California, FBRSF Economic Review. Number 1, pp. 26-42. Bambang Sudiyanto, Analisis Pengaruh DPK, BOPO, CAR, Dan LDR terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan Ynag Go Public Di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2008 Dhika Ermaya, Analisis Ukuran Perusahaan Dan Kualitas Aktiva Produkitif Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Di Indonesia periode 2006-2010) Erma Handayani, Analisis Perbedaan Kinerja Bank BUMN dan Bank Swasta Nasional Devisa,jurnal Ekonomi,Jakart 33 KINERJA KEUANGAN INDUSTRI PERBANKAN (STUDI KASUS BANK BPD DI INDONESIA PERIODE 2002.Q1-2012.Q4) Lisa Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAKSI Profitabilitas merupakan tujuan utama pada perilaku-ALMA bank. Mengingat profitabilitas yang cukup dan tumbuh akan mampu memupuk permodalan yang berimplikasi pada peningkatan solvabilitas dan trust bank. Tujuan utama penelitian ini untuk mengetahui pengaruh struktur aset, struktur finansial dan struktur beban operasional bank serta pertumbuhan GDP terhadap profitabilitas bank BPD di Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh BPD yang beroperasi di Indonesia. Data yang digunakan adalah data triwulanan dari tahun 2002-2012. Teknik sampling yang digunakan samping jenuh (26 bank). Alat analisis menggunakan data panel regresi. Hasil uji dengan alat bantu STATA, menunjukan metode random effect robust terpilih sebagai cara yang terbaik. Temuan penelitian menunjukan variabel yang signifikan berpengaruh terhadap ROA adalah permodalan (TE/TA) dan likuditas (LDR) berpengaruh positif signifikan ; Sedangkan variabel beban bunga ( IE/PO), overhead cost (OC/PO) dan pertumbuhan GDP berpengaruh negatif signifikan. Implikasi yang dapat disumbangkan dalam penelitian ini adalah peningkatan ROA bank BPD dapat dilakukan dengan cara meningkatkan porsi kredit dan modal bank serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembiayaan operasional dan variasi produk bank. Kata Kunci : Bank BPD, ALMA, LDR dan ROA . PENDAHULUAN Kondisi perbankan ini mendorong pihak-pihak yang terlibat didalamnya untuk melakukan penilaian atas kesehatan bank. Salah satu pihak yang perlu mengetahui kinerja dari sebuah bank adalah investor sebab semakin baik kinerja bank tersebut maka jaminan keamanan atas dana yang diinvestasikan juga semakin besar. Dengan menggunakan rasio keuangan, investor dapat mengetahui kinerja suatu bank. Hal ini sesuai dengan pernyataan Muljono (1999) bahwa perbandingan dalam bentuk rasio menghasilkan angka yang lebih obyektif, karena pengukuran kinerja tersebut lebih mudah diperbandingkan dengan bank-bank yang lain ataupun dengan periode sebelumnya (Pandu, 2008). LANDASAN TEORI A. Determinan Profitabilitas Bank Penelitian lalu yang dilakukan oleh Yuliani (2007) dengan judul hubungan efisiensi operasional dengan kinerja profitabilitas pada sector perbankan yang go public di BEI, menggunakan analisis regresi time-series cross-section dengan menggunakan variabel MSDN, CAR, BOPO, LDR. Variabel BOPO berpengaruh signifikan negatif,sedangkan CAR berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja profitabilitas perbankan. Variabel MSDN dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja profitabilitas perbankan. Adi Stiawan (2009) meneliti tentang Analisis Pengaruh Faktor Makroekonomi, Pangsa Pasar Dan Karakteristik Bank Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Pada Bank Syariah Periode 34 2005-2008). Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh kondisi ekonomi makro yang diproksi dengan inflasi dan GDP, pengaruh karakteristik bank yang diproksi dari FDR, CAR, NPF, BOPO dan SIZE , dan pengaruh pangsa pasar yang diproksi dengan pembiayaan bank syariah terhadap profitabilitas bank syariah yang diproksikan dengan ROA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Inflasi dan GDP, tidak berpengaruh terhadap ROA. Pangsa Pembiayaan, CAR, FDR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA perbankan, sedangkan BOPO, NPF, dan SIZE berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA Bank Syariah, Mahardian (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR terhadap ROA (Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ periode Juni 2002-Juni 2007)”. Analisis yang digunakan yakni regresi linear berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa CAR, NIM, dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sebaliknya BOPO memiliki pengaruh negatif signifikan. Sedangkan NPL memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap ROA. Nugroho (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh NIM, NPL, BOPO, LDR, dan Modal Inti terhadap ROA (Studi Kasus pada Bank di Indonesia Periode 2007-2009)”. Analisis yang digunakan yakni regresi linear berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa NIM, LDR, dan Modal Inti berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sebaliknya NPL dan BOPO memiliki pengaruh negatif signifikan. B. ALMA Bank Menurut Sani Kurniawan (2011) Asset and Liability Management (ALMA) adalah suatu usaha untuk mengoptimumkan struktur neraca bank sedemikian rupa agar diperoleh laba maksimal dan sekaligus membatasi resiko menjadi sekecil mungkin. Dalam mempelajari ALMA ada kategori resiko antara lain: a. Resiko dibidang kredit. b. Resiko di bidang Liquiditas ( bank tidak dapat membayar kewajiban pada waktunya atau hanya dapat membayar dengan melakukan pinjaman darurat atau menjual aktiva. c. Resiko tingkat suku bunga ( Resiko akibat perubahan suku bunga) d. Resiko nilai valuta asing ( kerugian akibatperubahan kurs) e. Resiko di bidang kontijen (resiko akibat transaksi kontijen) Untuk meminimalkan resiko-resiko tersebut diperlukan kerangka proses ALMA (ALMA frame work) yaitu: Ø Adanya penetapan kebijakan dan strategi ALMA oleh organisasi yang berwenang Ø Adanya tujuan dan arah bagi manajemen dan petugas pelaksana Ø Adanya pngumpulan data internal atau data eksternal yang dapat menunjang keputusan ALMA untuk jangka panjang maupun jangka pendek Ø Adanya analisis yang mengembangkan scenario untuk menguji berbagai alternatif strategi ALMA Ø Ada Manajemen gap yang bertujuan untuk memaksimalkan pendapatan dan memperkecil resiko C. Rasio Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan adalah metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu ataupun secara kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir, 2004). 2. Jenis-jenis Rasio Keuangan Rasio keuangan tersebut. menurut Robert Ang (1997) dapat dikelompokkan menjadi : a. Rasio Likuiditas Yaitu menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk segera menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Suatu perusahaan yang memiliki alat-alat likuid pada suatu saat tertentu 35 dengan jumlah yang sedemikian besar sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi maka perusahaan tersebut dapat dikatakan likuid, namun jika keadaan sebaliknya yang terjadi maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut tidak likuid atau illikuid. b. Rasio Solvabilitas Yaitu perbandingan antara dana yang berasal dari pemilik dengan dana yang berasal dari kreditur. Apabila dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan lebih kecil dibanding dana yang diserahkan para kreditur maka berarti perusahaan sangat tergantung pada para kreditur sehingga kreditur mempunyai peranan yang lebih besar untuk mengendalikan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai rasio solvabilitas rendah berarti perusahaan tersebut mempunyai resiko kerugian lebih kecil ketika keadaan ekonomi merosot dan juga mempunyai kesempatan memperoleh laba yang rendah ketika ekonomi melonjak dengan baik, begitu pula sebaliknya. c. Rasio Profitabilitas Yaitu menunjukkan seberapa efektifnya suatu perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan/laba bagi perusahaan. Masalah rentabilitas atau profitabilitas bagi perusahaan lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut telah bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dan laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi adalah laba yang berasal dari operasi perusahaan yaitu biasa disebut laba usaha. d. Rasio Aktivitas Dipakai untuk mengukur seberapa efektifnya perusahaan dalam menggunakan sumbersumber dana yang ada. Efektivitas ini diasumsikan adanya saldo yang tepat untuk disediakan atas pemanfaatan aktiva perusahaan. Kerangka Pikir Penelitian dan Hipotesis AP/TA X1 TE/TA X2 IE/PO X3 OC/PO X4 X3 ROA Y LDR X5 GDP X6 Hipotesis Berdasarkan teori yang telah di paparkan, maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut : 1. Diduga, secara parsial pengaruh aktiva produktif terhadap ROA adalah negatif signifikan 2. Diduga, secara parsial pengaruh permodalan terhadap ROA adalah positif signifikan 3. Diduga, secara parsial pengaruh beban bunga terhadap ROA adalah negatif signifikan 36 4. 5. 6. 7. Diduga, secara parsial pengaruh beban overhead lainnya terhadap ROA adalah negatif signifikan Diduga, secara parsial pengaruh likuiditas ( LDR ) terhadap ROA adalah positif signifikan Diduga, secara parsial pengaruh pertumbuhan GDP terhadap ROA adalah negatif signifikan Diduga aktiva produktif, permodalan, beban overhead, LDR, dan GDP berpengaruh signivikan terhadap ROA. METODE PENELITIAN A. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu studi yang digunakan untuk memperoleh teori-teori yang diperlukan mengenai permasalahan yang diteliti, dengan mengumpulkan referensi yang bersumber dari buku literature. Data-data yang diperlukan sebagai penelitian ini dikumpulkan melalui laporan keuangan per triwulan pada periode 2002 sampai 2012 yang di peroleh dari situs (http://www.bi.go.id), serta dari website (http://www.wikipedia.com). B. Definisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Struktur Return on Asset (ROA) adalah Rasio Return on Asset (ROA) adalah laba sebelum pajak dibagi dengan rata-rata total aset.untuk mengukur manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. 2. Proporsi Aktiva Produktiv (AP/TA) didapat dari aktiva produktif dibagi dengan total asset. Satuan dari Aktiva Produktif adalah persen (%). 3. Proporsi Total Ekuitas (TE/TA) didapat dari total ekuitas dibagi dengan total asset. Satuan dari Total Ekuitas adalah persen (%). 4. Proporsi Beban Bunga (IE/PO) didapat dari beban bunga dibagi dengan pendapatan oprasional. Satuan dari Beban Bunga adalah persen (%). 5. Proporsi Biaya Oprasi yang Bukan Bunga (OC/PO) didapat dari overhead cost dibagi dengan pendapatan oprasional. Satuan dari Biaya Oprasi yang Bukan Bunga adalah persen (%). 6. Proporsi Loan to Deposit Ratio (LDR) didapat dari total kredit dibagi dengan DPK. Satuan dari Loan to Deposit Ratio adalah persen (%). 7. Proporsi Gross Domestik Produk (GDP) didapat dari GDPT(t) – GDP(t-1) dibagi dengan GDP (t-1) dapat juga diabil dari data keuangan BI. Satuan dari Gross Domestik Produk adalah persen (%). Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Struktur Aktiva Dari seluruh porsi aktiva produktif didalamnya terkandung porsi kredit yang diberikan sebesar 47.703% dengan demikian porsi aktiva produktif yang bukan kredit masih menempati 44.325% dengan kecenderungan porporsi kredit meningkat. Pada grafik tersebut biaya aktiva produktif yang dihasilkan berada dalam ketentuan minimum kesehatan bank. Sehingga kualitas aktiva produktiv harus dipertahankan dalam keadaan lancar. Semakin baik kualitas aktiva produktif suatu bank maka akan semakin kecil pula kredit bermasalah pada bank tersebut, dan besarnya kredit bermasalah pada suatu bank maka akan menurunkan tingkat profitabilitasnya. B. Struktur Finansial Sumber dana BPD di dominasi oleh DP3 sekitar 79.977% dengan kecenderungan meningkat, ini disebabkan karena semakin besar jumlah dana pihak ketiga (DPK) yang bersumber dari giro, 37 tabungan, deposit maka akan semakin tinggi ROA bank. Kondisi ini akan menguatkan persepsi masyarakat untuk menyimpan dana nya dibank, dengan secara teoritis masyarakat mempercayai kinerja bank, karena masyrakat menyerahkan uang nya untuk dikelola. C. Struktur Cost 1. Struktur Pendapatan Oprasional Pendapatan oprasional BPD di dominasi oleh II/PO sekitar 93.706% dengan kecenderungan menurun sedangkan FBI/PO walaupun tidak mendominasi, tetapi mempunyai proporsi sekitar 6.293% dengan kecenderungan meningkat. 2. Struktur Beban Oprasional Beban oprasional BPD di dominasi oleh beban bunga (IE/PO) sekitar 35.466% dengan kecenderungan menurun. Adapun kecenderungan OC/PO stabil. Dengan demikian proporsi beban oprasioan (BO/PO) yang merupakan jumlah dari IE/PO dan OC/PO secara grafis jelas terlihat mengalami tren peningkatan. ini di sebabkan karena efisiensi operasional yang dimiliki belum mampu menjalankan kegitan operasionalnya secara efisien sehinggaakan berakibat turunnya profit atau keuntungan. 3. Net Interest Margin dan Overhed Cost NIM-OC secara nominal menunjukkan bahwa selama periode 2002-2012 kondisi struktur laba BPD di seluruh Indonesia secara umum kokoh karana NIM lebih besar dari OC yang bermakana bahwa pendapatan bunga bersih BPD dapat menutup seluruh biaya overhed cost nya. D. Rasio Keuangan 1. Kondisi Likuiditas LDR BPD ber fluktuasi dengan tren yang meningkat dengan kisaran angka 42% sampai dengan 78%. Angka LDR belum pernah mencapai 100% ini mengisaratkan bahwa masih terdapat DPK yang belum disalurkan kemasyarakat berupa kredit. Dengan perkataan lain ditinjau dari internal bank masih over likuiditas. 2. Kondisi Solvabilitas Rasio TETA meningkat dari sekitar 9% sampai 11%, ini disebabkan karena kenaikan asset lebih rendah dari kenaikan modal sendiri seperti yang terlihat pada grafik dibawah ini. 3. Kondisi Aktivitas Perputaran asset bank BPD diseluruh Indonesia tampak berfluktuasi dengan kecendrungan tren yang menurun (2002.Q1-2011.Q4) Berkisar antara 14% sampai 12%. Penurunan PO/TA selama 2002-2012 disebabkan karena kenaikan asset lebih tinggi dari kenaikan pendapatan operasional. Selama 2010 kenaikan PO/TA karena tingkat kenaikan total asset per triwulan lebih rendah dibandingkan tingkat kenaikan PO per triwulan. 4. Kondisi Profitabilitas (ROA) Rata-rata ROA bank BPD berkisar pada angka 3.89% yang berarti produktifitas setiap rupiah asset yang di tanam pada bank BPD sebesar 3.89% atau setiap Rp.100 dana yang tertanam dalam asset bank menghasilkan laba usaha sebesar 2,5. Selama periode 2002.Q12012.Q4 ROA bank BPD berfluktuasi dengan kecenderungan tren yang menurun, penurunan ROA bank BPD di sebabkan karena tingkat kenaikan total asset lebih besar dibandingkan kenaikan laba usaha. 38 E. Analisa Data Uji Model Treatment Berdasarkan hasil uji postestimation test, model estimasi data panel terpilih (random effect) yang sudah lolos uji treament model sehingga bisa disimpulkan bahwa model random effect adalah model yang layak dan sudah robust. Selanjutnya akan dilakukan analisa model estimasi data panel terpilih (random effect). Berdasarkan hasil pengujian dengan Stata 12, ternyata diperoleh variabel AP/TA berpengaruh tidak signifikan dengan pengaruh sebesar -.0001603. Koefisien AP/TA terhadap ROA tersebut sebesar -.0001603. Artinya setiap penambahan (AP/TA) sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan ROA sebesar -.0001603. Penelitian ini menunjukan bahwa besarnya ukuran perusahaan menyebabkan ROA suatu bank BPD menurun artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh aktiva produktif terhadap ROA negatife tidak signifikan, pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahardian (2008), F. Samilogiu dan K. Demirgunes (2008), dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Edward Gaagah (2009) yang menyatakan bahwa aktiva produktif (AP/TA) berpengaruh negative signifikan dan Farah Ahwadiyah (2007) yang menyatakan bahwa aktiva produktif (AP/TA) berpengaruh positif signifikan. Koefisien variabel TE/TA berpengaruh signifikan tetapi jika setiap penambahan TE/TA sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikan ROA sebesar 0010753. artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh total ekuitas dalam asset (TE/TA) terhadap ROA positif signifikan, pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Restiyana (2011) dan Edward Gagah (2009), dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ali dan sadaqat (2011) yang menyatakan bahwa total ekuitas dalam asset berpengaruh negative signifikan dan Triono (2007) yang menyatakan bahwa total ekuitas dalam asset berpengaruh positif tidak signifikan. Koefisien variabel IE/PO berpengaruh signifikan tetapi jika setiap penambahan TE/TA sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan ROA sebesar -.0011492. artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh interest ekspen dalam pendapatan oprasiona/ beban bunga (IE/PO) terhadap ROA negatif signifikan, pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ali dan Sadaqat (2011), Nugroho (2010), dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Yusti (2011) yang 39 menyatakan bahwa beban bunga berpengaruh positif signifikan dan Iswatun (2010) yang menyatakan bahwa total ekuitas dalam asset berpengaruh tidak signifikan. Koefisien variabel OC/PO berpengaruh signifikan tetapi jika setiap penambahan TE/TA sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan ROA sebesar -.0012093. artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh overhead cost (OC/PO)/ beban non bunga terhadap ROA negatif signifikan, pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ali dan Sadaqat (2011) dan Edward Gagah (2009), dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Yusti (2011) yang menyatakan bahwa overhead cost berpengaruh positif signifikan dan Iswatun (2010) yang menyatakan bahwa overhead cost berpengaruh tidak signifikan. Koefisien variabel LDR berpengaruh signifikan tetapi jika setiap penambahan LDR sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikan ROA sebesar 0000475. artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh LDR terhadap ROA positif signifikan, pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Restiyana (2011) dan Nugroho (2010), dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sri Mintarti (2007) dan Yuliani (2007) yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh tidak signifikan. Koefisien variabel GDP berpengaruh signifikan tetapi jika setiap penambahan GDP sebesar satu persen sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan ROA sebesar -.0016699. artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh GDP terhadap ROA negatif signifikan, pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kok Yoke Teng (2012) dan William Bentum (2012), dan bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Alper dan Anbar (2011) dan Adi Stiawan (2009) yang menyatakan bahwa GDP berpengaruh tidak signifikan. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Struktur asset bank BPD kecenderungan meningkat. Semakin baik kualitas aktiva produktif suatu bank maka akan semakin kecil pula kredit bermasalah pada bank tersebut, dan besarnya kredit bermasalah pada suatu bank maka akan menurunkan tingkat profitabilitasnya. 2. Struktur financial (pasiva) bank BPD di dominasi oleh dana pihak ketiga (DPK),sekitar 79% sementara dana pihak kedua hanya berkisar sekian 9% dan sisa nya adalah modal pemilik bank. Kondisi ini secara teoritis masyarakat mempercayai kinerja bank, karena masyrakat menyerahkan uang nya untuk dikelola. 3. Struktur laba bank BPD terdiri dari pendapatan opersional masih didominasi oleh pendapatan bunga(II) berkisar 93% sisa nya hanya 6% FBI, sementara BO/PO dengan kecenderungan meningkat yang berarti terjadi peningkatan tidak efisiesi biaya. Efisiensi biaya lebih didominasi oleh proporsi beban bunga (IE) dengan kecenderungan yang menurun sementara OC proporsinya cenderung meningkat. 4. Kondisi likuiditas Bank BPD. Angka LDR cenderung meningkat yang berarti perkembangan loan (kredit) lebih tinggi dari pada perkembangan deposit. 5. Kondisi profitabilitas Bank BPD secara umum menurun penurunan ROA bank BPD di sebabkan karena tingkat kenaikan total asset lebih besar dibandingkan kenaikan laba usaha. 6. Kondisi solvabilitas. Yang di proxykan oleh TETA pada bank BPD secara umum meningkat ini disebabkan karena asset lebih rendah dari kenaikan modal sendiri. Secara pertumbuhan modal sendiri(TE) lebih tinggi dripada total asset nya. 7. Kondisi aktivitas pada Bank BPD yang di proxykan PO/TA secara umum mengalami penurunan, penurunan PO/TA disebabkan karena kenaikan asset lebih tinggi dari kenaikan PO. 40 8. Berdasarkan hasil uji model treatment robust random efek maka variable independent yang signifikan mempengaruhi ROA adalah variabel yang di proxykan oleh TE/TA, IE/PO,OC/PO, LDR dan GDP sementara variabel lainya dari struktur Asset (AP/TA) tidak signifikan mempengaruhi ROA. Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat ditarik beberapa saran sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan ROA pada Bank BPD dapat mengendalikan pertumbuhan asset dalam arti mengelola Sedemikian rupa sehingga pertumbuhan asset menjadi lebih rendah di bandingakan pertumbuhan laba operasi. 2. Untuk meningkatkan ROA pada Bank BPD dapat memfokuskan pada mengefektifkan struktur laba dengan cara menurunkan proporsi beban bunga dan overhead cost akan begitu tingkat operasonal bank pun mejadi turun dan profitabilitas bank akan meningkat. 3. Rasio Likuiditas harus tetap di tingkatkan tetapi jangan melampaui batas toleransi yang ditetapkan oleh BI dengan begitu kondisi likuiditas bank bisa terus dikatakan sehat dan profitabilitas terus dapat terjaga. DAFTAR PUSTAKA Ahwadiyah Farah, “Analisis pengaruh Dividen Payout Ratio, Asset, Sales dan Debt to Equity Ratio terhadap Return on Asset pada perusahaan Non keuangan PMA dan PMDN yang listed di BEJ”. 2007. Akhtar, Ali dan Sadaqat, “Factor Influencing the Profitability of Conventional Banks of Pakistan”, 2011. Athanasoglou, Bank-specific, industry specific and Macroeconomics Determinants of Bank Profitability. 2005. Awdeh, Perbedaan dan faktor-faktor penentu profitabilitas antara bank domestik dan bank asing yang beroperasi di Lebanon periode 1993-2003. 2005. F. Samiloglu dan K. Demirgunes, “pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan di Turki”, 2008. Gagah Edward, pengaruh Capital Adequecy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Size, dan BOPO terhadap profitabilitas dengan studi perbandingan pada bank domestik dan bank asing periode Januari 2003-Desember 2007, (2009). Khasah Iswatun, Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di BEI, Skripsi, Semarang, 2010. Mahardian Pandu, Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan, Skripsi, Semarang, 2008. Mintarti Sri, implikasi proses take over Bank Swasta Nasional Go Public terhadap tingkat kesehatan dan kinerja bank, 2007. Nugroho, “Analisis Pengaruh NIM, NPL, BOPO, LDR, dan Modal Inti terhadap ROA (Studi Kasus pada Bank di Indonesia Periode 2007-2009)”, 2010 Restiyana, Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR dan NIM terhadap Profitabilitas Perbankan, 2011 Sani Kurniawan, 2011. Asset dan Liabilies Management Stiawan Adi, Analisis Pengaruh Faktor Makroekonomi, Pangsa Pasar Dan Karakteristik Bank Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Pada Bank Syariah Periode 2005-2008), 2009 Triono, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Laba Satu Tahun dan Dua Tahun Mendatang (Studi Pada Bank Umum di Indonesia Periode Tahun 2001-2005)”, 2007. Yuliani, hubungan efisiensi operasional dengan kinerja profitabilitas pada sector perbankan yang go public di BEI, 2007. Yusti, analisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan go public, 2011. 41 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, LIQUIDITAS, PERTUMBUHAN PENJUALAN, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009 - 2011 Rabbely Mutiara Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAKSI Struktur modal atau capital structure didefinisikan sebagai komposisi proporsi utang jangka panjang dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang di tetapkan perusahaan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal seperti struktur aktiva, current ratio, growth of sales, net profit margin dan Ukuran Perusahaan terhadap struktur modal di perusahaan-perusahan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan data berdasarkan purposive sampling dengan sampel data sebanyak 45 data dari 15 perusahaan LQ 45 yang terdaftar di bursa efek indonesia. Beberapa uji statistik yang digunakan adalah uji analisis deskriptif, uji normalitas, uji asumsi klasik dan uji linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor-faktor tersebut secara bersama-sama mempengaruhi Struktur Modal pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.Secara parsial Growth of Sales mempengaruhi struktur modal pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia, sedangkan variabel Struktur Aktiva, Current Ratio, Net Profit Margin, dan Ukuran Perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Dalam model analisis terpenuhi uji asumsi klasik yaitu tidak terdapat autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Kata Kunci : Struktur Modal (DER), Struktur Aktiva (STA), Profitabilitas (CR), Pertumbuhan Penjualan (GOS), Profitabilitas (NPM), Ukuran Perusahaan (SIZE) Pendahuluan Dalam pasar global yang saat ini terus maju, perkembangan ekonomi yang semakin pesat menimbulkan ketatnya persaingan di dunia usaha. Hal ini mendorong manajer untuk dapat memainkan peranan yang penting dalam kegiatan operasi, pemasaran dan pembentukan strategi perusahaan secara keseluruhan. Hal tersebut bertujuan agar perusahaan dapat bertahan menghadapi persaingan dan mencapai keuntungan yang maksimal. Keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan struktur modal. Dalam memilih alternatif pendanaan, yang akan menjadi pertimbangan adalah bagaimana perusahaan dapat menciptakan kombinasi yang 42 menguntungkan antara penggunaaan sumber dana dari modal sendiri dengan dana yang berasal dari luar. Dengan kata lain bagaimana perusahaan mampu menciptakan struktur modal seoptimal mungkin. Struktur modal yang optimal yaitu struktur modal yang dapat meminimumkan biaya modal rat-rata dan memaksimumkan nilai perusahaan. Struktur modal yang optimal merupakan keputusan yang penting karena mempengaruhi kinerja dan nilai perusahaan. Kinerja perusahaan yang bagus berdampak pada harga sahamnya naik di pasar modal, sehingga kemakmuran pemegang saham dapat tercapai. Keputusan struktur modal juga akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya dan juga akan berpengaruh terhadap risiko perusahaan itu sendiri. Terlalu banyak hutang juga dapat menghambat perkembangan perusahaan yang pada gilirannya dapat membuat keengganan pemegang saham untuk tetap menanamkan modalnya. Suatu perusahaan dalam memutuskan modal mana yang akan diambil, apakah sebaiknya menggunakan modal sendiri ataukah modla asing. Secara finansial penambahan modla tersebut harus meningkatkan kemakmuran pemilik, kemakmuran pemegang saham diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga saham yang merupakan pencerminan dari keputusan investasi, pendanaan dan kebijakan deviden. Struktur modal dapat didefinisikan suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi hutang, saham preferen dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan. Dalam keputusan pendanaan, perusahaan selalu dihadapkan kepada masalah penentuan struktur modal. Oleh karena itu, manajer perusahaan harus mampu menghimpun dana dengan baik yang bersumber dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan secara efisien, dalam arti keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Beberapa bukti empiris mengenai faktor yang mempengaruhi struktur modal. Dalam teori dikatakan semakin besar struktur aktiva semakin baik bagi perusahaan karena asset yang dimiliki akan membantu membayar hutang jangka pendeknya atau perusahaan akan memakai dana dari dalam perusahaan. Struktur Aktiva (STA) menurut Achmad Agus Priyono (2008) menjelaskan struktur aktiva memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap struktur modal. Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Ratri Dian Hestuningrum (2012) menjelaskan struktur aktiva memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. Liquiditas (CR) menunjukan semakin besar asset perusahaan maka hutang akan semakin berkurang, karena perusahaan yang mempunyai total aktiva yang besar kemampuan untuk membayar hutangnya pun lebih besar. Liquiditas menurut Achmad Agus Priyono (2008) menjelaskan liquiditas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Ratri Dian Hestuningrum (2012) menjelaskan liquiditas memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. Pertumbuhan Penjualan (GOS) menunjukan bahwa perusahaan dengan pertumbuhan tinggi akan cenderung menggunakan dana dari dalam atau dana internalnya untuk membayar hutang jangka pendeknya. Pertumbuhan Penjualan menurut Ahcmad Agus Priyono (2008) menjelaskan pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Retri Dian Hestiningrum (2012) menjelaskan pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Ukuran Perusahaan (SIZE) menurut teori semakin besar ukuran perusahaan maka semakin mudah juga perusahaan untuk membayar hutangnya karena perusahaan dengan ukuran yang besar memiliki asset yang lebih banyak pula biasanya. Namun perusahaan semakin besar ukuran perusahaannya, maka perusahaan akan membiayai kegiatan operasionalnya semakin besar pula dengan menggunakan dana eksternal berupa hutang. Ukuran perusahaan menurut Herman Ruslih (2010) ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap 43 struktur modal. Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Retri Dian Hestiningrum menjelaskan ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Profitabilitas (NPM) menurut teori semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan belum tentu baik bagi perusahaan karena laba yang ada belum tentu cash didalam kas perusahaan dikarenakan masih adanya hutang-hutang yang tidak tertagih. Menurut Achmad Agus Priyono (2008) profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Retri Dian Hestiningrum menjelaskan profitabilitas memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. Dengan mengetahui bagaimana pengaruh variable-variabel struktur modal yang dapat membantu perusahaan yang tercatat dalam indeks LQ 45 dalam menentukan bagaimana seharusnya pemenuhan kebutuhan dana harus dilakukan sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham (pemilik) dapat tercapai melalui peningkatan modal sendiri. Fokus penelitian ini adalah pada perusahaan-perusahaan yang tercatat di indeks LQ 45 yang mengeluarkan laporan keuangan setiap tahunnya yang telah di audit selama periode tertentu, dikarenakan saham-saham yang tergabung dalam indeks LQ 45 mempunyai liquiditas yang baik yang memungkinkan investor akan tertarik menanamkan modalnya ke dalam perusahanperusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI). Tabel Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI tahun 2009 - 2011 Kode Perusahaan TAHUN 2009 (%) 2010 (%) 2011 (%) ALLI 0.18 0.19 0.21 ASII 1.00 1.10 1.02 ANTM 0.21 0.28 0.41 BNBR 3.64 1.69 1.07 GGRM 0.48 0.44 0.59 INDF 2.45 1.34 0.70 INDY 1.19 1.10 1.36 JSMR 1.17 1.37 1.32 KLBF 0.39 0.23 0.27 PGAS 1.35 1.24 0.80 PTBA 0.40 0.36 0.41 SMGR 0.26 0.29 0.35 TLKM 1.22 0.98 0.69 UNTR 0.77 0.84 0.69 UNVR 1.10 1.02 1.15 Dari tabel di atas dapat dilihat pada tahun 2009 sampai 2011 masih ada perusahaan yang mengalami penurunan tingkat struktur modalnya walaupun masih termasuk di dalam LQ 45. Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa struktur modal pada perusahaan LQ 45 mengalami fluktuasi yaitu kenaikan dan penurunan pada tahun 2009 sampai tahun 2011, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat unsur risiko dalam investasi tersebut. 44 Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal telah banyak di lakukan, antara lain dilakukan oleh Meyulinda, bertujuan untuk menguji pengaruh struktur aktiva, return on asset, dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur aktiva berpengaruh tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, return on asset berpengaruh signifikan terhadap struktur modal dan pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Landasan Teori Pengertian Struktur Modal Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pertimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal merupakan masalah yang penting dalam pengembalian keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan karena secara langsung berakibat terhadap biaya modal, keputusan tentang capital budgeting dan harga pasar. Struktur modal ditentukan oleh perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan. Struktur modal perusahaan haruslah memaksimumkan profit bagi kepentinagn modal sendiri, dan keuntungan yang diperoleh haruslah lebih besar daripada biaya modal sebagai akibat penggunaan struktur modal tertentu. Manajer keuangan harus secara hati-hati memantau efek dari struktur modal terhadap profit yang diperoleh. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Menurut Ahmad Agus Priyono (2008), ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu, Ukuran perusahaan, Operating Leverge, Profitabilitas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan. Menurut Retri Dian Hestuningrum (2012), ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Price Earning Ratio. Menurut Herman Ruslih (2010), ada beberapa factor yang mempengaruhi struktur modal yaitu, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas, Resiko Hutang, Ukuran Perusahaan, Asset tak Berwujud. Teori – Teori Struktur modal Tradisional yang terdiri dari : Beberapa teori-teori struktur modal, antara lain : Packing Order Theory Teori ini menjelaskan mengapa perusahan akan menentukan hirarki sumber dana yang paling disukai. Sesuai dengan teori ini maka investasi akan dibiyai dengan dana internal terlebih dulu yaitu laba ditahan, kemudian baru diikuti oleh penerbitan hutang baru atau ekuitas baru atau saham baru Teori ini mencari resiko yang paling kecil. Dalam teori ini menyatakan perusahaan lebih menyukai pendanaan internal, perusahaan akan berusaha menyesuaikan rasio pembagian dividen dengan kesempatan investasi yang dihadapi dan berupaya untuk tidak melakukan perubahan pembayaran dividen yang terlalu besar, pembayaran dividen yang cenderung konstan dan fluktuasi laba yang diperoleh mengakibatkan dana internal kadang-kadang berlebih ataupun kurang untuk berinvestasi, Apabila pendanaan eksternal diperlukan maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu yag dimulai dari penerbitan obligasi dikarenakan obligasi dapat dikonversikan menjadi modal sendiri dan yang terakhir menerbitkan saham baru. 45 Tradeoff Theory Teori ini merupakan model yang didasarkan pada trade-off antara keuntngan dan kerugian penggunaan hutang. Model struktur modal mempunyai asumsi bahwa struktur modal perusahaan merupakan keseimbangan antara keuntungan penggunaan hutang dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress) dan biaya keagenan (agency cost). Dari model ini dapat dinyatakan bahwa perusahaan yang tidak menggunakan pinjaman sama sekali dan perusahaan yang menggunakan pembiyaan investasinya dengan pinjaman seluruhnya adalah buruk. Keputusan terbaik adalah keputusan dengan mempertimbangkan kedua instrumen pembiyaan. Teori ini dipengaruhi oleh beberapa variable. Umumnya oleh keuntungan pajak dari penggunaan hutang, risiko financial distress dan penggunaan biaya keagenan. Berdasarkan penggunaan hutang dalam jumlah yang besar, penggunaan modal sendiri mempunyai manfaat dan kerugian bagi perusahaan. Kerangka Pikir Penelitian dan Hipotesis Struktur Aktiva X1 Net Profit Margin X2 Growth of Sales X3 Struktur Modal Y Operating Leverage X4 Likuiditas X5 Hipotesis Berdasarkan teori yang telah di paparkan, maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut : 1. Diduga bahwa struktur aktiva tidak mempunyai pengaruh positif dan hubungan yang signifikan terhadap struktur modal. 2. Diduga bahwa liquiditas tidak mempunyai pengaruh positif dan hubungan yang signifikan terhadap struktur modal. 3. Diduga bahwa profitabilitas tidak mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. dan hubungan yang 4. Diduga bahwa pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh positif dan hubungan yang signifikan terhadap struktur modal. 46 5. Diduga bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif dan hubungan yang signifikan terhadap struktur modal. 6. Diduga secara bersama-sama bahwa struktur aktiva, liquiditas, profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh dan hubungan yang signifikan terhadap struktur modal. Metodologi Penelitian Tempat Penelitian dan Metode Pengumpulan Data. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan yang termasuk dalam perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009 – 2011. Adapun untuk teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling. Porposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah OLS (Ordinary Least Square) atau lebih dikenal dengan analisis regresi. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda karena jumlah variabel independennya lebih dari dua. Alat yang digunakan dalam mengolah data dalam penelitian ini adalah komputer. Definisi Operasional Variabel Pada penelitian ini terdapat 5 variabel yang diteliti, dimana untuk menguji hipotesis penelitian ini, maka setiap variabel diukur dengan menggunakan instrumen variabel tersebut. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Struktur modal yang tercermin pada Debt to Equity Ratio. Debt to Equity Ratio = X 100% Berfugsi untuk melihat berfungsi yaitu untuk mengukur tingkat levarage (penggunaan utang) terhadap Debt to Equity Ratio yang dimilik oleh perusahaan LQ45 dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 yang dinyatakan dalam bentuk presentase. 2. Struktur Aktiva Merupakan keseluruhan dari struktur aktiva pada perusahaan LQ45 dari periode 2009 sampai dengan 2011 dapat tercermin dari perbandingan antara struktur aktiva dengan aktiva tetap. Fixed Assets Struktur aktiva = x 100 % Total Assets 3. Net Profit Margin Adalah tingkat keuntungan bersih maupun dihasilkan perusahaan LQ 45 dalam menjalankan operasinya selama tahun 2009 sampai dengan 2011. Net Profit Net Profit Margin = x 100 % Net Sales 47 4. Growth of Sales Pertumbuhan penjualan bertujuan untuk mengetahui penjualan yang dilakukan perusahaan setiap tahunnya, dimana pertumbuhan penjualan didapat dari selisih penjualan tertentu dengan tahun sebelumnya. Penjualan (t) – Penjualan (t-1) Growth of Sales = x 100% Penjualan (t-1) 5. Ukuran Perusahaan Variabel ini menunjukkan sejauh mana ukuran perusahaan dapat mempengaruhi struktur modal. SIZE = Ln (Total Aktiva) x 100% 6. Likuiditas Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo. Rasio likuditas dinilai menggunakan Current Ratio. Current Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan total aset lancarnya. Aktiva Lancar Current Ratio = x 100% Hutang Lancar Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Uji Analisis Deskriptif Gambar Perkembangan Rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) Pada variabel DER terlihat adanya penurunan setiap tahunnya pada perusahan LQ 45, perkembangan pada tahun 2009 sebesar 1.05% lalu di tahun 2010 menurun menjadi 0.83% dan terus menurun hingga tahun 2011 sebesar 0.74%. 48 Gambar Perkembangan Rata-rata Struktur Aktiva (STA) Pada variabel STA terlihat adanya kenaikan setiap tahunnya pada perusahan LQ 45, perkembangan pada tahun 2009 sebesar 0.33% lalu di tahun 2010 menaik menjadi 0.34% dan terus menaik hingga tahun 2011 sebesar 0.35%. Gambar Perkembangan Rata-rata Current Ratio (CR) Pada variabel CR terlihat adanya kenaikan setiap tahunnya pada perusahan LQ 45, perkembangan pada tahun 2009 sebesar 2.44% lalu di tahun 2010 menaik menjadi 2.45% dan terus menaik hingga tahun 2011 sebesar 2.74%. 49 Gambar Perkembangan Rata-rata Net Profit Margin (NPM) Pada variabel NPM terlihat adanya fluktuasi setiap tahunnya pada perusahan LQ 45, perkembangan pada tahun 2009 sebesar 0.15% lalu di tahun 2010 menurun menjadi 0.13% dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2011 sebesar 0.18%. Gambar Perkembangan Rata-rata Growth of Sales (GOS) Pada variabel GOS terlihat adanya fluktuasi setiap tahunnya pada perusahan LQ 45, perkembangan pada tahun 2009 sebesar 0.03% lalu di tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 0.18% dan kembali mengalami penurunan pada tahun 2011 sebesar 0.16%. 50 Gambar Perkembangan Rata-rata Ukuran Perusahaan (SIZE) Pada variabel SIZE terlihat adanya kenaikan setiap tahunnya pada perusahan LQ 45, perkembangan pada tahun 2009 sebesar 16.74% lalu di tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 16.87% dan terus meningkat pada tahun 2011 sebesar 17.05%. 2. Uji Normalitas Data Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi, variabel dependent dan variabel independent berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data, penulis menggunakan P-P Plot (gambar). 3. Uji Multikolinearitas Pengujian asumsi multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas yang satu dengan variabel yang lainnya dalam model regresi tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Dari hasil perhitungan tolerance value yang ditunjukkan pada table dibawah ini. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients 1 (Constant ) STA CR NPM SIZE GOS B Std. Error -179.282 158.268 .275 -.054 -.341 11.967 .699 .311 .031 .427 7.400 .330 Collinearity Statistics Toleran ce VIF .713 .838 .828 .737 .925 1.403 1.193 1.207 1.357 1.081 51 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients B Std. Error 1 (Constant -179.282 158.268 ) STA .275 .311 CR -.054 .031 NPM -.341 .427 SIZE 11.967 7.400 GOS .699 .330 a. Dependent Variable: Struktur Modal Collinearity Statistics Toleran ce VIF .713 .838 .828 .737 .925 1.403 1.193 1.207 1.357 1.081 Tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel bebas (independent) memiliki nilai VIF < 10 dan masing-masing variabel independen memiliki nilai VIF atau memiliki tolerance mendekati 1, jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara kelima variabel bebas dalam model regresi penelitian ini. 4. Uji Heteroskedastisitas Hasil pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar Scatterplot menunjukan titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi, dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehinnga model regresi dalam penelitian ini layak dipakai untuk memprediksi struktur modal pada perusahaan yang tergabung dalam perusahaan LQ 45. 5. Uji Autokorelasi Angka D-W sebesar +1,076. Hal ini berarti model regresi di atas tidak terdapat masalah autokolerasi. 52 6. Uji Analisis Regresi Berganda Coefficients Model 1(Constant) a Standardize Unstandardized d Coefficients Coefficients Std. B Error Beta -179.282 158.268 STA .275 .311 .137 CR -.054 .031 -.248 NPM -.341 .427 -.115 SIZE 11.967 7.400 .246 GOS .699 .330 .288 a. Dependent Variable: Struktur Modal Y= -179,282+0,275STA-0,054CR -0,341NPM +0,699 GOS+11,967SIZE+e Persamaan regresi diatas memiliki persamaan sebagai berikut: a. Koefisien konstanta = -179,282 Hal tersebut berarti jika STA, CR, NPM, GOS, SIZE = 0 maka struktur modal (DER) sebesar -179,282 % b. Koefisien regresi STA = 0,275 Setiap kenaikan 1% Struktur Aktiva, sementara variabel lain konstan maka akan menyebabkan kenaikan struktur modal sebesar 0,275%. c. Koefisien regresi CR = -0,054 Setiap kenaikan 1 % Current Ratio, sementara variabel lain konstan maka akan menyebabkan penurunan struktur modal sebesar -0,054%. d. Koefisien regresi NPM = -0,341 Setiap kenaikan 1 % Net Profit Margin, sementara variabel lain konstan maka akan menyebabkan penurunan struktur modal sebesar -0,341%. e. Koefisien regresi GOS = 0,699 Setiap kenaikan 1 % Growth of Sales, sementara variabel lain konstan maka akan menyebabkan kenaikan struktur modal sebesar 0,699%. f. Koefisien regresi SIZE = 11,967 Setiap kenaikan 1 % SIZE (Ukuran Perusahaan), sementara variabel lain konstan maka akan menyebabkan kenaikan struktur modal sebesar 11,967%. 1. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) Struktur Aktiva (STA) terhadap Struktur Modal Hasil pengujian pengaruh Struktur Aktiva terhadap struktur modal mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan. Hal ini dapat terlihat dari besarnya nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 0,275 diperkuat dari kolom sig angka 0,381 > α (0,05), maka koefisien regresi tidak signifikan. Artinya secara parsial pengaruh Struktur Aktiva (STA) 53 terhadap Struktur modal adalah positif dan tidak signifikan. Dengan demikian bahwa Ho1 Struktur Aktiva (STA) terhadap struktur modal pada penelitian ini diterima. Current Ratio (CR) terhadap Struktur Modal Hasil pengujian pengaruh Current Ratio terhadap struktur modal mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan. Hal ini dapat terlihat dari besarnya nilai koefisien regresi yang bertanda negatif sebesar -0,054 diperkuat dari kolom sig angka 0,091 > α (0.05), maka koefisien regresi tidak signifikan. Artinya secara parsial pengaruh current ratio terhadap struktur modal adalah negatif dan tidak signifikan. Dengan demikian bahwa Ho2 Current Ratio terhadap struktur modal pada penelitian ini diterima. Net Profit Margin (NPM) terhadap Struktur Modal Hasil pengujian pengaruh Net Profit Margin terhadap struktur modal mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan. Hal ini dapat terlihat dari besarnya nilai koefisien regresi yang bertanda negatif sebesar -0,341 diperkuat dari kolom sig angka 0,429 > α (0.05), maka koefisien regresi tidak signifikan. Artinya secara parsial pengaruh Net Profit Margin terhadap Struktur modal adalah negatif dan tidak signifikan. Dengan demikian bahwa Ho3 Net Profit Margin terhadap struktur modal pada penelitian ini diterima. Growth of Sales (GOS) terhadap Struktur Modal Hasil pengujian pengaruh Growth of Sales (GOS) terhadap struktur modal mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan. Hal ini dapat terlihat dari besarnya nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 0,699 diperkuat dari kolom sig angka 0,041 < α (0.05), maka koefisien regresi signifikan. Artinya secara parsial pengaruh growth of sales terhadap Struktur modal adalah positif dan signifikan. Dengan demikian bahwa Ho4 Growth of Sales terhadap struktur modal pada penelitian ini diterima. Ukuran Perusahaan (SIZE) terhadap Struktur Modal Hasil pengujian pengaruh ukuran perusahaan terhadap Struktur Modal mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan. Hal ini dapat terlihat dari besarnya nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 11,967 diperkuat dari kolom sig angka 0,114 > α (0.05), maka koefisien regresi tidak signifikan. Artinya secara parsial pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal adalah positif dan tidak signifikan. Dengan demikian bahwa Ho5 Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada penelitian ini diterima. 2. Uji Simultan (Uji F) b ANOVA Model 1 Regr essio n Resi dual Total Sum of Squares df 28575.314 5 Mean Square 5715.063 49309.016 37 1332.676 F 4.2 88 Sig. .004a 77884.330 42 a. Predictors: (Constant), STA, CR, NPM, SIZE, GOS b. Dependent Variable: Struktur Modal Dari table diatas, pada kolom sig terlihat 0.004 < α (0.05), yang artinya koefisien regresi tersebut signifikan secara simultan. Maka Ho6 pada penelitian ini diterima. Jadi, terdapat 54 pengaruh yang signifikan antara variabel Struktur Aktiva, Current Ratio, Net Profit Margin, Growth of Sales, dan Ukuran Perusahaan secara simultan terhadap struktur modal Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari variabel independent yaitu Struktur Aktiva secara parsial mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. 2. Dari variabel independent yaitu Current Ratio secara parsial mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. 3. Dari variabel independent yaitu Net Profit Margin secara parsial mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. 4. Dari variabel independent yaitu Growth of Sales secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. 5. Dari variabel independent yaitu Ukuran Perusahaan (SIZE) secara parsial mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. 6. Dari variabel independent yaitu Struktur Aktiva, Current Ratio, Net Profit Margin, Growth of Sales, Ukuran Perusahaan secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap struktur modal. Saran 2. Bagi Investor Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan arahan kepada para investor untuk menjadikan rasio keuangan sebagai salah satu pertimbangan dalam upaya optimalisasi keputusan dari investasi. 4. Bagi Penelitian Selanjutnya Bagi Penelitian Selanjutnya diharapkan untuk menambah rasio-rasio keuangan dan menambah periode penelitian, hal tersebut dilakukan untuk melihat bagaimana kepekaan pengaruh rasio keuangan lainnya dalam mempengaruhi struktur modal dalam periode yang lebih lama. Daftar Pustaka Agus Priyono, Achmad, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Ekonomi Manajemen, 2008. Alwi, Syafaruddin, Alat-Alat Analisis dalam Pembelanjaan, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama, Yogyakarta : Andi Offset, 1993. Aviana Elim, Meyulinda dan Yusfarita, Pengaruh Struktur Aktiva dan Tinggkat Pertumbuhan Penjualan serta Retrun On Assets Terhadap Stryktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol.1, No.1, 2010. Duwi Priyatno, Mandiri Belajar SPSS, Yogyakarta : Mediakom, 2008 55 Hasyim dan Rina Anindita, Prinsip – Prinsip Dasar Metode Riset Bidang Pemasaran, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Jakarta : UIEU – University Press, 2009. Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Ediis Keenam, Cetakan Pertama, Yogyakarta : UPP STIM YKPN, 2012. Margaretha, Farah dan Dian Nooraini Suryaningrum, Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Barang Konsumsi, Jurnal Manajemen, 2007. Priyanto, Dwi, Mandiri Belajar SPSS, Yogyakarta : Mediakom, 2008. Purwanto, Surhayadi, Statistik untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Edisi Kedua, Jakarta : Salemba Empat, 2009. Santoso, Singgih, Buku Latihan SPSS Statistik Parametik, Jakarta, 2001. Syafri Harahap, Sofyan, Analisis Kritis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Jakarta : Rajawali Pers, 2011. 56 ANALISIS PENGARUH FUNDAMENTAL KEUANGAN DAN NILAI PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MASUK LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA Putri Nurpratiwi Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAKSI This study aimed to determine the effect of CR, NPM, ROE, DER and PER to stock return, either partially or simultaneously. This study is based on data collected from companies in the category LQ 45 listed in the Indonesia Stock Exchange from 2008 to 2011 and data processed using Multiple Linear Regression Analysis. Tests carried out using a data analysis method comprising: Normality Test Data, Test Assumptions Classical Hypothesis Testing (t test, F test) and Test Beta coefficient. Normality Test based on preliminary data indicate that normal data. Multicollinearity test results indicate that there is no multicollinearity. The test results indicate that did not happen heterocedastisity heterocedastisity. Autocorrelation test results indicate that there is no autocorrelation. It can be concluded that the regression model is free from assumptions of classical test. The research proves that a partial, NPM and PER have a significant impact on stock returns as a result of a significant level of t-test is less than 0.05, while the CR, ROE and DER did not have a significant effect on stock returns as a result of significantly higher levels than 0.05. Simultaneously, CR, NPM, ROE, DER and PER have a significant impact on stock returns as a result of a significant level of less than 0.05. While the independent variables that have the most impact on stock returns through Test Beta coefficient is NPM. Keywords: Return Saham , Current Ratio (CR), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER). Pendahuluan Situasi perekonomian dan bisnis terus berkembang selama beberapa tahun terakhir ini. Manajemen dihadapkan pada situasi bisnis yang semakin kompetitif dan kompleks, sehingga membutuhkan alat pengukuran kinerja yang lebih handal. Kinerja perusahaan pada akhir periode harus dievaluasi untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Evaluasi ini merupakan kegiatan yang penting karena melalui evaluasi kinerja, perusahaan dapat mengetahui sasaran ataupun target perusahaan berhasil dicapai atau tidak. Usaha memaksimumkan keuntungan dapat diwujudkan dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Pada perusahaan yang telah go public, nilai perusahaan akan tercermin dari harga perusahaan tersebut. Secara umum dikatakan bahwa nilai perusahaan yang meningkat menunjukkan kinerja perusahaan yang tinggi, sedang untuk shareholder, peningkatan nilai atau 57 kinerja perusahaan tercermin dari return yang dihasilkan oleh saham tersebut yang berupa dividen dan capital gain (loss) atau dapat kita sebut sebagai return saham. Dalam perdagangan di pasar modal, saham merupakan surat berharga yang paling popular dibandingkan obligasi karena saham memungkinkan investor untuk mendapatkan return atau pengembalian yang lebih besar dalam waktu relatif singkat (high return). Return tersebut berupa dividen dan capital gain. Dividen merupakan sebagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Sedangkan capital gain merupakan keuntungan yang diperoleh investor dari kelebihan harga jual diatas harga beli. Bagi investor, dividen lebih mudah diperkirakan besarnya daripada capital gain. Sehingga pembayaran dividen tinggi dianggap perusahaan mempunyai prospek tingkat keuntungan yang kurang baik. Sumber : data yang diolah Gambar 1.1 Grafik Data Return Saham LQ 45 Tahun 2008-2011 Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa adanya return saham yang terus bergerak (berfluktuasi). Banyak hal yang mempengaruhi return saham berfluktuasi yaitu : 1. Pergerakan Suku Bunga Pada saat suku bunga naik, harga saham cenderung akan turun. Sebagian investor mungkin akan menjual sahamnya dan kemudian akan memindahkan uangnya ke deposito perbankan yang suku bunganya naik dan begitu sebaliknya. inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa juga bisa membuat harga- harga saham turun. 2. Kinerja Perusahaan Penerbit Saham Semakin tinggi penjualan dan laba bersih perusahaan, maka investor juga akan memburu dan harga saham juga pasti akan naik. Harga saham juga terkadang dipengaruhi oleh faktor politik, sosial, dan keamanan. Dari data harga saham LQ 45 (data tahunan) yang dikumpulkan dari tanggal 01 Januari 2008- 31 Desember 2011, maka dapat dibuat grafik pergerakan return saham untuk 18 perusahaan seperti yang ditunjukkan grafik di atas. Pada tanggal 1 Febuari 2008, return saham pada 18 perusahaan diatas rata-rata mengalami lonjakan yang cukup stabil antara 0,02 sampai dengan 1,98. Sebaliknya pada tahun 2008 sampai 2011 masih ada perusahaan yang mengalami penurunan tingkat return sahamnya walaupun masih termasuk di dalam LQ 45. Berdasarkan gambar pada grafik 1.6 tersebut dapat disimpulkan bahwa return pasar yang dilihat dari return LQ 45 mengalami fluktuasi yaitu kenaikan dan penurunan return pada tahun 2008 sampai tahun 2011, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat unsur risiko dalam investasi tersebut. Meskipun saham-saham LQ 45 merupakan sekumpulan saham yang berkapitalisasi pasar tinggi dan memiliki likuiditas tinggi namun tidak lepas dari ketidakpastian akan tingkat 58 pengembalian yang akan diterima investor sehingga kalangan investor tetap perlu mempertimbangkan berbagai ketidakpastian yang mungkin terjadi dan mengantisipasinya. Tinjauan Pustaka Teori Efisiensi Market 1. Pasar Efisien Menurut scott, 2000 : 99 jika terdapat informasi gratis dalam kondisi ideal, maka semua investor akan memanfaatkannya dan nilai pasar perusahaan menyesuaikan untuk mencerminkan ekspektasi aliran kas revisian. Dengan kata lain, semua informasi yang didapat tersebut benar benar terlihat pada keadaan di pasar perusahaan tersebut, dan semua investor akan mendapatkan informasi yang sama dan return yang normal. Misal, di dalam kondisi yang ideal, setiap investor akan berusaha untuk mengetahui bagaimana cara melakukan realisasi terhadap aliran kas dan dividen yang akan datang. Dalam asumsi tersebut, informasi adalah bersifat bebas dan dalam kondisi yang ideal, sehingga publik dapat dengan sungguh-sungguh melakukan kegiatan observasi. Dalam keadaan demikian, semua investor akan menggunakan informasi tersebut dan proses arbitrasi akan dapat memberikan jaminan bahwa nilai pasar perusahaan secara otomatis akan mengalami penyesuaian yang mencerminkan tentang harapan atau ekspektasi atas aliran kas yang telah direvisi. 2. Harga pasar mencerminkan semua informasi yang tersedia. Berjalannya proses tersebut tidak begitu jelas atau tidak transparan. Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa investor yang rasional dan memiliki informasi yang cukup akan berusaha untuk mendapatkan informasi sejelas-jelasnya mengenai sekuritas yang diperdagangkan. Namun, tidak ada jaminan bahwa seseorang (individu) akan dengan tepat menginterpretasi informasi tersebut. Suatu model mengenai teori pengambilan keputusan akan memberikan suatu cara untuk memproses informasi, tetapi tidak ada jaminan bahwa pemprosesannya akan berjalan dengan benar. Sebagai akibatnya, untuk investor yang berbeda akan bereaksi dengan cara yang berbeda terhadap informasi yang sama, meskipun mereka semua menerima informasi secara rasional. Hal tersebut dimungkinkan terjadi, karena setiap individu memiliki keyakinan dasar awal yang berbeda (different prior beliefs). 3. Hipotesa mengenai Efisiensi Market Hipotesa tentang efisiensi pasar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : a. Weak form: menyatakan bahwa semua informasi berkaitan dengan harga-harga, transaksi volume, atau informasi pasar modal lainnya di masa lampau tidak ada gunanya. Bila ini benar, maka segala bentuk Teknikal Analisis tidak berguna sama sekali. b. Semi-strong form: menyatakan bahwa semua informasi yang sudah diketahui publik (baik itu informasi dari pasar modal seperti harga-harga di masa lampau maupun informasi fundamental lainnya seperti laporan keuangan) tidak berguna. Informasi dari segi fundamental yang baru datang akan langsung terlihat di harga sehingga tidak bisa dieksploitasi. Bila hal ini benar, maka semua bentuk Teknikal Analisis dan Fundamental Analisis tidak bisa memberikan nilai tambah. c. Strong form: menyatakan bahwa semua informasi yang ada baik itu publik atau privat (insider information misalnya) sudah terlihat di harga saham sehingga tidak lagi bermanfaat. 59 Kerangka Pikir Penelitian dan Hipotesis Hipotesis Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Diduga terdapat pengaruh positif pada faktor Current Ratio (CR), pengaruh positif pada faktor Net Profit Margin (NPM), pengaruh positif pada faktor Return On Equity (ROE), pengaruh negatif pada faktor Debt to Equity Ratio (DER), dan pengaruh positif pada faktor Price Earning Ratio (PER) secara parsial terhadap return saham pada perusahaan yang masuk LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008 sampai 2011. 2. Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan pada faktor Current Ratio (CR), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Price Earning Ratio (PER) secara simultan terhadap return saham pada perusahaan yang masuk LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008 sampai 2011. 3. Diduga terdapat pengaruh positif paling besar pada faktor Net Profit Margin (NPM) terhadap return saham pada perusahaan yang masuk LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008 sampai 2011. Metodologi Penelitian a. Tempat Penelitian dan Metode Pengumpulan Data Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan yang termasuk dalam perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2008 – 2011. Adapun untuk teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling. Porposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah OLS (Ordinary Least Square) atau lebih dikenal dengan analisis regresi. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda karena jumlah variabel independennya lebih dari dua. Alat yang digunakan dalam mengolah data dalam penelitian ini adalah komputer. 60 Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Uji Normalitas Data Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi, variabel dependent dan variabel independent berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data, penulis menggunakan P-P Plot (gambar). 2. Uji Multikolinearitas Pengujian asumsi multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas yang satu dengan variabel yang lainnya dalam model regresi tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Dari hasil perhitungan tolerance value yang ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel bebas (independent) memiliki nilai VIF < 5 dan masing-masing variabel independen memiliki nilai VIF atau memiliki tolerance mendekati 1 a. Nilai VIF Current Ratio (CR) sebesar 1.190 dan nilai tolerance CR sebesar 0.840. b. Nilai VIF Net Profit Margin (NPM) sebesar 1.332 dan nilai tolerance NPM sebesar 0.751. c. Nilai VIF Return On Equity (ROE) sebesar 1.182 dan nilai tolerance ROE sebesar 0.846. d. Nilai VIF Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 1.152 dan nilai tolerance DER sebesar 0.868. e. Nilai VIF Price Earning Ratio (PER) sebesar 1.234 dan nilai tolerance PER sebesar 0.811. 61 3. Uji Heteroskedastisitas Hasil pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar Scatterplot menunjukan titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi, dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehinnga model regresi dalam penelitian ini layak dipakai untuk memprediksi struktur modal pada perusahaan yang tergabung dalam perusahaan LQ 45. 4. Uji Autokorelasi b Model Summary Model R d 1 .576 R Square a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .332 .266 i m e n s i o n 0 a. Predictors: (Constant), PER, DER, ROE, CR , NPM b. Dependent Variable: Return saham .5660266 Durbin-Watson 2.434 62 Dari tabel diatas, terlihat pada kolom Durbin-Watson menunjukkan angka 2,144 dan masuk dalam kategori DW diantara 4-du sampai 4-dl. Jadi pada model ini tidak tejadi autokorelasi, sehingga model ini dapat digunakan untuk analisis berikutnya. 5. Uji Analisis Regresi Berganda Coefficients Model a Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B 1 (Constant) Error Beta -.734 .302 CR -.003 .048 -.008 NPM 1.730 .813 .281 ROE .098 .251 .049 DER -.180 .121 -.184 PER .040 .009 .562 a. Dependent Variable: Return saham Y = -0.734 – 0.003CR + 1.730NPM + 0.098ROE - 0.180DER + 0.040PER + e Dari persamaan diatas dapat diartikan bahwa : 1. Nilai konstanta (a) sebesar -0.734 yang artinya apabila pengaruh variabel CR (X1), NPM (X2), ROE (X3), DER (X4) dan PER (X5) = 0, maka besarnya return saham (Y) adalah 0.734 %. 2. Setiap kenaikan 0.01 atau 1% CR (X1), sementara variabel lain konstan maka akan menyebabkan penurunan return saham (Y) sebesar 0.003 atau 3%. dalam penelitian ini CR berpengaruh negatif terhadap return saham. 3. Setiap kenaikan 0.01 atau 1% NPM (X2), sementara variabel lain konstan maka akan meyebabkan kenaikan return saham (Y) sebesar 1.730 atau 173%. dalam penelitian ini NPM berpengaruh positif terhadap return saham. 4. Setiap kenaikan 0.01 atau 1% ROE (X3), sementara variabel lain konstan maka akan meyebabkan kenaikan return saham (Y) sebesar 0.098 atau 9.8%. dalam penelitian ini ROE berpengaruh positif terhadap return saham. 5. Setiap kenaikan 0.01 atau 1% DER (X4), sementara variabel lain konstan maka akan meyebabkan penurunan return saham (Y) sebesar 0.180 atau 18%. dalam penelitian ini DER berpengaruh negatif terhadap return saham. 6. Setiap kenaikan 0.01 atau 1% PER (X5), sementara variabel lain konstan maka akan meyebabkan kenaikan return saham (Y) sebesar 0.040 atau 4%. dalam penelitian ini PER berpengaruh positif terhadap return saham. 63 a. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) Dari tabel diatas, hasil pengujian pengaruh Current Ratio (CR) terhadap return saham mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa Current Ratio CR mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham, dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien regresi yang bertanda negatif sebesar -0.003 diperkuat dari kolom sig angka 0.950 > α (0.05), maka koefisien regresi tidak signifikan. Artinya secara parsial pengaruh Current Ratio (CR) terhadap return saham adalah negatif dan tidak signifikan. Dengan demikian bahwa Ho1 Current Ratio (CR) terhadap return saham pada penelitian ini diterima. Rasio lancar yang tinggi juga bukan hal baik karena hal tersebut menunjukkan manajemen perusahaan yang buruk atas sumber likuiditas. Seharusnya kelebihan aktiva lancar bisa digunakan untuk membayar deviden, hutang jangka panjang atau untuk brinvestasi yang bias menghasilkan tingkat kembalian lebih. Manajemen yang buruk akan membuat investor tidak mau untuk berinvestasi di saham perusahaan tersebut, membuat harga saham turun maka return saham perusahaannya pun turun pula. Dari tabel diatas, hasil pengujian pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap return saham mempunyai pengaruh positif dan signifikan. Hal ini dapat terlihat dari besarnya nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 1.730 diperkuat dari kolom sig angka 0.038 < α (0.05), maka koefisien regresi signifikan. Artinya secara parsial pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap return saham adalah positif dan signifikan. Dengan demikian bahwa Ho2 Net Profit Margin (NPM) terhadap return saham pada penelitian ini diterima. Semakin meningkatnya profitabilitas perusahaan LQ 45 pada tahun 2008-2011 di Bursa Efek Indonesia menyebabkan kenaikan return saham dan sebaliknya. Semakin tinggi margin laba bersih semakin bagus karena itu berarti perusahaan mampu mencetak tingkat keuntungan yang tinggi. Diharapkan, ia juga bisa membagikan dividen yang tinggi pula untuk pemegang saham. Dari tabel diatas, hasil pengujian pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap return saham mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan. Hal ini dapat terlihat dari besarnya nilai koefisien regresi yang bertanda negatif sebesar 0.098 diperkuat dari kolom sig angka 0.698 > α (0.05), maka koefisien regresi tidak signifikan. Artinya secara parsial pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap return saham adalah npositif dan tidak signifikan. Dengan demikian bahwa Ho3 Return On Equity (ROE) terhadap return saham pada penelitian ini diterima. Semakin tinggi rasio ini akan semakin tinggi pula return saham yang diperoleh investor dan sebaliknya, karena semakin efisien modal yang ditanamkan investor dalam perusahaan LQ 45 dari tahun 2008 sampai 2011 di Bursa Efek Indonesia ini sehingga akan semakin banyak investor melakukan investasi pada perusahaan, maka harga sahamnya akan naik kemudian akan mempengaruhi return sahamnya menjadi naik pula. Dari tabel diatas, hasil pengujian pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan. Hal ini dapat terlihat dari besarnya nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar -0.180 diperkuat dari kolom sig angka 0.140 > α (0.05), maka koefisien regresi tidak signifikan. Artinya secara parsial pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham adalah negatif dan tidak signifikan. Dengan demikian bahwa Ho4 Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham pada penelitian ini diterima. Artinya, bahwa bagi para pemegang saham semakin kecil atau semakin tinggi angka rasio tidak berpengaruh terhadap return saham yang diterima oleh pemegang saham. 64 Hasil penelitian ini dikarenakan secara empiris para investor dalam melakukan investasi tidak mempertimbangkan DER sebagai penentu return saham melainkan leverage karena akan memperbesar ekspetasi keuntungan. Bila dilihat secara teoritis rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat memenuhi hutanghutang kepada pihak luar, sehingga semakin kecil rasio ini semakin baik dan membuat return saham semakin tinggi. Dari tabel 5.3 diatas, hasil pengujian pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham mempunyai pengaruh positif dan signifikan. Hal ini dapat terlihat dari besarnya nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 0.040 diperkuat dari kolom sig angka 0.000 < α (0.05), maka koefisien regresi signifikan. Artinya secara parsial pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham adalah positif dan signifikan. Dengan demikian bahwa Ho5 Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham pada penelitian ini diterima. Semakin kecil PER suatu saham semakin bagus karena saham tersebut semakin murah, sehingga pada saat harga saham mengalami kenaikan para investor yang membeli saham dengan PER yang rendah, maka akan mendapatkan return saham yang tinggi, sehingga para investor memilih PER tinggi yang dikategorikan sebagai growth stock karena diharapkan dalam jangka panjang investor mendapatkan return saham yang tinggi seiring dengan pertumbuhan perusahaan yang akan datang. b. Uji Simultan (Uji F) b ANOVA Model Sum of Squar es 1Regression Mean df Square 8.120 5 1.624 Residual 16.340 51 .320 Total 24.460 56 F Sig. 5.069 .001 a a. Predictors: (Constant), PER, DER, ROE, CR , NPM b. Dependent Variable: Return Dari tabel 5.4 diatas, pada kolom sig terlihat 0.001 < α (0.05), yang artinya koefisien regresi tersebut signifikan secara simultan. Maka Ha6 pada penelitian ini diterima. Jadi, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Current Ratio (CR), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham secara simultan. 65 c. Uji Koefisien Beta Untuk menjawab pertanyaan ketiga dari perumusan masalah adalah dengan menggunakan uji koefisien beta. a Model 1 (Constant) Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta -.734 .302 CR -.003 .048 NPM 1.730 .813 ROE .098 .251 DER -.180 .121 PER .040 .009 a. Dependent Variable: Return saham -.008 .281 .049 -.184 .562 Tujuan koefisien beta adalah untuk menemukan variabel bebas manakah yang memiliki pengaruh paling besar terhadap variabel terikat. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat : 1. 2. 3. 4. 5. Koefisien beta dari Current Ratio (CR) sebesar -0,003 Koefisien beta dari Net Profit Margin (NPM) sebesar 1.730 Koefisien beta dari Return On Equity (ROE) sebesar 0.098 Koefisien beta dari Debt to Equity Ratio (DER) sebesar -0.180 Koefisien beta dari Price Earning Ratio (PER) sebesar 0,040 Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yang memiliki pengaruh positif paling besar terhadap Return saham adalah Net Profit Margin (NPM) sebesar 1.730. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari lima variabel independen yang dianalisis dalam penelitian ini, variabel yang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen return saham pada perusahaan LQ 45 yang masuk dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai dengan 2011 melalui Uji t (parsial) adalah Net Profit Margin (NPM) yang berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0,038 dan Price Earning Ratio yang berpengarauh positif dan signifikan sebesar 0,000. 2. Variabel independen Current Ratio (CR), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang masuk dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai dengan 2011 melalui Uji F, yaitu dengan nilai signifikan sebesar 0,001. 3. Dari lima variabel independen yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu Current Ratio (CR), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), 66 Price Earning Ratio (PER). Variabel yang paling besar berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang masuk dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai dengan 2011 adalah Net Profit Margin (NPM) dengan nilai sebesar 1.730. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, terdapat saran yang diharapkan berguna bagi emiten yang dijadikan sampel penelitian maupun peneliti berikutnya dalam menganalisis Return Saham, yaitu : 1. Bagi investor, disarankan dalam berinvestasi tidak hanya berpedoman pada return saham saja, tetapi juga mempertimbangkan keadaan perusahaan dengan melihat kinerja perusahaan tersebut. Terkait dengan keadaan pasar modal baik domestik yang recovery maupun global yang saat ini sedang mengalami keterpurukan, kiranya investor tidak hanya menggunakan informasi dan analisis fundamental saja tetapi juga mempertimbangkan analisis teknikal, news, romur dan juga kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah yang menyangkut bidang ekonomi, sosial dan politik. 2. Bagi perusahaan yang dijadikan sampel penelitian harus terus menjaga serta meningkatkan kinerja dan kredibilitas dengan lebih meningkatkan produktivitas/volume penjualan, efisiensi perusahaan dalam melakukan penjualan dan ekspansi perusahaan. Dengan meningkatnya produktivitas diharapkan meningkatkan produk yang terjual, sehingga penjualan akan meningkat, karena dengan meningkatnya penjualan maka laba yang diperoleh juga meningkat dan berdampak pada meningkatnya return saham. Dengan keadaan tersebut, membuat investor berani membeli saham dengan harga tinggi. 3. Bagi penulis, penelitian ini sangat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan penulis, dengan mengimplementasikan semua pelajaran serta ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama aktif dalam mengikuti mata kuliah di Universitas Esa Unggul. Penelitian ini juga memberikan pengetahuan bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lainnya didalam perekonomian Indonesia baik secara domestik maupun internasional. 4. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya agar lebih banyak lagi faktor fundamental dan nilai perusahaan dengan melibatkan variabel-variabel independen yang layak dipilih untuk diuji, apakah kiranya variabel tersebut dapat mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau tidak. Sehingga data memberikan investor banyak alternatif untuk ekspetasi dengan membeli saham-saham yang aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI). DAFTAR PUSTAKA Adityo, “Analisis Pengaruh Corporate Social responsibility, Beta, Firm Size, dan Book to Market Ratio terhadap Return Saham (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2011)”, dalan skripsi Universitas Diponegoro, Semarang 2012 Anoraga, Pandji, dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, Jakarta: Rineka Cipta, Cetakan Kelima, 2008 67 Brealey, Myers, Marcus, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan, Jakarta: Penerbit Erlangga, Edisi kelima, 2008 Dian, Restiani, Analisis Pengaruh Earning, Cash Flow, Nilai Buku dan Nilai Pasar terhadap Pergerakan Stock Return Pasar Saham LQ 45 di BEI, 2009 Ferdy Romadony, “Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan terhadap Harga Saham pada Industri Otomotif di Bursa Efek Indonesia”, dalam skripsi UEU, Jakarta, 2012 Fraser, Lyn M., dan Aileen Ormiston, Memahami Laporan Keuangan, Jakarta: Indeks, 2008 Getut Pramesti, Panduan Lengkap SPSS 13.0 Dalam Mengelolah Data Statistik, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006 Joko Salim, Cara Gampang Bermain Saham, Cetakan Pertama, Jakarta: Visimedia, 2010 Keown Martin, Petty Scott, Jr, Prinsip dan Penerapan Manajemen Keuangan, Penerbit: PT. Macanan Jaya Cemerlang, Edisi sepuluh, 2008 Mangasa Simatupang, Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksadana, Edisi Pertama, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010 Prihadi Toto, Deteksi Cepat Kondisi Keuangan, Jakarta: Penerbit PPM, 2009 Riyanto, Bambang, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta: Penerbit Gajah Mada, Edisi empat, 2008 Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya, Metodologi Penelitian Keuangan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006 Samsul M, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Jakarta: Erlangga, 2006 Scott, William, Financial Accounting Theory. Prentice Hall canada Inc', Scarborough, Ontorio, 2000 Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, Edisi Pertama, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2008 Priyatno Duwi, SPSS untuk Analisis Korelasi, regresi dan Multivariate, Yogyakarta : Mediakom, 2009 Suharyadi dan Purwanto, Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Jakarta : Penerbit Salemba Empat, Edisi dua, 2009,2004 Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi, Jakarta : Penerbit Erlangga, Edisi enam, 2000 Tandelilin, Eduardus, “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”, Yogyakarta: BPFE, 2001 Tatang Ary Gumanti, “Bentuk Pasar Efisien dan pengujiannya,” dalam Jurnal Akuntansi Indonesia, Jakarta, 2007 68 Tjiptono, Hendy, Pasar Modal di Indonesia, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, Edisi dua, 2006 Ulupui IG.K.A, “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ)”, dalam Jurnal Akuntansi Indonesia, Jakarta Widjanarko, Hendro, Determinan Faktor Fundamental terhadap Return Saham pada Perusahaan yang masuk LQ 45 di BEI, 2010 Yanti Safitry, “Pengaruh CR, ROA, DER, AGE, Ownership, dan Size Terhadap Return Saham Sektor Akuntansi di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2005-2011”, dalam Skripsi UEU, Jakarta, 2004 69 ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN J.CO DONUTS DI JAKARTA BARAT Herlley Brigays Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian J.co Donuts di Jakarta Barat. Dalam penelitian ini faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian ditinjau dari bauran pemasaran (7P). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah melakukan pembelian Jco Donuts dengan jumlah populasi yang tidak diketahui. Jumlah sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan Quota Sampling yaitu sebesar 100 Responden sebagai sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling dengan kriteria usia minimal 17 tahun (dengan asumsi responden sudah dewasa dan dapat mandiri dalam memberikan jawaban). Sudah pernah membeli J.co Donuts dalam 1 Bulan Terakhir. Penelitian ini dilakukan dengan metode pengumpulan data berupa Kuisioner dan wawancara. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Uji Validitas dan Reliabilitas untuk mengetahui pertanyaan – pertanyaan yang reliabel, digunakan Skala Likert dalam mendeskriptifkan bobot nilai tanggapan konsumen untuk setiap pertanyaan yang ada di kuisioner. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Faktor. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian J.co Donuts di Jakarta Barat. Faktor – faktor tersebut masuk ke dalam 8 indikator antara lain : Penetapan Harga, Banyaknya Variasi Menu, Porsi Makanan Standar, Jam buka J.co Donuts, Adanya potongan harga, seragam yang digunakan karyawan, Dekat dengan pusat keramaian dan Secara Keseluruhan Layanan yang diberikan cukup baik. Sedangkan faktor yang paling dominan adalah indikator banyaknya Variasi Menu. Kata Kunci : Bauran Pemasaran 7P dan Keputusan pembelian PENDAHULUAN Perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa perlu menjaga kepuasan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga keberlangsungan perusahaannya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan konsumen dalam produk yang dipasarkan. Persaingan dalam dunia usaha khususnya di bidang industri makanan semakin ketat, sehingga menuntut berbagai macam usaha untuk lebih kreatif dan inovasif agar dapat bertahan di persaingan. Terlebih lagi di dalam globalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat pesat, perusahaan dituntut untuk bersaing secara cermat dan tanggap dalam melihat peluang, acaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik itu perusahaan dalam posisi pemimpin pasar, maupun pengikutnya, maka dari itu persiapan dari segala jenis bentuk, terutama dalam segi teknis kualitas produk, harus diperhatikan dengan seksama. Sehingga persaingan yang semakin ketat 70 tersebut, setiap usaha perlu meningkatkan kekuatan yang ada dalam perusahaannya dengan cara memunculkan perbedaan atau keunikan yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan pesaing untuk dapat menarik minat konsumen. menarik konsumen melakukan pembelian tidak hanya dapat dilakukan dengan memberikan diskon, door prize atau kegiatan promo lainnya. Menarik konsumen untuk melalukan pembelian juga dapat di lakukan dengan cara memberikan senyuman dan keramahan yang menyenangkan bagi konsumen pada saat di dalam toko, karena konsumen yang merasa senang diharapkan akan melakukan pembelian untuk dapat menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan, maka perlu memberikan kepuasan kepada konsumen. J.Co Donuts yang menempatkan produknya sebagai produk internasional yang memiliki nilai lebih, maka donuts ingin menawarkan rasa donat yang berbeda kepada konsumennya yang di mana belum pernah dirasakan sebelumnya. J.Co donuts hadir dengan konsep donat yang sederhana,namun berhasil untuk memikat konsumen dan membuka gerai hingga kemanca negara. Pertumbuhanpun kian meningkat dari tahun ketahun. J.Co Donuts pertama kali didirikan pada tanggal 26 juni 2005 oleh PT. Johny Andrean Gruop di Mall lippo karawaci, Tangerang. Dalam waktu 6 bulan pembukaan pertamanya, J.Co Donuts berhasil menambah jumlah gerainya sebanyak 22 gerai di indonesia. Sampai dengan tahun 2010, J.Co Donuts telah memiliki 62 gerai di Indonesia dan 8 gerai di Singapur dan malaysia. Kesuksesan J.Co Donuts telah mendapat pengakuan yang terbukti dari beberapa penghargaan yang telah diterima antara lain, “Best Marketing award” sebagai brand yang memiliki produk paling berinovasi di tahun pertama, “Best Donuts 2006“ oleh Free Magazine, The Integrated Marketing Strategy Champion 2008” Oleh SWA dan Markplus & Co dan Cakram Award 2008 sebagai “Break Trough Cempaign Category food & beverage”. Sebagai usaha food & beverage pada donut dan kopi, J.Co Donuts memiliki beberapa pesaing di antaranya, Big Apple Donuts & Coffee, Dunkin Donuts, I-Crave Donuts dan krispy kreme doughnuts coffee. Sejak pertama kali dibuka J.Co Donuts membuat para konsumennya rela mengantri berjam-jam untuk mendapatkannya, antrian J.Co Donuts bisa mencapai bermeter-meter. J.Co Donuts berhasil mencuri perhatian konsumen sejak pertama kali dibuka karena menampilkan sesuatu yang berbeda dimana menghasilkan konsep Open Kitchen di mana konsumen dapat melihat secara langsung proses pembuatan donuts tersebut. Rumusan Masalah 1. Apakah faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian J.Co Donuts? 2. Faktor apakah yang paling dominan dalam keputusan pembelian J.Co Donuts? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Apakah terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian J.Co Donuts. 2. Untuk mengetahui faktor apakah yang paling dominan dalam keputusan pembelian J.Co Donuts. Manfaat Penelitian 1. Bagi kalangan Akademis, semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan di jadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya. 2. Bagi penulis adalah untuk memperoleh pengetahuan serta penerapan ilmu – ilmu yang di perolehnya selama perkuliahan terutama di bidang pemasaran. 3. Bagi perusahaan adalah melalui hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan agar perusahaan dapat terus meningkatkan penjualan. 4. Menjadi bahan masukan yang berguna untuk meningkatkan kualitas. 71 5. Mengetahui nilai jual yang dimiliki sehingga memberikan kepuasan yang lebih kepada konsumen dan dapat tetap bertahan di dunia industri. 6. Dapat mengetahui perilaku konsumen dalam menentukan keputusan pembelian. Tinjauan Teori 1. Bauran Pemasaran Beberapa ahli memberikan bermacam – macam definisi tentang bauran pemasaran (marketing mix). Ia mengatakan bahwa : “marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objective in the terget market“ yang artinya bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran (marketing mix) yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujun pemasaran dalam pasar sasaran. menurut Santoso yang mendefinisikan tentang bauran pemasaran yang mengatakan bahwa :“Pemasaran meliputi keseluruh sistem yang berhubungan dengan kegiatan–kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan,menentukan, menentukan harga, hingga mempromosikan hingga mendistribusikan barang– barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial“. Sedangkan Menurut Zeithaml and Bitner yang mendefinisikan tentang bauran pemasaran yang mengatakan bahwa: “marketing mix defined as the elements an organization controls the can be used to satisfy or communicate with customer. these elements appear as core decisions variables in any marketing text or marketing plan”.Yang artinya bahwa bauran pemasaran didefinisikan sebagai elemen organisasi yang dapat mengontrol dan digunakan untuk memuaskan atau berkomunikasi dengan pelanggan. elemen-elemen ini muncul sebagai variabel inti keputusan dalam setiap teks pemasaran atau rencana pemasaran. Didalam hal ini berati bauran pemasaran jasa adalah elemen-elemen organisasi perusahaan yang dapat dikontrol oleh perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan konsumen dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen. berdasarkan definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa marketing mix merupakan unsur–unsur pemasaran yang saling berkaitan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Seperti yang dikemukakan oleh Zeithaml dan Bitner bauran pemasaran jasa terdiri dari 7P yaitu produk (Product), harga (price), tempat (place), promosi (promotion), orang (people), fasilitas fisik (physical evidence) dan proses (process).Untuk menjangkau pasara sasaran yang telah ditetapkan, maka setiap perusahaan perlu mengelolah kegiatan pemasarannya dengan baik.Perusahaan harus dapat menyusun serta menggunakan controllable marketing variables, untuk mengantasipasi perubahan dari uncontrollable marketing variables, serta untuk mempengaruhi permintaan perusahaan. 2. Perilaku konsumen Perilaku konsumen menurut James F. Engel et.al. yang berpendapat bahwa perilaku konsumsen mendefinisikan tentang :“Consumer behevior is defined as the acts of individuals directly in volved in obtaining and using economic good services including the decision proses that precede and determine these acts“.yang artinya bahwa perilaku konsumen yang didefinisikan sebagai tindakan–tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomi termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan– tindakan tersebut. Menurut David L. Loundon dan Albert J. Della Bitta mengemukaan bahwa perilaku konsumen :“consumer behavior may be defined as decision procrss and physical activity individuals engage in when evaluating acquairing, using or disposing of good and services“.Yang artinya bahwa perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses 72 pengambilan keputusan dan aktivitas individual secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang – barang dan jasa. Menurut Gerald Zaleman dan Melanie Wallendorf yang menjelaskan bahwa perilaku konsumen: “Consumer behavior are acts,proces and social relationships exhibited by individuals, group and organizations in the obtainment,use of, and consequent experience with products, services and other resources“. Yang artinya bahwa perilaku konsumen adalah tindakan– tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan dan sumber – sumber lainnya. Menurut Johan C. Mowen Michael minor mendefinisikan perilaku konsumen sebagai suatu studi tentang unit pembelian dan proses penukaran yang melibatkan perolehan, konsumen dan pembangunan barang, jasa, pengalaman serta ide–ide. Menurut Engel et al mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan langsung untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Sedangkan Kotler dan amstrong mengemukakan bahwa perilaku konsumen adalah “perilaku pembeli konsumen akhir, baik individual maupun rumah tangga yang membeli produk untuk konsumen personal. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat di simpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan – tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang – barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan . Karakteristik Proses keputusan Stimuli Pembeli Pembeli Keputusan Pemasaran Budaya pengenalan Pembelian Produk Sosial Masalah Ekonomi Pribadi Harga Psikologis Teknologi Informasi Stimuli Lair Produk Pencarian Promosi Budaya Orang Proses Pilihan Merek Pilihan toko Tempat Politik Pilihan Evaluasi Pilihan waktu Pilihan jumlah Keputusan Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen Menurut Koter dan Amstrong Perilaku Pembelian Bentuk Fisik 3. Variabel – Variabel dalam mempelajari Perilaku Konsumen Ada tiga variabel dalam mempelajari perilaku konsumen yaitu, variabel stimulus, variabel respons dan variabel intervening. Hal ini sesuai dengan pendapatan David L. Louden dan Albert J. Della Bitta yang mengemukakan bahwa : “three classes of variables 73 are involved understanding consumer behavior in any of these specific situations :stimulus variabel, response variables and intervening variables 4. Proses pengambilan keputusan Pembelian proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian, dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Pengenalan Kebutuhan Proses pembelian bermula dari pengenal kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan anatar aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan. b. Pencari Informasi Tahapan proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen bergerak untuk mencari informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari informasi secara aktif c. Pengevaluasian Alternatif Pengevaluasi alternatif yakni cara konsumen memproses informasi yang menghasilkan berbagai pilihan mereka. Sayangnya konsumen tidak melakukan beberapa proses evaluasi dan tahapan proses keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan. d. Keputusan Pembelian Tahapan proses keputusan pembelian dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Di tahap pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek dan membantu kecenderungan (niat) pembelian. Secara umum keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul di antar kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian. Faktor peertama adalah sikap orang lain dan sedangkan faktor kedua adalah faktor situasi yang tak terduga. Konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasarkan pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. Namun, keadan tak terduga dapat mengubah kecenderungan pembelian. e. Perilaku Setelah Pembelian Tahapan proses keputusan pembelian konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka. Pekerjaan pemasaran tidak berhenti pada saat produk dibeli. Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan akan masuk ke perilaku pembelian yang penting diperhatikan oleh pemasar Pengenal Kebutuhan Pencari Informasi Pengevaluasi alternatif Keputusan Pembelian Perilaku setelah pembelian Gambar 2.2 Proses pengambilan keputusan pembelian. 5. Kerangka Pikir Penelitian Setiap konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan yng berbeda. Hal ini lah yang di tanggapi oleh pemasar. Untuk mengetahui apakah produk, harga, tempat, promosi, orang, 74 sarana fisik dan proses dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian J.co Donuts. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian J.Co Donuts. Hasil analisis faktor dilakukan untuk menguji apakah produk, harga, tempat, promosi, orang, sarana fisik dan proses dapat mempengaruhi keputusan pembelian J.co Donuts. Oleh karena itu hasil analisis ini diharapkan dapat memberi gambaran keputusan pembelian. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk Perusahaan J.co Donuts tersebut. Dengan demikian kerangka pikir penelitian dapat dijadikan kedalam sebuah pola pikir dari gambaran yang dilihat sebagai berikut : J.Co Donuts F E E D B A C K Faktor – Faktor yang mempengaruhi pembelian 1. Produk (Product) 2. Harga (Price) 3. Tempat (plece) 4. Promosi (promotion) 5. Orang (people/Partisipant) 6. Proses (process) 7. Lingkungan fisik (Physical Evidence) Sumber : diolah oleh penulis Konsumen Kebutuhan dan keinginan konsumen Keputusan pembelian J.co Donuts Analisis Faktor Kesimpulan Gambar 2.3 Kerangka Pikir Penulis 6. Hipotesis Hipotesis menurut tatabahasa berarti suatu pernyataan yang kedudukanya belum sekuat sesuatu proposi atau dalil. Hipotesa atau dugaan sementara yang perlu dikaji kebenarannya dalam penelitian ini adalah : a. Diduga faktor Produk ( Product), Harga (Price), tempat (Place), promosi (promotion), orang (people/partisipant), Fasilitas Fisik (physical Evidence) dan Proses (Process). merupakan faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian J.co Donuts. b. Diduga faktor harga, Tempat, dan Fasilitas fisik adalah faktor yang paling dominan dalam keputusan pembelian J.co donuts. 75 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian di lakukan kepada semua orang yang pernah melakukan pembelian J.Co Donuts di Jakarta Barat. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah melakukan pembelian J.co Donuts dengan jumlah populasi yang tidak diketahui.Teknik pengambilan sampel yang diteliti adalah jumlah responden dari populasi dengan cara sebagai berikut : jumlah item pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner tersebut, dimana dengan mengasumsikan n x 5 observasi.”Dalam penelitian ini, jumlah item pertanyaan dalam kuisioner adalah 25 item pertanyaan yang akan digunakan untuk mengukur 7 buah variabel, sehingga jumlah kuesioner yang digunakan adalah sebanyak 100 responden. 1. Quota sampling adalah metode pengambilan sampel ini dilakukan jika populasi tidak diketahui jumlahnya sehingga peneliti harus menentukan sendiri jumlah sampel yang inginkan. Karena jumlah populasi tidak diketahui, maka Quota yang ditetapkan antara masing – masing obyek penelitian adalah 100 responden. 2. Judgment sampling atau purposive sampling metode pengambilan sampel ini dilakukan jika peneliti melakukan pengambilan sampel berdasarkan keputusan dari peneliti sendiri,yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.Responden yang di pilih adalah orang yang diperkirakan dapat menjawab semua pertanyaan dengan kriteria sebagai berikut : a. Usia minimal 17 tahun (dengan asumsi responden sudah dewasa dan dapat mandiri dalam memberikan jawaban). b. Sudah pernah membeli J.co Donuts dalam 1 bulan terakhir. Skala Likert Karena penelitian ini adalah mengetahui faktor yang menentukan maka digunakan skala likert, skala ini memberikan peluang untuk mengekspresikan perasaan dalam bentuk persetujuan karena dimungkinkan hasil berupa desimal, bobotnya adalah sebagai berikut: Tabel Pembobotan skala Likert Bobot Katagori 1 Sangat tidak setuju 2 Tidak setuju 3 Cukup setuju 4 Setuju 5 Sangat setuju Definisi Operasional Variabel 1. Produk ( Product ) Adalah Produk J.co Donuts yang menawarkan kepada konsumen berupa donuts dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan seperti: Banyaknya variasi menu, porsi makanan standar, dan kemasan produk menarik. 76 2. Harga ( Price ) Adalah sejumlah uang barang untuk membeli suatu kebutuhan atau keinginan kepada J.co Donuts seperti: penetapan harga, harga terjangkau, harga sesuai dengan kualitas dan potongan harga. 3. Tempat ( Place ) Adalah lokasi J.co Donuts yang merupakan tempat untuk manawarkan atau menjual barang untuk konsumen untuk digunakan maupun di konsumsi, seperti: persediaan selalu ada, dekat dengan pusat keramaian, dan lokasi mudah diakses. 4. Promosi ( Promotion ) Adalah promosi yang dilakukan oleh J.co Donuts mengenai barang – barang yang ditawarkan atau dijual kepada konsumen untuk digunakan atau di konsumsi, seperti mempunyai website khusus dan media social seperti (twitter dan facebook) 5. Partisipant ( Karyawan ) Adalah orang – orang yang terlibat secara langsung dalam proses penjualan J.co Donuts, seperti karyawan yang sedia dan siap membantu konsumen, ramah dan kesediaan membantu konsumen, seragam yang digunakan karyawan, dan simpatik dalam pelayanan. 6. Proses pelayanan ( process ) Adalah kegiatan yang menunjukan bagaimana pelayanan diberikan kepada para konsumen selama melakukan pembelian barang atau jasa seperti : ketepatan pembayaran, jam buka J.co Donuts, lamanya waktu pelayanan, dan secara keseluruhan layanan yang diberikan cukup baik. 7. Fasilitas ( physical evidence ) Adalah keadaan lingkungan fisik J.co Donuts sebagai tempat beroperasinya jasa penjualan barang – barang atau jasa kepada konsumen untuk digunakan atau maupun di konsumsi, seperti : Desain Interior / eksterior dan outlet tata ruang yang menarik dan tersedia semua fasilitas ( seperti wifi, AC, Music dan Smoking area). 8. Keputusan Pembelian Adalah keputusan pembelian merupakan tindakan konsumen dalam membeli suatu produk atau jasa yang ditawarkan untuk konsumen, seperti : keputusan yang tepat dalam membeli J.co Donuts, keputusan terhadap produk yang dibeli dan tindakan untuk membeli produk kembali. Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu : a. Produk (X1) 1) Banyakan Variasi Menu (X1.1) 2) Porsi Makanan Standa (X1.2) 3) Kemasan produk menarik (X1.3) b. Harga (X2) 1) Terdapat penetapan harga (X2.1) 2) Harga yang ditawarkan terjangkau (X2.2) 3) Harga sesuai dengan kualitas (X2.3) 4) Adanya potongan harga (X2.4) c. Tempat (X3) 1) Persediaan selalu ada (X3.1) 2) Dekat dengan pusat keramaian (X3.2) 3) Lokasi Mudah diakses (X3.3) d. Promosi (X4) 1) Promosi penjualan mempunyai website khusus (X4.1) 2) Media promosi melalui media Social (X4.2) e. Partisipant (X5) 1) karyawan yang sedia dan siap membantu konsumen (X5.1) 77 2) ramah dan kesediaan membantu konsumen (X5.2) 3) seragam yang digunakan karyawan (X5.3) 4) simpatik dalam pelayanan (X5.4) f. Proses (X6) 1) ketepatan pembayaran (X6.1) 2) jam buka J.co Donuts (X6.2) 3) lamanya waktu pelayanan (X6.3) 4) secara keseluruhan layanan yang diberikan cukup baik (X6.4) g. Fasilitas fisik (X7) 1) Desain Interior / eksterior dan outlet tata ruang yang menarik (X7.1) 2) tersedia semua fasilitas seperti wifi, AC, Music dan Smoking area (X7,2) h. Keputusan pembelian (Y1) 1) keputusan yang tepat dalam membeli J.co Donuts (Y1.1) 2) keputusan terhadap produk yang dibeli (Y1.2) 3) tindakan untuk membeli produk kembali. (Y1.3) Metode Analisis Data 1. Uji Validitas Uji Validitas adalah pertanyaan sampai sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuisioner dapat mengukur apa yang diukur, dengan rumus teknik korelasi produtc moment pearson : Keterangan : r = korelasi respon product moment n = jumlah data sampel X1 = Variable terikat kualitas pertanyaan X2 = Variabel terikat kepuasan pelanggan Y = Variabel terikat loyalitas pelanggan 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu bentuk pengujian terhadap kualitas data primer, dengan tujuan untuk mengukur konsistensi seluruh pertanyaan dalam penelitian. Cronbach Alpha adalah metode uji relibilitas untuk skala kuesioner interval dan ordinal. Adapun rumus cronbach‟s alpha adalah sebagai berikut : Keterangan : r 11 = Reliabilitas intrumen k = banyak butiran pertanyaan t2 = variasi total b2 = jumlah variasi butir 3. Analisis Faktor Adalah suatu alat uji banyak variabel dimana untuk mengamati dan menganalisis suatu fenomena yang dapat dibuat suatu pola. Dengan rumus : 78 Dimana : Xisj = Nilai standar X Ke-i pada Sel Ke-j Xij = Nilai X Ke – i pada sel ke-j = Rata – rata variabel ke – i Dengan persamaan : Fj = bjIXsI+bj2Xx2+bjkXsk ................................................... Keterangan : Fj = Skor Faktor ke - j bj = Koefisien sektor faktor ke-j Xsk = variabel ke – k yang telah di standarisasi a. KMO dan Barlett‟s Test Kesimpulan tentang layak – tidaknya analisis faktor dilakukan, baru sah secara statistik dengan menggunakan uji kaisaer meyer olkin (KMO)measure of adequency and berlett Test of speriecity. KMO uji nilainya berkisar antara 0,5 sampai 1,0 ini mempertanyakan kelayakan (appropriatness) analisis fakor. Sebagai berikut : “Analisis faktor layak dilakukan dan sebaliknya bila KMO dibawah 0,5 analisis faktor tidak layak dilakukan.” Tabel Nilai KMO Nilai KMO Keterangan >0,8 0,7 - 0,8 0,6 - 0,7 0,5 - 0,6 <0,5 Sangat memuaskan Memuaskan Bagus Cukup Ditolak b. Nilai – Image Matriks. Untuk menentukan variabelmana saja yang layak digunakan dalam analisis lanjutan. Pada tabel tersebut ada kode “a” yang artinya tanda untuk measure of sampling adequacy (MSA) c. Total Variance Explaind. Menunjukan nilai masing – masing variabel yang dianalisis setiap faktor mewakili variabel – variabel yang dianalisis. Kemampuan setiap variabel yang dianalisis ditunjukan oleh besarnya varians yang dijelaskan yang disebut dengan eigenvalue. d. Rotated Component Matrix. Menunjukan bahwa variabel yang dapat dikelompokan menjadi faktor – faktor. 79 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Uji Validitas No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Indikator Banyaknya Variasi menu Porsi Makanan Standar Kemasan Produk Menarik Penetapan harga Harga Terjangkau Harga Sesuai dengan kualitas Potongan Harga Persediaan Selalu ada Lokasi Penjualan Lokasi mudah diakses Mempunyai Website khusus Media Social seperti (Twitter dan Facebook) Karyawan yang sedia dan siap membantu konsumen Ramah dan kesediaan membantu konsumen Seragam yang digunakan karyawan Simpatik dalam pelayanan Ketepatan Pembayar Jam Buka J.co Donuts Lamanya waktu pelayanan Secara Keseluruhan layanan yang diberikan cukup baik Desain pada eksterior/interior dan outlet tata ruang yang menarik Tersedia Semua Fasilitas (sepert Wifi, AC, Music, dan Smoking area) Keputusan yang tepat dalam membeli Keputusan terhadap produk yang dibeli Tindakan untuk membeli produk kembali Nilai r Hitung 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Hasil r Hitung 0,655 0,603 0,609 0,495 0,432 0.598 0,429 0,416 0,763 0,759 0,621 0,764 0,504 0,535 0,649 0,632 0,637 0,455 0,564 0,507 0,5 0,594 0,91 0,806 0,806 Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid valid valid valid Analisis : Dengan menggunakan tabel nilai kritis untuk korelasi r person - moment dengan n = 30, nilai α 0,05% dan interval kepercayaan 95% maka didapat r tabel = 0,361. Dari 25 indikator pertanyaan pada tabel 5.1 maka didapatkan 25 indikator pertanyaan tersebut valid. 2. Uji Reliabilitas Hasil untuk semua uji reliabilitas untuk semua indicator pertanyaan rumus Cronbach,s Alpha pada bauran pemasaran adalah 0,892 sedangkan untuk reliabilitas keputusan pembelian adalah 0,823. Hal ini menunjukan bahwa semua pertannyan- pertanyaan yang terdapat dikoesioner tersebut sangat reliabel. 3. Uji Faktor Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian J.Co Donuts dan untuk mengetahui faktor apakah yang paling dominan dalam keputusan pembelian J.Co Donuts. a. Nilai KMO KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Approx. Chi-Square Bartlett's Test of Sphericity Df Sig. Sumber : Hasil Olah SPSS .689 575.239 231 .000 80 Analisis : Bisa dilihat bahwa dengan munggunakan uji Kaisear Meyer Olkin (KMO) nilainya berkisar antara 0 sampai 1 ini mempertanyakan kelayakan analisis faktor. Apabila nilai tertinggi berkisar antara 0,5 sampai 1,0, analisis faktor layak dilakukan dan sebaliknya bila KMO dibawah 0,5 analisis faktor tidak layak dilakukan. Karna nilai KMO diatas adalah 0,689 dan > 0.05 maka nilai KMO diatas Bagus atau bisa dikatakan analisis faktor layak digunakan. b. Nilai – Image Matrices / MSA No 1 2 3 4 5 6 7 8 Indikator Banyaknya Variasi menu Porsi Makanan Standar Kemasan Produk Menarik Penetapan harga Harga Terjangkau Harga Sesuai dengan kualitas Potongan Harga Persediaan Selalu ada Standar MSA Nilai MSA 0,5 0,760a 0,5 0,613a 0,5 0,676a 0,5 0,736a 0,5 0,614a 0,5 0,777a 0,5 0,510a 0,5 0,668a 9 Dekat dengan pusat keramaian 0,5 10 Lokasi mudah diakses 0,5 11 Mempunyai Website khusus 0,5 Keterangan Memuaskan Bagus Bagus Memuaskan Bagus Memuaskan Cukup Bagus 0,663 a Bagus 0,701 a Memuaskan 0,728 a Memuaskan a Memuaskan 12 Media Social seperti ( Twitter dan Facebook) 0,5 0,706 13 Karyawan yang sedia dan siap membantu konsumen 0,5 0,711a Memuaskan 14 Ramah dan kesediaan membantu konsumen 0,5 0,790 a Memuaskan 15 Seragam yang digunakan karyawan 0,5 0,674 a Bagus 16 Simpatik dalam pelayanan 0,5 0,728 a Memuaskan 17 Ketepatan Pembayar 0,5 0,836a 18 Jam Buka J.co Donuts 0,5 0,573 a Bagus Ditolak Sangat Memuaskan Cukup 19 Lamanya waktu pelayanan 0,5 0,669 a 20 Secara Keseluruhan layanan yang diberikan cukup baik 0,5 0,279 a 21 Desain pada eksterior/interior dan outlet tata ruang yang menarik 0,5 0,695 a Bagus 0,5 0,536a Cukup 22 Tersedia Semua Fasilitas (sepert Wifi, AC, Music, dan Smoking area) Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Analisis : bisa dilihat nilai – image matrices atau pada tabel disebut dengan nilai Measure of Sampling Adequency (MSA) ditandai dengan huruf „a‟. Dapat dilihat bahwa variabel yang layak dianalisis adalah nilai msa lebih dari 0,05. Bila dibawah 0.05 maka nilai MSA ditolak atau tidak layak. Dari data hasil analisis diatas bisa dilihat semua nilai MSA > 0.05 dan terdapat nilai MSA yang di tolak karena nilai MSA < 0.05 maka pertanyaan tersebut harus di keluarkan. 81 c. Total Variance Explaind. Total Variance Explained Extraction Sums of Squared Initial Eigenvalues Loadings Component % of Cumulati % of Cumulati Total Total Variance ve % Variance ve % 1 5,012 22,78 22,78 5,012 22,78 22,78 2 1,751 7,958 30,738 1,751 7,958 30,738 3 1,592 7,238 37,977 1,592 7,238 37,977 4 1,371 6,23 44,207 1,371 6,23 44,207 5 1,296 5,89 50,097 1,296 5,89 50,097 6 1,097 4,988 55,085 1,097 4,988 55,085 7 1,094 4,973 60,058 1,094 4,973 60,058 8 1,041 4,734 64,792 1,041 4,734 64,792 9 0,929 4,224 69,016 10 0,902 4,101 73,117 11 0,848 3,854 76,971 12 0,718 3,263 80,234 13 0,652 2,964 83,199 14 0,628 2,856 86,054 15 0,624 2,837 88,892 16 0,536 2,437 91,328 17 0,444 2,016 93,345 18 0,403 1,83 95,175 19 0,351 1,595 96,77 20 0,272 1,239 98,009 21 0,228 1,035 99,044 22 0,21 0,956 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Rotation Sums of Squared Loadings % of Cumulative Total Variance % 2,723 12,377 12,377 2,258 10,263 22,639 1,911 8,685 31,324 1,701 7,734 39,058 1,567 7,123 46,181 1,505 6,843 53,024 1,379 6,269 59,294 1,21 5,498 64,792 Analisis : bisa dilihat bahwa total variance explaind atau kemampuan setiap variabel yang dianalisis ditunjukan oleh besarnya varians. Apabila eigenvalue diatas 1.0 maka itulah yang akan terbentuk menjadi faktor-faktor, dilihat dari 22 indikator pertanyaan yang ada yang eigenvalue diatas 1.0 ada 8 dari jadi faktor yang terbentuk dari 22 indikator pertanyaan adalah 8 faktor. d. Rotasi dengan rotasi varimax. Faktor yang terbentuk: 1. Dengan nilai eigenvalue 5.012 dinamakan faktor faktor Penetapan harga, kualitas, simpatik dan desain 2. Dengan nilai eigenvalue 1.751 dinamakan faktor produk, tempat dan fasilitas fisik 3. Dengan nilai eigenvalue 1.592 dinamakan faktor Produk dan harga 4. Dengan nilai eigenvalue 1.371 dinamakan faktor Promosi, proses dan partisipant 5. Dengan nilai eigenvalue 1.296 dinamakan faktor Harga dan Tempat 6. Dengan nilai eigenvalue 1.097 dinamaka faktor Partisipant, Proses dan fasilitas. 7. Dengan nilai eigenvalue 1.094 dinamakan faktor Dekat dengan pusat keramaian 8. Dengan nilai eigenvalue 1.041 dinamakan Promosi, Partisipant dan Proses pelayanan Faktor yang dominan dalam mempengaruhi Keputusan pembelian J.co Donuts dengan melihat nilai Eigenvalue : Faktor kedua dengan nilai eigenvalue 5.012 Maka 82 faktor yang dominan yang mempengaruhi keputusan pembelian J.co Donuts adalah Faktor kedua dengan nilai eigenvalue 5.012, yaitu faktor Produk, tempat dan fasilitas fisik adalah faktor yang paling dominan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan uraian pembahasan yang telah jelaskan pada bab sebelumnya maka penulis dapat menarik kesimpulan dan sasaran sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil analisis faktor terbentuk 8 faktor yang menentukan keputusan pembelian J.co Donuts di Jakarta Barat antara lain : adanya penetapan harga, Kualitas, Simpatik dan desain, Produk, Tempat dan Fasilitas Fisik, Produk dan Harga, Promosi, Proses dan Partisipant, Harga dan Tempat, Dekat dengan pusat keramaian, Promosi, Partisipant dan Proses Pelayanan. 2. Berdasarkan hasil yang ada 1 faktor yang sangat dominan mempengaruhi keputusan pembelian J.co Donuts di Jakarta Barat, diantaranya foaktor kedua yang beranggota 4 dimensi yaitu Produk, tempat dan fasilitas fisik. DAFTAR PUSTAKA Arinto, Rita Budiarto dan Nina Sutyaningsih, pengantar Analisis Multivariat Dengan SPSS 12, Salembak infotek, Jakarta, 2005. A. A. Anwar Prabu Mungkunegara, Perilaku Konsumen, edisi revisi, PT. Refika Aditama, Bandung, 2005 Bilson Simamora, Analisis Multivariat Pemasaran, PT. Gramedia Pustaka utama, Jakarta, 2005. Hurriyanti Ratih, M. SI, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Alfabeta, Bandung, 2005 Hendri sukotjo dan Sumanto Radit A., Analisia Marketing Mix-7P (Product, Price, Promotion, Place, Partisipant, Process dan physical evidence) terhadap keputusan pembelian product Klinik Teta di Surabaya, Oktober 2010. Husein Umar, Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003. __________, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Cetak 4, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005. Naresh K Moholtra , Riset Pemasaran Pendekatan terapan, edisi keempat, jilid 1, Jakarta, PT. INDEKS, kelompok Gramedia, 2005. Kotler Philip dan Lane Kevin Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1, PT. Macanan Jaya Cemerlang, Jakarta, 2008. Rina Anindita dan Hasyim, Prinsip – Prinsip dasar metode riset dalam pemasaran, UIEU Universitas, Jakarta, 2009. Setiadi J Nugroho, Perilaku Konsumen, Prenada media, Jakarta, 2003. Ronny Kountur, D.M.S.Ph. D, Menguasai Riset Pemasaran, PT. Mitra kerjaya, Jakarta, 2008. Tjiptono Fandy, Strategi Pemasaran, edisi III Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2007. Udin Rinaldi, Pengaruh Bauran Pemasaran 7P Terhadap Keputusan Berbelanja di Swalayan, Fakultas ekonomi universitas panca bhakti, DIK 83 RETURN SAHAM SEKTOR ASURANSI BERDASARKAN USIA PERUSAHAAN (AGE) Yanti Safitry Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta E-mail: [email protected] ABSTRAKSI Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh CR, ROA, DER, age, ownership, dan size terhadap return saham sektor asuransi sehingga diperoleh suatu model yang dinilai mampu memprediksi return saham sektor asuransi. Pengumpulan data menggunakan metode purposive sampling dengan sampel data sebanyak 8 data dari 12 perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut-turut selama tahun 2005 sampai dengan tahun 2011. Langkah uji statistik data dengan menggunakan Eviews 7.1 diawali dengan penentuan dan pengujian jenis data panel, dilanjutkan dengan analisa deskriptif data dan uji normalitas data. Kemudian dilakukan analisis regresi baik secara parsial maupun simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CR, ROA, DER, age, ownership, dan size secara bersama-sama mempengaruhi return saham sektor asuransi. Secara parsial, diketahui bahwa CR dan DER tidak positif dan tidak signifikan mempengaruhi return saham. ROA dan size positif tetapi tidak signifikan mempengaruhi return saham. Age secara positif dan signifikan mempengaruhi return saham sekaligus merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap return saham. Model data panel yang terpilih dalam pengujian ini adalah fixed effect (GLS). Dengan demikian uji asumsi untuk autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas tidak perlu dilakukan lagi. Kata kunci: asuransi, data panel, fixed effect, random effect, GLS, rasio keuangan, usia perusahaan, kepemilikan, ukuran perusahaan PENDAHULUAN Bisnis asuransi di Indonesia saat ini kian marak. Masyarakat sudah mulai memahami pentingnya asuransi dalam kehidupan mereka. Animo masyarakat terhadap asuransi sudah mengalami peningkatan sejak tragedi huru-hara tahun 1998 silam. Melihat kondisi ini, banyak perusahaan asuransi optimis bahwa bisnis asuransi ini masih sangat menjanjikan di masa depan. Meski persaingan ketat, namun potensi untuk berkembang juga besar. Namun di sisi lain, saham sektor asuransi terus mengalami penurunan, karena persepsi pasar bahwa industri ini mempunyai prospek yang buram dan memasukkan sektor asuransi ke dalam kotak hitam investasi akibat rendahnya kepercayaan investor terhadap kinerja sektor asuransi. Fenomena ini terjadi karena kasus subprime mortage yang pernah menimpa perusahaan asuransi di negara Eropa dan juga diperparah dengan kasus AIG yang terjadi akhir-akhir ini. Aksi lepas saham hingga kini terus terjadi. Implikasi tersebut berakibat pada ”Bagaimanakah cara berburu saham murah namun memiliki fundamental yang baik?” Sudah pasti saham yang baik adalah saham yang perusahaannya untung. Namun sebuah perusahaan yang untung saja tidak cukup sebagai alasan untuk memborongnya. Perlu juga 84 memperhatikan faktor fundamental perusahaan. Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten, semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham. Untuk itu dilakukanlah analisis rasio keuangan. Selain itu juga bisa dilakukan analisis psikologis terhadap emiten (Arifin, 2004). Salah satunya yaitu dengan melihat pengaruh investor asing terhadap investor domestik dalam aksinya melakukuan jual-beli saham. Serta melihat besarnya perusahaan dan lamanya perusahaan itu berdiri. Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran atau kekuatan tawar-menawar. Makin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik (Rusdin, 2005). Isu utama penelitian pertimbangan faktor dalam pengambilan keputusan investasi sektor asuransi dengan penekanan kepada faktor fundamental (baik dari sisi rasio keuangan maupun analisis psikologis investor dan nasabah). Faktor hukum permintaan dan penawaran berada di urutan kedua setelah faktor fundamental karena begitu investor tahu kondisi fundamental perusahaan tentunya mereka akan melakukan transaksi baik jual maupun beli. Transaksi inilah yang akan mempengaruhi harga saham. Kepercayaan nasabah terhadap eksistensi dan besarnya perusahaan mendorong peningkatan pendapatan premi bagi perusahaan sehingga meningkatkan jumlah aset yang bisa dikelola yang pada akhirnya juga akan meningkat harga saham. Pengambilan keputusan investasi didasarkan pada pemilihan model yang paling sesuai digunakan untuk memprediksi return harga saham sektor asuransi, dan melihat faktor yang menentukan peningkatan return saham secara parsial maupun simultan, serta menentukan faktor yang paling dominan mempengaruhi return saham sektor asuransi. Penelitian ini penting karena sektor asuransi merupakan salah satu alternatif investasi yang menjanjikan. Untuk itu, studi tentang return saham sektor asuransi perlu dikaji lebih dalam. Sebagian studi menunjukkan ketidak-konsistensian hasil mengenai faktor yang mempengaruhi saham perusahaan. Banyak penelitian membuktikan adanya hubungan yang sangat erat antara laba dengan tingkat return saham perusahaan (Ball dan Brown, 1968; Beaver, 1968; Foster, 1977). Edi dan Fransisca (2003) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ROA, ROE, dan DER mempengaruhi mempengaruhi harga saham secara signifikan. Auliyah dan Hamzah (2006) dalam penelitiannya memperlihatkan bahwa CR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Sedangkan Ulupui (2005) memperlihatkan hasil bahwa CR memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Untung dan Hartini (2006) terhadap kepemilikan managerial, kebijakan dividen, dan hutang jangka panjang terhadap nilai perusahaan menunjukkan bahwa hanya kepemilikan managerial yang mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Christiawan dan Tarigan (2006), dalam penelitiannya tentang pengaruh kepemilikan managerial, kebijakan hutang (total debt), kinerja perusahaan (ROA) terhadap nilai perusahaan menunjukkan bahwa kepemilikan managerial, kebijakan hutang (total debt), dan kinerja perusahaan (ROA) mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Carter dan Manaster (1990) menemukan bahwa umur perusahaan signifikan secara negatif dengan return awal saham. Begitu juga dengan Beaty (1989) mendapatkan hasil yang serupa dengan Carter dan Manaster , yaitu bahwa return awal saham dipengaruhi oleh umur perusahaan secara negatif signifikan. Trisnawati (1998) dalam penelitiannya menemukan hasil bahwa umur perusahaaan signifikan positif terhadap return. Nurhidayanti dan Irdiantoro (1998) mendapati ukuran perusahaan dan umur perusahaan signifikan secara negatif terhadap return saham. Berbeda dengan Juffika Caesar yang dalam penelitiannya menemukan bahwa umur perusahaan dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap return saham. Oktora (2007) dalam penelitiannya atas hubungan foreign ownership dengan indeks harga saham menyimpulkan bahwa bahwa terdapat hubungan positif antara foreign ownership dengan indeks harga saham. Dienda (2010) dalam penelitiannya mendapati dominasi kepemilikan asing berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank swasta nasional go public. 85 Tujuan penelitian ini adalah mengkaji faktor yang mempengaruhi return saham sektor asuransi baik dari sisi rasio keuangan maupun faktor psikologis nasabah dan investor. Dengan mengetahui faktor tersebut, maka diharapkan dapat bermanfaat bagi investor sebagai informasi dalam melakukan strategi berinvestasi di sektor asuransi. KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Return Saham Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya. Return tersebut memiliki dua komponen yaitu current income dan capital gain (Wahyudi, 2003). Bentuk dari current income berupa keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik berupa dividen sebagai hasil kinerja fundamental perusahaan. Sedangkan capital gain berupa keuntungan yang diterima karena selisih antara harga jual dan harga beli saham. Besarnya capital gain suatu saham akan positif bilamana harga jual dari saham yang dimiliki lebih tinggi dari harga belinya. Menurut Jones (1999), “return is yield dan capital gain (loss)”. Yield, yaitu cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham (dalam bentuk dividen). Untuk saham, yield adalah persentase dividen dengan harga saham periode sebelumnya.Capital gain (loss), yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian dengan harga saham pada saat penjualan. Mengingat perusahaan tidak selamanya membagikan kas secara periodik, maka return saham dirumuskan sebagai persentase selisih antara harga saham periode tertentu dengan harga saham periode sebelumnya. Rasio Keuangan Rasio keuangan atau rasio finansial merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan. Rasio ini menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbedaan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap, 2007). Secara umum, rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi: rasio likuiditas, rasio pengungkit/ leverage (solvabilitas), rasio profitabilitas, dan rasio nilai pasar. Rasio likuiditas adalah rasio untuk menganalisis seberapa jauh sebuah perusahaan dapat bertahan hidup. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajiban-kewajiban lancarnya. Salah satunya adalah rasio lancar (Current Ratio/ CR), yaitu rasio yang menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka pendek dari para kreditur dapat dipenuhi dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu dekat. Rasio ini dilihat dari perbandingan antara aktiva lancar dengan pasiva lancar perusahaan (Arifin, 2004). Rasio pengungkit digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Rasio ini memberikan ukuran atas dana yang disediakan pemilik dibanding dengan keuangan yang diberikan kreditur perusahaan. Rasio hutang (Debt to Equity Ratio/ DER) merupakan rasio pengungkit yang membandingkan antara total hutang dengan total aktiva yang memberikan ukuran persentase total dana yang disediakan oleh kreditur (Fraser, 2008). Rasio profitabilitas adalah jenis rasio yang menakar seberapa besar kemampuan suatu perusahaan mencetak laba. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Tingkat pengembalian atas aktiva (Return On assets/ ROA) adalah rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan memanfaatkan aktivanya dalam memperoleh laba (Arifin, 2004). 86 Age (Umur Perusahaan) Umur perusahaan diukur dari sejak tahun berdirinya perusahaan tersebut hingga saat perusahaan mencatatkan sahamnya di lantai bursa (company listing). Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan. Faktor umur perusahaan juga merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja peusahaan. Umur perusahaan dapat menunjukkan kemampuan dalam mengatasi kesulitan dan hambatan yang dapat mengancam kehidupan perusahaan, serta menunjukkan kemampuan perusahaan mengambil kesempatan dalam lingkungannya untuk mengembangkan usaha. Di samping itu, umur perusahaan juga dapat menunjukkan kemampuan dalam keunggulan berkompetisi. Dengan demikian makin lama perusahaan berdiri kian menunjukkan eksistensinya dalam lingkungan dan makin bisa meningkatkan kepercayaan investor (Wahyudi, 2005). Umur perusahaan merupakan hal yang dipertimbangkan oleh investor sebelum menanamkan modalnya. Umur perusahaan mencerminkan perusahaan tetap survive dan menjadi bukti bahwa perusahaan tersebut mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam perekonomian. Perusahaan yang memiliki umur yang lebih tua cenderung untuk terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika diperlukan, karena perusahaan memiliki cukup banyak pengalaman dalam hal tersebut (Owusu-Ansah, 2000). Ownership (Struktur Kepemilikan) Struktur kepemilikan saham merupakan suatu daftar yang menunjukan besarnya tingkat presentase kepemilikan yang berbeda dari para investor pada suatu perusahaan dimana para pemegang saham tersebut memiliki hak yang pantas dipertimbangkan dalam literature perusahaan. Suatu perusahaan dapat dimiliki oleh berbagai pihak mulai individu maupun secara kolektif dengan presentase kepemilikan yang berbeda-beda (John While, 2001). Struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional) oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena adanya kontrol yang mereka miliki (Wahyudi, 2006). Pengalaman investor asing dalam bertransaksi saham, terutama sebagai negara yang lebih dewasa dalam pemahaman sektor asuransi, disinyalir mampu mempengaruhi faktor psikologis investor lokal . Investor lokal cenderung akan mengikuti pola investasi investor asing karena Indonesia merupakan negara yang masih muda di bidang asuransi jika dibandingkan dengan negara Eropa dan Amerika. The price volume system sebagai salah satu peralatan analisi teknis yang digunakan dalam the castle in the air theory (teori yang memusatkan pada nilai psikologis), menyatakan bahwa ketika penjualan suatu saham bergerak naik dalam jumlah besar, maka terdapat akses berupa keinginan untuk membeli saham sehingga harga saham tersebut akan ikut bergerak naik. demikian juga ketika penjualan suatu saham bergerak turun dalam jumlah besar, maka terdapat akses berupa keinginan untuk menjual saham sehingga harga saham tersebut akan ikut bergerak turun (Yannes Naibaho, 1989 dalam Anoraga, 2005). Size (Ukuran Perusahaan) Size perusahaan merupakan gambaran besar atau kecilnya perusahaan yang ditentukan dengan batas-batas tertentu. Di Indonesia, size perusahaan digolongkan menjadi beberapa karakter yang diukur dari beberapa variabel. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2008, size perusahaan di Indonesia meliputi size perusahaan mikro, size kecil, size menengah dan size besar. Semakin besarnya size perusahaan maka akan semakin besar juga pengungkapan pelaporannya dibandingkan dengan size perusahaan yang kecil. 87 Brigham dan Houston mendefinisikan size atau ukuran perusahaan sebagai rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun, ukuran perusahaan merupakan karakteristik suatu perusahaan dalam hubungannya dengan struktur perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008 pasal 6, size perusahaan diukur melalui kekayaan (asset), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan hasil penjualan yang terbagi menjadi 4, yaitu perusahaan mikro, kecil, dan menengah. Menurut Agnes Sawir (2004), ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi dan untuk sejumlah alasan berbeda. Pertama, ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan. Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh laba yang lebih banyak. Data Panel Data panel atau pooled data adalah kombinasi dari data time series dan data cross section. Dengan mengakomodasi informasi baik yang terkait dengan variabel – variabel cross section maupun time series, data panel secara substansial mampu menurunkan masalah omittedvariables, model yang mengabaikan variabel yang relevan (Gujarati, 2003). Ada tiga metode yang bisa digunakan untuk bekerja dengan data panel. Metode yang pertama adalah pendekatan pooled least square (PLS) secara sederhana menggabungkan (pooled) seluruh data time series dan cross section dan kemudian mengestimasi model dengan menggunakan metode ordinary least square (OLS). Kedua, pendekatan fixed effect (FE) memperhitungkan kemungkinan bahwa peneliti menghadapi masalah omitted variables dimana omitted variables mungkin membawa perubahan pada intercept time series atau cross section. Model dengan FE menambahkan dummy variables untuk mengizinkan adanya perubahan intercept ini. Ketiga, pendekatan efek acak (random effect) memperbaiki efisiensi proses least square dengan memperhitungkan error dari cross section dan time series. Model random effect adalah variasi dari estimasi generalized least square. Metode fixed effect dan random effect disebut juga metode generalized least square (GLS) (Veerbek, 2000). Hipotesis Ha1 = diduga model fixed effect merupakan model data panel yang paling tepat untuk memprediksi hubungan antara CR ROA, DER, age, ownership dan size terhadap return saham sektor asuransi. Ha2 = diduga ada pengaruh secara simultan antara CR ROA, DER, age, ownership, dan size terhadap return saham sektor asuransi. Ha3 = diduga ada pengaruh positif dan signifikan CR, ROA, DER, age, ownership, size terhadap return saham secara parsial sektor asuransi. Ha4 = diduga age berpengaruh dominan terhadap return saham sektor asuransi. METODE PENELITIAN Adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (scoring). Data yang dikumpulkan berupa laporan kinerja keuangan perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian, laporan kepemilikan saham serta profil perusahaan. Sumber data yang digunakan adalah sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain dan bukan diusahakan sendiri pengumpulannya. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan perusahaan-perusahaan yang termasuk kelompok sektor asuransi. 88 Populasi, Sampel, Besar Sampel, dan Penarikan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia kategori sektor asuransi. Sampel yang digunakan sebanyak 8 dari 12 perusahaan sektor asuransi yang dipilih dengan metode purposive sampling, dimana pemilihan sampel didasarkan pada kriteria: berturut-turut masuk dalam kategori saham sektor asuransi di BEI pada peiode tahun 2004-2011, tetap aktif dalam perdagangan sampai akhir tahun 2011, tidak mengalami kerugian dengan batas ROA maksimal -6%. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1) Return saham, yaitu perubahan harga atau sama dengan capital gain/ loss, karena tidak memperhitungkan dividen. Saham merupakan salah satu sarana investasi jangka panjang yang umumnya pernyertaan dana dilakukan selama satu tahun atau lebih. Oleh karena itu, return saham dalam penelitian ini dihitung berdasarkan persentase selisih harga jual dengan harga beli, dimana tahun 2004 dijadikan sebagai tahun dasar pembelian, yaitu 1 tahun sebelum sampel penelitian. 2) Current ratio (CR), mencerminkan tingkat likuiditas perusahaan, untuk mengukur aktiva lancar yang tersedia. sehingga perusahaan tersebut aman untuk dijadikan objek investasi. CR yang digunakan adalah CRt-1, yaitu CR dari tahun sebelumnya, karena CR merupakan rasio yang diketahui pada akhir tahun berjalan setelah dilakukan penutupan buku neraca perusahaan. 3) Return On Assets (ROA), yaitu besarnya tingkat pendapatan sebelum bunga dan pajak persatuan nilai asset perusahaan (EBIT/ TA). Jika ROA meningkat, maka investor akan tertarik membeli saham, sehingga harga saham juga akan meningkat. ROA yang digunakan adalah ROAt-1 , yaitu ROA dari tahun sebelumnya, karena ROA merupakan rasio yang diketahui pada akhir tahun berjalan setelah dilakukan penutupan buku neraca perusahaan. 4) Debt to Equity Ratio (DER), merupakan besarnya rasio hutang dengan saham, atau rasio antara modal dari dalam perusahaan dengan modal dari luar perusahaan (Debt/ Equity). Jika DER meningkat, maka secara otomatis beban bunga juga akan meningkat., menyebabkan dividen menurun. Akibatnya, investor tidak tertarik membeli saham, sehingga harga saham akan menurun. DER yang digunakan adalah DERt-1, yaitu DER dari tahun sebelumnya, karena DER merupakan rasio yang diketahui pada akhir tahun berjalan setelah dilakukan penutupan buku neraca perusahaan. 5) Usia perusahaan/ Age, mencerminkan lama berdirinya suatu perusahaan, yang dihitung dari awal berdirinya perusahaan hingga tahun penelitian. Semakin lama berdirinya perusahaan menunjukan kemampuannya untuk terus eksis dan berdiri menjalankan bisnisnya, yang pada akhirnya memberikan kepercayaan para investor dan nasabahnya. Guna memperkecil nilai age (truncate), maka Aruna (2006) dalam penelitiannya menggunakan logaritma natural untuk memproksikan umur perusahaan sehingga dinyatakan dalam Ln age. Handayani (2008) mengukur variabel umur perusahaan dalam penelitiannya dengan berdasarkan lamanya perusahaan beroperasi sejak didirikan. Variabel ini dihitung dengan skala tahunan dan kemudian diproyeksikan ke dalam nilai logaritma natural. Oleh karena lama berdirinya perusahaan dinyatakan dalam satuan riil (tahun), maka nilai age ini dinaturallogaritmakan age = Ln age. 6) Kepemilikan/ Ownership, dalam variabel penelitian Sugiarto (2009) adalah dummy dengan kriteria sebuah perusahaan dikategorikan sebagai perusahaan keluarga apabila anggota keluarga menempati setengah (50%) dari anggota dewan. Dalam penelitian Theresia (2005), proporsi kepemilikan diwakili oleh variabel dummy, 1 untuk kepemilikan terkonsentrasi/ mayoritas dengan definisi kontrol 20% (jika ada satu atau lebih pemegang saham yang memiliki porsi kepemilikan 20%) dan 0 jika tidak ada (kepemilikan menyebar). Berkaitan dengan penelitian ini, dana asing di bursa memiliki dampak yang sangat besar dalam mempengaruhi aksi jual-beli investor lokal. Hal ini karena investor asing dinilai lebih berpengalaman pada trik dan strategi dalam bursa, sebab umur bursa di Indonesia masih sangat muda, terutama dalam sektor asuransi. Selain itu, investor asing memiliki dana yang besar yang secara otomatis masuk ke dalam golongan big player (Arifin, 2004). Kepemilikan 89 ini dilihat dengan melihat ada atau tidaknya unsur asing dalam perusahaan, dimana ownership = 1 jika investor asing mengambil bagian lebih dari 50% saham, dan ownership = 0 jika investor asing mengambil bagian kurang dari 50% saham. 6) Ukuran perusahaan/ Size, diukur dari nilai pasar ekuitas perusahaan pada akhir tahun, yaitu jumlah saham yang beredar pada akhir tahun dikalikan dengan harga saham akhir tahun. Namun, untuk perusahaan sektor asuransi, dimana modal perusahaan sebagian besar didapat dari premi nasabah, maka ukuran perusahaan dalam penelitian merupakan skala perusahaan yang dilihat dari pendapatan preminya selama tahun berjalan. Suryani (2007) yang menggunakan size sebagai variabel independen dalam penelitiannya, mendefinisikan size sebagai dummy dari rata-rata total aktiva perusahaan, dimana total aktiva yang jumlahnya di atas rata-rata atau sama dengan rata-rata maka perusahaan digolongkan dalam perusahaan besar sedangkan total aktiva yang jumlahnya kurang dari rata-rata maka perusahaan digolongkan dalam perusahaan kecil. Begitu juga dengan Agnes dan Vena (2009) yang dalam penelitiannya mengkategorikan size perusahaan sebagai dummy yang terbagi dalam dua kelompok. Emiten beraset kecil dimana jumlah asetnya kurang dari rata-rata aset emiten-emiten yang terdaftar dalam BEJ, dan emiten beraset besar, dimana jumlah asetnya lebih besar sama dengan rata-rata aset emiten yang terdaftar dalam BEJ. Peneliti menyatakan variabel size dengan dummy, dimana nilai 0 diberikan pada size apabila nilai pendapatan preminya di bawah pendapatan premi rata-rata perusahaan sejenis, yakni sektor asuransi yang menjadi sampel penelitian. Nilai 1 diberikan pada size apabila nilai pendapatan preminya di bawah pendapatan premi rata-rata perusahaan sejenis, yakni sektor asuransi yang menjadi sampel penelitian. Analisis Data Pengolahan dan analisis data menggunakan Evews 7.1 dengan melalui beberapa tahap: analisis deskriptif data, estimasi model fixed effect , Likelihood Ratio Test, estimasi model random effect, analisis regresi berganda, analisis variabel semi-log, dan analisis variabel dummy. Model Penelitian Penelitian CR, ROA, DER, Age, Ownership, dan Size bertujuan untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi return saham melalui perancangan jenis data panel sebelum regresi, disajikan sebagai berikut: 90 1. Likelihood Ratio Test Fixed Random Effects 2. Hausman Test Effects Pooled Least 3. Lm Test Square CR ROA DER Return Age Saham Ownership Size HASIL DAN PEMBAHASAN Deskriptif Satistik Variabel Penelitian Analisis deskriptif variabel return saham (variabel dependent) menunjukkan nilai standar deviasi yang lebih besar dari nilai rata-ratanya. Hal ini menandakan bahwa return saham mengalami fluktuasi yang tinggi sehingga layak untuk diuji. Variabel independent (CR, ROA, DER) memiliki standar deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-ratanya menandakan bahwa data memiliki sebaran yang kecil, artinya data tersebut baik untuk digunakan. Tabel 1: Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. RETURN 0.183792 -0.051482 2.072727 -0.572881 0.600121 CR 2.529030 2.245520 5.422103 1.229670 1.050107 ROA 5.287679 5.605000 13.00000 -5.600000 3.717842 DER 0.983036 0.750000 3.280000 0.220000 0.672001 Sumber: data yang diolah Estimasi Model Fixed Effect Nilai prob F test yang lebih kecil dari α = 5%, yaitu 0.002197 menunjukkan bahwa regresi dengan model fixed effect dapat dterima. Tabel 2: Hasil Regresi dengan Model Fixed Effect Dependent Variable: RETURN Method: Panel Least Squares Date: 03/29/12 Time: 13:15 Sample: 2005 2011 Periods included: 7 Cross-sections included: 8 Total panel (balanced) observations: 56 91 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. CR ROA DER AGE CR_OWN ROA_OWN DER_OWN AGE_OWN SIZE C -0.152412 0.031064 -0.549065 4.062445 0.358262 -0.093104 0.906262 -1.661332 0.342470 -12.51852 0.257755 0.026941 0.627733 1.376726 0.678748 0.057254 0.724456 3.344730 0.232731 4.303402 -0.591305 1.153033 -0.874678 2.950801 0.527828 -1.626155 1.250955 -0.496701 1.471523 -2.908981 0.5577 0.2559 0.3871 0.0053 0.6006 0.1120 0.2184 0.6222 0.1492 0.0060 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.556748 0.374901 0.474475 8.779928 -27.57982 3.061632 0.002197 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 0.183792 0.600121 1.592136 2.206975 1.830508 2.104117 Sumber: data yang diolah Uji Likelihood Ratio Test Nilai prob F test dan Chi-square masing-masing berada di bawah α = 5%, yaitu 0.0077 dan 0.0005 mengindikasikan bahwa model cenderung mengikuti fixed effect daripada pooled least square. Tabel 3: Hasil Uji Likelihood ratio Test Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 3.281061 (7,39) 0.0077 25.930645 7 0.0005 Cross-section Chi-square Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: RETURN Method: Panel Least Squares Date: 03/29/12 Time: 13:19 Sample: 2005 2011 Periods included: 7 Cross-sections included: 8 92 Total panel (balanced) observations: 56 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. CR -0.029501 0.223026 -0.132278 0.8953 ROA 0.004901 0.027089 0.180920 0.8572 DER -0.330828 0.464765 -0.711818 0.4802 AGE 0.132675 0.499094 0.265832 0.7916 CR_OWN 1.082328 0.449025 2.410395 0.0200 ROA_OWN -0.010443 0.052607 -0.198514 0.8435 DER_OWN 0.911297 0.567723 1.605179 0.1153 AGE_OWN -0.941212 0.463571 -2.030349 0.0481 SIZE 0.082614 0.190947 0.432656 0.6673 C -0.092237 1.181164 -0.078090 0.9381 R-squared 0.295714 Mean dependent var 0.183792 Adjusted R-squared 0.157918 S.D. dependent var 0.600121 S.E. of regression 0.550701 Akaike info criterion 1.805184 Sum squared resid 13.95050 Schwarz criterion 2.166854 Hannan-Quinn criter. 1.945402 Durbin-Watson stat 1.365934 Log likelihood -40.54514 F-statistic 2.146037 Prob(F-statistic) 0.044296 Sumber: data yang diolah Estimasi Model Random Effect Hasil regresi menunjukkan bahwa Prob. F test adalah sebesar 0.509235. Nilai di atas α = 5% tersebut mengindikasikan bahwa estimasi dengan model random effect tidak dapat diterima Tabel 4: Hasil Regresi dengan Model Random Effect Dependent Variable: RETURN Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 03/29/12 Time: 13:19 Sample: 2005 2011 Periods included: 7 Cross-sections included: 8 93 Total panel (balanced) observations: 56 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. CR 0.135771 0.150342 0.903079 0.3709 ROA 0.016022 0.020470 0.782729 0.4376 DER 0.060580 0.201223 0.301059 0.7646 AGE 0.509500 0.499857 1.019291 0.3131 OWNERSHIP 0.458237 0.301060 1.522077 0.1344 SIZE 0.147181 0.194944 0.754992 0.4539 C -2.283653 1.612412 -1.416296 0.1630 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.279819 0.2565 Idiosyncratic random 0.476455 0.7435 Weighted Statistics R-squared 0.098316 Mean dependent var 0.099465 -0.012094 S.D. dependent var 0.523437 S.E. of regression 0.526593 Sum squared resid 13.58772 F-statistic 0.890463 Durbin-Watson stat 1.304912 Prob(F-statistic) 0.509235 Adjusted R-squared Unweighted Statistics R-squared 0.099812 Mean dependent var 0.183792 Sum squared resid 17.83092 Durbin-Watson stat 0.994383 Sumber: data yang diolah 94 Normalitas Data Hasil uji normalitas data menunjukkan nilai skewness sebesar 0.504747. Model regresi dianggap berdistribusi normal karena skewness berada pada range antara -2 hingga +2. Gambar 2: Normalitas data PEMBAHASAN Pengujian Hipotesis 1 Hasil regresi dengan model fixed effect menunjukkan bahwa model fixed effect dapat diterima. Uji likelihood test ratio mengindikasikan bahwa model cenderung mengikuti fixed effect daripada pooled least square. Regresi model random effect memberikan hasil bahwa model random effect tidak tepat digunakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model fixed effect merupakan model yang paling tepat untuk memprediksi hubungan antara CR, ROA, DER, age, ownership, dan size terhadap return saham sektor asuransi. Pengujian Hipotesis 2 Variabel CR, ROA, DER, age, ownership, dan size terbukti secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap return saham sektor asuransi dengan nilai prob (Fstatistic) 0.002197, lebih kecil dari nilai α = 5%. Pengujian Hipotesis 3.1 Variabel CR secara parsial tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham di BEI. Hasil regres menunjukkan bahwa probability uji t antara CR dengan return saham adalah sebesar 0.5577 dan koefisien sebesar -0.152412, sehingga dapat diterima Ho, artinya CR tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham secara parsial. Temuan ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan. Hal ini dimungkinkan terjadi karena krisis ekonomi yang berkepanjangan secara langsung atau tidak telah memukul sektor jasa keuangan ini, mengakibatkan terganggunya likuiditas perusahaan. Perusahaan asuransi dapat memperkecil nilai premi. Rendahnya nilai premi diharapkan mampu meningkatkan jumlah nasabah dan total pendapatan premi agar perusahaan dapat berjalan dengan stabil, yang pada akhirnya tingkat rendahnya likuiditas relatif tidak berpengaruh terhadap return saham sektor asuransi. Masyarakat yang terkena dampak krisis ekonomi juga mulai memikirkan alternatif investasi jangka panjang yang aman, salah satunya yaitu asuransi. Rendahnya tingkat likuiditas perusahaan akibat resesi ekonomi tidak menyurutkan kinerja perusahaan, sehingga tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Perlu diperhatikan pula bahwa sektor asuransi merupakan sektor keuangan yang mengambil alih resiko nasabah. Terdapat manajemen resiko atas likuiditas yang perlu 95 dipertahankan. Perusahaan perlu mempertimbangkan besarnya dana nasabah yang akan direasuransikan oleh pihak perusahaan disamping ketersediaan dana untuk membiayai tagihan jangka pendeknya. Sehingga tingginya CR tidak selalu mengindikasikan kenaikan return saham sektor asuransi. Pengujian Hipotesis 3.2 ROA secara parsial berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap return saham sektor asuransi. Dari hasil regres terlihat bahwa probability uji t antara ROA dengan return saham adalah sebesar 0.2559 dengan koefisien sebesar 0.031064. Temuan ini mengindikasikan bahwa ROA memberikan pengaruh yang positif namun tidak signifikan terhadap return saham sektor asuransi di BEI dan tidak sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan. ROA adalah rasio profitabilitas yang menghubungkan laba dengan aset perusahaan. Jika ROA suatu perusahaan tinggi maka dapat dikatakan bahwa perusahaan beroperasi secara efektif dan ini akan meningkatkan daya tarik investor. Meningkatnya daya tarik investor akan berdampak pula pada kenaikan harga saham dan meningkatkan return saham perusahaan, sehingga dapat dikatakan ROA memiliki hubungan yang positif terhadap return saham. Ketidak-sigfikansiannya mengartikan bahwa meskipun terjadi peningkatan ROA, tidak berpengaruh secara nyata terhadap return saham sektor asuransi. Hal ini dimungkinkan terjadi karena pada dasarnya investasi bukanlah bisnis utama perusahaan asuransi. Investasi merupakan upaya perusahaan untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya ekonomi yang dimilikinya (modal/ uang). Dengan kata lain, pendapatan investasi hanyalah komponen tambahan bagi pendapatan perusahaan asuransi. Pengujian Hipotesis 3.3 DER secara parsial tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham sektor asuransi. Dari hasil regres terlihat bahwa: probability uji t antara DER dengan return saham adalah sebesar 0.3871 dengan koefisien -0.549065, sehingga dapat diterima Ho, artinya DER tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan mempengaruhi return saham secara parsial. Temuan ini tidak sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan sebelumnya. Hal ini dimungkinkan terjadi karena umumnya perusahaan mendongkrak tingkat solvabilitas dengan cara meningkatkan hutang perusahaan yang mengakibatkan tingkat resiko pengembalian yang semakin tinggi. Pada posisi ini perusahaan harus dapat meyakinkan masyarakat bahwa perusahaannya merupakan perusahaan yang sehat. Jika tidak, maka akan mengakibatkan penurunan nasabah maupun investor sehingga pada akhirnya dapat mengakibatkan penurunan laba secara tidak langsung. Cara kedua yaitu dengan melirik sisi aktiva perusahaan yang berupa admitted assets yang memperhitungkan kualitas piutang berdasarkan umurnya. Semakin tua umur piutang, semakin kecil nilai yang diakui. Terdapat dua hal yang dapat diterapkan, yaitu sekuritisasi aset (sekumpulan aset dikemas kemudian dijual kepada pihak kedua) atau penjualan aset (menjual piutang dengan perhitungan diskonto maupun perjanjian untuk pembelian kembali pada waktu tertentu). Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan solvabilitas dan meningkatkan modal untuk investasi. Ada resiko yang perlu dipertimbangkan bahwa jika perusahaan tidak mampu mengelola dana tersebut dengan baik, maka akan terjadi resiko kebangkrutan. 96 Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan DER tidak akan memberikan peningkatan return saham perusahaan jika tidak berada proporsi yang tepat dan tidak disertai kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tersedia. Pengujian Hipotesis 3.4 Age secara parsial berpengaruh positif dan dan signifikan terhadap return saham sektor asuransi. Dari tabel regres terlihat bahwa probability uji t antara age dengan return saham adalah sebesar 0.0053 dengan koefisien 4.06244, sehingga dapat diterima Ha, artinya age berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham sektor asuransi secara parsial. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya. Variabel age yang dinyatakan dalam bentuk persamaan semi-log dengan β (4.06244) > 0 mengartikan bahwa pengaruh perubahan age terhadap return semakin menurun (pada titik tertentu) apabila age semakin besar (usia perusahaan semakin matang). Semakin tua umur perusahaan, mempengaruhi kestabilan kinerja perusahaan yang pada akhirnya memberikan kestabilan harga saham. Laju pertumbuhan harga saham yang semakin menurun menyebabkan return atas selisih harga saham pun semakin menurun. Pengujian Hipotesis 3.5 Ownership secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham sektor asuransi. Variabel ownership yang digunakan adalah berupa variabel interaksi karena model fixed effect tidak mengizinkan adanya variabel yang tidak berubah setiap tahunnya. Komposisi kepemilikan saham antara investor lokal dengan investor asing relatif tidak mengalamim perubahan karena saham yang dipegang dijadikan sebagai investasi jangka panjang. Dari tabel regres terlihat bahwa probability uji t antara ownership dengan return saham adalah sebagai berikut: CR_own = 0.6006, koefisien 0.582262, artinya berpengaruh positif tetapi tidak signifikan ROA_own = 0.1120, koefisien -0.093104, artinya berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan DER_own = 0.2184, koefisien 0.96262, artinya berpengaruh positif tetapi tidak signifikan AGE_own = 0.6222, koefisien -1.661332, artinya berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan Ketidaksignifikansian dari keempat variabel interaksi ownership di atas menunjukkan bahwa tingkat return dari tipe kepemilikan perusahaan investor asing sama (tidak berbeda) dengan tipe kepemilikan perusahaan investor lokal. Hal ini berbeda dengan hipotesis yang dikemukakan sebelumnya. Investor asing dinilai mampu meningkatkan kemampuan teknis dan manajemen perusahaan. Namun berdasarkan hasil uji di atas, ditemukan bahwa tidak ada perbedaan return saham di antara keduanya. Tidak adanya perbedaan antara tipe kepemilikan investor asing dengan lokal ini dimungkinkan terjadi karena adanya kesadaran dari pemain lokal untuk bersaing secara sehat dan menjadikan pihak asing sebagai pendorong profesionalitas dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pemegang polis, yang pada akhirnya secara tidak langsung mampu memberikan persaingan return saham perusahaan. Pengujian Hipotesis 3.6 size secara parsial berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap return saham sektor asuransi. Dari tabel regres terlihat bahwa probability uji t antara size dengan return saham 97 adalah sebesar 0.1492 dengan koefisien sebesar 0.342470, sehingga dapat diterima Ho, artinya size tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap return saham secara parsial. Hal ini dimungkinkan terjadi karena adanya penciptaan nilai baru dalam bisnis asuransi. Pengetahuan tertanggung dalam manajemen resiko mendorong terciptanya kontrak polis asuransi dengan deductible besar dan premi rendah. Jenuhnya pasar asuransi dunia seiring dengan stagnasi perkembangan pasar berimplikasi pada rendahnya tingkat harga premi. Sehingga dapat variabel size dalam penelitian yang ini, yang dihitung berdasarkan pendapatan premi perusahaan, bukan merupakan variabel yang signifikan mempengaruhi return saham sektor asuransi. Rendahnya tingkat pendapatan premi tidak mengindikasikan buruknya kinerja perusahaan. Pengujian Hipotesis 4 Variabel yang paling dominan mempengaruhi return saham perusahaan sektor asuransi adalah age (usia perusahaan). Terlihat dari probability t test-nya yang paling kecil, yaitu 0.0053. Hal ini dimungkinkan karena asuransi merupakan investasi jangka panjang. Sesuai dengan pengertian asuransi asuransi menurut Undang-undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Pengasuransian: “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena mengalami kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.” Oleh karena itu, eksistensiannya perusahaan asuransi menjadi pertimbangan utama seorang nasabah dalam pembelian polis. Tingkat pendapatan premi yang tinggi menyebabkan tinggi ketersedian dana yang mampu dikelola oleh perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan, yang pada akhirnya juga turut meningkatkan return saham. Keterbatasan Beberapa keterbatasan yang dirasakan mengganggu pada penelitian ini adalah: 1) Terbatasnya jumlah populasi perusahan sektor asuransi yang go public dan listing di BEI. 2) Mayoritas perusahaan masih dipegang oleh investor asing <50%. 3) Adanya perusahaan yang masih mengalami kerugian dalam beroperasi, dengan ROA benilai minus. Keterbatasan populasi dan sampel tidak memungkinkan penghapusan perusahaan tersebut karena akan semakin mengurangi jumlah sampel penelitian. Peneliti hanya mentolerir nilai ROA yang minus ini dengan batas maksimal -6%. 4) Berbeda dengan perusahaan manufaktur, perusahaan asuransi bergerak di bidang keuangan, yang memungkinkan perlunya perlakuan khusus karena terdapatnya beberapa temuan yang tidak sesuai dengan teori yang ada dalam hal hubungan laporan kinerja keuangan terhadap return saham. 5) Nilai koefisien determinansi (R2) yang masih relatif kecil. Implikasi Peneliti yang akan datang diharapkan dapat memperbaiki keterbatasan-keterbatasan penelitian ini dengan mempertimbangkan beberapa faktor antara lain: 1) Memperluas objek 98 penelitian tidak hanya sebatas perusahaan yang go public, melainkan juga perusahaanperusahaan asuransi yang belum terdaftar di BEI. 2) Mendefinisikan variabel ownership dengan investor asing sebagai variabel dummy dalam skala yang lebih kecil, misalnya ownership = 1 apabila investor asing memegang saham > 20%. 3) Menngeluarkan perusahaan yang mengalam kerugian dari sampel penelitian. 4) Menemukan fenomena kaitan CR dan DER terhadap return saham sektor asuransi yang dinilai mempunyai perlakuan khusus daripada perusahaan manufaktur. 5) Menambah variabel lain yang diperkirakan turut mempengaruhi return saham sektor asuransi. DAFTAR PUSTAKA Anoraga, Pandji, dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, Rineka Cipta, Jakarta, 2005 Arifin, Ali, Membaca Saham, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2004 Ball, Ray, “The Theory of Stock Market: Accomplishment and Limitations”, Managerial Finance Article, 1994, Vol. 30, Issue 2/3, 1968 Brigham, Eugene, dan F. Houston, Manajemen Keuangan Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta, 2001 Christiawan, Yulius J., Josua Tarigan, “Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Hutang, Kinerja, dan Nilai Perusahaan”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan/ May 2007/ Vol. 9/ No. 1, Surabaya, 2006 Fraser, Lyn M., dan Aileen Ormiston, Memahami Laporan Keuangan, Indeks, Jakarta, 2008 Gujarati, Damodar, Basic Econometrics, McGraw-Hill, New York, 2003 Harahap, Sofyan Syafari, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007 Hastuti, Theresia Dwi, “Hubungan Antara Good Governance dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan ”, SNA VIII, Solo, 2006 Jones, Charles P. Investments. John Wiley & Sons Inc. New York. 1999 Oktora, Ardi P., “Hubungan Foreign Ownership DEngan Indeks Harga Saham Individual Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Jakarta”, Malang 2007 Owusu-Ansah, S., “Noncompliance with Corporate Annual Report Disclosure Requirements in Zimbabwe.” In: R. S. O. Wallace, J. M. Samuel, R. J. Briston & S. M. Saudagaran (Eds), Research in accounting in emergency economics 4. London, England and Greenwich, CT: JAI Press, 2000 Rusdin, Pasar Modal, Alfabeta, Bandung, 2005 Sawir, Agnes, Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004 Ulupui, “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ)”, Bali, 2005 Verbeek, Marno, A guide to Modern Economics, John Wiley and Sons, New York, 2000 Wahyudi, Sugeng, “Analisis Pasar Modal: Komitmen dan Kinerja Perusahaan”, Jurnal Ekonomi, Suara Merdeka, 2005 Wahyudi, Sugeng, “Pengukuran Return Saham”, Jurnal Ekonomi, Suara Merdeka, 2003 99 Wahyudi, Untung dan Hartini P. Pawestri, “Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX, Padang, 2006 Yarnest, “Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat untuk Mengetahui Kinerja Keuangan Koperasi”, Jurnal Ekonomi, Tahun 6, No. 1, Jan 2002, Malang, 2002 100 KINERJA KEUANGAN INDUSTRI PERBANKAN (STUDI KASUS BUSN DEVISA DI INDONESIA PERIODE 2002Q1-2012Q4) Melawati Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRACT Profitabilitas adalah tingkat laba yang diperoleh satu periode. Mengingat profitabilitas yang cukup dan tumbuh akan mampu memupuk permodalan yang berimplikasi pada peningkatan solvabilitas dan trust bank. Tujuan utama penelitian ini untuk mengetahui pengaruh struktur aset, struktur keuangan dan struktur beban operasional bank serta pertumbuhan makro ekonomi diluar bank terhadap profitabilitas BUSN Devisa di Indonesia. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel yang didapat sebanyak 28 perusahaan perbankan. Dalam pengujian, beberapa uji statistik yang digunakan dengan metode stata 12 antara lain pengujian Fixed Effect, Random Effect, Common Effect lalu di uji dengan post estimation Test untuk mengetahui model apa yang cocok dalam hal penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Aktiva Produktif (APTA), Permodalan (TETA), Interset Expense (IEPO), Overhead Cost (OCPO), Gross Domestic Product (GoGDP), Sertifikat Bank Indonesia (SBI) secara parsial berpengaruh terhadap ROA. Ukuran perusahaan (Ln Ta), Dana Pihak Ketiga (DPKTA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Kurs, Cadangan Devisa (DCD) secara parsial tidak terhadap Profitabilitas bank (Return On Assets) pada sektor industri BUSN Devisa di indonesia periode 2002Q1-2012Q4. Keywords: Size Bank, Aktiva Produktif, Dana Pihak Ketiga, Total Ekuitas, Likuiditas, Beban Bunga dan Pengeluaran lain-lain, Gross Domestik Produk, Suku Bunga Indonesia, Kurs, Cadangan Devisa Pendahuluan Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro.Kita ketahui, perbankan mempunyai pangsa pasar besar sekitar 80 persen dari keseluruhan sistem keuangan yang ada.Mengingat begitu besarnya peranan perbankan di Indonesia, maka pengambil keputusan perlu melakukan evaluasi kinerja yang memadai. Bank menjalankan usahanya dalam menghimpun dana dari masyarakat (surplus unit) dan menyalurkan kembali dalam berbagai jenis alternatif investasi kepada defisit unit selalu mengalami dinamika pada struktur, perilaku dan kinerjanya mengikuti perkembangan dunia usaha yang selalu berubah. Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selain disebabkan oleh perkembangan di luar industri perbankan itu sendiri, seperti sektor rill dalam perekonomian, politik, sosial, hukum, pertahanan dan keamanan 101 Pada era tahun 1990an, perekonomian Indonesia pernah disebut-sebut sebagai salah satu macan Asia dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia saat itu mencapai rata-rata tumbuh sekitar 7 persen per tahun. Namun pada pertengahan tahun 1997 badai krisis ekonomi melanda Indonesia dan beberapa negara dikawasan Asia Tenggara dan Asia Timur. Berbagai faktor mempengaruhi krisis ekonomi tersebut baik faktor eksternal dan faktor internal. Akibat dari badai krisis tersebut secara makro pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1997 merosot tajam menjadi 4,9 persen bahkan sampai minus 17,13 persen pada triwulan III tahun 1998 10. Sebagai wujud dari pelaksanaan program reformasi di sektor keuangan guna menyehatkan sistem perbankan, maka pada 1 November 1997 sebanyak 16 bank swasta nasional ditutup. Penutupan 16 bank tersebut mengakibatkan terjadinya bank runs pada bank-bank yang menurut persepsi masyarakat tergolong tidak sehat. Meski menghadapi tekanan akibat krisis keuangan global yang dampaknya semakin meluas, kinerja perbankan 10 tahun kemudian yaitu tahun 2008 relatif stabil. Meningkatnya fungsi pengawasan dan kerjasama dengan otoritas terkait yang disertai penerbitan beberapa peraturan oleh Bank Indonesia dan Pemerintah cukup efektif menjaga ketahanan perbankan dari dampak negatif gejolak pasar keuangan tersebut. Perbankan berhasil meningkatkan fungsi intermediasinya dan melaksanakan proses konsolidasi perbankan dengan hasil yang positif11. Kita lihat saja tabel 1.1 perbandingan Return On Assets (ROA) pada masa krisis dan pasca setelah krisis sebagai berikut. Tabel 1.1 ROA BUSN Devisa tahun 1997-1998 TAHUN 1996 1997 1998 ROA 1.37 -18.76 -6.14 Tabel 1.2 ROA BUSN Devisa tahun 2007-2009 TAHUN ROA 2007 2.55 2008 2.21 2009 2.09 10 11 Seketariat Kabinet Republik Indonesia/ Minggu, 09 September 2012 - 08:43 WIB) Iskandar Simorangkir, Penyebab Bank Rush Di Indonesia, Jurnal, hal. 57 102 Pada tabel 1.1 dan 1.2 dapat dilihat bahwa kinerja bank Devisa mengalami penurunan di tahun 1997 dan ROA terbesar di tahun 2007.Hal ini membuktikan bahwa bank devisa mampu mengembalikan kepercayaan masyarahakat untuk menyimpan dananya pada bank Devisa dengan cara meningkatkan kinerja kerjanya. Sementara pasca krisis global 2008 bank devisa masih tetap menjaga kestabilannya. Bank Indonesia memberikan ketentuan mengenai standar terbaik ROA yaitu ≥ 2%, semakin tingginya ROA, maka akan semakin baik produktifitas asset dalam memperoleh laba. Rasio keuangan merupakan suatu indeks penghubung antara dua angka akuntansi yang diperoleh dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Kinerja suatu bank dapat dilihat dari perbandingan antara laporan keuangannya dengan bank lain. Laporan keuangan yang dibandingkan dapat berupa angka-angka yang sebenarnya atau dalam bentuk rasio keuangan yang dicapai bank tersebut. Analisis rasio keuangan dapat membantu manajemen dalam mengidentifikasikan perubahan - perubahan pokok pada trend jumlah, hubungan dan alasan perubahan tersebut. Analisis rasio keuangan dapat digunakan dalam penilaian tingkat kesehatan suatu bank. Penilaian tingkat kesehatan bank pada akhirnya akan menunjukkan bagaimana kinerja bank tersebut12. Kesehatan dan kinerja bank, dapat di lihat dari beberapa rasio keuangan bank, salah satunya yaitu dari segi Return On Assets (ROA). Menurut Bank Indonesia Return On Assets (ROA) dengan cara membanding terhadap total aktiva. Dipilihnya ROA sebagai rasio pengukur kinerja Bank Devisa karena ROA dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan kekayaan yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya dikeluarkan untuk mendanai aset tersebut. Penurunan kinerja perbankan terjadi pada semua aspek keuangan bank, yaitu mencakup permodalan, kualitas aktiva produktif, dan likuiditas, Beban Bunga (Interest Expense), Beban lain-lain (overhead cost), Size Bank, Struktur Keuangan (DPK). Faktor makro ekonomi juga mempengaruhi kinerja kerja Bank meliputi KURS, Suku Bunga Indonesia, Cadangan Devisa, Gross Domestic Product .Demikian halnya kinerja kualitas aktiva produktif (KAP), yang diukur dari perbandingan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan tidak lancar dengan total aktiva produktif, Sejalan dengan penurunan kredit, maka loan to deposit ratio (LDR) bank juga menurun. Berdasarkan Uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja keuangan Industri Perbankan (Studi Kasus pada BUSN DEVISA periode 2002Q1-2012Q4)”. 12 Finishia Damayanti, ANALISIS PENGARUH CAR, LDR, BOPO, DAN KAP TERHADAP KINERJA PERBANKAN (Studi Komparatif Antara Bank Devisa dan Bank Non Devisa Periode 2007-2011), Skripsi, hal. 3 103 Landasan Teori Kinerja Keuangan Bank Pengukuran – pengukuran yang digunakan untuk menilai kinerja tergantung pada bagaimana unit organisasi akan dinilai dan bagaimana sasaran akan dicapai. Sasaran yang ditetapkan pada tahap perumusan strategi dalam sebuah proses manajemen strategis (dengan memperhatikan profitabilitas, pangsa pasar, dan pengurangan biaya, dari berbagai ukuran lainnya ) harus betul - betul digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan selama masa implementasi strategi. Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadapat faktor-faktor permodalan, kualitas asset, menejemen, rentabilitas, likuiditas, sensitifitas, terhadap resiko pasar. Analisis rasio keuangan adalah metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pospos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu ataupun secara kombinasi dari kedua laporan tersebut13.Dengan menggunakan analisis rasio dimungkinkan untuk dapat menetukan tingkat kerja suatu bank. Rasio keuangan tersebut dapat dikelompokan menjadi : a. Rasio Likuiditas Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Beberapa rasio likuiditas yang sering di pergunakan dalam menilai kinerja suatu bank yaitu Cash Ratio, Reserve Requirement, Loan to Deposit Ratio, Loan to Asset Ratio, Rasio kewajiban bersih call money. b. Rasio Solvabilitas Analisis solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiabn jika terjadi likuidasi . c. Rasio Profitabilitas Yaitu menunjukkan seberapa efektifnya suatu perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan/laba bagi perusahaan. Masalah rentabilitas atau profitabilitas bagi perusahaan lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut telah bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dan laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi adalah laba yang berasal dari operasi perusahaan yaitu biasa disebut laba usaha. d. Rasio Aktivitas Dipakai untuk mengukur seberapa efektifnya perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber dana yang ada. Efektivitas ini diasumsikan adanya saldo yang tepat untuk disediakan atas pemanfaatan aktiva perusahaan. Definisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Terikat (Dependent Variable) Struktur Return on Asset (ROA) adalah Rasio Return on Asset (ROA) adalah laba sebelum pajak dibagi dengan rata-rata total aset. ROA (%): 13 S.munawir, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Yogyakarta: penerbit Liberty Indonesia, 2004, hlm 7282 104 Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. 2. Variabel Bebas (Independent Variable) adalah variabel yang diduga sebagai penyebab terjadinya perubahan dari variabel independen. Dalam penelitian ini variabel independen yang diberlakukan adalah internal faktor dan eksternal faktor. Internal faktor terdiri dari struktur asset, struktur financial, dan strutktur laba, sedangakan eksternal faktor terdiri dari, Inflasi, Suku Bunga Indonesia (SBI). Secara rinci internal faktor terdiri dari : a. Size Bank (Ln TA) Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan Size (Ukuran perusahaan) = Ln Total Asset b. Proporsi aktiva produktiv (AP/TA) penyediaan dana bank untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, tagihan akseptasi, tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, penyertaan, transaksi rekening administratif (TRA), serta bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Adalah tingkat aktiva produktiv di dalam total asset suatu bank. AP/TA (%): c. Proporsi dana pihak ketiga (DPK/TA) Total Giro dibandingkan dengan Total DPK, Total Simpanan Berjangka dibandingkan Total DPK, dan Total Tabungan dibandingkan dengan Total DPK baik dalam rupiah maupun valuta asing. DP3/TA (%): Adalah tingkat simpanan dana pihak kedua di dalam total asset yang dimiliki suatu bank. d. Proporsi beban bunga (IE/PO) semua beban bunga dalam rupiah dan valuta asing baik dari penduduk maupun bukan penduduk yang merupakan beban dari kegiatan yang lazim sebagai usaha bank dalam bentuk bunga Rumus: 105 e. Proporsi biaya operasi yang bukan bunga (OC/PO) Beban non operasional adalah semua beban selain bunga dan operasional bank. Rumus: f. Loan to Deposit Ratio Loan to Deposits Ratio (LDR) adalah perbandingan total kredit terhadap total Dana Pihak Ketiga. LDR (%): Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. g. Gross Domestic Product Penghitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi aktivitas perekonomian nasionalnya, tetapi pada dasarnya GDP mengukur seluruh volume produksi dari suatu wilayah (negara) secara geografis h. Inflasi suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. i. SBI Suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. 106 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji postestimation test, model estimasi data panel terpilih (random effect) yang sudah lolos uji treament model sehingga bisa disimpulkan bahwa model random effect adalah model yang layak dan sudah robust. Selanjutnya akan dilakukan analisa model estimasi data panel terpilih (random effect). variable LnTA sebesar 0.570139 dengan signifikasi 0.440, artinya tidak ada pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA karena signifikannya lebih besar dari 0,05 dan hipotesis 1 (H1) tidak diterima. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Moussa Moukhtar Mousa dan Dewi Sartika yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa pengaruh yang terjadi antara LnTA dan ROA adalah positif signifikan. Dan bertentangan dengan Dhika Emaya yang mendapatkan hasil bahwa pengaruh yang terjadi antara LnTA dan ROA adalah negatif signifikan. Berdasarkan table 5.10 diperoleh koefisien untuk variable AP/TA sebesar 0.004813 dengan signifikasi 0,00 artinya ada pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA karena signifikasinya kurang dari 0,005 dengan tingkat kepercayaan 99% dan hipotesis 2 (H2) diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan Finishia Damayanti dan Dewi Sartika yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya bahwa pengaruh yang terjadi antara Aktiva Produktif dan ROA adalah positif signifikan. Dan penelitian ini bertentangan dengan penelitian oleh Muhammad Alhaq yang memperoleh hasil Aktiva Produktif dan ROA berpengaruh negative signifikan. Berdasarkan table 5.10 diperoleh koefisien untuk variable DPK/TA sebesar 0.115852 dengan signifikasi 0.106 artinya ada pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA karena signifikasinya lebih dari 0,005 dan hipotesis 3 (H3) tidak diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan Yuliani dan Nana Rusdiana yang menyatakan bahwa DPK dan ROA berpengaruh positif tidak signifikan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Bambang Sudiyatino dan Jati Suroso yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa ada pengaruh yang terjadi antara DPK terhadap ROA adalah positif signifikan. 107 Dana pihak ketiga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas disebabkan karena ketidak seimbangan antara jumlah sumber dana yang masuk dengan jumlah kredit yang diberikan kepada masyarakat. Semakin tinggi dana pihak ketiga yang terkumpul di bank namun tidak dimbangi dengan penyaluran kredit, maka kemungkinan bank mengalami kerugian atau penurunan profitabilitas, karena pendapatan bunga dari penyaluran kredit kepada debitur tidak mencukupi untuk menutup biaya bunga yang harus dibayarkan kepada deposan. Berdasarkan table 5.9 diperoleh koefisien untuk variable TE/TA sebesar 0.285638 dengan signifikasi 0.00 dengan tingkat kepercayaan 99% artinya ada pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA karena signifikasinya kurang dari 0,005 dan hipotesis 4 (H4) diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan Bambang Sudiyatino dan Desi Ariyanti yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa ada pengaruh yang terjadi antara CAR terhadap ROA adalah positif signifikan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil dari Ponttie Pransnanugraha dan Halil Emre AKBS yang menyatakan bahwa pengaruh CAR terhadap ROA tidak signifikan. Permodalan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA. Hasil penelitian ini menujukan bahwa semakin tinggi modal yang dikeluarkan oleh bank akan semakin tinggi ROA. Kalau permodalan bank tinggi makan bank tersebut akan lebih leluasa dan memiliki peluang yang cukup besar dalam melakukan kredit. Disisi lain masyarkat akan lebih percaya kepada bank tersebut karna Total Ekuitasnya tinggi. Berdasarkan table 5.10 diperoleh koefisien untuk variable IE/PO sebesar -0.933928 dengan signifikasi 0.00 dengan tingkat kepercayaan 99% artinya ada pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA karena signifikasinya kurang dari 0,005 dan hipotesis 5 (H5) diterima. Efisiensi operasi yang diproksi dengan total biaya operasi dibandingkan dengan total pendapatan operasi (BOPO) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksi dengan ROA. Hasil penelitian ini sejalan dengan Desi Aryani dan Yuliani yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa ada pengaruh yang terjadi antara BOPO terhadap ROA adalah negatif signifikan. Dan bertentangan dengan hasil yang dilakukan oleh Mudjarat Kuncoro dan Vincent Okoth Ongore yang memperoleh hasil bahwa Interest Expand berpengaruh positif signifikan. Semakin efisien kegiatan operasi yang dilakukan bank tersebut, maka laba yang diperoleh bank tersebut akan semakin besar. Jadi semakin besar rasio BOPO suatu bank, maka semakin kecil ROA atau dapat dikatakan kinerja keuangan bank tersebut menurun. Berdasarkan table 5.10 diperoleh koefisien untuk variable OC/PO sebesar -002406 dengan signifikasi 0.00 dengan tingkat kepercayaan 99% artinya ada pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA karena signifikasinya kurang dari 0,005 dan hipotesis 6 (H6) diterima. Bahwa ada kecenderungan pengaruh overhead cost atau Bopo terhadap ROA negatif dan signifikan pengaruh tersebut sama dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliani dan Halil Emre ABKS. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Moussa Moukhtar Mousa dan Vincent Okoth Ongore yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa ada pengaruh yang terjadi antara BOPO terhadap ROA adalah positif signifikan. Semakin tinggi biaya operasional biaya operasional yang dikeluarkan bank, maka akan menurunkan pendapatan operasioal bank, sehingga kinerja bank menurun. Berdasarkan table 5.10 diperoleh koefisien untuk variable LDR sebesar -0.000838 dengan signifikasi 0.714 artinya ada pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA karena signifikasinya lebih dari 0,005 dan hipotesis 7 (H7) tidak diterima. Pengaruh tersebut bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Werdaningtyas, Merkusiwati dan Nana Rusdiana yang menemukan bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap 108 ROA Hasil penelitian ini sejalan dengan Halil Emre AKBS, Vincen Okoth Ongore dan Finisya Damayanti yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa ada pengaruh yang terjadi antara LDR terhadap ROA adalah negatif signifikan. Kondisi ini menggambarkan bahwa kinerja kerja Bank devisa tidak efisen karena masih banyak dana yang menganggur dan belum disalurkan kepada masyarakat. Berdasarkan table 5.10 diperoleh koefisien untuk variable GDP sebesar 0.776119 dengan signifikasi 0.008 artinya ada pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA karena signifikasinya kurang dari 0,05 dan tingkat kepercayaan 95% hipotesis 8 (H8) diterima. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Vincent Okoth Ongore yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa ada pengaruh yang terjadi antara LDR terhadap ROA adalah negatif signifikan. Hasil ini sejalan dengan hasil yang diperoleh oleh Moussa Moukhtar Mousa yang memperoleh hasil bahwa pengaruh GDP terhadap ROA adalah positif signifikan. Berdasarkan table 5.10 diperoleh koefisien untuk variable SBI sebesar 0.721818 dengan signifikasi 0.017 artinya ada pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA karena signifikasinya kurang dari 0,005 dan tingkat kepercayaan 95% hipotesis 9 (H9) diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan Febrina Dwijayanthy, Dwijayanti dan Prima Naomi yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa ada pengaruh yang terjadi antara SBI terhadap ROA adalah positif signifikan. Dan tidak sejalan dengan hasil penelitian Wulandari yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa pengaruh yang terjadi antara SBI terhadap ROA adalah negatif dan tidak signifikan. BI Rate merupakan kebijakan yang dibuat sebagai dampak dari perubahan inflasi. Apabila BI menaikan suku Bunga maka masyarakat akan cenderung menabung dan hal ini akan menguntungkan bank tersebut karna dari dana yang disimpan dari masyarakat bisa disalurkan kepada masyarakat dan bank tersebut bisa menerima pendapatan bunga. Berdasarkan table 5.10 diperoleh koefisien untuk variable KURS sebesar 0.04903 dengan signifikasi 0.204 artinya ada pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA karena signifikasinya lebih dari 0,005 dan hipotesis 10 (H10) tidak diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan Bambang Sudiyatino yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa ada pengaruh yang terjadi antara SBI terhadap ROA adalah negative tidak signifikan. Berdasarkan table 5.9 diperoleh koefisien untuk variable Cadangan Devisa sebesar 0.003415 dengan signifikasi 0.931 artinya ada pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA karena signifikasinya lebih dari 0,005 dan hipotesis 11 (H11) tidak diterima. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan kesimpulan yang telah ditemukan, penulis mempunyai saran yang diharapkan dapat berguna. Saran yang penulis kemukakan antara lain: 1) Pihak manajemen bank harus meningkatkan kualitas dari aktiva produktif yang dimilikinya dengan lebih berhati-hati dalam menyalurkan dananya sebagai pembiayaan, karena kualitas aktiva produktif terbukti secara signifikan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. 2) BUSN devisa harus meningkatkan DPK dengan cara memberikan penawaran-penawaran yang menarik agar masyarakat mau menyimpan dananya ke Bank Devisa, agar bank devisa juga bisa memutar DPK untuk disalurkan lagi kepada masyarakat yang membutuhkan agar bisa mendapatkan Pendapatan Bunga. 3) Karena hasil robust permodalan positif signifikan maka Bank Devisa harus meningkatkan Permodalannya. Dengan terpenuhinya Permodalan oleh bank maka bank tersebut dapat 109 menyerap kerugian-kerugian yang dialami, sehingga kegiatan yang dilakukan akan berjalan secara efisien, dan pada akhirnya laba yang diperoleh bank tersebut semakin meningkat. Dengan meningkatnya laba, maka akan berdampak juga pada meningkatnya kinerja keuangan bank tersebut. 4) Bank devisa harus menurunkan Beban Bunganya dengan cara beri kredit kepada masyarakat yang potensial agar bisa membayar kewajibannya kepada deposit. Karena semakin tinggi biaya, tingkat pengembaliannya rendah. 5) Proporsi overhead cost harus lebih efisien lagi. Misalnya overhed cost sebesar 25% menjadi 20% agar profitabilitasnya meningkat. 6) Kenaikan ldr harus lebih kencang, dengan prinsip kehati- hati-hatian karena peningkatan LDR tidak bisa mendongkrak ROA. Sehingga kredit yang disalurkan ke masyarakat harus lebih diawasi dengan mensurvei kelapangan nasabah yang akan meminjam dana. 7) Karna GDP berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, pandapatan ekonomi bertambah tetapi ROA turun. Respon perekonomian membaik namun pertumbuhan operasional bank devisa itu sendiri dibawah Total Asetnya. Beban operasional harus diturunkan. DAFTAR PUSTAKA Brigham, Eugene. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Indonesia, PT INDEKS, Jakarta, 2008 Dedi, Jaya Lukmana. Manajemen Perbankan, Cetakan pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002 Dhika, Rahma Dewi. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia, Febrina, Dwijayanthy dan Prima Naomi, Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar Mata Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007, Skripsi Harahap, Sofyan Syafri. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT Gravindo Persada, Jakarta, 2007 Harmono, Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori Kasus Dan Riset Bisnis, BUMI Aksara, Jakarta, 2009 Hasibuan, Malayu. Dasar-Dasar Perbankan, Bumi Aksara, Jakarta, 2009 Hermawan, Rentabilitas dan Solvabilitas Terhadap Likuiditas Bank yang Go Public, 2009 Ismail, Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi, Kencana Prenada Media Group, 2010 Jati, Suroso, Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, LDR Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan Yang GO Public Di Bursa Efek Jakarta (Periode 2005-2008), Skripsi Jayagali, Perkembangan Perbankan di Indonesia, hal.1, 2012, (http://jayanisti.blogspot.com/2012/03/perkembangan-perbankan-di-indonesia.html) Kristijadi dan Laksana, 2006, Pengaruh Pertumbuhan DPK, Pertumbuhan Simpanan di Bank lain, Suku Bunga SBI dan CAR terhadap Pertumbuhan Kredit pada Bank-Bank Pemerintah untuk Periode (2002-2004) Skripsi. Lilis Erna, 2010, Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, BOPO, ROA dan Kualitas Aktiva produktif terhadap perubahan laba pada bank umum di Indonesia Skripsi Lukman Chakim Nugroho, 2012, Analisis Pengaruh CAR, NPL, NIM, BOPO Dan LDR Terhadap Tingkat Profitabilitas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 2011) Skripsi, hal.1 Mardiyanto, Handoyo. Inti Sari Manajemen Keuangan, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2009 110 Mawardi, 2005 , Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum dengan Total Aset kurang dari 1 trilyun) Skripsi. Mita Puji Utari, 2011, Analisis Pengaruh CAR, NPL, ROA, dan BOPO Terhadap LDR (Studi Kasus pada Bank Umum Swasta Nasional Devisadi Indonesia Periode 2005-2008) Skripsi, hal 3. Pedoman Akuntansi Perbankan, 2008 Ponttie Prasnanugraha P, 2007, Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi Di Indonesia) Tesis, hal.xx Priyanto Dwi, Mandiri Belajar SPSS, Mediakom, Yogyakarta, 2008 Seketariat Kabinet Republik Indonesia, 2012, Apakah Indonesia Akan Kembali Menjadi Macan Asia, hal.1 Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta, 2001 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, CV Alvabeta, Bandung, 2003 Valentina Eriska Ika.D. Analisis Pengaruh CAR, KAP, NIM, BOPO, LDR, dan SENSITIVITY TO Market Risk terhadap Tingkat Profitabilitas Perbankan ( Studi Kasus pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia periode 2005 - 2008 ) Yoli, Lara Sukma, Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecakupan Modal dan Risiko Kredit Terhadap Profitabilitas (Perusahaan Perbankan Yang Terdapat di BEI), Skripsi 111 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN DENGAN VARIABEL MEDIASI KEPUASAN : SEBUAH STUDI PADA WAROENG STEAK AND SHAKE CABANG SERPONG TANGERANG SELATAN Muhammad Al Sopian Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAKSI Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen dengan variabel mediasi kepuasan terhadapWaroeng Steak and Shake. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dan analisis yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Model), dengan menggunakan software Lisrel 8.51 (Standardized Solution dan T-Values), dan SPSS 17 dengan uji validitas, reliabilitas, faktor skor, frekuensi dan anova. Penelitian ini dilakukan di Waroeng Steak and Shake Cabang Serpong Tangerang Selatan, dengan jumlah sampel sebanyak 125 respomden dimana pengambilan sampel menggunakan metode cross sectional. Dari hasil analisis yang diperoleh bahwa kualitas pelayanan memberikan pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen, kepuasan konsumen memberikan pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen. Hal tersebut dapat menjadi positif karena Waroeng Steak and Shake merupakan restoran yang paling banyak diminati oleh konsumen, khususnya pada menu makanan steak. Hal ini disebabkan oleh harga yang ditawarkan oleh konsumen pada tiap menu steak sangat terjangkau Kata kunci : Kualitas Pelayanan, Loyalitas Konsumen, Kepuasan Konsumen. Pendahuluan Seiring dengan berjalannya waktu, akhir-akhir ini berbisnis dalam dunia kuliner sangat berkembang pesat. Pasalnya salah satu faktor yang menjadi pendukung dalam kemajuan didunia kuliner di Indonesia adalah dengan masuknya kebudayaan dari negara asing. Negara asing dengan kebudayaannya cukup berperan dalam membangung kemajuan kuliner di Indonesia. Sehingga masyarakat lokal sendiri atau masarakat Indonesia jadi lebih banyak mengetahui tentang kebudayaan asing, terutama didalam dunia kuliner. Meskipun rasanya telah disesuaikan dengan lidahnya orang Indonesia. Saat ini semakin banyak jenis makanan yang berasal dari negara asing yang beredar di Indonesia salah satunya adalah makanan yang besasal dari negara barat yaitu steak. Makanan 112 yang berasal dari negara barat ini semakin banyak digemari oleh pencinta kuliner oleh masyarakat lokal khususnya masyarakat indonesia. Karena cita rasa yang telah disesuaikan dengan lidah orang lokal khususnya pada masyarakat Indonesia. Bahkan akhir-akhir ini makanan yang berasal dari negara barat ini semakin eksis dan sangat populer dinegara Indonesia yang mengakibatkan semakin banyaknya restoran-restoran yang bermunculan bagaikan “jamur yang tumbuh subur di kala musim hujan”. Dengan demikian, pada restoran-restoran yang baru bermunculan tersebut banyak yang mengandalkan makan-makana khas dari negara barat sebagai menu utamanya. Sehingga memotivasi para restoran-restoran lokal di Indonesia yang berlomba-lomba untuk membuat makanan dari negara barat tersebut dengan banyaknya varian bentuk, varian rasa dan harga yang terjangkau yang bisa untuk semua golongan menikmati dari mulai golongan menengah ke atas sampai dengan golongan menengah kebawah. Saat ini banyak sekali berdirinya restoran-restoran yang mengusung menu makanan dari negara barat khususnya jenis steak. Steak atau bistik (dari beef steak) adalah sepotong besar daging, biasanya daging sapi yang biasanya dimasak dengan cara dipanggang dan meskipun dapat digoreng juga. Ada beberapa restoran yang mengusung menu utamanya adalah steak, diantaranya: cowboy steak, kapten steak, obong steak, monmon steak dan waroeng steak and shake. Dengan mendengar nama steak, kita akan teringat dengan persepsi bahwa makan tersebut tegolong makan yang mahal yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan menengah keatas saja. Jarang sekali kalangan menengah kebawah untuk bisa merasakan makanan yang bersal dari negara barat tersebut. Namun hal tersebut tidak berlaku pada restoran Waroeng Steak and Shake yang bisa di kenal dengan sebutan “WS” , restoran ini memang menu utamanya adalah berupa steak namun harga yang ditawarkan sangat terjangkau. Sehingga semua lapisan masyarakat dari menengah ke atas sampai menengah kebawah bisa merasakan makanan yang berasal dari negara barat ini. Waroeng steak and shake tersebut mengusung kopnsep seperti warung biasa dengan alasan tempat makan yang menawarkan harga lebih terjangkau. Waroeng steak and shake ini selalu ramai dipadati oleh pecinta kuliner. Pasalnya waroeng steak and shake ini telah mendapatkan sertifikat “HALAL” dari mejelis ualma. Pada momen-momen tertentu, khususnya pada hari sabtu malam minngu waroeng steak dan shake ini selalu penuh dari penggunjung. Tidak jarang para pengunjung rela antri berlama-lama untuk mendapatkan tempat duduk dan bisa menikmati steak yang ditawarkan. Menyinggung tentang kualitas layanan, dimana pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yamg pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik. Pelayanan merupakan prilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Di Waroeng Steak and Shake sendiri dari segi kualitas pelayanannya terbilang cukup baik, Dilihat dari segi ruang makan yang cukup baik meskipun masih terlihat interior ruangan yang masih tidak terawat, seperti masih banyak debu yang menempel di jendela luar ruangan. Tidak adanya arena bermain bagi anak-anak dibawah umur. Kemudian dilihat dari segi lahan parkir kendaraan yang tersedia cukup aman meskipun kapasitas yang tersedia terbatas. Jika kualitas yang diberikan itu baik maka selanjutnya akan menimbulkan rasa puas pada konsumen. Kepuasan adalah keadaan emosional reaksi pasca pembelian mereka dapat berupa kemarahan, ketidak puasan, kejengkelan, netralitas, kegembiraan, atau kesenangan. Dalam hal 113 ini Waroeng Steak and Shake cukup baik dalam menciptakan kepuasan pada konsumennya, meskipun tidak sedikit juga yang menjadi nilai minus dalam hal ini. Selain masih kurangnya dari kualitas pelayanan yang diberikan, hal-hal kecil yang mendukung ketidak puasan konsumen seperti yang terdapat pada lahan parkiran yang tidak memadahi, interior dan fasilitas ruangan yang kurang modern, dan kebersihan tempat yang masih sangat kurang diperhatikan. Selanjutnya jika konsumen merasa puas akan pelayanan yang diberikan dengan baik, maka menimbulkan rasa loyalitas konsumen. Menurut Olson loyalitas konsumen merupakan dorongan prilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh badan usaha membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang berulang-ulang tersebut. Di Waroeng Steak and Shake peneliti mendapatkan informasi dari para pelayan bahwa sedikitnya jumlah konsumen yang datang, bahkan pada hari-hari tertentu. Hal ini menandakan bahwa konsumen tersebut tidak banyak yang merasa puas apalagi menjadi loyal, serta jarang sekali ada konsumen yang merekomendasikan bahwa Waroeng Steak and Shake adalah restoran steak terbaik dibandingkan restoran sejenis lainnya. Landasan Teori A. Pemasaran Secara lebih formal, pemasaran (marketing) adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginandan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial. B. Pemasaran Jasa Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata „jasa‟ (service) itu sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan prinbadi (personal service) sampai jasa sebagai suatu produk. Karakteristik Jasa Jasa memiliki empat karateristik utama yang sangat mempengaruhi program pemasaran diantaranya adalah sebagai berikut : a. Tidak berwujud Jasa bersifat tidak berwujud seperti halnya produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, diraba, didengar atau dicium sebelum jasa dibeli. Untuk mengurangi ketidak pastian para pembeli akan mencari tanda atau bukti dari mutu jasa. b. Tidak terpisahkan Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan melewati berbagai penjual, dan kemudian baru di konsumsi. c. Komunikasi Karena tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa itu diberikan. Terdapat tiga langkah dalam rangka mengendalikan mutu diantaranya adalah: 1).Melakukan investasi untuk menciptakan prosedur perekrutan dan pelatihan yang baik. 114 2).Menstandarisasikan proses pelaksanaan jasa di organisasi. 3).Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan, dalam melakukan belanja perbandingan. d. Mudah lenyap Jasa tidak bisa disimpan sifat jasa itu mudah lenyap (perishability) tidak menjadi masalah jika permintaan tetap. C. Kualitas Layanan Menurut Kotler definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Menurut Zeithaml et.al mengemukakan adanya lima dimensi dalam menentukan kualitas jasa, yaitu: 1. Reliability Yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan. 2. Responsiveness Yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat tanggap. 3. Assurance Meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramah tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan dalam perusahaan. 4. Emphaty Yaitu perhatian individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya. 5. Tangibels Meliputi penampilan fasilitas seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi, dan penampilan karyawan. D. Kepusan Konsumen Kepuasan konsumen adalah tingkat pasaran konsumen setelah membandingkan dengan harapannya. Seorang pelanggan merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa maka sangat besarkemungkinan untuk menjadi pelanggan dalam waktu yang lama. E. Loyalitas Loyalitas dapat dijadikan nilai yang berarti bagi pelanggan dan perusahaan. Dari sisi pelanggan, pelanggan akan menanamkan loyalitas mereka pada bisnis yang dapat memberikan nilai superior dibandingkan nilaiyang ditawarkan pesaingnya. Jika pelanggan loyal pada 115 perusahaan, pelanggan dapat meminimalkan waktu yang diperlukan untuk mencari, menempatkan, dan mengevaluasi alternatif pembelian. Pelanggan juga dapat menghindarei proses pembelajaran yang mungkin terlalu banyak menghabiskan waktu dan usaha yang diperlukan untuk menjadi biasa dengan vendor yang baru. Dari sisi perusahaan, loyalitas pelanggan dapat menjadi sumber penting untuk mempertahankan pertumbuhan, profit dan aset yang bernilai bagi perusahaan. Model kerangka pikir H4 Kepuasan Konsumen Tangible H1 Empaty H3 Kualitas Loyalitas H2 Pelayanan Reliability Responsive Konsumen Assurance Sumber: Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Mei-Agustus. Vol 17, No 2. Hipotesis Hasil hipotesis tentang hubungan yang mendukung model konseptual penulis akan jabarkan sebagai berikut: H1 : Kualitas pelayanan memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan Waroeng steak and shake . konsumen H2 : Kualitas pelayanan memberikan pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen Waroeng Steak and Shake. H3 : Kepuasan konsumen memberikan pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen Waroeng Steak and Shake. H4 : Kepuasan konsumen memediasi kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen Waroeng Steak and Shake. 116 Metodelogi Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Waroeng Steak and Shake dan kepada orang yang pernah makan di Waroeng Steak and Shake, dan diteliti oleh penulis mulai dari pra survey sampai dengan pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober 2012 – Februari 2013. Jenis dan Sumber Data Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yakni data primer dan data sekunder. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : 1. Data Primer Data primer merupakan data yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumber utamanya yang diperoleh secara langsung dari penelitian dilapangan. Data ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada konsumen yang pernah makan di Waroeng Steak and Shake. 2. Data sekunder Data sekunder merupakan data primer yang diperoleh dari pencatatan data yang sudah ada terkait masalah yang sama, tinjauan kepustakaan melalui literatur dan jurnal-jurnal terkemuka yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan masalah penelitian. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan unsur yang terdapat didalam objek penelitian. Unsur tersebut dapat berupa orang, benda, perusahaan, atribut atau unit-unit apa saja yang terkandung dalam objek penelitian. penelitian ini memilih konsumen yang pernah makan di Waroeng Steak and Shake yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti. Oleh karena itu maka dilakukan pengambilan sampel untuk penelitian ini. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian yang dapat dianggap mewakili kondisi atau keadaan populasi. Pengambilan sampel sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Hair et al. bahwa penentuan banyaknya jumlah sampel sebagai responden harus disesuaikan dengan banyaknya jumlah item pertanyaan yang digunakan dalam kuisioner tersebut, dimana dengan mengasumsikan n x 5 observasi. Dalam penelitian ini, responden yang dipilih adalah orang yang diperkirakan dapat semua menjawab pertanyaan dengan kriteria : (1) usia minimal 17 tahun dengan assumsi responden sudah dewasa dan dapat mandiri dalam memberikan jawaban. (2) Sudah pernah makan di Waroeng Steak and Shake maksimal satu bulan satu kali. Dan jumlah item pertanyaan dalam kuisioner adalah 24 item pertanyaan yang akan digunakan untuk mengukur 3 buah variabel, sehingga jumlah kuisioner yang akan dibagikan kepada 125 responden. 117 Metode Pengumpulan Data Metode cross sectional, dimana metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data primer dilakukan dengan cara Personally Administered Questionaire, dimana responden diminta untuk mengisi kuisioner yang dibagikan ditempat dan tidak dibawa pergi. Untuk data sekunder, pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dan pencarian data di jurnal-jurnal terkemuka yang meneliti topik sejenis. Skala pengukuran variabel yang digunakan adalah skala likert dengan 5 point. Definisi Oprasional Variabel Operasionalisasi variabel sangat penting untuk memperoleh data yang dapat menguji hipotesis dan melihat kecocokan model yang telah dibangun berdasarkan konstruk teori. Operasionalisasi ini dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk memudahkan dan mengarahkan penyusunan kuisioner. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yang diteliti, dimana untuk menguji hipotesis penelitian ini, maka setiap variabel diukur dengan menggunakan instrumen variabel tersebut. Teknik Pengolahan dan Matode Analisis Data Analisis Faktor (Factor Analysis) dengan Uji Validitas Dalam menganalisa data penelitian, seringkali peneliti mengalami kesulitan di dalam mendeskripsikan hubungan data yang jumlahnya sangat besar, yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah, kesulitan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan analisis faktor. Analisis faktor dapat mengungkapkan karakteristik tersamar yang dimiliki oleh setiap unit observasi dari sejumlah besar dan maupun setiap sekumpulan variabel. Karakteristik tersamar tersebut berupa besarnya pengaruh setiap faktor dalam suatu dimensi baru yang disebut faktor. Faktor-faktor dibentuk dengan mereduksi keseluruhan kompleksitas dari data dengan memanfaatkan interkorelasi dari variabel, sebagai hasilnya akan diperoleh faktor-faktor yang jumlahnya lebih sedikit dari jumlah variabel awalnya. Faktor pertama merupakan kombinasi yang melibatkan jumlah variabel sampel yang besar dan begitu seterusnya sampai pada jumlah varian sampel yang terkecil. Proporsi variabel yang tergabung pada suatu faktor disebut komunalitas. Barlett test of sphericity dilakukan untuk menguji apakah ada korelasi diantara variabelvariabel. Kaiser Mesyer Olkin (KMO) digunakan untuk mengukur kecukupan pengambilan sampel. Measure Sampling Adequacy (MSA) digunakan untuk memperhitungkan kecukupan penggunaan analisis faktor. Nilai KMO yang kecil memperlihatkan bahwa analisis faktor tidak dapat digunakan, karena korelasi antara pasangan-pasangan variabel tidak dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya. Bila nilai KMO dibawah 0,5 maka analisa faktor tidak dapat digunakan atau diterima. “Sedangkan nilai KMO yang dapat diterima adalah nilai di atas 0,5 yaitu 0,6 hingga 0,9. Nilai KMO 0,9 menunjukkan harga yang sangat memuaskan, sedangkan nilai KMO dibawah 0,5 maka analisis faktor tidak dapat diterima. 118 Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut: keterangan: Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut: a. b. c. d. Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel: Segera identifikasi dengan prosedur analisis per item. Item Analysis adalah kelanjutan dari tes Aplha sebelumnya guna melihat item-item tertentu yang tidak reliabel. Lewat Item Analysis ini maka satu atau beberapa item yang tidak reliabel dapat dibuang sehingga Alpha dapat lebih tinggi lagi nilainya. Nilai tiap-tiap item sebaiknya ≥ 0.40 sehingga membuktikan bahwa item tersebut dapat dikatakan punya reliabilitas Konsistensi Internal. Item-item yang punya koefisien korelasi < 0.40 akan dibuang kemudian Uji Reliabilitas item diulang dengan tidak menyertakan item yang tidak reliabel tersebut. Demikian terus dilakukan hingga Koefisien Reliabilitas masing-masing item adalah ≥ 0.40. Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:14 a. Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna b. Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi c. Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat d. Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah. 119 Metode Analisa Data (Analisa Structural Equation Model) Pengujian terhadap model penelitian dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) selain itu dikenal sebagai Analysis of Moment Structures. Analisis statistik ini digunakan untuk mengestimasi beberapa regresi yang terpisah tapi saling berhubungan secara bersamaan (simultaneously). Berbeda dengan analisis regresi, dalam SEM bisa terdapat beberapa variabel dependen, dan variabel dependen ini bisa menjadi variabel independen bagi variabel dependen yang lain. Menurut Hair et al. (1998), SEM adalah sebuah teknik statistik multivariat yang menggabungkan aspek-aspek dalam regresi berganda (yang bertujuan untuk menguji hubungan dependen) dan analisis faktor (yang menyajikan unmeasured concepts factors with multiple variables) yang dapat digunakan untuk memperkirakan serangkaian hubungan dependen yang saling mempengaruhi secara bersama-sama. Teknik pengolahan data structural equation modeling (SEM) dengan metode confirmatory factor analysis (CFA) digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel teramati (indikatorindikator) menggambarkan satu variabel laten tertentu (latent dimension). Sebagai suatu metode pengujian yang menggabungkan faktor analisis, analisis lintasan dan regresi. SEM lebih merupakan metode confirmatory daripada explanatory, yang bertujuan mengevaluasi proposed dimensionally yang diajukan dan yang berasal penelitian sebelumnya. Dengan pemahaman ini, SEM dapat digunakan sebagai alat untuk mengkonfirmasi pre-knowledge yang telah diperoleh sebelumnya. Pendekatan yang dilakukan untuk mengestimasi parameter model SEM terbagi menjadi 2 yaitu: 1. Struktural Model (Model Struktural). Disebut juga latent variabel relationship. Persamaan umumnya adalah : 2. CFA Analisis (Confirmatory Factor Analysis) sebagai Measurement Model (Model Pengukuran) terdiri dari dua jenis pengukuran, yaitu : a. Model pengukuran untuk variabel eksogen (variabel tak bebas) Persamaan umumnya : x b. Model pengukuran untuk variabel endogen (variabel bebas) y Persamaan diatas digunakan dengan asumsi : 1. 2. 3. tidak berkorelasi dengan tidak berkorelasi dengan tidak berkorelasi dengan 120 4. 5. , , tidak saling berkorelasi (mutually uncorreclated) - adalah non singular Notasi-notasi itu memiliki arti sebagai berikut : y = vektor variabel endogen yang dapat diamati x = vektor variabel eksogen yang dapat diamati = vektor random dari variabel laten endogen = vektor random dari variabel laten eksogen = vektor kekeliruan pengukuran dalam y = vektor kekeliruan pengukuran dalam x y = matriks koefisien regresi y atas x = matriks koefisien regresi y atas = matriks koefisien variabel dalam persaman struktural = matriks koefisien variabel dalam persaman struktural = vektor kekeliruan persamaan dalam hubungan structural antara dan Validitas dari indikator yang dipakai untuk mengukur konstruk dari model pengukuran dapat dilihat dari angka pengolahan data menggunakan LISREL 8.51. Indikator yang dipakai haruslah memiliki nilai t yang lebih besar dari 1,6 dan nilai faktor standarnya (standardized factor) lebih besar atau sama dengan 0,5. Sedangkan reliabilitas komposit variabel konstruk dari model pengukuran yang digunakan dapat dilihat dari besaran construct realibility dan variance extracted (Fornel & laker, 1981). Reabilitas konstruk dinyatakan baik bila nilai construct reliability > 0,7 dan nilai variance extracted > 0,5. Karakteristik Responden Berdasarkan data yang terkumpul 125 responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini diperoleh informasi mengenai karakteristik responden yang pernah makan di Waroeng Steak and Shake yaitu sebagai berikut : 121 Hasil Pengukuran Validitas Indikator Order Construct INDIKATOR T1 T2 T3 E1 E2 E3 R1 R2 R3 RES1 RES2 RES3 A1 A2 A3 S1 S2 S3 S4 L1 L2 L3 L4 L5 KONSTRUK KUALITAS PELAYANAN KEPUASAN KONSUMEN LOYALITAS KONSUMEN LOADING FACTOR 0,95 0,64 0,54 0,37 0,14 0,26 0,02 0,01 0,12 0,97 0,6 0,55 0,14 0,14 0,3 0,53 0,66 0,63 0,86 0,82 0,7 0,5 0,76 0,89 NILAI T KETERANGAN 13,98 TERIMA 7,96 TERIMA 6,43 TERIMA 4,19 TOLAK 1,65 TOLAK 2,86 TOLAK 0,25 TOLAK 0,06 TOLAK 1,32 TOLAK 14,57 TERIMA 7,34 TERIMA 6,58 TERIMA 1,64 TOLAK 1,51 TOLAK 3,66 TOLAK 6,37 TERIMA 8,27 TERIMA 8,14 TERIMA 12,39 TERIMA 10,9 TERIMA 8,99 TERIMA 6,38 TERIMA 10,46 TERIMA 12,68 TERIMA Pengujian Hubungan Model Struktural Hipotesis H1 H2 H3 H4 Pernyataan hipotesis Kualitas pelayanan memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen Waroeng Steak and Shake Kualitas pelayanan memberikan pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen Waroeng Steak and Shake Kepuasan konsumen memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen Waroeng Steak and Shake Kepuasan konsumen memediasi kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen Waroeng Steak and Shake Nilai-t Keterangan 1,35 data tidak mendukung hipotesis 3,43 data mendukung hipotesis 6,21 data mendukung hipotesis _ Data tidak valid 122 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen dengan variabel mediasi pada Waroeng Steak and Shake maka telah diperoleh kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data. Dari pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan SEM dari 4 hipotesis yang diajukan maka didapatkan hasilnya adalah terdapat 2 hipotesis yang signifikan yaitu H2 (Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Konsumen) dan H3 (Kepuasan konsumen terhadap Loyalitas Konsumen). Sedangkan 2 hipotesis yang tidak signifikan H1 (Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen) dan H4 (Kepuasan Konsumen memediasi Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Konsumen). Dengan demikian dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Tidak terdapat pengaruh positif antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen Waroeng Steak and Shake. Hal ini di dapat dari nilai t-valuesnya yaitu 1,35<1,96 yang merupakan hipotesis tidak diterima. Hasil kesimpulan yang dapat ditarik bahwa kualitas pelayanan dari Waroeng Steak and Shake tidak terlalu signifikan dalam mempengaruhi persepsi kepuasan konsumen. Pada penelitian ini kualitas pelayanan terhadap konsumen tidak memiliki pengaruh yang positif. Bisa jadi penilaian utama bukan dari kualitas pelayanan. Oleh karena itu kepuasan konsumen ini disebabkan faktor lain misal; dari segi rasa yang disajikan, ruang makan yang kurang nyaman, kurangnya fasilitas arena bermain untuk anak-anak, peralatan makan yang kurang higienis, kurang tersedianya ruang khusus untuk para perokok. 2. Hasil penelitian untuk hipotesis berikutnya adalah kualitas pelayanan terhadap Loyalitas Konsumen dapat dilihat dari nilai t-valuesnya 3,43 oleh karena itu diterima karena standar untuk nilai t adalah 1,96. Maka dari itu terdapat pengaruh positif antara kualitas pelayanan terhadap loyalitas Waroeng Steak and Shake. Hasil kesimpulan yang dapat di tarik kualitas pelayanan yang baik dapat menimbulkan loyalitas kepada konsumen. Mengacu pada kesimpulan pertama, meskipun kualitas pelayanan yang diberikan oleh Waroeng Steak and Shake tidak secara signifikan menimbulkan kepuasan pada konsumen, namun ternyata kualitas pelayanan Waroeng Steak and Shake dapat menimbulkan loyalitas pada konsumen. keramahan para pelayan saat melayani para konsumennya, interior ruang makannya selalu bersih dan nyaman, tempat parkir kendaraan yang aman, lokasi yang strategis yang mudah diakses sehingga menjadikan Waroeng Steak and Shake sebagai pilihan pertama jika ingin makan di restoran sejenis Waroeng Steak and Shake. 3. Terdapat pengaruh positif antara kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen karena nilai t-valuesnya adalah 6,21. Dari hasil tersebut maka loyalitas konsumen dipengaruhi oleh kepuasan konsumen Waroeng Steak and Shake. Mungkin hal-hal seperti word of mouth yang positif, cita rasa yang baik yang sesuai dengan keinginan para konsumen, porsi potongan steaknya yang cukup besar, harga yang relatif terjangkau sehingga mampu menyenangkan hati konsumen karena telah memenuhi harapan mereka meskipun kualitas pelayanan yang diberikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan (mengacu pada kesimpulan pertama), sehingga hal-hal tersebut akhirnya menimbulkan loyalitas kepada konsumen. 4. Kepuasan konsumen tidak memediasi kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen. Mediasi terjadi jika variabel independen (kualitas pelayanan) mempengaruhi variabel dependen (kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen) secara tidak langsung melalui paling tidak satu variabel intervening atau variabel mediasi (kepuasan konsumen). Syarat signifikan 123 untuk teori Sobel (2009) ini adalah semua variabel harus signifikan, karena dalam penelitian ini hipotesis data yang diajukan tidak mendukung adalah kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen. Sedangkan hipotesis data yang mendukung adalah kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen. Karena data hipotesis tidak mendukung dalam penelitian ini terbukti bahwa kepuasan konsumen tidak memediasi antara kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen. Keterbatasan penelitian Dalam penelitian mengenai Waroeng Steak and Shake ini, peneliti sadar dan merasa masih banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu keterbatasan penelitian ini adalah: 1. Minimnya jumlah cabang Waroeng Steak and Shake yang mampu di jangkau oleh peneliti khususnya di daerah Tangerang Selatan. 2. Penelitian dilakukan hanya disatu tempat saja yaitu Waroeng Steak and Shake dijalan Raya Serpong. 3. Responden adalah pelanggan yang pernah makan di Waroeng Steak and Shake minimal satu bulan satu kali. 4. Penelitian menggunakan metode kuesioner sehingga kesimpulan yang dikemukakan berdasarkan pada data yang terkumpul melalui penggunaan instrumen tertulis. Jumlah responden penelitian cukup kecil (125 responden), sehingga data yang diperoleh belum menggambarkan kondisi secara luas, karena dengan menggunakan responden dalam jumlah besar akan diperoleh gambaran yang lebih nyata. 5. Mayoritas responden dalam pengisian kuesioner penelitian ini kebanyakan adalah kalangan remaja, sehingga data yang terkumpul belum menggambarkan kondisi secara luas, karena dengan menggunakan responden yang bervariasi akan yang diperoleh gambaran yang lebih nyata. 6. Adanya beberapa responden yang tidak teliti dalam membaca kuesioner yang memungkinkan responden tidak serius dalam mengisi kuesioner, sehingga dalam pengumpulan data kurang lengkap atau kurang akurat. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian maka diajukan saran-saran yaitu sebagai berikut : 1. Saran Untuk Perusahaan (Waroeng Steak and Shake) a. Kualitas pelayanan tidak memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Oleh karena itu, untuk perbaikan mutu kualitas pelayanan pada Waroeng Steak and Shake. Dari segi rasa harus ditambah lebih bervariasi lagi, dari segi ruang makan harus ditingkatkan kebersihannya guna untuk meningkatkan kenyamanan bagi para konsumennya, adanya fasilitas tambahan yaitu arena untuk bermain anak-anak dan menyediakan ruangan khusus bagi para perokok. b. Kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen, perusahaan harus menjaga serta meningkatkan mutu kualitas pelayanan yang diberikan Waroeng Steak and Shake kepada konsumennya. Penambahan menu yang lebih bervariasi lagi, pemberian reward bagi konsumen yang sering makan di Waroeng Steak and Shake, menyempurnakan tempat parkir kendaraan misalkan pemberian atap agar kendaraan terlindung dari hujan dan kepanasan. Hal tersebut dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang di berikan Waroeng Steak and Shake yang maksimal. 124 c. Kepuasan konsumen berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen, Sebaiknya pihak perusahaan mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan, juga bisa memahami kebutuhan setiap konsumennya, mulai dari para pelayannya yang ramah saat melayani konsumen, cepat tanggap dalam melayani setiap kebutuhan konsumen, pelayanan yang sesuai dijanjikan misalkan penyajian menu makanan yang disajikan kurang dari 15 menit, kemungkinan hal tersebut agar para konsumen tetap setia untuk mengunjungi Waroeng Steak and Shake bahkan tidak menutup kemungkinan untuk merekomendasikannya kepada saudara dan rekan mereka yang lain, dimana hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan perusahaan. d. Karena kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen berpengaruh terhadap loyalitas konsumen, maka sebaiknya Warong Steak and Shake teteap menjaga dan merningkatkan nilai-nilai yang terdapat pada kualitas pelayanan dan nilai positif yang dapat menciptakan kepuasan konsumen sehingga kedua hal tersebut dapat menimbulkan loyalitas pada konsumen. 2. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya a. Perlu diadakan penelitian ulang pada waktu mendatang setelah perusahaan melakukan perubahan – perubahan dalam kebijakan mengenai strategi pemasaran terutama pada product, place, price,and promotion dan juga peningkatan kualitas layanan yang meliputi tangible, emphaty, reliability, responsive and assurance. Saran ini dimaksudkan untuk mengetahui lebih lanjut teori-teori yang berkaitan dengan variabel yang mempengaruhi loyalitas konsumen. b. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen, kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen, kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen dengan variabel mediasi kepuasan konsumen pada Waroeng Steak and Shake. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini hanya ada 2 hipotesis yang diterima yaitu kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen. c. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih menyeluruh yang tidak hanya berdasarkan lingkup kualitas pelayanan, kepuasan konsumen serta loyalitas konsumen. Perlu dilakukan penelitian dengan variabel lain untuk melihat variabel apa saja yang dapat mempengaruhi dan dapat meningkatkan loyalitas bagi para konsumen. DAFTAR PUSTAKA Abdullah Thamrin dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, Cetakan Pertaman, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2012 Assauri Sofjan, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2009 Bloom Paul N, Louise N. Boone, Strategi Pemasaran Produk, Jakarta: Prestasi Pustakaraya.2006 Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta.2004 Dwi Aryani dan Febrina Rosinta. 2010. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan. Jurnal Ilmu administrasi dan Organisasi, Volume 17 No 2. 2010 125 Hasyim dan Rina anindita, Prinsip-prinsip Dasar Metode dan Riset Pemasaran, Jakarta: UIEUniversity Press.2009 Kotler, Philip, Manajemen pemasaran, Edisi Milenium, Jakarta: Prenhallindo.2000 Kotler, Philip dan Gary Amstrong, Principles of Marketing, 10 th ed. Englewood Cliffs, NJ, Prentince Hall International, inc.2004 Lovelock, Christopher H. Dan Lauren K. Wight, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Indeks.2005 Lupiyoadi, R. Dan Hamdani, A. Manajemen Pemasaran Jasa Edisi 2, Jakarta: Salemba Empat.2006 Malhotra, N. K (2004). Marketing Research : An Applied Orientation. Pearson Education. New Jersey. Hal.364 Nyoman, Ni yuliarni Dan Putu Riyasa, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap pelayanan PDAM Kota Denpasar, Jurnal buletin Studi Ekonomi, volume 12, Nomor 1 Tahun 2007. Susanto, herry dan Wido damayanti, Pengaruh kualitas pelayanan Terhadap Produk Loyalitas Konsumen. Jurnal Ekonomi Bisnis No.1 Vol.13, April 2008 Umar Husain, Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen, Cetakan Keempat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.2005. Wijayanti, Ari, Strategi meningkatkan Loyalitas Melalui Kepuasan Pelanggan 126 PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2010) Marlina Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAKSI Kinerja sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan rasio-rasio keuangan selama beberapa periode tertentu. Pengukuran berdasarkan rasio keuangan ini sangatlah bergantung pada metode yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 10 perusahaan Otomotif dan Komponennya yang tercatat di Bursa efek Indonesia dari tahun 2006-2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang termasuk kedalam kelompok perusahaan Otomotif dan Komponennya. Penelitian ini secara umum menunjukkan hubungan antara rasiorasio keuangan seperti Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Total Asset Turn Over (TATO) dan Debt Ratio (DR) dan variabel dependen (Harga Saham) dan khususnya untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham. Selain hal tersebut peneliti ingin menunjukkan perbandingan antara hasil penelitian ini dengan hasil penelitian sebelumnya. Metode analisis yang digunakan Uji Asumsi Klasik dan Analisis Regresi Berganda. Hasil penelitian melalui Uji t menunjukkan bahwa Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Total Asset Turn Over (TATO) dan Debt Ratio (DR) masing-masing atau parsial berpengaruh secara signifikan terhadap ln harga saham. Melalui Uji F variabel independen yaitu Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Total Asset Turn Over (TATO) dan Debt Ratio (DR) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu ln harga saham. Kata Kunci : Harga Saham, Current Ratio, Return On Equity, Total Asset Turn Over, dan Debt Ratio Pendahuluan Setiap hari sangat mudah ditemui orang yang mengendarai sepeda motor atau kendaraan mobil, karena kebutuhan akan kendaraan merupakan alat transportasi yang sangat mendukung untuk jalannya aktivitas. Otomotif adalah ilmu yang mempelajari alat-alat transportasi darat yang menggunakan mesin terutama mobil dan sepeda motor. Otomotif mulai berkembang sebagai cabang ilmu seiring dengan diciptakannya mesin mobil. 127 Dalam perkembangannya, mobil menjadi alat transportasi yang kompleks yang terdiri dari ribuan komponen yang tergolong dalam puluhan sistem dan sub sistem. Oleh karena itu otomotif pun berkembang menjadi ilmu yang luas dan mencakup semua sistem dan subsistem. Pesatnya perkembangan industri otomotif ditanah air patut dibanggakan karena membawa dampak yang sangat luas, tidak hanya industri komponen bertumbuh tetapi juga dapat membuka lapangan kerja dan jasa terkait. Hal ini terlihat dari jumlah investasi disektor otomotif yang terus meningkat secara signifikan. Industri komponen lokal juga semakin meningkatkan kapasitas produksinya untuk memasok kebutuhan dalam negeri sehingga mendorong terjadinya peningkatan kandungan lokal dan secara bertahap komponen impor semakin mengecil yang pada gilirannya dapat tergantikan oleh komponen lokal. Kemampuan industri dalam negeri dalam mengembangkan industri otomotif merupakan bukti semakin tingginya kemampuan dan penguasaan teknologi yang dimiliki oleh tenaga kerja Indonesia secara terus-menerus berupaya meningkatkan kompetensinya. Namun setelah krisis moneter terjadi fluktuasi yang tidak menentu terhadap kinerja perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia ini, hal tersebut juga dialami oleh perusahaan Otomotif dan Komponen dimana rentang waktu 1997-1999 mengalami penurunan terhadap penjualan produknya yang akan berimbas pada laporan keuangan perusahaan yang mengalami kerugian. Mulai dari tahun 2004 sampai sekarang khusus perusahaan otomotif dan komponen mengalami peningkatan yang sangat berarti, baik dari penjual anatau dari yang lainnya, hal tersebut dapat kita lihat dari laporan keuangannya yang dimana setiap tahun yang mengalami peningkatan meskipun kalau kita lihat memang masih terdapat perusahaan yang mengalami penurunan. Kinerja perusahaan diukur dengan menganalisis laporan keuangan dalam berbagai rasio keuangan. Rasio dirancang untuk memperlihatkan hubungan diantara perkiraan-perkiraan laporan keuangan, berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti tertarik untuk melihat pengaruh kinerja perusahaan. RasioLikuiditas diwakili olehkewajiban jangkapendek (CR), Rasio Profitabilitas diwakili oleh pertumbuhan laba bersih (ROE), Rasio Aktivitas diwakili oleh efektifitas perusahaan menghasilkan laba (TATO), Rasio Leverage diwakili oleh kewajiban jangka panjang (DR). Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengaruh CR, ROE, TATO, dan DR terhadap HargaSaham pada perusahaan industri Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia. Landasan Teori Kajian Pustaka A. Investasi 9 Menurut Kamarudin Ahmad, umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu: Real Asset dan Financial Asset. Asset riil adalah bersifat berwujud seperti gedung-gedung, kendaraan, dan sebagainya. Sedangkan asset keuangan merupakan dokumen (surat-surat) klaim tidak langsung pemegangnya terhadap aktiva riil pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut. B. Proses Investasi Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut, dan kapan investasi tersebut akan dilakukan. 128 C. Pasar Modal Menurut Kamaruddin, Pasar modal dalam arti sempit adalah tempat pasar terorganisasi yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi dengan memakai jasa makelar, komisioner dan para underwriter. Sedangkan menurut Sunariyah, secara umum pasar modal adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termaasuk didalamnya adalah bank komersial dan semua lembaga perantara dua bidang keuangan, serta seluruh surat berharga yang beredar. D. Saham 1. Pengertian Saham Husnan menyatakan bahwa “Saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk perseroan”. Sedangkan menurut Rusdin, Saham adalah Sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. 2. Jenis- Jenis Saham Dibursa efek terdapat berbagai jenis saham yang paling konservatif sampai yang sangat spekulatif. Jenis saham yang dicari investor tergantung dari tujuan dan investasinya. Beberapa jenis saham yang dikenal Indonesia menurut Rusdin bila ditinjau dari segi manfaat yang diperoleh pemegang saham, dibedakan menjadi yaitu: a. Saham Biasa (Common Stock) Saham biasa merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis yang popular dipasar modal. b. Saham Preferen (Preferred Stock) Merupakan saham yang berbentuk gabungan antara obligasi dan saham biasa. Jenis saham ini sering disebut dengan sekuritas campuran. Saham preferen sama dengan saham biasa karena tidak memiliki tanggal jatuh tempo dan juga mewakili dari modal. E. Teknik Analisa dan Penilaian Saham Para manajer selalu mencoba memaksimalkan nilai saham perusahaan mereka. Saham biasanya akan memberikan aliran arus kas yang diharapkan dimasa depan. Arus kas yang diharapkan terdiri dari dua unsur yaitu: (1) dividen yang diharapkan setiap tahunnya, (2) harga saham yang diharapkan diterima investor ketika mereka menjual saham. Harga saham yang diharapkan meliputi pengembalian investasi awal ditambah keuntungan modal yang diharapkan. Untuk menentukan nilai saham, pemodal harus melakukan analiasis terlebih dahulu terhadap saham-saham yang ada dipasar modal (bursa efek) guna menentukan saham-saham atau melakukan portofolio yang memberikan return yang paling optimal. Menurut Sunariyah ada dua macam analisis yang dapat dilakukan dalam menilai harga suatu saham, yaitu: 129 a. Analisis Fundamental Bahwa pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yabg estimasikan oleh para pemodal atau para analis. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return yang diharapkan dan suatu risiko yang melekat pada saham tersebut. Harga pasar yang sekarang (current market price) merupakan perbandingan antara hasil estimasi nilai intrinsik tersebut. b. Analisis Teknikal Analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan, seperti: harga saham, volume penjualan, indeks saham gabungan dan individu serta faktor-faktor lainnya yang bersifat teknik. F. Pendekatan Analisis Fundamental Jogiyanto mengatakan bahwa ada 2 (dua) pendekatan fundamental yang umum digunakan dalam melakukan penilaian saham, yaitu: 1. Pendekatan Present Value Pendekatan nilai sekarang juga disebut dengan metode kapitalisasi laba (capitalization of income method) karena melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang. Dalam metode ini dividen digunakan sebagai dasar model analisis, asumsinya adalah bahwa hanya dividen yang menjadi dasar sumber pendapatan. Dividen merupakan arus kas yang diharapkan dapat diterima setiap tahun dimasa yang akan datang. Menurt Dyah Ratih Sulistiastuty, karenanya model ini disebut dividen discount model (DDM). Ada 3 (tiga) asumsi yang menjadi dasar DDM yaitu: a) Model Penilaian Nilai Intrinsik tanpa Pertumbuhan (Zero Growth Model) Model ini digunakan untuk menentukan nilai fundamental saham prefren. Penentuan nilai fundamental saham bisa akan tepat menggunakan model ini, asalkan periode investasi maksimal satu tahun. b) Model Penilaian Nilai Intrinsik dengan Pertumbuhan Konstan (Constan 22 Growth Model) Suatu saham dengan dividen yang tumbuh konstan maka nilai intrinsiknya dapat dengan constant growth model. Model ini paling sesuai untuk menilai saham perusahaan yang telah mencapai tahap matang (mature company). Perusahaan yang telah mencapai pendewasaan biasanya memiliki retention ratio yang konstan. c) Penentuan Nilai Intrinsik dengan Pertumbuhan Dividen Supernormal Pertumbuhan dividen intrinsik supernormal mengasumsikan bahwa pertumbuhan dividen supernormal memiliki 2 tingkat pertumbuhan (growth rate, g). Pada periode awal growth rate melebihi required rate of return (k). Kemudian pertumbuhan dividen akan menurun setelah periode tertentu sehingga required rate of return (k) melebihi growth rate (g). 2. Pendekatan PER (P/E ratio approach) Pendekatan PER (Price Earning Ratio) atau disebut juga pendekatan multiplier, investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam 130 harga suatu saham. Dengan kata lain, PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. G. Harga Saham Menurut Bambang Riyanto, Saham adalah tanda bukti pengembalian bagian atau peserta dalam suatu perseroan terbatas. Menurut Suad Husnan, Saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT). Pada dasarnya harga pasar saham dipengaruhi oleh profitabilitas dimasa yang akan datang dan risiko yang ditanggung oleh pemodal. H. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut S. Munawir, Laporan keuangan pada umumnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Sedangkan menurut Husnan “Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi sebagai salah sumber informasi yang dipergunakan untuk melakukan analisis dan keputusan keuangan”. 2. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan Menurut Suad Husnan, pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari : a. Neraca Neraca adalah laporan keuangan yang melaporkan jumlah kekayaan, kewajiban keuangan dan modal sendiri perusahaan pada waktu tertentu. Jumlah kekayaan disajikan pada sisi aktiva, sedangkan jumlah kewajiban dan modal sendiri disajikan pada sisi pasiva. b. Laporan rugi-laba Laporan rugi-laba menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya, dan laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. 3. Analisis Laporan Keuangan Menurut J. Fred Weston dan Eugene Brigham, dari sudut investor, meramalkan masa mendatang merupakan hal terpenting dari analisis laporan keuangan, sedangkan dari sudut manajemen analisis laporan keuangan berguna sebagai cara untuk mengantisipasikan keadaan di masa mendatang dan yang lebih penting sebagai titik bagi tindakan perencanaan yang akan mempengaruhi jalannya kejadian dimasa mendatang. Sedangkan menurut S. Munawir, dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisis. I. Variabel-Variabel Penelitian 1. Current Asset (CR) Current Ratio (CR) merupakan salah satu rasio untuk mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bias dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya. 131 Membandingkan kas dan aktiva yang harus diubah menja diuang kas pada tahun tersebut dengan utang (kewajiban) yang jatuh tempo dan harus dibayar pada tahun itu. Rumus: Current Ratio = AktivaLancar KewajibanLancar 2. Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) menggambarkan tingkat laba bersih dari seluruh modal pemilik yang ditanamkan oleh pemegang saham. Rasio ini menggambarkan modal pemilik atau investor untuk menhasilkan laba bersih yang menjadi bagian dari pemilik. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi keuntungan yang didapat oleh investor karena semakin efisien modal yang ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan sehingga semakin banyak investor melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Rumus : Return On Asset = LabaBersihSetelahPajak Total Equity 3. Total Asset Turn Over (TATO) Total Asset Turn Over (TATO) adalah menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjuala dan mendapatkan laba. Total Asset Turn Over (TATO) merupakan rasio yang menunjukkan efisiensi dimanaperusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi perputaran jumlah harta berarti makin baik.Dimana satuannya adalah kali (x) atau berapa kali perputarannya, menghitung Total Asset Turn Over (TATO) : Rumus : Total Asset Turn Over = Penjualan Total Aktiva 4. Debt Ratio (DR) Debt Ratio (DR) adalah menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva lebih besar dari rasionya lebih aman (solvable). Bisa juga dibaca beberapa porsi utang dibandingkan dengan aktiva. Debt ratio (DR) hanya akan sangat berguna apabila seseorang/kreditur sudah dapat meyakinkan dirinya bahwa perusahaan akan sangat berhasil, bukan hanya dalam jangka pendek tetapi juga jangka panjang. Kalau kreditur sudah memperkirakan bahwa perusahaan akan mengalami kesulitan didalam pembayaran bunga dan pinjaman, maka dia tidak akan memberikan pinjaman kepada perusahaan tersebut. Supaya aman porsiutang terhadap aktiva harus lebih kecil. Satuannya adalah persentase (%). Rumus: Debt Ratio (DR) = Total Hutang Total Aktiva 132 J. Kerangka Pikir CR (X1) ROE (X2) (Y) Harga Saham TATO (X3) DR (X4) K. Metodologi Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang beralamat di Jl. Jend Sudirman Kav 52-53 Jakarta Selatan. Waktu penelitian dilangsungkan sejak bulan Oktober 2012 sampai dengan Maret 2013. 2. Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini adalah Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka yang menunjukan jumlah atau banyaknya sesuatu, yaitu laporan keuangan perusahaan. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai literatur seperti buku, majalah, jurnal, koran, internet dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian. 3. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan industriOtomotifdanKomponen yang terdaftar di BEI selama tahun 2006-2010. Sampel yang digunakan yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria yang ditentukan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010. 2. Perusahaan yang tergabung dalam sektor industri yang sama yang terdaftar di BEI selama tahun 2006-2010. 3. Perusahaan yang mempunyai data laporan keuangan yang lengkap dan dapat diandalkan kebenarannya selama tahun 2006-2010. 4. Konsisten dalam mengeluarkan dividen selama tahun 2006-2010. L. Definisi Operasional Variabel Definisioperasionalvariabel yang digunakan dalam penelitian inimeng gunakan regresi berganda terdiri dari satu variabel dependen (Y) yaitu Harga Saham dan terdiri dari 4 (empat) variabel independen (X) yaitu Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Total Asset Turn Over (TATO), dan Debt Ratio (DR). 133 1. 2. Harga Saham Harga saham yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah harga penutupan per tahun (close price) perusahaan sampel penelitian. Harga saham merupakan indikator nilai perusahaan yang memasyarakatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Data mengenai harga saham ini diukur dengan satuan rupiah. Current Ratio (CR) Rasiolancardihitungdenganmembagiaktivalancardengankewajibanlancar.Rasioinim engukursejauhmanatagihan-tagihanparakreditordapatdipenuhidenganaktiva yang diharapkanakandikonversimenjadiuangtunaidalamwaktudekat dan dinyatakan %. 3. Return On Equity (ROE) Return OnEquity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan hasil pengembalian atas investasi atas pemilik atau pemegang saham dan dinyatakan dalam %. 4. Total Asset Turn Over (TATO) Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan dengan total atau disebut juga dengan rasio pemanfaatan total aktiva. Rasio ini merupakan rasio pengolahan aktiva yang terakhir, mengukur perputaran, atau pemanfaatan dari semua aktivanya. 5. Debt Ratio (DR) Yaitu untuk mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur. Semakin tinggi Debt Ratio semakin besar jumlah pinjaman yang digunakan didalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan, dan dinyatakan dalam %. M. Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal, mendekati normal atau tidak normal. Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Berikut ini adalah hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan P-P Plot of Regression Standardized Residual yang ditunjukkan pada gambar 5.1: 134 Collinearity Statistics VIF Tolerance A t Sig 1 (Constant) 6.060 .000 CR 0.623 .536 0.689 1.452 ROE 0.799 .429 0.762 1.312 TATO DR 1.407 -3.298 .166 .002 0.804 0.673 1.244 1.486 Analisis: Dari gambar 5.1 diatas, terlihat bahwa titik-titik observasi menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi ini dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas. Jadi gambar 5.1 diatas dapat disimpulkan bahwa data tersebut menyebar mendekati garis diagonal, jadi data tersebut berdistribusi normal. 2. Uji Multikolineritas Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Uji multikolinearitas dapat dilihat dari VIF (Varians Inflation Factor) dan nilai Tolerance. Suatu regresi yang bebas dari multikolinearitas jika: 1. Mempunyai angka Tolerance mendekati angka 1 2. Mempunyai besaran VIFnya tidak lebih besar dari 5 3. Mempunyai koefisien korelasi antara variabel dibawah 0,5 Tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel bebas (independent) memiliki nilai VIF < 5 dan masing-masing variabel independen memiliki nilai VIF atau memiliki tolerance mendekati 1, jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara kelima variabel bebas dalam model regresi penelitian ini. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menilai ada tidaknya heterokedastisitas, dapat dilihat pada gambar 5.2 dimana titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi heterokestisitas. Terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), dan tidak ada pola yang jelas, 135 serta titik-titik menyebar membentuk empat persegi apabila garis o memotong garis Y dan X. Hal ini berarti tidak terdapat heteroskedastisitas pada penelitian ini. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Dimana pengujian autokorelasi dapat dilihat dideteksi dari besarnya nilai Durbin-Watson. b Model Summary Model R a 1 ,607 1 Adjust Std. R ed R Error of Squar Squar the e e Estimate D-W ,368 ,312 1,80937 1,369 Uji Analisis Regresi Berganda Model Unstandardize Standardized d Coefficients Coefficients Std. B Error 9,513 1,570 CR ,002 ,004 ROE ,010 TATO DR 1 (Constant) Beta T Sig. 6,060 ,000 ,089 ,623 ,536 ,012 ,108 ,799 ,429 1,004 ,714 ,186 1,407 ,166 -,050 ,015 -,476 -3,298 ,002 Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+Ɛ Y = 9,513+0,002+0,010+1,004–0,050 Dari persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Nilai konstanta (a) sebesar 9,513 artinya apabila variabel CR (X1), ROE (X2), TATO (X3) dan DR (X4) dianggap tetap atau tidak ada pengaruh maka besarnya LNHarga Saham adalah 9,513. b. Setiap kenaikan 1 persen variabel Current Ratio (X1), sedangkan variabel lain konstan, maka akan menyebabkan kenaikan LNHarga Saham sebesar 0,002 persen. c. Setiap kenaikan 1 persen variabel Return On Equity (X2), sedangkan variabel lain konstan, , maka akan menyebabkan kenaikan LNHarga Saham sebesar 0,010 persen. 136 d. Setiap kenaikan 1 persen variabel Total Asset Turn Over (X3), sedangkan variabel lain konstan, maka akan menyebabkan kenaikan LNHarga Saham sebesar 1,004 persen. e. Setiap kenaikan 1 persen variabel Debt Ratio (X4), sedangkan variabel lain konstan, maka akan menyebabkan penurunan LNHarga Saham sebesar 0,050 persen. B. Uji Hipotesis (Ha) 1. Uji Parsial (Uji t) Model Unstandardize Standardized d Coefficients Coefficients Std. B Error 9,513 1,570 CR ,002 ,004 ROE ,010 TATO DR 1 (Constant) Beta T Sig. 6,060 ,000 ,089 ,623 ,536 ,012 ,108 ,799 ,429 1,004 ,714 ,186 1,407 ,166 -,050 ,015 -,476 -3,298 ,002 Analisis: a. Uji Hipotesis Variabel CR (X1) Berdasarkan tabel 5.6 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Current Ratio (CR) memiliki nilai koefisien sebesar 0,002 dengan nilai signifikan 0,536 96 Nilai signifikan variabel CR 0,536 ≥ dari taraf signifikan 0,05, yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya variabel CR secara individu tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap LNHarga saham. Ha : B = 0, maksudnya ialah tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel CR dengan variabel LNHarga Saham. b. Uji Hipotesis variabel ROE (X2) Berdasarkan tabel 5.6 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Return On Equity (ROE) memiliki nilai koefisien sebesar 0,010 dengan nilai signifikan 0,429. Nilai signifikan variabel ROE 0,429 ≥ dari taraf signifikan 0,05, yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya variabel ROE secara individu tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap LNHarga Saham. Ha : B = 0, maksudnya ialah tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel ROE dengan variabel LNHarga saham. c. Uji Hipotesis variabel TATO (X3) Berdasarkan tabel 5.6 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Total Asset Turn Over (TATO) memiliki koefisien sebesar 1,004 dengan nilai signifikan 0,166. Nilai signifikan variabel TATO 0,166 ≥ dari taraf signifikan 0,05, yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya variabel TATO secara individu tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap LNHarga Saham. Ha : B = 0, maksudnya ialah tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel TATO dengan variabel LNHarga saham. 137 d. Uji Hipotesis variabel DR (X4) Berdasarkan tabel 5.6 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Debt Ratio (DR) memiliki koefisien sebesar -0,050 dengan nilai signifikan 0,002. Nilai signifikan variabel DR 0,002 ≤ dari taraf signifikan 0,05, yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya variabel DR secara individu mempengaruhi secara signifikan terhadap LNHarga Saham. Ha : B ≠ 0, maksudnya ialah terdapat pengaruh yang nyata antara variabel DR dengan variabel LNHarga saham. Uji Simultan (Uji F) Berdasarkan nilai F dan tingkat nilai signifikan, maka dapat diketahui ada atau tidaknya berpengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dari hasil pengolahan statistik komputerisasi pada tabel dibawah ini dapat diketahui hasil uji Fhitung (pengujian secara simultan) sebagai berikut: ANOVAb Model Sum of Squares 1 Regre Mean df Square 85,841 4 21,460 147,322 45 3,274 233,163 49 F 6,555 Sig. ,000a ssion Resi dual Total Analisis: Pada tabel 5.7 diatas dapat disimpulkan bahwa angka Fhitung adalah 6,555 dan pada kolom sig terlihat angka 0,000 < α (0,05) artinya koefisien regresi tersebut signifikan, maka H1 pada penelitian ini diterima, jadi terdapat pengaruh yang signifikan antara Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Total Asset Turn Over (TATO), dan Debt Ratio (DR) terhadap Harga Saham (Y) secara simultan. Kesimpulan Dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab V diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian Current Ratio dengan harga saham. Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukan bahwa Current Ratio (CR) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada sektor industri otomotif di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai 2010. 2. Hasil pengujian Return On Equity dengan harga saham. Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukan bahwa Return On Equity (ROE) secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada sektor industri otomotif di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai 2010. 138 100 3. Hasil pengujian Total Aset Turn Over dengan harga saham. Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukan bahwa Total Aset Turn Over (TATO)secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham pada sektor industri otomotif di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai 2010. 4. Hasil pengujian Debt Ratiodengan harga saham. Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukan bahwa Debt Ratio (DR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada sektor industri otomotif di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai 2010. 5. Hasil pengujian Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Total Aset Turn Over (TATO) dan Debt Ratio (DR)dengan harga saham secara simultan. Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukan bahwa Current Ratio (CR),Return On Equity (ROE), Total Aset Turn Over (TATO) dan Debt Ratio (DR)secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada sektor industri otomotif di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai 2010. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran-saran yang penulis kemukakan setelah melakukan penelitian ini adalah: 1. Bagi investor disarankan dalam berinvestasi khususnya pada saham-saham yang termasuk dalam saham-saham otomotif, harus mempertimbangkan besarnya variabel CR, ROE, TATO, dan DR yang dikehendaki. 2. Bagi penelitian selanjutnya disarankan sebaiknya menambah variabel yang sudah ada dalam penelitian ini. Dan penelitian selanjutnya diharapkan mencakup perusahaan yang lebih banyak atau dari beberapa sektor perusahaan yang berbeda, demikian juga memperpanjang waktu penelitian dan memperbanyak sampel yang akan digunakan. 3. Kepekaan pengaruh rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini terhadap harga saham tentunya berbeda-beda di setiap sektor, untuk itu diperlukan penelitian selanjutnya dengan variabel dependen dan independen yang sama namun dengan industri yang berbeda, hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini mempengaruhi harga saham di sektor yang lain. DAFTAR PUSTAKA Adleler Haymans Manurung. Kemana Investasi. Jakarta : PT Kompas. 2006. Ahmad, Kamarudin. Dasar-Dasar Manajemen Investasidan Portofolio. Jakarta :RianekaCipta. 2006. Dahlan, Siamat. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2001. DiahRatihSulistiastuty. Sahamdan Obligasi Ringkasan Teori dan Soal Jawab. Yogyakarta: UAJY. 2002. 139 Drs. Darsono MBA danAshari S.E., Akt, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: ANDI. 2000. Farah Nurida S.E., Jurnal Skripsi dengan judul“Pengaruh Current Ratio, Debt Equity Ratio dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jakarta Islamic Index Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005 Sampai Dengan 2008”. Jakarta. 2010. Jogiyanto.Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE. 2000. LukmanSyamsudin. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo. 1995 Munawir, S. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty. 2002. Rusdin. Pasar Modal. Bandung :Alfabeta. 2006. SinggihSantoso. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta :Elexmedia Komputindo. 2001. Suad Husnan. Dasar-Dasar Portofolio dan Analisis Sekuruitas. Yogyakarta : BPFE. 2001. Suad Husnan. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. 2000. Taufik. Jurnal Kajian Ekonomi dan Bisnis, Vol. 3, No. 2, 2001 dengan judul“Kajian Capital Market, Leverage dan Profitability Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Jakarta” Weston, J. Fred danEugenFBrigham.Dasar-DasarManajemenKeuangan.Jakarta : PT Erlangga. 1998. 140 PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PRODUK SEPEDA MOTOR KAWASAKI Satryo Septian Fakultas Ekonomi/Manajemen Unversitas Esa Unggul Jakarta [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kualitas Produk terhadap kepuasan Pelanggan pada Bengkel Kawasaki Motorave Sunter – Jakarta utara , untuk dapat memberikan input atau saran kepada perusahaan agar dapat meningkatkan kualitas Produk dan kepuasan Pelanggan. Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan adalah dengan menggunakan Regresi Berganda. Dan dari hasil tingkat pelayanan penulis mengklasifikasikan hasil penelitian secara deskriptif termasuk dalam kategori cukup baik. Sedangkan darih hasil tingkat kepuasan penulis mengklasifikasikan hasil penelitian secara deskriptif termasuk dalam kategori cukup puas. Dan dari hasil analisis korelasi diperoleh nilai r sebesar 0,933 dan nilai signifikan sebesar 0,00, artinya ada hubungan yang positif dan kuat antara pelayanan dengan kepuasan. Sedangkan dari hasil diperoleh nilai sebesar 0,843, yang menjelaskan bahwa pengaruh secara keseluruhan dari variable Y terhadap X sebesar 3,06 % dan sisanya sebesar 2,69 dipengaruhi oleh faktor lain. Dan untuk nilai setiap dimensi kepuasan konsumen yang paling kuat adalah dimensi Keistimewaan dengan nilasebesar 1,235x2 Kata Kunci : Regresi berganda, deskriptif kuantitatif, pelayanan dan kepuasan PENDAHULUAN Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang semakin berkembang dengan kemajuan zaman dan teknologi yang sangat pesat dengan sesuai kegunaannya. Keberadaannya kini sudah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan masyarakat sekarang ini, bahkan hampir setiap orang sangat membutuhkannya. perkembangan tersebut berkat kemajuan industri yang ada, sepeda motor tidak saja dapat digunakan untuk sekedar berkendara saja, tetapi sekarang ini sudah banyak digunakan sebagai media bisnis dan gaya hidup. Ditengah pertumbuhan konsumen sepeda motor meningkat luar biasa, ditengah-tengah persaingan yang begitu ketat akibat banyaknya merek pendatang baru dari setiap pabrikan. Sepeda motor Kawasaki yang sudah cukup lama berada di Indonesia dengan segala keunggulannya tetap mendominasi pasar dan sekaligus memenuhi kebutuhan pasar dan 141 sekaligus memenuhi kebutuhan angkutan berkendara yang tangguh, fashionable, dan efisien. Kawasaki merupakan salah satu merek yang sangat terkenal di Indonesia, Kawasaki sudah diterima dan banyak diketahui oleh konsumen atau pelanggan dari segi kualitas, harga dan aneka produk yang ditawarkan oleh Kawasaki sudah tidak diragukan lagi. Konsumen atau pelanggan bisa memilih jenis sepeda motor merek Kawasaki dari harga yang termurah sampai termahal dengan masing-masing produk yang ditawarkan dan keunggulannya. Kita pasti bangga pada PT Kawasaki motor indonesia. produk unggulan PT Kawasaki Motor Indonesia ini sudah jadi idola bikers berjiwa sportif sejak diproduksi pada 1996, berkat teknologi hi-tech Kawasaki, ninja berpenampilan sporty, bertenaga besar dan nyaman dikendarai, bahkan saat motor bermesin 2tak lain dihadang regulasi Euro2, Kawasaki Ninja tetap melaju karena teknologinya yang ramah lingkungan. Pada 2011 lalu, bisa dikatakan sebagai tahun yang baik bagi PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) selaku agen tunggal pemegang merek Kawasaki di Indonesia. Pasalnya, KMI mencetak angka penjualan yang tinggi, yakni 99.000 unit, terhitung mulai Januari hingga Desember 2011 lalu. “Meski sempat terganggu akibat banjir besar di Thailand pada Oktober silam,namun penjualan Kawasaki di Indonesia tetap mengukir prestasi yang cukup baik. Kami berhasil menjual 99.00 unit dan berhasil didominasi oleh Ninja Series 150cc dan Ninja Series 250R,” papar Sales Promotion Departement Head, Marketing & Sales Division PT Kawasaki Motor Indonesia, Reiner menambahkan, dari total penjualan keseluruhan yang mencapai 99.000 unit, Ninja Series 150R maupun Ninja Series 250R mendominasi penjualan hampir 60 persen. Setiap tahunnya, Ninja Series selalu mendominasi penjualan Kawasaki di Indonesia. Mengingat permintaan motor tersebut sangat tinggi. Dalam hal ini penulis ingin meneliti kualitas produk sepeda motor Kawasaki Ninja untuk memenuhi akan kepuasan konsumen atau pelanggan, maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat masalah tersebut sebagai judul skripsi dan judul tersebut adalah : “ ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK SEPEDA MOTOR KAWASAKI NINJA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN." kepuasan pelanggan terhadap produk akan terjadi jika kebutuhan dari keinginan mereka telah terpenuhi dari produk yang mereka konsumsi/rasakan tersebut unsur yang terpenting dari suatu produk adalah kualitas. Produk tidak hanya memuaskan pelanggan tetapi juga memuaskan dan membuat dan membangun keunggulan perusahaan dari berbagai fungsi yang ada seperti penjualan. Dari segi bisnis produk adalah apa yang dihasilkan akan perusahaan. Bagi para pelanggan atau konsumen produk adalah cerminan dari perusahaan yang menghasilkannya, untuk konsumen dapat membedakan mana perusahaan yang menghasilkannya, dan sebagai konsumen dapat membedakan mana perusahaan yang menghasilkan produk berkualitas baik dan mana yang berkualitas jelek, dengan begitu para pesaing produk adalah target yang harus dimenangkan dalam persaingan. METODE Populasi : Wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, Dengan kata lain populasi adalah keseluruhan obyek yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para responden yang membeli dan pengguna sepeda motor Kawasaki Ninja yang ditemui diwilayah Sunter dan jumlahnya tidak di ketahui. Sample : Sampel dipilih secara purposive sampling, yaitu dengan menetapkan beberapa kriteria pelanggan yang dikehendaki. Penulis akan menentukan dengan pertimbangan sebagai berikut : 142 a. Usia lebih dari 17 tahun sudah bekerja dan membeli sendiri. b. Mempunyai produk sepeda motor Kawasaki Ninja baru atau second. c. Orang yang ditemui di dealer motorave sunter Griya dan berada di wilayah sunter. Variabel yang digunakan adalah : Kinerja Keistimewaan Kehandalan Kesesuaian Daya tahan Pelayanan Estetika 8. Kualitas yang dipersepsikan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Alat Analisis Validitas adalah alat ukur untuk menunjukkan seberapa jauh alat ukur yang dipakai dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan seharusnya diukur. Penghitungan validitas menggunakan Korelasi Product Moment adalah sebagai berikut: ( xy ) ( x)( y ) r= ( n x2 n x) n y 2 n y2) Keterangan ; r = korelasi nilai butir dengan nilai total. n = jumlah sampel. X = Skor Pernyataan. y = Total skor. Realibilitas menunjukkan tingkat atau derajat ketepatan, ketelitian, dan keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran atau sejauh mana alat dapat dipercaya atau dapat diandalakan perhitungan realibilitasnya. sehingga untuk penelitian ini digunakan rumus Alpa Cronbranch Rumusnya : r11 ket : = ( k ) (1∑ σ² ) k–1 σ² r11 : reliabilitas instrumen k : banyak butir pertanyaan σ² : varian total ∑σb² : jumlah varian butir Deskriptif Kuantitatif Metode analisa Deskriptif Kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuisoner untuk mengetahui tanggapan responden terhadap beberapa indikator dengan cara memberikan bobot untuk masing-masing variabel dari jawaban konsumen.15 Kemudian nantinya hasil jawaban responden atas kuesioner yang telah disebarkan akan dilihat faktor-faktor kualitas pelayan yang mempengaruhi kepuasan konsumen melalui hasil analisis 15 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, hal 86 143 dari regresi berganda.16 Pada penelitian ini, peneliti memberikan Rata-rata untuk mengklasifikasikan nilai maksimal dan nilai minimum dari setiap pertanyaan, dikarenakan nilai minimumnya adalah 100 dan nilai maksimalnya adalah 500. Angka minimum didapatkan penulis dengan mengasumsikan jika semua dari 100 responden memberikan bobot untuk pertanyaan 1 adalah satu (1) dalam pembobotan skala Likert, maka jumlahnya adalah 100 dan jika semua responden dari 100 responden memberikan bobot untuk pertanyaan 1 adalah lima (5) dalam pembobotan skala Likert, maka jumlahnya adalah 500. jadi, penjabarannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini dengan keterangan sebagai berikut: Nilai Maksimum 5 X 100 =500 Nilai minimum 1X 100 =100 nilaimaksimum nilai min imum 500 100 = jumlahkelas 5 = 0,8 Interval = 80 :100 Regresi Berganda adalah suatu alat analisis permalan dan nilai pengaruh dua variable bebas atau lebih terhadap variable terikat untuk membuktikan ada atau tidak nya hubungan fungsi atau hubungan kausal antar dua variable bebas atau lebih dapat ditulis : Y = a + b1X1 + b2X2 + …… + bkXk Keterangan : Y = Variabel terikat : Y = Kepuasan konsumen X = Variabel bebas : X1 = Kinerja X2 = Keistimewaan X3 = Kehandalan X4 = Kesesuaian X5 = Daya tahan X6 = pelayanan X7 = Estetika X8 = Kualitas yang dipersepsikan a = konstanta b1,b2, …. bk = koefisien regresi Uji Parsial (T) adalah untuk mengetahui secara parsial apakah sendiri-sendiri variabel independent yang mempengaruhi variabel dependent hitung. Jika T hitung < T tabel, maka Ho diterima atau tidak ada pengaruh yang signifikan, atau sebaliknya Jika T hitung > T tabel, maka Ho ditolak atau terdapatnya pengaruh yang signifikan.17 Uji Simultan (F) adalah bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan 1. Jika F Hitung = F Tabel, maka mempunyai pengaruh yang signifikan, atau sebaliknya 2. Jaki F Hitung ≠ F Tabel, maka tidak mempunyai pengaruh yan signifikan. Atau 16 Ibid,hal 93 Freddy Rangkuti, Riset pemasaran, PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta,2003, hal. 161 17 144 3. Jika Sig > α ( 0,05 ), maka koefisien regresi tidak signifikan. Jika Sig < α ( 0,05 ), maka koefisien regresi signifikan. Adapun rumus yang digunakan adalah: R 2 /(k 1) F = (1 R 2 ) /(n k 1) Keterangan: R2 = Koefisien determinasi K = Jumlah variabel n = Jumlah data Kerangka Berpikir Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan dimensi kualitas produk dengan perusahaan pesaing terhadap suatu barang yang dihasilkan oleh perusahaan. Dimensi kualitas produk memiliki beberapa variabel yaitu; kinerja,keistimewaan, kehandalan, kesesuaian, daya tahan, pelayanan, estetika, dan kualitas yang dipersepsikan. Sedangkan faktor yang sering digunakan dalam mengevaluasi kepuasan konsumen meliputi; kinerja, keistimewaan, kehandalan, kesesuaian, daya tahan, pelayanan, estetika, dan kualitas yang dipersepsikan. Dari beberapa kualitas produk dan kepuasan konsumen maka disini perlu dilakukan beberapa uji atau analisis untuk mengetahui seberapa besar dan signifikan antara faktor yang telah disebutkan diatas terhadap kepuasan pelangan. Adapun yang digunakan disini adalah dengan menggunakan beberapa uji statistik dengan menggunakan bantuan software SPSS. Adapun uji-uji tersebut antara lain adalah uji validitas, uji realibilitas, analisis regresi, dan uji t (hipotesis). Setelah diuji, barulah kita dapat melihat hasil kesimpulan yang nantinya juga akan dijadikan masukkan atau sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk dijadikan dasar tingkat kepuasan pelanggan. Dengan demikian kerangka pikir penelitian dapat dijabarkan ke dalam sebuah pola pikir dari gambar yang dilihat sebagai berikut: kepuasan konsumen : 1. Kinerja 2. Keistimewaan 3. Kehandalan 4. Kesesuaian 5. Daya tahan 6. Pelayanan 7. Estetika 8. Kualitas yang dipersepsikan Dimensi Kualitas Produk : 1. Kinerja 2. Keistimewaan 3. Kehandalan 4. Kesesuaian 5. Daya tahan 6. Pelayanan 7. Estetika 8. Kualitas yang dipersepsikan Konsumen Kawasaki ninja sunter griya 1. 145 Berdasarkan kerangka pikir yang telah dikemukan, maka dapat dirumuskan beberapa hipotesis : Ho : Diduga tidak terdapat pengaruh yang kuat antara pengaruh kualitas produk motor Kawasaki Ninja terhadap kepuasan pelanggan. Ha : Diduga terdapat pengaruh yang kuat antara pengaruh kualitas produk motor Kawasaki Ninja terhadap kepuasan pelanggan. C. Hasil 1. Persepsi Terhadap Kualitas Produk 1. ITEM Kualitas mesin dapat diandalkan 2. Sparepartnya mudah 3. Keakuratan speedometer Skor Keterangan Baik 359 Tidak baik 186 Cukup baik 279 4. Head lamp 5. Pengunci pengamannya 6. Lengan ayun berstabilizer 7. Full fairing body Cukup baik 757 Cukup baik 214 Cukup baik 218 Cukup baik 217 8. Standart euro 2 9. Tingkat kenyamanan duduk 10. Kinerja radiator yang optimal 11. 6 speed Cukup baik 220 Cukup baik 301 baik 208 Cukup baik 284 12. Teleskopik shock 13. Tingkat keakuratan spesifikasinya 14. Desain body yang menarik Cukup baik 246 Cukup baik 218 Cukup baik 272 Cukup baik 15. 16. Rancangan tangki bensin System pengereman yang optimal 17. Mesin standart euro 2 316 baik 305 Cukup baik 303 146 Cukup baik 18. Rangka frame 19. Mudah direparasi 294 Baik 305 20. 21. Adanya bengkel service Kawasaki motorave terdekat di berbagai wilayah Mudah dimodifikasi Cukup baik 225 Cukup baik 219 Cukup baik 22. 23. Mudah perawatan Model 313 Cukup baik 319 24. Technology Cukup baik 341 25. Rancangan lampu Cukup baik 294 Baik 26. 27. Roda Mutu tetap terjamin 305 Cukup baik 294 28. Pelayanan Pasca pembelian Cukup baik 294 29. Pendistribusian Baik 305 30. Uji coba Cukup baik 226 31. Kelas premium baik 305 9844 TOTAL jumlah persepsi kualitas produk 9,8 Sangat Baik 2. Persepsi Terhadap Kualitas Pelayanan 1. ITEM Kualitas mesin dapat diandalkan 2. Sparepartnya mudah 3. Keakuratan speedometer 4. Head lamp Hasil 316 305 Keterangan Cukup puas Puas 303 Cukup puas 294 5. Pengunci pengamannya 6. Lengan ayun berstabilizer 7. Full fairing body 8. Standart euro 2 Cukup Puas 305 Puas 307 Cukup Puas 296 Cukup Pas Cukup Puas 314 9. Tingkat kenyamanan duduk 10. Kinerja radiator yang optimal 11. 6 speed 301 Puas 301 Puas 314 Cukup Puas 147 12. Teleskopik shock 13. Tingkat keakuratan spesifikasinya Puas 301 Cukup Puas 236 14. Desain body yang menarik Puas 301 Puas 15. 16. Rancangan tangki bensin System pengereman yang optimal 399 Cukup Puas 186 17. Mesin standart euro 2 Cukup Puas 271 Cukup Puas 18. Rangka frame 19. Mudah direparasi 199 Cukup Puas 214 20. 21. Adanya bengkel service Kawasaki motorave terdekat di berbagai wilayah Mudah dimodifikasi 22. Mudah perawatan 23. Model 24. Technology Cukup Puas 218 217 220 Cukup Puas CukupPuas 341 337 Puas Cukup Puas 220 301 Cukup Puas Cukup Puas 208 284 Puas Cukup Puas 25. Rancangan lampu 26. 27. 28. Roda Mutu tetap terjamin Pelayanan Pasca pembelian 29. 30. Pendistribusian Uji coba 246 218 Cukup Puas Cukup Puas 31. Kelas premium TOTAL 272 Cukup Puas 8545 8,5 Sangat Baik jumlah persepsi kualitas produk Dengan dibuatnya tabel ini, maka seluruh persepsi seluruh konsumen terhadap semua jawaban yang membahas tentang kepuasan konsumen ternyata terdapat satu (1) pertanyaan pada kuesioner yang disebarkan pada 100 responden yang memiliki kriteria baik yaitu pada pertanyaan yang ke 23 . Namun secara keseluruhan persepsi terhadap kepuasan konsumen termasuk kategori baik. Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil pengolahan data kuesioner, ternyata dari keseluruhan responden yang berjumlah 100 orang mempunyai rata-rata persepsi pelanggan terhadap kualitas produk sepeda motor Kawasaki Ninja terdapat pada kategori cukup baik dengan besaran angkanya 3,06 dengan berada pada kisaran 2,6-3,39 dengan kategori cukup baik. 2. Dari hasil pengolahan data kuesioner, Maka di dapatkan bahwa persepsi dari 100 responden untuk memproyeksikan kepuasan pelanggan terhadap kualitas produk sepeda motor 148 Kawasaki Ninja sehingga didapatkan angka pada rata-rata persepsi sebesar 2,69 berada pada kisaran 2,6-3,39 dengan kategori cukup baik. 3. Dari Delapan (8) factor yang kesemuanya Berpengaruh antara dimensi kualitas produk dengan kepuasan Konsumen dan ternyata hanya terdapat satu (1) factor yang mempengaruhi kepuasan konsumen yang sangat besar nilai β Coeffisien yang terdapat pada dimensi Keistimewaan(X2) ,yaitu informasi yang diberikan kepada konsumen.berikut ini adalah persamaan regresinya : Y = 0,199 + (1,060)X1+ (1,235)X2+ (,962)X3+(,831)X4(,961)X5+(,823)X6+ (1,178)X7 + (,846) X8, Jadi variable kedelapan (Kinerja, Keistimewaan, kehandalan, Kesesuaian, Daya tahan, Pelayanan, estetika, Kualitas Produk) diatas memberikan pengaruh antara kepuasan konsumen dengan nilai yang signifikan lebih dari >0,05 . Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dan dikemukakan dalam penelitian ini, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Faktor informasi yang diberikan kepada konsumen terbukti dapat mempengaruhi kepuasan konsumen. Oleh karena itu peneliti mengharapkan factor tersebut dapat ditingkatkan lagi guna untuk menunjang kedelapan (8) factor kualitas produk sepeda motor Kawasaki Indonesia terutama Kawasaki ninja maka seluruh persepsi seluruh konsumen terhadap kualitas produk. 2. Dalam hal produk kepuasan konsumen , PT Kawasaki Motor Indonesia harus meningkatkan dan menjaga nama baik serta citra dan reputasi produknya agar motor Kawasaki ninja mencapai kualitas yang terbaik,sehingga perusahaan terus mempertahankan factor dimensi tersebut agar konsumen akan selalu merasa puas. 3. Pada uji t terlihat kinerja, kehandalan, kesesuaian, daya tahan, pelayanan, etetika, dan kualitas yang dipersepsikan tidak terlalu mempengaruhi, oleh karena itu PT Kawasaki Motor Indonesia harus meningkatkan kualitas produknya, dari ke tujuh variable tersebut sehingga agar konsumen terpuaskan ,dan perusahaan harus meningkatkan kualitas produk khususnya ke tujuh variable tersebut dan terlihat keistimewaan yang di persepsikan terdapat pengaruh,jadi PT Kawasaki Motor Indonesia harus mempertahankan satu variable yang berpengaruh tersebut. Ucapan Terima Kasih Ibu Dra Suryari Purnama, MM, selaku dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya guna memberikan petunjuk, bimbingan serta pengarahan yang sangat berharga, sehingga penulis dapat menyelesaikann penulisan Skripsi ini.Kedua orang tua tercinta yang sangat luar biasa memberikan semangat dan dorongan baik materi maupun dorongan moril serta tiada henti – hentinya mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan sebaik – baiknya. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada( Aprian, Khalif, Edward,Arie, Wisnu, Nugroho, suryana, Richie) dan teman – teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu,untuk dukungannya,dan dalam pengumpulan data dan informasi. Mengingat terbatasnya kemampuan penulis, penulis menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan didalamnya. Penulis juga mengharapkan kiranya para pembaca sekalian bersedia memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dapat dijadikan masukan dan perbaikan di masa yang akan datang. 149 DAFTAR PUSTAKA Phillip Kotler dan Gary amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran ,jilid 1, edisi kesembilan. Jakarta 2004 Sofyan Assuri, manajemen produksi dan operasi, edisi revisi, Universitas Indonesia2004 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi bahasa Indonesia, Jilid I PT. Prenhallindo, Jakarta Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana,Total Quality Management,Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta, 2003 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, CV, Alvabeta, 2007 Utama,Jakarta,2003 Freddy Rangkuti,Riset Pemasaran, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,2005 150 KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN KONSUMEN PADA FOODCOURT DELIMA Wisnu Ardianto Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada restoran Delima Grand Indonesia, untuk dapat memberikan input atau saran kepada perusahaan agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen. Dari hasil analisis ini penulis mendapatkan hasil dari R2 antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan memiliki nilai sebesar 0,679. Yang artinya pengaruh secara keseluruhan (Simultan) dari variable X terhadap variable Y sebesar 67,9 % dan sisanya 32,1 % dipengaruhi oleh factor lain misalnya (Tempat yang tidak nyaman dan Gangguan kesehatan). Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Kepuasan Konsumen, Nilai r, dan R2 PENDAHULUAN Sejalan dengan kemajuan dalam pendidikan, perekonomian yang lebih makmur, perubahan sosial budaya masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kesadaran masyarakat terhadap unsur-unsur pelayanan yang dapat diberikan oleh perusahaan semakin meningkat. Bila ditinjau dari sudut pandang perusahaan, salah satu cara yang efektif dalam melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan. Pelaksanaan service quality yang menyeluruh oleh perusahaan terhadap pelanggan akan mengakibatkan pelanggan tersebut merasa puas dan kembali lagi untuk mengadakan pembelian ulang (rebuying). Dalam menciptakan kepuasan pelanggan, perusahaan harus menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh pelanggan yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pelanggannya. Dengan kata lain perusahaan yang dapat memuaskan pelanggan akan memiliki pelanggan yang loyal. Pelanggan adalah satu-satunya yang dapat menilai baik tidaknya kualitas pelayanan. Pelanggan menilai kualitas pelayanan tersebut dengan cara membandingkan pelayanan yang mereka terima (perceived service) dengan pelayanan yang mereka harapkan (expected service). Baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten. Demikian pula halnya dengan bisnis restoran. Bisnis utama restoran bergeser dari sekedar menyediakan segala macam makanan untuk dijual,menjadi usaha melayani dan memuaskan rasa lapar pelanggan dengan disertai usaha menyediakan suasana yang kondusif bagi pelanggan untuk 151 menikmati hidangan. Bahkan tidak jarang pula direstoran disajikan hiburan musik. Adanya suatu restoran cepat saji yang menjamin produknya halal lebih banyak dipilih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Di Indonesia pada saat sekarang ini telah banyak bermunculan restoran cepat saji. Foodcourt Delima merupakan salah satu foodcourt yang ada di Grand Indonesia. Restoran Delima terus meningkatkan kualitas pelayanan dalam upaya memuaskan pelanggan. Upaya yang dilakukan untuk memuaskan pelanggan misalnya dengan ketanggapan pada saat ada keluhan dari pelanggan, pelayanan yang rapi, sopan dan ramah, kenyamanan, kecepatan, ketepatan waktu pelayanan, kebersihan dan kondisi fisik restoran yang memadai. Kualitas pelayanan meliputi gambaran keseluruhan dari apa saja yang diberikan perusahaan ke pelanggan, hanya memberikan harga murah saja tidak akan membuat pelanggan restoran selalu datang ke restoran tertentu. Namun, upaya yang dilakukan perusahaan tersebut belum tentu sudah memenuhi harapan semua pelanggan. Telah menjadi suatu kepercayaan umum, khususnya di dunia bisnis, bahwa kepuasan pelanggan merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu usaha. Hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen, perusahaan dapat meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas. Adanya umpan balik dari pelanggan, hasilnya dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk menyusun strategi pemasaran dalam hal kualitas jasa pelayanan yang dapat memuaskan dan mempertahankan pelanggan. Dari latar belakang tersebut diatas maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat masalah tersebut sebagai judul skripsi yang akan penulis susun dengan judul “ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA FOODCOURT DELIMA GRAND INDONESIA.” Menurut Philip Kotler pengertian produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan Produk yang dipasarkan meliputi barang fisik (misalnya mobil, buku), jasa (misalnya cukur, konser), orang (misalnya Michael Jordan, Jacky Chan), tempat (misalnya hawai, pasar), organisasi (misalnya yayasan jantung sehat, pramuka), dan gagasan (misalnya keluarga berencana, mengemudi yang aman). Semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya. METODOLOGI PENELITIAN Populasi yang dimaksud oleh penulis ini adalah jumlah pelanggan pada foodcourt Delima dalam periode waktu selama 2 (dua) bulan.Selama bulan April - Mei 2011 jumlah pelanggan sebanyak 2.749 yang di peroleh dari laporan foodcourt Delima. Adapun populasi dipilih secara purposive sampling, yaitu dengan menetapkan beberapa kriteria pelanggan berdasarkan sampel. Sampel : Tehnik pengambilan sampel dengan berdasarkan pendapat Slovin, dengan rumus : N n= 1 + N e2 Dimana : n = ukuran sampel 152 N = ukuran populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 10%. Variable yang terdapat dalam dimensi pelayanan disini adalah 1. Tangible 2. Reliability 3. Responsiveness 4. Assurance 5. Emphaty Alat Analisis Analisis deskriptif yaitu Deskriptif digunakan adalah bertujuan untuk menjawab permasalahan yang kedua. Ini dapat dilihat dari hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui kuesioner. Kemudian nantinya hasil jawaban responden atas kuesioner yang telah disebarkan akan dilihat faktor-faktor kualitas layanan restoran yang mempengaruhi kepuasan konsumen melalui hasil analisis dari korelasi berganda. Pada penelitian ini, peneliti memberikan range untuk mengklasifikasikan nilai maksimal dan nilai minimum dari setiap pertanyaan, dikarenakan nilai minimumnya adalah 96 dan nilai maksimalnya adalah 480. Angka minimum didapatkan penulis dengan mengasumsikan jika semua dari 96 responden memberikan bobot untuk pertanyaan 1 adalah satu ( 1 ) dalam pembobotan skala Likert, maka jumlahnya adalah 96 dan jika semua responden dari 96 responden memberikan bobot untuk pertanyaan 1 adalah lima ( 5 ) dalam pembobotan skala Likert, maka jumlahnya adalah 480. Dalam mengukur suatu hubungan (korelasi) antara variable melihat dengan skala sebagai berikut18 : - 0,00 - 0,199 : Korelasi sangat rendah (dianggap tidak ada) - 0,20 – 0,399 : Korelasi rendah - 0,40 – 0,599 : Korelasi sedang - 0,60 – 0,799 : Korelasi kuat - 0,80 – 1,000 : Korelasi sangat kuat Kerangka Pikir dan Hipotesis Foodcourt Delima merupakan suatu bisnis foodcourt cepat saji yang berkembang di Indonesia. Foodcourt Delima terus meningkatkan kualitas pelayanan agar dapat selalu memuaskan pelanggannya. Di dalam memberikan jasa pelayanan yang baik kepada pelanggan, terdapat lima kriteria kualitas jasa pelayanan yaitu dari segi fisik (tangibles), keandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan (assurance) dan perhatian secara individu (emphaty). Dalam persaingan yang semakin tajam diantara bisnis foodcourt yang berkembang saat ini, maka kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama, maka perusahaan harus memperhatikan hal-hal yang dianggap penting oleh para pelanggan, agar pelanggan merasa puas. 18 Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, PT Alfabeta, Bandung, 2009, hal 216 153 Tangible Reliability Kualitas Pelayanan Responsivness Kepuasan Konsumen Assurance Emphaty Berdasarkan kerangka pikir yang telah dikemukan, maka dapat dirumuskan beberapa hipotesis : H1. Diduga kualitas pelayanan sudah dalam kategori baik H2. Diduga kepuasan konsumen sudah dalam kategori puas H3. Diduga terdapat hubungan kuat dan positif antara dimensi kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan H4. Diduga terdapat hubungan yang kuat terhadap kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen H5. Diduga dimensi Emphaty yang mempunyai hubungan paling kuat dengan kepuasan konsumen. Hasil 1. Statistik Deskriptif Kepuasan ITEM STP TP CP P SP Skor Keterangan 1.Perlengkapan dan peralatan 1 58 27 8 1 239 Tidak puas 2.Fasilitas fisik 0 16 51 26 3 304 Cukup puas 3.Penampilan pegawai 1 35 48 12 0 263 Cukup puas 4.Kebersihan peralatan 1 2 74 18 1 304 Cukup puas 5.Pramusaji tepat waktu 1 6 76 13 0 293 Cukup puas 6. Pramusaji di andalkan 1 6 76 13 0 293 Cukup puas 7.Perhitungan biaya yang akurat 8.Memberikan pelayanan yang cepat pada pelanggan 1 12 75 8 0 282 Cukup puas 1 7 75 12 1 293 Cukup puas 9.Tingkat pengetahuan pegawai 10.Cara karyawan dapat memahami keinginan pelanggan 0 3 65 27 1 314 Cukup puas 1 0 77 17 1 305 Cukup puas 11.Pramusaji ramah 12.Pramusaji memenuhi keinginan pelanggan 0 3 74 18 1 300 Cukup puas 2 1 71 21 1 306 Cukup puas 13. Pramusaji mudah dihubungi 1 2 55 34 4 330 Puas 14. Komunikasi dalam pelayanan 1 6 76 13 0 293 Cukup puas 154 15. Pramusaji restoran menunjukan produk makanan yang paling cocok untuk anda 16.Pramusaji memberikan pelayanan yang baikuntuk konsumen Total 1 6 76 13 0 293 Cukup puas 1 6 76 13 0 293 Cukup puas 4705 Rata-rata persepsi kepuasan konsumen 294 Cukup puas Penulis mencoba mengklasifikasi secara keseluruhan jawaban responden terhadap kepuasan,oleh karena itu penulis membuat suatu tabel yang dapat mengklompokan pertanyaan tersebut. Dengan dibuatnya tabel ini, dapat dilihat seluruh persepsi konsumen terhadap semua jawaban yang membahas tentang kepuasan restoran. Ternyata terdapat 1 (satu) pertanyaan pada kuesioner yang disebarkan pada 96 responden yang memiliki nilai yang paling rendah dan 1 (satu) nilai yang paling tinggi yaitu pada pertanyaan no 1 dengan nilai 239, dan pada pertanyaan no (13) memiliki nilai paling tinggi dengan kategori puas yaitu dengan nilai 330. Namun secara keseluruhan persepsi terhadap kepuasan termasuk dalam kategori cukup puas. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis deskriptif untuk kepuasan sebesar 294 masuk dalam kategori cukup puas. Angka tersebut di dapatkan dari jumlah total skor dari 16 pertanyaan tersebut di bagi dengan jumlah banyaknya pertanyaan. 2. Statistik Deskriptif Pelayanan ITEM STB TB CB B SB SKOR KATEGORI 1. Perlengkapan dan peralatan 2 1 37 51 5 344 Sangat baik 2.Fasilitas fisik 0 23 65 7 1 274 Cukup baik 3.Penampilan pegawai 1 21 71 3 0 268 Cukup baik 4.Kebersihan peralatan 0 8 82 5 1 289 Cukup baik 5.Pramusaji tepat waktu 6.Pramusaji di andalkan 0 2 76 13 3 299 Cukup baik 0 3 74 17 2 306 Cukup baik 7.Perhitungan biaya yang akurat 8. Memberikan pelayanan yang cepat pada pelanggan 0 4 75 13 4 305 Cukup baik 0 5 71 16 4 310 Cukup baik 9.Tingkat pengetahuan pegawai 10.Cara karyawan dapat memahami keinginan pelanggan 2 5 80 8 1 289 Cukup baik 0 8 72 16 0 296 Cukup baik 11.Pramusaji ramah 1 23 62 10 0 276 Cukup baik 12.Pramusaji memenuhi keinginan pelanggan 1 58 28 8 1 238 Tidak baik 13.Pramusaji mudah di hubungi 0 16 51 26 3 304 Cukup baik 14.Komunikasi dalam pelayanan 15.Pramusaji restoran menunjukan produk makanan yang paling cocok untuk anda 0 8 82 5 1 289 Cukup baik 0 2 76 13 3 299 Cukup baik 155 16.Pramusaji memberikan pelayanan yang baik untuk konsumen TOTAL Rata-rata persepsi kualitas pelayanan 2 1 37 51 5 344 4730 Sangat baik 295 Cukup baik Penulis mencoba mengklasifikasi secara keseluruhan jawaban responden terhadap pelayanan,oleh karena itu penulis membuat suatu tabel yang dapat mengklompokan pertanyaan tersebut. Maka dengan dibuatnya tabel ini, sehingga dapat melihat seluruh persepsi konsumen terhadap semua jawaban yang membahas tentang kualitas layanan restoran ternyata terdapat dua (2) pertanyaan pada kuesioner yang disebarkan pada 96 responden yang memiliki criteria sangat baik dan tidak baik yaitu pada pertanyaan yang kesatu(1) dan ke (12). Namun secara keseluruhan persepsi terhadap kualitas pelayanan termasuk dalam kategori cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis deskriptif untuk kualitas pelayanan sebesar 295 masuk dalam kategori cukup baik. Angka tersebut di dapatkan dari jumlah total skor dari 16 pertanyaan tersebut di bagi dengan jumlah banyaknya pertanyaan. KESIMPULAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil pengolahan data kuesioner, ternyata dari keseluruhan responden yang berjumlah 96 orang mempunyai rata-rata persepsi tanggapan terhadap kualitas pelayanan terdapat pada kategori cukup baik dengan besaran angkanya 295 dengan berada pada kisaran 260-339 dengan kategori cukup baik. 2. Sedangkan dari hasil pengolahan data kuesioner tersebut, penulis mendapatkan data dari keseluruhan responden yang berjumlah 96 orang mempunyai rata-rata persepsi tanggapan terhadap kepuasan terdapat pada kategori cukup puas dengan besaran angkanya 294 dengan berada pada kisaran 260-339 dengan kategori cukup puas 3. Dari hasil analisis ini penulis mendapatkan hasil dari R2 antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan memiliki nilai sebesar 0,679. Yang artinya hubungan secara keseluruhan (Simultan) dari variable X terhadap variable Y sebesar 67,9 % dan sisanya 32,1 % dipengaruhi oleh factor lain misalnya ( Tempat yang tidak nyaman dan Gangguan kesehatan ). 4. Hubungan antara X1, X2, X3, X4, X5 dan Y adalah : a. X1 Tangible dengan kepuasan 0,663 dengan kategori ( kuat ) b. X2 Reliability dengan kepuasan 0,760 dengan kategori ( kuat ) c. X3 Responsiveness dengan kepuasan 0,597 dengan kategori ( sedang ) d. X4 Assurance dengan kepuasan 0,767 dengan korelasi ( kuat ) e. X5 Emphaty dengan kepuasan 0,824 dengan kategori ( sangat kuat ) 5. Ternyata dari hasil pengolahan SPSS penulis mendapatkan 1 variabel yang paling kuat yaitu X5 atau Emphaty yang mempunyai angka korelasinya sebesar 0,824. Dan memiliki nilai dominasi sebesar β 2.848 ( pada Uji T ). 156 Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dan dikemukakan diatas maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Sehubungan dengan rata – rata pelanggan penulis menyatakan kualitas pelayanan foodcourt Delima Grand Indonesia sudah cukup baik maka foodcourt harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan. 2. Dari penjelasan deskriptif, peneliti mengharapkan agar pihak foodcourt Delima mau dan dapat melihat kekurangannya. Peneliti dapat menganjurkan agar pihak foodcourt Delima dapat merespon segi kekurangannya pada X3 seperti melakukan pelatihan-pelatihan kepada pramusajinya agar pelayanan yang di berikan dapat lebih tepat waktu, agar pramusajinya lebih terampil dalam hal ketepatan, kecepatan untuk perhitungan biaya ataupun pramusajinya dapat diajarkan pelayanan yang baik agar dapat melayani para konsumen dengan ramah dan murah senyum. Dan penulis juga sangat. Ucapan Terimakasih Berbagai rasa telah terungkapkan dengan berhasilnya penulis menyusun jurnal ini, terutama rasa syukur kepada Tuhan yang begitu besar atas rahmat yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan jurnal ini. Ibu Dra. Iin Endang Mardiani, ME Selaku Ketua Jurusan Manajemen Ekonomi Universita Esa Unggul, dan selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya guna memberikan petunjuk, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan jurnal ini .Kedua orang tua tercinta yang sangat luar biasa memberikan semangat dan dorongan baik materi maupun dorongan moril serta tiada henti-hentinya mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan jurnal ini dengan sebaik-baiknya. DAFTAR PUSTAKA Kotler & Ketller, “Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 2”, Jakarta, Erlangga, 2009. Kotler Philip, Dasar – Dasar Pemasaran Jilid 1, Edisi Bahasa Indonesia, PT Index, Jakarta, 2003. Malhotra, Naresh, “Riset Pemasaran Edisi ke 4”, Jakarta, PT. Indeks, 2005. PB Triton., Riset Statistik Parametrik, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2006, hal.140 Ronny, Kountur, D.M.S., Ph. D., Riset Pemasaran., PPM, Jakarta, 2008 Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, PT Alfabeta, Bandung, 2009, hal 216 Zeithaml,et al., yang dikutip oleh Fandy Tjiptono,Service, Quality & Satisfaction, Edisi 1, Yogyakarta : Andi, 2005 hal. 59 157 PENGARUH DIVIDEN PER SHARE DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM Aulia Nurfajarini Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dividen per share dan earning per share terhadap harga saham. Data yang digunakan adalah data dari 20 perusahaan yang telah diseleksi menggunakan metode purposive sampling yaitu berdasarkan kriteria tertentu, yaitu perusahaan pada sektor industri dasar dan kimia yang mengeluarkan dividen tiga tahun berturut-turut yaitu tahun 2008 sampai dengan 2010, menghasilkan laba bersih tiga tahun berturut-turut yaitu tahun 2008 sampai dengan 2010. Metode analisis data yang digunakan adalah uji kualitas data dan uji asumsi klasik untuk menjawab perumusan masalah dan membuktikan kebenaran hipotesis. Terdapat pengaruh yang signifikan antara dividen per share terhadap harga saham, earning per share tidak berpengaruh terhadap harga saham, dan dividen per share dan earning per share secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham. Kata Kunci : Dividend Per Share (DPS), Earning Per Share (EPS), Harga Saham PENDAHULUAN Dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan, investor sangat membutuhkan informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan tersebut. Salah satunya adalah informasi yang berkaitan dengan perusahaan tersebut. Salah satunya adalah informasi mengenai kebijakan dividen. Perubahan pengumuman pembayaran dividen mengandung informasi yang dapat digunakan para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi prospek perusahaan dimasa mendatang. Akibat dari perubahan dividen yang diumumkan, maka harga saham akan mengalami penyesuaian. Dividen seringkali digunakan sebagai indikator atau sinyal prospek suatu perusahaan. Pada umumnya, tujuan investor melakukan investasi saham yaitu untuk mendapatkan capital gain dan dividen. Capital gain adalah selisih lebih harga saham pada saat menjual dan membeli saham dan dividen adalah laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Dividen adalah laba yang diberikan emiten kepada para pemegang saham. Dari laba bersih perusahaan, sebagian dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen, sebagian lagi disisihkan menjadi laba ditahan. Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana yang terpenting untuk membiayai peryumbuhan perusahaan. Namun, dividen membentuk arus uang yang semakin banyak mengalir ke tangan para pemegang saham. Para pemegang saham tentu berharap mendapatkan dividen dalam jumlah besar. Untuk itu, perusahaan harus dapat mengalokasikan laba bersihnya dengan bijaksana. Perusahaan yang bisa memberikan dividen 158 yang besar, harga sahamnya juga akan meningkat. Sebaliknya, perusahaan yang terus menerus tidak membagikan dividen, harga sahamnya akan menurun. Jika laba bersih perusahaan meningkat, maka harga saham akan naik. EPS merupakan salah satu indikator yang daat menunjukan kinerja perusahaan, karena besar kecilnya EPS akan ditentukan oleh laba perusahaan. Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya bahkan setiap detik harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Harga suatu saham dapat ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran. Semakin banyak orang yang membeli suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak naik. Demikian juga sebaliknya, semakin banyak orang yang menjual saham suatu perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun. Faktorfaktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal maupun eksternal. Adapun faktor internalnya antara lain adalah laba perusahaan, pertumbuhan aktiva tahuanan, likuiditas, nilai kekayaan total dan penjualan. Sementara itu, faktor eksternalnya adalah kebijakan pemerintah dan dampaknya, pergerakan suku bunga, fluktuasi nilai tukar mata uang, rumor dan sentimen pasar serta penggabungan usaha. Dividend Per Share (DPS) dapat didefinisikan sebagai bagian pendapatan setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham. DPS yang tinggi diyakini akan dapat meningkatkan harga saham perusahaan. Iformasi EPS suatu perusahaan menunjukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham. EPS merupakan salah satu hal utama yang diperhatikan investor sebelum membuat keputusan investasinya di suatu perusahaan karena investor tentunya mengharapkan pengembalian yang tinggi dari investasinya sehingga investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi diperusahaan yang mempunyai EPS yang tinggi. Apabila EPS suatu perusahaan dinilai tinggi oleh investor, maka hal ini akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut cenderung bergerak naik. Beberapa faktor empiris selama ini menemukan bahwa hubungan perubahan dividen dengan perubahan laba bersih sering berlawanan dengan prediksi, sehingga sinyal yang dihasilkan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ataupun cash flows perusahaan dimasa depan serta pasar kadangkala tidak dapat menangkap sinyal dengan akurat. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, dapat dibuat perumusan masalah, sebagai berikut : 1. Apakah dividend per share berpengaruh terhadap harga saham? 2. Apakah earning per share berpengaruh terhadap harga saham? 3. Apakah dividend per share dan earning per share secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh dividend per share terhadap harga saham. 2. Untuk mengetahui pengaruh earning per share terhadap harga saham. 3. Untuk mengetahui pengaruh dividend per share dan earning per share secara bersama-sama terhadap harga saham. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan data yang bersifat kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder (secondary data) yaitu sumber data penelitian yang diperoleh 159 penulis secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Secara umum, pendekatan kuantitatif lebih berfokus pada tujuan untuk generalisasi, dengan melakukan pengujian statistik dan steril dari pengaruh subjek peneliti. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Analisis regresi berganda adalah analisis mengenai beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen. Dalam penelitian ini, akan dianalisis mengenai pengaruh dividend per share dan earning per share terhadap harga saham. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa variabel. Definisi operasional yang perlu diketahui yaitu variabel independen dalam penelitian ini adalah dividend per share dan earning per share. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Uji Kualitas Data Dari tabel 1 menunjukkan bahwa data variabel yang diuji normal dan nilai signifikan untuk semua variabel > 0.05. Tabel 1. Uji Normalitas 2. Uji Asumsi Klasik (Multikolinearitas, Autokorelasi dan Heterokedastisitas) Tabel 2. Uji Multikolinearitas Dari hasil tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance pada variabel DPS dan EPS > 0,10 dan VIF-nya < 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel penelitian. 160 Tabel 3. Uji Autokorelasi Berdasarkan tabel 3 di atas, diketahui bahwa nilai DW sebesar 1,743. Dengan hasil DW tersebut berada diantara -2 sampai +2 yang berarti tidak terjadi autokorelasi. Gambar 1. Uji Heterokedastisitas Dari gambar 1 tentang grafik scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai. 3. Uji Hipotesis a. Uji Simultan (F Test) Dari hasil ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 20,970 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka variabel DPS dan EPS secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap PBV. 161 Tabel 4. Uji F b. Uji Parsial (T Test) Arah hubungan antara variabel DPS dengan harga saham adalah positif. DPS memiliki p-value 0,005 yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini berarti bahwa DPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PBV. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel EPS terhadap harga saham menunjukkan p-value sebesar 0,328 yang berarti lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Penelitian ini membuktikan bahwa EPS secara signifikan tidak mempengaruhi harga saham. Tabel 5. Uji T PEMBAHASAN Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa variabel dividend per share (DPS) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hasil ini menjelaskan bahwa dividen yang dibagikan perusahaan kepada investor dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut, sehingga permintaan akan saham diperusahaan tersebut akan meningkat. Karena meningkatnya permintaan saham, maka perusahaan-perusahaan tersebut akan meningkatkan harga sahamnya. Harga suatu saham dapat ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran. Semakin banyak orang yang membeli suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak naik. Demikian juga sebaliknya, semakin banyak orang yang menjual saham suatu perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun. Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa variabel earning per share (EPS) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hasil ini menjelaskan bahwa nilai EPS yang sering dipublikasikan untuk melihat performance perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas (go public) tidak berpengaruh terhadap harga saham dan telah berlawanan dengan pandangan para investor, karena investor maupun calon investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividen per saham di kemudian hari dan tingkat harga saham dikemudian hari. Secara simultan variabel DPS dan EPS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang bisa memberikan dividen yang besar, harga 162 sahamnya juga akan meningkat. Sebaliknya, perusahaan yang terus menerus tidak membagikan dividen, harga sahamnya akan menurun. Jika laba bersih perusahaan meningkat, maka harga saham akan naik. EPS merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukan kinerja perusahaan, karena besar kecilnya EPS akan ditentukan oleh laba perusahaan. Pengumuman pembayaran dividen dan mengandung informasi yang dapat digunakan para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi prospek perusahaan dimasa mendatang. Akibat dari perubahan dividen yang diumumkan, maka harga saham akan mengalami penyesuaian. Dividen seringkali digunakan sebagai indikator atau sinyal prospek suatu perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Raymond tahun 2007. Penelitian ini menunjukan bahwa dividend per share dan earning per share mempengaruhi harga saham. Hal ini menjelaskan bahwa dividen yang dibagikan kepada para investor dapat meningkatkan harga saham perusahaan, karena semakin besar dividen yang dibagikan, maka semakin banyak investor yang berminat untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut. Sebaliknya, perusahaan yang tidak membagikan dividennya, maka minat investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut akan menurun. SIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dividend Per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada Sektor Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia, sebagaimana ditunjukan oleh angka signifikannya 0,005 < 0,05 setelah dilakukan uji t, sehingga dapat disimpulkan bahwa dividen merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dan dijadikan tolak ukur yang lebih baik oleh investor dalam membuat keputusan investasinya, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi permintaan terhadap saham perusahaan yang bersangkutan yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham. Apabila investor menganggap bahwa angka DPS disuatu perusahaan cukup baik dan akan menghasilkan return yang sepadan dengan resiko yang akan ditanggungnya, maka permintaan terhadap saham perusahaan tersebut akan meningkat, yang berarti harga saham perusahaan tersebut juga akan meningkat. 2. Earning Per Share tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada Sektor Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia, sebagaimana ditunjukan oleh angka signifikannya 0,328 > 0,05 setelah dilakukan uji t. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi EPS tidak mempengaruhi harga saham. 3. Dividen Per Share dan Earning Per Share secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada Sektor Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia. Sebagaimana ditunjukan oleh angka signifikannya 0,000 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa DPS dan EPS secara bersama-sama mempengaruhi harga saham. b. Saran 1. Bagi Investor kiranya jangan terlalu bergantung pada kebijakan pengumuman dividen perusahaan sebagai alat analisis utama dalam membuat keputusan investasinya, karena selain dividen investor juga lebih bisa memperhatikan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi pergerakan harga saham, kondisi perekonomian makro domestik dan global, kondisi pasar modal dalam negeri dan regional dan lain sebagainya. 163 2. Bagi perusahaan, untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan, maka perusahaan harus mampu menunjukan kinerja perusahaan yang bagus dan menyampaikan informasi yang cukup pada investor mengenai perkembangan perusahaan. Pengumuman mengenai dividen maupun earning merupakan informasi yang harus disampaikan oleh perusahaan kepada para investor. 3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan periode pengamatan yang lebih panjang agar hasil penelitian yang didapat bisa lebih akurat dan signifikan. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang dengan tulus dan ikhlas membantu selama proses penyusunan penelitian ini baik secara moril dan materil. Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma AP, MBA, selaku Rektor Universitas Esa Unggul 2. Bapak DR. M. F Arrozi Adhikara, SE., AK., MSi. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul 3. Bapak Drs. Daulat Freddy, Ak., MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul 4. Bapak Drs. Djufri Rivai. Ak, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. 5. Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung, mendoakan, membantu Peneliti dalam penyusunan penelitian. Semoga semua budi baik yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan dari Allah SWT. Tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, untuk itu peneliti menyadari betapa penulisan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga masih ditemukan kekurangan dan kesalahan didalamnya. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan tersebut. Akhir kata semoga penulisan skripsi ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Penulis mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyajian penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Bachtiar Yanivi S. dan S. Nurwahyu Harahap, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedelapan: Cetakam Pertama, Salemba Empat, Jakarta: 2005. Big Mr, Sejarah Pasar Modal di Indonesia: 29 Oktober 2008 Darmadji Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab, Salemba Empat, Jakarta: 2006. Halim Abdul, Analisis Investasi, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta: 2005. H. Sutrisno, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama: Cetakan Kelima, Ekonisia, Yogyakarta: 2007. Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta: 2003. Lo Merry, Mengenal Pasar Modal, www.infovesta.com: 30 Januari 2008. Lukas Setia Atmaja, Manajemen Keuangan, Andi, Yogyakarta: 2007. 164 Santoso Singgih, Panduan Lengkap SPSS Versi 20, PT Elex Media Komputindo, Jakarta: 2012. Sugiyarso G. dan F. Winarni, Manajemen Keuangan, Media Pressindo, Yogyakarta: 2005. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung: 2004. Wahid Sulaiman, Analisis Regresi Dengan Menggunakan SPSS: Contoh Kasus dan Pemecahannya, Andi, Yogyakarta: 2004. Zaki Baridwan, Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan: Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta: 2004. 165 EVALUASI PENCATATAN TRANSAKSI DAN PENGARUHNYA KEPADA LAPORAN KEUANGAN KOPERASI GURU-GURU “HIKMAH” DI KECAMATAN CIKUPA. KABUPATEN TANGERANG Heni Rizqiyah Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABTRAKSI Laporan Keuangan Koperasi adalah laporan keuangan koperasi yang merupakan laporan keuangan yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan pengurus, atau pertanggungjawaban pengurus atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan koperasi yang disusun berdasarkan PSAK, akan membuat informasi yang disajikan menjadi lebih mudah dipahami, mempunyai relevansi, keandalan, dan mempunyai daya banding yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Pencatatan transaksi dan pengaruhnya kepada laporan keuangan koperasi. Serta membandingkan laporan keuangan yang dibuat oleh suatu lembaga/instansi koperasi Guru-guru kec. Cikupa atau tidak dengan laporan kauangan yang telah ditentukan berdasarkan PSAK No. 27 tahun 2007. Kata Kunci : Laporan Keuangan Koperasi PSAK No 27 tahun 2007 PENDAHULUAN Secara umum tujuan suatu koperasi didirikan adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, setiap koperasi mampu menghasilkan SHU. Untuk menghasilkan SHU suatu harus memiliki produk yang dapat dijual kepada masyarakat dan anggota. Laporan Keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta arus kas suatu perusahaan yang bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi. Informasi dalam laporan keuangan tersebut harus relevan dan andal agar dapat berguna bagi pemakai. Informasi mempunyai kualitas relevan bila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai, yaitu dengan cara dapat berguna untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Sedangkan, informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari 166 pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Berdasarkan PSAK No. 27 tahun 2007 koperasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis koperasi, yaitu : “koperasi simpan pinjam, kperasi konsumen, koperasi pemasaran, koperasi produsen. Bidang usaaha mencerminkan jenis produksi yang dijual kepada masyarakat.” Berbeda dengan perusahaan komersil, khususnya perseroan terbatas dan firma yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki modal yang cukup nbesar untuk memulai usaha, koperasi biasanya didirikan oleh sekumpulan orang dengan modal lemah. Bagi perusahaan komersial, perseroan terbatas dan firma dan instansi pemerintahan, koperasi merupakan salah satu unsur penting dalam perekonomian mereka, karena dalam koperasi selalu ada unsur sosial maupun unsur ekonomi. Berdasarkan uraian dalam penulisan ini penulis memilih judul “EVALUASI ATAS PENCATATAN TRANSAKSI DAN PENGARUHNYA KEPADA LAPORAN KOPERASI GURU-GURU CIKUPA “HIKMAH” DI KECAMATAN CIKUPA KABUPATEN TANGERANG.” Berdasarkan identifikasi masalah tersebut penulis hanya menekankan seluruh pencatan dan pengaruhnya kepada laporan keuangan koperasi yaitu : 1. Soal pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan koperasi dibatasi dari periode awal tahun 2010 sampai akhir 2010. 2. Laporan keuangan dianalisis dan dibandingkan dengan laporan keuangan yang sesuai dengan peraturan laporan keuangan PSAK No.27 Tahun 2007 Perumusan Masalah 1. 2. Apakah pencatatan transaksi keuangan Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” sesuai dengan penulis yang berdasrkan PSAK No. 27 Tahun 2007? Apakah laporan keuangan di koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” sesuai dengan penulis yang berdasarkan PSAK No. 27 Tahun 2007? Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui apakah pencatatan transaksi keuangan Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” sesuai dengan penulis yang berdasarkan PSAK No. 27 Tahun 2007 atau tidak. 2. Untuk mengetahui apakah laporan keuangan di Koperasi Guru-guru “Hikmah” sesuai dengan penulis yang berdasarkan PSAK No. 27 Tahun 2007 atau tidak. 167 Manfaat Penelitian Sedangkan dari penelitian ini penulias berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. 2. 3. Bagi penulis. Berguna sebagai sarana dalam melatih dan memperluas wawasan penulis dalam bidang perkoperasian. Bagi perusahaan/instansi. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai evaluasi sekaligus membantu memperbaiki kebijakan perusahaan/instansi dalam melaksanakan kegiatan perkoperasian. Serta dalam pembagian SHU menjadi baik. Bagi kalangan umum. Hasil dari penelitian ini dapat dijasikan sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penulisan yang berkaitan dengan koperasi. METODE PENELITIAN Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian yaitu data kuantitatif yang berupa laporan keuangan Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah”. Laporan keuangan disini hanya pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi beserta laporan RAT tahun 2010. Definisi Operasional Variabel a. Transaksi Transaksi adalah satu atau beberapa aksi program aplikasi yang mengakses atau mengubah isi basis data. b. Laporan Keuangan Koperasi Laporan pertanggungjawaban pengurus koperasi atas hasil usaha koperasi selama satu periode tertentu dan posisi keuangan koperasi pada periode tersebut. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berikut ini disajikan tabel perbandingan transaksi dan laporan keuangan : 168 Tabel 1 Perbandingan Transaksi dan Laporan keuangan Versi Koperasi Guru-guru Cikupa No Keterangan 1. 2. 3. 4. Partisipasi Bruto Biaya-biaya SHU Neraca : Aktiva Lancar Kas Kas hasil penjualan tanah Piutang uang Piutang barang Piutang Motor Total Aktiva Lancar 4. Aktiva Tetap Investasi di PKPRI Inventaris Akum.peny.Inventaris Gedung Akum.peny.Gedung Tanah Total Aktiva Tetap Kewajiban Lancar Simpanan hasil penjualan tanah Simpanan Sukarela Dana Pendidikan Dana Sosial Dana Pembangunan Infaq yang dibagikan Utang Pajak Total Kewajiban Lancar Kewajiban Bersih : Simpanan Pokok Simpanan Wajib Simpanan Cadangan Dana Resiko Dana Anggota Dana Pengurus Dana Pengawasan SHU Total Kewajiban Bersih Ttotal Neraca Jurnal penutup belum Versi Koperasi Guru-guru kec. Cikupa Rp. 427.122.000 Rp. 113.221.800 Rp. 358.900.200 Versi PSAK No 27 tahun 2007 Selisih Rp. 427.122.000 Rp. 113.221.800 Rp.358.900.200 Rp.0 Rp.0 Rp.0 Rp. 487.260.768 Rp. 169.165.950 Rp.1.551.384.712 Rp. 60.805.500 Rp. 85.437.900 Rp. 2.344.054.830 Rp. 487.260.768 Rp. 169.165.950 Rp.1.551.384.712 Rp. 60.805.500 Rp. 85.437.900 Rp.2.344.054.830 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 73.638.710 Rp. 4.131.000 Rp. 3.381.435 Rp. 61.005.021 Rp. 44.198.754 Rp. 103.210.000 Rp.2.538.459.372 Rp. 73.638.710 Rp. 4.131.000 Rp. 3.381.435 Rp. 61.005.021 Rp. 44.198.754 Rp. 103.210.000 Rp.2.538.459.372 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 127.928.360 Rp. 127.928.360 Rp. 0 Rp. 809.282.610 Rp. 23.885.161 Rp. 39.500.480 Rp. 39.308.499 Rp. 18.907.318 Rp. 809.282.610 Rp. 40.702.061 Rp. 47.908.980 Rp. 47.716.999 Rp. 9.934.818 Rp. 0 Rp. 16. 816.900 Rp. 8.408.500 Rp. 8.408.500 Rp. 8.972.500 Rp. 0 Rp. 1.058.812.428 Rp. 10.000.000 Rp. 10.000.000 Rp.1.093.473.828 Rp. Rp. Rp. Rp. 4.004.000 Rp. 749.816.975 Rp. 359.558.419 Rp. 7.367.350 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 358.900.200 Rp.1.479.646.944 Rp.2.538.459.372 Rp. 4.004.000 Rp. 749.816.975 Rp. 359.558.419 Rp. 10.956.350 Rp. 218.620.200 Rp. 25.225.400 Rp. 16.225.400 Rp.1.427.040.544 Rp.2.538.459.372 Rp. 0 Rp. 0 Rp.0 Rp. 3.589.000 Rp. 218.620.200 Rp. 25.225.400 Rp. 16.225.400 Rp. 358.900.200 Rp. 52.606.400 Rp. 0 Tidak memakai jurnal, tidak ada jurnal penutup dan hanya sampai dengan laporan sisa hasil usaha dan neraca saja Memakai jurnal, jurnal penutup, laporan sisa hasil usaha, jurnal penutup, neraca 10.000.000 10.000.000 34.661.400 “Hikmah” dengan versi Penulis berdasarkan PSAK No. 27 tahun 2007 169 Maka dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, penyusunan atas laporan keuangan yang disusun oleh versi Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” tidak memenuhi standr kualitas laporan keuangan dimana kualitas laporan keuangan sejauh mana laporan keuanngan yang disajikan menunjukkan informasi yang benar dan berkualitas. Artinya laporan tersebut harus dipertanggungjawabkan karena tidak memenuhi standar atas laporan keuangan koperasi. Karena setiap koperasi memiliki bidang dan karakteristik bidang usaha dan karakteristik yang berbeda satu dengan lainya, maka rincian laporan keuangan satu koperasidengan koperasi yang lainnya juga berbeda. Namun, setiap laporan kaeuangan yang dihasilkan oleh setiap institut harus memiliki beberapa standar kualitas berikut ini : 1. Relevan, dalam kasus ini, laporan kaeuangn yang disusun oleh koperasi relevan hanya saja banyak yang tidak bermaksud kepada penggunaannya. 2. Dapat Dipahami, laporan kaeungan Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” dapat dipahami hanya saja ada kesalahan seperti tidak memakai standar-standar yang sesuai dengan peraturan laporan keuangn koperasi menurut PSAK No 27 tahun 2007 sepertidalam kasus ini, laporan keuangan koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” tidak memaki jurnal pada saat aktiviitas transaksinya, dan memakai jurnal penutup pada saat melakukan penyusunan laporan keuangan. 3. Daya Uji, informasi keuangan yang dihasilkan oleh Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” setelah diuji kebenarannya banyak sekali kesalahan-kesalahan yang disusun oleh Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” yaitu pada saat akan melakukan transaksi tidak memaki jurnal, dan pada saat melakukan neraca masih tercantum SHU dan saat penutupan atau jurnal penutup Koperasi tidak melakukan penyusunan tersebut. 4. Netral, informasi keuangan harus diajukan pada tujuan umum pemakai, dari kasus tersebut 5. Tepat Waktu, laporan keuangan harus dapat disajikan sedini mungkin agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan koperasi.laporan yang terlambat penyampaiannya akan membuat pengambilan keputusan koperasi menjadi tertunda dan tidak relevan lagi dengan waktu dibutuhkannya informasi tersebut. Maka dari hasil penelitian laporan keuangan Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” menyajikan laporan keuangannya sudah tepat waktu. 6. Daya Banding, laporan keuangan koperasi harus dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau dengan koperasi lain yang sejenis pada periode yang sama. Maka jika laporan keuangn Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” jika dibandingkan laporan keuangan dengan koperasi yang lain ada beberapa kekurangan seperti dalam penyusunan laporan keuangnnya tidak menggunakan laporan keuangn berdasarkan standar yang berlaku di peraturan standar laporan keuang Koperasi yang sudah ditetapkan seperti tidak adanya jurnal, penyusunan neraca yang sedikit kesalahan dan tidak ada jurnal penutup. 7. Lengkap, informasi keuangn harus disajikan semua fakta keuangan yang penting sekaligus menyajikan fakta-fakta tersebut sedemikian rupa sehingga tidak akan menyesatkan para pembacanya. Jadi harus ada klasifikasi, susunan, serta istilah yang layak dalam laporan keuangan. Dan dalam laporan keuangan Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” dalam penyusunan laporan keuangan adanya ketidak lengkapan seperti tidak ada jurnal, jurnal penutup, dan penyusunan neracanya pun ada kesalahan terdapat SHU yang tercantum, sedangkan dalam peraturan standar laporan keuangan koperasi harusnya tidak ada lagi tercantum SHU karena sudah dialokasikan ke dana-dana. 170 KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan permasalahan dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada bab-bab sebelumnya, maka didapat kesimpulan sebagai berikut : 1. Pencatatan transaksi Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” yang disusun oleh Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” tidak memiliki kualitas laporan keuangan yang baik karena dalam penyusunan laporannya tidak diikuti dengan penyusunan laporan sesuai dengan ketentuan standar yang telah ditentukkan oleh PSAK No. 27 tahun 2007 misalkan dalam kasus di bab 5 pada saat melakukan transaksi tidak diikuti dengan jurnal sebagai pencatatan suatu kejadian transaksi. 2. Laporan keuangan Koperasi Cikupa “Hikmah” yang disusun oleh Koperasi Guru-guru “Hikmah” adalah sebagai berikut: a. Total asset di Neraca yang dimiliki Koperasi Guru-guru kec. Cikupa kab. Tangerang Rp. 2.538.459.372. b. Pendapatan yang dimiliki koperasi setelah dihitung adalah dari Bidang usaha yang dimiliki oleh Koperasi Guru-guru kec. Cikupa kab. Tangerang setelah dihitung, dari simpan pinjam diperoleh Rp. 420.275.000 yang merupakan jasa uang dalam 1 tahun. Jasa pelayanan barang yang diperoleh dari jasa sebesar Rp. 9.120.000 dan dari jasa sepeda motor yang telah disalurkan 10 kendaraan sebesar Rp. 87.000.000 dan diperoleh jasa sebesar Rp. 23.055.000.kemudian dari hasil sewa gedung Rp. 17.500.000, SHU dari PKPRI sebesar Rp. 2.172.000 maka jumalah seluruh pendapatn sebesar Rp. 472.122.000. c. Biaya – biaya yang dikeluarkan pada tahun 2010 dari biata RAT tahun 2009 sebesar Rp. 75.630.000, honor pengurus dan pengawas Rp. 19.800.000, biaya adminstrasi Rp. 1.560.000, biaya rapat Rp. 2.500.000, penyusuran gedung Rp. 3.050.000, penyusutan inventaris Rp. 206.550, rehabilitasi gedung koperasi Rp. 500.000. jadi total biaya yang dikeluarkan koperasi guru-guru kec. Cikupa sebesar Rp. 113.221.800. d. Sisa Hasil Usaha untuk tahun buku 2010 Rp. 358.900.200 dari Jasa usaha simpanan pinjam Rp. 420.275.000, jasa usaha kredit motor Rp. 23.055.000 dan biaya-biaya seperti RAT tahun 2009 Rp. 75.630.000, honor pengurus dan pengawas Rp. 19.800.000, biaya adminstrasi Rp. 1.560.000, biaya pemeriksaan Rp. 7.625.000, transport Rp. 2.350.000, biaya rapat Rp. 2.500.000, penyusutan gedung Rp. 3.050.250, penyusutan inventaris Rp. 206.550, rehab gedung koperasi Rp. 500.000, total biaya-biaya Rp. 113.221.800, jadi ditotal jika dijumlahkan menjadi Rp. 358.900.200. Jadi laporan Keuangan yang disusun oleh Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” tidak memiliki kualitas laporan keuangan yang baik karena dalam penyusunan laporannya tidak diikuti dengan penyusunan laporan sesuai dengan ketentuan standar yang telah ditentukkan oleh PSAK No. 27 tahun 2007 seperti di bab 5 laporan keuangan Koperasi guru-guru Cikupa “Hikmah” pada neraca masih terdapat SHU dan tidak memakai jurnal penutup seharusnya dalam ketentuannya dalam neraca sudah tidak ada lagi tercantum SHU karena sudah dialokasikan kedalam dana-dana pada saat melakukan jurnal penutup setelah itu disusunlah neraca dan SHU jangan di masukkan kembali ke dalam neraca.. 171 Saran-saran Atas kesimpulan yang penulis peroleh tersebut diatas, akhirnya penulis mencoba untuk mengemukakan beberapa saran yang mungkin dapat berguna bagi Koperasi Guru-guru kec. Cikupa. 1. Setelah dilakukan kesimpulan mengenai perhitungan mulai dari transaksi sampai ke laporan keuangan dengan menggunakan perbandingan dan analisis yang sesuai dengan PSAK no 27 tahun 2007, maka penulis menyarankan Koperasi guru-guru Cikupa “Hikmah” dalam penyusunan laporan keuangan harus sesuai dengan standar dan ketentuan yang telah diterapkan dalam PSAK No 27 tahun 2007 dimana laporan keuang koperasi meliputi, perhitungan hasil usaha, neraca, laporan arus kas, dan laporan promosi ekonomi anggota. 2. Pemberian latihan kepada pengurus dan anggota tentang bagaimana tatacara penyusunan laporan keuangn koperasi, hal ini untuk menambah pengetahuan bagi pengurus dan anggota yang bersangkutan, sehingga penerapan dalam penyusunan laporan keuangan dapat berjalan lebih baik dan akurat. 3. Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” sebaiknya menggunakan biaya seminim mungkin agar tidak terjadi pembesaran biaya yang dapat mempengaruhi Sisa Hasil Usaha. 4. Pihak Koperasi ini perlu membuat sistem pengendalian internal dengan baik dan efisien baik dala sistem akuntansinya. Salah satu tujuannya agar pihak koperasi tersebut dapat terus menjalankan kegiatan sebaik-baiknya. 5. Hendaknya koperasi tersebut senantiasa mengikuti perkembangan peraturan-peraturan sistem akuntansi koperasi yang baru, sehingga koperasi tersebut dapat bisa menjalankan kegitannya lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Charles T. Horngren, Horrison, Walter T. Akuntansi. Edisi 7, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2007. Earl K. Stice, James D. Stice, Skouesen, K. Fred. Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2007. H.Lili M. Sadeli, Dasar-dasar Akuntansi, Bumi Aksara, Jakarta, 2006 IAI, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2007 Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK No. 27 tahun 2007, Salemba empat, Jakarta, 2007 Rudianto, Akuntansi Koperasi, Erlangga, Jakarta, 2010 Tim Guru Akuntansi, Akuntansi Keuangan A, Inti Prima, Jakarta, 2007 Tim Guru Akuntansi, Akuntansi Keuangan B, Inti Prima, Jakarta, 2007 Undang-Undang Republik Indonesia Pasal 1 Nomor 25/1992, Koperasi Indonesia. Winwin, Yadiati. Teori Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit Pernada Media Group, Jakarta, 2007. 172 PELAKSANAAN ETIKA PROFESI BAGI AUDITOR EKSTERNAL BERDASARKAN PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Joel Alfredo Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta [email protected] ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah auditor eksternal mematuhi dan menjalankan kegiatan audit sesuai dengan etika profesi berdasarkan persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Uji Validitas untuk mengukur tingkat validitas pertanyaan yang diberikan melalui kuisioner, Uji Reliabilitas untuk mengukur sejauh mana jawaban dari Mahasiswa dapat dipercaya dan metode analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis adalah uji kategorisasi . Hasil penelitian menunjukkan dari data jumlah responden bahwa persepsi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul mengenai etika profesi ada dalam kategori tinggi, hal ini dapat dilihat dari penilaian Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul terhadap dimensi integritas, independensi, objektivitas yang tinggi sebagai indikator dalam terwujudnya etika profesi yang baik dalam menjalankan tugas audit, sehingga pengguna jasa auditor eksternal dapat mengandalkan kinerja auditor eksternal dan dapat dijadikan acuan dalam mengambil keputusan. Kata kunci : Etika profesi, integritas, independensi, objektivitas, persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. PENDAHULUAN Auditor eksternal merupakan profesi yang lahir dan besar dari tuntutan publik akan adanya mekanisme komunikasi independen atas entitas ekonomi dengan para stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa profesional auditor eksternal merupakan hak eksklusif auditor eksternal, dan hasil pekerjaan auditor eksternal digunakan oleh publik / pengguna laporan keuangan. Dengan meningkatnya kompetisi dan perubahan global, profesi auditor eksternal pada saat ini dan masa mendatang menghadapi tantangan yang semakin berat. Keruntuhan perusahaan – perusahaan terkemuka di dunia 173 menempatkan kepercayaan publik atau pengguna profesionalisme akuntan publik semakin memudar. laporan keuangan sebagai hasil Titik awal memudarnya kepercayaan masyarakat bermula pada kasus Enron,Worldcom,Dynegy,Global Crossing, HIH, Tyco, kasus Bank Lippo, kasus PT Citra Marga Nusapala Persada, Bank Duta , Xerox dan Merck(Imung, 2002) dan yang lebih disayangkan lagi yaitu adanya fakta bahwa perusahaan – perusahaan besar yang mempunyai masalah tersebut dinaungi oleh kantor akuntan publik yang sudah mempunyai nama besar yaitu KAP Arthur Andersen pada kasus Enron dan KAP KPMG pada kasus Xerox. Seperti yang kita tahu maraknya kecurangan di laporan keuangan, secara langsung maupun tidak langsung mengarah pada profesi auditor eksternal. Sederet kecurangan yang terjadi seperti di PT Kimia Farma, kebohongan yang dilakukan manajemen PT Bank Lippo, ditambah dengan penolakan laporan keuangan PT Telkom oleh SEC semakin menambah daftar panjang ketidakpercayaan terhadap profesi auditor eksternal(Wirakusumah, 2003) bahkan perusahaan BUMN seperti PT KAI pun ikut meramaikan pembicaraan mengenai kualitas atau profesionalisme dari auditor eksternal, karena adanya perbedaan pandangan antara manajemen dan komisaris, khususnya ketua komite audit. Di mana komisaris menolak menyetujui dan menandatangani laporan keuangan yang sudah di audit oleh auditor eksternal. Dan komisaris meminta untuk dilakukannya audit ulang agar laporan keuangan dapat disajikan secara transparan dan sesuai dengan fakta – fakta yang ada. Perbedaan pandangan antara manajemen dan komisaris bersumber pada perbedaan pendapat mengenai masalah piutang PPN, masalah beban yang ditangguhkan yang berasal dari penurunan persediaan, masalah persediaan dalam perjalanan, masalah uang muka gaji, masalah bantuan pemerintah yang belum ditentukan statusnya dan penyertaan modal Negara. Di sisi lain banyak kasus yang membutuhkan penyelesaian dengan meminta jasa dari auditor eksternal. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan auditor eksternal masih diakui dan diperlukan. Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk mengambil masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimana persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul mengenai etika profesi pada saat auditor eksternal menjalankan tugas audit? METODE PENELITIAN Tempat penelitian dilakukan di Universitas Esa Unggul Jakarta,gedung Universitas Esa Unggul Jakarta Fakultas Ekonomi lantai 3, Jalan Arjuna Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510. Waktu pelaksanaan penelitian yaitu bulan Desember 2011. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data yang disajikan atau dinyatakan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan melalui kuesioner yang akan diberikan oleh peneliti dan diteliti berdasarkan ilmu statistik yang nantinya akan menghasilkan angka angka yang nantinya akan diolah oleh peneliti. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data dikumpulkan melalui survey dengan mengisi kuesioner yang dikirimkan kepada responden, teknik pengambilan sampel dengan cara random sampling yaitu mengambil sampel secara acak namun sesuai dengan ketentuan atau persyaratan sampel dari populasi tertentu yang paling mudah didapatkan atau dijangkau. Populasi yang akan diteliti adalah semua pendapat atau persepsi mahasiswa Fakultas Ekonomi reguler yang masih aktif Angkatan 2008-2009 yang sudah 174 mempelajari mata kuliah audit mengenai etika profesi auditor eksternal. Kriteria pengambilan sampel sebagai berikut : a. b. c. d. Jumlah responden 54 orang Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi angkatan 2008-2009 Sudah mengambil mata kuliah audit Mahasiswa reguler Universitas Esa Unggul Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang etika profesionalisme. Kemudian ntuk mengukur skor dari responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner, digunakan teknik perhitungan dari skala likert yang terdiri dari 5 alternatif jawaban untuk mengukur sikap responden, sebagai berikut: 5 = Sangat Setuju (SS) 4 = Setuju (S) 3 = Kurang Setuju (KS) 2 = Tidak Setuju (TS) 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) Alternatif Jawaban Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Skala Interval 5 4 3 2 1 Sumber : Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Responden diminta untuk menjawab tiap pernyataan, apakah ia menyenangi ( + ) atau tidak menyenanginya ( - ). Responsi tersebut dikumpulkan dari jawaban yang memberikan indikasi menyenangi diberi skor tertinggi. Tidak ada masalah untuk memberikan skor 5 untuk yang tertinggi dan skor 1 untuk yang terendah, yang penting adalah sikap konsistensi dari arah sikap yang diperlihatkan . Demikian juga apakah jawaban “setuju” atau “tidak setuju” disebut yang disenangi, tergantung dari isi pernyataan dan isi dari item-item yang disusun. 175 Ikatan Akuntan Indonesia Integritas Etika Profesi Independensi Persepsi Mahasiswa Objektivitas Gambar Kerangka Pikir METODE ANALISIS DATA 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah semua pertanyaan (instrumen) penelitian yang diajukan untuk mengukur variabel penelitiaan adalah valid. Jika valid berarti instrumen itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dalam pelaksanaan uji validitas data dapat diambil hipotesis sebagai berikut : Ho : tidak ada korelasi antara butir pernyataan 1 dengan skor total (tidak valid) Ha : ada korelasi antara butir pernyataan 1 dengan skor total (valid) Adapun dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas : Jika signifikansi dari t-statistik < 0,04 maka Ho ditolak (valid) Jika signifikansi dari t-statistik > 0,04 maka Ho diterima (tidak valid) 2. Uji Reliabilitas Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, jika dlakukan dua kali atau lebih. Metode yang digunakan untuk pengujian reliabilitas adalah metode cronbach alpha. Adapun dasar pengambilan keputusan berdasarkan Uji reliabilitas probabilitas : Jika cronbach‟s alpha > 0,6 maka construct reliable Jika cronbach‟s alpha < 0,6 maka construct tidak reliable 3. Uji Kategorisasi Untuk menjawab perumusan masalah yang ada dalam penelitian ini penulis menggunakan metode uji kategorisasi. Skor keseluruhan dari hasil kuisioner mengenai dimensi integritas, independensi, dan objektivitas yang telah diolah akan dimasukkan ke dalam tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mengolah data tersebut digunakan perhitungan interpretasi skor berdasarkan nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi (Azwar, 2007). Pembagian kategori tersebut menggunakan perhitungan sebagai berikut : 176 X ≥ (µ + 0.5 SD) (µ - 0.5 SD) ≤ X < (µ + 0.5 SD) X < (µ - 0.5 SD) Keterangan simbol : µ = mean = Tinggi = Sedang = Rendah SD = Standar Deviasi X = Skor Persepsi Mahasiswa HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk menguji pernyataan-pernyataan setiap variabelnya. Adapun dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : Membandingkan antara tingkat signifikan (P-value) dengan level of signifikan yang digunakan yaitu 4% - Jika P- Value < 0,04 maka dikatakan valid - Jika P-Value > 0,04 maka dikatakan tidak valid 1NTEGRITAS VAR00001 VAR00001 Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N VAR00002 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00003 .154 .151 .535** .759 .026 .350 .267 .276 .000 54 54 54 54 54 54 54 -.043 1 -.168 -.018 .298* -.059 .362** .759 .224 .897 .029 .671 .007 54 54 54 54 54 .303* -.168 1 .048 .061 .004 .586** .026 .224 .732 .660 .978 .000 54 54 54 54 54 54 54 -.130 -.018 .048 1 .066 -.304* .163 .350 .897 .732 .635 .025 .238 54 54 54 54 54 54 54 Pearson Correlation .154 .298* .061 .066 1 .241 .630** Sig. (2-tailed) .267 .029 .660 .635 .079 .000 54 54 54 54 54 54 54 .151 -.059 .004 -.304* .241 1 .369** Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N N VAR00006 .303* -.130 54 N VAR00005 -.043 skor_total 54 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) VAR00004 VAR000 VAR000 VAR0 VAR000 02 03 0004 05 VAR00006 Pearson Correlation 177 Sig. (2-tailed) N skor_total Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .276 .671 .978 .025 .079 .006 54 54 54 54 54 54 54 .535** .362** .586** .163 .630** .369** 1 .000 .007 .000 .238 .000 .006 54 54 54 54 54 54 54 NDEPENDENSI pert_7 pert_8 .135 .776** .003 .001 .008 .331 .000 54 54 54 54 54 54 ** 1 .090 .195 .088 .588** .519 .157 .526 .000 54 54 54 54 .149 ** .652** .283 .000 .000 .391 .003 N pert_9 Pearson Correlation 54 .090 .001 .519 54 54 54 54 54 54 ** .195 .149 1 .011 .621** .008 .157 .283 .939 .000 54 54 54 54 54 54 .135 .088 ** .011 1 .439** .331 .526 .000 .939 54 54 54 54 54 54 ** ** ** ** ** 1 N pert_10 Pearson Correlation .356 Sig. (2-tailed) N pert_11 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N skor_to Pearson Correlation tal Sig. (2-tailed) 55 ** .442 Sig. (2-tailed) skor_total .356** Sig. (2-tailed) Sig. (2-tailed) pert_11 .442** 1 N pert_10 .391** pert_7 Pearson Correlation pert_8 Pearson Correlation pert_9 .776 .588 1 .491 .652 .621 .491 .001 .439 .000 .000 .000 .000 .001 54 54 54 54 54 N 54 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). OBJEKTIVITAS pert_12 pert_12 Pearson Correlation pert_13 1 Sig. (2-tailed) N pert_13 Pearson Correlation 54 .308 * pert_14 pert_15 pert_16 pert_17 skor_tot al .308* .053 .294* .348** .242 .546** .024 .705 .031 .010 .078 .000 54 54 54 54 54 54 .010 ** .258 ** .703** 1 .544 .410 178 Sig. (2-tailed) N 54 pert_14 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N pert_15 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N pert_16 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N pert_17 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N skor_tot Pearson Correlation al Sig. (2-tailed) N .024 54 .940 .000 .060 .002 .000 54 54 54 54 54 .133 .195 * .386** .339 .158 .049 .004 54 54 54 54 1 ** * .767** .011 .000 .053 .010 .705 .940 54 54 * ** .133 .000 .339 .294 .031 .544 1 54 .404 .002 Independensi .342 54 54 54 54 54 54 54 .348** .258 .195 .404** 1 .311* .660** .010 .060 .158 .002 .022 .000 54 54 54 54 54 54 54 .242 ** * * * 1 .689** .410 .269 .342 .311 .078 .002 .049 .011 .022 54 54 54 54 54 54 54 ** ** ** ** ** ** 1 .546 .703 .386 .767 .660 .000 .689 .000 .000 .004 .000 .000 .000 54 54 54 54 54 54 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Dimensi Integritas .269 Pertanyaan 1.Auditor eksternal tidak mengetahuiapakahpenugasannya memberikan citra buruk bagi profesi atau organisasinya. 2.Auditor eksternal tidak menerima pemberian apapun dalam penugasannya 3.Auditor memberikan opini sebelum pemeriksaan laporan keuangan selesai dilakukan 4.Pengungkapan data rahasia klien harus berdasarkan izin pihak yang bersangkutan 5Auditor eksternal menjamin bahwa laporan keuangan klien atau perusahaan telah sesuai dengan peraturan perusahaan dan standar umum yang berlaku 6.Auditor eksternal menyusun laporan rekomendasi yang lengkap dan melakukan analisis informasi yang memadai. 7.Setiap auditor eksternal menghindari hal yang dapat menimbulkan conflict of interest 8. Seorang auditor pada KAP Yang juga merupakan staf internal audit pada perusahaan klien atau pada suatu lembaga negara tidak menerima penugasan audit karena dapat mempengaruhi ndependensi P-Value keterangan 0,000 0,007 Valid Tidak Valid 0,000 Valid 0,238 Tidak valid 0,000 Valid 0,006 Tidak Valid 0,000 Valid 0,000 Valid 54 179 9.Auditor eksternal tidak memihak kepada siapapun dalam pelaksanaan tugas audit 10. Auditor eksternal tidak diperbolehkan memberikan jasanya kepada isteri maupun suami walaupun memegang teguh kode etik. 11.Auditor eksternal bertindak dalam rangka pelayananpublik,menghormati kepercayaan publik dan menunjukkan komitmen atas profesionalismenya. Objektivitas 12. Semua temuan harus didukung oleh buktibukti yang cukup dan objektif. 13. Auditor eksternal menolak untuk menerima tugas atau mengundurkan diri jika merasa dirinya tidaka mempertahankan objektivitas. 14.Auditor eksternal menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukan 15. Tidak melakukan proteksi terhadap ketidakberesan yang terjadi pada perusahaan tempat ia bekerja atau perusahaan klien. 16. Mengungkapkan semua informasi relevan yang mempengaruhi pemahaman pengguna laporan 17. Menghindari diri dari situasi yang dapat membuat profesionalisme auditor eksternal ternoda. Sumber : Hasil Pengolahan Data 0,000 Valid 0,000 Valid 0,001 Valid 0,000 Valid 0,000 Valid 0,004 Valid 0,000 Valid 0,000 Valid 0,000 Valid Dari data tabel hasil validitas di atas dengan 54 responden yaitu Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul yang terdiri dari angkatan 2008 dan 2009 dapat dilihat bahwa semua pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner dapat dikatakan valid yaitu dapat dilihat dari PValue masing-masing pertanyaan yang lebih kecil dari α (0,04) kecuali pada pertanyaan yang ke dua, empat, dan 6 yang memiliki P-Value lebih besar dari α (0,04) sehingga pertanyaan ke dua, empat,dan ke enam dinyatakan tidak valid. 2. Uji Reliabilitas Dasar pengambilan uji reliabilitas yaitu dengan melihat Hasil cronbach’s alpha coefficient adalah sebagai berikut : - Jika cronbach’s alpha > 0,06 maka dikatakan reliabel Jika cronbach’s alpha < 0,06 maka dikatakan tidak reliabel Case Processing Summary N Cases Valid a Excluded Total % 54 100.0 0 .0 54 100.0 180 Case Processing Summary N Cases Valid a Excluded Total % 54 100.0 0 .0 54 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .669 16 Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted pert_1 pert_2 pert_3 pert_5 pert_6 pert_7 pert_8 pert_9 pert_10 pert_11 pert_12 pert_13 pert_14 pert_15 pert_16 pert_17 59.7407 58.6481 59.8148 58.7222 58.7037 58.5741 58.6481 58.2222 58.7037 58.2963 58.2222 58.5556 58.4444 58.9259 58.5000 58.7222 34.082 29.364 34.607 29.450 33.118 27.079 29.440 29.836 29.420 32.024 32.176 29.535 32.629 28.976 31.009 29.336 Corrected Item-Total Correlation -.061 .329 -.142 .410 .024 .624 .436 .405 .348 .284 .271 .469 .189 .417 .303 .468 Cronbach's Alpha if Item Deleted .695 .647 .737 .637 .687 .603 .634 .638 .644 .656 .657 .632 .664 .634 .652 .631 181 dimensi Integritas pertanyaan Pertanyaan 1 Pertanyaan 3 Pertanyaan 5 Independensi Pertanyaan 7 Pertanyaan 8 Pertanyaan 9 Pertanyaan 10 Pertanyaan 11 Objektivitas Pertanyaan 12 Pertanyaan 13 Pertanyaan 14 Pertanyaan 15 Pertanyaan 16 Pertanyaan 17 Sumber : Hasil Pengolahan Data Cronbach’s alpha 0,695 0,737 0,637 0,603 0,634 0,638 0,644 0,656 0,657 0,632 0,664 0,634 0,652 0,631 keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Dari tabel hasil uji validitas di atas dapat dinyatakan bahwa semua pertanyaan yang diberikan melalui kuisoner adalah reliabel, karena memiliki nilai cronbach’s alpha > 0,06 3. Uji Kategorisasi a. Pengkategorisasian Tingkat Integritas Dari Auditor Eksternal Dalam Menjalankan Tugas Audit Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. Perhitungan kategorisasi tingkat integritas dimulai dengan mencari hasil total dari 5 pertanyaan yang mewakili dimensi integritas pada kuisioner yang telah diisi oleh responden, dan skor tertinggi yang diperoleh = 24, sedangkan skor terendah = 9. Dengan bantuan program SPSS Statistics versi 16.0 for windows, maka peneliti mendapatkan nilai standar deviasi sebesar 2,92946 dan mean sebesar 17,7222 untuk mengkategorisasikan integritas dari auditor eksternal berdasarkan persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. Langkah selanjutnya adalah mencari kategori tinggi dengan menggunakan mean ditambah setengah dari standar deviasi, sedangkan untuk yang rendah mean dikurangi setengah standar deviasi. Hasilnya adalah sebagai berikut : X < 16,25747 = Rendah 16,25747 ≤ X < 19,18693 = Sedang X ≥ 19,18693 = Tinggi Pembahasan mengenai kategori tingkat integritas auditor eksternal dalam menjalankan tugas audit berdasarkan persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul hanya akan mengambil responden dengan kategori tinggi dan rendah saja. Pengkategorisasian responden dapat dilihat dari tabel berikut ini : 182 Kategori Jumlah Persentase Tinggi 22 55 % Rendah 18 45 % Sumber : Hasil Pengolahan Data Berdasarkan data yang telah diolah, terdapat 22 responden yang memberikan penilaian yang tinggi terhadap integritas auditor eksternal atau sebesar 55 % dan 18 responden memberikan penilaian yang rendah atau sebesar 45 %. Hasil dari kategorisasi integritas auditor eksternal tersebut menunjukkan bahwa dalam menjalankan tugas audit integritas yang dimiliki oleh auditor eksternal dapat dikatakan tinggi sehingga segala sesuatu yang dilakukan oleh auditor eksternal yang berkaitan dengan integritas dalam pengambilan keputusan dapat dipercaya. b. Kategorisasi Tingkat Independensi Dari Auditor Eksternal Dalam Menjalankan Tugas Audit Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. Perhitungan kategorisasi tingkat inependensi dimulai dengan mencari hasil total dari 5 pertanyaan yang mewakili dimensi independensi pada kuisioner yang telah diisi oleh responden, dan skor tertinggi yang diperoleh = 25, sedangkan skor terendah = 14. dengan bantuan program SPSS Statistics versi 16.0 for windows, maka peneliti mendapatkan nilai standar deviasi sebesar 2,68599 dan mean sebesar 20,7407 untuk mengkategorisasikan tingkat independensi dari auditor eksternal berdasarkan persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. Langkah selanjutnya adalah mencari kategori tinggi dengan menggunakan mean ditambah setengah dari standar deviasi, sedangkan untuk yang rendah mean dikurangi setengah standar deviasi. Hasilnya adalah sebagai berikut : X < 19,397705 = Rendah 19,397705 ≤ X < 22,083695 = Sedang X ≥ 22,083695 = Tinggi Pembahasan mengenai kategori tingkat independensi auditor eksternal berdasarkan persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul hanya akan mengambil subjek dengan kategori tinggi dan rendah saja. Pengkategorisasian subjek dapat dilihat dari tabel berikut ini : Kategori Jumlah Persentase Tinggi 19 52,8 % Rendah 17 47,2 % Sumber : Hasil Pengolahan Data 183 Berdasarkan data yang telah diolah, terdapat 19 responden yang memberikan penilaian yang tinggi terhadap tingkat independensi auditor eksternal atau sebesar 52,8 % dan 17 responden meberikan penilaian yang rendah atau sebesar 47,2 %. Hasil dari kategorisasi independensi auditor eksternal tersebut menunjukkan bahwa dalam menjalankan tugas audit independensi yang dimiliki auditor eksternal dapat dikatakan tinggi sehingga segala sesuatu yang dilakukan oleh auditor eksternal yang berkaitan dengan independensi dalam pengambilan keputusan dapat dipercaya c. Kategorisasi Tingkat Objektivitas Dari Auditor Eksternal Dalam Menjalankan Tugas Audit Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. Perhitungan kategorisasi tingkat objektivitas auditor eksternal dimulai dengan mencari hasil total dari 6 pertanyaan yang telah dijawab oleh responden melalui kuisioner, dan skor tertinggi yang diperoleh = 30, sedangkan skor terendah = 19. dengan bantuan program SPSS Statistics versi 16.0 for windows, maka peneliti mendapatkan nilai standar deviasi 2,94232 dan mean sebesar 24,3889 untuk mengkategorisasikan tingkat objektivitas auditor eksternal berdasarkan persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. Langkah selanjutnya adalah mencari kategori tinggi dengan menggunakan mean ditambah setengah dari standar deviasi, sedangkan untuk yang rendah mean dikurangi setengah standar deviasi. Hasilnya adalah sebagai berikut : X < 22,91774 = Rendah 22,91774 ≤ X < 25,86006 = Sedang X ≥ 25,86006 = Tinggi Pembahasan mengenai kategori tingkat objektivitas auditor eksternal berdasarkan persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul hanya akan mengambil responden dengan kategori tinggi dan rendah saja. Pengkategorisasian responden dapat dilihat dari tabel berikut ini : Kategori Jumlah Persentase Tinggi 14 58,33 % Rendah 10 41,67 % Sumber : Hasil Pengolahan Data Berdasarkan data yang telah diolah, terdapat 14 responden yang memberikan penilaian yang tinggi terhadap objektivitas auditor eksternal atau sebesar 58,33 % dan 10 responden memberikan penilaian yang rendah terhadap objektivitas auditor eksternal atau sebesar 41,67 %. Hasil dari kategorisasi objektivitas auditor eksternal tersebut menunjukkan bahwa dalam menjalankan tugas audit objektivitas auditor eksternal dapat dikatakan tinggi sehingga segala sesuatu yang dilakukan auditor eksternal yang berkaitan dengan objektivitas dalam mengambil keputusan dapat dipercaya. 184 d. Pengkategorisasian Ketiga Dimensi Etika Profesi Dimensi Persentase Jumlah Responden 55 % 22 Independensi 52,8 % 18 Objektivitas 58,33 % 14 Integritas Sumber : Hasil Pengolahan Data Berdasarkan data dari tabel di atas maka dpat dilihat bahwa persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul terhadap ketiga dimensi berada dalam kategori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan tugas audit, auditor eksternal mematuhi etika profesi yang telah ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia(IAI) namun auditor eksternal harus lebih meningkatkan objektivitasnya karena memiliki nilai yang paling rendah, sehingga para pengguna jasa auditor eksternal dapat mempercayai kinerja dari auditor eksternal. Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation integritas 54 9.00 24.00 17.7222 2.92946 independensi 54 14.00 25.00 20.7407 2.68599 objektivitas 54 19.00 30.00 24.3889 2.94232 Valid N (listwise) 54 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Dari hasil penelitian melalui kuisioner yang telah disebarkan pada responden maka dapat disimpulkan bahwa persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Ungul terhadap kinerja auditor eksternal baik hal ini dapat dibuktikan dengan tingginya tingkat penilaian yang diberikan oleh Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul terhadap integritas, independensi, dan objektivitas sebagai dimensi dalam terciptanya etika profesi yang baik dan auditor eksternal dianggap sudah mematuhi ketiga dimensi etika profesi dengan kategori tinggi sehingga hasil akhir dari tugas audit yang diberikan oleh auditor eksternal dapat dipercaya. SARAN Adapun saran-saran yang ingin disampaikan oleh penulis dari penelitian ini adalah : 1. Bagi KAP, diharapkan dapat meningkatkan kualitas auditor eksternal nya melalui penambahan kegiatan-kegiatan seperti seminar pendidikan, diklat/workshop dan menetapkan standar yang tinggi dalam perekrutan auditor eksternal. 185 2. Bagi auditor eksternal, hasil temuan yang didapat dari penelitian ini menunjukkan adanya kepercayaan terhadap profesi auditor eksternal dalam menjalankan tugas audit, artinya auditor eksternal dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat akan jasa professional auditor eksternal untuk itu diharapkan di masa mendatang auditor dapat menjaga kepercayaan masyarakat dengan memperbaiki dan meningkatkan kinerja auditor eksternal sehingga pemakai laporan keuangan tidak salah dalam mengambil keputusan. 3. Berdasarkan hasil penelitian pada skripsi ini dimensi objektivitas memiliki jarak yang paling dekat antara kategori tinggi dan rendah sehingga ke depan nya auditor eksternal diharapkan mampu meningkatkan dimensi objektivitasnya agar kepercayaan masyarakat semakin meningkat. 4. Bagi kalangan akademik yang ingin melakukan penelitian selanjutnya yang memilki topik yang tidak jauh berbeda sebaiknya memperluas jumlah sampel sehingga penelitian yang diproleh memberikan hasil yang lebih akurat dan sebaiknya menggunakan variabel yang lebih banyak serta bervariasi UCAPAN TERIMA KASIH Selesainya pembuatan jurnal ini berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dengan penuh rasa hormat kepada : 1. Bapak Dr. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul 2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE, Ak. M. Si, selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul 3. Bapak Drs. Daulat Freddy Ak, MM Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 4. Ibu Rilla Gantino, SE, Ak, MM selaku dosen pembimbing yang ditengah kesibukannya telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan ide kepada penulis serta saran – saran yang sangat bermanfaat dalam penyusunan jurnal ini. 5. Ibu Sri Handayani yang memberikan masukan-masukan yang bermanfaat sehingga penulis dapat memperbaiki penyusunan jurnal ini. 6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan, do‟a dan motivasi selama penyusunan jurnal ini sehingga penulis memiliki motivasi lebih dalam penyusunan jurnal ini. DAFTAR PUSTAKA Arens, Alvin A, Elder, Randal J, Beasley, Mark S, Auditing Dan Jasa Assurance, Jilid 1, Edisi Kedua Belas, Erlangga, Jakarta, 2008 186 Dede Rahmat Hidayat, Ilmu Perilaku Manusia, Trans Info Media, Jakarta, 2009 Hery, Auditing 1 Dasar-Dasar Pemeriksaan Akuntansi, Kencana, Jakarta, 2011 Imung, Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol 7, Fakultas Ekonomi Trisakti, Jakarta, 2007 Universitas I Wayan Suartana, Akuntansi Keprilakuan Teori Dan Implementasi, Andi, Yogyakarta, 2010 Wirakusumah, Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol 7, Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta, 2007 187 EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN TIKET PT. GARUDA INDONESIA, TBK Kurnia Iswari Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta [email protected] ABSTRAKSI Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengendalian internal atas sistem dan prosedur penjualan tiket online pada PT. Garuda Indonesia, Tbk sehingga dapat menghasilkan informasi laporan penjualan yang dapat digunakan untuk prngambilan keputusan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer dimana data sekunder di peroleh dari Laporan Penjualan Tiket Online PT. Garuda Indonesia, Tbk dan data primer di peroleh dari ICQ yang penulis berikan kepada seluruh karyawan yang berhubungan dengan Penjualan Tiket Online PT. Garuda Indonesia. Evaluasi pengendalian internal ini menggunakan ICQ yang hasilnya adalah penerapan pengendalian internal sudah sesuai dengan SOP perusahaan dengan hasil ICQ adalah 72 %. Untuk akurasi data masih belum akurat di karenakan dalam pelaporan buku bank dengan data customers sales report masih belum menunjukan keadaan yang sebenarnya di karenakan pencatatan refund menunggu rekening koran bank terpotong. Kata Kunci : Laporan Penjualan, Pengendalian Internal, Sistem Akuntansi, dan Online Ticketing. PENDAHULUAN Usaha yang bergerak dalam bidang transporasi adalah usaha yang menawarkan jasa dan pelayanan terhadap pengguna jasa transportasi. Jasa pelayanan yang di tawarkan pesawat terbang adalah jasa pelayanan pemesanan tiket. Pelayanan pemesanan tiket merupakan pintu gerbang pertama perusahaan maskapai penerbangan dalam mendapatkan pendapatan, maka dari itu sering sekali timbul permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pemesanan tiket tersebut. Pemesanan tiket pesawat terbang di bagi menjadi 2, yaitu dengan cara non-online (sales office) dan online (e-ticketing). Dalam hal ini pemesanan ticket melalui online service lebih di minati karena pemesanan yang cukup mudah, dengan adanya koneksi internet, pemesanan tiket dapat di lakukan. Selain itu, pemesanan tiket secara online terkadang harga yang di tawarkan bisa lebih murah di bandingkan dengan pemesanan melalui non online (sales office). Sistem akuntansi yang terbentuk di dalam perusahaan tidak semua berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam suatu perusahaan banyak dijumpai ketidaksesuaian penerapan sistem akuntansi dalam praktek hingga terjadi kecurangan dalam perusahaan. Untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan yang dapat merugikan perusahaan sangat diperlukan 188 prosedur penjualan yang dapat membantu manajemen dalam mengkoordinir dan mengawasi jalannya kegiatan penjualan terutama dalam penjualan tiket secara online (e-tiketing). Motivasi penulis melakukan penelitian ini di karenakan adanya pihak ketiga dari operasional penjualan tiket melalui web yaitu pihak bank. Pihak bank bekerja sama dengan PT. Garuda Indonesia untuk memberikan pelayanan pembayaran untuk penumpang agar mudah melakukan transaksi. Hal ini membuat data laporan penjualan pada transaksi penjualan tiket melalui web sering terjadi ketidakakuratan data laporan penjualan. Oleh sebab itu dalam skripsi ini menjadi unik di karenakan skripsi ini akan mengevaluasi keakuratan data laporan penjualan tiket online agar laporan penjualan dapat memberikan informasi bagi manajemen untuk pengambilan keputusan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengendalian internal atas sistem dan prosedur penjualan tiket online pada PT. Garuda Indonesia, Tbk sehingga dapat menghasilkan informasi laporan penjualan yang dapat digunakan untuk prngambilan keputusan. Manfaat penelitian adalah memberikan wacana atau sumbangan pikiran dalam mengatasi persoalan yang berkaitan dengan prosedur dan pelaksanaan sistem akuntansi penjualan tiket online pada maskapai penerbangan. METODE PENELITIAN 1. Populasi, Sampel Populasi yang digunakan adalah karyawan yang terkait dengan penjualan di PT. Garuda Indonesia, Tbk Sampel adalah beberapa anggota atau bagian yang di pilih dari populasi. Yang menjadi koresponden sampel dalam penelitian ini adalah tim akuntansi termasuk manager akuntansi dan tim operasional penjualan di PT. Garuda Indonesia, Tbk. 2. Metode Pengolahan Data Pengolahan data yang di lakukan oleh penulis adalah dengan analisis deskriptif kualitatif. Data yang telah di peroleh akan di uraikan dan di jelaskan secara terperinci terkait dengan subjek pembahasan dan di hubungan dengan teori yang mendukung topik penulisan skripsi ini. Evaluasi pengendalian internal dapat di lakukan dengan cara : a. Membandingkan SOP dengan aplikasi sistem penjualan e-ticketing di PT. Garuda Indonesia, Tbk yang berjalan. b. Melalui penerapan efektifitas dari sistem penjualan E-Ticketing c. Menggunakan ICQ (Internal Control Questionnaires) adalah suatu cara yang digunakan untuk menilai pengendalian internal dalam suatu perusahaan yang didalamnya terdapat beberapa pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut tentang pengendalian internal guna menilai kebenaran informasi dari penjualan ticket Garuda Indonesia agar dapat di gunakan untuk perencanaan. 3. Jenis Data a. Data Kualitatif Data Kualitatif yaitu data yang di gunakan berbentuk kalimat atau pernyataan dari pihak – pihak terkait. Data kualitatif di peroleh dengan berbagai macam teknik pengumpulan 189 data misalnya wawancara, analisa dokumen, diskusi atau observasi yang di tuangkan dalam catatan lapangan. Data ini merupakan data singkat perusahaan, struktur organisasi dan kegiatan usaha perusahaan. b. Data Kuantitatif Data Kuantitatif adalah data yang merupakan angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah di analisa menggunakan menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Data ini merupakan data – data penjualan seperti data daftar penjualan dan data perhitungan menggunakan kuisioner. 4. Sumber Data Data yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan skripsi ini adalah Data primer yang berupa kuisioner untuk menilai efektifitas. Selain data primer penulis juga menggunakan data sekunder yang mana data tersebut di kumpulkan dari arsip – arsip perusahaan yang berhubungan dengan transaksi atas penjualan tiket online ataupun non online. Data sekunder yang di gunakan untuk membandingkan SOP (Standar Operasional Prosedur) dengan penerapan di lapangan. Data sekunder berupa sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, kegiatan usaha perusahaan, sistem dan prosedur penjualan, dan list data penjualan. 5. Definisi Operasional Variable Dalam skripsi ini beberapa variable yang di gunakan oleh penulis diantaranya adalah : a. Evaluasi Evaluasi adalah suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu prosedur yang telah dilakukan dan yang akan digunakan untuk meramalkan, memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan prosedur kedepannya agar lebih jauh lebih baik. b. Sistem Adalah sekelompok komponen atau subsistem yang saling menunjang atau berhubungan yang memiliki tujuan yang sama. c. Prosedur Kegiatan yang telah di tetapkan oleh menejemen perusahaan untuk menjalankan suatu kegiatan transaksi. Kegiatan ini terdiri dari beberapa langkah – langkah yang berurutan dan tidak dapat di rubah. d. Pengendalian Internal Pengendalian Internal (Internal Control) adalah rencana organisasi dan metode yang di gunakan untuk menjaga dan melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat di percaya, memperbaiki efisiensi dan untuk mendorong di taatinya kebijakan manajemen. Yang bertujuan untuk memberikan keyakinan tenang tujuan perusahaan yaitu : 1) Keandalan dan keakuratan laporan keuangan 2) Efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan 3) Kepatuhan terhadap hukum, peraturan dan kebijakan yang berlaku. e. Penjualan Penjualan adalah usaha dimana objek memberikan barang yang di butuhkan kepada mereka yang memerlukan dengan imbalan suatu harga yang telah di sepakati bersama. f. Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi Pengendalian Internal adalah membandingkan antara sistem pengendalian internal dengan sistem pengendalian pada praktik seharusnya. 190 6. Model Penelitian SOP PT. Garuda Indonesia Aktivitas Penjualan Aktivitas Penjualan Tiket Sistem Informasi Penjualan Tiket Online Sistem Penjualan Tiket Online Internal Control Internal Control Laporan Penjualan Perbandingan Laporan Penjualan Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Feed Back 191 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Dalam melakukan pengisian daftar pertanyaan ICQ ini, penulis memberikan daftar pertanyaan kepada responden dan meminta untuk mengisi kuisioner. Hal ini di lakukan agar dapat mengetahui pelaksanaan prosedur atas SOP yang berlaku apakah sudah sesuai atau belum dengan ketentuan yang ada dalam operasional Garuda Indonesia. Terlampir perhitungan tabulasi dari hasil ICQ yang di bagikan ke karyawan PT. Garuda Indonesia Batas efektif dan tidak efektif 5 0 0% Tidak efektif Efektif 50% 72% 10 100% Pengendalian internal dikatakan baik jika terpenuhi nya unsur unsur pengendalian internal seperti : a. Adanya otorisasi b. Adanya pemisahan fungsi dan tugas c. Pemeriksaan periodic pihak yang independen d. Terjaganya harta perusahaan e. Adanya konfirmasil Dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa pengendalian internal atas sistem dan prosedur PT. Garuda Indonesia telah mencapai angka 72% telah melewati batas indikator efektif dan tidak efektif. Indikasi kesempurnaan adalah 100% dan sebanyak 28% lainnya berasal dari otorisasi responsif bagian operasional dalam melayani refund dari customer dan pengecekan harian report pembelian tiket yang belum tentu di lakukan setiap harinya. Pengecekan laporan harian CSR dengan buku bank baru di lakukan pada saat rekening Koran dari bank pemeroses datang ke kantor Garuda Indonesia. Rekening Koran tersebut tidak datang setiap hari, terkadang dua hari sekali baru datang Pengendalian internal sistem dan prosedur penjualan pada PT. Garuda Indonesia sudah di katakan efektif bukan hanya karena melewati batas indicator ICQ tetapi dalam sistem penjualan PT. Garuda Indonesia sudah berjalan nya unsur unsur pengendalian internal yang baik, seperti adanya pengecekan pada laporan penjualan, adanya konfirmasi kepada penumpang yang menggalami kendala dalam proses pembelian tiket, adanya otorisasi dari Manager Operasional dan Manager Akuntansi dalam rekonsiliasi bank, dan adanya pemisahan tugas setiap karyawannya 1. Akurasi data laporan penjualan Dalam penjualan tiket online web ada terjadi kendala – kendala seperti pada saat melakukan transaksi kartu kredit ataupun debit telah terpotong tetapi tiket tidak terbentuk. Jika hal seperti ini maka pihak garuda akan melakukan konfirmasi dengan penumpang apakah uang yang masuk akan di kembalikan ke kartu kredit ataupun debit penumpang atau 192 akan di bentuk tiket baru. Konfirmasi dari pihak garuda baru dapat di lakukan pada saat garuda melakukan reporting harian pada H+1 transaksi. Pihak Garuda Indonesia akan mencocokan antara laporan penjualan harian pada H+1 transaksi dengan laporan bank, jika terjadi ketidakcocokan maka dari pihak Garuda akan menelpon customer, apakah dana yang sudah masuk akan di bantuk tiket baru atau akan di kembalikan uangnya ke rekening customer. Jika penumpang yang menyadari tiket yang di beli tidak terbentuk maka dapat melakukan complain ke call center Garuda, dan pihak Garuda akan menawarkan pembentukan tiket kembali atau melakukan proses pengembalian uang kembali. Penumpang yang memilih pembentukan tiket kembali, maka Garuda akan membuat tiket manual untuk pelanggan yang tiketnya tidak terbentuk tadi. Dan penumpang yang menginginkan pengembalian uang (refund) maka proses melakukan refund untuk pembayaran dengan kartu debit adalah 5 hari kerja. Dan untuk refund untuk pembayaran dengan kartu kredit adalah 7 hari kerja proses di Garuda, dari pihak Garuda menyerahkan kepada Bank rekanan untuk di proses lebih lanjut. Untuk proses pengembalian saldo kredit dari bank yang berbeda dari bank rekanan Garuda misal seperti pembelian dengan kartu kredit Bank Danamon ke Bank rekanan Garuda yaitu BCA hal ini yang seringkali mengalami proses yang panjang dan membutuhkan waktu berbulan-bulan. Proses refund di Garuda hanya 7 hari kerja tetapi proses antar bank penumpang dengan bank rekanan Garuda yang memiliki proses yang panjang karena sistem antar bank berbeda-beda. Bank rekanan Garuda Indonesia yang memproses transaksi dengan menggunakan kartu debit adalah Bank Mandiri dan BCA sedangkan Bank yang memproses transaksi dengan menggunakan Kartu Kredit adalah Bank Citibank, Mandiri dan BNI. Proses refund pembayaran dengan kartu kredit ataupun kartu debit lebih cepat jika menggunakan email ke [email protected] di bandingkan dengan datang langsung ke kantor penjualan. Di karenakan dari kantor penjualan hanya menerbitkan refund request form yang akan di ambil oleh kurir Bank yang bersangkutan secara kolektif. Pengambilan refund request form biasanya di ambil setiap seminggu sekali ke kantor penjualan Garuda Indonesia namun bahkan beberapa bank melakukan pengambilan refund request form tersebut dua minggu sekali. Jika refund di lakukan dengan menggunakan email, maka pihak bagian operasional akan mengakses email tersebut yang kemudian membuat refund request form. Setalah refund request form tersebut telah terbit maka akan di otorisasi dan verifikasi oleh manager operasional dan dikirimkan ke pihak bank tersebut dengan menggunakan email. Hal ini yang membedakan antara refund dengan menggunakan email ataupun datang langsung ke kantor penjualan. Jika penerimaan refund request form terjadi pada akhir bulan maka penjualan tiket yang melakukan refund tetap di akui sebagai penjualan di tanggal refund request form tersebut di terima. Pengurangan nominal refund pada laporan penjualan baru akan di lakukan setelah Bank pemeroses memotong saldo rekening Garuda Indonesia di bulan berikutnya. Bank tidak memberikan laporan rekening Koran secara bulanan, tetapi secara harian yang akan di cocokan dengan laporan CSR Garuda Indonesia. SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap evaluasi pengendalian internal sistem dan prosedur akuntansi penjualan melalui wawancara, ICQ dan data penjualan yang di peroleh pada PT. 193 Garuda Indonesia, maka dapat di simpulkan bahwa sistem dan prosedur sudah berfungsi dengan baik sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang di tetapkan oleh perusahaan. Namun penerapan pengecekan data CSR dan buku bank yang masih tidak sesuai dengan standar. Standar pengecekan buku bank dengan CSR Garuda Indonesia adalah H+1 tetapi ternyata penerapannya adalah tergantung pada rekening Koran bank yang di terima oleh Garuda Indonesia. Rekening yang datang tidak selalu H+1 tetapi bisa H+2 ataupun H+3 sehingga data penjualan belum menunjukan kondisi yang sebenernya pada laporan penjualan. Prosedur dari awal transaksi sampai dengan laporan penjualan terbentuk sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Jika ada proses pengembalian uang di karenakan kesalahan sistem pembelian tiket ataupun ada pembatalan penerbangan dapat melakukan refund dengan prosedur refund yang telah di tetapkan. Jangka waktu pengembalian refund adalah 14 hari kerja. Refund request form yang di lakukan pada akhir bulan akan tetap diakui sebagai penjualan tiket, rekonsiliasi buku bank baru di lakukan pada saat bank telah memotong saldo rekening perusahaan untuk pengembalian refund tiket. Hal ini di lakukan perusahaan agar saldo bank dengan laporan penjualan CSR sama. Namun sebagai akibat dari menunggu rekening Koran bank untuk melakukan pengecekan data refund maka akurasi data belum akurat 2. Keterbatasan Keterbatasan penelitian ini adalah dalam ruang lingkup penelitian dimana penelitian ini hanya membatasi lingkup penjualan tiket online sedangkan dalam lingkup penjualan tiket direct selling dan phone booking pun banyak terjadi kendala. 3. Rekomendasi Sebaiknya adanya buku besar pembantu untuk memcatat permintaan refund. Karena refund request form jika sudah ada approve oleh bagian yang berwenang seperti manager sudah sah dalam pencatatan laporan keuangan tidak perlu menunggu pengurangan saldo rekening perusahaan. Untuk penelitian yang akan datang dapat membahas kendala kesalahan sistem dalam penjualan tiket direct selling dan phone booking dan bagaimana prosedur dari pihak bank dalam melayani proses refund tiket dari maskapai Garuda Indonesia. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan terlaksananya tugas akhir ini, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, terutama kepada yang terhormat : 1. Bapak Dr Ir Arief Kusuma AP, MBA, selaku Rektor Universitas Esa Unggul 2. Bapak Dr MF. Arrozy, SE, Msi, Akt. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Univrsitas Esa Unggul. 3. Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Esa Unggul 4. Ibu Rilla Gantino SE. Ak, MM Selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Para dosen yang selama ini telah mendidik dan membekali ilmu selama penulis kuliah di Fakultas Ekonomi Univeritas Esa Unggul. 6. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, dukungan yang tidak henti-hentinya yang diberikan kepada penulis. 194 Daftar Pustaka Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley., 2008, Auditing dan Jasa Assurance, Jilid Satu, Edisi 12 Jakarta: Erlangga. Baridwan, Zaki, 2008, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Gondodiyoto, Sanyoto, 2007, Audit Sistem Informasi, Jakarta: Mitra Wacana Media. James A. Hall, Accounting Information System, 2007, Buku 1, Edisi Keempat, Jakarta: Salemba Empat. Krismiaji, 2010, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Menejemen YKPN – Yogyakarta. Marshall B. Romney, 2009, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kesembilan, Jakarta: Salemba Empat. Marom, Chairul, 2001, Pedoman Penyajian Pelaporan Keuangan, Jakarta: Grasindo, hal 6 – 10 Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Jakarta: Salemba Empat. Narko, 2007, Sistem Akuntansi, Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. Winarno, Wing Wahyu, 2006, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, Yogyakarta: UPP STIM YKPM. 195 DAMPAK TINDAKAN EARNING MANAGEMENT TERHADAP RESPON PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2007 SAMPAI DENGAN 2009 Kurniawan Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAK Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikkan atau penurunan profitabilitas perusahaan untuk jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mencari Pengaruh kuantitatif antara variabel manajemen laba sebagai variabel independen terhadap return saham sebagai variabel dependen. Penelitian menyimpulkan bahwa seluruh perusahaan yang diuji terbukti melakukan praktek manajemen laba dengan menurunkan nilai laba dan manajemen laba berpengaruh secara negatif atau berbanding terbalik terhadap return saham tetapi tidak secara signifikan berpengaruh. Kata kunci : Manajemen laba, Return saham 2 PENDAHULUAN Laporan keuangan mempunyai fungsi utama sebagai media komunikasi yang digunakan untuk mengurangi asimetri informasi antara emiten dan investor. Kondisi dari keuangan perusahaan tercermin dalam laporan keuangan yang digunakan oleh investor untuk melakukan penilaian sebelum pengambilan keputusan dalam melakukan transaksi membeli atau menjual instrumen saham. Salah satu aspek dalam laporan keuangan yang dapat digunakan oleh para investor untuk mengukur kinerja perusahaan adalah kemampuan emiten dalam menghasilkan laba. Implikasinya adalah harga saham akan bereaksi terhadap informasi laba yang dipublikasikan melalui laporan keuangan. 196 Berdasarkan kenyataan yang ada seringkali perhatian para pengguna laporan keuangan hanya tertuju pada informasi kuantitas dari laba tanpa memperhatikan bagaimana laba tersebut dihasilkan. Hal ini dapat mendorong manajemen perusahaan selaku para manajer untuk melakukan beberapa tindakan yang disebut manajemen laba. Perhatian para investor yang hanya terpusat pada kuantitas laba tanpa memperhatikan prosedur dan standar yang digunakan dapat mendorong pihak manajemen untuk melalukan manajemen laba. Terdapat dua jenis tipe investor, yang pertama adalah investor sophisticated yang merupakan tipe investor yang sangat mempertimbangkan baik-baik laba yang dihasilkan melalui laporan keuangan dengan memperhatikan sistem dan prosedur dalam mendapatkan nilai laba tersebut sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi saham. Tipe jenis ini yang diharapkan ada pada setiap investor di Indonesia. Tipe investor yang kedua adalah investor naif yang mempertimbangkan untuk melakukan transaksi saham lebih berdasarkan isu yang beredar dan nilai kuantitas dari laba saja, yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk terkena dari kebijakan manajemen laba. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Maka sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Akan tetapi informasi yang disampaikan kadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetris informasi. Asimetri antara manajemen dengan pemilik dapat memberikan kesempatan kepada manajer melakukan manajemen laba. Pihak manajemen lebih memungkinkan melakukan praktek manajemen laba dikarenakan menyatakan bahwa agen berada posisi yang mempunyai informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja dan perusahaan serta keseluruhan dibandingkan dengan prinsipal. Dengan asumsi bahwa setiap individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri. Maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong agen untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui prinsipal (Yushita : 2010). Pemahaman atas manajemen laba menjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku opurtunistik pihak manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan political costs. Kedua, dengan memandang manajemen laba dari sudut pandang efficient contracting, dimana manajemen laba memberi manajer suatu keleluasan untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi masalah yang tidak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, manajer dapat mempengaruhi nilai pasar saham perusahaannya melalui manajemen laba, contohnya dengan membuat perataan lama (income smoothing) dan pertumbuhan laba sepanjang waktu (Kurnaini: 2009). 197 Fenomena dari return saham menjadi sangat menarik dimana nilai return yang dihasilkan dari perubahan harga saham pada suatu periode dapat menjadi acuan para investor untuk melakukan transaksi saham, sebagai contoh jika nilai return saham terus meningkat dapat merangsang para investor untuk melakukan permintaan atas jumlah lembar saham, sehingga secara signifikan meningkatkan nilai saham tersebut. Tetapi ketika nilai return saham sudah sangat tinggi malah berdampak kepada para investor untuk melepas atau menjual lembar saham tersebut untuk mendapatkan keuntungan dari selisih harga saham tersebut, dan mengakibatkan return saham tersebut menjadi negatif. Penelitian ini secara empirikal menguji perilaku manajemen laba yang diukur dengan akrual diskresioner sebagai alat pengukur. Ada beberapa alasan mengapa penelitian tentang manajemen laba difokuskan kepada proses akrual. Pertama, akrual adalah hasil dari GAAP dan apabila laba diatur menurut GAAP maka manajemen laba terjadi melalui akrual. Kedua, dengan memfokuskan penelitian kearah pada penggunaan basis akrual akan mengurangi permasalahan yang terjadi di dalam meneliti manajemen laba yang disebabkan oleh keterbatasan untuk melakukan pengukuran terhadap pengaruh pilihan akuntansi. Ketiga, jika manajemen laba berasal dari komponen diluar kebijakan akrual maka investor akan dapat mengetahui indikasi manajemen laba pada laba yang dilaporkan (Sokarina Ayudia : 2009) Perusahaan food and beverages digunakan dalam penelitian ini karena perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang mampu bertahan dalam kondisi kebijakan apapun karena produknya dapat dikategorikan sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia sehingga seburuk apapun kebijakan yang dibuat hampir pasti produk perusahaan ini tetap dibeli dan dinikmati oleh konsumen. Apabila kegiatan produksi tersebut tersendat beberapa waktu maka hal tersebut dapat menjadi berita buruk bagi perusahaan karena proses produksinya memerlukan waktu yang relatif lama. Untuk itu perusahaan harus memperkuat faktor internal agar dapat berkembang dan bertahan. Dan salah satu usaha untuk memperkuat faktor internalnya adalah menjaga kestabilan return. Hal ini dapat mendorong pihak perusahaan untuk melakukan manajemen laba untuk meningkatkan return saham pada pasar modal. Bertitik tolak dari latar belakang masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah telah terjadi manajemen laba pada perusahaan food and beverages yang go public di bursa efek Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan 2009. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh manajemen laba terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang go public di bursa efek Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan 2009. METODE PENELITIAN Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha1 : Manajemen laba secara signifikan berpengaruh secara negatif terhadap return saham. 198 Penelitian ini dilakukan pada Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia Jl.Jend Sudirman Kav 24-25, Jakarta Pusat. waktu penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2011 sampai dengan Januari 2012. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder, data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak lansung dan dikumpulkan dari hasil publikasi pihak lain. Data tersebut adalah annual report dan data perubahan harga saham perusahaan food and beverages yang go public di bursa efek Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan 2009. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), periodisasi populasi penelitian ini mencakup data tahun 2007-2009. Jumlah untuk tahun 2007 adalah 18 perusahaan Jumlah untuk tahun 2008 adalah 18 perusahaan Jumlah untuk tahun 2009 adalah 18 perusahaan Total seluruh penelitian adalah 54 perusahaan Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sampling Jenuh, yaitu pengambilan sampel secara menyeluruh dari data yang akan diuji, pengambilan sampel yang akan diuji tesebut sebagai berikut, Perusahaan food and beverages dan komponennya yang selalu konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2009. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Data sekunder yang digunakan dalam penelitian kuantitatif berupa daftar perusahaan food and beverages yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009 juga melalui website www.idx.co.id sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian kuantitatif berupa data laporan keuangan yang diperoleh dari prospektus perusahaan food and beverages yang terdaftar di Pusat Referensi Pasar Modal di BEI. Model Hipotesis Earning Management Return Saham Penelitian ini untuk menguji bagaimana dampak dari earning management pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terhadap perilaku pengguna laporan keuangan yaitu investor yang tercermin dalam return saham, apakah dampak earning management tersebut berpengaruh positif atau negatif terhadap return saham. Uji F digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh secara simultan antara variabel independen yaitu manajemen laba (X) terhadap variabel dependen yaitu return saham (Y). Dasar pengambilan keputusan : i. Jika Sig < 0,05 maka Ha diterima. ii. Jika Sig > 0,05 maka Ha ditolak. 199 Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan regresi sederhana (single regression) persamaan regresinya adalah sebagai berikut : 6 Y=a+bX Dimana : Y = Return Saham a = Konstanta / Intercept Persamaan Regresi X = Manajemen Laba Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya statistik, Uji kualitas data dilakukan dengan menggunakan uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak dengan menggunakan normal probability plot jika titik mendekati garis diagonal maka data tersebut dianggap normal. Uji autokorelasi terjadi apabila terdapat hubungan yang signifikan antar dua data yang berdekatan. Autokorelasi adalah korelasi antara serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (time series) atau menurut ruang (cross sectional). Cara mendeteksi adanya autokorelasi berdasarkan Durbin Watson melalui angka D-W adalah apabila nilai statistik Durbin Watson mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa pada pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi dan sebaliknya. Uji heterokedastisitas untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat kesamaan atau ketidaksamaan varian antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Dampak dari adanya heterokedastisitas adalah kesalahan baku koefisien regresi akan berpengaruh sehingga akan memberikan indikasi yang salah dan koefisien determinasi memperhatikan daya penjelasan yang terlalu besar. Cara mendeteksi adanya heterokedastisitas apabila pada gambar titik-titik yang ada menyebar maka berarti tidak terjadi heterokedastisitas. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 54 Perusahaan food and Beverages yang go public di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan 2009. Dan terindikasi secara 7 menyeluruh telah melakukan praktek manajemen laba dengan menurunkan laba secara negatif sebesar means -2,6953. CODE ADES AISA AQUA CEKA DAVO DLTA FAST INDF NAMA Ades Alfindo Tbk Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Aqua Golden Mississi Tbk Cahaya Kalbar Tbk Davomas Abadi Tbk Delta Djakarta Tbk Fast Food Indonesia Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Manajemen laba (Akrual diskresioner) 2007 2008 -549673,3859 -357271,476 -541036,1856 -668542,3516 -987177,5355 -1076211,334 -107898,5357 -313269,989 -4123052,073 -6151521,733 -479922,7893 -553752,3927 -402675,9739 -464535,8459 -19976849,05 -22016465,02 2009 -372100,5637 -1381478,155 -1344281,741 -533626,5276 -7427743,744 -515322,816 -591605,3077 -26174323,14 200 MLBI MYOR PSDN PTSP SIPD SKLT SMAR STTP TBLA ULTJ Multi Bintang Indonesia Tbk Mayora Indah Tbk Prasidha Aneka Niaga Tbk Pioneerindo Gourmet Int l Tbk Sierad Produce Tbk Sekar Laut Tbk SMART Tbk Siantar TOP Tbk Tunas Baru Lampung Tbk Ultra Jaya Milk Tbk -1141713,665 -2270414,091 -383567,2437 -89026,67074 -1270638,874 -207732,8938 -3177950,883 -734088,078 -1958756,331 -1820598,533 -1306033,374 -2455991,585 -371375,5394 -67358,63993 -1452260,937 -198853,8279 -4456609,296 -853882,6404 -2673362,089 -2200977,527 -1612743,85 -3089685,545 -388214,4429 -89124,65501 -1447985,022 -208639,5944 -7028065,202 -1026050,694 -2216071,532 -2237908,448 Hasil dari Uji F adalah : Tabel 5.3 Hasil uji F Coefficients a Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) m.laba Std. Error .293 .149 -2.836E-8 .000 Standardized Coefficients Beta T -.152 Sig. 1.974 .054 -1.112 .271 a. Dependent Variable: r.saham Sumber : Hasil uji pengolahan data statistik Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1. Ha1 ditolak Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara manajemen laba terhadap return saham. Dimana variabel manajemen laba mempunyai nilai signifikansi 0,271 atau lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel manajemen laba tidak dapat dipakai sebagai penduga yang signifikan pada taraf keyakinan 95%. Hasil pengujian regresi antara variabel manajemen laba terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan food and beverages yang go public di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan 2009, menunjukkan pengaruh yang negatif atau berbanding terbalik dari manajemen laba terhadap return saham sebesar nilai regresi -2,836. Walaupun tidak terbukti secara signifikan berpengaruh. Hal tersebut disebabkan ketika pihak manajemen melakukan praktek manajemen laba dengan menurunkan nilai laba yang dilaporkan, dan hal tersebut diketahui oleh pihak investor sehingga menjadi citra negatif bagi investor untuk menanamkan sahamnya kepada perusahaan yang terindikasi melakukan manajemen laba tersebut. Respon negatif investor terhadap perusahaan yang terindikasi melakukan praktek manajemen laba ditunjukkan dengan keenganan pihak investor dalam melakukan transaksi permintaan saham, dengan asumsi nilai penawaran saham yang tetap, maka dapat berakibat 201 merosotnya harga saham sehingga berdampak negatif terhadap return saham perusahaan yang melakukan praktek manajemen laba. KESIMPULAN Berdasarkan pengaruh manajemen laba terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang go public pada periode tahun 2007 sampai dengan 2009 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perusahaan-perusahaan yang diuji dalam penelitian ini sebanyak 54 perusahaan terbukti telah melakukan praktek manajemen laba secara menyeluruh (100%) dengan menurunkan nilai laba yang dilaporkan pada laporan keuangan. 2. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel manajemen laba berpengaruh secara negatif terhadap return saham dengan tidak secara signifikan. SARAN Melihat hasil dari penelitian ini dan melihat kesimpulan yang diperoleh maka dapat diajukan saran sebagai berikut: 1. Bagi Emiten : agar perusahaan emiten tidak perlu melakukan tindakan praktek manajemen laba, karena tidak signifikan berpengaruh terhadap return saham. Malah mengindikasikan berpengaruh secara negatif terhadap return saham. Dan mempunyai resiko yang besar apabila terungkap oleh pihak investor bahwa perusahaan emiten telah melakukan manajemen laba, sehingga citra buruk bagi perusahaan emiten itu sendiri. 2. Bagi Investor : agar menjadi lebih sophisticated dan berhati-hati dalam menilai kualitas laba yang telah dilaporkan, dikarenakan penelitian ini membuktikan seluruh perusahaan yang diuji melakukan manajemen laba dengan menurunkan nilai laba yang dilaporkan. 3. Bagi penelitian selanjutnya : sebaiknya menambah jumlah sampel pada penelitian selanjutnya dan jangan hanya terbatas pada perusahaan food and beverages saja, namun dapat mengambil sampel perusahaan dari bidang lainnya agar di dapat hasil yang lebih maksimal. Dapat juga menambah jumlah variabel yang ikut berpengaruh10bersama-sama dengan variabel manajemen laba yang berpengaruh terhadap return saham. UCAPAN TERIMA KASIH Selesainya pembuatan jurnal ilmiah ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dengan penuh rasa hormat kepada: 1. Bapak Dr. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul. 2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE,Ak.M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 3. Bapak Drs. Daulat Freddy, Ak. MM, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Esa Unggul. 4. Ibu Sri Handayani, SE. MM, selaku Pembimbing. Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, guna memberikan petunjuk, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan jurnal ini. 202 5. Pada dosen yang selama ini telah mendidik, membekali ilmu pengetahuan, memberikan inspirasi dan semangat selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 6. Kepada orangtua tercinta yang selalu mendukung, mendoakan dan memberikan dukungan baik moril maupun materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan pembuatan jurnal ini dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Kurnaini Ika, Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Sokarina Ayudia, Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return Saham, 2006 Yushita A.Novi, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol. VIII. No. 1, 2010 203 EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN BUNGA NON PERFORMING LOAN ATAS KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG KARAWACI Linda Budiman Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAKSI Kredit Pemilikan Rumah sangat dibutuhkan oleh masyarakat khususnya masyarakat yang belum memiliki rumah sendiri. Perbankan sangat berperan dalam hal ini. Bank sudah melakukan review terhadap setiap kredit yang diberikan agar angsuran dapat berjalan lancar dan tidak terjadi tunggakan pada saat jatuh tempo pembayaran angsuran, tetapi dalam perjalanan ada saja kendala yang dihadapi oleh debitur, yang kalau tidak dievaluasi secara dini akan dapat menjadi kredit bermasalah. Akibat keterlambatan pembayaran bunga dan pokok pinjaman akan timbul denda dan kalau sampai berlarut – larut, kualitas pinjaman terus memburuk dan ada kemungkinan tidak tertagihnyabunga dan pokok pinjaman. Tentunya ini merupakan perhatian bagi bank, karena dengan kolektibilitas yang kurang baik yang sudah tergolong kurang lancar, diragukan dan macet (non performing) akan mengurangi pendapatan bank dan juga akan berpengaruh pada pendapatan bunga kredit juga kesehatan bank itu sendiri. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana koletibilitas atau kualitas kredit kriteria non performing loan atas fasilitas kredit pemilikan rumah berpengaruh pada pendapatan bunga kredit. Kualitas kredit 2 ( dalam perhatian khusus ) menjadi kualitas 3 (kurang lancar)akan menambah bunga dalam penyelesaian. Sebaliknya kualitas kredit dari 3 (kurang lancar) menjadi kualitas kredit 2 (dalam perhatian khusus) akan menambah pendapatan bunga non performing. Dari evaluasi koletibilitas atau kualitas kredit pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang Karawaci Tangerang, penulis berkesimpulan kualitas kredit berpengaruh pada pendapatan bunga kredit dan harus menjadi perhatian bagi perusajaan agar dapat diperoleh pendapatan yang maksimal dalam mengelola dana masyarakat dengan memperhatikan kriteria pemberian kredit dan upaya dini dalam mengantisipasi tidak terbayarnya bunga dan pokok kredit. Kata kunci : Kredit Non Performing Loan PENDAHULUAN Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana yang telah diubah dengan undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 dan undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana yang telah diubah dengan undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 dalam melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional. Tujuan kegiatan pengembangan 204 perbankan adalah terwujudnya sistem perbankan konvensional yang kompetatif, efisien dan memenuhi prinsip kehati-hatian serta mampu mendorong sektor rill secara nyata guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya untuk menyalurkan dana bagi debitur adalah melalui pemberian kredit. Kredit adalah produk yang utama bagi bank dalam mengelola dana dari pihak ketiga yang dikumpulkan oleh bank. Dalam pemberian kredit ini bank mengandalkan penghasilan berupa bunga kredit yang merupakan penghasilan utama bagi bank. Pemberian kredit tidak selalu menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Dalam pelaksanaan pemberian kredit terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kebijakan tersebut yaitu yang berhubungan dengan pendapatan dan resiko kredit yang dikenal dengan Non Performing Loan atau kredit bermasalah. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam mengelola kredit, supaya dapat meminimize resiko tidak terbayarnya pokok kredit yang diberikan kepada debitur. PT. Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Karawaci merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan. Bank ini merupakan bank devisa yang kegiatan operasional utamanya dibidang perkreditan, disamping kegiatan operasional lainnya seperti penggarapan dana dari pihak ketiga, dan lain sebagainya yang kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Kredit yang diperlukan antara lain berupa kredit investasi, kredit konsumsi, krdeit modal kerja. Hal ini merupaka keahlian pengawasan khusus dalam mengelola kredit tersebut dan dapat dilunasi tepat waktu oleh nasabah jatuh tempo. Penyaluran kredit bagi bank PT. Bank Tabungan Negara sendiri merupakan satu aset yang akan menghasilkan pendapatan baik berupa pendapatan bunga maupun pendapatan bagi hasil. PT. Bank Tabungan Negara dalam menyalurkan kreditnya selalu mengikuti BI rate dimana dalam semester pertama tahun 2011 mengalami penurunan suku bunga yang saat ini diposisi 6%. Penurunan BI Rate tersebut, akan memberi kesempatan kepada seluruh perbankan untuk menata kembali struktur funding, sehingga dengan sendirinya cost of fund Bank BTN mengalami perbaikan sejak Januarii sampai dengan Juni 2011. Permasalahan kredit pada umumnya terjadi karena kurangnya analisis bank dalam pemberian kredit. Penilaian atas pemberian kredit yang terlalu longgar dan kurang efektif, serta kelengkapan administrasi nasabah sering tidak lengkap dan akurat sehingga terjadi taksiran nilai barang yang dijamin tidak tepat. Untuk itu perlu adanya pengamanan kredit melalui analisis dalam pemberian kredit dan peningkatan system penagihan piutang baik secara langsung maupun melalui proses hukum. Kesemua ini adalah untuk meningkatkan pelayanan terhadap pembiayaan masyarakat. Kebijakan pengelolaan kredit akan berkaitan langsung dengan tingkat kualitas kredit dan pendapatan bunga perusahaan, mengingat masalah pengakuan pendapatan dan pendapatan bunga sangat fundamental dan menentukan profabilitas,Bank BTN memiliki pendapatan bunga dan komisi kredit relatif kecil. Hal ini terjadi karena adanya Non Peforming Loan yang cukup tinggi walaupun masih di bawah batas yang diijinkan Bank Indonesia. Tingginya Non Peforming Loan akibat adanya kualitas kredit (kolektibilitas kredit) yang kurang baik. Oleh karena penurunan kualitas kredit atau penurunan kolektibilitas dapat mempengaruhi pada pendapatan bunga kredit perusahaan PT. Bank Tabungan Negara. 205 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, dapat dibuat perumusan masalah, sebagai berikut : 1. Bagaimana pengakuan pendapatan bunga Non Performing Loan terhadap pendapatan bunga kredit yang diberikan pada PT. Bank Tabungan Negara? 2. Bagaimana pengakuan pendapatan bunga Non Performing Loan, apakah sudah sesuai dengan SAK dan kebijakan perusahaan serta ketentuan Bank Indonesia ? 3. Bagaimana pengaruh pendapatan bunga Non Performing Loan terhadap realisasi pendapatan bunga KPR pada PT. Bank Tabungan Negara ? TUJUAN PENELITIAN 1. 2. 3. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi pendapatan bunga Non Performing Loan, apakah sudah diakui sebagai pendapatan bunga kredit yang diberikan. Untuk mengetahui apakah prosedur penerimaan pendapatan bunga Non Performing Loan sudah dijalankan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pendapatan Non Performing Loan terhadap realisasi pendapatan bunga kredit yang diberikan. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah berupa penelitian deskriptif kualitatif.Metode penelitian deskriftif adalah metode yang diperoleh dengan survey langsung untuk mendapatkan data dan fakta. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menganalisis data dengan mencari makna yang lebig luas dan implikasinya terhadap hasil analisis dengan cara melihat kebijakan akuntansi kredit, khususnya perubahan kolektibilitas terhadap pendapatan bunga kredit. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah kredit pemilikan rumah yang pembayarannya secara kredit berdsarkan jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yaitu antara pihak Bank dan debitur. 1. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah kredit pemilikan rumah yang pembayarannya secara kredit berdsarkan jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yaitu antara pihak Bank dan debitur. 2. Kolektibilitas adalah kualitas kredit yang terdiri dari beberapa faktor penetu yang penetapannya dilakukan dengan mempertimbangkan materialitas dan signifikansi dari faktor penelitian dan komponen serta relevansi dari faktor penilaian dan komponen tersebut serta karakteristik debitur yang bersangkutan. 3. Non Performing Loan adalah kredit yang termasuk dalam kategori kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet. Accured pendapatan bunga non performing loan ini untuk sementara masuk dalam pencatatan administratif, dan baru diakui sebagai pendapatan apabila bungabunga sudah dibayar oleh debitur dan benar-benar sudah diterima oleh bank. 206 4. Pendapatan bunga adalah pendapatan yang diperoleh dari penanaman aktiva produktif yang diakui secara accrual basis kecuali pendapatan bunga kredit dan aktiva produktif lain yang non perform HASIL DAN PEMBAHASAN Jurnal atas transaksi kredit pendapatan bunga diambil dari nasabah debitur N1 adalah sebagai berikut : Kredit yang diberikan 1. Pada saat penandatanganan perjanjian kredit / akad kredit Menerima provisi kredit dari debitur Kas/Rekening…../Kliring Rp. 49.500.000,00 Pendapatan provisi kredit yang diterima dimuka Rp. 49.500.000,00 2. Pada saat penarikan kredit oleh debitur Kredit yang diberikan Kas/Rekening…./Kliring Rp. 49.500.000,00 Rp. 49.500.000,00 3. Pada saat melakukan pembebanan bunga kredit kepada debitur a. Kredit Performing Pendapatan bunga kredit performing yang akan diterima Rp. 3.559.093,00 Pendapatan bunga kredit Rp3.559.093,00 b. Kredit Non performing Tagihan kontijensi (pendapatan bunga kredit dalam penyelesaian) Rp. 4.340.300,00 Rekening lawan - Tagihan kontijensi (pendapatan bunga kredit dalam penyelesaian) Rp.4.340.300,00 4. Pada saat menerima setoran bunga dari debitur a. Kredit performing Kas/Rekening…./Kliring Rp.515.625,00 Pendapatan bunga kredit performing yang akan diterima Rp.515.625,00 Kelebihan setoran atas tunggakan bunga yang digunakan untuk melunasi pokok, dengan jurnal : Kas/Rekening…./Kliring Rp.1.845.700,00 Kredit yang diberikan Rp.1.845.700,00 5. Kredit dengan kualitas diragukan dan macet a. Pembayaran debitur lebih kecil atau sama dengan tunggakan pokok Kas/Rekening…./Kliring Rp. 781.207,00 Kredit yang diberikan (sebesar tunggakan pokok yang dilunasi) Rp.781.207,00 207 b. Pembayaran debitur lebih besar dari tunggakan pokok Kas/Rekening…./Kliring Rp. 4.340.300,00 Kredit yang diberikan (sebesar total tunggakan pokok yang dilunasi) Rp. 4.340.300,00 6. Pada saat terjadi perubahan kualitas kredit, dapat dilakukan penjurnalan ataupun tanpa penjurnalan. Jika dilakukan penjurnalan : a. Kualitas menjadi lebih rendah/memburuk Kredit kualitas baru (DPK,KL,D,M) Rp.52.830.793,00 Kredit kualitas lama (L,DPK,KLD) Rp.52.830.793,00 b. Kolektibilitas menjadi lebih tinggi/membaik Kredit kualitas baru (L,DPK,KL,D) Kredit kualitas lama (DPK,KL,D,M) xxx xxx Tabel 5.1Penelitian Pendapatan Bunga Kredit Debitur N1 Setelah Penelitian Angsuran Tanggal Pembebanan Bunga Pokok Bunga 07/01/2011 515.625 07/02/2011 515.625 04/03/2011 20.000 07/03/2011 515.625 31/03/2011 106.275 515.625 07/04/2011 515.625 29/04/2011 1.845.700 07/05/2011 515.625 07/06/2011 515.625 05/07/2011 13.000 07/07/2011 515.625 07/08/2011 515.625 07/09/2011 504.912 07/10/2011 502.341 07/11/2011 502.341 Sumber : Bank BTN Cabang Karawaci, diolah Total Angsuran 20.000 621.900 1.845.700 13.000 Baki Debet Kolek 49.696.800 50.212.425 50.728.050 50.708.050 51.223.675 50.601.775 51.117.400 49.271.700 49.787.325 50.302.950 50.289.950 50.805.575 51.321.200 51.826.112 52.328.453 52.830.794 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 208 Sisa Pokok Kewajiban Pokok Kewajiban Bunga Kewajiban Kewajiban Denda Denda Berjalan Bunga Berjalan Rp. 48.649.800,00 Rp. 781.207,00 Rp. 3.559.093,00 7 Bulan Rp. 199.391,00 Rp. 98.570,00 Rp. 358.128,00 Pembayaran yang belum diterima sampai dengan bulan November sebesar Rp. 4.340.300,00 Debitur N1 pada tanggal 07/01/2011 hanya timbul tagihan bunga saja sebesar Rp. 515.625,00 dan tidak ada pembayaran angsuran, pada bulan selanjutnya tanggal 07/02/2011 timbul tagihan bunga Rp. 515.625,00.Pada bulan ke3 tanggal 04/3/2011 pihak Bank mendebet dari tabungan debitur N1 sebesar Rp. 20.000,00 untuk dimasukan ke dalam pembayaran angsuran, tanggal 07/03/2011 timbul tagihan bunga sebesar Rp. 515.625,00. Pada tanggal 31/03/2011 debitur membayar angsuran sebesar Rp. 621.900,00. Pada bulan k4 timbul tagihan bunga saja. Tanggal 29/04/2011 debitur membayar angsuran sebesar Rp. 1.845.700,00 yang akan menutupi angsuran atau tunggakan pada bulan sebelumnya yang belum terbayarkan. Pada bulan ke5 – 6 timbul tagihan bunga dan tidak ada pembayaran angsuran.Bulan k7 pihak bank mendebet dari tabungan debitur N1 sebesar Rp. 13.000,00 dan pada bulan k7-11 timbul tagihan bunga.Pembayaran yang belum diterima sampai dengan bulan November Rp. 4.340.000,00. Debitur N1 tidak melakukan pembayaran angsuran selama 6 Bulan hampir 7 bulan dan sudah masuk dalam kolektibilitas 4 (diragukan). Tabel 5.8 Pendapatan Bunga Non Performing Loan dan Realisasi Pendapata Bunga KPR semester 1 Tahun 2011 (dalam jutaan) Keterangan Jan Semester I Tahun 2011 Feb Mar Apr Mei Jun Pendapatan Bunga NPL 2.662 2.21 2.502 2.466 2.521 3.378 Realisasi Bunga KPR 8.645 5.777 12.700 9.082 8.788 14.259 Pendapatan Sumber data : PT. Bank Tabungan Negara Berdasarkan table 5.8 diatas dapat diketahui bahwa penerimaan/ pendapatan bungan NPL yang diterima bank akan berpengaruh pada Realisasi penerimaan bunga KPR. Semakin tinggi pendapatan dari bunga NPL akan semakin tinggi pula Realisasi pendapaan bunga KPR. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan kualitas kredit baik melalui pendekatan dengan nasabah atau melakukan pengetatan pemberiankredit sehingga resiko NPL dapat diperkecil. 209 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan a. Perlakuan akuntansi pendapatan bunga non performing loan atas kredit yang diberikan sudah dijalankan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI) baik dari hasil perhitungan bunga, pencatatan bunga maupun dalam hal pelaporan ke Bank Indonesia. b. Prosedur penerimaan bunga non performing loan sudah di jalankan sesuai Standar Akuntansi Keuangan ( SAK ) dan Surat Edaran BI Nomor 7/3/DPNP/05 serta Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia ( PAPI ). c. Ada pengaruh pendapatan bunga non performing loan terhadap realisasi pendapatan bunga kredit yang di berikan yang terlihat dari realisasi pendapatan bunga kredit non performing loan tergantung dari penerimaan pembayaran bunga oleh debitur ( saat dana diterima oleh bank ). Penurunan kolekribilitas atau kualitas kredit terutama dari kolektibilitas 2 ( DPK ) menjadi kolektibilitas 3 ( kurang lancar ), pencatatan bunga sudah tidak diakui sebagai pendapatan bunga kredit performing pada bulan berjalan Saran 1. Laporan perhitungan bunga dan pencatatan bunga berjalan yang masih menjadi kewajiban debitur dapat digunakan sebagai monitoring kolektibilitas dan kualitas kredit untuk mengetahui lebih dini debitur debitur dalam memenuhi kewajibannya membayar angsuran saat jatuh tempo angsuran dan agar pelaporan kepada regulator menjadi lebih baik. 2. Agar tetap konisten dalam menerapkan prosedur yang sudah berjalan saat ini, mengamati serta melakukan evaluasi atas kesanggupan debitur dalam penyelesaian kredit serta dapat dijadikan acuan bagi staff bagian review .dalam melakukan analisa terhadap kredit yang diberikan sehingga dapat meminimize kredit bermasalah atau non performing loan. 3. Dalam meningkatkan pendapatan bunga kredit khususnya kredit pemilikan rumah, perlu tindak lanjut yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam mengupayakan agar kredit bermasalah atau non performing loan dapat segera terselesaikan oleh debitur dengan memberi saran terbaik yang harus dilakukan dengan restruktur kredit, penjualan agunan atau solusi terakhir dengan lelang agunan, sehingga dana pihak ketiga yang dikelola dapat memberi pendapatan yang maksimal bagi perushaan khusunya dapat memberi kontribusi dalam pendapatan bunga kredit. 4. Terdapatnya pengaruh pendapatan bunga Non Performing Loan terhadap Realisasi Pendapatan Bunga KPR pada PT Bank Tabungan Negara Cabang Karawaci, maka hendaknya dilakukan usaha perbaikan atas kredit bermasalah (Non Performing Loan) sehingga kualitas kredit membaik dan pengetatan pemberian kredit sehingga meminimalisasi resiko yang diperoleh bank dan berarti dapat meningkatkan pendapatan bunga khususnya dari Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). 5. Pihak Bank bisa bekerja sama dengan perusahaan debitur demi kelancaran pembayaran angsuran, dengan cara memotong langsung gaji debitur sebesar tunggakan / angsuran setiap bulannya, pada tanggal jatuh tempo. Jadi tidak akan ada lagi keterlambatan pembayaran angsuran. 210 UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang dengan tulus dan ikhlas membantu selama proses penyusunan penelitian ini baik secara moril dan materil. Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma AP, MBA, selaku Rektor Universitas Esa Unggul 2. Bapak Dr. M. F Arrozi Adhikara, SE., AK., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul 3. Bapak Drs. Daulat Freddy, Ak., MM selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul 4. Bapak Drs. Djufri Rivai. Ak, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan 5. Seluruh staf PT. Bank Tabungan Negara yang telah banyak membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. 6. Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung, mendoakan, membantu Peneliti dalam penyusunan penelitian. Semoga semua budi baik yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan dari Allah SWT. Tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, untuk itu peneliti menyadari betapa penulisan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga masih ditemukan kekurangan dan kesalahan didalamnya. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan tersebut. Akhir kata semoga penulisan skripsi ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Penulis mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyajian penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Firdaus, Rachmatdan Maya Ariyanti. Manajemen Perkreditan Bank Umum. Cetakan Sembilan. Bandung . 2009. Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. 2007. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Perbankan Indonesia, Institut Bankir Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta, 2011 Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan. Raja Grafindo Persada. Jakarta . 2007 . Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Raja Grafindo Persada. Edisi keenam. Jakarta. 2007 Lapoliwa.N dan Kuswandi, Daniel.S. Akuntansi Perbankan. Ikatan Bankir Indonesia. Edisi kelima. Jakarta. 2000 Suhardjono,Indra. Bastian. Akuntansi Perbankan. Salemba Empat. Edisi Pertama. Jakarta. 2006. Suhayati, Ely dan Sri, Dewi Anggadini. Akuntansi Keuangan. Graha Ilmu. Edisi pertama. Yogyakarta. 2009. 211 ANALISIS PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010) Meilla Widya Pangestika Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh modal intelektual terhadap kinerja perusahaan – Price to Book Value (PBV). Data yang digunakan adalah data perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2010. Model pengukuran modal intelektual dengan menggunakan model Pulic, yaitu secara agregat – Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) ataupun secara per komponen – Value Added Capital Employed (VACE), Value Added Human Capital (VAHC), dan Value Added Structural Capital (VASC). Terdapat pengaruh yang signifikan antara Value Added Capital Employed (VACE) dan Value Added Human Capital (VAHC) secara bersamaan terhadap Kinerja Perbankan (PBV). Hasil pengujian menunjukkan bahwa pemanfaatan sumber daya (berwujud dan tak berwujud) secara maksimal mampu meningkatkan nilai perbankan Kata kunci: Modal intelektual, Price to Book Value (PBV). PENDAHULUAN Modal intelektual (Intellectual Capital / IC) merupakan topik yang baru berkembang belakangan ini. Awalnya bidang IC mulai muncul dalam pers populer pada tahun 1990-an. Di Indonesia sendiri, fenomena modal intelektual mulai berkembang terutama setelah munculnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 19 (revisi 2009) tentang aktiva tidak berwujud. Dalam PSAK No.19 disebutkan bahwa aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif. Bertolak belakang dengan meningkatnya pengakuan modal intelektual dalam mendorong nilai dan keunggulan kompetitif perusahaan, pengukuran yang tepat terhadap modal intelektual perusahaan belum dapat ditetapkan. Tidak ada pengukuran secara langsung mengenai modal intelektual perusahaan, tetapi dengan menggunankan suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan (Value Added Intellectual Coefficient - VAIC™). Komponen utama dari VAIC™ dapat dilihat dari sumberdaya perusahaan, yaitu physical capital (value added capital employed – VACE), human 212 capital (value added human capital – VAHC), dan structural capital (value added structural capital – VASC). Salah satu area yang menarik perhatian adalah terkait kegunaan Intellectual Capital sebagai salah satu alat untuk menentukan nilai perusahaan. Nilai suatu perusahaan dapat tercermin dari harga yang dibayar investor atas sahamnya di pasar. Semakin meningkatnya perbedaan antara harga saham dengan nilai buku aktiva yang dimiliki perusahaan menunjukkan adanya hidden value. Praktik akuntansi konservatisme menekankan bahwa investasi perusahaan dalam modal intelektual yang disajikan dalam laporan keuangan dihasilkan dari peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku. Jika pasarnya efisien, semakin tinggi modal intelektual perusahaan maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Penelitian mengenai modal intelektual penting untuk dilakukan karena di Indonesia jarang dilakukan penelitian mengenai modal intelektual. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk meneliti pengaruh modal intelektual terhadap kinerja perusahaan, dengan mengambil sampel penelitian pada industri perbankan di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Di negara berkembang, seperti Indonesia, keberadaan sebuah bank menjadi sangat penting dalam proses pembangunan ekonomi. Di samping itu sektor perbankan merupakan sektor bisnis yang bersifat “intellectualy intensive” dan juga termasuk sektor jasa, dimana layanan pelanggan sangat bergantung pada intelek/akal/kecerdasan modal manusia. Maka penting dilakukan penelitian yang mengambil sampel penelitian pada perbankan. Perbankan merupakan salah satu industri yang masuk dalam kategori industri berbasis pengetahuan (knowledge based-industries) yaitu industri yang memanfaatkan inovasi-inovasi yang diciptakannya sehingga memberikan nilai tersendiri atas produk dan jasa yang dihasilkan bagi konsumen. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, dapat dibuat perumusan masalah, sebagai berikut : 1. Apakah Value Added Capital Employed (VACE), Value Added Human Capital (VAHC) dan Value Added Structural Capital (VASC) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja perbankan? 2. Apakah Value Added Capital Employed (VACE) berpengaruh terhadap kinerja perbankan? 3. Apakah Value Added Human Capital (VAHC) berpengaruh terhadap kinerja perbankan? 4. Apakah Value Added Structural Capital (VASC) berpengaruh terhadap kinerja perbankan? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh Value Added Capital Employed (VACE), Value Added Human Capital (VAHC) dan Value Added Structural Capital (VASC) terhadap kinerja perbankan. 2. Untuk mengetahui pengaruh Value Added Capital Employed (VACE) terhadap kinerja perbankan. 3. Untuk mengetahui pengaruh Value Added Human Capital (VAHC) terhadap kinerja perbankan. 4. Untuk mengetahui pengaruh Value Added Structural Capital (VASC) terhadap kinerja perbankan. 213 METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan data yang bersifat kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder (secondary data) yaitu sumber data penelitian yang diperoleh penulis secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Secara umum, pendekatan kuantitatif lebih berfokus pada tujuan untuk generalisasi, dengan melakukan pengujian statistik dan steril dari pengaruh subjek peneliti. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Analisis regresi berganda adalah analisis mengenai beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen. Dalam penelitian ini, akan dianalisis mengenai pengaruh modal intelektual (yang diukur dengan VAIC), dan tiga komponen utama (HCE, CEE, SCE) terhadap kinerja keuangan perusahaan (yang diukur dengan PBV). Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa variabel. Definisi operasional yang perlu diketahui yaitu variabel independen dalam penelitian ini adalah Intellectual Capital yang diukur berdasarkan value added yang diciptakan dari physical capital (VACE), human capital (VAHC), dan structural capital (VASC). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang diukur dengan rasio Price to Book Value (PBV). Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manjemen dan organisasi sebagai perusahaan yang terus bertumbuh. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Uji Kualitas Data Dari tabel 1 menunjukkan bahwa data variabel yang diuji normal dan nilai signifikan untuk semua variabel > 0.05. Tabel 1. Uji Normalitas One -Sam ple Kolm ogor ov-Sm ir nov Tes t N Normal Parameters a,b Mos t Ex treme Dif f erences Mean Std. Deviation A bs olute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z A sy mp. Sig. (2-tailed) a. Test dis tribution is Normal. b. Calc ulated f rom data. V A CE 63 .276890 .1278084 ,124 ,124 -,079 ,981 ,291 V A HC 63 1.789737 .5126807 ,072 ,072 -,067 ,571 ,900 V A SC 63 .392894 .1795863 ,095 ,074 -,095 ,757 ,615 LN_PBV 63 ,9045 1,74147 ,078 ,073 -,078 ,623 ,833 214 2. Uji Asumsi Klasik (Multikolinearitas, Autokorelasi dan Heterokedastisitas) Tabel 2. Uji Multikolinearitas Coe fficientsa Model 1 (Cons tant) VACE VAHC Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error -2.146 .795 3.795 1.578 1.117 .393 Standardized Coef f icients Beta .279 .329 t -2.699 2.405 2.839 Sig. .009 .019 .006 Collinearity Statistics Toleranc e VIF .977 .977 1.024 1.024 a. Dependent Variable: LN_PBV Dari hasil tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance pada variabel VACE dan VAHC > 0,10 dan VIF-nya < 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel penelitian. Tabel 3. Uji Autokorelasi b Model Sum m ary Model 1 R .462 a R Square .214 Adjusted R Square .188 Std. Error of the Estimate 1.56970 DurbinWats on 2.217 a. Predictors: (Constant), VAHC, VACE b. Dependent Variable: LN_PBV Berdasarkan tabel 3 di atas, diketahui bahwa nilai DW sebesar 2,217. Dengan hasil DW berada di atas +2 berarti dapat disimpulkan tidak ada masalah autokorelasi. 3. Uji Heterokesdatisitas Dari gambar 1 tentang grafik scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai. 215 Gambar 1. Grafik Heterokesdatisitas Scatterplot Dependent Variable: LN_PBV Regression Studentized Residual 4 2 0 -2 -4 -2 -1 0 1 2 Regression Standardized Predicted Value 4 Uji Hipotesis a. Uji Simultan (F Test) Dari hasil ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 8,156 dengan probabilitas 0,001. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka variabel VACE dan VAHC secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap PBV. Tabel 4. Uji F ANOVAb Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 40.191 147.838 188.029 df 2 60 62 Mean Square 20.095 2.464 F 8.156 Sig. .001 a a. Predictors: (Constant), VAHC, VACE b. Dependent Variable: LN_PBV b. Uji Parsial (T Test) Arah hubungan anatara variabel VACE dengan kinerja perbankan adalah positif. VACE memiliki p-value 0,019 yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini berarti bahwa VACE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PBV. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel VAHC terhadap PBV menunjukkan p-value 216 sebesar 0,006 yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Penelitian ini membuktikan bahwa VAHC secara signifikan mempengaruhi kinerja perbankan (PBV). Tabel 5. Uji T Coe fficientsa Model 1 (Cons tant) VACE VAHC Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error -2.146 .795 3.795 1.578 1.117 .393 Standardized Coef f icients Beta .279 .329 t -2.699 2.405 2.839 Sig. .009 .019 .006 Collinearity Statistics Toleranc e VIF .977 .977 1.024 1.024 a. Dependent Variable: LN_PBV Secara simultan variabel VACE dan VAHC mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perbankan (PBV). Hal ini berarti bahwa dana yang tersedia mampu mendukung kinerja perusahaan. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan seperti modal, metode dan mesin tidak bisa memberikan hasil yang optimum apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kinerja yang optimum. Perusahaan membutuhkan karyawan yang mampu bekerja baik dan lebih cepat, sehingga diperlukan karyawan yang mempunyai kinerja (job performance) yang tinggi. Produktivitas karyawan yang semakin meningkat menunjukkan bahwa karyawan semakin baik dalam mengelola aset perusahaan. Pengetahuan yang diperoleh karyawan dari pendidikan, pengalaman dan hal-hal lainnya mampu digunakan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menolak penelitian Kuryanto (2008) dan Yuniasih et.al. Penelitian ini menunjukkan bahwa IC berperan penting dalam kinerja perusahaan. Hal ini menjelaskan bahwa penerapan efisiensi modal intelektual secara signifikan meningkatkan laba. Semakin baik perusahaan dalam mengelola modal intelektual, menunjukkan semakin baik perusahaan dalam mengelola aset. Perusahaan telah mampu mengelola aset dengan baik dan dapat menekan biaya operasional sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil kemampuan intelektual perusahaan. Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa variabel Value Added Capital Employed (VACE) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perbankan (PBV). Hasil ini menjelaskan bahwa pemanfaatan dana yang tersedia mampu untuk mencukupi modal kerja yang efektif digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sehingga karyawan dapat memenuhi kinerja individu dan organisasi yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Kinerja individu menggambarkan sasaran kerja dari masing-masing individu sesuai dengan tugasnya. Dengan adanya motivasi yang tepat para karyawan akan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, kepentinga-kepentingan pribadi para anggota organisasi tersebut akan tercakup pula. Dana yang digunakan merupakan nilai aset yang berkontribusi pada kemapuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Jumlah modal yang dibutuhkan perusahaan mampu memenuhi proses rutinitas perusahaan dalam menghasilkan kinerja yang optimal, dengan diiringi oleh pengelolaan yang baik, misalnya pengelolaan sistem, prosedur, database akan meningkatkan produktivitas karyawan dalam menghasilkan value added. Hasil ini mendukung penelitian Sarayuth (2007) yang menunjukkan bahwa CEE secara positif berkaitan dengan kinerja keuangan (ROA). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan bank-bank secara positif terkait dengan efisiensi modal yang 217 diguanakan (Capital Empoyed Efficiency/CEE). Hasil penelitian Dominiqie dan Talita (2008) menunjukkan bahwa CEE adalah berkorelasi positif dengan ROA. Hal ini menunjukkan bahwa modal memainkan peran penting dalam pengembalian aset. Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa variabel Value Added Human Capital (VAHC) memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap kinerja perbankan (PBV). Gaji dan tunjangan yang lebih besar kepada karyawan dapat memotivasi karyawan tersebut untuk meningkatkan produktivitasnya dalam proses produksi. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik dalam perusahaan dapat meningkatkan produktivitas karyawan yang nantinya juga akan meningkatkan pendapatan dan profit perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian Dominiqie dan Talita (2008). Hal ini menjelaskan bahwa efisiensi modal manusia akan memperkecil biaya operasional perusahaan. Gaji dan tunjangan yang lebih besar kepada karyawan dapat memotivasi karyawan tersebut untuk meningkatkan produktivitasnya dalam proses produksi. Produktivitas karyawan yang semakin meningkat menunjukkan bahwa karyawan semakin baik dalam mengelola aset perusahaan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Value Added Capital Employed (VACE) dan Value Added Human Capital (VAHC) secara bersamaan terhadap Kinerja Perbankan (PBV). Hal ini didukung dengan hasil uji F (simultan) dimana terdapat pengaruh yang signifikan, yang artinya Ha1 diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pemanfaatan sumber daya (berwujud dan tak berwujud) secara maksimal mampu meningkatkan nilai perbankan. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Value Added Capital Employed (VACE) dengan Kinerja Perbankan (PBV), hal ini didukung dengan hasil uji t (parsial) dimana terdapat pengaruh yang signifikan, yang artinya Ha2 diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pemanfaatan modal yang efektif dapat meningkatkan nilai perusahaan (value of the firm). 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Value Added Human Capital (VAHC) terhadap Kinerja Perbankan (PBV). Hal ini didukung dengan hasil uji t (parsial) dimana terdapat pengaruh yang signifikan, yang artinya Ha3 diterima. Hasil pengujian menujukkan bahwa pengelolaan sumber daya manusia yang baik dalam perbankan dapat meningkatkan produktivitas karyawan sehingga akan meningkatkan pendapatan dan profit perbankan. Saran 1. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan sampel yang lebih besar dengan mengambil sampel lebih dari tiga tahun dan dapat meneliti pada sampel seluruh perbankan di Indonesia sehingga dapat dievaluasi kinerja modal intelektual secara keseluruhan . 2. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk menggunakan metoda pengukuran langsung seperti balanced scorecard, real options model, atau skandia navigator. Metodemetode tersebut cocok digunakan dalam situasi merger, akuisisi dan penilaian harga pasar saham. Metode ini dapat juga digunakan untuk membandingkan perusahaan yang berada dalam industri yang sama. 218 3. Penelitian yang akan datang diharapkan dapat memasukkan variabel kontrol seperti ukuran perusahaan atau struktur kepemilikan kedalam model penelitian. 4. Penelitian selanjutnya ukuran kinerja perusahaan diukur dengan kinerja keuangan, misalnya ROE, ROA, EPS dan sebagainya. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang dengan tulus dan ikhlas membantu selama proses penyusunan penelitian ini baik secara moril dan materil. Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul. 2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE, Ak.M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 3. Bapak Drs. Daulat Freddy, Ak, MM, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 4. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE, Ak,M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan peneliti motivasi, pengarahan dan bimbingannya. 5. Ibu Sri Handayani, SE, Ak, MM yang telah memberikan peneliti motivasi, pengarahan dan mendoakan. 6. Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung, mendoakan, membantu Peneliti dalam penyusunan penelitian. Semoga semua budi baik yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan dari Allah SWT. Tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, untuk itu peneliti menyadari betapa penulisan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga masih ditemukan kekurangan dan kesalahan didalamnya. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan tersebut. Akhir kata semoga penulisan skripsi ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Penulis mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyajian penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Abdolmohammadi, M. J. Intellectual Capital Disclosure and Market Capitalization. Journal of Intellectual Capital. Vol. 6, No. 3: 397-416. 2005. Aggarwal, R., T. Hirarki, and R.P. Rao. Price/Book Value Ratios and Equity Return on the Tokyo Stock Exchange: Empirical Evidence of an Anomalous Regularity. The Financial Review. Vol. 27, No. 4: 589-605. 1992. Bontis, N., W.C.C. Keow, and S. Richardson. Intellectual capital and Business Performance in Malaysian Industries. Journal of Intellectual Capital. Vol. 1, No. 1: 85-100. 2000. Deegan, C. Financial Accounting Theory. Sidney. McGraw-hill Book Company. 2004. Erlina. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Kedua. USU Pres. Medan. 2008. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2005. Harahap, S. S. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta. Rajagrafindo Persada. 2008. 219 Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1. www.hepiprayudi.files.wordpress.com. 2009. Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 19. www.scribd.com. 2009. Priyatno, Dwi. Teknik Mudah Dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta. Gava Media. 2010. Pulic, A. Measuring the Performance of Intellectual Potential in Knowledge Economy. Paper presented at the 2nd McMaster Word Congress on Measuring an Managing Intellectual Capital by the Austrian Team for Intellectual Potential. avalaiable online at: www.vaicon.net. 1998. Purnomosidhi, B. Praktik Pengungkapan Modal Intelektual pada Perusahaan Publik di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 9, No. 1: 1-20. 2006. Sawarjuwono, T dan A. P. Kadir. Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran, dan Pelaporan (Sebuah Library Research). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 5, No. 1: 35-57. 2003. Sholikhah, B., A. Rohman dan W. Meiranto. Implikasi Intellectual Capital Terhadap Finacial Performance, Growth, dan Market Value: Studi Empiris Dengan Pendekatan Simplistic Specification. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto: 13-14 Oktober. 2010. Stewart, T. A. Intellectual Capital: The New Wealth of Organization. www.intellectualcapital.com. 1997. Sutrisno. Manajemen Keuangan : Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta. Ekonisia. 2001. Ulum, I, I. Ghozali, dan A. Chariri. Intellectual Capital dan Kinerja keuangan Perusahaan; Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Square.Simposium Nasional Akuntansi. Pontianak: 23-24 Juli. 2008. Wernerfelt, B. A resource-based view on the firm. Strategic Management Journal 5 (2): 171180. 1984. Widarjo, Wahyu. Penagruh Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal Intelektual pada Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XIV. Aceh: 21-22 Juli. 2011. Yuniasih, N, W, Dewa, G, W, dan I Dewa N, B. Eksplorasi Kinerja Pasar Perusahaan: Kajian Berdasarkan Modal Intelektual (Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. 2010. 220 PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN, DAN PENDAPATAN LAIN YANG DIANGGAP SAH TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH (STUDI PADA PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN SE-JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR PERIODE 2006-2010) Niko Leo Patra Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAKSI Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh antara Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain-lain yang dianggap Sah terhadap Alokasi Belanja Daerah se Jawa Tengah dan se Jawa Timur (akhir periode) baik secara parsial maupun secara simultan. Dalam penelitian ini Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain-lain yang dianggap Sah ditempatkan sebagai variabel independen, dan Alokasi Belanja Daerah ditempatkan sebagai variabel dependen. Subjek penelitian ini adalah pemerintah kabupaten se Jawa Tengah dan se Jawa Timur periode 2006-2010. Jumlah sampel adalah 50 sampel dengan metode adjustment sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah Uji Asumsi Dasar, Uji Asumsi Klasik dan Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukan secara parsial bahwa, 2 variabel independen yaitu Pendapatan Asli Daerah dan dana Perimbangan signifikan terhadap variabel dependent Alokasi Belanja Daerah dan Pendapatn lain-lain yang dianggap sah mengalami tidak signifikan. Sedangkan secara simultan ketiga sumber pendapatan yang menjadi variabel independent berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent ( Alokasi Belanja Daerah ). Kata Kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Dan Pendapatan Lain Yang Dianggap Sah, Alokasi Belanja Daerah Pendahuluan Reformasi Sektor Publik Yang Disertai Adanya Tuntutan Demokratisasi Menjadi Suatu Fenomena Global Termasuk Di Indonesia. Tuntutan Demokratisasi Ini Menyebabkan Aspek Transparansi Dan Akuntabilitas. Kedua Aspek Tersebut Menjadi Hal Penting Dalam Pengelolaan Pemerintah Termasuk Di Bidang Pengelolaan Keuangan Negara Maupun Daerah. Akuntabilitas Publik Adalah Pemberian Informasi Dan Pengungkapan Seluruh Aktivitas Dan Kerja Finansial Pemerintah Daerah Kepada Pihak-Pihak Yang Berkepentingan. Pengamat Ekonomi, Pengamat Politik, Investor, Hingga Rakyat Mulai Memperhatikan Setiap Kebijakan Dalam Pengelolaan Keuangan. Pembiayaan Penyelenggaran Pemerintahan Berdasarkan Asas Desentralisasi Di Lakukan Atas Beban Apbd. Dalam Rangka Penyelenggaran Pemerintahan Dan Pelayanan Kepada Masyarakat Berdasarkan Asas Desentralisasi, Kepada Daerah Diberi Kewenangan Untuk 221 Memungut Pajak/Retribusi Dan Mengelola Sumber Daya Alam. Sumber Dana Bagi Daerah Terdiri Dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan (Dbh, Dau, Dan Dak) Dan Pinjaman Daerah, Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan. Tiga Sumber Pertama Langsung Dikelola Oleh Pemerintah Daerah Melalui Apbd, Sedangkan Yang Lain Dikelola Oleh Pemerintah Pusat Melalui Kerja Sama Dengan Pemerintah Daerah. Jika Pemerintah Daerah Menetapkan Anggaran Belanja Pembangunan Lebih Besar Dari Pengeluaran Rutin, Maka Kebijakan Ekspansi Anggaran Daerah Ini Akan Mendongkrak Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Peningkatan Pelayanan Publik Secara Berkelanjutan Akan Meningkatkan Sarana Dan Prasarana Publik, Investasi Pemerintah Juga Meliputi Perbaikan Fasilitas Pendidikan, Kesehatan, Dan Sarana Penunjang Lainnya. Syaratan Fundamental Untuk Pembangunan Ekonomi Adalah Tingkat Pengadaan Modal Pembangunan Yang Seimbang Dengan Pertambahan Penduduk. Pembentukan Modal Tersebut Harus Didefinisikan Secara Luas Sehingga Mencakup Pengeluaran Yang Sifatnya Meningkatkan Produktivitas. Infrastruktur Dan Sarana Prasarana Yang Ada Di Daerah Akan Berdampak Pada Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Jika Sarana Dan Prasarana Memadai Maka Masyarakat Dapat Melakukan Aktivitas Sehari – Harinya Secara Aman Dan Nyaman Yang Akan Berpengaruh Pada Tingkat Produktivitasnya Yang Semakin Meningkat, Dan Dengan Adanya Infrastruktur Yang Memadai Akan Menarik Investor Untuk Membuka Usaha Di Daerah Tersebut. Dengan Bertambahnya Belanja Modal Maka Akan Berdampak Pada Periode Yang Akan Datang Yaitu Produktivitas Masyarakat Meningkat Dan Bertambahnya Investor Akan Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Berdasarkan Perumusan Masalah Di Atas Maka Tujuan Dari Penelitian Ini Adalah Untuk Memberikan Bukti Empiris : 1. Untuk Membuktikan Secara Parsial Antara Pad, Dana Perimbangan Dan Pendapatan LainLain Yang Dianggap Sah Terhadap Alokasi Belanja Daerah Pemereintah Daerah Kabupaten Se- Jawa Tengah Dan Jawa Timur . 2. Untuk Membuktikan Secara Simultan Antara Pad, Dana Perimbangan Dan Pendapatan Lain Yang Dianggap Sah Terhadap Alokasi Belanja Daerah Pemereintah Daerah Se- Jawa Tengah Dan Jawa Timur. Metode Penelitian Pada Penelitian Ini Yang Menjadi Hipotesis Penelitiannya Adalah Sebagai Berikut : H1: PAD Berpengaruh Signifikan Terhadap Alokasi Belanja Langsung H2: Dana Perimbangan Berpengaruh Signifikan Terhadap Alokasi Belanja Langsung H3: Pendapatan Lain Lain Yang Di Anggap Sah Berpengaruh Signifikan Terhadap Alokasi Belanja Langsung H4: PAD, Dana Perimbangan, Dan Pendapatan Lain Lain Yang Di Anggap Sah Berpengaruh Signifikan Secara Simultan Terhadap Alokasi Belanja Langsung Belanja Daerah. Tempat Penelitian Yang Digunakan Untuk Mengumpulkan Data Adalah Dilaksanakan Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Se- Jawa Tengah Dan Jawa Timur Penelitian Dilakukan Oleh Penulis Dengan Mengambil Data-Data Laporan Keuangan Melalui Internet (Www.Djpk.Depkeu.Go.Id). Penelitian Dilakukan Mulai Dari November 2011 Sampai Dengan 24 Januari 2012. Jenis Data Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Adalah Data Kualititatif.Yaitu Data Yang Berupa Sejarah Singkat Pemerintah Daerah, Struktur Organisasi Dan Kegiatan Aktifitas Pemerintah Daerah. Laporan Keuangan Realisasi Anggaran Tahuan Pada Pemerintah 222 Daerah Kabupaten Se- Jawa Tengah Dan Jawa Timur Diantaranya, Pemkab Banyumas, Pemkab Cilacap, Pemkab Jepara, Pemkab Kudus, Pemkab Magelang, Pemkab Semarang, Pemkab Gresik, Pemkab Jember, Pemkab Sidoarjo Dan Pemkab Malang Periode 2006- 2010, Sebanyak 50 Data. Dalam Penelitian Ini Metode Yang Digunakan Dalam Pengambilan Sampel Dengan Metode Purposive Sampling. Jadi, Jumlah Sampel Keseluruhan Pada Pemerintah Daerah Kabupaten SeJawa Tengah Dan Jawa Timur Periode 2006-2010 Sebanyak 50 Sampel. Metode Analisa Data Metode Analisis Data Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Adalah Ols (Ordinary Least Square) Atau Lebih Dikenal Dengan Analisis Regresi. Penelitian Ini Menggunakan Analisis Regresi Berganda Karena Jumlah Variabel Independennya Lebih Dari Dua. Alat Yang Digunakan Dalam Mengolah Data Dalam Penelitian Ini Adalah Komputer. Berikut Ini Adalah Metode Analisis Datanya Sebagai Berikut: 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Menguji Apakah Dalam Sebuah Model Regresi, Variabel Dependent, Variabel Independent, Atau Keduanya Mempunyai Distribusi Normal Atau Tidak. Model Regresi Yang Baik Adalah Distribusi Data Normal Atau Mendekati Normal. 2. Uji Multikolinieritas Menguji Apakah Pada Model Regresi Ditemukan Adanya Korelasi Antar Variabel Independent. Jika Terjadi Korelasi, Maka Dinamakan Terdapat Problem Multikolinieritas (Multikol). Model Yang Baik Seharusnya Tidak Terjadi Korelasi Diantara Variabel Independent. Ada Tidaknya Multikolinier Dapat Dilihat Pada Besarnya Nilai Vif (Variance Inflation Factor). Apabila Harga Vif Lebih Besar Dari 5 (Vif > 5), Mengindikasikan Variabel Tersebut Mempunyai Multikolinier Dengan Variabel Independent Lainnya. 3. Uji Heteroskedastisitas Menguji Apakah Dalam Suatu Model Regresi Terjadi Ketidaksamaan Varians Dari Residual Dari Satu Pengamatan Ke Pengamatan Yang Lain Tetap, Maka Disebut Homoskedastisitas. Apabila Varians Berbeda, Disebut Heteroskedastisitas. Model Regresi Yang Baik Adalah Tidak Terjadi Heteroskedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi Digunakan Untuk Mengetahui Ada Atau Tidaknya Penyimpangan Asumsi Klasik Autokorelasi, Yaitu Korelasi Yang Terjadi Antara Residual Pada Suatu Pengamatan Dengan Pengamatan Lain Pada Model Regresi. Prasyaratnya Adalah Tidak Adanya Autokorelasi Dalam Model Regresi. Analisis Regresi Uji Regresi Digunakan Untuk Meramalkan Suatu Variabel (Variabel Dependent) Besar Suatu Variabel Atau Beberapa Variabel Lain (Variabel Independent) Dalam Suatu Persamaan Linier. Adapun Bentuk Persamaan Regresi Liniernya Adalah Sebagai Berikut: Y = A + B1 X1 + B2x2 + B3x3 + E Dimana: Y = Belanja Daerah A = Konstanta Atau Nilai Y, Apabila X1=X2=X3=0 B1,B2,B3 = Koefisien Regresi X1 = Pendapatan Asli Daerah 223 X2 = Dana Perimbangan X3 = Pendapatan Lain-Lain Yang Dianggap Sah (+) Atau (-) = Tanda Yang Menunjukkan Arah Hubungan Antara Y Dan Xi E = Error Term a. Uji T Pengujian Ini Digunakan Untuk Membuktikan Apakah Koefisien Regresi Tersebut Mempunyai Pengaruh Yang Signifikan Atau Tidak Secara Parsial Antara Variabel Independent (X) Terhadap Variabel Dependent (Y). Dasar Pengambilan Keputusan: 1. Jika T Hitung > T Tabel, Maka Mempunyai Pengaruh Yang Signifikan. 2. Jika T Hitung < T Tabel, Maka Tidak Mempunyai Pengaruh Yang Signifikan. Atau 1. Jika Sig. > Α (0,05), Maka Koefisien Regresi Tidak Signifikan. 2. Jika Sig. < Α (0,05), Maka Koefisien Regresi Signifikan. b. Uji F Pengujian Ini Digunakan Untuk Mengetahui Apakah Koefisien Regresi Tersebut Mempunyai Pengaruh Yang Signifikan Atau Tidak Secara Bersama-Sama Antara Variabel Independent (X) Terhadap Variabel Dependent (Y). Dasar Pengambilan Keputusan: 1. Jika F Hitung > F Tabel, Maka Mempunyai Pengaruh Yang Signifikan. 2. Jika F Hitung < F Tabel, Maka Tidak Mempunyai Pengaruh Yang Signifikan. Atau 1. Jika Sig. > Α (0,05), Maka Koefisien Regresi Tidak Signifikan. 2. Jika Sig. < Α (0,05), Maka Koefisien Regresi Signifikan. Hasil Dan Pembahasan Descriptive Statistics Abl Pad Dp Pl Mean Std. Deviation N 980473.40 106251.16 768028.80 58219.52 278606.059 48687.563 191111.965 20401.833 50 50 50 50 Sumber: Data Sekunder Diolah Analisis : 1. Nilai Rata-Rata Abl (Alokasi Belanja Langsung) Adalah 980473,40 Dengan Standar Deviasi Sebesar 278606.059. 2. Nilai Rata-Rata Pad (Pendapatan Asli Daerah) Adalah 106251,16 Dengan Standar Deviasi Sebesar 48687,563 224 3. Nilai Rata-Rata Dp (Dana Perimbangan) Adalah 768028,80 Dengan Standar Deviasi Sebesar 191111,965. 4. Nilai Rata-Rata Pl (Pendapatan Lain-Lain Yang Dianggap Sah) Adalah 58219,52 Dengan Standar Deviasi Sebesar 20401,833. Hasil Perhitungan Analisis Regresi Linear Berganda Dilakukan Dengan Bantuan Computer Program Spss For Windows Realease 16.0 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta 1(Constant) -46508.985 73491.792 Pad 2.200 .376 Dp 1.010 .092 Pl .303 .808 Collinearity Statistics T Sig. Tolerance Vif -.633 .530 .385 5.855 .693 10.934 .000 .657 1.523 .000 .706 1.417 .022 .375 .710 .810 1.235 A. Dependent Variable: Abl Sumber : Data Sekunder Diolah Analisis : Berdasarkan Tabel Diatas, Dapat Dilihat Nilai Vif Variabel Independent Yaitu Pad, Dp Dan Pl Memiliki Nilai Masing-Masing Sebesar 1,532 , 1,417 Dan 1,235. Ketiganya Lebih Kecil Dari 10. Maka Dapat Disimpulkan Bahwa Model Regresi Tidak Terdapat Masalah Multikolinearitas. Model Summaryb Model R Adjusted R Square Square 1 .933a .870 .861 A. Predictors: (Constant), Pl, Dp, Pad B. Dependent Variable: Abl R Std. Error Of DurbinThe Estimate Watson 103785.237 1.374 Berdasarkan Tabel 5.3 Diatas, Hasil Pengujian Autokorelasi Dengan Menggunakan Durbin Watson Menunjukkan Angka 1,374. Karena Nilai D-W Diantara -2 Sampai +2 Dengan Demikian Dapat Disimpulkan Bahwa Model Regresi Tidak Terjadi Autokorelasi Atau Model Regresi Memenuhi Persyaratan Asumsi Klasik Tentang Autokorelasi. 225 Model Summaryb Model R Adjusted R Square Square R Std. Error Of DurbinThe Estimate Watson 1 .933a .870 .861 A. Predictors: (Constant), Pl, Dp, Pad B. Dependent Variable: Abl 103785.237 1.374 Berdasarkan Tabel 5.4 Diatas, Angka Koefisien Korelasi (Adjusted R Square) Sebesar 0,861 Menunjukkan Bahwa Pengaruh Antara Variabel Independen Yaitu Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan Dan Pendapatan Lain-Lain Yang Dianggap Sah Dengan Variabel Dependen Yaitu Alokasi Belanja Daerah Adalah Kuat Karena Memiliki Nilai Koefisien Korelasi Diatas 0,05.Dan Selebihnya Dipengaruhi Oleh Faktor Lain. Kesimpulan: H0 Diterima, Ha Ditolak Artinya Tidak Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Antara Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan Dan Pendapatan Lain-Lain Yang Dianggap Sah Dengan Alokasi Belanja Daerah. Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) -46508.985 73491.792 Pad 2.200 .376 Dp 1.010 Pl .303 Collinearity Statistics T Sig. -.633 .530 Tolerance Vif .385 5.855 .000 .657 1.523 .092 .693 10.934 .000 .706 1.417 .808 .022 .375 .710 .810 1.235 A. Dependent Variable: Abl Sumber : Data Sekunder Diolah Pada Tabel 5.5 Berdasarkan Nilai Signifikan Untuk Hasil Pengujian Hipotesis Diatas Menunjukkan Bahwa Pendapatan Asli Daerah Memiliki Tingkat Signifikan 0,000 Karena Lebih Kecil Dari Tingkat Signifikan 0,05.Dari Hasil Analisis Diatas Merupakan Laba Memiliki Pengaruh Kesimpulan: Ho1 Ditolak Dan Ha1 Diterima Artinya Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Antara Pendapatan Asli Daerah Terhadap Alokasi Belanja Daerah. Pada Tabel 5.5 Berdasarkan Nilai Signifikan Untuk Hasil Pengujian Hipotesis Diatas Menunjukkan Bahwa Dana Perimbangan Memiliki Tingkat Signifikan 0,000 Karena Lebih Kecil Dari Tingkat Signifikan 0,05. Kesimpulan: Ho1 Ditolak Dan Ha1 Diterima Artinya Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Antara Dana Perimbangan Terhadap Alokasi Belanja Daerah. Dari Hasil Analisa Diatas Dapat Diasumsikan Bahwa Dana Perimbangan Berpengaruh Signifikan Terhadap Alokasi Belanja Daerah, Karena Kualitatif Yang Dikeluarkan Dari Sumber Pendapatan Ini Sangat Dominan Dibandingkan Sumber Pendapatan Yang Lain.Disini Pula Terlihat Bahwa Pemerintah Daerah Lebih Menagndalkan Dana Perimbangan Yang Merupakan Dana Transfer Dari Pemerintah Pusat Tiap Tahunnya. Pada Tabel 5.5 Berdasarkan Nilai Signifikan Untuk Hasil 226 Pengujian Hipotesis Diatas Menunjukkan Bahwa Pendapatan Lain-Lain Yang Dianggap Sah Memiliki Tingkat Signifikan 0,710 Karena Lebih Besar Dari Tingkat Signifikan 0,05. Kesimpulan: Ho3 Diterima Dan Ha3 Ditolak Artinya Tidak Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Antara Pendapatan Lain- Lain Yang Dianggap Sah Terhadap Alokasi Belanja Daerah. Tidak Adanya Pengaruh Yang Signifikan Antara Pendapatan Lain- Lain Yang Dianggap Sah Terhadap Alokasi Belanja Daerah Dikarenakan Sumber Pendapatan Ini Dilakukan Dengan Melakukan Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Pusat, Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lain, Pinjaman Kepada Lembaga Keuangan, Pinjaman Kepada Masyarakat, Dan Juga Bisa Dengan Menerbitkan Obligasi Daerah Yangtidak Terlalu Diprioritaskan Dalam Pemasukannya. Anovab Sum Squares Model 1 Of Df Mean Square F Sig. Regression 3.308e12 3 1.103e12 .000a Residual 4.955e11 46 1.077e10 Total 3.803e12 49 102.369 A. Predictors: (Constant), Pl, Dp, Pad B. Dependent Variable: Abl Sumber: Data Sekunder Diolah Berdasarkan Tabel 5.6 Diatas, Hasil Uji F Menujukkan Bahwa Nilai Signifikan Sebesar 0,000 Karena Nilai Signifikan Lebih Kecil Dari 0,05. Kesimpulan: Ho4 Ditolak Dan Ha4 Diterima, Artinya Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Antara Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan Dan Pendapatan Lain-Lain Yang Dianggap Sah Terhadap Alokasi Belanja Daerah Secara Simultan. Terdapatnya Pengaruh Antara Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan Dan Pendapatan Lain-Lain Yang Dianggap Sah Terhadap Alokasi Belanja Daerah Secara Simultan Karena Ketiga Variabel Tersebut Dapat Mempengaruhi Pengalokasian Belanja Daerah Di Setiap Periodenya, Dan Menjadi Tolak Ukur Dalam Pengambilan Keputusan Yang Akan Dilakukan Pemerintah Daerah. Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1(Constant) -46508.985 73491.792 Pad 2.200 .376 Dp 1.010 .092 Pl .303 .808 A. Dependent Variable: Abl Sumber : Data Sekunder Diolah 227 Berdasarkan Tabel 5.7 Diatas, Maka Persamaan Regresi Berganda Adalah Sebagai Berikut: Abl = -46508,985+2,200 Pad + 1,010 Dp + 0,303 Pl Dari Persamaan Regresi Diatas Maka Dapat Diinterpretasikan Sebagai Berikut : 1. Ini Berarti Jika Semua Variable Bebas Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Dan Pendapatan Lain - Lain Memiliki Nilai Nol (0) Maka Nilai Terikat Variable Alokasi Belanja Daerah Sebesar Rp – 4.650.898.500.000. 2. Nilai Koefisien Regresi Pendapatan Asli Derah Sebesar 2,200. Hal Ini Mengandung Arti Bahwa Setiap Kenaikan Pendapatan Asli Daerah Satu Satuan Maka Variable Alokasi Belanja Daerah Akan Naik Sebesar Rp 2.200.000.000 Dengan Asumsi Bahwa Variable Bebas Yang Lain Dari Model Regresi Seperti Dana Perimbangan Dan Pendapatan Lain – Lain Yang Dianggap Sah Adalah Tetap. 3. Nilai Koefisien Regresi Dana Perimbangan Sebesar 1,010. Hal Ini Mengandung Arti Bahwa Setiap Kenaikan Dana Perimbangan Satu Satuan Maka Variable Alokasi Belanja Daerah Akan Naik Sebesar Rp 1.010.000.000 Dengan Asumsi Bahwa Variable Bebas Yang Lain Dari Model Regresi Seperti Pendapatan Asli Daerah Dan Pendapatan Lain – Lain Yang Dianggap Sah Adalah Tetap. 4. Nilai Koefisien Regresi Pendapatan Lain – Lain Yang Dianggap Sah Sebesar 0.303. Hal Ini Mengandung Arti Bahwa Setiap Kenaikan Pendapatan Lain – Lain Yang Dianggap Sah Satu Satuan Maka Variable Alokasi Belanja Daerah Akan Naik Sebesar Rp 303.000.000 Dengan Asumsi Bahwa Variable Bebas Yang Lain Dari Model Regresi Seperti Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Adalah Tetap. Kesimpulan Pengujian Ini Dalam Penelitian Ini Menghasilkan Beberapa Kesimpulan Yang Dapat Menjadi Acuan Dalam Pengambilan Keputusan Dalam Berinvestasi, Hasil Kesimpulan Yang Diperoleh Yaitu: 1. Dalam Analisis Secara Parsial Dari Hasil Uji Untuk Pendapatan Asli Daerah Menujukkan Tingkat Signifikan 0,000 Karena Tingkat Signifikan Kurang Dari 0,05. Kesimpulan: Ho1 Ditolak Dan Ha1 Diterima Artinya Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Antara Pendapatan Asli Daerah Terhadap Alokasi Belanja Daerah.. 2. Dalam Analisis Secara Parsial Dari Hasil Uji Untuk Dana Perimbangan Menujukkan Tingkat Signifikan 0,000 Karena Tingkat Signifikan Kurang Dari 0,05. Kesimpulan: Ho1 Ditolak Dan Ha1 Diterima Artinya Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Antara Dana Perimbangan Terhadap Alokasi Belanja Daerah.. 3. Dalam Analisis Secara Parsial Dari Hasil Uji Untuk Pendapatan Lain-Lain Yang Dianggap Sah Menujukkan Tingkat Signifikan 0,710 Karena Tingkat Signifikan Lebih Besar Dari 0,05. Kesimpulan: Ho3 Diterima Dan Ha3 Ditolak Artinya Tidak Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Antara Pendapatan Lain- Lain Yang Dianggap Sah Terhadap Alokasi Belanja Daerah Dalam Analisis Secara Simultan Dari Hasil Uji F Untuk Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan Dan Pendapatan Lain-Lain Yang Dianggap Sah Terhadap Alokasi Belanja Daerah Menunjukkan Tingkat Signifikan 0,000 Karena Tingkat Signifikan Lebih Kecil Dari 0,05. Kesimpulan: Ho4 Ditolak Dan Ha4 Diterima, Artinya Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Antara Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan Dan Pendapatan Lain-Lain Yang Dianggap Sah Terhadap Alokasi Belanja Daerah Secara Simultan. 228 Saran Berdasarkan Hasil Penelitian Yang Dilakukan, Maka Penulis Memberikan Saran Sebagai Berikut: 1. Bagi Aparat Pemerintah Daerah Aparat Pemerintahan Daerah Harus Memaksimalkan Pendapatam Asli Daerahnya Sendiri Dibandingkan Harus Menunggu Dana Transfer Dari Pemerintah Pusat, Begitu Juga Harus Mengoptimalkan Sumber Pendapatan Dalam Bentuk Segi Pembangunan, Pendidikan,Kebudayaan, Pariwisata Dan Lain-Lain Yang Manfaatnya Dapat Dirasakan Oleh Setiap Individu Masyarakat Terhadap Pengalokasian Belanja Daerah Di Setiap Periodenya 2. Bagi Akademik Bagi Setiap Pihak Akademik Disarankan Untuk Menjadikan Akuntansi Pemerintahan Menjadi Salah Satu Konsep Pembelajaran Utama Yang Akan Didapatkan Manfaatnya Oleh Setiap Individu Mahasiswa. Ucapan Terimakasih Selesainya Pembuatan Jurnal Ilmiah Ini Berkat Bantuan Dari Berbagai Pihak Oleh Karena Itu, Pada Kesempatan Ini Penulis Ingin Menyampaikan Rasa Terima Kasih Yang Tulus Dengan Penuh Rasa Hormat Kepada “ 1. Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma Ap, Mba, Selaku Rektor Universitas Esa Unggul. 2. Ibu Prof. Dr. Lia Amalia, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 3. Bapak Daulat Freddy, Drs,Ak. Mm, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Dan Selaku Ketua Jurusan Akuntasi Universitas Esa Unggul. 4. Bapak Daulat Freddy, Drs,Ak. Mm, Selaku Dosen Pembimbing Materi Dan Teknis Yang Telah Memberikan Bimbingan Dan Pengarahan Dalam Penulisan Skripsi Ini Pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Esa Unggul. 5. Segenap Dosen Dan Staff Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Yang Telah Membekali Penulis Dengan Ilmu Pengetahuan Selama Ini. 6. Kedua Orang Tua Tercinta Yang Selama Ini Memberikan Dukungan, Doa, Nasihat-Nasihat, Semangat, Cinta Kasih, Materil Dan Moril Serta Kerja Kerasnya Sehingga Penulis Mampu Menjalani Hidup Ini Dengan Perasaan Senang, Senyum, Dan Tanpa Beban. 7. Kepada Kedua Adik-Adik Saya Yang Telah Memberikan Doa, Semangat, Dukungan, Restu, Kasih Sayang, Bimbingan Serta Dukungan Materil Yang Tiada Hentinya Kepada Penulis Agar Dapat Menyelesaikan Skripsi Ini Dengan Sebaik- Baiknya. Daftar Pustaka Bastian Indra, Sistem Akuntansi Sektor Publik, Salemba Empat, Jakarta, 2003 Halim Abdul, Akuntansi Keuangan Daerah, Salemba Empat, Jakarta, 2007 Herdiawan Deddi, Akuntansi Pemerintah, Salemba Empat. Jakarta, 2007 Nordiawan Deddi, Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta, 2006 Pemerintah Indonesia, Undang-Undang Ri No. 22 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesepuluh, Bandung, Cv.Alfabeta, 2007 Soekarwo , Berbagai Permasalahan Keuangan Daerah, Grafindo, Jakarta, 2003 229 ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP MENURUT AKUNTANSI DAN PERPAJAKAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk Rizka Kahilah Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRACT Method of Depreciation (depreciation) is a method used to calculate depreciation of fixed assets in each accounting period. Method of accounting is a method of depreciation according to straight line, double declining balance method, the method of the total number of years, the method of hours of services, methods of production unit rate method group / composite and method of annuities. Meanwhile, according to the tax depreciation method is straight-line method and double declining balance method. The use of different depreciation methods will yield different profits for the company. This study aims to determine the depreciation method used PT. Kimia Farma (Persero)Tbk in accordance with GAAP and taxation as well as its influence on reporting comprehensive income PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Based on this research, the conclusion that the method of depreciation for fixed assets in the form of buildings that made the company different from the tax so that there is a negative fiscal correction due to the differences in depreciation methods. Key words: method of depreciation, fixed assets, profit and loss PENDAHULUAN Dengan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan dan meningkatnya perkembangan dunia usaha pada umumnya, maka hal ini mengharuskan perusahaan-perusahaan untuk dapat bersaing dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Oleh karena itu merupakan suatu keharusan bagi setiap perusahaan untuk melakukan perbaikan-perbaikan di dalam perusahaan agar kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan seefisien mungkin sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Setiap perusahaan pasti memiliki aset tetap yang digunakan untuk memperlancar proses produksi atau untuk menyediakan jasa bagi perusahaan dalam kegiatan normal perusahaan tidak untuk dijual dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, jadi aset tetap merupakan sarana bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Karena pentingnya aset tetap maka 230 perlu dilakukan suatu metode pengalokasian yang sistematis dan rasional atas biaya aset tetap tersebut selama taksiran umur ekonomisnya. Pengalokasian biaya ini disebut penyusutan. Untuk mendapatkan nilai pengalokasian harga perolehan tersebut sebagai biaya harus dilakukan dengan teliti. Ketelitian biaya penyusutan ini akan mempengaruhi besarnya biaya laba rugi perusahaan setiap periode. Apabila penyusutan tidak dihitung dengan teliti maka jumlah laba rugi perusahaan juga menjadi salah. Disamping itu, perhitungan penyusutan yang biasanya dilakukan perusahaan tentunya berbeda dengan perhitungan penyusutan yang dikenakan oleh pajak. Salah satu perbedaan ini disebabkan karena ada metode penyusutan yang diperkenakan oleh akuntansi tidak diperkenakan menurut pajak besarnya dapat berbeda. Salah satu perbedaan tersebut disebabkan karena perhitungan penyusutan. Sehingga akan terjadi koreksi fiskal. Menurut Firdaus A Dunia mendefinisikan aset tetap adalah aset yang diperlukan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan dalam jangka waktu yang lebih dari satu tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material. Menurut Pahala Nainggola, definisi aset / harta perusahaan yang digunakan dalam proses menghasilkan pendapatan. Harta tersebut memiliki usia pakai dan usia teknis atau umur ekonomis lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.17 definisi penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasikan. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Hardono Mardianto definisi penyusutan adalah alokasi atas harga perolehan suatu harga aset tetap karena hanya merupakan alokasi (penyebaran) beban, tidak ada lagi kas yang keluar pada saat pembebanan (penyusutan ditetapkan untuk suatu periode tertentu). Perumusan Masalah 1. Apakah perhitungan biaya penyusutan aset tetap pada Kantor Pusat PT. Kimia Farma sesuai dengan PSAK dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku ? 2. Bagaimana pengaruhnya perhitungan biaya penyusutan aset tetap berdasarkan akuntansi dan perpajakan terhadap laporan laba rugi perusahaan ? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perhitungan biaya penyusutan aset tetap pada Kantor Pusat PT Kimia Farma terhadap PSAK dan peraturan perundang-undangan perpajakan 2. Untuk mengetahui pengaruh perhitungan biaya penyusutan aset tetap menurut akuntansi dan perpajakan terhadap laporan laba rugi Kantor Pusat PT Kimia Farma. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini menjadi sarana untuk mengimplementasikan pengetahuan – pengetahuan yang penulis dapat semasa kuliah dan menambah pengetahuan tentang penyusutan aset tetap dan pengaruhnya terhadap laporan laba rugi perusahaan. 231 2. Bagi Perusahaan Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, mengevaluasi kembali kinerja perusahaan dalam proses perhitungan penyusutan asset tetap yang berpengaruh terhadap laporan laba rugi perusahaan. 3. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau referensi yang berguna bagi pembaca serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca lain dalam hal pengadaan aset tetap. METODE PENELITIAN Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di kantor pusat PT.Kimia Farma(Persero)Tbk dijalan Veteran No. 9 Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan pada tanggal 8 November 2011 – 13 Januari 2012. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan penulis adalah metode analisis deskriptif kualiltatif yaitu metode analisis data dengan menguraikan informasi-informasi berdasarkan fakta yang diperoleh dari perusahaan dengan sejelas-jelasnya. Analisis deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan menganalisis perhitungan beban penyusutan berdasarkan PSAK dan perpajakan serta pengaruhnya terhadap laporan laba rugi. Definisi Operasional Variabel 1. Aset Tetap adalah harta milik perusahaan digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. 2. Penyusutan adalah proses pengalokasian harga perolehan aset tetap menjadi biaya selama masa manfaat aset tetap tersebut. 3. Metode Penyusutan adalah cara yang digunakan perusahaan untuk menghitung biaya penyusutan aset tetap. 4. Laporan Laba Rugi adalah laporan laba rugi memperlihatkan hasil kegiatan perusahaan PT Kimia Farma(Persero)Tbk, selama satu tahun dan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu perusahaan. 5. Laba Kena Pajak adalah laba bersih PT Kimia Farma (Persero)Tbk, dari aktivitas biaya sebelum pajak penghasilan kena pajak. 6. Koreksi Fiskal adalah koreksi yang dilakukan PT Kimia Farma (Persero)Tbk untuk mengetahui perbedaan waktu maupun perbedaan permanen tetap. 7. Laba Setelah Pajak adalah laba bersih yang diperoleh PT Kimia Farma(Persero)Tbk yang telah dikurangi dengan pajak. HASIL DAN PEMBAHASAN Penyusutan aset tetap PT. Kimia Farma dilakukan selama masa manfaat aset tetap tersebut untuk kendaraan dan peralatan menggunakan metode saldo menurun ganda, sedangkan untuk bangunan menggunakan metode garis lurus. Aset tetap disusutkan tiap periode akuntansi akan menghasilkan beban penyusutan yang akan mengurangi pendapatan dan mempengaruhi 232 penyajian laporan laba rugi perusahaan. Selain itu, besar kecilnya penyusutan ditentukan oleh faktor metode penyusutan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan Perpajakan. 1. Metode Penyusutan Kendaraan Komersial dan Fiskal Harga Tahun Perolehan Tarif 2006 106.500.000,00 25% 2007 90.968.750,00 25% 2008 68.226.562,50 25% 2009 51.169.921,88 25% 2010 38.377.441,41 25% Sumber : Data yang diolah Biaya Penyusutan 15.531.250,00 22.742.187,50 17.056.640,63 12.792.480,47 9.594.360,35 Akumulasi Penyusutan 15.531.250,00 38.273.437,50 55.330.078,13 68.122.558,60 77.716.918,95 Nilai Buku 90.968.750,00 68.226.562,50 51.169.921,88 38.377.441,41 28.783.081,05 Dari hasil data perhitungan penyusutan kendaraan Mitusbishi L 300 + Box untuk tahun pertama dengan harga perolehannya sebesar Rp 106.500.000 diperoleh pada bulan 6 yaitu bulan Juni, sehingga perhitungan biaya penyusutannya adalah 7/12 x 25% x Rp.106.500.000 = Rp.15.531.250. Nilai buku tahun pertama yaitu Rp.106.500.000 – Rp.15.531.250 = Rp.90.968.750. Untuk tahun kedua biaya penyusutan diperoleh dari harga perolehan yaitu Rp.90.968.750 x 25 % = Rp.22.742.187,5. Sedangkan untuk akumulasi penyusutan yaitu Rp15.531.250 + Rp. 22.742.187,5 = Rp38.273.437,5 dan seterusnya sampai tahun 2010. Untuk kendaraan tidak terdapat koreksi fiskal karena metode penyusutan yang digunakan menurut akuntansi dan perpajakan sama. 2. Metode Penyusutan Peralatan Komersial dan Fiskal Harga Tahun Perolehan 2008 12.907.440.00 2009 11.294.010,00 2010 5.647.005,00 Sumber : data yang diolah Tarif 50% 50% 50% Biaya Penyusutan 1.613.430,00 5.647.005,00 2.823.502,50 Akumulasi Penyusutan 1.613.430,00 7.260.435,00 10.083.937,50 Nilai Buku 11.294.010,00 5.647.005,00 2.823.502,50 Dari hasil data perhitungan penyusutan atas peralatan Notebook Toshiba Satelite M 300 A4 15 harga perolehannya sebesar Rp 12.907.440 peralatan diperoleh pada bulan 10 yaitu bulan Oktober, sehingga perhitungan biaya penyusutannya adalah 3/12 x 50% x Rp.12.907.440 = Rp 1.613.430.Untuk akumulasi penyusutan tahun pertama sama dengan nilai biaya penyusutan sehingga akan diperoleh nilai buku tahun pertama yaitu Rp. 12.907.440 - Rp. 1.613.430 = Rp.11.294.010. Untuk tahun kedua biaya penyusutan yaitu Rp.11.294.010 x 50%= Rp. 5.647.005. Sedangkan untuk akumulasi penyusutan diperoleh dari akumulasi penyusutan tahun 2008 dijumlahkan dengan biaya penyusutan tahun 2009 yaitu Rp 1.613.430 + Rp. 5.647.005 = Rp 7.260.435 dan seterusnya sampai tahun 2010. Untuk peralatan tidak terdapat koreksi fiskal karena metode penyusutan yang digunakan menurut akuntansi dan perpajakan sama. 233 3. Metode Penyusutan Bangunan Komersial Tahun Penyusutan (Rp) 2003 21.546.318,18 2004 21.546.318,18 2005 21.546.318,18 2006 21.546.318,18 2007 21.546.318,18 2008 21.546.318,18 2009 21.546.318,18 2010 21.546.318,18 Sumber: Data yang diolah Akm Penyusutan (Rp) 21.546.318,18 43.092.636,35 64.638.954,53 86.185.272,71 107.731.590,8 129.277.909,1 150.824.227,3 172.370.545,5 Nilai Buku 840.306.408,8 818.760.090,6 797.213772,5 775.667.454,3 754.121.136,1 732.574.817,9 711.028.499,7 689.482.181,5 Dari hasil data diatas dapat dilihat bahwa perhitungan penyusutan atas bangunan APK KF 37 Perhitungan biaya penyusutan untuk tahun pertama dengan harga perolehannya Rp. 861.852.727 dibagi dengan masa manfaat 40 tahun sehingga biaya penyusutan setiap tahun jumlahnya sama yaitu Rp 21.546.318,18 . Akumulasi penyusutan pada tahun pertama sama dengan biaya penyusutan sehingga akan diperoleh nilai buku tahun pertama yaitu Rp 861.852.727 – Rp 21.546.318,18 = Rp 840.306.408,8 Tahun Penyusutan (Rp) 2007 14.338.636,38 2008 14.338.636,38 2009 14.338.636,38 2010 14.338.636,38 Sumber : Data yang diolah Akm Penyusutan (Rp) 14.338.636,38 28.677.272,76 43.051.909,14 57.354.545,52 Nilai Buku 559.206.818,6 544.868.182,2 530.529545,9 516.190.909,5 Dari hasil data diatas dapat dilihat bahwa perhitungan penyusutan atas bangunan APK KF 62 menggunakan metode garis lurus. Perhitungan biaya penyusutan untuk tahun pertama dengan harga perolehannya Rp. 573.545.455 dibagi dengan masa manfaat 40 tahun sehingga biaya penyusutan setiap tahun jumlahnya sama yaitu Rp 14.338.636,38. Akumulasi penyusutan pada tahun pertama sama dengan biaya penyusutan sehingga akan diperoleh nilai buku tahun pertama yaitu Rp 573.545.455 – Rp 14.338.636,38 = Rp 559.206.818,6 Tahun Penyusutan ( Rp) 2008 96.996.980,05 2009 96.996.980,05 2010 96.996.980,05 Sumber : Data yang diolah Akm Penyusutan (Rp) 193.993.960,1 290.990.940,2 387.987.920,3 Nilai Buku 3.782.882.222 3.685.885.242 3.588.888.262 Dari hasil data diatas dapat dilihat bahwa perhitungan penyusutan atas bangunan APK KF 07 menggunakan metode garis lurus. Perhitungan biaya penyusutan untuk tahun pertama dengan harga perolehannya Rp. 3.879.879.202 dibagi dengan masa manfaat 40 234 tahun sehingga biaya penyusutan setiap tahun jumlahnya sama yaitu Rp 96.996.980,05. Akumulasi penyusutan pada tahun pertama sama dengan biaya penyusutan sehingga akan diperoleh nilai buku tahun pertama yaitu Rp 3.879.879.202 – Rp 96.996.980,05= Rp 3.782.882.222 4. Metode Penyusutan Bangunan Fiskal Tahun Penyusutan 2003 43.092.636 2004 43.092.636 2005 43.092.636 2006 43.092.636 2007 43.092.636 2008 43.092.636 2009 43.092.636 2010 43.092.636 Sumber : data yang diolah Akm Penyusutan 43.092.636 86.185.279 129.277.915 172.370.551 215.463.187 258.555.823 301.648.459 344.741.095 Nilai Buku 818.760.091 775.667.455 732.574.819 689.482.183 646.389.547 603.296.911 560.204.275 517.111.639 Dari hasil data perhitungan penyusutan atas bangunan APK KF 37 dengan tarif 5%. Perhitungan biaya penyusutan untuk tahun pertama dengan harga perolehannya Rp. 861.852.727dibagi dengan masa manfaat 20 tahun sehingga biaya penyusutan setiap tahun jumlahnya sama yaitu Rp 43.092.636.Akumulasi penyusutan pada tahun pertama sama dengan biaya penyusutan sehingga akan diperoleh nilai buku tahun pertama yaitu Rp 861.852.727 – Rp 43.092.636 = Rp 818.760.091. Tahun Penyusutan 2007 28.677.272 2008 28.677.272 2009 28.677.272 2010 28.677.272 Sumber : data yang diolah Akm Penyusutan 28.677.272 57.354.559 86.031.831 114.709.103 Nilai Buku 544.868.183 516.190.911 487.513.639 458.836.367 Dari hasil data penyusutan atas bangunan APK KF 62 menggunakan metode garis lurus dengan tarif 5%. Perhitungan biaya penyusutan untuk tahun pertama dengan harga perolehannya Rp. 573.545.455 dibagi dengan masa manfaat 20 tahun sehingga biaya penyusutan setiap tahun jumlahnya sama yaitu Rp 28.677.272 Akumulasi penyusutan pada tahun pertama sama dengan biaya penyusutan sehingga akan diperoleh nilai buku tahun pertama yaitu Rp 573.545.455 – Rp 28.677.272 = Rp 544.868.183. Tahun Penyusutan 2008 193.993.960 2009 193.993.960 2010 193.993.960 Sumber : data yang diolah Akm Penyusutan 193.993.960 387.987.922 581.981.882 Nilai Buku 3.685.885.242 3.491.891.282 3.297.897.322 235 Dari hasil data perhitungan penyusutan atas bangunan APK KF 07 menggunakan metode garis lurus dengan tarif 5%. Perhitungan biaya penyusutan untuk tahun pertama dengan harga perolehannya Rp. 3.879.879.202 dibagi dengan masa manfaat 20 tahun sehingga biaya penyusutan setiap tahun jumlahnya sama yaitu Rp 193.993.960. Akumulasi penyusutan pada tahun pertama sama dengan biaya penyusutan sehingga akan diperoleh nilai buku tahun pertama yaitu Rp 3.879.879.202 – Rp 193.993.960 = Rp 3.685.885.24 Perbedaan Biaya Penyusutan Bangunan Berdasarkan Komersial dan Fiskal Aset Tetap Bangunan APK KF Tahun 2003 Bangunan APK KF Tahun 2007 Bangunan APK KF Tahun 2008 Jumlah Sumber : data yang diolah Garis Lurus Komersial Rp. 21.546.318,18 Rp. 14.338.636,38 Rp. 96.996.980,05 Rp. 132.881.934,6 Garis Lurus Fiskal Rp. 43.092.636 Rp. 28.677.272 Rp. 193.993.960 Rp. 265.763.868 Perbedaan hasil perhitungan beban penyusutan antara komersial dengan fiskal akan menimbulkan koreksi fiskal dalam laporan keuangan fiskal. Koreksi fiskal dianggap negatif jika hasil koreksi mengurangi laba kena pajak, dan sebaliknya koreksi fiskal dianggap positif jika hasil koreksi menambah laba kena pajak, berdasarkan perbedaan hasil perhitungan beban penyusutan diatas, maka koreksi fiskal yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Garis Lurus Fiskal Rp. 265.763.868 Sumber : Data yang diolah Garis Lurus Komersial Rp. 132.881.934,6 Koreksi Fiskal Rp. 132.881.933,4 Nilai koreksi negatif fiskal atas perbandingannya adalah Rp. 132.881.933,4 (Rp 265.763.868 - Rp. 132.881.934,6 ). Koreksi ini terjadi atas perbedaan waktu pengakuan beban, maka akan menimbulkan akun kewajiban pajak tangguhan yang akan diperhitungkan dalam laporan laba rugi perusahaan periode berikutnya. Dengan melakukan rekonsiliasi fiskal terlihat besarnya laba kena pajak menjadi Rp. 126.959.294.132, sehingga pajak penghasilan terutang yang harus dibayar oleh PT. Kimia Farma(Persero)Tbk adalah : 25 % x Rp. 127.267.699.839 = Rp 31.816.924.959,75 236 Laporan Laba Rugi Komprehensif PT Kimia Farma (Persero) Tbk Per 31 Desember 2010 Komersial Koreksi Positif Koreksi Negatif Fiskal Penjualan Bersih 834.470.672.065 834.470.672.065 Beban Pokok Penjualan 514.100.990.238 514.100.990.238 Laba Kotor 320.369.681.827 320.369.681.827 Beban Usaha 220.373.216.786 Laba Usaha 99.996465.041 100.913.274.483 Penghasilan Beban lain-lain 26.354.425.356 26.354.425.356 Laba Bersih Sebelum Pajak 126.350.890.397 127.267.699.839 Beban (Manfaat Pajak) 31.816.924.959,75 Laba Bersih Setelah Pajak Sumber : data yang diolah 94.533.965.437,25 916.809.400 219.456.407.334 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan maka peneliti menarik beberapa kesimpulan dan memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak PT Kimia Farma (Persero) Tbk sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam menjalankan kegiatan perusahaannya. a. Kesimpulan Kesimpulan yang peneliti peroleh dari hasil penelitian dan pembahasan terhadap penyusutan aset tetap pada PT Kimia Farma (Persero) Tbk menurut metode akuntansi dan perpajakan serta pengaruhnya terhadap laporan laba rugi PT Kimia Farma (Persero) Tbk adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisis yang peneliti lakukan perhitungan biaya penyusutan yang dilakukan oleh perusahaan telah sesuai dengan PSAK dan Peraturan Perpajakan dan hasil perhitungannya tidak terdapat kesalahan. 2. Perbedaan laba sebelum pajak perusahaan disebabkan karena adanya beda tetap dan beda waktu sehingga perlu dilakukan koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal negatif. Untuk Laba kena pajak komersial perusahaan adalah sebesar Rp. 126.350.890.379 yang dikenakan pajak sebesar Rp. 31.816.924.959,75 sehingga laba setelah pajak perusahaan adalah sebesar Rp. 94.533.965.437,25 b. Saran Berdasarkan pada kesimpulan yang telah diuraikan diatas, peneliti mencoba untuk memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan dan bagi PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Adapun saran – saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut : Kantor Pusat PT Kimia Farma sebaiknya dalam menghitung biaya penyusutan aset tetap untuk bangunan menggunakan metode garis lurus dengan masa manfaat 20 tahun agar sesuai dengan masa manfaat bangunan berdasarkan perpajakan. 237 DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki, Intermediate Accounting, Edisi 9, BPFE- Yogyakarta, Yogyakarta, 2006 Dunia, Firdaus A, Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi, Edisi 3, Lembaga Penerbit FEUI, 2008 IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, 2009 Lubis, Irwansyah, Akuntansi dan Pelopor Pajak, Pt Elex Media Komputindo, Jakarta, 2009 Lumbantoruan, Sophar, Akuntansi Pajak, Edisi Revisi, Cetakan 8, PT Gramedia, Jakarta, 2006 Mardianto, Hardono, Intisari Manajemen Keuangan, PT. Gramedia Widiansarana Indonesia, 2009 Nainggola, Pahala, Cara Mudah Memahami Akuntansi, PPM, Jakarta, 2006 Rudianto, Pengantar Akuntansi, Erlangga, Jakarta, 2009 Suandry, Erly, Perencanaan Pajak, Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta, 2006 Waluyo, Akuntansi Pajak, Salemba Empat, Jakarta, 2007 238 MODEL PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI KPRI (KARYA SWAKELOLA DINAS-DINAS TEKNIK) TIGARAKSA KABUPATEN TANGERANG MENURUT PSAK No. 27 TAHUN 2009 Rulli Yuniarti Utama Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRACT The Financial Cooperation Report must give the credible financial information about economic resource, and the obligation including a fund of cooperation; give the credible financial cooperation about the changing of economic research that happened when doing the enterprise activity in order to get Sisa Hasil Usaha (SHU). The Financial report that is produced must through the process called accountancy cycle and fulfill the quality standard of financial report. According to Standar Akuntansi Keuangan Tahun 2009 that effective in Indonesia (PSAK No. 27 Tahun 2009), the financial cooperation report consists of The Calculation of Enterprise Result, Balance, Cash Current Report, and Economic Promotion Report of Member. Keywords: The Financial Cooperation Report, PSAK No. 27 Tahun 2009. PENDAHULUAN Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatan atas dasar prinsip koperasi dan kaidah ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya masyarakat sekitarnya, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan. Laporan keuangan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan yang dapat di mengerti oleh para pemakainya, terutama bagi pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan koperasi adalah calon anggota, anggota koperasi, pengurus koperasi. Serta pihak lainnya mengharapkan laporan keuangan koperasi yang disusun berdasarkan PSAK (Standar Akuntansi Keuangan), akan membuat informasi yang disajikan menjadi lebih mudah di pahami, mempunyai relevan, keandalan, dan mempunyai daya banding yang tinggi. Harapan bahwa laporan keuangan dapat mencapai tujuannya dengan pengungkapan yang jelas mengenai data akuntansi dan informasi lain yang relevan tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terjadi di lapangan. Adanya KPRI (Karya Swakelola Dinas-Dinas Teknik) Tigaraksa Kabupaten Tangerang yang tidak mengungkapkan laporan arus kas maka tujuan Khusus dari laporan keuangan itu sendri tidak dapat tercapai yaitu untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar. Adapun tujuan atau kepentingan pemakai terhadap laporan keuangan koperasi juga tidak dapat tercapai yaitu untuk 239 menilai pertanggungjawaban penggurus, menilai prestasi pengurus, menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya dan menilai kondisi keuangan koperasi. Tidak adanya laporan arus kas yang terdiri dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan juga akan berdampak bagi para pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan. Adanya kesenjangan dan permasalahan yang muncul di lapangan, maka penelitian bermotivasi untuk mengetahui efisiensi anggota dan partisipasi ekonomi anggota pada Koperasi KPRI (Karya Swakelola Dinas-Dinas Teknik) Tigaraksa Kabupaten Tangerang, serta hubungannya dengan kelengkapan pengungkapan yang wajib disampaikan. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan konsep bagi pelaksanaan kebijakan manajemen koperasi mengenai efesiensi anggota dan partisipasi ekonomi anggota. Sehingga dalam mengelola usahanya dapat lebih efisien dan meningkatkan kelengkapan pengungkapan wajibnya sehingga tujuan laporan keuangan dapat terpenuhi. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, dapat dibuat perumusan masalah, sebagai berikut : 1. Apakah klasifikasi pencatatan account pada Koperasi KPRI “Karya Swakelola Dinas-Dinas Tehnik” Tigaraksa Kabupaten Tangerang telah sesuai dengan PSAK No. 27 Tahun 2009? 2. Apakah Format Laporan Keuangan pada Koperasi KPRI “Karya Swakelola Dinas-Dinas Tehnik” Tigaraksa Kabupaten Tangerang telah sesuai dengan PSAK No. 27 Tahun 2009? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kesesuaian klasifikasi pencatatan account pada Koperasi KPRI “Karya Swakelola Dinas-Dinas Tehnik” Tigaraksa Kabupaten Tangerang dengan PSAK No.27 Tahun 2009 2. Untuk mengetahui kesesuaian format laporan keuangan pada Koperasi KPRI “Karya Swakelola Dinas-Dinas Tehnik” Tigaraksa Kabupaten Tangerang dengan PSAK No.27 Tahun 2009 METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian metode analisis deskriptif Kualitatif. Dalam metode ini analisis dilakukan dengan cara membandingkan antara klasifikasi pencatatan dan laporan Keuangan Koperasi KPRI “Karya Swakelola Dinas-Dinas Teknik” Tigaraksa Kabupaten Tangerang dengan PSAK No.27 Tahun 2009, kemudian menginterprestasikan data yang telah di analisis lalu dari hasil analisis tersebut dihubungkan dengan teori-teori yang telah ada, selanjutnya akan dibuatkan suatu kesimpulan dari analisis perbandingan tersebut. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa variabel. Definisi operasional yang perlu diketahui yaitu Laporan Keuangan adalah laporan pertanggung jawaban pengurus koperasi atas hasil usaha koperasi pada satu periode tertentu dan posisi keuangan koperasi pada akhir periode tersebut. Laporan keuangan koperasi terdiri neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan promosi anggota dan catatan atas laporan keuangan. 240 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perbandingan Laporan Keuangan : 1. Perhitungan Hasil Usaha Tabel 1 Laporan Hasil Usaha Koperasi KPRI "Karya Swakelola Dinas-Dinas Tehnik" Tigaraksa Kabupaten Tangerang Laporan Hasil Usaha Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2011 Partisipasi Bruto Anggota : Partisipasi Jasa Pinjaman Rp 151,240,000.00 Partisipasi Jasa Provisi Rp Total Partsipasi Bruto Rp 151,240,000.00 Baban Bunga : Beban Bunga Rp Partisipasi Neto Anggota Rp 151,240,000.00 Beban Operasi : Honor Pengurus Rp 58,450,000.00 Uang Lembur Rp 300,000.00 Perlengkapan Rp 925,000.00 Total Beban Operasi Rp 59,675,000.00 Sisa Hasil Usaha Rp 91,565,000.00 Pembahasan : Pada laporan menurut koperasi penyusunan perhitungan laba rugi, namun pada evaluasi penulis bukan penyusunan perhitungan laba rugi melainkan perhitungan sisa hasil usaha. 2. Jurnal Penutup Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun jurnal penutup adalah sebagai berikut : a. Menutup Semua akun Pendapatan Dengan cara mendebet akun pendapatan dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi. Partisipasi Jasa Pinjaman Rp. 151.240.000 Ikhtisar Laba rugi Rp. 151.240.000 b. Menutup semua akun beban Dengan cara mendebet akun ihktisar laba rugi dan mengkreditkan semua beban. Ikhtisar Laba Rugi Rp. 59.450.000 Honor Pengurus Rp. 58.450.000 Uang Lembur Rp. 300.000 Beban Perlengkapan Rp. 925.000 241 c. d. Menutup Akun Ihtisar laba Rugi Dengan cara mendebet akun Ikhtisar laba rugi dan mengkreditkan akun SHU sebesar selisih antara pendapatan dan beban. Ikhtisar laba rugi Rp. 91.565.000 SHU Rp. 91.565.000 Menutup akun-akun SHU Dengan cara mendebet akun SHU dan mengkreditkan akun-akun yang merupakan komponen untuk mengalokasikan SHU, yaitu akun-akun Dana dan Cadangan. SHU Rp. 91.565.000 SHU yang dibagikan Rp. 91.565.000 Jika dalam AD/ART koperasi KPRI “Karya Swakelola Dinas-Dinas Tehnik” Tigaraksa Kaupaten Tangerang di tentukan bahwa SHU yang di peroleh koperasi selama suatu periode harus dialokasikan ke berbagai dana dan cadangan dengan komposisi sebagai berikut : Tabel 2 Pembagian Sisa Hasil Usaha Dana Cadangan 15 % Sisa Hasil Usaha (SHU) Anggota 60% Sisa Hasil Usaha (SHU) Pengurus 10 % Sisa Hasil Usaha (SHU) Pengawas 5 % Dana Pendidikan 2,5 % Sisa Hasil Usaha (SHU) Karyawan Koperasi 5% Dana Sosial 2,5 % Jumlah 13,734,750.00 54,939,000.00 9,156,500.00 4,578,250.00 2,289,125.00 4,578,250.00 2,289,125.00 91,565,000.00 Jurnal Pembagian Sisa Hasil Usaha : Sisa Hasil Usaha (SHU) Rp. 91.565.000 Dana Cadangan Rp. 13.734.750 Dana anggota Rp. 54.934.000 Dana Pengurus Rp. 9.156.500 Dana Pengawas Rp. 4.578.250 Dana Pendidikan Rp. 2.289.125 Dana Karyawan Rp. 4.578.250 Dana Sosial Rp. 2.289.125 Analisa : Pada Akhir periode akuntansi, akuntan koperasi harus menutup buku akuntansi sebagai tanda telah berakhirnya pencatatan dan pelaporan akuntansi untuk periode tersebut. Proses penutupan buku suatu koperasi adalah dengan memindahkan akun-akun nominal (semua akun laporan laba rugi) ke akun riil (semua akun neraca). 242 3. Neraca Tabel 3 Perbandingan Neraca Koperasi KPRI "Karya Swakelola Dinas-Dinas Tehnik" Tigaraksa Kabupaten Tangerang dengan Evaluasi Penulis Keterangan Neraca Per 31 Desember 2011 Koperasi KPRI "Karya Swakelola Dinas-Dinas Evaluasi Tehnik" Penulis Tigaraksa Kabupaten Tangerang Selisih Aktiva Aktiva Lancar : Kas Simpanan Pokok di PKPRI Simpanan Wajib di PKPRI 190,079,055 190,079,055 - 50,000 50,000 - 47,654,400 47,654,400 - Piutang Anggota 846,254,070 846,254,070 - Total Aktiva Kewajiban dan Kekayaan Bersih Kewajiban : 1,084,037,525 1,084,037,525 - Simpanan Sukarela 25,722,150 25,722,150 - Simpanan Khusus 34,913,000 34,913,000 - Smpanan Hari Raya SHU Karyawan Koperasi 45,800,000 45,800,000 - - 4,578,250 4,578,250 SHU Anggota Koperasi - 54,939,000 54,939,000 Dana Pendidikan 11,809,160 14,098,285 2,289,125 SHU Pengurus Koperasi Dana Sosial - 9,156,500 9,156,500 243 11,791,210 14,080,335 2,289,125 SHU Pengawas - 4,578,250 4,578,250 Dana Kesehatan 14,451,000 14,451,000 - Total Kewajiban 144,486,520 222,316,770 77,830,250 Ekuitas : - Simpanan Pokok 2,460,000 2,460,000 - Simpanan Wajib 818,179,750 818,179,750 - Cadangan 27,346,255 41,081,005 13,734,750 SHU-Periode Berjalan 91,565,000 - 91,565,000 Total Kewajiban Total Kewajiban dan Ekuitas 939,551,005 861,720,755 77,830,250 1,084,037,525 1,084,037,525 - Pembahasan : Perbedaan Laporan Keuangan di neraca diantaranya sebagai berikut : Koperasi dengan Evaluasi Penulis a) Kewajiban perbandingan kewajiban pada koperasi dengan evaluasi penulis di antaranya : 1) SHU (Sisa Hasil Usaha) Karyawan Koperasi Pada laporan menurut koperasi tidak terdapat jumlah, karena jumlah SHU Karyawa Koperasi dananya belum dibagi masih berada di SHU-Periode berjalan. Namun pada evalusi penulis terdapat jumlah sebesar Rp. 4.578.250 dari 15% dana dari pembagian sisa hasil usaha yang di dapat. 2) SHU (Sisa Hasil Usaha) Anggota Koperasi Pada laporan menurut koperasi tidak terdapat jumlah, karena jumlah SHU Anggota Koperasi dananya belum dibagi masih berada di SHU-Periode berjalan. Namun pada evaluasi penulis terdapat jumlah sebesar Rp. 54.939.000 dari 60% dana dari pembagian sisa hasil usaha yang di dapat. 3) Dana Pendidikan Pada laporan menurut koperasi jumlah dana sebesar Rp. 11.809.160 berasal dari tahun 2010, dana belum di tambah pada tahun 2011 di karenakan dana masih berada di SHU-Periode berjalan. Namun pada evaluasi penulis jumlah 244 dana pendidikan sudah di tambah pada tahun 2011 dengan jumlah Rp. 2.289.125 dari 2,5% dana dari pembagian sisa hasil usaha yang didapat, sehingga dana tersebut bertambah sebesar Rp. 14.098.285, dana yang berasal dari tahun 2010 di tambah dengan tahun 2011. 4) SHU (Sisa Hasil Usaha) Pengurus Koperasi Pada laporan menurut koperasi tidak terdapat jumlah, karena jumlah SHU Pengurus Koperasi dananya belum dibagi masih berada di SHU-Periode berjalan. Namun pada evaluasi penulis terdapat jumlah sebesar Rp. 9.156.500 dari 10% dana dari pembagian sisa hasil usaha yang di dapat. 5) Dana Sosial Pada laporan menurut koperasi jumlah dana sebesar Rp. 11.791.210 berasal dari tahun 2010, dana belum di tambah pada tahun 2011 di karenakan dana masih berada di SHU-Periode berjalan. Namun pada evaluasi penulis jumlah dana pendidikan sudah di tambah pada tahun 2011 dengan jumlah Rp. 2.289.125 dari 2,5% dana dari pembagian sisa hasil usaha yang didapat, sehingga dana tersebut bertambah sebesar Rp. 14.080.335, dana yang berasal dari tahun 2010 di tambah dengan tahun 2011. 6) SHU (Sisa Hasil Usaha) Pengawas Pada laporan menurut koperasi tidak terdapat jumlah, karena jumlah SHU Pengurus Koperasi dananya belum dibagi masih berada di SHU-Periode berjalan. Namun pada evaluasi penulis terdapat jumlah sebesar Rp. 4.578.250 dari 5% dana dari pembagian sisa hasil usaha yang di dapat. b) c) Ekuitas perbandingan kewajiban pada koperasi dengan evaluasi penulis hanya di dana cadangan : Pada laporan menurut koperasi jumlah dana sebesar Rp. 27.346.255 berasal dari tahun 2010, dana belum di tambah pada tahun 2011 di karenakan dana masih berada di SHU-Periode berjalan. Namun pada evaluasi penulis jumlah dana pendidikan sudah di tambah pada tahun 2011 dengan jumlah Rp. 13,734.750 dari 15% dana dari pembagian sisa hasil usaha yang didapat, sehingga dana tersebut bertambah sebesar Rp. 41.081.006, dana yang berasal dari tahun 2010 di tambah dengan tahun 2011. Sisa Hasil Usaha pada laporan menurut koperasi terdapat SHU-Periode berjalan. Pada evaluasi penulis SHU-Periode berjalan tidak muncul lagi di laporan keuangan neraca, karena sudah di alokasikan berbagai dana dan cadangan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pencatatan transaksi yang di susun oleh Koperasi KPRI “Karya Swakelola Dinas-Dinas Tehnik” Tigaraksa Kabupaten Tangerang Tidak sesuai dengan PSAK No. 27 Tahun 2008 karena tidak memenuhi standar akuntansi kualitas laporan keuangan diantaranya tidak dapat dipahami oleh pihak yang membutuhkan. Tidak dapat di uji karena tidak ada tahap pencatatan transaksi di buku jurnal, namun muncul data di laporan keuangan tersebut. Data 245 tidak netral, karena pihak koperasi hanya berpihak pada tujuan umum pemakai. Daya banding tidak ada, karena koperasi tidak membandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau dengan koperasi lain yang sejenis pada periode yg sama. Data kurang lengkap karena tidak ada klasifikasi, susunan nya tidak sesuai, dan istilah dalam pencatatan tidak layak dalam laporan keuangan. 2. Laporan Keuangan yang di susun oleh Koperasi KPRI “Karya Swakelola Dinas-Dinas Tehnik” Tigaraksa Kabupaten Tangerang tidak sesuai dengan PSAK No. 27 Tahun 2009 karena tidak terdapat Laporan Arus Kas yang dimana memiliki aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pembiayaan, tidak terdapat pula Laporan Promosi Ekonomi Anggota yang tidak menujukan manfaat ekonomi yang di terima oleh anggota koperasi selama satu periode tertentu. Saran 1. 2. Setelah dilakukan kesimpulan mengenai pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan yang sesuai dengan PSAK No 27 Tahun 2009, Maka penulis menyarankan Koperasi dalam Pencatatan harus sesuai dengan Standar Kualitas Laporan Keuangan yang terdapat dalam siklus akuntansi, dan Penyusunan laporan keuangan harus sesuai dengan standard an ketentuan yang telah ditetapkan dalam PSAK No 27 Tahun 2009 dimana Keuangan koperasi meliputi Perhitungan Hasil Usaha, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Laporan Promosi Ekonomi Anggota. Pemberikan Latihan Kepada Pengurus dan anggota tentang bagaimana tatacara penyusunan Laporan Keuangan Koperasi, Hal ini untuk menambah pengetahuan bagi pengurus dan anggota yang bersangkutan, sehingga penerapan dalam penyusunan Laporan Keuangan dapat berjalan lebih baik dan akurat. Dan Koperasi tersebut senantiasa mengikuti perkembangan peraturan-peraturan sistem akuntansi yang baru, sehingga koperasi tersebut dapat bisa menjalankan kegiatannya lebih baik. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang dengan tulus dan ikhlas membantu selama proses penyusunan penelitian ini baik secara moril dan materil. Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul. 2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE, AK.MSi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 3. Bapak Drs. Daulat Freddy, Ak, MM, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 4. Bapak Rudianto selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan peneliti motivasi, pengarahan dan bimbingannya. 5. Ibu Sri Handayani, SE, Ak, MM yang telah memberikan peneliti motivasi, pengarahan dan mendoakan. 6. Bapak Musri.S Bendahara Koperasi KPRI “Karya Swakelola Dinas-Dinas Tehnik” yang telah memberi penulis kesempatan untuk dapat melakukan penelitian di perusahaanya. 7. Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung, mendoakan, membantu Peneliti dalam penyusunan penelitian. 246 Semoga semua budi baik yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan dari Allah SWT. Tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, untuk itu peneliti menyadari betapa penulisan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga masih ditemukan kekurangan dan kesalahan didalamnya. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan tersebut. Akhir kata semoga penulisan skripsi ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Penulis mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyajian penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Charles T. Horngren, Horrison, Walter T. Akuntansi. Edisi 7, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2007. Earl K. Stice, James D. Stice, Skouesen, K. Fred. Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2007. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta 2009. Ismawanto. Ekonomi, Jilid 2, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta 2009 . Mn, Hydansyah. Prinsip Koperasi Rochdale dan ICA rujukan bagi keberadaan koperasi di Indonesia, Marry The Night, 2011. Partomo, Titik Sartika. Ekonomi Koperasi, Penerbit Ghalia Indonesia, Cimahi-Bogor, 2009. Revrisond, Baswer. Koperasi Indonesia, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2000. Rudianto. Akuntansi Koperasi, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2010. Sugiyarso, Gervasius. Akuntansi Koperasi, Edisi Pertama, Penerbit CAPS, Yogyakarta, 2011. Undang-Undang Koperasi Tahun 1992, Salemba Empat, 2010. Winwin, Yadiati. Teori Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit Pernada Media Group, Jakarta, 2007. 247 ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI KURS Rp/USD, TINGKAT SUKU BUNGA SBI, PERTUMBUHAN IHSG DAN PERTUMBUHAN PROFIT TERHADAP PERTUMBUHAN HARGA SAHAM PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk Samuel Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fluktuasi kurs Rp/USD, tingkat suku bunga SBI, pertumbuhan IHSG dan pertumbuhan profit terhadap pertumbuhan harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk. Investasi dapat ditanamkan di dua jenis investasi, yaitu jenis investasi aktiva keuangan (financial investment) dan non-aktiva keuangan (non-financial investment). Investasi pada saham termasuk investasi aktiva keuangan dimana investasi pada saham ini dipengaruhi oleh faktor internal/mikro (pertumbuhan profit) dan eksterna/makro (fluktuasi kurs Rp/USD, tingkat suku bunga SBI, pertumbuhan IHSG). Pada penelitian ini menggunakan metode analisis regeresi linear berganda. Dari hasil penelitian ini diketahui fluktuasi kurs Rp/USD dan pertumbuhan IHSG memiliki pengaruh secara signifikan. Kata kunci : Harga Saham, Kurs Rp/USD, Suku Bunga SBI, IHSG, Profit PENDAHULUAN Pada saat ini investasi dapat ditanamkan di dua jenis investasi, yaitu jenis investasi aktiva keuangan (financial investment) dan non-aktiva keuangan (non-financial investment). Investasi pada saham termasuk investasi aktiva keuangan dimana investasi pada saham ini dipengaruhi oleh faktor internal/mikro (pertumbuhan profit) dan eksterna/makro (fluktuasi kurs Rp/USD, tingkat suku bunga SBI, pertumbuhan IHSG). Harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor Internal (faktor mikro ekonomi)dan Eksternal (faktor makro ekonomi).setiap faktor memiliki risiko. Risiko yang ditimbulkan dari faktor internal adalah risiko non-sistematis sedangkan risiko yang ditimbulkan faktor eksternal adalah risiko sistematis. Risiko sistematis akan berkorelasi terhadap setiap perusahaan (saham). Hal ini disebabkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi risiko sistematis adalah sama Secara keseluruhan pertumbuhan harga-harga saham dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dalam hal ini variabel internal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Profit sedangkan faktor eksternal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Fluktuasi Kurs Rp/USD, Tingkat Suku Bunga SBI, dan Pertumbuhan IHSG terhadap pertumbuhan suatu harga 248 saham perusahaan dalam hal ini PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk yang menjadi objek dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menentukan judul dalam penelitian yaitu “Analisis Pengaruh Fluktuasi Kurs Rp/USD, Tingkat Suku Bunga SBI, Pertumbuhan IHSG dan Pertumbuhan Profit Terhadap Pertumbuhan Harga Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.” Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah yang akan diangkat dan akan diuji untuk mengetahui hasil nya yaitu : 1. Apakah variabel X/Independen (Fluktuasi Kurs Rp/USD, Tingkat Suku Bunga SBI, Pertumbuhan IHSG dan Pertumbuhan Profit) memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel Y/dependen (Pertumbuhan harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk) ? 2. Apakah Fluktuasi Kurs Rp/USD memiliki pengaruh secara parsial terhadap Pertumbuhan Harga Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ? 3. Apakah Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh secara parsial terhadap Pertumbuhan Harga Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ? 4. Apakah Pertumbuhan IHSG berpengaruh secara parsial terhadap Pertumbuhan Harga Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ? 5. Apakah Pertumbuhan Profit berpengaruh secara parsial terhadap Pertumbuhan Harga Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ? Penelitian ini bertujuan untuk menjawab perumasan masalah yang telah dikemukakan diatas yaitu untuk mengetahui apakah dari masing-masing variabel X tersebut memiliki pengaruh atau tidak terhadap variabel Y. TINJAUAN PUSTAKA Teori Investasi Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan modal atau penanaman modal pada perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapanperlengkapan untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian tersebut menghasikan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal yang lama yang telah haus dan perlu didepresiasikan. Pada teori investasi internasional yang dikenal dengan Teori Ownership Advantage yang mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki asset bernilai dan keunggulan domestik dapat menggunakan keunggulan tersebut untuk menembus pasar luar negeri maupun penyertaan modal asing. Dalam hal ini PT. BRI (Persero), Tbk melakukan berbagai inovasi baik dari produk yang ditawarkan kepada nasabah guna memperbesar pangsa pasar yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai harga saham dari PT. BRI (Persero), Tbk di lantai bursa. 249 Teori Portofolio Teori portofolio merupakan teori yang mengananlisis bagaimana memilih kombinasi bentuk atau jenis kekayaan (assets) yang didasarkan pada resiko jenis kekayaan tersebut (surat berharga/kekayaan fisik). Tujuan dari pembentukan suatu portofolio saham adalah bagaimana dengan resiko tertentu untuk memperoleh keuntungan investasi yang maksimal. Pendekatan portofolio menekankan pada psikologi bursa dengan asumsi hipotesis mengenai bursa, yaitu hipotesis pasar efisien. Pasar efisien diartikan sebagai bahwa harga-harga saham akan merefleksikan secara menyeluruh semua informasi yang ada di bursa. Hipotesis Penelitian: H 1 : Paling sedikit ada satu variabel independen ( Fluktuasi Kurs Rp/USD, Tingkat suku bunga SBI, Pertumbuhan IHSG dan Pertumbuhan Profit ) yang mempengaruhi variabel dependen ( Pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk) H 2 : Ada pengaruh yang signifikan dari Fluktuasi Kurs Rp/USD secara parsial terhadap pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk H 3 : Ada Pengaruh yang signifikan dari Tingkat suku bunga SBI secara parsial terhadap pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk H 4 : Ada Pengaruh yang signifikan dari Pertumbuhan IHSG secara parsial terhadap pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk H 5 : Ada Pengaruh yang signifikan dari Pertumbuhan Profit secara parsial terhadap pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk Kerangka Pikir Penelitian PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. merupakan salah satu perusahan perbankan terbesar di indonesia dan masuk sebagai sepuluh perusahaan terbaik di indonesia versi majalah forbes indonesia tahun 2011 . Dan perusahaan telah menunjukan konsistensinya di pasar Indonesia. Dan harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam penelitian variabel yang diangkat adalah Fluktuasi Kurs Rp/USD, Tingkat Suku Bunga SBI, Pertumbuhan IHSG dan Pertumbuhan Profit dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Sehingga dari hasil penelitan ini dapat dijadikan masukan bagi perusahaan maupun investor yang ingin menanamkan modalnya di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. 250 Investor BI Kurs USD SBI X1 X2 BEI Profit IHSG Harga Saham PT. BRI(persero), Tbk F X4 X3 Y E E D Uji Asumsi Klasik : 1. Normalitas 2. Multikolinearitas 3. Autokorelasi 4. Heteroskedastisitas Analsis Regresi Linear Ganda : 5. Uji –F (Simultan) 6. Uji – t (Parsial) B A C K Hasil Kesimpulan dan Saran Gambar 2.1 Kerangka pikir penelitan METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dipakai oleh penulis adalah : Data Sekunder yaitu data yang telah diolah, dan data sekunder tersebut diperoleh dari berbagai sumber diantaranya yaitu: a. Data harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia(persero)Tbk per bulan dari tahun 2006-2010. b. Data Nilai Tukar Rupiah terhadap USD dan data Tingkat Suku SBI dan Laporan Keuangan Publikasi (Laporan L/R PT. Bank Rakyat Indonesia(persero)Tbk) dari Bank Indonesia. Data yang disajikan terdiri dari data bulanan dari tahun 2006-2010. c. Data IHSG diambil dari Indonesia Stock Exchange ( Bursa Efek Indonesia ) Data yang disajikan terdiri dari data bulanan dari tahun 2006-2010. 251 Teknik Pengumpulan Data Data untuk keperluan penelitian ini diperoleh penulis dengan cara studi kepustakaan, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan,membaca,mencatat, serta mempelajari buku-buku,literatur, dan jurnal, karya tulis yang berhubungan dengan penelitaian yang akan dibahas. Dalam penelitian ini, penulis memerlukan data yang dapat mendukung penelitian. Dan pengumpulan data diperoleh dari website resmi Instansi / lembaga yang berkompeten menyangkut data Harga Saham PT. BRI (Persero) Tbk, Data Kurs Rp/USD, Data SBI, Data IHSG, Data Profit PT.BRI (Persero)Tbk diantaranya dari www.BI.go.id , www.IDX.co.id , www.duniainvestasi.com . http://finance.yahoo.com/ . Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah menggunakan Metode Analisis Regresi Ganda. Data akan diolah terlebih dahulu untuk menyamakan satuan masing-masing variabel. Dengan cara mencari Fluktuasi Kurs Rp/USD, Pertumbuhan IHSG dan Pertumbuhan Harga Saham dengan cara : Pertumbuhan Harga Saham PT. BRI (Persero) Tbk : Δ Harga Saham = Harga Saham x – Harga Saham x-1 X 100 % Harga Saham x-1 Fluktuasi Kurs Rp/USD : Δ Kurs = Kurs x – Kurs x-1 X 100 % Kurs x-1 Pertumbuhan IHSG : Δ IHSG = IHSG x – IHSG x-1 X 100 % IHSG x-1 Pertumbuhan Profit : Δ Profit = Profit x – Profit x-1 X 100 % Profit x-1 Dengan cara tersebut, variabel Kurs USD,IHSG, Profit dan Harga Saham akan diolah sehingga satuan yang didapat akan berbentuk persentase sama seperti dengan variabel tingkat suku SBI. Setelah itu data akan diolah melalui Software statistik komputerisasi. Sebelum melakukan Analisis regresi ganda perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terhadap data yang dikumpulkan karena persamaan regresi ganda yang baik harus lah lulus dari uji asumsi klasik seperti yang ada di dalam kerangka pikir penelitan. Setelah semua persyaratan klasik terpenuhi , maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap koefisien regresi dengan menggunakan uji-F untuk menguji koefisien regresi secara simultan dan uji-t untuk menguji koefisien regresi secara parsial. Setelah melakukan uji asumsi klasik, Uji-F (Secara Simultan) dan Uji-t (Secara Parsial) maka didapat model persamaan regresi linear berganda : 252 Y=ƅ 0+ ƅ 1X1+ ƅ 2X2+ ƅ 3X3 + ƅ 4X4 + ℮ Dimana Y = Pertumbuhan Harga Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk X1 = Pertumbuhan Kurs Rp/USD X2 = Tingkat Suku Bunga SBI X3 = Pertumbuhan IHSG X4 = Pertumbuhan Profit Persamaan Regresi menjadi sebagai berikut : Pertumbuhan Harga saham PT.BRI (Persero),Tbk = α0 + β1 Pertumbuhan Kurs Rp/USD + β2 Tingkat Suku SBI + β3 Pertumbuhan IHSG + β4 Pertumbuhan Profit + ℮ Pengaruh lain yang tidak dapat terdeteksi secara langsung dinamakan variabel residu. Variabel ini merupakan gabungan dari : 1. Variabel lain diluar X1 , X2 , X3 , X4 yang mungkin mempengaruhi variabel Y (Pertumbuhan harga saham) 2. Kekeliruan pengukuran (error of measurement) 3. Komponen yang sifatnya tak menentu (random komponen) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan analisisdengan dilakukan uji asumsi klasik. metode regresi linear berganda maka data akan Uji Normalitas Sumber : Hasil Pengolahan data dengan statistik komputerisasi Dari gambar menunjukan bahwa pada Normal Probability Plot terdapat titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dapat dikatakan normal. 253 Uji Multikolinearitas a Model 1 (Constant) Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta -2,586 3,951 t -,654 Sig. ,516 Collinearity Statistics Tolerance VIF Kurs -,966 ,349 -,308 -2,769 ,008 ,488 2,051 SBI ,436 ,437 ,078 ,999 ,322 ,998 1,002 IHSG ,830 ,164 ,564 5,077 ,000 ,487 2,052 Profit -,025 ,021 -,092 -1,182 ,242 ,997 1,003 a. Dependent Variable: Pertumbuhan harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sumber : Hasil pengolahan data dengan statistik komputerisasi Pada table menunjukan bahwa tolerance value untuk keempat variabel penelitian masing – masing adalah 0.488; 0.998;0.487 dan 0.997 dan menunujukan tolerance value lebih besar dari 0.10 dan Nilai (VIF) tersebut untuk keempat variabel penelitian masing – masing adalah 2.051;1.002;2.052;1.003 lebih kecil daripada 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas. Uji Autokorelasi b Model Summary Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson a 1 .818 .669 .645 6.95253% 2.260 a. Predictors: (Constant), Profit,SBI, Kurs, IHSG b. Dependent Variable: Pertumbuhan harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sumber : Hasil Pengolahan data dengan statistik komputerisasi Pada tabel menunjukan nilai D-W sebesar 2.260 nilai tersebut berada diantara -2 dan 2 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi. Uji Heteroskedastisitas Sumber : Hasil Pengolahan data dengan statistik komputerisasi Pada gambar menunjukan bahwa pada Scatterplot tidak terdapat pola yang jelas dengan titik-titik yang menyebar sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat heteroskedastisitas dilihat dengan cara menarik garis secara vertical dan horizontal dari sumbu nol sehingga terbagi empat kuadran dimana setiap titik –titik tersebut nenyebar pada keempat kuadran tersebut. 254 Hasil pengujian asumsi klasik yang dilakukan diatas menunjukan bahwa model persamaan regresi linear berganda di atas telah terbebas dari multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas, dan mengandung normalitas.Dengan demikian model regresi linear dapat digunakan untuk menganalisis data. Analisis Regresi Linear Ganda : Dari model persamaan regresi di atas akan dilakukan pengujian terhadap koefisien regresinya dengan menggunakan uji-F dan uji-t unguk mengetahui apakah pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian adalah signifikan atau tidak.penelitian ini menghasilkan model persamaan regresi linear ganda dengan kesimpulan sebagai berikut : Y = - 2.586 – 0.966 X1 + 0.436 X2 + 0.830 X3 – 0.025 X4 + ℮ a. Uji-F ( Uji Secara Simultan) Uji-F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen penelitian secara bersamasama mempengaruhi variabel dependen penelitian secara signifikan. Uji Koefisien Regresi Ganda secara Simultan dengan Uji-F b ANOVA Model 1 Regression Sum of Squares 5373.319 df 4 Mean Square 1343.330 48.338 Residual 2658.574 55 Total 8031.893 59 F 27.791 Sig. .000 a a. Predictors: (Constant), Profit, IHSG, SBI, Kurs b. Dependent Variable: Pertumbuhan harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sumber : Hasil pengolahan data dengan statistik komputerisasi 1) Uji Hipotesis Pertama Dari hasil uji-F tersebut diketahui Sig < α ( 0,000 < 0,05 ) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti berarti paling sedikit ada satu variabel independen penelitian yang mempengaruhi variabel dependen penelitian pada tingkat keyakinan 95 %. 2) Uji-t (Uji Secara Parsial) Uji-t dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen penelitian mempengaruhi variabel dependen penelitian secara signifikan. 255 Uji Koefisien Regresi Ganda secara Parsial dengan uji-t Coefficients Model 1 (Constant) a Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta -2,586 3,951 t -,654 Sig. ,516 Collinearity Statistics Tolerance VIF Kurs -,966 ,349 -,308 -2,769 ,008 ,488 2,051 SBI ,436 ,437 ,078 ,999 ,322 ,998 1,002 IHSG ,830 ,164 ,564 5,077 ,000 ,487 2,052 Profit -,025 ,021 -,092 -1,182 ,242 ,997 1,003 a. Dependent Variable: Pertumbuhan harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sumber : Hasil pengolahan data dengan statistik komputerisasi 3) Uji Hipotesis Kedua Sig < α ( 0,008 < 0,05 ) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti Ada pengaruh yang signifikan Fluktuasi Kurs Rp/USD secara parsial terhadap pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk pada tingkat keyakinan 95 %. Hasil penelitian menunjukan Fluktuasi Kurs Rp/USD memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk (Y) pada tingkat keyakinan 95 %. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Santika dan Nurdin (2003) , dan Sangaji (2003) yang mengemukakan bahwa nilai tukar di suatu Negara berpengaruh terhadap harga saham.. Dalam penelitian ini PT. BRI (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak pada sektor keuangan akan selalu menyesuaikan kurs Rp/USD sesuai dengan mekanisme pasar uang. Kurs yang terus berfluktuasi dengan begitu lebar dapat menyebabkan para investor lebih tertarik untuk bermain di pasar uang daripada di pasar modal, karena tingkat keuntungan yang diperoleh relatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang didapat di pasar modal. Rendahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dalam penelitian ini Rp/USD menyebabkan harga saham menjadi murah bagi investor asing. Bagi mereka ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan investasi melalui pembelian saham. 4) Uji Hipotesis Ketiga Sig > α ( 0,322 > 0,05 ) sehingga Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti Tidak ada pengaruh yang signifikan Tingkat suku bunga SBI secara parsial terhadap pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk pada tingkat keyakinan 95 %. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat suku bunga SBI tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk pada tingkat keyakinan 95 %. Hal ini dimungkinkan karena sejak Juli 2005 pemerintah lebih menggunakan BI Rate yang ditentukan oleh bank sentral (Bank Indonesia) sebagai penunjuk keseimbangan penawaran dan permintaan di pasar dan bukan tercipta oleh kekuatan pasar itu sendiri 256 5) Uji Hipotesis Keempat Sig < α ( 0,000 < 0,05 ) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Ada pengaruh yang signifikan Pertumbuhan IHSG secara parsial terhadap pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk pada tingkat keyakinan 95 %. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pertumbuhan IHSG memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk pada tingkat keyakinan 95%. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan peningkatan dalam pasar modal dapat ditunjukan melalui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dengan kata lain IHSG adalah suatu angka yang secara sederhana menggambarkan rata-rata naik atau turunnya seluruh harga saham di pasar modal pada saat itu. IHSG yang meningkat dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam peningkatan di pasar modal dan sebalikna apabila IHSG yang menurun merupakan tolak ukur dalam penurunan di pasar modal. IHSG merupakan indicator untuk semua saham yang diperdagangkan di pasar modal yang dijadikan pedoman bagi para investor untuk melakukan investasi. Hal ini dikarenakan secara umum IHSG mencakup semua fenomena-fenomena ekonomi, sosial dan politik. Penurunan IHSG dapat dijadikan indicator kelesuan pasar dan akan berakibat terjadinya aksi jual untuk menghindari kerugian atau mengambil untung. 6) Uji Hipotesis Kelima Sig > α ( 0,242 > 0,05 ) sehingga Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti Tidak ada pengaruh yang signifikan Pertumbuhan Profit secara parsial terhadap pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk pada tingkat keyakinan 95 %. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pertumbuhan Profit tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan harga saham PT. BRI (Persero) Tbk pada tingkat keyakinan 95 %. Hal ini dimungkinkan karena investor lebih memperhatikan faktor mikro lainnya yang lebih menyangkut tentang kepentingan para pemegang saham atau investor yang menanamkan modal seperti earning per share(EPS) dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA Binastuti, Sugiharti, Analisis Faktor Fundamental, Risiko Sistematis, dan Tingkat Suku Bunga serta Pengaruhnya terhadap Harga Saham, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Jakarta, 2002. Husnan, Suad, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2001. Joko Sangaji, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham: Studi Kasus PT. Kimia Farma, Tbk, Jurnal Ekonomi, Jakarta, 2003. Samuelson, P.A dan Nordhaus, W.D, Ilmu Makro Ekonomi, PT. Media Global Edukasi, Jakarta, 2004. Santika, IBM dan Djayani Nurdin, Analisis Pendapatan Saham Industri Otomotif di Bursa Efek Jakarta, Majalah Ekonomi, Jakarta, 2003. Siamat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2001. 257 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT BUMI RESOURCE TBK DAN PT TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM TBK PERIODE 2008 – 2010 Venny Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRACT Company's financial performance is very important to understand and reflect the company's true financial condition. In addition to see the company's health. This study aims to determine the decrease or increase the financial condition and financial performance of the two mining companies in Indonesia Stock Exchange, PT Bumi Resources Tbk and PT Bukit Asam Coal Limited, and comparison of financial performance of the two companies which are better between the two companies. This study uses data from financial statements the balance sheet and income statement the two companies over the period 2008 - 2010 to analyze the company's financial performance. This study uses the analysis of financial ratios include liquidity ratios, solvency ratios, profitability ratios, activity ratios, and analysis of financial performance measure or weight to individual assessment of financial-performance-indicators. Based on the results of the company's financial performance analysis, the authors can conclude that the company PT Bukit Asam Coal Limited has a healthy financial performance during the years 2008 - 2010 compared to PT Bumi Resources Tbk in 2009 as PT Bumi Resources Tbk experience less healthy performance. Keywords : financial performance. PENDAHULUAN Dalam perkembangan bidang usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin komplek dan tidak menentu dengan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat membuat bidang keuangan harus mendapat perhatian lebih. Laporan keuangan merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang disajikan dalam bentuk-bentuk laporan keuangan atau ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk para pemakai didalam menilai kinerja perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan yang baik, akurat, dan tepat. Untuk penilaian kinerja keuangan harus bersifat menyeluruh meliputi beberapa rasio antara lain : rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas dan melakukan 258 analisis kinerja keuangan dengan alat ukur atau bobot penilaian kinerja keuangan untuk masing – masing indikator. Oleh karena itu, diperlukan untuk melakukan penelitian, dimana penelitian tersebut difokuskan pada kinerja keuangan sehingga dapat memberikan informasi pada para investor yang akan menginvestasikan dana atau modal yang dimiliki. Berdasarkan uraian diatas, masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi keuangan PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk? 2. Bagaimana tingkat kesehatan keuangan PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dilihat dari kinerja keuangan perusahaan? 3. Manakah perusahaan yang lebih sehat antara PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk? Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kondisi keuangan PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. 2. Untuk mengetahui tingkat kesehatan keuanga PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dilihat dari kinerja keuangan perusahaan. 3. Untuk menegtahui manakah perusahaan yang lebih sehat antara PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. LANDASAN TEORI Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan peralatan untuk memahami laporan keuangan (khususnya neraca dan laba – rugi). Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Analisis rasio dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : membandingkan perusahaan satu dengan perusahaan lain dan membandingkan perusahaan yang sama dalam periode yang berbeda. Analisis Perbandingan Rasio Analisa perbandingan merupakan metode analisa terhadap laporan keuangan dengan cara memperbandingkan untuk dua periode atau lebih, atau memperbandingkan laporan keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Tetapi pada umumnya dilakukan untuk beberapa periode dari suatu perusahaan sehingga dapat diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut, misalnya: a. Laba / rugi yang sifatnya operasional. b. Diperoleh aktiva baru / perubahan bentuk aktiva. c. Timbul / lunas/ perubahan bentuk hutang. d. Penambahan / pengurangan modal dan lain – lain. 259 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan – aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Penilaian kinerja digunakan oleh manajemen untuk berbagai manfaat yang saling terkait, yaitu antara lain : a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, transfer/mutasi, dan pemberhentian. c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. METODE PENELITIAN Metode Analisis Data dan Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif untuk mengetahui jelas mengenai data – data laporan keuangan PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk pada tahun 2008 – 2010 dengan menggunakan analisa rasio keuangan diantaranya rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktivitas dan analisis kinerja keuangan dengan alat ukur atau bobot penilaian kinerja keuangan. Dan menggunakan metode analisis deskriptif komparatif untuk membandingkan laporan keuangan PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Hasil pengolahan data tersebut akan dilanjutkan dengan melakukan perbandingan dari kedua perusahaan untuk mengetahui kinerja mana yang lebih baik atau sehat di antara kedua perusahaan tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan menggumpulkan data melalui www.idx.co.id. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan data sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun yang bersifat kuantitatif. Definisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel laporan keuangan, analisis laporan keuangan, dan kinerja keuangan. 260 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak – pihak yang membutuhkannya. Analisis Rasio Keuangan Analisis Rasio Keuangan adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos – pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Rasio – rasio keuangan dikelompokkan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio ini meliputi : a. Cash Ratio (CAR) adalah perbandingan antara jumlah kas (termasuk yang tersimpan di Bank) dan surat berharga yang segera dapat diuangkan dengan jumlah hutang lancar. b. Net Working Capital to Total Assets (WCA) adalah perbandingan antara jumlah modal kerja bersih (dalam jumlah aktiva lancar setelah dikurangi dengan kewajiban lancar) dengan jumlah seluruh aktiva perusahaan. 2. Rasio Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio ini meliputi : a Debt Equity Ratio (DER) adalah perbandingan antara jumlah modal sendiri perusahaan dengan jumlah seluruh hutang (baik jangka pendek maupun jangka panjang). 3. Rasio Profitabilitas adalah kemampuan menunjukkan tingkat imbalan atau perolehan dibanding penjualan atau aktiva. Rasio ini meliputi : a. Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara keuntungan bersih perusahaan dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan bagian keuntungan yang berasal dari (atau menjadi hak) modal sendiri, dan sering dipakai oleh para investor dalam pembelian saham suatu perusahaan (karena modal sendiri menjadi bagian pemilik). b. Return on Assets (ROA) adalah perbandingan antara keuntungan sebelum biaya bunga dan pajak (EBIT = Earning before interest and taxes) dengan seluruh aktiva atau kekayaan perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dengan seluruh modal yang ada didalamnya untuk menghasilkan keuntungan. c. Net Profit Margin (NPM) adalah perbandingan antara laba bersih (laba sesudah biaya bunga dan pajak) dengan penjualan bersih perusahaan. 4. Rasio Aktivitas adalah kemampuan menunjukkan tingkat efektivitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan. Rasio ini meliputi : a. Inventory Turnover (ITO) adalah perbandingan antara jumlah penjualan dengan rata – rata jumlah persediaan selama satu tahun. 261 b. Collection Period (COP) adalah piutang kali jumlah hari dalam satu tahun dibagi jumlah penjualan kredit selama satu tahun. c. Total Assets Turnover (TATO) adalah perbandingan antara jumlah penjualan dengan seluruh harta / aktiva perusahaan. Kinerja keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menilai kesehatan perusahaan dengan beberapa indikator didalamnya yang telah ditentukan. ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisis Rasio Keuangan dan Kinerja Keuangan PT Bumi Resource Tbk dan Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PT 1. Analisis Rasio Keuangan dan Kinerja Keuangan PT Bumi Resource Tbk. Tabel 5.1 Nilai rasio keuangan dan kinerja keuangan PT Bumi Resource Tbk tahun 2008, 2009,2010 Hasil Perhitungan Bobot Nilai Rasio Keterangan Rasio 1. Debt to Equity Ratio 2008 2009 2010 2008 3,19x 4,34x 4,06x 15,72% 6,98% 22,53% 2. Cash Ratio 6,0 2009 2010 6,0 2 6,0 1 3 3. Net Working Capital to Total Assets (8,98)% 1,92% 13,07% 0 1 2 4. Inventory Turnover 11,56x 12,79x 16,26x 5 5 5 5. Collection Period 29 hari 83 hari 65 hari 5 4 4 6. Total Assets Turnover 0,65x 0,50x 0,50x 0 0 0 7. Return on Equity 31,89% 14,07% 19,24% 5 1 2 8. Return on Assets 19,73% 7,04% 11,39% 5 1 3 9. Net Profit Margin 11,00% 5,20% 7,12% 5 4 5 Total Nilai Kinerja 33 23 30 Hasil Penilaian Kinerja S KS S Sumber : Diolah Sendiri berdasarkan Laporan Keuangan PT. Bumi Resource Tbk. Jadi dapat disimpulkan hasil kinerja sesuai klasifikasi kinerja keuangan sebagai berikut : 262 a. Pada tahun 2008 dihasilkan nilai kinerja sebesar 33. Nilai kinerja berasal diantara 26,0 s/d 41,2 jadi dapat disimpulkan pada tahun 2008 kinerja keuangan “Sehat”. b. Pada tahun 2009 dihasilkan nilai kinerja sebesar 23. Nilai kinerja berasal diantara 12,4 s/d 26,0 jadi dapat disimpulkan pada tahun 2009 kinerja keuangan “Kurang Sehat”. c. Pada tahun 2010 dihasilkan nilai kinerja sebesar 30. Nilai kinerja berasal diantara 26,0 s/d 41,2 jadi dapat disimpulkan pada tahun 2010 kinerja keuangan “Sehat”. d. Dari analisis kinerja tahun 2008 – 2010 dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT Bumi Resource Tbk dari tahun ketahun mengalami perubahan kinerja keuangan yang cukup signifikan, dimana dapat dilihat pada tahun 2008 – 2009 kinerja keuangan menurun 10 point diperoleh dari selisih antara 33 dan 23 tetapi ditahun 2009 – 2010 kinerja keuangan mengalami kenaikan yaitu 7 point yang diperoleh dari selisih antara 23 menjadi 30. 2. Analisis Rasio Keuangan dan Kinerja Keuangan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Tabel 5.2 Nilai rasio keuangan dan kinerja keuangan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk tahun 2008, 2009, 2010 Hasil Perhitungan Bobot Nilai Rasio Keterangan Rasio 2008 2009 2010 2008 2009 2010 1. Debt to Equity Ratio 0,51x 0,40x 0,36x 4,5 3,0 3,0 2. Cash Ratio 3. Net Working Capital to Total Assets 224,81% 341,02% 440,35% 5 5 5 58,90% 66,87% 63,03% 4 5 5 4. Inventory Turnover 8,78x 10,01x 10,05x 5 5 5 5. Collection Period 70 hari 61 hari 46 hari 4 4 4 6. Total Assets Turnover 1,18x 1,11x 0,91x 0 0 0 7. Return on Equity 42,71% 47,84% 31,55% 5 5 5 8. Return on Assets 41,79% 46,57% 29,80% 5 5 5 9. Net Profit Margin 23,67% 30,48% 25,40% 5 5 5 37,5 37 37 S S S Total Nilai Kinerja Hasil Penilaian Kinerja Sumber : Diolah Sendiri berdasarkan Laporan Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Jadi dapat disimpulkan hasil kinerja sesuai klasifikasi kinerja keuangan sebagai berikut : 263 a. Pada tahun 2008 dihasilkan nilai kinerja sebesar 37,5. Nilai kinerja berasal diantara 26,0 s/d 41,2 jadi dapat disimpulkan pada tahun 2008 kinerja keuangan “Sehat”. b. Pada tahun 2009 dihasilkan nilai kinerja sebesar 37. Nilai kinerja berasal diantara 26,0 s/d 41,2 jadi dapat disimpulkan pada tahun 2009 kinerja keuangan “Sehat”. c. Pada tahun 2010 dihasilkan nilai kinerja sebesar 37. Nilai kinerja berasal diantara 26,0 s/d 41,2 jadi dapat disimpulkan pada tahun 2010 kinerja keuangan “Sehat”. d. Dari analisis kinerja tahun 2008 – 2010 dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dari tahun ketahun memiliki kinerja keuangan yang sehat, dimana dapat dilihat pada tahun 2008 – 2010 memiliki nilai kinerja keuangan yang baik yaitu sebesar 37,5, 37, dan 37. Selama tiga tahun kinerja keuangan memiliki nilai yang tidak jauh berbeda dan sama pada tahun 2009 dan tahun 2010. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Dari total nilai kinerja yang telah diperoleh dari perusahaan PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dapat dilakukan perbandingan kinerja keuangan antara lain sebagai berikut : Tabel 5.3 Perbandingan Kinerja Keuangan PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Perusahaan A. PT Bumi Resource Tbk 1. Bobot Penilaian Kinerja 2. Kesehatan Perusahaan Total Nilai Kinerja 2008 2009 33 S 23 KS 2010 30 S B. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 1. Bobot Penilaian Kinerja 37,5 37 37 2. Kesehatan Perusahaan S S S Sumber : Diolah Sendiri berdasarkan Laporan Keuangan PT. Bumi Resource Tbk dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Dilihat dari tabel perbandingan kinerja keuangan diatas PT Bumi Resource Tbk dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dapat dilihat pada PT Bumi Resource Tbk pada tahun 2008 bobot nilai kinerja sebesar 33 sehingga menunjukkan kinerja keuangan sehat sedangkan pada PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk pada tahun 2008 bobot nilai kinerja lebih tinggi sebesar 37,5 sehingga menunjukkan kinerja keuangan sehat. Pada PT Bumi Resource Tbk ditahun 2009 bobot nilai kinerja sebesar 23, ini menunjukkan kinerja keuangan kurang sehat sedangkan pada PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk ditahun 2009 bobot nilai kinerja sebesar 37, ini menunjukkan kinerja keuangan sehat. Dan pada tahun 2010 pada PT Bumi Resource Tbk mengalami peningkatan bobot nilai kinerja menjadi 30, ini menunjukkan kinerja keuangan sehat sedangkan pada PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk ditahun 2010 bobot nilai kinerja sebesar 37, ini menunjukkan kinerja keuangan sehat. 264 Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa kedua perusahaan pertambangan yang memiliki kinerja keuangan yang lebih sehat adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk karena selama tiga tahun berturut – turut kesehatan perusahaannya baik atau sehat dibandingkan dengan PT Bumi Resource Tbk hanya selama dua tahun kinerja keuangannya sehat pada tahun 2008 dan tahun 2010 tetapi ditahun 2009 mengalami kinerja keuangan kurang sehat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut : 1. Pada PT Bumi Resource Tbk menggambarkan bahwa kondisi keuangannya cukup baik secara keseluruhan, dimana pada tahun 2008 kondisi keuangan baik tetapi terjadi penurunan ditahun 2009 menyebabkan kondisi keuangan kurang baik dan terjadi peningkatan ditahun 2010 sehingga menyebabkan kondisi keuangan baik. 2. Pada PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk menggambarkan bahwa kondisi keuangan baik dimana selama tahun 2008 – 2010 kondisi keuangan menunjukkan stabil tidak terjadi peningkatan dan penurunan yang signifikan. 3. Tingkat kesehatan keuangan dilihat dari kinerja keuangan PT Bumi Resource Tbk menunjukkan pada tahun 2008 hasil kinerja keuangan sehat tetapi pada tahun 2009 hasil kinerja keuangan menjadi kurang sehat dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan kinerja sehingga sehingga kinerja keuangan perusahaan menjadi sehat. 4. Tingkat kesehatan keuangan dilihat dari kinerja keuangan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk menunjukkan hasil kinerja keuangan mengalami sehat selama tahun 2008 – 2010. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka diperlukan untuk mengantisipasi faktor – faktor yang menyebabkan kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan PT Bumi Resource Tbk yang menyebabkan kurang sehat pada tahun 2009 dalam usaha meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, maka penulis mencoba memberikan saran untuk PT Bumi Resource Tbk yaitu sebagai berikut : 1. Untuk memperbaiki kinerja keuangan hendaknya perusahaan memiliki perkiraan dan anggaran keuangan jangka panjang sehingga dapat mengalokasikan dananya dengan tepat agar dapat mengetahui pembayaran kewajiban – kewajiban jangka panjang atau pendek dan untuk perluasan usaha yang menjamin kelangsungan usahanya dimasa yang akan datang. 2. Agar kinerja keuangan perusahaan dapat ditingkatkan maka pihak – pihak yang berkepentingan harus lebih memperhatikan kegiatan perusahaan agar tidak terjadi hal – hal yang dapat merugikan perusahaan. Penulis juga mencoba memberikan saran untuk PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk agar dapat lebih meningkatkan dan mempertahankan kinerja keuangan yang sehat yaitu sebagai berikut : 1. Perusahaan harus meningkatkan kegiatan operasionalnya lebih baik lagi agar kinerja keuangan perusahaan semakin baik dan tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan perusahaan. 2. Perusahaan harus lebih meningkatkan hasil kinerja yang diperoleh baik saat ini untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang. 265 3. Perusahaan harus dapat mempertahankan kondisi keuangan dan kinerja keuangan yang baik dan sehat untuk mengantisipasi agar tidak terjadi penurunan kinerja keuangan perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Fahmi, Irham, Analisis Kinerja Keuangan, Alfabeta, Bandung, 2011 Ghozali, Imam dan Anis Chariri, Teori Akuntansi, Edisi 3, Universitas Diponegoro, Semarang, 2007. Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis Laporan keuangan, Edisi 1, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010. Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi, Edisi Revisi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2009 Mulya, Hadri, Memahami Akuntansi Dasar, Edisi 1, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2008. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Liberty Yogyakarta, Yogyakarta, 2007. Rahardjo, Budi, Keuangan dan Akuntansi untuk Manajer Non Keuangan, Edisi 1, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007. Rahardjo, Budi, Laporan Keuangan Perusahaan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2009. Rudianto, Akuntansi Manajemen, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2006. Sjahrial, Dermawan, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi 3, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2009. Sugiri, Slamet dan Bogat Agus Riyono, Akuntansi Pengantar 1, Edisi 6, STIM YKPN, Yogyakarta, 2007. Wibowo dan Abubakar Arif, Akuntansi Keuangan Dasar 2, Edisi 3, PT Grasindo, Jakarta, 2009. 266 SIMULASI PENERAPAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA DI INDONESIA SERTA ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN KINERJA KEUANGAN YANG TERJADI DI PERUSAHAAN (STUDI PADA PT GALVA) Vina Venylia Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRACT This study aims to understand about the position and adjustment of company’s financial report if human resources accounting is implemented, and the effect towards company’s financial performance. There are many debates about the including of human resources group into the company’s assets. Certainly, human resources assets is not admitted by PABU nor PSAK. Furthermore, by including human resources assets leaves concern on the amortization calculation. However, some scientists are considering that human resources are ought to be admitted as assets since they are the only movers of the whole company’s activities and determine the success or failure of a company. And from the study done, it is obvious that from the analysis of the calculated financial ratio, actually there is a flat median difference when a company implements and doesn’t implement human resources accounting in its financial report. Keywords: human resources accounting, financial performance Pendahuluan Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan. Tujuan informasi tersebut adalah untuk memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis memerlukan sumber daya manusia yang memadai. Disadari atau tidak, bagi suatu perusahaan secara keseluruhan, sumber daya manusia merupakan kekayaan yang berharga karena sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam proses pencapaian tujuan perusahan. Kehilangan atau kepindahan sumber daya manusia yang berpotensi merupakan suatu kerugian besar bagi perusahaan. 267 Kalau diperhatikan dengan seksama, perkiraan kas, aktiva tetap, aktiva berwujud dan tidak berwujud non-manusia lainnya dalam perusahaan sebenarnya dikendalikan oleh manusia. Tanpa manusia, sumber daya perusahaan itu tidak akan bisa menghasilkan laba atau menambah nilainya sendiri. Manusialah yang mengelola suatu perusahaan dan manusialah yang mencipta nilai tambah itu. Di luar manusia adalah aktiva pasif yang tidak bisa berbuat apa-apa tanpa intervensi kebijakan manusia. Manusia yang berbeda mengelola suatu asset atau sekumpulan asset yang sama bisa menghasilkan nilai tambah yang berbeda. Atau dengan kata lain manusia itu khususnya kemampuannya, kebijaksanaannya atau daya intelektual memiliki arti penting dan memiliki peranan yang sangat besar dalam mengelola suatu perusahaan. Akan tetapi, sayangnya dalam laporan keuangan suatu perusahaan kita tidak melihat ada nilai dari sumber daya manusia itu dalam laporan keuangan baik di neraca maupun di laba rugi. Kalaupun ada dalam laporan keuangan hanya dalam pos biaya gaji atau biaya pelatihan dan pendidikan. Semua biaya yang dikeluarkan untuk sumber daya manusia itu dianggap sebagai biaya operasional bukan pengeluaran modal. Akuntansi sumber daya manusia bukanlah merupakan suatu isu baru dalam bidang ekonomi. Kemunculan akuntansi sumber daya manusia disebabkan oleh kegagalan prinsipprinsip akuntansi dalam memberikan informasi yang relevan kepada pihak manajemen dan investor. Akuntansi sumber daya manusia pada dasarnya memberikan pandangan berbeda dengan akuntansi konvensional. Akuntansi sumber daya manusia memasukkan manusia sebagai unsur aktiva dalam laporan keuangan. Adapun faktor biaya yang merupakan bagian dari pengukuran ini yaitu biaya untuk merekrut, memilih, memperkerjakan, melatih dan mengembangkan aktiva manusia. Hingga saat ini belum ada Standar Akuntansi Keuangan yang khusus mengatur tentang akuntansi sumber daya manusia. Namun perhatian akan sumber manusia itu sendiri sebenarnya telah cukup besar. Hal tersebut terbukti dengan semakin banyaknya kasus pembajakan tenaga professional. Ini menunjukkan bahwa kaum usahawan telah menyadari bahwa sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu mengelola perusahaan secara efisien sehingga perusahaan tidak segan memberikan nilai yang tinggi untuk sumber daya manusia tersebut. Bagi perusahaan, hal tersebut akan memberikan keuntungan yang lebih besar setiap tahunnya di mana dana yang dikeluarkan untuk sumber daya manusia bertujuan untuk memberikan manfaat pada masa yang akan datang yang lebih besar dari dana yang telah dikeluarkan perusahaan. Pada disiplin ilmu akuntansi, akuntansi sumber daya manusia mengacu pada definisi yang dikembangkan oleh Komite Asosiasi Akuntansi Amerika (American Accounting Association Committee), yaitu “the process of identifying and measuring data about human resource and communicating this information to interest parties”. Ada suatu hal yang menarik di salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang elektronik, yaitu PT Galva, dimana ada satu bagian dalam struktur organisasi perusahaan yang berhubungan dengan sumber daya manusia, yaitu Human Capital Management (HCM). Sebetulnya istilah HCM dalam perusahaan ini merupakan pengembangan dari konsep Human Resources Department (HRD). Perbedaan filosofis dari HRD dan HCM, yaitu: 1. Human Resources Department (HRD) memiliki pengertian dimana manusia dianggap sebagai sumber daya yang harus dikembangkan. Namun sumber daya seperti arti katanya tersebut memiliki pengertian negatif dimana dari realitas yang ada, semua sumber daya tidak ada yang kekal atau dikatakan bisa habis. Pertanyaannya adalah bagaimana saat sumber daya itu habis? Apakah kita buang saja? Seharusnya secara logis “sepah tidak akan mungkin kita 268 makan, tetapi kita buang” seperti istilah “habis manis sepah dibuang”. Ironis, tapi kenyataannya seperti itu. 2. Dari sisi yang lebih humanis dan positif, maka dari elaborasi kata munculah yang dinamakan Human Capital Management (HCM). Capital artinya modal, dimana manajemen melihat manusia sebagai asset perusahaan yang mana jika diinvestasikan dengan modal yang baik, maka manusia akan menjadi asset yang potensial, bahkan sampai sedikit lagi memasuki masa pensiun, asal manajemen mampu memberikan intervensi yang tepat, maka manusia tetap bisa berproduksi dengan baik, sesuai dengan keterbatasannya. Jadi, di perusahaan PT Galva sendiri ada hal-hal yang sebenarnya mengacu kemungkinan diterapkannya akuntansi sumber daya manusia. Dimana dari filosofinya, manusia bukan hanya sekedar sumber daya yang lama kelamaan bisa habis sekalipun dikembangkan, melainkan sebuah modal bagi perusahaan yang harusnya bisa ada terus kalau dikembangkan dan bertumbuh bersamaan dengan pertumbuhan perusahaan. Fenomena tentang pentingnya faktor sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan dan hubungannya dengan akuntansi adalah hal yang memotivasi dan menarik bagi penulis untuk mencoba menerapkannya dan menganalisis perubahan kinerja keuangan yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan laporan keuangan jika perusahaan menggunakan akuntansi konvensional dan akuntansi sumber daya manusia, serta melihat perubahan rasio keuangan sebelum dan sesudah penerapan akuntansi sumber daya manusia pada perusahaan. Jenis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang berhubungan dengan akun-akun yang mengalami perubahan akibat penerapan akuntansi sumber manusia, yaitu akun-akun di dalam neraca dan juga profitabilitas, dimana nilai laba/rugi perusahaan yang berubah akibat adanya akun amortisasi sumber daya manusia dalam laporan laba/rugi. Rasio keuangan tersebut, antara lain: rasio aktivitas: total assets turn over (ATO); rasio solvabilitas: debt to total assets (DTA), debt to equity (DTE), equity multiplier (EM); rasio profitabilitas: return on investment (ROI), dan return on equity (ROE). Metode Penelitian 1. Populasi dan Sampel a. Populasi penelitian adalah Laporan Keuangan PT Galva keseluruhan. b. Sampel penelitian adalah Laporan Keuangan PT Galva periode 2005-2010, yang terdiri atas Laporan Laba Rugi dan Neraca. 2. Sumber dan Jenis Data Menurut sumbernya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu laporan keuangan PT Galva tahun 2005-2010 dan juga data primer melalui observasi dan wawancara penulis dengan pihak terkait di perusahaan mengenai sumber daya manusia perusahaan. Menurut sifatnya, jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif merupakan data yang bisa diukur atau dihitung, yaitu laporan keuangan perusahaan. Data kualitatif merupakan suatu data yang tidak dapat diukur, yaitu gambaran umum perusahaan maupun struktur organisasi di perusahaan. 269 3. Metode Pengumpulan Data a. Penelitian Kepustakaan (Library Research) b. Penelitian Lapangan (Field Research): dengan observasi langsung ke perusahaan dan wawancara dengan pihak terkait, yaitu akunting, personalia dan HCM (Human Capital Management) perusahaan. 4. Metode Analisis Data Proses pengolahan data yang akan dilakukan penulis berasal dari angka-angka rasio keuangan yang didapat dari laporan keuangan perusahaan dan laporan keuangan jika diterapkan akuntansi sumber daya manusia. a. Pra-syarat Analisis: Uji Normalitas Uji normalitas yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Kolmogorov-Smirnov dan analisis Q-Q plot. Pada uji Kolmogorov-Smirnov, hipotesis yang digunakan yaitu: Ho : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal Ha : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal Dasar pengambilan keputusannya adalah: Jika signifikan > 0,05, maka Ho diterima, Ha ditolak. Jika signifikan < 0,05, maka Ho ditolak, Ha diterima. b. Statistik Deskriptif Statistik desktiptif adalah metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian data yang dapat memberikan informasi mengenai data yang dipunyai dan sama sekali tidak menarik kesimpulan apapun tentang data tersebut. Dengan statistik deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji secara ringkas dan rapi, serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada. c. Uji Beda Rata-rata: Uji T Sampel Berpasangan Uji statistik terakhir yang akan digunakan yaitu uji-t. Uji-t adalah teknik analisa statistik yang dipakai untuk melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata (mean) dari dua kelompok data yang ada. Hipotesis yang digunakan yaitu: Ho : rata-rata analisa rasio keuangan sebelum dan sesudah penerapan akuntansi sumber daya manusia adalah sama. Ha : rata-rata analisa rasio keuangan sebelum dan sesudah penerapan akuntansi sumber daya manusia adalah berbeda. Dasar pengambilan keputusannya adalah: Jika signifikan > 0,05, maka Ho diterima, Ha ditolak. Jika signifikan < 0,05, maka Ho ditolak, Ha diterima. 5. Definisi Operasional Variabel a. Akuntansi Konvensional Akuntansi konvensional merupakan informasi akuntansi yang meliputi proses pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan data keuangan perusahaan untuk dipakai oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Akuntansi konvensional adalah 270 b. c. d. e. f. g. akuntansi yang selama ini umumnya digunakan oleh perusahaan-perusahaan, yang tidak memasukkan unsur akuntansi sosial atau akuntansi sumber daya manusia ke dalam laporannya. Akuntansi Sumber Daya Manusia Akuntansi sumber daya manusia merupakan penyajian data keuangan mengenai sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan, kemudian mengkomunikasikan hasil laporan ini terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Kinerja Keuangan Suatu penjabaran tentang kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan dengan menganalisis data-data keuangan perusahaan, dalam hal ini penulis menggunakan perhitungan rasio keuangan. Rasio Keuangan Perhitungan tentang kondisi keuangan perusahaan dengan membandingkan akun-akun tertentu di dalam laporan keuangan untuk menentukan keadaan sehat atau tidaknya suatu perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Rasio Aktivitas Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan asset dengan melihat tingkat aktivitas asset. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Assets Turn Over. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya seandainya perusahaan dilikuiditas atau rasio ini biasa digunakan untuk mengukur seberapa besar ketergantungan perusahaan pada pendanaan dari luar. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Total Assets, Debt to Equity, dan Equity Multiplier. Rasio Profitabilitas Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Investment dan Return on Equity. Hasil Penelitian Berikut ini adalah tabel nilai rasio keuangan yang didapat baik pada laporan keuangan perusahaan maupun saat simulasi penerapan akuntansi sumber daya manusia pada laporan keuangan PT Galva. Tabel Perubahan Rasio Keuangan Tinjauan 2010-Galva 2010-ASDM 2009-Galva 2009-ASDM 2008-Galva 2008-ASDM 2007-Galva 2007-ASDM 2006-Galva 2006-ASDM 2005-Galva 2005-ASDM ATO 2,7930 2,6704 2,8960 2,7650 3,1305 2,9903 3,2203 3,1150 2,9494 2,8816 3,0062 2,9698 DTA 0,8590 0,8213 0,8120 0,7753 0,7992 0,7634 0,8284 0,8013 0,8413 0,8220 0,8566 0,8463 DTE 6,0913 4,5951 4,3201 3,4501 3,9802 3,2268 4,8270 4,0330 5,3020 4,6168 5,9747 5,5046 EM 7,0913 5,5951 5,3201 4,4501 4,9802 4,2268 5,8270 5,0330 6,3020 5,6168 6,6747 6,5046 ROI 0,1790 0,1753 0,2065 0,2030 0,1956 0,1959 0,2400 0,2412 0,1948 0,2005 0,2041 0,2137 ROE 0,9624 0,7495 0,7752 0,6455 0,6473 0,5953 1,0047 0,9376 0,8380 0,7868 0,9839 0,9851 271 Pada rasio Total Assets Turn Over (ATO) yang membandingkan antara Penjualan dengan Total Aktiva, terdapat penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia. Hal ini disebabkan nilai Penjualan yang tetap, namun Total Aktiva dalam penerapan akuntansi sumber daya manusia meningkat karena adanya Aktiva Manusia yang tercantum di dalam laporan keuangan. Penurunan nilai rasio ini menyebabkan perusahaan terlihat kurang efisien dalam menggunakan aktivanya untuk menjalankan penjualan. Pada rasio Debt to Total Assets (DTA) yang membandingkan antara Total Kewajiban dengan Total Aktiva, terdapat penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia. Hal ini disebabkan nilai Kewajiban yang tetap, namun Total Aktiva dalam penerapan akuntansi sumber daya manusia meningkat karena adanya Aktiva Manusia yang tercantum di dalam laporan keuangan. Penurunan nilai rasio ini menyebabkan perusahaan terlihat lebih baik dalam kemampuan menutup hutangnya bila diihat dari total aktiva yang dimilikinya. Pada rasio Debt to Total Equity (DTE) yang membandingkan antara Total Kewajiban dengan Total Ekuitas, terdapat penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia. Hal ini disebabkan nilai Kewajiban yang tetap, namun Total Ekuitas dalam penerapan akuntansi sumber daya manusia meningkat karena adanya Modal Manusia yang tercantum di dalam laporan keuangan. Penurunan nilai rasio ini menyebabkan perusahaan terlihat lebih baik dalam kemampuan menutup hutangnya bila diihat dari total ekuitas yang dimilikinya. Pada rasio Equity Multiplier (EM) yang membandingkan antara Total Aktiva dengan Total Ekuitas, terdapat penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia. Dalam perhitungannya, Total Aktiva meningkat sebab adanya Aktiva Manusia yang dibukukan, begitupun dengan Total Ekuitas yang meningkat sebab adanya Modal Manusia yang dibukukan. Penurunan nilai rasio ini menyebabkan perusahaan terlihat lebih tidak cukup baik dalam mengoperasikan modal yang ada untuk menghasilkan nilai aktivanya. Pada rasio Return on Investment (ROI) yang membandingkan antara Laba Operasional dengan Total Assets, terdapat peningkatan dan penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia. Pada tahun 2005-2008 terdapat peningkatan nilai ROI bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia, namun pada tahun 2009-2010 terdapat penurunan nilai ROI bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia. Dalam perhitungannya, Laba Operasional mengalami perubahan karena biaya perekrutan dan biaya pelatihan karyawan dikeluarkan dari Beban Operasional dan dikapitalisasi menjadi aktiva kemudian ditambahkan biaya amortisasi aktiva, sehingga Beban Operasional mengalami penurunan yang menyebabkan Laba Operasional mengalami peningkatan; sedangkan Total Assets perusahaan pun mengalami perubahan dengan memasukkan Aktiva Manusia ke dalam laporan keuangan. Peningkatan ROI pada tahun 20052008 menunjukkan produktivitas perusahaan dalam mengelola assetnya untuk menghasilkan laba operasional, sedangkan penurunan ROI pada tahun 2009-2010 menunjukkan kurangnya produktivitas perusahaan dalam mengelola assetnya untuk menghasilkan laba operasional. Pada rasio Return on Equity (ROE) yang membandingkan antara Laba Bersih dengan Total Ekuitas, terdapat peningkatan dan penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia. Pada tahun 2005 terdapat peningkatan nilai ROE bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia, namun pada tahun 2006-2010 terdapat penurunan nilai ROE bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia. Dalam perhitungannya, Laba Bersih mengalami perubahan karena biaya perekrutan dan biaya pelatihan karyawan dikeluarkan dari Beban Operasional dan dikapitalisasi menjadi aktiva, kemudian ditambahkan biaya amortisasi aktiva, sehingga Beban Operasional mengalami penurunan yang menyebabkan Laba Operasional hingga Laba Bersih mengalami peningkatan; sedangkan Total Ekuitas perusahaan pun mengalami perubahan dengan 272 memasukkan Modal Manusia ke dalam laporan keuangan. Peningkatan ROE pada tahun 2005 menunjukkan tingkat pengembalian atas modal yang ditanam di perusahaan semakin baik, sedangkan penurunan ROE pada tahun 2006-2010 menunjukkan tingkat pengembalian atas modal yang ditanam di perusahaan semakin kurang baik. Secara keseluruhan, dampak perubahan kinerja keuangan yang terjadi jika laporan keuangan perusahaan menerapkan akuntansi sumber daya manusia adalah kinerja keuangan menjadi lebih baik, terutama terlihat pada rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. 1. Uji Pra Syarat: Uji Normalitas Karena semua hasil pengujian menunjukkan nilai yang signifikan > 0,05, maka Ho diterima, Ha ditolak. Kesimpulannya: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan layak dilakukan uji statistik berikutnya. 2. Uji Beda: Uji T Sampel Berpasangan Output Uji Beda Sampel Berpasangan – Per Rasio Keuangan Indikator Rasio ATO sebelum dan sesudah ASDM DTA sebelum dan sesudah ASDM DTE sebelum dan sesudah ASDM EM sebelum dan sesudah ASDM ROI sebelum dan sesudah ASDM ROE sebelum dan sesudah ASDM Nilai Sig (2-tailed) 0,002 0,002 0,002 0,002 0,487 0,039 273 Kesimpulan: Untuk rasio Return on Investment (ROI), dimana nilai Sig (2-tailed) adalah 0,487 yang angkanya lebih besar dari 0,05; maka dapat dikatakan bahwa Ho diterima, yaitu rata-rata analisa rasio keuangan ROI sebelum dan sesudah penerapan akuntansi sumber daya manusia adalah sama. Untuk rasio lainnya, yaitu Total Assets Turn Over (ATO), Debt to Total Assets (DTA), Debt to Total Equity (DTE), Equity Multiplier (EM) yang nilai Sig (2-tailed) adalah 0,002 dan rasio Return on Equity (ROE) yang nilai Sig (2-tailed) adalah 0,039 dimana angkaya lebih kecil dari 0,05; maka dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu rata-rata analisa rasio keuangan ATO, DTA, DTE, EM, dan ROE sebelum dan sesudah penerapan akuntansi sumber daya manusia adalah berbeda. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penerapan akuntansi sumber daya manusia memang mempengaruhi terjadinya perubahan nilai rasio keuangan perusahaan secara signifikan. Keterbatasan Penelitian a. Penelitian ini hanya membatasi masalah tentang simulasi penerapan akuntansi sumber daya manusia dengan menggunakan data laporan keuangan yaitu Neraca dan Laporan Laba Rugi periode 2005-2010. b. Perhitungan rasio keuangan akan dilakukan dua kali, yaitu rasio keuangan berdasarkan angka-angka dari laporan keuangan perusahaan dan rasio keuangan berdasarkan angka-angka pada laporan keuangan simulasi yang menerapkan akuntansi sumber daya manusia. c. Rasio keuangan yang digunakan yaitu rasio keuangan yang mengalami perubahan antara rasio keuangan dari laporan keuangan konvensional dan laporan keuangan yang menerapkan akuntansi sumber daya manusia, antara lain Rasio Aktivitas: Total Assets Turn Over (ATO); Rasio Solvabilitas: Debt to Total Assets (DTA), Debt to Equity (DTE), Equity Multiplier (EM); dan Rasio Profitabilitas: Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE). d. Pengukuran aktiva sumber daya manusia yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan biaya historis. e. Biaya historis mengenai sumber daya manusia yang akan dikapitalisasi yaitu biaya pelatihan (training service) dan biaya rekrutmen (recruitment). f. Aktiva manusia akan diamortisasi untuk periode yang sama, dengan menggunakan umur ekonomis 10 tahun. Ini dilihat dari jangka waktu rata-rata perputaran karyawan di perusahaan dengan asumsi para karyawan akan betah bekerja di perusahaan selama 10 tahun dengan kinerja yang maksimal, dan kemudian karyawan akan mencari ladang baru yang lebih baik. g. Perlakuan dan penyajian akuntansi sumber daya manusia dalam laporan keuangan dilakukan dengan mengintegrasikan akuntansi sumber daya manusia ke dalam laporan keuangan konvensional perusahaan. Simpulan dan Saran A. Kesimpulan 1. Akan ada perubahan posisi laporan keuangan jika dilakukan simulasi penerapan akuntansi sumber daya manusia dalam laporan keuangan perusahaan. Berikut ini adalah akun-akun yang mengalami perubahan nilai jika akuntansi sumber daya manusia diterapkan: a) Dari Laporan Laba Rugi: 274 1) Operating Expenses akan mengalami penurunan, karena biaya rekrutmen dan biaya training yang tadinya masuk biaya operasional dikapitalisasi menjadi aktiva perusahaan. 2) Timbulnya akun baru, yaitu amortisasi aktiva sumber daya manusia, yang diperhitungkan dalam laporan laba rugi. 3) Penurunan Operating Expenses menyebabkan pendapatan operasional, pendapatan sebelum pajak, dan laba bersih perusahaan menjadi meningkat. b) Dari Neraca: 1) Total aktiva perusahaan akan semakin bertambah karena pengeluaran untuk rekrutmen dan training yang tadinya masuk beban operasional dikapitalisasi menjadi aktiva dan dimasukkannya nilai investasi bersih aktiva manusia ke dalam akun aktiva tetap (non-current assets). 2) Ekuitas perusahaan akan meningkat, karena nilai investasi bersih aktiva manusia akan menambah modal perusahaan, yaitu modal manusia (modal sumber daya manusia). 3) Total aktiva yang sama dengan total kewajiban dan ekuitas, menjadi meningkat, karena adanya penambahan aktiva dan modal manusia dalam neraca perusahaan. 2. Terjadi pula perubahan rasio keuangan PT Galva antara sebelum dan sesudah penerapan akuntansi sumber daya manusia. Perubahan tesebut terangkum dalam hal-hal berikut ini: a) Pada rasio Total Assets Turn Over (ATO) yang membandingkan antara Penjualan dengan Total Aktiva, terdapat penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia. b) Pada rasio Debt to Total Assets (DTA) yang membandingkan antara Total Kewajiban dengan Total Aktiva, terdapat penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia. c) Pada rasio Debt to Total Equity (DTE) yang membandingkan antara Total Kewajiban dengan Total Ekuitas, terdapat penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia. d) Pada rasio Equity Multiplier (EM) yang membandingkan antara Total Aktiva dengan Total Ekuitas, terdapat penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia. e) Pada rasio Return on Investment (ROI) yang membandingkan antara Laba Operasional dengan Total Assets, terdapat peningkatan dan penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia. Pada tahun 2005-2008 terdapat peningkatan nilai ROI bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia, namun pada tahun 2009-2010 terdapat penurunan nilai ROI bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia. f) Pada rasio Return on Equity (ROE) yang membandingkan antara Laba Bersih dengan Total Ekuitas, terdapat peningkatan dan penurunan nilai bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia. Pada tahun 2005 terdapat peningkatan nilai ROE bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia, namun pada tahun 2006-2010 terdapat penurunan nilai ROE bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia. 3. Perbandingan kinerja keuangan PT Galva sebelum dan sesudah diterapkannya akuntansi sumber daya manusia adalah kinerja keuangan perusahaan menjadi lebih baik bila menggunakan penerapan akuntansi sumber daya manusia pada laporan keuangannya, terutama terlihat pada rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Uji statistik yang 275 digunakan, yaitu uji beda (uji sampel berpasangan) menghasilkan kesimpulan rata-rata analisa rasio keuangan sebelum dan sesuah penerapan akuntansi sumber daya manusia adalah berbeda secara signifikan. B. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan, antara lain: 1. Pihak manajemen perusahaan dapat menerapkan metode human resources cost accounting untuk menjadikan biaya sumber daya manusia yang dikeluarkan dinilai tidak lagi sebagai suatu beban melainkan sebagai suatu investasi asset manusia. Penilaian biaya ini menjadi suatu investasi berguna untuk menilai asset yang ada pada perusahaan berupa sumber daya manusia dilaporkan atau disajikan pada laporan keuangan untuk penginformasian kepada investor, karena dijaman sekarang ini investor lebih memerlukan data non-financial daripada sekedar informasi financial. 2. Ada beberapa alternatif untuk mencatumkan investasi yang dilakukan perusahaan untuk sumber daya manusianya, antara lain: a. Menyajikan informasi mengenai investasi sumber daya manusia dalam surat direksi (president letter) dari laporan tahunan perusahaan, termasuk informasi mengenai pengeluaran-pengeluaran untuk sumber daya manusia selama periode berjalan. b. Menyajikan informasi mengenai investasi sumber daya manusia dalam suatu laporan aktiva tak berwujud. Laporan tersebut menunjukkan pengeluaran yang dilakukan untuk berbagai kelompok aktiva tidak berwujud untuk periode berjalan dan periode sebelumnya. c. Menyajikan informasi mengenai investasi sumber daya manusia dalam laporan tahunan perusahaan dengan memasukannya ke laporan keuangan konvensional, seperti yang dilakukan penulis dalam penelitian ini. Namun, ini menimbulkan perdebatan baru karena memasukkan aktiva manusia ke dalam laporan keuangan tidak sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum. d. Menyajikan investasi sumber daya manusia sebagai informasi tambahan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Laporan ini memberikan catatan bahwa laporan keuangan tersebut sebenarnya perlu dipertimbangkan secara terpisah dari laporan keuangan konvensional. Laporan ini bukan untuk menggantikan informasi laporan keuangan selama ini, tetapi lebih bersifat melengkapi atau menambah informasi laporan keuangan selama ini. Laporan kuantitatif keuangan tersebut tidak mengubah komposisi informasi laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan. 3. Bagi penelitian selanjutnya, dapat mencoba menerapkan akuntansi sumber daya manusia dengan menggunakan metode human resources value accounting. Menghitung semua sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan menjadi asset perusahaan, dengan menggunakan data jumlah pegawai yang ada di perusahaan, gaji rata-rata per bulan dari masing-masing jenjang jabatan, umur rata-rata pegawai saat ini, masa kerja pensiun dari masing-masing karyawan, persen kesehatan yang dijamin dengan askes/jamsostek, serta kemungkinan faktor resiko (kematian/keluar) asset manusia di perusahaan. Kemudian hitung prediksi dari masing-masing pegawai dari mulai masuk sampai pensiun berapa besaran penghasilan yang akan diterima. Kemudian jumlah pegawai dikalikan dengan 276 besaran gaji yang akan diterima selama jadi pegawai, ini adalah future value (FV). Lalu hitung Present Value (PV) dari FV tersebut pada tingkat bunga tertentu, sehingga didapatkan nilai PV dari seluruh pegawai. Hasilnya merupakan prediksi Ekuitas dari kontribusi gaji pegawai, yang merupakan sumber modal awal bagi perusahaan, nilai aktiva awal untuk sumber daya manusia yang sudah dimiliki oleh perusahaan. 4. Bagi penelitian selanjutnya, dapat menggunakan indikator kinerja keuangan selain analisa rasio keuangan, untuk melihat perubahan yang terjadi antara laporan keuangan pada akuntansi konvensional dan akuntansi sumber daya manusia. Daftar Pustaka Arfan Ikhsan, Akuntansi Sumber Daya Manusia Suatu Tinjauan Penilaian Modal Manusia, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008. I Wayan Suartana, Akuntansi Keperilakuan Teori dan Implementasi, Andi, Yogyakarta, 2011. Kuswandi, Memahami Rasio Keuangan bagi Orang Awam (Cetakan Kedua), PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008. Riduwan, Drs., MBA dan Drs. Sunarto, M.Si. Pengantar Statistika Untuk penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis, Alfabeta, Bandung, 2007. Rita Eni Purwanti dan Indah Nugraheni, Siklus Akuntansi (Cetakan ke-6), Kanisius, Yogyakarta, 2007. Rudianto, Akuntansi Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen, Grasindo, Jakarta, 2006. Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi (Edisi Revisi 2011), Rajawali Pers, Jakarta, 2011. Wibowo dan Abubakar Arif, Akuntansi Keuangan Dasar 1 (Edisi 3), Grasindo, Jakarta, 2008. 277 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BEI PADA PERIODE 2007 – 2010 Yunanda Clara Pricilia Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAKSI Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui apakah good corporate governance mempunyai pengaruh secara parsial dengan manajemen laba dan apakah good corporate governance mempunyai pengaruh secara simultan dengan manajemen laba. Pengumpulan data dengan menggunakan metode sampel jenuh, dimana semua populasi dijadikan sampel sebanyak 32 data dari 8 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 sampai 2010. Uji statistik yang digunakan adalah uji asumsi klasik, uji regresi sederhana, dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independent (kepemilikan manajerial, dewan komisaris, kepemilikan institusional, dan komite audit) mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel dependent (manajemen laba) secara parsial dan variabel independent (kepemilikan manajerial, dewan komisaris, kepemilikan institusional, dan komite audit) mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel dependent (manajemen laba) secara simultan. Dan dalam model analisis uji asumsi klasik yaitu tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti (berada didaerah keragu – raguan) dan tidak terdapat heteroskedastisitas. Kata Kunci: good corporate governance, kepemilikan manajerial, dewan komisaris, kepemilikan institusional, komite audit dan manajemen laba PENDAHULUAN Perusahaan Enron yang memanipulasi data laporan perusahaannya telah berhasil meningkatkan penjualan sahamnya di bursa efek Wall Street, AS. Manajemen Enron beberapa kali membuat laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Dengan bersekongkol bersama akuntan publiknya Enron berhasil mengecoh publik dengan membuat laporan yang direkayasa benar. Akibat dari kasus ini, Enron dinyatakan pailit dan bangkrut dengan kerugian ratusan triliun, dan kurun berikutnya terjadi gelombang ketidakpercayaan publik pada perusahaan Enron. Atas kejadian dengan modus yang serupa di berbagai Negara maka kemudian lahirlah gagasan Good Corporate Governance. 278 Manajemen laba seolah – olah telah menjadi budaya perusahaan (corporate culture) yang diprakktikan semua perusahaan di dunia. Sebab dan akibat yang ditimbulkan aktivitas rekayasa manajerial ini tidak hanya menghancurkan tatanan ekonomi, namun juga tatanan etika dan moral. Ini sebabnya mengapa publik meragukan informasi – informasi yang disajikan dalam laporan keuangan karena penyimpangan ini laporan keuangan tidak lagi mampu menjalankan fungsinya untuk menginformasikan apa yang sesungguhnya telah dilakukan dan dialami perusahaan selama satu periode. Rekayasa ini merupakan upaya untuk menyembunyikan dan mengubah informasi dengan mempermaikan informasi dengan mempermaikan besar kecilnya angka – angka komponen laporan keuangan yang dilakukan ketika mencatat dan menyusun informasi itu. Salah satu cara untuk mengeliminasi upaya rekayasa manajerial adalah dengan membuat peraturan tentang keharusan bagi perusahaan untuk mengungkapkan informasi – informasi tertentu secara wajib (mandated disclosure) dan sukarela (voluntary disclosure). Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan. Kewajiban menerapkan prinsip - prinsip Good Corporate Governance secara konseptual upaya membangun kesetaraan, transparansi, akuntabilitas, dan reponsibilitas dalam mengelola sebuah perusahaan dapat menjadi penghambat bagi aktivitas rekayasa manajerial. Oleh sebab itu, perusahaan yang menerapkan prinsip Good Corporate Governance secara konsisten akan meningkatkan kualitas laporan keuangan dan menurun tingkat manajemen laba. Sementara perusahaan yang tidak menerapkan prinsip – prinsip itu cenderung lebih buruk kualitas laporan keuangannya. Dengan dibangunya sistem pengawasan dan pengendalian sebagai bagian dari prinsip Good Corporate Governance, yaitu menurunnya manajemen laba dalam pengelolaan sebuah perusahaan. Apalagi secara empiris memang terbukti bahwa penerapan prinsip Good Corporate Governance secara konsisten dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan. Alasannya, prinsip Good Corporate Governance yang diterapkan secara konsisten dapat menjadi penghambat (constrain) dan mengurangi penyimpangan yang mengakibatkan laporan keuangan tidak menggambarkan nilai fundamental perusahaan ini. Perlu suatu penelitian tentang efektifitas corporate governance pada industri perbankan karena industri perbankan memerlukan perhatian tersendiri, karena karakteristik dan kompleksitas industri perbankan yang berbeda dengan sektor lain. Karakterisitk yang membedakan sektor perbankan dengan sektor lainnya adalah perbankan sebagai lembaga intermediasi di bidang keuangan yang dalam menjalankan usahanya menghadapi berbagai macam risiko usaha dan kegagalan kegiatan perbankan mempunyai pengaruh luas terhadap sektor ekonomi lainnya, baik makro maupun mikro, selain itu sebagai industri jasa, bank harus dapat memberikan pelayanan yang baik sesuai dengan fungsinya. Hal lain yang menjadi karakteristik perbankan adalah etika dan kehati - hatian yang merupakan aspek sangat penting bagi suatu bank. Oleh karena itu, konsep good corporate governance diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memonitor kinerja bank dan untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima return yang sesuai dengan investasi yang telah ditanamkannya. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh Good Corporate Governance (dewan komisaris, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komite audit) terhadap praktek manajemen laba pada industri sektor perbankan. Hal ini dilakukan karena banyak faktor yang mempengaruhi manajemen laba dan dalam penelitian aspek fundamental perusahaan dan juga 279 peranan manajemen dalam usahanya melakukan manajemen laba, sehingga investor bisa menilai apakah mekanisme Good Corporate Governance (dewan komisaris, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komite audit berpengaruh terhadap perilaku manajemen laba. Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk mengambil masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh antara penerapan GCG (dewan komisaris, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dam komite audit) secara parsial terhadap Manajemen Laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2007 – 2010. 2. Apakan terdapat pengaruh antara penerapan GCG (dewan komisaris, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dam komite audit) secara simultan terhadap Manajemen Laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2007 – 2010. METODOLOGI PENELITIAN Tempat penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia, gedung Bursa Efek Indonesia menara 2, lantai 1 Edukasi Jl. Jendral Sudirman kav. 52 - 53, Jakarta 12220. Waktu pelaksanaan penelitian, yaitu bulan Oktober 2011 sampai dengan Januari 2012. Jenis data yang digunakan adalah data dokumenter dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder.dari data sekunder dan data tersebut merupakan gabungan data cross section yaitu merupakan data time series dari 8 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2007 – 2010 data yang dipergunakan adalah laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen. Penelitian menggunakan data sekunder yang diperolah laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen yang terdaftar di BEI dari tahun 2007 – 2010, dan buku-buku penunjang lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Populasi yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan yang tergabung dalam perusahaan perbankan di BEI periode 2007-2010 sebanyak 29 perusahaan. Jenis sampel yang digunakan dalam penelitian ini purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan sebanyak 8 perusahaan. Pengambilan perusahaan sampel dilakukan berdasarkan kriteria sebagai berikut: a. Perusahaan perbankan yang sudah go public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007 sampai dengan 2010 berturut-turut. b. Perusahaan sampel tersebut mempublikasikan laporan keuangan perusahaan perbankan tersedia berturut-turut untuk tahun pelaporan 2007 sampai dengan 2010. c. Data yang tersedia lengkap mengenai kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, dan komite audit serta data yang diperlukan untuk mendeteksi manajemen laba. METODE ANALISIS DATA 1. Uji Kualitas Data (Normalisasi Data) Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis statistika secara umum) adalah asumsi data mengikuti distribusi normal. Dalam melakukan 280 pengujian kenormalan data, kita dapat menggunakan metode/pendekatan grafik dan pendekatan inferensi statistika dengan uji hipotesis. Untuk menguji data berdistribusi normal atau tidak digunakan uji normalitas Kolmogrov Smirnov. Dasar pengembalian keputusan adalah sebagai berikut : 1) Jika angka signifikan (SIG) > 0,05 maka data berdistribusi normal. 2) Jika angka signifikan (SIG) < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. 2. Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik dengan maksud agar dapat menghasilkan nilai parameter yang baik, yang terdiri atas : a. Uji Autokolerasi Autokolerasi merupakan salah satu pengujian asumsi klasik yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat atau tidaknya kolerasi antara sesame urutan pengamatan dari waktu ke waktu. Deteksi adanya kolerasi yaitu dengan melihat angka Durbin Watson (D-W). Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai Durbin Watson mendekati atau disekitar angka 2 maka model tersebut bebas dari asumsi klasik autokolerasi, karena angka 2 pada uji Durbin Watson terletak didaerah No Autokolerasi. b. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat nilai varians antara nilai lainnya, apakah sama atau heterogen. Data Cross Section, yaitu data yang dihasilkan pada suatu waktu dengan banyak responden, nilai varian antar pengamatan dapat bersifat homogen. Pendeteksian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1) Metode grafik, menghubungkan antar Y dan е², dimana apabila hubungan Y dan е² tidak sistematis seperti makin membesar atau mengecil seiring bertambahnya Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, dan 2) Uji korelasi rank spearman, digunakan untuk menguji heteroskedastisitas apabila nilai korelasi rank spearman lebih besar dari nilai t-tabel. 3. Uji Hipotesis Hipotesis merupakan pernyataan mengenai populasi yang perlu di uji kebenarannya. Untuk melakukan pengujian dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi, cara ini lebih mudah dibandingkan dengan menghitung seluruh anggota populasi. Setelah mendapatkan hasil statistik dari sampel, maka hasil tersebut dapat digunakan untuk menguji pernyataan populasi, apakah bukti empiris dari sampel mendukung atau menolak pernyataan mengenai populasi. 4. Analisis Regresi Sederhana Analisis regresi sederhana adalah untuk menganalisis besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari dua digunakan analisis regresi berganda. Adapun fungsi persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 281 Y = α + β₁ X₁ + β2 X2+ β3 X3 + β 4 X4+e Dimana : Y = Manajemen laba α = Konstanta β = Koefisien regresi X₁ = Dewan komisaris X2 = Kepemilikan manajerial X3 = Kepemilikan institusional X4 = Komite audit Е = eror HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N manajemen_laba manajerial komisaris institusional audit Valid N (listwise) Minimum 32 32 32 32 32 -3.50E7 .00 .33 47.15 .33 Maximum Mean 2.55E7 -1.6816E5 .37 .0594 .71 .5459 97.55 73.1400 .87 .5750 Std. Deviation 1.30294E7 .10922 .08285 16.71521 .16311 32 a. Manajemen laba minimum sebesar -3.50452, maksimum sebesar 2.54676, mean sebesar 168161 dan manajemen laba standar deviation sebesar 1.30293. b. Manajemen laba minimum sebesar 0.00, maksimum sebesar 0.37, mean sebesar 0.0594 dan manajemen laba standar deviation sebesar 0.10922. c. Manajemen laba minimum sebesar 0.33, maksimum sebesar 0.71, mean sebesar 0.5459 dan manajemen laba standar deviation sebesar 0.08285. d. Manajemen laba minimum sebesar 47.15, maksimum sebesar 97.55, mean sebesar 73.1400 dan manajemen laba standar deviation sebesar 16.71521. e. Manajemen laba minimum sebesar 0.33, maksimum sebesar 0.87, mean sebesar 0.5750 dan manajemen laba standar deviation sebesar 0.16311. 282 2. Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test manajemen_lab a N a Normal Parameters Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) 32 -168161.8537 1.30294E7 .175 .121 -.175 .992 .278 a. Test distribution is Normal. Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogrov – Smirnov adalah 0.992 dan signifikansi sebesar 0.278. Setelah melihat tabel di atas, dapat disimpukan bahwa perhitungan Kolmogrov – Smirnov (K – S) menunjukkan data dalam model regresi terdistribusi secara normal, dimana niai signifikansinya. lebih dari 0.05 (p = 0.278 > 0.05) maka Ho diterima. Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai – nilai observasi data telah terdistribusi secara normal. 3. Uji Asumsi Klasik a. Autokolerasi Ho: tidak ada autokolerasi Ha: ada autokolerasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokolerasi positif Tidak ada autokolerasi positif Tidak ada autokolerasi negatif Tidak ada autokolerasi negatif Tidak ada autokolerasi, positif atau negative Tolak No desicision Tolak No desicision Tidak ditolak 0 < d < dl dl < d < dl 4-du < d < 4 4-du < d < 4-dl du < d < 4-du 283 Berdasabedasarkan hasil output uji autokolerasi dari SPSS: b Model Summary Model 1 R .249 R Square a Adjusted R Square .062 -.077 Std. Error of the Estimate 1.35210E7 Durbin-Watson 2.376 a. Predictors: (Constant), audit, komisaris, manajerial, institusional b. Dependent Variable: manajemen_laba autokorelasi daerah keragu-raguan tidak ada Autokolerasi daerah keragu-raguan autokorelasi dl du 4-du 4-dl 1.17 1,73 4-2.26 4-2.82 b. Heteroskedastisitas 1) Jika pola tertentu seperti titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka dapat dipastikan terdapat Heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. 4. Uji Hipotesis a. Uji T (pengujian parsial/individu) Dasar pengambilan keputusan: 1) Jika sig > 0.05 maka Ha ditolak 2) Jika sig < 0.05 maka Ha diterima 284 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 Std. Error B (Constant) -3.420E6 2.570E7 manajerial 2.993E7 2.784E7 komisaris Standardized Coefficients Collinearity Statistics Beta T Sig. Tolerance VIF -.133 .895 .251 1.075 .292 .638 1.567 -296703.948 3.163E7 -.002 -.009 .993 .859 1.164 192368.9 69 .012 .051 .960 .570 1.753 1.609E6 1.612E7 .020 .100 .921 .853 1.172 institusional audit 9737.452 a. Dependent Variable: manajemen_laba a) Uji hipotesis Ha1 (pengaruh kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba) Nilai signifikansi 0.292 > 0.05 maka dan menolak Ha1. Hal ini membuktikan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. b) Uji hipotesis Ha2 (pengaruh dewan komisaris terhadap manajemen laba) Nilai signifikansi 0.993 > 0.05 maka menolak Ha2. Hal ini membuktikan bahwa dewan komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. c) Uji hipotesis Ha3 (pengaruh kepemilikan institusional terhadap manajemen laba) Nilai signifikansi 0.960 > 0.05 maka menolak Ha3. Hal ini membuktikan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. d) Uji hipotesis Ha4 (pengaruh komite audit terhadap manajemen laba) Nilai signifikansi 0.921 > 0.05 maka menolak Ha4. Hal ini membuktikan bahwa komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. b. Uji F (uji simultan) Dasar pengambilan keputusan 1) Jika Sig < 0,05 maka Ha diterima. 2) Jika Sig > 0.05 maka Ha ditolak. b ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 3.266E14 4 8.165E13 Residual 4.936E15 27 1.828E14 Total 5.263E15 31 F Sig. .447 .774 a a. Predictors: (Constant), audit, komisaris, manajerial, institusional b. Dependent Variable: manajemen_laba Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung 0.447 denga probabilitas 0.774. karena probabilitasnya jauh lebih besar dari 0.05 maka variabel kepemilikan manajerial, dewan komisaris, kepemilikan institusional, dan komite audit secara bersama – sama tidak berpengaruh terhadap manajemen laba atau Ha ditolak. 285 5. Uji Persamaan Regresi Uji regresi pada hubungan fungsional ataupun kasual antara variabel independent dengan satu variabel dependent. Adapun fungsi persamaan dalam penelitian ini sebagai berikut: Y = a + b₁ X₁ + b2 X2+ b3 X3+ b4 X4+e Y = -3.420E6 + 2.993E7 X₁ - 296703.948 X2 + 9737.452 X3 + 1.609E6 X4 + e Di mana: a. Konstanta (a) = -3.420E6 (-3420434) Artinya kepemilikan manajerial, dewan komisaris, kepemilikan institusional dan komite audit 0 maka manajemen laba -3420434 atau perusahaan diindikasikan melakukan praktik manajemen laba. b. Koefisien (b) = 2.993E7 (2.992951) Artinya bila kepemilikan manajerial (X₁) dinaikan 1 satuan maka manajemen laba akan menurun sebesar 2.992951. Dari hasil diatas terdapat sinyal positif terhadap manajemen laba terhadap kepemilikan manajerial, kemungkinan terjadinya asimetris informasi, dan laba perusahaan sehingga manajemen laba meningkat. c. Koefisien (b) = -296703.948 Artinya bila dewan komisaris (X2) dinaikan 1 satuan maka manajemen laba akan meningkat sebesar 296703.948. Dari hasil diatas terdapat sinyal negatif terhadap manajemen laba terhadap dewan komisaris, kemungkinan dewan komisaris yang independent itu lebih rendah dari pada dewan komisaris sehingga manajemen laba menurun. d. Koefisien (b) = 9737.452 Artinya bila kepemilikan institusional (X3) dinaikan 1 satuan maka manajemen laba akan meningkat sebesar 9737.452. Dari hasil diatas terdapat sinyal positif terhadap manajemen laba terhadap kepemilikan institusional, kemungkinan jika kepemilikan institusional itu inggi dapat mempengaruhi manajemen laba sehingga manajemen laba meningkat. e. Koefisien (b) = 1.609E6 (1608681) Artinya bila komite audit (X4) dinaikan 1 satuan maka manajemen laba akan meningkat sebesar 1608681. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan yang tertera pada bab V, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan manajerial pada perusahaan sampel tidak berpengaruh untuk mengurangi manajemen laba. 2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dewan komisaris pada perusahaan sampel tidak berpengaruh untuk mengurangi manajemen laba. 3. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan institusional pada perusahaan sampel tidak berpengaruh untuk mengurangi manajemen laba. 286 4. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara komite audit pada perusahaan sampel tidak berpengaruh untuk mengurangi manajemen laba. 5. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan manajerial, dewan komisaris, kepemilikan institusional, dan komite audit pada perusahaan sampel tidak berpengaruh untuk mengurangi manajemen laba. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi para penulis selanjutnya agar dapat menambah periode penelitian menjadi lebih panjang, menambah objek penelitian menjadi lebih banyak, dan menambah variabel lainnya yang belum ada dalam penelitian ini agar efek dari mekanisme corporate governance dapat lebih dirasakan dalam mengurangi manajemen laba di perusahaan. 2. Bagi perusahaan diharapkan dapat menerapkan GCG di dalam perusahaannya agar informasi tentang laporan keuangan dapat dipercaya dan bagi perusahaan yang sudah menerapkan GCG diharapkan penerapan GCG dapat dilakukan terus menerus dan sesuai dengan tujuan dikeluarkannya GCG yaitu agar terciptanya perusahaan yang sehat dan bersih. 3. Bagi pembaca agar hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur yang telah ada dan bermanfaat bagi seluruh pihak baik bagi peneliti maupun para pembaca. UCAPAN TERIMA KASIH Selesainya pembuatan jurnal ini berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dengan penuh rasa hormat kepada : 1. Bapak Dr. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul 2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE, Ak. M. Si, selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul 3. Bapak Drs. Daulat Freddy Ak, MM Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 4. Bpk Kaswandi Z, SE, Ak, MM selaku dosen pembimbing yang ditengah kesibukannya telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan ide kepada penulis serta saran – saran yang sangat bermanfaat dalam penyusunan jurnal ini. 5. Ibu Sri Handayani yang memberikan masukan - masukan yang bermanfaat sehingga penulis dapat memperbaiki penyusunan jurnal ini. 6. Orang tua dan saudara - saudara tercinta yang telah memberikan dorongan, do‟a dan motivasi selama penyusunan jurnal ini sehingga penulis memiliki motivasi lebih dalam penyusunan jurnal ini. 287 DAFTAR PUSTAKA Djokosantoso Moeljono Dr, Good Corporate Governance, Jakarta : Elex Media Komputindo, 2005 Kieso & Weygandt, Intermedite Accounting, Jakarta: Erlangga, 2002 Muh.Arief Effendi, The Power Of Good Corporate Governance, Jakarta: Salemba Empat, 2009 Ridwan Khairandy Dan Camelia Malik, Good Corporate Governance, Yogyakarta: Kreasi Total Media, 2007 Rosadi. Dedi, Analisis Ekonometrika & Runtun Waktu Terapan Dengan R, Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2011 Sri Sulistyanto, Manajemen Laba, Jakarta: Grasindo, 2008 Stice And Skousen, Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat, 2009 Suharyadi Dan Purwanto, Statistika, Edisi 2, Jakarta: Salemba Empat, 2009 Warren Reeve Fess, Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Jakarta: Salemba Empat, 2006 288 EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PEMBELIAN BAHAN MATERIAL KONSTRUKSI SECARA KREDIT DI PT. TRIJAYA MANDIRI PERSADA Yurike Selviany Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAKSI Sistem informasi akuntansi sangat penting digunakan dalam suatu perusahaan untuk memperlancar kegiatan usaha dan mengatur pencatatan-pencatatan dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Sistem informasi juga merupakan rangkaian prosedur di mana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai. Sistem informasi akuntansi yang diterapkan untuk pembelian penting digunakan untuk mengetahui proses pemesanan pembelian, pesanan tersebut diterima dan diperiksa, dilakukannya pembayaran, serta pencatatan dari transaksi pembelian tersebut. Dalam menjalankan sistem informasi akuntansi ini dibutuhkan suatu pengendalian internal dalam pengolahan data menjadi informasi. Kata Kunci : Sistem Informasi Akuntansi, Pembelian, Pengendalian Internal PENDAHULUAN Sistem Informasi Akuntansi merupakan sekumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Data yang dikumpulkan adalah transaksi keuangan, dicatat pada transaksi keuangan sesuai dengan jenis transaksi yang terjadi, diolah dengan model yang ditetapkan hingga menghasilkan keluaran berupa informasi kemudian didistribusikan ke personel operasi untuk mendukung kegiatan operasi sehari-hari. Salah satu transaksi yang penting dan sering terjadi dalam perusahaan konstruksi adalah transaksi pembelian bahan material yang sangat menunjang dalam kegiatan pembangunan proyek. Pembelian dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Sistem informasi pada transaksi pembelian akan sangat membantu pihak manajemen perusahaan untuk dapat memperoleh informasi dengan cepat mengenai pembelian terhadap bahan material yang digunakan. Sistem informasi akuntansi terhadap transaksi pembelian ini dapat dilakukan secara manual dan terkomputerisasi. Dalam menjalankan sistem informasi akuntansi pengendalian internal untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat, maka informasi tersebut harus relevan, lengkap, tepat waktu, dapat diuji, dan akurat. Untuk menghasilkan informasi yang demikian, maka data 289 transaksi keuangan harus diproses melalui sistem informasi yang mengandung pengendalian internal yang baik. PT. Trijaya Mandiri Persada merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Dalam melakukan pemesanan pembelian bahan material, di PT. Trijaya Mandiri Persada terdapat suatu proses sistem informasi akuntansi dari awal pemesanan hingga selesainya transaksi pembelian tersebut sampai proses pencatatan. PT. Trijaya Mandiri Persada melakukan sistem informasi akuntansi, baik secara terkomputerisasi maupun manual. Sistem informasi akuntansi secara terkomputerisasi hanya dilakukan pada unit tertentu, sehingga proses pemesanan pembelian sampai proses pencatatan mengalami kendala pada unit yang masih menjalankan secara manual. Kendala tersebut adalah permintaan data mengenai hutang pemasok membutuhkan waktu lama, pencatatan hutang pemasok dilakukan secara terkomputerisasi dan manual oleh dua unit yang berbeda, data yang dilakukan secara manual tidak tersimpan dengan baik. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kemajuan bagi pelaksanaan sistem informasi akuntansi terhadap pembelian dan dilakukannya pengendalian internal yang efektif terhadap sistem infomasi akuntansi yang dilakukan. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, dapat dibuat perumusan masalah, sebagai berikut : 1. Unit apa pada sistem informasi akuntansi terhadap pembelian bahan material konstruksi yang dilakukan secara terkomputerisasi dan unit apa yang dilakukan secara manual? 2. Bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi dalam proses pembelian bahan material konstruksi secara kredit pada PT. Trijaya Mandiri Persada? 3. Apakah pengendalian internal terhadapa sistem informasi akuntansi yang diterapkan pada PT. Trijaya Mandiri Persada dalam transaksi pembelian secara kredit pada setiap unit telah berjalan efektif? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui unit pada sistem informasi akuntansi terhadap pembelian bahan material konstruksi yang dilakukan secara terkomputerisasi dan unit yang dilakukan secara manual. 2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi dalam proses pembelian bahan material konstruksi secara kredit pada PT. Trijaya Mandiri Persada. 3. Untuk mengetahui apakah pengendalian internal terhadap sistem informasi akuntansi yang diterapkan apada PT. Trijaya Mandiri Persada dalam transaksi pembelian material secara kredit pada setiap unit telah berjalan efektif. METODE PENELITIAN Metode analisis deskriptif kualitatif digunakan pada skripsi ini yaitu analisa data yang berdasarkan teori-teori dari literatur mengenai flow of document dalam pengolahan sistem informasi akuntansi serta teori lainnya yang berhubungan dengan evaluasi sistem informasi akuntansi atas pembelian bahan material secara kredit kemudian dibandingkan dengan kenyataan yang ada di perusahaan. Dilakukan juga test of compliance (tes bukti transaksi) dan Internal Control Questionnaires. 290 Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa variabel. Definisi operasional yang perlu diketahui yaitu Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan sekumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Adanya sistem informasi akuntansi yang digunakan dalam aktivitas pembelian sangat membantu perusahaan untuk mengetahui secara cepat data mengenai pembelian Pengendalian Internal merupakan semua rencana organisasional, metode, dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta kekayaannya, mengecek keakuratan dan keandalan data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Unit yang Terkait dalam Sistem Pembelian Bahan Material Konstruksi Dalam melakukan sistem pembelian di PT. Trijaya Mandiri Persada terdapat unit yang terkait dalam proses pembelian tersebut, yaitu : a. Manajer Estate Bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan yang dibutuhkan di lapangan Dalam mengajukan material yang dibutuhkan, unit ini masih menggunakan sistem manual yang dilakukan melalui telepon atau mengirimkan BPP (Bon Permintaan Pembelian) yang diberikan ke unit pembelian. b. Unit pembelian Unit ini bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga bahan material, menentukan pemasok yang dipilih, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih. Pada unit pembelian tidak ada sistem terkomputerisasi yang terintegrasi dengan unit lain, sehingga untuk mengetahui data mengenai pembelian masih dilakukan secara manual. c. Unit penerimaan Unit ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, kualitas, dan kuantitas barang apakah sesuai dengan yang ada pada PO (Purchase Order). Dalam unit penerimaan untuk melakukan pemeriksaan lebih dibutuhkan sumber daya manusia. Unit penerimaan ini tidak digunakan sistem secara terkomputerisasi. d. Unit keuangan Unit ini bertanggung jawab terhadap penentuan anggaran dalam melakukan pembayaran hutang, mengatur kas masuk dan kas keluar perusahaan, membuat bukti transaksi dari aktivitas perusahaan Sistem pada unit ini telah terintegrasi dengan unit akuntansi untuk memudahkan dalam mengetahui data transaksi. e. Unit akuntansi Unit ini bertanggung jawab untuk mencatat transaksi perusahaan yang terjadi termasuk melakukan pencatatan hutang perusahaan dan mencatat kas keluar yang digunakan dalam pelunasan pembayaran hutang. Pada sistem ini telah melakukan sistem terkomputerisasi , tetapi sistem tersebut hanya terintegrasi dengan unit keuangan dan menggunakan kode akses sehingga hanya pihak yang berwenang yang dapat mengaksesnya. 291 2. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Bahan Material Konstruksi Secara Kredit Alur pembelian bahan material konstruksi secara kredit di PT. Trijaya Mandiri Persada Manajer Estate Pembelian Mulai BPP Perhitungan material & mencatat yang e dibutuhkan BPP Pemilihan pemasok & disetujui kepala pembelian Ditandatangani direktur,manager engineering, project manager, kepala pembelian 3 2 Unit pembelian PO 1 pemasok akuntansi Keterangan : BPP : Bon Permintaan Pembelian PO : Purchase Order Gambar 5.2 Proses Pengajuan Permintaan Pembelian 292 Penerimaan Saat bahan material datang 2 SJ 3 PO 1 Diperiksa kuantitas & kualitas Ya SJ ditandatangani staff penerimaan, lembar 1 untuk pemasok Tidak Membuat Nota Retur Keterangan : Nota retur PO SJ : Surat Jalan SJ PO : Purchase Order Pemasok Gambar 5.3 Proses Penerimaan Bahan Material Keuangan Akuntansi Menerima dokumen (faktur, SJ,PO,faktur pajak) yang dibutuhkan dari pemasok TT 2 F 2 1 TT Input jurnal transaksi Pemasok Pelunasan 2 TT Keterangan : Cek/Giro/Kas 2 BKK/BBK Akuntansi Ditandatangi direktur & diketahui kepala keuangan TT : Tanda Terima BKK : Bukti Kas Keluar BBK : Bukti Bank Keluar F : Faktur 1 Gambar 5.4 Proses Pelunasan Hutang BKK/BBK 2 293 3. Pengendalian Internal terhadap Sistem Pembelian Pada Setiap Unit Tabel 5.3 Internal Control Questionnaires Unit Pembelian PT. Trijaya Mandiri Persada Unit Pembelian 1. Apakah pembelian dilakukan a. Oleh bagian pembelian? b. Terpisah dari bagian : 1) Akuntansi? 2) Keuangan? 3) Penerimaan? c. Dengan syarat yang menguntungkan (misalnya tender, pemasok terseleksi)? 2. Apakah pesanan pembelian (Purchase Order) : a. Dibuat untuk semua pembelian? b. Diotorisasi pejabat yang berwenang? c. Diberi nomor urut tercetak? d. Tersimpan lengkap, termasuk yang dibatalkan? e. Blanko tersimpan dengan baik? f. Tembusan dikirimkan kepada : 1) Bagian akuntansi untuk dicocokkan dengan laporan penerimaan dan faktur pembelian? 2) Bagian penerimaan barang sebagai otorisasi untuk menerima barang? 3. Apakah pembelian dikoordinasi dengan : a. Kebutuhan proyek? b. Anggaran pembelian? c. Batas persediaan minimum dan maksimum? 4. Apakah kebijaksanaan pembelian tidak dilakukan dengan memberikan keuntungan luar biasa kepada : a. Penjual tertentu? b. Relasi staf pembelian atau lainnya? c. Suatu perusahaan di mana seorang staf mempunyai kepentingan? d. Perusahaan afiliasi? 5. Apakah harga penawaran penjual yang terdaftar (approved) ditinjau secara berkala, untuk memastikan bahwa selalu merupakan harga bersaing? Y=Ya T=Tidak TR=Tidak Relevan Y T TR √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pengukuran Skala Jadi berdasarkan data tersebut pengendalian internal yang telah dilakukan : 18 x 100 % = 90 % 20 294 Tabel 5.4 Internal Control Questionnaires Unit Penerimaan PT. Trijaya Mandiri Persada Y=Ya T=Tidak TR=Tidak Relevan Y T TR Unit Penerimaan 1. Apakah terdapat bagian penerimaan barang yang terpisah dari : a. Akuntansi? b. Keuangan? c. Penerimaan? √ √ √ 2. 3. 4. 5. Apakah barang yang diterima disertai : a. Surat jalan atau faktur dari pemasok? b. Surat keterangan pengangkut? √ √ Apakah barang yang diterima diperiksa mengenai : a. Kuantitas? b. Keadaan? c. Spesifikasi pembelian lainnya? d. Kecocokkan dengan pesanan pembelian? e. Surat jalan? √ √ √ √ √ Apakah terdapat laporan penerimaan barang : a. Dibuat untuk seluruh penerimaan barang? b. Mencatat jumlah yang diterima berdasarkan perhitungan yang sebenarnya? c. Diberi nomor urut cetak? d. Disimpan selengkapnya, termasuk yang dibatalkan? e. Blankonya disimpan dengan baik? f. Tembusan dikirim kepada : 1) Bagian akuntansi, untuk dicocokkan dengan pesanan pembelian dan faktur? 2) Bagian pembelian, sebagai informasi bahwa pesanan telah diterima? Jika barang ditolak oleh unit penerimaan : a. Apakah dibuat surat jalan? b. Apakah barang yang ditolak disimpan? c. Apakah retur pembelian cukup terkontrol untuk mengurangi jumlah utang yang dibukukan? √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pengukuran Skala Jadi berdasarkan data tersebut pengendalian internal yang telah dilakukan : 12 x 100 % = 60 % 20 295 Tabel 5.5 Internal Control Questionnaires Unit Keuangan PT. Trijaya Mandiri Persada Unit Keuangan 1. a. Apakah terdapat bagian unit keuangan yang terpisah dari : 1) Akuntansi? 2) Keuangan? 3) Penerimaan? b. Apakah terdapat unit keuangan khusus staff bagian hutang usaha? 2. 3. Apakah faktur-faktur dari pemasok diperiksa/dicocokkan dengan : a. Pesanan pembelian? b. Laporan penerimaan barang? Apakah faktur ini secara berturut-turut harus menunjukkan bukti persetujuan seperti : a. Harga benar? b. Perkalian dan pertambahan? c. Biaya pengangkutan? d. Beban-beban lain? e. Pengurangan-pengurangan potongan atau penyisihan (allowance) lainnya? f. Kode atau alokasi akun yang harus dibebankan? 4. Apakah dibuat kartu hutang? Bila “Ya” : a. Apakah diadakan pencocokkan saldo akun control (buku besar hutang) dengan kartu hutang? b. Apakah pengamanan fisik kartu hutang cukup? c. Apakah hanya orang tertentu yang memegangnya? 5. Apakah terdapat otorisasi pihak yang berwenang dalam melakukan pembayaran hutang? 6. Apakah setelah pembayaran hutang terdapat bukti transaksi dan dibuat bukti kas keluar? Bila “Ya” : a. Apakah bukti kas keluar tersebut memiliki nomor urut tercetak? b. Apakah pada bukti kas keluar terdapat keterangan mengenai pembayaran hutang (nama pemasok, tanggal pembayaran, nominal, nomor invoice)? c. Apakah pada bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya dicap “Lunas”? 7. Apakah dilakukan konfirmasi pembayaran hutang dilakukan? kepada pemasok setelah 8. Apakah dokumen pembelian langsung disimpan dengan baik? Y=Ya T=Tidak TR=Tidak Relevan Y T TR √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pengukuran Skala Jadi berdasarkan data tersebut pengendalian internal yang telah dilakukan : 18 x 100 % = 85,71% 21 296 Tabel 5.6 Internal Control Questionnaires Unit Akuntansi PT. Trijaya Mandiri Persada Unit Akuntansi 1. Apakah terdapat bagian unit keuangan yang terpisah dari : a. Akuntansi? b. Keuangan? c. Penerimaan? Y=Ya T=Tidak TR=Tidak Relevan Y T TR √ √ √ 2. Apakah terdapat program dalam sistem yang membantu proses pemasukkan transaksi pembelian? √ 3. Apakah proses pemasukan transaksi pembelian disesuaikan dengan dokumen pembelian yang terkait (pesanan pembelian, faktur pembelian, surat jalan)? √ 4. Apakah dalam sistem terdapat daftar pemasok dan jumlah hutang? Bila “Ya” : a. Nama daftar pemasok disusun secara teratur? b. Jumlah hutang disesuaikan dengan saldo buku pembantu hutang? c. Terdapat jatuh tempo/ janka waktu pelunasan hutang? √ √ √ √ 5. Apakah nomor bukti kas keluar yang dibuat unit keuangan sesuai dengan nomor bukti kas keluar pada sistem? 6. Apakah setiap akun dalam jurnal memiliki kode nomor akun? √ Pengukuran Skala Jadi berdasarkan data tersebut pengendalian internal yang telah dilakukan : 9 x 100 % = 90 % 10 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. 2. 3. Unit yang menjalankan sistem secara manual yaitu Manajer Estate, unit penerimaan, unit pembelian. Unit yang menjalankan sistem terkomputerisasi unit keuangan, unit akuntansi. Penerapan sistem informasi akuntansi dalam proses pembelian bahan material konstruksi secara kredit di PT. Trijaya Mandiri Persada telah sesuai dengan prosedur Pengendalian internal terhadap sistem informasi akuntansi pada transaksi pembelian bahan material konstruksi secara kredit di setiap unit telah berjalan secara efektif, yaitu : a. Unit pembelian, pengendalian internal bernilai 90 % b. Unit penerimaan, pengendalian internal bernilai 60 % c. Unit keuangan, pengendalian internal bernilai 85,71 % d. Unit akuntansi, pengendalian internal bernilai 90 % 297 Saran Dari kesimpulan di atas maka berikut ini penulis mengusulkan beberapa saran-saran perbaikan yang mungkin dapat membantu yaitu : 1. Agar dibuatkan laporan penerimaan bahan material saat bahan material telah diterima. 2. Agar disimpan dokumen untuk bukti pendukung pembayaran dengan baik sehingga dapat dilakukan konfirmasi pembayaran kepada pemasok. 3. Agar dilakukan revisi pada purchase order agar sesuai dengan faktur dan barang yang diterima. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang dengan tulus dan ikhlas membantu selama proses penyusunan penelitian ini. Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul. 2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE, AK.MSi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 3. Bapak Drs. Daulat Freddy, Ak, MM, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 4. Bapak Drs. Djufri Rivai, SE,Ak. MM selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan peneliti motivasi, pengarahan dan bimbingannya. 5. Seluruh Staff PT. Trijaya Mandiri Persada yang telah memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. 6. Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung, mendoakan, membantu Peneliti dalam penyusunan penelitian. Semoga semua budi baik yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga masih ditemukan kekurangan dan kesalahan didalamnya. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan tersebut. Akhir kata semoga penulisan skripsi ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. DAFTAR PUSTAKA Bodnar, George H. & William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntasi, Edisi 9. Yogyakarta : ANDI. Diana, Anastasia & Lilis Setiawati. 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 1. Yogyakarta : ANDI. Irawati, Susan. 2008. Akuntansi Dasar 1 & 2. Bandung : Pustaka. Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat. Muqodim. 2006. Teori Akuntansi. Yogyakarta : EKONISIA. Narko. 2007. Sistem Akuntansi, Edisi Kelima. Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusantara. Romney, Marshall B. & Paul John Steinbart. 2006. Accounting Information System 1, Edisi 9. Jakarta : Salemba Empat. Soemarso. 2004. Pengantar Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat. Sutabri, Tata. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta : ANDI. 298 MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DENGAN ANALISIS RASIO PADA PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk Yuvita Ayunani Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRACT The financial statements are an accountability tool by the management company managing the company and create an information on the implementation of management responsibilities. The financial statements also a condition of, the management expressed in the currency. One way to assess the management of a condition of the company's financial performance is to analyze quantitative financial data, analysis and interpretation of various ratios to give a better view of the financial condition and achievements of the company for analysts experienced in comparison with the analysis of the only based on financial data alone do not form the ratio. Under these conditions, the authors are interested in discussing issues related to financial ratio analysis to assess the financial performance of PT Surya Toto Indonesia. The author considers that the analysis by using financial ratios is very important to assess the financial performance, so the author can focus on the topic of this study only gauge ratio. The subject of this paper is the analysis of the financial performance of companies in which not all the financial ratios included in this study, the purpose of this study is to find companies that are interpreted through the development of financial ratios to determine the company's financial performance. In collecting the necessary data, the author learned from the annual financial statements of PT Surya Toto Indonesia Tbk and to the theoretical basis used data is taken from a textbook training courses related to writing. These data are then analyzed using the methods of quantitative and qualitative as well as the comparative method is used to calculate and analyze financial ratios and compare them with the annual financial statements. Based on the analysis of the company's financial ratios, the authors concluded that the company's financial performance in healthy condition and is very healthy. Keywords : financial performance PENDAHULUAN Perusahaan banyak memiliki tujuan yang penting yaitu memperoleh laba dari operasi perusahaan. Dari laba perusahaan tersebut, maka perusahaan dapat melanjutkan kegiatan produksinya. Didalam usahanya dalam mendapatkan keuntungan serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada manajemen perusahaannya pula, baik dalam arti mencari modal, mengumpulkan modal serta menggunakan modal tersebut dengan baik dan tepat, sehingga perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin maka tidak akan mengalami kesulitan dalam mengatur keuangan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Analisis laporan keuangan 299 bertujuan untuk memberikan dasar pertimbangan yang lebih banyak dan sistematis dalam rangka memprediksi apa yang mungkin akan terjadi dimasa datang mengingat data yang disajikan oleh laporan keuangan menggambarkan apa yang telah terjadi. Selain itu analisis laporan keuangan juga akan mampu mengurangi dan mempersempit hubungan ketidak pastian. Banyak perusahaan yang pada akhirnya gulung tikar akibat tidak tepatnya penggunaan modal perusahaan, dimana dengan keadaan yang sekarang ini dengan adanya persaingan yang sangat ketat dibidang perekonomian, maka para perusahaan harus mempertahankan kinerja keuangan perusahaan yang lebih baik setiap tahunnya. Teknik analisis laporan keuangan yang biasa digunakan untuk mengetahui suatu kondisi perusahaan adalah analisis perbandingan, analisis sumber dan penggunaan modal kerja, analisis sumber dan penggunaan kas, analisis rasio, serta analisis perubahan laba kotor. Dari hasil analisis tersebut akan memberikan sebuah gambaran tentang kemajuan-kemajuan secara periodik yang telah dicapai masing-masing perusahaan. Laporan keuangan perusahaan yang dihasilkan dari proses akuntansi adalah neraca, laporan laba-rugi, dan juga laporan aliran kas. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ Mengukur Kinerja Keuangan Dengan Analisis Rasio Pada PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan pada PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk yang dilihat dari rasio likuiditas, provitabilitas, solvabilitas, dan aktivitas, serta bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja keuangan perusahaan tersebut. Adapun batasan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis rasio dan kinerja keuangan yang telah dipublikasikan dari tahun 2008 sampai dengan 2010. TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan Munawir (2007) laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih. Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI:2009) laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan, catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut. Dan sedangkan menurut Budi Rahardjo (2009) laporan keuangan adalah pelaporan pertanggungjawaban manajer atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepada para pemangku kepentingan. Kinerja Keuangan Irham Fahmi (2011) kinerja keuangan merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standard an ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General Acepted Accounting Principle). 300 Analisis Laporan Keuangan Budi Rahardjo (2009) Analisis laporan keuangan merupakan alat analisis bagi manajemen keuangan perusahaan yang bersifat menyeluruh, dapat digunakan untuk mendeteksi/mendiagnosis tingkat kesehatan perusahaan, melalui kondisi arus kas atau kinerja organisasi perusahaan baik yang bersifat parsial maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Analisis laporan keuangan umumnya dilakukan oleh para pemberi modal seperti kreditor, investor, dan oleh perusahaan itu sendiri berkaitan dengan kepentingan manajerial dan penilaian kinerja perusahaan. Adapun alat analisis yang umum digunakan adalah analisis rasio keuangan, analisis common size, dan analisis indeks, baik menggunakan pendekatan analisis data seri (time series analysis), maupun silang (cross sectional approach). Analisis Rasio Keuangan Sofyan Syafri (2010) suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu. Analisis rasio keuangan dapat menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah sebuah perusahaan industry perdagangan yaitu PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk yang terdaftar di BEI. Penelitian ini dilakukan pada Bursa Efek Indonesia melalui website www.idx.co.id dan waktu penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai dengan selesai. Jenis dan Sumber Data Data yang diperoleh peneliti adalah data sekunder yaitu data yang telah telah tersedia di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun data yang diperoleh adalah : 1. Data Kuantitatif yaitu data yang dapat diukur atau dihitung seperti laporan keuangan dari tahun 2008-2010 yang berasal dari neraca dan laporan laba-rugi, 2. Data Kualitatif yaitu data yang tidak dapat diukur seperti gambaran umum perusahan dan penawaran umum perusahaaan. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data Metode dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan cara : 1. Pengumpulan data referensi dari Bursa Efek Indonesia yaitu data-data laporan keuangan yang akan diteliti berupa laporan keuangan dan profil perusahaan, 2. Studi Keperpustakaan merupakan data yang diperoleh penulis dengan menggunakan penelitian kepustakaan dengan mempelajari bukti dan literature yang berhubungan dengan objek penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah time series analisys. Time series analisys yaitu membandingkan rasio-rasio dari waktu ke waktu. Data yang disajikan adalah data laporan keuangan selama tiga tahun, yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. 301 Definisi Operasional Variabel Sesuai dengan pokok masalah yang akan diteliti, maka variable yang akan diteliti adalah : 1. Laporan Keuangan Hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antara dua keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan. Laporan ini dibuat untuk para pengambil keputusan, yang terdiri dari Neraca, Laporan LabaRugi, catatan atas laporan keuangan, perubahan modal, dan laporan arus kas. 2. Analisis Rasio Keuangan a) Rasio Likuiditas 1) Cash Ratio 2) Net Working Capital Ratio b) Rasio Profitabilitas 1) Net Profit Margin 2) ROE 3) ROA c) Rasio Solvabilitas 1) DER d) Rasio Aktivitas 1) TATO 2) ITO 3) Average Collection Periode 3. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah prestasi dibidang keuangan yang unsur-unsurnya berkaitan dengan pendapatan, pengeluaran, keadaan operasional secara keseluruhan, struktur hutang dan hasil investasi. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan dan Penawaran Perusahaan PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk di dirikan pada tanggal 11 Januari 1977, perusahaan ini memulai operasinya sejak Februari 1979. PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan dan penjualan barang-barang sanitary, fittings dan kitchen system. Kantor pusat perusahaan terletak di Gedung Toto jalan Tomang Raya No.18 sedangkan perusahaannya terletak di daerah Tangerang. Pada tanggal 22 September 1990, perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk penawaran 2.687.500 saham kepada masyarakat dengan jumlah nominal Rp 2.687.500.000. sejak tanggal 30 Oktober 1990, Perusahaan mencatatkan saham hasil penawaran tersebut pada Bursa Efek Indonesia (sebelumnya Bursa Efek Jakarta). 302 PEMBAHASAN Hasil Analisis dan Pembahasan Berikut ini akan disajikan hasil penelitian dalam analisis rasio keuangan dengan menggunakan analisis kinerja keuangan sebagai berikut : Tabel 5.1PT Surya Toto Indonesia Tbk nilai kinerja keuangan tahun 2008,2009,2010 Keterangan Rasio 2008 Hasil Perhitungan 2009 2010 Bobot Nilai Rasio 2008 2009 201 0 1,5 7,5 6,0 4 5 5 1. 2. Debt to Equity Ratio Cash Ratio I,84 x 29,72 % 0,91 x 64,11% 0,73 x 64,68% 3. Net Working Capital to Total Assets 17,07 % 31,17 % 34,34 % 5 5 5 4. Inventory Turnover 3,41 x 3,77 x 3,44 x 0 0 0 5. Collection Period 72 hari 85 hari 92 hari 4 4 4 6. Total Assets Turnover 1,10 x 0,96 x 1,03 x 7,5 7,5 7,5 7. Return of Equity 17,42 % 34,59% 30,71% 5 5 5 8. Return of Assets 8,80 % 25,21% 23,82 % 3 5 5 9. Net Profit Margin 5,62 % 18,64 % 17,28 % 5 5 5 Total Nilai Kerja 35 44 42,5 Hasil Penilaian Kinerja S SS SS Sumber : Diolah Sendiri berdasarkan Laporan Keuangan PT Surya Toto Indonesia Tbk. Dari hasil perhitungan yang sesuai dengan tabel di atas dapat diketahui kinerja dari setiap tahun dan dapat di simpulkan sesuai dengan klasifikasi kinerja keuangan yang telah diterangkan pada bab sebelumnya, yaitu : a. b. c. d. Sangat Sehat Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat : bila nilai kinerja keuangan > 41,2 : bila nilai kinerja keuangan > 26,0 s/d 41,2 : bila nilai kinerja keuangan > 12,4 s/d 26,0 : bila nilai kinerja keuangan 12,4 kebawah Jadi dapat disimpulkan hasil kinerja sesuai dengan klasifikasi kinerja keuangan sebagai berikut : 1) Pada tahun 2008 dihasilkan nilai kinerja sebesar 35. Nilai kinerja berasal diantara 26,0 s/d 41,2 jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan ditahun 2008 “Sehat” 2) Pada tahun 2009 dihasilkan nilai kinerja sebesar 44. Nilai kinerja berasal diantara lebih dari 41,2 jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan ditahun 2009 “Sangat Sehat” 303 3) Pada tahun 2010 dihasilkan nilai kinerja sebesar 42,5. Nilai kinerja berasal diantara lebih dari 41,2 jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan ditahun 2010 “Sangat Sehat” KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan hasil penelitian ini adalah: 1. Kinerja keuangan PT. Surya Toto Indonesia Tbk, berdasarkan Debt to Equity Ratio pada tahun 2008-2009 mengalami peningkatan sedangkan ditahun 2009-2010 mengalami penurunan. Dan berdasarkan Cash Ratio ditahun 2008 s/d 2010 mengalami hal yang sama yaitu pada tahun 2008-2009 mengalami peningkatan sedangkan pada tahun 2009-2010 tidak mengalami perubahan yaitu bobot nilai rasionya dalam kondisi yang stabil, 2. Nilai kinerja keuangan perusahaan PT Surya Toto Indonesia dengan menggunakan perhitungan rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio aktivitas. Pada setiap tahunnya yaitu 2008 hasil kinerja keuangannya dinyatakan sehat, sedangkan pada tahun 2009 dan 2010 hasil kinerja keuangannya dinyatakan sangat sehat. Penelitian ini mempunyai beberapa kelemahan yang membatasi kesempurnaannya. Oleh karena itu peneliti memberikan saran untuk perusahaan yang telah dteliti yaitu berdasarkan rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio aktivitas, diharapkan perusahaan dapat terus meningkatkan kinerja keuangannya agar perusahaan dapat bertahan tanpa adanya pengaruh persaingan dalam bidang usaha yang sama dan diharapkan perusahaan tidak terlena pada peningkatan kinerja keuangan yang terjadi. Jadi perusahaan harus juga memperhatikan faktor eksternal seperti kompotitor, pengembangan usaha, perekonomian global dan hal lain yang dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan DAFTAR PUSTAKA Arif, Abubakar dan Wibowo, Akuntansi Keuangan Dasar, PT Grasindo, Jakarta, 2008. Fahmi, Irham, Analisis Kinerja Keuangan, ALFABETA, Bandung, 2011 Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis Laporan Keuangan, Edisi 1, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007. Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008. Harmono, Manajemen Keuangan, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2009. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Munawir, Analisis Laporan Keuangan, Gadjah Mada University, Yogyakarta, 2005. Naiggolan, Pahala, Cara Mudah Memahami Akuntansi, PPM, Jakarta, 2006. Rahardjo, Budi, Keuangan dan Akuntansi Untuk Manajer Non Keuangan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007 Rahardjo, Budi, Laporan Keuangan Perusahaan, Gadjah Mada University, Yogyakarta, 2009. Rudianto, Akuntansi Manajemen, Grasindo, Jakarta, 2006. 304 PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI DAN MANAJEMEN UNIVERSITAS ESA UNGGUL TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Yuyun Wahyuni Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi dan manajemen Universitas Esa Unggul terhdap etika penyusunan laporan keuangan. Metode yang digunakan untuk mengetahui perbedaan gambaran persepsi antara mahasiswa akuntansi dan manajemen terhadap etika penyusunan laporan keuangan adalah dengan uji Zscore, dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi dan mahasiswa manajemen terhadap etika penyusunan laporan keuangan menggunakan uji beda independen T-test. Hasil pengujian ini menunjukan bahwa misstatmen, disclosure, cost and benefit, responsibility secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan. Sementara hasil penelitian Z- score menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifakan antara persepsi mahasiswa akuntansi dan manajemen. Kata Kunci : Persepsi, Etika penyusunan laporan keuangan, perbedaan persepsi PENDAHULUAN Krisis Ekonomi yang terjadi di Indonesia mulai tahun 1997 menurut berbagai pihak merupakan akibat dari kurangnya praktek Good Corporate Governance di Indonesia. Terdapat beberapa contoh kasus-kasus dalam penyajian laporan keuangan pada beberapa perusahaan di Indonesia. Contohnya kasus yang terdapat pada PT.Kimia Farma yang melakukan salah saji pada laporan keuangannya yaitu adanya perbedaan penyajian laba bersih terdapat kesalahan pencatatan yang mendasar dalam laporan keuangan yang disajikan Pada audit tanggal 31 Desember 2001 dengan hasil audit yang dilaporkan pada 3 Oktober 2002, dan terdapat overstated pada daftar harga obat-obatan yang ada (http://elib.unikom.ac.id). Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan peningkatan global, profesi akuntan pada saat ini dan saat mendatang menghadapi tantangan yang semakin berat, sehingga dalam menjalankan aktivitasnya seorang akuntan dituntut untuk selalu meningkatkan profesionalismenya. Kondisi perekonomian sekarang ini yang cenderung tidak stabil juga mengalami keterpurukan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan kondisi ekonomi yang tidak memadai, sehingga menyebabkan kualitas pelaporan keuangan juga kurang baik. Di 305 Indonesia sendiri system pelaporan keuangan masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki, salah satu faktor yang masih harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan di Indonesia menyangkut etika dan sifat positif akuntan Indonesia (Yulianti dan Fitriany 2005). Dalam penelitian ini para mahasiswa jurusan akuntansi dan pada Universitas Esa Unggul akan Peneliti kelompokkan menjadi dua kelompok yaitu : 1. 2. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program studi Akuntansi Universitas Esa Unggul yang aktif pada semester ganjil 2011/2012. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Esa Unggul yang Aktif pada semester ganjil 2011/2012. Rumusan Masalah 1. 2. Bagaimana Gambaran persepsi Etika Penyusunan Laporan Keuangan Menurut Persepsi Mahasiswa Universitas Esa Unggul Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen yang aktif pada Semester Ganjil 2011/2012 ? Apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa Universitas Esa Unggul Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen yang aktif pada semester ganjil 2011/2012 terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan ? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan yang diharapkan dapat diperoleh adalah : 1. 2. Untuk mengetahui gambaran etika penyusunan laporan keuangan menurut persepsi mahasiswa Universitas Esa Unggul Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen yang aktif pada semester ganjil 2011/2012. Untuk mengetahui persepsi antara mahasiswa Universitas Esa Unggul Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen yang aktif pada semester ganjil 2011/2012 terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Universitas Esa Unggul. Jalan Arjuna Utara Nomor 09 Tol Tomang Kebon Jeruk Jakarta 11510. Waktu penelitian dilakukan dilakukan dengan data dan informasi yang Peneliti kumpulkan sejak November 2011 sampai dengan Agustus 2012. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan oleh Peneliti dalam penyusunan skripsi ini adalah data kualitatif yang dikumpulkan dari para mahasiswa akuntansi dan manajemen yang aktif pada semester ganjil 2011/2012 yang berkuliah di Universitas Esa Unggul. Dengan sumber data yang berasal dari para mahasiswa akuntansi dan manajemen yang aktif pada semester ganjil 2011/2012 melalui pengisian kuesioner. 306 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para mahasiswa akuntansi dan manajemen yang aktif pada semester genap 2011/2012 Universitas Esa Unggul yang menurut data Biro Adminsitrasi Akademik Universitas Esa Unggul berjumlah 653 mahasiswa. . Metode penentuan jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penentuan sampel yang disebut dengan metode Slovin Method. N n= Keterangan : 1 + N (e) 2 n = besarnya Sampel penelitian N = besarnya Jumlah populasi e = besarnya tingkat keyakinan kesalahan (error) 653 n= = 86 1 + 653 (0.1)2 Maka nilai n ( jumlah sampel ) adalah 86 responden, kemudian dibagi dua katagori responden yaitu mahasiswa akuntansi dan manajemen jadi mahasiswa 43 responden, mahasiswa manajemen 43 responden. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan untuk pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Kriteria yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Mahasiswa program reguler fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi dan Manajemen. 2. Mahasiswa Universitas Esa Unggul yang telah menempuh mata Kuliah akuntansi manajemen. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara. Tujuan dari observasi dan wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana peneliti melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai melalui kuesioner yang dibagikan pada penelitian ini. 307 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya statistik, uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha, untuk menguji reliabilitas dari pertanyaan yang terdapat pada kuesioner yang diajukan. Uji beda T-test, uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda.Uji deskriptif gambaran persepsi mahasiswa akuntansi dan manajemen dengan analisis Z-score dari skor standar berupa jarak suatu nilai dari mean sample atau populasi dalam satuan Standar Deviasi. Perhitungan Z-scor tersebut adalah sebagai berikut. Zij = Keterangan : Zij = nilai dari Z Xij = skor mentah i dari dimensi j Xj = mean atau nilai rata-rata dari dimensi j SDj = simpangan baku distribusi dimensi j Hipotesis Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Ha1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa akuntansi dan manajemen di Universitas Esa Unggul terhadap etika penyusunan laporan keuangan mengenai Misstatment. Ha2 : terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa akuntansi dan manajemen di Universitas Esa Unggul terhadap etika penyusunan laporan keuangan mengenai Disclosure. Ha3 : terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa akuntansi dan manajemen di Universitas Esa Unggul terhadap etika penyusunan laporan keuangan mengenai Cost & Benefit. Ha4 : terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa akuntansi dan manajemen di Universitas Esa Unggul terhadap etika penyusunan laporan keuangan mengenai Responsibility. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan Z-score gambaran persepsi mahasiswa akuntansi adalah : Zmisstate = = 276,4 Zdisclosure = = 398,1 Zcost & benefit = = 205,9 308 = Zresponsibility = 367 dari hasil perhitungan diatas mahasiswa akuntansi lebih dominan terhadap disclosure dengan hasil sebesar 398,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa akuntansi memiliki persepsi terhadap etika penyusunan laporan keuangan dalam dimensi disclosure. hasil perhitungan Z-score gambaran persepsi mahasiswa manajemen adalah : Zmisstate = = 301,8 Zdisclosure = = 340,9 Zcost & benefit = = 253,4 Zresponsibility = = 293,5 dari hasil perhitungan diatas mahasiswa manajemen lebih dominan terhadap disclosure dengan hasil yaitu 340,9. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa manajemen juga memiliki persepsi terhadap etika penyusunan laporan keuangan dalam dimensi disclosure. Tabel 5.1 tabel beda uji T-test seluruh dimensi Group Statistics kode variabel total rata2 dimensi Akuntansi Manajemen N Mean Std. Deviation Std. Error Mean 43 3.43 .324 .049 43 3.33 .261 .040 Sumber : data diolah Dari hasil pengolahan data diatas mahasiswa akuntansi memiliki nilai sebesar 3.43 sedangkan untuk mahasiswa manajemen sebesar 3.33 jadi dari hasil diatas dapat disimpulkan mahasiswa akuntansi dan manajemen mempunyai gambaran persepsi yang sedang atau netral. Tabel 5.2 tabel uji T-test misstatement Group Statistics kode variable dimensi misstate N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Akuntansi 43 3.38 .524 .080 Manajemen 43 3.24 .451 .069 Sumber : data diolah 309 Dari hasil pengolahan data diatas mahasiswa akuntansi memiliki nilai sebesar 3.38 sedangkan untuk mahasiswa manajemen sebesar 3.24 jadi dari hasil diatas dapat disimpulkan mahasiswa akuntansi dan manajemen mempunyai gambaran persepsi yang sedang atau netral dalam dimensi misstatement Tabel 5.2 tabel independent sampel T-test Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F dimensi misstate Equal variances .346 assumed Sig. (2- Mean Std. Error tailed) Difference Difference Lower Upper .209 .134 .106 -.076 .344 1.267 82.188 .209 .134 .106 -.076 .344 Sig. t .558 1.267 84 Equal variances not assumed df Sumber : data diolah Dari hasil perbandingan antara t-hitung dan t-tabel, thitung (1.9987) > ttabel (1.267) maka Ha ditolak. Hal ini dapat dilihat juga dari kolom sig pada tabel diatas yaitu sebesar 0.209, hal ini berarti nilai probabilitas misstatement > 0.05 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Tabel 5.3 uji T-test (uji beda) disclosure Group Statistics dimensi disclosure kode variabel N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Akuntansi 43 3.76 .380 .058 Manajemen 43 3.62 .446 .068 Sumber : data diolah Dari hasil pengolahan data diatas mahasiswa akuntansi memiliki nilai sebesar 3.76 sedangkan untuk mahasiswa manajemen sebesar 3.62 jadi dari hasil diatas dapat disimpulkan mahasiswa akuntansi dan manajemen mempunyai gambaran persepsi yang tinggi dalam dimensi disclosure. Tabel 5.4 tabel independent samples T-test 310 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F dimensi disclosure Equal variances assumed Sig. 2.364 .128 Equal variances not assumed t-test for Equality of Means T Mean Sig. (2- Differenc Std. Error tailed) e Difference Df 1.561 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 84 .122 .140 .089 -.038 .317 1.561 81.954 .122 .140 .089 -.038 .317 Sumber : data diolah Dari hasil perbandingan antara t-hitung dan t-tabel, t-tabel (1.561) > thitung (1.9887) maka Ha ditolak. Hal ini dapat dilihat juga dari kolom sig pada tabel diatas yaitu sebesar 0.122, hal ini berarti nilai probabilitas disclosure > 0,05 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Tabel 5.5 tabel uji beda T-test untuk dimensi cost and benefit Group Statistics dimensi cost and benefit kode variable N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Akuntansi 43 2.83 .586 .089 Manajemen 43 2.81 .466 .071 Sumber : data diolah Dari hasil pengolahan data diatas mean cost and benefit yang didapat oleh mahasiswa akuntansi sebesar 2.83 sedangkan untuk mahasiswa manajemen sebesar 2.81 jadi dari hasil diatas dapat disimpulkan mahasiswa akuntansi dan manajemen mempunyai gambaran persepsi yang manajemen mempunyai gambaran persepsi yang sedang atau netral dalam dimensi cost and benefit. Tabel 5.7 tabel independent samples T-test Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F dimensi cost and benefit Equal variances assumed Equal variances not assumed 2.665 Sig. .106 t-test for Equality of Means T Sig. (2Mean Std. Error tailed) Difference Difference df 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper .153 84 .879 .017 .114 -.210 .245 .153 79.89 5 .879 .017 .114 -.210 .245 311 Sumber : data diolah Dari hasil perbandingan antara t-hitung dan t-tabel, t-tabel (0,153) > t-hitung (1,9887) maka Ha ditolak. Hal ini dapat dilihat juga dari kolom sig pada tabel diatas yaitu sebesar 0.879, hal ini berarti nilai probabilitas > 0,05 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Tabel 5.8 hasil uji beda T-tabel responsibility Group Statistics kode variable dimensi responsibility N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Akuntansi 43 3.77 .452 .069 Manajemen 43 3.67 .525 .080 Sumber : data diolah Dari hasil pengolahan data diatas mean responsibility yang didapat oleh mahasiswa akuntansi sebesar 3.77 sedangkan untuk mahasiswa manajemen sebesar 3.67 jadi dari hasil diatas dapat disimpulkan mahasiswa akuntansi dan manajemen mempunyai gambaran persepsi yang tinggi terhadap dimensi responsibility. Tabel 5.8 tabel independent samples T-test Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F dimensi responsibility Equal variances assumed Equal variances not assumed .908 Sig. .343 t-test for Equality of Means t Sig. (2tailed) df 95% Confidence Interval of the Difference Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper .955 84 .342 .101 .106 -.109 .311 .955 82.182 .342 .101 .106 -.109 .311 Sumber : data diolah Dari hasil perbandingan antara t-hitung dan t-tabel, t-tabel (0.955) < t-hitung (1.9887) maka Ha ditolak. Hal ini dapat dilihat juga dari kolom sig pada tabel diatas yaitu sebesar 0.342, hal ini berarti nilai probabilitas responsibility > 0.05 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. 312 KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan, maka Peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi dan menejemen memiliki persamaan gambaran persepsi penyusunan laporan keuangan yaitu dalam dimensi disclosure atau akuntan manajemen cenderung dapat mengungkapkan setiap transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian dalam laporan keuangan. 2. gambaran persepsi mahasiswa akuntansi dan manajemen dalam setiap dimensi adalah dalam dimensi misstatemen mahasiswa akuntansi memiliki gambaran persepsi yang tinggi, untuk dimensi disclosure mahasiswa akuntansi dan mahasiswa manajemen miliki gambaran persepsi yang sedang, sedangkan untuk dimensi cost and benefit mahasiswa akuntansi dan mahasiswa manajemen memiliki gambaran persepsi yang sedang, dan untuk dimensi responsibility gambaran persepsi mahasiswa akuntansi dan manajemen adalah tinggi. 3. Dalam penelitian ini tidak terdapat perbedaan-perbedaan yang tidak signifikan antara persepsi mahasiswa akuntansi dan manajemen, hal ini dapat dilihat dari hasil hipotesis atau signifikansi dalam dimensi misstate, disclosure, cost and benefit dan juga responsibility, mahasiswa akuntansi dan manajemen memiliki persepsi yang sama dalam memahami semua dimensi-dimensi etika penyusunan laporan keuangan. SARAN Dari kesimpulan penelitian mengenai persepsi mahasiswa akuntansi dan manajemen Universitas EsaUnggul terhadap Etika penyusunan Laporan Keuangan. Maka sarannya adalah : 1. 2. Bagi Mahasiswa a. Untuk meningkatkan gambaran persepsi mahasiswa antara lain dalam dimensi disclosure dan dimensi cost and benefit agar gambaran persepsi mahasiswa kuntansi dan manajemen lebih tinggi dari hasil peneliti. b. Untuk gambaran persepsi harus meningkatkan pemahaman mahasiswa akuntansi dan manajemen agar lebih memahami dimensi-dimensi selain dimensi disclosure dalam etika penyusunan laporan keuangan. Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul untuk mengadakan magang bagi mahasiswa-mahasiswa semester atas untuk dapat melihat langsung bagaimanakah akuntan manajemen dalam menyusun laporan keuangan, agar mahasiswa lebih memahami bagaimana cara penyusunan laporan keuangan yang baik dan benar. 3. Bagi Penelitian selanjutnya bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan topik sejenis diharapkan untuk menambahkan periode penelitian dan memperbanyak sampel, tidak hanya mahasiswa akuntansi dan manajemen saja, mungkin dari universitas lain sehingga hasil yang didapat akan lebih akurat. Dan diharapkan untuk menambah variabel lain yang belum dimasukan dalam penelitian ini. 313 DAFTAR PUSTAKA Andi. (2004). Pengolahan data statistic dengan spss 12. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta. Hasyim dan Rina Anindita.(2009). Prinsip-Prinsip Dasar Metode Riset Bidang Pemasaran, UIEU-University Press. Jakarta. Yulianti dan Fitriany. (2005). Persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuanngan. SNA VII Solo : Universitas Indonesia. http:// elib.unikom.ac.id