GUNADARMA UNIVERSITY LIBRARY : http://library.gunadarma.ac.id 1 INTRODUCTION TO NON-LINEAR CURVE USING GRADIENT OPERATOR Ray Fitri (51400002) Abstract—INTRODUCTION TO NON-LINEAR CURVE USING GRADIENT OPERATOR Ray Fitri Undergraduate Program, 2011 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Key Words: image processing, convolution, edge detection line, the gradient operator, Newton interpolation ABSTRACT : Detecting a geometric shape in an image is one of the fundamental tasks in image processing. geometric shapes can be either a non-linear curve. A non-linear curve can be known handmade similarity function with manual calculations. Incorporation of image processing and numerical methods into a separate discussion. The final task was made as the process of introduction hand-made curves with the help of computers. Input of image data and output curves of a polynomial equation of the curve. Performed for the detection of line edge filter shape in the image. With the help of a gradient operator curve objects in the image can be filtered and transformed. After that, Newton interpolation approach used to fit the curve with its function. Penamaan File: 51400002 I. Chapter 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awalnya manusia menciptakan komputer sebagai alat bantu berhitung. Namun, saat ini komputer tidak saja difungsikan sebagai alat hitung, melainkan juga diberdayakan sebagai pemroses data masukan yang berupa data analog. Seiring dengan berkembangnya sejarah komputer, banyak pokok persoalan yang kemudian timbul. Salah satunya adalah masalah pengolahan citra. Pengolahan citra merupakan pokok persoalan pada ilmu komputer yang muncul setelah lahirnya sistem operasi yang berbasis grafik. Citra atau gambar biasanya dipresentasikan dalam bentuk dua dimensi. Mendeteksi bentuk geometris dalam suatu gambar merupakan salah satu dari tugas yang mendasar dari proses pengolahan citra. Untuk mendeteksi bentuk geometris, salah satu teknik yang digunakan adalah teknik pendeteksian garis tepi. Dalam mendeteksi suatu garis tepi dari suatu obyek di dalam citra, diperlukan suatu penapis digital khusus. Penapis digital tersebut dikenal juga dengan sebutan operator. Operator inilah yang nantinya akan mentransformasi citra masukan menjadi citra keluaran yang diharapkan. 1 2 Pada ilmu matematika dikenal suatu bentuk fungsi yang dituangkan ke dalam sebuah bentuk persamaan atau pertidaksamaan. Sebuah fungsi dapat berbentuk fungsi linier maupun fungsi non linier. Kemudian, fungsi tersebut dapat direpresentasikan ke dalam gambar dua dimensi yang terletak pada suatu sumbu koordinat. Gambar dua dimensi yang telah disebutkan sebelumnya dapat disebut sebagai kurva, baik linier maupun non linier. Sebuah gambar kurva non linier dapat dicari bentuk fungsi persamaannya secara manual. Namun, yang kemudian menimbulkan pertanyaan adalah bagaimana komputer dapat menggantikan manusia dalam menyelesaikan masalah tersebut. Penggabungan pengolahan citra dan penentuan persamaan kurva merupakan masalah tersendiri. Permasalahan ini kemudian menarik minat penulis untuk diteliti lebih lanjut. Lalu penulis mengambil subyek tersebut sebagai bahan tulisan untuk tugas akhir. Dengan berkembangnya pemikiran manusia, teknologi-teknologi baru juga diciptakan untuk mengatasi masalah yang ditemui kemudian. Dengan menggunakan salah satu teknik penyelesaian yang ada, masalah tersebut diangkat dalam skripsi yang bertema pengenalan....... For further detail, please visit UG Library (http://library.gunadarma.ac.id) II. Chapter 2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penglihatan Komputer 2.1.1 Pengenalan Konsep Kecerdasan Buatan Di dalam bukunya, Sri Kusumadewi (2003) mengatakan bahwa manusia dapat melakukan penalaran untuk menyelesaikan masalah yang tengah dihadapinya. Manusia menciptakan komputer yang berfungsi membantu mengatasi masalah. Berkembangnya pola pikir manusia menimbulkan suatu masalah baru, yaitu bagaimana caranya manusia mengatasi kecerdasannya yang senantiasa berubah-ubah. Sebagai jawaban dari hasil penelitian, manusia melahirkan suatu bidang ilmu yang dikenal dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Perkembangan teknologi menyebabkan adanya perkembangan dan perluasan lingkup pemakaian kecerdasan buatan. Karakteristik mesin yang cerdas dibutuhkan di berbagai disiplin ilmu dan teknologi. Kecerdasan buatan tidak hanya mendominasi bidang ilmu komputer atau teknologi informatika saja, tetapi juga berbagai disiplin ilmu yang lain. Irisan antara psikologi dan kecerdasan buatan melahirkan suatu area baru yang disebut pengenalan dan psikolinguistik. Irisan antara teknik elektro dan kecerdasan buatan melahirkan berbagai bidang keilmuan seperti pengolahan citra, teori kendali, pengenalan pola dan robotika. 6 7 Irisan penggunaan kecerdasan buatan dengan berbagai disiplin ilmu menyebabkan cukup rumitnya pengklasifikasian kecerdasan buatan menurut bidang ilmu yang menggunakannya. Untuk memudahkan hal tersebut, pengklasifikasian kecerdasan buatan didasarkan pada hasil keluaran yang diberikan pada berbagai aplikasi komersial. Lingkup utama dalam kecerdasan buatan adalah: 1. Sistem Pakar. Pada Sistem Pakar, komputer digunakan sebagai sarana untuk menyimpan pengetahuan dari para pakar atau ahli. Dengan demikian, komputer memiliki keahlian untuk menyelesaikan permasalahan dengan meniru keahlian yang dimiliki oleh para pakar. 2. Pengolahan Bahasa Alami. Pada Pengolahan Bahasa Alami, pengguna diharapkan dapat berinteraksi dengan komputer 2 GUNADARMA UNIVERSITY LIBRARY : http://library.gunadarma.ac.id menggunakan bahasa sehari-hari. 3. Pengenalan Ucapan. Melalui Pengenalan Ucapan, manusia dapat berinteraksi dengan komputer menggunakan suara sebagai masukan. 4. Robotika dan Sistem Sensor. 5. Penglihatan Komputer (Computer Vision). Lingkup Penglihatan Komputer digunakan untuk menginterpretasikan gambar atau obyek-obyek yang tampak melalui komputer. 6. Intelligent Computer-aided Instruction. Di dalam hal ini, komputer digunakan sebagai tutor yang dapat melatih....... For further detail, please visit UG Library (http://library.gunadarma.ac.id) III. Chapter 3 BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Rancangan Program Secara umum, proses untuk pengenalan bentuk kurva digambarkan pada gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram proses Data masukan berupa gambar kurva yang bersifat analog dimana garis pembentuk kurva dapat memiliki diameter yang berbeda-beda. Setelah itu, gambar kurva diolah menjadi bentuk diskrit citra digital. Hasil digitasi dari citra menjadi masukan bagi proses transformasi citra. Transformasi citra dilakukan untuk mengubah citra 44 45 masukan dengan ukuran lebar garis kurva yang berbeda-beda menjadi satu garis kurva dengan ukuran lebar yang sama untuk memudahkan proses pencocokan kurva. Sebagai analogi, lebar garis yang dihasilkan oleh pensil berukuran 0,5 mm akan berbeda lebar garis yang dihasilkan oleh spidol papan tulis. Oleh karena itu, transformasi citra dilakukan untuk menyamakan proses pembacaan kurva terhadap citra masukan yang berbeda-beda. Pencocokan kurva dilakukan dengan pendekatan interpolasi Newton. Dengan menggunakan beberapa titik sampel yang terdapat dalam kurva, program akan menentukan bentuk fungsi dari kurva. Selain gambaran umum program, pada bagian ini juga akan dipaparkan rancangan umum dari pemrograman. Program ini dibuat dengan bantuan bahasa pemrograman Java yang berbasiskan pemrograman berorientasi obyek. Arsitektur program dibuat secara modular, dimana pada Java dikenal dengan sebutan kelas. Oleh karena itu, rancangan program pengenalan kurva dibuat secara modular sesuai dengan kapasitas kebutuhan pengolahan data. Selanjutnya, kelas-kelas yang digunakan pada program pengenalan kurva dijelaskan pada bagian perancangan kelas. Pembahasan masalah dalam tugas akhir ini dibedakan menjadi dua. Pembahasan pertama mengenai pengolahan citra dan transformasi citra hingga didapatkan hasil berupa titik-titik koordinat yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pencocokan kurva. Pembahasan kedua meliputi implementasi metode pencocokan kurva dengan pendekatan interpolasi Newton. Rancangan terhadap kedua kelompok bahasan akan diuraikan pada bagian berikut. 46 3.1.1 Rancangan Pengolahan dan Tranformasi Citra Seperti telah dijelaskan sebelumnya, data masukan yang digunakan dalam program pengenalan kurva berupa data....... For further detail, please visit UG Library (http://library.gunadarma.ac.id) IV. Chapter 4 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil uji coba, kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa kurva yang dibuat oleh tangan dapat dicari bentuk persamaannya dengan bantuan komputer. Hasil uji coba juga membuktikan bahwa teknik pendekatan gradien berhasil diterapkan untuk menyaring dan meloloskan obyek kurva dengan nilai kontras yang tinggi. Berbeda dengan kurva yang memiliki nilai kontras rendah, obyek kurva tidak dapat diloloskan pada proses transformasi. Hal tersebut dikarenakan oleh proses penapisan hanya meloloskan nilai berfrekuensi tinggi. Proses penapisan itu dilakukan untuk mereduksi derau-derau yang biasanya memiliki frekuensi lebih rendah jika dibandingkan dengan obyek yang ada pada suatu citra. Sesuai dengan rumusan pada awal penelitian, kurva yang dianalisis adalah kurva non linier dengan fungsi y terhadap x. Oleh karena itu, pembacaan kurva dilakukan secara vertikal. Hasil uji coba membuktikan bahwa kurva yang memiliki bagian yang sejajar sumbu y tidak akan diloloskan. Dengan begitu, tujuan penelitian telah terjawab. Kesimpulan terakhir yang didapat berupa hasil metode pencocokan kurva. Hasil uji coba pada penulisan ini menunjukkan bahwa semakin banyak titik sampel 126 127 yang dimasukkan, semakin banyak orde atau suku yang dilibatkan dalam persamaan. Penggunaan titik sampel yang semakin banyak belum tentu menunjukkan kualitas kurva bentukan yang lebih baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan penempatan 10 dan 15 titik sampel. Penggunaan 10 titik sampel menghasilkan kurva bentukan yang mendekati kurva asli. Sebaliknya, penggunaan 15 titik sampel semakin menjauhi bentuk kurva asli. Hal tersebut dikarenakan oleh posisi dari masing-masing piksel pembentuk kurva yang telah disaring tidak terletak tepat pada satu garis. Pada saat dilakukan penempatan titik, interpolasi membaca titik-titik tersebut berdasarkan koordinat titik pada bidang (x,y). Maka, kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil uji coba adalah bahwa penggunaan 10 titik sampel merupakan yang paling mendekati kurva asli. 4.2 Saran Penggunaan operator gradien dalam mendeteksi kurva berhasil diterapkan dalam masalah....... For further detail, please visit UG Library (http://library.gunadarma.ac.id) V. Chapter 5 ....... For further detail, please (http://library.gunadarma.ac.id) visit UG Library