BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Tentang Roleplay di Media Sosial Roleplay di dalam media sosial adalah sebuah aktivitas yang dilakukan seorang penggemar dimana ia berpura-pura menjadi karakter yang diidolakan. Di dalam dunia penggemar, memainkan peran sebagai selebritis bukan hanya dapat dilakukan didalam teater atau penampilan secara langsung, tetapi dapat juga dilakukan di dalam dunia maya, melalui akun media sosial. 53 Pemain roleplay di dalam media sosial sering disebut dengan roleplayer. Konsep seorang roleplayer adalah berakting di dalam dunia maya dengan menggunakan wajah dan nama artis idola dan memainkan karakter sesuai dengan keinginannya atau sesuai genre yang dipilih pada awal ia membentuk akun dengan menggunakan nama, dan wajah tokoh tersebut. Banyak media sosial yang dapat dijadikan sarana untuk memainkan roleplay ini, seperti Facebook, Tumblr, Twitter dan bahkan aplikasi chatting seperti Blackberry Messager (BBM), Kakaotalk, Line, bahkan Whatsapp. Tidak ada patokan khusus kapan roleplay mulai dimainkan di media sosial. Roleplay mulai dilirik pada tahun 2009 di media sosial Facebook. Pada awalnya roleplay ini banyak dimainkan oleh para Otaku (sebutan untuk pecinta animasi Jepang atau anime) karena obsesinya untuk menjadi karakter anime 53 Nadia Maya Ardiani. The Cultural Economy Of Virtual Korean Celebrity Industry In Twitter: A Fandom Study Of Korean Celebrity Roleplayer In Indonesia. Allusion Volume 02 Number 02. August 2013 58 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 59 kesukaannya dan menghidupkan karakter tersebut di dunia maya. Jika di dalam dunia nyata kita dapat melihat ini sebagai cosplay. Namun, jika didalam bercosplay kita harus mengeluarkan biaya hingga jutaan rupiah untuk menjadi karakter favorit, berbeda dengan roleplay, kita hanya menyiapkan sebuah akun dengan nama karakter tersebut dan beberapa foto sebagai penunjang. Semakin berkembang pesatnya media sosial, menggiring roleplay untuk dapat dimainkan di media sosial lain seperti tumblr,twitter,instagram dan beberapa aplikasi chatting seperti BBM, Line dan sebagainya. 4.1.2 Roleplay di Twitter Roleplay di twitter mulai “booming” pada tahun 2012 (terbukti dari banyaknya pemain roleplay yang mulai bermain pada tahun tersebut). Banyaknya pemain didominasi oleh para penggemar artis idola Korea atau Kpop, yang saat itu juga sedang naik daun, khususnya di Indonesia. Pengenalan roleplay pada orang-orang (khususnya penggemar K-Pop) pada saat itu bersifat terbuka dan dari mulut kemulut. Dikatakan bersifat terbuka karena, banyak agensi roleplay yang mempromosikan dirinya ke akun-akun fanbase bahkan akun-akun pribadi, dengan tujuan mempersuasi banyak orang untuk bermain roleplay dan menjadi anggota di agensinya tersebut. Dan dikatakan bersifat dari mulut kemulut adalah, banyak juga para pemain roleplay yang mulai tertarik bermain roleplay karena diajak oleh temannya yang lebih dulu menjadi pemain roleplay. Bermain roleplay di twitter tidak jauh berbeda dengan bermain roleplay di facebook karena fitur-fitur yang ditawarkan oleh twitter sebenarnya hampir sama http://digilib.mercubuana.ac.id/ 60 seperti di facebook. Seperti di facebook kita mengenal home, sedangkan di twitter adalah timeline, jika di facebook kita ingin berinterasi melalui wall to wall, di twitter kita mengenal mention, hingga fitur mengirim pesan pribadi di facebook dengan message chat dan di twitter kita mengetahui fitur dirrect message. Kelebihan dari roleplay di twitter adalah karena para idola asli biasanya memiliki akun twitter pribadi, sehingga memudahkan para roleplayer untuk mendapatkan informasi langsung dari sang idola. Gambar 4.1.2.1 Promosi yang dilakukan salah satu agency roleplay (Sumber : akun twitter @KMates_ ,diakses tanggal 13 Juli 2016) Meskipun roleplayer terlihat didominasi oleh para penggemar Kpop dan aktor/aktris Korea, namun tidak sedikit pula roleplayer dari artis-artis terkenal http://digilib.mercubuana.ac.id/ 61 Indonesia dan dunia, bahkan selebgram, youtuber juga menjadi karakter yang menarik untuk dimainkan. 4.1.3 Jenis-Jenis Roleplay Bagi seseorang yang tau tentang fiksi penggemar atau fanfiction, mungkin tidak asing lagi dengan hal-hal dibawah ini. Karena pada dasarnya jenisjenis roleplay dan hal yang menyangkut roleplay diadaptasi dari sebuah fiksi penggemar tersebut. Adapun beberapa jenis-jenis roleplay adalah : a. In Character (IC) atau Less Out Of Character (Less OOC) IC merupakan singkatan dari In Character yang berarti sesuai karakter atau juga dikenal dengan less ooc. Menurut Urban Dictionary, “In roleplaying, short for in character. If you are IC, that means you are pretending to be someone else (your character) rather than being yourself. Antonym of OOC” (Di dalam permainan peran, jika kamu seorang IC, berarti kamu seolah-olah menjadi orang lain (sesuai karakter) dibanding menjadi diri sendiri. Lawan dari OOC). Dalam artian lain, jika seorang roleplayer dapat bermain sesuai peran, sifat, dan personality yang sudah ditentukan pada diri seorang karakter roleplay yang ia bawakan, barulah roleplayer tersebut dapat dikaktakan IC atau in character. Roleplayer yang in character biasanya berperilaku sama dengan sosok yang diperankannya. Misalnya, seorang yang diperankannya memiliki sifat dingin (cool), maka roleplayer akan menyesuaikan dengan gaya typing mereka dalam berinteraksi dengan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 62 roleplayer lain. Selain itu, roleplayer dengan jenis in character ini lebih sering meng-update berbagai kegiatan artis yang bersangkutan dengan foto-foto dan sebagainya. Gambar 4.3.1.1 Contoh Roleplayer In Character atau IC (Sumber : Akun Anonymous, diakses tanggal 13 Juli 2016) b. Out Of Character (OOC) OOC adalah singkatan dari out of character yang berarti, keluar dari karakter. OOC merupakan kekeliruan yang kerap kali dilakukan para roleplayer dalam memainkan sebuah karakter. Ketidaksesuaian dengan sifat dan personality yang telah dibuat oleh pemilik atau pencipta karakter yang bersangkutan, menjadi tolak ukur poin ini. Menurut Urban Dictionary ada beberapa tanda bahwa roleplayer tersebut termasuk kedalam jenis out of character diantaranya, “Indicating http://digilib.mercubuana.ac.id/ 63 that person is making a comment, suggestion, etc., that isn’t coming from the character but from the person him-or herself.” (Ditandakan orang tersebut membuat sebuah komen, saran dan sebagainya yang tidak datang dari karakter yang diperankannya tetapi dari orang itu sendiri (diri roleplayer itu sendiri)). “Signaling that the way the author chose to portray the character (or perhaps unintentionally potrayed them) may not be consistent with how the character act, think or speak in the original work on which the fanfiction is based.” menggambarkan ( Cara seorang penulis karakter atau mungkin secara memilih tidak untuk sengaja menggambarkan karakter tersebut tidak sama dengan perilaku, pikiran dan gaya bicara karakter aslinya, yang mana hal itu hanya berdasarkan sebuah fanfiction atau karangan penggemar yang berupa cerpen). Dapat dikatakan bahwa out of character adalah dimana seorang roleplayer memainkan peran tidak sesuai dengan karakter asli orang yang diperankan, tetapi lebih kepada tindakan-tindakan yang melibatkan diri pribadi pemainnya sendiri. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 64 Gambar 4.3.1.2 Contoh Roleplayer Out Of Character atau OOC (Sumber : Akun anonymous, diakses tanggal 13 Juli 2016) c. Alternate Universe (AU) Alternate Universe atau yang biasa disingkat dengan AU adalah perbedaan latar atau setting, maupun timeline dari cerita aslinya yang digunakan oleh sebuah akun roleplay. Menurut wikipedia “In roleplay, AU is occasionally used so that a character can have a relationship with more than one character without technically “cheating”. An alternate universe, as implied, is a univers where things are different from the original. Maybe only a little, maybe a whole lot. Maybe instead of humans being the primary race on Earth, your AU says turtles are as smart as humans and humans are a smart as turtles. Maybe a small puddle turns into a lake of acid. That kind of thing.” (Di dalam http://digilib.mercubuana.ac.id/ 65 permainan peran, kadang kala seorang dengan karakter AU dapat mempunyai hubungan dengan orang lain lebih dari satu tokoh tanpa disebut “selingkuh”. Seorang alternate universe seperti yang tersirat dalam alam semesta dimana segala sesuatunya berbeda dengan aslinya. Mungkin hanya sedikit tapi mungkin juga secara keseluruhan. Di dalam sebuah AU dapat dikatakan bukan manusia sebagai ras utama di Bumi, Seekor kura-kura menjadi pintar seperti manusia atau manusia sepintar kura-kura. Dan mungkin genangan air kecil dapat berubah dan dikatan sebagai sebuah danau asam yang besar). Secara singkat dapat dikatakan bahwa alternate universe adalah situasi yang berbeda dengan yang dibangun didalam kehidupan sebenarnya atau cerita aslinya. Di dalam permainan peran, roleplayer dengan karakteristik AU bersifat hanya meminjam wajah orang terkenal kemudian mengganti nama sesuai dengan keinginannya. Roleplayer dengan kategori AU biasanya memerankan sosok fiktif seperti seorang penyihir, vampir, peri, manusia setengah hewan, dan lain sebagainya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 66 Gambar 4.3.1.3 Contoh Roleplayer Alternate Universe atau AU (Sumber : Akun anonymous, diakses tanggal 13 Juli 2016) d. OC (Original Character) Original character atau OC adalah karakter buatan atau ciptaan sendiri. Dalam artian lain, karakter yang dibuat oleh seseorang author atau roleplayer, lengkap dengan biografi yang berisi karakteristik, latar belakang, silsilah, kekuatan, kelebihan dan kekurangan. Biasanya original character digunakan dalam roleplayer yang berupa game console, tetapi sekarang ini banyak pula roleplayer didalam media sosial yang membuat karakter sendiri, meskipun menggunakan foto seorang idola yang sudah ada. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 67 Gambar 4.3.1.4 Contoh Roleplayer Original Character atau OC (Sumber : Akun anonymous, diakses tanggal 13 Juli 2016) 4.1.4 Istilah-Istilah di dalam Roleplay a. Agency Roleplay Agency roleplay adalah sebuah wadah yang menjadi tempat bernaungnya sejumlah akun roleplay. Pada umumnya, agency mempunyai beberapa admin yang bertugas mengelola agency tersebut sekaligus melakukan tugas dan perannya bagi para anggota agency. Bentuk agency berupa sebuah akun twitter. Setiap agency biasanya memiliki peraturannya masing-masing yang wajib ditaati para anggotanya. Agency roleplay terdiri dari dua jenis, yaitu : 1. Closed Agency, adalah agency yang tidak memperbolehkan anggotanya untuk mengikuti agency lain (join agensi lain) dan hanya memperbolehkan anggotanya berinteraksi sesama anggota http://digilib.mercubuana.ac.id/ 68 dalam satu agensi itu saja. Dalam closed agency biasanya setiap roleplayer memiliki format username yang sama, untuk membedakan dengan agency yang lain. Gambar 4.1.4.1 Contoh Closed Agency Roleplay (Sumber: Akun @DCAXBSE dan @AEXTHROPE, diakses tanggal 13 Juli 2016) 2. Open Agency, adalah agency yang memperbolehkan anggotanya untuk berinteraksi dengan roleplayer lain diluar agency tersebut. Open agency terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu open agency fixed uname, dimana setiap member agency tersebut memiliki username dengan format yang sama satu dan lainnya dan yang kedua adalah open agency free uname dimana setiap membernya bebas memiliki username yang berbeda. Untuk membedakan member agency tersebut dengan orang diluar http://digilib.mercubuana.ac.id/ 69 membernya, biasanya dibedakan dengan menaruh simbol tertentu pada display name-nya. Gambar 4.1.4.2 Contoh Open Agency Roleplay Fix-Username (Sumber : Akun @MCHRPAgency, @MMRoleplayer, dan @HouseOf_Rps, diakses tanggal 13 Juli 2016) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 70 Gambar 4.1.4.3 Contoh Open Agency Free Username Roleplay (Sumber : Akun @playingdrama, @avoixxrp dan @ImaginaryTown, diakses tanggal 13 Juli 2016) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 71 b. Plot Plot atau alur adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Perrine dalam bukunya Literature: Structure, Sound and Sense menjelaskan bahwa “plot is the sequence of incident or events which the story is composed and it may conclude what character says or thinks, as well as what he does, but it leaves out description and analysis and concentrate ordinarily on major happening.”54 (Plot adalah rangkaian kejadian atau acara dimana cerita nya sudah tersusun dan bisa dapat menyimpulkan apa yang karakter tersebut katakan atau pikirkan dengan baik sesuai dengan yang dia lakukan, tetapi meninggalkan deskripsi dan anlisis atau uraian dan biasanya memusatkan pada kejadian utama). Secara singkat dapat disimpulkan bahwa plot adalah peristiwa dan kejadian yang membentuk sebuah cerita dengan berbagai konflik, baik yang sudah direncanakan (dibuat story line) atau mengalir apa adanya. Di dalam roleplay, plotting sering dilakukan oleh alternate universe roleplayer untuk membuat sebuah cerita dengan alur yang sudah dibuat sebelumnya. Plot didalam roleplay merupakan bagian pendukung agar seorang roleplayer dapat berinteraksi sekaligus berkreasi antara satu roleplayer dengan roleplayer lain. Plotting di 54 Perrine.Literature: Structure, Sound and Sense.1994 hal 41 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 72 dalam roleplay dapat dilakukan sendiri (self plotting) dan dapat dilakukan bersama dengan roleplayer lain yang jumlahnya tidakterbatas. Gambar 4.1.4.4 Contoh Self Plotting di dalam Roleplay (Sumber : Akun anonymous, diakses tanggal 13 Juli 2016) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 73 Gambar 4.1.4.5 Contoh Plotting di dalam Roleplay (Sumber : Akun anonymous, diakses tanggal 13 Juli 2016) Secara umum, plotting terdiri dari beberapa genre. Genre plotting di dalam roleplay diambil dari genre-genre yang ada di dalam sebuah fanfiction. Adapun genre plotting tersebut adalah : 1. Crackfic / Parody Crack adalah sebutan untuk genre plot yang memiliki alur cerita mengejutkan, tiba-tiba berubah, dan tidak umum. 55 Plot yang bergenre crackfic dapat masuk dalam kategori parodyi karena tokoh yang diceritakan sudah pasti diluar karakter aslinya dan alur cerita yang berunsur humor dan hiburan. 55 Wikipedia.Fiksi Penggemar. Diakses pada tanggal 13 Juli 2016 pada pukul 0:30 WIB http://digilib.mercubuana.ac.id/ 74 Menurut Urban Dictionary “A plot or storyline done simply for the humor value with no real intent of it being taken seriously.” (Sebuah plot atau alur cerita dilakukan hanya untuk unsur humor dengan tidak mengambil maksud sebenarnya secara serius) 2. Cannon Cannon memiliki arti karya asli atau resmi yang mendasari semua isi alur cerita (dalam fiksi penggemar). Menurut Urban Dictionary “Everything that actually happened or is a actually demonstrated in the source material, or is a confirmed by the creator/creators to have happened or work that way” (Segala sesuatu yang sudah terjadi dalam sumber asli, atau cerita yang sudah dikonfirmasi oleh sang author). Dapat disimpulkan bahwa cerita dengan genre cannon memiliki karakter, peristiwa, jalan cerita dan sebagainya yang terdapat dalam alur cerita merupakan karya orisinil berupa buku, film, siaran televisi, dan juga tokohnya sudah diketahui oleh orang luas. 3. R-18 Plot R-18 dapat diartikan sebagai alur cerita yang mengacu pada adegan dewasa, seperti, seperti pekerjaan, pembunuhan, kekerasan, seks, kata-kata kasar dan vulgar. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 75 4. Smut Sekilas terlihat tidak ada bedanya antara plot genre R-18 dengan plot genre smut. Menurut Urban Dictionary “The term used when referring to anything sex related or the writing erotica”. (Segala sesuatu yang berhubungan dengan seks atau tulisan berbau seksual). Jadi, dapat disimpulkan bahwa jika di dalam plot genre R-18 menyangkut keseluruhan adegan dewasa (tidak harus seks), sementara smut hanya mengacu pada alur cerita yang berbau seks saja. 5. Fluffy Istilah untuk plot yang di dalamnya terdapat adegan berbau hal-hal romantis, bermesraan, dan melakukan hal-hal yang lucu bersama-sama. Cerita dengang genre fluffy ini identik dengan berakhir bahagia atau happy ending. 6. Action/Battle Merupakan jenis plot yang di dalamnya berisi kisah petarungan antara dua atau lebih karakter. c. Fanbase Roleplayer Fanbase biasanya dapat kita jumpai di dunia nyata berupa sekumpulan orang-orang yang menyukai idola tertentu dan membentuk sebuah komunitas. Perbedaannya dengan fanbase di dalam roleplay adalah fanbase roleplayer biasanya berupa sebuah http://digilib.mercubuana.ac.id/ 76 akun yang dimiliki beberapa orang sebagai admin, yang bertugas untuk memberikan hiburan bagi para roleplayer berupa gamesgames, pencarian jodoh (pasangan di roleplay), dan info-info lainnya. Gambar 4.1.4.6 Contoh Fanbase Roleplay (Sumber : Akun @WeGotLoves dan @NoticeR, diakses tanggal 13 Juli 2016) d. Transgender (TG) Transgender (TG) dikenal sebagai sebutan bagi para roleplayer yang jenis kelaminnnya bertolak belakang dengan jenis kelamin karakter yang dimainkannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 77 Contoh : Seorang roleplayer perempuan memainkan karakter lakilaki. (begitu pula sebaliknya). e. Real Life (RL) RL (Real Life) adalah istilah yang digunakan oleh para roleplayer untuk menyebut kehidupan nyatanya. f. Semi Hiatus (SH) dan Hiatus (H) Jika seorang roleplayer sudah penat di dalam kehidupan roleplay-nya dan ingin rehat sejenak dari dunia roleplay maka istilah inilah yang sering dipakai oleh roleplayer. Menurut Urban Dictionary semi hiatus adalah“A break from something for a certain amount of time.” (Masa vakum atau istirahat dari sesuatu (kegiatan) dalam waktu tertentu. Sedangkan hiatus adalah “A gap or interruption in time, or continuity; a break” ( Berhenti untuk sementara waktu; istirahat sebentar; tidak ada dalam jangka waktu tertentu;cuti;hiatus) g. Face Claim Face Claim adalah wajah seseorang (bisa siapa saja; aktris atau aktor, tokoh anime, manga, maupun model) yang dipakai untuk menggambarkan bentuk fisik atau wajah seorang karakter. Tetapi nama, sejarah, sifat dan sebagainya ditentukan oleh roleplayer itu sendiri. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 78 Chara / Character h. Hal yang sering disebut oleh roleplayer adahal chara atau character. Dimana karakter yang dimaksud bukan karakter dalam kata sifat, melainkan membicarakan siapa tokoh yang sedang di perankan. i. Squad Squad adalah regu atau pasukan. Didalam roleplay, squad identik dengan kumpulan para roleplayer yang memiliki kegemaran yang sama, tujuan yang sama dan berasal dari kalangan yang sama. Misalnya, roleplayer artis-artis Barat yang memiliki perkumpulan hanya untuk roleplayer yang memainkan tokoh dari kalangan artis Barat. j. Mention Confess atau Menfess Jika seorang roleplayer ingin menyampaikan sesuatu kepada roleplayer lain dengan bersifat anonymous maka roleplayer tersebut akan menggunakan jasa mention confess yang disediakan oleh fanbase yang ada di roleplay. k. Bias Bias adalah kata yang sering digunakan sebagai pengganti kata “idola”. Bias sering digunakan untuk para remaja penyuka musik KPOP untuk menyebut member atau tokoh kesukaannya di dalam sebauh group. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 79 l. Temporary Swap (TS) Temporary Swap atau yang disingkat TS adalah berganti atau bertukar karakter yang dimainkan dalam kurun waktu yang sudah ditentukan. m. Not Safe For Work (NSFW) Not safe for work atau NSFW adalah sebuah bahasa slang dunia maya yang digunakan di dunia maya untuk menyebut konten-konten yang mengandung unsur pornografi, kekerasan, dan segala unsur lain yang tidak pantas dilihat oleh anak dibawah umur. n. Mun\ Mun adalah pemain karakter dalam roleplay. Urban dictionary mengatakan “The man or woman behind a chacracter in roleplaying”(Seseorang yang berada di belakang karakter yang diperankan). o. Mun!talk Mun!talk adalah saat dimana mun sedang berbicara, biasanya ditandai dengan penggunaan brackets ({...}, //...,<....>,[[....]], ||...). Contoh : [Be back later]. (( Exit dulu ya )) 4.2 Hasil Penelitian Penulis akan memaparkan hasil penelitian yang diperoleh dari observasi partisipan dan wawancara mendalam. Penelitian dilakukan dengan mewawancarai sejumlah narasumber yaitu para roleplayer masih aktif bermain roleplaye dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 80 melaluin observasi yang dilakukan penulis bersifat observasi partisipan, dimana penulis juga sebagai pemain roleplayer mengamati setiap kegiatan yang dilakukan narasumber didalam roleplay. 4.2.1 Profil Narasumber Sebelum membahas hasil penelitian yang penulis lakukan, berikut penulis berikan profil narasumber yaitu pemain roleplayer yang masih aktif. Untuk menjaga privasi narasumber, maka penulis merahasiakan nama dan hanya menyantumkan inisialnya saja. Narasumber pertama adalah L.Y. L.Y adalah perempuan berusia 22 tahun, dan saat ini tengah melakukan studi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. L.Y mulai bermain roleplay sejak tahun 2013, namun sempat berhenti bermain roleplayer pada pertengahan 2014 – 2015 dan kembali aktif sebagai roleplayer hingga sekarang. Selama bermain roleplay L.Y telah memainkan 5 tokoh perempuan yang berbeda, diantaranya Yoona (girlgroup Korea, SNSD), Seolhyun (girlgroup Korea, AOA), Eunji dan Chorong (girlgroup Korea, Apink) dan yang terakhir ia berperan sebagai Shin Hyejeong yang merupakan member dari girlgroup Korea, AOA. Narasumber kedua adalah R.P. R.P berjenis kelamin laki-laki dan berusia 19 tahun. Saat ini R.P sedang melakukan studi disalah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta Timur. R.P baru mulai bermain roleplay pada tahun 2014 selama itu ia sudah empat kali mengganti tokoh yang diperankannya. Dalam bermain roleplay R.P memerankan tokoh laki-laki seperti TOP (anggota boygroup asal Korea, Big http://digilib.mercubuana.ac.id/ 81 Bang), Kirito (anime), June dan Donghyuk (anggota boygroup asal Korea, IKON). Hingga saat ini R.P masih menjadi tokoh Donghyuk. Narasumber ketiga adalah Y. Y berjenis kelamin perempuan berusia 22 tahun. Saat ini ia sudah menyelesaikan studi nya di salah satu universitas swasta di Jakarta. Y mulai bermain roleplayer sejak tahun 2012. Walaupun Y adalah perempuan, namun di dalam roleplay ia lebih memerankan tokoh laki-laki dengan karakter yang berbeda-beda hingga sekarang. Y juga memerankan tokoh wanita di akun yang berbeda, namun tidak seaktif saat Y menjadi tokoh laki-laki. Tokoh yang diperankan Y cenderung berubah-ubah, Y pernah memerankan tokoh sebagai Wu Yi Fan (mantan member boygroup Korea EXO), Simon D (rapper asal Korea) dan lain-lain. Narasumber kelima adalah F.R.M. F.R.M berjenis kelamin laki-laki dan berusia 18 tahun. Saat ini ia berencana akan melanjutkan studi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. F.R.M mulai bermain roleplay pada akhir tahun 2012 lalu. Dalam bermain roleplay F.R.M sering berganti-ganti akun dan juga tokoh yang diperankannya, baik itu menjadi tokoh laki-laki atau menjadi tokoh perempuan. Namun pada penelitian ini, F.R.M penulis wawancarai sebagai roleplayer yang memainkan tokoh perempuan, yaitu sebagai Sana yang merupakan member girlgroup Korea, TWICE. 4.2.2 Peran Yang Dimainkan Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa roleplay di dalam media adalah sebuah permain peran yang dilakukan dengan memerankan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 82 tokoh idola seperti artis, atlet, dan sebagainya. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi para roleplayer dalam memilih tokoh yang akan diperankannya, seperti narasumber R.P yang memilih tokoh yang akan diperankannya berdasarkan bias atau idolanya. Narasumber R.P mengatakan : “Kalo aku biasanya milih karakter RP itu dari biasku.”56 Sementara itu, narasumber lain yang penulis wawancarai memilih tokoh yang akan diperankan awalnya berdasarkan kemiripan karakter yang sama dengan diri pribadinya. Hal ini dinyatakan oleh narasumber L.Y yang mengatakan: “Pertama, saya mencari chara yang karakternya juga sifatnya sama seperti saya setelah itu juga saya memerankan chara ini karena memang dia bias saya, jadi rasanya lebih nyaman saja dan sesuai sifat asli saya juga”.57 Diketahui narasumber L.Y memilih tokoh yang akan diperankannya berdasarkan kemiripan karakter yang sama dengan karakter pribadinya karena ia merasa lebih nyaman untuk memerankan karakter tersebut dan menjadi lebih betah bermain roleplay. Hal yang sama juga dikatakan oleh narasumber lain yaitu F.R.M, yang mengatakan : “hm, kalo misalnya milih karakter cowok pasti sesuai dengan karakter aku, tapi aku milih-milih bias juga. Tapi karena aku disini sebagai subyek main RP sebagai cewek, aku lebih karena bias sih ya, nah kebetulan bias aku itu yang innocent, lucu-lucu gitu.”58 56 Wawancara dengan R.P pada Kamis 16 Juni 2016 di Kantin AKPINDO, Kalimalang JakartaTimur Wawancara dengan L.Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat. 58 Wawancara dengan F.R.M pada Minggu 19 Juni 2016 di Lawson samping Universitas Bina Nusantara, Jakarta Barat 57 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 83 Selain kedua faktor diatas, terkadang seorang roleplayer secara suka-suka mengganti face claim mereka dengan berbagai alasan, seperti wajah tokoh tersebut yang cantik atau tampan, memiliki nama unik dan lain sebagainya. Hal ini juga diungkapkan oleh narasumber Y, yang mengatakan : “Gak ada kriteria khusus sih, random haha. Ya suka-suka, kadang karena look-nya, karena talentnya atau kadang juga karena namanya bagus”.59 Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari beberapa narasumber yang telah penulis wawancarai, dapat diketahui bahwa para roleplayer dalam memilih tokoh yang akan diperankannya memiliki beberapa kriteria tertentu. Setiap narasumber memiliki alasan tersendiri dalam memilih tokoh yang akan diperankan, diantaranya: 1) Tokoh tersebut merupakan bias atau idolanya, 2) Memiliki karakter yang sama dengan si pemain peran, 3) Mempunyai sifat yang unik disukai si pemain peran, 4) Nama tokoh yang unik dan lain sebagainya, dan 5) Kecantikan atau ketampanan tokoh tersebut. 4.2.3 Pengalaman Peran baru yang dimainkan seseorang pada awalnya orang tersebut akan merasakan kesadaran diri dan berfikir bagaimana untuk memerankan 59 Wawancara dengan Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 84 karakter baru tersebut, namun lama kelamaan akan terserap kedalam kesadaran diri kita dan membuat kita dapat dengan mudah memerankan karakter tersebut. Di dalam roleplay pengalaman yang dirasakan selama bertahun-tahun para roleplayer dalam memerankan karakter tokoh yang berbeda membuat para roleplayer tersebut tidak merasakan kesulitan dalam memerankan karakter yang berbeda asalkan mereka mau mempelajari karakter baru yang akan dimainkannya. Layaknya seorang artis pentas dunia nyata yang ditantang untuk memerankan peran baru dan berbeda dari peran yang biasa dimainkannya. Hal ini diperkuat dengan pernyataan narasumber F.R.M yang mengatakan : “Gampang kok, tinggal pelajari dulu karakter orang itu gimana. Cuman paling ya kalo gak sesuai sama karakter real, paling ya gak bertahan lama jadi orang tersebut.”60. Namun, narasumber F.R.M berpendapat jika karakter tokoh yang diperankannya tidak sesuai dengan karakter yang ia sukai maka ia dengan mudah akan merasa bosan dan memilih mengganti tokoh lain untuk diperankannya lagi. Sementara itu, narasumber R.P yang sudah mencoba empat tokoh yang diperankannya dalam jangka waktu yang berbeda menemukan kesulitan dalam menyesuaikan karakter tokoh tersebut dengan karakter dirinya. Narasumber R.P mengatakan : 60 Wawancara dengan F.R.M pada Minggu 19 Juni 2016 di Lawson samping Universitas Bina Nusantara, Jakarta Barat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 85 “Paling susah itu pas pindah ke Donghyuk karena itu diluar karakter real aku banget kalo yang lain kurang lebih sama RL nya kayak real aku. Belajar, berlatih. Susah sih emang, kadang-kadang karakter real kebawa ke RP, kadang karakter RP kebawa ke real.”61. Tokoh Donghyuk yang diperankan narasumber R.P merupakan tokoh idolanya, namun tokoh Donghyuk mempunyai sifat yang lucu, kekanak-kanakan dan sangat berbeda dengan sifat asli dari R.P sehingga ia perlu belajar, berlatih dan menyesuaikan diri dengan peran baru yang ia mainkan, sehingga pada akhirnya ia terbiasa memainkan peran sebagai Donghyuk. Dari hasil wawancara penulis terhadap narasumber R.P, penulis menekankan pada pernyataan narasumber R.P yang mengatakan bahwa terkadang sifat asli R.P menjadi terbawa ke dalam peran yang dimainkannya, begitu pula sebaliknya sikap tokoh yang dimainkan R.P menjadi kebawa ke dalam kehidupan sehari-hari R.P dalam gaya penulisan atau typing. Secara tidak langsung bahwa kesadaran diri R.P sudah menyerap peran yang dimainkannya di dalam roleplay. Bagi roleplayer transgender diakui pengalaman menjadi seorang transgender di roleplay membuat dirinya mudah untuk memainkan perannya dan membuat dirinya terbiasa berperan sebagai karakter yang berbeda gender. Pernyataan ini diperkuat dengan hasil wawancara narasumber Y yang mengatakan: “Udah keseringan TG sih jadi ya biasa aja meraninnya, dan lebih nyaman aja, lebih bebas berekspresi dan aku emang ada guy side-nya mungkin.” 62. 61 62 Wawancara dengan R.P pada Kamis 16 Juni 2016 di Kantin AKPINDO, Kalimalang JakartaTimur Wawancara dengan Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 86 Bagi narsumber Y, memerankan tokoh laki-laki di dalam roleplay diakuinya lebih mudah dibanding harus berperan sebagai perempuan, karena sejak awal ia mulai bermain roleplay sudah menjadi tokoh laki-laki. Dan ia mengaku, sekalipun ia bermain menjadi tokoh perempuan, maka cara bermainnya tidak jauh beda dengan cara bermain dia saat menjadi laki-laki. Sementara itu narasumber L.Y memiliki pendapat yang berbeda mengenai hal ini. Ia mengatakan : “Jujur sebenarnya sifat asli saya dengan di RP tidak jauh, jadi saya tidak perlu mengubah sifat, perilaku, atau tata bahasa yang ada di saya”.63 Yang artinya bahwa selama ia bermain roleplay selalu mencari tokoh yang mempunyai karakter dan sifat sama seperti dirinya, sehingga baginya tidak ada kesulitan dalam memerankan tokoh yang berbeda. Dari hasil pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa setiap roleplayer memiliki pengalaman yang berbeda-beda dalam berperan. Dengan waktu jangka waktu yang cukup lama seorang roleplayer memerankan peran barunya, maka lama kelamaan peran tersebut akan terserap ke dalam dirinya sehingga dengan mudah ia akan memerankan peran barunya tersebut. Dan orang yang sudah mendalami perannya dengan baik akan membawa perannya tersebut ke dalam dunia nyata tanpa disadari. 63 Wawancara dengan L.Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 87 4.2.4 Proses Belajar Konsep diri manusia terbentuk akibat melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Di dalam dunia permainan peran, proses belajar yang dimaksud adalah pengenalan seorang pemain peran terhadap karakter tokoh yang akan menjadi obyek permainannya. Pengenalan karakter ini terjadi melalui berbagai hal salah satunya adalah pengamatan yang dilakukan roleplayer kepada tokoh yang akan diperankannya Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamati artikel-artikel tentang tokoh tersebut, mengamati setiap tingkah laku bahkan gaya bicara sang tokoh melalui berbagai program acara seperti reality show, variety show, kelukan di atas panggung melalui channel youtube. Hal ini diperkuat dengan pernyataan narasumber yang telah penulis wawancarai. Seperti narasumber L.Y yang mengatakan : “Iya, biasanya nonton yang berbau AOA gitu, reality show atau variety shownya dan bikin saya jadi gampang meraninnya”64. Dapat diketahui bahwa narasumber L.Y memang sangat menyukai tokoh yang diperankannya, terbukti bahwa ia sering menonton tayangan-tayangan yang berhubungan dengan group dari tokoh yang diperankannya tersebut. Hal serupa juga diungkapkan narasumber R.P yang mengatakan : “Iya pasti aku pelajarin haha. Dari youtube, liat dari reality show, kalo dia ngomong di stage, kelakuan dia di stage.”65. 64 65 Wawancara dengan L.Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat. Wawancara dengan R.P pada Kamis 16 Juni 2016 di Kantin AKPINDO, Kalimalang JakartaTimur http://digilib.mercubuana.ac.id/ 88 Dapat dikatakan narasumber R.P lebih mempelajari secara teliti bagaimana sifat dan karakter tokoh yang akan diperankannya, terbukti dari bagaimana ia melakukan pengamatan dari gaya bicara tokoh tersebut melalui media yang sama dengan narasumber L.Y. Senada dengan narasumber L.Y dan R.P, narasumber Y juga mengatakan : “Kadang nonton show, kadang cuma baca-bacain artikel tentang orangnya”66 Dengan mengamati, seorang roleplayer mampu menilai sifat dan karakteristik tokoh yang akan diperankannya. Seorang roleplayer memiliki penilaian sendiri terhadap tokoh yang akan diperankannya. Narasumber F.R.M mengatakan : “Ya gimana ya, caranya ya mungkin sebelum jadi seseorang yang mau aku RP in baik itu cowok atau cewek, aku harus tau dulu gimana karakternya, kesehariannya orang itu, maksudnya personality dia, kesehariannya gimana. Biasanya kan dengan liat , reality show hm variety show juga disitu kan bisa tau gimana karakteristik orang itu. Nah untuk, kalo untuk Sana sendiri ya, kan dia innocent. Gak tau ya dari dulu aku kalo mau nge RP cewek itu bawaannya selalu cari yang emang dasarnya innocent, kalo yang cold gitu pasti gak bisa deh. Bawannya selalu cari yang hype yang cute, innocent soalnya typing style aku yang gak bisa kalem gitu lah.”67 Dari penjelasan keempat narasumber yang penulis wawancarai dan hasil observasi yang penulis dapat, diketahui bahwa melakukan pengamatan terhadap 66 Wawancara dengan Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat. Wawancara dengan F.R.M pada Minggu 19 Juni 2016 di Lawson samping Universitas Bina Nusantara, Jakarta Barat 67 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 89 tokoh yang akan diperankan merupakan hal yang penting untuk seorang roleplayer. Dengan begitu seorang roleplayer dapat menilai sendiri bagaimana sifat dan karakteristik dari tokoh yang akan diperankannya, sehingga ia dengan mudah membentuk konsep diri nya menjadi seperti tokoh tersebut. 4.2.5 Pengaruh Lingkungan Lingkungan merupakan hal yang penting bagi seseorang untuk membentuk konsep dirinya. Di dalam roleplay, lingkungan terbentuk karena adanya interaksi yang intens dari satu roleplayer dengan roleplayer lain, sehingga dapat membentuk sebuah squad atau perkumpulan yang beranggotakan orangorang yang memiliki kegemaran atau tujuan yang sama Lingkungan roleplay dapat dipilih dari bagaimana awalnya seorang roleplayer ingin membentuk karakter yang ia mainkan, dan ingin berada di lingkungan mana ia berada. Pernyataan ini didapat dari hasil wawancara terhadap narasumber F.R.M yang mengatakan: “Kalo main di Sana itu, kan dari awal mau ngebentuk sebagai akun jadi less ooc dimana kalo less ooc itu kurang lebih, lebih mendorong ke in character. Jadi lingkungannya itu ya, kalo mau cari temen ya yang less ooc juga, yang sering update charanya, yang biasanya update tweet-tweet charanya juga. Jadi ya pengaruhnya itu, biasanya kan yang less ooc itu kalo group nya lagi comeback, dan ada update foto baru suka tag-tag foto gitu. Kalo misalnya diibaratkan aku sebagai tokoh utama ya, mau gak mau peran orang lain itu penting. Ibaratnya kalo di dunia nyata, kan setiap individu itu kan pasti makhluk sosial, sama seperti halnya di RP, kan gak mungkin nge RP sendirian, nge-tweet sendirian, gak ada yang bales http://digilib.mercubuana.ac.id/ 90 mention, jadi balik lagi di awal tadi kan, aku bentuk akun Sana itu sebagai akun less ooc, jadi eh..apa ya, aku mencari teman itu yang sama-sama less ooc.”68 Dari pernyataan narasumber F.R.M ini diketahui pada awalnya F.R.M membuat sebuah akun roleplayer menjadi seorang wanita dan membentuk dirinya menjadi seorang roleplayer less ooc atau in character dengan memilih lingkungan atau berteman dengan roleplayer lain yang mayoritas in character juga. Sementara itu, narasumber L.Y mengatakan :. Narasumber L.Y mengatakan : “Kebanyakan disekitar saya mereka less ooc, tapi juga waktu-waktu tertentu bisa sangat ooc dan saya hanya mengikuti saja, terkadang juga saya bisa sangat less ooc sekali, terus juga kadang over ooc tergantung suasana teman teman juga sih.”69. Dari keterangan narasumber L.Y diatas, dapat diketahu bahwa karakter yang ia perankan dapat berubah-ubah sewaktu-waktu tergantung bagaimana kondisi lingkungan dan teman-teman disekitarnya. Hal ini diperkuat dengan pernyataan narasumber R.P yang mengatakan : “Mempengaruhi, kalo dia mendalami karakter banget aku ikut, tapi kalo dia keluar karakter, misalnya ngomong “gue-lu” gitu aku mau gak mau ikut biar asik aja ngobrolnya gitu. Kalo dia out chara aku tetep in chara kan takut dia jadi canggung ngobrolnya apa lagi kalo dia gatau RP yang aku mainin.”70. 68 Wawancara dengan F.R.M pada Minggu 19 Juni 2016 di Lawson samping Universitas Bina Nusantara, Jakarta Barat 69 Wawancara dengan L.Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat. Wawancara dengan R.P pada Kamis 16 Juni 2016 di Kantin AKPINDO, Kalimalang JakartaTimur 70 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 91 Dapat dikatakan bahwa seorang roleplayer juga harus dapat beradaptasi dengan lingkungan dimana ia berada dan dengan siapa ia berbicara untuk menghilangkan rasa kecanggungan. Sama seperti halnya kita hidup di dunia nyata. Sedangkan narasumber Y yang mengatakan : “Oh iya, kalo followers ku rata-rata ooc jadi ikut ooc dan banyak muntalk. Gak tau jugas sih, aku nge-rp yang suka-suka aku aja gak ada kayak purapura cool gitu karena nge-rp cowok, semuanya Cuma flow like water.”71. Narasumber Y secara singkat juga mengatakan hal senada dengan ketiga narasumber lain. Ia menambahkan bahwa bermain roleplay menjadi tokoh lakilaki bagi dirinya semua tidak terlalu dibuat-buat, hanya mengalir begitu saja. Dari pernyataan keempat narasumber tersebut, dapat diketahui bahwa mereka dengan sepakat mengatakan bahwa lingkungan dapat mengubah konsep diri seorang roleplayer. Seorang roleplayer dapat bertindak sebagai roleplayer yang in character apabila ia berinteraksi dengan roleplayer yang bersifat in character, dan sebaliknya apabila seorang roleplayer berinteraksi dengan roleplayer lain yang out of character maka ia akan mengikutinya. Hal itu sematamata untuk menciptakan suasana yang tidak canggung antara satu roleplayer dengan roleplayer yang lain dan menciptakan suasana yang asyik ketika bermain roleplay. 71 Wawancara dengan Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 92 4.2.6 Penilaian Orang Lain Sosiolog George Harbert Mead (1934) menyatakan bahwa konsep diri kita bukanlah dari bagaimana orang lain melihat diri kita, namun cara kita membayangkan apa yang orang lain lihat pada diri kita. Didalam roleplay penilaian orang lain merupakan poin penting dalam pembentukkan konsep diri seorang roleplayer. Hal ini dikarenakan, seorang roleplayer harus dapat menjaga nama baik orang yang diperankannya di mata para pemain lain dan yang paling penting adalah di mata para penggemar artis tersebut. Hal ini diperkuat dengan pernyataan narasumber L.Y yang mengatakan : “Saya sebisa mungkin hati-hati dalam bersikap dan berperilaku juga, menjaga kata-kata bahasa saya di RP, walaupun banyak sekitar yang tidak menjaga bahasanya, tapi saya pribadi tidak mengikuti hal-hal itu, karena balik lagi ke masalah menjaga nama baik idola yang saya bawa.”72 Seorang roleplayer sudah pasti memperhitungakan dan membayangkan bagaimana pemain lain melihat cara kita berkomunikasi dengan mereka. Cara yang dilakukan roleplayer untuk menjaga nama baik orang yang diperankan cenderung berbeda-beda, ada yang lebih memilih menjadi in character, tidak menggunakan kata-kata kasar ketika berinteraksi dan lain sebagainya. Pernyataan ini turut diperkuat dengan wawancara terhadap narasumber R.P yang mengatakan : 72 Wawancara dengan L.Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 93 “Mungkin aku juga kayak gitu, kayak berusaha ga terlalu frontal di timeline, kalo emang sesuatu yang personal aku lebih suka di dm gitu deh. Aku pasti sadar sama yang namanya jaga nama baik idol yang aku peranin, dan aku berusaha biar aku gak terlalu ngejelekin nama mereka dengan cara mendalami karakter sedalam-dalamnya dan aku pasti ngindarin yang namanya plot yadong di TL begitu.”73 Lain halnya dengan narasumber Y, yang lebih menjaga sikap dan nama baik tokoh yang diperankannya tersebut dengan cara tidak mencampuri urusan orang lain. Ia juga menambahkan bahwa menjadi tokoh laki-laki di dalam roleplay biasanya menjadi sosok yang mudah mendapatkan pandangan negatif dari roleplayer lain khususnya roleplayer perempuan karena masalah asmara antar roleplayer. Narasumber Y mengatakan : “Gak ngurusin urusan orang, hahaha. image aku jelek kadang dimata cewek. Biasalah masalah hati hahah.”74 Sebenarnya tujuan utama menjadi seorang roleplayer adalah untuk membuat nama seseorang yang kita perankan menjadi semakin dikenal dan semakin disukai orang banyak. Bagaimana cara roleplayer membentuk dirinya untuk memainkan perannya sangat menentukan bagaimana penilaian orang lain terhadapnya. Pernyataan ini diperkuat dengan hasil wawancara terhadap narasumber F.R.M yang mengatakan: 73 74 Wawancara dengan R.P pada Kamis 16 Juni 2016 di Kantin AKPINDO, Kalimalang JakartaTimur Wawancara dengan Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 94 “Kalo menurut aku ya, emang pada dasarnya tuh RP harusnya bisa ngejaga nama baik artisnya. Aku dari dulu kalo nge RP pasti minimal semi less ooc, gak berani buat jadi RP yang famous tapi dimana-mana ooc, pake bahasa gaul, gitu kadang kurang pantes. Kalo kata aku, mereka cuman atas dasar seneng-seneng aja. Tapi terlalu less ooc juga gak boleh harusnya., itu sama aja kayak nge-klaim diri sendiri as the artist. Sama kayak kasus bot APINK dulu. Jadi intinya itu, diimbangi gitu. Sikap di TL yang sewajarnya aja. Di bio diusahakan ada label RP atau Bot gitu biar fans bisa membedakan. Terus kalo update foto fantaken harus disertai credit. Kalo yang namanya anak less ooc itu pasti priority nya ya jaga image. Biar dimata orang lain bisa jadi panutan gitu. Like “wow I like the way you’re rp-ing as her. It makes me want to know her more”. Nah disitu tujuannya. Pasti akan seneng banget kalo chara yang dimainin tuh sampe bikin orang lain penasaran dan jadi suka sama idol aslinya.”75. Namun perlu digaris bawahi adalah, menjadi seorang roleplayer in character bukan berarti menjadi 100% tokoh tersebut. Karena jika kita 100% menirukan sifat, dan menjadi seolah-olah artis sungguhan itu merupakan tindak kejahatan karena dapat dikategorikan sebagai akun palsu. Jadi dapat dikatakan bahwa penilaian orang lain terhadap diri seorang roleplayer dapat membantu membentuk konsep diri roleplayer. Karena dengan penilaian orang lain kita dapat mengetahui baik buruknya kita dimata orang lain yang melihat kita. 75 Wawancara dengan F.R.M pada Minggu 19 Juni 2016 di Lawson samping Universitas Bina Nusantara, Jakarta Barat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 95 4.3 Pembahasan Di dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan bagaimana perubahan konsep diri remaja yang terjadi melalui permainan peran atau roleplay di twitter. Media sosial twitter dipilih karena jumlah roleplayer yang menggunakan media sosial ini sebagai sarana untuk bermain peran lebih banyak ketimbang dengan media sosial lain. Pada penelitian ini penulis berfokus pada faktor-faktor pembentukan konsep diri didalam media sosial melalui peran yang dimainkan, pengalaman, proses belajar, pengaruh lingkungan,dan penilaian orang lain. Dari hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa seorang roleplayer pada awalnya akan mencari tokoh yang akan diperankannya melalui berbagai macam kriteria, yakni (1) tokoh tersebut merupakan bias atau idolanya, (2) memiliki karakter yang sama dengan si pemain peran; (3) mempunyai sifat yang unik disukai si pemain peran; (4) nama tokoh yang unik dan lain sebagainya, dan (5) kecantikan atau ketampanan tokoh tersebut. Ketika seseorang mendapatkan peran baru pada awalnya orang tersebut merasakan kesadaran diri, dan membutuhkan penyesuaian untuk dapat meresapi peran tersebut.76 Dengan pengalaman ini lah yang awal mulanya peran tersebut masih berada didalam kesadaran diri seseorang, lama kelamaan peran tersebut akan meresap kedalam kesadaran dirinya. Dapat diketahui bahwa peran seorang roleplayer yang sering berganti-ganti tokoh yang berbeda bukan merupakan hal yang sulit untuk menyesuaikan diri dengan karakter tokoh lain, terlebih jika antara tokoh satu dengan yang lainnya memiliki karakter yang sama. Tetapi beda halnya 76 David G. Myers.Psikologi Sosial.Jakarta : Salemba Humanika.2014 hal 48 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 96 bila tokoh satu dengan tokoh yang lain memiliki karakter yang berbeda, hal ini tentu membutuhkan penyesuaian dan membutuhkan waktu agar dapat meresapi perannya dengan baik. Untuk dapat memerankan perannya dengan baik, seorang roleplayer harus mengetahui karakteristik tokoh yang akan diperankannya tersebut melalui sebuah proses belajar. Karena pada dasarnya konsep diri terbentuk akibat melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa. 77 Dari hasil penelitian yang sudah dijelaskan diatas tentang proses belajar membentuk konsep diri, dapat diketahui bahwa roleplayer juga melalui proses belajar agar dapat meresapi perannya tersebut. Banyak cara yang dapat dilakukan seorang roleplayer untuk membentuk konsep dirinya seperti tokoh yang diperankannya. Banyak membaca artikel-artikel tentang tokoh tersebut dan mengamati tingkah laku tokoh tersebut melalui jeraring sosial berbasis video youtube merupakan pilihan yang tepat bagi para rolplayer untuk dapat mengetahui sifat dan karakter tokoh yang akan diperankannya. Di dalam sebuah proses belajar, pengaruh lingkungan juga dapat membentuk dan mengubah konsep diri seseorang. Sikap atau respon dari lingkungan akan menjadi informasi bagi seseorang untuk menilai siapa dirinya.78 Dari hasil penelitian diatas dapat dikatakan bahwa seorang roleplalyer bisa memilih dimana lingkungannya, dan membentuk dirinya untuk menjadi roleplayer yang seperti apa. Dalam contoh seorang roleplayer dari awal dirinya 77 Nina W. Syam,M.S,. Psikologi Sosial sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. 2012 hal 56 78 Ibid., http://digilib.mercubuana.ac.id/ 97 membuat akun dan ingin menjadi roleplayer yang in character maka ia dapat memilih lingkungan dengan mayoritas roleplayer in character. Selain itu konsep diri roleplayer dapat berubah sewaktu-waktu tergantung dengan siapa ia beriteraksi dan bagaimana keadaan lingkungannya saat itu. Dari pernyataan keempat narasumber yang penulis wawancarai mereka sepakat bahwa lingkungan membawa pengaruh bagi seorang roleplayer untuk berperan. Dan yang terakhir adalah penilaian orang lain. Konsep diri bukanlah sesuatu yang tiba-tiba ada atau muncul. Pembentukan konsep diri dipengaruhi oleh orang lain dalam proses interaksi sosial. Menurut Cooley (1964), lewat analogi cermin sebagai sarana bagi seseorang melihat dirinya, konsep diri seseorang diperoleh dari hasil penilaian atau evalusai orang lain terhadap dirinya. Apa yang dipikirkan orang lain tentang kita menjadi sumber informasi tentang siapa diri kita. 79 Sosiolog George Harbert Mead (1934) mempertajam konsep ini dengan menyatakan bahwa konsep diri kita bukanlah dari bagimana orang lain melihat diri kita, namun cara kita membayangkan apa yang orang lain lihat pada diri kita.80 Di dalam hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa roleplayer yang menggunakan wajah orang lain sebagai obyek untuk berperan mempunyai tugas untuk menjaga nama baik tokoh yang dimainkannya. Layaknya sebuah permainan pada umumnya yang mengemban misi khusus. Pandangan orang lain terhadap bagaimana cara seorang roleplayer tersebut memainkan perannya sangat berpengaruh terhadap penilaian orang lain akan 79 80 Sarlito W. Sarwono & Eko A. Meinarno,Psikologi Sosial . Jakarta : Salemba Humanika. 2009 hal 54 David G. Myers.Psikologi Sosial.Jakarta : Salemba Humanika.2014 hal 51 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 98 tokoh yang diperankan. Misalnya, jika roleplayer yang memerankan tokoh A memiliki sikap buruk dan diluar karakter dari si A tersebut, maka orang yang awalnya tidak mengetahui siapa itu A akan beranggapan bahwa karakter asli dari tokoh A memang buruk, sering bicara kasar dan sebagainya. Dan ketika tokoh A sudah dipandang buruk oleh orang lain, maka tugas roleplayer adalah untuk membentuk kembali konsep dirinya menjadi sosok dengan karakter yang lebih baik. Untuk itulah penilaian orang lain (roleplayer lain, dan penggemar tokoh tersebut) terhadap dirinya menjadi bahan pertimbangan seorang roleplayer dalam melakukan tindakan-tindakan agar tidak merugikan dirinya maupun orang lain. Dalam teori fenomenologi oleh Alferd Schutz, yang mengkhususkan perhatiannya kepada satu bentuk dari subjektivitas yang disebut “intersubjektivitas”. Konsep intersubjektivitas ini mengacu kepada suatu kenyataan bahwa kelompok-kelompok sosial saling menginterpretasikan tindakannya masing-masing dan pengalaman mereka juga diperoleh melalui cara yang sama seperti yang dialami dalam interaksi secara individual. Secara singkat dapat dikatakan bahwa interaksi sosial terjadi dan berlangsung melalui penafsiran dan pemahaman, tindakan masing-masing baik antar individu maupun antar kelompok.81 Dalam kaitannya dengan roleplay pernyataan Alfred Schutz diatas mengacu pada interaksi yang terjadi antara roleplayer. Bagi Schutz tugas fenomenologi adalah menggabungkan antara pengetahuan ilmiah dengan pengalaman sehari-hari, 81 Drs.Alex Sobu,M.Si.Filsafat Komunikasi: Tradisi dan Metode Fenomenologi.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.2013 hal 54-55 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 99 dan kegiatan dimana pengalaman dan pengetahuan itu berasal. Dimana setiap roleplayer memiliki pengetahuan akan peran masing-masing yang diperolehnya melalui pengalaman pribadi masing-masing roleplayer. Intensitas seorang roleplayer dalam bermain roleplay membuat kesadaran diri seorang roleplayer membentuk dunia kehidupan mereka sehari-hari, dimana para roleplayer saling berinteraksi satu sama lain dan membuat hubungan baik satu sama lain di dalam dunia yang mereka cipatakan sendiri yaitu dunia roleplay. Schutz yang menyebut manusia yang berperilaku sebagai “aktor” dimana ketika seseorang melihat atau mendengar apa yang dikatakan atau diperbuat aktor maka dia akan memahami makna dari tindakan tersebut. 82. Sebagai contoh, A (sebagai aktor) di dalam sebuah kelas ia terlihat sedang menguap, maka orang lain yang melihat tindakan A tersebut dapat mengetahui bahwa A sedang mengantuk. Hal ini dikarenakan secara tidak sadar pengetahuan orang yang menguap tandanya mengantuk sudah dipelajari sejak kecil dan hal tersebut berlangsung secara terusmenerus selama hidup manusia. Di dalam dunia roleplay yang disebut sebagai “aktor” adalah seorang roleplayer dan seseorang yang melihat tindakannya adalah roleplayer yang lain. Roleplayer A dapat mengetahui bahwa roleplayer B merupakan roleplayer in character karena melihat cara bermain roleplayer B yang sering menggunakan bahasa Inggris, update kegiatan tokoh yang dimainkan, dan sebagainya. Hal ini karena pengalaman roleplayer yang bermain roleplay yang sudah berlangsung lama, dengan itensitas bermain yang setiap hari. 82 Ibid.,50 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 100 Paradigma konstruktivis memandang bahwa kenyataan itu hasil konstruksi atau bentukan dari manusia itu sendiri. Pengenalan manusia terhadap realitas sosial berpusat pada subjek bukan pada objek, hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman semata, tetapi merupakan juga oleh hasil konstruksi pemikiran.83 Di dalam roleplay semua kegiatan didalamnya merupakan konstruksi dari pemikiran para pemainnya. Seorang roleplayer mulanya akan mencari tokoh yang akan diperankannya, kemudian ia membuat sebuah akun dengan username, biodata, dan sebagainya berdasarkan dengan pengetahuan yang diperolehnya mengenai bagaimana cara membuat sebuah akun twitter sebagai sarana untuk bermain roleplay. Dalam membentuk karakter yang akan diperankannya, seorang roleplayer akan mendapat pengetahuan mengenai sifat tokoh yang akan diperankannya melalui sebuah proses belajar, dimana seperti yang dijelaskan sebelumnya proses belajar tersebut dapat dilakukan melalui sebuah pengamatan melalui artikel-artikel tokoh tersebut, atau siaran siaran variety show atau reality show yang ada di youtube. Perubahan konsep diri yang terjadi pada seorang roleplayer dalam kacamata konstruktivis terlihat pada bagaimana seorang roleplayer membentuk akun yang akan digunakannya untuk bermain roleplay. Seorang roleplay akan mengkonstruksi dirinya akan menjadi roleplayer yang termasuk ke dalam kategori yang seperti apa, apakah menjadi roleplayer yang in character atau sesuai dengan 83 Zainal Arifin. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.Bandung:Rosdakarya.2012 hal 140 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 101 karakter tokoh yang diperankannya, atau menjadi out of character atau bahkan menjadi roleplayer ber-genre alternate universe. ingin menjadi tokoh "A" Isi pikiran seorang roleplayer ingin mengetahui karakter tokoh "A" dengan menonton siaran youtube nya Ingin menjadi roleplayeryang In Character Akun yang dibuat berdasarkan hasil pemikiran seorang roleplayer sebelumnya Bagan 4.2.3.1 Konstruksi pemikiran seorang roleplayer sebelum membentuk akun yang akan dimainkan Interaksi seorang roleplayer dari kacamata konstruktivis dapat dilihat dari bagaimana cara seorang roleplayer memelihara dunia sosial mereka di dalam dunia roleplay. Interaksi yang dilakukan secara terus menerus melalui sebuah fitur mention atau direct message yang disediakan oleh twitter. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 102 Seorang roleplayer dapat seolah memiliki dua konsep diri yang berbeda. Ketika seorang roleplayer harus berinteraksi dengan roleplayer lain di dalam sebuah timeline atau mention dimana orang lain dapat melihat segala perilakunya, maka seorang roleplayer akan membentuk dirinya menjadi roleplayer dengan sifat ramah, namun karakter seorang roleplayer dapat menjadi lebih terbuka, membicarakan hal yang bersifat pribadi ketika berinteraksi dengan roleplayer lain melalui direct message. http://digilib.mercubuana.ac.id/