BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup
berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,
dan institusi-institusi nasional, selain tetap mengejar akselerasi pertumbuhan
ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan.
Pembangunan secara umum difokuskan pada pembangunan ekonomi melalui
usaha peningkatan pertumbuhan ekonomi yang
berkaitan erat dengan
peningkatan pendapatan nasional baik secara keseluruhan maupun per kapita
sehingga masalah-masalah, seperti pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan
distribusi pendapatan diharapkan dapat terpecahkan melalui trickle down effect
(Todaro dan Smith, 2006).
Era globalisasi telah mendorong semua negara untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonominya, tak terkecuali negara-negara di kawasan regional Asia
Tenggara yang tergabung dalam Association of South East Asian Nations
(ASEAN). Pertumbuhan ekonomi yang positif atau progresif akan menjadi
pertimbangan penting tersendiri dan juga memberikan keuntungan bagi negara
ASEAN dalam persaingan di kancah internasional.
Pasca krisis ekonomi, baik krisis moneter Asia tahun 1997-1998, krisis
minyak dunia tahun 2005, dan krisis keuangan global yang disebabkan oleh krisis
mortgage di Amerika Serikat tahun 2008-2009, negara ASEAN tetap dituntut
untuk dapat mempertahankan dan atau meningkatkan performa pertumbuhan
2
ekonominya agar terhindar dari multiplier effect dari krisis-krisis ekonomi
tersebut. Negara ASEAN memahami bahwa situasi ekonomi dunia akan terus
menantang dan menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi ketidakpastian
ekonomi global yang bisa berlanjut untuk tahun-tahun mendatang. Hal ini terlihat
dari pertumbuhan ekonomi seluruh negara ASEAN yang secara umum mengalami
peningkatan signifikan pasca krisis ekonomi, baik krisis moneter Asia tahun
1997-1998, krisis minyak dunia tahun 2005, dan krisis keuangan global tahun
2008-2009, seperti terlihat pada Gambar 1.1.
20
Pertumbuhan Ekonomi (%)
15
10
5
0
1995
1997
1999
2001
2003
2005
2007
2009
-5
-10
-15
Brunei Darussalam
Laos
Filipina
Vietnam
Tahun
Kamboja
Malaysia
Singapura
Indonesia
Myanmar
Thailand
Sumber: UNCTAD (1995-2010), Data Diolah.
Gambar 1.1
Perkembangan Pertumbuhan
Tahun 1995-2010 (Persen)
Ekonomi
Negara
ASEAN
Lalu lintas perekonomian internasional memiliki peranan penting bagi
pertumbuhan ekonomi di negara ASEAN yang menganut sistem perekonomian
terbuka. Oleh karena itu, negara ASEAN dituntut untuk merealisasikan
3
keterbukaan ekonomi yang salah satunya adalah keterbukaan di sektor keuangan.
Keterbukaan ekonomi di sektor keuangan mengindikasikan semakin hilangnya
hambatan dan semakin lancarnya mobilitas modal antar negara yang menjadi
sumber pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di suatu negara
sehingga diperlukan sejumlah investasi yang dibiayai oleh tabungan nasional.
Selisih Rata-rata % Investasi terhadap
GDP dengan Rata-rata % Tabungan
Nasional terhadap GDP (%)
2
0
1980
1984
1988
1992
1996
2000
2004
2008
-2
-4
-6
-8
-10
-12
-14
Tahun
Sumber: UNCTAD (1980-2009), Data Diolah.
Gambar 1.2
Selisih Persentase Investasi terhadap GDP dengan Persentase
Tabungan Nasional terhadap GDP (Persen)
Negara ASEAN tidak mempunyai dana yang cukup untuk membiayai
pembangunan ekonomi karena terbatasnya akumulasi berupa kapital tabungan
nasional serta rendahnya produktivitas dan tingginya konsumsi, sehingga
diperlukan sumber dana lain yaitu Penanaman Modal Asing Langsung atau
Foreign Direct Investment (FDI). Gambar 1.2 menunjukkan bahwa selama
periode 1980-2009 kondisi dimana rata-rata tabungan nasional negara ASEAN
lebih besar dari rata-rata investasinya hanya terjadi pada tahun 1993, 1995, dan
1996 dimana selisihnya hanya sekitar satu persen.
4
Keterbukaan ekonomi di sektor keuangan yang salah satunya melalui FDI
dapat mengisi kelangkaan sumber daya modal pembangunan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. FDI memberikan eksternalitas positif
melalui peningkatan transfer teknologi, kemampuan teknis, kemampuan
manajerial, dan kemampuan intelektual tenaga ahli bagi negara penerima modal.
FDI diarahkan untuk menggantikan peranan utang luar negeri karena dinilai lebih
stabil dan kurang sensitif terhadap suku bunga internasional dan nilai tukar mata
uang. Dampak tidak langsung dari FDI antara lain dapat meningkatkan
produktivitas, kinerja, efisiensi, dan daya saing dari perusahaan domestik dalam
sektor yang sama, bahkan sering kali juga dapat meningkatkan nilai ekspor. Lebih
jauh lagi, FDI dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan pendapatan
masyarakat di suatu negara, sehingga berpotensi mengurangi tingkat kemiskinan
di negara tersebut (Soekro, 2008).
Jumlah aliran dana FDI yang masuk ke negara ASEAN tahun 1999 jika
dibandingkan dengan saat krisis moneter Asia tahun 1997-1998, secara nominal
mengalami peningkatan sebesar 29,06 persen namun secara proporsional terhadap
total aliran dana FDI di seluruh dunia mengalami penurunan sebesar 0,73 persen.
Untuk kasus krisis minyak dunia tahun 2005, jumlah aliran dana FDI yang masuk
ke negara ASEAN tahun 2006 secara nominal mengalami peningkatan sebesar
39,17 persen begitu pula secara proporsional terhadap total aliran dana FDI di
seluruh dunia mengalami peningkatan sebesar 0,20 persen. Bahkan, jumlah aliran
dana FDI yang masuk ke negara ASEAN tahun 2010 pasca krisis keuangan global
2008-2009 meningkat cukup tajam sebesar 108,61 persen secara nominal dan 3,07
5
persen secara proporsional terhadap total aliran dana FDI di seluruh dunia (Tabel
1.1).
Tabel 1.1 Jumlah FDI Net Inflow Total Negara ASEAN dan Dunia
Tahun 1995-2010 (US $)
Tahun
(1)
Jumlah FDI Net Inflow
ASEAN
DUNIA
(2)
(3)
1995
28.224.868.916,17
341.280.531.032,52
1996
30.572.936.676,97
391.789.216.029,64
1997
34.357.908.691,62
485.251.556.303,45
1998
22.309.843.011,16
724.673.476.373,33
1999
28.792.553.767,54
1.224.342.509.701,29
2000
23.655.793.496,42
1.623.243.305.783,75
2001
20.174.888.581,58
888.861.531.664,14
2002
17.312.202.958,37
746.334.698.235,28
2003
24.840.417.288,47
650.655.744.030,21
2004
36.436.657.053,08
783.530.509.181,31
2005
40.735.667.556,75
1.211.357.564.324,90
2006
56.692.058.760,72
1.594.554.016.227,71
2007
75.731.498.831,00
2.352.054.660.128,76
2008
46.906.977.888,27
1.905.578.076.952,90
2009
37.930.806.633,84
1.345.874.105.284,38
2010
79.128.651.936,21
1.343.624.607.409,78
Sumber: UNCTAD (1995-2010), Data Diolah.
Almasaied (2004) menyatakan bahwa peningkatan jumlah aliran dana FDI
di negara ASEAN diharapkan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang
mengingat besarnya potensi ekonomi yang baik untuk investasi di negara kawasan
Asia Tenggara ini. Investor asing tertarik untuk menanamkan modal di negara
6
ASEAN karena reputasi negara ASEAN yang fundamental secara makroekonomi.
Perekonomian negara ASEAN dinamis karena memiliki sedikit defisit fiskal, nilai
tukar mata uang yang stabil, tingkat tabungan domestik yang tinggi, dan tingkat
partisipasi angkatan kerja yang tinggi. Kondisi pasar, kebijakan kebebasan
perdagangan internasional, termasuk kebijakan liberalisasi FDI merupakan daya
tarik lain bagi investor asing untuk menanamkan modalnya dalam bentuk FDI di
negara ASEAN. Peningkatan aliran dana FDI ke negara ASEAN diharapkan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara ASEAN.
1.2
Perumusan Masalah
Hady (2001) menyatakan bahwa FDI memberikan dampak positif dan
negatif bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dampak positif FDI terhadap
pertumbuhan ekonomi antara lain sebagai sumber pembiayaan jangka panjang dan
pembentukan modal serta sebagai sarana transfer teknologi dan pengetahuan di
bidang manajemen dan pemasaran. FDI tidak akan memberatkan neraca
pembayaran karena tidak ada kewajiban pembayaran utang dan bunga, sedangkan
transfer keuntungan didasarkan kepada keberhasilan FDI yang dilakukan oleh
perusahaan asing tersebut. FDI diupayakan untuk meningkatkan pembangunan
regional dan sektoral dengan meningkatkan persaingan dalam negeri dan
kewirausahaan yang sehat, serta meningkatkan lapangan kerja.
Pengaruh negatif FDI terhadap pertumbuhan ekonomi antara lain
mendorong munculnya dominasi industrial, meningkatkan ketergantungan
teknologi, memengaruhi perubahan budaya. Dominansi FDI dapat menimbulkan
7
gangguan pada perencanaan ekonomi karena terjadi intervensi oleh home
government dari negara penanam modal. Secara sektoral mungkin aliran modal
internasional ini akan ditentang oleh kelompok pemilik faktor produksi tertentu
karena terjadinya redistribusi pendapatan dari pemilik faktor produksi lainnya
(tenaga kerja, tanah/bangunan) ke pemilik modal.
Uraian diatas menyatakan bahwa pengaruh FDI terhadap pertumbuhan
ekonomi berbeda antar negara. Contoh kasus dimana FDI memberikan pengaruh
positif terhadap pertumbuhan ekonomi terjadi di Srilanka (Balamurali dan
Bogahawatte, 2004), China (Xiaohong, 2009), Nigeria (Adegbite dan Ayadi,
2010), Asia (Tiwari dan Mutascu, 2011), dan Bangladesh (Adhikary, 2011). FDI
bisa juga memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi sektor
primer seperti di Negara OEDC (Alfaro, 2003). Bahkan, FDI bisa tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi seperti di Pakistan (Falki, 2009).
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah
bagaimana pengaruh FDI tehadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN. Hal ini
tergantung pada kondisi perekonomian, teknologi, dan institusional dari negara
tempat penanaman modal FDI tersebut.
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi
negara ASEAN.
8
1.4
Manfaat Penelitian
Secara umum manfaat dari penelitian mengenai analisis pengaruh FDI
terhadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN antara lain:
1.
Bagi pemerintah negara ASEAN selaku pengambil kebijakan, penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan dasar pengambilan kebijakan
ekonomi dalam menyusun rencana-rencana atau strategi pembangunan yang
bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat melalui FDI.
2.
Bagi akademisi dan peneliti berikutnya, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi acuan
dan sumber referensi untuk penelitian lebih mendalam
mengenai pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi.
3.
Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat membuka cakrawala berfikir
pembaca serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca
mengenai pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi.
4.
Bagi penulis, melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana
penerapan dan peningkatan pemahaman terhadap ilmu pengetahuan dan
wawasan di bidang ekonomi yang selama ini dimiliki penulis.
Download