17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Secara harafiah, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Karena sifatnya communis bermakna umum dan bersama-sama. Dengan kata lain, komunikasi ialah suatu proses di dalam upaya membangun saling pengertian diantara pihakpihak yang berkomunikasi. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward mengenai komunikasi manusia yaitu: human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain. Adapun definisi komunikasi menurut Gode dalam buku Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, yaitu komunikasi adalah suatu proses yang membuat 17 18 kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula memonopoli oleh satu atau beberapa orang. 8 Sedangkan Bernard Berelson dan Gary A. Steiner dalam buku Wiryanto Pengantar Ilmu Komunikasi, mendefinisikan komunikasi sebagai transmisi informasi, gagasan, emosi, keterlampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut sebagai komunikasi. Sejak awal perkembangan ilmu komunikasi, para ahli dari berbagai disiplin ilmu telah turut memberikan sumbangan yang besar terhadap keberadaan ilmu komunikasi tersebut. Hal inilah yang membuat ilmu komunikasi menjadi ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidispliner. Berger dan Chaffe menerangkan bahwa ilmu komunikasi adalah: Ilmu komunikasi itu mencari untuk memahami mengenai produksi, pemerosesan dan efek dari simbol serta sistem signal, dengan mengembangkan pengujian teori-teori menurut hukum generalisasi guna menjelaskan fenomena yang berhubungan dengan produksi, pemrosesan dan efeknya. 9 Berdasarkan dari beberapa pengertian ilmu komunikasi tersebut di atas, beberapa ahli mempunyai definisi dan pengertian komunikasi masing-masing, yang memberikan definisi akan ilmu komunikasi menjadi sangat beragam namun saling melengkapi satu sama lain dan menyempurnakan makna komunikasi tersebut sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi. Namun untuk memahamai pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif, terdapat 5 (lima) unsur sebagai jawaban dan pertanyaan 8 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi. Gramedia Widiasarana, Jakarta, 2004 hal. 6 9 Ibid. Hal 4 19 dalam komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. 5 (lima) unsur tersebut adalah: 1. Komunikator (siapa yang mengatakan?) 2. Pesan (mengatakan apa?) 3. Media (melalui saluran/channel/media apa? 4. Komunikan (kepada siapa?) 5. Efek (dengan dampak / efek apa?) Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, maka secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu. 2.1.2 Fungsi Komunikasi William I. Gorden dalam buku Deddy Mulayana yang berjudul Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat 10, yaitu: 1. Sebagai komunikasi sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan hubungan 10 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Rosda, Bandung, 2005, hal. 5 20 orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa, negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama. 2. Sebagai komunikasi ekspresif Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) seseorang. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal. 3. Sebagai komunikasi ritual Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa. Negara, ideologi, atau agama mereka. 21 4. Sebagai komunikasi instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja digunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagi instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakankan pakaian necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan. Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa 22 keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan. 2.2 Public Relations 2.2.1 Definisi Public Relations Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan pranata public relations (PR) di perusahaan dan organisasi atau institusi memegang peranan penting dalam proses komunikasi internal maupun eksternal. Seorang public relations tidak hanya mementingkan bagaimana pencitraan itu terbentuk dan dibangun, melainkan juga menyelaraskan bahkan menerjemahkan “komunikasi” diantara berbagai pihak. Seorang praktisi public relations selain harus mampu mengkomunikasikan ide, gagasan dan pemikirannya kepada kalangan intern perusahaan, tetapi harus juga mampu meyakinkan dan menjaring kepuasan pihak luar dalam hal ini bisa klien ataupun konsumen. Public relations merupakan seni (arts) dan gabungan dari disiplin ilmu manajemen, komunikasi, psikologi, sosial, dan marketing, untuk membentuk agar perusahaan atau lembaga, gagasan atau ide yang ditawarkan, nama dan produknya menjadi disukai dan dapat dipercaya oleh publiknya. Public relation adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Hal ini menunjukkan bahwa public relation dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan menjalin komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi. untuk 23 Selain itu, public relation juga dapat dikatakan sebagai interaksi dan menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan merupakan profesi yang profesional dalam bidangnya karena merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus menerus karena public relation merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan. Secara umum public relation adalah proses interaksi dimana public relation menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya. Dalam buku dasar-dasar public relation juga mengatakan bahwa public relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau lembaga umum dan swasta untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang mempunyai hubungan atau kaitan, dengan cara mengevaluasi opini publik mengenai organisasi atau lembaga tersebut, dalam rangka mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas Tujuan utama dari public relation adalah mempengaruhi perilaku orang secara individu maupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi, sikap dan opininya penting terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan. 24 Menurut Rosady Ruslan, Public Relations mempunyai peran ganda di satu pihak berupa ia menjaga citra baik terhadap lembaga ataupun organisasi yang diwakilinya dan dipihak lain ia harus berhadapan dengan berbagai situasi yang kurang menguntungkan seperti opini publik yang negatif kontrofersial, bertentangan hingga menghadapi saat yang paling genting dan krisis kepercayaan dan citra. 11 Public Relations bertindak sebagai komunikator dalam kegiatan komunikasi pada organisasi yang dalam prosesnya dalam dua arah timbal balik dan juga membina hubungan yang baik dengan pihak publik sebagai target sasaran yaitu publik internal dan eksternal Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A., bahwa dalam konsepnya, fungsi Public Relations Officer ketika menjalankan tugas dan operasionalnya, baik sebagai komunikator dan mediator maupun organisator yaitu 12 : a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik eksternal maupun internal. c. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. d. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum. 11 12 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal.59 Prof. Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Komunikologis, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992, hal. 60 25 Dapat disimpulkan bahwa fungsi public relation jika dilaksanakan dengan baik merupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya organisasi, atau perusahaan. Secara singkat dapat disampaikan juga bahwa fungsi public relation adalah memelihara, menumbuhkembangkan dan mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, atau meminimalkan munculnya masalah. 2.2.2 Humas Pemerintahan Seiring dengan tuntutan reformasi diseluruh bidang dan kegiatan termasuk salah satunya reformasi dibidang birokrasi, pemerintah wajib menyelenggarakan aktivitasnya dengan memenuhi kriteria asas-asas pemerintahan yang baik. Unsur transparansi menjadi salah satu ukuran dari suatu penyelenggaraan pemerintahan saat ini. Masyarakat berhak mengetahui informasi apapun dari pembuat dan pelaku kebijakan tersebut. Public relations di pemerintahan secara tidak langsung merupakan pemberi informasi kepada masyarakat sekaligus penghubung antara pemerintah dan masyarakat. Hal ini terkait karena pemerintah yang merupakan delegasi atau perwakilan dari masyarakat itu sendiri. Maka, wajar jika apabila pemerintah harus tetap terhubung dengan masyarakat dan setiap aspeknya menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Public relations sendiri menjadi palang pintu antara pemerintah dengan publik untuk menciptakan hubungan yang harmonis diantara kedua belah pihak tersebut. 26 Government relations adalah seni berhubungan dengan berbagai lembaga penentu kebijakan (eksekutif, legislatif) yang mempengaruhi perusahaan pada level lokal, nasional maupun internasional. Dalam menjalankan kegiatan public relations atau humasnya, Rosady Ruslan menjabarkan mengenai tugas-tugas public relations pemerintahan 13, yaitu: a. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat. b. Kegiatan memberikan nasihat/sumbang saran untuk menanggapi apa yang sebaiknya dilakukan oleh instansi atau lembaga pemerintah seperti yang dikehendaki oleh pihak publiknya. c. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang diperoleh antara hubungan publik dengan para aparat pemerintahan. d. Memberikan penerangan / informasi tentang apa yang telah diupayakan oleh suatu lembaga/instansi pemerintah yang bersangkutan. Sedangkan fungsi public relations atau humas dalam pemerintahan adalah 14: a. Pembinaan hubungan antar departemen, lembaga negara dan lembaga masyarkat. b. Pengumpulan, pengolahan dan penyusunan bahan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan departemen untuk informasi kepada masyarakat. c. Pembinaan hubungan kerjasama media massa dan pembinaan jabatan atau pranata kehumasan. 13 14 Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi), Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal. 80 Ibid. 82 27 Bertolak dari fungsi humas di atas maka Rosady Ruslan mengemukakan 4 (empat) fungsi pokok humas pemerintah adalah sebagai berikut 15: a. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah. b. Memberikan pelayanan dan menyebarluaskan pesan/informasi mengenai kebijaksanaan dan hingga program-program kerja secara nasional kepada masyarakat. c. Memberikan komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif, dalam menjembatani kepentingan instansi pemerintah di satu pihak dan menampung aspirasi serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya dilain pihak. d. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang. 2.3 Kampanye Public Relations Public relations merupakan suatu bidang yang memerlukan segi perencanaan yang matang, sama dengan bidang periklanan yang melakukan “komunisuasi”, yaitu gabungan antara melakukan komunikasi dan sekaligus membujuk (persuasive). Dalam melakukan kampanye atau propaganda (PR campaign and propaganda), selain untuk mengkampanyekan program kerja, aktivitas dan informasi, tujuan lainnya adalah untuk memperkenalkan, meningkatkan kesadaran atau pengertian dan mencari dukungan publik dari sasaran khalayaknya (target 15 Ibid. 84 28 audience), dan sekaligus mempengaruhi serta membujuk sasaran khalayak yang terkait dan dituju (significant public), perkembangan berikutnya dikenal dengan stake holder (khalayak sasaran yang terkait). Kampanye public relations dalam arti sempit bertujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak sasaran (target audience) untuk merebut perhatian serta menumbuhkan persepsi atau opini yang positif terhadap suatu kegiatan dari suatu lembaga atau organisasi (corporate activities) agar tecipta suatu kepercayaan dan citra yang baik dari masyarakat melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proses komunikasi dengan jangka waktu tertentu yang berkelanjutan. Dalam arti umum atau luas, kampanye public relations tersebut memberikan penerangan terus-menerus serta pengertian dan memotivasi masyarakat terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses dan teknik komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang positif 16. Namun dalam pelaksanaannya kampanye public relations seringkali disamakan dengan propaganda. Hal ini dikarenakan keduanya merupakan samasama kegiatan komunikasi yang terencana untuk mencapai tujuan tertentu dan mempengaruhi khalayak sasarannya. Yang membedakannya yaitu kampanye public relations menggunakan cara yang halus tanpa paksaan dalam mengkomunikasikan rencananya sedangkan propaganda cenderung menggunakan paksaan dalam mengkomunikasikan rencananya. 16 Rosady Ruslan, Loc.Cit hal. 66 29 Dalam kampanye public relations tersebut lebih menekankan pengertian, kesadaran, saling percaya, toleransi, dan saling kerja sama dengan berbagai pihak untuk memperoleh dukungan publik. Strategi ini pada hakikatnya adalah suatu perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya. Hal ini merupakan salah satu materi dari kampanye public relations selain : 1. Tema/topik dan isu apa yang ingin diangkat ke permukaan agar mendapat tanggapan: seorang public relations harus mengerti tema atau topik yang ingin diangkat kepada khalayak untuk mendapatkan respon atau feed back. 2. Tujuan dari kampanye: setiap kegiatan kampanye public relations yang dilaksanakan selalu memiliki tujuan. 3. Program acara dalam kampanye: agar kampanye yang dilaksanakan berhasil, seorang public relations harus menciptakan program-program menarik dalam kampanye sehingga pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak dapat diterima dengan baik. 4. Sasaran dari kampanye yang hendak dicapai: sasaran yang hendak dicapai ini mencakup khalayak yang ingin dituju dalam kampanye tersebut. Sehingga pesan dalam kampanye tersebut dapat kena sesuai dengan sasarannya. 5. Penentuan media: media menjadi bagian yang tidak kalah penting dalam pelaksanaan kampanye. Penentuan media ini pun terkait dengan sasaran atau khalayak yang ingin dituju dalam kampanye. 30 6. Penetapan anggaran: dalam melaksanakan kegiatan kampanye, hal yang tidak kalah penting adalah penetapan anggaran dalam kampanye tersebut. Anggaran yang sudah ditentukan dapat menentukan jenis seperti apa kampanye yang ingin dilaksanakan. 7. Analisis hasil program dan aplikasinya: analisis program ini mencakup apakah program yang sudah dilaksanakan berhasil dan sudah sesuai dengan tujuan dari program tersebut. Hasil analisa ini digunakan untuk review dari program yang dilaksanakan dan sebagai gambaran atau acuan untuk program berikut. Kampanye “sebagai serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisasi dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian besar khalayak sasaran secara berkelanjutan dalam periode waktu tertentu”. Apapun ragam dan tujuan dari kampanye public relations tersebut, upaya perubahan yang dilakukan kampanye selalu terkait dengan aspek pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan perilaku (behavioural). Ostergaard menyebut ketiga aspek tersebut dengan “3A” sebagai kependekan dari awareness, attitude dan action. 17 Dalam pelaksanaanya kampanye dibagi beberapa tahapan yaitu: 1. Tahap pertama kegiatan kampanye biasanya diarahkan untuk menciptakan perubahan pada tataran pengetahuan atau kognitif. Pada tahap ini pengaruh yang diharapkan adalah munculnya kesadaran, berubahnya keyakinan atau meningkatnya pengetahuan khalayak tentang isu tertentu. 17 Drs. Antar Venus, M.A., Manajemen Kampanye, Siombiosa Rekatama Media, Bandung, 2007, hal. 10 31 2. Tahap kedua diarahkan pada perubahan dalam ranah sikap atau attitude. Sasarannya adalah untuk memunculkan simpati, rasa suka, kepedulian atau keberpihakan khalayak pada isu-isu yang menjadi tema kampanye. 3. Sementara pada tahap terakhir kegiatan kampanye ditujukan untuk mengubah perilaku khalayak secara konkrit dan terukur. Tahap ini menghendaki adanya tindakan tertentu yang dilakukan oleh sasaran kampanye. Charles U. Larson dalam buku Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations oleh Rosady Ruslan, membagi jenis kampanye kedalam tiga kategori yakni: Product-Oriented Campaigns, Candidate-Oriented Campaigns dan Ideologically or Cause Oriented Campaigns 18. 1. Product-Oriented Campaigns Kampanye yang berorientasi pada produk, umumnya terjadi di lingkungan bisnis. Istilah lain: Contoh: kampanye Bank BTN Go Public, kampanye Telkom Flexi. 2. Candidate-Oriented Campaigns. Kampanye yang berorientasi pada kandidat, umumnya dimotivasi karena hasrat untuk kepentingan politik. Contohnya kampanye Pemilu, kampanye penggalangan dana bagi partai politik. 3. Ideologically or Cause Oriented Campaigns. Kampanye yang berorientasi pada tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi sosial. Contohnya kampanye AIDS, kampanye 18 Rosady Ruslan Loc Cit hal. 25 32 donor darah. Dalam melaksanakan kampanye public relations, tentunya diperlukan strategi sehingga tujuan dari kampanye tersebut dapat tercapai. Strategi merupakan masalah pekerjaan yang tersulit dalam perencananaan program kampanye public relations. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan memerlukan program terencana, terkoordinasi yang melibatkan tim kerja, memiliki prinsip-prinsip, dan termasuk gagasan, kegiatan, alokasi dana besar serta dengan taktik pelaksanaan pencapaian tujuan program (tactical prorgramme) yang terukur secara rasional atau spesifik. Strategi persuasi kampanye public relations meliputi memilih komunikator terpercaya, mengemas pesan sesuai dengan keyakinan dan keinginan khalayak, memunculkan kekuatan diri khalayak, mengajak khalayak untuk berpikir dan yang tidak kalah pentingnya adalah melibatkan khalayak dalam kampanye public relations ini. Dalam menerapkan strategi kampanye public relations ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti perencanaan, pesan yang disampaikan dan yang tidak kalah pentingnya adalah evaluasi dari strategi dan pelaksanaan kampanye public relations tersebut. Penentapan perencanaan dalam melaksanakan kampanye public relations menjadi hal yang sangat penting dan krusial dalam penerapan strategi public relation, karena perencanaan akan menentukan berhasil atau tidaknya tujuan dan pesan dalam kampanye tersebut sampai ke khalayak. Perencanaan meliputi: a. Analisis masalah; b. Tujuan program kampanye; 33 c. Pesan kampanye; d. Sasaran kampanye; e. Strategi dan taktik; f. Alokasi waktu dan sumber daya. Sebagai public relationsnya tentunya harus tahu terlebih dahulu, isi pesan yang akan disampaikan kepada khalayak. Isi pesan tersebut meliputi: materi pesan, visualisasi pesan, pendekatan emosional serta kreativitas pesan tersebut. Namun perlu diperhatikan juga bagaimana struktur pesan-pesan tersebut diorganisasikan. Pesan yang telah dikemas dan siap disampaikan kepada khalayak, namun sebelum pesan itu disampaikan, seorang public relations harus mengetahui, mengidentifikasi dan segmentasi publik. James Grunning membagi publik ke dalam 3 (tiga) jenis: a. Latent Public: kelompok yang menghadapi permasalahan berkaitan dengan issue kampanye namun tidak menyadarinya. b. Aware Public: kelompok yang menyadari bahwa permasalahan itu ada. c. Active Public: kelompok yang mau bertindak sehubungan dengan permasalahan tersebut. Hal terakhir setelah semua kegiatan dan strategi kampanye public relation dilaksanakan adalah evaluasi kampanye public relation tersebut. Evaluasi ini berperan penting untuk melihat sejauh mana pencapaian yang dihasilkan dari kampanye. Hasil evaluasi tersebut nantinya akan digunakan untuk sebagai tolak ukur atas penentuan strategi kampanye berikutnya. 34 2.4 Strategi Komunikasi Kampanye Public Relations Strategi merupakan bagian penting dari berhasil atau tidaknya suatu kampanye public relations yang dilaksanakan. Strategi pada hakikatnya adalah suatu perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya. 19 Sehingga dalam perencanaan kampanye public relations diterapkan suatu strategi komunikasi yang efektif, yaitu: a. Bagimana mengubah sikap? b. Mengubah opini; dan c. Mengubah perilaku. R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burnet dalam bukunya Techniques For Effective Communication yang dituangkan kembali oleh Rosady Ruslan dalam bukunya Kiat dan Strategi Kampanye PR mengungkapkan bahwa tujuan dari strategi komunikasi yaitu: a. To Secure Understading Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi. b. To Establish Acceptance Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik. c. To Motive Action Penggiatan untuk memotivasinya d. The Goals Which The Communicator Sought To Achieve Bagaiamana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut. 19 Rosady Ruslan. Loc. Cit. Hal 37 35 Setiap peristiwa dalam proses komunikasi suatu kampanye tentunya akan melibatkan konseptor, teknisi komunikasi dan komunikator dengan segala kemampuan komunikasi yang pada akhirnya proses komunikasi tersebut akan mempengaruhi komunikan dengan pesan yang disampaikan. Strategi yang digunakan dalam proses kampanye akan mendukung sukses atau tidaknya suatu kampanye dengan beberapa kondisi atau syarat yaitu: a. Pesan dibuat sedemikian rupa dan selalu menarik perhatian. b. Pesan dirumuskan melalui lambang-lambang yang mudah dipahami atau dimengerti oleh komunikan. c. Pesan menimbulkan kebutuhan pribadi dari komunikannya. d. Pesan merupakan kebutuhan yang dapat dipenuh, sesuai dengan situasi dan keadaan kondisi dari komunikan. Dalam pelaksanaanya di lapangan, strategi komunikasi yang sudah ditetapkan tentunya tidak akan sepenuhnya berjalan mulus dan tanpa rintangan. Sebagai seorang praktisi public relations, terdapat beberapa hambatan yang perlu diperhatikan yaitu: a. Gangguan teknik dan mekanisme komunikasi. b. Gangguan semantik atau bahasa. c. Gangguan suara atau sound system yang dipergunakan. d. Kecurigaan. e. Kurang kesiapan dalam melakukan kampanye. f. Predisposisi atau sudah ada pendapat yang lebih mapan dan mantap. 36 2.5 Media Kampanye Public Relations Dalam melaksanakan program kampanye public relations, seorang public relation tidak dapat bergerak dan berjalan sendiri tanpa adanya bantuan dan peran media. Media merupakan sarana atau alat untuk menyampaikan pesan atau sebagai mediator antara komunikator dengan komunikannya. Cukup banyak alat sebagai media untuk keperluan kampanye atau berkomunikasi, antara lain media yang secara khusus untuk keperluan PR Campaign. Dalam era informasi sekarang ini, atau yang sering disebut Everett Rogers dengan era komunikasi dengan era komunikasi interaktif (interactive communication) 20, media massa mempunyai peranan penting dalam kehidupan sebagai transfer pengetahuan, transfer informasi, bahkan sebagai alat komunikasi sekalipun. Media massa yang dipahami dalam konteks suatu media terdiri dari: 21 a. media cetak (surat kabar, majalah maupun tabloid); b. media elektronik (televisi dan radio); dan c. media baru yaitu internet dan media sosial lainnya seperti Friendster, Facebook dan yang terbaru adalah Twitter merupakan media yang tidak asing bagi masyarakat. Namun bisa dikatakan bahwa media massa adalah media yang sangat popular atau familiar bagi masyarakat dan sudah menjadi suatu kebutuhan, misalnya televisi yang sudah menjadi “kebutuhan” bagi setiap masyarakat. 20 21 Ana Nadya Abrar, Teknologi Komunikasi Perspektif Ilmu Komunikasi, LESFI, Yogyakarta, 2003 hal. 17 Rini Darmastuti, S.Sos., M.Si., Media Relations Konsep, Strategi & Aplikasi, Andi, Yogyakarta, 2012, hal. 21 37 Selain media massa, media lainnya yang digunakan dalam kampanye public relations adalah 1. Media khusus Media khusus seperti iklan (advertising), logo dan nama perusahaan atau produk yang merupakan sarana atau media untuk tujuan promosi dan komersial yang efektif. Logo menampilkan cirri khas setiap perusahaan, produk dan jasa, sekaligus merupakan pembeda dengan perusahaan atau produk lainnya dalam iklan kompetitif atau era globalisasi. 2. Media internal, yaitu media yang dipergunakan untuk kepentingan kalangan terbatas dan non komersial serta lazim digunakan dalam aktivitas public relations. Beberapa jenis dari media internal yaitu: a. Housejournal, seperti majalah bulanan, profil perusahaan, laporan tahunan perusahaan, prospectus, bulletin dan tabloid. b. Printed materials, seperti barang cetakan untuk publikasi dan promosi, berupa booklets, pamphlet, leaf lets, cop surat, kartu nama, memo dan kalender. c. Spoken and visual words, seperti audio visual, video record, tape record, slide film, broadcasting media, perlengkapan televisi dan radio. d. Media pertemuan seperti seminar, rapat, presentasi, diskusi, pameran acara khusus, sponsorship dan gathering. 38 2.6 Khayalak Public Relations Pelaksanaan kampanye public relations tentunya tidak bisa dilepaskan dari khalayak yang akan dituju. Khalayak adalah sejumlah orang yang memiliki minat sama terhadap suatu kegemaran/ persoalan tertentu tanpa harus mempunyai pendapat yang sama, dan menghendaki pemecahan masalah tanpa adanya pengalaman untuk itu. Frank Jefkins dalam bukunya yang berjudul public relations, menyatakan khalayak (public) adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal 22. Beberapa alasan pokok mengapa suatu organisasi atau perusahaan harus mengenali atau menetapkan unsur masyarakat luas yang menjadi khalayaknya, yakni: 1. Untuk mengindentifikasi segemen khalayak atau kelompok yang paling tepat untuk dijadikan sasaran suatu program kehumasan. 2. Untuk menciptakan skala prioritas, sehubungan dengan adanya keterbatasan anggaran dan sumber-sumber daya lainnya. 3. Untuk memilih media dan teknik PR yang sekiranya paling sesuai. 4. Untuk mempersiapkan pesan-pesan sedemikian rupa agar cepat dan mudah diterima. Setiap perusahaan atau organisasi memiliki sendiri khalayak khususnya. Kepada khalayak yang terbatas itulah perusahaan atau organisasi selalu menjalin komunikasi, baik secara internal maupun eksternal. Oleh karena itu, khalayak atau publik perusahaan pun dibedakan menjadi publik internal dan publik eksternal: 22 Frank Jefkins, Public Relations (Edisi 5), Erlangga, Jakarta, hal. 80 39 1. Publik internal: publik yang berada di dalam lingkup perusahaan atau organisasi. Mereka terdiri dari: a. Perusahaan Induk/Prinsipal (bila ada); b. Anak Perusahaan/Perusahaan Cabang; c. Para Investor; d. Para Pemegang Saham; e. Dewan Direksi/Komisaris; f. Para Karyawan Perusahaan; g. Serikat Pekerja/SPSI (terutama perwakilan yang ada dalam perusahaan); h. Keluarga dari para karyawan/anggota organisasi; dan i. Calon karyawan perusahaan/anggota organisasi. 2. Publik eksternal: mereka yang berada di luar perusahaan atau organisasi namun berkepentingan terhadap perusahaan atau organisasi, yang terdiri dari: a. Pelanggan/konsumen/pengguna produk dan perusahaan/organisasi; b. Media massa (pers, cetak, radio, televisi dan internet); c. Mitra usaha/pemasok jasa dan berbagai macam barang (supplier); d. Para distributor; e. Pemerintah; f. Masyarakat sekitar perusahaan/organisasi (komunitas); g. Masyarakat keuangan/perbankan; jasa 40 h. Retailer; i. Kelompok penekan (pressure groups); j. Para pembentuk opini (opinion leaders); k. Calon pelanggan/konsumen potensial; l. Pesaing/Kompetitor/Asosiasi perusahaan-perusahaan sejenis; m. Organisasi perburuhan (di luar Serikat Pekerja yang berada di dalam perusahaan organisasi); dan n. Masyarakat umum. Dengan mengetahui publik yang dituju dalam suatu pelaksanaan kampanye maka seorang public relations perlu memahami bahwa semakin stabil lingkungan eksternal, semakin besar kemungkinan bagi perusahaan untuk membuat organisasinya mekanistik atau birokratis. Seorang public relations pun perlu memahami bagaimana mengkomunikasikan program kampanyenya terhadap publik.