1 27 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah

advertisement
27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang Masalah
Setiap menit diseluruh dunia 380 wanita mengalami kehamilan, 190
merupakan kehamilan tidak direncanakan dan tidak diinginkan, 110 diantaranya
mengalami komplikasi terkait kehamilan, dan 40 wanita mengalami aborsi tidak
aman dan 1 wanita meninggal. Sedangkan angka kesakitan wanita disetiap negara
sulit untuk dijelaskan dan diukur (Varney, 2006).
Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2012 sebesar 359 kasus
per 100.000 Kelahiran Hidup (KH). Angka ini menunjukkan peningkatan jika
dibandingkan dengan AKI tahun 2008 hanya 228 /100.000 KH. Angka Kematian
Bayi (AKB) Indonesia tahun 2012 juga tidak mengalami penurunan secara
signifikan yaitu 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup (Badan Pusat statistik et
al., 2012).
Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah tahun 2012 melaporkan peningkatan
AKB dan AKI bila dibandingkan tahun sebelumnya. AKB Provinsi Jawa Tengah
tahun 2012 sebesar 10,75/1.000 kelahiran hidup, meningkat bila dibandingkan
dengan tahun 2011 sebesar 10,34/1.000. Angka kematian ibu Provinsi Jawa
Tengah tahun 2012 sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup, mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar
116,01/100.000 kelahiran hidup. Tiga Kabupaten penyumbang terbesar AKI
tertinggi adalah Kabupaten Brebes sebesar 51/100.000 kelahiran hidup,
Kabupaten Tegal sebesar 39/100.000 kelahiran hidup dan Kabupaten Pemalang
35/100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2012).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, kematian ibu masih
banyak disebabkan kasus tiga terlambat dan empat terlalu. Tiga terlambat
meliputi, terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan,
terlambat dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan, dan terlambat ditangani oleh
tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Sedangkan empat terlalu, yaitu
terlalu tua hamil (diatas usia 35 tahun) sebanyak 27%, terlalu muda untuk hamil
1
2
(dibawah usia 20 tahun) sebanyak 2,6%, terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4)
sebanyak 11,8% dan terlalu dekat (jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun).
Upaya menurunkan kematian ibu dan anak seharusnya tidak hanya
dilakukan dengan upaya kuratif dan rehabilitatif, tetapi juga melalui upaya
preventif dan promotif menjadi tombak untuk menghilangkan penyebab kematian
ibu dan anak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi
faktor risiko sebelum dimulainya kehamilan sehingga asuhan yang tepat dapat
dipersiapkan sesuai kondisi ibu.
Sejak tahun 1980an kebidanan telah menekankan upaya mencegah hasil
akhir kehamilan yang buruk dengan memberi tindakan perawatan prenatal
berkualiatas. Penatalaksanaan ini meningkatkan prognosa baik terhadap penyakit
diabetes mellitus dalam kehamilan, persalinan preterm, penyakit jantung, dan
gangguan hipertensi (Varney, 2006).
Czeizel (2012) mengemukakan bahwa pelayanan prakonsepsi menurunkan
angka kelahiran prematur sebesar 5,0% sampai dengan 9,2% dan sangat signifikan
untuk menurunkan angka kelahiran dengan kelainan kongenital, neural-tube
defects, dan malformasi jantung, bahkan mampu mengikutsertakan suami dalam
perencanaan keluarga berencana. Beberapa tahun ini, perawatan prenatal banyak
dilakukan evaluasi secara kritis. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa waktu yang
tepat mencegah komplikasi kehamilan adalah sebelum seorang wanita hamil
(Varney, 2006).
Perawatan prakonsepsi memiliki banyak keuntungan dan variasi,
diantaranya memungkinkan identifikasi penyakit medis, pengkajian kesiapan
psikologis, keuangan, dan pencapaian tujuan hidup (Varney, 2006). Penelitian
Jack et al., (2008) mengemukakan topik-topik penting yang disarankan dalam
perawatan prakonsepsi meliputi pendidikan kesehatan pada wanita dan
pasangannya (health promotion), identifikasi faktor risiko (risk assessment), dan
asuhan sesuai dengan faktor risiko (interventions) pada wanita dan pasangannya
untuk mengurangi faktor risiko yang dapat mempengaruhi kehamilannya dimasa
yang akan datang.
3
Pengendalian perilaku sehat pada wanita dan pasangannya merupakan
faktor penting dalam persiapan kehamilan. Perilaku berisiko seperti merokok,
minum alkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang dapat berpengaruh pada
kesuburan (Frey, 2008). Plasenta previa, solusio plasenta, ketuban pecah dini dan
kehamilan dengan faktor risiko lainnya dapat meningkat pada wanita yang
merokok (Davidson, 2012).
Center for Disease Contol and Prevention (CDC) tahun 2009 (dalam
Davidson, 2012) melaporkan sebanyak 13% dari wanita yang merokok pada tiga
bulan pertama kehamilannya dan wanita menjadi perokok pasif, 20% melahirkan
bayi dengan berat badan lahir rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Weng et al,
tahun 2008 menyatakan tingginya dosis kafein yang diminum selama kehamilan,
meningkatkan risiko keguguran. Bailey and Sokol (2008) mengemukakan
konsumsi alkohol selama kehamilan dapat mengakibatkan fetal alkohol syndrom,
birth defect dan berat badan lahir rendah.
Selain itu, masalah gizi menjadi masalah yang sangat penting dalam masa
prakonsepsi. de Weerd (2003) menyatakan bahwa asupan gizi dan gaya hidup
yang tidak memadai akan merugikan outcome kehamilan. Barger (2010)
menambahkan bahwa status gizi selama kehamilan akan berdampak pada outcome
baik ibu maupun bayinya.
Studi yang dilakukan pada enam juta pasangan infertil di Amerika Serikat
mengungkapkan etiologi dari infertilitas berhubungan dengan anemia, kadar
vitamin B-12 dan asam folat yang rendah (American Dietetic Association, 2004).
Sedangkan diet yang buruk dapat mengakibatkan defisiensi dari vitamin dan
mineral essensial tidak hanya berhubungan pada epidemiologi obesitas dan
penyakit penuaan, tetapi juga kegagalan fungsi reproduksi (Huijgen, 2013).
Dari beberapa literature diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan dan informasi kesehatan yang diberikan dalam bentuk konseling
kepada pasangan yang merencanakan kehamilan mengenai gaya hidup sehat dan
asupan zat gizi sesuai kebutuhan dapat merubah perilaku hidup pasangan tesebut.
Disamping itu, outcome kehamilan dapat semakin berkualitas dengan adanya
perencanaan kehamilan yang lebih dini.
4
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan diatas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut “Apakah konseling gaya hidup dan asupan zat gizi pada masa
prakonsepsi yang diberikan dapat memperbaiki kualitas gaya hidup dan asupan
zat gizi pasangan yang merencanakan kehamilan?”
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan umum
Mengetahui efektivitas konseling gaya hidup dan asupan zat gizi pada masa
prakonsepsi untuk memperbaiki kualitas gaya hidup dan asupan zat gizi pada
pasangan yang merencanakan kehamilan.
2.
Tujuan khusus
a. Membandingkan perubahan kebiasaan merokok sebelum dan sesudah
dilaksanakan konseling.
b. Membandingkan perubahan kebiasaan minum minuman berkafein sebelum
dan sesudah dilaksanakan konseling.
c. Membandingkan perubahan kebiasaan berolahraga sebelum dan sesudah
dilaksanakan konseling.
d. Membandingkan perubahan asupan zat gizi sebelum dan sesudah
dilaksanakan konseling.
e. Mengetahui pengaruh umur, pendidikan, dan tingkat pendapatan terhadap
efektivitas konseling gaya hidup dan asupan zat gizi pada masa
prakonsepsi.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna:
1. Secara teoritis:
Diharapan hasil penelitian mampu memberikan informasi mengenai asupan zat
gizi dan gaya hidup yang menunjang perencanaan kehamilan sehingga mampu
menghasilkan outcome berkualitas yakni kondisi ibu dan bayi yang sehat.
5
2. Secara praktis:
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan motivasi dalam pemberian pelayanan
prakonsepsi terutama dalam pembuatan program pelayanan prakonsepsi
sehingga terdapat standar yang baku dan baik yang dapat dilaksanakan disetiap
pelayanan kesehatan primer.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang dilakukan, terdapat sejumlah
studi yang mirip, namun tidak sama dengan penelitian ini, diantara studi-studi
tersebut adalah:
6
Tabel 1. Keaslian Penelitan
No
Peneliti
Tema
Konseling
prakonsepsi
terhadap
perubahan
gaya
hidup
dan perilaku
sebelum dan
selama
kehamilan
Preconception
Nutritional
Intake
and
Lifestyle
Factors
Metode
penelitian
Rindomized
controlled
trial
1.
Elsinga,
et al.
(2008)
2.
de
Weerd,
et al.
(2003)
3.
J. Lum,
et al.
(2011)
Gaya
hidup
dan perilaku
wanita yang
ingin hamil
Cohort
4.
Chuang,
et al.
(2011)
Hubungan
keinginan
untuk hamil
dengan
perilaku sehat
pada
masa
prakonsepsi
Study
corelative
dengan
pendekatan
crosssection
al
5.
Frey, et
al.
(2008)
Review jurnal
“The Clinical
Content
of
Preconception
Care:
Preconception
Care for Men”
MetaAnalisis
Explorative
Studysemiquantita
tive
Analisis hasil penelitian
Perbedaan
Terdapat
peningkatan
signifikan penggunaan asam
folat (adjusted OR 4,93;95%,
CI 2,81-8,66), penurunan
konsumsi alkohol pada 3
bulan pertama kehamilan
(adjusted OR 1,79;95%, CI
1,08-2,97)
Subject
penelitian,
variabel
penelitian,
metode
konseling
dan
isi
konseling
Dari
9
wanita
yang
merencanakan kehamilan, 5
diantaranya
mengendalikan
kebiasaan merokoknya dan
hampir semua wanita yang
merencanakan
kehamilan
mengurangi konsumsi alkohol.
Wanita yang merencanakan
kehamilan mempunyai median
yang lebih tinggi dalam intake
micronutrient
dibanding
kontrol.
Menunjukkan nilai signifikan
pada penurunan konsumsi
kafein (est= -0,52;95%, CI 0,70 sampai -0,33) begitu pula
dengan konsumsi alkohol dan
rokok (est= -0,15;95%, CI 0,28 sampai -0,02) dan (est= 1,65;95%, CI -3,12 sampai 0,19)
Hasil penelitian menunjukkan
wanita yang ingin hamil
dalam
12
bulan
mengkonsumsi
suplemen
asam folat lebih tinggi dari
pada wanita yang tidak ingin
hamil (adjusted OR 1,57;95%,
CI
1,21-2,04).
Tetapi
keinginan untuk hamil tidak
berhubungan
dengan
kebiasaan
merokok
dan
minum alkohol.
Review
ini
memaparkan
pentingnya
pelayanan
prakonsepsi untuk pria yang
dapat mendukung peningkatan
keluarga berencana, kualitas
outcome dari
kehamilan,
kesehatan reproduksi, perilaku
sehat
pada
pria
dan
menyiapkan pria sebagai ayah.
Rancangan
penelitian,
subject
penelitian,
dan variabel
penelitian
Rancangan
penelitian,
variabel
penelitian,
dan subject
penelitian
Rancangan
penelitian,
subject
penelitian
dan variabel
penelitian
Persamaan:
mengikutsert
akan subject
pria
Download