Matakuliah Tahun : S0174 / Evaluasi dan Manajemen Proyek : 01 Februari 2006 “HARGA BAYANGAN” KULIAH : EVALUASI DAN MANAJEMEN PROYEK (Evaluasi Proyek) Dosen : Ir. Dwi Dinariana,MT Pertemuan 16 1 HARGA BAYANGAN 2 A. PENYEBAB TERJADINYA HARGA BAYANGAN 1. Perubahan-perubahan di dalam perekonomian yang terlalu cepat, sehingga mekanisme pasar tidak sempat mengikutinya. Dengan adanya keadaan yang demikian mengakibatkan harga tidak seimbang (disequilibrium) yang terjadi tidak mencerminkan biaya atau hasil yang sesungguhnya. 2. Proyek-proyek yang terlalu besar dan tidak kelihatan (invisible), menyebabkan perubahan di dalam harga pasar, baik untuk harga inputs maupun harga outputs, sehingga tidak dapat diperoleh suatu harga pasar yang dapat dipakai untuk mengukur nilainya. 3 3. Unsur-unsur monopolistis di dalam pasar, adanya pajak dan subsidi, pada akhirnya menyebabkan harga pasar menyimpang dari ukuran yang sebenarnya, baik dalam hal biaya maupun hasil sosial. 4. Berbagai macam inputs (biaya) dan outputs (keuntungan), sehingga dengan adanya sebab-sebab teknis, administratif ataupun: sosial, maka menyebabkan tidak dapatnya dijual atau dibayar/dibeli dengan cara yang biasa. Efek-efek ekstern semacam ini memerlukan penilaian menurut harga bayangari. 4 CARA PENENTUAN HARGA BAYANGAN Beberapa cara yang digunakan dalam praktik untuk menentukan biaya bayangan, di antaranya adalah sebagai berikut. • 1. Untuk foreign exchange rate (nilai tukar luar negeri), biasanya dipakai kurs resmi yang berlaku, yaitu kurs tukar yang ditentukan oleh pemerintah. Walaupun sebetulnya besarnya harga bayangan ini kadang-kadang lebih besar dari harga pasar ataupun kurs resmi. 5 • 2. Untuk barang dan jasa sering dipakai harga pasar internasional (world market prices) atau harga perbatasan (border prices) karena keadaan pasar internasional biasanya dianggap mendekati pasar sempurna dibandingkan dengan keadaan pasar dalam negeri yang sering mendapat proteksi (subsidi atau perlindungan). 6 CARA PENENTUAN HARGA BAYANGAN • 3. Untuk tenaga kerja • a.Jika di suatu daerah terdapat banyak pengangguran (disquised unemployments), maka dipakai harga bayangan sama dengan nol, karena biaya opportunity untuk tenaga kerja yang menganggur atau pengangguran tak kentara adalah nol. • b. Untuk suatu daerah pertanian, di mana terdapat musim buruh banyak yang menganggur (disquised) dan terdapat juga suatu musim lain yang memerlukan tenaga kerja yang ada, maka biaya tenaga kerja harus disesuaikan dengan keadaan tersebut. Misalnya upah tenaga kerja pada waktu/musim tanam dan panen sebesar Rp.5.000/hari, dan tenaga kerja yang diperlukan adalah 50 hari selama 1 tahun, maka perhitungan harga bayangan untuk unskilled labour ini adalah = 50 x Rp.5.000,- = Rp.250.000,(besarnya biaya ini merupakan upah tahunan). 7 • c. Untuk menilai tenaga unskilled labour dalam membuka lahan (misalnya hutan) di suatu perkebunan, maka dinilai setinggi jumlah yang diperlukan untuk memberi penghidupan mereka. • d. Untuk proyek jangka panjang (sekitar 40 tahun), maka untuk buruh yang pada waktu akan dimulai proyek tersebut masih menganggur, tidak dianggap sebagai penganggur selamanya. Untuk menetapkan harga bayangan buruh seperti ini, dapat dipakai beberapa tahap, seperti:mulai tahun pertama sampai tahun ke-10, besarnya harga bayangan sama dengan tahun berikutnya yaitu tahun ke-11 sampai tahun ke-20, besarnya harga bayangan sama dengan 1/2 dikalikan upah uang,dan untuk tahun selanjutnya, besarnya harga bayangan dapat dihitung sama dengan tingkat upah yang berlaku.Untuk unskilled labour ini, biasanya harga bayangannya lebih kecil dari harga pasar. 8 • e.Khusus untuk skilled labour, di dalam perhitungannya seringkali digunakan suatu harga bayangan lebih besar dari upah atau gaji yang berlaku. 9 CARA PENENTUAN HARGA BAYANGAN • 4. Untuk perhitungan modal (capital) yang dipakai sebagai harga bayangan adalah biaya opportunity dari kapital, yang tidak lain sebenarnya merupakan keuntungan yang terdahulu. Misalnya seorang petani mempunyai sejumlah uang yang dapat dipakai untuk membeli pupuk yang dapat menaikkan hasil produksi pertaniannya. Akan tetapi, di dalam ken yataannya uang tersebut tidak digunakan untuk membeli pupuk melainkan dipakai untuk berdagang. 10