Sikap Merendah Pemungut Cukai yang diterima ole - sp

advertisement
November 28, 2004
Text untuk direnungkan Minggu ini Lukas 18: 9-14.
Thema: "Sikap Merendah Pemungut Cukai yang diterima oleh Tuhan."
Pada bagian Alkitab yang kita baca pagi ini Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita suatu
pelajaran penting yang berkaitan dengan prilaku kita dalam bentuk perumpamaan. Tuhan
Yesus mengajarkan bahwa orang Farisi yang merasa dirinya sudah melaksanakan segala
ajaran keagamaan/Taurat serta menganggap dirinya benar, lebih hebat dari orang lain,
serta "memandang rendah semua orang lain." ay.9. Namun ia tidak mendapat pembenaran
dari Tuhan. Sebaliknya si pemungut cukai yang merasa dirinya tak layak, berdosa, serta
mohon pengampunan dan belas kasihan dari Tuhan, malah mendapat pembenaran dari
Tuhan. Kata Tuhan Yesus: "Aku berkata kepadamu: orang ini pulang kerumahnya sebagi
orang yang dibenarkan oleh Allah dan orang lain itu tidak."
Selaku umat yang percaya kepada Dia, kita perlu mengkaji, mengerti serta mengamalkan
inti pelajaran tersebut. Mengapa orang Farisi tersebut perbuatannya tidak mendapat
pembenaran dari Tuhan, sedangkan si pemungut cukai mendapat pembenaran dari
Tuhan? Marilah kita pelajari inti perumpamaan tersebut serta mendapat jawaban dari
ajaran Firman Tuhan.
(1). Alkitab mengajarkan kepada kita dengan jelas kalau "Tidak ada seorangpun yang
berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah." Roma 3:11, Paulus juga menulis
pada 3:23 "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan
Allah." Jadi apa yang diajarkan oleh Alkitab ialah tak ada seorang yang dengan sunguhsungguh mencari Tuhan.
(2). Dengan jelas Alkitab juga mengajarkan kepada kita bahwa "tidak seorangpun yang
dapat dibenarkan dihadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat..." Roma
3:20.Apa yang tersurat pada ayat tersebut ialah tak ada seorangpun yang dapat melakukan
serta menggenapi segala tuntutan hukum Taurat. Apa yang dibanggakan oleh orang Farisi
tersebut adalah tidak benar.
(3). Inti pengajaran hukumTaurat bukanlah mengajarkan bagi siapapun yang
menjalankannya untuk membandingkan dirinya dengan orang lain. Sebab manakala
seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain , maka secara hakiki orang tersebut
sudah menyalahi hukum Taurat itu sendiri. Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa
"tinggi hati mendahului kehancuran." Amzal 18:12. Dengan jelas Alkitab juga
mengajarkan bahwa "setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi Tuhan." Amzal
16:5. Maka jelas bagi kita bahwa dengan membandingkan dan menyombongkan dirinya
serta "memandang rendah semua orang lain", orang Farisi tersebut telah menempatkan
dirinya sebagai kekejian dihadapan Tuhan.
Marilah kita bermawas diri, lakukanlah ajaran Firman Tuhan serta berikanlah pelayanan
yang prima bagi Dia sebagai suatu ungkapan rasa terima kasih kita kepada Dia. Janganlah
menganggap diri kita lebih hebat dari orang lain. "Janganlah kamu memikirkan hal-hal
yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir
begitu rupa, sehingga sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman..." Roma 12:
3. Kiranya Tuhan menjaga dan memberkati kita untuk dijadikan sebagai bejana di tangan
Tuhan yang memberi berkat untuk orang lain.
Download