PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - SINGAPURA BULAN : JANUARI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Singapura 1. Total perdagangan Singapura dengan Dunia pada bulan Januari 2015 sebesar S$ 76,37 miliar atau turun sebesar 7,18% dibanding bulan Januari 2014 yang tercatat sebesar S$ 82,28 miliar. 2. Total ekspor Singapura pada bulan Januari 2015 sebesar S$ 42,43 miliar, turun 1,57% dibandingkan Januari 2014, yang mencapai S$ 43,11 miliar. Sementara itu, re-ekspor naik 12,7%, disebabkan peningkatan re-ekspor elektronik sebesar 23,5% dan re-ekspor non-elektronik sebesar 2,0 %. Total impor Singapura pada bulan Januari 2015 sebesar S$ 33,94 miliar, atau turun sebesar 13,36% apabila dibandingkan dengan bulan Januari 2014. 3. Neraca perdagangan Singapura pada bulan Januari 2015 mencatat surplus S$ 8,50 miliar, atau meningkat sebesar 115,61% dibanding bulan Januari 2014. 4. Pada bulan Januari 2015 ekspor Singapura terbesar ditujukan ke China dengan nilai sebesar S$ 5,84 miliar, atau sebesar 13,75% dari total ekspor Singapura ke Dunia, dan naik sebesar 16,24% dibanding bulan Januari 2014. Secara berurutan, negara tujuan ekspor Singapura adalah Hongkong S$ 5,10 miliar, atau naik sebesar 10,66%; Malaysia S$ 4,47 miliar (-7,84%); Indonesia S$ 3,37 miliar (-18,98%), dan Amerika Serikat S$ 2,47 miliar (+4,75%) serta ke Korea Selatan S$ 1,87 miliar (+4,32%). 5. Negara asal impor Singapura terbesar bulan Januari 2015 adalah China, yang nilainya mencapai S$ 4,95 miliar, atau 14,59% dari total impor Singapura dari Dunia, dan nilai impor ini naik sebesar 3,22% dibanding bulan Januari 2014. Negara asal terbesar kedua, adalah Malaysia dengan nilai impor S$ 3,96 miliar, atau turun 9,32% dibanding bulan Januari 2014. Impor dari Amerika Serikat sebesar S$ 3,82 miliar (-5,99%); Taiwan sebesar S$ 2,59 miliar (-19,84%); Jepang S$ 1,91 miliar (+6,57%), dan Indonesia sebesar S$ 1,84 miliar (-15,02%). B. Perkembangan perdagangan bilateral Indonesia dengan Singapura 1. Total perdagangan Indonesia dengan Singapura pada Januari 2015 sebesar S$ 5,21 miliar, turun sebesar 17,63% dibanding Januari 2014, yang tercatat S$ 6,32 miliar. 2. Neraca perdagangan Indonesia-Singapura bulan Januari 2015 tercatat defisit bagi Indonesia sebesar S$ 1,53 miliar, turun 23,26% dibanding defisit bulan Januari 2014. Defisit neraca perdagangan, disebabkan impor Indonesia dari Singapura mencapai S$ 3,37 miliar, sedangkan ekspor Indonesia ke Singapura hanya sebesar S$ 1,84 miliar. Pada bulan Januari 2015, Indonesia merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-4 bagi Singapura, dengan pangsa 7,94%, juga merupakan negara asal impor terbesar ke-6 dengan pangsa 5,42%. C. Lain-lain 1. Kinerja Ekonomi Singapura kuartal keempat tahun 2014 melambat. PDB Singapura meningkat 1,5 % (yoy) pada kuartal keempat tahun 2014, namun lebih rendah dibanding kenaikan sebesar 2,8% pada kuartal ketiga (Q3). Sektor manufaktur turun sebesar 2%, berbanding terbalik dengan kenaikan 1,7% pada Q3. Penurunan tersebut terutama disebabkan penurunan output transportasi, elektronik dan manufaktur umum. Sektor konstruksi meningkat 0.8%, namun lebih rendah dari pertumbuhan 1,3% pada Q3, keadaan tersebut terutama didukung kegiatan konstruksi sektor publik. Sektor servis meningkat 2.6%, melebihi pertumbuhan 3,4% di Q3 yang terutama didorong sektor keuangan & sektor asuransi, serta layanan bisnis. Secara basis quarter-on-quarter, ekonomi tumbuh sebesar 1,6% lebih lambat dibandingkan dengan 3,1% pada Q3. Sektor manufaktur mengalami kontraksi sebesar 5,8%, berbanding terbalik dengan pertumbuhan 3% yang tercatat di Q3. Sektor konstruksi tumbuh 8%, meningkat dari ekspansi 0,1% pada Q3 serta sektor jasa tumbuh 3,8%, hampir sama dengan ekspansi 3,6% pada Q3. 2. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Singapura tahun 2015 . Prospek ekonomi global dalam beberapa bulan terakhir dan pertumbuhan ekonomi 2015 diharapkan lebih baik daripada tahun 2014. Laju pemulihan cenderung merata di seluruh negara, dengan ekonomi Amerika Serikat (AS) menjadi barometer utama. Pada tahun 2015, perekonomian AS diharapkan dapat tumbuh lebih cepat, yang didukung oleh permintaan. Di AS, ada ketidakpastian terhadap kapan Federal Reserve (Fed), akan menaikkan suku bunga Fed Fund. Kondisi moneter yang ketat dapat membebani pasar keuangan AS dan sentimen bisnis. Pertumbuhan di zona euro diperkirakan tetap lemah, karena pasar tenaga kerja lesu dan tekanan deflasi. Di zona euro, pertumbuhan yang lambat dan inflasi yang rendah, meningkatkan kekhawatiran bahwa zona euro, akan jatuh ke dalam tingkat deflasi berlebihan. Pertumbuhan China diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan tahun 2015. Di China, adanya koreksi tajam di pasar real estat, bisa menjadi efek negatif yang ekstrim terhadap konstruksi dan kegiatan investasi real estat, dan pada gilirannya menyebabkan perlambatan yang tajam bagi perekonomian China. Di dalam negeri saja, pasar tenaga kerja diperkirakan akan tetap ketat, dengan tingkat pengangguran yang rendah. Sehingga, tenaga kerja sektor padat seperti konstruksi, jasa ritel dan makanan, dapat terbebani oleh kendala tenaga kerja. Namun, sektor dalam negeri lainnya seperti layanan bisnis diharapkan dapat tetap bertahan. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas dan adanya resiko penurunan, ekonomi Singapura diperkirakan akan tumbuh pada tingkat yang moderat antara dua persen hingga empat persen, pada tahun 2015. Sumber : Laporan Atdag Singapura, Pebruari 2015