Osteosarcoma - WordPress.com

advertisement
TUGAS ANATOMI DAN FISIOLOGI
OSTEOSARCARMA
DISUSUN OLEH :
SEPTI DIAH SUKMAWATI
25010110120039
R1-A
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Osteosarcoma
Kanker tulang sangat jarang terjadi. Bagian tulang yang paling sering terkena adalah tulang
besar di ujung bawah (tulang paha dan tibia) dan tulang lengan atas (humerus), meski
demikian osteosarcoma dapat terjadi di setiap tulang. Osteokarma lebih sering terjadi pada
pria,
karena
periode
pertumbuhan
tulang
skeletal
yang
lebih
lama
Meskipun kebanyakan osteosarcomas dimulai pada tulang, persentasenya sangat kecil yang
dimulai di daerah non-tulang. Tumor jenis tersebut disebut extraskeletal osteosarcomas. Jika
tumor ditemukan di satu lokasi dan tidak menyebar ke bagian lain dari tubuh, tingkat
penyembuhan adalah 65 sampai 75 persen. Osteosarcoma yang paling lazim diderita orang
antara usia 10 dan 30 tahun, meski begitu ostereosarcoma dapat terjadi pada usia berapa pun.
Penyebab pasti dari osteosarkoma tidak diketahui, namun terdapat berbagai faktor resiko
untuk terjadinya osteosarkoma yaitu:



Pertumbuhan tulang yang cepat : pertumbuhan tulang yang cepat terlihat sebagai
predisposisi osteosarkoma, seperti yang terlihat bahwa insidennya meningkat pada
saat pertumbuhan remaja. Lokasi osteosarkoma paling sering pada metafisis, dimana
area ini merupakan area pertumbuhan dari tulang panjang.
Faktor lingkungan: satu satunya faktor lingkungan yang diketahui adalah paparan
terhadap radiasi.
Predisposisi genetik: displasia tulang, termasuk penyakit paget, fibrous dysplasia,
enchondromatosis, dan hereditary multiple exostoses and retinoblastoma (germ-line
form). Kombinasi dari mutasi RB gene (germline retinoblastoma) dan terapi radiasi
berhubungan dengan resiko tinggi untuk osteosarkoma, Li-Fraumeni syndrome
(germline p53 mutation), dan Rothmund-Thomson syndrome (autosomal resesif yang
berhubungan dengan defek tulang kongenital, displasia rambut dan tulang,
hypogonadism, dan katarak).
Osteosarkoma konvensional muncul paling sering pada metafisis tulang panjang, terutama
pada distal femur (52%), proximal tibia (20%) dimana pertumbuhan tulang tinggi. Tempat
lainnya yang juga sering adalah pada metafisis humerus proximal (9%). Penyakit ini biasanya
menyebar dari metafisis ke diafisis atau epifisis. Kebanyakan dari osteosarkoma varian juga
menunjukkan predileksi yang sama, terkecuali lesi gnathic pada mandibula dan maksila, lesi
intrakortikal, lesi periosteal dan osteosarkoma sekunder karena penyakit paget yang biasanya
muncul pada pelvis dan femur proximal
Gejala
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rentan patah tulang
Nyeri tulang
Pembatasan gerak
Pincang (jika tumor di kaki)
Sakit ketika mengangkat (jika tumor di lengan)
Bengkak, atau kemerahan di lokasi tumor
Laboratorium
Kebanyakan pemeriksaan laboratorium yang digunakan berhubungan dengan penggunaan
kemoterapi. Sangat penting untuk mengetahui fungsi organ sebelum pemberian kemoterapi
dan untuk memonitor fungsi organ setelah kemoterapi. Pemeriksaan darah untuk kepentingan
prognosa adalah lactic dehydrogenase (LDH) dan alkaline phosphatase (ALP). Pasien
dengan peningkatan nilai ALP pada saat diagnosis mempunyai kemungkinan lebih besar
untuk mempunyai metastase pada paru. Pada pasien tanpa metastase, yang mempunyai
peningkatan nilai LDH kurang dapat menyembuh bila dibandingkan dengan pasien yang
mempunyai nilai LDH normal.
Beberapa pemeriksaan laboratorium yang penting termasuk:
o
o
o
o
o
o
o
o
LDH
ALP (kepentingan prognostik)
Hitung darah lengkap
Hitung trombosit
Tes fungsi hati: Aspartate aminotransferase (AST), alanine aminotransferase
(ALT), bilirubin, dan albumin.
Elektrolit : Sodium, potassium, chloride, bicarbonate, calcium, magnesium,
phosphorus.
Tes fungsi ginjal: blood urea nitrogen (BUN), creatinine
Urinalisis
Sebelum operasi besar untuk menghilangkan tumor dilakukan, biasanya pasien dirawat
dengan kemoterapi. Caranya adalah dengan menyuntikan obat kuat ke dalam pembuluh darah
suapaya tumor menyusut. Kemoterapi juga berfungsi untuk membunuh setiap sel-sel kanker
yang
mungkin
telah
menyebar
ke
bagian
tubuh
lain.
Pembedahan
ini
digunakan
untuk
menghilangkan
tumor
yang
tersisa.
Pada sebagian besar kasus, pembedahan dapat mengendalikan (untuk sementara) penyebaran
tumor ganas. Amputasi jarang dilakukan jika memang tidak diperlukan untuk kesembuhan
permanen.
Karena keberadaan penyakit tulang ini sangat jarang dan belum diketahui penyebabnya maka
bila ada gejala – gejala seperti yang telah disebutkan diatas sebaiknya melakukan konsultasi
dengan dokter ahli tulang agar dapat melakukan pengecekan laboratorium, tidak hanya
dilakukan pengecekan pada tulang tetapi pada darah dan ginjal juga. Proses penyembuhan
akan lebih cepat, jika tumor tersebut masih berada dalam satu titik dan belum menyebar.
Presentase penyembuhan pada tumor di satu titik tidak dapat 100%, melainkan hanya 65%
sampai 75% jika belum menyebar ke paru - paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup
sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Sayangnya penderita kanker tulang kerap
datang dalam keadaan sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak
segera ditangani maka tumor dapat menyebar ke organ lain, sementara penyembuhannya
sangat menyakitkan karena terkadang memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy.
Hal ini membuktikan bahwa osteosarcoma merupakan salah satu penyakit tulang yang
berbahaya, dengan proses pengecekan laboratorium yang panjang pastinya akan
membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, perlu ada perhatian
khusus pada penyakit yang termasuk tumor ganas.
Daftar Pustaka
1. Detikhealth.com
Download