Peningkatan Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Berafiliasi dan Kecerdasan Emosional Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Mediasi Pada Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana (Nur Adhika Latihani, Tukijan) ABSTRACT The purpose of this study was to analyze the influence of motivation and emotional intelligence terhahap affiliated employee performance with organizational commitment as a variable medias. The population of this study were all employees of the Central River Region Pemali Juana totaling 215 people. The sample was taken across the employee population by census method. Methods of data processing using SPSS 17.0. Hypothesis testing results show that the affiliation motivation positive and significant effect on organizational commitment, Emotional intelligence positive and significant effect on organizational commitment, Organizational commitment and significant positive effect on employee performance, Motivation affiliation positive and significant effect on the performance of employees, Emotional intelligence significantly and positive effect on employee performance. Organizational commitment may mediate the effect of affiliation motivation on employee performance. Organizational commitment may mediate the effect of emotional intelligence on employee performance. Keywords: Motivation Affiliates, Emotional Intelligence, Organizational Commitment, Employee Performance ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kinerja karyawan melalui motivasi berafiliasi dan kecerdasan emosional dengan komitmen organisasi sebagai variabel medias. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pegawai Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana yang berjumlah 215 orang. Adapun sampelnya diambil seluruh pegawai populasi dengan metode sensus. Metode pengolahan data menggunakan SPSS 17.0. Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa motivasi afiliasi, kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi, kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi, Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, motivasi afiliasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, komitmen organisasi dapat memediasi pengaruh Motivasi afiliasi terhadap kinerja pegawai. Komitmen organisasi dapat memediasi pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai. Dari hasil pengujian hipotesis di atas dapat dikatakan bahwa kinerja dapat meningkat melalui motivasi berafiliasi, kecerdasan emosional, dan komitmen organisasi. Kata kunci: Motivasi Berafiliasi, Kecerdasan Emosional, Komitmen Organisasi, Kinerja Pegawai 1. Latar Belakang Kinerja sumber daya manusia sangat kerja, yakni perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi ditetapkan. Faktor yang dapat atau perusahaan. Kinerja merupakan prestasi mempengaruhi kinerja diantaranya adalah motivasi karyawan dalam bekerja agar selalu pada tinggi dan fokus pada tujuan perusahaan. tersebut mampu bekerja sama dengan lancar Robbins (2007) mendefinisikan motivasi menuju sebagai suatu keadaan dimana seorang (Risma, 2012). individu memihak organisasi serta tujuantujuan dan mempertahankan akan sasaran Selain dan untuk emosional, komitmen keanggotaannya dalam merupakan faktor kinerja. McClelland (dalam Robbins, 2007) bahwa tujuan organisasi dan kecerdasan mendefinisikan, organisasi juga yang mempengaruhi dan Judge Komitmen (2008) organisasi sebagai suatu keadaan di mana seorang motivasi ialah kebutuhan akan afiliasi, yaitu pegawai memihak pada suatu organisasi hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat ramah dan akrab. Individu merefleksikan memelihara keanggotaan dalam organisasi keinginan untuk mempunyai hubungan yang itu. Komitmen karyawan terhadap organisasi erat, sikap juga berperan terhadap pencapaian kinerja persahabatan dengan pihak lain. Individu dari karyawan. Karyawan yang memiliki yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang motivasi dan komitmen yang tinggi akan tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan bekerja seoptimal mungkin sehingga hasil yang memerlukan interaksi sosial yang kerja tinggi. (Apriliana, 2013). Faktor dan penuh yang diperoleh akan meningkat yang mempengaruhi Penelitian ini juga mengkaji hal yang kinerja ialah kecerdasn emosional (Rapareni, menarik, yaitu perbedaan hasil penelitian 2013). Goleman (2007) menjelaskan bahwa atau lebih dikenal dengan research gap. kecerdasan merupakan Penelitian yang dilakukan oleh Suwardi untuk (2011) dan Zameer (2013) menunjukkan mempertahankan kontrol diri, antusiasme, bahwa motivasi memiliki pengaruh positif ketekunan, dan dorongan dari dalam diri signifikan terhadap kinerja pegawai, begitu sendiri. juga kemampuan lain satu Robbins orang bentuk kooperatif salah membawa motivasi keinginannya organisasi. menjelaskan akhirnya emosional seseorang Kecerdasan emosional penelitian Mukzam (2015) yang memungkinkan seseorang untuk mengelola menemukan salah satu faktor motivasi yaitu emosinya sehingga kebutuhan berafiliasi berpengaruh terhadap terekspresikan secara tepat dan efektif, yang kinerja karyawan. Berbeda dengan hasil dengan baik, penelitian Murti (2013) menemukan bahwa kinerja pegawai. Adapun kegunaan dari motivasi penelitian tidak berpengaruh signifikan ini adalah; sebagai bahan terhadap kinerja pegawai PDAM Kota masukan bagi Balai Besar Wilayah Sungai Madiun. Pemali Juana dalam upaya meningkatkan Berdasarkan research gap di atas, maka kinerja karyawan, dapat menjadi bahan perlu dilakukan penelitian mengenai kajian informasi dan referensi yang berguna bagi pengaruh motivasi berafiliasi dan kecerdasan penelitian lanjutan. emosional serta terhadap kinerja komitmen pegawai organisasi Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana. Dari uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah; (a) apakah ada pengaruh motivasi affiliasi, kecerdasan emosional, terhadap komitmen organisasi, (b) apakah ada pengaruh motivasi affiliasi, kecerdasan emosional, komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai, (c) apakah komitmen organisasi memediasi pengaruh kecerdasan emosional motivasi affiliasi, terhadap kinerja pegawai. menganalisis pengaruh motivasi affiliasi, kecerdasan emosional terhadap komitmen organisasi, apakah ada pengaruh motivasi affiliasi, kecerdasan emosional, komitmen organisasi terhadap kinerja dan ingin menganalisis organisasi affiliasi, melakukan memediasi kecerdasan apakah komitmen antara motivasi emosional dengan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual (Robbins, 2008), Mangkunegara (2011) menjelaskan bahwa motivasi berasal dari kata motif yang merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri karyawan yang perlu dipenuhi agar karyawan tersebut dapat Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 2. Telaah Pustaka. 2.1. Motivasi Motivasi adalah keinginan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Lebih lanjut dikatakan oleh Mangkunegara (2011) motivasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi. Mathis (2001) menjelaskan bahwa motivasi merupakan hasrat didalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan. Rivai (2004) berpendapat bahwa motivasi adalah yang menyeluruh dan berjuang untuk serangkaian sikap dan nilai-nilai yang merealisasi tujuan, (e) memanfaatkan umpan mempengaruhi individu untuk mencapai hal balik yang konkret dalam semua kegiatan yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. yang dilakukan, (f) mencari kesempatan Motivasi adalah kesediaan melakukan usaha untuk merealisasikan rencana yang telah tingkat diprogramkan. tinggi organisasi guna yang mencapai sasaran dikondisikan McClelland (1987) oleh menyatakan bahwa, ada tiga kebutuhan kemampuan usaha tersebut memuaskan manusaia, yaitu: Kebutuhan akan Prestasi, kebutuhan sejumlah individu (Robbins dan Kebutuhan akan kekuasaan, dan Kebutuhan Mary, 2005). akan Afiliasi. Kebutuhan afiliasi (need for Parrek, Udai dalam Mas’ud (2004) affiliation) kebutuhan ini ditujukan adanya menjelaskan bahwa motivasi berafiliasi keinginan untuk bersahabat, dimana ia lebih dapat diukur melalui indikator ; (a) Suka mementingkan aspek-aspek antar pribadi tantangan, karyawan menikmati pekerjaan pekerjaannya, ia lebih yang menantang dan sukar, (b) pengaruh, bersama, karyawan memberikan saran dan ide yang mendapat persetujuan dari orang lain dalam baru untuk kepentingan perusahaan , (c) suasana kerjasama. senang senang bekerja bergaul, ia berusaha prestasi kerja, semua pekerjaan dilakukan Baron & Byrne (2005) menjelaskan sesuai dengan rencana, (d) ketergantungan, definisi kebutuhan afiliasi adalah motif dasar pekerjaan bergantung kepada karyawan untuk mencari dan mempertahankan relasi yang berpengalaman, pencarian hal baru (e) perluasan, interpersonal. Kebutuhan afiliasi juga terkait untuk menolong dengan kecenderungan untuk membentuk karyawan lain, (f) afiliasi, jalinan hubungan pertemanan dan untuk bersosialisasi, baik dengan orang lain untuknberinteraksi secara dekat dengan Mangkunegara (2011) menjelaskan orang lain, untuk bekerja sama dengan orang bahwa terdapat 6 karakteristik karyawan lain dengan cara yang bersahabat, dan untuk yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi jatuh yaitu; (a) memiliki tingkat tanggung jawab menjelaskan mengenai kebutuhan afiliasi pribadi yang tinggi, (b) berani mengambil menyertakan konsep ; (a) lebih menyukai dan memikul resiko, (c) memiliki tujuan pekerjaan yang dapat berinteraksi dengan yang realistic, (d) memiliki rencana kerja teman cinta. Baron sekerja, (b) & Byrne menjadi (2005) anggota perkumpulan, (c) aktivitas dalam pekerjaan berdoa untuk memelihara hubungan dengan yang membuat senang, (d) berbahagia jika sebaik–baiknnya, berbuat sesuatu yang menyenangkan, (e) menyelesaikan suka menolong meskipun tidak diminta memimpin.. kemampuan konflik, untuk serta untuk Goleman (2007) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan 2.2. Kecerdasan Emosional Goleman (2007) menjelaskan seseorang untuk mempertahankan kontrol bahwa kecerdasan meliputi kemampuan diri, antusiasme, ketekunan, dan dorongan membaca, menulis, berhitung sebagai jalur dari dalam diri sendiri. Cooper dan Sawaf sempit ketrampilan kata dan angka yang (2001) menjadi fokus di pendidikan formal dan emosional adalah kemampuan merasakan, sesungguhnya mengarahkan seseorang untuk memahami, dan secara efektif menerapkan mencapai sukses akademis daya dan kepekaan emosi sebagai sumber (menjadi professor). definisi energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang di bidang Tetapi keberhasilan hidup tidak melalui ini saja. menyatakan bahwa kecerdasan manusiawi. Pandangan baru yang berkembang: ada Banyak ahli berpendapat kecerdasan lain diluar IQ, seperti bakat, kecerdasan emosi yang tinggi akan sangat ketajaman pengamatan sosial, hubungan berpengaruh sosial, kematangan emosional, dan lain-lain hidup. yang harus juga dikembangkan membangun pada Setidaknya peningkatan kualitas ada 5 unsur kecerdasan emosi yang yaitu Sy dan Cote (2004) menyatakan (Goleman, 2007); (a) memahami emosi– bahwa kecerdasan emosional mencakup emosi sendiri, (b) mampu mengelola emosi– pengendalian diri, semangat dan ketekunan emosi sendiri, (c) memotivasi diri sendiri, serta kemampuan untuk memotivasi diri (d) memahami emosi–emosi orang lain, (e) sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mampu membina hubungan sosial. Goleman kesanggupan mengendalikan (2007) menyatakan ada tiga kecakapan yang dorongan hati dan emosi, tidak melebih– perlu dimiliki dalam berinteraksi dengan lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati orang lain, yaitu: 1) empati, 2) keterampilan dan menjaga agar beban stress tidak sosial, dan 3) koordinasi sosial. Empati melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk merupakan keterampilan dasar untuk semua perasaan terdalam orang lain (empati) dan kecakapan untuk sosial yang penting untuk bekerja. Kecakapan ini mencakup: 2.3. Komitmen Organisasi memahami orang lain, orientasi melayani, Mathis memberdayakan orang lain, memanfaatkan mendefinisikan keragaman politik. sebagai derajad dimana karyawan percaya Kecerdasan emosional dalam interaksi sosial dan mau menerima tujuan-tujuan organisasi merupakan kecakapan untuk mengenali dan dan akan tetap tinggal atau tidak akan memahami meninggalkan organisasinya). Steers (dalam dan kesadaran emosi, dan menggunakan/menerapkan selanjutnya secara efektif dan Jackson komitmen (2006) organisasional Kuntjoro, 2002) mendefinisikan komitmen kekuatan dan ketajaman emosi sebagai organisasi sumber kekuatan, informasi dan pengaruh (kepercayaan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk membina hubungan dengan orang lain. berusaha sebaik mungkin demi kepentingan Indikator rasa identifikasi terhadap nilai-nilai emosional organisasi) dan loyalitas (keinginan untuk dalam interaksi sosial menurut Goleman tetap menjadi anggota organisasi yang (2007) bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang meliputi; kemampuan untuk kecerdasan sebagai (a) kesadaran mengenali diri, perasaan pegawai terhadap organisasinya. Steers sewaktu perasaan itu terjadi, (b) mengelola berpendapat bahwa komitmen organisasi emosi, yaitu kemampuan menangani agar merupakan kondisi dimana pegawai sangat perasaan dapat terungkap dengan pas atau tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai, dan selaras hingga tercapai keseimbangan dalam sasaran organisasinya. diri individu, (c) memotivasi diri. yaitu Mowday yang dikutip Sopiah (2008) kemampuan untuk menata emosi sebagai menyakan ada tiga aspek komitmen; (a) alat untuk mencapai tujuan, (d) empati, komitmen Afektif (Affective commitment). Individu yang memiliki kemampuan empati Komitmen lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial keterikatan emosional karyawan, pada siapa yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa- karyawan mengidentifikasikan dirinya, dan apa yang dibutuhkan orang lain keluar dari keterlibatan kesusahannya, social, Dengan demikian, karyawan yang memiliki mampu mengenali emosi masing-masing komitmen afektif yang kuat akan terus individu dan mengendalikannya. bekerja dalam organisasi karena mereka (e) keterampilan afektif karyawan berkaitan pada dengan organisasi. memang ingin (want to) melakukan hal tersebut, (b) komitmen Kontinuans 2.4. Kinerja Pegawai (Continuance commitment). Komitmen ini berkaitan dengan pertimbangan kinerja karyawan adalah sebagai fungsi dari untung rugi dalam diri karyawan yang interaksi antara kemampuan dan motivasi. berkaitan dengan keinginan untuk tetap Gibson (2000) menjelaskan bahwa kinerja bekerja atau justru meninggalkan organisasi, karyawan merupakan suatu ukuran yang (c) dapat Normative adanya Robbins (2007) menjelaskan bahwa Commitment, Komitmen digunakan untuk menetapkan normatif berkaitan dengan perasaan wajib perbandingan untuk tetap bekerja dalam organisasi. Ini tanggung berarti, karyawan yang memiliki komitmen organisasi pada periode tertentu dan relatif normatif yang tinggi merasa bahwa mereka dapat digunakan untuk mengukur prestasi wajib (ought to) bertahan dalam organisasi. kerja atau kinerja organisasi. Luthans (2002) jawab pelaksanaan yang tugas, diberikan oleh bahwa Miner (1988) menjelaskan bahwa komitmen terdiri dari 3 faktor; (a) keinginan dimensi atau indikator kinerja merupakan yang kuat untuk tetap menjadi anggota suatu aspek-aspek yang menjadi ukuran dalam organisasi, untuk menilai kinerja. Terdapat empat dimensi berusaha bagi kemajuan organisasi, (c) yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur kepercayaan kuat terhadap nilai dan tujuan dalam menilai kinerja yaitu; (a) kualitas, organisasi. yaitu tingkat kesalahan, kerusakan dan (b) menjelaskan hasil kemauan besar Dari tiga faktor di atas, komitmen kecermatan, (b) kuantitas, yaitu jumlah organisasi dapat diukur dengan indikator: pekerjaan yang dihasilkan, (c) penggunaan adanya keyakinan yang kuat dan penerimaan waktu atas ketidakhadiran, keterlambatan, waktu kerja nilai menyelaraskan organisasi, diri kemampuan dengan tujuan organisasi, kesediaan untuk mengusahakan yang terbaik bagi organisasi. dalam kerja, yaitu tingkat efektif/jam kerja hilang, (b) kerjasama dengan orang lain dalam bekerja. 3. Kerangka Pikir. Kerangka pikir penelitian ini dalam bentuk gambar sebagai berikut: Gambar Kerangka Pikir Penelitian 4. Perumusan Hipotesis komitmen organisasi bagi mereka dalam 1. Pengaruh Motivasi Berafiliasi terhadap bekerja. Komitmen Organisasi penelitian Hall dan Lindzey Tania yang (2013) melakukan menunjukan bahwa (1993) variabel motivasi termasuk didalamnya menjelaskan bahwa kebutuhan afiliasi kebutuhan afiliasi berpengaruh positif adalah mendekatkan diri, bekerja sama dan atau membalas ajakan orang lain yang organisasional. Berdasarkan uraian di bersekutu (orang lain yang menyerupai maka hipotesis 1 atau menyukai subjek), membuat senang (H1): Motivasi berafiliasi berpengaruh dan mencari afeksi dari objek yang positif terhadap komitmen organisasi signifikan terhadap komitmen disukai, patuh dan setia kepada seorang kawan. Puspasari (2013) dalam penelitiannya mengatakan, motivasi perlu ditingkatkan, mengingat motivasi dapat memberikan komitmen dampak organisasi. baik terhadap Semakin 2. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Komitmen Organisasi Cooper dan Sawaf (2001) menyatakan bahwa kecerdasan emosional kuat adalah kemampuan merasakan, memahami, motivasi dan budaya organisasi yang dan secara efektif menerapkan daya dan tercermin dalam perilaku dan sikap kepekaan emosi sebagai sumber energi, karyawan sehari-hari selama mereka informasi, koneksi dan pengaruh yang berada dalam organisasi, memberikan manusiawi. Penelitian Karambut (2011), kecerdasan emosional merupakan faktor karena yang organisasi dapat komitmen dan sikap menyukai kesediaan untuk organisasional. Goleman (dalam Karambut, mengusahakan tingkat upaya yang tinggi 2011), menyebutkan bahwa kecerdasan bagi emosional pencapaian perkembangan 3. mempengaruhi meliputi dapat karir mempengaruhi individu dan kepentingan dalam tujuan. organisasi Apriliana penelitiaannya demi (2012) menyatakan, keberhasilan pengembangan karir karyawan komitmen diantaranya ditentukan oleh komitmen pengaruh signifikan terhadap kinerja organisasional. Komitmen organisasional pegawai. Moris dan Sherman (dalam juga memiliki aspek yang dipengaruhi oleh Apriliana, 2012) menjelaskan tentang emosi. Dalam dunia kerja, orang-orang yang beberapa penelitian yang menunjukkan mempunyai kecerdasan emosional yang dimana komitmen organisasi berguna tinggi sangat diperlukan terlebih dalam tim sebagai alat untuk melihat beberapa untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk prilaku yang sangat penting, seperti: memberikan pelayanan kepada konsumen. kinerja, kehadiran ditempat kerja dan Hal tersebut didukung oleh penelitian Laka keluar (2014) yang menemukan bahwa kecerdasan organisasi. Adanya komitmen karyawan emosional berpengaruh terhadap komitmen terhadap organisasi berperan terhadap organisasional. Mengacu pada uraian di pencapaian atas maka hipotesis 2 Karyawan yang memiliki komitmen yang (H2): Kecerdasan emosional berpengaruh tinggi akan bekerja seoptimal mungkin positif terhadap komitmen organisasi sehingga hasil kerja yang diperoleh akan Pengaruh Komitmen Organisasi (dalam Sri masuknya kinerja memiliki karyawan dari dari karyawan. meningkat. Penelitian yang dilakukan Mutmainah (2013) menemukan bahwa terhadap Kinerja pegawai Steers organisasional Kuntjoro, 2002) menyatakan bahwa komitmen organisasi merupakan kondisi dimana pegawai sangat tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasinya. Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar keanggotaan formal, komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan Berdasarkan uraian terhadap di atas kinerja. maka hipotesis3 (H3): Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai 4. Pengaruh Motivasi Berafiliasi terhadap menerapkan daya dan kepekaan emosi Kinerja pegawai sebagai Apriliana penelitian (2012) yang melakukan menemukan sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi. bahwa Penelitian yang dilakukan Risma (2012) komitmen organisasi berpengaruh positif menyimpulkan dan signifikan terhadap kinerja pegawai. positif dan signifikan dari kecerdasan Setiap organisasi mengharapkan suatu emosional terhadap kinerja pegawai. keberhasilan, Penelitian untuk keberhasilan mencapai tersebut bahwa Rapareni ada pengaruh (2013) juga membutuhkan menunjukan bahwa kecerdasan emosional adanya karyawan yang berkualitas. Untuk mempunyai pengaruh yang posiitf dan menciptakan karyawan yang berkualitas, signifikan dibutuhkan suatu dorongan yang kuat Mengacu pada uraian di atas maka dari seorang manajer. Dorongan tersebut hipotesis 5 dapat berupa pemberian motivasi kepada (H5): Kecerdasan emosional berpengaruh karyawan, positif terhadap kinerja pegawai yang bertujun untuk terhadap kinerja pegawai. meningkatkan kinerja pegawai. Penelitian Suwardi yang (2011) motivasi dilakukan menemukan berpengaruh positif bahwa dan 6. Pengaruh Motivasi Berafiliasi terhadap Kinerja pegawai dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Mediasi signifikan terhadap kinerja. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis 4 (H4) adalah: berpengaruh (2013) dalam penelitiannya mengatakan, motivasi perlu Motivasi positif Puspasari berafiliasi terhadap kinerja pegawai ditingkatkan, mengingat motivasi dapat memberikan komitmen dampak organisasi. baik terhadap Semakin kuat motivasi dan budaya organisasi yang 5. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja pegawai Cooper karyawan sehari-hari selama mereka (2001) berada dalam organisasi, memberikan menyatakan bahwa kecerdasan emosional komitmen organisasi bagi mereka dalam adalah bekerja. memahami, dan tercermin dalam perilaku dan sikap Sawaf kemampuan dan merasakan, secara efektif penelitian Tania yang (2013) melakukan menunjukan bahwa variabel motivasi termasuk didalamnya tersebut dapat diartikan bahwa komitmen kebutuhan afiliasi berpengaruh positif organisasi dan pengaruh motivasi berafiliasi terhadap signifikan terhadap komitmen organisasional. Steers dapat sebagai perantara kinerja pegawai. Berdasarkan uraian di (dalam Sri Kuntjoro, atas maka hipotesis 6 2002) menyatakan bahwa komitmen (H6): Motivasi afiliasi berpengaruh organisasi merupakan kondisi dimana positif terhadap kinerja pegawai dengan pegawai sangat tertarik terhadap tujuan, komitmen organisasi sebagai variabel nilai-nilai, dan sasaran organisasinya. mediasi Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar keanggotaan formal, karena meliputi organisasi sikap dan menyukai kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi 7. Pengaruh Terhadap Kinerja emosional pegawai dengan Komitmen organisasi Sebagai Variabel Mediasi demi pencapaian tujuan. Kecerdasan Cooper dan Sawaf (2001) menyatakan bahwa kecerdasan emosional Apriliana (2012) dalam adalah kemampuan penelitiaannya menyatakan, komitmen memahami, organisasional pengaruh menerapkan daya dan kepekaan emosi pegawai. sebagai signifikan memiliki terhadap kinerja dan merasakan, sumber secara energi, efektif informasi, Sejalan dengan penelitian yang dilakukan koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Mutmainah (2013) menemukan bahwa Karambut (2011) menjelaskan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif kecerdasan emosional merupakan faktor dan yang dapat mempengaruhi komitmen signifikan Penelitian terhadap Mutmainah kinerja. (2013) juga organisasional. Kecerdasan emosional menunjukan bahwa komitmen organisasi dapat mempengaruhi kinerja pegawai sebagai variable mediasi. Uaraian di atas diantaranya ditentukan oleh komitmen menjelaskan bahwa motivasi berafiliasi organisasional. Apriliana (2012) dalam berpengaruh penelitiaannya menyatakan, komitmen terhadap komitmen organisasi, dan komitmen organisasi organisasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Hal memiliki terhadap kinerja pengaruh pegawai. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kecerdasan Emosional (Goleman, 2007): Mutmainah (2013) menemukan bahwa (a) kesadaran diri, (b) pengaturan diri, (c) komitmen organisasi berpengaruh positif memotivasi dan keterampilan signifikan Penelitian terhadap Mutmainah kinerja. (2013) diri, (d) empati, sosial. (e) Komitmen juga Organisasi (Richard M. Steers dalam Sri menunjukan bahwa komitmen organisasi Kuntjoro, 2002); (a) rasa identifikasi, (b) sebagai variable mediasi. Berdasarkan keterlibatan, urian di atas maka hipotesis 7 Karyawan (Miner, 1988); (a) kualitas, (b) (H7): Kecerdasan emosional berpengaruh kuantitas, (c) penggunaan waktu dalam positif terhadap kinerja pegawai dengan kerja, (d) kerjasama dengan orang lain komitmen organisasi Sebagai variabel dalam bekerja. (c) loyalitas Kinerja mediasi. 5.3. Analisis Data Analisa data dilakukan dengan (1). 5. Metode Penelitian. Uji Validitas dan Reliabilitas (Ghozali , 5.1.Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini 2011); Uji validitas dengan membandingkan r adalah pegawai Balai Besar Wilayah Sungai hitung dengan r table. Jika r hitung positif dan Pemali Juana sebanyak 215 orang. Dalam r hitung > r tabel maka butir pertanyaannya penelitian ini jumlah sampel yang akan adalah valid. Jika r hitung negatif dan r hitung diambil seluruh anggota populasi dengan lebih kecil dari r tabel, maka butir atau item metode sensus pertanyaannya tidak valid. Sedangkan uji reliabilitas 5.2. Definisi Operasional Variabel 2005); (a) lebih menyukai pekerjaan yang dapat berinteraksi dengan teman sekerja, (b) menjadi anggota perkumpulan, (c) aktivitas dalam pekerjaan yang membuat senang, (d) berbahagia jika berbuat sesuatu yang menyenangkan, (e) suka meskipun tidak dengan membandingkan koefisien cronbach’s alpha Motivasi berafiliasi (Baron & Byrne. menolong dilakukan diminta. hitung dengan standar koefisien cronbach’s alpha yaitu di atas 0,7. (2). Uji Kelayakan Model; Uji kelayakan dilakukan dengan membaca koefisien determinasi dan uji F, jika nilai F hitung lebih besar dari F table menunjukkan model layak untuk analisis lebih lanjut. (3). Uji Hipotesis; Uji hipotesis yang digunakan yaitu uji signifikansi individual (t test) untuk menguji signifikansi variabel 6. Hasil dan Pembahasan. bebas yang terdapat dalam persamaan regresi Hasil dan pembahasan meliputi; (a) uji secara individu berpengaruh terhadap nilai validitas variabel terikat. Kriteria yang digunakan ; (a) menunjukkan semua indikator memiliki nilai Jika t hitung > t tabel (signifikan) dan jika t r-hitung yang lebih besar dari pada r-tabel hitung ≤ t tabel (tidak signifikan), (b) Jika (0,119) yang berarti semua indikator valid, angka signifikansi < α = 0,05 (signifikan) begitu pula uji reliabilitas menunjukkan semua dan jika angka signifikansi > 0,05 (tidak variabel mimiliki nilai Cronbach Alpha di signifikan). Model atas 0,70 yang berarti memenuhi uji Regresi. Robert W. Rutherford dalam reliabilitas, (b) Uji Kelayakan Model, Uji (Sarwono, model (4). 2006) Analisis Jalur menjelaskan bahwa dan I reliabilitas, menunjukkan Uji nilai validitas koefisien analisis jalur (Path Analysis) adalah suatu determinasi 0,641 dan uji F menunjukkan teknik analisis untuk menganalisis hubungan nilai signifikansi 0,000 yang berarti model I sebab akibat yang terjadi pada regresi ganda. memenuhi kelayakan, begitu pula uji model Model persamaan dalam analisis jalur yang II dengan nilai koefisien determinasi 0,710 digunakan dalam penelitian ini adalah dengan nilai signifikansi 0,000 memenuhi analisis jalur sebagai berikut: kelayakan, (C) Pengujian Hipotesis a. Y1= β1X1 + β 2 X2 + e1 (Jalur I) b. Y2= β3Y1+ β 4X1+ β 5X2 + e2 (Jalur II) Var. Independen X1 X2 Y1 Hasil pengujian hipotesis 1 sampai dengan 5 nampak pada tabel berikut: Tabel Pengujian Hipotesis (H1 s/d H5) t-hitung Var. Dependen Y1 (Sig.) Var. Dependen Y2 (Sig.) 7,796 (0,000) (0,025) 7,532 (0,000) (0,000) 7,831 (0,000) Dari tabel di atas dengan nilai t-tabel sebesar (komitmen organisasi berpengaruh positif 1,653 maka dapat diperoleh informasi terhadap kinerja pegawai), (d) H4 diterima bahwa; (a) H1 diterima (motivasi beraffiliasi (motivasi beraffiliasi berpengaruh positif berpengaruh positif terhadap komitmen terhadap kinerja pegawai), (e) H5 diterima organisasi), (b) H2 diterima (kecerdasan (kecerdasan emosional berpengaruh positif emosional berpengaruh positif terhadap terhadap kinerja pegawai). komitmen organisasi), (c) H3 diterima Hasil pengujian hipotesis 6 dan 7 Kecerdasan emosional berpengaruh dengan t-tabel 1,653 dan dilakukan dengan positif (p2 = 0,429) dan signifikan (sig. = uji sobel, adapun hasil nilai t-hitung untuk 0,000) H6 sebesar 5,691 dan t-hitung untuk H7 sehingga hipotesis 2 (H2) terbukti. Hal ini sebesar 5,644 maka H6 diterima (komitmen dapat organisasi memediasi pengaruh motivasi tinggi kecerdasan emosional maka semakin beraffiliasi terhadap kinerja pegawai), H7 tinggi komitmen organisasi. Hal ini sejalan diterima (komitmen organisasi memediasi dengan hasil penelitian Karambut (2011) pengaruh motivasi affiliasi terhadap kinerja yang pegawai). emosional terhadap diinterpretasikan menunjukkan organisasi, bahwa bahwa mempengaruhi signifikan semakin kecerdasan positif terhadap dan komitmen organisasional. Laka (2014) yang menemukan 7. Interpretasi. dapat komitmen Berdasarkan uji hipotesis di atas, maka bahwa kecerdasan emosional berpengaruh dijelaskan terhadap komitmen organisasional. bahwa hasil analisis menunjukan motivasi berafiliasi berpengaruh Komitmen organisasi berpengaruh positif (p1 = 0,454) dan signifikan (sig. = positif (p3 = 0,515) dan signifikan (sig. = 0,000) 0,000) terhadap kinerja pegawai, sehingga terhadap komitmen organisasi, sehingga hipotesis 1 (H1) terbukti dan dapat hipotesis diinterpretasikan 3 (H3) terbukti dapat semakin tinggi bahwa semakin tinggi diinterpretasikan maka semakin tinggi komitmen organisasi maka semakin baik komitmen organisasi. Hal ini sejalan dengan kinerja pegawai. Hasil penelitian ini sesuai hasil yang dengan hasil penelitian Apriliana (2012) kerja menemukan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen kinerja motivasi afiliasi penelitian menemukan Tania bahwa (2013) motivasi organisasional karyawan. bahwa dan pegawai. Mutmainah (2013) Puspasari (2013) juga menemukan bahwa menemukan bahwa komitmen organisasi motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi. Tania (2013) menunjukan bahwa motivasi berpengaruh kinerja. Motivasi berafiliasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen positif (p4 = 0,134) dan signifikan (sig. = organisasional karyawan. 0,025) terhadap kinerja pegawai, sehingga hipotesis 4 (H4) diinterpretasikan terbukti bahwa dan dapat semakin tinggi Hasil analisis variabel dengan menggunakan motivasi berafiliasi maka semakin tinggi variabel komitmen kinerja ini memediasi motivasi afiliasi terhadap kinerja mendukung hasil penelitian yang dilakukan pegawai adalah, t hitung = 5,691 > t tabel = Suwardi (2011) menemukan bahwa motivasi sebesar 1,653 dengan tingkat signifikansi kerja berpengaruh positif dan signifikan 0.05, terhadap koefisien mediasi signifikan dan berarti pegawai. Hasil kinerja. penelitian Zameer (2013) maka uji mediasi Sobel, organisasi dapat dalam disimpulkan bahwa menemukan bahwa motivasi berpengaruh bahwa positif dan signifikan terhadap kinerja. Serta memediasi penelitian Mukzam (2015) yang menemukan terhadap bahwa motivasi afiliasi berpengaruh positif membuktikan dan signifikan terhadap kinerja. Berbeda komitmen organisasi sebagai variabel mediasi dengan hasil penelitian komitmen pada organisasi dapat motivasi afiliasi pengaruh kinerja pegawai. hipotesis 6 Hal (H6) ini bahwa Murti (2013) dari pengaruh motivasi berafiliasi terhadap menemukan bahwa motivasi tidak kinerja pegawai terbukti. Hasil penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap kinerja menegaskan bahwa penelitian ini sesuai dengan pegawai. penelitian Tania (2013) yang melakukan Kecerdasan emosional berpengaruh penelitian yang menunjukan bahwa variabel positif (p5 = 0,274) dan signifikan (sig. = motivasi termasuk didalamnya kebutuhan 0,000) terhadap kinerja pegawai sehingga afiliasi berpengaruh positif dan signifikan hipotesis 5 (H5) diinterpretasikan terbukti bahwa dan dapat terhadap komitmen organisasional. semakin tinggi Apriliana (2012) yang dalam penelitiaannya kecerdasan emosional maka semakin tinggi menyatakan kinerja pegawai. Hal ini sejalan dengan hasil memiliki penelitian Risma (2012) menyisimpulkan kinerja pegawai, serta Mutmainah (2013) bahwa ada pengaruh positif dan signifikan juga dari kecerdasan emosional terhadap kinerja organisasi sebagai variabel mediasi. pegawai. Rapareni (2013) yang nenemukan komitmen pengaruh signifikan menunjukan Hasil analisis bahwa kecerdasan emosional mempunyai dengan menggunakan pengaruh variabel komitmen yang posiitf terhadap kinerja pegawai. dan signifikan organisasional bahwa terhadap komitmen variabel uji mediasi Sobel, organisasi pada dalam memediasi pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai adalah, t hitung = semakin tinggi motivasi afiliasi maka semakin 5,644 > t tabel = sebesar 1,653 dengan tinggi komitmen organisasi, (b) Kecerdasan tingkat dapat emosional berpengaruh positif dan signifikan mediasi terhadap komitmen organisasi, sehingga apat signifikansi disimpulkan 0.05, bahwa maka koefisien signifikan dan berarti bahwa komitmen diinterpretasikan organisasi dapat pengaruh kecerdasan emosional maka semakin tinggi kecerdasan emosional kinerja komitmen organisasi, (c) Komitmen organisasi pegawai. Hal ini membuktikan hipotesis 7 berpengaruh positif dan signifikan terhadap (H7) bahwa komitmen organisasi sebagai kinerja variabel mediasi dari pengaruh kecerdasan diinterpretasikan emosional terhadap kinerja pegawai terbukti. komitmen organisasi maka semakin baik Hasil bahwa kinerja pegawai, (d) Motivasi berafiliasi penelitian berpengaruh positif dan signifikan terhadap penelitian penelitian ini memediasi ini terhadap menegaskan sesuai dengan bahwa pegawai, bahwa sehingga tinggi dapat semakin kinerja kecerdasan emosional merupakan faktor diinterpretasikan yang motivasi afiliasi maka semakin tinggi kinerja mempengaruhi organisasional, Mutmainah Apriliana (2013) komitmen (2012) menemukan dan bahwa pegawai, kinerja dan semakin Kecerdasan tinggi emosional pegawai semakin dapat serta diinterpretasikan (2013) juga kecerdasan emosional maka semakin tinggi menunjukan bahwa komitmen organisasi kinerja pegawai, (f) Komitmen organisasi dapat sebagai variable mediasi. memediasi pengaruh Motivasi afiliasi terhadap Mutmainah bahwa sehingga kinerja, penelitian terhadap dapat berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi berpengaruh positif signifikan (e) bahwa sehingga tinggi Karambut (2011) yang menjelaskan bahwa dapat pegawai, semakin tinggi kinerja pegawai. Hal ini membuktikan bahwa komitmen organisasi sebagai variabel mediasi 8. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dapat dari pengaruh motivasi afiliasi terhadap kinerja diambil simpulan sebagai berikut; (a) Hasil pegawai, (g) Komitmen organisasi dapat pengujian bahwa memediasi pengaruh kecerdasan emosional motivasi berafiliasi berpengaruh positif dan terhadap kinerja pegawai. Hal ini membuktikan signifikan terhadap bahwa komitmen organisasi sebagai variabel sehingga dapat hipotesis menunjukan komitmen organisasi, diinterpretasikan bahwa mediasi dari pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai. DAFTAR PUSTAKA Apriliana, Sarrah. 2013. Pengaruh Motivasi dan Komitmen Organisasional terhadap kinerja pegawai. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol 1, No 1, p 1-8 Stres Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasional (Studi pada Perawat Unit Rawat Inap RS Panti Waluya Malang). Jurnal Apnlikasi Manajemen. Volume 10. Nomor 3. P 655-668 Kuntjoro, Zainuddin Sri. 2002. Komitmen Organisasi, http://www.epsikologi.com/masalah/250702. Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Luthans, F. 2002. Organizational Behavior, Ninth Edition. Singapore: McGrawHill International Editions Baron,R. A. & Byrne, D, 2005, Psikologi sosial (10th ed.). Jakarta: Erlangga Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Perusahaan. Bandung: Rosda Augusty, Cooper, Robert K. dan Ayman Sawaf. 2001. Executive EQ: Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM. SPSS 19 (edisi kelima) Semarang: Universitas Diponegoro Gibson. James L. 2000. Organisasi: Perilaku, Struktur dan Proses. Jakarta: Bina Rupa Aksara Goleman, Daniel. 2007. Emotional Intellegence. Diterjemahkan oleh T. Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo. Hall Calvin S, & Gardner Lindzey. 1993. Teori-Teori Sifat dan Behaviouristik. Yogyakarta: Kanisius Karambut, Christien A. 2011. Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional, Mathis, R dan Jackson, W. 2006. Human Resources Development (Track MBA series/terjemahan). Jakarta; Prestasi Pustaka McClelland, D, 1987, Human motivation. New York: The Press Syndicate of. The University of Chambridge Mas’ud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis Organisasional (Konsep dan Aplikasi). Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Miner, John B. 1988. Kebijakan Dan Strategi Manajemen. Edis Kedua. Jakarta: Erlangga. Murti, Harry. 2013. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai dengan Variabel Pemediasi Kepuasaan Kerja pada PDAM Kota Madiun. Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi (JRMA). Vol. 1 No. 1, p 10-17 Mutmainah, 2013. Organizational Culture, Leadership Style Influence on Organizational Commitment and Performance of Teachers, International Journal of Business and Behavioral Sciences, Vol. 3, No.10; p 54-65 Mukzam, Mochammad Djudi, 2015, Pengaruh Kebutuhan Prestasi, Kekuasaan, Dan Afiliasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Batu) Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 24 No. 2, p 1-9 Puspasari, Maria A.W. 2013. Pengaruh Motivasi dan Budaya Organisasi terhadap Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan. Jurnal Thesis. Program Studi Magister Manajemen, Program Pascasarjana, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Rapareni, Yussi. 2013. Analisis Pengaruh Kompetensi Komunikasi, Kecerdasan Emosional, dan Budaya Organisasi terhadap kinerja pegawai Radio Republik Indonesia Palembang. Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi (JENIUS). Vol. 3 No. 1, p 36-53 Risma, Devi. 2012. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap kinerja pegawai: Penelitian Eksperimen. Jurnal EDUCHILD. Vol. 01 No.1, p 86-97 Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori Ke Praktik. PT. Raja Persada, Jakarta. Robbins, Grafindo Stephen P,. 2007, Perilaku Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Prenhalindo Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi ke-12, Jakarta: Salemba Empat. Sopiah, 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi Offset Suwardi. 2011. Pengaruh Motivasi afiliasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasional terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Pegawai Setda Kabupaten Pati). Jurnal Analisis Manajemen. Vol. 5 No. 1, p 75-86 Sy dan Cote. 2004. The EQ Edge: Emotional Intelligence and Your Success. Diterjemahkan oleh Trinanda Rainy Januasari dan Yudhi Murtopo. Bandung: Kaifa. Tania, Anastasia. 2013. Pengaruh Motivasi afiliasi dan Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasional Karyawan PT. Dai Knife di Surabaya. AGORA Vol. 1, No. 3, p 1-9 Zameer, Hashim. 2013. The Impact of the Motivation on the Employee’s Performance in Beverage Industry of Pakistan. International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management Sciences. Vol. 4 (1), p. 293–298