BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi perusahaan yang mendominasi berbagai kegiatan dalam perusahaan disamping fungsi-fungsi yang lain. Bagi perusahaan pemasaran merupakan tulang punggung dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan untuk terus berkembang dan untuk memperoleh laba yang diinginkan, disamping itu keberhasilan perusahaan juga sangat tergantung pada kemampuan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi perusahaan yang lainnya seperti fungsi produksi, keuangan, administrasi dan personalia. Dengan kata lain pemasaran merupakan fungsi-fungsi yang terintegrasi, tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan dengan fungsi perusahaan lainnya. Pertimbangan-pertimbangan pemasaran menjadi faktor yang sangat penting dan menentukan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Agar pemasaran bisa berjalan secara efektif, maka perusahaan harus bisa menempatkan diri pada segmen pasar tertentu, karena tidak ada satu pun perusahaan yang dapat mencapai semua pasar dan memuaskan semua pembeli. Dalam setiap segmen pasar terdapat motif pembelian, tujuan pembelian dan tanggapan yang berbeda terhadap berbagai macam penawaran, ini merupakan tugas departemen pemasaran atau manager pemasaran 15 untuk memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang efektif dalam usaha untuk mendapatkan laba maksimum. Untuk mengetahui lebih jelas tentang masalah pemasaran, berikut akan dikemukakan beberapa pengertian pemasaran dari para ahli. Menurut Philip Kotler (2005:6) pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut William J. Staton (Basu Swastha dan Hani Handoko, 2000:4) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Dilihat dari definisi-definisi yang dikemukakan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan bisnis yang menyeluruh yang dilakukan oleh individu dan kelompok yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, menawarkan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bernilai dengan cara yang paling efisien dari produsen kepada pihak lain atau kelompok pembeli dengan maksud menciptakan permintaan yang paling efektif. Kegiatan pemasaran itu sangat luas, bukan saja menjual barang dan jasa melainkan aktifitas yang berhubungan dengan arus barang dan jasa dari tangan produsen sampai ke tangan konsumen akhir, sehingga kegiatan pemasaran itu dilakukan baik sebelum maupun sesudah pertukaran dan seluruhnya ditujukan untuk memberikan kepuasan baik kepada penjual maupun kepada pembeli. 16 2.1.2 Konsep Pemasaran Perusahaan yang sudah menyadari bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk kesuksesan usahanya, tentu sudah mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (maketing concept). Pengertian konsep pemasaran menurut Philip Kotler (2005:22) konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Menurut Basu Swasta dan Hani Handoko (2000:6) mendefinisikan konsep pemasaran sebagai sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuas kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Pemasaran berawal dan berakhir dari pelanggan. Dari definisi tersebut memiliki konsekuensi bahwa semua kegiatan perusahaan termasuk produksi, teknik, keuangan dan pemasaran harus diarahkan pada usaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, kemudian memuaskan kebutuhan tersebut sehingga perusahaan akan mendapatkan laba yang layak dalam jangka panjang. 2.1.3 Pengertian Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan 17 untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Menurut Philip Kotler (1997:94) dengan alih bahasa Heruyati Purwoko menyatakan bahwa, “Strategi pemasaran adalah prinsip-prinsip dasar yang mendasari manajemen pemasaran untuk mencapai tujuan bisnis dan pemasarannya dalam sebuah pasar. Strategi pemasaran mengandung keputusan dasar tentang pengeluaran pemasaran, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran merupakan rumusan perencanaan yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai misi dan tujuannya. 2.1.4 Pengertian Bauran Pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan variabel yang dipakai perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan konsumen secara optimal. Bagi perusahaan marketing mix sangat penting, karena untuk pengambilan keputusan di bidang pemasaran selalu berkaitan dengan variabel yang terkandung di dalamnya. Philip Kotler (2005:17) mendefinisikan bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. Sedangkan Basu Swastha dan Sukodjo (2000:192) mengatakan bahwa bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau 18 kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Menurut pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel yakni produk, harga, promosi dan distribusi yang dapat dikombinasikan dan dikoordinasikan agar perusahaan dapat melakukan kegiatan pemasaran secara efektif dan dapat memenuhi keinginan pasar sasaran. Keempat variabel ini dipakai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan oleh perusahaan dan menentukan suatu strategi untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan untuk mendapatkan posisi yang kuat di pasar sasaran dalam usaha untuk meningkatkan tingkat penjualan produk. Namun akhir-akhir ini pendekatan bauran pemasaran 4P yang umum dipakai perusahaan lebih sering berhasil untuk perusahaan manufacture yang menghasilkan barang, sementara untuk produk jasa perlu ditambahkan tiga (3) variabel lagi yaitu physical facility, personel dan process management, ( Buchari Alma, 2000:234). Berikut akan dijelaskan secara ringkas masing-masing variabel tersebut antara lain: 1). Produk (Product) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan. Philip Kotler, (2005:72) mengklasifikasikan produk berdasarkan karakteristiknya yaitu : 19 a). Daya tahan dan wujudnya Berdasarkan daya tahan dan wujudnya, produk diklasifikasikan kedalam tiga kelompok yaitu (1) barang yang terpakai habis (nondurable goods) yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsi oleh satu atau beberapa kali penggunaan, misalnya : rokok ; (2) barang tahan lama (durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali, misalnya : pakaian. (3) jasa (service) dengan sifat-sifatnya yang telah disebutkan diatas, maka jasa memerlukan lebih banyak pengendalian kualitas, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian, misalnya : jasa laundry, sewa kamar hotel dan lain-lain. b). Barang konsumsi Berdasarkan kebiasaan konsumen dalam berbelanja, produk diklasifikasikan menjadi empat, yaitu : (1) convenience goods, yaitu barang-barang yang biasanya sering dibeli oleh konsumen dengan segera dan usaha maksimum, misalnya ; sabun. (2) shopping goods, yaitu barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga dan gaya dalam proses pemilihan dan pembeliannya, misalnya ; pakaian. (3) speciality goods, yaitu barang-barang dengan karakteristik unik dan atau identifikasi merek, sehingga kelompok pembeli yang cukup besar bersedia untuk melakukan usaha khusus untuk dapat membelinya, misalnya ; mobil. (4) unsought goods, yaitu barang-barang yang diketahui maupun tidak oleh 20 konsumen, namun secara normal konsumen tidak berpikir untuk membelinya, misalnya : asuransi jiwa. c). Barang industri. Berdasarkan cara memasuki proses produksi dan harga relatifnya, barang industri diklasifikasikan menjadi tiga yaitu : (1) bahan baku dan suku cadang (materials and parts), yaitu barang-barang yang sepenuhnya masuk ke produk yang terdiri atas barang mentah serta bahan baku dan suku cadang pabrik. (2) barang modal (capital item) yaitu barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan dan pengelolaan produk akhir yang terdiri atas instalasi dan peralatan. (3) perlengkapan dan jasa bisnis, yaitu barang dan jasa tidak tahan lama yang membantu pengembangan atau pengelolaan produk akhir, yang terdiri atas ; perlengkapan operasi, barang untuk pemeliharaan dan perbaikan, jasa pemeliharaan dan perbaikan serta jasa konsultasi bisnis. 2) Harga (Price) Harga merupakan nilai yang harus dibayar oleh pembeli untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan atau diinginkan. Menurut Husein Umar (2000: 13) harga adalah nilai yang ditukarkan dengan manfaat memiliki dan menggunakan tawarmenawar, atau diterapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Dalam melakukan suatu penetapan harga terhadap produk yang dikeluarkan, banyak perusahaan yang mengadakan pendekatan terhadap penentuan harga berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya. Pada dasarnya ada empat tujuan penetapan harga suatu produk antara lain : 21 a). Meningkatkan penjualan. b). Mempertahankan dan memperbaiki pangsa pasar. c). Stabilitas harga. d). Mencapai target pengembalian investasi dan mencapai laba maksimum. Salah satu prinsip yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam menentukan dengan jumlah yang cukup untuk menutup biaya – biaya dan menghasilkan laba. Perusahaan hendaknya dapat menetapkan harga yang paling tepat sehingga mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang harus dapat dijangkau konsumennya dan juga memiliki nilai kompetensi yang baik dalam persaingan di mata konsumen. Harga yang ada bersifat tetap ada pula yang dicapai dengan tawar – menawar, jadi harga adalah suatu nilai yang dicapai oleh penjual dan pembeli mengenai suatu barang. 3). Saluran distribusi (Place) Pendistribusian merupakan bermacam kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk menjadi lebih mudah untuk diperoleh dan selalu tersedia untuk pelanggan sasaran (Philip Kotler, 2005:181). Sebagian besar produsen bekerjasama dengan perantara pemasaran untuk membawa produk mereka ke pasar agar konsumen mudah mendapatkannya. Para perantara pemasaran tersebut membentuk suatu saluran pemasaran atau saluran distribusi. 4). Promosi (Promotion) Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menonjolkan keistimewaan produknya dan membujuk konsumen sasaran agar 22 membeli produk tersebut (Philip Kotler, 2005:237). Promosi merupakan salah satu bagian dari bauran pemasaran yang berbentuk komunikasi dan sering disebut dengan komunikasi pemasaran, yaitu aktivitas pemasaran yang menyebarkan informasi, mempengaruhi dan meningkatkan pasar sasaran agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan. Menurut Buchari Alma (2000:135) memberi penjelasan promosi adalah yang menyajikan sejenis komunikasi yang calon konsumen tentang barang dan jasa. Dalam pelaksanaan promosi memerlukan media komunikasi untuk penyampaian pesan, yang merupakan variabel-variabel bagian dari komunikasi pemasaran disebut sebagai bauran komunikasi atau bauran promosi. 5) Personal Personal adalah semua orang yang menjadi pemeran selama berlangsungnya proses pemberian pelayanan dan komunikasi dalam penyajian suatu produk dan jasa, yang dapat mempengaruhi persepsi pembeli pada saat mengkonsumsi produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan. Pada perusahaan jasa, Personal merupakan kunci utama dalam menciptakan pelayanan kepada wisatawan, kerena personal ini merupakan titik kontak utama yang akan melakukan secara langsung di dalam memberikan tindakan personal dapat dijadikan kualitas produk dan jasa interaksi pelayanan. Setiap sikap dan petunjuk tentang karakteristik maupun yang akan 6) Fasilitas fisik (physical facility) 23 diterima oleh konsumen. Fasilitas fisik adalah fasilitas dan aset-aset yang tersembunyi dari pandangan umum yang digunakan perusahaan untuk mendukung kinerja perusahaan dalam menyediakan pelayanan kepada konsumen. Fasilitas fisik berfungsi sebagai fasilitas penunjang bagi perusahaan untuk membangun ciri khas atau kepribadian perusahaan untuk lokasi dimana barang dan jasa tersebut ditawarkan dan dimana perusahaan dan konsumen saling berinteraksi. Fasilitas fisik dapat digunakan sebagai petunjuk bagi konsumen akan kualitas barang dan jasa yang ditawarkan dengan pengelolaan yang mampu membuat bukti fisik tampak lebih menarik. 7) Proses manajemen (process management) Proses manajemen merupakan suatu prosedur, mekanisme kerja dalam aliran aktivitas dalam penyajian suatu barang dan jasa dengan merancang suatu sistem pengoperasian yang dapat meyakinkan kualitas barang atau jasa yang konsisten serta memberikan kemudahan pelayanan konsumen. Proses ini terjadi diluar pandangan konsumen. 2.1.5 Bauran Promosi 2.1.5.1 Pengertian Bauran promosi Promosi merupakan salah satu variabel yang terdapat dalam marketing mix yang memiliki peranan penting untuk mengkomunikasikan keberadaan dan nilai produk kepada calon pelanggan. Dalam mengadakan strategi pemasaran, perusahaan harus selalu berorientasi kepada konsumen, mulai dari menemukan produk yang diinginkan 24 oleh konsumen, motif dan kebiasaan membeli serta menentukan harga sesuai dengan daya beli konsumen, menentukan saluran distribusi dan akhirnya menentukan program promosi dalam usaha meningkatkan penjualan. Promotional mix adalah kombinasi 4 alat utama terdiri dari periklanan, personal selling, publisitas dan sales promotion. Menurut Basu Swastha, (2000:239). Promotional mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel promosi yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Dengan demikian dapat dikatakan bauran promosi adalah kombinasi strategi paling baik dari variabel-variabel promosi terdiri dari periklanan, personal selling, publisitas dan sales promotion, yang digunakan dalam komunikasi persuasif dan direncanakan untuk mencapai program penjualan. Variabel-variabel yang ada dalam bauran promosi ada empat yaitu: 1). Periklanan Advertising adalah komunikasi non individu, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba, serta individu-individu (Basu Swastha, 2000:245). Iklan merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya yang dilakukan lewat surat kabar, radio majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang dipinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis Seperti pendapat para ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa periklanan adalah salah satu strategi dalam perusahaan yang dilakukan melalui berbagai media massa baik dari media cetak maupun media elektronik untuk 25 mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Menurut Basu Swastha (2000:246) Periklanan memiliki beberapa fungsi antara lain: a). Memberikan informasi Iklan digunakan untuk memberitahu konsumen tentang penyediaan produk tertentu pada lokasi tertentu. Iklan dapat memberikan informasi lebih banyak dari yang lainnya baik tentang harga maupun informasi lain yang mempunyai kegunaan bagi konsumen. Dapat pula iklan dipasang oleh konsumen untuk mencari barang-barang yang diperlukan dan produsen memasang iklan untuk memasarkan produknya. Dengan demikian periklanan adalah sarana bagi penjualan dan pembelian untuk memberitahu pihak lain tentang kebutuhan dan keinginan terpenuhi dengan mengadakan pertukaran yang memuaskan. b). Membujuk dan mempengaruhi Periklanan disamping bersifat memberitahu juga sering bersifat membujuk terutama kepada pembeli potensial dengan menyatakan suatu produk adalah lebih baik dari pada produk lainnya. c). Menciptakan kesan (image) Melalui iklan, orang akan mempunyai suatu kesan tertentu tentang apa yang diiklankan. Dalam hal ini iklan berusaha menciptakan iklan sebaik-baiknya, misalkan dengan menggunakan warna, ilustasi, bentuk dan lay-out yang menarik. Kadang pembelian sebuah barang tidak dilakukan secara rasional 26 atau memperhatikan nilai ekonomisnya, tetapi lebih terdorong untuk mempertahankan atau meningkatkan gengsi. Dari segi lain periklanan juga dapat menciptakan kesan kepada masyarakat untuk melakukan pembelian rasional dan ekonomis. d). Memuaskan keinginan Periklanan digunakan oleh produsen untuk membujuk konsumen dengan menyatakan bahwa suatu produk lebih baik dari pada produk-produk lainnya. Periklanan juga digunakan oleh penjual maupun pembeli untuk memberitahu kepada pihak lain tentang kebutuhan dan keinginan mereka. Jadi periklanan merupakan suatu alat yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan dan tujuan itu berupa pertukaran yang saling memuaskan. e). Periklanan merupakan alat komunikasi Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli, sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi. Dalam hal ini komunikasi dapat menunjukkan cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling memuaskan. 2). Personal selling Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya (Fandy Tjiptono, 2000:224). 27 Personal selling merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan para calon konsumennya (Indriyo Gitosudarmo, 2000:240). Dilihat dari definisi tersebut, personal selling merupakan komunikasi orang secara individual. Dengan cara ini perusahaan dapat mengadakan kontak dengan konsumen malalui salesnya. Ini disebabkan oleh tenaga-tenaga penjual tersebut secara langsung dapat mengetahui keinginan, motif, dan perilaku konsumen sehingga mereka dapat mengadakan penyesuaian seperlunya. Tenaga penjualan ini juga dapat membantu manajemen dalam memberikan informasi, misalkan tentang penjualan kredit, sikap konsumen dan juga sebagai petugas dalam penelitian pemasaran. Personal selling memiliki beberapa fungsi yaitu: a). Prospecting, yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka. b). Targeting, yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjualan demi pembeli. c). Comunicating, yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan kepada pelanggan. d). Selling, yaitu mendekati, mempresentasikan dan mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan. e). Servicing, yaitu memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan. f). Allocating, yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju (Fandy Tjiptono, 2000:225). Personal selling merupakan kombinasi orang secara individual, lain halnya dengan periklanan yang komunikasinya bersifat massa. Dalam operasinya 28 personal selling lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan alat-alat promosi yang lain. Ini disebabkan karena tenaga-tenaga penjual secara langsung dapat mengetahui keinginan, motif dan perilaku konsumen. 3). Promosi penjualan (Sales promotion) Promosi penjualan adalah kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan, dan publisitas yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi, dan sebagainya (Basu Swastha, 2000:279). dengan media dan diawasi oleh Jika badan periklanan lain, dilaksanakan sementara promosi penjualan mencoba untuk memasuki dan membujuk konsumen dengan alat serta metode yang diawasi oleh perusahaan sendiri. Pada umumnya biaya yang dikeluarkan lebih ringan dan hasilnya bisa dinikmati lebih cepat. Secara luas fungsi promosi penjualan adalah menghubungkan antara periklanan, personal selling dan alat promosi yang lain serta melengkapi dan mengkoordinir beberapa bidang tersebut sehingga tujuan bisa tercapai. Beberapa contoh yang populer dari kegiatan promosi penjualan akhir-akhir ini seperti: pameran, pemberian diskon, kupon berhadiah, dan mensponsori kegiatan olah raga. Ada beberapa tujuan promosi penjualan, yaitu: a). Tujuan promosi penjualan intern Salah satu tujuan promosi penjualan adalah untuk mendorong karyawan lebih tertarik pada produk dan promosi perusahaan. Tujuan internnya adalah untuk 29 meningkatkan moral karyawan, melatih karyawan tentang bagaimana cara terbaik yang harus dilakukan untuk melayani konsumen dan untuk meningkatkan dukungan karyawan, kerjasama serta semangat bagi usaha promosi. b). Tujuan promosi penjualan perantara Usaha-usaha promosi penjualan dengan perantara untuk memperlancar atau mengatasi perubahan-perubahan musiman dalam pesanan untuk mendorong jumlah pembelian yang lebih besar, untuk mendapatkan dukungan yang luas dalam saluran terhadap usaha promosi. c). Tujuan promosi penjualan konsumen Promosi penjualan konsumen dapat dilakukan untuk mendapatkan orang yang bersedia mencoba produk baru untuk meningkatkan volume penjualan, untuk mendorong penggunaan baru dari produk yang ada, untuk menyaingi promosi yang dilakukan oleh pesaing dan untuk mempertahankan penjualan (Basu Swastha, 2000:280). 4). Publisitas Publisitas merupakan sejumlah informasi tentang barang atau organisasi yang disebarkan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya, atau tanpa pengawasan dari sponsor (Basu Swastha, 2000:273). Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang, dan jasa secara non personal selling, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar (Fandy Tjiptono, 2000:228). 30 Publisitas merupakan hubungan masyarakat yang meliputi usaha-usaha untuk mempertahankan dan menciptakan hubungan yang menguntungkan antara organisasi dan masyarakat termasuk pemilik Perusahaan, karyawan, lembaga pemerintah, penyalur, serikat buruh serta calon pembeli. Komunikasi semacam ini akan mempengaruhi kesan atas barang atau jasa yang ditawarkan, sehingga sangat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dalam publisitas komunikasi yang disampaikan berupa berita, bukan iklan sehingga biaya yang diperlukan relatif lebih murah dibandingkan dengan jenis promosi yang lainnya. 2.1.5.2 Faktor-Faktor dalam Menyusun Bauran Promosi Perusahaan-perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor dalam mengembangkan bauran promosi, faktor-faktor tersebut menurut Philip Kotler (1999 : 645) terdiri dari: 1). Jenis pasar produk Alokasi pemanfaatan alat promosi bervariasi antara pasar konsumen dan bisnis. Pemasar konsumen mengeluarkan uang untuk promosi penjualan, periklanan, penjualan pribadi dan hubungan masyarakat. Secara umum penjualan personel lebih banyak digunakan dalam penjualan produk yang rumit, mahal dan berisiko serta dipasar dengan jumlah penjual besar yang sedikit (yaitu pasar bisnis). 2). Strategi dorong lawan strategi tarik 31 Bauran promosi sangat dipengaruhi oleh apakah suatu perusahaan akan memilih strategi dorong atau strategi tarik guna menciptakan penjualan. Strategi dorong mencakup produsen yang menggunakan tenaga penjual dan promosi dagang untuk membujuk perantara supaya mengambil, mempromosikan dan menjual produk kepada pemakai akhir. Strategi tarik mencakup produsen yang menggunakan iklan dan promosi konsumen guna mendorong pemakai akhir untuk meminta produk tersebut kepada perantara dan dengan demikian mendorong perantara memesan produk itu dari produsen. 3). Tahap kesiapan pembeli Alat-alat promosi memiliki efektivitas biaya yang berbeda-beda pada berbagai tahap kesiapan pembeli. Periklanan dan publisitas memainkan peran yang paling penting dalam tahap membagun kesadaran, lebih penting dari pada peran yang dimainkan oleh kunjungan wiraniaga atau promosi penjualan. Pengertian pelanggan terutama dipengaruhi oleh periklanan dan penjualan personal. Keyakinan pelanggan terutama dipengaruhi oleh penjualan personel. Penutupan penjualan atau pemesanannya sangat dipengaruhi oleh penjualan personel dan promosi penjualan. Pemesanan ulang juga sangat dipengaruhi oleh penjualan personel dan promosi penjualan, serta sedikit dipengaruhi oleh iklan pengingat. 4). Tahap siklus hidup produk 32 Alat-alat promosi juga memiliki efektivitas biaya yang berbeda-beda pada berbagai tahap daur hidup produk. a). Tahap pengenalan (introduction), periklanan, dan publisitas memiliki tingkat efektivitas biaya yang paling tinggi, diikuti oleh penjualan personel untuk memperoleh cakupan distribusi dan promosi penjualan guna mendorong konsumen agar mencoba produk. Pada tahap ini tidak ada laba karena besarnya biaya-biaya tersebut untuk memperkenalkan produk. b). Tahap pertumbuhan (growth), semua alat promosi dapat dikurangi perannya karena permintaan dapat bergerak melalui cerita dari mulut ke mulut. c). Tahap kedewasaan / kematangan (Maturity), promosi penjualan, periklanan, dan penjualan personel semuanya semakin penting. d). Tahap penurunan (decline), promosi penjualan tetap kuat, periklanan dan publisitas dapat dikurangi dan wiraniaga hanya perlu memberikan sedikit perhatian pada produk. Periode saat penjualan menunjukkan arah yang menurun dan laba yang menipis. 5). Peringkat pasar perusahaan Pemimpin-pemimpin pasar menghasilkan lebih banyak keuntungan dari periklanan dibandingkan promosi penjualan. Sebaliknya para pesaing yang lebih kecil mendapatkan lebih banyak keuntungan dari meggunakan promosi penjualan dari bauran komunikasi penjualan. 33 2.1.6. Perilaku Konsumen 2.1.6.1 Pengertian perilaku konsumen Tujuan dari kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli agar bersedia membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Untuk dapat memenuhi tujuan tersebut tidaklah mudah, seringkali perusahaan mengalami kesulitan dalam mengenal konsumennya. Hal ini dapat dirasakan ketika apa yang dialami konsumen tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Keadaan yang demikian dapat memberikan rasa ketidakpuasan kepada konsumennya yang pada akhirnya dapat menyebabkan perusahaan kehilangan pelanggannya. Untuk itu sangatlah penting bagi perusahaan untuk mengetahui dan memahami perilaku pembelian konsumen, sehingga perusahaan mampu mengembangkan barang dan jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Menurut Basu Swasta dan Hani Handoko (2000:10), perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu untuk secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatankegiatan tersebut. Sedangkan menurut Philip Kotler (2005:201) perilaku konsumen didefinisikan sebagai Perilaku yang mempelajari cara individu, kelompok dan organisasi gagasan, memilih, atau membeli, memakai, pengalaman dalam serta memanfaatkan barang, jasa, rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka. 34 Berdasarkan pendapat tersebut, maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan proses pengambilan keputusan melalui evaluasi dalam kegiatan individu, yang secara langsung terlibat secara fisik dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa. Agar memudahkan di dalam mempelajari perilaku pembeli atau konsumen, digunakan berbagai macam perilaku konsumen yang merupakan suatu kerangka kerja yang disederhanakan untuk menggambarkan aktivitas konsumen. Salah satunya adalah model perilaku konsumen menurut Philip Kotler (2002:183). Gambar 2.1. Model Perilaku Konsumen Rangsangan Rangsangan Pemasaran Lingkungan Kotak Hitam Pembeli Proses Keputusan Produk. Ekonomi. Karakteristik Pemahaman Pemilihan produk. Harga. Teknologi. pembeli dan masalah. Pemilihan merek. Saluran dis- Politik. proses Pencarian Pemilihan tribusi. keputusan informasi. pembelian. membeli. Pemilihan Pilihan alternatif. pembelian. Keputusan Jumlah pembelian. Promosi. Budaya. pembelian. Perilaku pasca pembelian. Sumber : Philip Kotler (2002:183) 35 Keputusan pembelian saluran waktu Pemasar dituntut untuk dapat memahami reaksi konsumen terhadap beberapa rangsangan yang diterima, seperti produksi, harga, daya tarik iklan, perekonomian, teknologi, dan sebagainya. Dengan demikian pemasar dapat memilih keuntungan yang melebihi para pesaing dalam hal merencanakan (membangun strategi marketing mereka). Gambar 2.1 memperlihatkan model rincian dari faktor-faktor rangsangan yang mempengaruhi perilaku konsumen. Rangsangan penjualan yang terdiri dari bauran pemasaran (marketing mix) atau 4P yaitu : produk, harga, tempat dan promosi serta rangsangan lainnya yang lebih besar seperti perekonomian, teknologi, politik dan budaya. Kemudian rangsangan tersebut mempengaruhi karakter pembelian dan proses keputusan pembelian sehingga menghasilkan serangkaian tanggapan pembeli yang dapat diamati pada kotak sebelah kanan dari gambar 2.1. Tugas pemasaran adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli mulai dari kedatangan rangsangan dari luar dan keputusan pembelian dari pembeli. 2.1.6.2 Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen. Menurut Philip Kotler (2002:183), faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen: (1) Faktor Budaya Faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku peran budaya, dan kelas sosial pembeli sangatlah penting. 36 a). Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Perilaku manusia sebagaian besar adalah dipelajari dan tidak diatur oleh naluri semata. Dimana seseorang yang dibesarkan dalam sebuah masyarakat mempelajari seperangkat nilai dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku sebuah proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan berbagai lembaga penting lainnya. b). Sub-budaya. Masing-masing budaya terdiri dari sub-subnya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi perilaku anggota-anggotanya. c). Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen dalam sebuah masyarakat yang tersusun secara hierarkis dan memiliki anggota dengan nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya meliputi indikator cara bicara, preferensi rekreasi, namun indikator lainnya adalah pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal. Kelas sosial memiliki beberapa ciri yaitu: a). Orang-orang dalam kelas sosial yang sama cenderung memiliki tingkah laku lebih seragam bila dibandingkan dengan orang-orang dari kelas yang berbeda. b). Orang-orang merasa menempati posisi yang inferior atau superior sehubungan dengan kelas sosial mereka. 37 c). Kelas sosial seseorang ditandai dengan sekumpulan variabel seperti pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan, pendidikan dan pandangan terhadap nilai dan bukan oleh suatu variabel tunggal tertentu. d). Individu-individu dapat berpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial yang lainnya, baik itu dari kelas sosial bawah ke kelas sosial atas maupun dari kelas sosial atas ke kelas sosial bawah. (2) Faktor Sosial Sebagai tambahan atas faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status. a). Kelompok acuan terdiri atas semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang, dimana pengaruh kelompok cukup kuat atas produk yang dianggap baik oleh orangorang yang dihormati oleh pembeli. b). Keluarga, adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat yang terdiri atas orang tua dan anak-anak yang memiliki pengaruh dalam pembelian sejumlah besar produk dan jasa yang ditawarkan di pasar. c). Peran dan status. Sebuah peran meliputi aktifitas yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang dan tentunya akan mempengaruhi perilaku pembeliannya. Setiap peranan membawa status yang mencerminkan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat. 38 (3) Faktor Pribadi Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut adalah usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup serta kepriadian dan konsep diri. a). Usia dan tahap siklus hidup. Orang membeli barang dan jasa berbeda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap suatu produk berhubungan dengan usia, sehingga pola perilaku pembelian mereka juga dipengaruhi oleh usia dan tahap siklus hidup seseorang. b). Pekerjaan-pekerjaan seseorang juga dapat mempengaruhi pola konsumennya. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata produk dan jasa mereka. c). Kelompok ekonomi. Pemilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang. Keadaan ekonomi seseorang terdiri atas penghasilan yang dapat dibelanjakan (tingkat, kestabilan, pola waktu), tabungan dan aktiva, hutang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap atas belanja atau menabung. d). Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktifitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan dari seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. e). Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian dapat diartikan sebagai karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. 39 Yang berkaitan dengan kepribadian adalah konsep diri (citra pribadi) seseorang. Pemasar berusaha untuk mengembangkan citra merek yang sesuai dengan citra pribadi pasar sasaran. (4) Faktor Psikologis Pilihan pembelian seseorang dipegaruhi oleh empat faktor psikologis utama meliputi motivasi, prestasi, pengetahuan serta keyakinan dan pendirian. a). Motivasi suatu kebutuhan yang dimiliki seseorang yang cukup kuat untuk mendorong orang tersebut agar mencari pemuasan terhadap kebutuhan. b). Persepsi adalah bagaimana seseorang individu memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan masukan ”informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti”. c). Pembelajaran meliputi perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. d). Keyakinan dan sikap. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dianut seseorang tentang suatu hal, yang dapat membentuk citra terhadap suatu merek atau produk tertentu. Sikap adalah perasaan emosional dan kecendrungan tindakan yang menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa obyek atau gagasan. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen tersebut dapat memberikan gambaran umum perusahaan untuk dapat memahami kebutuhan dan keinginan dari konsumen akan produknya. 40 2.1.6.3 Jenis Perilaku Pembelian Menurut Philip Kotler pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, tergantung pada jenis keputusan pembelian. Pembelian yang rumit dan mahal akan melibatkan banyak pertimbangan yang diperlukan oleh pembeli. Terdapat 4 jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat diferensiasi mereka menurut (Philip Kotler, 2005:221), yaitu: a). Perilaku pembelian yang rumit. Konsumen terlibat dalam perilaku pembelian yang rumit bila mereka sangat terlibat dalam pembelian dan sadar akan adanya “perbedaan” yang signifikan di antara berbagai merek, dimana kasus ini terjadi bila produknya mahal, jarang dibeli, beresiko, dan sangat mengekspresikan kepribadian. b). Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan. Keterlibatan yang tinggi didasari oleh fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan dan beresiko. Dalam kasus ini, pembeli akan berbelanja dengan berkeliling untuk mempelajari merek yang tersedia. Jika konsumen menemukan perbedaan mutu antar merek tersebut, dia mungkin akan memilih harga yang lebih tinggi. Jika konsumen menemukan perbedaan kecil dia mungkin akan membeli semata-mata berdasarkan harga dan kenyamanan. Setelah pembelian tersebut konsumen mungkin mengalami disonasi / ketidaknyamanan yang muncul setelah merasakan adanya fitur yang tidak mengenakkan atau mendengar kabar yang menyenangkan mengenai merek lain, dan akan siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. 41 c). Perilaku pembelian karena kebiasaan. Banyak produk dibeli pada kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan antar merek yang signifikan. Para konsumen memiliki sedikit keterlibatan pada jenis produk itu. Mereka pergi ke toko dan mengambil merek tertentu. Jika mereka tetap mengambil merek yang sama, hal itu karena kebiasaan, bukan karena kesetiaan yang kuat terhadap merek. Perilaku konsumen dalam kasus produk dengan keterlibatan rendah tidak melalui urutan umum keyakinan, sikap, dan perilaku. Konsumen tidak secara luas mencari informasi tentang merek, mengevaluasi karakteristik merek dan memutuskan merek apa yang akan dibeli. Melainkan konsumen menjadi penerima informasi pasif melalui menonton televisi atau melihat iklan di media cetak d). Perilaku pembelian yang mencari variasi. Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan antar merek signifikan. Dalam situasi ini konsumen sering melakukan peralihan merek. Peralihan merek terjadi karena konsumen yang ingin mencari variasi dan bukannya karena ketidakpuasan. 2.1.6.4 Proses Keputusan Pembelian Konsumen Menurut konsep proses keputusan pembelian konsumen yaitu model yang dikemukakan oleh Philip Kotler (2002:204), terdapat lima tahapan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian produk, yaitu: 42 Gambar 2.2. Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan Pengenalan masalah Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan pembelian Perilaku pasca pembelian Sumber: Philip Kotler (2002:204) 1) Pengenalan Masalah. Merupakan tahap awal dimulainya proses pembelian. Pada tahap ini pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat ditimbulkan oleh rangsangan eksternal maupun internal dari pembeli yang kemudian menjadi dorongan untuk mencari pemuasan terhadap kebutuhan tersebut. 2) Pencarian Informasi. Pada tahap ini konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak lagi baik secara aktif maupun tidak. Melalui pengumpulan informasi, konsumen akan mengatasi tentang merek-merek yang bersaing dan keistimewaan merek tersebut, dan dengan informasi yang lebih banyak lagi akan mengantarkan konsumen kepada keputusan akhir mereka. 43 3) Evaluasi alternatif. Pada tahap ini konsumen akan dihadapkan kepada beberapa alternatif pilihan merek yang tersedia. Tidak ada proses evaluasi tunggal yang sederhana bagi konsumen dalam situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan yang berorientasi kognitif, yaitu menganggap konsumen membentuk penilain atas produk terutama secara sadar dan rasional. 4) Keputusan Pembelian. Dalam tahap ini, konsumen akan membentuk prefrensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan, dimana konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Namun, ada dua faktor yang berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor situasi yang tidak terantisipasi. 5) Perilaku Pasca Pembelian. Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku pembelian berikutnya. Konsumen yang puas cenderung akan menjadi sarana yang baik dalam mempromosikan produk tersebut kepada orang lain. Dengan memahami perilaku konsumen dalam proses pembeliannya, pemasar dapat membuat suatu kebijakan yang efektif dalam menawarkan produknya ke pasar sasaran. 2.1.6.5 Peran Seseorang dalam Pembelian Menurut Philip Kotler (2002:202) beberapa peranan yang mungkin dimainkan orang dalam sebuah keputusan pembelian adalah sebagai berikut: 44 1) Pencetus. Pencetus adalah seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk atau jasa. 2) Pemberi pengaruh. Pemberi pengaruh adalah seseorang dengan pandangan atau sasarannya mempengaruhi keputusan. 3) Pengambil keputusan. Pengambil keputusan adalah seseorang yang mengambil keputusan yang setiap komponen dari suatu keputusan pembelian apakah membeli, tidak membeli, bagaiman membeli dan dimana membeli. 4) Pembeli. Pembeli adalah orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya. 5) Pemakai. Pemakai adalah seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa yang bersangkutan. Dengan mengetahui perilaku utama dan peranan membeli tersebut, perusahaan dapat menentukan program pemasaran produk yang ditawarkan dengan tepat. 2.2 Penelitian Sebelumnya 1) Penelitian pertama dilakukan oleh Mirah Dwi Rosa Adnyani (2006) dengan judul (Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Volume Penjualan Kamar di Ibah Luxury Villas Ubud Gianyar”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh biaya bauran promosi seperti tenaga penjualan, advertising, dan promosi penjualan terhadap volume penjualan, serta mengetahui variabel mana yang paling dominan yang mempengaruhi volume penjualan. Metode pengumpulan data adalah dengan studi dokumentasi dan wawancara, serta teknik analisisnya adalah linier berganda. Hasil pembahasan yang disajikan dalam 45 kesimpulan adalah biaya bauran promosi yang berpengaruh dominan terhadap volume penjualan adalah promosi penjualan. Persamaan dengan penelitian kali ini adalah sama-sama meneliti tentang bauran promosi dan sama-sama menggunakan teknik analisis linier berganda. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak variabel terikat yang digunakan, penelitian ini menggunakan variabel keputusan pembelian sebagai variabel terikat sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan variabel volume penjualan sebagai variabel terikat. Perbedaan yang lain terletak pada objek penelitian dan teknik penelitian yang digunakan. 2) Penelitian kedua yang dilakukan oleh Sevaka, Caetanya (2009), yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Supra Fit di UD. Sekar Sari Motor Denpasar. Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian Sepeda Motor Honda Supra Fit di UD. Sekar Sari Motor Denpasar. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang telah membeli Sepeda Motor Honda Supra Fit di UD. Sekar Sari Motor Denpasar pada tahun 2007, dan dalam menentukan sampel digunakan Malhotra, Naresh K. yaitu 4 sampai 5 kali jumlah variabel yang diteliti dan didapat sampel sebanyak 108. Penentuan sampel dalam penelitian ini digunakan accidental sampling. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah ada lima faktor utama yang mengandung 27 variabel yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian Sepeda Motor Honda Supra Fit di UD. Sekar Sari 46 Motor Denpasar yaitu faktor harga, promosi, informasi, personal, dan kebiasaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama meneliti tentang perilaku konsumen, sedangkan perbedaannya adalah dalam penggunaan teknik analisisnya dimana pada penelitian sebelumnya menggunakan teknik analisis faktur sedangkan pada penelitian ini menggunakan tekik analisis regresi linier berganda. 47