Bab 1 - Widyatama Repository

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat
dari waktu ke waktu. Pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi
ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat dunia. Pertumbuhan ekonomi akan
mengakibatkan terjadinya perubahan nilai kehidupan masyarakat, pola hidup,
pola berpikir dan tingkah laku, yang memiliki harapan akan kesejahteraan
masyarakat yang lebih baik. Masyarakat masa kini memiliki keinginan yang
semakin meningkat untuk menginvestasikan dananya, baik dalam bentuk saham,
deposito, atau dalam bentuk investasi lainnya. Pada dasarnya, investasi
merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini untuk mengharapkan
imbalan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Menurut Eduardus
Tandelilin (2010:2), “investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber
dana lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa datang”.
Banyaknya perusahaan yang berkembang di Indonesia, maka akan
menyebabkan setiap perusahaan membutuhkan dana yang besar agar usaha yang
dijalankan tetap berjalan dengan lancar. Sedangkan pembiayaan tradisional yang
biasanya digunakan perusahaan semakin susah untuk diperoleh, sehingga
dengan kondisi ini akan mendorong setiap perusahaan mencari sumber
pembiayaan lain yang dapat menyediakan dana yang dibutuhkan perusahaan
1
2
untuk
mengembangkan
usaha
produksi
perusahaan
maupun
kegiatan
perusahaan yang lainnya.
Pada saat ini para pemilik modal akan lebih diarahkan kepada pasar
modal. Hal ini dikarenakan pasar modal merupakan pilar penting dalam suatu
perekonomian di Indonesia saat ini. Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar
untuk berbagai instrumen keuangan dan surat berharga jangka panjang yang dapat
diperjualbelikan dalam bentuk hutang atau modal sendiri. Banyak perusahaan
yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi
dan memperkuat posisi keuangan di perusahaannya agar tetap berjalan dengan
lancar. Dalam hal ini, pasar modal berfungsi sebagai suatu lembaga perantara
yang menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang
mempunyai kelebihan dana yang merupakan fungsi ekonomi dari pasar modal
(Kamaruddin Ahmad, 2004:17).
Selain fungsi ekonomi, pasar modal juga memiliki fungsi keuangan
yaitu, memberikan kesempatan imbalan atau return bagi para investor atau
pemilik dana sesuai dengan investasi yang dipilih. Dalam menjalankan
fungsinya, pasar modal menjadi alternatif penghimpun dana selain sistem
perbankan. Dalam hal ini dana yang dihimpun berbeda dengan dana yang
diperoleh melalui sistem perbankan (kredit), karena pasar modal memungkinkan
penghimpun dana dalam bentuk equity (modal Sendiri), melalui penjualan saham
perusahaan. Bagi perusahaan hal ini akan menghindarkan mereka dari struktur
permodalan yang kurang menguntungkan yang terlalu banyak mengandalkan
pada hutang.
3
Sedangkan pasar modal (capital market) menurut Tjiptono Darmadji dan
Fakhruddin Hendi M. (2012:1) merupakan tempat diperjualbelikanya berbagai
instrumen keuangan jangka panjang. Seperti uang, ekuitas, (saham), instrumen
derivatif, dan instrumen lainnya. Perkembangan pasar modal saat ini memiliki
peluang pertumbuhan yang sangat besar bagi para pemilik modal atau investor
untuk melakukan investasi.
Bentuk sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal adalah saham.
Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk
Perseroan Terbatas (PT) atau yang disebut emiten. Pergerakan saham dalam
jangka pendek tidak dapat diprediksi secara pasti. Harga saham ditentukan
menurut hukum permintaan dan penawaran. Semakin banyak investor yang ingin
membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik.
Sebaliknya, semakin banyak investor yang ingin menjual sahamnya, maka
harga saham tersebut akan bergerak turun. Namun, dalam jangka panjang,
kinerja perusahaan emiten dan pergerakan saham umumnya akan bergarak
searah.
Fenomena dilapangan terkait kinerja perusahaan PT Astra International
Tbk menurut Presiden Direktur Prijono Sugiarto kinerja keuangan PT Astra
Internasional Tbk (ASII) mengalami penurunan selama semester I-2015. Laba
bersih group Astra hanya Rp 8,052 triliun atau turun 18% dari periode
sebelumnya. Pada semester I-2014, Astra membukukan laba bersih Rp 9,820
triliun (Feby Dwi Sutianto, 2015).
4
Penurunan laba bersih karena pengaruh besar dari anjloknya penjualan
mobil dan motor hingga melemahnya sektor agrobisnis yang menjadi salah satu
tulang punggung dari bisnis Group Astra.
"Laba bersih Astra pada semester I menurun, seiring dengan berkurangnya
konsumsi domestik, kompetisi di sektor mobil dan melemahnya harga komoditas
di Indonesia. Di tengah pemulihan ekonomi yang belum pasti, bisnis kami siap
menangkap peluang saat momentum pemulihan terjadi dan tetap solid didukung
oleh neraca keuangan yang kuat," (Feby Dwi Sutianto, 2015).
Laba dari segmen segmen otomotif menurun sebesar 15% menjadi Rp 3,4
triliun. Astra mencatat penjualan mobil secara nasional menurun sebesar 18%
menjadi 525.000 unit, sementara itu penjualan mobil Astra turun sebesar 21%
menjadi 263.000 unit, sehingga mengakibatkan penurunan pangsa pasar dari 52%
menjadi 50% selama semester pertama 2015.
Sedangkan penjualan sepeda motor nasional mengalami penurunan
sebesar 24% menjadi 3,2 juta unit. Untuk Astra, penjualan sepeda motor dari PT
Astra Honda Motor (AHM) turun 19% menjadi 2,1 juta unit, namun pangsa pasar
meningkat menjadi 67%. Hal sama terjadi pada bisnis agrobisnis. Laba bersih dari
segmen agribisnis turun 68% menjadi Rp 354 miliar. Penurunan ini dipengaruhi
oleh masih belum membaiknya harga CPO.
5
Berikut rata-rata laba bersih dan penjualan pada perusahaan otomotif dan
komponen pada tahun 2012 dan 2013, sebagai berikut:
Tabel 1.1
Laba Bersih dan Penjualan
Perusahaan Otomotif dan Komponen Periode 2009-2013
(dalam jutaan rupiah kecuali harga saham)
Tahun
Laba Bersih
Penjualan
Harga Saham
2012
Rp 2.226.092
Rp 20.028.115
Rp 4.442
2013
Rp 2.244.645
Rp 20.934.068
Rp 4.191
Sumber : Data Laporan Keuangan yang telah diolah
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 rata-rata laba
bersih perusahaan otomotif dan komponen meningkat 1% dari tahun 2012, dan
penjualan pada tahun 2013 meningkat sebesar 4% dari tahun 2012, namun
kenaikan laba bersih dan penjualan tidak diikuti oleh kenaikan rata-rata harga
saham yang turun 6% pada tahun 2013. Investor akan menilai perusahaan dari
aspek laba yang dihasilkan untuk penilaian investasi pada perusahaan tersebut.
Secara teoritis apabila kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
meningkat maka harga saham akan meningkat, seperti yang diungkapkan oleh
Agus
Sartono
(2001:17)
bahwa
kalau
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan laba meningkat, harga saham akan meningkat atau dengan kata lain,
profitabilitas akan mempengaruhi harga saham.
Oleh karena itu prospek perusahaan sangat tergantung dari keadaan
ekonomi secara keseluruhan sehingga analisis penilaian saham yang dilakukan
investor juga harus memperhitungkan beberapa variabel ekonomi makro yang
mempengaruhi kemampuan suatu perusahaan. Dalam melakukan penilaian saham,
investor bisa melakukan analisi fundamental secara top-down untuk menilai
6
prospek perusahaan. Pertama kali perlu dilakuakan analisis terhadap faktor-faktor
makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan, kemudian
dilanjutkan dengan analisis industri, dan pada akhirnya dilakukan analisis
terhadap perusahaan yang mengeluarkan sekuritas bersangkutan untuk menilai
apakah sekuritas yang dikeluarkannya menguntungkan atau merugikan bagi
investor (Tandelilin, 2010:338).
Menurut Van Horne et al., (2005) analisis fundamental memiliki rasio
keuangan yang dapat mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu
perusahaan. Rasio keuangan tersebut adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio
profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio penilaian pasar. Rasio-rasio tersebut
digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan kondisi keuangan
perusahaan serta untuk memprediksi harga saham di pasar modal. Harga saham
juga mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi
yang baik, maka saham tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi
baik yang dicapai perusahaan dapat dilihat dalam laporan keuangan yang
dipublikasikan
oleh
perusahaan
(emiten).
Emiten
berkewajiban
untuk
mempublikasikan laporan keuangan pada periode tertentu. Laporan keuangan ini
sangat berguna
bagi
investor
membantu
dalam
mengambil
keputusan
investasi, seperti, menjual, membeli atau menanam saham.
Variabel fundamental keuangan perusahaan yang akan diteliti dan diduga
akan berpengaruh terhadap harga saham adalah earning per share, net profit
margin, dan return on equity.
7
Earning per share adalah besarnya laba bersih atas setiap lembar saham
biasa. Menurut Kasmir (2010:115) menyatakan bahwa rasio per lembar saham
merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai
keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum
berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang
tinggi, maka kesejahteraan pemegang saham meningkat dengan pengertian lain,
bahwa tingkat pengembalian yang tinggi.
Oleh karena itu, EPS menggambarkan jumlah laba yang diperoleh untuk
setiap lembar saham bagi pemiliknya. Demikian sebaliknya, apabila tingkat
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi
pemiliknya rendah, maka akan mempengaruhi terhadap penurunan harga saham.
EPS yang dihasilkan perusahaan merupakan indikator fundamental keuangan
perusahaan, yang sering kali dipakai sebagai acuan untuk mengambil keputusan
dalam saham.
Net profit margin menunjukkan seberapa besar persentase laba bersih
yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap
semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi.
Hubungan antara laba bersih dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan
manajemen dalam menjalankan perusahaan secara cukup berhasil untuk
menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang
telah menyediakan modalnya untuk suatu risiko. Para investor pasar modal perlu
mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan
mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable
8
atau tidak. Menurut Indra Bastian dan Suhardjono (2006) Net Profit Margin
adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat
penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga
penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan
beban usaha.
Return on equity Merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah
pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari
penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik
pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang
mereka investasikan di dalam perusahaan (Sofyan Syafri Harahap, 2008:305).
Rasio ini menunjukan daya untuk menghasilkan laba atau investasi berdasarkan
nilai buku para pemegang saham, dan sering kali digunakan untuk
membandingkan dua atau lebih perusahaan. Dalam perhitungannya, secara umum
ROE dihasilkan dari pembagian laba dengan ekuitas selama setahun terakhir. Jika
ROE dihasilkan dari pembagian laba dengan ekuitas selama setahun terakhir. Jika
ROE tinggi dapat diasumsikan bahwa perusahaan akan memberikan peluang
tingkat pengembalian atau pendapatan yang cukup besar bagi investor. Tingkat
pengembalian yang tinggi memiliki kemungkinan pendapatan yang diharapkan
oleh investor akan naik pula dan hal ini akan berdampak pada peningkatan harga
saham.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,
maka akan dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah Earning Per Share, Net
Profit Margin, dan Return On Equity berpengaruh terhadap Perubahan Harga
9
Saham perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI. Sehingga
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Earning
Per Share, Net Profit Margin, dan Return On Equity Terhadap Perubahan
Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di
BEI periode 2009-2013”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dibahas dalam
penelitian adalah diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham
pada industri Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pariode
2009-2013
2. Seberapa besar pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham
pada industri Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pariode
2009-2013
3. Seberapa besar pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham
pada industri Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pariode
2009-2013
4. Seberapa besar pengaruh Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin
(NPM), dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham pada
Industri Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20092013 secara simultan
10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi
yang dipergunakan untuk menyusun skripsi yang merupakan prasayarat yang
harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar sarjana Ekonomi Program
Studi Ekonomi Akuntansi Universitas Widyatama Bandung.
Sedangkan tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan bukti empiris mengenai:
1. Tingkat rasio yang terdiri dari Earning Per Share (EPS), Net Profit
Margin (NPM), Return On Equity (ROE) dan harga saham pada
perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI periode 20092013.
2. Pengaruh EPS, NPM, dan ROE terhadap Harga Saham yang terdaftar
pada Industri Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI periode
2009-2013 baik secara parsial maupun simultan
1.4 Kegunaan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis berharap agar hasil penelitian
yang digunakan dapat berguna anatar lain :
1. Penulis
Penelitian ini merupakan bagian dari proses belajar yang diharapkan dapat
menambah wawasan pengetahuan dan daya nalar sebagai dari proses
belajar, sehingga dapat lebih memahami aplikasi dari teori-teori yang
selama ini dipelajari dan dibandingkan dengan kondisi yang sesungguhnya
terjadi dilapangan.
11
2. Perusahaan (Emiten)
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan masukan
(input), atau sebagai bahan perbandingan, khususnya manajer keuangan di
dalam merencanakan dan membuat keputusan dalam berinvestasi, agar
perusahaan dapat menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang.
3. Pihak Lain
Dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai informasi yang berguna
dan sebagai referensi bagi yang ingin meneliti lebih lanjut pada bidang
yang sama yaitu khususnya yang ingin memperdalam dan menganalisis
mengenai pengaruh EPS, NPM, ROE terhadap Harga Saham.
1.5 Lokasi dan waktu penelitian
Untuk memperoleh data dan menjawab masalah yang sedang diteliti,
penulis melakukan penelitian melalui laporan keuangan yang diakses pada
website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dan informasi laporan keuangan yang
ada di Pojok Bursa Universitas Widyatama yang berlokasi di Jalan Cikutra
No.204 Bandung. Adapun waktu penelitian dilakukan dari bulan Maret 2015
sampai dengan selesai.
Download