BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Pengertian Public Relations Secara etimologis, public relations terdiri dari dua kata, yaitu public dan relations. Public berarti publik dan relations berarti hubungan-hubungan. Jadi, public relations berarti hubungan-hubungan dengan publik. Menurut Onong Uchjana Effendy, dalam buku Promosi Public Relation, menyebutkan Public Realtions adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang berencana dan berkesinambungan yang dengan itu organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau yang mungkin ada hubungannya dengan jalan menilai pendapat umum di antara mereka, untuk mengkorelasikan, sedapat mungkin, kebijaksanaan dan tata cara mereka, yang dengan informasi yang berencana dan tersebar luas, mencapai kerjasama yang lebih produktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien. (Juliansyah, 2008 :1-2). Sedangkan menurut Scott M. Cultip ( Cutlip,2006:6), Public Relations (PR) adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut 2.1.1.1 Fungsi dan Tugas Public Relations 10 Secara umum, public relations dapat diartikan sebagai “penyambung lidah” perusahaannya dalam hal mengadakan hubungan timbal balik dengan pihak luar dan dalam perusahaan.Jadi, tidak hanya bertugas sebagai a channel of information (saluran informasi) dari perusahaan kepada publiknya, melainkan juga merupakan saluran informasi dari publik kepada perusahaan.Informasi yang datang dari publik merupakan opini publik sebagai umpan balik dari informasi yang diberikan oleh perusahaan.Demikian pula fungsi public relations sebagai a source of information (sumber informasi), tidak hanya bagi pihak luar saja, melainkan juga merupakan sumber informasi bagi publik di dalam perusahaan, terutama bagi pimpinan perusahaan. Dengan kedua fungsi utamanya itu, public relations tidak saja merupakan media komunikasi yang menyalurkan penerangan atau informasi kepada publik luar dan publik dalam perusahaan, tetapi juga harus mendengar, mencium, merasakan dan melihat opini publiknya itu.Public relations merupakan “jembatan” penghubung antara pimpinan perusahaan dengan publiknya. Jembatan penghubung yang menerjemahkan “bahasa” pimpinan perusahaan ke dalam “bahasa” publik (masyarakat) dan sebaliknya, sehingga terjadi suatu pengertian yang dapat memperlancar jalannya perusahaan dalam hal mencapai tujuannya di tengah-tengah masyarakat. Fungsi public relations (Cutlip,2006:11-27), adalah sebagai berikut: dalam perusahaan 1. Hubungan Internal Hubungan internal adalah bagian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling bermanfaat antara manajer dan karyawan tempat organisasi menggantungkan kesuksesannya. 2. Publisitas Publisitas adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar yang digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai berita.Metode penempatan pesan di media ini adalah metode yang tak bisa dikontrol (uncontrolled) sebab sumber informasi tidak memberi ayaran kepada media untuk pemuatan infomasi tersebut. 3. Advertising Advertising adalah informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor tertentu yang jelas identitasnya yang membayar untuk ruang dan waktu dan penempatan informasi tersebut.Ini adalah metode terkontrol dalam menempatkan pesan di media. 4. Press Agentry Press Agentry adalah penciptaan berita dalam peristiwa yang bernilai berita untuk menarik perhatian publik. 5. Public Affairs perhatian media massa dan mendapatkan Public Affairs adalah bagian khusus dari bagian PR yang membangun dan mempertahankan hubungan pemerintah dan komunitas lokal dalam rangka memengaruhi kebijakan publik. 6. Lobbying Lobbying adalah bagian khusus dari PR yang berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah terutama dengan tujuan mempengaruhi penyusunan undang-undang dan regulasi. 7. Manajemen isu Manajemen isu adalah proses proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespons isu-isu kebujakan publik yang memengaruhi hubungan organisasi dengan publik mereka. 8. Hubungan investor Hubungan investor adalah bagian dari PR dalam perusahaan korporat yang membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder dan pihak lain didalam komunitas keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar. 9. Pengembangan Pengembangan adalah bagian khusus dari PR dalam organisasi nirlaba yang bertugas mmbangun dan memelihara hubungan dengan donor dan anggota dengan tujuan mendapatkan dana dan dukungan sukarela. 2.1.2 Citra Menciptakan citra yang positif terhadap perusahaan merupakan tujuan utama bagi seorang Public Relations (PR).Citra merupakan suatu penilaian yang sifatnya abstrak yang hanya bisa dirasakan oleh perusahaan dan pihak-pihak yang terkait.Sekarang ini banyak sekali perusahaan atau organisasi yang sangat memahami perlunya memberi perhatian yang cukup untuk membangun suatu citra yang menguntungkan bagi suatu perusahaan tidak hanya melepaskan diri terhadap terbentuknya suatu kesan publik yang negatif. Dengan perkataan lain, citra perusahaan adalah fragile commodity (komoditas yang rapuh/ mudah pecah). Namun, kebanyakan perusahaan juga meyakini bahwa citra perusahaan yang positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dan dalam jangka panjang. Bill Canton dalam Sukatendel (Soemirat, 2007: 111) mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan, kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi.Jadi, menurut Sukatendel citra itu dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif.Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi. Dalam buku Essential of Public Relations, Jefkins (Soemirat, 2007: 111) menyebut bahwa citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Ada beberapa jenis citra, diantaranya : 1. Citra bayangan (mirror image). Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota organisasi, biasanya adalah pemimpinnya, mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. 2. Citra yang berlaku (current image). Kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku ini adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luarmengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra bayangan, citra tidak berlaku selamanya, bahkan jarang, sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang biasanya serba terbatas. 3. Citra yang diharapkan (wish image). Citra harapan (wish image) adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya citra yang diharapkan itu lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra ada; walaupun dalam keadaan tertentu, citra yang terlalu baik juga dapat merepotkan. 4. Citra perusahaan (corporate image). Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, bukan sekadar citra atas produk atau pelayananya. Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah, riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan industry yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab social dan komitmen mengadakan riset. 5. Citra majemuk (multiple image). Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimilikinya (Jefkins, dalam Ardianto. 2009: 38-43) Citra perusahaan dapat dilihat, antara lain dari riwayat perusahaan, keberhasilan di bidang keuangan, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dan tanggung jawab sosialnya. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek, dapat diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut.Solomon, dalam Rakhmat (Soemirat, 2007: 115), menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif, pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. Menurut John Nimpoeno (Ardianto. 2009:44) pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut : Model Pembentukan Citra pengalaman CITRA Kognisi Stimulus Persepsi Sikap (Afeksi) Respons Motivasi Gambar 2.1 Model Pembentukan Citra,sumber :Public relations praktis : 40 Public relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi-kognisi-motivasi-sikap. Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respons.Stimulus (rangsang) yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak.Empat komponen perspsi-kognisi-motivasi-sikap diartikan sebagai citra individu terhadap rangsang. Walter Lipman menyebut ini sebagai “picture in our head”. Jika stimulus mendapat perhatian, individu akan berusaha untuk mengerti tentang rangsang tersebut. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsang tersebut. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu. Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakkan respons seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang. Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.Sedangkan sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai.Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan.Sikap juga dapat diperteguh atau diubah. Proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap, pendapat, tanggapan atau perilaku tertentu. 2.1.3 Teori Komunikasi Organisasi Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebgai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. (Rogers, dalam Romli, 2011:1) Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manuisa-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organissi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi.Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial.Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.organisasi sebgai berikut : fungsi perintah, fungsi relasional, fungsi manajemen ambigu. 1. Fungsi perintah berkenaan dengan anggota-anggota organisasi mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima menafsirkan dan bertindak atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut. 2. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kinerja pekerjaan (job performance) dalam berbagai cara. Misalnya dalam kepuasan kerja, aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas dalam hirarki organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah. Pentingnya dalam hubungan antar-personal yang baik lebih terasa dalam pekerjaan ketika anda merasa bahwa banyak hubungan yang perlu dilakukan tidak anda pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih memacu konflik, kurang di taati, dan sebagainya. 3. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misalnya motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri sendiri ; tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan dan memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi bersama. (Romli, 2011:2-3) 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Internal Public Relations Target kegiatan PR dalam konteks ini adalah menjaga suasana diantara para karyawan di dalam badan atau perusahaan. Bagaimana menciptakan komunikasi efektif, keserasian hubungan antara pimpinan dan bawahan, baik secara horisontal maupun vertikal, sehingga dapat memperkuat tim kerja perusahaan. “Salah satu good relations yang harus dijaga dengan baik yaitu internal relationsyaitu bagian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling bermanfaat antara manager dan karyawan tempat organisasi menggantungkan kesuksesannya (Cutlip, 2006:11). Karyawan merupakan aset penting bagi sebuah perusahaan. Karyawan sebagai faktor sumber daya manusia telah menjadi salah satu komponen organisasi yang memperoleh perhatian intensif dari pimpinan organisasi. Tiap anggota dari badan atau perusahaan itu, dari tingkat pimpinan sampai pesuruh, merupakan Public Relations Officer yang tidak resmi. Dimana segala perilaku mereka mendapat sorotan dari publik dan dapat mempengaruhi nama baik perusahaan. Keluarga karyawan juga mempunyai andil besar dalam menciptakan hubungan baik. Karena ketentraman keluarga akan berpengaruh pada ketentraman bekerja pegawai. Komunikasi karyawan adalah sesuatu spesialis public relation yang berhubungan dengan “bagaimana para profesional PR dikorporasi, perusahaan konsultan,dan organisasi nirlaba membantu mewujudkan komunikasi yang efektif antar karyawan dan antara karyawan dengan manajemen puncak.” Usaha komunikasi karyawan di mulai sebelum seorang karyawan di perkerjakan sampai pasca kepergian karyawan tersebut dari organisasi. Dengan demikian, dari rekrutmen sampai setelah perpisahan, PR memiliki peran penting dalam pengalaman kerja seorang karyawan. (Lattimore, dkk, 2010:233-234) Internal Public Relations juga harus melakukan upaya-upaya untuk dapat memecahkan permasalahan dalam lingkungan intern perusahaan, seperti bagaimana memelihara hubungan baik antara pimpinan dengan bawahan serta antara buruh dengan pegawainya dengan rekan-rekan sekerja, mempertinggi produktivitas sumber daya manusia (SDM) dalam perusahaan, menggerakkan para pegawai agar memberikan pelayanan maksimal kepada publik, mengadakan komunikasi teratur dan tepat guna dalam perusahaan secara vertikal dan horisontal, mempertinggi kecakapan dan pengetahuan SDM perusahaan, memberikan hiburan dan kesempatan bersantai bagi pegawai, meningkatkan kebersihan, ketertiban, serta keindahan perusahaan dan lingkungannya, mengintegrasikan keluarga pegawai ke dalam kehidupan perusahaan, memelihara kesejahteraan pegawai atas usaha sendiri. Dalam hal pelaksanaan tergantung pada besar kecil perusahaan serta skala priorotas. 2.2.2 Peran dan Fungsi Internal Public Relation Menurut Agung Laksamana dalam bukunya Internal Public Relation Strategi Membangun Reputasi Perusahaan, aplikasi fungsi dan tugas internal PR adalah membantu staf untuk mengerti tentang visi, misi, values serta corporate culture dari organisasi perusahaan. Aktifitas ini melibatkan semua hal isu yang memperngaruhi suasana kerja dan memastikan staf mendapat informasi tentang keputusan penting manajemen. Staf adalah salah satu indikator kunci kesuksesan anda. Dengan investasi komunikasi yang terbuka antara manajemen dan staf, Internal PR akan mampu mencapai hubungan yang lebih positif dalam setiap level organisasi. Lebih jauh lagi, kondisi ini akan membawa dampak kepada pelanggan (customer) dan lingkungan (community). Internal PR yang sukses tidak bisa dibiarkan berjalan sendiri. Proses ini harus menjadi proses yang dinamis dan mampu beradaptasi untuk mencapai kesuksesan. Seorang praktisi Internal PR juga harus bisa efektif dan seimbang antara menjadi alat manajemen (his master’s voice) dan menjadi representasi kepentingan karywan itu sendiri (representing employees interests). Pada kurun waktu tahun 1980-an, Internal PR lebih sering menjadi bagian dari HRD. Trend tersebut terus berkembang. Sejak Fortune Magazine mengeluarkan artikel tentang “America’s Most Admired Company” pada tahun 1984, semakin banyak perusahaan-perusahaan terutama Fortune 500 Companies yang juga menginvestasikan budget-nya di bidang komunikasi internal terhadap stafnya. Percaya atau tidak, ada tanggapan bahwa PR eksternal dianggap lebih dominan. Anggapan ini disebabkan PR Ekaternal terkesan sering berhubungan langsung dengan key stakeholders seperti media, pemerintah, LSM, business groups, juga para investor. Sedangkan Internal PR, masih cenderung dianggap kurang signifikan karena hanya berhubungan dengan kepentingan internal perusahaan; intranet, newsletter, video, dan foto acara-acara perusahaan. Opini berdampak pada image internal PR yang bertendensi seperti stepchild (anak tiri) dalam suatu organisasi. Keberhasilan serta efektifitas internal pr akan sangat terasa jika organisasi menghadapi situasi krisis. Internal PR mampu memberikan solusi komunikasi internal bagi staf yang lebih dari sekedar strategi mengatasi krisis semata, namun juga fakta tentang krisis tersebut. Fungsi internal PR yaitu menyediakan, membina, dan membangun hubungan antara organisasi dan karyawan karyawatinya melalui communication channels dengan reputasi perusahaan ataupun organisasi anda yang positif, hubungan ini akan semakin dinamis hingga tercipta simbiosis mutualisme ataupun indutrial piece dalam organisasi anda, yaitu antara bottom line, good reputation dan profit. Selain itu karyawan anda juga harus mengerti dan yakin akan visi dan misi dari organisasi anda. Degnan demikian mereka mampu turut ambil bagian dalam menyukseskan organisasi, karena mereka merasa menjadi bagian penting dari perkerjaannya. (Laksamana, 2010: 12-16) 2.2.3 Media Internal Secara umum, tujuan media internal adalah peningkatan hubungan antara karyawan dengan pihak manajemen.Membuat kebijakan dan menjabarkan sasaran yang lebih spesifik untuk media internal seperti itu merupakan pekerjaan yang rumit.Namun, tanpa petunjuk yang spesifik, sulit bagi media internal untuk dapat berhasil dan yang lebih sulit lagi adalah mengukur keberhasilannya. Media internal harus memenuhi kebutuhan organisasi dan para karyawan.Audiensi karyawan harus dapat melihat informasi dalam medium sebagai sesuatu yang bermanfaat dan bermakna bagi mereka.Berikut merupakan beberapa topik besar yang sering dipilih oleh media internal yang berhasil. 1. Pemaham karyawan tentang peran mereka dalam organisasi. Media internal harus menekankan pentingnya peran setiap karyawan dalam mencapai tujuan organisasi. Informasi tentang kegunaan akhir sebuah produk menggambarkan pentingnya keikutsetaan setiap orang dalam proses ini. Publikasi internal harus mendukung ide yang mengatakan bahwa setiap karyawan adalah perwakilan dari perusahaan. 2. Klarifikasi kebijakan manajemen. Pertimbangkanlah setiap sudut pandang manajemen dan karyawan. Para karyawan harus di informasikan secara akurat tentang aktifitas bisnis jika pihak manajemen berharap mereka mendukung programnya.pemahaman dapat dibantu dengan menjelaskan setiap kebijakan dan aturan, yang dapat membangun kepercayaan diri pihak manajemen serta dengan membrantas setiap rumor dan kesalahpahaman. 3. Kesejahteraan dan keselamatan karyawan. Hal ini di terangkan melalui informasi tentang keselamatan, praktik, aturan, dan prosedur kerja. Keselamatan pekerja selalu menjadi bidang pelatihan utama bagi manajemen dan karyawan. Di beberapa organisasi, hal ini mungkin tidak lebih dari sekedar memberi tahu karyawan tempat keluar darurat jika terjadi kebakaran. Namun,di organisasi lain, keberhasilan operasi perusahaan mungkin sangat bergantung pada keberadaan prosedur keselamatan. 4. Penghargaan prestasi karyawan. Hal ini harus berlaku untuk prestasi karyawan dalam pekerjaan dan di masyrakat, untuk mendorong kerjasama internal dengan membantu pihak manajemen dan karyawan menjadi lebih kenal dengan anggota lain dari organisasi. Aktifitas sosial juga harus di hargaia, namun sebaiknya tidak lebih utama dari prestasi yang terkait pekerjaan dan pelayanan masyarakat. Komunikasi dalam organisasi terjadi dalam bentuk komunikasi lisan dan tertulis.Semua bentuk komunikasi dan media yang digunakan adalah tanggung jawab bagian hubungan internal. Sebuah organisasi harus memutuskan media internal jenis apa yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhannya :newsletter, surat kabar tabloid, majalah, home page, berita video, intranet, atau bentuk lainnya. Bahkan dengan adanya tekhnologi komunikasi baru, publikasi cetak masih menjadi media utama untuk komunikasi internal di kebanyakan organisasi. Tujuan publikasi ini umumnya adalah: 1. Menjaga karyawan tetap mendapat informasi strategi dan tujuan organisasi. 2. Memberikan informasi yang dibituhkan karyawan untuk menjalankan tugas mereka dengan baik. 3. Mendorong karyawan untuk memelihara dan memperkuat standar organisasi dan komitmen pada peningkatan kualitas, meningkatkan efisiensi, meningkatkan pelayanan, dan tanggung jawab sosial yang lebih besar. 4. Mengaku prestasi dan kesuksesan karyawan. 5. Menciptakan peluang komunikasi dua arah dengan meminta umpan balik, pertanyaan, dan perhatian karyawan. Setiap publikasi, setiap edisi, setiap kalimat yang dicetak adalah bagian dari program komunikasi karyawan yang di desain untuk mencapai tujuan tersebut diatas dan tujuan lain yang ditentukan untuk merespons setting dan situasi organisasional tertentu. Karena sifatnya yang relatif permanen, bisa menjadi referensi, dan berpengaruh besar, maka publikasi cepat masih menjadi alat utama komunikasi karyawan. Sebuah publikasi organisasional bisa berbentuk news letter sederhana, website, intranet, email yang dikirim secara reguler, koran, majalah, atau “koran-majalah” yang mengkombinasikan format koran dengan gaya majalah. Semua publikasi organisasional memiliki karakteristik yang sama berikut ini: memenuhi kebutuhan organisasional untuk mencatat pandangannya dan mengkomunikasikan informasi yang penting bagi tujuan organisasi; melalui publikasi, organisasi dapat menyampaikan pesan ke publik sasaran spesifik; dan publikasi dapat membuat organisasi berkomunikasi dengan menggunakan gaya bahasanya sendiri tanpa interupsi atau perubahan. Ringkasnya, publikasi memberi organisasi cara komunikasi yang terkontrol. (Cutlip, 2006:271-272) 1. Newsletter Newsletter cetak masih merupakan alat utama komunikasi karyawan, meskipun kita sudah memasuki abad komputer dan intranet.Newsletter adalah bentuk paling umum dari publikasi periodik.Karena sudah ada tekhnologi desktop publishing yang mudah dan murah, news letter relatif mudah, murah, dan cepat untuk diproduksi.Akibatnya, kebanyakan organisasi mengandalkan newsletter untuk mengomunikasikan berita secara tepat waktu dan sesuai sasaran. (Cutlip, 2006:273-274) 2. Surat Surat dianggap lebih formal, langsung, personal, dan lebih mahal ketimbang email, dan karenanya akan mendapat perhatian yang lebih dari si penerima. Software pengolah kata atau perusahaan ‘direct-mail’ dapat membuat surat individual, yang banyak dipakai untuk menjalin komunikasi langsung dan cepat dengan karyawan dan keluarganya dengan cara yang lebih personal dan strategis. Diantara keuntungan lainnya adalah penghematan, pendekatan yang lebih individual dan langsung, tampilan yang mengesankan, pengaruh yang lebih kuat, dan cepat. (Cutlip, 2006:274) 3. Papan Pengumuman Papan pengumuman memajang dilokasi reguler dengan biaya murah dan usaha minimum. Papan pengumuman ini bertahan menjadi media efektif dan paling banyak digunakan dalam organisasi. Pemberitahuan yang telah dikirimkan ke karyawan dapat kembali diletakkan ulang sebagai pengingat. Detail pengumuman yang telah dibuat dalam pertemuan atau publikasi internal dapat juga diletakkan ulang bagi mereka yang ingin informasi lebih. (Lattimore, dkk, 2010:246) 4. Media Elektronik Tekhnologi baru yelah mendorong paling sedikit empat pendekatan elektronik utama pada komunikasi karyawan.Komunikasi via e-mail, intranet organisasi, compage komputer, video internal, dan web blog atau media sosial lainnya. a. E-mail, oleh karena kecepatannya distribusinya yang mudah dan hampur tidak ada tambahan biaya, e-mail telah menjadi alat komunikasi utama para karyawan. E-mail juga menjadi alat komunikasi yang relatif murah bagi organisasi yang menyebar di seluruh dunia untuk memelihatra intranet terkontrol mereka sendiri. b. Homepage, media terkontrol yang cepat pertumbuhannya adalah homepage komputer dengan kemampuan grafis dan suaranya yang melebihi kelebihan penggunaan penggunaan e-mail, media ini akan segera menggantikan posisi newsletter perusahaan sebagai pilihan alat komunikasi karyawan. c. Video Internal, selama dua puluh tahun yang lalu, perusahaan-perusahaan besar, khususnya yang tersebar di berbagai tempat yang berjauhan, telah beralih ke video internal untuk tetap menjaga agar ara karyawan memperoleh informasi tentang organisasi. (Lattimore,dkk, 2010:233-234) 5. Poster dan papan reklame Paling cocok digunakan untuk memberi penekanan bagi sebuah ide serta menyediakan pesan yang dapat dipahami secara cepat.Poster dan papan reklame harus ditaruh ditempat yang banyak dilewati keramaian sehingga mudah dilihat oleh para karyawan.(Lattimore, dkk, 2010:246) 6. Pameran, banner, dan display Sangat bertumpu pada pesan visual. Efektifitas mereka adalah dalam menunjukkan sebuah sampel atau model dari apa yang sedang dibahas. Pameran dan display dapat menunjukkan bagaimana fasilitas produksi bekerja, menampilkan produk, menghormati mereka yang memperoleh penghargaan, atau menggambarkan sejarah dari organisasi. Sementara banner digunakan untuk mengumumkan dan merayakan kegiatan khusus.(Lattimore, dkk, 2010:247) 7. Sisipan dan Lampiran Salah satu keuntungan sisipan adalah pesan akan sampai langsung ke publik sasaran yang mungkin tertarik dengan pesan tersebut. Tingkat penerimaannya cukup tinggi.Keuntungan lainnya adalah pengiritan. Lampiran atau sisipan tipis yang ringan tidak akan menambah biaya pos. (Cutlip, 2006:276) 2.3 Penelitian Sebelumnya Penelitan sebelumnya yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah berupa jurnal : 1. Internal marketing- A Tool to Harness Employee’s Power in Service Organizations in India. Oleh Sita Mishra, 2010 Penelitian ini memberikan pemahaman dari internal marketing dan fokus pada kepentingan dari karyawan dalam masalah pelayanan. Lebih jauh lagi, penelitian ini fokus pada implementasi konsep Internal Marketing di dalam organisasi di India. Peneliti menggunakan jurnal ini karena menurut peneliti penelitian jurnal ini menggunakan pemahaman konsep internal marketing yang lebih mendalam sehingga cocok di gunakan untuk mendukung teori yang akan digunakan oleh peneliti pada teori khusus 2. Analisa Efektifitas Pelatihan Bahasa Asing dengan Tingkat Kemampuan Beragam. Oleh Ari Setyorini, 2010 Penelitian ini untuk mengukur efektivitas belajar bahasa asing dari para staf suatu direktorart dengan tingkat kemampuan yang beragam.Dari hasil penelitian jurnal ini diketahui bahwa factor-faktor yang menyebabkan ketidakefektifan adalah motivasi belajar, tingakat efikasi diri, dan kepercayaan diri, dan perlunya menciptakan lingkungan yang mendukung. Peneliti menggunakan jurnal ini karena menurut peniliti isi dari jurnal ini sesuai dengan teori peneliti mengenai efektifitas pelatihan. 2.4 Kerangka Pemikiran Latar Belakakang Pemilihan Masalah Peranan kinerja internal PR pada suatu perusahaan sangatlah penting terhadap perkembangan dan citra pada perusahaan. Strategi Internal PR Learning & Recruitment dalam Membentuk Citra PT Agung Podomoro Land Tbk Teori Umum 1. PR, Fungsi & Tugasnya 2. Citra 3. Teori Komunikasi Organisasi Teori Khusus 1. Internal Public Relation 2. Media Internal Metodologi Penelitian : Kualitatif Deskriptif Metode Pengumpulan Data : 1. Wawancara 2. Observasi 3. Studi Pustaka Strategi Internal dapat Membentuk Citra Perusahaan