BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pesat pada industri perbankan mengharuskan para manajer memahami berbagai faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank sehingga bisa melakukan berbagai keputusan yang tepat. Industri perbankan sendiri adalah industri yang dipengaruhi berbagai faktor baik itu internal maupun eksternal. Fadjar, Esti, dan Prihatini (2013) melakukan analisa atas faktor internal yang terdiri atas CAR, NPL, BOPO dan LDR terhadap faktor eksternal yang terdiri atas nilai tukar, tingkat bunga dan inflasi terhadap return on asset (ROA) bank umum pada sektor perbankan di Indonesia dengan rentang waktu 2007 – 2010. Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor eksternal dan CAR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap bank umum di Indonesia. Profit adalah tujuan utama pada institusi-institusi penghasil profit, sehingga bank termasuk para manajernya diharuskan untuk mengerti sepenuhnya konsep profit bank terkait nilai tukar dalam operasional bank itu sendiri, karena selain dari pendapatan yang timbul atas komisi dan fee dari transaksi forex, para manajer bank sebagai pembuat keputusan harus bisa menginvestigasi efek dari perubahan kurs terkait cadangan dan pendapatan dan risiko apa yang dihadapi untuk memastikan para stakeholder mendapatkan keuntungan maksimal (Babazadeh dan Farroukhnejad. 2012). Seperti kebanyakan perusahaan lainnya, bank juga terpengaruh oleh 1 perubahan nilai tukar. Pengaruh dari nilai tukar dapat dilihat dengan jelas pada bank yang melakukan transaksi mata uang asing dan bank yang menjalankan operasi di luar negeri. Salah satu risiko yang dihadapi perbankan adalah risiko nilai tukar dimana risiko ini timbul karena perubahan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang yang lain. Sektor keuangan tidak kebal terhadap perubahan nilai tukar, tetapi lebih sensitif dibandingkan sektor lainnya sebagai akibat dari praktik manajemen risiko yang tidak komprehensif (Demir dan Solakoglu. 2009). Dalam prakteknya, industri perbankan di Indonesia tidak hanya memberikan kredit dalam mata uang Rupiah saja. Perkembangan pasar global juga memberikan dampak semakin besarnya kebutuhan mata uang asing terutama US Dollar yang digunakan industri dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Pembelian aset tetap, bahan baku, dan kebutuhan bisnis lainnya banyak memerlukan sumberdaya dari luar Indonesia, dimana mayoritas transaksi menggunakan US Dollar. Kondisi perekonomian dunia yang saat ini tidak stabil, menyebabkan perubahan nilai tukar antar mata uang yang cukup fluktuatif. Berbagai peristiwa dunia baik yang merupakan peristiwa ekonomi seperti krisis hutang eropa, ataupun bencana besar seperti tsunami Jepang, turut memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian dunia. Globalisasi telah memberikan pula dampak ekonomi yang global dari tiap-tiap kejadian besar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Bank sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan, tentunya ikut 2 terpengaruh dengan banyaknya transaksi bisnis yang dilakukan menggunakan mata uang asing. Kredit yang disalurkan dalam mata uang asing pun jumlahnya sangat besar. Pada bank-bank asing yang mayoritas memiliki pasar industri asing, komponen kredit dalam mata uang asing ini bisa mencapai 50% lebih dari keseluruhan kredit yang diberikan. Sumber keuntungan utama dalam Industri perbankan adalah bunga dari kredit yang diberikan kepada debitur. Jika Bank memberikan kredit dalam mata uang asing, tentunya bunga yang didapat juga dalam mata uang asing. Perubahan nilai tukar mata uang bisa saja meningkatkan keuntungan bank jika bank mendapatkan bunga dengan nilai mata uang yang lebih tinggi dari saat awal pemberian kredit, dan juga sebaliknya menurunkan keuntungan jika bank mendapatkan bunga dengan nilai mata uang yang lebih rendah dari saat awal pemberian kredit. Perubahan nilai tukar mata uang juga akan berdampak pada kegiatan bisnis debitur, dimana debitur bisa saja mengalami kesulitan membayar bunga dalam mata uang asing, ketika nilainya meningkat sedangkan sumber pendanaan debitur itu sendiri dalam mata uang lokal. Jika hal ini terjadi maka bisa saja kredit yang diberikan bank bermasalah, karena debitur mengalami kesulitan dalam membayar kembali hutangnya. Permasalahan yang timbul atas pergerakan mata uang ini adalah apakah hal tersebut bisa mempengaruhi bank dalam hal profitabilitas. Masalah ini menarik bagi saya karena saat ini saya bekerja dalam sebuah bank asing dimana pergerakan 3 nilai mata uang selalu menjadi perhatian dalam pengambilan keputusan bisnis bank.` Industri perbankan juga merupakan industri yang diatur dengan ketat (highly regulated). Salah satu ketentuan yang diwajibkan oleh Bank Indonesia, bank wajib memiliki Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (Capital Adequacy Ratio) minimal 8% dimana pelanggaran terhadap ketentuan tersebut bisa berujung kepada pembekuan operasi bisnis bank. Salah satu dari kebutuhan terpenting dari bank dan lembaga keuangan adalah kecukupan modal dan oleh karena itu setiap bank dan lembaga keuangan lainnya harus menjaga keseimbangan antara modal dan risiko yang ada dari setiap asetnya untuk menjaga stabilitas (Bateni, Vakilifard dan Asghari. 2014). Penyediaan modal bertujuan untuk menyokong bank dalam mengembangkan bisnisnya dan juga sebagai indikator kekuatan pemilik bank dalam menjaga stabilitas bisnis bank. Bank yang memiliki permodalan yang baik diharapkan dapat tumbuh dan bertahan dalam berbagai kondisi ekonomi. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013, Bank wajib menyediakan modal minimum sesuai profil risiko. Penyediaan modal minimum dihitung dengan menggunakan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM). Penyediaan modal minimum ditetapkan paling rendah sebagai berikut: 8% (delapan persen) dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Bank dengan profil risiko peringkat 1 (satu); 4 9% (sembilan persen) sampai dengan kurang dari 10% (sepuluh persen) dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 2 (dua); 10% (sepuluh persen) sampai dengan kurang dari 11% (sebelas persen) dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 3(tiga); atau 11% (sebelas persen) sampai dengan 14% (empat belas persen) dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 4 (empat) atau peringkat 5 (lima). Bank Indonesia juga berwenang menetapkan modal minimum lebih besar dari modal minimum dalam hal Bank Indonesia menilai Bank menghadapi potensi kerugian yang membutuhkan modal lebih besar. Aset terbesar di industri perbankan adalah kredit. Sejalan dengan hal tersebut, pendapatan terbesar Bank diperoleh dari bunga yang diberikan atas kredit tersebut. Jika terjadi masalah atas kredit tersebut, maka bank akan secara langsung menerima dampak atas masalah tersebut. Jika pembayaran kredit gagal, maka kemampuan bank untuk memberikan kredit baru akan terganggu dan pendapatan bank akan menurun karena pendapatan bunga tidak bisa ditagih, selain itu bank harus menyediakan cadangan yang akan mengurangi permodalan bank (Buchory. 2014). Kualitas kredit dari bank diukur menggunakan rasio NPL. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP 25 Oktober 2011 mengenai Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum kredit bermasalah adalah kredit kepada pihak ketiga bukan bank yang tergolong kurang lancar, diragukan dan macet. 5 Semakin tinggi tingkat NPL, semakin besar risiko kredit yang dihadapi bank dan tentunya akan berpengaruh pada efisiensi bank (Buchory. 2014). Tabel 1.1 Perbandingan rata-rata CAR, NPL dan ROE pada Bank Asing dan Bank Domestik Kategori Bank Asing Bank Domestik 1.2 CAR 25.59 19.62 NPL 0.74 0.99 ROE 11.04 17.89 Perumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh nilai tukar, Capital Adequacy Ratio dan Non Performing Loan terhadap Profitabilitas bank asing dan bank domestik di Indonesia? 1.3 Batasan Masalah Pada penelitian ini penulis membatasi pengunaan variabel nilai tukar hanya pada nilai tukar Dollar Amerika Serikat (USD) terhadap Rupiah dengan pertimbangan penggunaan USD sebagai mata uang transaksi yang mayoritas digunakan perusahaan. 1.4 Pertanyaan Penelitian Apakah terdapat pengaruh signifikan dari nilai tukar, Capital Adequacy Ratio dan Non Performing Loan terhadap Profitabilitas bank asing dan bank domestik di Indonesia? 6 1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah dan pertanyaan penelitan diatas maka tujuan analisa dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk menguji pengaruh nilai tukar, Capital Adequacy Ratio dan Non Performing Loan terhadap Profitabilitas bank asing dan bank domestik di Indonesia. 1.6 Manfaat Penelitian Bagi manajemen bank, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran dalam mengevaluasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja bank sehingga manajemen dapat mengambil keputusan yang tepat dengan kondisi yang ada. Bagi penulis, hasil penelitian ini akan menambah bukti empiris perbandingan pengaruh nilai tukar, CAR dan NPL terhadap bank asing dan bank domestik di Indonesia. Bagi akademisi, diharapkan akan menambah wawasan dan sebagai referensi dalam penelitian-penelitian sejenis di masa yang akan datang. 1.7 Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini masing-masing bab akan membahas sebagai berikut : BAB I: PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. 7 BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan mengulas teori-teori dalam literatur dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Literatur yang digunakan terutama mengenai penilaian tingkat kesehatan bank. Termasuk di dalam bab ini adalah penjabaran mengenai hipotesis penelitian. BAB III: METODA PENELITIAN Bab ini akan mengulas tentang metode yang digunakan dalam penelitian, model analisis, operasional variabel dan analisis data dan uji hipotesis. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil penelitian yang diperoleh melalui analisis data serta pembahasannya. BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini akan disampaikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian terutama yang berkaitan dengan tujuan penelitian, memberikan saransaran yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, serta keterbatasanketerbatasan yang ada pada penelitian ini. 8