Tragedi Dosa

advertisement
Edsi 175 – 1 Maret 2012
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 1
Edsi 175 – 1 Maret 2012
Penasihat:
- Pdt. Moldy Mambu
- Pdt. Noldy Sakul
- Pdt. Sammy Lee
Pimpinan Ministry :
Handry Sigar, Willy Wuisan, Yoshen Danun, Lucky Mangkey
Pemred Handry Sigar
Wapemred Willy Wuisan
Sekretaris Meilien Langi-M
Bendahara Yoshen Danun
General Controller Yance Pua, Ellen Mangkey
HRD Pdtm. Davy Politon, Pdtm. Dale Sompotan
Koordinator Produksi Osvald Taroreh, Harold Somba
BAIT MINISTRY
Visi: Menyebarkan pekabaran tiga
malaikat khususnya di Indonesia Kawasan
Timur dan untuk mempersiapkan umat
pada kedatangan Kristus yang kedua kali
Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah
perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia
Kawasan Timur mengusahakan
mendorong berkembangnya pekerjaan
Tuhan secara maksimal melalui berbagai
bidang pelayanan
Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu,
Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu.
Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal,
Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy
Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly
Karwur, Pdt. Ronie Panambunan,
Pdt. Raymond Lohonauman
Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke,
dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin
Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit
Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip,
Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah
Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau
Pdt. Allan Pasuhuk, Pdtm. Roy Pitoy,Pdt. Douglas Sepang,
Pdt. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag
Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke,
Fransisca Muntu
Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung,
Green Mandias
Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng
Rubrik Ragam Tommy Manawan, Debby Langitan,
Jimi Pinangkaan, Ellen Mangkey
Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke
Rubrik Biblical & Theological
Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio
Motivational Words Peggy Iskandar-Wowor
Inspirational Story Bredly Sampouw
Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap,
Pdt. Larry Windewani, Pdt. Ronell Mamarimbing
Catatan Kami Denny Kalangi
Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan,
Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana
Samuel Rorimpandey, Herold Heydemans,
Belly Wungkana, Pdtm. Dave Tielung, Jimy Moedjahedy,
Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe
Marchel Tombeng, Edwin Tenda
Web Master Nielson Assa
Distribution Janette Sepang, Herschel Najoan
Biro: Philipina David Bindosano Manado Jeiner Rawung
Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey
Papua Govert Waramori, Noldy Abraham
Maluku Utara Erwin Wuisan Sulawesi Tengah Christian
Siwy, Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli
Ompi,Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng
Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu Maikel Makarewa
Bejana Advent Indonesia Timur
Tragedi Dosa
- Kasih Bapa Sorgawi
Ketika Tuhan Meninggalkan Perbaktian
Bahaya Hipnotisme
Jangan Terkena Sinar Matahari
Siapakah Ellen G. White ?
Apakah Tulisan Roh Nubuat Menjauhkan …
Tulisan Roh Nubuat
Hidup Yang Disucikan
News
Page 2
Edsi 175 – 1 Maret 2012
Tragedi Dosa
Saudara, pernahkan kita berpikir bahwa dunia ini tidak adil ? Pernahkan kita berpikir bahwa
kita sudah berusaha menjadi orang yang baik-baik, orang yang setia pada Tuhan namun
nampaknya kebaikan dan keberuntungan itu tidak berpihak pada kita. Ada kalanya kita
merasa seperti ditinggalkan Tuhan sendirian, bahkan sepertinya Tuhan tidak mendengar doadoa kita.
Pada kesempatan lainnya, dunia tampaknya tempat mengerikan. Kita bangun pagi membaca
halaman depan koran dan terkejut dengan pengeboman oleh teroris yang membutakan atau
mencederai banyak orang dan satu lagi pembunuh berantai mengaku pembunuhan ke-sepuluh
seperti pembunuhan berantai oleh seseorang yang mengalami kelainan seksual baru-baru ini
bahkan sudah terjadi bebberapa kali di negara kita. Di tempat lain banyak terjadi kelaparan atau banjir atau perang
atau gempa bumi. inilah saat-saat ketika tidak ada sesuatupun yang masuk akal, tidak ada yang adil. Apakah arti
semua ini? Dapatkah kita mengerti dunia kita yang menyenangkan dan mengerikan ini? Di manakah kita berada?
Apakah kehidupan saya benar-berar berarti bagi Tuhan ataukah saya hanya satu bagian kecil tidak penting di dalam
suatu mesin kosmik yang maha besar?
Pasal kedua dan ketiga dari buku Kejadian menceritakan kisah keseluruhan tentang bagaimana dosa masuk ke dalam
dunia kita ini. Hukum atau peraturan yang Tuhan sudah buat dilanggar. Tuhan membatasi ruang gerak pengaruh Iblis
pada satu pohon di dalam taman, pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Dan Ia memperingatkan
pasangan manusia pertama untuk menjauh dari pohon itu dan tidak memakan buahnya, karena akan mengakibatkan
kematian.
Kita dapat memutuskan untuk mengasihi Tuhan atau berbalik daripadaNya. Tuhan memberikan malaikat dan
manusia sepanjang zaman, watak rohani dan kemampuan untuk membuat keputusan nyata. "Pilihlah pada hari ini
kepada siapa kamu akan beribadah" Yoshua 24:15. Tuhan menantang makhluk ciptaan dalam gambarNya untuk
memilih berbuat yang benar karena kekuatan bernalar mereka mengatakan bahwa jalan Tuhan adalah yang terbaik.
Dan untuk berbalik dari kejahatan karena kekuatan bernalar mereka memperingatkan akan akibat ketidaktaatan dan
dosa. Hanya makhluk yang memiliki kekuatan untuk bernalar dan memilih yang dapat mengalami kasih yang
sesungguhnya. Tuhan merindukan untuk menciptakan individu yang dapat mengerti dan menghargai watakNya,
yang secara bebas menanggapi Dia di dalam kasih, dan diisi dengan kasih kepada sesama. Tuhan sangat ingin
berbagi kasihNya sehingga Ia rela mengambil resiko sedemikian besar dalam menciptakan malaikat dan manusia
dengan kekuasaan untuk membuat pilihan. Ia mengetahui bahwa sangat mungkin pada suatau hari salah satu
makhluk ciptaanNya akan memilih tidak melayani Dia. Iblis adalah makhluk pertama di jagat raya yang membuat
pilihan mengerikan itu. tragedi dosa mulai dari dia (Yohanes 8:44, 1 Yohanes 3:8).
Pada buletin BAIT edisi minggu ini, pdt. Bayu Kaumpungan, salah satu penulis kritis di buletin BAIT menulis
renungan dengan judul “Ketika Tuhan Meninggalkan Perbaktian”. Renungan ini adalah sekaligus templakan kepada
kita terlebih yang mengikuti kebaktian hanya sekedar formalitas saja namun sebenarnya telah kehilangan makna
perbaktian yang hakiki. Ini berbahaya bagi kerohanian umat Tuhan. Tanpa kita sadari bila kita berbakti hanya
sekedar formalitas saja maka ini menandakan bahwa iman kita semakin rapuh sehingga bila badai pencobaan datang
maka kita akan mengalami kegoncangan iman yang bisa berakibat fatal yaitu kita kehilangan iman surgawi.
Kesempatan ini saya mengajak kita semua untuk lebih mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Serahkan semua
permasalahan kehidupan kita kepadaNYA. Setiap kita menghadapi pemasalahan kehidupan, yakinlah bahwa kita
akan sanggup melalui masalah-masalah itu. Serahkan semuanya pada Tuhan, maka DIA akan memberikan kelegaan
pada kita. Selamat membaca, Tuhan memberkati.
Syallom,
Herschel Najoan
Redaksi
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 3
Edsi 175 – 1 Maret 2012
Oleh : Pdt. Bayu Kaumpungan
Perbaktian merupakan bagian penting di dalam kehidupan
spiritual setiap orang percaya. Di dalam perbaktian kita baik
di gereja maupun secara pribadi, tentu saja kita percaya
bahwa kehadiran Allah bersama sama dengan kita.
Akan tetapi pernahkan anda bertanya, “apa betul Tuhan
sedang bersama sama dengan kita saat kita berbakti
kepadanya?”Apakah mungkin Tuhan tidak hadir di dalam
perbaktian kita, dan kita sedang bernyanyi kepada ruangan
kosong? Apakah Tuhan sebetulnya telah meninggalkan kita
dan pergi ke tempat lain?
Kitab Yesaya pasal 1 menyatakan bahwa ada masa dimana
Tuhan menolak persembahan kita.Segala pemberian kita
tidaklah ada harganya.Dia sudah muak dengan semua
perbaktian kita.Alkitab menjelaskan bahwa Tuhan bisa saja
meninggalkan perbaktian dan pergi.
Bejana Advent Indonesia Timur
Kalau begitu, apakah yang menyebabkan Tuhan
meninggalkan perbaktian kita?Untuk mencari jawabannya
kita harus kembali ke dalam Kaabah di mana Tuhan
menyatakan kehadirannya. Secara Khusus ke dalam buku
Lukas 19:45-47, di dalam kisah Yesus membersihkan
Kaabah.
Di dalam Kisah yang ditulis oleh seluruh kitab Injil ini
(Matius – Yohanes), ada 4 aspek yang sepertinya membuat
Tuhan meninggalkan perbaktian kita.
1. Saat kita berpikir bahwa kehadiran fisik menjamin
akan adanya kehadiran spiritual
Setiap orang Yahudi yang berkunjung ke Jerusalem tidak
akan pernah meninggalkan kesempatan untuk mengunjungi
kaabah. Kaabah merupakan pusat kebanggaan, dan kehadiran
Tuhan. Disanalah Tuhan akan tinggal sebagaimana yang Dia
Page 4
Edsi 175 – 1 Maret 2012
janjikan kepada Musa. Setiap orang Yahudi mengerti betul
akan sejarah dan arti dari Kaabah.
mendorong orang orang ini berjual beli valas dan hewan
korban adalah kecintaan mereka kepada diri sendiri.
Saat seorang ada di dalam kaabah, maka semua indera
mereka akan dituntun untuk menyadari akan kehadiran
Tuhan. Mereka dapat menyentuh tembok kaabah yang kokoh.
Mata mereka dapat melihat megahnya gedung kaabah itu,
melihat para Imam dengan pakaian putih mereka, melihat
asap yang membumbung sebagai lambang pengampunan
dosa. Telinga mereka dapat mendengarkan bunyi bunyian,
dan suara doa, bahkan indera penciuman mereka dapat
mencium bau dupa, ataupun bau asap yang datang dari
Kaabah. Setiap indera mereka dituntun untuk menyadari
bahwa mereka ada di tempat yang tidak sembarangan, malah
sebaliknya mereka berada di tempat yang kudus.
Dalam kehidupan kerohanian kita seringkali kejadian yang
sama terjadi. Kita mengatasnamakan Tuhan untuk pemuliaan
diri kita.Seringkali kita mengatakan “Saya mau memuji
Tuhan” tetapi kita menolak untuk menyanyi saat tahu
pendengar kita adalah orang orang yang kurang mampu
menyumbang dan memberikan persembahan. Atau di depan
hanya segelintir orang di tempat yang tidak dikenal. Atau
kita menggunakan nama “seminar”, “konferensi”, “rapat” ini
dan itu, tetapi gantinya kita duduk menghadiri acara tersebut,
kita malah sibuk merencanakan acara jalan jalan dan
Shopping. Kita harus kembali mengingat bahwa orang orang
dengan motif tersembunyi inilah yang diusir oleh Yesus dari
dalam Kaabah.Adalah sangat penting bagi kita untuk benar
benar bertanya, apakah motif saya benar – benar tulus kepada
Tuhan?
Tetapi kenyatan yang kita temukan di dalam buku Lukas,
semua itu tidak punya arti apa apa bagi orang Yahudi.
Mereka lebih tertarik kepada penjualan kambing domba,
serta bisnis tukar uang mereka.Kemegahan Kaabah tidak
merubah pemikiran mereka untuk menyadari bahwa mereka
ada di tempat yang kudus.
Pertanyaan bagi kita, apakah mungkin kita terperosok ke
dalam godaan yang sama? Badan kita mungkin ada di dalam
Gereja, Mulut kita bernyanyi, Telinga kita mendengarkan
Firman, tetapi itu semua tidak merubah kita di dalam?
2. Menggunakan nama Tuhan untuk kepentingan kita
sendiri
Kitab Yoh 2:13-14 menjelaskan bahwa kejadian pembersihan
kaabah terjadi di hari hari menjelang Upacara Grafirat. Di
dalam hari raya ini, semua orang Yahudi akan datang ke
Yerusalem untuk merayakan hari kebesaran ini. Sebagian
besar dari mereka adalah perantau yang meninggalkan tanah
Palestina untuk menetap di daerah lain. Saat mereka kembali
seringkali mereka akan membawa mata uang asing. Para
pengurus Kaabah melihat ini sebagai kesempatan. Dengan
alasan “mempermudah proses perbaktian” maka mereka
membuka jasa tukar uang di dalam pelataran Kaabah.
Begitupun juga dengan jual beli hewan.Sebagaimana yang
buku Imamat jelaskan, korban bakaran haruslah seekor
hewan korban yang tanpa cela. Saat para pengunjung datang
dari berbagai penjuru daerah membawa binatang mereka ada
kemungkinan binatang itu akan sakit, atau celaka dan tidak
sempurna lagi. Oleh karena itu, maka para pengurus kaabah
membuka jasa penjualan Binatang korban supaya semua
yang berbakti dapat memperoleh korban yang layak.
Kedua tindakan ini sepertinya punya alasan yang baik dan
mulia.Membantu mereka yang berbakti untuk dapat
memperoleh berkat perbaktian yang lebih baik.Tetapi Yesus
tahu motif mereka yang sebenarnya dan tidak membiarkan
semua ini terjadi.Sekalipun semua ini “terlihat” baik, adalah
tetap sebuah pelanggaran besar kepada Tuhan.Dia tahu, yang
Bejana Advent Indonesia Timur
3. Membiarkan Orang Orang yang Membutuhkan
Tersingkir
Segera setelah Yesus merombak semua bisnis tersebut, kitab
Matius 21:14-17 mengatakan bahwa orang orang timpang
dan lumpuh datang kepada Yesus. Pertanyaannya adalah,
dimanakah mereka sebelumnya?Sekalipun Alkitab tidak
memberikan penjelasan yang mendetail, dengan mudah kita
dapat simpulkan bahwa mereka mungkin tidaklah penting
bagi para pengurus Kaabah. Mereka tidak membawa untung,
bahkan hanya bikin susah. Oleh karena itu mereka tidaklah
diperhatikan. Saat kita lebih memperhatikan angka, jumlah,
dan hal hal yang membawakan kebanggaan kepada diri
sendiri, di saat yang sama kita telah melupakan sahabat
sahabat Yesus ini.
4. Saat Kita tidak mengenal Kristus itu sendiri.
Kitab Markus menjelaskan kalau orang tertarik pada ajaran
Kristus, Kitab Matius menjelaskan bahwa orang Farisi
cemburu pada Yesus.Kita Lukas menjelaskan kalau orang
banyak mendengarkan FirmanNya dengan sukacita. Tetapi
satu hal yang sama yang dituliskan oleh ketiga Injil ini
adalah bahwa mulai sejak saat itu Orang Orang Farisi
merencanakan untuk membunuh Yesus. Tidak pernah
sebelumnya kata2 merencanakan untuk membunuh Yesus ini
muncul. Dengan kata lain, saat kita terfokus ke dalam diri
kita sendiri, rencana sejahat apapun akan kelihatan biasa saja.
Saat kita didorong oleh rasa benci, rasa tersaingi, politik
gereja, dan hal hal seperti itu maka kita bisa saja berencana
untuk membunuh sang Juruselamat tersebut. Kita harus
berhati hati saat kita melihat diri kita mulai merencanakan
sesuatu yang jahat terhadap seseorang di gereja kita masing
masing. Karena dengan roh yang sama, Orang Farisi
berencana membunuh Yesus.
Sebagaimana yang kita perhatikan dari empat poin di atas,
Tuhan sebetulnya tidak pernah meninggalkan kita.
Sebaliknya, Yesus datang untuk hidup bersama sama dengan
Page 5
Edsi 175 – 1 Maret 2012
kita. Oleh karena itu namanya juga berarti Imanuel “Allah
beserta kita” tetapi yang menyebabkan kehadiran Tuhan tidak
dirasakan lagi adalah karena Dia telah tergantikan posisinya
dengan diri kita, dan kecintaan kita kepada ego dan diri kita
sendiri.Inilah alasan Yesus mengobrak abrik pelataran
Kaabah tersebut karena Dia ingin mengembalikan arti
Kaabah, arti Kehadiran Tuhan yang sebenarnya yaitu sebagai
tempat dimana semua bangsa berdoa.
Kalimat yang Yesus katakan di dalam kisah ini diambil dari
Yesaya 56: 7 yang berbunyi: “Kamu akan Kubawa ke Sion,
ke bukit-Ku yang suci, dan Kuberi kegembiraan di rumah
ibadat-Ku. Kurban-kurban yang kamu persembahkan di
mezbah-Ku akan Kuterima. Rumah-Ku akan disebut rumah
doa untuk segala bangsa."Kristus rindu untuk memberikan
kita arti yang lebih baik dari Perbaktian dan itu adalah Dia
dan bukan kita. Saat focus kita hanya tertuju kepadanya dan
bukan kita, maka kehadiran Tuhan akan menjadi berkat yang
sejati dalam kehidupan kita. ***
Oleh : Redaksi BAIT
Menurut E. Indryono "Sesungguhnya Gendam itu
Ada 4 macam", "Yang pertama Gendam mengandalkan pada
sugesti. Yaitu penyaluran energi hipno melalui latihan
pengendalian Dan dilakukan melalui media Mata &
pendengaran, yang ini biasa dilakukan oleh ahli terapis dunia
kedokteran dengan istilah hipnoterapi.", lanjutnya. "Pada
jenis pertama, kesadaran orang dihilangkan secara penuh,
Dan dibangkitkan memori bawah sadarnya. Ketika kesadaran
kembali lagi, target tidak tahu apa yang terjadi pada saat
terjadi proses hipno tersebut.
"Sedang yang kedua adalah gendam perbawa, ini
lebih kepada sipemilik gendam itu, biasa dikenal dengan
istilah kharismatik, yaitu penyaluran energi hipno dengan
perbawa, aura pribadi yang disampaikan melalui
pengejawantahan diri dihadapan orang lain. Jenis ini
memiliki kemampuan gendam alami tetapi dengan kontrol
Bejana Advent Indonesia Timur
penuh atas energi yang disebarkan." Sedang pada jenis
kedua, energy perbawa yang disebar mempengaruhi
kesadaran secara sadar dari sitarget, sehingga interaksi dapat
dilakukan. Artinya target sadar Dan secara tidak sadar
terpengaruh atas energy yang dilepaskan.
"Dan Jenis Gendam yang ketiga & keempat, yaitu
gendam spritual dengan mengandalkan kepada unsur-unsur
rohani Dan daya gaib yang ditujukan untuk maksud khusus.
Jenis ketiga yaitu gendam dengan pengontrolan target
melalui hipno energy yang dilakukan dengan cara latihan
batin & pengolahan spritual lewat cara-cara suprarasional.
Sedang yang keempat adalah dengan menggunakan anasir
asing seperti jin untuk pengiriman energy hipnonya.",
demikian beliau menjelaskan.
Page 6
Edsi 175 – 1 Maret 2012
Sedang yang ketiga & keempat, target sadar Dan
mengetahui bila Ada kekuatan lain yang mengontrolnya,
tetapi tidak dapat lepas atau keluar dari pengaruh tersebut."
"Cara ketiga, sebetulnya cara klasik yang 'Canggih',
merupakan versi lain dari cara pertama. Disini pengolahan
spriritual dilakukan dengan cara-cara suprarasional seperti
dengan berpuasa, membaca bacaan tertentu Dan melakukan
ritual lain yang tidak lazim. Gendam jenis ini sebetulnya
kombinasi dari pengiriman energy sugesti Dan
pendomplengan roh. Seperti Kita tahu bila manusia terdiri
dari 2 unsur, yaitu roh & material(tubuh).
hipnotisme. Dalam pengaruh hipnotisme seseorang dapat
benar-benar merasa diri dalam keadaan sehat, sakit, kuat,
lemah bahkan sampai pada kondisi tidak sadarkan diri.
Dalam pengaruh hipnotis seseorang dapat melakukan apa
saja yang diperintahkan oleh yang menghipnotis bahkan
dengan rela seorang wanita dapat menyerahkan dirinya
dengan senang hati kepada pria yang tidak dikenalnya.
Dengan tehknik hipnotis, seseorang dapat
mempengaruhi alam pikiran orang lain sehingga dapat
menimbulkan motivasi yang kuat bagi yang terpengaruh
Ilmu pengetahuan phrenologi, ilmu jiwa, hipnotis
adalah cara yang digunakan setan kepada generasi sekarang
ini. Janganlah ada seorangpun patut diperkenankan
menguasai pikiran orang lain karena pendapat bahwa oleh
berbuat demikian dia akan menerima untung yang lebih
besar. Obat pikiran adalah salahs atu muslihat yang paling
berbahaya yang dipraktekkan pada diri seseorang.Perasaan
lega untuk seketika lamanya mungkin dapat dirasakan tetapi
pikiran seseorang yang dikuasainya dengan cara demikian
tidak akan pernah lagi kuat dan dapat dipercaya. Bukanlah
rencana Allah bagi seseorang manusia untuk menyerahkan
pikirannya kepada manusia lain. Obat pikiran yang seperti itu
adalah ilmu pengetahuan yang paling jahat yang pernah
diajarkan. Setiap mahkluk yang jahat dapat menggunakannya
untukmelaksanakan muslihat yang jahat. Kita janganlah ada
hubungan dengan ilmu pengetahuan yang demikian. Kita
harus takut bersinggungan dengannya. Sama sekali janganlah
ada prinsip yang dari padanya masuk ke dalam lembaga
manapun. Nasihat Bagi Sidang, Pasal 60.
Alkisah, ada dua orang kakak beradik. Sebelum meninggal
ayahnya berpesan dua hal. Pertama, jangan pernah menagih
utang kepada orang yang berutang kepadamu. Kedua, jika
mereka pergi dari rumah ke toko jangan mukanya terkena
sinar matahari.
Waktu berjalan terus. Kenyataan terjadi. Beberapa tahun
setelah ayahnya meninggal anak sulung bertambah kaya
sedang yang bungsu menjadi semakin miskin. Ibunya yang
masih hidup menanyakan hal itu kepada mereka. Jawab anak
bungsu, “Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah
Hipnotis atau gendam adalah suatu tehnik yang
digunakan untuk memasuki alam bawah sadar manusia
secara cepat. Pada kondisi tertentu disadari atau tidak kadang
seseorang secara naluriah mempraktekkan tehknik dasar
hipnotisme yaitu dengan menggunakan kata-kata sugesti
dimana orang lain dengan mudah mempercayai apa yang
disampaikan. Seorang yang secara alamiah mempunyai
kharisma secara alamiah juga memiliki kesanggupan
melakukan sugesti namun pada kondisi tertentu seorang yang
memiliki charisma belum tentu dapat melakukan tehknik
hipnotisme.
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 7
Edsi 175 – 1 Maret 2012
berpesan bahwa aku tidak boleh menagih utang kepada orang
yang berutang kepadaku. Akibatnya modalku susut karena
orang yang berutang kepadaku tidak membayar sementara
aku tidak boleh menagih. Ayah juga berpesan bahwa kalau
aku pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya
tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya aku harus naik
becak atau andong, padahal sebetulnya aku bisa berjalan kaki
saja. Tetapi karena itu pesan ayah, aku menurutinya.
Akibatnya, pengeluaranku bertambah banyak.”
Orang yang berhasil adalah yang bisa bereaksi secara tepat di
waktu yang tepat.
Kepada anak sulung yang bertambah kaya, ibunya bertanya
hal yang sama. Jawab anak sulung, “Ini semua karena aku
menaati pesan ayah. Ayah berpesan bahwa aku tidak
menagih kepada orang yang berutang kepadaku, maka aku
tidak pernah mengutangkan. Dengan demikian, modalku
tidak susut. Ayah juga berpesan bahwa jika aku berangkat ke
toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari.
Aku pun berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan
pulang sesudah matahari terbenam. Tokoku buka sebelum
toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko lain tutup.
Melalui kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku
menjadi laris karena mempunyai jam kerja lebih lama.
Setiap kali bertemu dengan bunga mawar, kita bisa menarik
diri karena takut terkena durinya atau justru mendekat karena
senang dengan wanginya. Hidup itu perjuangan dan kerja
keras, mereka yang berjuanglah yang sukses, mungkin ada
teman kita yang mendapat masalah yang sama dengan yang
kita hadapi, tetapi mengapa dia bertahan saya tidak?
Semuanya berpulang kepada diri seseorang yang
menghadapi. Ketika kita melihat masalah dihadapi begitu
besar pada waktu yang sama semangat kita cepat menciut dan
mundur, tetapi ada yang menerima masalah walaupun besar
tetapi cepat bereaksi sesuai kondisi yang dihadapinya dan
akhirnya bisa berhasil bahkan sukses. Jadi pesan penting
dalam kisah ini adalah, jangan cepat menyerah dalam setiap
permasalahan dihadapi tetapi coba lewati permasalahan
dengan pikiran positif. Dan yang paling penting Berdoalah
selalu ketika menghadapi masalah. Janganlah mengandalkan
diri sendiri. ***
Inspirasi
Untuk Direnungkan : Setiap hari kita pasti diperhadapkan
dengan masalah. Cara pandang kita terhadap masalah apakah
negatif atau positif, yang menentukan reaksi kita atasnya.
Bejana Advent Indonesia Timur
Untuk Dilakukan :
“Janganlah engkau lupa
memperkatakan kitab taurat ini, tetapi renungkanlah itu
siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai
dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan
demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan
beruntung” Yosua 1 : 8
Page 8
Edsi 175 – 1 Maret 2012
(Pandangan Dua Rabbi Yahudi dan Seorang Yahudi Ortodox)
Kesaksian ini Ditulis oleh Elfred Lee, Professor Seni, Pelukis, Fotografer, dan Arkeologis.
{Diterjemahkan untuk BAIT oleh Jack Kussoy}
T
ahunnya 1978 ketika saya bertemu dengan Rabbi Joe
Kagan di Weimar Institute di California. [Weimar
Institute adalah klinik di California Utara yang
terkenal antara lain dengan program penyembuhan alaminya
NEWSTART]. Saya bertemu dengannya sesudah ia pensiun
dari pekerjaannya sebagai peneliti dalam staf Ronald Reagan
di Sacramento, California. Dia menjadi “otak” bagi ketika
itu Gubernur Ronald Reagan untuk segala pertanyaan yang
memerlukan jawaban.
Keluarganya berasal dari Eropah Utara, dimana salah
seorang bibi-nya pernah mengalami diperkosa sementara
seorang imam berdiri menyaksikan dengan salib di tanganna
dan mengatakan, “Inilah upahmu karena membunuh
Kristus.” Kita dapat bayangkan bagaimana perasaannya
terhadap Kristen seperti halnya banyak orang Yahudi
lainnya.
Keluarganya bermigrasi ke AS ketika ia masih sangat
muda. Ia memiliki suara tenor yang sangat merdu. Pada
umur 13 tahun, ia memulai karier sebagai penyanyi sinagog.
Aakhirnya ia menjadi seorang rabbi.
Bejana Advent Indonesia Timur
Ketika saya bertemu dengan Rabbi Kagan, ia
mempunyai sikap yang sanga negatif terhadap Keristen.
Menyentuh Perjanjian Baru-pun ia tidak sudi. Namun,
sebagai seorang rabbi yang berpendirikan tinggi ia sangat
memahami Perjanjian Lama Yahudi yaitu Torah.
Sementara menjalani perawatan lewat program
NEWSTART, “gaya hidup sehat” di Weimar Institute, ia
kebetulan menemukan buku Patriarch and Prophets, Para
Nabi dan Bapa. Setelah membaca buku itu, ia ingin sekali
mempelajari siapa Ellen White itu. Sekitar waktu itulah kami
bertemu. Ia bertanya, siapakah Ellen White itu, dan dari
universitas mana ia datang.
Ketika ia diberi tahu bahwa Ellen Wite hanya
berpendidikan SD kelas tiga, ia bertanya, “Kalau begitu,
dimama ia belajar Bahasa Ibrani?”
Kembali ia dikagetkan dengan informasi bahwa Ellen
White tidak pernah mempelajari Bahasa Ibrani.
Ia menjadi sangat heran dan takjub. Ia mengatakan bahwa
informasi dalam buku Patriarchs and Prophets itu
“mishnaic.” Mishna adalah bagian dari tulisan ilmiah
Ibhrani. Ia melanjutkan bahwa Mishnah baru disalin ke
Page 9
Edsi 175 – 1 Maret 2012
Bahasa Inggris akhir tahun-tahun 1940-an, dan hanya rabirabi tingkat tinggi yang mengetahui jenis-jenis informasi
yang terdapat dakan Mishnah. “Ini adalah sejarah bangsaku
dan sungguh sangat akurat . . .”, serunya.
Ia juga
mengatakan bahwa seseorang mesti menguasai Bahasa Ibrani
untuk dapat menulis seperti cara menulis Ellen White karena
struktur kalimatnya bukan Bahasa Inggris, tetapi gaya Ibrani.
Iramanya, tenor, pengaturan kata-kata da n ekspresinya
bukanlah dengan gaya Bahasa Inggris. Menurut Kagan,
terlihat seolah-olah Ellen White menulisnya dalam Bahasa
Ibrani, baru kemudian diterjemahkan ke Bahasa Inggis.
Saya menjalin hubungan persahabatan yang erat dengan
Joe Kagan, istri dan putranya. Kami meneruskan belajar
Akitab dan beberapa buku Ellen White bersama-sama.
Kemudian suatu hari, ia berkata, “Saya yakin bahwa Ellen
White telah diilhami oleh Sumber yang sama yang
mengilhami para nabi. Saya mau menjadi seorang Kristen,
dan menerima Yesus Kristus sebagai Mesias.”
Sangat menarik bahwa Rabbi Kagan tidak menjadi
Keristen oleh membaca Alkitab.
Walaupun Kitab Suci
Ibrani penuh dengan nubuatan-nubuatan yang menunjuk
kepada Mesias, buku Ellen White itulah yang menjadi bukti
baginya bahwa Yesus Kristus adalah kegenapan semua
nubuatan Ibrani. Dan baru sesudah membaca Patriarch and
Prophets ia mengambil Perjanjian Baru dan membaca
tentang Mesias. Banyak kali sementara kami berbincangbincang, terlihat ia menitikkan air mata.
Saya sedang menangani proyek besar membuat mural
(gambar dinding) dengan judul “Kristus Jalan Kehidupan”
yang ditugaskan kepada saya oleh kantor pusat Masehi
Advent Hari Ketujuh se dunia di Washington, DC, dan Rabbi
Kagan jadi sangat terlibat dalam pelukisan itu. Lukisan itu
didasarkan pada “inspirasi asli” dari James dan Ellen White;
tadinya telah ditunjuk seorang pemahat untuk membuat
lukisan hitam-putih tentang pokok Christ and His Ministry.
Rabbi Kagan menegaskan kepada saya bahwa konsep Elleh
White tentang seluruh rencana keselamatan dalam Perjanjian
Lama dan Baru sangat akurat, namun si pengukir keliru
menafsirkannya. Jadi, ia membantu saya dalam banyak detil
yang membuat lukisannya akurat historis dan theologis,
terutama mengenai bagian kaabah, tulisan Ibrani di salib, dan
perjamuan terakhir. Rabbi Kagan menasihatkan saya untuk
melukis Yesus dan rasul-rasulnya yang duduk sekeliling meja
gaya oriental, duduk di atas tikar di lantai—bukan kursi-kursi
gaya Roma seperti yang dilukiskan artis-artis abad
pertengahan.
Lebih jauh, ia katakan mereka mesti
menggunakan tutup kepala. Ia juga membuat saya melukis
anggur, roti tak berragi, dan sayuran pahit persis sesuai
dengan nilai simbolisnya.
Sesudah Rabbi Kagan memberikan persetujuannya atas
seluruh lukisan, acara pelepasan tirai telah dilakukan di
Gereja MAHK Auburn tahun 1979. Ia juga mengarang
sebuah lagu mengiringi lukisan itu. Pada saat pelepasan
tabir, ia duduk di organ, dengan linangan air mata (sering
seluruh tubuhnya gemetaran) sementara ia melagukan katakata Yesus di salib, “Eloi, Eloi, lama sabachtani?” Tidak ada
Bejana Advent Indonesia Timur
satu orangpun di antara jemaat yang tidak menitikkan air
mata.
Lukisan aslinya sekarang terpampang di kantor pusat
Gereja MAHK Se-dunia di Silver Springs, Maryland. Posterposter dan pelajaran Alkitab berhubungan dengan lukisan itu
sudah dibuat. Saya tidak pernah dapat menyelesaikan karya
itu tanpa inspirasi Rabbi Kagan dan Ellen White. Kalau saja
mereka masih hidup saat ini.
Saya menghadiri baptisan diam-diam Rabbi Kagan di
Bear River dekat Sacramento, Calif. December 22, 1979.
Hanya ada empat orang kami yang hadir. Ia tidak memberi
tahu isteri atau putranyapun bahwa ia telah menjadi seorang
Kristen. Sesudah ia keluar dari air yang dingin sambil
memuji Allah dan bernyanyi memuji Mesias yang ia baru
temukan, ia bekata, "Saya sekarang adalah seorang Yahudi
yang lengkap. Saya sudah menerima Perjanjian Lama dan
Baru dan Mesias yang dinubuatkan oleh semua nabi
Yahudi!"
~~~~~~~~~~~~~
Baru-baru ini saya berada di Eropah untuk lokakarya
seni dan pameran arkeologi. Sementara di Eropah, saya
menemukan bahwa ada orang-orang yang mentang tulisantulisan Ellen White.
Sementara itu, saya kebetulan berkenalan dengan satu
keluarga Yahudi dari Israel yang telah menjadi Kristen.
Shalom David, tadinya berasal dari Iraq, dan istrinya yang
berasal dari Chile, sedang dalam pendidikan universitas di
Eropah. Keluarga Yahudi ini mengundang saya ke rumah
mereka satu Jumat malam untuk makan (pembukaan Shabbat
Yahudi). Saat yang sangat menyenangkan mendengarkan
istri dan anak-anaknya yang cantik bernyanyi menyambut
Hari Shabbat, satu kebiasaan yang sudah dilakukan orangorang Yahudi selama ribuan tahun.
Sambil makan, saya berceritera tentang Rabbi Kagan,
dan Shalom sangat tertarik.
Shalom berkata, “Hal yang sama terjadi pada diri saya!
Saya dulu mau bakar Alkitab dari pada menyentuhnya. Saya
tidak mau berurusan apapun dengan Kekristenan, tetapi saya
juga membaca tulisan Ellen White, dan saya percaya bahwa
Roh Allah telah menuntun perempuan itu.
Tulisantulisannya seolah-olah ditulis dalam bahasa Ibrani. Anda
tanpa ragu dapat “mendengar” irama, gaya dan ekspresi
Yahudi dalam tulisannya. Saya percaya dia di-inspirasi oleh
Sumber yang sama untuk nabi-nabi Ibrani.
Dan dia
menolong saya jatuh cinta dengan Yesus Kristus, Mesias-ku.
~~~~~~~~~~~~~
Sekembalinya saya dari Eopah, saya bertemu dengan
rabbi lain di California sini, Rabbi Ben, yang memiliki
pengalaman yang sama dengan Rabbi Kagan dan teman baru
saya, Shalom David. Sekelompok orang Advent dan saya
suatu Sabat diundang makan bersama dengan Rabbi Ben.
Rabbi Ben melakukan seluruh upacara sebelum makan,
persis seperti Rabbi Kagan dan teman baru saya di Eropah
Shalom David. Selama makan bersama Sabat itu, kami
berbincang tentang hukum-hukum seremonial dan tradisi
Ibrani, dan faedahnya untuk mengobati penyakit.
Page 10
Edsi 175 – 1 Maret 2012
Selama pembicaraan pribadi dengan Rabbi Ben, ia
katakan kepada saya bahwa dulu ia benci Alkitab, namun
setelah membaca tulisan Ellen White Patriarch and Prophets
ia akhirnya mau membaca Perjanjian Baru dan jatuh cinta
dengan Mesias. Ia juga ceriterakan bahwa saat mengunjungi
seorang rabbi yang paling berpengaruh di Amerika (usianya
sudah diatas 90 tahun dan namanya mesti dirahasiakan), ia
sepintas lalu melihat perpustakaan sang rabbi, dan disitu
terlihat buku Patriarch and Prophets. Waktu Rabbi Ben tanya
rabbi tua itu dimana ia mendapatkan buku karangan penulis
Kristen, rabbi itu menjawab, “Ini adalah sumber yang sangat
dapat dipercaya tentang sejarah bangsa kita.!”
~~~~~~~~~~~~~
Sesudah saya membagikan kesaksian ini di 3ABN
Television Network, telepon saya bordering siang malam
tanpa henti karena orang-orang dari tempat-tempat sejauh
India dan Australia ingin tahu lebih banyak tentang Joe
Kagan dan Ellen White.
Sungguh indah dan menakjubkan, betapa saya (seorang
artis tak dikenal), sempat bertemu dalam tiga event terpisah,
tiga tokoh Yahudi orthodox—mereka tadinya orang asing
bagi saya dan tidak saling kenal satu dengan lainnya)—yang
memiliki pengalaman pertobatan pribadi yang sama,
semuanya berkat satu buku yang ditulis oleh seorang
perempuan yang hampir tidak dikenal di dunia literature. ***
Artikel Rohani
Apakah Tulisan-Tulisan Roh Nubuat
Menjauhkan Gereja Advent Dari
Prinsip Sola Scriptura?
Oleh : Pdt. Kalvein Mongkau
Gembala Jemaat Nanasi & Nanasi Timur
Lanjutan ….
d.
Hasil-Hasil Konfrensi-Konfrensi Sabat: Saat itu
melalui proses ini bahwa kita datang kepada tempat di
mana Ellen White dapat menulis: “Kami tahu bahwa
kami memiliki kebenaran” (Letter 30, 13 Desemb. 1850).
e. Evaluasi Tinjauan Ulang Ellen White Terhadap Proses
Konfrensi Sabat
“Banyak orang tidak menyadari betapa kokohnya
landasan iman kita sudah diletakkan. Suami saya,
Elder Joseph Bates, Father Pierce, Elder [Hiram] Edson, da
en yang lain-lain yang tekun, mulia, dan benar adalah di
antara mereka yang, sesudah melewati masa di tahun 1844,
menyelidiki kebenaran sebagai harta terpendam. Saya
bersama mereka, dan kami belajar dan berdoa secara
sungguh-sungguh.
Sering kali kami tetap bersama-sama
hingga tengah malam, dan kadang-kadang sepanjang malam,
berdoa untuk terang dan menyelidiki Firman. Lagi dan lagi
saudara-saudara datang bersama-sama untuk mempelajari
Alkitab, agar supaya mereka boleh mengetahui artinya, dan
bersedia mengajarnya dengan kuasa. Ketika mereka datang
kepada maksud di dalam pelajaran mereka di mana mereka
Bejana Advent Indonesia Timur
berkata, “Kami tidak dapat lagi melakukan apa-apa,” maka
Roh Tuhan akan datang kepadaku, saya akan dibawa di
dalam khayal, dan penjelasan yang jelas dari penggalanpenggalan uraian yang kita sedang pelajari akan diberikan
kepadaku; dengan instruksi bagaimana kita harus bekerja
dan mengajar secara efektif.
Terang itu diberikan yang
menolong kami untuk memahami kitab suci berkenaan
dengan Kristus, misi-Nya dan keimamatan-Nya. Sebuah
garis kebenaran meluas dari waktu itu kapan kami akan
memasuki kota Allah, dijelaskan kepadaku, dan saya
memberikan k depada yang lainnya petunjuk yang Tuhan
sudah berikan kepadaku” (Selected Messages, Bk. 1, hlm.
206-207).
“Kami datang bersama terbeban di dalam jiwa;
berdoa sehingga kami boleh menjadi satu di dalam iman dan
doktrin; karena kami mengetahui bahwa Kristus tidak
terbagi. Satu maksud pada waktu itu dijadikan pokok
penyelidikan.
Kitab Suci dibuka dengan satu perasaan
kagum. Kami sering berpuasa, sehingga kami boleh lebih
baik dilayakkan untuk memahami kebenaran. Sesudah doa
yang sungguh-sungguh, jika suatu maksud belum dipahami,
Page 11
Edsi 175 – 1 Maret 2012
itu didiskusikan, dan masing-masing orang mengungkapkan
pandangannya secara bebas; kemudian kami akan sujut lagi
di dalam doa, dan permohonan-permohonan yang sungguhsungguh dilayangkan ke sorga sehingga Allah akan
menolong kami untuk sepakat, bahwa kami boleh menjadi
satu sebagaimana Kristus dan Bapa satu adanya. Banyak air
mata dicurahkan.
“Kami menggunakan berjam-jam di dalam cara ini.
Kadang-kadang sepanjang malam did lam penyelidikan yang
khidmat terhdap Kitab Suci, sehingga kami boleh memahami
kebenaran untuk masa kami. Pada beberapa kesempatan Roh
Allah akan datang kepadaku, dan bagian-bagian yang sulit
diperjelas melalui cara yang Allah tentukan, kemudian ada
keselarasan yang sempurna. Kami semua satu pikiran dan
satu roh” (Testimonies to Ministers, hlm. 24-25).
f. Hubungan Antara Penyelidikan Alkitab dan KhayalKhayal Ellen G. White
Khayal-khayal yang memastikan ketidaksetujuanketidaksetujuan terhadap hasil konfrensi terkait penyelidikan
Alkitab, bukan menegaskan bahwa khayal-khayal itu
memiliki otoritas yang lebih tinggi dari Alkitab, tetapi
khayal-khayal itu justru memanggil perhatian para peserta
konfrensi kepada topik tertentu yang relevan dengan Kitab
Suci.
1). Contoh: Konfrensi Volney, Agustus 1848. Pada
konfrensi ini disebutkan di atas, rapat yang diadakan di
gudang milik David Arnold, berlangsung tiga “perbedaanperbedaan pandangan yang aneh”–
a. bahwa 1000 tahun dari Wahyu 20 sudah lampau;
b. bahwa 144.000 adalah mereka yang bangkit pada
kebangkitan Kristus;
c. bahwa Perjamuan Tuhan harus diadakan hanya pada
Paskah tahunan (ibid.).
2). Saat Arnold “berbicara tentang 1000 tahun yang
sudah terjadi di masa lampau,” Ellen White “mengetahui ia
salah” (The Spiritual Gifts, hlm. 98), tetapi tidak mengetahui
bagaimana untuk membuktikan kesalahan itu (Selected
Messages, Bk. 1, hlm. 207).
3). Ada alasan yang terkemukan mengapa dia tidak
mengetahui bagaimana membuktikan kesalahannya.
a. Kemudian ia menulis bahwa “Selama seluruh
waktu ini saya tidak dapat memahami alasan dari saudarasaudara. Pikiranku terkunci, sebagaimana adanya, dan saya
tidak dapat memahami pengertian dari Kitab Suci yang kami
sedang pelajari. Ini adalah salah satu dari kesusahankesusahan terbesar dari kehidupanku. Saya berada di kondisi
pikiran ini hingga semua maksud utama dari iman kami
diperjelas bagi pikiran-pikiran kami, selaras dengan Firman
Allah. Saudara-saudara mengetahui bahwa ketika tidak
berada di dalam khayal, saya tidak dapat memahami hal-hal
ini, dan mereka menerima sebagai terang langsung dari sorga
wahyu-wahyu yang diberikan.
“Karena selama dua atau tiga tahun pikiranku
tetap terkunci dari satu pengertian terhadap Kitab Suci.
Di dalam maksud pekerjaan-pekerjaan kami, suamiku dan
Bejana Advent Indonesia Timur
saya mengunjungi
Bapak Andrews [ayah dari J. N.
Andrews], yang sedang menderita dengan hebat penyakit
encok meradang. Kami berdoa untuk dia. Saya meletakkan
tanganku di atas kepalanya, dan berkata, ‘Bapak Andrews,
Tuhan Yesus menyembuhkan engkau secara menyeluruh.’ Ia
sembuh seketika itu juga. Ia bangun, dan berjalan di
ruangan, memuji Allah dan berkata, ‘Saya tidak pernah
melihat cara ini sebelumnya. Malaikat-malaikat Allah berada
di ruangan ini.’ Kemuliaan Tuhan diungkapkan. Terang itu
nampaknya menyinari seluruh rumah itu, dan tangan
malaikat-malaikat diletakkan di atas kepalaku. Sejak saat itu
hingga kini saya sudah sanggup memahami Firman Allah”
(Selected Messages Bk. 1, hlm. 207, penekanan
ditambahkan).
b. Kesembuhan Bapak Andrews terjadi di bulan
Desember 1850, sehingga “dua atau tiga tahun” dia merujuk
kepada hampir dapat disamakan secara pasti dengan periode
konfrensi-konfrensi tahun 1848-1850 (lihat Selected
Messages, Bk. 1, hlm. 207).
c. Itulah sebabnya, di Konfrensi Volney, dia tidak
sanggup untuk membuktikan kesalahan Saudara Arnold,
bahkan ia mengakui bahwa kepercayaannya salah. “Dukacita
hebat menekan semangatku,” ia mengingat, “karena itu
nampaknya kepadaku bahwa Allah tidak dihormati” (The
Spiritual Gifts, vol. 2, hlm. 98). Di bawah kecemasan ini
dia pingsan.
Secara langsung, lima pria hadir—Joseph
Bates, E.L.H. Chamberlain, H. S. Gurney, Hiram Edson, dan
James
White---membentuk
lingkaran
doa
dan
mengetengahinya.
4). Satu khayal memberikan jawaban-jawaban Alkitabiah
kepada “perbedaan-perbedaan pandangan aneh.”
a. Saat tua-tua berdoa, ,dia terbangun---tetapi tidak
dalam keadaan sadar secara normal. Di dalam khayal, tanpa
menyadari apa yang sedang terjadi di sekitarnya, ia
mengangkat sebuah Alkitab dan mulai membuka halaman
demi halaman, menunjukkan ayat-ayat yang relevan dengan
isyu-isyu yang sedang didiskusikan. Pada waktu yang sama
matanya berpaling “ke atas dan di dalam arah yang
berlawanan dari Alkitab,” seolah-olah memandangi sesuatu
yang jauh (J. N. Loughborough, Review and Herald, 3 Maret
1885, di dalam Arthur L. White, Biographical Books, vol. 1,
hlm. 142).
b. Sementara mereka yang berada di sekitarnya
dengan merasa heran mendokumentasikan perilaku
lahiriahnya, ia sendiri merasa “kehilangan perkara-perkara
duniawi.”
Ketika khayal berakhir dan dia menjadi
menyaadari kembali sekelilingnya, dia berkata kepada
kelompok itu bahwa “malaikat yang menemaninya” sudah
menjelaskan “beberapa kesalahan dari mereka yang hadir,
dan juga kebenaran yang bertentangan dengan kesalahankesalahan mereka.”
5). Metode oleh mana khayal-khayal memecahkan
ketidaksepakatan-ketidaksepakatan adalah oleh memangil
perhatian kepada penggalan-penggalan uraian Kitab Suci
yang spesifik yang relevan bagi penyelidikan mereka.
Seperti yang Loughborough catat, “Alasan orang-orang ini
Page 12
Edsi 175 – 1 Maret 2012
meninggalkan perbedaan-perbedaan mereka adalah
bukan sekedar karena Sester White mengatakan bahwa
mereka harus meninggalkan perbedaan itu, tetapi karena
di dalam khayal yang sama mereka ditunjukkan kepada
pernyataan-pernyataan sederhana dari Kitab Suci yang
membuktikan teori-teori palsu mereka, dan sudah
memaparkan di hadapan mereka yang berlawanan
secara tegak lurus dan jejak yang selaras dengan
kebenaran Alkitab” (Arthur L. White, Biographical Books,
vol. 1, hlm. 142).
2.
Konfirmasi MAHK Bahwa Kitab Suci Memiliki
Prioritas Melebihi Tulisan-Tulisan Roh Nubuat
Adalah satu hal penting bagi GMAHK memberikan
konfirmasi bahwa Kitab Suci memiliki prioritas melebihi
tulisan-tulisan roh nubuat. Salah satu bukti yang paling jelas
bahwa Kitab Suci memiliki prioritas melebihi tulisan-tulisan
yang dinyatakan di dalam pengalaman dan pengajaran Ellen
White adalah dapat dijumpai pada satu seri dari tujuh
konfrensi yang diadakan oleh para pendahulu rohani MAHK
155 tahun lalu, yakni di tahun 1848. Kita percaya pada hal
yang benar-benar mendasar bahwa kita mengingat sejarah
dan khususnya pelajaran-pelajaran rohani dari konfrensikonfrensi itu, sebab konfrensi-konfrensi itu meletakkan
landasan bagi satu gereja yang dibangun di atas Kitab Suci,
seluruh Kitab Suci, dan tanpa bertentangan dengan Kitab
Suci.
Di dalam seri tujuh konfrensi Sabat dan Kaabah
yang diadakan oleh para pendahulu GMAHK rohani sekitar
tahun 1848, telah membuktikan bahwa mereka tidak
bergantung kepada khayal-khayal dari Ellen G. White di
dalam menafsirkan Alkitab. Setelah orang-orang percaya
sudah melakukan penyelidikan utamanya terhadap Alkitab
pada topik tertentu yang sedang dibahas, kadang-kadang
mereka menghadapi kesulitan untuk tiba kepada pemahaman
akhir maka Tuhan memberikan pengertian yang lebih jelas
lewat khayal-khayal yang diberikan lewat Ellen G. White
berkenaan dengan penyelidikan yang sebelumnya mereka
sudah buat dengan sungguh-sungguh.
Jadi biasanya khayal-khayal memberikan lanjutan
sesudah orang-orang percaya sudah melakukan penyelidikan
utama atas topik tertentu. Sebagai contoh yakni pada
Konfrensi Dorchester (tanggal 17-19 November 1848).
Konfrensi itu diadakan di kota kecil Dorchester (sekarang
adalah bagian dari kota Boston), Massachusetts, di rumah
dari Otis Nichols, seorang pencetak. Konfrensi-konfrensi
sebelumnya sudah diikuti melebihi pola dari seminar
“penginjilan”, bersama James White dan Joseph Bates
mengadakan beberapa presentasi penginjilan tentang Sabat
dan pemahaman yang berkembang tentang kaabah.
Konfrensi Dorchester lebih dari sekedar konsili ‘para tuatua.’ Joseph Bates menyajikan pada saat yang sama beberapa
materi yang sangat indah tentang “terang baru”, yang mana
dipelajari oleh tua-tua yang lainnya juga.
Ada satu pertanyaan yang sedang didiskusikan:
Apakah arti meterai Allah di dalam Wahyu 7:1-3? Joseph
Bejana Advent Indonesia Timur
Bates sudah menerbitkan di bulan Januari 1848, satu buku
berjudul The Vindication of the Sabbath, menentukan
pemahamannya ke depan bahwa meterai itu melambangkan
tabiat yang berkembang melalui penurutan terhadap hukum
Allah, tetapi kelompok tersebut menginginkan terang
selanjutnya.
Sesudah Bates mengadakan penyajian awal, Ellen
White diberikan satu khayal yang menunjukkan bahwa
satu maksud tertentu dari hukum Allah—Sabat—secara
khusus adalah “kebenaran meterai” itu. Sehingga khayal itu
memperluas dan mempertajam kesimpulan dari Bates (tetapi
tidak mempertentangkan mereka). Kelompok penyelidik
Alkitab itu kemudian menguji terang baru oleh penyelidikan
Alkitab secara lebih lanjut.
Pada saat yang sama, Ellen diberikan pekabaranpekabaran baik kepada Bates maupun untuk suaminya, James
White. Pekabaran untuk Bates adalah bahwa ia harus
menuliskan apa yang ia sudah dia lihat dan dengarkan
sehingga berkat Allah akan beserta tulisan itu. Terbukti
alasan dia dihalangi dari menulis sesudah Konfrensi
Topsham, adalah karena ia belum datang kepada satu
pemahaman yang penuh akan meterai itu. Sekarang ia
didesak untuk menuliskanya, mencakup apa yang ia sudah
lihat dan dengar melalui khayal Ellen pada di Dorchester.
Ellen juga memiliki satu pekabaran untuk suaminya,
James: “Engkau harus mulai mencetak satu makalah
kecil dan mengirimkan itu kepada orang-orang. Biarlah
itu menjadi kecil pada mulanya; tetapi saat orang-orang
membacanya, mereka akan mengirimkan harta
kepadamu dengan mana untuk mencetaknya, dan itu
akan menjadi satu kesuksesan dari pertama.
Dari
permulaan yang kecil ini itu ditunjukkan kepadaku akan
menjadi bagaikan aliran-aliran terang yang pergi
menerangi seluruh dunia” (Life Sketch of Ellen G. White,
hlm. 125).
Beberapa bulan kemudian (di tahun 1849), James
mulaikan sebuah makalah yang dinamai The Present Truth,
yang secara khusus menekankan Sabat. Pada tahun 1850
mulai dengan nama lainnya The Advent Review, yang mana
adalah sebuah tinjauan ulang terhadap pengajaran kaum
Advent Millerite berkisar pada nubuatan Alkitab,
menekankan padangan-pandangan yang berkembang secara
lebih mutakhir tentang kaabah.
Dua makalah segera
digabungkan di bawah judul Second Advent Review and
Sabbath Herald–dan aliran-aliran dari makalah itu secara
pasti sudah pergi “menerangi seluruh dunia.”
Bahkan kesalahan-kesalahan terhadap badan
Advent secara menyeluruh tidak dikoreksi oleh Khayal—
sesudah mereka melakukan penyelidikan serius akan
Alkitab di seputar isyu-isyu yang sedang diperdebatkan,—
dan secara khusus jika ada ancaman perpecahan yang serius.
Sebagai contoh:
Konfrensi tahun 1855 yang
membahas waktu untuk mulai memelihara Sabat. Pertanyaan
ulang diarahkan terhadap James White : “Jika khayal
diberikan untuk mengkoreksi kesalahan,” mengapa Allah
membiarkan orang-orang percaya memelihara Sabat dari jam
Page 13
Edsi 175 – 1 Maret 2012
6 p.m. ke jam 6 p.m. selama sembilan tahun sebelum
memperbaikinya ?
Jawaban James White: “Pekerjaan Tuhan ke atas
maksud ini adalah selaras dengan perwujudan-perwujudanNya ke atas kita terhadap yang lainnya, dan selaras dengan
kedudukan yang benar dari karunia nubuat” ..“Itu nampaknya
tidak akan menjadi kerinduan dari Tuhan untuk mengajar
umat-Nya dengan karunia-karunia Roh berkisar pertanyaanpertanyaan atas Alkitab hingga hamba-hamba-Nya sudah
menyelidi dengan rajin firman-Nya. Kemudian ini dilakukan
terhadap pokok untuk waktu mulai menguduskan Sabat, dan
kebanyakan [orang-orang Advent] diteguhkan [diyakinkan],
dan beberapa orang berada di dalam keadaan bahaya keluar
dari keselarasan dengan tubuh gereja pada pokok persoalan
ini, kemudian ya, kemudian [cetak miring asli] pada waktu
yang paling penting bagi Allah untuk mengagungkan
kebaikan-Nya di dalam perwujudan dari karunia Roh-Nya di
dalam penuntasan pekerjaan wajar itu.”…“Kitab Suci yang
suci diberikan kepada kita sebagai peraturan iman dan
tugas, dan kita diperintahkan untuk menyelidikinya. Jikakita
gagal memahami dan menuruti sepenuhnya kebenarankebenaran sebagai akibat dari tidak menyelidiki Kitab Suci
sebagai mana seharusnya kita buat, atau satu keinginan
penyerahan diri, ketajaman rohani, dan Allah di dalam
rahmat pada masa-Nya sendiri mengkoreksi kita oleh
beberapa perwujudan dari karunia-karunia Roh Kudus-Nya,
gantinya bisikan yang Ia tidak lakukan itu sebelumnya,
biarlah kita mengakui dengan rendah hati rahmat-Nya, dan
memuji Dia karena kebaikan-Nya yang tak terbatas di dalam
perkenanan untuk benar-benar mengkoreksi kita. . . Biarlah
karunia-karunia memiliki tempat mereka yang wajar di dalam
gereja. Allah sudah tidak pernah menetapkan mereka
paling depan, dan memerintahkan kita untuk mencari
mereka untuk menuntun kita di dalam jalan kebenaran,
dan jalan ke sorga.
Firman-Nya yang Ia sudah
agungkan. Kitab Suci Perjanjian Lama dan Baru adalah
pelita bagi manusia untuk menerangi jalannya ke
kerajaan itu. Ikutilah pelita itu. Tetapi jika engkau bersalah
dari kebenaran Alkitab, dan berada di dalam bahaya tersesat,
mungkin Allah akan berada pada waktu pilihan-nya
mengkoreksimu, dan membawa engkau kembali ke
Alkitab,dan menyelamatkan engkau” (James White, “Time
to Commence the Sabbath,” Review and Herald, 25 Feb.
1868).
James White melihat dua alasan mengapa Allah
campur tangan ketika berlaku berkenaan dengan waktu
mulaikan hari Sabat:
a. Allah menunggu hingga sesudah orang-orang percaya
sudah dengan serius menyelidiki Kitab Suci berupaya untuk
memecahkan suatu isyu.
b.
Allah bertindak (di dalam kasus ini) sebelum
ketidaksetujuan meluas ke dalam skisma (perpecahan) yang
nyata di dalam gereja.
Kesimpulan sementara terhadap uraian-uraian di
atas adalah bahwa penyelidikan Alkitab mengambil tempat
pertama dan Roh Nubuat, mengambil tempat kedua,
Bejana Advent Indonesia Timur
diteguhkan oleh apa yang Ellen White tuliskan tentang
“terang yang lebih besar dan terang lebih kecil” dan
nasihatnya kepada seorang pendeta terkemuka tentang
tulisan-tulisannya di dalam persediaan untuk berkhotbah.
“Terang Lebih Kecil” dan “Terang Lebih
Besar.” Ellen White menulis pada tahun 1902, “Sedikit saja
perhatian diberikan kepada Alkitab, dan Tuhan sudah
memberikan terang yang lebih kecil untuk menuntun pria dan
wanita kepada terang yang lebih besar” (Evangelism, hlm.
257). Ini menggaris-bawahi desakannya bahwa Alkitab
selalu menjadi tempat di depan sebagai standar dari doktrin
dan praktek. Lihat juga Evangelism, hlm. 256; The Great
Controversy, hlm. vii; Testimonies, vol 2, hlm. 604-608;
Testimonies, vol. 5, hlm. 665-666.
Nasihat Ellen White H. M. J. Richards (ayah dari
H.M.S. Richards, Sr). Ketika H. M. J. Richards adalah
wakil ketua dari Konfrens Colorado dan pendeta dari gereja
di Denver (tahun 1900 atau 1901), Ellen White mengunjungi
jemaatnya pada satu Sabat pagi dan mendengarkannya
berkhotbah. Sesudah berkhotbah Pdt. H. M. S. Richard, Sr.,
meminta nasihat Ny. White tentang bagaimana untuk
menggunakan tulisan-tulisannya di dalam berkhotbah. Lalu
Ny. White menjawab, “Ketika engkau berkhotbah pada satu
pokok pembicaraan, pergilah ke Alkitab dan pelajari pokok
pembicaraan itu dari Alkitab itu secara menyeluruh. Pelajari
itu secara mengeluruh dari Kitab Suci, pelajari segala sesuatu
yang Kitab Suci hendak katakan pada pokok pembicaraan itu,
sehingga engkau berada pada penguasaan yang lengkap
terhadap topik itu sejauh yang dikenankan Kitab Suci.
Sesudah ini, pergilah ke tulisan-tulisan Roh Nubuat ini.
Lihat apa yang tulisan-tulisan itu katakan pada pokok
pembicaraan itu untuk keterangan tambahan dan penekanaan
yang benar, dan pastikan bahwa engkau memang sudah benar
di dalam penafsiranmu. Lalu pergilah kepada umat dan
khotbahkan pokok pembicaraan itu kepada umat benar-benar
keluar dari Alkitab (lihat Surat dari H.M.S. Richards kepada
C. Mervyn Maxwell, Ellen White’s Own Advice on How to
Use Her Books in Preaching).1
Bersambung ……
1
Lihat juga H. M. Richards Sr. with N. R. Dower,
“The Editor Interviews H. M. S. Richards,” Ministry 49
(Oktober 1976): 5-7.
Page 14
Edsi 175 – 1 Maret 2012
Bagian 4
Dikompilasi Oleh : Pdtm. Glen Rumalag
Apakah yang menjadi buah penyucian yang paling
berharga?
“Buah penyucian yang paling berharga ialah anugerah
kerendahan hati.” HYD. 15. Catatan: Ada banyak buah
dari penyucian, tapi betapa kita kurang menyadari dan
mempraktekkan akan hal ini.
Bahkan, oleh karena
perbuatan kita, kita sudah merasa lebih benar dari orang
lain sedangkan di sisi yang lain dalam kehidupan kita kita
memiliki sifat meninggikan diri. Jika hal ini terjadi, ini
menandakan kita belum mengerti dan mencapai tahap
penyucian yang Tuhan inginkan.
Bagaimana model tutur kata/bahasa dari seorang yang
rendah hati?
“Bahasa orang yang rendah hati tidak pernah
menyombongkan diri.” HYD. 15. Renungkan: Kita dapat
menilai diri kita sendiri, apakah kita sering mengangkat diri
kita dalam pembicaraan? Jika ya, mungkin kita perlu
meminta kepada Tuhan akan anugerah kerendahan hati.
Apakah yang menjadi perhiasan umat pilihan?
“Kerendahan hati menghiasi dari dalam, dinyatakan Allah
sebagai perhiasan yang mahal nilanya.... kerendahan hati
Bejana Advent Indonesia Timur
menghiasi jiwa dan menghubungkan manusia yang terbatas
kepada Allah yang tak terbatas. Inilah perhiasan umat
pilihan Allah sendiri.” HYD. 16.
Apa sebenarnya keadaan seseorang yang hanya mau
menurut perintah yang ia senangi?
“Mereka yang mengaku dan menurut satu dari perintahperintah-Nya karena senang melakukan demikian, tetapi
menolak perintah-Nya yang lain karena hal itu menuntut
pengorbanan, berarti telah merendahkan standar
kebenaran dan dengan demikian telah menuntun orang
lain meringankan tuntutan hukum Allah yang suci.
‘Demikianlah firman Tuhan’ sudah seharusnya menjadi
peraturan kita dalam segala sesuatu.” HYD. 19,20.
“Nabi Daniel memiliki tabiat yang mulia. Ia merupakan
contoh cemerlang tentang keadaan manusia bila
bersekutu dengan Allah sumber hikmat itu.” HYD. 18.
Apa rahasia dari keberhasilan nabi Daniel?
“Baginya (Daniel) doa begitu penting. Ia menjadikan Allah
kekuatannya, dan takut akan Allah berlangsung terus dalam
setiap transaksi hidupnya.” HYD. 20.
Page 15
Edsi 175 – 1 Maret 2012
Bagaimana sikap Daniel dalam menghadapi tugasnya di
istana raja sementara dia juga harus menurut Tuhan di
lain pihak?
“Dalam segala sesuatu yang tidak bertentangan dengan
kesetiaannya kepada Allah, ia hormat dan patuh kepada
penguasa yang mengaturnya; namun baginya tuntutan Allah
begitu tinggi sehingga tuntutan para penguasa dunia
dianggapnya nomor dua. Ia tidak akan terbuai oleh
pertimbangan yang mementingkan diri yang mengalihkan dia
dari tugasnya.” HYD. 20.
Mengapa Daniel tidak ikut makan dalam santapan raja?
“Meskipun ia masih seorang muda, ia telah melihat
pengaruh yang berbahaya dari minuman keras dan
hidup mewah terhadap tubuh dan kesehatan pikiran.”
HYD. 21.
Apa yang Allah lakukan kepada Daniel dan kawankawannya atas keteguhan mereka kepada apa yang
mereka tau sebagai kebenaran?
Bejana Advent Indonesia Timur
“Tuhan menyatakan penghargaan-Nya atas keteguhan
dan penyangkalan diri pemuda-pemuda Ibrani ini, dan
berkat-Nya dicurahkan kepada mereka. Ia ‘memberikan
pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan
dan hikmat, sedangkan Daniel juga mempunyai pengertian
tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi’ (Dan 1:17).”
HYD. 22.
Apa keuntungan mempraktekkan penurutan yang ketat
kepada tuntutan-tuntutan Allah?
“Penurutan yang ket t terhadap tuntutan-tuntutan Allah
membawa keuntungan bagi kesehatan tubuh dan
pikiran.” HYD. 22.
Page 16
Download