File

advertisement
MEMBACA CEPAT
Membaca cepat adalah membaca suatu wacana
secara sistematis mulai dari kata, kalimat,
paragraf tanpa ada satu kata pun yang
terlewatkan sampai tuntas.
Standar kecepatan membaca siswa SMP adalah 200 kata – 250
kata per menit.
Kecepatan membaca tersebut harus disertai dengan pemahaman
isi 70 %
Kecepatan membaca yang disertai dengan pemahaman isi
disebut Kecepatan Membaca Efektif (KEM)
JENJANG
KECEPATAN MEMBACA
KEM
SD
200 kpm
140 KPM
SMP
200-250 kpm
140-175 kpm
SMA
250-350 kpm
175-245 kpm
PT
350-400 kpm
245-280
KEBIASAAN BURUK MEMBACA
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Membaca dengan vokalisasi (suara nyaring)
Membaca dengan gerakan bibir
Membaca dengan gerakan kepala
Membaca dengan menunjuk baris bacaan
Membaca dengan pengulangan kata, kelompok kata,
atau baris bacaan (regresi)
Membaca dengan subvokalisasi (melafalkan bacaan
dalam batin atau pikiran)
Membaca kata demi kata
Membaca dengan konsentrasi yang tidak sempurna
Membaca hanya jika perlu/ditugasi/dipaksa (insidental)
KIAT MENINGKATKAN
KECEPATAN MEMBACA
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Membaca tanpa bersuara, gerak bibir, atau gelengan kepala
Jangan berhenti membaca pada satu kata atau bagian yang sulit
Jangan mengulang bacaan
Jangan membaca kata demi kata.
Jangan membaca bergumam
Jangan berhenti lama di awal baris
Membaca per satuan makna atau fungsi kalimat
Jangan menggunakan telunjuk tangan
Berlatih konsentarsi dengan mengatur pernafasan dan pemfokusan
bacaan
RUMUS KEM
Jumlah kata yang dibaca x Jawaban benar
_____________________
____________
Jumlah waktu baca
Skor ideal
Contoh:
600 kata
7
________ x _____ = 140 kpm
3 menit
10
MENDENGARKAN
DAN MEMAHAMI BERITA
• Berita(reportase) dibuat oleh seorang wartawan
•
•
•
atau reporter.
Isi berita memaparkan sejumlah informasi yang
menarik bagi pembaca.
Isi berita memberikan gambaran peristiwa, hal,
keadaan, dan informasi faktual yang diperlukan
pembaca.
Pembaca berita diharapkan mampu
mengungkapkan isi berita dalam bentuk paparan
isi berita, ulasan, atau kritikan terhadap berita.
CERPEN
• Cerpen merupakan karya sastra yang mengungkapkan
•
•
•
suatu konflik sebagai hasil rekaman peristiwa nyata dan
diolah dengan khayalan dan rekaannya.
Konflik diwujudkan melalui penokohan. Tokoh cerita
merupakan pembangun konflik dan alur cerita.
Cerpen adalah kisahan pendek yang memberikan kesan
tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu
tokoh dalam satu situasi.
Cerpen merupakan cerita yang hanya memiliki satu tema
sentral. Disebut cerpen karena hanya memuat satu kisah
menarik yang dialami pelakunya dan singkat serta bisa
dibaca hanya sekali duduk.
CERPEN
Ada dua unsur yang membangun karya sastra,
yaitu :
Unsur intrinsik, yakni unsur-unsur yang
membangun karya sastra dari dalam. Unsur
intrinsik merupakan unsur yang berupa
bangunan sastra itu sendiri, yaitu unsur
bahasa dan sastra.
Unsur ekstrinsik, yakni unsur-unsur yang
membangun karya sastra dari luar. Dengan
kata lain unsur-unsur yang mempengaruhi
terbentuknya karya sastra yang berasal dari
luar
1. Plot (alur)
yaitu jalinan peristiwa atau hubungan antara satu peristiwa dengan
peristiwa
lain sehingga terbentuk sebuah cerita.
Alur cerita yang umum adalah :
• Pengenalan
• Konflik (pertikaian)
• Komplikasi (ketegangan)
• Klimaks (puncak ketegangan)
• Antiklimaks (peleraian)
Jenis-jenis alur, antara lain :
• Alur maju (plot progresif / plot kronologis)
Alur ini dibuat berdasarkan urutan waktu dan peristiwa mulai dari A,
B, C, sampai Z.
• Alur mundur (flashback / sorot balik)
Dalam alur ini peristiwa tidak dimulai dari awal A sampai Z, tetapi
mungkin dar Z baru ke A, B, C, dan seterusnya sampai Z.
2. Karakter dan Karakterisasi
Karakter adalah watak tokoh-tokoh dalam cerita,
Karakterisasi adalah cara pengarang melukiskan
tokoh-tokoh dalam cerita, yaitu:
• Cara analitik, yaitu penggabaran watak tokoh secara langsung.
• Cara dramatik, yaitu cara penggambaran watak tokoh secara
tidak langsung, tetapi melalui hal-hal lain, seperti kearifan pelaku,
lingkungan, peletakan barang dalam rumah, cara tokoh menghadapi
masalah, dialog antartokoh, dan sebagainya.
Ada tiga macam tokoh dalam cerita, yaitu :
• Potagonis, wataknya baik sehingga disenangi penonton.
• Antagonis, wataknya jahat sehingga dibenci oleh pembaca.
• Tritagonis, juru damai antara protagonis dan antagonis.
3. Latar (setting / panorama)
Latar adalah penggambaran tempat, waktu, suasana,,
keadaan alam, dan terjadinya peristiwa.
4. Point of view (Sudut Pandang / Titik Kisah)
Sudut pandang adalah bagaimana cara pengarang
menempatkan dirinya dalam cerita. Pengarang dapat
memperlakukan dirinya sebagai tokoh utama (orang
pertama), penmgamat langsung, atau pengamat tidak
langsung.
5. Style (Gaya)
Penonjolan pribadi pengarang selalu memiliki gaya
tersendiri yang berbeda dengan pengarang lainnya.
Style merupakan kekhasan atau keunikan yang dimiliki
oleh masing-masing pengarang.
6. Tema
Tema adalah ide dasar yang dijadikan titik tolak pengarang dalam
menyusun sebuah cerita.
7. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca untuk dijadikan pelajaran, bahan pemikiran, atau
renungan bagi pembaca.
8. Foreshadowing
Foreshadowing adalah pembayangan peristiwa yang akan terjadi.
Suatu cerita akan menarik bila mampu menjerat pembaca untuk
membayangkan peristiwa yang akan terjadi. Secara emosional
pembaca dapat terbawa dalam arus suasana cerita.
9. Suspense (Ketegangan)
Suspense adalah suasana yang diciptakan pengarang sehingga
pembaca berada dalam keadaan tegang, bertanya-tanya, dan
perasaan untuk segera menyelesaikan membaca cerita itu. Pembaca
dibuat penasaran untuk mengetahui akhir cerita itu.
10. Nada (Feeling)
Nada adalah sikap pengarang terhadap objek atau masalah tokohtokoh yang ditampilkan.
11. Suasana (Tone)
Suasana yang dimaksud adalah sikap pengarang terhadap pembaca
atau penikmat karya sastranya.
UNSUR EKSTRINSIK
• latar belakang kehidupan pengarang
• kondisi sosial ekonomi masyarakat
• situasi politik
• pandangan dan aliran yang dianut
pengarang
• sejarah perkembangan sastra
• keyakinan agama pengarang dan
masyarakat
Surat
• Surat adalah sarana komunikasi yang digunakan untuk
•
menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak
kepada pihak lain. Informasi itu dapat berupa
pemberitahuan, pernyataan, perintah, permintaan, atau
laporan.
Adapun fungsi surat adalah :
– alat untuk menyampaikan buah pikiran, gagasan,
atau informasi lain.
– alat bukti tertulis, misalnya surat perjanjian.
– alat untuk mengingat, misalnya surat yang
diarsipkan.
– bukti historis, misalnya surat bersejarah.
– pedoman kerja, misalnya surat keputusan dan surat
perintah.
Jenis surat berdasarkan segi bentuk, isi, dan bahasa
1. Surat Pribadi
Surat pribadi adalah surat yang dibuat oleh seseorang
yang ditujukan kepada orang lain atau instansi yang
isinya menyangkut kepentingan pribadi, misalnya : surat
untuk keluarga, surat undangan pernikahan, surat
lamaran kerja, dan lain-lain.
2. Surat Dinas
Surat dinas adalah surat resmi yang dibuat oleh suatu
badan atau instansi yang ditujukan kepada instansi lain
atau perorangan yang isinya menyangkut masalah
kedinasan, misalnya : surat keputusan, surat perintah,
surat panggilan, dan lain-lain.
3. Surat Niaga
Surat niaga adalah surat yang ditulis oleh suatu badan
yang menyelenggarakan kegiatan usaha niaga yang
isinya membicarakan masalah perniagaan, misalnya :
surat penawaran harga, surat pesanan, surat pengiriman
barang, surat penagihan, surat pengaduan, dan
sebagainya.
BAGIAN-BAGIAN SURAT RESMI
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
kepala surat
tanggal surat
nomor, lampiran, dan hal
alamat yang dituju
salam pembuka
isi surat
salam penutup
tanda tangan
pengirim surat (nama dan jabatan)
tembusan, inisial, dan lain-lain.
PANITIA REKREASI KELUARGA GURU DAN KARYAWAN
SMP ISLAM AL-AZHAR 1 KEBAYORAN BARU
Jalan Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta SelatanTelepon 7200062
No
Hal
Lampiran
: 01/RKGK/SMPIA 1/VIII/2002
: Undangan rapat
: Dua lembar
4 Agustus 2002
Yang terhormat,
Panitia Rekreasi
Keluarga Guru & Karyawan
di Jakarta
Assalamu’alaikum wr. wb.,
Mengharap kehadiran Saudara dalam Rapat Panitia Rekreasi Keluarga
Guru & Karyawan SLTP Islam Al-Azhar 1 yang insya Allah dilaksanakan
pada :
hari, tanggal
: Senin, 5 Agustus 2002
Waktu
: 14.30-15.30 WIB
Tempat
: Ruang kelas 3 E
Acara
:1.Penyusunan anggaran
2. Pembagian tugas kepanitian
3. Informasi hasil survei
Demikian undangan ini kami sampaikan. Mohon agar dapat hadir tepat
pada waktunya. Atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami ucapkan
terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Ketua Panitia,
Drs. Abdul Muin, M.M.
Membaca Intensif Biografi
• Membaca intensif adalah membaca secara
•
•
saksama , teliti, dan terperinci.
Membaca intensif dilakukan tanpa bersuara
tetapi di dalam hati.
Membaca intensif biografi tokoh dilakukan
secara sungguh-sungguh dan terus menerus
untuk mmencari riwayat hidup, keistimewaan,
dan hal-hal yang bermanfaat bagi pembaca.
Menceritakan Tokoh Idola
• Tokoh idola adalah tokoh yang dijadikan idola,
•
•
digemari, atau disukai oleh seseorang.
Seseorang dijadikan tokoh idola karena karena
dia mempunyai keunggulan yaitu keunggulan
dalam bidang prestasi kesenian, olah raga,
pelajaran, politik, kebudayaan, atau dia
mempunyai bakat yang unggul dan dapat
dibanggakan.
Perbuatan dan opengalaman hidup tokoh idola
dapat dijadikan contoh dan teladan bagi para
pembaca.
Menanggapi Isi Berita
• Menanggapi isi berita berarti memberikan
•
•
•
sambutan, respon atau komentar terhadap isi
berita dari surat kabar, radio, majalah, atau
televisi.
Tanggapan hendaknya bersifat objektif (tidak
memihak), disertai alasan yang masuk akal, dan
fakta atau data yang konkret.
Tanggapan itu dapat berupa sikap setuju atau
tidak setuju, tanggapan positif atau negatif.
Simaklah isi berita berikut ini dan berilah
tanggapan !
HURUF KAPITAL
1. Huruf besar atau huruf kapital dipakai
Sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat.
Misalnya : Ada gula, ada semut.
Apa maksudmu ?
2. Huruf besar atau huruf kapital dipakai
Sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya : Adik bertanya, “Kapan kita
pulang?”
3. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam
ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci dan
nama Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya : Allah
Yang Mahakuasa
Quran
Alkitab
4. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya : Haji Agus Salim
Imam Syafi’I
Perhatikan penulisan berikut :
Hasanuddin, sultan Makasar, digelari juga Ayam Jantan dari Timur.
5. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan
dan pangkat yang diikuti nama orang.
Misalnya : Gubernur Ali Sadikin
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Perhatikan penulisan berikut :
Siapakah gubernur yang baru dilantik itu ?
Brigadir Jenderal Ahmad baru dilantik menjadi mayor jenderal.
6. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang.
Misalnya : Halim Perdanakusumah
Wage Rudolf Supratman
7. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku dan bahasa.
Misalnya : bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
perhatikan penulisan berikut :
mengindonesiakan kata-kata asing
keinggris-inggrisan
8. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,
bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya : tahun Hijrah
tarikh Masehi
bulan Agustus
hari Jum’at
hari Lebaran
Perang Candu
Proklamasi Kemerdekaan
Perhatikan penulisan berikut :
memproklamasikan kemerdekaan
9. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam
geografi.
Misalnya : Asia Tenggara
Banyuwangi
Bukit Barisan
Cirebon
Danau Toba
Perhatikan penulisan berikut :
berlayar ke teluk
mandi di kali
menyeberangi selat
pergi ke arah barat
10. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi
badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen
resmi.
Misalnya : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tetapi perhatikanlah penulisan berikut :
menurut undang-undang dasar kita
pemerintah republik itu
11. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di
dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata
partikel, seperti : di, ke, dari, untuk, dan, yang, yang tidak terletak pada posisi
awal.
Misalnya : Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Lanjutan Atas Salah Asuhan
12. Huruf besar atau huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar dan
sapaan.
Misalnya :
Dr.
Doktor
Ir.
Insinyur
M.A.
Master of Arts
Ny.
Nyonya
Prof.
Profesor
Sdr.
Saudara
S.E.
Sarjana Ekonomi
S.H.
Sarjana Hukum
S.S.
Sarjana Sastra
Tn.
Tuan
Catatan :
Singkatan di atas selalu diikuti oleh tanda titik.
13. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti
bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai
sebagai kata ganti atau sapaan.
Misalnya : Kapan Bapak berangkat ?
Itu apa, Bu ?
Surat Saudara sudah saya terima.
Besok Paman akan datang.
Silakan duduk, Dik !
Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
Catatan :
Huruf besar atau huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf
pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak
dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
BERTELEPON DENGAN SANTUN
• Tujuan menelpon adalah untuk berbicara
dengan seseorang di seberang sana.
Orang yang mengangkat pesawat telepon
belum tentu orang yang kita carai.
• Oleh karena itu, kita harus bersikap netral
dan memakai bahasa Indonesia ragam
baku
ETIKA BERTELEPON
•
•
•
•
•
•
Kalimat pertama yang diucapkan pada waktu kita
menelepon atau menerima telepon hendaknya
menggunakan ragam bahasa baku.
Tidak perlu menanyakan siapa yang mengangkat
telepon, seperti: “Siapa ini ?” karena terasa tidak
sopan.
Menyampaikan keperluannya kepada orang yang
dituju, misalnya:
• Bisa bicara dengan Santi ?
• Santi ada ?
Menanyakan keperluan penelepon, misalnya : Maaf,
mau bicara dengan siapa ?
Menghubungkan si penelepon dengan orang yang
dituju.
Berbicara seperlunya, tidak berbelit-belit.
KESALAHAN UMUM BERTELEPON
• Tidak menjawab pertanyaan penelepon, tetapi
•
langsung memanggil orang yang dicari.
Menanggapi pertanyaan penelepon, tetapi
menanyakan hal yang tidak perlu, misalnya:
Siapa ini ?
Kalimat “Siapa ini ?” dirasakan tidak sopan
untuk ditanyakan kepada orang yang belum
dikenal. Kalimat yang lebih sopan adalah :
Dengan siapa saya berbicara?
ADAB PENERIMA TELEPON
• Ketika telepon berdering kita angkat dan
•
•
•
•
mengucapkan salam, menyebutkan nomor telepon,
dan jati diri sehingga penelpon tidak mengira salah
sambung.
Ucapkan “Maaf, anda salah sambung” bila ternyata
penelpon salah alamat.
Menanyakan siapa yang akan diajak bicara dan apa
keperluannya.
Bahasa dalam percakapan harus jelas, seperlunya
saja, bersikap ramahdan hormat, tutur kata dan
nada suara sopan, menyimak pembicaraan dengan
baik.
Akhiri dengan ucapan terima kasih dan salam
ADAB PENELPON
• Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
•
serta menyampaikan maksudnya.
Menyampaikan siapa yang akan diajak bicara
dan apa keperluannya.
• Bahasa dalam percakapan harus jelas,
•
seperlunya saja, bersikap ramahdan hormat,
tutur kata dan nada suara sopan, menyimak
pembicaraan dengan baik.
Akhiri dengan ucapan terima kasih dan salam
Karya Sastra Ada 3 Bentuk
• Prosa, yaitu karangan bebas yang tidak
•
•
terikatb pada bentuk, irama, dan rima (sajak)
atau tidak terikat oleh banyaknya suku kata
dan jumlah baris.
Puisi, yaitu karangan yang terikat oleh
banyaknya baris dalam tiap bait, irama, dan
rima.
Drama, yaitu karya sastra yang ditulis dalam
bentuk dialog yang dipertunjukkan oleh tokohtokoh di atas pentas.
Prosa dibagi atas 2 jenis
• Prosa Lama, seperti: cerita rakyat,
dongeng, hikayat, tambo, dan cerita
berbingkai.
• Prosa Baru, seperti: cerpen, novel, dan
roman
Jenis Prosa Lama
•
•
•
•
Cerita rakyat, yaitu cerita yang disampaikan
secara lisan yang terjadi di masa lalu sebagai
penglipur lara.
Hikayat, yaitu cerita yang melukiskan tentang
kehidupan raja-raja atau dewa-dewa yang
didalamnya berisi khayalan. Contoh : Hikayat Si
Miskin, Hikayat Ramayana.
Tambo, cerita atau sejarah yang benar-benar
terjadi tetapi dicampur dengan cerita-cerita
khayal. Contoh : Sejarah Melayu, Tambo
Bangkahulu.
Cerita berbingkai, yaitu cerita yang di dalamnya
terdapat cerita lagi atau cerita sisipan. Contoh ;
Hikayat 1001 Malam, Hikayat Bayan Budiman.
Dongeng
• Dongeng, yaitu cerita khayal atau fantasi yang
•
mengisahkan tentang keanehan dan keajaiban
sesuatu seperti menceritakan asal mula suatu
tempat, cerita tentang binatang, dan
kehidupan manusia yang menakjubkan.
Cerita ini diangkat dari khayalan pengarang
semata, bukan diangkat dari suatu kenyataan.
Contoh : cerita Si Kancil, sangkuriang
Jenis Dongeng
• Fabel, yaitu dongeng yang isinya menceritakan
•
•
tentang kejadian, sifat, atau tingkah laku
binatang. Contoh : Si Kancil
Legenda, yaitu dongeng yang mengisahkan
kehidupan manusia yang dihubungkan dengan
keanehan atau keajaiban alam. Contoh : Malin
Kundang, Sangkuriang
Mite / sage, yaitu dongeng yang menceritakan
kepercayaan kuno, berkaitan dengan
kehidupan dewa-dewa, atau makhluk halus.
Contoh : Nyai Loro Kidul, Ki Ageng Selo.
WAWANCARA
• Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang
diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya
mengenai suatu hal untuk dimuat dalam surat kabar,
disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar
televisi.
• Orang yang mewawancarai disebut pewawancara,
sedangkan orang yang diwawancarai disebut
narasumber.
• Narasumber dapat berupa informan atau responden.
– Informan adalah orang yang mempunyai keahlian
atau pengetahuan tentang suatu pokok masalah.
– Responden adalah orang yang hendak kita cari data
pribadinya dan pendapatnya mengenai suatu hal.
JENIS WAWANCARA
•
•
•
•
•
Wawancara bebas, yaitu wawancara yang susunan
pertanyaannya tidak ditentukan lebih dahulu dan
pembicaraannya bergantung kepada suasana
wawancara.
Wawancara individual, yaitu wawancara yang
dilakukan oleh seseorang dengan responden tunggal
atau wawancara secara perseorangan.
Wawancara konferensi, yaitu wawancara antara
seorang pewawancara dan sejumlah responden atau
sebaliknya.
Wawancara terbuka, yaitu wawancara berdasarkan
pertanyaan yang tidak terbatas dan tidak terikat
jawabannya.
Wawancara tertutup, yaitu wawancara berdasarkan
pertanyaan yang terbatas jawabannya.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
wawancara
•
•
•
•
•
•
•
Merancang daftar pertanyaan
–
Kalimat singkat dan jelas
–
Tidak menanyakan hal yang bersifat pribadi
–
Sopan dan tidak menyinggung perasaan.
–
Disusun berurutan mulai dari yang bersifat kekeluargaan
–
Pertanyaan yang bersifat keras hendaknya ditempatkan di
belakang
Memperhatikan dengan seksama orang yang kita wawancarai
Mengajukan pertanyaan dengan sopan
Pertanyaan yang diajukan tidak harus terpaku pada daftar
Mencatat pokok-pokok jawaban orang yang kita wawancarai
–
Penulisan nama orang yang kita wawancarai harus jelas
–
Jawaban yang menyimpang dari pertanyaan hendaknya kita
maklumi, tidak perlu mendebatnya supaya tidak terkesan
memaksa
Memeriksa kembali hal-hal yang telah dicatat.
Merencanakan bertemu lagi untuk mendapat informasi lebih
lanjut.
5W 1H SEBAGAI PEDOMAN
MENYUSUN PERTANYAAN
•
•
•
•
•
•
Apa yang dapat Bapak lakukan untuk meningkatkan
kebersihan lingkungan ?
Siapa yang bertanggung jawab dalam meningkatkan
kebersihan lingkungan ?
Mengapa lingkungan di daerah ini tidak terawat ?
Kapan akan diadakan kerja bakti untuk membersihkan
lingkungan ini ?
Di mana sering ditemukan limbah industri ?
Bagaimana tanggapan Bapak mengenai kerja bakti di
daerah ini ?
LANGKAH PRAWAWANCARA
•
•
•
•
menentukan tujuan wawancara.
menentukan topik.
menentukan sasaran wawancara.
menentukan orang yang akan
diwawancarai.
• Menyusun daftar pertanyaan.
• merencanakan waktu dan tempat
wawancara.
• melaksanakan wawancara.
Ketika Berwawancara
•
•
•
•
•
•
Menyampaikan pertanyaan dengan sopan.
Mengajukan susulan pertanyaan bila ada informasi
menarik walaupun tidak ada dalam daftar pertanyaan.
Berpedoman pada daftar pertanyaan dalam
mengajukan pertanyaan.
Usahakan daftar pertanyaan sudah dihafal.
Memberi penjelasan dengan sabar bila narasumber
salah menafsirkan pertanyaan.
Mengembangkan pertanyaan sesuai dengan
kebutuhan.
Laporan Hasil Wawancara
Jika kita melakukan wawancara, informasi yang
diperoleh dari hasil wawancara itu dapat dilaporkan
secara lisan atau tertulis.
Laporan tersebut pada hakikatnya adalah suatu bentuk
penyampaian dan penyajian fakta untuk dijadikan bahan
pertimbangan dalam menentukan langkah selanjutnya.
Kriteria laporan yang efektif:
• objektif
• lengkap
• jelas
• singkat dan padat
• mudah dipahami penerima laporan
CITRAAN
• Citraan yaitu daya bayang yang dihasilkan dari
pengolahan kata-kata secara sungguh-sungguh
• Citraan merupakan pengungkapan dalam puisi
yang acuan maknanya bersifat inderawi.
• Bayangan yang ditimbulkan atau dimilikisebuah
kata disebut citra atau imaji
• Citraan pada umumnya terdiri atas: citraan
penglihatan, pendengaran, perasaan, dan gerak
JENIS CITRAAN
• Citraan Perasa
Contohnya : Betapa dinginnya air sungai
Dinginnya! Dinginnya!
• Citraan Penglihatan
Contohnya: Hai, anak !
Jangan bersandar pula di pohon
• Citraan Gerak
Contohnya: Di luar angin berputar-putar
Si anak meraba punggung
Pukulan si bapak timbulkan sendam
• Citraan Pendengaran
Contohnya: Sebuah bel kecil tergantung di jendela
di bulan Juni
Berkeliling sepi
• Citraan Penciuman
Contohnya: Semerbak aromamu
RINGKASAN & IKHTISAR
Ringkasan (précis) & ikhtisar merupakan cara yang efektif
untuk menyajikan karangan yang panjang dalam bentuk
yang singkat. Panjang ringkasan / ikhtisar biasanya 1/10
– 1/5 naskah asli.
Ringkasan
• Merupakan penyajian singkat
dari karangan asli dengan
tetap mempertahankan urutan
isi dan sudut pandang
pengarang
• Perbandingan bab atau bagian
dari karangan asli secara
proporsional
• Ilustrasi, penjelasan rinci, dan
gaya bahasa tidak perlu
disertakan
Ikhtisar
• Tidak perlu mempertahankan
urutan karangan asli
• Perbandingan bagian pada
karangan asli tidak perlu
proporsional, tetapi dapat
langsung mengemukakan inti
pokok masalah dan
problematika pemecahannya.
• Ilustrasi dapat disertakan
untuk memperjelas inti pokok
masalah
Tujuan membuat ringkasan / ikhtisar
1. Memahami dan mengetahui isi buku
2. Mempertajam pemahaman karya asli
3. Mengembangkan ekspresi dan menghemat waktu
4. Mengembangkan daya kreasi dan konsentrasi
Langkah-langkah membuat ringkasan / ikhtisar
• Membaca naskah asli beberapa kali dengan tujuan :
– mengetahui kesan umum dan maksud pengarang
– mengetahui sudut pandang pengarang
• Mencatat gagasan utama
• Membuat reproduksi (ringkasan) berdasarkan gagasan
utama
MEMBACA SKIMMING
 Membaca skimming adalah kegiatan
membaca dengan tujuan untuk
menemukan ide pokok
 Ketika membaca skimming setiap kata
tidak harus dibaca secara detail, tetapi
mata harus bergerak secara cepat untuk
menemukan ide pokok
 Rincian atau penjelasan cukup dibaca
sekilas.
GAGASAN POKOK
DAN GAGASAN PENJELAS
• Gagasan pokok adalah ide pokok yang menjiwai isi
•
•
•
•
paragraf atau pokok persoalan yang dipentingkan dalam
paragraf tersebut.
Gagasan pokok dituangkan dalam kalimat utama.
Kalimat utama dimulai dari huruf kapital awal kalimat
sampai tanda titik sedangkan gagasan pokok merupakan
inti dari kalimat utama. Jadi kalimat utama lebih panjang
daripada gagasan pokok.
Gagasan penjelas adalah gagasan yang menjelaskan
gagasan pokok. Gagasan penjelas dituangkan dalam
kalimat penjelas. Kalimat penjelas lebih panjang dari
gagasan penjelas karena gagasan penjelas merupakan
inti dari kalimat penjelas.
Paragraf yang baik hanya memiliki satu gagasan pokok
dan beberapa pikiran penjelas.
MENENTUKAN IDE POKOK
DAN PIKIRAN PENJELAS
Narkoba kini benar-benar sudah mewabah, bahkan
lambat laun akan merusak moral generasi muda.
Maraknya pengguna narkoba tidak hanya terjadi di
kalangan para preman tetapi sudah menjalar kepada
masyarakat umum, bahkan kini sudah mulai masuk
dalam dunia pendidikan. Anehnya, kebanyakan
pengguna narkoba adalah para mahasiswa yang
memiliki wawasan luas. Hal ini membuktikan bahwa
moral generasi muda sudah mengalami
kemunduran. Sebagai generasi muda dan sekaligus
kaum cendekiawan seharusnya mahasiswa menjadi
barisan terdepan dalam memberantas penyakit
tersebut. Akan tetapi, justru dia sendiri menjadi
pemakai, bahkan menjadi pengedar. Kalau sudah begini,
masa depan bangsalah menjadi taruhannya.
JENIS PARAGRAF
Paragraf deduktif
Paragraf yang letak kalimat utama di awal paragraf
2. Paragraf induktif
Paragraf yang letak kalimat utama di akhir paragraf
3. Paragraf deduktif-induktif
Paragraf yang letak kalimat utamanya di awal dan
dipertegas pada akhir paragraf
4. Paragraf tanpa kalimat utama
Paragraf yang pikiran utamanya tidak dituangkan
dalam bentuk kalimat utama tetapi berdasarkan
hubungan antara kalimat dalam paragraf itu.
Biasanya paragraf ini berbentuk karangan deskripsi
atau narasi.
1.
CONTOH PARAGRAF DEDUKTIF
Sejak dimasyarakatkan “Aku cinta produk
dalam negeri” muncullah produk-produk
dalam negeri yang berkualitas.
Pemasarannya tidak hanya terbatas di
dalam negeri. Mobil-mobil dalam negeri
sudah dipesan oleh beberapa negara
tetangga. Pakaian dalam negeri memasuki
pasaran Amerika, Eropa, dan Asia.
Masayarakat Indonesia mulai menyenangi
barang-barang bermerek “buatan
Indonesia.”
CONTOH PARAGRAF INDUKTIF
Keributan ayam berkeruyuk bersahutan-sahutan
mengendur. Kian lama kian berkurang. Akhirnya
tinggal satu-satu saja terdengar kokok yang
nyaring. Ayam-ayam itu mulai turun dari
kandangnya pergi ke ladang dan pelataran.
Dengung dan raung lalu lintas jalan raya kembali
menggila seperti kemarin. Raung klakson mobil
dan desis kereta api bergema-gema menerobos
ke relung-relung rumah di sepanjang jalan. Itulah
suasana pagi yang kualami sehari-hari.
CONTOH PARAGRAF DEDUKTIF-INDUKTIF
Berteman ialah saling memberi dan
menerima. Ada saatnya kita memberi dan
suatu saat kita juga menerima. Ketika teman
kita membutuhkan pertolongan, kita segera
memberikan pertolongan. Sebaliknya, ketika
kita mendapatkan kesusahan, maka teman
kita pun memberikan bantuan untuk
meringankan kesusahan itu. Dengan kata
lain, berteman itu harus saling memberi dan
menerima.
CONTOH PARAGRAF TANPA KALIMAT UTAMA
Hamparan sawah membentang luas. Padi
menguning menunduk berayun-ayun, meliukliuk ditiup angin lembah, berombak-ombak bagai
samudera. Dangau-dangau berpencaran. Bocahbocah bertepuk sorak dengan suara nyaring
mengusir kawanan parkit yang berpesta pora
memakan bulir-bulir padi. Bukit yang membujur
bagaikan raksasa tidur membatas di kejauhan
berselimut mega seputih kapas menambah asri
pemandangan.
MENULISKAN POKOK BERITA
 Menyusun pertanyaan dengan 5W 1H.
 Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi

berita
Meringkas berita dengan langkah-langkah:
1. Bacalah bacaan yang akan diringkas
2. Tentukan pikiran utama setiap paragraf
3. Gabungkan pikiran utama setaiap paragraf menjadi
sebuah ringkasan
4. Dialog, contoh, dan keterangan tidak perlu
dicantumkan.
MENGUBAH TEK WAWANCARA
KE DALAM BENTUK BERITA
Karakteristik teks wawancara
berbentuk dialog dengan kalimatkalimat langsung sedangkan berita
berbentuk naratif dengan kalimat
tidak langsung. Oleh karena itu,
untuk mengubahnya kita harus
mengidentifikasikan masing-masing
karakteristi teks tersebut.
DONGENG
• Dongeng, yaitu cerita khayal atau fantasi yang
•
mengisahkan tentang keanehan dan keajaiban
sesuatu seperti menceritakan asal mula suatu
tempat, cerita tentang binatang, dan
kehidupan manusia yang menakjubkan.
Cerita ini diangkat dari khayalan pengarang
semata, bukan diangkat dari suatu kenyataan.
Contoh : cerita Si Kancil, Sangkuriang
JENIS DONGENG
• Fabel, yaitu dongeng yang isinya menceritakan
•
•
tentang kejadian, sifat, atau tingkah laku
binatang. Contoh : Si Kancil
Legenda, yaitu dongeng yang mengisahkan
kehidupan manusia yang dihubungkan dengan
keanehan atau keajaiban alam. Contoh : Malin
Kundang, Sangkuriang
Mite / sage, yaitu dongeng yang menceritakan
kepercayaan kuno, berkaitan dengan
kehidupan dewa-dewa, atau makhluk halus.
Contoh : Nyai Loro Kidul, Ki Ageng Selo.
MEMORANDUM
Memorandum adalah salah satu bentuk laporan yang
berisi saran, nota, atau catatan pendek yang biasanya
digunakan dalam bagian-bagian organisasi, antara atasan
dengan bawahan dalam hubungan kerja.
Ciri bahasa memo adalah efektif dan santun.
Efektif artinya bahasa memo itu singkat dan
komunikatif
Memo ditulis untuk keperluan: instruksi, permintaan,
pemberitahuan, tugas tertentu,petunjuk, atau pesan
telepon
CONTOH MEMO DARI BAWAHAN KEPADA ATASAN
SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA ISLAM AL AZHAR 1
Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110 Telepon 7246790
MEMO
Kepada
Dari
: Kepala Sekolah
: Pembina OSIS
5 Agustus 2003
Dengan hormat,
Mohon kehadiran Bapak untuk meresmikan Pengurus OSIS Periode 2003/2004 hari ini jam 10.00 di Aula
Buya Hamka.
Terima kasih.
Hormat saya,
Drs. Ahmad Faridhi
CONTOH MEMO DARI ATASAN KEPADA BAWAHAN
SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA ISLAM AL AZHAR 1
Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110 Telepon 7246790
MEMO
Dari
Kepada
: Kepala Sekolah
: Pembina OSIS
5 Agustus 2003
Dengan hormat,
Harap segera menyerahkan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus OSIS Periode 2002/2003
paling lambat akhir Juli 2003.
Terima kasih.
Hormat saya,
Drs. Sentot Imam Suwaji
MEMAHAMI BERITA
 Berita biasanya berisi fakta
 Fakta dapat berfungsi sebagai bahan
untuk memberikan pendapat, kritikan,
atau ulasan
 Untuk memahami berita kita bisa
mengajukan pertanyaan dengan
rumus 5W 1H atau menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan
berita
MENYAMPAIKAN TANGGAPAN BERITA
DENGAN PEMARKAH NEGATIF
• Menyampaikan tanggapan biasanya bertolak dari
fakta
• Tanggapan bisa berupa saran, kritikan, pendapat,
atau ulasan.
• Menyampaikan tanggapan berbentuk saran dapat
menggunakan pemarkah negatif sehingga
tanggapan tersebut berbentuk kalimat larangan
• Pemarkah negatif untuk menyampaikan tanggapan,
misalnya: jangan, dilarang, atau tidak boleh.
CONTOH MEMBERI TANGGAPAN
• Fakta
Pengemudi yang mengantuk merupakan
salah satu bentuk kesalahan manusia yang
dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
• Tanggapan
Jangan melanjutkan perjalanan jika Anda
sedang mengantuk! Lebih baik beristirahat
sebentar
MENGUMUMKAN
• Isi pengumuman harus lengkap, tidak
mendatangkan pertanyaan, dan tidak
menimbulkan penafsiran yang lain.
• Dalam isi pengumuman hendaknya
terjawab pertanyaan 5W 1H.
• Isi pengumuman harus lengkap dan
mengandung kejelasan.
• Ketika membacakan pengumuman harus
memperhatikan: jeda, artikulasi, lafal, dan
intonasi
MENULIS CERPEN
• Pengarang mengungkapkan ide atau gagasan
•
•
•
•
melalui tokoh cerita
Tokoh cerita ditampilkan dengan berbagai model
dan karakter.
Dengan mengenal karakter tokoh pembaca seolaholah terlibat langsung dengan peristiwa tersebut.
Dengann menampilkan tokoh cerita sebagai aku
atau saya, seolah-olah pengaranglah sebagai pelaku
utama cerita tersebut.
Pembaca diharapkan dapat mebnulis kembali cerita
tersebut dengan mengandaikan diri sebagai tokoh
cerita.
Download