BABl PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan dapat menghasilkan keuntungan dimasa mendatang. Pasar Modal menyediakan altematif investasi bagi investor baik yang ingin melakukan investasi jangka pendek maupun jangka panjang, karena intrumen pasar modal mempunyai sifat likuiditas yang tinggi. Investasi di Pasar Modal sangat berbeda dengan berinvestasi diluar Pasar Modal, Pasar Modal (Capital Market) merupakan wahana investasi yang bergerak dengan sangat cepat karena selalu mengikuti sensitivitas pasar. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua yaitu : investasi pada asset financial (fmancial assets) dan investasi pada asset-asset riil (real assets). Investasi pada asset-asset financial dilakukan di Pasar Uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper dan surat berharga Pasar Uang lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di Pasar Modal misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lainnya sedangkan investasi pada asset riil dapat berbentuk pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan sebagainya, (Halim,2005:4). Keuntungan yang diperoleh para investor yang berinvestasi di Pasar Modal dapat berupa deviden yang diperoleh tiap tahun atau bisa melakukannya dengan cara menjual kembali saham yang dimilikinya pada saat bullish (naik) 1 2 atau membeli kembali pada saat bearish (turon), yang biasa disebut dengan tindakan bersepekulasi, (Fahmi,2006) Sebelum investor meJakukan investasi pada Pasar Modal, maka investor akan mempelajari dan menganalisa berbagai hal yang berhungan dengan emiten maupun kebijakan pemerintah secara nasional, regional, maupun intemasional, pada umumnya ada beberapa analisis yang sering digunakan oleh investor diantaranya, faktor-faktor fundamental mikro dalam hal ini analisa terhadap laporan keuangan emiten dan juga akan menganalisa makro ekonomi yaitu diantaranya pengaruh tingkat suku bunga dan tingkat inflasi. Hal ini penting karena faktor makro ekonomi menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk berinvestasi di Pasar Modal. Secara umum inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong tingkat suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidak setabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahtraan masyarakat, (Wikipedia Indonesia,2007:1). lnflasi diperhitungkan dalam prinsip-prinsip berinvestasi karena inflasi berkaitan erat dengan nilai waktu dari uang. Bagi kalangan investor sangat penting terhadap penurunan inflasi, dikarenakan peningkatan inflasi secara relatif merupakan sinyal negatif bagi pemodal di Pasar Modal. Secara spesifik inflasi bisa meningkatkan pendapatan dan biaya bagi perusahaan, yaitu peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari pada peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan, maka profabilitas perusahaan akan turun. 3 Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan gambaran yang menjelaskan tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. Jika infonnasi yang diperoleh dari laporan keuangan menggambarkan bahwa kondisi keuangan perusahaan tidak likuid, itu menunjukkan bahwa perusahaan sudah menunjukan kecendrungan tidak sehat lagi. Dengan menilai kinerja keuangan perusahaan seorang investor dapat melihat keadaan atau kondisi suatu perusahaan, sehingga bagi investor guna mendukung keputusannya tersebut dibutuhkan infonnasi yang bersumber dari keuangan dan non keuangan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (W) dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Per tanggal 1 Oktober 2004 hal. 2, investor menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi, penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta basil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan, mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada infonnasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. Semakin rendah tingkat apresiasi investor terhadap saham, dapat memicu penurunan harga saham atau sebaliknya dapat memicu kenaikan harga saham tersebut. Perubahan harga saham yang paling awal kita ketahui adalah berasal dari penawaran dan permintaan (supply and demand) yang terjadi di Bursa Efek, 4 ketika jumlah penawaran lebih banyak dari pennintaan harga saham cenderung turon. Pada Bursa Efek Indonesia perusahaan-perusahaan yang terda:ftar dikelompokkan atau dikatagorikan menjadi 9 (sembilan) kelompok sebagai berikut : Pertanian, Pertambangan, lndustri dasar dan Kimia, Aneka lndustri, Industri Barang Konsumsi, Properti dan Real Estate, Infrastruktur dan Utilitas serta Transportasi, Keuangan, dan Perdagangan Jasa dan Investasi, (Koran Seputar Indonesia, 2007: tgl20 Februari.hal.18). lndustri sektor farmasi termasuk dalam kelompok atau katagori perusahaan indusri barang konsumsi. Perusahaan fannasi yang terdafar di Bursa Efek Indonesia berjumlah 10 (sepuluh) perusahaan dan pada tahun 2005 satu perusahaan dikeluarkan dari Bursa Efek. Perusahaan sektor farmasi yang ada di Indonesia, sebagian besar bahan bakunya masih impor hal ini sangat rentan dari pengaruh inflasi. Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-36/PM/2003, tanggal 30 September 2003, tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan secara berkala. Laporan keuangan berkala yang dimaksud adalah laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ke tiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan, dan laporan keuangan tengah tahunan selambat-lambatnya akhir bulan pertama setelah tanggallaporan keuangan tengah tahunan, jika tidak disertai laporan Akuntan, akhir bulan kedua jika disertai laporan Akuntan dalam rangka penelaahan terbatas,dan pada akhir bulan ke tiga 5 jika disertai laporan Akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Analisa laporan keuangan perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih rinci tentang kinerja yang dicapai perusahaan dan keadaan keuangan suatu perusahaan. Dengan menganalisa laporan keuangan para investor dapat melakukan estimasi atas harga saham sehingga investor dapat memutuskan apakah saham tersebut layak dibeli atau harus dijual. Selain itu pihak manajemen perusahaan juga pasti ingin mengetahui dan memahami motif investor dalam menanamkan modalnya sehingga man~emen perusahaan dapat menyusun strategi perusahaan untuk menarik para investor untuk menanamkan dananya pada perusahaan tersebut. Analisa yang dilakukan oleh investor sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi di Pasar Modal, sehingga idealnya diperlukan pengkajian melalui penelitian yang berfokus mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dan faktorfaktor dominan yang mempengaruhi harga saham. Dalam penelitian ini akan menganalisa rasio-rasio laporan keuangan dan tingkat suku bunga deposito serta faktor inflasi pada perusahaan sektor farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dari uraian tersebut diatas akan dilakukan penelitian dengan judul " ANALISA FUNDAMENTAL DAN MAKRO EKONOMI TERHADAP VOLATILITAS HARGA SAHAM (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN SEKTOR FARMASI YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INOONESIA)" 6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dapat diformulasikan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah faktor fundamental berupa: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio rentabilitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio pasar (rasio saham) dan makro ekonomi berupa, tingkat suku bunga deposito, dan tingkat inflasi secara bersama-sama dapat mempengaruhi volatilitas harga saham perusahaan sektor farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 2. Apakah faktor fundamental berupa: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio rentabilitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar (rasio saham) dan makro ekonomi berupa, tingkat suku bunga deposito, dan tingkat inflasi secara parsial dapat mempengaruhi volatilitas harga saham perusahaan sektor farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 3. Manakah diatara faktor fundamental berupa: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio rentabilitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar (rasio saham) dan makro ekonomi berupa, tingkat suku bunga deposito, dan tingkat inflasi yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap volatilitas harga saham perusahaan sektor farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 7 C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: I. Untuk mengetahui faktor fundamental berupa: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio rentabilitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio pasar (rasio saham) dan makro ekonomi berupa, tingakat suku bunga deposito, dan tingkat inflasi secara bersamasama berpengaruh terhadap volatilitas harga saham perusahaan sektor farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui faktor fundamental berupa: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio rentabilitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio pasar (rasio saham) dan makro ekonomi berupa, tingkat suku bunga deposito, dan tingkat inflasi secara parsial yang berpengaruh terhadap volatilitas harga saham perusahaan sektor farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui diatara faktor fundamental berupa: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio rentabilitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar (rasio saham) dan makro ekonomi berupa, tingkat suku bunga deposito, dan tingkat inflasi yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap volatilitas harga saham perusahaan sektor farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 8 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Bagi penelitian. Sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya terhadap hal-hal yang berpengaruh terhadap harga saham perusahaan pada sektor industri lainnya. 2. Bagi Investor Memberikan informasi dan referensi bagi investor mengenai faktor fundamental berupa rasio laporan keuangan tingkat suku bunga deposito dan tingkat inflasi yang dapat digunakan dalam mengambil keputusan membeli atau menjual saham. 3. Bagi Perusahaan Sebagai informasi dan referensi bagi perusahaan yang bergerak pada industri sektor farmasi dalam meningkatkan dan mengukur kinerja perusahaan dengan mengamati naik turunnya harga saham di Bursa Efek Indonesia. E Ruang Lingkup Ruang lingkup dari penelitian ini adalah analisa terhadap rasio laporan keuangan 9 (sembilan) perusahaan sektor farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yaitu, laporan keuangan tahun 2002-2005, harga saham tanggal 01 April 2003-2006, tingkat suku bunga deposito bulan April 2003-2006 serta tingkat inflasi minggu pertama bulan April 2003-2006.