BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
manusia. Dalam setiap kegiatannya, manusia akan selalu berinteraksi
dengan makhluk lain. Dalam interaksi inilah komunikasi berperan.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi,
dan keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti katakata, gambar-gambar, dan lainnya. 1 Komunikasi juga merupakan proses
dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka
dengan orang lain melalui penggunaan simbol. 2 Jadi dapat disimpulkan
bahwa komunikasi merupakan proses interaksi antar manusia dengan tujuan
berusaha berbagi masalah internal dengan mereka melalui penggunaan
simbol-simbol.
Secara etimologis, kata komunikasi berasal dari Bahasa Latin,
communis yang terdiri dari dua kata, cum yang berarti ‘bersama-sama’ atau
‘bersama dengan’, dan unus yang berarti ‘satu’ (kata bilangan). Dua kata
tersebut membentuk kata benda communion, yang berarti ‘kebersamaan’,
‘persatuan’, ‘persekutuan’, ‘gabungan’, ‘pergaulan’ atau ‘hubungan’. Kata
kerja communicare berarti ‘membagi sesuatu dengan seseorang’, ‘tukar1
Riswandi. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Graha Ilmu. 2009. Hal 2
Larry A. Samovar, Richard E Porter, Edwin R. McDaniel. Communication Between Cultures, 7th.
Jakarta: Salemba Humanika. Penerjemah: Indri Mangareta Sidabalok. 2010. Hal 18
2
10
11
menukar’, ‘membicarakan sesuatu dengan orang’, ‘memberitahukan sesuatu
kepada seseorang’, ‘bercakap-cakap’, ‘bertukar pikiran’, ‘berhubungan’,
‘berteman’.
Jadi,
komunikasi berarti ‘pemberitahuan pembicaraan’,
‘percakapan’, ‘pertukaran pikiran atau hubungan’. 3
Mulyana mengutip pendapat Tubbs dan Moss yang menyatakan
bahwa komunikasi adalah proses penciptaan makna antara dua orang atau
lebih.
4
Dalam model komunikasi yang dikembangkan oleh Tubbs konsep
komunikasi digambarkan sebagai transaksi yang terjadi antara dua orang
yang mengasumsikan kedua peserta komunikasi sebagai pengirim dan
sekaligus juga penerima pesan. Proses tersebut bersifat timbal balik atau
saling
mempengaruhi,
spontan
dan
serentak
serta
dinamis
yang
menimbulkan perubahan pada para peserta komunikasi. 5
Dari penejelasan di atas dapat dilihat bahwa proses komunikasi
melibatkan
dua
orang
atau
lebih
yang
saling
berinteraksi
dan
mempertukarkan pesan dan umpan balik sehingga memungkinkan
terjadinya proses penciptaan makna. Sehingga proses dilihat sebagai
komunikasi dua arah atau (two-way communication), bukan satu arah atau
linear (one-way communication).
3
Kadar Nurjaman & Khaerul Umam. Komunikasi & Public Relations: Panduan untuk Mahasiswa,
Birokrat dan Praktisi Bisnis. Bandung: Pustaka Setia, 2012.
4
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007. Hal
65
5
Mulyana, op.cit, hal. 166-167
12
2.1.2 Tujuan Komunikasi
Komunikasi pun mempunyai tujuan sebagai berikut: 6
1.
Perubahan sikap (attitude change)
Komunikasi dapat merubah sikap setelah melalui sebuah peroses
komunikasi
2.
Perubahan Pendapat (opinion change)
Perubahan pendapat terjadi dalam suatu komunikasi yang tengah dan
sudah
berlangsung
dan
tergantung
bagaimana
komunikator
menyampaikan komunikasinya.
3.
Perubahan perilaku (Behavior change)
Perubahan perilaku dapat terjadi biladalam suatu proses komunikas, apa
yang dikemukakan komunikator sesuai dengan yang disampaikan hal
ini tergantung kepada kredibilitas komunikator itu sendiri.
4.
Perubahan sosial (Social change)
Perubahan yang terjadi dalam tatanan masyarakat itu sendiri sesuai
dengan lingkungan ketika berlangsungnya komunikasi.
Terjadinya perubahan pada unsur-unsur yang disebutkan di atas
merupakan sebuah refleksi bahwasanya proses komunikasi tersebut
berlangsung dengan baik dan memiliki efek terhadap penerima komunikasi
(komunikan).
6
Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000.
hal. 55
13
2.2 Organisasi
2.2.1 Pengertian Organisasi
Istilah organisasi berasla dari Bahasa Latin organizare, yang secara
harafiah berarti ‘panduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling
bergantung’. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu ‘sistem’ ada
juga yang menamakannya ‘sarana’.
Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization,
mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang
kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington dalam buku Modern
Bussiness: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana
di mana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya
manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. 7
Secara sederhana organisasi dapat diartikan sebagai sekelompok orang
yang terstruktur secara jelas, memiliki pembagian tugas dan mempunyai
tujuan bersama.
2.3 Komunikasi Organisasi
2.3.1 Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
7
Khomsahrial Romli. Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
2011. Hal 1-2.
14
organisasi. 8 Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh
organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi.
Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai
pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo,
kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun
komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial.
Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara
individual.
2.3.2 Perspektif Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi mengenal tiga teori pokok, yakni teori-teori
struktural klasik yang bersifat murni objektif, teori-teori transisional, dan
teori-teori mutakhir yang mendekati suatu pandangan subjektivis.
1. Teori Struktural Klasik, dilandaskan pada karya Blau dan Scott (1962)
yang membedakan antara struktur umum organisasi sosial dan struktur
lebih spesifik yang disebut organisasi formal.
2. Teori Transisional, merupakan transisi dari teori-teori klasik mengenai
organisasi dan manajemen ke teori-teori sistem dan perilaku yang lebih
mutakhir. Dalam teori transisional terdapat perbaikan-perbaikan
terhadap konsepsi teori klasik. Teori-teori perilaku ini meliputi teori
komunikasi-kewenangan, teori hubungan manusiawi, teori fusi, teori
peniti penyambung, teori sistem sosial, dan ad-hokrasi masa depan.
8
Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo. 2005.
15
3. Teori Mutakhir, berlawanan dengan pandangan objektif mengenai
organisasi. Teori mutakhir adalah revolusi paradigma yang memberikan
gambaran pengaruh subjektivisme pada komunikasi organisasi. Teori
mutakhir meliputi teori Weick mengenai pengorganisasian dan teori
kultural organisasi.
Adapun teori yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini
termasuk ke dalam kelompok teori-teori mutakhir.
2.3.3 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Conrad dalam Tubbs dan Moss (2005) seperti yang dikutip Romli
mengidentifikasikan tiga komunikasi organisasi sebagai berikut: fungsi
perintah, fungsi relasional, fungsi manajemen ambigu. 9
1. Fungsi
perintah
berkenaan
dengan
anggota-anggota
organisasi
mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan,
dan bertindak atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah
koordinasi di antara sejumlah anggota yang bergantung dalam
organisasi tersebut.
2. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan
anggota-anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif
hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam
pekerjaan mempengaruhi kinerja pekerjan (job performance) dalam
berbagai cara. Misal: kepuasan kerja, aliran komunikasi ke bawah
9
Romli. Op. Cit. Hal 2-3
16
maupun ke atas dalam hierarkhi organisasional, dan tingkat pelaksanaan
perintah. Pentingnya dalam hubungan antar-personal yang baik lebih
terasa dalam pekerjaan ketika Anda merasa bahwa banyak hubungan
yang perlu dilakukan tidak Anda pilih, tetapi diharuskan oleh
lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih
memacu konflik, kurang ditaati, dan sebagainya.
3. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi
organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal:
motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan
mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri sendiri;
tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya
pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk
mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat
dalam organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk
membangun
lingkungan
dan
memahami
situasi
baru,
yang
membutuhkan perolehan informasi bersama.
2.4 Iklim Komunikasi Organisasi
2.4.1 Pengertian Iklim Komunikasi Organisasi
Dalam konteks organisasi, iklim erat dengan kondisi psiko-sosial yang
melingkupi suatu organisasi atau perusahaan, yang dapat dipersepsikan oleh
anggota organisasi atau karyawan suatu perusahaan. Iklim dalam suatu
organisasi atau perusahaan tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan oleh
17
seluruh anggota yang terlibat di dalamnya dan hal ini mempengaruhi
perilaku anggota organisasi.
Husein
Umar
mengemukakan
pendapatnya
tentang
inti dari
komunikasi yaitu kepuasan organisasi, iklim komunikasi, kualitas media,
kemudahan memanfaatkan komunikasi, penyebaran informasi, muatan
informasi, kemurnian informasi, dan budaya organisasi. 10 Iklim organisasi
merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk
menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut
mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil
resiko, mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam
mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi yang terbuka dan
cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan penuh perhatian serta
memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota
organisasi, secara aktif memberi penyuluhan kepada para anggota organisasi
sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi
keputusan-keputusan dalam organisasi dan menaruh perhatian pada
pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. 11
Dapat disederhanakan bahwa iklim komunikasi organisasi adalah
persepsi mengenai seberapa jauh anggota organisasi merasa bahwa
organisasi dapat dipercaya, mendukung, terbuka, menaruh perhatian, dan
secara aktif meminta pendapat mereka, serta memberi penghargaan atas
standar kinerja yang baik.
10
Husein Umar. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia. 2002. Hal 66
R. Wayne, Pace dan Don F. Faules. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005. Hal 154
11
18
2.4.2 Proses Terbentuknya Iklim Komunikasi Organisasi
Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsurunsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi.
Pengaruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan
secara berkesinambungan melalui interaksi dengan anggota organisasi
lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan
tindakan-tindakan individu dan mempengaruhi pesan-pesan mengenai
organisasi. 12
Menurut Arni Muhammad, yang menjadi pokok utama dalam iklim
komunikasi adalah hal-hal berikut: 13
1. Persepsi mengenai sumber komunikasi dan hubungannya dalam
organisasi, yang meliputi persoalan:
a. Apakah anggota organisasi merasa puas dengan atasan, teman
bekerja sama dan bawahan sebagai sumber informasi.
b. Berapa pentingnya sumber-sumber itu.
c. Apakah sumber-sumber tersebut dapat dipercaya.
d. Apakah sumber-sumber terbuka terhadap komunikasi.
2. Persepsi mengenai tersedianya informasi bagi anggota organisasi,
meliputi persoalan:
a. Apakah jumlah informasi yang diterima cocok dan tepat dengan
topic-topik yang penting dari sumber informasi.
b. Apakah informasi itu berguna.
12
13
Ibid. Hal 149
Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2005. Hal 86-87
Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005.
Gambar 2.1 Proses Terbentuknya Iklim Komunikasi (Sumber: R. Wayne, Pace dan Don F. Faules. Komunikasi Organisasi:
19
20
c. Apakah balikan informasi dikirimkan kepada sumber yang tepat.
3. Persepsi mengenai organisasi itu sendiri, meliputi persoalan:
a. Berapa banyaknya anggota yang terlibat dalam pembuat keputusan
yang mempengaruhi mereka.
b. Apakah tujuan dan objektif dipahami.
c. Apakah sistem terbuka terhadap input dari anggotanya.
Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa unsur-unsur organisasi
yang terdiri atas anggota organisasi, pekerjaan dalam organisasi, praktikpraktik pengelolaan organisasi, struktur organisasi, dan pedoman organisasi
tidak dapat secara langsung menciptakan iklim komunikasi organisasi. Iklim
komunikasi hanya dapat diciptakan bergantung pada persepsi atau
pemahaman anggota organisasi terhadap unsur-unsur organisasi tersebut.
2.4.3 Karakteristik Iklim Komunikasi Organisasi
Setiap lingkungan kerja memiliki iklim atau atmosfer yang berbedabeda. Gibb dalam buku Komunikasi Bisnis dan Profesional seperti yang
dikutip oleh Curtis, Flyod dan Winsor membagi iklim komunikasi menjadi
dua yaitu iklim komunikasi bertahan dan iklim komunikasi mendukung.
Iklim komunikasi bertahan adalah keadaan, atau “cuaca” komunikasi di
perusahaan tertentu yang cenderung dingin dan individualis. Sedangkan
iklim komunikasi mendukung adalah keadan atau “cuaca” komunikasi yang
cenderung hangat dan saling mendukung. Pada iklim bertahan, atmosfernya
21
terkesan “besar” dan represif. Sedangkan iklim mendukung, orang-orang
merasa dihormati dan satu sama lain saling memberikan dorongan pada saat
mereka berupaya menyelesaikan tugas yang menumpuk. 14
Di dalam buku Metode Penelitian Komunikasi, salah satu tokoh
komunikasi, Jalaluddin Rahmat juga mengutip teori Jack Gibb berkaitan
dengan karakteristik iklim komunikasi bertahan dan mendukung ini.
Adapun karakteristik dari kedua iklim komunikasi tersebut adalah: 15
1. Iklim Komunikasi Bertahan (Defensive Communication Climate)
a. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi artinya penelitian terhadap orang lain, memuji atau
mengecam. Dalam evaluasi ini kita mempersoalkan nilai dan motif
orang lain. “Pada evaluasi biasanya digunakan kata sifat seperti:
salah, ngawur dan bodoh. Evaluasi biasanya menyebabkan
ketegangan”. Menurut Curtis, Flyod & Winsor “Komunikasi yang
tampak
bersifat
evaluatif,
mengalahkan,
menimbang
akan
meningkatkan sifat bertahan seseorang”. Bila kita menjelkkan
orang lain dan mengkritiknya maka itu juga meningkatkan sifat
defensif.
b. Kontrol (Control)
Perilaku kontrol artinya “berusaha untuk mengetahui orang lain,
mengendalikan perilakunya, mengubah sikap, pendapat dan
14
Curtis, Flyod & Winsor. Komunikasi Bisnis dan Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
2004. Hal. 41
15
Jalaluddin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh Analistik
Statistik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2007. Hal. 134-135
22
tindakannya. Melakukan kontrol juga berarti mengevaluasi orang
lain sebagai orang jelek sehingga perlu diubah”. Seseorang yang
berupaya mengendalikan tindakan orang lain menganggap bahwa
gagasan-gagasan orang lain kurang bermutu, sehingga akhirnya
meningkatkan sifat bertahan.
c. Strategi (strategy)
“Strategi adalah penggunaan tipuan-tipuan atau manipulasi untuk
mempengaruhi orang lain. Strategi melibatkan pemanipulasian
pegawai, mungkin dengan cara menyembunyikan informasi”.
d. Kenetralan (Neutrality)
Netral berarti “sikap impersonal memperlakukan orang lain tidak
sebagai personal, melainkan sebagai objek. Bersikap netral bukan
berarti objektif, melainkan menunjukkan sikap acuh tak acuh, tidak
menghiraukan perasaan dan pengalaman oang lain”.
e. Keunggulan (Superiority)
“Keunggulan artinya sikap yang menunjukkan kita lebih tinggi atau
lebih baik daripada orang lain karena status, kekuasaan,
kemampuan intelektual, kekayaan atau kecantikan. Superioritas
akan melahirkan sikap defensif.”
f. Kepastian (Certainty)
“Orang yang memiliki kepastian bersifat dogmatis, ingin menang
sendiri dan melihat pendapatnya sebagai kebenaran mutlak yang
tidak dapat diganggu-gugat”.
23
2. Iklim Komunikasi Mendukung (Supportive Communication Climate)
a. Deskripsi (Description)
“Sikap ini artinya menyampaikan perasaan dan persepsi tanpa
menilai. Deskripsi secara sederhana berarti para anggota organisasi
memusatkan pesan-pesan mereka pada peristiwa-peristiwa yang
dapat diamati dan mengurangi referensi mengenai reaksi-reaksi
subjektif atau emosional.”
b. Orientasi Pada Masalah (Problem Orientation)
Mengkomunikasikan
keinginan
untuk
bekejasama
mencari
pemecahan masalah. “Hal yang penting adalah mengkomunikasikan
suatu
hasrat
untuk
menemukan
suatu
pemecahan
bukan
memaksakan pemecahan, bekerjasama bukan memanipulasi. Kita
mengajak orang lain bersama-sama untuk menetapkan tujuan untuk
memutuskan bagaimana mencapainya.”
c. Spontanitas (Spontaneity)
“Spontanitas artinya sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti
motif yang terpendam.” Menuut Gibbs, orang-orang yang spontan
ini “mengatakan sesuatu seperti apa yang mereka lihat” dan
pandangan ini mereka lakukan semata-mata demi kepentingan
terbaik bagi organisasi.”
d. Empati (Emphaty)
Empati merupakan “sesuatu upaya yang sungguh-sungguh untuk
memahami situasi dari sudut pandang orang lain atau turut
24
merasakan perasaan orang lain. Tanpa empati orang seakan-akan
mesin yang hampa perasaan dan tanpa perhatian”.
e. Kesetaraan (Equality)
Adil adalah sikap perlakuan orang lain secara horizontal dan
demokratis.
“Dengan
persamaan,
kita
mengkomunikasikan
penghargaan dan rasa hormat pada perbedaan pandangan dan
keyakinan. Dalam persamaan terdapat upaya untuk mengurangi
perbedaan-perbedaan dalam kekuatan, kecakapan intelektual dan
sebagainya”.
f. Kesementaraan (Provisionalism)
“Sikap provisionalisme yaitu kemauan atau kesedihan untuk
meninjau kembali pendapat kita, untuk mengakui bahwa pendapat
manusia adalah tempat kesalahan, karena wajar juga kalau suatu
saat pendapat dan keyakinan kita bisa berubah”. Orang yang
besikap provisional bersedia bersifat “sementara” dalam penilaian
mengenai hal-hal terbaik.
Dapat dilihat bahwa iklim komunikasi yang ideal bagi perusahaan
adalah iklim komunikasi yang menciptakan suasana saling menghormati,
saling mendorong dengan cara berempati, bekerjasama mencari pemecahan
masalah, sikap jujur, perlakuan adil, serta menjunjung sikap profesionalitas.
25
2.4.4 Dimensi Iklim Komunikasi Organisasi
Wayne Pace & Don Faules mengemukakan beberapa dimensi penting
dari iklim komunikasi, yakni: 16
1. Kepercayaan
Personel di semua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan
dan mempertahankan hubungan yang di dalamnya kepercayaan,
keyakinan dan kredibilitas didukung oleh pernyataan dan tindakan.
2. Pembuatan keputusan bersama
Para pegawai di semua tingkat dalam organisasi harus diajak
berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam
semua wilayah kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan
mereka. Para pegawai di semua tingkat harus diberi kesempatan
berkomunikasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta
dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan.
3. Kejujuran
Suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus
mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai
mampu mengatakan apa yang ada dalam pikiran mereka tanpa
mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat,
bawahan atau atasan.
4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah
16
Pace, op.cit,. Hal. 159
26
Kecuali untuk keperluan informasi rahasia, anggota organisasi harus
relatif mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung
dengan tugas mereka saat itu, yang mempengaruhi kemampuan mereka
untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau
bagian-bagian lainnya, dan berhubungan luas dengan perusahaan,
organisasinya, para pemimpin dan rencana-rencananya.
5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas
Personel di setiap tingkat dalam organisasi harus mendengarkan saransaran atau laporan-laporan masalah yang dikemukakan oleh personel di
setiap tingkat bawahan dalam organisasi, secara berkesinambungan dan
dengan pikiran terbuka. Informasi dari bawahan harus dipandang cukup
penting untuk dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlawanan.
6. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi.
Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu
komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi; produktivitas tinggi,
kualitas tinggi, biaya rendah, demikian pula menunjukkan perhatian
besar pada anggota organisasi lainnya.
Sedangkan menurut Redding sebagaimana yang dikutip oleh
Kriyantono iklim komunikasi organisasi mempunyai lima dimensi, yaitu: 17
1. Daya Dukungan (Supportiveness)
17
Rachmat Kriyantono. Teknik Praktisi Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media
Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana
2012. Hal. 124-125
27
Dimensi dukungan atau supportiveness dalam organisasi memberikan
pemahaman tentang presepsi anggota organisasi tentang perhatian atau
dukungan organisasi kepada karyawannya dan dukungan karyawan
kepada organisasinya.
2. Partisipasi Membuat Keputusan (Participative Decision Making)
Dimensi partisipasi membuat keputusan, anggota organisasi berpersepsi
tentang keterlibatannya dalam proses pembuatan atau pengambilan
keputusan bersama.
3. Kepercayaan, Percaya Diri dan Kredibilitas (Trust, Confidence, and
Credibility)
Dimensi kepercayaan, percaya diri dan krediblitas menjelaskan tentang
persepsi anggota mengenai seberapa jauh atasan, bawahan dan sesama
rekan kerja dapat dipercaya.
4. Keterbukaan dan Keterusterangan (Open and Candor)
Dimensi ketebukaan dan keterusterangan mengungkapkan tentang
persepsi anggota organisasi terhadap keterbukaan organisasi melalui
informasi yang dianggap penting bagi anggota dan kemudahan anggota
dalam memperoleh informasi.
5. Tujuan Prestasi yang Tinggi (High Performance Goals)
Dimensi perhatian atas tujuan prestasi yang tinggi adalah mengembani
persepsi anggota organisasi tentang keinginan anggota dan organisasi
untuk selalu memiliki tujuan kinerja yang tinggi.
28
Dapat
dilihat
bahwa
dimensi-dimensi
seperti
kepercayaan,
keterbukaan, perhatian serta komunikasi yang baik antar anggota organisasi
memungkinkan terciptanya iklim komunikasi organisasi yang harmonis
seingga mendorong para anggota untuk mengusahakan yang terbaik demi
mencapai tujuan bersama yakni sesuai dengan tujuan organisasi.
2.4.5 Tujuan Iklim Organisasi
Kegunaan
berpengaruh
iklim
pada
komunikasi
proses
dalam
penambahan
suatu
rekan
organisasi
kerja,
sangat
penambahan
pengetahuan para karyawan, penambahan informasi dan penambahan
pengalaman.
Menurut Redding sebagaimana dikutip oleh Deddy Mulyana dalam
bukunya Komunikasi Organisasi bahwa: 18
“Kegunaan iklim komunikasi merupakan kegiatan yang terdapat
dalam organisasi untuk mewujudkan kepada organisasi bahwa organisasi
tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam
mengambil resiko, mendorong mereka dan memberi mereka tanggung
jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menjadikan informasi yang
terbuka dan cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan penuh
perhatian, serta memperoleh informasi yang dapat dipercaya dan terus
terang dari anggota organisasi, secara aktif memberi penyuluhan kepada
perusahaan anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa
18
Pace, op.cit., hal 154
29
keterlibatan mereka penting bagi keputusan dalam organisasi, dan menaruh
tantangan agar termotivasi”
Iklim komunikasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat objekif
mengenai lingkungan internal organisasi yang mencakup persepsi anggota
organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi
di dalam oganisasi. 19
Dari pendapat yang diungkapkan oleh Denis dalam Muhammad,
dapat disimpulkan bahwa para anggota memiliki tujuan yang paralel dengan
tujuan perusahaan atau organisasinya. Oleh karena itu, perusahaan yang
mampu membangkitkan kepercayaan para anggotanya dapat mendorong
para anggotanya tersebut sekaligus menciptakan iklim komunikasi yang
kondusif bagi mereka sehingga mereka berusaha untuk mencapai
keberhasilan tujuan perusahaan dan menghindari kegagalan.
2.4.6 Arah Aliran Komunikasi Organisasi
Sebagai fungsi kegiatan dalam organisasi yang menunjukkan
kepercayaan kepada anggotanya serta menyediakan informasi yang terbuka
dan cukup tentang organisasi, iklim komunikasi tentunya membutuhkan
aliran komunikasi. Menurut R. Wayne dan Don F. Faules dalam bukunya
Komunikasi Organisasi, ada empat jenis arus informasi dalam organisasi
yaitu, komunikasi ke bawah (downward communication), komunikasi ke
19
Muhammad, op.cit., hal 85
30
atas
(upward
communication),
komunikasi
horizontal
(horizontal
communication) dan komunikasi lintas saluran. 20
1. Komunikasi ke bawah (downward communication)
Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari
atasan atau antara para pemimpin kepada bawahannya. Komunikasi ke
bawah untuk menyampaikan tujuan, merubah sikap, membentuk
pendapat, mengurangi ketakutan, dan kecurigaan yang timbul karena
salah informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk
menyesuaikan diri dengan bawahan.
Katz dan Kahn menyatakan ada lima jenis informasi yang biasa
dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan: 21
a. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan
b. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
c. Informasi mengenai kebijakan dan praktek-praktek organisasi
d. Informasi mengenai kinerja pegawai,
e. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of
mission)
Secara umum komunikasi ke bawah dapat diklasifikasikan atas lima
tipe yaitu:
a. Instruksi Tugas
Instruksi tugas atau pekerjaan yaitu pesan yang disampaikan
bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan
20
21
Pace, op.cit., hal. 184
Ibid. Hal. 185
31
bagaimana melakukannya. Instruksi tugas yang tepat yang langsung
cenderung dihubungkan dengan tugas yang sederhana yang hanya
menghendaki keterampilan dan pengalaman yang minimal. Instruksi
yang lebih umum biasanya digunakan bagi tugas-tugas yang
kompleks,
di
mana
karyawan
diharapkan
menggunakan
pertimbangannya, keterampilan dan pengalamannya.
b. Rasional
Rasional pekerjaan adalah pesan yang menjelaskan mengenai tujuan
aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas yang
lain dalam organisasi atau objek organisasi. Kualitas dan kuantitas
dari komunikasi rasional ditentukan oleh filosofi dan asumsi
pimpinan mengenai bawahannya.
c. Ideologi
Pesan mengenai ideologi ini adalah merupakan perluasan dari pesan
rasional. Pesan rasional penekanannya ada pada penjelasan tugas
dan kaitannya dengan perspektif organisasi. Sedangkan pada pesan
ideologi sebaliknya mencari sokongan dan antusias dari anggota
organisasi guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi.
d. Informasi
Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan
dengan praktek-praktek organisasi, peraturan-peraturan organisasi,
keuntungan, kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan
dengan instruksi rasional.
32
e. Balikan
Balikan adalah pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan
individu dalam melakukan pekerjaannya. Salah satu bentuk
sederhana dari balikan ini adalah pembayaran gaji tetapi dapat juga
berupa kritikan atau peringatan terhadap pegawai.
Jadi dapat disimpulkan komunikasi ini biasa digunakan oleh pimpinan
kepada bawahannya baik dalam pendelegasian pekerjaan atau lainnya.
2. Komunikasi ke atas (upward communication)
Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada
atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih
tinggi ke semua karyawan dalam satu organisasi kecuali yang berada
pada tingkatan yang paling atas mungkin berkomunikasi ke atas. Tujuan
dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan
saran dan mengajukan pertanyaan.
Komunikasi ke atas mempunyai beberapa fungsi dan dianggap penting
karena beberapa alasan yaitu:
a. Aliran informasi ke atas memberikan informasi berharga untuk
pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi
dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya.
b. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan
bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa
baik bawahan menerima baik apa yang dikatakan kepada mereka.
33
c. Komunikasi ke atas memungkinkan bahwa mendorong omelan dan
keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang
mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi
sebenarnya.
d. Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada
organisasi dan memberi kesempatan kepada pegawai untuk
mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran-saran
mengenai operasi organisasi.
e. Komunikasi ke atas mengijinkan penyelia untuk menentukan
apakah bawahan memahami apa yang diharapakan dari aliran
informasi ke bawah.
f. Komunikasi ke atas membantu pegawai mengalami masalah
pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan
pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut.
Proses penyampaian informasi dari bawahan kepada atasannya seperti
yang disebutkan di atas tidak selalu menjadi kenyataan. Banyak
kesulitan untuk mendapatkan informasi tersebut. R. Wayne & Don
Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi mengatakan bahwa
kesulitan itu mungkin disebabkan oleh beberapa hal di antaranya
sebagai berikut: 22
a. Kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan perasaan dan
pikirannya hasil studi memperlihatkan bahwa karyawan merasa
22
Ibid. Hal. 191
34
bahwa mereka akan mendapat kesukaran bila menyatakan apa yang
sebenarnya menurut pikiran mereka. Karena itu cara yang terbaik
adalah mengikuti saja apa yang disampaikan pimpinannya.
b. Perasaan karyawan bahwa pimpinan tidak tertarik kepada masalah
mereka. Karyawan sering melaporkan bahwa pimpinan mereka tidak
prihatin terhadap masalah-masalah mereka. Pimpinan dapat saja
tidak merespon terhadap masalah karyawan dan bahkan menahan
beberapa komunikasi ke atas, karena akan membuat pimpinan
kurang baik menurut pandangan atasan yang lebih tinggi.
c. Kurangnya reward atau penghargaan terhadap karyawan yang
berkomunikasi ke atas. Seringkali pimpinan tidak memberikan
penghargaan yang nyata kepada karyawan untuk memeliharan
keterbukaan komunikasi ke atas.
d. Perasaan karyawan bahwa pimpinan tidak dapat menerima dan
merespon terhadap apa yang dikatakan oleh karyawan. Pimpinan
terlalu sibuk untuk mendengarkan atau karyawan susah untuk
menemuinya.
Jadi komunikasi atasan ini adalah proses komunikasi yang dilakukan
oleh unit terendah atau bawahan kepada atasan masing-masing.
Informasi atau pesan yang disampaikan bisa hasil karya mereka, ideide, pendapat atau lainnya yang berhubungan dengan kegiatan atau
pekerjaan.
3. Komunikasi Horizontal
35
Komunikasi horizontan adalah pertukaran pesan di antara orang-oang
yang sama tingkatan otoritasnya dalam organisasi. Pesan yang mengalir
menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal. Pesan ini
biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan,
seperti koordinasi, pecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling
memberikan informasi. Komunikasi horizontal mempunyai tujuan
tertentu diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Untuk mengkoordinasi penugasan kerja. Para anggota bagian
pelatihan dan pengembangan memiliki kegiatan pelatihan utama
untuk mengatur dan menyampaikan. Mereka harus saling bertemu
untuk mengkoordinasi pembagian tugas.
b.
Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan. Bila gagasan
dari beberapa orang menjanjikan hasil yang lebih baik dari pada
gagasan satu orang, komunikasi horizontal menjadi amat penting.
Dalam menciptakan rancangan suatu program pelatihan atau
kampanye hubungan masyarakat anggota-anggota suatu bagian
mungkin perlu berbagai informasi mengenai rencana-rencana
mereka dan apa yang mereka kerjakan.
c.
Untuk memecahkan masalah.
d.
Untuk
memperoleh
pemahaman
bersama.
Bila
diusulkan
perubahan-perubahan sebagai persyaratan untuk suatu bidang studi
utama
akademik,
dosen-dosen
harus
bekerja
sama
untuk
36
menghasilkan pemahaman bersama mengenai perubahan yang
harus dibuat.
e.
Untuk mendamaikan, berunding dan menengahi perbedaan.
Individu-individu sering mengembangkan pilihan dan prioritas
yang akhirnya menimbulkan ketidak sepakatan. Bila hal ini terjadi,
komunikasi horizontal diantara para anggota unit kerja merupakan
hal pokok dalam mendamaikan perbedaan.
f.
Untuk menumbuhkan dukungan antar persona. Karena itu memakai
sejumlah besar waktu kita untuk berinteraksi dengan orang lain
dalam pekerjaan, kita sampai tingkat tertentu memperoleh
dukungan antar persona dari rekan-rekan kita. Kebanyakan
komunikasi horizontal bertujuan untuk memperkuat ikatan dan
hubungan antar persona.
Jadi komunikasi horizontal ini adalah komunikasi yang terjadi
antara sesama unit untuk saling berbagi masalah, bertukar informasi
tentang semua aktivitas yang ada di organisasi.
4.
Komunikasi Lintas Saluran
Dalam kebanyakan organisasi, muncul keinginan pegawai untuk bebagi
informasi melewati batas-batas fungsional dengan individu yang tidak
menduduki posisi atasan maupun bawahan mereka. Misalnya bagianbagian lain seperti teknik, penelitian accounting, dan personalia
menggunakan data, laporan, rencana persiapan, kegiatan koordinasi dan
memberi nasabah kepada manager mengenali pekerjaan di semua
37
bagian organisasi. Mereka melintasi jalur fungsional dan berkomunikasi
dengan orang-orang yang diawali dan mengawasi tetapi bukan atasan
atau bawahan mereka.
2.5 Public Relations
2.5.1 Pengertian Public Relations
Denny Griswold, editor PR News, pada tahun 1948 mengungkap
tentang batasan PR yaitu Public Relations is the management functions
which evaluates public atitudes, identifies the policies and procedures of an
individual organization with the public interest and plans excutes a
program action to earn public understanding and acceptance.
Batasan dari Griswold menyebutkan bahwa PR adalah fungsi
manajemen yang mengevaluasi publik, memperkenalkan berbagai kebijakan
dan prosedur dari suatu individu atau organisasi berdasarkan kepentingan
publik, dan membuat perencanaan, dan melaksanakan suatu program kerja
dalam upaya memperoleh pengertian dan pengakuan publik.
Menurut penelitian yang pernah diadakan di Amerika Serikat terdapat
2000 orang terkemuka di bidang PR telah membuat definisi tentang PR, dari
definisi itu di antaranya menganggap bahwa PR adalah suatu ilmu, suatu
sistem, seni, fungsi, proses, profesi, metode, kegiatan dan sebagainya. Satu
panitia yang terdiri dari para pakar PR yang cukup kondang telah memilih 3
definisi yang mereka anggap terbaik:
1. J.C. Seidel, direktur PR, Division of Housing, State New York
berbunyi: PR adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manajemen
38
untuk memperoleh goodwill (kemauan baik) dan pengertian dari
pelanggan, pegawai dan publik yang lebih luas. Ke dalam mengadakan
analisis dan perbaikan diri sendiri, sedangkan ke luar memberikan
pernyataan-pernyataan.
2. W. Emerson Reck, Direktur PR Universitas Colgate berbunyi: PR
adalah lanjutan dari proses pembuatan kebijaksanaan, pelayanan, dan
tindakan bagi kepentingan terbaik dari suatu individu atau kelompok
agar individu atau lembaga tersebut memperoleh kepercayaan dan
goodwill (kemauan baik) dari publik. Kedua, pembuatan kebijaksanaan,
pelayanan, dan tindakan untuk menjamin adanya pengertian dan
penghargaan yang menyeluruh.
3. Howard Bonham, Wakil Ketua Palang Merah Nasional Amerika
Serikat, menyatakan, PR adalah suatu seni untuk menciptakan
pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam
kepercayaan publik terhadap suatu individu atau organisasi/perusahaan.
Fraser P. Seitel, Senior Vice President dan Director of Public Affairs
The Cahase Manhattan Bank, dalam bukunya The Practice of Public
Relations mengemukakan bahwa pada tahun 1975 Yayasan Pendidikan dan
Penelitian PR, telah melibatkan 65 pimpinan PR turut serta dalam suatu
penelitian
yang
menganalisis
472
definisi
yang
berminat
dan
merangkumnya menjadi 88 kata, yaitu Public Relations is a distinctive
management function which help establish and maintain mutual lines of
39
communications, understanding, acceptance, and cooperation between and
organization and its publics; involves the management of problems or
issues; helps management to keep informed on and responsive to public
opinion; defines emphasiszesteh responsibility of management to serve the
public interest helps management keep abreast of an effectively utilize
change, serving as an early warning system to help anticipate trends; and
uses research and sound and ethical communication techniques as its
principal tool’s. (Public Relations merupakan fungsi manajemen yang
membantu menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi, pengertian,
dukungan, serta kerjasama suatu organisasi/perusahaan dengan publiknya
dan ikut
terlibat
dalam menangani
masalah-masalah atau
isu-isu
manajemen. PR membantu manajemen dalam penyampaian informasi dan
tanggap terhadap opini publik. PR secara efektif membantu manajemen
memantau berbagai perubahan.
Definisi lainnya; Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations in
Word Marketing mengatakan bahwa PR adalah suatu sistem komunikasi
untuk menciptakan kemauan baik. L. Bernays dalam bukunya Public
Relations menyebutkan bahwa PR mempunyai tiga arti: (1) penerangan
kepada public; (2) persuasi ditujukan kepada publik untuk mengubah sikap
dan tingkah laku publik; (3) upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku
suatu lembaga. Prof. Byron Christian menyebutkan bahwa PR merupakan
suatu usaha yang secara sadar memotivasi agar orang-orang terpengaruh,
terutama melalui komunikasi, agar timbul pikiranyang sehat terhadap suatu
40
organisasi, memberi rasa hormat, mendukung dan bertahan dengan berbagai
cobaan dan masalah.
International Public Relations Associations (IPRA) mendefinisikan
PR adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan
melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik (umum) untuk
memperoleh pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang terkait atau
mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini publik di antara mereka.
Untuk mengaitkannya sedapat mungkin kebijaksanaan dan prosedur yang
mereka pakai untuk melakukan hal itu direncanakan dan disebarkanlah
informasi yang lebih produktif dan pemenuhan keinginan bersama yang
lebih efisien.
Cutlip, Center & Brown menyebutkan public relations is the
distinctive management function which help establish and mutual lines of
communications, understanding, acceptance and cooperation between on
organization and its public (PR adalah fungsi manajemen secara khusus
yang mendukung terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi,
pemahaman, penerimaan, dan kerja sama antara organisasi dengan berbagai
publiknya (Cutlip, Center & Brown 2000: 4)23
The Institute of Public Relations (di Inggris) memiliki definisi yang
banyak dikutip: ‘usaha yang terencana dan terkendali untuk membentuk dan
mempertahankan goodwill (niat baik) dan saling pengertian antara suatu
organisasi dengan publiknya’. The Public Relations Society of America
23
Soleh Soemirat, Elvinaro Ardianto. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2010. Hal 12-14
41
mendefiniskan PR sebagai berikut: ‘Public Relations membantu suatu
organisasi dan publiknya untuk saling beradaptasi secara menguntungkan.
PR adalah usaha organisasi untuk memperoleh kerja sama dari sekelompok
orang.
PR
membantu
organisasi
berinteraksi
secara
efektif
dan
berkomunikasi dengan publik utama’. 24
Dalam rangka menciptakan iklim komunikasi organisasi yang baik di
dalam perusahaan, fungsi public relations diperlukan untuk memupuk
suasana yang menyenangkan di antara para anggota. Fungsi public relations
yang tersebut bertujuan memperbaiki dan meningkatakan hubungan bahkan
menumbuhkan sikap yang positif serta membangkitkan minat dan semangat
kerja para anggotanya demi menciptakan iklim yang kondusif bagi
organisasi yang dapat membantu pencapaian tujuan organisasi tersebut.
2.5.2 Fungsi Public Relations
Cutlip dan Center mengatakan bahwa fungsi PR meliputi hal-hal
berikut, yaitu:
1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan oganisasi.
2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan
opini publik pada perusahaan.
3. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi
untuk kepentingan umum.
24
Anthony Davis. Everything You Should Know About Public Relations. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo. 2005. Hal 4
42
4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik
internal maupun eksternal. 25
Fungsi public relations di suatu perusahaan tidak hanya meliputi
kegiatan manajemen saja akan tetapi dapat membina hubungan baik dengan
para stakeholdernya. Jika fungsi public relations di suatu perusahaan
berjalan baik maka akan berdampak baik pada penciptaan iklim komunikasi
yang kondusif dan turut berdampak baik pula pada perusahaannya.
2.5.3 Peranan Public Relations
Menurut Dozier, peranan PR dibedakan menjadi dua, yakni peranan
managerial dan peranan teknis.
1. Peranan Managerial
a. Expert Prescriber Communication
Petugas PR dianggap sebagai seorang ahli. Dia menasehati pimpinan
perusahaan/organisasi.
Hubungan
mereka
diibaratkan
seperti
fasilitator
komunikasi
antara
hubungan dokter dan pasien.
b. Communication Facilitator
Peranan
petugas
PR
sebagai
perusahaan/organisasi dengan publik, baik dengan publik eksternal
maupun internal. Istilah yang paling umum adalah sebagai jembatan
komunikasi antara publik dengan perusahaan, sebagai media atau
penengah bila terjadi miskomunikasi.
25
Cutlip S.M, Allen H.C. & Glen M. Boom. Effective Public Relations: Merancang dan
Melaksanakan Kegiatan Kehumasan dengan Sukses. Jakarta: Indeks. 2005. Hal 4
43
c. Problem Solving Process Facilitator
Peranan PR sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah. Pada
peranan ini petugas PR melibatkan diri atau dilibatkan dalam setiap
manajemen (krisis). Dia menjadi anggota tim,
bahkan bila
memungkinkan menjadi leader dalam penanganan krisis manajemen.
2. Peranan Teknis (Technician Communication)
Di sini petugas PR diangap sebagai pelaksana teknis komunikasi. Dia
menyediakan layanan di bidang teknis, sementara kebijakan dan
keputusan teknik komunikasi mana yang akan digunakan bukan
merupakan keputusannya, melainkan keputusan manajemen dan petugas
PR yang melaksanakannya
Di sini dapat dilihat bahwa peranan PR sebagai communication
facilitator sangat mempengaruhi komunikasi dalam organisasi. Hal ini sertamerta juga turut mempengaruhi iklim komunikasi organisasi. Apabila
seorang PR mampu menjalankan peran sebagai communication facilitator
dengan baik maka komunikasi dalam organisasi dapat berjalan lancar
sehingga mempengaruhi kondusifnya iklim komunikasi organisasi.
Download