58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1 Tentang Roleplay di Media Sosial
Roleplay di dalam media sosial adalah sebuah aktivitas yang dilakukan
seorang penggemar dimana ia berpura-pura menjadi karakter yang diidolakan. Di
dalam dunia penggemar, memainkan peran sebagai selebritis bukan hanya dapat
dilakukan didalam teater atau penampilan secara langsung, tetapi dapat juga
dilakukan di dalam dunia maya, melalui akun media sosial. 53
Pemain roleplay di dalam media sosial sering disebut dengan roleplayer.
Konsep seorang roleplayer adalah berakting di dalam dunia maya dengan
menggunakan wajah dan nama artis idola dan memainkan karakter sesuai dengan
keinginannya atau sesuai genre yang dipilih pada awal ia membentuk akun
dengan menggunakan nama, dan wajah tokoh tersebut.
Banyak media sosial yang dapat dijadikan sarana untuk memainkan roleplay
ini, seperti Facebook, Tumblr, Twitter dan bahkan aplikasi chatting seperti
Blackberry Messager (BBM), Kakaotalk, Line, bahkan Whatsapp. Tidak ada
patokan khusus kapan roleplay mulai dimainkan di media sosial.
Roleplay mulai dilirik pada tahun 2009 di media sosial Facebook. Pada
awalnya roleplay ini banyak dimainkan oleh para Otaku (sebutan untuk pecinta
animasi Jepang atau anime) karena obsesinya untuk menjadi karakter anime
53
Nadia Maya Ardiani. The Cultural Economy Of Virtual Korean Celebrity
Industry In Twitter: A Fandom Study Of Korean
Celebrity Roleplayer In Indonesia. Allusion Volume 02 Number 02. August 2013
58
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
kesukaannya dan menghidupkan karakter tersebut di dunia maya. Jika di dalam
dunia nyata kita dapat melihat ini sebagai cosplay. Namun, jika didalam bercosplay kita harus mengeluarkan biaya hingga jutaan rupiah untuk menjadi
karakter favorit, berbeda dengan roleplay, kita hanya menyiapkan sebuah akun
dengan nama karakter tersebut dan beberapa foto sebagai penunjang.
Semakin berkembang pesatnya media sosial, menggiring roleplay untuk
dapat dimainkan di media sosial lain seperti tumblr,twitter,instagram dan
beberapa aplikasi chatting seperti BBM, Line dan sebagainya.
4.1.2 Roleplay di Twitter
Roleplay di twitter mulai “booming” pada tahun 2012 (terbukti dari
banyaknya pemain roleplay yang mulai bermain pada tahun tersebut). Banyaknya
pemain didominasi oleh para penggemar artis idola Korea atau Kpop, yang saat
itu juga sedang naik daun, khususnya di Indonesia. Pengenalan roleplay pada
orang-orang (khususnya penggemar K-Pop) pada saat itu bersifat terbuka dan dari
mulut kemulut. Dikatakan bersifat terbuka karena, banyak agensi roleplay yang
mempromosikan dirinya ke akun-akun fanbase bahkan akun-akun pribadi, dengan
tujuan mempersuasi banyak orang untuk bermain roleplay dan menjadi anggota di
agensinya tersebut. Dan dikatakan bersifat dari mulut kemulut adalah, banyak
juga para pemain roleplay yang mulai tertarik bermain roleplay karena diajak oleh
temannya yang lebih dulu menjadi pemain roleplay.
Bermain roleplay di twitter tidak jauh berbeda dengan bermain roleplay di
facebook karena fitur-fitur yang ditawarkan oleh twitter sebenarnya hampir sama
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
seperti di facebook. Seperti di facebook kita mengenal home, sedangkan di twitter
adalah timeline, jika di facebook kita ingin berinterasi melalui wall to wall, di
twitter kita mengenal mention, hingga fitur mengirim pesan pribadi di facebook
dengan message chat dan di twitter kita mengetahui fitur dirrect message.
Kelebihan dari roleplay di twitter adalah karena para idola asli biasanya memiliki
akun twitter pribadi, sehingga memudahkan para roleplayer untuk mendapatkan
informasi langsung dari sang idola.
Gambar 4.1.2.1 Promosi yang dilakukan salah satu agency roleplay
(Sumber : akun twitter @KMates_ ,diakses tanggal 13 Juli 2016)
Meskipun roleplayer terlihat didominasi oleh para penggemar Kpop dan
aktor/aktris Korea, namun tidak sedikit pula roleplayer dari artis-artis terkenal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
Indonesia dan dunia, bahkan selebgram, youtuber juga menjadi karakter yang
menarik untuk dimainkan.
4.1.3 Jenis-Jenis Roleplay
Bagi seseorang yang tau tentang fiksi penggemar atau fanfiction,
mungkin tidak asing lagi dengan hal-hal dibawah ini. Karena pada dasarnya jenisjenis roleplay dan hal yang menyangkut roleplay diadaptasi dari sebuah fiksi
penggemar tersebut. Adapun beberapa jenis-jenis roleplay adalah :
a.
In Character (IC) atau Less Out Of Character (Less OOC)
IC merupakan singkatan dari In Character yang berarti sesuai
karakter atau juga dikenal dengan less ooc. Menurut Urban Dictionary, “In
roleplaying, short for in character. If you are IC, that means you are
pretending to be someone else (your character) rather than being yourself.
Antonym of OOC” (Di dalam permainan peran, jika kamu seorang IC,
berarti kamu seolah-olah menjadi orang lain (sesuai karakter) dibanding
menjadi diri sendiri. Lawan dari OOC).
Dalam artian lain, jika seorang roleplayer dapat bermain sesuai
peran, sifat, dan personality yang sudah ditentukan pada diri seorang
karakter roleplay yang ia bawakan, barulah roleplayer tersebut dapat
dikaktakan IC atau in character. Roleplayer yang in character biasanya
berperilaku sama dengan sosok yang diperankannya. Misalnya, seorang
yang diperankannya memiliki sifat dingin (cool), maka roleplayer akan
menyesuaikan dengan gaya typing mereka dalam berinteraksi dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
roleplayer lain. Selain itu, roleplayer dengan jenis in character ini lebih
sering meng-update berbagai kegiatan artis yang bersangkutan dengan
foto-foto dan sebagainya.
Gambar 4.3.1.1 Contoh Roleplayer In Character atau IC
(Sumber : Akun Anonymous, diakses tanggal 13 Juli 2016)
b.
Out Of Character (OOC)
OOC adalah singkatan dari out of character yang berarti, keluar
dari karakter. OOC merupakan kekeliruan yang kerap kali dilakukan para
roleplayer dalam memainkan sebuah karakter. Ketidaksesuaian dengan
sifat dan personality yang telah dibuat oleh pemilik atau pencipta
karakter yang bersangkutan, menjadi tolak ukur poin ini.
Menurut Urban Dictionary ada beberapa tanda bahwa roleplayer
tersebut termasuk kedalam jenis out of character diantaranya, “Indicating
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
that person is making a comment, suggestion, etc., that isn’t coming from
the character but from the person him-or herself.” (Ditandakan orang
tersebut membuat sebuah komen, saran dan sebagainya yang tidak datang
dari karakter yang diperankannya tetapi dari orang itu sendiri (diri
roleplayer itu sendiri)).
“Signaling that the way the author chose to portray the character
(or perhaps unintentionally potrayed them) may not be consistent with
how the character act, think or speak in the original work on which the
fanfiction
is
based.”
menggambarkan
(
Cara
seorang penulis
karakter
atau
mungkin
secara
memilih
tidak
untuk
sengaja
menggambarkan karakter tersebut tidak sama dengan perilaku, pikiran
dan gaya bicara karakter aslinya, yang mana hal itu hanya berdasarkan
sebuah fanfiction atau karangan penggemar yang berupa cerpen).
Dapat dikatakan bahwa out of character adalah dimana seorang
roleplayer memainkan peran tidak sesuai dengan karakter asli orang yang
diperankan, tetapi lebih kepada tindakan-tindakan yang melibatkan diri
pribadi pemainnya sendiri.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
Gambar 4.3.1.2 Contoh Roleplayer Out Of Character atau OOC
(Sumber : Akun anonymous, diakses tanggal 13 Juli 2016)
c.
Alternate Universe (AU)
Alternate Universe atau yang biasa disingkat dengan AU adalah
perbedaan latar atau setting, maupun timeline dari cerita aslinya yang
digunakan oleh sebuah akun roleplay. Menurut wikipedia “In roleplay,
AU is occasionally used so that a character can have a relationship with
more than one character without technically “cheating”. An alternate
universe, as implied, is a univers where things are different from the
original. Maybe only a little, maybe a whole lot. Maybe instead of
humans being the primary race on Earth, your AU says turtles are as
smart as humans and humans are a smart as turtles. Maybe a small
puddle turns into a lake of acid. That kind of thing.” (Di dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
permainan peran, kadang kala seorang dengan karakter AU dapat
mempunyai hubungan dengan orang lain lebih dari satu tokoh tanpa
disebut “selingkuh”. Seorang alternate universe seperti yang tersirat
dalam alam semesta dimana segala sesuatunya berbeda dengan aslinya.
Mungkin hanya sedikit tapi mungkin juga secara keseluruhan.
Di dalam sebuah AU dapat dikatakan bukan manusia sebagai ras
utama di Bumi, Seekor kura-kura menjadi pintar seperti manusia atau
manusia sepintar kura-kura. Dan mungkin genangan air kecil dapat
berubah dan dikatan sebagai sebuah danau asam yang besar).
Secara singkat dapat dikatakan bahwa alternate universe adalah
situasi yang berbeda dengan yang dibangun didalam kehidupan
sebenarnya atau cerita aslinya. Di dalam permainan peran, roleplayer
dengan karakteristik AU bersifat hanya meminjam wajah orang terkenal
kemudian mengganti nama sesuai dengan keinginannya. Roleplayer
dengan kategori AU biasanya memerankan sosok fiktif seperti seorang
penyihir, vampir, peri, manusia setengah hewan, dan lain sebagainya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Gambar 4.3.1.3 Contoh Roleplayer Alternate Universe atau AU
(Sumber : Akun anonymous, diakses tanggal 13 Juli 2016)
d.
OC (Original Character)
Original character atau OC adalah karakter buatan atau ciptaan
sendiri. Dalam artian lain, karakter yang dibuat oleh seseorang author
atau roleplayer, lengkap dengan biografi yang berisi karakteristik, latar
belakang, silsilah, kekuatan, kelebihan dan kekurangan. Biasanya
original character digunakan dalam roleplayer yang berupa game console,
tetapi sekarang ini banyak pula roleplayer didalam media sosial yang
membuat karakter sendiri, meskipun menggunakan foto seorang idola
yang sudah ada.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
Gambar 4.3.1.4 Contoh Roleplayer Original Character atau OC
(Sumber : Akun anonymous, diakses tanggal 13 Juli 2016)
4.1.4 Istilah-Istilah di dalam Roleplay
a.
Agency Roleplay
Agency roleplay adalah sebuah wadah yang menjadi tempat
bernaungnya sejumlah akun roleplay. Pada umumnya, agency
mempunyai beberapa admin yang bertugas mengelola agency tersebut
sekaligus melakukan tugas dan perannya bagi para anggota agency.
Bentuk agency berupa sebuah akun twitter. Setiap agency biasanya
memiliki peraturannya masing-masing yang wajib ditaati para
anggotanya. Agency roleplay terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Closed Agency, adalah agency yang tidak memperbolehkan
anggotanya untuk mengikuti agency lain (join agensi lain) dan
hanya memperbolehkan anggotanya berinteraksi sesama anggota
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
dalam satu agensi itu saja. Dalam closed agency biasanya setiap
roleplayer memiliki format username yang sama, untuk
membedakan dengan agency yang lain.
Gambar 4.1.4.1 Contoh Closed Agency Roleplay
(Sumber: Akun @DCAXBSE dan @AEXTHROPE, diakses tanggal 13 Juli
2016)
2. Open Agency, adalah agency yang memperbolehkan anggotanya
untuk berinteraksi dengan roleplayer lain diluar agency tersebut.
Open agency terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu open agency
fixed uname, dimana setiap member agency tersebut memiliki
username dengan format yang sama satu dan lainnya dan yang
kedua adalah open agency free uname dimana setiap
membernya bebas memiliki username yang berbeda. Untuk
membedakan member agency tersebut dengan orang diluar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
membernya, biasanya dibedakan dengan menaruh simbol
tertentu pada display name-nya.
Gambar 4.1.4.2 Contoh Open Agency Roleplay Fix-Username
(Sumber : Akun @MCHRPAgency, @MMRoleplayer, dan @HouseOf_Rps,
diakses tanggal 13 Juli 2016)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
Gambar 4.1.4.3 Contoh Open Agency Free Username Roleplay
(Sumber : Akun @playingdrama, @avoixxrp dan @ImaginaryTown, diakses
tanggal 13 Juli 2016)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
b.
Plot
Plot atau alur adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita
yang disusun sebagai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi.
Perrine dalam bukunya Literature: Structure, Sound and Sense
menjelaskan bahwa “plot is the sequence of incident or events which the
story is composed and it may conclude what character says or thinks,
as well as what he does, but it leaves out description and analysis and
concentrate ordinarily on major happening.”54 (Plot adalah rangkaian
kejadian atau acara dimana cerita nya sudah tersusun dan bisa dapat
menyimpulkan apa yang karakter tersebut katakan atau pikirkan dengan
baik sesuai dengan yang dia lakukan, tetapi meninggalkan deskripsi dan
anlisis atau uraian dan biasanya memusatkan pada kejadian utama).
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa plot adalah peristiwa
dan kejadian yang membentuk sebuah cerita dengan berbagai konflik,
baik yang sudah direncanakan (dibuat story line) atau mengalir apa
adanya.
Di dalam roleplay, plotting sering dilakukan oleh alternate
universe roleplayer untuk membuat sebuah cerita dengan alur yang
sudah dibuat sebelumnya. Plot didalam roleplay merupakan bagian
pendukung agar seorang roleplayer dapat berinteraksi sekaligus
berkreasi antara satu roleplayer dengan roleplayer lain. Plotting di
54
Perrine.Literature: Structure, Sound and Sense.1994 hal 41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
dalam roleplay dapat dilakukan sendiri (self plotting) dan dapat
dilakukan bersama dengan roleplayer lain yang jumlahnya tidakterbatas.
Gambar 4.1.4.4 Contoh Self Plotting di dalam Roleplay
(Sumber : Akun anonymous, diakses tanggal 13 Juli 2016)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
Gambar 4.1.4.5 Contoh Plotting di dalam Roleplay
(Sumber : Akun anonymous, diakses tanggal 13 Juli 2016)
Secara umum, plotting terdiri dari beberapa genre. Genre
plotting di dalam roleplay diambil dari genre-genre yang ada di dalam
sebuah fanfiction. Adapun genre plotting tersebut adalah :
1.
Crackfic / Parody
Crack adalah sebutan untuk genre plot yang memiliki alur
cerita mengejutkan, tiba-tiba berubah, dan tidak umum. 55 Plot
yang bergenre crackfic dapat masuk dalam kategori parodyi
karena tokoh yang diceritakan sudah pasti diluar karakter
aslinya dan alur cerita yang berunsur humor dan hiburan.
55
Wikipedia.Fiksi Penggemar. Diakses pada tanggal 13 Juli 2016 pada pukul 0:30 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
Menurut Urban Dictionary “A plot or storyline done
simply for the humor value with no real intent of it being taken
seriously.” (Sebuah plot atau alur cerita dilakukan hanya untuk
unsur humor dengan tidak mengambil maksud sebenarnya
secara serius)
2.
Cannon
Cannon memiliki arti karya asli atau resmi yang
mendasari semua isi alur cerita (dalam fiksi penggemar).
Menurut Urban Dictionary “Everything that actually happened
or is a actually demonstrated in the source material, or is a
confirmed by the creator/creators to have happened or work
that way” (Segala sesuatu yang sudah terjadi dalam sumber asli,
atau cerita yang sudah dikonfirmasi oleh sang author).
Dapat disimpulkan bahwa cerita dengan genre cannon
memiliki karakter, peristiwa, jalan cerita dan sebagainya yang
terdapat dalam alur cerita merupakan karya orisinil berupa buku,
film, siaran televisi, dan juga tokohnya sudah diketahui oleh
orang luas.
3.
R-18
Plot R-18 dapat diartikan sebagai alur cerita yang
mengacu pada adegan dewasa, seperti, seperti pekerjaan,
pembunuhan, kekerasan, seks, kata-kata kasar dan vulgar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
4.
Smut
Sekilas terlihat tidak ada bedanya antara plot genre R-18
dengan plot genre smut. Menurut Urban Dictionary “The term
used when referring to anything sex related or the writing
erotica”. (Segala sesuatu yang berhubungan dengan seks atau
tulisan berbau seksual). Jadi, dapat disimpulkan bahwa jika di
dalam plot genre R-18 menyangkut keseluruhan adegan dewasa
(tidak harus seks), sementara smut hanya mengacu pada alur
cerita yang berbau seks saja.
5.
Fluffy
Istilah untuk plot yang di dalamnya terdapat adegan
berbau hal-hal romantis, bermesraan, dan melakukan hal-hal
yang lucu bersama-sama. Cerita dengang genre fluffy ini identik
dengan berakhir bahagia atau happy ending.
6.
Action/Battle
Merupakan jenis plot yang di dalamnya berisi kisah
petarungan antara dua atau lebih karakter.
c.
Fanbase Roleplayer
Fanbase biasanya dapat kita jumpai di dunia nyata berupa
sekumpulan orang-orang yang menyukai idola tertentu dan
membentuk sebuah komunitas. Perbedaannya dengan fanbase di
dalam roleplay adalah fanbase roleplayer biasanya berupa sebuah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
akun yang dimiliki beberapa orang sebagai admin, yang bertugas
untuk memberikan hiburan bagi para roleplayer berupa gamesgames, pencarian jodoh (pasangan di roleplay), dan info-info lainnya.
Gambar 4.1.4.6 Contoh Fanbase Roleplay
(Sumber : Akun @WeGotLoves dan @NoticeR, diakses tanggal 13 Juli 2016)
d.
Transgender (TG)
Transgender (TG) dikenal sebagai sebutan bagi para roleplayer
yang jenis kelaminnnya bertolak belakang dengan jenis kelamin
karakter yang dimainkannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
Contoh : Seorang roleplayer perempuan memainkan karakter lakilaki. (begitu pula sebaliknya).
e.
Real Life (RL)
RL (Real Life) adalah istilah yang digunakan oleh para
roleplayer untuk menyebut kehidupan nyatanya.
f.
Semi Hiatus (SH) dan Hiatus (H)
Jika seorang roleplayer sudah penat di dalam kehidupan
roleplay-nya dan ingin rehat sejenak dari dunia roleplay maka istilah
inilah yang sering dipakai oleh roleplayer.
Menurut Urban Dictionary semi hiatus adalah“A break from
something for a certain amount of time.” (Masa vakum atau istirahat
dari sesuatu (kegiatan) dalam waktu tertentu. Sedangkan hiatus
adalah “A gap or interruption in time, or continuity; a break”
( Berhenti untuk sementara waktu; istirahat sebentar; tidak ada dalam
jangka waktu tertentu;cuti;hiatus)
g.
Face Claim
Face Claim adalah wajah seseorang (bisa siapa saja; aktris atau
aktor, tokoh anime, manga, maupun model) yang dipakai untuk
menggambarkan bentuk fisik atau wajah seorang karakter. Tetapi
nama, sejarah, sifat dan sebagainya ditentukan oleh roleplayer itu
sendiri.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
Chara / Character
h.
Hal yang sering disebut oleh roleplayer adahal chara atau
character. Dimana karakter yang dimaksud bukan karakter dalam
kata sifat, melainkan membicarakan siapa tokoh yang sedang di
perankan.
i.
Squad
Squad adalah regu atau pasukan. Didalam roleplay, squad
identik dengan kumpulan para roleplayer yang memiliki kegemaran
yang sama, tujuan yang sama dan berasal dari kalangan yang sama.
Misalnya, roleplayer artis-artis Barat yang memiliki perkumpulan
hanya untuk roleplayer yang memainkan tokoh dari kalangan artis
Barat.
j.
Mention Confess atau Menfess
Jika seorang roleplayer ingin menyampaikan sesuatu kepada
roleplayer lain dengan bersifat anonymous maka roleplayer tersebut
akan menggunakan jasa mention confess yang disediakan oleh fanbase
yang ada di roleplay.
k.
Bias
Bias adalah kata yang sering digunakan sebagai pengganti kata
“idola”. Bias sering digunakan untuk para remaja penyuka musik
KPOP untuk menyebut member atau tokoh kesukaannya di dalam
sebauh group.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
l.
Temporary Swap (TS)
Temporary Swap atau yang disingkat TS adalah berganti atau
bertukar karakter yang dimainkan dalam kurun waktu yang sudah
ditentukan.
m. Not Safe For Work (NSFW)
Not safe for work atau NSFW adalah sebuah bahasa slang dunia
maya yang digunakan di dunia maya untuk menyebut konten-konten
yang mengandung unsur pornografi, kekerasan, dan segala unsur lain
yang tidak pantas dilihat oleh anak dibawah umur.
n.
Mun\
Mun adalah pemain karakter dalam roleplay. Urban dictionary
mengatakan “The man or woman behind a chacracter in roleplaying”(Seseorang yang berada di belakang karakter
yang
diperankan).
o.
Mun!talk
Mun!talk adalah saat dimana mun sedang berbicara, biasanya
ditandai dengan penggunaan brackets ({...}, //...,<....>,[[....]], ||...).
Contoh : [Be back later]. (( Exit dulu ya ))
4.2
Hasil Penelitian
Penulis akan memaparkan hasil penelitian yang diperoleh dari observasi
partisipan dan wawancara mendalam. Penelitian dilakukan dengan mewawancarai
sejumlah narasumber yaitu para roleplayer masih aktif bermain roleplaye dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
melaluin observasi yang dilakukan penulis bersifat observasi partisipan, dimana
penulis juga sebagai pemain roleplayer mengamati setiap kegiatan yang dilakukan
narasumber didalam roleplay.
4.2.1 Profil Narasumber
Sebelum membahas hasil penelitian yang penulis lakukan, berikut
penulis berikan profil narasumber yaitu pemain roleplayer yang masih aktif.
Untuk menjaga privasi narasumber, maka penulis merahasiakan nama dan hanya
menyantumkan inisialnya saja.
Narasumber pertama adalah L.Y. L.Y adalah perempuan berusia 22 tahun,
dan saat ini tengah melakukan studi di salah satu perguruan tinggi swasta di
Jakarta. L.Y mulai bermain roleplay sejak tahun 2013, namun sempat berhenti
bermain roleplayer pada pertengahan 2014 – 2015 dan kembali aktif sebagai
roleplayer hingga sekarang. Selama bermain roleplay L.Y telah memainkan 5
tokoh perempuan yang berbeda, diantaranya Yoona (girlgroup Korea, SNSD),
Seolhyun (girlgroup Korea, AOA), Eunji dan Chorong (girlgroup Korea, Apink)
dan yang terakhir ia berperan sebagai Shin Hyejeong yang merupakan member
dari girlgroup Korea, AOA.
Narasumber kedua adalah R.P. R.P berjenis kelamin laki-laki dan berusia 19
tahun. Saat ini R.P sedang melakukan studi disalah satu perguruan tinggi swasta
di Jakarta Timur. R.P baru mulai bermain roleplay pada tahun 2014 selama itu ia
sudah empat kali mengganti tokoh yang diperankannya. Dalam bermain roleplay
R.P memerankan tokoh laki-laki seperti TOP (anggota boygroup asal Korea, Big
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
Bang), Kirito (anime), June dan Donghyuk (anggota boygroup asal Korea, IKON).
Hingga saat ini R.P masih menjadi tokoh Donghyuk.
Narasumber ketiga adalah Y. Y berjenis kelamin perempuan berusia 22
tahun. Saat ini ia sudah menyelesaikan studi nya di salah satu universitas swasta
di Jakarta. Y mulai bermain roleplayer sejak tahun 2012. Walaupun Y adalah
perempuan, namun di dalam roleplay ia lebih memerankan tokoh laki-laki dengan
karakter yang berbeda-beda hingga sekarang. Y juga memerankan tokoh wanita di
akun yang berbeda, namun tidak seaktif saat Y menjadi tokoh laki-laki. Tokoh
yang diperankan Y cenderung berubah-ubah, Y pernah memerankan tokoh
sebagai Wu Yi Fan (mantan member boygroup Korea EXO), Simon D (rapper
asal Korea) dan lain-lain.
Narasumber kelima adalah F.R.M. F.R.M berjenis kelamin laki-laki dan
berusia 18 tahun. Saat ini ia berencana akan melanjutkan studi di salah satu
perguruan tinggi swasta di Jakarta. F.R.M mulai bermain roleplay pada akhir
tahun 2012 lalu. Dalam bermain roleplay F.R.M sering berganti-ganti akun dan
juga tokoh yang diperankannya, baik itu menjadi tokoh laki-laki atau menjadi
tokoh perempuan. Namun pada penelitian ini, F.R.M penulis wawancarai sebagai
roleplayer yang memainkan tokoh perempuan, yaitu sebagai Sana yang
merupakan member girlgroup Korea, TWICE.
4.2.2 Peran Yang Dimainkan
Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa roleplay di
dalam media adalah sebuah permain peran yang dilakukan dengan memerankan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
tokoh idola seperti artis, atlet, dan sebagainya. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi para roleplayer dalam memilih tokoh yang akan diperankannya,
seperti narasumber R.P yang memilih tokoh yang akan diperankannya
berdasarkan bias atau idolanya. Narasumber R.P mengatakan : “Kalo aku
biasanya milih karakter RP itu dari biasku.”56
Sementara itu, narasumber lain yang penulis wawancarai memilih tokoh
yang akan diperankan awalnya berdasarkan kemiripan karakter yang sama dengan
diri pribadinya. Hal ini dinyatakan oleh narasumber L.Y yang mengatakan:
“Pertama, saya mencari chara yang karakternya juga sifatnya sama seperti
saya setelah itu juga saya memerankan chara ini karena memang dia bias
saya, jadi rasanya lebih nyaman saja dan sesuai sifat asli saya juga”.57
Diketahui narasumber L.Y memilih tokoh yang akan diperankannya berdasarkan
kemiripan karakter yang sama dengan karakter pribadinya karena ia merasa lebih
nyaman untuk memerankan karakter tersebut dan menjadi lebih betah bermain
roleplay. Hal yang sama juga dikatakan oleh narasumber lain yaitu F.R.M, yang
mengatakan :
“hm, kalo misalnya milih karakter cowok pasti sesuai dengan karakter aku,
tapi aku milih-milih bias juga. Tapi karena aku disini sebagai subyek main
RP sebagai cewek, aku lebih karena bias sih ya, nah kebetulan bias aku itu
yang innocent, lucu-lucu gitu.”58
56
Wawancara dengan R.P pada Kamis 16 Juni 2016 di Kantin AKPINDO, Kalimalang JakartaTimur
Wawancara dengan L.Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat.
58
Wawancara dengan F.R.M pada Minggu 19 Juni 2016 di Lawson samping Universitas Bina Nusantara,
Jakarta Barat
57
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
Selain kedua faktor diatas, terkadang seorang roleplayer secara suka-suka
mengganti face claim mereka dengan berbagai alasan, seperti wajah tokoh
tersebut yang cantik atau tampan, memiliki nama unik dan lain sebagainya. Hal
ini juga diungkapkan oleh narasumber Y, yang mengatakan :
“Gak ada kriteria khusus sih, random haha. Ya suka-suka, kadang karena
look-nya, karena talentnya atau kadang juga karena namanya bagus”.59
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari beberapa narasumber yang
telah penulis wawancarai, dapat diketahui bahwa para roleplayer dalam memilih
tokoh yang akan diperankannya memiliki beberapa kriteria tertentu. Setiap
narasumber memiliki alasan tersendiri dalam memilih tokoh yang akan
diperankan, diantaranya:
1) Tokoh tersebut merupakan bias atau idolanya,
2) Memiliki karakter yang sama dengan si pemain peran,
3) Mempunyai sifat yang unik disukai si pemain peran,
4) Nama tokoh yang unik dan lain sebagainya, dan
5) Kecantikan atau ketampanan tokoh tersebut.
4.2.3 Pengalaman
Peran baru yang dimainkan seseorang pada awalnya orang tersebut
akan merasakan kesadaran diri dan berfikir bagaimana untuk memerankan
59
Wawancara dengan Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
karakter baru tersebut, namun lama kelamaan akan terserap kedalam kesadaran
diri kita dan membuat kita dapat dengan mudah memerankan karakter tersebut.
Di dalam roleplay pengalaman yang dirasakan selama bertahun-tahun para
roleplayer dalam memerankan karakter tokoh yang berbeda membuat para
roleplayer tersebut tidak merasakan kesulitan dalam memerankan karakter yang
berbeda asalkan mereka mau mempelajari karakter baru yang akan dimainkannya.
Layaknya seorang artis pentas dunia nyata yang ditantang untuk memerankan
peran baru dan berbeda dari peran yang biasa dimainkannya. Hal ini diperkuat
dengan pernyataan narasumber F.R.M yang mengatakan :
“Gampang kok, tinggal pelajari dulu karakter orang itu gimana. Cuman
paling ya kalo gak sesuai sama karakter real, paling ya gak bertahan lama
jadi orang tersebut.”60.
Namun, narasumber F.R.M berpendapat jika karakter tokoh yang diperankannya
tidak sesuai dengan karakter yang ia sukai maka ia dengan mudah akan merasa
bosan dan memilih mengganti tokoh lain untuk diperankannya lagi.
Sementara itu, narasumber R.P yang sudah mencoba empat tokoh yang
diperankannya dalam jangka waktu yang berbeda menemukan kesulitan dalam
menyesuaikan karakter tokoh tersebut dengan karakter dirinya. Narasumber R.P
mengatakan :
60
Wawancara dengan F.R.M pada Minggu 19 Juni 2016 di Lawson samping Universitas Bina Nusantara,
Jakarta Barat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
“Paling susah itu pas pindah ke Donghyuk karena itu diluar karakter real
aku banget kalo yang lain kurang lebih sama RL nya kayak real aku.
Belajar, berlatih. Susah sih emang, kadang-kadang karakter real kebawa ke
RP, kadang karakter RP kebawa ke real.”61.
Tokoh Donghyuk yang diperankan narasumber R.P merupakan tokoh
idolanya, namun tokoh Donghyuk mempunyai sifat yang lucu, kekanak-kanakan
dan sangat berbeda dengan sifat asli dari R.P sehingga ia perlu belajar, berlatih
dan menyesuaikan diri dengan peran baru yang ia mainkan, sehingga pada
akhirnya ia terbiasa memainkan peran sebagai Donghyuk.
Dari hasil wawancara penulis terhadap narasumber R.P, penulis
menekankan pada pernyataan narasumber R.P yang mengatakan bahwa terkadang
sifat asli R.P menjadi terbawa ke dalam peran yang dimainkannya, begitu pula
sebaliknya sikap tokoh yang dimainkan R.P menjadi kebawa ke dalam kehidupan
sehari-hari R.P dalam gaya penulisan atau typing. Secara tidak langsung bahwa
kesadaran diri R.P sudah menyerap peran yang dimainkannya di dalam roleplay.
Bagi
roleplayer
transgender
diakui
pengalaman
menjadi
seorang
transgender di roleplay membuat dirinya mudah untuk memainkan perannya dan
membuat dirinya terbiasa berperan sebagai karakter yang berbeda gender.
Pernyataan ini diperkuat dengan hasil wawancara narasumber Y yang mengatakan:
“Udah keseringan TG sih jadi ya biasa aja meraninnya, dan lebih nyaman
aja, lebih bebas berekspresi dan aku emang ada guy side-nya mungkin.” 62.
61
62
Wawancara dengan R.P pada Kamis 16 Juni 2016 di Kantin AKPINDO, Kalimalang JakartaTimur
Wawancara dengan Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
Bagi narsumber Y, memerankan tokoh laki-laki di dalam roleplay diakuinya
lebih mudah dibanding harus berperan sebagai perempuan, karena sejak awal ia
mulai bermain roleplay sudah menjadi tokoh laki-laki. Dan ia mengaku, sekalipun
ia bermain menjadi tokoh perempuan, maka cara bermainnya tidak jauh beda
dengan cara bermain dia saat menjadi laki-laki. Sementara itu narasumber L.Y
memiliki pendapat yang berbeda mengenai hal ini. Ia mengatakan :
“Jujur sebenarnya sifat asli saya dengan di RP tidak jauh, jadi saya tidak
perlu mengubah sifat, perilaku, atau tata bahasa yang ada di saya”.63
Yang artinya bahwa selama ia bermain roleplay selalu mencari tokoh yang
mempunyai karakter dan sifat sama seperti dirinya, sehingga baginya tidak ada
kesulitan dalam memerankan tokoh yang berbeda.
Dari hasil pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa setiap roleplayer
memiliki pengalaman yang berbeda-beda dalam berperan. Dengan waktu jangka
waktu yang cukup lama seorang roleplayer memerankan peran barunya, maka
lama kelamaan peran tersebut akan terserap ke dalam dirinya sehingga dengan
mudah ia akan memerankan peran barunya tersebut. Dan orang yang sudah
mendalami perannya dengan baik akan membawa perannya tersebut ke dalam
dunia nyata tanpa disadari.
63
Wawancara dengan L.Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
4.2.4 Proses Belajar
Konsep diri manusia terbentuk akibat melalui proses belajar sejak
masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Di dalam dunia
permainan peran, proses belajar yang dimaksud adalah pengenalan seorang
pemain peran terhadap karakter tokoh yang akan menjadi obyek permainannya.
Pengenalan karakter ini terjadi melalui berbagai hal salah satunya adalah
pengamatan yang dilakukan roleplayer kepada tokoh yang akan diperankannya
Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamati artikel-artikel tentang
tokoh tersebut, mengamati setiap tingkah laku bahkan gaya bicara sang tokoh
melalui berbagai program acara seperti reality show, variety show, kelukan di atas
panggung melalui channel youtube.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan narasumber yang telah penulis
wawancarai. Seperti narasumber L.Y yang mengatakan :
“Iya, biasanya nonton yang berbau AOA gitu, reality show atau variety
shownya dan bikin saya jadi gampang meraninnya”64.
Dapat diketahui bahwa narasumber L.Y memang sangat menyukai tokoh yang
diperankannya, terbukti bahwa ia sering menonton tayangan-tayangan yang
berhubungan dengan group dari tokoh yang diperankannya tersebut. Hal serupa
juga diungkapkan narasumber R.P yang mengatakan :
“Iya pasti aku pelajarin haha. Dari youtube, liat dari reality show, kalo dia
ngomong di stage, kelakuan dia di stage.”65.
64
65
Wawancara dengan L.Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat.
Wawancara dengan R.P pada Kamis 16 Juni 2016 di Kantin AKPINDO, Kalimalang JakartaTimur
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
Dapat dikatakan narasumber R.P lebih mempelajari secara teliti bagaimana sifat
dan karakter tokoh yang akan diperankannya, terbukti dari bagaimana ia
melakukan pengamatan dari gaya bicara tokoh tersebut melalui media yang sama
dengan narasumber L.Y. Senada dengan narasumber L.Y dan R.P, narasumber Y
juga mengatakan :
“Kadang nonton show, kadang cuma baca-bacain artikel tentang
orangnya”66
Dengan mengamati, seorang roleplayer mampu menilai sifat dan
karakteristik tokoh yang akan diperankannya. Seorang roleplayer memiliki
penilaian sendiri terhadap tokoh yang akan diperankannya. Narasumber F.R.M
mengatakan :
“Ya gimana ya, caranya ya mungkin sebelum jadi seseorang yang mau aku
RP in baik itu cowok atau cewek, aku harus tau dulu gimana karakternya,
kesehariannya orang itu, maksudnya personality dia, kesehariannya gimana.
Biasanya kan dengan liat , reality show hm variety show juga disitu kan
bisa tau gimana karakteristik orang itu. Nah untuk, kalo untuk Sana sendiri
ya, kan dia innocent. Gak tau ya dari dulu aku kalo mau nge RP cewek itu
bawaannya selalu cari yang emang dasarnya innocent, kalo yang cold gitu
pasti gak bisa deh. Bawannya selalu cari yang hype yang cute, innocent
soalnya typing style aku yang gak bisa kalem gitu lah.”67
Dari penjelasan keempat narasumber yang penulis wawancarai dan hasil
observasi yang penulis dapat, diketahui bahwa melakukan pengamatan terhadap
66
Wawancara dengan Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat.
Wawancara dengan F.R.M pada Minggu 19 Juni 2016 di Lawson samping Universitas Bina Nusantara,
Jakarta Barat
67
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
tokoh yang akan diperankan merupakan hal yang penting untuk seorang
roleplayer. Dengan begitu seorang roleplayer dapat menilai sendiri bagaimana
sifat dan karakteristik dari tokoh yang akan diperankannya, sehingga ia dengan
mudah membentuk konsep diri nya menjadi seperti tokoh tersebut.
4.2.5 Pengaruh Lingkungan
Lingkungan merupakan hal yang penting bagi seseorang untuk
membentuk konsep dirinya. Di dalam roleplay, lingkungan terbentuk karena
adanya interaksi yang intens dari satu roleplayer dengan roleplayer lain, sehingga
dapat membentuk sebuah squad atau perkumpulan yang beranggotakan orangorang yang memiliki kegemaran atau tujuan yang sama
Lingkungan roleplay dapat dipilih dari bagaimana awalnya seorang
roleplayer ingin membentuk karakter yang ia mainkan, dan ingin berada di
lingkungan mana ia berada. Pernyataan ini didapat dari hasil wawancara terhadap
narasumber F.R.M yang mengatakan:
“Kalo main di Sana itu, kan dari awal mau ngebentuk sebagai akun jadi
less ooc dimana kalo less ooc itu kurang lebih, lebih mendorong ke in
character. Jadi lingkungannya itu ya, kalo mau cari temen ya yang less ooc
juga, yang sering update charanya, yang biasanya update tweet-tweet
charanya juga. Jadi ya pengaruhnya itu, biasanya kan yang less ooc itu
kalo group nya lagi comeback, dan ada update foto baru suka tag-tag foto
gitu. Kalo misalnya diibaratkan aku sebagai tokoh utama ya, mau gak mau
peran orang lain itu penting. Ibaratnya kalo di dunia nyata, kan setiap
individu itu kan pasti makhluk sosial, sama seperti halnya di RP, kan gak
mungkin nge RP sendirian, nge-tweet sendirian, gak ada yang bales
http://digilib.mercubuana.ac.id/
90
mention, jadi balik lagi di awal tadi kan, aku bentuk akun Sana itu sebagai
akun less ooc, jadi eh..apa ya, aku mencari teman itu yang sama-sama less
ooc.”68
Dari pernyataan narasumber F.R.M ini diketahui pada awalnya F.R.M
membuat sebuah akun roleplayer menjadi seorang wanita dan membentuk dirinya
menjadi seorang roleplayer less ooc atau in character dengan memilih lingkungan
atau berteman dengan roleplayer lain yang mayoritas in character juga.
Sementara itu, narasumber L.Y mengatakan :. Narasumber L.Y mengatakan :
“Kebanyakan disekitar saya mereka less ooc, tapi juga waktu-waktu
tertentu bisa sangat ooc dan saya hanya mengikuti saja, terkadang juga
saya bisa sangat less ooc sekali, terus juga kadang over ooc tergantung
suasana teman teman juga sih.”69.
Dari keterangan narasumber L.Y diatas, dapat diketahu bahwa karakter yang ia
perankan dapat berubah-ubah sewaktu-waktu tergantung bagaimana kondisi
lingkungan dan teman-teman disekitarnya. Hal ini diperkuat dengan pernyataan
narasumber R.P yang mengatakan :
“Mempengaruhi, kalo dia mendalami karakter banget aku ikut, tapi kalo
dia keluar karakter, misalnya ngomong “gue-lu” gitu aku mau gak mau ikut
biar asik aja ngobrolnya gitu. Kalo dia out chara aku tetep in chara kan
takut dia jadi canggung ngobrolnya apa lagi kalo dia gatau RP yang aku
mainin.”70.
68
Wawancara dengan F.R.M pada Minggu 19 Juni 2016 di Lawson samping Universitas Bina Nusantara,
Jakarta Barat
69
Wawancara dengan L.Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat.
Wawancara dengan R.P pada Kamis 16 Juni 2016 di Kantin AKPINDO, Kalimalang JakartaTimur
70
http://digilib.mercubuana.ac.id/
91
Dapat dikatakan bahwa seorang roleplayer juga harus dapat beradaptasi dengan
lingkungan dimana ia berada dan dengan siapa ia berbicara untuk menghilangkan
rasa kecanggungan. Sama seperti halnya kita hidup di dunia nyata. Sedangkan
narasumber Y yang mengatakan :
“Oh iya, kalo followers ku rata-rata ooc jadi ikut ooc dan banyak muntalk.
Gak tau jugas sih, aku nge-rp yang suka-suka aku aja gak ada kayak purapura cool gitu karena nge-rp cowok, semuanya Cuma flow like water.”71.
Narasumber Y secara singkat juga mengatakan hal senada dengan ketiga
narasumber lain. Ia menambahkan bahwa bermain roleplay menjadi tokoh lakilaki bagi dirinya semua tidak terlalu dibuat-buat, hanya mengalir begitu saja.
Dari pernyataan keempat narasumber tersebut, dapat diketahui bahwa
mereka dengan sepakat mengatakan bahwa lingkungan dapat mengubah konsep
diri seorang roleplayer. Seorang roleplayer dapat bertindak sebagai roleplayer
yang in character apabila ia berinteraksi dengan roleplayer yang bersifat in
character, dan sebaliknya apabila seorang roleplayer berinteraksi dengan
roleplayer lain yang out of character maka ia akan mengikutinya. Hal itu sematamata untuk menciptakan suasana yang tidak canggung antara satu roleplayer
dengan roleplayer yang lain dan menciptakan suasana yang asyik ketika bermain
roleplay.
71
Wawancara dengan Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
92
4.2.6 Penilaian Orang Lain
Sosiolog George Harbert Mead (1934) menyatakan bahwa konsep
diri kita bukanlah dari bagaimana orang lain melihat diri kita, namun cara kita
membayangkan apa yang orang lain lihat pada diri kita.
Didalam roleplay penilaian orang lain merupakan poin penting dalam
pembentukkan konsep diri seorang roleplayer. Hal ini dikarenakan, seorang
roleplayer harus dapat menjaga nama baik orang yang diperankannya di mata para
pemain lain dan yang paling penting adalah di mata para penggemar artis tersebut.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan narasumber L.Y yang mengatakan :
“Saya sebisa mungkin hati-hati dalam bersikap dan berperilaku juga,
menjaga kata-kata bahasa saya di RP, walaupun banyak sekitar yang tidak
menjaga bahasanya, tapi saya pribadi tidak mengikuti hal-hal itu, karena
balik lagi ke masalah menjaga nama baik idola yang saya bawa.”72
Seorang roleplayer sudah pasti memperhitungakan dan membayangkan
bagaimana pemain lain melihat cara kita berkomunikasi dengan mereka. Cara
yang dilakukan roleplayer untuk menjaga nama baik orang yang diperankan
cenderung berbeda-beda, ada yang lebih memilih menjadi in character, tidak
menggunakan kata-kata kasar ketika berinteraksi dan lain sebagainya. Pernyataan
ini turut diperkuat dengan wawancara terhadap narasumber R.P
yang
mengatakan :
72
Wawancara dengan L.Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
93
“Mungkin aku juga kayak gitu, kayak berusaha ga terlalu frontal di timeline,
kalo emang sesuatu yang personal aku lebih suka di dm gitu deh. Aku pasti
sadar sama yang namanya jaga nama baik idol yang aku peranin, dan aku
berusaha biar aku gak terlalu ngejelekin nama mereka dengan cara
mendalami karakter sedalam-dalamnya dan aku pasti ngindarin yang
namanya plot yadong di TL begitu.”73
Lain halnya dengan narasumber Y, yang lebih menjaga sikap dan nama baik
tokoh yang diperankannya tersebut dengan cara tidak mencampuri urusan orang
lain. Ia juga menambahkan bahwa menjadi tokoh laki-laki di dalam roleplay
biasanya menjadi sosok yang mudah mendapatkan pandangan negatif dari
roleplayer lain khususnya roleplayer perempuan karena masalah asmara antar
roleplayer. Narasumber Y mengatakan :
“Gak ngurusin urusan orang, hahaha. image aku jelek kadang dimata
cewek. Biasalah masalah hati hahah.”74
Sebenarnya tujuan utama menjadi seorang roleplayer adalah untuk
membuat nama seseorang yang kita perankan menjadi semakin dikenal dan
semakin disukai orang banyak. Bagaimana cara roleplayer membentuk dirinya
untuk memainkan perannya sangat menentukan bagaimana penilaian orang lain
terhadapnya. Pernyataan ini diperkuat dengan hasil wawancara terhadap
narasumber F.R.M yang mengatakan:
73
74
Wawancara dengan R.P pada Kamis 16 Juni 2016 di Kantin AKPINDO, Kalimalang JakartaTimur
Wawancara dengan Y pada Kamis 23 Juni 2016 di Restoran Korea Mujigae, Ciputra Mall, Jakarta Barat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
94
“Kalo menurut aku ya, emang pada dasarnya tuh RP harusnya bisa
ngejaga nama baik artisnya. Aku dari dulu kalo nge RP pasti minimal semi
less ooc, gak berani buat jadi RP yang famous tapi dimana-mana ooc, pake
bahasa gaul, gitu kadang kurang pantes. Kalo kata aku, mereka cuman atas
dasar seneng-seneng aja. Tapi terlalu less ooc juga gak boleh harusnya., itu
sama aja kayak nge-klaim diri sendiri as the artist. Sama kayak kasus bot
APINK dulu. Jadi intinya itu, diimbangi gitu. Sikap di TL yang sewajarnya
aja. Di bio diusahakan ada label RP atau Bot gitu biar fans bisa
membedakan. Terus kalo update foto fantaken harus disertai credit. Kalo
yang namanya anak less ooc itu pasti priority nya ya jaga image. Biar
dimata orang lain bisa jadi panutan gitu. Like “wow I like the way you’re
rp-ing as her. It makes me want to know her more”. Nah disitu tujuannya.
Pasti akan seneng banget kalo chara yang dimainin tuh sampe bikin orang
lain penasaran dan jadi suka sama idol aslinya.”75.
Namun perlu digaris bawahi adalah, menjadi seorang roleplayer in
character bukan berarti menjadi 100% tokoh tersebut. Karena jika kita 100%
menirukan sifat, dan menjadi seolah-olah artis sungguhan itu merupakan tindak
kejahatan karena dapat dikategorikan sebagai akun palsu.
Jadi dapat dikatakan bahwa penilaian orang lain terhadap diri seorang
roleplayer dapat membantu membentuk konsep diri roleplayer. Karena dengan
penilaian orang lain kita dapat mengetahui baik buruknya kita dimata orang lain
yang melihat kita.
75
Wawancara dengan F.R.M pada Minggu 19 Juni 2016 di Lawson samping Universitas Bina Nusantara,
Jakarta Barat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
95
4.3
Pembahasan
Di dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan bagaimana perubahan
konsep diri remaja yang terjadi melalui permainan peran atau roleplay di twitter.
Media sosial twitter dipilih karena jumlah roleplayer yang menggunakan media
sosial ini sebagai sarana untuk bermain peran lebih banyak ketimbang dengan
media sosial lain. Pada penelitian ini penulis berfokus pada faktor-faktor
pembentukan konsep diri didalam media sosial melalui peran yang dimainkan,
pengalaman, proses belajar, pengaruh lingkungan,dan penilaian orang lain.
Dari hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa seorang roleplayer pada
awalnya akan mencari tokoh yang akan diperankannya melalui berbagai macam
kriteria, yakni (1) tokoh tersebut merupakan bias atau idolanya, (2) memiliki
karakter yang sama dengan si pemain peran; (3) mempunyai sifat yang unik
disukai si pemain peran; (4) nama tokoh yang unik dan lain sebagainya, dan (5)
kecantikan atau ketampanan tokoh tersebut.
Ketika seseorang mendapatkan peran baru pada awalnya orang tersebut
merasakan kesadaran diri, dan membutuhkan penyesuaian untuk dapat meresapi
peran tersebut.76 Dengan pengalaman ini lah yang awal mulanya peran tersebut
masih berada didalam kesadaran diri seseorang, lama kelamaan peran tersebut
akan meresap kedalam kesadaran dirinya. Dapat diketahui bahwa peran seorang
roleplayer yang sering berganti-ganti tokoh yang berbeda bukan merupakan hal
yang sulit untuk menyesuaikan diri dengan karakter tokoh lain, terlebih jika antara
tokoh satu dengan yang lainnya memiliki karakter yang sama. Tetapi beda halnya
76
David G. Myers.Psikologi Sosial.Jakarta : Salemba Humanika.2014 hal 48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
96
bila tokoh satu dengan tokoh yang lain memiliki karakter yang berbeda, hal ini
tentu membutuhkan penyesuaian dan membutuhkan waktu agar dapat meresapi
perannya dengan baik.
Untuk dapat memerankan perannya dengan baik, seorang roleplayer harus
mengetahui karakteristik tokoh yang akan diperankannya tersebut melalui sebuah
proses belajar. Karena pada dasarnya konsep diri terbentuk akibat melalui proses
belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa. 77
Dari hasil penelitian yang sudah dijelaskan diatas tentang proses belajar
membentuk konsep diri, dapat diketahui bahwa roleplayer juga melalui proses
belajar agar dapat meresapi perannya tersebut. Banyak cara yang dapat dilakukan
seorang roleplayer untuk membentuk konsep dirinya seperti tokoh yang
diperankannya. Banyak membaca artikel-artikel tentang tokoh tersebut dan
mengamati tingkah laku tokoh tersebut melalui jeraring sosial berbasis video
youtube merupakan pilihan yang tepat bagi para rolplayer untuk dapat mengetahui
sifat dan karakter tokoh yang akan diperankannya.
Di dalam sebuah proses belajar, pengaruh lingkungan juga dapat
membentuk dan mengubah konsep diri seseorang. Sikap atau respon dari
lingkungan akan menjadi informasi bagi seseorang untuk menilai siapa dirinya.78
Dari hasil penelitian diatas dapat dikatakan bahwa seorang roleplalyer bisa
memilih dimana lingkungannya, dan membentuk dirinya untuk menjadi
roleplayer yang seperti apa. Dalam contoh seorang roleplayer dari awal dirinya
77
Nina W. Syam,M.S,. Psikologi Sosial sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung : Simbiosa Rekatama
Media. 2012 hal 56
78
Ibid.,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
97
membuat akun dan ingin menjadi roleplayer yang in character maka ia dapat
memilih lingkungan dengan mayoritas roleplayer in character.
Selain itu konsep diri roleplayer dapat berubah sewaktu-waktu tergantung
dengan siapa ia beriteraksi dan bagaimana keadaan lingkungannya saat itu. Dari
pernyataan keempat narasumber yang penulis wawancarai mereka sepakat bahwa
lingkungan membawa pengaruh bagi seorang roleplayer untuk berperan.
Dan yang terakhir adalah penilaian orang lain. Konsep diri bukanlah sesuatu
yang tiba-tiba ada atau muncul. Pembentukan konsep diri dipengaruhi oleh orang
lain dalam proses interaksi sosial. Menurut Cooley (1964), lewat analogi cermin
sebagai sarana bagi seseorang melihat dirinya, konsep diri seseorang diperoleh
dari hasil penilaian atau evalusai orang lain terhadap dirinya. Apa yang dipikirkan
orang lain tentang kita menjadi sumber informasi tentang siapa diri kita. 79
Sosiolog George Harbert Mead (1934) mempertajam konsep ini dengan
menyatakan bahwa konsep diri kita bukanlah dari bagimana orang lain melihat
diri kita, namun cara kita membayangkan apa yang orang lain lihat pada diri
kita.80
Di dalam hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa roleplayer yang
menggunakan wajah orang lain sebagai obyek untuk berperan mempunyai tugas
untuk menjaga nama baik tokoh yang dimainkannya. Layaknya sebuah permainan
pada umumnya yang mengemban misi khusus.
Pandangan orang lain terhadap bagaimana cara seorang roleplayer tersebut
memainkan perannya sangat berpengaruh terhadap penilaian orang lain akan
79
80
Sarlito W. Sarwono & Eko A. Meinarno,Psikologi Sosial . Jakarta : Salemba Humanika. 2009 hal 54
David G. Myers.Psikologi Sosial.Jakarta : Salemba Humanika.2014 hal 51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
98
tokoh yang diperankan. Misalnya, jika roleplayer yang memerankan tokoh A
memiliki sikap buruk dan diluar karakter dari si A tersebut, maka orang yang
awalnya tidak mengetahui siapa itu A akan beranggapan bahwa karakter asli dari
tokoh A memang buruk, sering bicara kasar dan sebagainya. Dan ketika tokoh A
sudah dipandang buruk oleh orang lain, maka tugas roleplayer adalah untuk
membentuk kembali konsep dirinya menjadi sosok dengan karakter yang lebih
baik.
Untuk itulah penilaian orang lain (roleplayer lain, dan penggemar tokoh
tersebut) terhadap dirinya menjadi bahan pertimbangan seorang roleplayer dalam
melakukan tindakan-tindakan agar tidak merugikan dirinya maupun orang lain.
Dalam teori fenomenologi oleh Alferd Schutz, yang mengkhususkan
perhatiannya
kepada
satu
bentuk
dari
subjektivitas
yang
disebut
“intersubjektivitas”. Konsep intersubjektivitas ini mengacu kepada suatu
kenyataan
bahwa
kelompok-kelompok
sosial
saling
menginterpretasikan
tindakannya masing-masing dan pengalaman mereka juga diperoleh melalui cara
yang sama seperti yang dialami dalam interaksi secara individual. Secara singkat
dapat dikatakan bahwa interaksi sosial terjadi dan berlangsung melalui penafsiran
dan pemahaman, tindakan masing-masing baik antar individu maupun antar
kelompok.81
Dalam kaitannya dengan roleplay pernyataan Alfred Schutz diatas mengacu
pada interaksi yang terjadi antara roleplayer. Bagi Schutz tugas fenomenologi
adalah menggabungkan antara pengetahuan ilmiah dengan pengalaman sehari-hari,
81
Drs.Alex Sobu,M.Si.Filsafat Komunikasi: Tradisi dan Metode Fenomenologi.Bandung:PT.Remaja
Rosdakarya.2013 hal 54-55
http://digilib.mercubuana.ac.id/
99
dan kegiatan dimana pengalaman dan pengetahuan itu berasal. Dimana setiap
roleplayer memiliki pengetahuan akan peran masing-masing yang diperolehnya
melalui pengalaman pribadi masing-masing roleplayer. Intensitas seorang
roleplayer dalam bermain roleplay membuat kesadaran diri seorang roleplayer
membentuk dunia kehidupan mereka sehari-hari, dimana para roleplayer saling
berinteraksi satu sama lain dan membuat hubungan baik satu sama lain di dalam
dunia yang mereka cipatakan sendiri yaitu dunia roleplay.
Schutz yang menyebut manusia yang berperilaku sebagai “aktor” dimana
ketika seseorang melihat atau mendengar apa yang dikatakan atau diperbuat aktor
maka dia akan memahami makna dari tindakan tersebut. 82. Sebagai contoh, A
(sebagai aktor) di dalam sebuah kelas ia terlihat sedang menguap, maka orang lain
yang melihat tindakan A tersebut dapat mengetahui bahwa A sedang mengantuk.
Hal ini dikarenakan secara tidak sadar pengetahuan orang yang menguap tandanya
mengantuk sudah dipelajari sejak kecil dan hal tersebut berlangsung secara terusmenerus selama hidup manusia.
Di dalam dunia roleplay yang disebut sebagai “aktor” adalah seorang
roleplayer dan seseorang yang melihat tindakannya adalah roleplayer yang lain.
Roleplayer A dapat mengetahui bahwa roleplayer B merupakan roleplayer in
character karena melihat cara bermain roleplayer B yang sering menggunakan
bahasa Inggris, update kegiatan tokoh yang dimainkan, dan sebagainya. Hal ini
karena pengalaman roleplayer yang bermain roleplay yang sudah berlangsung
lama, dengan itensitas bermain yang setiap hari.
82
Ibid.,50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
100
Paradigma konstruktivis memandang bahwa kenyataan itu hasil konstruksi
atau bentukan dari manusia itu sendiri. Pengenalan manusia terhadap realitas
sosial berpusat pada subjek bukan pada objek, hal ini berarti bahwa ilmu
pengetahuan bukan hasil pengalaman semata, tetapi merupakan juga oleh hasil
konstruksi pemikiran.83
Di dalam roleplay semua kegiatan didalamnya merupakan konstruksi dari
pemikiran para pemainnya. Seorang roleplayer mulanya akan mencari tokoh yang
akan diperankannya, kemudian ia membuat sebuah akun dengan username,
biodata, dan sebagainya berdasarkan dengan pengetahuan yang diperolehnya
mengenai bagaimana cara membuat sebuah akun twitter sebagai sarana untuk
bermain roleplay. Dalam membentuk karakter yang akan diperankannya, seorang
roleplayer akan mendapat pengetahuan mengenai sifat tokoh yang akan
diperankannya melalui sebuah proses belajar, dimana seperti yang dijelaskan
sebelumnya proses belajar tersebut dapat dilakukan melalui sebuah pengamatan
melalui artikel-artikel tokoh tersebut, atau siaran siaran variety show atau reality
show yang ada di youtube.
Perubahan konsep diri yang terjadi pada seorang roleplayer dalam kacamata
konstruktivis terlihat pada bagaimana seorang roleplayer membentuk akun yang
akan
digunakannya
untuk
bermain
roleplay.
Seorang
roleplay
akan
mengkonstruksi dirinya akan menjadi roleplayer yang termasuk ke dalam kategori
yang seperti apa, apakah menjadi roleplayer yang in character atau sesuai dengan
83
Zainal Arifin. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.Bandung:Rosdakarya.2012 hal 140
http://digilib.mercubuana.ac.id/
101
karakter tokoh yang diperankannya, atau menjadi out of character atau bahkan
menjadi roleplayer ber-genre alternate universe.
ingin
menjadi
tokoh "A"
Isi pikiran seorang
roleplayer
ingin
mengetahui
karakter tokoh
"A" dengan
menonton
siaran youtube
nya
Ingin menjadi
roleplayeryang
In Character
Akun yang dibuat
berdasarkan hasil
pemikiran seorang
roleplayer sebelumnya
Bagan 4.2.3.1 Konstruksi pemikiran seorang roleplayer sebelum membentuk
akun yang akan dimainkan
Interaksi seorang roleplayer dari kacamata konstruktivis dapat dilihat dari
bagaimana cara seorang roleplayer memelihara dunia sosial mereka di dalam
dunia roleplay. Interaksi yang dilakukan secara terus menerus melalui sebuah fitur
mention atau direct message yang disediakan oleh twitter.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
102
Seorang roleplayer dapat seolah memiliki dua konsep diri yang berbeda.
Ketika seorang roleplayer harus berinteraksi dengan roleplayer lain di dalam
sebuah timeline atau mention dimana orang lain dapat melihat segala perilakunya,
maka seorang roleplayer akan membentuk dirinya menjadi roleplayer dengan
sifat ramah, namun karakter seorang roleplayer dapat menjadi lebih terbuka,
membicarakan hal yang bersifat pribadi ketika berinteraksi dengan roleplayer lain
melalui direct message.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download