BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah tercapainya Millenium Development Goals (MDG’s) pada tahun 2015, yaitu adanya penurunan Angka Kematian Balita (AKB) menjadi 23 per 1000 Kelahiran Hidup dan meningkatkan kesehatan ibu serta mengurangi sampai tiga perempat jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) saat hamil dan melahirkan menjadi 102 per 100.000 Kelahiran Hidup.1 Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 ratarata AKI mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup, rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu kelahiran hidup.2 Penyebab kematian ibu sejak dulu tidak banyak berubah, yaitu perdarahan (27%), terjadi pasca persalinan baik karena atonia uteri maupun sisa plasenta, infeksi (11%), eklamsia (14%), aborsi tidak aman (8%), partus lama (9%), emboli (3%) dan kondisi yang sudah ada (28%)3 Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari Kabupaten/kota sebesar 116,34 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01 per 100.000 kelahiran hidup. Sebesar 57,93 % kematian maternal terjadi pada waktu nifas, pada waktu hamil sebesar 24,74 % dan pada waktu persalinan sebesar 17,33%. Berdasarkan kelompok umur, kejadian kematian maternal terbanyak adalah pada usia produktif (20-34 tahun) sebesar 66,96%, kemudian pada kelompok umur >35 tahun sebesar 26,67% dan pada kelompok umur < 20 tahun sebesar 6,37%.2 Angka Kematian Ibu di Kota Semarang berdasarkan laporan dari Kabupaten/kota selama tahun 2010 sebesar 19 kasus dari 25.746 Kelahiran hidup, tahun 2011 sebesar 31 kasus dari 25.852 kelahiran hidup atau sekitar 119,9/100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 22 kasus dari 27.448 kelahiran hidup atau 77,5 per 100.000 kelahiran hidup.5 1 Angka Kematian Ibu karena perdarahan post partum mempunyai peringkat yang tinggi dimana salah satu penyebab perdarahannya adalah atonia uteri. Pasca salin (nifas) merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun bayinya, dan diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian pasca salin terjadi dalam 24 jam pertama.6 Masa nifas dimulai sejak satu jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam minggu dimana saat masa nifas organ-organ reproduksi kembali seperti semula. Pada masa nifas terjadi perubahan-perubahan baik secara fisik maupun psikologi. Proses perubahan ini seharusnya berjalan normal namun kadangkadang tidak diperhatikan oleh ibu post partum atau bahkan mereka tidak mengetahuinya, sehingga dapat menimbulkan komplikasi nifas.4 Involusi uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke bentuk sebelum hamil dengan ukuran 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Bila uterus mengalami kegagalan dalam involusi akan menyebabkan sesuatu yang disebut subinvolusi yang sering disebabkan oleh infeksi dan tertinggalnya sisa plasenta dalam uterus sehingga proses involusi uterus tidak berjalan dengan normal atau terhambat. Bila subinvolusi tidak tertangani akan menyebabkan perdarahan yang berlanjut atau post partum haemorrhage.7 Kecepatan Involusi uteri dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain umur, ibu, jumlah anak yang dilahirkan (paritas), pekerjaan, pendidikan, menyusui eksklusif, mobilisasi dini dan menyusui dini. Faktor mobilisasi dini dapat membantu untuk mempercepat pengembalian rahim ke bentuk semula karena adanya pergerakan yang dilakukan oleh ibu yang membantu untuk memperlancar peredaran darah dan pengeluaran lochea sehingga membantu mempercepat proses involusi uterus.8 Faktor paritas, ukuran uterus pada primipara dan multipara juga mempengaruhi proses berlangsungnya involusi uterus.9 Faktor umur, pada umur dibawah 20 tahun elastisitas otot uterus belum maksimal, sedangkan pada usia diatas 35 tahun elastisitas otot berkurang.4 Status gizi yang baik akan mampu menghindari serangan kuman sehingga tidak terjadi infeksi dalam masa nifas dan mempercepat involusi uterus.10 2 Hasil penelitian pada ibu post partum di RSU Krian Husada Balongbendo Sidoarjo menunjukkan bahwa ada hubungan antara Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan Involusi uterus.11 Begitu juga penelitian pada ibu post partum di Bidan Praktek Swasta Kabupaten Lampung Utara menunjukkan ada pengaruh terhadap percepatan penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum yang melakukan mobilisasi dini dan menyusui dini dengan nilai p = 0,001. 12 Studi pendahuluan yang dilakukan di beberapa Bidan Praktek Mandiri di Wilayah kerja puskesmas Gayamsari, dan wilayah kerja puskesmas Lamper Semarang, Jawa Tengah dengan melakukan wawancara terhadap bidan yang melakukan asuhan pada ibu nifas diperoleh penjelasan bahwa saat post partum pasien primipara masih ketakutan untuk melakukan mobilisasi dini dan menyusui dini, sehingga pasien mengalami pendarahan post partum kurang lebih 500 cc. Pada pasien tersebut ditemukan kontraksi uterus yang lembek karena tidak ada rangsangan dari luar. Hasil wawancara dari 10 ibu post partum normal secara acak yang melaksanakan mobilisasi dini 5 orang, 2 diantaranya dengan alasan takut karena jahitan perinieum, dari ke 5 ibu post partum tersebut didapatkan hasil pemeriksaan uterus mengalami penurunan sehingga proses involusi berjalan baik, umur ibu post partum tersebut berkisar antara 22-33 tahun. Pada ibu post partum yang tidak melaksanakan mobilisasi dini sekitar 5 orang, 3 diantaranya terdapat kondisi uterusnya lembek dan mengalami perdarahan dikarenakan terdapat sisa plasenta yang tertinggal sehingga mengganggu proses involusi, umur ibu post partum tersebut 20-37 tahun. Berdasarkan uraian masalah di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Faktor – Faktor apa sajakah yang mempengaruhi involusi uterus pada ibu post partum di BPM Ida Royani dan BPM Sri Pilih Retno B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: "Faktor – Faktor apa sajakah yang mempengaruhi involusi uterus pada Ibu Post Partum di BPM Ida Royani dan BPM Sri Pilih Retno? " 3 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Faktor – Faktor yang mempengaruhi involusi uteri pada ibu post partum di BPM Ida Royani dan BPM Sri Pilih Retno Semarang 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan mobilisasi dini pada ibu post partum di BPM Ida Royani dan BPM Sri Pilih Retno Semarang b. Mendeskripsikan status gizi pada ibu post partum di BPM Ida Royani dan BPM Sri Pilih Retno Semarang c. Mendeskripsikan umur pada ibu post partum di BPM Ida Royani dan BPM Sri Pilih Retno Semarang d. Mendeskripsikan paritas pada ibu post partum di BPM Ida Royani dan BPM Sri Pilih Retno Semarang e. Mendeskripsikan Involusi uterus ibu post partum hari ke 2 di BPM Ida Royani dan BPM Sri Pilih Retno Semarang f. Menganalisis hubungan mobilisasi dini pada ibu post partum dengan involusi uterus g. Menganalisis hubungan status gizi pada ibu post partum dengan involusi uterus h. Menganalis hubungan umur pada ibu post partum dengan involusi uterus i. Menganalis hubungan paritas pada ibu post partum dengan involusi uterus D. Manfaat penelitia 1. Manfaat Praktis Penelitian ini akan menghasilkan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi involusi uterus. Informasi tersebut berguna bagi : 4 a. Bagi Masyarakat Sebagai informasi kepada masyarakat khususnya ibu nifas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi involusi uterus b. Bagi Institusi Kesehatan Sebagai bahan informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan tentang involusi uterus 2. Manfaat Teoritis dan Metodologis Manfaat bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Metodologi penelitian. Memberikan masukan bagi perkembangan ilmu, khususnya yang berhubungan dengan faktor - faktor yang mempengaruhi involusi uterus. E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Peneliti (th) Judul Desain Studi 1 Suci Masrurah 2001 Hubungan antara Inisiasi Menyusui Dini dengan Involusi Uterus Pada Ibu Post Partum studi korelasi Cross Sectional Variabel Independen: Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Variabel dependen: Involusi Uterus Ada Hubungan Antara Inisisasi Menyusui Dini(IMD) dengan Involusi Uteri pada Ibu Post Partum 2 Leli Khairani 2012 Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Involusi Uterus Ibu Post Partum Kuasi Eksperimen Variabel intervensi: Ibu post partum yang dipijat oksitosin Variabel Kontrol: Ibu post partum yang tidak di Pijat Oksitosin Ada pengaruh oksitosin terhadap involusi uterus pada Ibu Post Partum 3 Dwi Kurniati 2010 Hubungan Senam Nifas dengan Involusio Uterus Variabel Independen: Senam Nifas Variabel dependen: Involusio Uterus Ada Hubungan Antara Senam Nifas dengan Involutio Uterus AnalitikCross Sectional Variabel Penelitian Hasil 5 No Peneliti (th) Judul 4 Aprilinawati Sri rejeki 2010 Pengaruh metode hipnobirthing terhadap involusi uterus pada ibu pasca bersalin normal 5 Dede Mahdiyah 2013 Hubungan mobilisasi dini dengan penurunan Tinggi Fundus Uteri pada ibu post partum Desain Studi Quasy Experimen -tal Diskriptif eksplanato -ry Variabel Penelitian Variabel Independen: Hypnobirthing Variabel dependen: Involusio Uterus Variabel Cross sectional Variabel Independen: Mobilisasi dini Variabel dependen: Involusio Uterus Hasil Ada pengaruh hypnobirthing terhadap involusi uteri Ada hubungan antara ibu nifas yang melakukan mobilisasi dini dengan penurunan tinggi fundus uteri Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya : 1. Variabel bebas Variabel bebas yang sudah pernah di teliti meliputi : Inisiasi Menyusui Dini, pijat oksitosin, senam nifas, hipnobirthing. Sedangkan dalam peneliti ini meliputi :Mobilisasi dini, status gizi, umur, paritas. 2. Sasaran Post partum hari ke 2 , peneliti sebelumnya hari ke 7. 6