BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menyebabkan banyak perusahaan menetapkan strategi pemasarannya yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Pemasaran merupakan salah satu aktivitas yang penting bagi perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Tetapi banyak orang menduga pemasaran hanya penjualan dan periklanan saja, namun sesungguhnya aktivitas tersebut hanya merupakan sebagian kecil dari aktivitas pemasaran yang lebih besar. Kegiatan pemasaran bukan hanya sekedar penjualan dan periklanan. Tetapi berpusat pada usaha pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia. Dalam pemenuhan kebutuhannya, manusia mempunyai preferensi atau tanggapan yang berbeda dari setiap produk maupun jasa yang dibutuhkan mereka. Disamping itu, semakin banyak pula pilihan yang tersedia bagi konsumen untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Karena itu, pemasar harus berusaha mengidentifikasikan preferensi tersebut dan memuaskan kebutuhan konsumen. Menurut Kotler-Keller (2007;6) yang di alihbahasakan oleh Molan mendefinisikan pemasaran adalah : Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan Menurut Lamb, Hair, dan Mc Daniel yang dialihbahasakan oleh David Octarevia (2006:6), mendefinisikan pemasaran sebagai berikut : Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. Pemasaran merupakan suatu alat yang akan dilakukan oleh seorang individu maupun kelompok, untuk mendapatkan suatu barang atau jasa dibutuhkannya. Dimana untuk mendapatkan barang atau jasa tersebut, individu atau kelompok ini akan menciptakan suatu produk, menawarkan produk atau saling tukar produk dengan produk lain (barter), yang mempunyai nilai dengan pihak lain. Adanya kepuasan yang yang dirasakan oleh konsumen, menimbulkan respons positif berupa terjadinya pembelian ulang, dan menganjurkan konsumen lain agar membeli produk yang sama. Keuntungan berlipat ganda akan diperoleh produsen, melalui penyebaran informasi positif dari konsumen ke konsumen lain. Hal ini dikenal sebagai mouth to mouth advertising. 2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Dalam proses pertukaran barang dan jasa antara satu pihak dengan pihak lain maka diperlukan perencanaan yang baik. Manajemen pemasaran diperlukan sebagai usaha yang dilakukan secara sadar untuk mencapai pertukaran yang diinginkan sesuai dengan pasar sasaran yang dituju. Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan pendapat menurut Saladin (2003;3), Manajemen Pemasaran adalah : Analisis, perencanaan, penerapan dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran, dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi Sedangkan definisi manajemen pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2004;2), yang dikutip oleh Alma, manajemen pemasaran adalah : Manajemen pemasaran ialah kegiatan menganalisa, merencanakan, mengimplementasi, dan mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi Sedangkan menurut Sunarto (2004 ; 16) : Manajemen pemasaran merupakan analisis, implementasi, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan organisasi. Sedangkan menurut Boyd, et all (2004 ; 18) : Manajemen pemasaran (marketing management) adalah proses menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan program-program yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi dan distribusi dari produk, jasa dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan . Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat dijelaskan bahwa manajemen pemasaran adalah sebagai suatu kegiatan dalam pemasaran yang bertujuan untuk memperoleh pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Untuk keberhasilan kegiatan manajemen pemasaran pada sebuah perusahaan, maka diperlukan masukan. Masukan ini misalnya berasal dari informasi kegiatan yang berjalan dilapangan. Ini adalah merupakan masukan informasi yang harus diproses oleh pihak perusahaan. 2.2 Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan suatu konsep yang penting dalam pemasaran modern. Perusahaan yang dapat menyusun kebijaksanaan bauran pemasaran yang baik akan berhasil dalam penjualan dan dalam persaingan. Pengertian bauran pemasaran menurut Dharmmesta dan Irawan (2003;78) adalah sebagai berikut: Bauran pemasaran (marketing mix) adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuasakan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Bauran pemasaran menurut Lamb, et all (2001;55) yang diterjemahkan oleh David Octarevia : Bauran pemasaran adalah paduan strategi produk, distribusi, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju . Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2006;48) bauran pemasaran adalah sebagai berikut : Marketing mix is the set of controllable, tactical merketing tools that the firm bleds to produce the response it wants in the demand for its product. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat-alat pemasaran yang dapat dikendalikan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran. Bauran pemasaran menggambarkan tugas seorang manajemen pemasaran, menentukan suatu formula atau pemasaran yang tepat dan efisien dalam upaya memasarkan produk-produknya. Kegiatan pemasaran suatu perusahaan barang atau jasa harus mengkombinasikan dengan unsur-unsur bauran pemasaran (marketing mix). Pada produk dikenal dengan istilah 4P yaitu produk (product), harga (price), tempat atau distribusi (place) , dan promosi (promotion). Serta pada jasa dikombinasikan dengan istilah 3P yaitu proses (process), bukti fisik (physical evidence), dan orang atau partisipan (people). Unsur-unsur bauran pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2006;72), terdiri dari 4 (empat) elemen komponen yang dikenal dengan 4P, yaitu: 1. Produk (Product) Pengertian produk menurut Supranto dan Limakrisna (2007;11) : Produk adalah apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan seorang konsumen untuk memenuhi kebutuhan yang di persepsikan. Produk muncul karena adanya suatu kebutuhan dan keinginan dari konsumen yang ingin dipuaskan. Perusahaan sebagai pihak yang berusaha memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, harus dapat menyediakan produk yang sesuai dengan selera konsumen yaitu dengan menetapkan kombinasi produk secara tepat antara lain dalam hal bentuk produk tersebut, merek, kemasan, warna, kualitas, rancangan, keragaman produk dan sebagainya. 2. Harga (Price) Harga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang paling fleksibel, karena harga dapat berubah dengan cepat. Harga dapat mempengaruhi posisi bersaing suatu perusahaan dan harga sering pula digunakan konsumen untuk menentukan suatu barang. Pengertian harga menurut Alma (2004;169) adalah : Harga adalah sejumlah uang (tambahan beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor, antara lain perusahaan harus memperhatikan daya beli konsumen dan melihat kondisi persaingan serta menentukan apakah harga akan ditentukan di atas produk pesaing, dibawah produk atau mengikuti produk pesaing dalam menetapkan kebijakan harga,. 3. Tempat/ Saluran Distribusi (Place) Saluran distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk memudahkan pelanggan sasaran memperoleh produk yang ditawarkan perusahaan, yaitu dengan menggunakan perantara untuk menciptakan proses distribusi yang ekonomis dan melakukan hubungan yang efisien. Pengertian Saluran distribusi menurut Fuad, Christine, Nurlela, Sugiarto, Paulus, dan Y.E.F (2003;129) adalah : Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk sampai ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar produk sampai ke tangan konsumen. Saluran distribusi meliputi aktivitas perusahaan agar produk yang dihasilkannya dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasarannya, di mana pun dan kapan pun konsumen tersebut berada. Oleh karena itu di dalam penetapan saluran distribusi hendaknya memperhatikan unsur-unsur yang terkait dalam bauran distribusi, yaitu: sistem saluran, cakupan pasar, lokasi, persediaan, transportasi dan logistik. 4. Promosi (Promotion) Perusahaan melakukan kegiatan promosi untuk memberitahu konsumen tentang keberadaan produk di pasar atau kebijakan pemasaran tertentu yang baru ditetapkan perusahaan misalnya bonus pembelian atau potongan harga. Disamping kegiatan promosi dilakukan untuk meningkatkan dan meyakinkan pembeli bahwa barang produk tersebut memberikan manfaat tertentu. Pengertian Promosi menurut Swastha dan Irawan (2003;349) adalah : Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. 5. Orang-orang atau Partisipan (People) Pengertian orang atau partisipan menurut Zeithaml dan Binter yang dikutip oleh Nurhayati (2005;62) adalah : Orang atau partisipan yaitu selaku pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. 6. Bukti fisik (physical evidence) Pengertian Bukti fisik menurut adalah Zeithaml dan Binter yang dikutip oleh Nurhayati (2005;64) adalah : Bukti fisik yaitu sarana fisik yang merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. 7. Proses (Process) Pengertian proses menurut Zeithaml dan Binter yang dikutip oleh Nurhayati (2005;64) adalah: Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktifitas dimana yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Produk merupakan elemen yang paling mendasar dan penting dari dari bauran pemasaran (marketing mix). Dikatakan penting karena dengan produklah perusahaan menetapkan harga yang pantas, menyalurkan produk melalui saluran-saluran distribusi mereka, dan mengkomunikasikan produk tersebut dengan suatu bauran komunikasi yang tepat. Berdasarkan hal tersebut penulis hanya mengambil klasifikasi produk berdasarkan karakteristik produknya yaitu: daya tahan dan keberwujudan di mana tiap jenis produk memiliki strategi bauran pemasaran yang sesuai. Berikut ini klasifikasi produk menurut Tjiptono (2006;98), yaitu berdasarkan daya tahan dan keberwujudan. 1. Barang a. Barang yang tidak tahan lama (non durable goods) Barang yang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Contohnya adalah minuman ringan dan sabun, karena barang-barang itu cepat terkonsumsi dan sering dibeli, strategi yang tepat adalah menyediakannya diberbagai lokasi, mengenakan marjin yang kecil, dan memasang iklan besar-besaran guna memancing orang untuk mencoba serta membangun preferensi. b. Barang tahan lama (durable goods) Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali. Contohnya meliputi lemari es, peralatan mesin, dan pakaian. Produk tahan lama biasanya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak garansi dari penjual. 2. Jasa (service) Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan lebih banyak pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian. Contohnya mencakup perhotelan, potongan rambut (salon) dan reparasi. 2.3 Promosi Promosi merupakan salah satu komponen dalam barang pemasaran yang bekerja sama dengan komponen lainnya untuk mencapai volume penjualan yang maksimal. Melalui promosi, perusahaan berkomunikasi dengan konsumennya mengenai produk produknya yang dihasilkannya menginformasikan bagaimana produk tersebut dapat digunakan. Semakin gencar kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan, maka konsumen semakin tertarik dan terpengaruh, sehingga akhirnya konsumen akan membeli produk perusahaan. Menurut Belch & Belch (2004:16) yaitu: The coordination of all seller initiated efforts to set up channel of informations and persuasion in order to sell goods and service or promote an idea . Sedangkan yang dikemukakan AMA (American Marketing Association), dikutip oleh Rhenald Kasali (2007 : 10) yaitu : Any paid from of non personal presentation and promotion and promotion of ideas, goods or services by an idea sponsor. Berdasarkan kegiatan di atas dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan suatu kegiatan pemasaran satu arah yang berusaha membujuk atau mempengaruhi para konsumen agar menciptakan pertukaran pemasaran. 2.3.1 Tujuan Promosi Tujuan utama promosi adalah menginformasikan, mempangaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya Sulaksana (2003;59-60), yang secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Menginformasikan (informing), dapat berupa : Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru, Memperkenalkan cara pemakain yang baru dari suatu produk, Menyampaikan perubahaan harga kepada pasar, Menjelaskan cara kerja suatu produk, Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan, Meluruskan kesan yang keliru, Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli, Membangun citra perusahaan. 2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk : Membentuk Pilihan merek, Mengalihkan pilihan merek tertentu, Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk, Mendorong pembeli untuk belanja itu juga. Mendorong pembeli untuk menerima wiraniaga (salesman) 3. Meningkatkan (reminding), dapat berupa: Meningkatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat, Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan, Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan, Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan. 4. Iklan penguat (resourchment) Meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang kuat. Tujuan promosi juga dapat dikategorikan sebagai efek dari komunikasi sebagai berikut : Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need) Memperkenalkan dan memberi pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen (brand awarness). Mendorong pemilihan terhadap merek (brand attitude) Membujuk pelanggan membeli (brand purcase intention) Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase facilitation) Menanamkan citra produk perusahaan di benak konsumen (positioning) 2.3.2 Mengukur Hasil Promosi Saladin (2004;182) Menjelaskan bahwa komunikator harus mengukur dampak promosi pada khalayak mengenai: Apakah mereka mengenal dan mengingat pesan yang disampaikan ? Berapa kali mereka mendengar atau melihat pesan itu ? Bagaimana perasaan atau tanggapan mereka terhadap pesan itu ? Bagaimana sikap mereka terhadap pesan perusahaan ? Berapa Banyak yang membeli produk itu ? Seberapa jauh mereka menyukainya ? 2.3.3 Konsep Periklanan dalam Bauran Promosi (Promotion Mix) Komunikasi pemasaran memegang peranan penting bagi pemasar.Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan pasar. Komunikasi pemasaran dapat membantu mempertemukan pembeli dan penjual bersama-sama dalam suatu hubungan pertukaran, menciptakan arus informasi antara pembeli dan penjual yang membuat kegiatan pertukaran yang kebih efisien, dan memungkinkan semua pihak untuk mencapai suatu pertukaran yang memuaskan. Komunikasi pemasaran disebut juga bauran promosi. Bauran merupakan alat yang efektif untuk berkomunikasi dengan para konsumen. Kotler dan Armstrong (2006:401) mengemukakan suatu pengertian mengenai bauran promosi sebagai berikut : Bauran promosi (promotion mix) merupakan campuran dari iklan, promosi penjualan dan humas yang digunakan oleh perusahaan. Bauran promosi memiliki dimensi khususnya. yang dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas Definisi bauran promosi (Promotion Mix) menurut Swastha dan Irawan (2003;349) adalah : Bauran promosi (Promotion mix) adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, penjualan personal dan alat promosi lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Menurut Stanton yang dikutip oleh Saladin (2003:172) mendefinisikan bauran promosi, yaitu: Bauran promosi adalah kombinasi dari penjualan tatap muka, periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan hubungan masyarakat yang membantu pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Peter dan Donnelly (2007;111), menyatakan beberapa tugas khusus itu atau sering disebut bauran promosi (promotion mix, promotion blend, communication mix) adalah: 1. Penjualan Pribadi (Personal Selling) Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual untuk memberikan informasi suatu produk kepada calon pembeli potensial dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. 2. Periklanan (Advertising) Advertising adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. 3. Promosi Penjualan ( Sales Promotion) Sales promotion adalah aktivitas bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk 4. Hubungan Masyarakat (Public Relations) Public relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. 5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) Direct Marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi. 2.3.4 Faktor-faktor dalam Menyusun Bauran Promosi Perusahaan-perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor dalam mengembangkan bauran promosi. Swastha dan Irawan (2003;356-358) menyatakan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun bauran promosi sebagai berikut: 1. Jenis Pasar Produk Alokasi pemanfaatan alat promosi bervariasi antara pasar konsumen dan pasar bisnis. Pemasar konsumen mengeluarkan uang untuk promosi penjualan, periklanan, penjualan personal, dan hubungan masyarakat sesuai dengan urutannya. Pemasar bisnis mengeluarkan uang untuk penjualan personal, promosi penjualan, periklanan, dan hubungan masyarakat sesuai dengan urutan tersebut. 2. Tahap kesiapan pembeli Alat-alat promosi memiliki efektifitas biaya yang berbeda-beda pada berbagai tahap kesiapan pembeli. Periklanan dan publisitas memainkan peran yang paling penting dalam tahap mebangun kesadaran, lebih penting daripada peran yang dimainkan oleh kunjungan wiraniaga atau oleh promosi penjualan. 3. Tahap siklus-hidup produk Alat-alat promosi juga memiliki efektifitas biaya yang berbeda-beda pada berbagai tahap daur hidup produk. Pada tahap perkenalan, periklanan dan publisitas memiliki afektifitas biaya yang tinggi, diikuti oleh penjualan personal untuk memperoleh cakupan distribusi dan promosi penjualan guna mendorong konsumen agar mencoba produk. Pada tahap pertumbuhan, semua alat promosi dapat dikurangi pesannya karena permintaan dapat bergerak melalui cerita dari mulut ke mulut. Pada tahap kemapanan atau kedewasaan, promosi penjualan, periklanan dan penjualan personal semuanya semakin penting, sesuai dengan urutan tersebut. Pada tahap penurunan, promosi penjualan tetap kuat, periklanan dan publisitas dikurangi, dan wiraniaga hanya perlu memberikan sedikit perhatian pada produk. 2.4 Promosi Sebagai Proses Komunikasi Sistem pemasaran modern, tercipta produk yang baik sesuai harapan konsumen disertai harga yang baik dan ketersediaan di tempat yang mudah dijangkau belumlah cukup. Perusahaan perlu mengkomunikasikan produknya kepada konsumen sasarannya. Bauran promosi dapat juga disebut sebagai komunikasi pemasaran. Bauran promosi merupakan alat yang efektif untuk berkomunikasi dengan para konsumen. Gambar 2.1 Proses Komunikasi Sender Encoding Message Decoding Receiver Media Noise Feedback Response Komunikasi melibatkan 9 (sembilan unsur), yaitu: 1. Sender, yaitu kelompok yang mengirimkan pesan. Sender juga disebut source atau komunikator. 2. Encoding, yaitu proses pengubahan gagasan atau pemikiran yang hendak dikirimkan menjadi rangkaian simbol. 3. Message, yaitu suatu rangkaian simbol atau kode yang dikirimkan. 4. Media, yaitu saluran komunikasi melalui mana pesan beralih dari pengirim ke penerima. 5. Decoding, yaitu proses menterjemahkan kembali simbol/kode menjadi suatu pemahaman yang dapat dimengerti oleh penerima. 6. Receiver, yaitu kelompok yang menerima pesan. Receiver disebut juga sebagai audience atau pendengar. 7. Response, yaitu reaksi dari penerima setelah menerima dan memahami pesan yang dikirim. 8. Feed back, yaitu sebagian atau seluruh reaksi penerima yang dikirim kembali oleh penerima kepada pengirim. 9. Noise, yaitu gangguan yang suara tidak direncanakan atau distorsi selama proses komunikasi berlangsung, yang mengakibatkan penerima pesan menerima pesan yang berbeda dari pesan yang dikirim oleh pengirim. Langkah-langkah Pengembangan Komunikasi Efektif Saladin (2004;175-180) menjelaskan bahwa terdapat langkah-langkah pengembangan komunikasi efektif, yaitu: 1) Mengidentifikasi sasaran (Identifying the Target Audience) Terdapat beberapa hal yang perlu dipertanyakan oleh komunikator dalam mengidentifikasi sasaran yang akan dituju yaitu : a. Apa yang harus dikatakan pada para pendengar atau khalayak ? b. Bagaimana pesan disampaikan ? c. Kapan pesan tersebut disampaikan ? d. Di mana pesan tersebut disampaikan ? e. Siapa yang akan menyampaikan ? Salah satu faktor yang amat penting harus diketahui oleh komunikator adalah bagaimana citra objek menurut pandangan para pendengar sasaran. Citra (image) adalah serangkaian anggapan, ide-ide dan kesan seseorang terhadap suatu objek atau produk. 2) Menentukan Tujuan Komunikasi (Determining The Communication Ojectives) Komunikator harus menetapkan apa yang dihadapkan dari khalayak sasaran, selanjutnya berupaya bagaimana caranya agar khalayak sasaran bersedia membeli produk atau jasanya. 3) Merancang Pesan (Designing The Message) Perusahaan harus menyusun pesan yang efektif. Idealnya suatu pesan harus mampu memberikan perhatian (attention), menarik (interest), mengakibatkan keinginan (desire), dan mengakibatkan tindakan (action), yang kesemuanya dikenal dengan istilah AIDA. 4) Memilih Saluan-saluran Komunikasi (Selecting Communication Channels) Perusahaan harus menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang efisien untuk membawakan pesan. Ada dua tipe saluran komunikasi, yaitu : a. Saluran komunikasi tatap muka (Personal Communication channel) Saluran komunikasi tatap muka dilakukan oleh dua orang atau lebih, yang terdiri atas saluran sosial, saluran penyokong, dan saluran ahli. b. Saluran komunikasi tidak tatap muka (nonpersonal communication channel) Merupakan saluran komunikasi berupa media, baik media massa maupun media selektif. Media massa terdiri atas media cetak dan media elektronik. 5) Menentukan anggaran Keseluruhan Promosi (Establising the total Marketing communication Budget) Keputusan pemasaran yang paling sulit salah satunya adalah menentukan besarnya dana yang dikeluarkan untuk kegiatan promosi. Ada sejumlah cara untuk menyiapkan anggaran promosi. Terdapat empat metode untuk menentukan anggaran keseluruhan promosi, yaitu : a) Metode seadanya (Affordable method) Besarnya anggaran ditentukan atau bergantung pada besarnya perkiraan yang dilakukan perusahaan, atau pada dana yang dapat disediakan (seadanya dana). Metode ini tidak merencanakan pemasaran jangka panjang. b) Metode presentase penjualan (percentage of sales method) Metode persentase penjualan didasarkan atas penjualan atau harga jual. Keuntungan menggunakan metode ini adalah : 1) Biaya promosi seimbang dan terjangkau oleh perusahaan 2) Memberikan kepuasan perkembangan daur bisnis. pada manajer keuangan karena sesuai dengan 3) Mendorang manajemen berpikir berdasarkan keseimbangan biaya promosi, harga jual dan keuntungan per unit. 4) Mendorong stabilitas yang kompetitif. Kelemahannya ; Tidak memberikan landasan yang logis, atau tidak mendorong penentuan biaya promosi menurut yang pantas bagi tiap produk dan wilayahnya. c) Metode sejajar dengan pesaing (competitive parity method) Biaya promosi disesuaikan dengan biaya atau pengeluaran pesaing. d) Metode tugas dan sasaran (objective and task method) Biaya promosi ditentukan dengan cara menentukan sasara-sasaran khusus, menentukan tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran, dan memperhitungkan berapa biayanya. 6) Menentukan Bauran promosi (Deciding On The Promotion Mix) Terdapat banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang bauran promosi, di antaranya pemasar harus mengenal ciri masing-masing alat promotion yaitu, periklanan (advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), publisitas (publicity), hubungan masyarakat (public relation), pemasaran langsung (direct marketing). 2.5 Periklanan (Advertising) 2.5.1 Pengertian Periklanan (Advertising) Periklanan merupakan salah satu alat promosi perusahaan yang memegang peranan penting dalam mengarahkan persepsi konsumen agar membeli produk yang dikeluarkan suatu perusahaan. Periklanan dilakukan oleh setiap perusahaan dan merupakan salah satu ujung tombak penjualan perusahaan karena dari sifat periklanan ini yang dapat mempengaruhi konsumen dan memiliki daya jangkau yang luas untuk mencapai konsumen sasaran. Untuk lebih jelas dalam memahami periklanan, definisi dari periklanan menurut Belch dan Belch (2004;145) adalah: Advertising is defined as any paid form of non personal communication abaut an organization, product, service, or idea by an identifed sponsor. Sundang (2005;126), menjelaskan : Iklan adalah publikasi atau penyiaran yang berupa reklame, pemberitahuan, pernyataan atau tulisan dengan menyewa sesuatu ruangan dengan maksud memperkenalkan atau memberitahukan sesuatu melalui media pers. Wells, Burnett dan Moriarty (2003;10): Advertising is paid non personal communication from an identified sponsor using mass media to persuade of influence an audience. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa istilah periklanan berbeda dengan iklan. Iklan adalah prosesnya, yaitu suatu program kegiatan untuk mempersiapkan berita tersebut dan menyebarluaskan kepada masyarakat dan perlu diberitahu tentang siapa (sponsor) yang mensponsori iklan tersebut. Dalam hal ini pembanyaran dilakukan oleh sponsor kepada media yang membawakan berita tersebut. Tujuan dari periklanan ini adalah untuk mempengaruhi persepsi dari konsumen yang menjadi sasaran penjualan perusahaan. 2.5.2 Sifat-Sifat Periklanan (Advertising) Tjiptono (2006;226-227) menjelaskan sifat-sifat iklan ada empat macam, yaitu: 1. Public Presentation Iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan. 2. Pervasiveness Pesan iklan yang sama diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan informasi. 3. Amplified Expressiveness Iklan mampu mendramatisir perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak. 4. Impersonality Iklan tidak bersifat memihak khalayak untuk memperhatikan dan menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang monolog /satu arah. 2.5.3 Tipe-Tipe Periklanan (Advertising) Tipe tipe periklanan menurut Alma (2004;182) dapat dikelompokan sebagai berikut: 1. Price advertising Yaitu yang menonjolkan harga menarik 2. Brand Advertising Yaitu yang memberikan impresi tentang nama brand kepada pembaca atau pendengarnya. 3. Quality Advertising Yaitu yang mencoba menciptakan impresi bahwa produk yang direklamekan mempunyai mutu yang tinggi. 4. Product advertsing Berusaha mempengaruhi konsumen dengan faedah-faedah dari pemakaian suatu produk. 5. Institutional advertising Yaitu menonjolkan nama perusahaan dengan harapan agar konsumen mempunyai kesan mendalam tentang nama perusahaan tersebut, sehingga ini merupakan jaminan mutu. 6. Prestige advertising Yaitu yang berusaha memberikan fashion pada suatu produk atau mendorong masyarakat mengasosiasikan produk tersebut dengan kekayaan atau kedudukan. 2.5.4 Jenis-jenis Periklanan Beberapa macam cara dalam periklanan dapat digolongkan atas dasar penggunaannya oleh perusahaan karena perbedaan tersebut tergantung pada tujuan perusahaan dalam program periklanannya. Menurut Dharmesta dan Irawan (2003;249252) jenis-jenis periklanan (advertising) dibagi menjadi: 1. Periklanan barang (Product advertising) Periklanan produk, pemasang iklan menyatakan kepada pasar tentang produk yang ditawarkannya. Periklanan produk ini dapat dibagi lagi kedalam: a. Primary demand advertising Primary demand advertising merupakan periklanan yang berusaha mendorong permintaan untuk suatu jenis produk secara keseluruhan, tanpa menyebutkan merek atau nama produsennya. Periklanan seperti ini biasanya dilakukan oleh gabungan pengusaha atas asosiasi perdagangan. Sebagai contoh susu kental lebih sehat b. Selective demand advertising Selective demand advertising ini hampir sama dengan primary demand advertising, hanya bedanya dalam selective demand advertising. Disebutkan merek barang yang ditawarkan. Sebagai contoh Susu kental Indomilk lebih sehat. . 2. Periklanan Kelembagaan (Institutional advertising) Periklanan kelembagaan atau disebut juga corporate-image advertising, dilakukan untuk menimbulkan rasa simpati terhadap penjual dan ditujukan untuk menciptakan goodwill kepada perusahaan. Periklanan kelembagaan ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: a) Patronage institutional advertising Periklanan ini penjual berusaha memikat konsumen dengan menyatakan suatu motif membeli pada penjual tersebut dan bukannya motif membeli produk tertentu. Misalnya, pemberitahuan pengecer tentang penggantian jam buka dari tokonya. b) Public relations institutional advertising Periklanan dipakai untuk membuat pengertian yang baik tentang perusahaan kepada para karyawan, pemilik atau masyarakat umum. Misalnya, perusahaan menyatakan akan mengurangi polusi yang ditimbulkan oleh pabriknya. c) Public service institutional advertising Periklanan ini menggambarkan tentang suatu dorongan kepada masyarakat untuk menggunakan kendaraan hati-hati. Di sini, perusahaan asuransi jiwa dapat membantu dengan memberikan petunjuk kepada masyarakat dalam kendaraan. 3. Periklanan nasional, regional, dan lokal Periklanan juga dapat digolongkan menurut daerah geografis di mana kegiatan periklanan tersebut dilakukan. a) Periklanan Nasional Periklanan nasional (national advertising), sering juga disebut general advertising, merupakan periklanan yang biasanya disponsori oleh produsen dengan distribusi secara nasional. Jadi, pasar yang dituju sebagai sasaran adalah pasar nasional, dan media yang digunakan mempunyai sirkulasi secara nasional. b) Periklanan Regional Periklanan regional (regional advertising) adalah periklanan yang hanya terbatas di daerah tertentu dari sebuah Negara, misalnya hanya meliputi pulau Jawa saja. Biasanya periklanan seperti ini dilakukan oleh penjual atau perusahaan yang mempunyai luas pasar pada skup regional. c) Periklanan lokal Periklanan lokal (local advertising), disebut juga retail advertising, biasanya dilakukan oleh pengecer dan ditujukan kepada pasar lokal saja. Apabila periklanan ini dilakukan oleh produsen, maka lebih dipentingkan merek produknya, tetapi kalau periklanan ini oleh pengecer maka lebih dipentingkan nama tokonya. Oleh karena itu, periklanan lokal ini sering dilakukan bersamasama antar produsen dengan para pengecernya. 4. Periklanan pasar (market advertising) Penggolongan periklanan yang lain adalah penggolongan yang didasarkan pada jenis atau sifat pasarnya. Oleh karena itu, jenis periklanannya tergantung pada sasaran yang dituju, apakah konsumen, perantara dagang, atau pemakai industri.Jenis periklanan pasar terdiri dari: a. Consumer advertising, ditujukan kepada konsumen. b. Trade advertising, ditujukan kepada perantara dagang, terutama pengecer. c. Industrial advertising, ditujukan kepada pemakai industri. 2.5.5 Langkah-Langkah dalam Periklanan (Advertising) Stategi periklanan menurut Kotler (2005;278) melibatkan lima aktivitas utama, yaitu : 2) Misi (Mission) Tujuan iklan adalah tugas komunikasi tertentu dan tingkat pencapainnya harus diperoleh dengan audiens tertentu dalam kurun waktu tertentu. Tujuan iklan dapat digolongkan menurut sasarannya, yaitu : a. Iklan informatif, dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada. b. Iklan persuasif, dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan dan pembeli suatu produk atau jasa. Sebagian iklan persuasif menggunakan iklan perbandingan eksplisif antara ciri-ciri merek atau lebih. c. Iklan pengingat, dimaksudkan untuk merangsang pembeli produk dan jasa kembali. d. Iklan penguatan, dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli bahwa mereka melakukan pilihan yang tepat. 3) Uang (Money) Terdapat lima faktor khusus yang perlu dipertimbangkan pada saat menetapkan anggaran iklan, yaitu : a. Tahap dalam siklus hidup produk, produk baru biasanya mendapatkan anggaran iklan yang besar guna membangun kesadaran dan mengupayakan pelanggan mencobanya. Merek-merek yang sudah mapan biasanya didukung anggaran iklan yang lebih rendah sebanding dengan penjualan. b. Pangsa pasar dan basis konsumen, mereka berpangsa pasar tinggi biasanya membutuhkan lebih sedikit pengeluaran iklan, dengan hanya sekian persen dari penjualan guna mempertimbangkan pangsanya. Untuk memperbesar pangsa dengan meningkatkan ukuran pasar, deperlukan pengeluaran yang besar. Berdasarkan biaya per impresi, akan lebih murah menjangkau konsumen suatu merek yang sudah digunakan secara luas daripada untuk menjangkau konsumen merek berpangsa pasar kecil. c. Persaingan dan gangguan, dalam pasar yang memiliki sejumlah besar pesaing dan pengeluaran yang tinggi, suatu merek harus diiklankan secara besar-besaran untuk didengar. Bahkan gangguan yang sederhana pun dari iklan yang tidak langsung bersaing dengan merek tersebut akan menyebabkan kebutuhan iklan yang lebih besar. d. Frekuensi iklan, jumlah pengulangan yang diperlukan untuk menyampaikan pesan merek tersebut kepada konsumen mempunyai dampak penting terhadap anggaran iklan. e. Daya substitusi produk, merek-merek dalam kelas komoditas (rokok, bir, minuman ringan) memerlukan iklan besar-besaran untuk membangun citra yang berbeda. Iklan juga berperan penting jika suatu merek dapat menawarkan manfaat atau ciri fisik unik. 4) Pesan (Message) Menentukan bagaimana pesan tersebut akan dihasilkan, mengevaluasi pesan-pesan alternatif yang lebih disukai, eksklusif dan terpercaya, dan melaksanakan pesan tersebut dengan gaya, nada, kata-kata, dan format yang paling sesuai dengan cara bertangguang jawab secara sosial. 5) Media (Media) Memutuskan media dengan menentukan jangkauan, frekuensi dan dampak yang diinginkan iklan tersebut, dan kemudian memilih media yang akan memberikan hasil yang diinginkan dari sudut pandang sirkulasi, audiens-audiens yang efektif setelah terpapar pada iklan. Alma (2004:182), pemilihan media periklanan yang akan digunakan akan tergantung pada : 1. Daerah yang akan dituju 2. Konsumen yang diharapkan 3. Daya tarik (Appeal) yang digunakan oleh media-media tersebut 4. Fasilitas yang diberikan oleh media-media tersebut dalam hal biaya. Kotler (2005;669-670) perencana media harus mengetahui kapasitas jenis-jenis media utama dalam menyampaikan jangkauan, frekuensi, dan dampak. Media iklan utama serta biaya, keunggulan dan kendalanya ditampilkan dalam tabel 2.2 yaitu: Tabel 2.1 Profil Jenis-jenis Media Utama Media Keunggulan Keterbatasan Surat Kabar Fleksibilitas; ketepatan waktu; Jangka waktu pendek, mutu liputan pasar lokal yang baik; reproduksi penerimaan yang luas; sangat penerusan dipercaya. Televisi buruk; ke audiens berikutnya buruk. Menggabungkan gambar, Biaya absolut tinggi; suara dan gerak; merangsang pengelompokkan tinggi; indera; perhatian yang tinggi; paparan bergerak jangkauan tinggi. sehingga sulit cepat dilihat; audiens dipilih secara kurang baik. Surat Langsung Audiens terpilih; fleksibilitas, tidak ada persaingan iklan dalam media yang Biaya relatif tinggi; citra surat sampah . sama; personalisasi. Radio Penggunaan geografis misal; dan pilihan demografis tinggi; biaya rendah. Hanya penyajian suara; perhatian lebih rendah daripada televisi, struktur harga tidak standar, tidak ada jaminan posisi. Majalah Pilihan geografis dan Tenggang waktu atas demografis tinggi; manfaat dari pembelian kredibilitas dan gengsi; iklan panjang; ada peredaran mutu reproduksi tinggi; jangka yang waktu jaminan posisi produk. panjang; penerusan sia-sia; tidak ada pembacaan baik . Ruang terbuka (out door) Fleksibilitas; pengulangan paparan tinggi; biaya rendah; Tidak ada pilihan audiens; kreativitas terbatas. persaingan rendah. Halaman kuning pada buku Liputan lokal yang unggul; Persaingan tinggi; tenggang telepon sangat meyakinkan; jangkauan waktu luas; biaya rendah. pembelian atas manfaat iklan panjang; kreativitas terbatas. Media Keunggulan dari Keterbatasan Surat berita Selektivitas sangat sangat terkontrol; tinggi; peluang Biaya bisa mengalir dengan sia-sia. interaktif; biaya relatif rendah. Brosur Lentur; Telepon sangat terkendali; Produksi yang berlebihan peluang interaktif; biaya relatif bisa rendah. mengalir dengan sia-sia. Memiliki banyak pengguna; Biaya relatif tinggi kecuali peluang jika digunakan sukarelawan. untuk memberikan menyebabkan biaya sentuhan pribadi. Internet Selektivitas tinggi; Media yang relatif jumlah baru kemungkinan interaktif; biaya dengan pengguna relatif rendah. yang rendah di beberapa Negara. Sumber: Kotler (2005 ; 669-670) 6) Pengukuran (Measurement) Mengevaluasi dampak penayangan iklan yang telah disampaikan kepada audiens apakah iklan tersebut berpengaruh terhadap komunikasi dan penjualan atau tidak. 2.6 Pesan (Message) Idealnya suatu pesan harus mendapat perhatian menarik, membangkitkan tindakan. Menurut Saladin dan Oesman (2002;130), ada lima permasalahan dalam menyusun pesan, yaitu : 1. Isi Pesan Komunikator harus memperhitungkan apa yang harus disampaikan kepada khalayak supaya mendapat tanggapan yang diinginkan. Hal ini disebut unique selling promotion (USP) yang termasuk kedalam USP diantaranya adalah himbauan, tema, ide atau usaulan penjualan yang unik. Pada dasarnya himbauan terbagi dalam tiga jenis, yaitu : a. Himbauan rasional, yaitu menghimbau kesenangan pribadi dari khalayak pendengar. b. Himbauan emosional, yaitu membangkitkan emosi negatif atau positif yang memotifasi pembelian. c. Himbauan moral, yaitu untuk memberitahukan mengenai apa yang baik ban benar. 2. Format pesan Format pesan ini pokok berita yang akan disampaikan harus jelas dan mudah dimengerti oleh konsumen. Disamping hal hal tersebut, pesan harus sebisa mungkin dapat menarik perhatian orang yang membacanya dan melihatnya. 3. Sumber pesan Pesan-pesan yang akan disampaikan lebih persuasif sifatnya dan dapat dipercaya. Tiga faktor kredibilitas pesan, yaitu keahlian, terpercaya dan dikuasai. 4. Perencanaan pesan Perencanaan pesan yaitu beberapa alternatif pesan dan memilih yang terbaik. 5. Evaluasi dan seleksi pesan Yaitu mengevaluasi dan menyeleksi kualitatif appeal yang menyehatkan. Dalam hal ini harus diperhatikan tentang tema dan appeal periklanan. Yang dimaksud dengan tema periklanan merupakan kata-kata (slogan) dan amanat untuk konsumen, tema periklanan ada dua, yaitu : a. Tema Periklanan langsung Yaitu mencoba mempengaruhi konsumen bertindak melakukan pembelajaran, dengan mengemukakan motif-motif tertentu atau mendorong konsumen untuk meminta keterangan lebih lanjut tentang barang yang diiklankan. b. Tema periklanan tidak langsung Yaitu untuk menciptakan sikap konsumen yang dapat mengemukakan suatu daya tarik yang secara langsung melakuakan pembelian, misalnya pemberi service. Daya tarik (appeal) yaitu apa yang menjadi daya tarik bagi konsumen, appeal ini harus sesuai dengan buying motive konsumen misalnya, rasa, bangga, ambisi, ingin, meniru, dan lain-lain. Kampanye iklan berbeda-beda dari segi kreativitasnya. Kotler (2005;280-286). Empat tahapan tersebut terdiri dari : 1. Pengujian Pesan (Message Generation) Konsumen adalah sumber utama dari gagasan yang baik, perasaan mereka mengenai kekuatan dan kelemahan dari berbagai merek yang ada memberikan isyarat penting bagi strategi kreatif. 2. Evaluasi dan Pemilihan Pesan (Message Evaluation and Selection) Pengiklan perlu mengevaluasi berbagai alternatif pesan. Iklan yang baik biasanya berfokus pada suatu rencana atau proposisi penjualan, pesan seharusnya dinilai menurut kemampuannya untuk memunculkan hasrat atau keinginan (desirability), eklusifitas (exlusiveness), dan kemampuan untuk dipercaya (beliveability). Suatu pesan pertama-tama harus menyatakan sesuatu yang diinginkan atau menarik tentang sebuah produk, dan juga harus menyatakan sesuatu yang ekslusif atau unik yang tidak dikenalkan kepada setiap merek dalam kategori produk sehingga akhirnya pesan tersebut harus dapat dipercaya atau dibuktikan. Pengiklan seharusnya menguji terlebih dahulu iklan mereka untuk mengetahiu daya tarik mana yang mempengaruhi keprilakuanya paling kuat. Menguji daya tarik pengiklanan dan pemposisian akan menunjukkan strategi periklanan mana yang seharusnya diadopsi oleh perusahaan untuk mendapatkan pijakan yang paling kokoh di pasar. 3. Pelaksanaan Pesan (Message Execution) Pengaruh pesan tidak hanya tergantung pada apa yang dikatakan tetapi juga pada bagaimana menyatakannya. Beberapa iklan dirasakan untuk pemposisian rasional (rational positioning) dan lainnya untuk pemposisian emosional (emotional positioning). Dalam mempersiapkan sebuah kampanye iklan, pengiklan biasanya mempersiapkan strategi salinan (copy strategy), yaitu pernyataan yang menjelaskan tujuan, isi, dukungan dan sifat dari iklan yang diinginkan. Komunikator juga harus memilih suasana yang pas bagi iklannya, kata-kata yang mudah diingat dan menimbulkan perhatian harus dikemukakan. Elemen-elemen format seperti ukuran, warna dan ilustrasi iklan akan menimbulkan pengaruh serta biaya iklan. Menurut Suyanto (2003;152-154), setiap pesan dapat disajiakan dalam gaya penyampaian yang berbeda, yaitu: a) Potongan kehidupan (slice of life), iklan tersebut menunjukkan satu atau lebih orang yang menggunakan suatu produk dalam keadaan normal. b) Gaya hidup (life style), iklan ini menekankan bagaimana sebuah produk cocok dengan gaya hidup tertentu. c) Khayalan (fantasy), iklan ini menciptakan sebuah khayalan disekitar produk dan penggunaanya. d) Suasana hati atau kesan (mood or image), iklan ini membangun suasana hati atau kesan terhadap produk seperti kecantikan, cinta dan ketenangan. Tidak ada pernyataan yang dibuat mengenai produk tersebut kecuali melalui saran. e) Musikal (musical), iklan ini menggunakan musik latar atau menampilkan satu atau lebih orang atau karakter kartun sedang menyanyikan sebuah lagu yang melibatkan produk tersebut. f) Simbol kepribadian (personality symbol), iklan ini menciptakan sebuah karakter yang melambangkan produk tersebut. g) Keahlian teknis (technical expretise), iklan ini menunjukan keahlian dan pengalaman perusahaan dalam membuat produk tersebut. h) Bukti ilmiah (scientific evidence), iklan ini menyajikan hasil survei atau bukti ilmiah bahwa merek tersebut lebih disukai atau mengungguli merek lain. i) Bukti penghargaan (testimonial evidence), Iklan ini menampilkan komunikasi yang sangat kredibel, disukai atau ahli yang mendukung produk tersebut. 4. Kajian Ulang Tanggung jawab Sosial (Social Responsibility Review) Pengiklan dan bironya harus memastikan bahwa iklan kreatif mereka tidak melanggar norma-norma sosial dan hukum. Para pengiklan tidak boleh membuat pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan, seperti menyatakan bahwa suatu produk menyembuhkan sesuatu padahal tidak. Agar bertanggung jawab secara sosial, pengiklan yang harus berhati-hati untuk tidak menyinggung suatu kelompok etnik, ras minoritas, atau kelompok kepentingan khusus. 2.6.1 Etika Pesan Iklan Kasali (1995;214-216), dalam merancang pesan harus memperhatikan etika, aspek-aspek tersebut diantaranya meliputi : 1. Kejujuran dalam pesan iklan, iklan tidak boleh menyesatkan, antara lain dengan memberikan keterangan yang tidak benar, mengelabui, dan memberikan janji yang berlebihan, 2. Bertanggungjawab, iklan tidak boleh menyalahgunakan kepercayaan dan merugikan masyarakat, 3. Tidak bertentangan dengan hukum, iklan harus mematuhi Undang-Undang dan peraturan pemerintah, 4. Isi iklan, pernyataan dan janji mengenai produk dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, 5. Anak-anak, Iklan yang ditujukan atau yang mungkin melihatkan anak-anak tidak boleh menampilkan bentuk apa pun hal yang dianggap dapat mengganggu atau merusak jasmani dan rohani mereka, mengambil manfaat atas kemudahpercayaan, kekurangan pengalaman, atau kepolosan hati mereka, 6. kekerasan, iklan tidak boleh merangsang atau membenarkan tindakan-tindakan kekerasan, 7. Tidak boleh menyinggung perasaan, iklan harus menggunakan bahasa yang baik dan istilah yang tepat 8. Agama/ Kepercayaan, iklan tidak boleh merendahkan dan mencemooh agama dan kepercayaan, dan sebagainya. 2.7 Perilaku dan Sikap Konsumen 2.7.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perusahaan semakin menyadari bahwa perilaku konsumen memiliki kepentingan tersendiri bagi mereka karena berbagai alasan terutama memberikan kepuasan semaksimal mungkin kepada konsumen. Suatu perusahaan berusaha mengantisipasi perubahan-perubahan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan, menghadapi aneka ragam kebutuhan dan perilaku konsumen. Lalu apa yang dimaksud dengan perilaku konsumen untuk lebih jelasnya terdapat beberapa pengertian sebagai berikut: Hawkins, Best dan Coney (2004;7) adalah : Consumer behavior is the study of individuals, groups, or organization and the processes they use to select, secure, use, and dispose of products, service, experience or ideas to satisfy needs and the impacts that these processes have on the consumer and society. Sedangkan menurut The American Association yang dikutip dari buku Setiadi (2003;6) adalah: Perilaku konsumen adalah merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumen adalah suatu studi yang menggambarkan bagaimana individu atau kelompok memilih, membeli, atau menempatkan produk, jasa, ide atau pengalaman. Proses tersebut melibatkan konsumen untuk memuaskan kebutuhan dan hasratnya. Terdapat banyak hal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Keputusan konsumen untuk membeli suatu produk juga akan melalui berbagai tahap yang melibatkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen tersebut. Kesimpulannya, perilaku konsumen (consumer behaviour) adalah suatu proses bagaimana individu atau konsumen mengambil keputusan, baik dalam prepurchase, purchase, maupun post purchase. Sikap dan perilaku konsumen tidak lagi terpaku pada kebutuhan saja, namun telah dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor lingkungan (eksternal) maupun factor internal. Dan kebutuhan konsumen pun sudah beraneka ragam. Dengan mempelajari perilaku konsumen terhadap tindakan membeli barang maupun jasa., maka perusahaan berkepentingan sesuai dengan konsep pemasaran yang mengarah pada pencapaian kepuasan konsumen dan kesejahteraan masyarakat. Model perilaku konsumen ini digambarkan secara sederhana sebagai berikut: Gambar 2.2 Model Perilaku Konsumen Rangsangan Rangsangan Pemasaran Lain Product Ekonomi Place Teknologi Price Politik Promotion Budaya Karakteristik Proses Niat Beli Pembeli Pengenalan masalah Pencarian Sosial Informasi Penilaian Pribadi Alternatif Keputusan Psikologis membeli Perilaku setelah membeli Budaya Niat Beli Pilihan produk Pilihan Merk Pilihan penyalur Waktu pembelian jumlah pembelian Sumber: Kotler (2005;203) Gambar di atas terlihat bahwa rangsangan pemasaran dan rangsangan lainnya mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen sesuai dengan ciriciri dari pembeli itu sendiri. Rangsangan pemasaran dan rangsangan lain tersebut akan membantu konsumen untuk mengambil keputusan pembelian berdasarkan pemilihan akan produk, merek, saluran pembelian, waktu pembelian, dan jumlah yang akan mereka beli. 2.7.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Simamora (2004;7-11) menjelaskan perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini: 1. Faktor Budaya Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam pada keinginan dan perilaku konsumen. Budaya adalah susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya. Sedangkan sub budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Faktor budaya juga dapat terlihat dari adanya kelas sosial. Kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya mempunyai nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama. 2. Faktor Sosial Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kelompok acuan, keluarga, serta aturan dan status sosial konsumen, Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Sedangkan keluarga dapat mempengaruhi perilaku pembeli karena keluarga merupakan suatu organisasi yang paling penting dalam masyarakat. Karena seseorang adalah anggota dari kelompok kecil dan anggota suatu keluarga maka posisi setiap orang dalam kelompoknya dapat ditetapkan baik lewat perannya maupun statusnya dalam organisasi tersebut. Seringkali seseorang menunjukkan status mereka di masyarakat ketika mereka memilih suatu produk. 3. Faktor Pribadi Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Orang akan membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya dan konsumsi pun dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan pekerjaan seseorang. Pemasar barang-barang yang peka terhadap harga terus-menerus memperhatikan kecenderungan penghasilan pribadi, tabungan, dan tingkat suku bunga. Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup dan kepribadian serta konsep diri yang berbeda pula. 4. Faktor Psikologis Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian. Suatu motif atau dorongan adalah kebutuhan yang dapat mendorong seseorang untuk bertindak. Persepsi didefinisikan sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambar keselurahan yang berarti. Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Kebudayaan kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka. 2.7.3 Pembentukan Sikap Konsumen Sebagai konsumen, kita masing-masing mempunyai berbagai macam sikap terhadap produk, jasa, iklan dan lain-lain. Sikap sangat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, pengaruh keluarga dan teman-teman, pemasaran langsung dan media massa. Saladin dan Oesman (2002;42): Sikap adalah predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan yang dapat mengarahkan tingkah laku individu. Paul dan Olson yang dikutip Simamora (2004;153): Sikap adalah evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Ini berarti bahwa sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli dibentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang diperoleh dari orang lain, atau terpapar oleh iklan di media massa, internet dan berbagai bentuk pemasaran langsung. Sebagai kecenderungan yang dipelajari, sikap memiliki kualitas motivasi yaitu mereka mendorong konsumen ke arah perilaku tertentu atau menarik konsumen dari perilaku tertentu. Karakteristik lain dari sikap adalah bahwa sikap relatif konsisten dengan perilaku yang dicerminkannya, tetapi walaupun mempunyai konsistensi sikap tidak selalu permanen atau sikap dapat berubah. 2.7.4 Pembentukan Sikap Melalui Model Sikap Tiga Komponen Schiffman and Kanuk (2007;231), komponen pertama dari model sikap tiga yaitu pertama komponen kognitif, merupakan kepercayaan yang didasari oleh pengetahuaan, persepsi, dan pengalaman seseorang mengenai suatu objek. Kedua komponen affektif , merupakan emosi-emosi yang ada pada diri seseorang dalam kaitannya dengan suatu objek atau merek. Ketiga komponen konasi , merupakan kesiapan untuk berprilaku tertentu yang didasari oleh suatu sikap tertentu atau maksud untuk membeli. Gambar 2.3 Tiga Komponen dalam Pembentukan Sikap KONASI AFFEKTIF KOGNITIF Sumber: Schiffman and Kanuk (2007;225) 2.7.5 Pembentukan Sikap Konsumen Melalui Model Sikap Terhadap Iklan Usaha untuk memahami dampak penayangan iklan atau sarana promosi lain pada sikap konsumen terhadap berbagai produk atau merek tertentu, berikut gambar mengenai konsepsi hubungan berbagai unsur pada model sikap terhadap iklan. Gambar 2.4 Konsep Pengaruh Berbagai Unsur Pada Model Sikap Terhadap Iklan Keterbukaan terhadap iklan Pertimbangan menenai iklan (kognisi) Perasaan terhadap iklan (affection) Sikap terhadap iklan Keyakinan pada merek Sikap terhadap merek Sumber: Schiffman and Kanuk, (2007;231) Gambar model sikap terhadap iklan di atas, menjelaskan konsumen membentuk berbagai perasaan (affection) dan pertimbangan (kognasi) sebagai akibat keterbukaan terhadap iklan. Perasaan dan pertimbangan ini pada gilirannya mempengaruhi sikap komponen terhadap iklan dan keyakinan terhadap merek yang diperoleh dari keterbukaan terhadap iklan. Akhirnya sikap komponen terhadap iklan dan keyakinan pada merek mempengaruhi sikapnya terhadap merek. Sikap konsumen terhadap iklan mempunyai dampak yang lebih kuat pada sikap terhadap merek dan maksud untuk membeli daripada produk yang sudah dikenal baik. Keyakinan terhadap iklan memainkan peran yang jauh lebih kuat dalam menentukan sikap terhadap merek bagi produk yang sudah dikenal baik. Penelitian ini dilakukan berdasarkan gambar di atas yaitu meneliti sikap dan perilaku konsumen dari awal yaitu keterbukaan konsumen terhadap iklan, yang akan menimbulkan perasaan atau pengaruh dalam diri konsumen tersebut setelah melihat tayangan iklan, sehingga perasaan atau pengaruh yang ada membuahkan sikap terhadap iklan tersebut. Sikap tersebut dapat berupa sikap positif yang menghasilkan keputusan pembelian atas produk tersebut dan juga dapat berupa sikap negatif. 2.8 Niat Beli Konsumen Dalam mencari dan menumbuhkan niat beli konsumen terlebih dahulu harus memahami bagaimana konsumen berkeputusan. Menurut McCarthy (2002;298), niat beli dapat didefinisikan sebagai berikut : Niat beli merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk membeli barang atau jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhannya. Bearman (1995;202), tumbuhnya niat beli konsumen itu disebabkan oleh unsurunsur yang terdiri dari tiga tahapan, diantaranya : 1. Rangsangan Merupakan suatu isyarat yang ditujukan untuk mendorong atau menimbulkan seseorang untuk bertindak. 2. Kesadaran Merupakan sesuatu yang memasuki pikiran seseorang. Kesadaran ini dipengaruhi oleh pertimbangan atas barang atau jasa itu sendiri. 3. Pencarian Informasi Aspek pencarian informasi dibagi dalam enam bagian : a. Informasi Intern Bersumber dari ingatan konsumen untuk memilih barang atau jasa yang memuaskannya. b. Informasi Ekstern Informasi yang melibatkan iklan (media cetak dan penjualan langsung, dan bersumber sosial atau keluarga, teman ataupun kolega). c. Memastikan Sifat Yang Khas dari Setiap Pilihan Yang Ada Tahap ini konsumen mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan ciri dan sifat dari setiap pilihan. Setelah diketahui akan pilihannya maka konsumen memutuskan barang yang kan dibelinya. d. Pemilihan Alternatif Pemilihan ini terjadi jika beberapa barang atau jasa merupakan suatu pilihan yang sulit bagi konsumen untuk mengevaluasi alternatif yang tersedia. e. Pembelian Tahapan dimana konsumen telah melalui pilihan dan siap untuk mengeluarkan uangnya untuk ditukar dengan barang atau jasa tersebut. f. Tempat Dimana Membeli Tempat pembelian merupakan salah satu perkembangan di toko mana konsumen akan membeli produk atau jasa tersebut. Sebuah toko atau penyalur memiliki citra yang baik atau merangsang konsumen untuk berbelanja lebih lanjut sehingga diharapkan konsumen menjadi terbiasa membeli di tempat yang sama. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelian berawal jauh sebelum proses pembelian sesungguhnya dengan berakibat jauh setelah pembelian. Hal ini mendorong pemasaran untuk memusatkan perhatian pada keseluruhan proses dan bukan hanya pada keputusan membeli saja. 2.9 Pengaruh Pesan Iklan (Message) Terhadap Niat Beli Calon Konsumen Suatu presentasi penjualan yang baik, mendemonstrasikan, atau iklan menciptakan minat terhadap produk dan kemudian, dengan menggunakan ilustrasi bagaimana fitur produk akan memuaskan kebutuhan konsumen, maka akan tercipta tindakan pembelian (Lamb, Hair, dan McDaniel, 2001;159). Iklan merupakan salah satu instrumen pemasaran modern yang aktivitasnya didasarkan pada konsep komunikasi, dan juga merupakan bagian pokok dari setiap rencana pemasaran. Bagi sebagian besar perusahaan, iklan menjadi salah satu pilihan yang menarik. Disamping sebagai sumber informasi, iklan juga dipandang sebagai media hiburan dan media efektif terutama jika ditayangkan di televisi. Perusahaan sudah pasti ingin menumbuhkan niat beli konsumen terhadap produk perusahaan ditengah ketatnya persaingan dengan berusaha mendapatkan konsumen dan calon konsumen yang potensial. Dalam hal ini, para konsumen akan melakukan pembelian atau konsumsi terhadap produk perusahaan. Sehingga dapat meningkatkan jumlah pelanggan perusahaan. Melalui penyajian iklan yang menarik dan dapat memberikan informasi mengenai manfaat dan nilai tambah dari produk yang ditawarkan diyakini akan mendorong niat beli konsumen. Bearden, Ingram, LaForge, (2004;40), menerangkan bahwa pengaruh periklanan pada konsumen sering dijelaskan dengan menggunakan Hierarchy of effects, atau proses informasi, model. Rangkaian efek ini akan dijelaskan dalam gambar 2.5 berikut: Gambar 2.5 Advertising Hierarchy of effects Message Exposure intelizer Attention Comprehension Retention Acceptance Sumber: Bearden, Ingram,LaForge, 2004; 407. Pemasar mencapai message exposure dengan menempatkan iklan pada media yang sesuai, seperti majalah, televisi, atau koran, yang memberi konsumen kesempatan untuk memproses pesan. Evaluasi positif dari merek akan muncul dengan mudah dengan mengulang pengungkapan pada pengiklan. Consumer attention adalah langkah berikutnya. Iklan harus mempengaruhi konsumen untuk menunjukkan usaha mental melaluinya. Perhatian pertama yang ditunjukkan iklan adalah karakteristik fisiknya. Untuk iklan cetak, termasuk didalamnya ukuran, jumlah warna, dan pengaturan cahaya. Gerakan, model yang menjadi pusat perhatian, dan sesuatu yang baru juga membantu dalam menarik perhatian konsumen. Dengan perhatian tidak berarti konsumen akan memproses pesan lebih jauh. Message comprehension, tahap selanjutnya, berarti konsumen mengerti maksud dari iklan. Pemahaman meliputi kategori dari stimulus atau merek yang diiklankan berdasarkan informasi yang telah tertanam iklan lebih lanjut. Informasi yang muncul pertama atau terakhir adalah yang paling dipahami. Message retention muncul ketika konsumen menyimpan informasi yang terkandung dalam iklan dalam memori panjangnya, yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku konsumen dan niat beli konsumen di masa yang akan datang. Dari penjelasan di atas maka jelaslah bahwa periklanan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap niat beli konsumen. Lalu, message acceptance harus muncul kepada konsumen untuk mengembangkan perilaku yang berkesan baik mengenai produk atau jasa yang diiklankan dan kemudian diikuti dengan pembelian. Message acceptance meliputi baik pengenalan ingatan atau respon yang berkaitan dengan informasi yang ada dalam iklan seperti peragaan, atau respon yang dipengaruhi, yang muncul karena periklanan. Masing-masing tahap dalam Advertising Hierarchy of Effects ini merupakan tujuan dari periklanan yang dijalankan oleh perusahaan. Salah satu dari tujuan periklanan tersebut ialah membuat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk yang dikeluarkan oleh perusahaan yang tahapannya seperti yang terjadi dalam Advertising Hierarchy of Effects ini.