BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sekarang ini ditandai dengan jumlah perubahan penting yakni orientasi tidak lagi menciptakan keuntungan sebesar–besarnya, melainkan menciptakan pelanggan yang sebanyak mungkin melalui kepuasan konsumen. Produsen selalu berusaha agar melalui produk yang dihasilkannya, tujuan dan sandaran perusahaan dapat tercapai. Melalui produk yang dijualnya, perusahaaan dapat menjamin kehidupannya atau menjaga kestabilan usahanya untuk dapat berkembang. Pemasaran tidak boleh dilihat secara sempit sebagai tugas mencari cara–cara cerdik untuk menjual produk–produk perusahaan. Banyak orang mengabungkan pemasaran dengan sub fungsinya. Seperti iklan dan penjualan pemasaran haruslah dibedakan dengan penjulan, karena sesungguhnya pemasaran merupakan penggabungan dari berbagai fungsi yang terpisah yaitu penjualan, periklanan, penelitian pemasaran, penggembangan hasil produksi baru. pelayananan pelanggan dan distribusi. 8 Pengertian pemasaran sampai sejauh ini belum ada keseragaman pendapat para ahli. Pendapat yang di kemukakan oleh para ahli ekonomi terlihat berbeda-beda. Tapi pada dasarnya sama, perbedaan tersebut terjadi karena cara pandang mereka yang berbeda-beda dalam menanggapi arti dari pemasaran itu sendiri. Agar pemasaran dapat dimengerti dan dipahami, maka akan dijelaskan beberapa pengertian dari para ahli ekonomi berikut ini : Menurut Kotler dan Keller, (2009:5). American Marketing Association (AMA) menawarkan definisi formal berikut : “Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara menguntungkan organisasi dan pemangku kepentinganya” (Kotler dan Keller,2009:5). 3 Memahami pasar dan 4kebutuhan serta keinginan pelanggan Merancang strategi pemasaran yang digerakan oleh pelanggan Membangun program pemasaran terintegrasi yang memberikan nilai yang unggul Membangun hubungan yang menguntungk an dan menciptakan kepuasan pelanggan Menangkap nilai dari pelanggan untuk menciptakan keuntungan dan ekuitas pelanggan Gambar 2.1 Model Pemasaran Sumber: Kotler dan Keller,2009. 9 “Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, penerapan ahrga, promosi distribusi, dan barang serta jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi” (Lamb.dkk,2005:60) “Pemasaran adalah tindakan beberapa perusahaan untuk merencanakan dan melaksanakan rancangan produk, penentuan harga, distribusi, dan promosi”(Jeff Madura, 2005:83) inti dari pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”. Menangani proses pertukaran ini membutuhkan banyak kerja dan keterampilan. Manajemen pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak dalam sebuah pertukaran potensial berpikir tetang cara-cara intuk mencapai respon yang diinginkan pihak lain. Karenanya kita memandang manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan unggul. Kita dapat membedakan definisi sosial dengan definisi manajerial dari pemasaran. Definisi sosial menunjukan peran yang dimainkan pemasaran di dalam masyarakat. Dengan kata lain pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. Sedsangkan menurut definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai “seni menjual produk”. 10 Peter Drucker, ahli teori manajeman terkemuka, menjelaskan sebagai berikut: “Selalu akan ada kebutuhan akan penjualan. Namun tujuan dari pemasaran adalah membuat penjualan berlimpah. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan yang baik sehingga produk atau jasa bisa disesuaikan dengan kebutuhan sehingga terjual sendiri. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Dengan demikian yang dibutuhkan hanyalah memastikan produk atau jasa tersedia “(dikutip dari buku Kotler dan Keller,2009:6) 2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Di dalam suatu perusahaan manajemen perusahaan mempunyai peranan penting untuk mencapai tujuan perusahaan. Tugas dari manajeman perusahaan adalah melakukan perencanaan mengenai bagaimana mencari peluang pasar untuk melakukan pertukaran barang dan jasa dengan konsumen. Setelah itu, manajemen pemasaran mengimplementasikan rencana tersebut dengan cara melaksanakan strategi-strategi pemasaran untuk menciptakan dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan konsumen demi tercapainya tujuan perusahaan. Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar itu (Kotler:2009:10) Setelah benar-benar memahami konsumen dan pasar, manajemen pemasaran dapat merancang strategi pemasaran yang digerakan oleh pelanggan (customer driven). Kami mendefinisikan manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar itu. Tujuan manajer pemasaran adalah menemukan, menarik, 11 mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan sasaran dengan menciptakan, memberikan, dan mengkomunikasikan keunggulan nilai bagi pelanggan. 2.2 Bauran Pemasaran (marketing mix) Bauran pemasaran adalah kombinasi kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang terdiri dari strategi produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan distribusi (place). Kismono, (2001:308) Pengertian bauran pemasaran menurut lamb, Hair, Mc Daniel, (2005:55) : “Bauran pemasaran adalah paduan strategi produk, distribusi, promosi dan penentuan harga yang bersifat unik dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju”. Uraian lebih lanjut mengenai variabel – variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang sering disebut dengan 4P adalah sebagai berikut: a. Product (product) Setiap orang memenuhi keinginan dan kebutuhanya dengan produk. Dan produk yang diinginkan dan dibutuhkan setiap konsumen berbagai macam jenisnya. Tugas pemasar adalah mencari dan mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen. Pengertian produk, menurut Kotler dan Keller (2009:4) “Produk adalah semua yang dapat ditawarkan kepasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, ide. 12 Produk dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan tipe konsumen yang menggunakanya. Dalam definisi luas, produk juga meliputi entitas lain yang dapat dipasarkan seperti pengalaman, organisasi, orang, dan ide. 1. Produk konsumen Produk konsumen (consumer product) adalah produk yang dibeli oleh konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. Pemasar biasanya menggolongkan produk dan jasa ini lebih menjauh berdasarkan bagaimana cara konsumen membelinya. Produk konsumen meliputi produk kebutuhan sehari-hari, produk belanja, produk khusus dan produk yang tak dicari. Produk-produk ini mempunyai perbedaan dalam cara pembelian konsumen dan karena itu cara pemasaranya berbeda pula. 2. Produk kebutuhan sehari-hari Produk kebutuhan sehari-hari (convenience product) adalah produk konsumen yang biasanya sering dan segera dibeli pelanggan, dengan usaha perbandingan dan pembelian yang minimum. Produk sehari-hari biasanya murah, dan pemasar menempatkanya dibanyak tempat agar produk itu tersedia ketika pelanggan memerlukanya. 3. Produk belanja Produk belanja (shopping product) adalah produk-produk dan jasa konsumen yang lebih jarang dibeli dan pelanggan membandingkan kecocokan, kualitas harga, dan gaya produk secara cermat. Ketika membeli produk konsumen menghabiskan banyak waktu dan tenaga dalam mengumpulkan informasi dan 13 membuat perbandingan. Pemasar produk belanja biasanya mendistribusikan produk mereka melalui sedikit gerai tetapi menyediakan dukungan penjualan yang lebih mendalam untuk membantu pelanggan dalam melakukan usaha perbandingan mereka. 4. Produk khusus Produk khusus (specialty product) adalah produk konsumen dengan karakteristik unik atau identifikasi merek dimana sekelompok pembeli signifikan bersedia melakukan usaha pembelian khusus. Pembeli biasanya tidak membandingkan produk khusus. Mereka hanya menginvestasikan waktu yang diperlukan untuk menjangkau penyalur yang membawa produk yang dinginkan. 5. Produk yang tak dicari Produk yang tak dicari (unsought product) adalah produk konsumen yang mungkin tidak dikenal konsumen atau produk yang mungkin dikenal konsumen tetapi biasanya konsumen tidak berfikir untuk membelinya b. Harga (price) Penetapan harga yang baik dimulai dengan pemahaman menyeluruh dari nilai yang diciptakan dari suatu produk bagi para pelanggan. Penetapan harga berdasarkan nilai (value-based pricing) menggunakan persepsi nilai dari pembeli, bukan dari biaya penjual. Sebagai kunci penetapan harga berdasarkan nilai berarti bahwa pemasar tidak dapat mendesain suatu produk atau program pemasaran kemudian 14 menetapkan harga. Harga dihitung bersama-sama dengan variabel bauran pemasaran lainya sebelum program pemasaran ditetapkan. Penetapan harga berdasarkan nilai membalik proses ini. Perusahaan menetapkan harga target berdasarkan pada persepsi pelanggan atas nilai produk. nilai dan harga yang ditargetkan kemudian mendorong keputusan mengenai desain produk dan biaya apa yang ditanggung. Sebagai hasilnya, penetapan harga dimulai dengan menganalisis kebutuhan konsumen dan persepsi nilai mereka, dan harga kemudian ditetapkan untuk menyamai nilai anggapan (perceived value) konsumen. Hal penting yang perlu diingatkan bahwa nilai yang baik tidak sama dengan harga yang murah. Perusahaan yang menggunakan penetapan harga berdasarkan nilai harus menemukan nilai-nilai yang pembeli berikan untuk penawaran kompetitif yang berbeda-beda. Tetapi mengaitkan nilai-nilai bagi kepuasan lainya seperti rasa, atmosfer, relaksasi, percakapan, status/gengsi sangat sulit. Dan nilai-nilai ini bervariasi baik untuk konsumen yang berbeda dan situasi yang berbeda. c. Saluran pemasaran/distribusi (place) Produk tidak akan banyak berguna bagi seorang pelanggan jadi tidak tersedia pada saat dan tempat yang dibutuhkan. Produk dapat mencapai pelanggan melalui saluran pemasaran/distribusi. 15 Pengertian saluran distribusi, menurut Cannon, Perreault, Mccarthy, (2008:44): “saluran distribusi (chanel of distribution) merupakan sekumpulan perusahaan atau individu yang berpartisipasi dalam aliran produk dari produsen hingga pengguna akhir (konsumen)”. Pengertian saluran pemasaran, menurut Kotler dan Keller (2009:106): “Saluran pemasaran (marketing chanels) adalah sekelompok organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses yang membuat produk atau jasa yang disediakan untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran pemasaran merupakan seperangkat alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi, berakhir dalam pembelian dan duigunakan oleh pengguna akhir”. Setelah barang selesai dibuat dan siap untuk dipasarkan, tahap berikutnya dalam proses pemasaran adalah menentukan metode dan rute yang akan dipakai untuk menyalurkan barang tersebut kepasar. Hal ini menyangkut masalah penentuan strategi penyaluran, termasuk pemilihanm saluran distribusi, penanganan secara fisik, dan distribusi fisik. Saluran distribusi ini merupakan suatu struktur yang menggambarkan alternatif saluran yang dipilih, dan menggambarkan situasi pemasaran yang berbeda oleh berbagai macam perusahaan atau lembaga usaha (seperti : produsen, pedagang besar, dan pengecer). Hal ini dapat dipertimbangkan sebagai fungsi yang harus dilakukan untuk memasarkan barang secara efektif. Sering pula terjadi persaingan diantara sistem distribusi dari produsan yang berbeda. Sebuah metode umum untuk menggolongkan perantara adalah dengan dasar barang yang diperdagangkan. Dalam hal ini perantara digolongkan kedalam dua golongan, yaitu : (1) perantara pedagang, dan (2) perantara agen. 16 1. Perantara Pedagang Pada dasarnya, perantara pedagang (merchant middleman) ini bertanggung jawab terhadap pemilikan semua barang yang dipasarkan. Dalam hubungannya dengan pemindahan milik, kegiatan perantara ini berbeda dengan lembaga-lembaga lain seperti bank, asuransi, dan perusahaan angkutan, sebab lembaga-lembaga tersebut walaupun ikut membantu proses pemasaran tetapi tidak secara aktif terlibat dalam perjanjian pembelian dan penjualan. Ada dua kelompok yang termasuk dalam perantar pedagang, yaitu : a. Pedagang besar (wholesaler) b. Pengecer (retailer) Tidak menutup kemungkinan bahwa produsen juga dapat bertindak sekaligus pedagang karena selain membuat barang tetapi juga memperdagangkanya. 2. Perantara Agen Perantara agen (agent middleman) ini tidak mempunyai hak atas semua barang yang mereka tangani. Mereka dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu: a. Agen penunjang b Agen pelengkap Agen penunjang secara aktif ikut dalam pemindahan barang-barang dari produsen ke konsumen, seperti: agen pengankutan, makelar, dan sebagainya. Sedangkan agen pelengkap tidak secara aktif ikut dalam pemindahan barang-barang 17 tetapi ikut memberikan bantuan serta mempelancar pemindahan tersebut, misalnya: perusahaan asuransi, bank, dan sebagainya. a. Promosi (promotion) Pemasaran tidak hanya membicarakan mengenai produk, harga produk dan mendistribusikan produk, tetapi juga mengkomunikasikan produk ini kepada masyarakat agar produk itu dikenal dan akhirnya dibeli. Sedangkan promosi dipandang sebagai: arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam masyarakat. Jadi, promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran dan sering dikatakan sebagai “proses berlanjut“. Ini disebabkan karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan. Untuk mengkomunikasikan produk, maka perlu disusun satu stategi disebut dengan bauran pemasaran (promotion-mix) Menurut Arif Isnaini (2005:6) bauran promosi dikenal lima cara komunikasi yang utama yaitu : 1. Periklanan (Advertising) Semua bentuk penyajian non proposal, promosi dan ide tentang barang atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran. 18 2. Promosi penjualan (sales promotion) Berbagai bentuk insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. 3. Hubungan Masyarakat (public relation) Berbagai macam program untuk memelihara, menciptakan, dan mengembangkan citra perusahaan atau merek suatu produk. 4. Penjualan secara pribadi (personal selling) Interaksi langsung dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesanan. 5. Pemasaran langsung (direct marketing) Penggunaan surat, telpon, faksimili, e-mail dan alat komunikasi secara langsung agar mendapatkan anggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan. 2.3 Pengertian Perilaku Konsumen konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. Pemasar dapat mempelajari apa yang mereka beli, dimana dan berapa banyak, tetapi mempelajari mengenai alasan tingkah laku konsumen bukan hal yang mudah, jawabanya seringkali tersembunyi jauh dalam benak konsumen. Pengertian konsumen seperti diungkapkan oleh: 19 Menurut Sciffman dan Kanuk dalam buku Ristiyanti Prasetijo dan Jhon J.O.I ihalauw (2005:9) perilaku konsumen adalah : “Proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya”. Menurut Hawkins, Best, dan Coney dalam buku Tatik Suryani (2007:6) perilaku konsumen adalah : “Tentang bagaimana individu , kelompok dan organisasi dan proses yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan menghentikan produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhanya dan dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat.” Sedangkan Definisi sederhana: Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, menggunakan (memakai, mengkonsumsi) dan menghabiskan produk (barang dan jasa) termasuk proses yang mendahului atau mengikuti tindakan ini. Supranto dan LimaKrisna,(2007). Dari pengertian diatas maka perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut. 2.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Dalam memahami perilaku konsumen perlu dipahami siapa konsumen, sebab dalam suatu lingkungan yang berbeda akan memiliki penelitian, kebutuhan, pendapat, sikap dan selera yang berbeda. 20 Menurut Kotler dan Keller (2009:214) Pamasar harus sepenuhnya memahami teori maupun realitas perilaku konsumen. Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen Kebudayaan Sosial Psikologis Perilaku Budaya Kelompok acuan umur dan tahap motivasi Keluarga daur hidup Pekerjaan situasi ekonomi Persepsi pengetahuan dan keyakinan gaya hidup Kepribadian Sikap Sub budaya Pembeli dan konsep diri Peran dan status Kelas Sosial Gambar: 2.2 model perilaku konsumen Sumber : Kotler dan Keller (2009 :226) Adapun penjelasanya adalah sebagai berikut : a. Faktor budaya Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembagalembaga penting lainya. Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh: 21 1. Budaya Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainya. 2. Sub budaya Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum. Sub budaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. 3. Kelas sosial Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para angotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa. b. Faktor Sosial Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Dalam beberapa sistem sosial, anggota dari kelas yang berbeda memelihara peran tertentu dan tidak dapat mengubah posisi sosial mereka. Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu: 22 1. Kelompok Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama. Beberapa merupakan kelompok sekunder, yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang regular. Ini mencakup organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi professional dan serikat pekerja. 2. Keluarga Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan teliti secara mendalam, pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, istri dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jaksa. 3. Peran dan status Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat. c. Faktor pribadi Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu: 23 1. Umur dan daur hidup Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan pasar sasaran dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap. 2. Pekerjaan Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata akan produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu. 3. Situasi ekonomi Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga produknya. 4. Gaya hidup Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas (pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan 24 opini yang lebih dari sekedar kelas sosisal dan kepribadian seseorang, gaya hidup menampilkan pola beraksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan didunia. 5. Kepribadian dan konsep diri Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi, mempertahankan diri, kemampuan menyesesuaikan diri, dan keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu. d. Faktor psikologis Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasi pada waktu yang akan datang. Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor psikologi yang penting: 1. Motivasi : Freud, Maslow, Herzberg Kita semua mempunyai banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenic; kebutuhan itu timbul dari keadaan tekanan psikologis 25 seperti rasa lapar, rasa haus, atau tidak rasa nyaman. Kebutuhan lain bersifat psikogenik; kebutuhan yang timbul dari keadaan tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa memiliki. Kebutuhan menjadi motif (motive) ketika kebutuhan itu meningkat sampai tingkat intensitas yang cukup sehingga mendorong kita bertindak. Motivasi mempunyai dua arah- kita memilih satu tujuan diatas tujuan lainnya – dan intensitas – berbagi yang kita gunakan untuk mengejar tujuan. Tiga teori terkenal tentang motivasi manusia – teori Sigmund Freud, Abraham Maslow, dan Frederick Hezberg – membawa implikasi yang cukup berbeda bagi analisis konsumen dan strategi pemasaran. Teori Freud Sigmund Freud mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang membentuk perilaku seseorang sebagian besar adalah ketidak sadaran, dan bahwa seseorang tidak dapat memahami secara penuh motivasinya sendiri. Ketika seseorang mengamati merek tertentu, ia tidak hanya bereaksi terhadap kemampuan yang dinyatakan produk tersebut, tetapi juga terhadap tanda lain yang kurang disadari seperti bentuk, ukran, berat, bahan, warna dan nama merek. Satu tehnik yang disebut tehnik tangga (laddering) memungkinkan kita melacak motivasi seseorang dari motivasi instrumental yang dinyatakan sampai motivasi yang lebih terminal. Kemudian pemasar dapat memutuskan pada tingkat apa mereka akan mengembangkan pesan dan daya tarik. 26 Teori Maslow Abraham Maslow berusaha menjelaskan mengapa orang didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu. Jawabannya adalah bahwa kebutuhan manusia diatur dalam hierarki dari yang paling menekan sampai yang paling tidak menekan – kebutuhan psikologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Orang – orang akan berusaha memuaskan kebutuhan pentingnya terlebih dahulu. Ketika seseorang berhasil memuaskan kebutuhan penting berikutnya. Teori Herzberg Frederick Herzberg mengembangkan teori dua faktor yang membedakan ketidakpuasan/dissatisfier (faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan) dari kepuasan/satisfier (faktor yang menyebabkan kepuasan). Ketiadaan diSsatisfier tidak cukup untuk memotivasi pembelian; harus ada satisfier. Teori Herzberg mempunyai dua implikasi. Pertama, penjual seharusnya melakukan yang terbaik untuk menghindari ketidakpuasan (misalnya, manual pelatihan yang buruk atau kebijakan layanan yang buruk). Meskipun hal ini tidak akan menjual produk, hal ini mengakibatkan produk tidak mudah terjual. Kedua, penjual harus mengidentifikasi setiap kepuasan atau motivator utama pembelian dipasar dan kemudian memasok mereka. Setiadi (2003) mendefinisikan motivasi konsumen adalah keadaan didalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan guna mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi pada diri seseorang 27 akan menunjukan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. 2. Persepsi Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan dan mengintepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia. Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi. Orang dapat membentuk persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena 3 macam proses penerimaan indera, yaitu: a) Perhatian selektif Kecenderungan bagi manusia untuk menyaring sebagian besar informasi yang mereka hadapi, berarti bahwa pemasar harus bekerja cukup keras untuk menarik perhatian konsumen. b) Distorsi selektif Menguraikan kecenderungan orang untuk menginteprestasikan informasi dengan cara yang akan mendukung apa yang telah mereka yakini. 28 c) Ingatan selektif Orang cenderung lupa akan sebagian besar hal yang mereka pelajari. Mereka cenderung akan mempertahankan atau mengingat informasi yang mendukung sikap dan keyakinan mereka. Karena adanya ingatan selektif. 3. Pengetahuan Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Pentingnya praktik dari teori pengetahuan bagi pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan memberikan peranan positif. Menurut Kotler dan Keller (2009:230) menyatakan: “Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil belajar. Ahli teori pembelajaran yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan dan penguatan”. 4. Keyakinan dan sikap Melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya ini, pada waktunya mempengaruhi tingkah laku membeli. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan didasarkan pada pengetahuan yang sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikan emosi atau mungkin tidak. 29 Pemasaran tertarik pada keyakinan bahwa orang yang merumuskan mengenai produk dan jasa spesifik, karena keyakinan ini menyusun citra produk dan merek yang mempengaruhi tingkah laku membeli. Bila ada sebagian keyakinan yang salah dan menghalangi pembelian, pemasar pasti ingin meluncurkan usaha untuk mengoreksinya. Sikap menguraikan evaluasi, perasaan dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang relatif konsisten. Sikap menempatkan orang dalam suatu kerangkan pemikiran mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu mengenai atau menjauhinya. Menurut Kotler dan Keller (2009:238) “Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka”. 2.4 Peran Konsumen dalam Membeli Kedudukan konsumen semakin penting dalam hubunganya dengan perusahaan. Konsumen menuntut tidak terbatas terpenuhi kebutuhan tetapi juga yang menjadi keinginanya. Peningkatan tersebut, sejalan dengan perkembangan tekhnologi informasi yang memberikan kemudahan konsumen mengetahui, memahami dan mempunyai banyak pilihan. Proses keputusan pembelian menurut Kotler (2009) terdiri dari lima tahap yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, pasca pembelian. 30 Konsep dasar keputusan membeli atau tidak membeli. Konsep dasar keputusan meliputi empat komponen sebagai berikut: 1. Keadaan dasar, yaitu sekumpulan peristiwa yang mempengaruhi hasil keputusan 2. Peluang yang berkaitan dengan keadaan pasar 3. Sekumpulan kegiatan yang dilakukan oleh pengambilan keputusan 4. Sekumpulan manfaat dan biaya kombinasi keputusan pasar Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, istilah keputusan pembelian menunjukan arti kesimpulan terbaik individu konsumen untuk melakukan pembelian. Konsumen melakukan kegiatan-kegiatan dalam memcapai kesimpulanya. Kualitas setiap kegiatan membentuk totalitas kesimpulan terbaik sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Keadaan kesimpulan terbaik penting didorong berbagai upaya organisasi sebagai keadaan dasar yang melandasi. Jenis-jenis tingkah laku keputusan pembelian Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin banyak pertimbanganya untuk membeli. Menurut (Kotler dan Keller 2009:245) adapun jenisjenis tingkah laku membeli konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan antara merek, yaitu: 31 a. Tingkah laku membeli komplek b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidak cocokan c. Tingkah laku membeli mencari variasi d. Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan Penjelasan jenis-jenis tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut: a. Tingkah laku membeli kompleks Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan dasar yang dirasakan diantara merek. Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan mengenai produk. kemudian sikap, dan selanjutnya membuat pilihan membeli dipikirkan masak-masak. Pemasar dari produk yang banyak melibatkan peserta harus memahami tingkah laku pengumpulan informasi dan evaluasi dari konsumen yang amat terlibat. Mereka perlu membantu pembeli belajar mengenai atribut kelas produk dan kepentingan relatif masing-masing. Dan mengenai apa yang ditawarkan merk tertentu, mungkin dengan menguraikan panjang lebar keunggulan mereka lewat media cetak. 32 b. Tingkah laku membeli mengurangi ketidak cocokan Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek. Tingkah laku membeli mengurangi ketidak cocokan terjadi ketika konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang mahal, jarang dibeli dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diatara merek. c. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi dibawah kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan. Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan produk yang mempunyai harga murah dan sering dibeli. Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan keyakinan – sikap – tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak mencari informasi secara ekstensif mengenai merek mana yang akan dibeli. Sebaliknya, mereka secara pasif menerima informasi ketika menonton televisi atau membaca majalah. Pergaulan iklan menciptakan pengenalan akan merek bukan keyakinan merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merek, mereka memilih merek karena sudah dikenal. Karena keterlibatan mereka dengan produk tidak tinggi, konsumen mungkin tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah membeli. Jadi proses membeli 33 melibatkan keyakinan merek yang terbentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti dengan tingkah laku membeli, yang mungkin diikuti atau tidak dengan evaluasi. Karena pembeli tidak memberikan komitmen yang kuat pada suatu merek, pemasar produk yang kurang terlibat pada beberapa perbedaan merek seringkali menggunakan harga dan promosi penjualn untuk merangsang konsumen agar mau mencoba produk. d. Tingkah laku membeli yang mencari variasi Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam situasi yang ditandai oleh keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan merek dianggap berarti. Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran mungkin berbeda untuk merek yang menjadi pemimpin pasar dan untuk merek yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong pencarian variasi dengan mwnawarkan harga rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan yang menunjukkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru. 2.5 Proses Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Keller (2009:234) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu: 34 a. Pengenalan Masalah b. Pencarian Informasi c. Evaluasi Alternatif d. Keputusan Membeli e. Tingkah laku paska pembelian Adapun penjelasanya sebagai berikut: a. Pengenalan masalah Proses membeli dimulai denga pengenalan masalah dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan. b. Pencarian informasi Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut. Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk dari sumber komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, 35 sumber paling efektif cenderung sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih penting dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial biasanya membertahu pembeli, tetapi sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli. Misalnya, dokter yang umumnya belajar mengenai obat baru cari sumber komersial, tetapi bertanya kepada dokter lain untuk informasi yang evaluatif. c. Evaluasi alternatif Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing, ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek menegenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervarisi pada tingakat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evalusi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evalusi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian. 36 Bagaimana konsumen mengevalusi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali, mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantumg pada intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri, kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk membeli saran pemnbeli. Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka menegvaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk memepengaruhi keputusan memebeli. d. Keputusan membeli Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringakat nama instansi dan membentuk niat untuk membeli. Pada umunya, keputusan membeli konsumen adalah membeli nama instansi yang apling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, nama instansi yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor sosial yang tidak diharapkan, harga yang 37 diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan bisa menambah niat pembelian. e. Tingkah laku pasca pembelian Tahap dari proses keputusan pembeli yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antar harapan konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk. bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi harapan konsumen merasa puas, bila melebihi harapan konsumen akan merasa puas. Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi yang mereka terima dari penjual, teman dan sumber-sumberlainnya. Bila penjual melebih-lebihkan prestasi produknya, harapan konsumen tidak akan terpenuhi dan hasilnya ketidakpuasan. Semakin besar antara kesenjangan antara harapan dan prestasi, semakin besar ketidakpuasan konsumen. Hal ini menunjukan bahwa pembeli harus membuat pernyataan yang jujur mengenai prestasi produknya sehingga pembeli akan puas. 38