BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi saat ini

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi saat ini membuat batasan antar tiap negara menjadi semakin
menipis dalam berbagai aspek. Globalisasi yang terjadi dalam bidang ekonomi
yang tercermin pada kesepakatan antar negara baik dalam region tertentu maupun
kesepakatan bilateral. Kesepakatan antar negara tersebut memiliki dampak yang
cukup luas, termasuk bagi pelaku usaha di sektor swasta/korporasi.
Era globalisasi telah mendorong lahirnya perusahaan multinasional yang
memiliki basis pada lebih dari satu negara. Pada dasarnya, setiap negara memiliki
standar pelaporan keuangannya sendiri yang berlaku dalam negara tersebut. Hal
ini menyebabkan terjadinya perbedaan standar pelaporan antar negara yang
berdampak pada kualitas informasi yang dihasilkan oleh perusahaan pada tiap
negara menjadi berbeda. Perbedaan standar di tiap negara ini menciptakan
kebutuhan akan standar umum yang bisa diterapkan secara internasional.
Kebutuhan akan standar akuntansi internasional mendasari terbentuknya
International Accounting Standards Committee (IASC). IASC ini berdiri sejak
1973 yang nantinya berubah nama menjadi International Accounting Standard
Boards (IASB) pada 2001 untuk mengembangkan kualitas standar akuntansi yang
ada sehingga bisa dipakai seluruh dunia. IASB inilah yang mengembangkan
standar baru yang kita kenal sebagai International Financial Reporting Standards
(IFRS).
IFRS ini menjawab kebutuhan dunia tentang bagaimana pelaporan keuangan
dilakukan dengan principal based dan fair value. IFRS sudah diterapkan di lebih
dari 150 negara di dunia, termasuk Indonesia (Choi, dkk 2010). Di Indonesia,
konvergensi IFRS sudah mulai dilakukan sejak tahun 2008. Konvergensi ini dapat
diartikan sebagai penyesuaian Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku
di Indonesia terhadap IFRS sebagai standar akuntansi internasional.
Lembaga profesi akuntansi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menetapkan
bahwa Indonesia melakukan adopsi penuh IFRS pada 1 Januari 2012. Penerapan
ini bertujuan agar daya informasi laporan keuangan dapat terus meningkat
sehingga laporan keuangan dapat semakin mudah dipahami dan dapat dengan
mudah digunakan baik bagi penyusun, auditor, maupun pembaca atau pengguna
lain.
Terdapat 3 tahapan dalam melakukan konvergensi IFRS di Indonesia, yaitu:
1. Tahap Adopsi (2008 – 2011), meliputi aktivitas dimana seluruh IFRS diadopsi
ke PSAK, persiapan infrastruktur yang diperlukan, dan evaluasi terhadap
PSAK yang berlaku.
2. Tahap Persiapan Akhir (2011), dalam tahap ini dilakukan penyelesaian
terhadap persiapan infrastruktur yang diperlukan. Selanjutnya, dilakukan
penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS.
3. Tahap Implementasi (2012), berhubungan dengan aktivitas penerapan PSAK
IFRS secara bertahap. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap dampak
penerapan PSAK secara komprehensif.
Berdasarkan tahapan di atas, Indonesia sudah melakukan tahap implementasi.
Dimana pada tahap ini semua perusahaan sudah diwajibkan untuk menggunakan
IFRS sebagai standar pelaporan laporan keuangan mereka. Dan dengan
penggunaan IFRS sebagai standar baru pada tiap perusahaan, maka diharapkan
dapat memberikan manfaat yang berguna bagi para pengguna laporan keuangan
perusahaan dan perusahaan itu sendiri.
Penggunaan IFRS membuat perubahan dalam metode pelaporan keuangan
yang diikuti dengan berubahnya penilaian dari pihak eksternal seperti investor
terhadap nilai perusahaan terutama saat IPO. Penilaian investor diketahui dengan
mengukur nilai asimetri informasi laporan keuangan yang diterbitkan oleh
perusahaan. Apabila terjadi asimetri informasi, diharapkan pihak pengelola
perusahaan mampu memberikan sinyal kepada pihak eksternal berupa laporan
keuangan yang akurat.
Menurut Tweedie (2006) IPO “dapat membuat para investor membandingkan
hasil keuangan dari kegiatan operasional berdasarkan penilaian yang berbeda
secara mudah serta menyediakan kesempatan untuk investasi dan diversifikasi”.
IPO merupakan kejadian penting pada perusahaan yang menyediakan kesempatan
yang unik bagi perusahaan untuk meningkatkan modal, memperluas basis investor
mereka, dan meningkatkan likuiditas saham mereka. IPO telah menjadi fokus dari
literatur yang mencakup beberapa dekade. Sejauh ini temuan yang paling
konsisten adalah fenomena underpricing IPO (Ljungqvist 2007).
Rock
(1986)
menunjukkan
bahwa
underpricing
diperlukan
untuk
mempengaruhi investor lain untuk mengajukan tawaran pada saham IPO. Secara
khusus, ketika penawaran ini terlalu mahal, investor menerima alokasi penuh
saham karena investor diberitahu mundur dari pasar. Sebaliknya, ketika
penawaran tidak terlalu mahal, investor yang kurang informasi hanya menerima
alokasi saham tertentu karena investor yang terinformasi tetap berada di pasar.
Hal ini disebabkan investor tidak berpartisipasi dalam penawaran sampai harga
cukup turun untuk mengkompensasi adverse selection cost sehingga perusahaan
harus mengeluarkan saham mereka dengan harga diskon, yaitu, dibawah
penawaran mereka.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa sering terjadi fenomena
“underpricing” saat akan menerbitkan saham ke publik sehingga penulis ingin
melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH ADOPSI IFRS TERHADAP
UNDERPRICING IPO (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC
TAHUN 2009-2011)”.
1.2
Rumusan Masalah
Atas dasar uraian dalam latar belakang penelitian diatas, maka ditemukan
masalah yang akan diteliti yaitu:
1. Apakah adopsi IFRS bisa meningkatkan kualitas informasi laporan
keuangan perusahaan?
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adopsi IFRS yang diterapkan
perusahaan dapat meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan terutama
pada saat akan menerbitkan saham ke publik.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, terutama bagi pengguna
laporan keuangan ataupun investor untuk dijadikan sebagai informasi tambahan
ketika akan memutuskan perusahaan yang ingin dibeli sahamnya. Bagi peneliti
selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan yang dapat
mendukung penelitian lanjutan. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan pembelajaran khususnya bidang keuangan.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada adopsi IFRS yang dilakukan perusahaan yg
melakukan IPO pada tahun 2009-2011. Ruang lingkup penelitian ini hanya
perusahaan go public pada tahun 2009-2011.
1.6
Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, kontribrusi penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bagian ini menguraikan tentang tinjauan pustaka yang digunakan untuk
mendukung penelitian dan menggambarkan rerangka teori sebagai acuan
hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang tipologi penelitian yang terdiri atas penjelasan
tentang populasi dan sampel, jenis dan sumber data, dan metode analisis.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab empat membahas tentang analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian.
BAB V PENUTUP
Bagian ini merupakan bagian penutup yang meliputi kesimpulan, keterbatasan
penelitian, saran dan harapan untuk peneliti berikutnya.
Download