BAB III KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1 KAJIAN PUSTAKA 3.1.1 Manajemen Pemasaran 3.1.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran dapat diterapkan ke organisasi laba maupun nirlaba. Keuntungan adalah sasaran bagi sebagian besar perusahaan bisnis. Namun, organisasi jenis lain mungkin mencari anggota yang lebih banyak atau diterimanya suatu ide. Pelanggan atau klien bisa jadi merupakan konsumen individu, perusahaan bisnis, organisasi nirlaba, agen pemerintah, atau bahkan negara asing. Sementara sebagian besar pelanggan atau klien membayar untuk mendapatkan barang dan jasa yang mereka terima, yang lain mungkin menerimanya secara cuma - cuma atau dengan harga yang lebih rendah melalui bantuan pemerintah maupun swasta. Pemasaran bukanlah sekedar penjualan dan periklanan. Hal ini karena tujuan dari pemasaran adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan memenuhi kebutuhan - kebutuhan tersebut secara sangat baik. Ini berlaku dengan baik jika produk tersebut merupakan barang dan jasa, atau bahkan suatu ide. Jika seluruh pekerjaan pemasaran telah dilakukan dengan baik, pelanggan tidak perlu banyak dibujuk. Mereka akan siap untuk membeli, setelah itu, mereka akan 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ merasa puas dan siap untuk membeli dengan cara yang sama pada kesempatan berikutnya (Cannon, dkk, 2008). Pemasaran harus dimulai dengan kebutuhan calon pelanggan, bukan dengan proses produksi. Pemasaran harus mencoba untuk mengantisipasi kebutuhan, kemudian pemasaran (misalnya produksi), harus menentukan barang dan jasa yang akan dikembangkan termasuk keputusan mengenai desain produk dan kemasannya, harga atau biaya-biaya yang dibutuhkan, kebijakan kredit dan penerimaan uang, penggunaan perantara, kebijakan penyimpanan dan pengiriman, kebijakan pemasangan iklan dan penjualan, dan setelah penjualan, kebijakan instalasi, pelayanan pelanggan, garansi bahkan mungkin kebijakan pembuangan. 3.1.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok dalam sebuah perusahaan. Sangat penting sekali manajemen pemasaran berada pada sebuah perusahaan karena dengan adanya manajemen pemasaran keberlangsungan perusahaan akan terjaga, perusahaan juga bisa mengembangkan perusahaannya kearah yang lebih maju, dan manajemen pemasaran diguakan untuk mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai sebelum produk dihasilkan dan kegiatan pemasaranpun tidak berakhir pada penjualan saja tapi pasca penjualanpun manajemen pemasaran terus digunakan perusahaan guna mengetahui kepuasan konsumen terhadap produk yang dihasilkan perusahaan. Untuk itu, sebelum mengetahui pengertian manajemen pemasaran, alangkah baiknya kita pelajari terlebih dahulu tentang pengertian pemasaran itu sendiri. 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Perencanaan, implementasi, dan pengelolaan merupakan tugas-tugas dari seorang manajer, tetapi di sini akan lebih menekankan arti dari tugas-tugas tersebut bagi manajer pemasaran. Dalam tugas perencanaan, manajer membutuhkan panduan untuk mengimplementasikan dan menentukan hasil-hasil yang diharapkan. Mereka menggunakan hasil - hasil yang diharapkan ini dalam tugas pengawasan untuk menentukan apakah segala sesuatunya telah berjalan dengan baik. Kaitan dari tugas pengelolaan ke tugas perencanaan sangat penting, hal ini dapat memberi masukan yang sering kali mengarah pada perubahan rencana atau rencana baru. Manajer pemasaran tidak boleh berpuas diri dengan hanya merencanakan aktivitas saat ini, hal ini karena pasar bersifat dinamis. Kebutuhan pelanggan, kompetitor, dan lingkungan terus berubah (Cannon, dkk, 2008). 3.1.2 Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan suatu perangkat yang akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran bagi perusahaan, dan semua ini ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada segmen pasar atau kosumen yang dipilih. Pada hakekatnya bauran pemasaran adalah mengelola unsur - unsur marketing mix supaya dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dengan tujuan dapat menghasilkan dan menjual produk atau jasa yang dapat memberikan kepuasan pada pelanggan dan konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong (2012) bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran mendapatkan respon dalam target pasar. 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/ yang digunakan untuk Menurut Saladin (2007) bauran pemasaran (marketing mix) adalah serangkaian dari variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. Rangkaian variabel atau unsur - unsur itu adalah unsur produk (product), unsur harga (price), unsur promosi (promotion), dan unsur tempat (place). Menurut Kotler dan Amstrong (2012) ada empat variabel dalam kegiatan bauran pemasaran yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Gambar 3.1 Rincian Bauran Pemasaran Dari uraian definisi diatas, semua pengertian bauran pemasaran akan berkaitan dengan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan dimana alat pemasaran yang dimaksud adalah 4P yakni produk, harga, saluran distribusi, dan promosi. Dengan menggunakan ke empat unsur bauran pemasaran tersebut maka perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif dari pesaing karena 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/ dengan penerapan bauran pemasaran yang efektif dan efisien maka keputusan pembelian konsumen pun akan lebih memilih kepada produk perusahaan. 3.1.3 Produk Saat ini semua produsen memahami begitu pentingnya peranan arti kualitas produk yang unggul untuk memenuhi harapan pelanggan pada semua aspek produk yang dijual ke pasar. Para petinggi perusahaan pun semakin menyadari dan mempercayai adanya keterhubungan langsung antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen yang pada akhirnya akan meningkatkan pangsa pasar di pasar sasaran. Menurut Keller dan Kotler (2009) definisi produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan untuk kebutuhan. Produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide. 3.1.4 Harga Harga yang merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang seringkali dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi konsumen dalam melakukan pembelian tidak bisa dikesampingkan oleh perusahaan. Kotler dan Amstrong (2012) mengatakan bahwa harga merupakan jumlah uang yang dibebankan untuk produk atau jasa , atau lebih jelasnya adalah jumlah dari semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan sebuah manfaat dengan memiliki atau menggunakan sebuah produk atau jasa. Menurut Ferry dan Karimah (2012) dimensi yang digunakan merupakan gabungan price consciousness dan value for maney serta terdapat 4 indikator yaitu referensi harga, 22 http://digilib.mercubuana.ac.id/ harga yang relatif lebih murah, kewajaran harga, kesesuaian pengorbanan dan harga sesuai dengan manfaat. Pelanggan yang peka terhadap harga, biasanya harga yang murah menjadi kepuasan yang amat penting dikarenakan pelanggan akan mendapatkan value for money yang tinggi. Harga akan menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi konsumen dalam memutuskan pembeliannya, konsumen akan membandingkan harga dari produk pilihan mereka dan kemudian mengevaluasi apakah harga tersebut sesuai atau tidak dengan nilai produk serta jumlah uang yang harus dikeluarkan menurut Ayu (2013). Menurut Kotler (2008) Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi. 1. Peranan alokasi dari harga yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. 2. Peranan informasi dari harga yaitu fungsi harga dalam menjaring konsumen mengenai faktor-faktor produk, misalnya kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ produk atau manfaatnya secara obyektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. Menurut Kotler (2008) strategi penetapan harga dapat digolongkan menjadi lima bagian yaitu penetapan harga geografis, diskon atau potongan harga, penetapan harga diskriminasi, penetapan harga bauran produk, penetapan harga promosi. 1) Penetapan harga geografis Penerapan harga geografis mengharuskan perusahaan untuk memutuskan bagaimana menetapkan harga untuk pelanggan di berbagai lokasi dan negara. 2) Diskon atau potongan harga Perusahaan umumnya akan memodifikasi harga dasar mereka untuk menghargai pelanggan atas tindakan-tindakannya seperti pembayaran awal, volume pembelian, dan pembelian di luar musim. Bentuk penghargaan ini berupa pembelian diskon. 3) Penetapan harga diskriminasi Penetapan harga ini terjadi jika perusahaan menjual produk/ jasa dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya secara proporsional 4) Penetapan harga bauran pemasaran Penetapan harga ini terjadi jika produk tersebut merupakan bagian dari bauran produk. Perusahaan mencari satu set harga yang memaksimumkan laba keseluruhan bauran produk yang mencakup penetapan harga. 24 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5) Penetapan harga promosi Dalam kondisi-kondisi tertentu perusahaan akan menetapkan harga sementara untuk produksinya dibawah daftar dan kadang-kadang dibawah biayanya. Penetapan harga promosi menilai beberapa bentuk antara lain harga kerugian, harga peristiwa khusus, perjanjian garansi, pelayanan dan diskon psikologis. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan untuk memasarkan suatu barang maka setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat agar perusahaan itu bisa tercapai tujuannya. Tujuan penetapan harga (Lupiyoadi, 2006) perlu dijabarkan ke dalam program penetapan harga dengan mepertimbangkan faktor-faktor berikut : 1. Elastisitas harga permintaan Efektifitas program penetapan harga tergantung pada dampak perubahan harga terhadap permintaan, karena itu perubahan unit penjualan sebagai akibat perubahan harga perlu diketahui. Namun, perubahan harga memiliki dampak ganda terhadap penerimaan penjualan perusahaan, yakni perubahan unit penjualan dan perubahan penerimaan per unit. Jadi, manajer jangan hanya berfokus pada sensitivitas harga di pasar, namun juga mempertimbangkan dampak perubahan harga terhadap pendapatan total. 2. Faktor persaingan Reaksi pesaing terhadap perubahan harga merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan setiap perusahaan. 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3. Faktor biaya Struktur biaya perusahaan (biaya tetap dan biaya variabel) merupakan faktor pokok yang menentukan batas bawah harga. 4. Faktor lini produk Perusahaan bisa menambah lini produknya dalam rangka memperluas served market dengan cara perluasan lini dalam bentuk perluasan vertikal (vertical extension) dan perluasan horizontal. 5. Faktor pertimbangan lain Faktor-faktor lain yang juga harus dipertimbangkan dalam rangka merancang program penetapan harga antara lain : a. Lingkungan politik dan hukum, misalnya regulasi, perpajakan, perlindungan konsumen. b. Lingkungan internasional, di antaranya lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya, sumber daya alam dan teknologi dalam konteks global Triandinny (2015) mengemukakan indikator dari harga dapat dinyatakan dalam penilaian konsumen terhadap besarnya pengorbanan finansial yang diberikan dalam kaitannya dengan spesifikasi yang berupa kualitas produk. Triandinny (2015) juga mengungkapkan bahwa indikator penilaian harga dapat dilihat dari kesesuaian antara suatu pengorbanan dari konsumen terhadap nilai yang diterimanya setelah melakukan pembelian, dan dari situlah konsumen akan mempersepsi dari produk atau jasa tersebut. Persepsi yang postif merupakan hasil dari rasa puas akan suatu pembelian yang dilakukannya, sedangkan persepsi 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/ yang negatif merupakan suatu bentuk dari ketidakpuasan konsumen atas produk atau jasa yang dibelinya. Berdasarkan Kotler dan Amstrong (2012) dimensi dari harga untuk penelitian ini antara lain: a. Daftar Harga yaitu suatu uraian harga yang dicantumkan pada label atau produk. b. Diskon yaitu memodifikasi harga dasar untuk menghargai pelanggan atas tindakannya. c. Potongan harga khusus yaitu uang promosi yang dibayarkan produsen ke pengecer atau agen sebagai imbalan atas kesepakatan untuk menampilkan produk dalam berbagai cara. 3.1.4 Tempat Pengertian tempat (Place) di sini adalah berkaitan dengan kegiatan penyaluran produk produsen ke pihak konsumen (distribusi). Tempat merupakan segala aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mendistribusikan produknya kepada konsumen sasaran agar dapat tersedia dan diperoleh pada tempat dan waktu yang tepat oleh karena keputusan mengenai saluran distribusi ini sulit untuk diubah dan untuk penyesuaiannya membutuhkan waktu lama, maka keputusan mengenai saluran distribusi yang digunakan memerlukan pemikiran yang matang dengan memperhatikan karakteristik konsumen, karakteristik perantara, karakteristik lingkungan. 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3.1.5 Promosi Merupakan salah satu bauran pemasaran yang mutlak digunakan dalam usaha perusahaan untuk lebih memperkenalkan suatu produk, menarik minat serta mempengaruhi prilaku konsumen untuk berkonsumsi. Promosi juga dapat merupakan suatu aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. 3.1.5.1 Bauran Promosi Dalam mengelola suatu sistem komunikasi pemasaran memerlukan suatu rancangan strategi dan program-program penjualan yang efektif dan efisien.Promosi penjualan merupakan salah satu kegiatan yang penting dari marketing mix sebagai usaha untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan. Menurut Kotler dan Amstrong (2012) peubah-peubah yang terdapat dalam bauran promosi ada 4, yaitu : 1. Periklanan (advertising) 2. Penjualan personal (Personal selling) 3. Promosi penjualan (Sales promotion) 4. Publisitas (Publicity) 3.1.6 Periklanan 3.1.6.1 Pengertian Periklanan Periklanan adalah satu dari alat penting yang digunakan oleh perusahaan untuk melancarkan komunikasi persuasif terhadap pembeli dan masyarakat yang ditargetkan. Pada dasarnya periklanan merupakan bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Periklanan harus mampu membujuk 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/ konsumen supaya berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan untuk mendapatkan penjualan dan keuntungan. Disamping itu periklanan juga dipandang sebagai salah satu media yang paling efektif dalam mengkomunikasikan suatu produk barang atau jasa. Selain itu juga periklanan yang diluncurkan oleh setiap perusahaan tidak lain agar konsumen tertarik dan berharap tidak akan berpaling ke perusahaan sejenis. Dan untuk menciptakan hal tersebut dapat dengan cara menerapkan promosi periklanan yang menarik dan seefektif mungkin. Pengertian periklanan menurut Kotler (2005) adalah sebagai berikut: “ Periklanan adalah semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi ide - ide, promosi barang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor yang dibayar”. 3.1.6.2 Mengembangkan dan Mengelola Program Periklanan Dalam mengelola program periklanan perusahaan harus selalu mulai dengan mengidentifikasikan pasar sasaran dan motif pembeli, langkah-langkah dalam periklanan menurut Saladin (2007) 1. Menetapkan tujuan atau sasaran periklanan (Mission) 2. Menetapkan anggaran periklanan (Money) 3. Menetapkan pesan yang akan disampaikan (Message) 4. Menetapkan media yang harus digunakan (Media) 5. Melakukan evaluasi terhadap hasil yang dicapai (Measurement) 3.1.6.3 Fungsi dan Tujuan Periklanan Tujuan utama periklanan adalah meningkatkan penjualan barang dan jasa atau ide sasaran riil dilakukan dengan mengkomunikasikan secara efektif pada 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/ sasaran - sasaran dalam periklanan yaitu masyarakat atau pasar. Tujuan periklanan dapat digolongkan sasarannya menurut Kotler (2008) antara lain: 1. Periklanan informatif, dilakukan secara besar - besaran pada tahap awal suatu jenis produk tujuannya adalah untuk permintaan pertama. 2. Periklanan persuasif, membentuk permintaan selektif untuk merek tertentu. Beberapa periklanan persuasif telah beralih kejenis periklanan perbandingan (comparative advertising), yang berusaha membentuk keunggulan suatu merek lain dikelas produk yang sama. Periklanan perbandingan telah digunakan untuk kategori produk. Iklan pengingat, sangat penting bagi produk yang sudah mapan, tujuannya adalah meyakinkan pembeli bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar-benar. 3. Iklan penguatan, dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat. 3.1.6.4 Keputusan Menggunakan Periklanan Ada beberapa keputusan yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan yang akan menggunakan media iklan dalam promosi barang atau jasa yang mereka hasilkan, seperti berikut : 1. Menetapkan Tujuan Periklanan Tujuan ini harus dilandasi keputusan - keputusan terdahulu mengenai pasar sasaran, positioning, dan bauran pemasaran yang nantinya akan menentukan tugas yang harus dilakukan periklanan yang program pemasaran secara keseluruhan. Beberapa tujuan periklanan diantaranya : iklan bersifat memberikan 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/ informasi, iklan bersifat membujuk konsumen, dan iklan mengingatkan konsumen akan produk yang dihasilkan perusahaan. 2. Menetapkan Anggaran Periklanan Setelah menentukan tujuan periklanan, perusahaan kemudian menetapkan anggaran periklanan untuk setiap produk atau jasa. Ada lima faktor yang harus dipertimbangkan pada waktu menetapkan anggaran periklanan yaitu : tahapan didalam daur hidup produk, pangsa pasar, persaingan, frekuensi periklanan, dan diferensiasi produk. 3. Menciptakan Pesan Iklan Ada dua tahap yang harus dilalui penciptaan iklan, yaitu merencanakan strategi pesan yang dimana untuk memutuskan pesan iklan yang harus dikomunikasikan ada tiga karakteristik yang perlu diperhatikan yaitu pesan yang bermakna, dapat dipercaya, dan khas. Tahap kedua adalah pelaksanaan pesan, yaitu pesan harus memiliki gaya, ciri, kata serta format terbaik untuk mengungkapkan pesan yang dikehendaki. 4. Menyeleksi Media Iklan Salah satu cara menyeleksi media iklan yang terbaik biasanya disesuaikan dengan target market yang ingin dituju serta disesuaikan dengan anggaran biaya yang dimiliki perusahaan. 5. Evaluasi Periklanan Ada dua cara yang dilakukan guna mengukur iklan terhadap penjualan yaitu membandingkan penjualan dimasa lampau dengan pengeluaran periklanan dimasa lampau, dan melakukan eksperimen. 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3.1.6.5 Iklan Televisi Salah satu media yang digunakan dalam periklanan adalah televisi. TV merupakan media yang dipercaya paling efektif untuk beriklan. Walaupun biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih mahal daripada media lain, para pemasar tetap ingin produknya bisa dipromosikan lewat media televisi. Tidak heran bila saat ini iklan menyesaki acara - acara televisi, terutama program yang banyak ditonton atau tayang pada prime time. Bagi stasiun televisi, iklan adalah sumber pendapatan. Semakin banyak iklan, pendapatan yang diperoleh juga semakin besar. Namun, tidak demikian dengan penontonnya. Semakin banyak iklan, penonton semakin tidak senang karena terganggu. Tidak sedikit yang langsung beralih ke channel TV lain begitu jeda iklan muncul di tengah acara yang sedang dinikmatinya. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan terhadap pemirsa TV di Amerika (Rizal dan Furinto, 2009), sebagian besar responden tidak tertarik melihat iklan dan memilih menghindar dengan mengganti channel lain. Meskipun demikian, ada juga yang menurut pemirsa iklan tersebut menarik. Semua ini tentunya merupakan tantangan bagi para marketer, bagaimana membuat iklan yang menarik sekaligus diingat terus oleh konsumen. Menurut Suyanto (2005) bahwa iklan televisi merupakan alat yang ampuh untuk menjaga kepemimpinan produk setelah kepemimpinan tersebut tercapai tetapi tidak untuk membangun merek. Selain itu juga iklan televisi merupakan alat bagi perusahaan yang ingin melindungi mereknya yang sudah kokoh. 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Iklan televisi mempunyai dua segmen dasar yaitu penglihatan (visual) dan pendengaran (audio), seperti kata - kata, musik atau suara lain. Proses penciptaannya biasa dimulai dengan gambar karena televisi unggul dalam teknik gambarnya. Di samping itu kata - kata dan suara juga perlu diperhatikan. Media televisi dapat menampilkan pesan secara audiovisual dan gerak (sama dengan film). Kelebihan iklan televisi : 1. Jangkauan massal yang menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap konsumen 2. Pemirsa dapat diseleksi menurut jenis program dan waktu tayang 3. Lebih menarik, berupa gambar bergerak dan mengandung cerita 4. Mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi konsumen yang disasar 5. Calon konsumen lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi pada tidak sama sekali. Ini adalah cerminan bonadifitas perusahaan. Kelemahan iklan televisi : 1. Sifat komunikasinya satu arah 2. Gambarnya relative kecil 3. Siaran tidak bisa diulang sesuai keinginan sendiri. Menurut Kotler (2008) iklan mempunyai beberapa dimensi, sebagai berikut : 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/ a. Pesan iklan yaitu penjumlahan dari tanda atau sinyal yang berusaha mengungkapkan satu atau lebih gagasan. b. Naskah iklan yaitu pesan yang paling persuasif dan kuat. Tujuh unsur naskah iklan adalah headline, sub judul, teks, harga, nama, alamat dan signature slogan. c. Desain iklan yaitu rancangan layout iklan atau gambar iklan yang menyertakan naskah iklan, kata, kalimat headline, sub-heading, dan teks. d. Model iklan yaitu Seorang/sekelompok orang atau sesuatu yang dijadikan sebagai daya tarik atau pendukung bahkan dijadikan maskot bagi produk iklan yang diiklankan. e. Warna dan musik merupakan atribut yang akan membuat iklan itu semakin menarik. 3.1.7 Fasilitas Online Shopping Pembelian oleh konsumen pada zaman sekarang tidak hanya dengan tatap muka, melainkan bisa dengan menggunakan internet untuk media dalam hal jualbeli. Proses pembelian tradisional ataupun dengan modern dalam hal ini yaitu pembelian secara online tidak berbeda jauh. Perbedaannya yang terletak dikeduanya yaitu proses dimana melalui online membuat konsumen menjadi mempunyai pilihan waktu yang lebih banyak ketimbang dengan cara tradisional. Menurut Dewi dan Baridwan (2015) pembelian secara online membuat konsumen dengan mudah mengetahui informasi produk yang akan dibeli. Informasi yang didapat tidak hanya dari seorang salesman, melainkan dapat dicari melalui orang yang sudah mempunyai, serta berbagai situs website yang mengungkapkan opini 34 http://digilib.mercubuana.ac.id/ mengenai produk yang akan dibeli oleh konsumen dengan mudah tanpa harus mengeluarkan banyak waktu dan tenaga untuk mendatangi tempat membeli produk tersebut. Pembelian secara online memberikan kemudahan pada produsen untuk mendapatkan informasi mengenai konsumen seperti apa yang membeli produk atau jasanya, sehingga produsen tak perlu melakukan survei yang lebih dalam kembali jika ingin membuat produk atau jasa yang sejenisnya. Pembelian secara online dengan datang langsung dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian, dimana pada saat datang langsung akan terjadi pembelian produk lebih besar ketimbang melalui online. Pembelian datang langsung setidaknya sudah membuat konsumen yakin akan produk yang ingin dibeli. Fasilitas online shopping sekarang tidak hanya digunakan oleh produk atau jasa yang bisa dikatakan berharga tidak tinggi melainkan sudah memasarkan produk yang bernilai tinggi seperti penjualan sepeda motor. Fasilitas online shopping harus mempunyai kegunaan yang user friendly sehingga bisa membuat konsumen menjadi loyal terhadap produk yang kita jual. Menurut Dewi dan Baridwan (2015), dalam proses bisnis, ada empat aliran entiti yang harus dikelola dengan baik yaitu aliran produk, informasi, uang, dan dokumen. Fasilitas online shopping yang ada harus dapat mensinkronisasikan keempat aliran tersebut, agar transaksi yang dilakukan dapat berjalan secara terkontrol, efektif, dan efisien. Dimensi yang digunakan untuk variabel fasilitas online shopping dalam penelitian ini menurut Shibghatalloh (2011) yaitu : 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1. Pengetahuan teknologi internet adalah pembelajaran dan pelatihan mengenai teknologi internet bagi pengguna yang akan melakukan kegiatan dengan aplikasi internet seperti online shopping. 2. Mutu web site adalah Serangkaian usaha yang dilakukan perusahaan dalam membuat web site sebagai sarana online shopping dengan kriteria yang baik. Menampilkan web site secara profesional mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut berkompeten dalam menjalankan operasionalnya 3.1.8 Keputusan Pembelian Konsumen 3.1.8.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen Penjual dapat memahami konsumen dengan baik melalui pengalaman menjual produk secara langsung kepada mereka. Namun seiring dengan perkembangan perusahan yang semakin besar dan pasar yang kian semakin luas, para pengambil keputusan pemasaran kehilangan kontak dengan konsumen. Maka untuk dapat memahami perilaku mereka diperlukan riset konsumen. Untuk itu konsumen harus mengambil suatu keputusan. Keputusan yang telah dipilih oleh seorang konsumen akan dilanjutkan dengan aksi. Upaya untuk mempelajarinya harus berkaitan dengan status sosial konsumen, cara, waktu, tempat dan alasan pembelian. Kotler dan Armstrong (2008) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing - masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian. 36 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal, yaitu : (1) intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen, (2) motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, konsumen akan semakin mengubah niat pembeliannya. Keadaan sebaliknya juga berlaku preferensi pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat jika orang yang disukai juga sangat menyukai merek yang sama. Pengaruh orang lain menjadi rumit jika beberapa orang yang dekat dengan pembeli memiliki pendapat yang saling berlawanan dan pembeli tersebut ingin menyenangkan mereka (Kotler, 2005). Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang terpikirkan. Besarnya resiko yang dipikirkan berbeda-beda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya ketidakpastian atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen. Para konsumen mengembangkan rutinitas tertentu untuk mengurangi resiko, seperti penghindaran keputusan, pengambilan informasi dari teman - teman, dan preferensi atas nama merek dalam negeri serta garansi. Para pemasar harus memahami faktor - faktor yang menimbulkan perasaan dalam diri konsumen akan adanya resiko dan memberikan informasi serta dukungan untuk mengurangi resiko yang dipikirkan itu (Kotler, 2005). 3.1.8.2 Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelian Perilaku keputusan pembelian sangat berbeda untuk masing-masing produk. Keputusan yang lebih kompleks biasanya melibatkan peserta pembelian 37 http://digilib.mercubuana.ac.id/ dan pertimbangan pembeli yang lebih banyak. Menurut Kotler dan Amstrong (2008), perilaku keputusan pembelian terbagi menjadi empat jenis, yaitu : 1. Perilaku pembelian kompleks Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antar merek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal, beresiko, jarang dibeli, dan sangat memperlihatkan eskpresi diri. Umumnya konsumen harus mempelajari banyak hal tentang kategori produk. Pada tahap ini, pembeli akan melewati proses pembelajaran, mula-mula mengembangkan keyakinan tentang produk, lalu sikap, dan kemudian membuat pilihan pembelian yang dipikirkan masak - masak. Pemasar produk yang memerlukan keterlibatan tinggi harus memahami pengumpulan informasi dan perilaku evaluasi yang dilakukan konsumen dengan keterlibatan tinggi. Para pemasar perlu membantu konsumen untuk mempelajari atribut produk dan kepentingan relatif atribut tersebut. Konsumen harus membedakan fitur mereknya, mungkin dengan menggambarkan kelebihan merek lewat media cetak dengan teks yang panjang. Konsumen harus memotivasi wiraniaga toko dan orang yang memberi penjelasan kepada pembeli untuk mempengaruhi pilihan merek akhir. 2. Perilaku pembelian pengurangan disonansi (ketidaknyamanan) Perilaku pembelian pengurangan disonansi terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antar merek. Setelah pembelian, konsumen 38 http://digilib.mercubuana.ac.id/ mungkin mengalami ketidaknyamanan pasca pembelian ketika mereka mengetahui kerugian tertentu dari merek yang dibeli atau mendengar hal - hal menyenangkan tentang merek yang tidak dibeli. Untuk menghadapi disonansi semacam itu, komunikasi pasca penjualan yang dilakukan pemasar harus memberikan bukti dan dukungan untuk membantu konsumen merasa nyaman dengan pilihan merek mereka. 3. Perilaku pembelian kebiasaan Perilaku pembelian kebiasaan terjadi ketika dalam keadaan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Konsumen hanya mempunyai sedikit keterlibatan dalam kategori produk ini, mereka hanya pergi ke toko dan mengambil satu merek. Jika mereka terus mengambil merek yang sama, hal ini lebih merupakan kebiasaan daripada loyalitas yang kuat terhadap sebuah merek. Konsumen seperti ini memiliki keterlibatan rendah dengan sebagian besar produk murah yang sering dibeli. Konsumen tidak secara ekstensif mencari informasi tentang merek, mengevaluasi karakteristik merek, dan mempertimbangkan keputusan tentang merek yang akan dibeli. Sebagai gantinya, konsumen menerima informasi secara pasif ketika merek menonton televisi atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan kebiasaan akan suatu merek dan bukan keyakinan merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap sebuah merek, mereka memilih merek karena terbiasa dengan merek tersebut, konsumen mungkin tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah melakukan pembelian. Oleh karena itu, proses pembelian 39 http://digilib.mercubuana.ac.id/ melibatkan keyakinan merek yang dibentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti oleh perilaku pembelian, yang mungkin diikuti oleh evaluasi atau mungkin tidak. 4. Perilaku pembelian mencari keragaman Perilaku pembelian mencari keragaman dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah, tetapi anggapan perbedaan merek yang signifikan. Dalam kasus ini, konsumen sering melakukan banyak pertukaran merek. Pemimpin pasar akan mencoba mendorong perilaku pembeli kebiasaan dengan mendominasi ruang rak, membuat rak tetap penuh, dan menjalankan iklan untuk mengingatkan konsumen sesering mungkin. Perusaahan penantang akan mendorong pencarian keragaman dengan menawarkan harga yang lebih murah, kesepakatan kupon khusus, sampel gratis, dan iklan yang menampilkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru. 3.1.8.3 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Ketika membeli produk, secara umum konsumen mengikuti proses pengambilan keputusan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Proses pengambilan keputusan konsumen dapat diuraikan sebagai berikut (Wahyuni, 2008): 1. Pengenalan kebutuhan Pengenalan kebutuhan terjadi ketika konsumen menghadapi ketidakseimbangan antara keadaan sebenarnya dan keinginan. 2. Pencarian informasi Setelah mengenali kebutuhan atau keinginan, konsumen mencari informasi tentang beragam alternatif yang ada untuk memuaskan kebutuhannya. 40 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3. Evaluasi alternatif Konsumen akan menggunakan informasi yang tersimpan di dalam ingatan, ditambah dengan informasi yang diperoleh dari luar untuk membangun suatu kriteria tertentu. 4. Pembelian Sejalan dengan evaluasi atas sejumlah alternatif - alternatif tadi, maka konsumen dapat memutuskan apakah produk akan dibeli atau diputuskan untuk tidak dibeli sama sekali. 5. Perilaku setelah pembelian Ketika membeli suatu produk, konsumen mengharapkan bahwa dampak tertentu dari pembelian tersebut. Bagaimana harapan - harapan itu terpenuhi, menentukan apakah konsumen puas atau tidak puas dengan pembelian tersebut. Gambar 3.2 Model Keputusan Pembelian Konsumen Dalam penelitian ini, dimensi keputusan pembelian adalah sebagai berikut : a. Pengenalan kebutuhan b. Mencari informasi c. Mengevaluasi terhadap produk d. Melakukan pembelian e. Perilaku pasca pembelian 41 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3.2 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan dapat dilihat di tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1 Penelitian Terdahulu No 1 2 3 Peneliti Judul Penelitian Li Guo (2011) A Research on Influencing Factors of Consumer Purchasing behaviors in Cyberspace Kinney, Ridway, and Monroe (2012) Lovatto, Watts, and Stead (2011) The Role of Price in the Behavior and Purchase Decisions of Compulsive Buyers Impact of tobacco advertising and promotion on increasing adolescent smoking behaviours Multiple Unit Price Promotion and Their Effects on Quantity Purchase Intentions 4 Kenneth and David (2007) 5 Minjung Park and Sharoon J. Lennon (2008) Brand Name and Promotion in Online Shoppping Contexts 6 David and Kim (2012) Ladies’ Purchase Intention during retail shoes sales promotions 7 Kim, Xu, and Gupta (2012) 8 Mohammad Faryabi, Kousar Sadeghzadeh, Mortaza Saed (2012) 9 Fabio Ancarani, Frank Jacob, Fre’de’ric Jallat (2009) 10 Ainin Sulaiman, Josephine Ng and Suhana Mohezar (2008) Which is more important in Internet shopping, perceived price or trust The Effects of Price Discounts and Store Image on Customer’s Purchase Intention in Online Shopping Context Case Study : Nokia and HTC Cross Country Analysis of Price Levels and Dispersion in Online and Offline Environments: an Emperical Analysis in France Germany E-Ticketing as a New Way of Buying Tickets: Malaysian Perceptions Hasil Penelitian Keamanan transaksi online, privasi jaringan, harga produk, dan kualitas layanan mempengaruhi pembelian secara online. Banyak konsumen akan membeli suatu produk menarik dengan harga yang rendah Pengaruh dari pemasaran iklan rokok mempengaruhi remaja untuk merokok sangat berpengaruh besar. Promosi harga berganda berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Nama merek secara langsung mempengaruhi konsumen terhadap citra toko online yang berakhir terhadap keputusan pembelian Aktifitas promosi yang dilakukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Pelanggan lebih memilih untuk melakukan transaksi dengan toko online yang dianggap dapat dipercaya. Potongan harga berpengaruh positif terhadap persepsi toko dan persepsi toko berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Pengaruh harga pembelian barang secara online lebih berpengaruh daripada offline terhadap keputusan pembelian konsumen. Fasilitas online shopping dalam pembelian tiket penerbangan membuat hampir 50% konsumen membeli secara online di Malaysia dengan responden berjumlah 150 orang. 3.3 Rerangka Pikir Berdasarkan kajian teori, rerangka pemikiran dari penelitian ini, sebagai berikut : 42 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Judul Penelitian: Pengaruh Iklan, Harga, dan Fasilitas Online Shopping terhadap keputusan pembelian konsumen (Studi Kasus : Produk Yamaha YZF-R25 di Jakarta Pusat) Latar Belakang Permasalahan: 1. Terdapat penurunan penjualan R25 di 6 bulan pertama pada daerah Jakarta Pusat 2. Biaya promosi terbesar terdapat pada periklanan 3. Harga R25 lebih tinggi daripada pesaing 4. R25 dijual dengan system penjualan terbaru melalui fasilitas online shopping Identifikasi dan Perumusan Masalah: 1. Apakah Periklanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk R25 di area Jakarta Pusat? 2. Apakah harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk R25 di area Jakarta Pusat? 3. Apakah fasilitas online shopping berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk R25 di area Jakarta Pusat? Landasan Teori: 1. Teori tentang manajemen pemasaran 2. Teori tentang harga 3. Teori tentang promosi 4. Teori tentang periklanan 5. Teori tentang fasilitas online shopping 6. Teori tentang keputusan pembelian Dimensi Penelitian: 1. Iklan a. Pesan Iklan b. Naskah Iklan c. Desain Iklan d. Model Iklan e. Warna dan Musik 2. Harga a. Daftar Harga b. Diskon c. Potongan harga khusus 3. Fasilitas online shopping a. Pengetahuan teknologi internet b. Mutu web site 4. Keputusan pembelian a. Pengenalan kebutuhan b. Mencari informasi c. Mengevaluasi terhadap produk d. Melakukan pembelian e. Perilaku pasca pembelian Hipotesis: 1. Periklanan, harga, dan fasilitas online shopping bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian R25 di Jakarta Pusat 2. Periklanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian R25 di Jakarta Pusat 3. Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian R25 di Jakarta Pusat 4. Fasilitas online shopping berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian R25 di Jakarta Pusat. Variabel Penelitian: 1. Iklan 2. Harga 3. Fasilitas online shopping 2. 4. Keputusan pembelian Metode Penelitian: 1. Lokasi Penelitian: Jakarta Pusat 2. Metode pengumpulan data: Penelitian survey menggunakan angket 3. Metode pengolahan data: Teknik analisis regresi Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian: 1. Tahapan Persiapan 2. Tahapan Seminar Proposal Penelitian 3. Tahap Pengumpulan Data dan Studi Lapangan 4. Tahap Pengolahan Data 5. Tahap Penyelesaian 6. Tahap Ujian Sidang 7. Tahap Penggandaan Gambar 3.3 Flowchart Rerangka Pikir 43 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3.4 Model Penelitian Berdasarkan rerangka pikir dalam penelitian ini, maka model penelitian dapat dibuat sebagai berikut: Iklan (X1) 1. Pesan Iklan 2. Naskah Iklan 3. Desain Iklan 4. Model iklan 5. Warna dan Musik H1 H2 Keputusan pembelian konsumen (Y) Harga (X2) a. Daftar harga b. Diskon c. Potongan harga khusus H3 Fasilitas online shopping (X3) a. Pengenalan kebutuhan b. Mencari informasi c. Mengevaluasi terhadap produk d. Melakukan pembelian e. Perilaku pasca pembelian H4 1. Pengetahuan teknologi internet 2. Mutu web site Gambar 3.4 Model penelitian 3.5 Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan rumusan dan kajian teoritis yang telah dikemukakan sebelumnya, maka diajukan beberapa hipotesa sebagai berikut: 44 http://digilib.mercubuana.ac.id/ H1: Iklan, harga, dan Fasilitas online shoppping bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk R25 di area Jakarta Pusat H2: Iklan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk R25 di area Jakarta Pusat H3: Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk R25 di area Jakarta Pusat H4: Fasilitas online shoppping berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk R25 di area Jakarta Pusat 45 http://digilib.mercubuana.ac.id/