1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang tentunya

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap orang tentunya memiliki rasa malu. Dapat dibayangkan akan
menjadi seperti apa bila seseorang tidak memiliki rasa malu. Mereka akan
bertindak, berlaku, berpakaian, dan berkata-kata sesuka mereka. Rasa malu
sebenarnya merupakan bagian dari pengendalian diri seseorang. Sebaliknya,
ada orang yang memiliki kadar malu cenderung berlebihan, sehingga ia
disebut sebagai si pemalu.
Rasa malu merupakan hal yang normal, namun jika berlebihan,
sebenarnya merupakan salah satu gejala dari masalah psikologis yang lebih
besar, yaitu fobia sosial. Tidak ada yang salah dengan menjadi pemalu.
Tetapi jika kecemasan sosial ini membuat seseorang bermasalah dalam
hubungan dengan orang lain, menghambat pendidikan atau karir seseorang,
atau mempengaruhi kegiatan sehari-hari, tentu diperlukan kiat-kiat untuk
menghadapi ketakutan untuk hidup yang menyenangkan, dan kehidupan yang
lebih baik.
Usia remaja merupakan masa yang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan sosial seseorang. Masa remaja merupakan masa yang sangat
berpeluang untuk menimbulkan kecemasan sosial pada satu individu. Rasa
malu yang berlebihan ini sering kali menjadi penghambat dan membuat
potensi seorang anak menjadi tidak optimal.
Kecemasan sosial ini (rasa malu) seringkali terjadi pada remaja. Hal
ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yulyanti pada tahun 2004
tentang tingkat kecemasan sosial remaja tingkat SMA di Jakarta. Hal ini
menunjukkan kecemasan sosial merupakan gejala atau fenomena yang
banyak melanda pada masa remaja.
Jika fobia sosial atau rasa malu yang berlebihan pada masa remaja
tidak ditangani dengan benar, banyak dampak negatif yang mengancam saat
dewasa. Ini merupakan masalah serius karena anak pemalu akan tumbuh
menjadi pribadi sensitif, cenderung pencemas, tidak percaya diri, sulit
menyesuaikan diri dan menjalin hubungan.
1
2
Mereka yang mengalami fobia sosial juga lebih mungkin mengalami
masalah psikologis lain, seperti kecemasan berlebihan, depresi, gangguan
perilaku, dan penyalahgunaan narkoba. Untuk itu, rasa malu, yang
kelihatannya begitu kecil sebenarnya merupakan gangguan yang harus
diberikan kepada orang-orang yang benar ahli dalam bidang kejiwaan.
Menurut Jurnal Penelitian Terapi Perilaku, metode efektif untuk
penyembuhan fobia sosial ini bisa melalui konseling dengan psikiatris, atau
melalui obat-obatan, serta berbagai macam terapi. Ada beberapa macam
terapi seperti terapi keluarga, individual, terapi grup, atau dengan terapi
kognitif-perilaku.
Namun, kebanyakan para remaja ini tidak suka jika harus menjalani
pengobatan psikiatris. Akibatnya, para remaja dengan gangguan tersebut
tidak mendapatkan bantuan yang dibutuhkan. Seperti yang dikatakan Dr.
David Fassler, profesor klinis psikiatri di University of Vermont College of
Medicine: “Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mayoritas orang muda
dengan fobia sosial tidak menerima pengobatan yang efektif dan tepat.”
Sayangnya belum ada buku yang dapat mengajarkan teknik-teknik
sederhana bagi para remaja untuk mengatasi rasa malunya dalam kehidupan
sehari-hari. Maka dari itu proyek tugas akhir ini akan berpusat pada terapi
perilaku kognitif yang sesuai, aktif, dan terstruktur berupa homework atau
latihan-latihan yang dapat dilakukan sehari-hari. Juga membahas mengenai
perilaku dan psikologi pemalu atau fobia sosial dengan lebih dalam, juga
memberikan motivasi yang diharapkan mampu membantu pembaca merubah
pemikiran-pemikiran negatifnya menjadi alternatif pemikiran yang lebih
positif dan rasional.
1.2 Lingkup Proyek Tugas Akhir
Dalam kaitannya dengan bidang studi Desain Komunikasi Visual,
maka ruang lingkup proyek tugas akhir ini adalah melakukan perancangan
komunikasi visual untuk publikasi Shybusters, yang dimulai dari penentuan
strategi kreatif, konsep desain sampai pembuatan dan implementasi di semua
materi promosi yang telah ditentukan.
Download