BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Going concern

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan
merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas sehingga jika
entitas mengalami kondisi yang sebaliknya entitas tersebut menjadi bermasalah
(Petronela, 2004). Going concern disebut juga sebagai kontinuitas akuntansi
yang memperkirakan suatu bisnis akan terus berlanjut dalam waktu tidak
terbatas (Syahrul, 2000). Asumsi going concern berarti suatu badan usaha
dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka
waktu panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam waktu jangka pendek (Hani
et.al. 2003).
Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor
untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya (SPAP, 2001). Dalam laporan keuangan tahunan, opini audit going
concern diberikan setelah paragrah pendapat. Laporan keuangan konsolidasi
terlampir disusun dengan anggapan bahwa perusahaan akan melanjutkan
operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya (going concern).
Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh
perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, dan Xerox yang pada akhirnya
bangkrut, menyebabkan profesi akuntan publik banyak mendapat kritikan.
1
2
Auditor dianggap ikut andil dalam memberikan informasi yang salah,
sehingga banyak pihak yang merasa dirugikan. Atas dasar banyaknya kasus
tersebut,
maka
AICPA
(1988)
mensyaratkan
bahwa
auditor
harus
mengemukakan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) sampai setahun
kemudian setelah pelaporan. Auditor juga bertanggung jawab menilai apakah
ada kesangsian terhadap perusahaan dalam mepertahankan kelangsungan
hidupnya dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak laporan audit
(SPAP Seksi 341, 2001). Meskipun auditor tidak bertanggung jawab terhadap
kelangsungan hidup sebuah perusahaan, tetapi dalam melakukan audit going
concern perlu menjadi pertimbangan auditor memberikan opini.
Terkait dengan pentingnya opini audit yang dikeluarkan oleh auditor,
maka auditor harus bertanggung jawab untuk mengeluarkan opini audit going
concern yang konsisten dengan kondisi yang sebenarnya. Ada beberapa faktor
yang berpengaruh terhadap opini audit going concern, yaitu reputasi Kantor
Akuntan Publik, pertumbuhan perusahaan dan opini audit tahun sebelumnya.
Reputasi Kantor Akuntan Publik adalah atas nama baik, prestasi, dan
kepercayaan publik yang disandang auditor dimana auditor bekerja
(Margaretta 2005). Peranan KAP menurut (Jeff Madura, 2007 : 344) adalah
untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan perusahaan akurat dan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum).
Freddy Rangkuti
(2006:30) menyatakan faktor yang mempengaruhi reputasi Kantor Akuntan
Publik adalah persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa, kualitas produk, dan
3
faktor-faktor yang bersifat pribadi mengenai auditor itu sendiri. Menurut
penelitian Febry Kurniawan (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
reputasi Kantor Akuntan Publik tidak mempengaruhi pemberian opini audit
going concern. Tetapi hasil yang berbeda ditunjukan oleh penelitian Widodo
(2011) bahwa reputasi Kantor Akuntan Publik mempunyai pengaruh positif
terhadap opini audit going concern.
Selanjutnya pertumbuhan perusahaan adalah kemampuan perusahaan
untuk meningkatkan size perusahaan (Sartono, 2001). Suatu perusahaan
dengan rasio pertumbuhan penjualan yang positif memberikan indikasi bahwa
perusahaan mampu untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan
dan kemungkinan untuk bangkrut sangat kecil. Oleh karena itu, semakin tinggi
rasio pertumbuhan penjualan perusahaan, maka akan semakin kecil
kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini audit going concern. Pada
penelitian Januarti (2006) menunjukan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh terhadap opini audit going concern. Temuan empiris pada
penelitian ini konsisten pada penelitian Fanny dan Saputra (2005). Fanny dan
Saputra (2005) menemukan bukti empiris bahwa rasio pertumbuhan aktiva
tidak berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan penerimaan opini audit
going concern.
Menurut Setyono dkk (2006) dalam santosa dkk (2007) opini audit tahun
sebelumnya merupakan sebuah indikator yang dapat dilihat untuk mengetahui
kondisi keuangan perusahaan tahun berjalan. Apabila auditor telah
memberikan opini audit going concern pada tahun sebelumnya, maka
4
kemungkinan besar pada tahun yang akan datang auditor akan memberikan
opini audit going concern pada tahun berjalan. Menurut penelitian Carcello
dan Neal (2000) serta Ramadhany (2004) memperkuat bukti mengenai opini
audit going concern yang diterima tahun sebelumnya dengan opini audit going
concern tahun berjalan. Ada hubungan positif yang signifikan antara opini
audit going concern tahun sebelumnya dengan opini audit going concern
tahun berjalan. Apabila tahun sebelumnya dengan opini audit going concern,
maka akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan kembali
opini audit going concern pada tahun berikutnya.
Perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) karena sektor industri ini terdiri atas perusahaanperusahaan yang cukup besar dimana perusahaan-perusahaan tersebut
melakukan pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian dan perusahaanperusahaan tersebut relatif lebih stabil atau tidak terpengaruh oleh musim atau
kondisi perekonomian karena dalam kondisi apapun konsumen membutuhkan
produk barang konsumsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (kebutuhan
dasar). Sehingga persaingan di sektor ini sangat kuat.
Sehubungan dengan fenomena diatas dan berdasarkan bukti-bukti
penelitian terdahulu yang masih belum konsisten, maka penulis ingin menguji
kembali dengan judul“ Pengaruh Reputasi Kantor Akuntan Publik,
Pertumbuhan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini
5
Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) ”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini difokuskan pada
permasalahan mengenai:
1. Apakah reputasi Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap opini
audit going concern pada perusahaan manufaktur ?
2. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit
going concern pada perusahaan manufaktur ?
3. Apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini
audit going concern pada perusahaan manufaktur ?
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian.
1. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:
a) untuk menemukan bukti empiris apakah reputasi Kantor Akuntan
Publik berpengaruh terhadap opini audit going concern pada
perusahaan manufaktur.
b) Untuk menemukan bukti apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh
terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur.
c) Untuk menemukan bukti apakah opini audit tahun sebelumnya
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada
perusahaan manufaktur.
6
2. Kontribusi Penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap :
a) Kontribusi Praktik
•
Bagi investor maupun calon investor, diharapkan hasil penelitian
ini dapat memberikan tambahan pengetahuan yang lebih mendalam
mengenai praktik manajemen laba dan dalam memandang laba
yang diumumkan perusahaan sehingga dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam membuat keputusan ekonomi yang tepat, baik
keputusan investasi, kredit ataupun keputusan lainnya.
•
Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
masukan kepada pemilik perusahaan dalam mencermati perilaku
manajemen dalam aktivitas manajemen laba.
b) Kontribusi Akademik
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
referensi dan tambahan pengetahuan untuk melakukan penelitian
berikutnya berkenaan dengan bidang yang serupa.
Download