BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah seperangkat kepercayaan dasar yang menjadi prinsip dasar yang ada dalam diri seseorang tentang pandangan dunia dan membentuk cara pandangnya terhadap dunia. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis berbasis pada pemikiran umum tentang teori-teori yang dihasilkan oleh peneliti dan teoritisi aliran konstruktivitis. Little Jhon mengatakan bahwa teori aliran ini berlandaskan pada ide bahwa realitas bukanlah bentukan yang objektif, tetapi dikonstruksi melalui proses interaksi dalam kelompok, masyarakat, budaya.49 Paradigma konstruktivitis dapat dijelaskan melalui empat dimensi diatas seperti diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut:50 1. Ontologis: relativism, realitas merupakan konstruksi sosial. Kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial 2. Epistemologis: transactinalist/subjectivist, pemahaman tentang suatu realitas atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yang diteliti. 49 50 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, op.cit,. 27-28 Ibid 34 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 3. Axiologis: nilai, etika, dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dan suatu penelitian. Peneliti sebagai Passionate participant, fasilisator yang menjembatani keragaman subjektivitas pelaku sosial. Tujuan penelitian lebih kepada rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dengan pelaku sosial yang diteliti. 4. Metodologis: menekankan empati, dan interaksi dialektis antara peneliti dengan responden untuk merekonstruksi realitas yang ditelitimelalui metode-metode kualitatif seperti oarticipant obsevation. Kriteria kualitas penelitian authenticity dan reflectivity: sejauh mana temuan merupakan refleksi otentik dari realitas yang dihayati oleh para pelaku sosial Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang diteliti secara rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik. Definisi ini lebih melihat perspektif emik dalam penelitian yaitu memandang sesuatu upaya membangun pandangan subjek penelitian yang rinci.51 3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika, semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda.52 Semiotik analisis, yakni semiotik yang menganalisis sistem tanda. Peirce menyatakan bahwa semiotik berobjekkan tanda dan menganalisisnya menjadi ide, objek, dan makna. Ide dapat dikatakan 51 Lexy J. Moleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya , 6 52 Alex Sobur, op.cit, 96 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu kepada objek tertentu.53 Analisis semiotika pada dasarnya adalah bersifat kualitatif dapat megemukakan gambaran.54 Sebuah gambaran-gambaran, teks-teks pada film yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis semiotika. Dengan dasar pemikiran oleh Charles Sander Pierce dari tiga elemen utama, yaitu disebut Pierce segitiga makna (triangle of meaning) yang meliputi sign, object, interpretant. Untuk melengkapi penelitian ini, peneliti menambahkan potonganpotongan gambar yang menunjukan perbuatan korupsi pada film “Sebelum Pagi Terulang Kembali” 3.3 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah film Sebelum Pagi Terulang Kembali dalam bentuk DVD. Film ini dipilih menjadi objek penelitian karena film ini bertemakan anti korupsi yang mempunyai pesan-pesan moral. Potong-potongan gambar dalam film ini yang menjadi unit analisis penelitian. 3.4 Unit Analisis Unit penelitian adalah setiap unit yang akan diteliti, dijelaskan unit analisis gambar atau sign dalam film Sebelum Pagi Terulang Kembali yang menggambarkan tindakan korupsi. Dalam Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif . Data dapat berupa audio dan visual yang meliputi dialog, 53 54 Ibid, 100 Pawito, op.cit, 40 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 gambar, dan tanda-tanda mengenai korupsi dalam film Sebelum Pagi Terulang Kembali. 3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Data Primer Data Primer, dalam pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini. Peneliti Digital Video Disc (DVD) film Sebelum Pagi Terulang Kembali, untuk mengumpulkan adegan atau gambar gambar yang menggambarkan tentang Korupsi pada film Sebelum Pagi Terulang Kembali. Cara pengumpulan informasi dengan melakukan Observasi, Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian.55 Sebagai bahan dalam penelitian dengan menggunakan analisis semiotika menurut Charles Sander Pierce. 3.5.2 Data Sekunder Data sekunder, dalam proses memgumpulkan data sekunder. Agar semua data dapat terkumpul untuk penelitian ini, peneliti mengobservasi dari film sebelum pagi terulang kembali dan mencari dari berbagai buku-buku, internet maupun teks-teks yang mengandung dalam penelitian ini. 55 W.Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta : Grasindo,2002), Hal : 116 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 3.6 Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, yaitu dengan menonton film Sebelum Pagi Terulang Kembali dan dianalisis berdasarkan penggambaran korupsi dalam film Sebelum Pagi Terulang Kembali. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis semiotika menurut Charles Sanders Pierce, dijelaskan dalam segitiga makna (triangle of meaning), yaitu Tanda, Objek dan Intepretant. Gambar 3.156 Elemen-elemen dari Peirce (Triangle Of Meaning) Sign Objek Interpretant Tiga istilah dari Peirce dapat dibuat model seperti terlihat pada gambar diatas. Panah yang berada pada dua ujung garis menunjukan bahwa masing-masing istilah hanya dapat dipahami dalam keterkaitannya dengan yang lain. Sebuah tanda mengacu pada sesuatu diluar dirinya – objek, dan dipahami oleh seseorang yaitu bahwa tanda memiliki efek di dalam benak pengguna – interpretant (hasil interpretasi). Kita harus menyadari bahwa interpretant bukanlah pengguna dari tanda, melainkan seperti yang disebut Peirce di tempat lain, “efek yang cukup menentukan” yaitu sebuah konsep mental yang diproduksi oleh tanda dan juga oleh pengalaman yang dimiliki oleh pengguna objek. 56 Rachmat Kriyantono, op.cit, 266 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 1. Tanda, adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat diungkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (mempresentasikan) hal lain diluar tanda itu sendiri. Acuan tanda ini disebut objek. 2. Acuan Tanda (objek), kontek sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda 3. Pengguna Tanda (interpretant), konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Berdasarkan objeknya Peirce membagi tanda atas ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah tanda yang hubungan penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan ; misalnya potret dan peta. Indeks adalah tanda yang menunjukan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab-akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas adalah asap yang sebagai tanda adanya api. Tanda dapat pula mengacu ke denotatum melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah konvensional yang biasa disebut simbol. Jadi, simbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbiter atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat.57 57 Alex Sobur, op.cit, 41 http://digilib.mercubuana.ac.id/