BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ketoprak adalah teater yang amat populer di Jawa Tengah khususnya
Yogyakarta ini dan berusia cukup tua. Sekurang-kurangnya embrio teater ini sudah
muncul, meskipun baru tahun 1909 mencapai bentuk awalnya, dan akhirnya tahun
1920-an telah menjadi teater ketoprak yang sesungguhnya. Mula-mula hanya
merupakan permainan orang-orang desa menabuh lesung secara berirama di waktu
bulan purnama (gejog). Selanjutnya ditambah tembang dan nyanyian. Jadi bukan
merupakan tontonan. Kebiasaan rakyat desa ini dilihat oleh Wreksodiningrat dan
dikembangkan dengan menambah alat-alat musik seperti kendhang, terbang, suling,
kecrek dan ontowecono, dan dibawa ke Solo dari Klaten. Tahun 1909 dipentaskan
untuk pertama kali di depan penonton. Dengan cepat berkembang dari tahun 1924
(Jakob Sumardjo, 1997:60).
Pedhut Jatisrana merupakan sebuah judul naskah drama ketoprak karya
Bondan Nusantara. Naskah sebanyak 18 halaman ini memuat permasalahan yang
sangat kompleks, mulai dari konflik intrapersonal, interpersonal, intragroup, ataupun
intergroup. Ketoprak Pedhut Jatisrana peneliti ketahui pertama kali pada acara
Festival Ketoprak Pelajar yang diadakan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta
pada tanggal 2 bulan Desember tahun 2012.
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Lakon Pedhut Jatisrana ini merupakan cerita ketoprak dengan latar belakang
sejarah perjanjian Giyanti di era perjuangan Pangeran Sambernyawa.
Peristiwa
sejarah itu dituturkan oleh rakyat kecil melalui sosok Banendra yang waktu itu
berprofesi sebagai abdi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara. Akan
tetapi yang menjadi sorotan dari cerita Pedhut Jatisrana tersebut bukan peristiwa
sejarahnya, namun sebuah keluarga rakyat kecil yang berada di wilayah Jatisrana.
Cerita ini bukan termasuk istana sentris, sejarah hanya berupa latar, sedangkan pokok
permasalahan timbul dalam keluarga itu sendiri.
Ketoprak Pedhut Jatisrana karya Bondan Nusantara disajikan dalam kemasan
satu kelir saja. Awal hingga akhir cerita setting atau latarnya tidak berubah. Ia
memilih latar peristiwa menggunakan halaman rumah di sebuah desa tahun 1755
sebagai setingnya. Permasalahan yang menjadi sorotan dalam drama Pedhut
Jatisrana adalah mengenai inferioritas seorang perempuan dalam menghadapi
perjalanan cintanya di sebuah wilayah Jatisrana.
Drama Pedhut Jatisrana karya Bondan Nusantara pernah dipentaskan
beberapa kali oleh kelompok seni, di antaranya sebagai berikut.
1. Festival Ketoprak Jawa Bali bulan April tahun 2006 di gedung Wayang Orang
Sriwedari oleh Forum Komunikasi Ketoprak Bantul (FKKB).
2. Festival Ketoprak antar Kecamatan 2012 yang diselenggarakan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) DIY pada tanggal 1-5 Juli 2012 di
Gedung Societet oleh Kecamatan Wirobrajan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
3. Festival Ketoprak Pelajar pada tanggal 2 Desember 2012 di Teater Besar Institute
Seni Indonesia (ISI) Surakarta oleh kelompok seni Gumregah.
4. Pertunjukan Ketoprak pada tanggal 7 Februari 2013 di Teater Arena Taman
Budaya Jawa Tengah (TBJT) oleh kelompok seni Gumregah.
Pria kelahiran Yogyakarta, 6 Oktober 1952 ini mempunyai wawasan tentang
kehidupan yang sangat luas. Karya Bondan Nusantara tidak diragukan lagi,
permasalahan yang dihadirkan tergolong kompleks dan update. Karya-karyanya
digemari oleh masyarakat dan mampu bersaing dengan yang lain. Naskah ketoprak
Pedhut Jatisrana apabila dilihat dari segi pengarang, Bondan Nusantara merupakan
salah satu pengarang drama yang terkenal. Bondan di kotanya juga merupakan
seorang figur pemain dan pembuat naskah ketoprak yang begitu disegani. Naskah –
naskahnya telah dimainkan di beberapa tempat dan disiarkan serta dimuat di beberapa
media sosial di kota Yogyakarta.
Beliau sampai sekarang juga masih produktif dan aktif menulis sekaligus
menyutradarai terutama naskah drama ketoprak. Naskah yang ditulis Bondan
Nusantara tidak hanya seputar ketoprak saja. Ia juga menulis naskah drama tari,
drama anak-anak, drama kolosal, dan juga drama dalam bahasa Indonesia.
Kemampuan dan pengalaman Bondan dalam dunia seni pertunjukan tidak diragukan
lagi. Ia merupakan pengarang dan sutradara drama yang berprestasi.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, penelitian terhadap naskah
drama pernah dilakukan. Penelitian sebelumnya yang pernah mengangkat feminisme
perempuan Jawa antara lain :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
1. Penelitian dari Udin Setiyo Utomo, jurusan Sastra Daerah UNS angkatan 2003
dengan judul “Citra Wanita Jawa dan Aspek Moralitas Dalam Cerbung Cintrong
Traju Papat Karya Suparto Broto (Sebuah Tinjauan Kritik Sastra Feminis)”.
2. Penelitian dari Wahyu Edy, jurusan Sastra Daerah UNS angkatan 2001 dengan
judul “Sikap Wanita Menghadapi Problema HIdup Dalam Cerbung Sisip Ing
Dalan Sidhatan Karya: Harwimuka (Tinjauan Kritik Sastra)”.
3. Penelitian Puji Lestari, jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Univet angkatan
1993 dengan judul “Sosok Wanita dalam Novel Ibu Karya Yunani (Tinjauan
Struktural dan Sosiologi Sastra)”.
Naskah ketoprak Pedhut Jatisrana menarik untuk dikaji karena (1) dari segi
pengarang Bondan Nusantara merupakan seorang pengarang yang produktif dan
benyak prestasi. (2) Naskah ketoprak Pedhut Jatisrana belum pernah diteliti secara
akademik menggunakan teori sastra. Naskah ketoprak ini menarik untuk dijadikan
objek penelitian ditinjau dari aspek feminis karena banyak menyoroti tentang
kehidupan dan permasalahan yang dihadapi oleh seorang wanita. (3) dari segi unsurunsur struktur naskah ketoprak Pedhut Jatisrana terdapat suatu jalinan yang utuh
diantara unsur-unsur intrinsiknya, isinya mudah dimengerti karena menampilkan
cerita tentang kehidupan di tahun 1755 dengan background perjanjian Giyanti di era
perjuangan Pangeran Sambernyawa.
Judul penelitian ini adalah Inferioritas Perempuan dalam Naskah Ketoprak
Pedhut Jatisrana karya Bondan Nusantara (Sebuah Tinjauan Feminisme). Judul itu
kami rangkai sesuai dengan isi cerita yang dari Pedhut Jatisrana tersebut sesuai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
dengan pendekatan yang digunakan yaitu feminisme untuk mengetahui sisi
keperempuanan tokoh Telasih. Tokoh Telasih pada naskah tersebut menunjukkan sisi
inferioritasnya sebagai perempuan.
B. Pembatasan Masalah
Sebuah penelitian bertujuan untuk meneliti dan memecahkan suatu masalah
dari sebuah objek yang menjadi kajian penelitian. Dalam penelitian agar mampu
mengarah pada inti permasalahan, maka diperlukan adanya pembatasan masalah yang
bertujuan untuk mengarahkan pada pokok persoalan dan tidak meluas dari apa yang
seharusnya dibicarakan.
Penelitian terhadap naskah ketoprak Pedhut Jatisrana terlebih dahulu akan
dianalisis secara struktural menurut teori Soediro Satoto (1991:41) yang meliputi
tema, amanat, alur, penokohan, latar, konflik dan cakapan yang terkandung dalam
drama. Langkah berikutnya adalah dengan membahas inferioritas perempuan dalam
naskah ketoprak Pedhut Jatisrana dengan pendekatan feminisme. Selain itu juga
menggali makna dan nilai yang terkandung di dalamnya.
C. Rumusan Masalah
Biasanya topik dalam penelitian sangatlah luas, untuk itu perlu dipersempit
sehingga lebih spesifik (Consuelo, 1993:7). Perumusan masalah bertujuan agar
peneliti lebih terfokus dan tidak melebar jauh dari ruang lingkup yang dikaji.
Berdasar latar belakang masalah tersebut, perumusan masalah adalah sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
1. Bagaimana struktur cerita dalam naskah ketoprak Pedhut Jatisrana karya Bondan
Nusantara?
2. Bagaimana aspek-aspek inferioritas perempuan pada sosok Telasih yang
tercermin dalam naskah ketoprak Pedhut Jatisrana karya Bondan Nusantara?
3. Bagaimanakah relevansi inferioritas perempuan pada naskah ketoprak Pedhut
Jatisrana karya Bondan Nusantara dengan kondisi perempuan pada zaman
sekarang?
D. Tujuan Penelitian
Penulis melakukan penelitian terhadap ketoprak dalam lakon Pedhut
Jatisrana karya Bondan Nusantara dengan tujuan sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan struktur cerita naskah ketoprak Pedhut Jatisrana karya Bondan
Nusantara sebagai karya sastra.
2. Mendeskripsikan aspek-aspek inferioritas perempuan pada sosok Telasih yang
tercermin dalam naskah ketoprak Pedhut Jatisrana karya Bondan Nusantara.
3. Mendeskripsikan relevansi inferioritas perempuan pada naskah ketoprak Pedhut
Jatisrana karya Bondan Nusantara dengan kondisi perempuan pada zaman
sekarang.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yakni sesuatu yang bisa dirasakan dan dilaksanakan.
Manfaat terdiri atas manfaat yang bersifat teoretis dan manfaat yang bersifat praktis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
(Jauhari, 2008: 28). Hasil penelitian diharapkan mampu untuk memberikan manfaat
baik manfaat teoretis maupun manfaat praktis yaitu.
1. Manfaat teoretis
Secara teoretis hasil dari penelitian lakon Pedhut Jatisrana karya Bondan
Nusantara merupakan penerapan dan pengembangan teori-teori di bidang sastra,
khususnya feminisme dan pengembangan teori pengkajian naskah ketoprak. Hasil
penelitian ini diharapkan memperkaya wawasan kajian dalam teori feminisme,
yang menguak tentang perempuan dengan berbagai permasalahan yang
melingkupinya sehingga diharapkan berguna bagi pengembangan penelitian sastra.
2. Manfaat praktis
Secara praktis, penelitian ini juga diharapkan dapat membantu pembaca dalam
upaya memahami makna dan pesan yang terkandung dalam lakon Pedhut
Jatisrana serta dapat menambah khasanah penelitian terhadap Sastra Jawa,
khususnya penelitian naskah ketoprak. Selain itu, penelitian ini dapat dipakai
sebagai modal penellitian selanjutnya.
F. Sistematika Penelitian
Untuk memperoleh gambaran secara keseluruhan dari penelitian ini, maka
diperlukan sistematika penelitian. Secara garis besar penelitian terhadap naskah
drama Pedhut Jatisrana akan dibahas dalam beberapa bab, berikut susunannya:
BAB I:
PENDAHULUAN meliputi
Latar Belakang Masalah, Pembatasan
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan
Sistematika Penulisan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
BAB II: LANDASAN TEORI meliputi Pengertian Drama, Pendekatan Struktural,
Pendekatan Feminisme, Teori Inferioritas.
BAB III: METODE PENELITIAN meliputi Bentuk dan Jenis Penelitian, Sumber
Data dan Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, dan
Validitas Data.
BAB IV: PEMBAHASAN yang membahas strukturalisme drama yang meliputi
tema, amanat, alur, penokohan, latar, konflik dan cakapan, inferioritas
perempuan pada sosok Telasih, dan relevansi perempuan pada naskah
ketoprak Pedhut Jatisrana karya Bondan Nusantara dengan kondisi
perempuan pada jaman sekarang.
BAB V: PENUTUP meliputi Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
commit to user
Download