ringkasan - IPB Repository

advertisement
RINGKASAN
ISTIQOMAH. Dinamika Interaksi antara Variabel Moneter dan Pasar Modal
Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. (dibimbing oleh IRFAN
SYAUQI BEIK).
Pasar modal sangat berperan dalam memajukan perekonomian, terutama
bagi negara-negara yang menganut open market operation. Saat ini, negara-negara
berkembang berupaya mengurangi ketergantungan terhadap negara maju dengan
mengembangakan pasar modal. Indonesia sebagai negara yang mayoritas
penduduknya muslim, berpotensi besar dalam upaya mengembangkan industri
keuangan syariah terutama pasar modal syariah.
Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia ditandai dengan beberapa
indikator yang salah satunya adalah semakin bertambahnya para pelaku pasar
modal syariah yang mengeluarkan efek-efek syariah selain saham-saham dalam
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII). Dalam
perjalanan perkembangan pasar modal syariah Indonesia terdapat Fatwa DSNMUI yang berkaitan dengan industri pasar modal. Fatwa-fatwa tersebut antara
lain: Fatwa No.05 Tahun 2000 tentang Jual Beli Saham, No.20 Tahun 2000
tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah, No.32 Tahun
2002 tentang Obligasi Syariah, No.33 Tahun 2002 tentang Obligasi Syariah
Mudharabah, No.40 Tahun 2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip syariah di Bidang Pasar Modal, dan yang terakhir fatwa No.41
Tahun 2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah, dan No.80 Tahun 2011 tentang
Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas
di Pasar Reguler Bursa Efek. Dengan diterbitkannya fatwa-fatwa yang berkaitan
dengan pasar modal, telah memberikan dorongan untuk mengembangkan
alternatif sumber pembiayaan yang sekaligus menambah alternatif instrumen
investasi halal.
Ekonomi Moneter merupakan salah satu instrumen penting dalam
perekonomian modern. Salah satu tujuan ekonomi moneter adalah menjaga
kestabilan harga. Ekonomi moneter memiliki peranan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang peranan uang dalam mempengaruhi tingkat harga-harga dan
tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu negara. Aktivitas ini tentunya akan
memengaruhi kondisi perekonomian negara.
Berdasarkan laporan IMF, World Economic Outlook yang baru
digolongkan menjadi berbagai jenis, seperti currency crisis, banking crisis,
sistemic financial crisis, dan foreign debt crisis. Laporan ini menggambarkan
bahwa pada dasarnya krisis yang terjadi merupakan akibat dari gejolak finansial
atau ekonomi dalam perekonomian yang mengidap kerawanan. Kerawanan
perekonomian bisa terjadi karena unsur-unsur yang pada dasarnya bersifat
internal, seperti kebijakan moneter dalam makroekonomi yang tidak sustainable,
lemahnya atau hilangnya kepercayaan terhadap mata uang dan lembaga keuangan,
serta ketidakstabilan politik, atau yang berasal dari faktor eksternal, seperti
kondisi keuangan global yang berubah, misalignment dari nilai tukar mata uang
dunia, atau perubahan cepat dari sentimen pasar yang meluas karena herd instinct
dari pelaku dunia usaha. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel moneter mudah
mengalami shock terutama saat terjadi dinamika ekonomi global.
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin melihat keterkaitan antara pasar
modal syariah yang terus berkembang dengan variabel-variabel moneter yang
mudah mengalami guncangan. Indonesia yang memiliki potensi besar dalam
mengembangkan pasar modal syariah akan memunculkan respon tertentu dalam
monetary policy di Indonesia. Seperti yang telah diinformasikan bahwa produkproduk pasar modal syariah seperti reksa dana syariah dan sukuk mulai
berkembang dengan cukup signifikan 5 (lima) tahun terakhir ini. Maka dari itu
Kementrian Keuangan Republik Indonesia dalam institusi Bapepam meluncurkan
Master Plan Pasar Modal dan Industri Keuangan Non-Bank 2010-2014. Ini bukti
perhatian pemerintah terhadap progress dari kinerja pasar modal di Indonesia.
Pada penelitian ini, untuk melihat aktivitas pasar modal syariah dengan
variabel moneter dalam memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia digunakan
analisis VAR-VECM dengan estimasi IRF dan FEVD. Data yang digunakan
adalah data sekunder dari tahun 2007-2011. Variabel moneter yang digunakan
dalam penelitian ini antara lain: SBI, SBIS, pertumbuhan uang, dan Exchange
Rate.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan pasar modal syariah yang
ditinjau melalui Jakarta Islamic Index menunjukkan kondisi yang mudah stabil
walaupun terjadi shock pada variabel moneter. Selain itu, Keberadaan pasar modal
syariah mampu melakukan economic recovery lebih cepat dibandingkan dengan
pasar modal konvensional. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil metode Impulse
Response Function. Menurut hasil peramalan dalam metode ini, indikator yang
paling berperan terhadap GDP adalah nilai perdagangan saham syariah, SBIS, dan
broad money (M2). Pasar modal syariah Indonesia terbukti tahan terhadap krisis
padahal beberapa negara maju seperti Eropa mengalami financial crisis. Hal ini
dikarenakan prinsip syariah yang melarang adanya riba serta melarang adanya
unsur gharar dan maysir. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa keberadaan
pasar modal syariah perlu ditingkatkan dan masyarakat perlu merespon untuk
bertransaksi dalam meningkatkan aktivitas industri keuangan syariah tersebut.
Kata Kunci: Kebijakan Moneter, Jakarta Islamic Index (JII), Broad Money,
Impulse Response Function (IRF), Forecast Error Variance
Decomposition (FEVD).
Download