Edsi 175 – 1 Maret 2012 Bejana Advent Indonesia Timur Page 1 Edsi 175 – 1 Maret 2012 Penasihat: - Pdt. Moldy Mambu - Pdt. Noldy Sakul - Pdt. Sammy Lee Pimpinan Ministry : Handry Sigar, Willy Wuisan, Yoshen Danun, Lucky Mangkey Pemred Handry Sigar Wapemred Willy Wuisan Sekretaris Meilien Langi-M Bendahara Yoshen Danun General Controller Yance Pua, Ellen Mangkey HRD Pdtm. Davy Politon, Pdtm. Dale Sompotan Koordinator Produksi Osvald Taroreh, Harold Somba BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu. Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan, Pdt. Raymond Lohonauman Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau Pdt. Allan Pasuhuk, Pdtm. Roy Pitoy,Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng Rubrik Ragam Tommy Manawan, Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Mangkey Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio Motivational Words Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Ronell Mamarimbing Catatan Kami Denny Kalangi Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana Samuel Rorimpandey, Herold Heydemans, Belly Wungkana, Pdtm. Dave Tielung, Jimy Moedjahedy, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe Marchel Tombeng, Edwin Tenda Web Master Nielson Assa Distribution Janette Sepang, Herschel Najoan Biro: Philipina David Bindosano Manado Jeiner Rawung Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey Papua Govert Waramori, Noldy Abraham Maluku Utara Erwin Wuisan Sulawesi Tengah Christian Siwy, Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu Maikel Makarewa Bejana Advent Indonesia Timur Tragedi Dosa - Kasih Bapa Sorgawi Ketika Tuhan Meninggalkan Perbaktian Bahaya Hipnotisme Jangan Terkena Sinar Matahari Siapakah Ellen G. White ? Apakah Tulisan Roh Nubuat Menjauhkan … Tulisan Roh Nubuat Hidup Yang Disucikan News Page 2 Edsi 175 – 1 Maret 2012 Tragedi Dosa Saudara, pernahkan kita berpikir bahwa dunia ini tidak adil ? Pernahkan kita berpikir bahwa kita sudah berusaha menjadi orang yang baik-baik, orang yang setia pada Tuhan namun nampaknya kebaikan dan keberuntungan itu tidak berpihak pada kita. Ada kalanya kita merasa seperti ditinggalkan Tuhan sendirian, bahkan sepertinya Tuhan tidak mendengar doadoa kita. Pada kesempatan lainnya, dunia tampaknya tempat mengerikan. Kita bangun pagi membaca halaman depan koran dan terkejut dengan pengeboman oleh teroris yang membutakan atau mencederai banyak orang dan satu lagi pembunuh berantai mengaku pembunuhan ke-sepuluh seperti pembunuhan berantai oleh seseorang yang mengalami kelainan seksual baru-baru ini bahkan sudah terjadi bebberapa kali di negara kita. Di tempat lain banyak terjadi kelaparan atau banjir atau perang atau gempa bumi. inilah saat-saat ketika tidak ada sesuatupun yang masuk akal, tidak ada yang adil. Apakah arti semua ini? Dapatkah kita mengerti dunia kita yang menyenangkan dan mengerikan ini? Di manakah kita berada? Apakah kehidupan saya benar-berar berarti bagi Tuhan ataukah saya hanya satu bagian kecil tidak penting di dalam suatu mesin kosmik yang maha besar? Pasal kedua dan ketiga dari buku Kejadian menceritakan kisah keseluruhan tentang bagaimana dosa masuk ke dalam dunia kita ini. Hukum atau peraturan yang Tuhan sudah buat dilanggar. Tuhan membatasi ruang gerak pengaruh Iblis pada satu pohon di dalam taman, pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Dan Ia memperingatkan pasangan manusia pertama untuk menjauh dari pohon itu dan tidak memakan buahnya, karena akan mengakibatkan kematian. Kita dapat memutuskan untuk mengasihi Tuhan atau berbalik daripadaNya. Tuhan memberikan malaikat dan manusia sepanjang zaman, watak rohani dan kemampuan untuk membuat keputusan nyata. "Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah" Yoshua 24:15. Tuhan menantang makhluk ciptaan dalam gambarNya untuk memilih berbuat yang benar karena kekuatan bernalar mereka mengatakan bahwa jalan Tuhan adalah yang terbaik. Dan untuk berbalik dari kejahatan karena kekuatan bernalar mereka memperingatkan akan akibat ketidaktaatan dan dosa. Hanya makhluk yang memiliki kekuatan untuk bernalar dan memilih yang dapat mengalami kasih yang sesungguhnya. Tuhan merindukan untuk menciptakan individu yang dapat mengerti dan menghargai watakNya, yang secara bebas menanggapi Dia di dalam kasih, dan diisi dengan kasih kepada sesama. Tuhan sangat ingin berbagi kasihNya sehingga Ia rela mengambil resiko sedemikian besar dalam menciptakan malaikat dan manusia dengan kekuasaan untuk membuat pilihan. Ia mengetahui bahwa sangat mungkin pada suatau hari salah satu makhluk ciptaanNya akan memilih tidak melayani Dia. Iblis adalah makhluk pertama di jagat raya yang membuat pilihan mengerikan itu. tragedi dosa mulai dari dia (Yohanes 8:44, 1 Yohanes 3:8). Pada buletin BAIT edisi minggu ini, pdt. Bayu Kaumpungan, salah satu penulis kritis di buletin BAIT menulis renungan dengan judul “Ketika Tuhan Meninggalkan Perbaktian”. Renungan ini adalah sekaligus templakan kepada kita terlebih yang mengikuti kebaktian hanya sekedar formalitas saja namun sebenarnya telah kehilangan makna perbaktian yang hakiki. Ini berbahaya bagi kerohanian umat Tuhan. Tanpa kita sadari bila kita berbakti hanya sekedar formalitas saja maka ini menandakan bahwa iman kita semakin rapuh sehingga bila badai pencobaan datang maka kita akan mengalami kegoncangan iman yang bisa berakibat fatal yaitu kita kehilangan iman surgawi. Kesempatan ini saya mengajak kita semua untuk lebih mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Serahkan semua permasalahan kehidupan kita kepadaNYA. Setiap kita menghadapi pemasalahan kehidupan, yakinlah bahwa kita akan sanggup melalui masalah-masalah itu. Serahkan semuanya pada Tuhan, maka DIA akan memberikan kelegaan pada kita. Selamat membaca, Tuhan memberkati. Syallom, Herschel Najoan Redaksi Bejana Advent Indonesia Timur Page 3 Edsi 175 – 1 Maret 2012 Oleh : Pdt. Bayu Kaumpungan Perbaktian merupakan bagian penting di dalam kehidupan spiritual setiap orang percaya. Di dalam perbaktian kita baik di gereja maupun secara pribadi, tentu saja kita percaya bahwa kehadiran Allah bersama sama dengan kita. Akan tetapi pernahkan anda bertanya, “apa betul Tuhan sedang bersama sama dengan kita saat kita berbakti kepadanya?”Apakah mungkin Tuhan tidak hadir di dalam perbaktian kita, dan kita sedang bernyanyi kepada ruangan kosong? Apakah Tuhan sebetulnya telah meninggalkan kita dan pergi ke tempat lain? Kitab Yesaya pasal 1 menyatakan bahwa ada masa dimana Tuhan menolak persembahan kita.Segala pemberian kita tidaklah ada harganya.Dia sudah muak dengan semua perbaktian kita.Alkitab menjelaskan bahwa Tuhan bisa saja meninggalkan perbaktian dan pergi. Bejana Advent Indonesia Timur Kalau begitu, apakah yang menyebabkan Tuhan meninggalkan perbaktian kita?Untuk mencari jawabannya kita harus kembali ke dalam Kaabah di mana Tuhan menyatakan kehadirannya. Secara Khusus ke dalam buku Lukas 19:45-47, di dalam kisah Yesus membersihkan Kaabah. Di dalam Kisah yang ditulis oleh seluruh kitab Injil ini (Matius – Yohanes), ada 4 aspek yang sepertinya membuat Tuhan meninggalkan perbaktian kita. 1. Saat kita berpikir bahwa kehadiran fisik menjamin akan adanya kehadiran spiritual Setiap orang Yahudi yang berkunjung ke Jerusalem tidak akan pernah meninggalkan kesempatan untuk mengunjungi kaabah. Kaabah merupakan pusat kebanggaan, dan kehadiran Tuhan. Disanalah Tuhan akan tinggal sebagaimana yang Dia Page 4 Edsi 175 – 1 Maret 2012 janjikan kepada Musa. Setiap orang Yahudi mengerti betul akan sejarah dan arti dari Kaabah. mendorong orang orang ini berjual beli valas dan hewan korban adalah kecintaan mereka kepada diri sendiri. Saat seorang ada di dalam kaabah, maka semua indera mereka akan dituntun untuk menyadari akan kehadiran Tuhan. Mereka dapat menyentuh tembok kaabah yang kokoh. Mata mereka dapat melihat megahnya gedung kaabah itu, melihat para Imam dengan pakaian putih mereka, melihat asap yang membumbung sebagai lambang pengampunan dosa. Telinga mereka dapat mendengarkan bunyi bunyian, dan suara doa, bahkan indera penciuman mereka dapat mencium bau dupa, ataupun bau asap yang datang dari Kaabah. Setiap indera mereka dituntun untuk menyadari bahwa mereka ada di tempat yang tidak sembarangan, malah sebaliknya mereka berada di tempat yang kudus. Dalam kehidupan kerohanian kita seringkali kejadian yang sama terjadi. Kita mengatasnamakan Tuhan untuk pemuliaan diri kita.Seringkali kita mengatakan “Saya mau memuji Tuhan” tetapi kita menolak untuk menyanyi saat tahu pendengar kita adalah orang orang yang kurang mampu menyumbang dan memberikan persembahan. Atau di depan hanya segelintir orang di tempat yang tidak dikenal. Atau kita menggunakan nama “seminar”, “konferensi”, “rapat” ini dan itu, tetapi gantinya kita duduk menghadiri acara tersebut, kita malah sibuk merencanakan acara jalan jalan dan Shopping. Kita harus kembali mengingat bahwa orang orang dengan motif tersembunyi inilah yang diusir oleh Yesus dari dalam Kaabah.Adalah sangat penting bagi kita untuk benar benar bertanya, apakah motif saya benar – benar tulus kepada Tuhan? Tetapi kenyatan yang kita temukan di dalam buku Lukas, semua itu tidak punya arti apa apa bagi orang Yahudi. Mereka lebih tertarik kepada penjualan kambing domba, serta bisnis tukar uang mereka.Kemegahan Kaabah tidak merubah pemikiran mereka untuk menyadari bahwa mereka ada di tempat yang kudus. Pertanyaan bagi kita, apakah mungkin kita terperosok ke dalam godaan yang sama? Badan kita mungkin ada di dalam Gereja, Mulut kita bernyanyi, Telinga kita mendengarkan Firman, tetapi itu semua tidak merubah kita di dalam? 2. Menggunakan nama Tuhan untuk kepentingan kita sendiri Kitab Yoh 2:13-14 menjelaskan bahwa kejadian pembersihan kaabah terjadi di hari hari menjelang Upacara Grafirat. Di dalam hari raya ini, semua orang Yahudi akan datang ke Yerusalem untuk merayakan hari kebesaran ini. Sebagian besar dari mereka adalah perantau yang meninggalkan tanah Palestina untuk menetap di daerah lain. Saat mereka kembali seringkali mereka akan membawa mata uang asing. Para pengurus Kaabah melihat ini sebagai kesempatan. Dengan alasan “mempermudah proses perbaktian” maka mereka membuka jasa tukar uang di dalam pelataran Kaabah. Begitupun juga dengan jual beli hewan.Sebagaimana yang buku Imamat jelaskan, korban bakaran haruslah seekor hewan korban yang tanpa cela. Saat para pengunjung datang dari berbagai penjuru daerah membawa binatang mereka ada kemungkinan binatang itu akan sakit, atau celaka dan tidak sempurna lagi. Oleh karena itu, maka para pengurus kaabah membuka jasa penjualan Binatang korban supaya semua yang berbakti dapat memperoleh korban yang layak. Kedua tindakan ini sepertinya punya alasan yang baik dan mulia.Membantu mereka yang berbakti untuk dapat memperoleh berkat perbaktian yang lebih baik.Tetapi Yesus tahu motif mereka yang sebenarnya dan tidak membiarkan semua ini terjadi.Sekalipun semua ini “terlihat” baik, adalah tetap sebuah pelanggaran besar kepada Tuhan.Dia tahu, yang Bejana Advent Indonesia Timur 3. Membiarkan Orang Orang yang Membutuhkan Tersingkir Segera setelah Yesus merombak semua bisnis tersebut, kitab Matius 21:14-17 mengatakan bahwa orang orang timpang dan lumpuh datang kepada Yesus. Pertanyaannya adalah, dimanakah mereka sebelumnya?Sekalipun Alkitab tidak memberikan penjelasan yang mendetail, dengan mudah kita dapat simpulkan bahwa mereka mungkin tidaklah penting bagi para pengurus Kaabah. Mereka tidak membawa untung, bahkan hanya bikin susah. Oleh karena itu mereka tidaklah diperhatikan. Saat kita lebih memperhatikan angka, jumlah, dan hal hal yang membawakan kebanggaan kepada diri sendiri, di saat yang sama kita telah melupakan sahabat sahabat Yesus ini. 4. Saat Kita tidak mengenal Kristus itu sendiri. Kitab Markus menjelaskan kalau orang tertarik pada ajaran Kristus, Kitab Matius menjelaskan bahwa orang Farisi cemburu pada Yesus.Kita Lukas menjelaskan kalau orang banyak mendengarkan FirmanNya dengan sukacita. Tetapi satu hal yang sama yang dituliskan oleh ketiga Injil ini adalah bahwa mulai sejak saat itu Orang Orang Farisi merencanakan untuk membunuh Yesus. Tidak pernah sebelumnya kata2 merencanakan untuk membunuh Yesus ini muncul. Dengan kata lain, saat kita terfokus ke dalam diri kita sendiri, rencana sejahat apapun akan kelihatan biasa saja. Saat kita didorong oleh rasa benci, rasa tersaingi, politik gereja, dan hal hal seperti itu maka kita bisa saja berencana untuk membunuh sang Juruselamat tersebut. Kita harus berhati hati saat kita melihat diri kita mulai merencanakan sesuatu yang jahat terhadap seseorang di gereja kita masing masing. Karena dengan roh yang sama, Orang Farisi berencana membunuh Yesus. Sebagaimana yang kita perhatikan dari empat poin di atas, Tuhan sebetulnya tidak pernah meninggalkan kita. Sebaliknya, Yesus datang untuk hidup bersama sama dengan Page 5 Edsi 175 – 1 Maret 2012 kita. Oleh karena itu namanya juga berarti Imanuel “Allah beserta kita” tetapi yang menyebabkan kehadiran Tuhan tidak dirasakan lagi adalah karena Dia telah tergantikan posisinya dengan diri kita, dan kecintaan kita kepada ego dan diri kita sendiri.Inilah alasan Yesus mengobrak abrik pelataran Kaabah tersebut karena Dia ingin mengembalikan arti Kaabah, arti Kehadiran Tuhan yang sebenarnya yaitu sebagai tempat dimana semua bangsa berdoa. Kalimat yang Yesus katakan di dalam kisah ini diambil dari Yesaya 56: 7 yang berbunyi: “Kamu akan Kubawa ke Sion, ke bukit-Ku yang suci, dan Kuberi kegembiraan di rumah ibadat-Ku. Kurban-kurban yang kamu persembahkan di mezbah-Ku akan Kuterima. Rumah-Ku akan disebut rumah doa untuk segala bangsa."Kristus rindu untuk memberikan kita arti yang lebih baik dari Perbaktian dan itu adalah Dia dan bukan kita. Saat focus kita hanya tertuju kepadanya dan bukan kita, maka kehadiran Tuhan akan menjadi berkat yang sejati dalam kehidupan kita. *** Oleh : Redaksi BAIT Menurut E. Indryono "Sesungguhnya Gendam itu Ada 4 macam", "Yang pertama Gendam mengandalkan pada sugesti. Yaitu penyaluran energi hipno melalui latihan pengendalian Dan dilakukan melalui media Mata & pendengaran, yang ini biasa dilakukan oleh ahli terapis dunia kedokteran dengan istilah hipnoterapi.", lanjutnya. "Pada jenis pertama, kesadaran orang dihilangkan secara penuh, Dan dibangkitkan memori bawah sadarnya. Ketika kesadaran kembali lagi, target tidak tahu apa yang terjadi pada saat terjadi proses hipno tersebut. "Sedang yang kedua adalah gendam perbawa, ini lebih kepada sipemilik gendam itu, biasa dikenal dengan istilah kharismatik, yaitu penyaluran energi hipno dengan perbawa, aura pribadi yang disampaikan melalui pengejawantahan diri dihadapan orang lain. Jenis ini memiliki kemampuan gendam alami tetapi dengan kontrol Bejana Advent Indonesia Timur penuh atas energi yang disebarkan." Sedang pada jenis kedua, energy perbawa yang disebar mempengaruhi kesadaran secara sadar dari sitarget, sehingga interaksi dapat dilakukan. Artinya target sadar Dan secara tidak sadar terpengaruh atas energy yang dilepaskan. "Dan Jenis Gendam yang ketiga & keempat, yaitu gendam spritual dengan mengandalkan kepada unsur-unsur rohani Dan daya gaib yang ditujukan untuk maksud khusus. Jenis ketiga yaitu gendam dengan pengontrolan target melalui hipno energy yang dilakukan dengan cara latihan batin & pengolahan spritual lewat cara-cara suprarasional. Sedang yang keempat adalah dengan menggunakan anasir asing seperti jin untuk pengiriman energy hipnonya.", demikian beliau menjelaskan. Page 6 Edsi 175 – 1 Maret 2012 Sedang yang ketiga & keempat, target sadar Dan mengetahui bila Ada kekuatan lain yang mengontrolnya, tetapi tidak dapat lepas atau keluar dari pengaruh tersebut." "Cara ketiga, sebetulnya cara klasik yang 'Canggih', merupakan versi lain dari cara pertama. Disini pengolahan spriritual dilakukan dengan cara-cara suprarasional seperti dengan berpuasa, membaca bacaan tertentu Dan melakukan ritual lain yang tidak lazim. Gendam jenis ini sebetulnya kombinasi dari pengiriman energy sugesti Dan pendomplengan roh. Seperti Kita tahu bila manusia terdiri dari 2 unsur, yaitu roh & material(tubuh). hipnotisme. Dalam pengaruh hipnotisme seseorang dapat benar-benar merasa diri dalam keadaan sehat, sakit, kuat, lemah bahkan sampai pada kondisi tidak sadarkan diri. Dalam pengaruh hipnotis seseorang dapat melakukan apa saja yang diperintahkan oleh yang menghipnotis bahkan dengan rela seorang wanita dapat menyerahkan dirinya dengan senang hati kepada pria yang tidak dikenalnya. Dengan tehknik hipnotis, seseorang dapat mempengaruhi alam pikiran orang lain sehingga dapat menimbulkan motivasi yang kuat bagi yang terpengaruh Ilmu pengetahuan phrenologi, ilmu jiwa, hipnotis adalah cara yang digunakan setan kepada generasi sekarang ini. Janganlah ada seorangpun patut diperkenankan menguasai pikiran orang lain karena pendapat bahwa oleh berbuat demikian dia akan menerima untung yang lebih besar. Obat pikiran adalah salahs atu muslihat yang paling berbahaya yang dipraktekkan pada diri seseorang.Perasaan lega untuk seketika lamanya mungkin dapat dirasakan tetapi pikiran seseorang yang dikuasainya dengan cara demikian tidak akan pernah lagi kuat dan dapat dipercaya. Bukanlah rencana Allah bagi seseorang manusia untuk menyerahkan pikirannya kepada manusia lain. Obat pikiran yang seperti itu adalah ilmu pengetahuan yang paling jahat yang pernah diajarkan. Setiap mahkluk yang jahat dapat menggunakannya untukmelaksanakan muslihat yang jahat. Kita janganlah ada hubungan dengan ilmu pengetahuan yang demikian. Kita harus takut bersinggungan dengannya. Sama sekali janganlah ada prinsip yang dari padanya masuk ke dalam lembaga manapun. Nasihat Bagi Sidang, Pasal 60. Alkisah, ada dua orang kakak beradik. Sebelum meninggal ayahnya berpesan dua hal. Pertama, jangan pernah menagih utang kepada orang yang berutang kepadamu. Kedua, jika mereka pergi dari rumah ke toko jangan mukanya terkena sinar matahari. Waktu berjalan terus. Kenyataan terjadi. Beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin. Ibunya yang masih hidup menanyakan hal itu kepada mereka. Jawab anak bungsu, “Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah Hipnotis atau gendam adalah suatu tehnik yang digunakan untuk memasuki alam bawah sadar manusia secara cepat. Pada kondisi tertentu disadari atau tidak kadang seseorang secara naluriah mempraktekkan tehknik dasar hipnotisme yaitu dengan menggunakan kata-kata sugesti dimana orang lain dengan mudah mempercayai apa yang disampaikan. Seorang yang secara alamiah mempunyai kharisma secara alamiah juga memiliki kesanggupan melakukan sugesti namun pada kondisi tertentu seorang yang memiliki charisma belum tentu dapat melakukan tehknik hipnotisme. Bejana Advent Indonesia Timur Page 7 Edsi 175 – 1 Maret 2012 berpesan bahwa aku tidak boleh menagih utang kepada orang yang berutang kepadaku. Akibatnya modalku susut karena orang yang berutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih. Ayah juga berpesan bahwa kalau aku pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya aku harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya aku bisa berjalan kaki saja. Tetapi karena itu pesan ayah, aku menurutinya. Akibatnya, pengeluaranku bertambah banyak.” Orang yang berhasil adalah yang bisa bereaksi secara tepat di waktu yang tepat. Kepada anak sulung yang bertambah kaya, ibunya bertanya hal yang sama. Jawab anak sulung, “Ini semua karena aku menaati pesan ayah. Ayah berpesan bahwa aku tidak menagih kepada orang yang berutang kepadaku, maka aku tidak pernah mengutangkan. Dengan demikian, modalku tidak susut. Ayah juga berpesan bahwa jika aku berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari. Aku pun berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Tokoku buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko lain tutup. Melalui kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris karena mempunyai jam kerja lebih lama. Setiap kali bertemu dengan bunga mawar, kita bisa menarik diri karena takut terkena durinya atau justru mendekat karena senang dengan wanginya. Hidup itu perjuangan dan kerja keras, mereka yang berjuanglah yang sukses, mungkin ada teman kita yang mendapat masalah yang sama dengan yang kita hadapi, tetapi mengapa dia bertahan saya tidak? Semuanya berpulang kepada diri seseorang yang menghadapi. Ketika kita melihat masalah dihadapi begitu besar pada waktu yang sama semangat kita cepat menciut dan mundur, tetapi ada yang menerima masalah walaupun besar tetapi cepat bereaksi sesuai kondisi yang dihadapinya dan akhirnya bisa berhasil bahkan sukses. Jadi pesan penting dalam kisah ini adalah, jangan cepat menyerah dalam setiap permasalahan dihadapi tetapi coba lewati permasalahan dengan pikiran positif. Dan yang paling penting Berdoalah selalu ketika menghadapi masalah. Janganlah mengandalkan diri sendiri. *** Inspirasi Untuk Direnungkan : Setiap hari kita pasti diperhadapkan dengan masalah. Cara pandang kita terhadap masalah apakah negatif atau positif, yang menentukan reaksi kita atasnya. Bejana Advent Indonesia Timur Untuk Dilakukan : “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung” Yosua 1 : 8 Page 8 Edsi 175 – 1 Maret 2012 (Pandangan Dua Rabbi Yahudi dan Seorang Yahudi Ortodox) Kesaksian ini Ditulis oleh Elfred Lee, Professor Seni, Pelukis, Fotografer, dan Arkeologis. {Diterjemahkan untuk BAIT oleh Jack Kussoy} T ahunnya 1978 ketika saya bertemu dengan Rabbi Joe Kagan di Weimar Institute di California. [Weimar Institute adalah klinik di California Utara yang terkenal antara lain dengan program penyembuhan alaminya NEWSTART]. Saya bertemu dengannya sesudah ia pensiun dari pekerjaannya sebagai peneliti dalam staf Ronald Reagan di Sacramento, California. Dia menjadi “otak” bagi ketika itu Gubernur Ronald Reagan untuk segala pertanyaan yang memerlukan jawaban. Keluarganya berasal dari Eropah Utara, dimana salah seorang bibi-nya pernah mengalami diperkosa sementara seorang imam berdiri menyaksikan dengan salib di tanganna dan mengatakan, “Inilah upahmu karena membunuh Kristus.” Kita dapat bayangkan bagaimana perasaannya terhadap Kristen seperti halnya banyak orang Yahudi lainnya. Keluarganya bermigrasi ke AS ketika ia masih sangat muda. Ia memiliki suara tenor yang sangat merdu. Pada umur 13 tahun, ia memulai karier sebagai penyanyi sinagog. Aakhirnya ia menjadi seorang rabbi. Bejana Advent Indonesia Timur Ketika saya bertemu dengan Rabbi Kagan, ia mempunyai sikap yang sanga negatif terhadap Keristen. Menyentuh Perjanjian Baru-pun ia tidak sudi. Namun, sebagai seorang rabbi yang berpendirikan tinggi ia sangat memahami Perjanjian Lama Yahudi yaitu Torah. Sementara menjalani perawatan lewat program NEWSTART, “gaya hidup sehat” di Weimar Institute, ia kebetulan menemukan buku Patriarch and Prophets, Para Nabi dan Bapa. Setelah membaca buku itu, ia ingin sekali mempelajari siapa Ellen White itu. Sekitar waktu itulah kami bertemu. Ia bertanya, siapakah Ellen White itu, dan dari universitas mana ia datang. Ketika ia diberi tahu bahwa Ellen Wite hanya berpendidikan SD kelas tiga, ia bertanya, “Kalau begitu, dimama ia belajar Bahasa Ibrani?” Kembali ia dikagetkan dengan informasi bahwa Ellen White tidak pernah mempelajari Bahasa Ibrani. Ia menjadi sangat heran dan takjub. Ia mengatakan bahwa informasi dalam buku Patriarchs and Prophets itu “mishnaic.” Mishna adalah bagian dari tulisan ilmiah Ibhrani. Ia melanjutkan bahwa Mishnah baru disalin ke Page 9 Edsi 175 – 1 Maret 2012 Bahasa Inggris akhir tahun-tahun 1940-an, dan hanya rabirabi tingkat tinggi yang mengetahui jenis-jenis informasi yang terdapat dakan Mishnah. “Ini adalah sejarah bangsaku dan sungguh sangat akurat . . .”, serunya. Ia juga mengatakan bahwa seseorang mesti menguasai Bahasa Ibrani untuk dapat menulis seperti cara menulis Ellen White karena struktur kalimatnya bukan Bahasa Inggris, tetapi gaya Ibrani. Iramanya, tenor, pengaturan kata-kata da n ekspresinya bukanlah dengan gaya Bahasa Inggris. Menurut Kagan, terlihat seolah-olah Ellen White menulisnya dalam Bahasa Ibrani, baru kemudian diterjemahkan ke Bahasa Inggis. Saya menjalin hubungan persahabatan yang erat dengan Joe Kagan, istri dan putranya. Kami meneruskan belajar Akitab dan beberapa buku Ellen White bersama-sama. Kemudian suatu hari, ia berkata, “Saya yakin bahwa Ellen White telah diilhami oleh Sumber yang sama yang mengilhami para nabi. Saya mau menjadi seorang Kristen, dan menerima Yesus Kristus sebagai Mesias.” Sangat menarik bahwa Rabbi Kagan tidak menjadi Keristen oleh membaca Alkitab. Walaupun Kitab Suci Ibrani penuh dengan nubuatan-nubuatan yang menunjuk kepada Mesias, buku Ellen White itulah yang menjadi bukti baginya bahwa Yesus Kristus adalah kegenapan semua nubuatan Ibrani. Dan baru sesudah membaca Patriarch and Prophets ia mengambil Perjanjian Baru dan membaca tentang Mesias. Banyak kali sementara kami berbincangbincang, terlihat ia menitikkan air mata. Saya sedang menangani proyek besar membuat mural (gambar dinding) dengan judul “Kristus Jalan Kehidupan” yang ditugaskan kepada saya oleh kantor pusat Masehi Advent Hari Ketujuh se dunia di Washington, DC, dan Rabbi Kagan jadi sangat terlibat dalam pelukisan itu. Lukisan itu didasarkan pada “inspirasi asli” dari James dan Ellen White; tadinya telah ditunjuk seorang pemahat untuk membuat lukisan hitam-putih tentang pokok Christ and His Ministry. Rabbi Kagan menegaskan kepada saya bahwa konsep Elleh White tentang seluruh rencana keselamatan dalam Perjanjian Lama dan Baru sangat akurat, namun si pengukir keliru menafsirkannya. Jadi, ia membantu saya dalam banyak detil yang membuat lukisannya akurat historis dan theologis, terutama mengenai bagian kaabah, tulisan Ibrani di salib, dan perjamuan terakhir. Rabbi Kagan menasihatkan saya untuk melukis Yesus dan rasul-rasulnya yang duduk sekeliling meja gaya oriental, duduk di atas tikar di lantai—bukan kursi-kursi gaya Roma seperti yang dilukiskan artis-artis abad pertengahan. Lebih jauh, ia katakan mereka mesti menggunakan tutup kepala. Ia juga membuat saya melukis anggur, roti tak berragi, dan sayuran pahit persis sesuai dengan nilai simbolisnya. Sesudah Rabbi Kagan memberikan persetujuannya atas seluruh lukisan, acara pelepasan tirai telah dilakukan di Gereja MAHK Auburn tahun 1979. Ia juga mengarang sebuah lagu mengiringi lukisan itu. Pada saat pelepasan tabir, ia duduk di organ, dengan linangan air mata (sering seluruh tubuhnya gemetaran) sementara ia melagukan katakata Yesus di salib, “Eloi, Eloi, lama sabachtani?” Tidak ada Bejana Advent Indonesia Timur satu orangpun di antara jemaat yang tidak menitikkan air mata. Lukisan aslinya sekarang terpampang di kantor pusat Gereja MAHK Se-dunia di Silver Springs, Maryland. Posterposter dan pelajaran Alkitab berhubungan dengan lukisan itu sudah dibuat. Saya tidak pernah dapat menyelesaikan karya itu tanpa inspirasi Rabbi Kagan dan Ellen White. Kalau saja mereka masih hidup saat ini. Saya menghadiri baptisan diam-diam Rabbi Kagan di Bear River dekat Sacramento, Calif. December 22, 1979. Hanya ada empat orang kami yang hadir. Ia tidak memberi tahu isteri atau putranyapun bahwa ia telah menjadi seorang Kristen. Sesudah ia keluar dari air yang dingin sambil memuji Allah dan bernyanyi memuji Mesias yang ia baru temukan, ia bekata, "Saya sekarang adalah seorang Yahudi yang lengkap. Saya sudah menerima Perjanjian Lama dan Baru dan Mesias yang dinubuatkan oleh semua nabi Yahudi!" ~~~~~~~~~~~~~ Baru-baru ini saya berada di Eropah untuk lokakarya seni dan pameran arkeologi. Sementara di Eropah, saya menemukan bahwa ada orang-orang yang mentang tulisantulisan Ellen White. Sementara itu, saya kebetulan berkenalan dengan satu keluarga Yahudi dari Israel yang telah menjadi Kristen. Shalom David, tadinya berasal dari Iraq, dan istrinya yang berasal dari Chile, sedang dalam pendidikan universitas di Eropah. Keluarga Yahudi ini mengundang saya ke rumah mereka satu Jumat malam untuk makan (pembukaan Shabbat Yahudi). Saat yang sangat menyenangkan mendengarkan istri dan anak-anaknya yang cantik bernyanyi menyambut Hari Shabbat, satu kebiasaan yang sudah dilakukan orangorang Yahudi selama ribuan tahun. Sambil makan, saya berceritera tentang Rabbi Kagan, dan Shalom sangat tertarik. Shalom berkata, “Hal yang sama terjadi pada diri saya! Saya dulu mau bakar Alkitab dari pada menyentuhnya. Saya tidak mau berurusan apapun dengan Kekristenan, tetapi saya juga membaca tulisan Ellen White, dan saya percaya bahwa Roh Allah telah menuntun perempuan itu. Tulisantulisannya seolah-olah ditulis dalam bahasa Ibrani. Anda tanpa ragu dapat “mendengar” irama, gaya dan ekspresi Yahudi dalam tulisannya. Saya percaya dia di-inspirasi oleh Sumber yang sama untuk nabi-nabi Ibrani. Dan dia menolong saya jatuh cinta dengan Yesus Kristus, Mesias-ku. ~~~~~~~~~~~~~ Sekembalinya saya dari Eopah, saya bertemu dengan rabbi lain di California sini, Rabbi Ben, yang memiliki pengalaman yang sama dengan Rabbi Kagan dan teman baru saya, Shalom David. Sekelompok orang Advent dan saya suatu Sabat diundang makan bersama dengan Rabbi Ben. Rabbi Ben melakukan seluruh upacara sebelum makan, persis seperti Rabbi Kagan dan teman baru saya di Eropah Shalom David. Selama makan bersama Sabat itu, kami berbincang tentang hukum-hukum seremonial dan tradisi Ibrani, dan faedahnya untuk mengobati penyakit. Page 10 Edsi 175 – 1 Maret 2012 Selama pembicaraan pribadi dengan Rabbi Ben, ia katakan kepada saya bahwa dulu ia benci Alkitab, namun setelah membaca tulisan Ellen White Patriarch and Prophets ia akhirnya mau membaca Perjanjian Baru dan jatuh cinta dengan Mesias. Ia juga ceriterakan bahwa saat mengunjungi seorang rabbi yang paling berpengaruh di Amerika (usianya sudah diatas 90 tahun dan namanya mesti dirahasiakan), ia sepintas lalu melihat perpustakaan sang rabbi, dan disitu terlihat buku Patriarch and Prophets. Waktu Rabbi Ben tanya rabbi tua itu dimana ia mendapatkan buku karangan penulis Kristen, rabbi itu menjawab, “Ini adalah sumber yang sangat dapat dipercaya tentang sejarah bangsa kita.!” ~~~~~~~~~~~~~ Sesudah saya membagikan kesaksian ini di 3ABN Television Network, telepon saya bordering siang malam tanpa henti karena orang-orang dari tempat-tempat sejauh India dan Australia ingin tahu lebih banyak tentang Joe Kagan dan Ellen White. Sungguh indah dan menakjubkan, betapa saya (seorang artis tak dikenal), sempat bertemu dalam tiga event terpisah, tiga tokoh Yahudi orthodox—mereka tadinya orang asing bagi saya dan tidak saling kenal satu dengan lainnya)—yang memiliki pengalaman pertobatan pribadi yang sama, semuanya berkat satu buku yang ditulis oleh seorang perempuan yang hampir tidak dikenal di dunia literature. *** Artikel Rohani Apakah Tulisan-Tulisan Roh Nubuat Menjauhkan Gereja Advent Dari Prinsip Sola Scriptura? Oleh : Pdt. Kalvein Mongkau Gembala Jemaat Nanasi & Nanasi Timur Lanjutan …. d. Hasil-Hasil Konfrensi-Konfrensi Sabat: Saat itu melalui proses ini bahwa kita datang kepada tempat di mana Ellen White dapat menulis: “Kami tahu bahwa kami memiliki kebenaran” (Letter 30, 13 Desemb. 1850). e. Evaluasi Tinjauan Ulang Ellen White Terhadap Proses Konfrensi Sabat “Banyak orang tidak menyadari betapa kokohnya landasan iman kita sudah diletakkan. Suami saya, Elder Joseph Bates, Father Pierce, Elder [Hiram] Edson, da en yang lain-lain yang tekun, mulia, dan benar adalah di antara mereka yang, sesudah melewati masa di tahun 1844, menyelidiki kebenaran sebagai harta terpendam. Saya bersama mereka, dan kami belajar dan berdoa secara sungguh-sungguh. Sering kali kami tetap bersama-sama hingga tengah malam, dan kadang-kadang sepanjang malam, berdoa untuk terang dan menyelidiki Firman. Lagi dan lagi saudara-saudara datang bersama-sama untuk mempelajari Alkitab, agar supaya mereka boleh mengetahui artinya, dan bersedia mengajarnya dengan kuasa. Ketika mereka datang kepada maksud di dalam pelajaran mereka di mana mereka Bejana Advent Indonesia Timur berkata, “Kami tidak dapat lagi melakukan apa-apa,” maka Roh Tuhan akan datang kepadaku, saya akan dibawa di dalam khayal, dan penjelasan yang jelas dari penggalanpenggalan uraian yang kita sedang pelajari akan diberikan kepadaku; dengan instruksi bagaimana kita harus bekerja dan mengajar secara efektif. Terang itu diberikan yang menolong kami untuk memahami kitab suci berkenaan dengan Kristus, misi-Nya dan keimamatan-Nya. Sebuah garis kebenaran meluas dari waktu itu kapan kami akan memasuki kota Allah, dijelaskan kepadaku, dan saya memberikan k depada yang lainnya petunjuk yang Tuhan sudah berikan kepadaku” (Selected Messages, Bk. 1, hlm. 206-207). “Kami datang bersama terbeban di dalam jiwa; berdoa sehingga kami boleh menjadi satu di dalam iman dan doktrin; karena kami mengetahui bahwa Kristus tidak terbagi. Satu maksud pada waktu itu dijadikan pokok penyelidikan. Kitab Suci dibuka dengan satu perasaan kagum. Kami sering berpuasa, sehingga kami boleh lebih baik dilayakkan untuk memahami kebenaran. Sesudah doa yang sungguh-sungguh, jika suatu maksud belum dipahami, Page 11 Edsi 175 – 1 Maret 2012 itu didiskusikan, dan masing-masing orang mengungkapkan pandangannya secara bebas; kemudian kami akan sujut lagi di dalam doa, dan permohonan-permohonan yang sungguhsungguh dilayangkan ke sorga sehingga Allah akan menolong kami untuk sepakat, bahwa kami boleh menjadi satu sebagaimana Kristus dan Bapa satu adanya. Banyak air mata dicurahkan. “Kami menggunakan berjam-jam di dalam cara ini. Kadang-kadang sepanjang malam did lam penyelidikan yang khidmat terhdap Kitab Suci, sehingga kami boleh memahami kebenaran untuk masa kami. Pada beberapa kesempatan Roh Allah akan datang kepadaku, dan bagian-bagian yang sulit diperjelas melalui cara yang Allah tentukan, kemudian ada keselarasan yang sempurna. Kami semua satu pikiran dan satu roh” (Testimonies to Ministers, hlm. 24-25). f. Hubungan Antara Penyelidikan Alkitab dan KhayalKhayal Ellen G. White Khayal-khayal yang memastikan ketidaksetujuanketidaksetujuan terhadap hasil konfrensi terkait penyelidikan Alkitab, bukan menegaskan bahwa khayal-khayal itu memiliki otoritas yang lebih tinggi dari Alkitab, tetapi khayal-khayal itu justru memanggil perhatian para peserta konfrensi kepada topik tertentu yang relevan dengan Kitab Suci. 1). Contoh: Konfrensi Volney, Agustus 1848. Pada konfrensi ini disebutkan di atas, rapat yang diadakan di gudang milik David Arnold, berlangsung tiga “perbedaanperbedaan pandangan yang aneh”– a. bahwa 1000 tahun dari Wahyu 20 sudah lampau; b. bahwa 144.000 adalah mereka yang bangkit pada kebangkitan Kristus; c. bahwa Perjamuan Tuhan harus diadakan hanya pada Paskah tahunan (ibid.). 2). Saat Arnold “berbicara tentang 1000 tahun yang sudah terjadi di masa lampau,” Ellen White “mengetahui ia salah” (The Spiritual Gifts, hlm. 98), tetapi tidak mengetahui bagaimana untuk membuktikan kesalahan itu (Selected Messages, Bk. 1, hlm. 207). 3). Ada alasan yang terkemukan mengapa dia tidak mengetahui bagaimana membuktikan kesalahannya. a. Kemudian ia menulis bahwa “Selama seluruh waktu ini saya tidak dapat memahami alasan dari saudarasaudara. Pikiranku terkunci, sebagaimana adanya, dan saya tidak dapat memahami pengertian dari Kitab Suci yang kami sedang pelajari. Ini adalah salah satu dari kesusahankesusahan terbesar dari kehidupanku. Saya berada di kondisi pikiran ini hingga semua maksud utama dari iman kami diperjelas bagi pikiran-pikiran kami, selaras dengan Firman Allah. Saudara-saudara mengetahui bahwa ketika tidak berada di dalam khayal, saya tidak dapat memahami hal-hal ini, dan mereka menerima sebagai terang langsung dari sorga wahyu-wahyu yang diberikan. “Karena selama dua atau tiga tahun pikiranku tetap terkunci dari satu pengertian terhadap Kitab Suci. Di dalam maksud pekerjaan-pekerjaan kami, suamiku dan Bejana Advent Indonesia Timur saya mengunjungi Bapak Andrews [ayah dari J. N. Andrews], yang sedang menderita dengan hebat penyakit encok meradang. Kami berdoa untuk dia. Saya meletakkan tanganku di atas kepalanya, dan berkata, ‘Bapak Andrews, Tuhan Yesus menyembuhkan engkau secara menyeluruh.’ Ia sembuh seketika itu juga. Ia bangun, dan berjalan di ruangan, memuji Allah dan berkata, ‘Saya tidak pernah melihat cara ini sebelumnya. Malaikat-malaikat Allah berada di ruangan ini.’ Kemuliaan Tuhan diungkapkan. Terang itu nampaknya menyinari seluruh rumah itu, dan tangan malaikat-malaikat diletakkan di atas kepalaku. Sejak saat itu hingga kini saya sudah sanggup memahami Firman Allah” (Selected Messages Bk. 1, hlm. 207, penekanan ditambahkan). b. Kesembuhan Bapak Andrews terjadi di bulan Desember 1850, sehingga “dua atau tiga tahun” dia merujuk kepada hampir dapat disamakan secara pasti dengan periode konfrensi-konfrensi tahun 1848-1850 (lihat Selected Messages, Bk. 1, hlm. 207). c. Itulah sebabnya, di Konfrensi Volney, dia tidak sanggup untuk membuktikan kesalahan Saudara Arnold, bahkan ia mengakui bahwa kepercayaannya salah. “Dukacita hebat menekan semangatku,” ia mengingat, “karena itu nampaknya kepadaku bahwa Allah tidak dihormati” (The Spiritual Gifts, vol. 2, hlm. 98). Di bawah kecemasan ini dia pingsan. Secara langsung, lima pria hadir—Joseph Bates, E.L.H. Chamberlain, H. S. Gurney, Hiram Edson, dan James White---membentuk lingkaran doa dan mengetengahinya. 4). Satu khayal memberikan jawaban-jawaban Alkitabiah kepada “perbedaan-perbedaan pandangan aneh.” a. Saat tua-tua berdoa, ,dia terbangun---tetapi tidak dalam keadaan sadar secara normal. Di dalam khayal, tanpa menyadari apa yang sedang terjadi di sekitarnya, ia mengangkat sebuah Alkitab dan mulai membuka halaman demi halaman, menunjukkan ayat-ayat yang relevan dengan isyu-isyu yang sedang didiskusikan. Pada waktu yang sama matanya berpaling “ke atas dan di dalam arah yang berlawanan dari Alkitab,” seolah-olah memandangi sesuatu yang jauh (J. N. Loughborough, Review and Herald, 3 Maret 1885, di dalam Arthur L. White, Biographical Books, vol. 1, hlm. 142). b. Sementara mereka yang berada di sekitarnya dengan merasa heran mendokumentasikan perilaku lahiriahnya, ia sendiri merasa “kehilangan perkara-perkara duniawi.” Ketika khayal berakhir dan dia menjadi menyaadari kembali sekelilingnya, dia berkata kepada kelompok itu bahwa “malaikat yang menemaninya” sudah menjelaskan “beberapa kesalahan dari mereka yang hadir, dan juga kebenaran yang bertentangan dengan kesalahankesalahan mereka.” 5). Metode oleh mana khayal-khayal memecahkan ketidaksepakatan-ketidaksepakatan adalah oleh memangil perhatian kepada penggalan-penggalan uraian Kitab Suci yang spesifik yang relevan bagi penyelidikan mereka. Seperti yang Loughborough catat, “Alasan orang-orang ini Page 12 Edsi 175 – 1 Maret 2012 meninggalkan perbedaan-perbedaan mereka adalah bukan sekedar karena Sester White mengatakan bahwa mereka harus meninggalkan perbedaan itu, tetapi karena di dalam khayal yang sama mereka ditunjukkan kepada pernyataan-pernyataan sederhana dari Kitab Suci yang membuktikan teori-teori palsu mereka, dan sudah memaparkan di hadapan mereka yang berlawanan secara tegak lurus dan jejak yang selaras dengan kebenaran Alkitab” (Arthur L. White, Biographical Books, vol. 1, hlm. 142). 2. Konfirmasi MAHK Bahwa Kitab Suci Memiliki Prioritas Melebihi Tulisan-Tulisan Roh Nubuat Adalah satu hal penting bagi GMAHK memberikan konfirmasi bahwa Kitab Suci memiliki prioritas melebihi tulisan-tulisan roh nubuat. Salah satu bukti yang paling jelas bahwa Kitab Suci memiliki prioritas melebihi tulisan-tulisan yang dinyatakan di dalam pengalaman dan pengajaran Ellen White adalah dapat dijumpai pada satu seri dari tujuh konfrensi yang diadakan oleh para pendahulu rohani MAHK 155 tahun lalu, yakni di tahun 1848. Kita percaya pada hal yang benar-benar mendasar bahwa kita mengingat sejarah dan khususnya pelajaran-pelajaran rohani dari konfrensikonfrensi itu, sebab konfrensi-konfrensi itu meletakkan landasan bagi satu gereja yang dibangun di atas Kitab Suci, seluruh Kitab Suci, dan tanpa bertentangan dengan Kitab Suci. Di dalam seri tujuh konfrensi Sabat dan Kaabah yang diadakan oleh para pendahulu GMAHK rohani sekitar tahun 1848, telah membuktikan bahwa mereka tidak bergantung kepada khayal-khayal dari Ellen G. White di dalam menafsirkan Alkitab. Setelah orang-orang percaya sudah melakukan penyelidikan utamanya terhadap Alkitab pada topik tertentu yang sedang dibahas, kadang-kadang mereka menghadapi kesulitan untuk tiba kepada pemahaman akhir maka Tuhan memberikan pengertian yang lebih jelas lewat khayal-khayal yang diberikan lewat Ellen G. White berkenaan dengan penyelidikan yang sebelumnya mereka sudah buat dengan sungguh-sungguh. Jadi biasanya khayal-khayal memberikan lanjutan sesudah orang-orang percaya sudah melakukan penyelidikan utama atas topik tertentu. Sebagai contoh yakni pada Konfrensi Dorchester (tanggal 17-19 November 1848). Konfrensi itu diadakan di kota kecil Dorchester (sekarang adalah bagian dari kota Boston), Massachusetts, di rumah dari Otis Nichols, seorang pencetak. Konfrensi-konfrensi sebelumnya sudah diikuti melebihi pola dari seminar “penginjilan”, bersama James White dan Joseph Bates mengadakan beberapa presentasi penginjilan tentang Sabat dan pemahaman yang berkembang tentang kaabah. Konfrensi Dorchester lebih dari sekedar konsili ‘para tuatua.’ Joseph Bates menyajikan pada saat yang sama beberapa materi yang sangat indah tentang “terang baru”, yang mana dipelajari oleh tua-tua yang lainnya juga. Ada satu pertanyaan yang sedang didiskusikan: Apakah arti meterai Allah di dalam Wahyu 7:1-3? Joseph Bejana Advent Indonesia Timur Bates sudah menerbitkan di bulan Januari 1848, satu buku berjudul The Vindication of the Sabbath, menentukan pemahamannya ke depan bahwa meterai itu melambangkan tabiat yang berkembang melalui penurutan terhadap hukum Allah, tetapi kelompok tersebut menginginkan terang selanjutnya. Sesudah Bates mengadakan penyajian awal, Ellen White diberikan satu khayal yang menunjukkan bahwa satu maksud tertentu dari hukum Allah—Sabat—secara khusus adalah “kebenaran meterai” itu. Sehingga khayal itu memperluas dan mempertajam kesimpulan dari Bates (tetapi tidak mempertentangkan mereka). Kelompok penyelidik Alkitab itu kemudian menguji terang baru oleh penyelidikan Alkitab secara lebih lanjut. Pada saat yang sama, Ellen diberikan pekabaranpekabaran baik kepada Bates maupun untuk suaminya, James White. Pekabaran untuk Bates adalah bahwa ia harus menuliskan apa yang ia sudah dia lihat dan dengarkan sehingga berkat Allah akan beserta tulisan itu. Terbukti alasan dia dihalangi dari menulis sesudah Konfrensi Topsham, adalah karena ia belum datang kepada satu pemahaman yang penuh akan meterai itu. Sekarang ia didesak untuk menuliskanya, mencakup apa yang ia sudah lihat dan dengar melalui khayal Ellen pada di Dorchester. Ellen juga memiliki satu pekabaran untuk suaminya, James: “Engkau harus mulai mencetak satu makalah kecil dan mengirimkan itu kepada orang-orang. Biarlah itu menjadi kecil pada mulanya; tetapi saat orang-orang membacanya, mereka akan mengirimkan harta kepadamu dengan mana untuk mencetaknya, dan itu akan menjadi satu kesuksesan dari pertama. Dari permulaan yang kecil ini itu ditunjukkan kepadaku akan menjadi bagaikan aliran-aliran terang yang pergi menerangi seluruh dunia” (Life Sketch of Ellen G. White, hlm. 125). Beberapa bulan kemudian (di tahun 1849), James mulaikan sebuah makalah yang dinamai The Present Truth, yang secara khusus menekankan Sabat. Pada tahun 1850 mulai dengan nama lainnya The Advent Review, yang mana adalah sebuah tinjauan ulang terhadap pengajaran kaum Advent Millerite berkisar pada nubuatan Alkitab, menekankan padangan-pandangan yang berkembang secara lebih mutakhir tentang kaabah. Dua makalah segera digabungkan di bawah judul Second Advent Review and Sabbath Herald–dan aliran-aliran dari makalah itu secara pasti sudah pergi “menerangi seluruh dunia.” Bahkan kesalahan-kesalahan terhadap badan Advent secara menyeluruh tidak dikoreksi oleh Khayal— sesudah mereka melakukan penyelidikan serius akan Alkitab di seputar isyu-isyu yang sedang diperdebatkan,— dan secara khusus jika ada ancaman perpecahan yang serius. Sebagai contoh: Konfrensi tahun 1855 yang membahas waktu untuk mulai memelihara Sabat. Pertanyaan ulang diarahkan terhadap James White : “Jika khayal diberikan untuk mengkoreksi kesalahan,” mengapa Allah membiarkan orang-orang percaya memelihara Sabat dari jam Page 13 Edsi 175 – 1 Maret 2012 6 p.m. ke jam 6 p.m. selama sembilan tahun sebelum memperbaikinya ? Jawaban James White: “Pekerjaan Tuhan ke atas maksud ini adalah selaras dengan perwujudan-perwujudanNya ke atas kita terhadap yang lainnya, dan selaras dengan kedudukan yang benar dari karunia nubuat” ..“Itu nampaknya tidak akan menjadi kerinduan dari Tuhan untuk mengajar umat-Nya dengan karunia-karunia Roh berkisar pertanyaanpertanyaan atas Alkitab hingga hamba-hamba-Nya sudah menyelidi dengan rajin firman-Nya. Kemudian ini dilakukan terhadap pokok untuk waktu mulai menguduskan Sabat, dan kebanyakan [orang-orang Advent] diteguhkan [diyakinkan], dan beberapa orang berada di dalam keadaan bahaya keluar dari keselarasan dengan tubuh gereja pada pokok persoalan ini, kemudian ya, kemudian [cetak miring asli] pada waktu yang paling penting bagi Allah untuk mengagungkan kebaikan-Nya di dalam perwujudan dari karunia Roh-Nya di dalam penuntasan pekerjaan wajar itu.”…“Kitab Suci yang suci diberikan kepada kita sebagai peraturan iman dan tugas, dan kita diperintahkan untuk menyelidikinya. Jikakita gagal memahami dan menuruti sepenuhnya kebenarankebenaran sebagai akibat dari tidak menyelidiki Kitab Suci sebagai mana seharusnya kita buat, atau satu keinginan penyerahan diri, ketajaman rohani, dan Allah di dalam rahmat pada masa-Nya sendiri mengkoreksi kita oleh beberapa perwujudan dari karunia-karunia Roh Kudus-Nya, gantinya bisikan yang Ia tidak lakukan itu sebelumnya, biarlah kita mengakui dengan rendah hati rahmat-Nya, dan memuji Dia karena kebaikan-Nya yang tak terbatas di dalam perkenanan untuk benar-benar mengkoreksi kita. . . Biarlah karunia-karunia memiliki tempat mereka yang wajar di dalam gereja. Allah sudah tidak pernah menetapkan mereka paling depan, dan memerintahkan kita untuk mencari mereka untuk menuntun kita di dalam jalan kebenaran, dan jalan ke sorga. Firman-Nya yang Ia sudah agungkan. Kitab Suci Perjanjian Lama dan Baru adalah pelita bagi manusia untuk menerangi jalannya ke kerajaan itu. Ikutilah pelita itu. Tetapi jika engkau bersalah dari kebenaran Alkitab, dan berada di dalam bahaya tersesat, mungkin Allah akan berada pada waktu pilihan-nya mengkoreksimu, dan membawa engkau kembali ke Alkitab,dan menyelamatkan engkau” (James White, “Time to Commence the Sabbath,” Review and Herald, 25 Feb. 1868). James White melihat dua alasan mengapa Allah campur tangan ketika berlaku berkenaan dengan waktu mulaikan hari Sabat: a. Allah menunggu hingga sesudah orang-orang percaya sudah dengan serius menyelidiki Kitab Suci berupaya untuk memecahkan suatu isyu. b. Allah bertindak (di dalam kasus ini) sebelum ketidaksetujuan meluas ke dalam skisma (perpecahan) yang nyata di dalam gereja. Kesimpulan sementara terhadap uraian-uraian di atas adalah bahwa penyelidikan Alkitab mengambil tempat pertama dan Roh Nubuat, mengambil tempat kedua, Bejana Advent Indonesia Timur diteguhkan oleh apa yang Ellen White tuliskan tentang “terang yang lebih besar dan terang lebih kecil” dan nasihatnya kepada seorang pendeta terkemuka tentang tulisan-tulisannya di dalam persediaan untuk berkhotbah. “Terang Lebih Kecil” dan “Terang Lebih Besar.” Ellen White menulis pada tahun 1902, “Sedikit saja perhatian diberikan kepada Alkitab, dan Tuhan sudah memberikan terang yang lebih kecil untuk menuntun pria dan wanita kepada terang yang lebih besar” (Evangelism, hlm. 257). Ini menggaris-bawahi desakannya bahwa Alkitab selalu menjadi tempat di depan sebagai standar dari doktrin dan praktek. Lihat juga Evangelism, hlm. 256; The Great Controversy, hlm. vii; Testimonies, vol 2, hlm. 604-608; Testimonies, vol. 5, hlm. 665-666. Nasihat Ellen White H. M. J. Richards (ayah dari H.M.S. Richards, Sr). Ketika H. M. J. Richards adalah wakil ketua dari Konfrens Colorado dan pendeta dari gereja di Denver (tahun 1900 atau 1901), Ellen White mengunjungi jemaatnya pada satu Sabat pagi dan mendengarkannya berkhotbah. Sesudah berkhotbah Pdt. H. M. S. Richard, Sr., meminta nasihat Ny. White tentang bagaimana untuk menggunakan tulisan-tulisannya di dalam berkhotbah. Lalu Ny. White menjawab, “Ketika engkau berkhotbah pada satu pokok pembicaraan, pergilah ke Alkitab dan pelajari pokok pembicaraan itu dari Alkitab itu secara menyeluruh. Pelajari itu secara mengeluruh dari Kitab Suci, pelajari segala sesuatu yang Kitab Suci hendak katakan pada pokok pembicaraan itu, sehingga engkau berada pada penguasaan yang lengkap terhadap topik itu sejauh yang dikenankan Kitab Suci. Sesudah ini, pergilah ke tulisan-tulisan Roh Nubuat ini. Lihat apa yang tulisan-tulisan itu katakan pada pokok pembicaraan itu untuk keterangan tambahan dan penekanaan yang benar, dan pastikan bahwa engkau memang sudah benar di dalam penafsiranmu. Lalu pergilah kepada umat dan khotbahkan pokok pembicaraan itu kepada umat benar-benar keluar dari Alkitab (lihat Surat dari H.M.S. Richards kepada C. Mervyn Maxwell, Ellen White’s Own Advice on How to Use Her Books in Preaching).1 Bersambung …… 1 Lihat juga H. M. Richards Sr. with N. R. Dower, “The Editor Interviews H. M. S. Richards,” Ministry 49 (Oktober 1976): 5-7. Page 14 Edsi 175 – 1 Maret 2012 Bagian 4 Dikompilasi Oleh : Pdtm. Glen Rumalag Apakah yang menjadi buah penyucian yang paling berharga? “Buah penyucian yang paling berharga ialah anugerah kerendahan hati.” HYD. 15. Catatan: Ada banyak buah dari penyucian, tapi betapa kita kurang menyadari dan mempraktekkan akan hal ini. Bahkan, oleh karena perbuatan kita, kita sudah merasa lebih benar dari orang lain sedangkan di sisi yang lain dalam kehidupan kita kita memiliki sifat meninggikan diri. Jika hal ini terjadi, ini menandakan kita belum mengerti dan mencapai tahap penyucian yang Tuhan inginkan. Bagaimana model tutur kata/bahasa dari seorang yang rendah hati? “Bahasa orang yang rendah hati tidak pernah menyombongkan diri.” HYD. 15. Renungkan: Kita dapat menilai diri kita sendiri, apakah kita sering mengangkat diri kita dalam pembicaraan? Jika ya, mungkin kita perlu meminta kepada Tuhan akan anugerah kerendahan hati. Apakah yang menjadi perhiasan umat pilihan? “Kerendahan hati menghiasi dari dalam, dinyatakan Allah sebagai perhiasan yang mahal nilanya.... kerendahan hati Bejana Advent Indonesia Timur menghiasi jiwa dan menghubungkan manusia yang terbatas kepada Allah yang tak terbatas. Inilah perhiasan umat pilihan Allah sendiri.” HYD. 16. Apa sebenarnya keadaan seseorang yang hanya mau menurut perintah yang ia senangi? “Mereka yang mengaku dan menurut satu dari perintahperintah-Nya karena senang melakukan demikian, tetapi menolak perintah-Nya yang lain karena hal itu menuntut pengorbanan, berarti telah merendahkan standar kebenaran dan dengan demikian telah menuntun orang lain meringankan tuntutan hukum Allah yang suci. ‘Demikianlah firman Tuhan’ sudah seharusnya menjadi peraturan kita dalam segala sesuatu.” HYD. 19,20. “Nabi Daniel memiliki tabiat yang mulia. Ia merupakan contoh cemerlang tentang keadaan manusia bila bersekutu dengan Allah sumber hikmat itu.” HYD. 18. Apa rahasia dari keberhasilan nabi Daniel? “Baginya (Daniel) doa begitu penting. Ia menjadikan Allah kekuatannya, dan takut akan Allah berlangsung terus dalam setiap transaksi hidupnya.” HYD. 20. Page 15 Edsi 175 – 1 Maret 2012 Bagaimana sikap Daniel dalam menghadapi tugasnya di istana raja sementara dia juga harus menurut Tuhan di lain pihak? “Dalam segala sesuatu yang tidak bertentangan dengan kesetiaannya kepada Allah, ia hormat dan patuh kepada penguasa yang mengaturnya; namun baginya tuntutan Allah begitu tinggi sehingga tuntutan para penguasa dunia dianggapnya nomor dua. Ia tidak akan terbuai oleh pertimbangan yang mementingkan diri yang mengalihkan dia dari tugasnya.” HYD. 20. Mengapa Daniel tidak ikut makan dalam santapan raja? “Meskipun ia masih seorang muda, ia telah melihat pengaruh yang berbahaya dari minuman keras dan hidup mewah terhadap tubuh dan kesehatan pikiran.” HYD. 21. Apa yang Allah lakukan kepada Daniel dan kawankawannya atas keteguhan mereka kepada apa yang mereka tau sebagai kebenaran? Bejana Advent Indonesia Timur “Tuhan menyatakan penghargaan-Nya atas keteguhan dan penyangkalan diri pemuda-pemuda Ibrani ini, dan berkat-Nya dicurahkan kepada mereka. Ia ‘memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedangkan Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi’ (Dan 1:17).” HYD. 22. Apa keuntungan mempraktekkan penurutan yang ketat kepada tuntutan-tuntutan Allah? “Penurutan yang ket t terhadap tuntutan-tuntutan Allah membawa keuntungan bagi kesehatan tubuh dan pikiran.” HYD. 22. Page 16