1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Tenaga kerja atau

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LatarBelakang
Tenaga kerja atau karyawan merupakan sumber daya manusia yang sangat
penting dalam suatu perusahaan, karna tanpa karyawan perusahaan tidak dapat
berjalan dengan baik. Karyawan adalah sebagai model utama bagi perusahaan.
Sebagai, modal karyawan perlu dikelola agar tetap menjadi produktif. Akan tetapi
dalam pengolahannya bukanlah hal yang mudah, karna karyawan mempunyai
pikiran, status, serta latar belakang hetrogen. Oleh sebab itu pimpinan perusahaan
harus bisa mendorong mereka agar tetap produktif dalam mengerjakan tugasnya
masing-masing, dengan cara terus-menerus meningkatkan semangat kerja
karyawannya. Sehingga perusahaan dapat mempertahankan loyalitas karyawan
guna untuk mencapai tujuan bersama.
Semangat kerja dapat diartikan sebagai suatu iklim atau suasana kerja
yang terdapat didalam suatu organisasi yang menunjukan rasa kegairahan didalam
melaksanakan pekerjaan dan mendorong mereka untuk bekerja secara lebih baik
dan lebih produktif. Semangat kerja merupakan hal penting yang harus dijalani
oleh
setiap
karyawan
di
perusahaan
manapun
karna
semangat
kerja
menggambarkan rasa senang individu atau kelompok yang mendalam dan puas
terhadap kebijakan, karis, kondisi kerja, kerja sama, dan lingkungan kerja serta
mendorong mereka untuk bekerja secara lebih baik dan produktif. Adapun ciri-ciri
dari turunnya semangat kerja yaitu, naiknya produktivitas kerja, tingkat absensi
1
Universitas Sumatera Utara
yang rendah, labour trun over (tingkat perpindahan) yang menurun, tidak atau
berkurangnya kegelisahan.
Budaya organisasi merupakan norma, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan,
filsafat kebiasaan organisasi, dan sebagainya yang dikembangkan dalam waktu
yang lama oleh pendiri, pimpinan dana anggota organisasi yang disosialisasikan
dan diajari kepada anggota baru serta diterapkan dalam aktivitaso oganisasi
hingga mempengaruhi pola pikir, sikap, dan prilaku anggota organisasi dalam
mencapai tujuan organisasi.
Semangat kerja yang di miliki karyawan tidak terlepas dari Budaya
Organisasi Perusahaan tersebut. Budaya Organisasi yang ada di dalam suatu
perusahaan dapat membantu penerapan manajemen dengan baik. Kesadaran
pemimpinan perusahaan ataupun karyawan terhadap pengaruh budaya organisasi
dapat memberi semangat yang kuat untuk memepertahankan, memelihara, dan
mengembangkan budaya organisasi tersebut yang merupakan daya dorong yang
kuat untuk kemajuan perusahaan tersebut. Karna budaya organisasi merupakan
sebagai nilai-nilai yang menjadi pegangan sumber daya manusia dalam
menjalankan kewajiban dan juga prilakunya didalam suatu organisasi. Maka dari
itu dapat dikatakan keberhasilan perusahaan dapat berpengaruh pada budaya
organisasi suatu perusahaan dan semua itu juga berpengaruh besar terhadap
semangat kerja yang dimiliki karyawan yang bekerja diperusahaan tersebut.
Seperti halnya pada Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha
Padang Matinggi ini yang mana di dalamnya terdapat banyak karyawan yang
memiliki semangat kerja berbeda beda, juga terdapat budaya organisasi yang
2
Universitas Sumatera Utara
seharusnya menjadi landasan atau prilaku mereka dalam bekerja di kantor
perkebunan tersebut, dan budaya organisasi seharusnya dapat pula meningkatkan
semangat kerja karyawan di kantor perkebunan tersebut agar dapat meningkatkan
prestasi kerja mereka sehingga dapat pula mewujudkan tercapainya tujuan
perusahaan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul :
“PengaruhBudayaOrganisasiTerhadap SemangatKerjaKaryawan Di
Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi
Kab.Simalungun”
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis membuat perumusan
masalah ebagai berikut:
“Adakah
pengaruhbudayaorganisasiterhadapsemangatkerjakaryawan
di
Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi
Kab.Simalungun”
3
Universitas Sumatera Utara
1.3
TujuanPenelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini :
1. Untuk mengetahui bagai mana Budaya Organisasi pada Kantor PT. Perkebunan
Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun.
2. Untuk mengetahui tingkat Semangat Kerja karyawan di Kantor PT.
Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh budaya organisasi terhadap semangat
kerja karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang
Matinggi Kab. Simalungun.
1.4
ManfaatPenelitian
Dengan diadakannya penelitian ini, maka diharapkan akan memberikan
manfaat antara lain:
1. Bagi Penulis, Berguna untuk menambah wawasan serta meningkatkan
kemampuan berpikir dan menganalisis setiap gejala dan permasalahan yang
dihadapi di lapangan.
2. Bagi Instansi, Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan atau
informasi tentang budaya organisasi yang dapat mempengaruhi semangat
kerja karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang
Matinggi Kab. Simalungun.
3. Bagi Fisip Usu, Dapat menambah bahan referensi penelitian di bidang lmuilmu social pada umumnya dan Ilmu Administrasi Negara pada khususnya.
4
Universitas Sumatera Utara
1.5
KerangkaTeori
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi
untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara
merumuskan hubungan antar konsep. Sebagai landasan berfikir dalam
menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada, perlu adanya pedoman
teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan referensi dalam penelitian.
Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.5.1
PengertianBudaya Organisasi
1.5.1.1 Pengertian Budaya
Budaya berasal dari bahasa sangsekerta yaitu buddayah yang artinya budi
(hatinurani) dan akal (intelegensi). Suatu bangsa dikatakan berbudaya tinggi dapat
dilihat dari tingginya budi dan akal para warganya, dalam bentuk keaneka
ragaman hasil budayanya (keindahan seni tari, seni patung, seni bangunan, serta
kemajuan seni dan teknologinya).
Berikut ini adalah pendapat para ahli mengenai budaya : (dalam
Mueljono,2003:16)
Stoner, dkk budaya adalah sebagai gabungan komplek asumsi, tingkah laku,
cerita, mitos, metafora, dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk menentukan
apa arti menjadi organisasi masyarakat tertentu.
Krech budaya adalah suatu pola, semua susunan baik materi maupun prilaku yang
sudah di adopsi masyarakat sebagai suatu cara tradisional dalam memecahkan
masalah-masalah para anggotanya. Budaya didalamnya juga termasuk carayang
5
Universitas Sumatera Utara
telah diorganisasi, kepercayaan, norma, nilai-nilai budaya implisit, serta premispremis yang mendasar dan mengandung suatu perintah.
Sedangkan pendapat yang lain yaitu: (dalam Pabundu Tika 2006:2)
Edward Burnett budaya mempunyai pengertian teknografis yang luas meliputi
ilmu pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum,adat istiadat, dan berbagai
kemampuan dan kebiasaan lainnya yang didapat sebagai anggota masyarakat.
Edgar H. Schein budaya adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan,
ditemukan dan dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk
mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang resmi dan
terlaksana dengan baik dan oleh karna itu diajarkan/ di wariskan kepada anggotanggota baru sebagai cara yang tepat memahami, memikirkan, dan merasakan
terkait dengan masalah-masalah tersebut.
Dari definisi budaya diatas, dapat diketahui bahwa unsur-unsur yang
terdapat dalam budaya terdiri dari ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,
hukum, adat istiadat, prilaku/kebiasaan (norma) masyarakat, asumsi-asumsi dasar,
sistem nilai, pembelajaran/ pewarisan masalah adaptasi eksternal dan integrasi
internal serta cara mengatasinya.
1.5.1.2 Pengertian Organisasi
Perkataan organisasi berasal dari bahasa yunani yaitu organonyang berarti
alat, bagian anggota, atau bagian badan.Sedangkan kata “organisasi” itu
mempunyai dua pengertian umum.Pengertian pertama menandakan suatu lembaga
atau kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan, rumah sakit, perwakilan
6
Universitas Sumatera Utara
pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan
proses pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi
dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat
tercapai dengan efisien.
Beberapa ahli mendefinisikan organisasi sebagai: (dalam Achmad Sobirin:5)
Stephen Robbins organisasi adalah unit sosial yang sengaja didirikan untuk
jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang
bekerjasama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu yang
terstruktur, dan didirikan untuk mencapai tujuan bersama atau satu set tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya.
David Cherrington organisasi adalah sistem sosial yang mempunyai pola kerja
yang teratur yang didirikan oleh manusia dan beranggotakan sekelompok manusia
dalam rangka untuk mencapai satu tujuan tertentu.
1.5.1.3 Pengertian BudayaOrganisasi
Jika orang-orang bergabung dalam sebuah organisasi, mereka membawa
nilai-nilai dan kepercayaan yang telah diajarkan kepada mereka. Tetapi sering
terjadi, nilai-nilai tersebut tidak cukup membantu individu yang brsangkutan
untuk sukses dalam organisasi.Yang bersangkutan perlu belajar bagaimana
organisasi tersebut melakukan kegiatannya. Biasanya diberikan training untuk
merestrukturisasikan cara berfikir. Mereka diajarkan untuk berfikir dan bertindak
seperti yang dikehendaki organisasi.
7
Universitas Sumatera Utara
Budaya organisasi memberikan ketegasan dan mencerminkan spesifikasi
suatu organisasi sehingga berada dengan organisasi lain. Budaya organisasi
melingkupi seluruh pola prilaku anggota organisasi dan menjadi pegangan bagi
setiap individu dalam berinteraksi, baik di dalam ruang lingkup internal maupun
ketika berinteraksi dengan lingkungan eksternal.
Oleh karna itu menurut Edgar H.Schein, secara komprehensif budaya
organisasi didefinisikan sebagai pola asumsi dasar bersama yang dipelajari oleh
kelompok dalam suatu organisasi sebagai alat untuk memecahkan masalah
terhadap penyesuaian faktor internal, dan telah terbukti sah, dan oleh
karenanyadiajarkan para anggota organisasi yang baru sebagai cara yang benar
untuk mempersepsikan, memikirkan dalam kaitannya dengan masalah-masalah
yang dihadapi. (dalam Hessel Nogi 2005:15).
Sehingga budaya organisasi dapat disimpulkan sebagai nilai-nilai yang
menjadi pegangan sumber daya manusia dalam menjalankan kewajiban dan juga
prilakunya didalam suatu organisasi.
Menurut Schein budaya organisasi memiliki tiga tingkat yaitu: (dalam Hessel
Nogi 2005:16)
1. Artifak (artifact), yang meliputi segala fenomena yang dilihat, didengar
dan dirasakan oleh seseorang ketika seseorang menghadapi kelompok baru
dengan budaya yang kurang dikenal.
2. Nilai-nilai yang didukung (espoused value),yaitu apa yang dipelajari oleh
sekelompok merefleksikan nilai orsinal seseorang, sehingga ia menyadari
8
Universitas Sumatera Utara
apa yang harus dilakukan dan hal tersebut membedakannya dengan orang
lain.
3. Asumsi dasar (basic assumption), yaitu keadaan dimana ketikapemecahan
terhadap suatu masalah dilakukan berulang kali.
Oleh karena itu budaya organisasi akan menentukan apa yang
boleh dan tidak boleh dilakukan oleh para anggota organisasi, menentukan batasbatas
normatifperilaku
organisasi,
menentukan
sifat
dan
bentuk-bentuk
pengendalian dan pengawasan organisasi, menentukan gaya manajerial yang dapat
diterima oleh para anggota organisasi, menentukan cara-cara kerja yang tepat, dan
sebagainya. Secara spesifik peran penting yang di mainkan oleh budaya organisasi
(birokrasi) adalah membantu menciptakan rasa memiliki terhadap organisasi
menciptakan jati diri para anggota organisasi, menciptakan keterikatan emosion
antar organisasi dan pekerja yang terlibat didalamnya, membantu menciptakan
stabilitas organisasi sebagai system social, dan menemukan pola pedoman
perilaku sebagai hasil dari norma-norma kebiasaan yang terbentuk dalam
keseharian.
Begitu kuatnya budaya organisasi (birokrasi) terhadap prilaku para
anggota organisasi, maka budaya organisasi (birokrasi) mampu menetapkan batas
untuk membedakan organisasi (birokrasi) lain, mampu membentuk indentitas
organisasi dan indentitas kepribadian anggota organisasi dari pada komitmen
yang bersifat kepentingan individu, mampu meningkatkan kemantapan
keterikatan sistem sosial, dan mampu sebagai mekanisme pembuatan makna dan
symbol-simbol kendali prilaku para anggota.
9
Universitas Sumatera Utara
1.5.1.4 Katakteristik Budaya Organisasi
Menurut Robbins terdapat 10 karakteristik yang apabila di campur dan
dicocokkan akan menjadi budaya organisasi. Ke-10 karakteristik budaya
organisasi tersebut sebagai berikut (Tika,2006-10):
1. Inisiatif individual
Adalah tingkat tanggung jawab, kebebasan atau indepedensi yang dipunyai
tiap individu dalam mengemukakan pendapat. Inisiatif individu tersebut
harus dihargai oleh kelompok atau pimpinan suatu organisasi sepanjang
menyangkut ide untuk memajukan dan mengembangkan organisasi.
2. Toleransi terhadap tindakan bersiko
Dalam budaya organisasi perlu ditekankan, sejauh mana para pegawai
dianjurkan agar untuk bertingak agresif, inofatif, dan mengambil resiko.
Suatu budaya organisasi dikatakan baik, apabila dapat memberikan
toleransi kepada anggota/ para pegawai untuk dapat bertindak agresif dan
inofatif untuk memajukan organisasi serta berani mengambil resiko
terhadap apa yang telah dilakukannya.
3. Pengarahan
Pengarahan dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi dapat menciptakan
dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan.Sasaran dan harapan
tersebut jelas tercantuk dalam visi, misi, dan tujuan organisasi.Kondisi ini
dapat berpengaruh terhadap kinerja organisasi.
10
Universitas Sumatera Utara
4. Intergrasi
Integrasi dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi dapat mendorong
unit-unit organisasi untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi.
Kekompakan unit-unit organisasi dalam bekerja dapat mendorong kualitas
dan kuantitas pekerja yang dihasilkan.
5. Dukungan manajemen
Dukungan manajemen dimaksudkan sejauh mana para manager dapat
memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas
terhadap bawahan.
6. Kontrol
Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan atau normanorma yang berlaku dalam suatu organisasi.Untuk itu diperlukan sejumlah
peraturan dan tenaga pengawasan (atasan langsung) yang dapat digunakan
untuk mengawasi dan mengendalikan prilaku pegawai dalam suatu
organisasi.
7. Indentitas
Identitas dimaksudkan sejauh mana para anggota suatu organisasi dapat
mengidentifikasikan dirinya sebagai satu kesatuan dalam perusahaan dan
bukan sebagai kelompok kinerja tertentu atau keahlian professional
tertentu.
11
Universitas Sumatera Utara
8. Sistem imbalan
System imbalan dimaksudkan sejauh mana alokasi imbalan (seperti
kenaikan gaji, promosi, dan sebagainya) didasarkan atas prestasi kinerja
pegawai, bukan sebaliknya didasarkan atas senioritas, sikap pilih kasih,
dan sebagainya.
9. Toleransi terhadap konflik
Sejauh mana para anggota didorong untuk mengemukakan konflik dan
kritik secara terbuka. Perbedaan pendapat merupakan fenomena yang
sering terjadi dalam suatu organisasi.
10. Pola komunikasi
Sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hirarki kewenangan yang
formal.Kadang-kadang hirarki kewenangan dapat menghambat terjadinya
pola komunikasi antara atasan dan bawahan atau antar karyawan itu
sendiri.
1.5.1.5 Fungsi Budaya Organisasi
Adapun pendapat mengenai fungsi budaya organisasi, antara lain : (dalam
Pabundu Tika 2006:13)
1. Menurut Robins yaitu :
a. Berperan menetapkan batasan.
b. Mengantarkan suatu perasaan identitas bagi para anggota
organisasi.
12
Universitas Sumatera Utara
c. Mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dari pada
kepentingan individual seseorang.
d. Meningkatkan stabilitas sosial karena merupakan perekat sosial
yang membantu mempersatukan organisasi.
e. Sebagai mekanisme kontrol dan menjadi rasional yang memandu
dan membentuk sikap serta prilaku para karyawan.
2. Parsons dan Marton mengemukakan bahwa fungsi budaya organisasi
adalah memecahkan masalah-masalah pokok dalam proses survival
suatu kelompok dan adaptasinya terhadap lingkungan eksternal serta
proses integrasi internal.
Dari beberapa fungsi utama budaya organisasi tersebut, dapat kita lihat
bahawa budaya organisasi memiliki peranan besar dalam kemajuan organisasi.
Tanpa adanya budaya organisasi, maka suatu organisasi tidak akan bertahan
lama.
1.5.1.6 Budaya Kuat dan Budaya Lemah
Budaya organisasi yang kuat adalah budaya organisasi yang ideal dimana
kekuatan budaya memengaruhi intensitas prilaku. Organisasi yang memiliki
budaya organisasi yang kuat memiliki anggota-anggota organisasi loyal kepada
organisasi, tahu dan jelas apa tujuan organisasi serta mengerti prilaku mana yang
dipandang baik dan tidak. Pedoman bertingkah laku bagi orang-orang didalam
organisasi digariskan dengan jelas, dimengerti, dipatuhi, dan dilaksanakan oleh
orang-orang yang bekerja menjadi sangat kohesif. Nilai-nilai yang dianut
organisasi tidak hanya sekedar selogan saja, tetapi dihayati dan dinyatakan dalam
13
Universitas Sumatera Utara
tingkah laku sehari-hari secara konsisten oleh orang-orang ysng bekerja didalam
organisasi.
Jadi, budaya organisasi yang kuat membantu organisasi/perusahaan
member kepastian kepada seluruh individu yang ada organisasi untuk berkembang
bersama organisasi atau perusahaan dan bersama-sama meningkatkan kegiatan
usaha dalam menghadapi persaingan.
Sedangkan budaya organisasi yang lemah adalah organisasi yang kurang
didukung secara luas oleh para anggotanya dan sangat di paksakan serta memberi
pengaruh negatif pada organisasi karena akan memberi arah yang salah kepada
para pegawainya. Selain itu dalam organisasi yang lemah mudah terbentuk
kelompok-kelompok yang bertentangan satu sama lain, kesetiaan pada kelompok
melebihi kesetiaan kepada organisasi dan anggota organisasi tidak segan-segan
mengorbankan kepentingan organisasi untuk kepentingan kelompok atau
kepentingan sendiri.
1.5.2 Pengertian SemangatKerja
Semangat kerja atau dalam istilah asingnya disebut moralemerupakan hal
yang harus dimiliki oleh setiap karyawan agar produktivitas kerjanya meningkat.
Oleh karena itu selayaknya setiap perusahaan selalu berusaha agar semangat kerja
karyawannya meningkat. Dengan semangat kerja yang tinggi, maka dapat
diharapkan aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai. Berikut pengertian semangat kerja yang dikemukakan
oleh para ahli diantaranya adalah :
14
Universitas Sumatera Utara
Alex S. Nitisemito (1980:212), mengemukakan bahwa :
“Semangat kerja adalah melakukan pekerjaan dengan lebih giat sehingga
dengan demikian pekerjaan dapat selesai lebih cepat lebih baik”.
Richard M. Steers (1980:44), mengatakan bahwa :
“Semangat kerja adalah gejala kelompok yang melibatkan usaha
tambahan, kebersamaan tujuan, dan perasaan memiliki”.
Berdasarkan pengertian para ahli dapat disimulkan bahwa semangat kerja
adalah suatu ekspresi dan mental individu atau kelompok yang menunjukan rasa
senang dan bahagia dalam melakukan pekerjaanya, sehingga merasa bergairah
dan mampu bekerja secara lebih cepat dan lebih baik demi tercapainya tujuan
kelompok maupun organisasi.
1.5.2.1 Pentingnya Semangat Kerja
Dengan adanya semangat kerja tersebut, maka pekerjaan dapat
diselesaikan, kerusakan akan dapat dikurangi, apsensi akan dapat di perkecil,
kemungkinan perpindahan karyawan dapat diperkecil seminimal mungkin dan
sebagainya. Oleh karena itu maka sudah selayaknya apabila setiap perusahaan
selalu berusaha agar para karyawannya mempunya moral tinggi sebab dengan
moral kerja yang tinggi diharapkan semangat kerja meningkat. Karna itulah
semanat kerja pada hakekatnya adalah perwujudan dari moral kerja yang tinggi.
Dengan semangat kerja yang tinggi maka karyawan diharapkan akan
mencapai tingkat produktivitas yang lebih baik, dan pada akhirnya menunjang
15
Universitas Sumatera Utara
terwujudannyatujuan dari perusahaan. Dengan motivasi yang tepat diberikan
kepada karyawan untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melakukan tugasnya
karena dengan keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasrannya,
kepentingan-kepentingan pribadi para karyawan tersebut akan terpelihara juga.
1.5.2.2 Cara Meningkatkan Semangat Kerja
Pembinaan semangat kerja karyawan perlu dikatakan terus-menerus agar
mereka menjadi terbiasa memiliki semangat kerja yang tinggi dan penuh
gairah.Dengan kondisi demikian, para karyawan dapat melakukan pekerjaannya
dengan baik dan kreatif. Hal ini sangat penting bagi kelangsungan hidup
karyawan diperusahaan. Oleh sebab itu perusahaan, perusahaan dalam hal ini
pimpinan selalu berusaha untuk memelihara semangat kerja karyawan dengan
melakukan berbagai cara. Selain itu peningkatan semangat kerja dalam suatu
perusahaan juga merupakan suatu hal yang sangat penting. Karyawan yang
memiliki semangat kerja yang tinggi akan memberikan keuntungan kepada
perusahaan dan sebaliknya karyawan yang memiliki semangat kerja yang rendah
dapat mendatangkan kerugian pada perusahaan. Oleh karena itu pimpinan
perusahaan harus mengetahui bagaimana cara meningkatkan semangat kerja
karyawannya.
Lebih lanjut Alex S. Nitisemito (1980:222) menguraikan, bahwa terdapat
sebelas carabagaimana meningkatkan semangat kerja. Beberapa diantaranya
adalah :
16
Universitas Sumatera Utara
1. Memperhatikan kebutuhan rohani.
Kebutuhan rohani ini antara lain adalah menyediakan tempat untuk
menjalankan ibadah, rekreasi, partisipasi dan sebagainya.
Meskipun
dengan kebutuhan rohani yang dimaksudkan terutama adalah menyediakan
tempat ibadah, tetapi jauh lebih luas lagi adalah misalnya kebutuhan untuk
dihargai, kebutuhan berpartisipasi dan sebagainya.
2. Menciptakan suasana santai.
Suasana kerja yang rutin sering kali menimbulkan kebosanan dan
ketegangan kerja bagi para keryawan/pegawai. Untuk menghindari hal-hal
seperti itu maka perusahaan/instansi perlu sekali kadang-kadang
menciptakan suasana santai.Banyak sekali cara-cara yang dapat dijalankan
perusahaan, misalnya dengan mengedakan rekreasi bersama-sama,
mengadakan pertandingan olahraga antar karyawan, dan lain sebagainya.
Pengaruh yang diakibatkan dari ini cukup besar, semangat kerja karyawan
akan timbul, maka mereka akan saling merasa dalam satu kesatuan dan
merasa satu nauangan dibawah nama perusahaan/instansi, membangkikan
rasa tanggung jawab dan rasa kebosanan akan lenyap.
3. Tempatkan karyawan diposisi yang tepat.
Setiap perusahaan/ instansi harus mampu menempatkan karyawan/
pegawainya pada posisi yang tepat. Artinya tempatkan mereka dalm posisi
yang sesuai dengan keterampilan masing-masing. Ketidak tepatan
menempatkan posisi para karyawannya akan menyebabkan jalannya
17
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan menjadi kurang lancer dan tidak dapat memperoleh hasil yang
maksimal.
4. Sesekali karyawan perlu diajak berunding.
Dengan mengikutkan karyawan berunding maka perasaan bertanggung
jawab akan timbul sehingga mereka dalam melaksanakan kebijaksanaan
baru baru tersebut akan lebih baik. Dan karyawan yang diikut sertakan
dalam berunding adalah karyawan yang mempunyai sangkut paut dengan
masalah yang akan dilaksanakan.
Jika tidak mengikut sertakan karyawan dalam perundingan maka selain
memyebabkan para karyawan kurang mempunyai tanggung jawab,
kemungkinan hai-hal yang kita rencanakan ternyata kurang realistis dan
sulit dilaksanakan.
5. Pemberian insentif yang terarah.
Perusahaan akan memberikan tambahan penghasilan secara langsung
kepada karyawan yang menunjukkan kelebihan prestasi kerjanya. Cara
seperti itu sangat efektif untuk mendorong semangat kerja para karyawan.
Tentu saja cara seperti itu harus juga disertai dengan kebijaksanaan yang
tepat.
18
Universitas Sumatera Utara
Dari
cara-cara
diatas
apabila
diterapkan
dengan
baik
oleh
perusahaan/instansi akan menimbulkan kepuasan tersendiri bagi para karyawan
yang bekerja di perusahaan/instansi tersebut. Sehingga dari kepuasan tersebut
akan menimbulkan semangat dan kegairahan kerja dari karyawan itu sendiri.
1.5.2.4 Tujuan dan Manfaat Semangat Kerja
Alex S. Nitisemito mengatakan tujuan dan manfaat semangat kerja adalah
nuntuk meningkatkan produktivitas yang baik. Sehingga instansi atau organisasi
perlu menimbulkan semangat kerja pegawai yang tinggi, akan mempermudah
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya, sementara
apabila semangat kerja rendah maka produktivitas juga rendah.
Adapun indikasi yang menyebabkan turunnya semangat kerja menurut
Alex S. Nitisemito (1980:213), adalah sebagai berikut :
a. Turun/ rendahnya produktivitas kerja
Turunnya produktivitas kerja ini dapat diukur atau diperbandingkan
dengan waktu sebelumnya.Produktivitas yang turun ini dapat terjadi
karena kemalasan, penundaan pekerjaan dan sebagainya.
b. Tingkat absensi yang tinggi
Tingkat absensi yang tinggi merupakan salah satu indikasi penurunan
semangat kerja, karena nampak bahwa persentasi absen seluruh karyawan
tinggi.
19
Universitas Sumatera Utara
c. Labour turn-over yang tinggi
Tingkat karyawan keluar masuk karyawan yang tinggi merupakan salah
satu indikasi menurunnya semangat kerja.Hal ini dapat disebabkan ketidak
senangan mereka bekerja pada perusahaan tersebut.Tingkat keluar masuk
karyawan yang tinggi dapat mengganggu jalannya perusahaan.
d. Kegelisahan dimana-mana
Kegelisahan dapat dilihar melalu bentuk keluhan, ketidak tenangan
bekerja, dan hal-hal lainnya.Hal-hal seperti ini perlu diketahuai sebab
kegelisahan merupaka salah satu indikasi turunnya semangat kerja.
1.5.2.5 Indikator Semangat Kerja
Adapun indikator dari semangat kerja adalah :
a. Kepuasan terhadap tugas
Kepuasan terhadap tugas adalah para pegawai terhadap tugas dan
pekerjaannya karena memperoleh tugas yang disukainya.
b. Tingkat kehadiran
Tingkat kehadiran yakni persentase kehadiran dalam tugas setiap hari.
c. Rasa keamanan
Rasa keamanan adalah rasa aman dan ketenangan jiwa, atas jaminan
kepastian serta perlindungan terhadap segala sesuatu yang dapat
membahayakan diri pribadi karir dalam pekerjaan.
d. Gaji
Gaji adalah hasil yang diterima pegawai atas hasil kerjanya.
20
Universitas Sumatera Utara
1.5.3
Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Semangat Kerja
Sumberdaya manusia organisasi yang produktif merupakan aspek penting
dalam setiap perubahan yang terjadi dalam sebuah organisasi.Tuntutan pelayanan
yang lebih baik pada organisasi menjadi salah satu pendorong perlunya upaya
untuk mempersiapkan elemen penting organisasi sebagai penggerak setiap roda
kegiatan yakni sumber daya manusia lebih siap dan lebih semangat lagi dalam
kerjanya. Setiap organisasi baik dalam berbentuk perusahaan maupun lainnya
akan selalu berupaya agar para anggota atau pekerja yang terlibat dalam kegiatan
organisasi agar dapat memberikan prestasi dalam bentuk semangat kerja yang
tinggi untuk mewujudkan tujuan yang telah diciptakan.
Untuk meningkatkan semangat kerja karyawan hendaknya pembinaan
semangat kerja karyawan perlu dikatakan terus-menerus agar mereka menjadi
terbiasa memiliki semangat kerja yang tinggi dan penuh gairah.Dengan kondisi
demikian, para karyawan dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan kreatif.
Pada kondisi saat ini, sejak diberlakukannya otonomi daerah hampir
disemua sektor mengalami perubahan yang signifikan. Peningkatan sumberdaya
manusia, sarana dan prasarana, efesiensi, dan efektiftas organisasi telah dilakukan
sehingga budaya organisasi yang ada dapat menentukan optomalisasi pelaksanaan
pekerjaan dalam mencapai semangat
kerja pegawai yang tinggi. Budaya
organisasi yang kondusif antara lain ditunjukkan oleh sikap pegawai yang mampu
beradaptasi terhadap perubahan-perubahan baik eksternal maupun internal dan
dapat menciptakan suasana kerja yang nyaman, sehingga semangat kerja
pegawainya juga tinggi. Apabila budaya organisasi tinggi maka semangat kerja
21
Universitas Sumatera Utara
pegawainya juga tinggi. Secara keseluruhan baik budaya organisasi maupun
semangat kerja pegawai hasilnya adalah tinggi.
Dengan kata lain, budaya organisasi menjadi pengarah prilaku pegawai
untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu, budaya organisasi dapat
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, lebih memahami makna hidup,
dan pengabdian sebagai aparatur Negara dengan cara bekerja sebaik-baiknya dan
berprestasi dalam lingkungan tugas kerja/ instansinya. Hal ini perlu untuk menilai
apakah kegiatan telah sesuai seperti yang diharapkan atau untuk menilai apakah
semangat kerja meningkat.
Dari uraian tersebut dapat disimulkan bahwa semangat kerja yang
meningkat menunjukkan kekuatan budaya dalam mempengaruhi prilaku pegawai
untuk mencapai tujuan, sebaliknya semangat kerja yang rendah menunjukkan
lemahnya budaya memengaruhi prilaku pegawai untuk mencapai tujuan.
1.6
Hipotesis
Menurut Sugiono (2005:70) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kaliamat pernyataan. Adapun hipotesis yang dapat dirumuskan
penulis adalah :
1. Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (Ha)
Terdapat pengaruh antara budaya organisasi terhadap semangat kerja
karyawan Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang
Matinggi Kab.Simalungun.
22
Universitas Sumatera Utara
2. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak terdapat pengaruh antara budaya organisasi terhadap semangat kerja
karyawan Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang
Matinggi Kab.Simalungun.
1.7
Definisi Konsep
Definisi konsep adalah abstarsi mengenai suatu fenomena yang di
rumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan,
kelompok atau individu tertentu yang menjadi pusat perhatian.
Pemberian definisi konsep adalah untuk membantu memperjelas fenomena
pengamatan yang akan ditelitisebagai berikut:
a. Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilainilai dan norma-norma yang dikembangkan dalam organisasi yang
dijadikan tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah
adaptasi eksternal dan integrasi internal
b. Semangat kerja pegawai adalah suatu ekspresi dan mental individu atau
kelompok yang menunjukan rasa senang dan bahagia dalam melakukan
pekerjaanya, sehingga merasa bergairah dan mampu bekerja secara lebih
cepat dan lebih baik demi tercapainya tujuan kelompok maupun
organisasi.
23
Universitas Sumatera Utara
1.8
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur-unsur yang memberi tahukan bagaimana
mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran tersebut dapat di ketahui
indikator-indikator apa saja untuk mendukung analisa dari variabel-variabel
tersebut (Sofian Efendi:51).
Adapun yang menjadi definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Budaya organisasi (X) indikatornya adalah :
a. Inisiatif individu
Sejauh mana responden diberi kesempatan untuk berinisiatif sendiri
dalam bekerja, pendapat responden tentang inisiatif indifidu, tingkat
kemandirian
responden
dalam
menyelesaikah
pekerjaan,
serta
kebebasan terdapat didalam mengemukakan saran dan kritik.
b. Toleransi terhadap tindak beresiko
Sejauh mana tingkat toleransi yang diberikan organisasi kepada
pegawainya untuk berani mengabil resiko dalam bekerja demi
kepentingan organisasi.
c. Pengarahan
Sejauh mana kemampuan organisasi untuk merumuskan standar kerja
organisasi agar dapat dipahami dan dimengerti oleh pegawai.
d. Integrasi
24
Universitas Sumatera Utara
Sejauh mana organisasi mampu mengkoordinasi seluruh unit-unit kerja
yang ada menjadi suatu kesatuan dan berlaku adil kepada setiap unitunit kerja yang ada.
e. Dukungan manajemen
Sejauh mana dukungan dan bantuan dari atasan dalam bekerja kepada
pegawai, sejauh mana dukungan dan bantuan tersebut dapat
memberikan dampak positif kepada kinerja pegawai.
f. Kontrol
Sejauh mana peraturan-peraturan yang dimilki organisasi dapat
mengendalikan prilaku pegawai tanpa harus diawasi.
g. Indentitas
Sejauh mana pegawai menyadari sebagai bagian dari organisasi dan
rela bekerja dengan sungguh-sungguh demi kepentingan organisasi.
h. Toleransi terhadap konflik
Seberapa sering terjadi konflik dalam organisasi dan bagai mana
organisasi menyikapi konflik tersebut serta kemampuan organisasi
dalam mendorong pegawai mengemukakan pendapat yang berbeda.
i. Pola komunikasi
Sejauh mana komunikasi dua arah antara atasan dan pegawai maupun
antar pegawai dibatasi dalam konteks formal apakah organisasi terbuka
dengan pegawainya dengan jalan selalu mensosialisasikan setiap
kebijkan yang di ambil.
25
Universitas Sumatera Utara
2. Semangat kerja (Y) indikatornya adalah:
a. Kepuasan terhadap tugas
Kepuasan terhadap tugas adalah para pegawai terhadap tugas dan
pekerjaannya karena memperoleh tugas yang disukainya.
b. Tingkat kehadiran
Tingkat kehadiran yakni persentase kehadiran dalam tugas setiap hari.
c. Rasa keamanan
Rasa keamanan adalah rasa aman dan ketenangan jiwa, atas jaminan
kepastian serta perlindungan terhadap segala sesuatu yang dapat
membahayakan diri pribadi karir dalam pekerjaan.
d. Gaji
Gaji adalah hasil yang diterima pegawai atas hasil kerjanya.
26
Universitas Sumatera Utara
Download