pengurangan dampak pemanasan global harus dilakukan

advertisement
PENGURANGAN DAMPAK PEMANASAN GLOBAL HARUS DILAKUKAN
PENGURANGAN DAMPAK PEMANASAN GLOBAL HARUS DILAKUKAN
Pemanasan global menjadi isu yang belakangan ini memberikan makna dan dampak yang berimplikasi di berbagai bidang. Maka tak heran bila masalah ini banyak dibicarakan oleh berbagai pihak dan ilmuwan. Berbagai upaya pencegahan pengurangan dampak pemanasan global ini harus dilakukan. Bukan hanya dengan penggunaan material pengurang panas tetapi juga perilaku manusia
sebagai subyek.
Bahwa efek rumah kaca bias menaikan temperatur di beberapa tempat muka bumi. Dampaknya kenaikan suhu bumi termasuk carbon dioxide (CO2), methane (CH4), nitrous oxide (N2O), dan gas dari industry seperti hydrofluorocarbons (HFCs), perfluorocarbons (PFCs) dan sulphurhexafluoride (SF6).
Guna mencari solusi akan dampak pengurangan pemanasan global terutama di bidang permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Departemen Pekerjaan Umum (PU) mengadakan The Internasional Simposium on
diselenggarakan atas kerjasama antara Pusat Litbang Permukiman, Balitbang Departemen PU dan National Institute for Land and Infrastructure Management (NILIM) – Jepang.
Climate Change
and Human Settlements yang berlangsung 18-20 Maret 2008. Simposiun tersebut
Menteri PU dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Balitbang PU Hendriyanto Notosoegondo menyatakan, hal yang harus dilakukan sekarang adalah berpikir untuk melakukan sesuatu dan berkarya mengurangi secara perlahan dampak dari proses pemanasan global.
"Misalnya dengan menggunakan bahan-bahan bangunan yang ramah lingkungan," jelas.
Menteri PU mencontohkan penggunaan kayu dengan materi olahan yang hampir sama dengan materi kayu biasa. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan bahan artifical, kayu buatan, yang dibuat dari rekayasa bahan-bahan lokal dari bambu atau memanfaatkan peti bekas sebagai konstruksi.
Prinsip dasar yang sebaiknya dipahami sekarang adalah "reduce – reuse – recycle- reproduce" dari penggunaan bahan material yang selama ini biasa digunakan demi menjaga keselamatan lingkungan.
page 1 / 2
"Kita semua bertanggung jawab untuk memberikan kehidupan yang lebih baik dan bijak menggunakan teknologi demi keselamatan lingkungan," sebut Menteri PU.
Pembicara lain dalam seminar ini diantaranya Direktur Penataan Ruang Wilayah Nasional Departemen PU, Iman Soedrajat yang mewakili Dirjen Penataan Ruang.
Memaparkan topik tentang Vulnerability of Human Settlements Ceused by
Jepang membawakan topik Monitoring CO2 Emission in
Indonesia
Climate Change
. Sementara Dr. Kobayashi, Research Coordinator of Housing Information System – NILIM,
Planned Housing Complexes and Designing Alternative Future Image. Serta Representative of CSIRO-Australia, Dr. Greg Foliente dengan topik Sustainability & Adaptability of Cities & Coasts (Mitigating and Surviving
Lebih kurang 100 pembicara dan peserta hadir dalam simposium ini, yang terdiri dari akademisi dan praktisi yang berasal dari negara
Australia
, Republik Ceska,
Iran
, Jepang,
Filipina
Diharapkan melalui simposium ini dapat dirumuskan tindakan pencegahan dan penanggulangan pengaruh perubahan iklim terhadap permukiman serta pengembangan kerjasama Litbang yang lebih luas. (Infotek Balitbang/cm/rnd)
dan
Indonesia
Climate Change
).
yang akan menyajikan 30 makalah dengan fikus tema emisi karbondiokasida dan kenaikan muka air laut.
Pusat Komunikasi Publik
200308
page 2 / 2
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Download