BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan

advertisement
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah melakukan pembahasan pelaksanaan pengendalian persediaan
dengan bahan baku utama kain cotton combed yang dilakukan oleh Ironic
Ironflight konveksi, dapat ditarik kesimpulan dan diberikan beberapa saran
kepada pihak perusahaan agar proses pengadaan bahan baku mejadi lebih efektif
dan efesien .
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pada bab – bab sebelumnya, dapat
dilihat bahwa kebijakan pengadaan persediaan bahan baku yang dilakukan
Ironic Ironflight konveksi selama ini belum optimal dan belum menunjukan
biaya yang minimum dalam arti biaya persediaannya masih lebih besar
dibandingkan apabila perusahaan menerapkan pengendaliaan persediaan bahan
baku dengan metode EOQ. Dalam hal ini dapat dikemukakan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan persediaan bahan baku yang dilakukan oleh Ironic Ironflight
konveksi selama ini hanya berdasarkan pada intuisi serta kebiasaan dan
pengalaman dalam penentuan kebijakannya serta menggunakan sistem
First In First Out (FIFO) yaitu bahan baku
yang pertama masuk
keperusahaan akan digunakan terlebih dahulu untuk dijadikan bahan
proses produkasi. dengan titik pemesanan kembali dan persediaan
77
pengaman (safety stock) yang tidak diperhitungkan.
2. Frekuensi pemesanan yang dilakukan oleh perusahaan di tahun 2014
terjadi sangat rutin sekali dalam setahun, yaitu sebanyak 15 kali. Hal ini
akan berdampak pada besarnya biaya pengiriman. Walaupun memang
sebelumnya perusahaan menggunakan kebijakan pemesanan dengan 4
periode dalam setahun yakni periode 1 (Januari, Februari, Maret) , periode
2 (April, Mei, Juni), periode 3 (Juli, Agustus, September) dan periode 4
(Oktober,
November,
Desember)
namun
justru
kebijakan
ini
menimbulkan masalah karena banyaknya persediaan bahan baku yang
menumpuk akibatnya tidak sedikit kualitas dari bahan baku menjadi
buruk, akhirnya perusahaan merubah kebijakan frekuensi pemesanan
persediaan menjadi 15 kali dalam setahun.
3. Masalah yang dihadapi perusahaan didalam melakukan pengendalian
persediaan bahan baku kain cotton combed adalah:
a. Perusahaan tidak mengetahui pada saat stock tersisa berapa harus
memesan kembali bahan bakunya.
b. Ada kemungkinan perusahaan kehabisan stock bahan baku pada saat
produksi berlangsung pada waktu tertentu sehingga hal tersebut akan
berdampak terhadap tidak terpenuhinya permintaan konsumen yang
menyebabkan perusahaan harus segera memesan kembali produk yang
dibutuhkan kepada pemasok akibatnya akan timbul biaya tambahan
diluar rencana yang akan ditetapkan.
78
4. Setelah melakukan pengolahan data yang berasal dari perusahaan Ironic
Ironflight konveksi, dapat disimpukan bahwa metode EOQ lebih efektif
dibanding dengan metode persediaan yang selama ini digunakan oleh
perusahaan untuk melakukan pengendalian persediaan. Hal ini dapat
dilihat dari total biaya (TC) dengan menggunakan metode EOQ adalah
sebesar Rp. 5.959.551,- sedangkan total biaya (TC) yang dikeluarkan oleh
perusahaan dengan metode yang selama ini digunakan adalah sebesar Rp.
9.326.175,- dengan selisih Rp. 3.366.624,-
5.2
Saran
Setelah mengadakan perhitungan dan menganalisis masalah yang
dihadapi perusahaan Ironic Ironflght konveksi , maka ada beberapa saran yang
dapat diajukan sebagai bahan pertimbangan dalam kebijakan pengadaan bahan
baku cotton combed. Adapun saran – saran itu adalah sebagai berikut:
1.
Perusahaan sebaiknya mengetahui berapa jumlah persediaan yang
tersisa jika ingin mengadakan pemesanan kembali demi menjaga tetap
terpenuhinya permintaan dari konsumen dan terhindar dari biaya
tambahan diluar rencana yang telah ditetapkan.
2.
Perusahaan perlu menentukan stock cadangan bahan baku sebanyak
5Kg karena dengan jumlah tersebut dapat menjamin perusahaan tidak
kehabisan bahan baku yang dapat mengaganggu kelancaran proses
produksi.
79
3. Sebaiknya perusahaan mecoba untuk menggunakan metode Economic
Order Quantity (EOQ) berdasarkan perhitungan pada bab IV sebagai
alternatif solusi. Karena hal tersebut dapat meminimalkan total biaya
pemesanan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang selama ini sebesar
Rp. 9.326.175,- turun menjadi Rp. 5.959.551,- dengan selisih biaya
sebesar Rp. 3.366.624,4. Perusahaan perlu melakukan peninjauan kembali terhadap kebijakan
yang selama ini dijalankan. Karena dari hasil yang telah dibahas, total
biaya pengendalian persediaan yang dilakukam dengan metode EOQ
lebih kecil dibandingkan dengan kebijakan yang telah dijalankan oleh
perusahaan.
80
Download