Executive Summary Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

advertisement
Executive Summary
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapa dilihat sebagai suatu neraca yang
memuat bagaimana penerimaan negara dikumpulkan dan bagaiman pengeluaran itu
dialokasikan serta di distribusikan. Semenjak masa reformasi, Indonesia menerapkan
kebijakan defisit anggaran. Dengan penerapan kebijakan defisit anggaran ini,
diharapkan perekonomian nasional mengalami pertumbuhan secara signifikan. Namun
selama sepuluh tahun terakhir, setiap akhir tahun anggaran selalu terdapat Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran (SILPA). SILPA ini terjadi karena realisasi belanja tidak mencapai
target yang diharapkan. Selain itu sumber pembiayaan anggaran sebagian besar berasal
dari hutang. Sehingga adanya SILPA di akhir tahun anggaran mengharuskan pemerintah
untuk membayar bunga hutang di tahun anggaran berikutnya, namun dampak yang
diharapkan dari adanya kebijakan defisit anggaran tidak dapat tercapai secara
maksimal. Hal ini menimbulkan ketidakefisienan anggaran.
Realisasi penerimaan negara memiliki kecenderungan stabil dan landai di awal
tahun dan meningkat secara signifikan menjelang akhir tahun. Hal ini terjadi karena
adanya usaha keras dari lembaga terkait untuk mencapai target penerimaan negara.
Pola realisasi seperti ini dapat mengindikasikan kurangnya manajemen yang baik dalam
mencapai target penerimaan negara, mengingat realisasi pada bulan tertentu lebih
besar dari bulan yang lainnya saat ada instruksi dan/atau pengawasan khusus dari
pejabat terkait. Target realisasi penerimaan negara di akhir tahun anggaran 2016 akan
sangat bergantung pada keberhasilan tax amnesty. Hal ini dikarenakan kinerja
penerimaan pajak yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama di
tahun-tahun sebelumnya. Hal ini diperparah dengan penerimaan negara yang berasal
dari PNBP yang juga berpotensi tidak tercapai di akhir tahun anggaran 2016. Hal ini
dikarenakan masih rendahnya harga komoditas Gas dan Minyak Bumi, yang berakibat
pada rendahnya penerimaan PNBP SDA Migas.
Sedangkan realisasi belanja di akhir tahun 2016 diperkirakan bisa meningkat
lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena adanya
percepatan belanja khususnya belanja barang dan belanja modal. Tingginya realisasi
belanja di awal tahun 2016 diharapkan dapat mengurangi penumpukan belanja di akhir
tahun anggaran.
Ketidakefisienan anggaran yang terjadi hampir disetiap tahun dapat diminimalisir
dengan melakukan perencanaan yang lebih baik. Dalam proses perencanaan anggaran
harus disesuaikan dengan kebutuhan anggaran dan kemampuan dalam melakukan
realisasi program. Dengan menyusun anggaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan, diharapkan deviasai anggaran dapat diminimalisir, sehingga anggaran
yang disusun lebih efisien.
APBN-P merupakan saran untuk menyesuaikan anggaran pada tahun anggaran
berjalan dengan kemampuan merealisasikan anggaran. Namun masih besarnya deviasi
yang terjadi di beberapa tahun terakhir mengindikasikan kurang efektifnya proses yang
dilakukan dalam APBN-P.
Download