Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 1 Nomor 5 Desember Tahun 2016 ANALISIS PENGARUH VARIASI ERBIUM TERHADAP INDEKS BIAS DAN ENERGY GAP KACA ER:TZBN UNTUK APLIKASI OPTICAL AMPLIFIER Rudi Susanto1), Ahmad Marzuki2) 1 STMIK Duta Bangsa Surakarta Jl. Bhayangkara 55-57 Surakarta 57154 e-Mail : [email protected] 2 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir Sutami 36 A ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat kaca tellurite yang sesuai untuk aplikasi optical amplifier. Kaca tellurite dibuat dengan komposisi Er:TZBN [55TeO2-2Bi2O3-(43-x)ZnO-xEr2O3 ] dimana (x=0,5; 1; 1,5; 2; 2,5). Fabrikasi dilakukan dengan melt–quenching technique. Sampel dipanaskan pada temperatur 900 0C selama 1 jam. Pencetakan dilakukan dengan cara menuangkan leburan panas dalam mould bersuhu 265 0C secara cepat lalu didinginkan secara natural. Proses karakterisasi kaca dilakukan dengan uji UV/VIS, uji n (indeks bias), dan uji (densitas). Pengukuran semua sifat fisik dan optik dilakukan pada suhu kamar setelah mendapat perlakukan panas yang sama. Hasil menunjukkan bahwa penambahan Erbium menurunkan nilai Energy Gap. Rentang nilai Energy Gap berada pada kisaran 4-5 eV, nilai Energy Gap yang besar menunjukan bahan merupakan isolator yang berpotensi sebagai bahan optical amplifier. Kata Kunci : energy gap, indeks bias, kaca tellurite, optical amplifier. keperalatan fotonik aktif dalam telekomunikasi optik seperti saklar optik cepat, konventer frekuensi, serat optik non linier dan laser optik (El-Mallawany et al, 2001). Selain itu, kaca tellurite fonon energinya rendah, stabil terhadap kristalisasi dan rentang transmisinya sangat lebar sehingga kemungkinan untuk didadah dengan ion tanah jarang dengan konsentrasi yang sangat besar. Sifat optik non linier dapat diketahui dari polarisabilitas (Azlan et al, 2014). Pada umumnya kenaikan polarisabilitas ion oksida naik dengan kenaikan indeks bias dan penurunan energy gap (Dimitrov, 2010). Oleh karenan itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai indek bias, polarisabilitas dan energy gap kaca tellurite yang didadah dengan erbium untuk aplikasi optical amplifier. I. PENDAHULUAN Kaca tellurite merupakan kaca yang baik untuk digunakan sebagai bahan kaca fiber amplifier. Kaca tellurite mendapatkan perhatian lebih karena mempunyai banyak keunggulan (Azlan et al, 2014). Beberapa keunggulanya kaca tellurite memiliki karakteristik terpenting yaitu memiliki polarisabilitas dan indeks bias yang tinggi, dimana dengan faktor tersebut kaca tellurite dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi peralatan optik. Besarnya nilai indeks bias tersebut dipengaruhi oleh polarisabilitas dari ion tellurite (Manning, 2011) Pendekatan polarisasi dibutuhkan untuk mendesain material fungsional optik. Polarisasi terjadi terhadap medan listrik, penyimpangan terhadap hubungan linier antar material dengan medan listrik ini yang dikenal dengan optik non linier. Kaca optik non linier memiliki kemampuan untuk diaplikasikan 9 II. METODE PENELITIAN Fabrikasi Kaca tellurite dibuat dengan mengunakan teknik melt–quenching. Kaca dibuat dengan bahan TeO2, Bi2O3, ZnO dan Er2O3. Dalam penelitian ini kaca dibuat dengan komposisi 55TeO2-2Bi2O3-(43x)ZnO-xEr2O3 dimana (x=0,5-2,5). Bahan ditimbang dengan neraca digital sesuai dengan perbandingan komposisi, kemudian dicampur dan dihaluskan dengan mortar dan alu. Campuran bahan diletakkan dalam wadah cruible platina kemudian dipanaskan sampai melewati titik leleh dalam furnace listrik. Pencetakan dilakukan dengan cara menuangkan leburan panas ke dalam mould (cetakan kaca) berbahan stainless steel. Hasil kaca dipanaskan pada suhu sekitar 265 0C selama 3 jam kemudian didinginkan dengan laju 20C/menit menuju suhu kamar. Selanjutnya sampel diamplas hingga berkualitas optik, dari grade kasar ke halus dengan spesifikasi grade 1000, 2400 dan 4000. Penentuan nilai indeks bias dilakukan dengan cara pengukuran reflektansi dengan metode sudut Brewster. Sampel diletakkan pada posisis tegak dengan permukaan di sinari laser HeNe dengan panjang gelombang 632,8 nm di dalam ruangan gelap. Penentuan nilai indek bias dilakukan dengan cara mencari nilai intensitas terendah yang dihasilkan dari pemantulan cahaya terhadap bidang kaca dengan cahaya terpolarisasi Tm. Atau dengan kata lain seluruh sinar hampir semuanya ditransmisikan sehingga nilai reflektansi mendekati nol. Sedangkan nilai merupakan sudut kritis hasil pengukuran. Hasil pengukuran indeks bias ditunjukan dengan grafik untuk mode Tm (Transverse magnetic). Grafik hasil pengukuran indeks bias disajikan dalam Gambar 1 a sampai e pada komposisi 55TeO2-2Bi2O3-(43-x)ZnO-xEr2O3 dimana (x=0,5-2,5), masing-masing sampel dilakukan pengukuran tiga kali dimana hasil yang digunakan dalam penelitian ini adalah ratarata dari ketiga pengukuran tersebut. a b c d e III. HASIL DAN PEMBAHASAN Indeks bias merupakan salah satu sifat yang penting dalam karakterisasi kaca. Dalam penelitian ini pengukuran nilai indeks bias dilakukan dengan mengunakan prinsip sudut Brewster, seperti yang dinyatakan dalam persamaan 1 = Persamaan tersebuat didapatkan persamaan dasar = dimana Gambar 1. Grafik Hasil Pengukuran Indeks Bias untuk mode Tm pada = 632,8 nm Nilai indeks bias dalam penelitian ini ditunjukan Tabel 1 dari penelitian ini didapatkan nilai indeks bias antara 1,9013 sampai 1,9833. Hasil pengukuran ini menunjukan kenaikan dengan penambahan nilai konsentrasi Er2O3, kenaikan indeks bias tersebut bisa di lihat pada Gambar 2. (1) dari = 1. karena cahaya datang dari udara menuju ke kaca dengan indeks bias sehingga ( = ). 10 persamaan 6, nilai energy gap disajikan dalam Tabel 2. Nilai densitas ( ) dan indeks bias (n) yang digunakan dalam perhitungan ini adalah nilai hasil eksperimen. = 20(1 − ) (6) Tabel 1. Indeks Bias Kaca Kaca Er2O3 (mol%) Indeks Bias 1 2 3 4 0,5 1,0 1,5 2,0 1,9013 ± 0,0098 1,9240 ± 0,0052 1,9500 ± 0,0000 1,9600 ± 0,0000 5 2,5 1,9833 ± 0,0058 Nilai energy gap dapat juga ditentukan dengan metode Tauc’s Plot, dengan grafik ( ℎ ) versus energy photon (ℎ ) (Chimalawong, 2009). Dimana nilai adalah koefisien absorbsi yang dituliskan dengan persamaan 7 = 2,303 × ( )/ (7) Gambar 2. Kenaikan Nilai Indeks Bias Kaca ) Hubungan antara densitas ( ), indeks bias (n) dan molar refraction ( ), molar volume ( ) dan molar polarizability ( ) di tuliskan dalam persamaan-persamaan (Chanshetti et al, 2011) = ( ℎ ) ( Dimana OD adalah optical density dan d adalah tebal kaca. Tauc’s Plot untuk penentuan energy gap seperti pada Gambar 3 dan energy gap pada Tabel 2. (2) Dimana M adalah molecular weight. Kemudian molar refraction ( ) berdasar (Eraiah, 2006) dituliskan ℎ ( ) Gambar 3. Tauc’s Plot untuk penentuan energy gap = (3) Hubungan antara dan dituliskan dalam persamaan 4 (Dimitrov, 2010). =4 /3 (4) Dimana 4 /3 adalah nilai yang konstan, sesuai dengan (Dimitrov, 2010) maka persamaan 4 dituliskan dalam persamaan 5 = 2,52 (5) Dari persamaan 5 tersebut nilai molar polarizability ( ) disajikan dalam Tabel 2. Rumus empiris dari energy gap ( ) berdasar (Dimitrov, 2010) dituliskan dalam Tabel 2. Nilai Molar Polarizability (α ) dan Energy Gap (E ) 11 Tauc’s Plot (eV) Er2O3 (mol %) Molar Polarizability ( ) Energy Gap ) 1 0,5 0,00095 5,70903 4,032 2 1,0 0,00098 5,53672 4,025 3 1,5 0,00097 5,34616 4,021 4 2,0 0,00100 5,27483 4,020 Kaca 5 2,5 0,00104 5,11251 4,018 Chanshetti , U. B. Chanshetti, V. A. Shelke, S. M. Jadhav, S. G.Shankarwar. 2011. Density And Molar Volume Studies Of Phosphate Glasses. Physics. Chemistry and Technology Vol. 9, No 1, 2011, pp. 29 – 36 Chimalawong, P. , Kaewkhao dan Limsuwan.2009. Optical Investigation and Electronic Polarizability of Nd3+ Doped Soda-Lime-Silicate Glasses. Mahasarakham University, Thailand Dimitrov, T. Komatsu. 2010. An Interpretation Of Optical Propertiesof Oxides And Oxide Glasses In Terms Of Theelectronic Ion Polarizability And Averagesingle Bond Strength. Journal of the University of Chemical Technology and Metallurgy, 45, 3, 2010, 219-250 El-Mallawany, Raouf A.H. 2001. Tellurite glasses handbook : physical properties and data. CRC PRESS : London Eraiah, B. 2006. Optical properties of samarium doped zinc–tellurite glasses. Bull. Mater. Sci., Vol. 29, No. 4, August 2006, pp. 375–378 Manning, S. 2011. A Study of Tellurite Glass for Electro-optic Fibre Devices. A Thesis Doctor of Philosophy in the Faculty of Science School of Chemistry & Physics University of Adelaide. Australia Nilai molar polarizability ( ) dan energy gap ( ) pada Tabel 2 berdasar persamaan 5 dan persamaan 6 diketahui bahwa penambahan konsentrasi mol Er2O3 akan memberikan trend naik pada molar polarizability ( ) dan memberikan trend turun nilai energy gap ( ). Sehingga hubungan antara indeks bias (n) dan molar polarizability ( ) adalah linier dan berbanding terbalik dengan nilai energy gap ( ). Nilai energy gap pada metode Tauc’s Plot memberikan nilai kisaran dengan 4 eV, sedangkan pada perhitungan kisaran 5 eV hal ini dimungkinkan karena perbedaan metode yang menyebabkan perbedaan ketelitian. Pada umunya kenaikan polarisabilitas ion oksida naik dengan kenaikan indeks bias dan penurunan energy gap (Dimitrov, 2010). Penambahan Erbium pada struktur kaca menyebabkan terbentuknya struktur yang lebih rapat yang berpengaruh pada polarisabilitas, indeks bias, dan energy gap. Rentang nilai Energy Gap berada pada kisaran 4-5 eV tersebut menunjukan kaca merupakan isolator yang berpotensi sebagai bahan optical amplifier. IV. KESIMPULAN Kaca dengan komposisi 55TeO22Bi2O3-(43-x)ZnO-xEr2O3 dimana (x=0,52,5) telah berhasil dibuat. Nilai indeks bias dan molar polarizability meningkat dengan penambahan Erbium. Nilai Energy gap menurun dengan penambahan konsentrasi erbium. Penambahan Erbium pada struktur kaca menyebabkan terbentuknya struktur yang lebih rapat yang berpengaruh pada polarisabilitas, indeks bias, dan energy gap DAFTAR PUSTAKA Azlan et al. 2014. Polarizability And Optical Basicity Of Er3+ Ions Doped Tellurite Based Glasses. Chalcogenide Letters Vol. 11, No. 7, July 2014, p. 319 – 335 12