STRATEGI USAHA PERUM PEGADAIAN DALAM SITUASI KRISIS EKONOMI GLOBAL Tunjung Sari STIE AUB Surakarta Abstract So the company can survive and have a competitive advantage, companies must carry out any job is better to produce a quality product and services. Because the only company that can produce a quality service, reasonable rates and services that meet the criteria of consumers that can compete in global markets and can be accepted by consumers. About the problems addressed in this study is: how strategic business Pawnshop in an effort to provide quality service, maintaining customer loyalty, and increase the number of customers. This study includes the type of descriptive research with literary study approach to illustrate the Pawnshop strategy in an effort to provide services and achieve customer loyalty. Analysis techniques using SWOT analysis. Conclusions drawn are: (1) Strategy Pawnshop in an effort to provide quality service, maintaining customer loyalty, and increase the number of cus tomers in terms of internal factors is the application of the concept of TQM, which is a new dimension in thinking about quality with an emphasis on the interests of consumers. The basic concept of TQM implementation adalah1: involvement in the management of company operations, 2) primary focus on the customer, 3) Involvement and effective use of all labor, 4) continuous improvement in business processes; 5) Treat the investor (government) as a partner; 6) establish performance measures for the process, (2) Strategy Pawnshop in an effort to provide quality service, maintaining customer loyalty, and increase the number of customers in terms of external factors are: 1) Use the opportunity to convey its advertising promotions from the best possible product on t he services offered , so that it can attract attention and to gather a lot of potential consumers, 2) develop an action plan, which is seeking funding sources that are relatively cheap by the way: propose additional capital, extending the reach of services by opening branches in areas of potential, intensifying marketing programs, training and human resource development , improve the quality of service to customers, creating new products, services, community needs, and seek funding to improve existing facil ities and infrastructure. Keywords: strategy, TQM, human resources development K A. Pendahuluan risis ekonomi jilid II tahun 2007 -2008 yang berawal dari kebangkrutan peru sahaan finansial di Amerika Serikat karena kredit kepemilikan rumah ya ng gagal bayar (subprime mortage) memberikan dampak yang luas bagi masyarakat dunia. Hal ini karena Amerika Serikat menjadi tujuan ekspor bagi pelaku usaha baik dari Indonesia maupun dunia. Dampak bagi perekonomian Indonesia adalah semakin melambungnya harga bahan baku impor, produk elektronik, komputer, hingga barang kebutuhan rumah tangga yang harganya melambung. Meskipun pemerintah telah menurunkan tarif BBM, namun harga-harga kebutuhan pokok semakin meningkat , daya beli konsumen semakin menurun , terjadi peningkatan beban biaya bagi pelaku usaha. Masyarakat dan pelaku usaha mulai memikirkan cara mendapatkan dana kon sumsi atau modal tambahan bagi usahanya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan kredit kepada bank maupun meminjam dana dengan sistem gad ai. Sebagai salah satu BUMN bidang keuangan, Perum Pegadaian memiliki tugas untuk membantu upaya pemerintah baik dalam menyediakan modal bagi masyarakat dan pelaku usaha kecil dan menengah. Secara teoritis krisis keuangan global akan semakin mening katkan jumlah permintaan gadai, ini akan menjadi tantangan bagi Perum Pegadaian dalam menjalankan strategi usaha agar masyarakat semakin percaya kepada Perum Pegadaian. Kinerja pegadaian selama ini sudah baik, terutama dengan semakin mening katnya jumlah nasabah. Jumlah nasabah pada tahun 2002 sebesar 12.078.325 orang menjadi 15.225.602 pada tahun 2006. Jumlah pinjaman gadai juga semakin meningkat menjadi 17 triliun rupiah lebih pada tahun 2006. Namun demikian Perum Pegadaian masih perlu diberdayakan sehingga badan usaha ini dapat membe rikan manfaat yang maksimal untuk kemakmuran rakyat. Pemberdayaan ini dilakukan agar dapat mendayagunakan aset negara yang dikuasai untuk mencapai kemakmuran rakyat yang sebesar -besarnya, mampu berperan sebagai pendukung pere konomian, dan berperan sebagai sarana dan prasarana untuk membangun sumber daya manusia Indonesia. Pemberdayaan atas strategi usaha perlu dilakukan untuk mempertahankan kepercayaan nasabah dan meningkatkan jumlah pemasaran.. Salah satu cara untuk menuju keberhasilan kegiatan pemasaran adalah dengan memahami perilaku kon sumen dan meningkatkan kualitas pela yanan agar konsumen merasa puas setelah bertransaksi. Kualitas pelayanan yang baik merupakan satu hal yang sangat penting untuk meraih pasar (Tjiptono, 2002). Riset konsumen untuk mengungkapkan reaksi konsumen terhadap pelayanan yang dibe rikan perusahaan dengan tingkat kepuasan yang berkaitan dengan pelayanan tersebut sangat relevan dan dibutuhkan oleh peru sahaan yang berorientasi pada konsumen. Bisnis jasa gadai memerlukan usaha untuk membangun citra dan memperta hankan pelanggan. Diperlukan Total Quality Managemen (TQM) atau manajemen mutu total sebagai strategi usaha untuk mening katkan kepercayaan nasabah kepada Perum Pegadaian. Agar suatu perusahaan da pat bertahan dalam dunia yang sangat kom petitif dan memiliki keunggulan bersaing dalam skala global, maka perusahaan tersebut harus melaksanakan setiap peker jaannya dengan lebih baik dalam rangka menghasilkan produk jasa yang berkualitas tinggi. Karena hanya perusahaan yang dapat menghasilkan produk jasa yang berkualitas, bunga yang wajar dan pelayanan yang mampu memenuhi kriteria konsumen saja yang dapat bersaing dalam pasar global dan dapat diterima oleh konsumen. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dibahas dalam kajian kali ini dirumuskan sebagai berikut: bagaimanakah strategi usaha Perum Pegadaian dalam upaya memberikan pelayanan yang berkualitas, mempertahankan loyalitas nasabah, dan meningkatkan jumlah nasabah ? C. Tinjauan Teori 1. Strategi Pemasaran Perusahaan Jasa Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan mencip takan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk, nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar, pemasaran dan pemasar. Adapun tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat pro duknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasa ran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran (. Kotler, 2002) Menurut Swastha (1998), strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Faktor -faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah: (1) faktor mikro, yaitu perantara pema saran, pemasok, pesaing dan masyarakat, (2) faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/ budaya. Sedangkan strategi dan kiat pema saran dari sudut pendangan penjual (4 P) adalah tempat yang strategis ( place), produk yang bermutu (product), harga yang kompetitif (price) dan promosi yang gencar (promotion). Sedangkan dari sudut pandang pelanggan (4 C) adalah kebutuhan dan keinginan pelanggan (customer needs and wants), biaya pelanggan (cost to the customer), kenyamanan (convenience) dan komunikasi (comunication). Tujuan akhir dari strategi pemasaran adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (Total Customer Statisfaction). Kepuasan pelanggan sepe nuhnya bukan berarti memberikan kepada apa yang menurut kita keinginan dari mereka, tetapi apa yang sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan bagai mana mereka inginkan. Atau secara singkat adalah memenuhi kebutuhan pelanggan 2. Kualitas Pelayanan dan Loyalitas Pelanggan Kualitas suatu bentuk pela yanan atau produk bukan ditetapkan oleh suatu institusi atau pemberi jasa, akan tetapi ditentukan oleh penilaian atau persepsi pemakai atau pelanggan itu sendiri. Definisi kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebu tuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan (Tjiptono, 2002). Sedangkan menurut Wycot dalam Tjiptono (2002), kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Sedangkan menurut Ibrahim Buddy (1997) memberikan definisi kualitas adalah suatu strategi dasar bisn is yang menghasilkan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen internal dan eksternal secara eksplisit dan implisit. Nilai suatu kualitas pelayanan lebih sulit diukur dibandingkan produk suatu barang yang dihasilkan oleh pabrik. Hal ini disebabkan karena kualitas pelayanan: tidak berujud, tidak dapat dilihat, tidak dapat disimpan, tidak dapat dipisahkan dari sumbernya (Murdick et al, 1990). Parasuraman dan kawan-kawan (dalam Tjiptono, 2002) lima dimensi dari kualitas pelayanan adalah : a. Keandalan (realibility), yakni kemam puan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. b. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. c. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. d. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, keso panan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko, keragu-raguan. e. Empati (empathy), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para pelanggan. Schiffman dan Kanuk (2004) mendefinisikan loyalitas merek sebagai preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau kategori pelayanan ter tentu. Oliver dalam Uncle, Rowling dan Hammond (2003: 296) memberikan definisi bahwa loyalitas pelanggan adalah komitmen yang sangat dalam untuk membeli ulang atau selalu berlangganan suatu produk dan jasa secara konsisten di masa yang akan datang, dengan demikian mengaki - batkan pengulangan pembelian merek yang sama atau satu merek walaupun dipengaruhi situasi dan upaya pema saran yang mempunyai potensi untuk menyebabkan tindakan berpindah kepada orang lain. 3. Manajemen Mutu Total (TQM) Menurut (Narasimhan, 1995) memberi definisi bahwa TQM is a philosophy of continous improvement of quality. Customer are the key to the definition of quality, and TQM relies on a set of tools and concepts, teamwork, and employee improvement. Pengertian di atas dapat diartikan sebagai TQM adalah suatu filosofi kemajuan berke lanjutkan mutu. Pelanggan adalah kunci untuk definisi mutu, dan TQM ber sandar pada satu set perkakas dan konsep, kerjasama sekelompok, dan ketenagakerjaan karyawan. Sedangkan menurut Mulyadi (1995) memberi definisi TQM sebagai suatu sistem manajemen yang berfokus pada orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara berkelanjutan kepuasan customer pada biaya yang sesung guhnya yang secara berkelanjutan menurun. TQM adalah suatu sistem manajemen yang baru dan bukan hanya suatu program saja. Sistem harus ditetapkan yang menghasilkan proses peningkatan kualitas. Apabila TQM diterapkan pada suatu perusahaan maka penerapan tersebut m emerlukan adanya perubahan kultur dari peru sahaan. Alasan mengapa diperlukan TQM adalah globalisasi telah men jangkau seluruh aspek di dunia. Begitu juga dengan dunia ekonomi telah tersentuh oleh efek globalisasi dunia. Khususnya dalam globalisasi ekonomi telah menciptakan lingkungan bisnis yang menyebabkan perlunya penin jauan kembali sistem manajemen yang digunakan oleh perusahaan untuk mampu bertahan dan berkembang dalam persaingan tingkat dunia. Total Quality Management adalah sistem baru dalam menjal ankan bisnis atau mengelola perusahaan yang sama sekali berbeda dengan sistem tradisional. Sebagai suatu sistem baru yang telah terbukti berhasil menjamin kelangsungan hidup perusahaan di dunia yang semakin kompetitif, Total Quality Management mempunyai tujuan sendiri. Menurut Narasimhan (1995) tujuan TQM ada dua, yang pertama kepuasan konsumen atau total customer satisfaction. Tujuan yang kedua yaitu kemampuan untuk mela kukan sesuatu dengan baik pada waktu pertama atau ”do it right the first time” , yaitu untuk meyakinkan melalui desain kualitas produk atau jasa sesuai kebu tuhan konsumen. Fokus utama TQM adalah kepuasan konsumen. Disini yang menentukan kualitas dari produk yang dihasilkan perusahaan adalah kon sumen. Meskipun suatu produk yang diproduksi oleh suatu perusahaan sudah sesuai dengan standar atau kriteria yang ditetapkan oleh peru sahaan, tetapi kalau produk tersebut tidak sesuai dengan kriteria dan kebutuhan konsumen maka produk tersebut belum bisa disebut produk yang berkualitas. Jadi perusah aan harus biasa memproduksi barang atau jasa yang dapat memuaskan konsumen, dan hal tersebut dapat dilakukan peru sahaan dengan teknik atau sistem TQM yang berfokus pada kepuasan konsumen. Customer satisfaction sebagai fokus dari TQM juga mendapatkan perhatian yang besar dalam pemberian penghargaan bagi perusahaan yang mampu menerapkan manajemen kualitas dengan sukses dan pendekatan itu dapat diadaptasi oleh perusahaan lain. D. Penyajian Data dan Faka Operasional Perum Pegadaian selama ini sudah berjalan dengan baik. Ekspansi pembukaan kantor cabang baru terus dilakukan untuk penetrasi pasar. Selain itu promosi juga gencar dilakukan untuk menjaring nasabah baru. Perkembangan jumlah nasabah dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini terkait dengan sejumlah produk jasa yang jadi andalan Perum Pegadaian. Karakteristik produk jasa yang dikeluarkan oleh Perum Pegadaian antara lain adalah 1) Produk jasa yang dibutuhkan banyak orang 2) Besar (harga) angsuran terjangkau oleh masyarakat 3) Layanan dapat dinikmati konsumen dengan mudah 4) Luwes, artinya masa pinjaman dapat diperpanjang 5) Dapat berfungsi sebagai penitipan barang berharga. Pelanggan adalah seluruh lapisan masyarakat yaitu orang dewasa yang berprofesi sebagai buruh, wiraswasta, karyawan, pegawai negeri, dan masyarakat umum lainnya. Tinggi rendahnya jumlah dana yang dipinjamkan (kapasitas produksi) tergantung pada tinggi rendahnya minat konsumen untuk menggunakan jasa gadai karena pegadaian menetapkan tingkat bunga yang lebih tinggi dari bank. Pada tahun 2003 – 2007 kinerja yang dihasilkan oleh Perum Pegadaian adalah sebagai berikut: Tabel 1 Perkembangan Jumlah Pinjaman, Barang Jaminan, Jumlah Nasabah, dan Jumlah Cabang Perum Pegadaian Periode Tahun 2003 – 2007 Indikantor 2003 2004 2005 2006 2007 Pinjaman (jutat Rp) 8.750.305 10.045.660 13.126.435 17.234.485 20.991.058 Barang jaminan 20.819 19.372 20.912 21.654 22.276 Jumlah nasabah 14.317.975 15.397.708 16.714.866 15.225.602 16.189.174 Jumlah cabang 774 804 840 869 900 Laba (juta Rp) 122.738 162.870 229.448 350.183 460.731 Sumber: Arsip Perum Pegadaian Tahun 2009 Secara umum selama periode waktu 2003 – 2007 terjadi peningkatan baik pada jumlah pinjaman, jumlah barang jaminan, jumlah nasabah, jumlah cabang ataupun pada jumlah laba yang diperoleh Perum Pegadaian. Lokasi perusahaan Perum Pegadaian sangat strategis karena mayo ritas berada di tengah kota, sehingga transportasi sangat mudah dan mudah diakses oleh konsumen. Di samping itu lokasi Perum Pegadaian dekat dengan pasar-pasar dan perumahan pendu duk. Alat transportasi menuju Perum Pegadaian dapat dilakukan dengan sepeda motor, mobil, dan bis kota. Kualitas pelayanan yang dija dikan kebijakan Perum Pegadaian ter diri atas tiga bagian, yaitu service strategy (strategi pelayanan), service people (sumber daya manusia yang memberikan pelayanan) dan service system (sistem pelayanan) dengan pelanggan sebagai titik pusat. Service strategy merupakan strategi untuk memberikan pelayanan dengan mutu yang sebaik mungkin kepada pelanggan. Service people, merupakan sumber daya manusia yang memberikan pela yanan. Service system, merupakan prosedur atau tata cara dalam mem berikan pelayanan kepada pelanggan yang melibatkan seluruh fasilitas fisik yang dimiliki dari seluruh sumber daya manusia yang ada. Karakteristik kualitas pelayanan produk Perum Pegadaian Cabang Surakarta terletak pada: a. Kualitas pelayanan yang istimewa dengan mengaplikasikan ketiga strategi kualitas pelayanan dan menggunakan moto “Men gatasi Masalah Tanpa Masalah”. b. Adanya loyalitas pelanggan c. Pengembangan (diversifikasi) dari pelayanan atau produk perusahaan sehingga pelanggan dapat memper oleh layanan yang lebih lengkap. E. Analisa Data Analisis dalam makalah ini didasarkan pada kajian strategis melalui penggalian potensi Perum Pegadaian. Penggalian potensi tersebut, dirasakan sampai saat ini yang bersifat parsial. Tanpa disadari bahwa akan menim bulkan berbagai hambatan dalam pengembangan perusahaan. Dengan menggunakan analisa SWOT akan dapat mengetahui secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Sehingga perusahaan dapat menentukan strategi yang dipakai untuk mengembangkan kebijaksanaan bisnisnya, terutama dalam pemasaran produk perusahaan. Sebab setiap produk akan mengalami daur hidup produk, maka perusahaan mengadakan pengembangan dan pemasaran yang sangat bermanfaat bagi keberhasilan suatu strategi perusahaan. Pendekatan analisis dalam tulisan ini melalui pendekatan potensi dengan analisi SWOT. Perusahaan harus membangun kekuatan dan mengatasi kelemahan. Dengan kekuatan yang dimiliki perusahaan, maka dapat dika takan bahwa perusahaan telah mem punyai keunggulan yang lebih besar daripada pesaingnya. Setelah peru sahaan mengidentifikasi kekuatan dan kekurangan, perusahaan dapat mem bandingkan faktor ancaman dan kesem patan (Urban & Star, 1991). Dibawah ini merupakan analisis kekuatan, kelema han, ancaman dan kesempatan yang ada pada Perum Pegadaian. 1. Kekuatan Perusahaan perlu menganalisis semua kekuatan yang dimiliki, sebab akan dapat menunjukkan eksistensinya terhadap persaingan. Dengan kekuatan yang ada pada perusahaan, maka dapat menguasai segmen-segmen pasar yang sangat menguntungkan bagi perusahaan. Adapun kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan antara lain adalah : 1) Produk legal yang didukung dengan PP No. 10 Tahun 1990 tentang jasa gadai 2) Berpengalaman sejak tahun 1901 3) Produk jasa gadai dapat diper oleh dengan persyaratan yang sederhana 4) Bertambahnya jumlah kantor cabang, sehingga dapat men jangkau seluruh wilayah 5) Kinerja perusahaan selalu meningkat, menunjukkkan tingginya minat konsumen menggunakan jasa pegadaian 6) Promosi yang meningkat 7) Perkembangan jumlah pelang gan terus meningkat dari tahun ke tahun 8) Jenis barang yang dapat digadaikan sangat bervariasi Penilaian tentang bagaimana dan mengapa pelanggan menggunakan jasa produk perusa haan, pertama-tama harus didasarkan pada keinginan konsumen. Setelah itu perusahaan membuat produk jasa yang sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen. Misalnya mengeluarkan produk jasa baru yang kualitasnya lebih baik dibandingkan dengan produk pesaing dengan cara memahami secara detail keinginan konsumen. Apabila perusahaan memiliki investtasi yang tinggi, sebaiknya peru sahaan berusaha untuk mening katkan pertumbuhan pasar dengan memperluas segmen pasarnya, sehingga akan bisa meningkat. Kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan juga menjadi kekuatan penjualan perusahaan, karena pelanggan yang setia meski pun produk yang diinginkan dan dibutuhkan ada di perusahaan lain tetap saja akan memilih menggu nakan jasa Perum Pegadaian. Kekuatan mengenai perubahan penghasilan dari pembukaan kantor cabang baru juga perlu dianalisis, sebab perusahaan dengan sendirinya akan dapat mengetahui tentang kenaikan pendapatan perusahaan. Apabila kantor cabang baru menguntung kan bagi perusahaan, maka dapat diteruskan. Tetapi apabila tidak menguntungkan maka akan dihen tikan atau dialihkan ke kantor cabang lain. Supaya mampu dalam memberikan pelayanan yang ber kualitas perusahaan memakai karyawan yang sudah mempunyai pengalaman dan ketrampilan yang cukup. Perusahaan memerlukan kemampuan dan pengalaman manajerial dari karyawannya guna mempermudah dalam pembagian tugas yang dibebankannya serta mempermudah perusahaan untuk mengawasinya. Struktur organisasi dibagi dalam berbagai bagian yang mempunyai tugas serta tanggung jawab untuk menjalankan tugasnya masing-masing. Sehingga setiap kepala bagian akan merasa bertang gung jawab pada atasannya dan akan mempermudah atasan dalam mengawasi proses produksi. Perusahaan harus selalu berkomunikasi dengan para nasabah, sehingga akan terjalin hubungan yang baik dan dapat selalu mengetahui informasi baik dari luar maupun dalam lingkungan perusahaan. Dengan kekuatan kekuatan yang ada pada perusa haan tersebut, maka akan mempe ngaruhi kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan mempertahankan eksistensinya di pasar. 2. Kelemahan Supaya perusahaan tetap mampu bertahan dalam mengha dapi persaingan pada segmen pasar dan untuk dapat mempertahankan keuntungan strateginya maka peru sahaan harus menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada. Kelemahan yang ada pada Perum Pegadaian adalah: 1) Permodalan masih menggu nakan pinjaman komersial sehingga perusahaan harus menanggung biaya bunga dan provisi. Selain itu penyertaan modal pemerintah sudah tdak diberikan lagi. 2) Memiliki misi sosial yaitu membantu program peme rintah dakam upaya meningkat kan kesejahteraan rakyat dan membantu usaha kecil dan mikro. 3) Kondisi krisis global meningkat kan jumlah biaya modal 4) Gedung kantor cabang banyak yang sudah tua 5) Masih tersendatnya pelak sanaan pengembangan kantor cabang karena faktor permo dalan 6) Sumber daya manusia yang masih harus dikembangkan 3. Ancaman Dewasa ini ancaman persaingan antar perusahaan semakin ketat, karena banyaknya perusahaan yang memproduksi produk substitusi sejenis lainnya yang dianggap sebagai pesaing. Maka mereka dituntut bersaing guna mendapatkan pelanggan, seperti yang dilakukan oleh Perum Pegadaian. Dengan adanya persaingan yang terus menerus akan dapat menekan tingkat hasil pengembalian modal yang dita - namkan. Kekuatan persaingan di dalam perusahaan akan dapat menentukan tingkat arus masuk investasi yang akan terjadi dan kemampuan perusahaan akan dapat bertahan dalam persaingan pasar. Keputusan untuk membuka kantor cabang baru juga merupakan ancaman bagi perusahaan untuk masuk pada persaingan yang baru di lokasi cabang. Ancaman-ancaman yang dapat menghambat strategi usaha Perum pegadaian adalah: 1) Meningkatnya jumlah pesaing yang datang dari diversifikasi produk perbankan konvensional berupa produk kartu kredit, kredit tanpa jaminan, dan program pemerintah bidang penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). 2) Meningkatnya jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang menawarkan jasa gadai, dan lainnya 3) Meningkatnya perkembangan perbankan syariah dan gadai syariah 4) Semakin meningkatnya tuntutan dari nasabah untuk pelayanan yang cepat dan memuaskan 5) Krisis global yang tidak kunjung berhenti akan mendorong Bank Indonesia untuk memperketat likuiditas Dari hasil analisa tersebut menunjukkan bahwa perusahaan belum bereaksi secara optimal terhadap faktor-faktor ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Bahwa adanya persaingan antar perusahaan dengan produk sejenis kurang diantisipasi oleh mana jemen. Oleh karena itu Perum Pegadaian harus dapat bersaing dan memperkuat keunggulan kompa ratif. Penciptaan keunggulan bersaing mengacu pada semakin banyaknya jumlah barang yang dapat digadaikan. Dengan adanya strategi di atas maka perusahaan dapat mengatasi persaingan yang ada. 4. Kesempatan Kesempatan yang dimiliki oleh Perum Pegadaian yang dapat mendukung strategi usaha peru sahaan adalah 1. Krisis ekonomi global akan semakin meningkatkan jumlah permintaan jasa gadai 2. Semakin banyaknya usaha kecil dan mikro yang membutuhkan modal 3. Kondisi politik dan sosial yang semakin baik 4. Jumlah penduduk yang semakin meningkat dan penyebaran penduduk yang semakin merata, sehingga memung kinkan untuk dibuka cabang baru 5. Meningkatnya jumlah kebutuhan ekonomi rumah tangga 6. Perhatian pemerintah pada usaha kecil dan mikro yang semakin meningkat Perum Pegadaian mempunyai kesempatan untuk membe rikan respon yang tinggi dalam penjualan, periklanan dan promosi. Respon yang tinggi dari konsumen dengan adanya periklanan dan promosi yang gencar, produk jasa perusahaan akan cepat dan mudah digunakan konsumen. Artinya pemanfaatan kesempatan yang ada pada perusahaan tergantung pada bagaimana perusahaan menyam paikan promosi dari periklanannya dengan sebaik mungkin tentang produk jasa yang ditawarkan, sehingga bisa menarik pe rhatian serta mengumpulkan calon konsumen yang banyak. F. Pembahasan Alternatif Penyelesaian Masalah 1. Internal (Kekuatan dan Kelemahan) Dari segi internal, untuk dapat bersaing dalam pasar maka perusahaan perusahaan menerapkan metode Total Quality Management (TQM). TQM merupakan sistem manajemen baru yang menciptakan suatu lingkungan baru pada perusahaan, lingkungan yang berubah tersebut memerlukan para digma baru untuk menghadapinya. Paradigma adalah cara seseorang memandang dan menilai sesuatu yang menentukan arah suatu tindakan. Jadi di dalam mengelola perusahaan seorang manajer menggunakan kaca mata tertentu dalam memandang dan menilai proses perencanaan dan pengendalian. Penerapan TQM memer lukan pergeseran paradigma dalam pengelolaan perusahaan, karena T QM merupakan sistem yang sama sekali berbeda dengan sistem tradisional. Cara pengelolaan perusahaan secara tradi sional tidak lagi mengakomodasi kebu tuhan manajer untuk membawa perusahaan yang dipimpinnya dalam memenuhi tuntutan konsumen yang senantiasa berubah dengan tingkat perubahan yang cepat. Perubahan cara mengelola perusahaan harus dilakukan secara mendasar melalui pembentukan kultur dan struktur organisasi. Perubahan secara mendasar tersebut diawali dengan mengubah paradigma manajer. Para manajer harus mengubah cara mereka memandang proses perencanaan dan pengendalian aktifitas perusahaan. TQM merupakan suatu dimensi baru dalam berpikir mengenai kualitas yang sangat menekankan pada kepen tingan konsumen. Agar proses trans formasi TQM mencapai sasar an yang diinginkan, maka dibutuhkan perge seran menuju praktek-praktek manajerial baru. TQM dilandasi oleh paradigma-paradigma baru, yang mencakup tiga hal berikut: Customer Value Strategy, Cross Functional System, dan Continous Improvement (Mulyadi, 1995) a. Customer Value Strategy Paradigma customer value strategy adalah kombinasi antara manfaat yang diterima dan pengor banan yang dilakukan oleh kon sumen dalam memenuhi kebutu hannya akan produk jasa. Paradigma ini meliputi beberapa hal pokok, yaitu kualitas, key stakeholder dan desain produk. 1) Kualitas, dalam paradigma lama manajer menganggap kualitas sama dengan terpenuhinya spesifikasi produk jasa. Dalam paradigma baru, manajer mengakui bahwa kaulitas jasa hanya merupakan suatu kom ponen dalam customer value. Kualitas harus dikelola dalam proses dan sistem kualitas. 2) Pengukuran Kualitas, dalam paradigma lama produk yang dihasilkan perusahaan adalah produk yang mampu dibuat demi efisiensi biaya, produktifitas dan profitabilitas peru sahaan. Sedangkan dalam paradigma baru, sistem pengukuran dikaitkan dengan customer value, baik jangka pendek maupun jangka panjang. 3) Key Stakeholder, dalam paradigma lama pemegang saham adalah key stakeholder luar . Dalam paradigma baru, key stakeholder adalah konsumen, baik internal maupun eksternal. Penyediaan value merupakan kunci untuk melayani semua stakeholder yang lain dalam jangka panjang. 4) Desain produk jasa, dalam paradigma lama desain produk jasa dipacu dari dalam yang dilandasi filosofi we sell what we can build. Dalam paradigma baru, manajer mengembangkan produk jasa setelah mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen. b. Cross Functional System Paradigma yang kedua, cross functional system mengenai sistem organisasi meliputi cross functional approach, teknologi, peng ikutsertaan karayawan, batasan peran, kultur dan struktur. 1) Cross Functional Approac h, dalam paradigma lama sistem manajemen tidak mengakui sistem yang memotong atau menerobos batas-batas fungsional. Dalam paradigma baru, manajer memiliki, mengop timalisasi cross functional system untuk customer value. Pelaksanaan aktifitas dite kankan pada pekerjaan tim dan cara melakukan aktifitasnya tidak secara horisontal namun memotong batas fungsi-fungsi dalam organisasi. 2) Teknologi, dalam paradigma lama, manajer menggunakan teknologi untuk membantu mereka dalam berhubungan dengan sistem yang sangat komplek dalam organisasi. Dalam paradigma baru, manajer menggunakan tekno logi hanya untuk mengoptimasi sistem bagi customer value. 3) Pengikutsertaan Karyawan , dalam paradigma lama program pengikutsertaan karyawan dilaksanakan tanpa difokuskan untuk memberikan kontribusi pada sistem. Dalam paradigma baru, pengikut sertaan karyawan secara stra tegis difokuskan dan ditujukan untuk memberikan kontribusi pada sistem. 4) Batasan Peran, dalam paradigma lama manajer menggu nakan job description untuk merumuskan dan menetapkan batas tanggung jawab pribadi. Dalam paradigma baru, karya wan berpartisipasi dalam setiap aktifitas yang diperlukan untuk menyebarkan nilai unggul bagi konsumen. 5) Kultur, dalam paradigma lama manajer menekan isu-isu dan emosional yang dipandang tidak normal dan merupakan sumber penyimpangan dari tujuan dan sasaran perusahaan. Dalam paradigma baru, manajer menghubungkan misi dan tujuan organisasi dengan tujuan, emosi dan makna sosial masing-masing individu. 6) Struktur Organisasi, dalam paradigma lama struktur organisasi didasarkan atas spesialisasi tugas. Dalam para digma baru, hierarki bersifat datar, hanya terdapat sedikit tingkatan manajemen dan menekankan pada pekerjaan tim. c. Continous Improvement Paradigma yang terakhir tentang continous improvement meliputi topik-topik berikut: peningkatan kualitas, respon terhadap kesalahan, perspektif pengambilan keputusan, wewenang, focus, pengendalian dan cara (teknik). 1) Peningkatan Kualitas, dalam paradima lama peristiwa peningkatan kualitas diletakkan pada pengembangan produk baru dan reaksi terhadap masalah yang mencolok. Dalam paradigma baru, peristiwa peningkatan kualitas terjadi dimana saja, setiap waktu. Perusahaan meningkatkan kualitas secara proaktif pada setiap kesempatan yang diperolehnya, bahkan dalam keadaan tidak terdapat masalah yang mencolok. 2) Respon Terhadap Kesalahan , dalam paradigma lama manajer memandang kesalahan sebagai kesalahan pribadi. Dalam paradigma baru, terjadinya suatu kesalahan merupakan 3) 4) 5) 6) kesempatan untuk mempela jarinya. Manajer tidak mencari siapa yang bersalah namun mencari cara untuk memper baiki sistem atau proses. Perspektif Pengambilan Kepu tusan, dalam paradigma lama manejer membuat keputusa n untuk memenuhi tujuan jangka pendek. Dalam paradigma baru, manajer membuat kepu tusan yang berfungsi untuk memenuhi tujuan strategi jangka panjang. Wewenang, dalam paradigma lama manajer menjalankan wewenangnya dari atas ke bawah melalui aturan dan kebijakan. Dalam paradigma baru, manajer puncak masih memegang wewenang, namun mereka melaksanakan wewe nang tersebut melalui komuni kasi visi dan kemampuan manusia melalui sistem dan memberdayakan mereka untuk mewujudkan misi. Fokus, dalam paradigma lama majajer berfokus pada peningkatan hasil bisnis melalui pene tapan kuota dan target. Dalam paradigma baru, manajer berfokus pada peningkatan hasil bisnis melalui peningkatan kemampuan sistem. Mereka memfokuskan pada baik cara maupun hasil, karena mereka tetap bertanggung jawab atas peningkatan sistem. Pengendalian, dalam paradigma lama manajer dengan cara menilai kinerja individu, mereview laporan regular dan menilai apakah kinerja baik atau buruk. Dalam paradigma baru, manajer mempelajari penyimpangan secara statistik untuk memahami penyebab penyimpangan yang merugikan dan melakukan perubahan dalam sistem untuk mening katkan kinerja. 7) Cara, dalam paradigma lama manajer mendelegasikan cara untuk meningkatkan kualitas kepada staf dan bawahan yang diberi tugas untuk memikirkan memenuhi target yang telah ditetapkan. Dalam paradigma baru, manajer bertanggung jawab atas cara untuk mening katkan kualitas. Manajer memimpin peningkatan kualitas yang dilakukan oleh staf dan bawahannya. Berdasarkan uraian di atas, maka penerapan TQM dalam Perum Pegadaian harus menggunakan konsep dasar bahwa TQM adalah sebuah peningkatan dari cara tradisional menuju cara baru dengan fokus pada kualitas untuk menghadapi persaingan global. TQM merupakan sebuah filosofi dan prinsip-prinsip yang merupakan dasar dari peningkatan organisasi secara berkelanjutan. Hanya dengan mengubah tindakan-tindakan manajemen maka kultur dan aksi dari kese luruhan organisasi juga akan berubah. Menurut (Besterfield, 1995) menga takan bahwa penenrapan TQM pada suatu perusahaan membutuhkan enam konsep dasar, yaitu: 1) Keterlibatan manajemen dalam operasi perusahaan ; 2) Fokus utama pada pelanggan ; 3) Keterlibatan dan penggunaan secara efektif semua tenaga kerja ; 4) Peningkatan berkelanjutan dalam proses bisnis; 5) Memperlakukan investor (pemerintah) sebagai partner; 6) Menetapkan ukuran kinerja untuk proses. Keenam konsep dasar tersebut mempunyai bobot yang sama dalam menentukan keberhasilan penerapan TQM pada perusahaan dan dalam hal mengubah kerangka berpikir mana jemen. Keenam konsep dasar tersebut akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini : Di dalam konsep dasar pertama menyebutkan bahwa manajemen harus berpartisipasi dalam operasi peru sahaan atau program kualitas. Manajemen berpartisipasi dalam tim peningkatan kualitas dan juga berperan sebagai “pelatih” bagi tim-tim yang lain. Proses implementasi TQM bermula dari senior manajemen dan yang lebih penting CEO komitmen. Manajemen dalam hal ini berperan sebagai pemim pin, kepemimpinan sangat penting dalam setiap tahap implementasi khususnya pada awal. Kenyataannya, kurang adanya keterlibatan senior manajemen seringkali menjadi penye bab paling prinsip dari kegagalan usaha peningkatan kualitas. Peranan manajemen tingkat menengah dan first line supervisor sangat pent ing dalam menentukan kesuksesan TQM. Senior manajemen harus mempraktekan filosofi Management By Wandering Around (MBWA). Mereka harus mengunjungi konsumen, departemen departemen, pabrik-pabrik dalam perusahaan dan supplier. Konsep dasar yang kedua yaitu mengenai konsumen, kunci utama dari TQM adalah berfokus pada konsumen yaitu kepuasan konsumen. Konsumen adalah satu-satunya alasan eksistensi suatu perusahaan. Keberadaan suatu perusahaan ditentukan bukan oleh kualitas yang melekat pada produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan ter sebut, namun ditentukan oleh kemam puan produk atau jasa tersebut dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam hal ini perusahaan mempunyai dua jenis konsumen yang berhubungan dengan perusahaan, yaitu Internal Customer dan Eksternal Customer. Yang dimaksud dengan internal customer adalah orang-orang yang berada pada suatu tim atau departemen yang mene rima bahan untuk diproses lebih lanjut dari departemen atau tim sebelumnya. Sedangkan eksternal customer adalah pengguna akhir dari produk yang dihasilkan perusahaan atau orang yang membeli produk perusahaan. Konsep dasar yang ketiga menyebutkan adanya keterlibatan karyawan, hal ini didasari karena TQM merupakan tanggung jawab semua orang dalam perusahaan. Perlibatan karyawan adalah suatu proses untuk mengikutsertakan para karyawan pada semua level organisasi dalam pem buatan keputusan dan pemecahan masalah. Pendekatan ini didasari kenyataan bahwa orang yang paling tepat dan terbaik untuk membuat keputusan. Selain itu keputusan akan me njadi lebih baik dengan adanya masukan dari semua pihak yang dipengaruhi oleh keputusan tersebut. Peningkatan yang berkelanjutan meru-pakan konsep dasar yang keempat merupakan usaha untuk meningkatkan perusahaan baik dalam aspek bisnis maupun proses produksi. Peningkatan kualitas hanya dapat dicapai dengan komitmen dan sumber daya perusahaan dalam jangka panjang. Konsep dasar yang kelima yaitu memperlakukan supplier sebagai partner. Hubungan sebagai partner harus dibina antara perusahaan dengan supplier, karena kualitas dari suatu produk yang mampu memenuhi kebu tuhan konsumen juga tergantung dari kualitas bahan baku dari supplier. Baik perusahaan ataupun supplier akan dipe ngaruhi oleh sukses atau tidaknya suatu produk di pasaran. Konsep dasar yang terakhir yaitu mengenai pengukuran, pengu kuran atas kinerja ataupun proses harus dilakukan dan dijabarkan sehingga setiap orang dapat mengerti dan dapat melihatnya. Data kuantitatif dibutuhkan untuk mengukur aktifitas peningkatan secara berkelanjutan. Pengukuran memainkan peranan penting dalam hal kesuksesan atau kegagalan suatu orga nisasi. Sedangkan tujuan dari pengu kuran itu diantaranya untuk menen tukan proses mana yang perlu untuk ditingkatkan, membandingkan tujuan dan hasil yang sebenarnya. 2. Eksternal (Ancaman dan Peluang) Dalam kaitannya dengan faktor eksternal, Perum Pegadaian mempu nyai kesempatan untuk memberikan respon yang tinggi dalam periklanan dan promosi. Respon yang tinggi dari konsumen dengan adanya periklanan dan promosi yang gencar, prod uk jasa perusahaan akan cepat dan mudah digunakan konsumen. Artinya peman faatan kesempatan yang ada pada perusahaan tergantung pada bagai mana perusahaan menyampaikan promosi dari periklanannya dengan sebaik mungkin tentang produk jasa yang ditawarkan, sehingga bisa menarik perhatian serta mengumpulkan calon konsumen yang banyak. Selain itu misi perusahaan harus mencakup tujuan dan kebijaksanaan umum dari usahanya. Perusahaan memiliki misi mencari konsumen yang mempunyai daya beli yang banyak. Manajer perusahaan harus mengetahui juga tentang bagian yang dimonitor dan dimengerti dalam usahanya. Dalam perusahaan sendiri hal-hal yang perlu diawasi adalah strategi yang dimiliki pesaing ini akan mempengaruhi kon sumen dalam memutuskan produk jasa yang akan digunakan. Jadi upaya peningkatan strategi pemasaran dapat dilakukan melalui pembukaan kantor cabang baru, maksudnya adalah untuk memperkenalkan keberadaan perusa haan. Kemudian untuk dapat mempe ngaruhi konsumen bisa dilakukan melalui iklan dan promosi. Promo si merupakan salah satu cara menawarkan sebuah produk jasa. Promosi bisa lewat iklan, baik media cetak maupun media elektronik. Iklan media cetak ditujukan kepada mereka-mereka (konsumen) yang senang membaca atau yang berlangganan media cetak seperti surat kabar. Sesuai dengan misi Perum Pegadaian yaitu ikut membantu program pemerintah dalam upaya mening katkan kesejahteraan masyarakat golo ngan menengah ke bawah, melalui kegiatan utama berupa penyaluran kredit gadai dan melakukan usaha lain yang menguntungkan, maka manajemen Perum Pegadaian menyu -sun action plan untuk selalu berupaya memenuhi kepentingan pelanggan, sekaligus mengantisipasi kebutuhan modal kerja dan persaingan yang semakin kompetitif sebagai berikut: a. Mengusahakan sumber pendanaan yang relatif murah dengan cara: mengusulkan penambahan ekuitas pemegang saham (PMP), mengu sulkan Dana Pembangunan Semesta (DPS) untuk tambahan modal peru sahaan, mengusulkan sumber pen danaan eksternal lainnya seperti; MTN, Obligasi, dan lainnya sebagai alternatif pendanaan yang relatif lebih murah, jika penam-bahan ekuitas dan DPS belum memung kinkan. b. Memperluas jangkauan pelayanan dengan pembukaan cabang di daerah potensial, sekaligus strategi untuk menghambat peluang masuk bagi pendatang baru, paling tidak menikmati first mover adventage dalam industri; c. Mengintensifkan program pema saran; melalui peningkatan program promosi lewat media cetak, elektronik dan sponsor ship. d. Pelatihan dan pengembangan SDM yang intensif dan berkesinam bungan, sehingga tercipta tena ga kerja yang lebih profesional, yang dapat menunjang operasi perusa haan secara optimal dalam per saingan yang semakin konpetitip; e. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah, melalui pening katan kenyamanan menunggu, sistem komputerisasi, sehingga standarisasi pelayanan tetap terpelihara; f. Menciptakan produk layanan baru sesuai kebutuhan masyarakat yang sejalan dengan misi perusahaan; g. Mengusahakan pembiayaan untuk memperbaiki sarana dan prasarana sesuai kemampuan dari sumber dana internal (bagian laba d itahan dan penyusutan); G. Kesimpulan 1. Strategi Perum Pegadaian dalam upaya memberikan pelayanan yang berkualitas, mempertahankan loya litas nasabah, dan meningkatkan jumlah nasabah ditinjau dari faktor internal adalah penerapan konsep TQM, yaitu suatu dimensi baru dalam berpikir mengenai kualitas yang sangat menekankan pada kepentingan konsumen. Konsep dasar pelaksanaan TQM adalah1 : Keterlibatan manajemen dalam operasi perusahaan; 2) Fokus utama pada pelanggan; 3) Keterlibatan dan penggunaan secara efektif semua tenaga kerja; 4) Peningkatan berke lanjutan dalam proses bisnis; 5) Memperlakukan investor (peme rintah) sebagai partner; 6) Mene tapkan ukuran kinerja untuk proses. 2. Strategi Perum Pegadaian dalam upaya memberikan pelayanan yang berkualitas, mempertahankan loyalitas nasabah, dan meningkatkan jumlah nasabah ditinjau dari faktor eksternal adalah: 1) Pemanfaatan kesempatan dengan menyampaikan promosi dari periklanannya dengan sebaik mungkin tentang produk jasa yang ditawarkan, sehingga bisa menarik perhatian serta mengumpulkan calon konsumen yang banyak; 2) menyusun action plan, yaitu mengusahakan sumber pendanaan yang relatif murah dengan cara: mengusulkan penambahan modal, memperluas jangkauan pelayanan dengan pembukaan cabang di daerah potensial, mengintensifkan program pema saran, pelatihan dan pengem bangan SDM, meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah, men ciptakan produk layanan baru sesuai kebutuhan masyarakat, dan mengusahakan pembiayaan untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang ada. H. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Perum Pegadaian disarankan untuk selalu menyiapkan karyawan dan petugas yang profesional. Petugas harus memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang memadai dalam bidang telekomunikasi, bersikap sopan dalam melayani pelanggan, dan cepat tanggap akan apa yang diinginkan oleh konsumen/ pelanggan. 2. Pembukaan unit-unit cabang pega daian yang baru untuk memperluas daerah pemasaran 3. Perum Pegadaian harus memper banyak diversifikasi produk jasa untuk mendapatkan pelanggan yang lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA Gaspersz, Vincent. 2000. Penerapan Total Management In Education (TQME) Pada Perguruan Tinggi di Indonesia, Jurnal Pendidikan (online), Jilid 6, Kotler, Phillip, 2002, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian, Salemba Empat Prentice Hall , Jakarta. Mulyadi. 1995. Sistem Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: STIE YKPN. Murdick et al, 1990, Service Operation Management, A Division of Simons & Schiser, Inc. Massachuset Parasuraman, Barry, dan Zeitamal Parasuraman, Barry, Zeithamal. , 1990. Service Operation Management, A Division of Simons & Schiser, Inc, Massachuset Perum Pegadaian, 2006, Statement of Corporate Intent. Jakarta: Perum Pegadaian. Rangkuti, Fredy. 2001. Anlisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Swatha. Basu . 1998. Azas-azas Marketing. Edisis Kedua. Yogyakarta : Liberty. Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie L. 2004. Consumer Behavior (eight editio n). New Jersey: Prentice Hall. Tjiptono, Fandy, 2002. Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi Offset. Wibisono, Dermawan. 2003 . Riset Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama