BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Investasi
Berinvestasi sebenarnya mencakup hal yang sangat luas. Segala sesuatu yang
kita lakukan saat ini untuk keperluan di masa depan adalah bentuk dari investasi.
Setiap orang pasti ingin melipat gandakan uang atau dana yang dimilikinya. Oleh
karena itu seorang investor akan mengalokasikan uang atau dananya untuk
investasi pada saat ini dengan harapan akan menerima keuntungan di masa yang
akan datang.
1. Pengertian Investasi
Berinvestasi pada dasarnya adalah membeli suatu aset yang diharapkan akan
dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi di masa depan. Dalam
melakukan investasi seseorang harus memperhatikan investasi apa yang
memberikan keuntungan maksimal, berupa dana yang akan dialokasikan dan
kapan investasi itu dilakukan.
Definisi investasi menurut Sharpe et al (1999:1) adalah
“Investment, in it’s broadest sense, means the sacrifice of current dollar for
future dollar”
Sedangkan Jogiyanto (2000:5-7) mendefinisikan investasi sebagai berikut:
6
7
“Penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang
efisien selama periode waktu yang tertentu. Dengan adanya kesempatan
produksi yang efisien, penundaan konsumsi sekarang untuk diinvestasikan ke
produksi tersebut akan meningkatkan utility total. ....Investasi ke dalam
produksi yang efisien dapat berbentuk aktiva nyata (seperti rumah, tanah, dan
emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjualbelikan di antara investor (pemodal). Investor melakukan investasi untuk
meningkatkan utilitinya dalam bentuk kesejahteraan keuangan.”
Dari pernyataan-pernyataan diatas maka dapat dikatakan investasi adalah
penanaman dana yang bertujuan untuk mendapatkan hasil sebagai imbalan atas
penanaman modal tersebut. Selain itu dapat dikatakan juga bahwa investasi
adalah mengorbankan sejumlah dana atau uang dengan memperhitungkan jangka
waktu dan risiko untuk memperoleh hasil kemudian, dimana keuntungan dari
pengorbanan tersebut tidak dapat diperhitungkan secara pasti.
2. Dasar-dasar Investasi
Investasi, kata ini tidaklah asing di telinga kita, namun apakah hakikat dari
investasi itu sendiri? Investasi seperti dikutip dalam www.infovesta.com sering
didefinisikan sebagai menempatkan uang atau modal demi hasil atau bunga
dengan cara membeli properti, saham, obligasi dan lain-lain, namun secara umum
investasi dapat dipahami sebagai meluangkan / memanfaatkan waktu , uang atau
tenaga demi keuntunga / manfaat di masa datang. Jadi pada dasarnya investasi
8
adalah “membeli” sesuatu yang diharapkan bisa “dijual kembali” di masa yang
akan datang dengan nilai yang lebih tinggi.
Ada banyak alasan mengapa kita berinvestasi, salah satunya adalah persiapan
masa depan sedini mungkin melalui persiapan perencanaan kebutuhan yang
disesuaikan dengan kemampuan keuangan saat ini. Seperti kita ketahui sejalan
dengan waktu nilai mata uang bisa berkurang karena adanya inflasi, yaitu
misalnya kenaikan harga barang dan jasa, inflasi inilah salah satu alasan utama
mengapa kita perlu berinvestasi. Dari uraian diatas dapat ditarik 4 hal utama
alasan berinvestasi yaitu:
a. Adanya kebutuhan masa depan atau kebutuhan saat ini yang belum dapat
terpenuhi
b. Adanya kebutuhan untuk melindungi nilai aset yang telah dimiliki
c. Adanya keingingan untuk menambah nilai aset yang sudah ada
d. Adanya inflasi
3. Jenis-jenis Investasi
Berikut ini adalah contoh-contoh instrumen investasi:
a. Tabungan atau Deposito
Memiliki tabungan di bank adalah cara investasi yang paling sederhana,
praktis dan mudah, didukung dengan likuiditas dan kemudahan pengambilan
sewaktu-waktu. Bank juga relatif sangat aman, karena hingga kini simpanan di
bank dijamin oleh pemerintah. Bank juga memberikan bunga, besar dari bunga
tergantung pada jenis simpanan dengan prinsip semakin besar dan lama orang
9
menyimpan dana di bank umunya semakin bear pula bunganya, sedangkan
deposito adalah mirip dengan tabungan dengan jangka waktu tertentu, bunga
yang ditawarkan di deposito relatif lebih tinggi dari bunga tabungan, namun bila
deposito diambil sebelum jangka waktunya maka akan di kenakan penalti.
b. Obligasi
Obligasi adalah surat hutang dengan jangka waktu tertentu. Obligasi dapat
diterbitkan oleh perusahaan, pemerintah ataupun lembaga lainnya. Imbalan dari
Obligasi adalah modal pokok investasi plus kupon bunga, kupon bunga ini
besarnya sudah ditentukan sekian persen dan umumnya lebih tinggi dari suku
bunga bank ataupun surat berharga lainnya yang dianggap aman, mengingat
resiko obligasi yang relative lebih tinggi. Pembayaran kupon bunga dilakukan
secara berkala, misalnya 3 bulan atau 6 bulan atau tahunan. Pembayaran pokok
investasi sendiri dilakukan saat obligasi jatuh tempo, yaitu tanggal dimana
obligasi habis masa berlakunya.
c. Saham
Secara prinsip saham berbeda dengan obligasi, saham merupakan bukti
kepemilikan (ekuitas) bukan surat utang. Membeli saham berarti memiliki
sebagian dari perusahaan, artinya juga berbagi risiko dengan Emiten (penerbit
saham). Nila emiten mendapat laba, sebagian akan dibagikan kepada pemegang
saham dalam bentuk dividen. Semakin besar laba semakin besar juga dividen
yang dibagikan. Besarnya dividen yang dibagikan sendiri ditentukan oleh
10
kebijakan
perusahaan
yang
dimintakan
persetujuan
pemegang
saham
perusahaan.
Potensi investasi saham sendiri tidak hanya terbatas dividen, sejalan dengan
kinerja emiten yang baik nilai saham di pasar modal juga bisa terdorong naik.
Bila menjual saham saat ada kenaikan harga, investor akan menikmati
keuntunga berupa selisih dari harga jual dan harga beli, hal ini disebut capital
gain. Tetapi bila kinerja emiten buruk, selain tidak menghasilkan dividen harga
saham saat itu anda terpaksa menjual maka anda mengalami kerugian yang
disebut capital loss yaitu modal ada berkurang.
Risiko lainnya dari pemegang saham adalah diperlakukan paling akhir pada saat
emiten di likuidasi, artinya setelah semua kewajiban emiten terpenuhi termasuk
kepada pemegang obligasi dan masih ada sisa kekayaan barulah aset tersebut
dikembalikan pada pemegang saham. Selain itu Risiko pasar juga harus menjadi
pertimbangan, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi makro maupun mikro dari
emiten, harga saham akan berfluktuasi secara tajam dari waktu ke waktu, yang
harus dijaga adalah agar tidak terpaksa menjual saham saat harganya jatuh.
d. Membuka Usaha Baru
Membuka usaha baru juga merupakan bentuk dari investasi, alasan mengapa
orang membuka usaha baru, selain potensi hasil yang tidak terhingga juga bisa
agar bisa melakukan pekerjaan yang benar-benar disukai, mengembangkan
kreativitas individual dan juga mencapai kemandirian finansial. Tetapi risiko
dari membuka usaha baru relatif besar, kerugian usaha bisa sampai pada
11
kebangkrutan yang bisa lebih dari menghabiskan modal. Selain itu dibutuhkan
juga dedikasi waktu, ketrampilan, keseriusan, determinasi dan mungkin juga
bakat.
e. Properti
Salah satu pilihan yang relatif aman, selama ridak ada risiko gejolak politik
maka properti berupa tanah atau rumah tak akan berkurang. Juga potensi hasil
investasinya yang berupa nilai jual yang terus meningkat dan hasil dari sewa.
Berinvestasi di properti memerlukan jumlah dana relatif besar dan juga
komitmen jangka panjang, karena meski nilainya akan terus meningkat, kendala
likuiditas yaitu penjualan kembali properti yang tidak mudah dan memakan
waktu lama. Pada kebanyakan kasus harga tanah atau rumah memang tidak
turun, tetapi juga tidak banyak naik akibatnya pemilik modal kehilangan
kesempatan memperoleh hasil investasi yang lebih tinggi seandainya dana
tersebut diinvestasikan ke instrumen lain.
f. Logam Mulia
Pembelian perhiasan seperti emas juga bisa menjadi sarana investasi, selain
bisa dijual kembali dengan relatif lebih mudah, harga emas juga terus
meningkat dari waktu ke waktu, walaupun harga jualnya lebih rendah ada nilai
guna yang telah dipakai. Pembelian emas juga melindungi dari depresiasi mata
uang, karena harga emas meningkat seiring dengan inflasi hal ini mirip dengan
12
menyimpan dana dalam bentuk valuta asing, keduanya sama-sama melindungi
dari risiko penurunan nilai mata uang.
g. Kolektibel
Investasi dalam bentuk benda-benda koleksi seperti karya seni, meskipun
banyak pertimbangan non-ekonomi dalam investasi dibidang ini, namun perlu
diingat bahwa nilai untuk barang kolektibel meskipun cenderung naik tapi tak
terukur, dan juga kendala likuiditas dimana sulit menjual kembali dan
memperkirakan nilai jualnya.
h. Pasar Berjangka
Pasar ini muncul dari timbulnya transaksi forward, yaitu transaksi dilakukan
hari ini tapi pembayaran dan penyerahan komoditas dilakukan di kemudian hari
yang telah ditetapkan. Transaksi ini melindungi pembeli dan penjual dari
fluktuasi harga yang tidak diharapkan. Perbedaan waktu antara transaksi dengan
penyerahan komoditas yang bisa sampai berbulan-bulan dimanfaatkan oleh para
spekulan untuk memperdagangkan kontrak forward tersebut. Spekulan ini tidak
memproduksi / mengkonsumsi produk tersebut, kontrak diperdagangkan dengan
harapan keuntungan dari fluktuasi harga dimasa datang akibat perubahan
pasokan.
Pasar berjangka ini semula hanya di produk komoditas, namun kemudian
meluas ke pasar modal, pasar uang dan valas.
13
i. Reksa Dana
Bagi seseorang yang ingin berinvestasi di pasar uang atau pasar modal tetapi
tidak mempunyai keahlian atau tidak mempunyai waktu dapat berinvestasi di
Reksa Dana. Reksa Dana adalah wadah yang menghimpun dana dari para
investor untuk kemudian dikelola oleh Manajer Investasi ke berbagai instrumen
investasi. Instrumen investasi yang bisa dipilih ada bermacam-macam misalnya
obligasi, instrumen hutang jangka pendek yang jatuh temponya kurang dari 1
tahun yaitu Reksa Dana Pasar Uang.
B. Teori Portfolio
1. Pengertian Portfolio
Portfolio adalah kumpulan dari assets yang dimiliki oleh seorang investor,
biasanya berupa aset financial seperti saham dan valuta asing. Investor cenderung
untuk memiliki lebih dari satu aset dengan tujuan untuk mengurangi risiko. Teori
mengenai portfolio berkaitan dengan penentuan kombinasi yang optimal dari
investasi khususnya dalam surat berharga, sehingga portfolio tersebut akan
memberikan return yang paling tinggi pada suatu tingkat risiko tertentu atau yang
akan menanggung risiko yang palimg kecil pada suatu retun tertentu. Tujuan dari
manajemen portfolio adalah memasang berbagai valuta asing dan aset-aset
lainnya ke dalam suatu portfolio dimana berbicara tentang kebutuhan-kebutuhan
investor dan kemudian mengelola portfolio-portfolio tersebut sehingga mencapai
tujuan-tujuan investasi. Menurut James L. Farrel,Jr (1997:3) Kebutuhan-
14
kebutuhan investor diartikan dengan istilah risiko, dan manajemen portfolio
memaksimalisasi tingkat pengembalian dari investasi yang diambil.
2. Risiko
Dalam melakukan investasi, seorang investor pasti akan memperhitungkan
untuk mendapatkan keuntungan dari hasil investasinya. Setiap investasi dan
portfolio yang dilakukan pasti dihadapkan pada risiko tertentu.
Kebutuhan investasi setiap orang tidak selalu sama, oleh karena itu dalam
melakukan investasi tergantung pada pertimbangan-pertimbangan investasi,
diantaranya:
a. Tujuan mengadakan investasi
b. Jangka waktu investasi
c. Kemampuan keuangan
d. Penanggulangan risiko yang timbul akibat berinvestasi
e. Alternatif investasi yang tersedia
f. Informasi yang tersedia alternatif investasi tersebut
g. Penentuan pilihan yang sesuai
Menurut berhubungan dengan pembahasan teori portfolio modern, maka terdapat
tiga macam risiko yang berkaitan erat dengan diversifikasi yaitu:
1. Systematic Risk (Risiko Sistimatis)
Adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi
2. Unsystematic Risk (Risiko yang tidak sistimatis)
Adalah risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi
15
3. Total Risk
Adalah standar deviasi keuntungan suatu investasi, yang merupakan gabungan
dari risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.
Risiko terbesar dalam berinvestasi adalah hilangnya seluruh nilai investasi yang
ditanamkan. Hal ini mungkin terjadi jika bank di mana kita menempatkan
deposito bangkrut, sehingga mereka tidak dapat memenuhi kewajiban mereka
untuk membayar bunga dan nilai pokok investasi. Karena itu, dalam berinvestasi
diperlukan pengetahuan mengenai karakteristik potensi keuntungan serta risiko
dari masing-masing instrumen yang akan dipilih.
3. Pengukuran Tingkat Pengembalian dari Portfolio
Menurut Reilly et all (2000: 1134-1141) dan Eko Priyo Pratomo (2004: 195198) menyebutkan bahwa ada 3 ukuran kinerja portfolio, yaitu Treynor portfolio
performance measure, Sharpe portfolio performance measure, dan Jensen
portfolio measure.
a. Sharpe Measure
Pengukuran dengan metode Shape didasarkan atas apa yang disebut premium
atas Risiko atau Risk Premium . Risk Premium adalah perbedaan (selisih) antara
lain rata-rata investasi yang bebas risiko. Pengukuran ini membagi Risk
premium dengan standard deviasi dari portfolio selama periode pengukuran.
Dengan membagi Risk premium dengan standard deviasi Sharpe mengukur Risk
premium yang dihasilkan per unit Risiko yang diambil.
Pengukuran Sharpe menurut Bordie et al (2005:868) diformulasikan sebagai
berikut:
16
_ _
S = ( r p– r f ) / σ p
Dimana :
S = Nilai ratio Sharpe
_
r p = Laba rata-rata portfolio selama jangka waktu pengukuran
_
r f = Laba rata-rata investasi bebas risiko selama jangka waktu pengukuran
σ p = Standar deviasi portfolio selama jangka waktu pengukuran
Standar deviasi (σ) merupakan Risiko Fluktuatif Reksa Dana yang dihasilkan
karena berubah-ubahnya laba yang dihasilkan dari sub periode ke sub periode
lainnya selama seluruh periode. Dalam teori portfolio, standar deviasi
merupakan “Resiko Total” yang merupakan penjumlahan dari “Risiko Pasar”
(systematic/market Risk) dan (unsystematic Risk).
Dengan membagi Risk premium dengan standar deviasi, Sharpe mengukur
Risk premium yang dihasilkan per unit Risiko yang diambil. Sharpe mengukur
seberapa besar penambahan hasil investasi yang diperoleh (Risk premium)
untuk tiap unit risiko yang diambil, Makin tinggi nilai ratio Sharpe makin baik
kinerja Reksa Dana.
b. Treynor Measure
Pengukuran dengan metode Treynor juga didasarkan atau Risk Premium,
seperti halnya yang dilakukan Sharpe, namun dalam metode Treynor digunakan
pembagi beta (β) yang merupakan Risiko sistematis atau juga disebut risiko
pasar. Beta dalam konsep CAPM merupakan Risiko sistematik (juga merupakan
17
Risiko pasar atau market risk). Pengukuran dengan metode treynor
diformulasikan sebagai berikut:
_
_
T = ( r p– r f ) / β p
Dimana:
T = Nilai ratio Treynor
_
r p = Laba rata-rata portfolio selama jangka waktu pengukuran
_
r f = Laba rata-rata investasi bebas risiko selama jangka waktu pengukuran
β p = Risiko sistematik dari portfolio
Pengukuran kinerja dengan model Sharpe dan Treynor bersifat komplementer,
karena memberikan informasi yang berbeda. Portfolio Reksa Dana yang tidak
terdiversifikasi akan mendapat peringkat yang tinggi untuk Treynor namun
peringkatnya lebih rendah untuk pengukuran Sharpe. Portfolio Reksa Dana
yang terdiversifikasi dengan baik akan mempunyai ranking yang sama untuk
kedua jenis pengukuran. Perbedaan peringkat pada kedua pengukuran diatas
menunjukkan perbedaan baik buruknya diversifikasi portfolio tersebut relatif
terhadap portfolio sejenis. Oleh karena kedua pengukuran tersebut sebaiknya
dilakukan bersama. Seperti halnya metode Sharpe, semakin tinggi nilai ratio
Treynor, makin baik kinerja Reksa Dana.
c. Jensen Measure
18
Jensen menggunakan rumus berikut untuk menilai kinerja manajer investasi
yang didasarkan atas seberapa besar manajer investasi mampu memberikan laba
diatas pasar. Makin tinggi nilai positif, makin baik kinerjanya.
_
_
_
_
ά=rp-[rf+βp(rM–rf)]
Dimana:
ά / alpha = nilai perpotongan Jensen
_
r p = adalah laba portfolio
_
r f = adalah laba investasi bebas resiko
_
r M = adalah laba dari marker (pasar)
β p = adalah resiko sistematik dari suatu portfolio
Berbeda dengan pengukuran pada metode Treynor yang menggunakan ratarata kinerja untuk periode tertentu (misalnya bulanan atau tahunan), metode
Jensen menggunakan data setiap periode (misalnya mingguan) dari waktu ke
waktu (time series). Hasil pengukuran Jensen dalam bentuk positif yang
semakin tinggi menunjukkan kinerja Reksa Dana yang semakin baik.
Informasi mengenai kinerja yang disertai pengukuran Risiko akan lebih
bermanfaat bagi investor, karena setiap investor memiliki toleransi Risiko yang
berbeda-beda, sehingga dalam memilih Reksa Dana, investor tersebut dapat
menyesuaikan dengan tingkat risiko yang dimilikinya.
C. Reksa Dana
1. Perkembangan Reksa Dana
19
Reksa dana diperkenalkan perkenalkan pertama kali di negara Belgia pada
tahun 1822 dalam bentuk Reksa Dana (closed-end fund) dan kemudian menyebar
ke Inggris dan Skotlandia pada sekitar tahun 1860-an.
Meski bukan tempat awal terciptanya, Amerika Serikat yang baru mengenal
Reksa Dana pada tahun 1920 merupakan ladang persemaian yang paling subur
bagi wadah investasi yang diperuntukkan terutama bagi investor kecil tersebut.
Terlebih sejak diberlakukannya Investment Company Act pada 23 Agustus 1940
oleh Franklin D. Roosevelt. Pada saat itu beliau adalah Presiden Amerika Serikat
berpesan, “I have a great hopes that Act which I have signed today will enable to
investment trust industry to fulfill its basic purposes as a vehicle to diversify the
small investor’s risk.”
Sejak saat itu nilai Reksa Dana di Amerika Serikat pada tahun 1940 bernilai
hanya USD 448 juta melesat sampai USD 8.68 triliun pada bulan maret tahun
1990 dan hampir dimiliki oleh lebih dari 50% rumah tangga di Amerika Serikat.
Di Indonesia sendiri, seiring dengan diberlakukannya UU No.8 tahun 1995
tentang Pasar Modal, Reksa Dana mulai dikenal di Indonesia sejak diterbitkannya
Reksa Dana berbentuk perseroan, PT BDNI Reksa Dana pada tahun 1995.
Meskipun ketentuan tentang Reksa Dana baru sebatas memperbolehkan Reksa
Dana berbentuk PT, akan tetapi BDNI Reksa Dana memberanikan diri masuk
terlebih dahulu dengan mencatatkan 600.000 saham di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya dengan harga nominal Rp 500. Reksa Dana ini bersifat
tertutup dimana setelah melakukan penawaran umum, transaksi jual beli saham
20
Reksa Dana tersebut dilakukan melalui bursa, layaknya perusahaan publik
lainnya.
Pada awal 1996, Bapepam mengeluarkan peraturan pelaksanaan tentang
Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. Peraturan-peraturan tersebut
membuka peluang lahirnya Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
(KIK) untuk tumbuh dan berkembang. Pada saat itu sampai dengan pertengahan
tahun 1997, industri ini mekar dari hanya satu ijin penerbitan menjadi 24 ditahun
1996 dengan total aset Rp 2.78 trilyun dan kemudian berhasil mencapai
puncaknya pada bulan Juli 1997 (Rp 8.3 trilyun) dengan jumlah Reksa Dana
sebanyak 76.
2. Pengertian Reksa Dana
Kata Reksa Dana berasal dari bahasa jawa, yang terdiri dari kata Reksa yang
berarti jaga atau pelihara, sedangkan Dana berarti kumpulan uang atau modal.
Jadi Reksa Dana dapat berarti sekumpulan uang atau modal yang dipelihara
sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi pemodal atau investornya. Reksa
Dana sendiri merupakan terjemahan dari Mutual Fund, Unit Trust atau
investment fund yang digunakan di Amerika.
Reksa Dana menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995, pasal 1
ayat (27) tentang Pasar Modal Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan
untuk
menghimpun
dana
dari
masyarakat
pemodal
untuk
selanjutnya
diinvestasikan dalam portfolio efek oleh manajer investasi. Dari definisi tersebut
terdapat tiga unsur penting dalam Reksa Dana yaitu:
21
a. Kumpulan dana masyarakat
Dengan melakukan pengumpulan dana dari para pemodalnya memungkinkan
pemodal-pemodal yang memiliki dana yang minim dapat ikut andil berinvestasi
dalam bentuk efek.
b. Investasi dana dalam bentuk portfolio efek
Yang dimaksud dengan efek adalah surat berharga, seperti surat pengakuan
utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit
penyertaan, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap
turunan dari Efek, baik Efek yang bersifat utang maupun yang bersifat ekuitas,
seperti opsi dan waran. Portfolio efek yang dikelola oleh Reksa Dana dapat
berupa kumpulan dari beberapa jenis efek (tidak hanya sejenis)
c. Dikelola oleh manajer investasi
Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portfolio
efek untuk para nasabah atau mengelola portfolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah, tidak termasuk perusahaan asuransi, dana pension, dan
bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dengan demikian Reksa Dana memiliki kekuatan membeli yang jauh lebih
besar dibandingkan jika investor berinvestasi sendiri.
Selain itu pengertian Reksa Dana atau Mutual Fund atau Unit Investment trust
yang merupakan arti Reksa Dana dari Amerika menurut Bodie et al (2005:109)
adalah
22
“Unit investment trusts are pools of money invested in a portfolio that is fixed
for the life of fund. To form a unit investment trust, a sponsor, typically a
brokage firm, buys a portfolio of securities which are deposited into a trust. It
then sells to the public shares or “unit”, in the trust, called redeemable trust
certificates”
3. Manfaat Reksa Dana
Pada dasarnya keuntungan berinvestasi di Reksa Dana seperti yang dikutip
dari edukasi Reksa Dana dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Diversifikasi Investasi Memperkecil Risiko
Besarnya
dana
yang
dikelola
memungkinkan
Reksa
Dana
untuk
mendiversifikasikan investasinya ke berbagai jenis efek (saham, obligasi, pasar
uang) sehingga dapat memperkecil risiko.
b. Kenyamanan Berinvestasi
Setiap Reksa Dana didukung oleh manajer investasi yang memiliki
kemampuan menganalisis efek dan memiliki akses informasi pasar melalui
banyak sumber sehingga mampu mangambil keputusan yang lebih akurat untuk
kepentingan investasi pemodalnya.
c. Terjangkau
Reksa Dana memberi kesempatan kepada investor kecil untuk ikut andil
berinvestasi di pasar modal. Dengan modal awal yang relatif kecil (umunya Rp.
250.000 di Indonesia) orang sudah dapat membuka rekening investasi di Reksa
Dana.
23
4. Resiko Reksa Dana
Setiap investasi pasti memiliki resiko. Makin besar keuntungan yang
diperoleh dari investasi tersebut, biasanya tingkat resikonya pun semakin
meningkat. Demikian pula Reksa Dana. Sebagai salah satu sarana investasi,
Reksa Dana pun memiliki risiko yang perlu diketahui sebelumnya oleh investor.
Resiko-resiko investasi di Reksa Dana antara lain yang dikutip dari Edukasi
Reksa Dana pada www.indoexchange.com antara lain adalah:
a. Risiko turunnya nilai unit penyertaan Reksa Dana
Walaupun produk Reksa Dana merupakan produk diversifikasi,tidak menutup
kemungkinan bahwa nilai unit penyertaannya akan turun. Turun naiknya nilai
unit penyertaan tidak terlepas dari kenaikan atau penurunan harga efek ekuitas
dan/atau efek utang yang menjadi alat investasi Reksa Dana tersebut.
b. Risiko Perubahan Ekonomi dan Politik
Perubahan ekonomi dan politik yang terjadi di suatu negara dapat
mempengaruhi pandangan umum perusahaan-perusahaan di Indonesia termasuk
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Berubahnya pandangan umum tersebut
dapat mempengaruhi likuiditas portfolio efek sehingga harga efek dapat turun
ataupun naik.
c. Risiko Wanprestasi
Risiko wanprestasi ini dapat terjadi ketika pihak-pihak terkait pasar modal
seperti emiten, bank kustodian, broker gagal memenuhi kewajibannya.
Kegagalan ini dapat mempengaruhi nilai aktiva bersih Reksa Dana. Wanprestasi
24
dapat terjadi akibat pihak-pihak yang terkait Reksa Dana misalnya pialang,
bank kustodian, agen pembayaran atau bencana alam kebakaran atau kerusuhan,
yang mungkin akan mempengaruhi penurunan NAB Reksa Dana tersebut.
d. Risiko yang berhubungan dengan peraturan
Reksa Dana memiliki batasan-batasan yang dimaksud untuk melindungi
investor tetapi mungkin batasan-batasan ini dapat menjadi batu sandungan bagi
investor juga. Batasan-batasan ini sangat dirasakan ketika pasar modal
Indonesia turun tajam, pengelola Reksa Dana tidak dapat memindahkan
dananya ke pasar modal luar negeri yang lebih bergairah.
d. Risiko likuiditas Reksa Dana terbuka
Risiko ini dapat terjadi ketika perusahaan Reksa Dana tidak memiliki dana
tunai untuk membeli kembali unit penyertaan investornya.
5. Jenis-jenis Reksa Dana
Setiap Reksa Dana memiliki kebijakan tersendiri dalam berinvestasi. Dalam
praktek, jarang sekali ada Reksa Dana yang menanamkan seluruh dananya
misalnya dideposito saja. Biasanya sebagian di deposito, sebagian lagi di
instrumen investasi lain. Umunya pemilahan menggunakan batasan inimum 80%.
Batasan inilah yang digunakan Bapepam dalam mengklasifikasikan Reksa Dana.
Artinya, kalau ada Reksa Dana mempunyai target investasi 80% di deposito,
sisanya di obligasi atau pasar uang, maka Reksa Dana ini dikelompokkan pada
Reksa Dana Pendapatan Tetap dan seterusnya. Menurut peraturan No.IV.C.3 yang
dikeluarkan, Bapepam mebagi jenis-jenis Reksa Dana menjadi empat bagian
25
berdasarkan alokasi atau komposisi portfolio investasi Reksa Dana sebagai
berikut:
a. Reksa Dana Pasar Uang
Adalah Reksa Dana yang akan menanamkan dananya dalam instrumen pasar
uang dengan jangka waktu kurang dari satu tahun. Instrumen ini dapat
berbentuk deposito, SBI, surat promes, atau commercial paper. Potensi hasil
investasinya hanya berasal dari bunga dan diskonto, sedangkan risiko umumnya
terbatas pada risiko kredit dan likuiditas.
Kinerja Reksa Dana Pasar Uang umunya sangat stabil, dan akan mengikuti
perubahan suku bunga di pasar dengan resiko yang rendah. Isi portfolio Reksa
Dana Pasar Uang pada setiap penerbitan pembaharuan prospektus yang
dilakukan seetiap 6 bulan sekali. Isi portfolio tersebut akan merefleksikan juga
profil risiko dari Reksa Dana Pasar Uang yang bersangkutan. Jenis bank dimana
deposito ditempatkan atau perusahaan penerbit obligasi atau surat hutang, serta
alokasinya pada masing-masing penempatan akan membantu penentuan tingkat
risiko dari Reksa Dana Pasar Uang.
Reksa Dana Pasar Uang umumnya menjadi alternatif investasi dari tabungan
atau deposito karena menawarkan tingkat bunga yang lebih menarik dengan
kemudahan likuiditas yang tinggi. Oleh karena itu beberapa Reksa Dana Pasar
Uang dijual melalui produk perbankan. Keuntungan yang diperoleh nasabah
antara lain kemudahan transaksi melalui fasilitas yang diberikan oleh bank,
seperti phone banking, bebas biaya transfer untuk nama yang sama dan
beberapa manfaat lainnya yang diberikan oleh bank. Kemudahan bertransaksi
26
serta adanya tambahan manfaat seperti asuransi, buku cek dan features lainnya
menjadi ajang kompetisi untuk masing-masing Reksa Dana Pasar Uang. Kinerja
Reksa Dana Pasar Uang dapat dibandingkan dengan suku bunga deposito
jangka pendek (1 bulan) rata-rata perbankan (setelah pajak) sebagai tolak ukur.
Variasi yang terlalu besar antara kinerja dengan tolak ukurnya dari suatu Reksa
Dana Pasar Uang perlu mendapat perhatian untuk mengetahui jenis instrumen
apa yang dipilihnya sehingga mengakibatkan variasi yang besar.
b. Reksa Dana Pendapatan Tetap
Adalah Reksa Dana yang mengambil strategi investasi dengan tujuan untuk
mempertahankan nilai awal modal dan memperoleh pendapatan tetap. Reksa
Dana ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari total aktivanya
diinvestasikan dalam efek bersifat hutang, sedangkan sisanya dalam efek saham
atau efek pasar uang.
Reksa Dana Pendapatan Tetap merupakan alternatif berinvestasi langsung ke
obligasi. Sebagian Reksa Dana Pendapatan Tetap yang ada di pasar mempunyai
orientasi investasi ke dalam obligasi. Yang menarik dari Reksa Dana
Pendapatan Tetap adalah dibebaskannya kupon obligasi dari pajak. Investor
individu, asuransi dan perbankan sangat diuntungkan dengan adanya kondisi
ini.
Khusus bagi investor Dana Pensiun yang bermaksud berinvestasi pada
obligasi melalui Reksa Dana Pendapatan tetap, perlu juga diperhatikan bahwa
Reksa Dana Pendapatan Tetap yang akan atau telah dimilikinya mempunyai
27
alokasi terbesar pada obligasi. Beberpa Reksa Dana Pendapatan Tetap mungkin
mempunyai alokasi terbesar pada instrumen pasar uang seperti deposito atau
SBI, yang tidak terlalu menguntungkan dari segi perpajakan bagi Dana Pensiun.
Dalam pemilihan Reksa Dana Pendapatan Tetap perlu diperhatikan terlebih
dahulu seberapa besar alokasi portfolio obligasi yang akan diterbitkan oleh
perusahaan-perusahaan apa saja yang saat ini sudah (pernah) dimiliki melalui
laporan keuangan pada perusahaan penerbit obligasi.
c. Reksa Dana Saham
Adalah Reksa Dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
asetnya dalam efek likuiditas atau saham.
Reksa Dana Saham memiliki portfolio investasi dengan minimum alokasi
80% pada efek saham dan merupakan Reksa Dana dengan potensi pertumbuhan
serta resiko yang paling besar dibandingkan jenis Reksa Dana lainnya. Manajer
investasi umumnya akan memiliki paling tidak 8 saham perusahaan didalam
portfolio Reksa Dana Saham yang dikelolanya, karena adanya batasan
maksimum sebesar 10% untuk tiap pihak penempatannya.
Dalam pemilihan Reksa Dana Saham sebaiknya melihat lebih jauh jenis-jenis
atau sektor industri apa saja yang pernah masuk dalam portfolio investasinya.
Pembaharuan prospektus akan memberikan informasi tentang hal ini.
Beberapa Reksa Dana Saham mempunyai kriteria khusus dalam pemilihan
perusahaan yang akan masuk dalam porfolionya, seperti misalnya hanya pada
saham-saham sektor infrastruktur, atau berkonsentrasi pada saham-saham
28
kategori perusahaan yang sedang bertumbuh atau membatasi diri pada saham
dengan kapitalisasi pasar tertentu (misalnya berkonsentrasi pada saham-saham
yang berkapitalisasi tinggi).
Pertimbangan utama investor umumnya adalah kinerja historis. Kinerja Reksa
Dana Saham umunya akan merefleksikan kinerja pasar saham secara
keseluruhan. Beberapa manajer investasi dalam laporan kinerja atau melalui
materi promosinya seering menggunakan kinerja Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) sebagai tolak ukur pembanding kinerja periode jangka waktu
pengukuran kinerja antara Reksa Dana Saham dan IHSG haruslah sama.
Kinerja Reksa Dana Saham yang baik adalah jika sejak peluncurannya
berada diatas (atau paling tidak menyamai) kinerja Indeks Harga Saham
Gabungan. Kinerja yang lebih baik lagi adalah jika perbedaan antara kinerja
Reksa Dana Saham dan IHSG makin membesar dengan berjalannya waktu.
Ada beberapa ratio yang sering digunakan di dunia international dalam
menilai kinerja sekaligus Risiko suatu Reksa Dana, antara lain ratio Sharpe dan
ratio Treynor. Ratio ini pada dasarnya membagi kinerja (return) dengan risiko,
sehingga menurut Sharpe dan Treynor, semakin besar return dan makin kecil
risiko yang dihasilkan maka makin tinggi rationya, makin baik kinerja suatu
Reksa Dana
d. Reksa Dana Campuran
29
Adalah Reksa Dana yang melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan
efek bersifat utang yang perbandingannya tidak termasuk Reksa Dana
Pendapatan Tetap dan Reksa Dana Saham.
Tidak seperti Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap, dan
Reksa Dana Saham yang mempunyai batasan dalam alokasi investasinya yang
boleh dilakukan. Reksa Dana Campuran dapat melakukan investasinya baik
pada efek hutang maupun ekuitas dan porsi alokasi yang lebih fleksibel.
Melihat definisi dan fleksibilitas baik dalam pemilihan jenis investasinya serta
komposisi alokasinya, Reksa Dana Campuran dapat berorientasi ke saham, ke
obligasi atau bahkan ke pasar uang. Dari segi pengelolaan investasi, fleksibilitas
ini dapat dimanfaatkan untuk berpindah-pindah dari saham ke obligasi, atau
deposito atau sebaliknya tergantung dari situasi dan kondisi pasar pada saat
trading. Market Timing adalah salah satu usaha untuk meninggalkan hasil
investasi dan atau menurunkan risiko.
Potensi hasil dan risiko Reksa Dana Campuran secara teoritis dapa berada
ditengah-tengah antara Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Reksa Dana Saham,
sehingga investor yang kurang berani menerima risiko yang terlalu besar namun
ingin memperoleh hasil yang maksimal dapat memilih Reksa Dana Campuran
sebagai altenatif terhadap Reksa Dana Saham.
6. Bentuk Hukum Reksa Dana
Berdasarkan undang-undang pasar modal no.8 tahun 1995, pasal 18 telah
ditetapkan bahwa Reksa Dana dapat dibesakan menjadi Reksa Dana berbentuk
30
perseroan contohnya PT. Reksa Dana dan Reksa Dana yang berbentuk Kontrak
Investasi Kolektif (KIK).
a. Reksa Dana Perseroan
Reksa Dana perseroan (PT) merupakan badan hukum tersendiri yang didirikan
untuk melakukan kegiatan Reksa Dana. Sebagaimana halnya suatu bada hukum
PT, maka Reksa Dana yang berbentuk perseroan memiliki suatu anggaran dasar,
pemegang saham , pengurus atau direksi, kekayaan sendiri dan kewajibankewajiban. Pendiri Reksa Dana perseroan dilakukan dengan terlebih dahulu
pendiri Reksa Dana mendirikan badan hukum perseroan (PT) yang didirikan
khusus untuk melakukan usaha Reksa Dana. Reksa Dana perseroan tersebut
selanjutnya dapat melakukan penawaran umum kepada masyarakat setelah
terlebih dahulu mendapatkan izin usaha dari Bapepam setelah memperoleh izin
tersebut. Efek yang dikeluarkan oleh Reksa Dana perseroan disebut saham.
Pengelolaan portfolio dilakukan oleh manajer investasi berdasarkan kontrak.
Sedangkan untuk mengadministrasian dan penyimpanan portfolio ditunjuk dan
dilakukan kontrak dengan bank kustodian. Penyetoran modal pada waktu
pendirian Reksa Dana perseroan oleh pendiri hanya dimaksudkan untuk
merintis pendirian Reksa Dana tersebut Modal yang diwajibkan untuk
pemenuhan modal ditempatkan dan disetor penuh pada waktu Reksa Dana
didirikan dengan minimum 1% dari modal dasar Reksa Dana .
b. Reksa Dana KIK
31
Reksa Dana KIK pada prinsipnya bukanlah wadah hukum tersendiri. Reksa
Dana melakukan kegiatannya berdasarkan kontrak yang dibuat oleh manajer
investasi dan kustodian. Selanjutnya kekayaan yang dikelola oleh manajer
investasi dalam bentuk portfolio adalah milik investor secara bersama-sama dan
proporsional. Sebenarnya Reksa Dana KIK merupakan produk dari manajer
investasi. Sedangkan efek yang dikeluarkan Reksa Dana KIK disebut unit
penyertaan (trust unit). Oleh karena itu Reksa Dana KIK dapat diartikan sebagai
wadah di mana investor dapat ikut melakukan investasi dalam suatu portfolio
efek milik bersama yang dikelola oleh manajer investasi yang telah mendapat
izin dari Bapepam. Sementara kontrak investasi kolektif (KIK) adalah kontrak
antara manajer investasi dan bank kustodian yang mengikat investor (pemegang
unit penyertaan) di mana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola
portfolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk
melaksanakan penitipan kolektif.
Beberapa karakteristik dari Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
adalah sebagai berikut :
1. Menjual Unit Penyertaan secara terus menerus sepanjang ada investor
yang akan membeli
2. Unit Penyertaan tidak dicatatkan di bursa
3. Investor dapat menjual kembali Unit Penyertaan yang dimilikinya
kepada Manajer Investasiyang mengelola.
4. Hasil penjualan atau pembayaran kembali Unit Penyertaan akan
dibebankan kepada kekayaan Reksa Dana
32
5. Harga jual / beli Unit Penyertaan didasarkan atas Nilai Aktiva Bersih
(NAB) per unit dihitung oleh Bank Kustodian secara harian.
Berbeda dengan pembentukan Reksa Dana Perseroan, diaman pendiri harus
terlebih dahulu mendirikan PT kemudian menunjuk manajer investasi dan bank
kustodian, Reksa Dana KIK pembentukannya lebih sederhana. Perusahaan efek
atau pihak lain yang memperoleh izin usaha sebagai manajer investasi dan
Bapepam dapat membentuk Reksa Dana KIK. Manajer investasi mengajukan
pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum Reksa Dana KIK kepada
Bapepam dengan menyampaikan dokumen sebagai berikut:
1. Kontrak investasi kolektif yang dibuat oleh manajer investasi dengan
bank kustodian secara notarial.
2. Prospektus
3. Pendapat konsultan hukum
4. Laporan keuangan awal
Selain itu, Reksa Dana KIK menerbitkan unit penyertaan (UP) sebagai bukti
kepemilikan investor yang secara kolektif merupakan pemilik atas kekayaan
bersih Reksa Dana KIK. Reksa Dana jenis ini hanya bersifat terbuka.
7. Sifat Reksa Dana
Bentuk hukum Reksa Dana menentukan sifat suatu Reksa Dana yang dapat
dilakukan. Berdasarkan sifat operasionalnya, Reksa Dana dapat dibedakan dalam
33
dua jenis, yaitu Reksa Dana tertutup dan Reksa Dana terbuka. Reksa Dana yang
berbentuk perseroan (PT) dapat bersifat tertutup dan terbuka. Sedangkan Reksa
Dana yang beerbentuk KIK hanya dapat bersifat terbuka.
a. Reksa Dana Tertutup
Karakteristik Reksa Dana tertutup antara lain adalah hanya dapat menjual
saham Reksa Dana (bukan unit penyertaan sebagaimana istilah dalam Reksa
Dana terbuka) kepada investor sampai batas jumlah modal dasar yang telah
ditetapkan dalam anggaran dasar perseroan. Apanila akan menjual saham
melebihi modal dasar, maka harus terlebih dahulu mengubah atau meningkatkan
jumlah modal dasar yang ditetapkan dalam anggaran dasarnya. Disebut Reksa
Dana tertutup karena Reksa Dana tertutup dalam hal jumlah saham yang dapat
diterbitkan atau dalam hal menerima masuknya pemodal baru. Selanjutnya,
disebut tertutup karena Reksa Dana jenis ini tidak dapat membeli kembali
saham-sahamnya yang telah dijual kepada pemodal. Atau dengan kata lain
pemodal tidak dapat menjual kembali saham-saham yang telah dibeli kepada
Reksa Dana yang bersangkutan kecuali melalui bursa efek dengan harga
berdasarkan mekanisme pasar. Oleh karena itu, untuk memberikan peluang dan
jaminan likuiditas kepada investor, maka Reksa Dana tertutup dicatatkan di
bursa efek sehingga jual beli Reksa Dana dapat dilakukan di bursa efek.
Indikator harga saham Reksa Dana tertutup dilihat dari Nilai Aktive Bersihnya
(NAB). NAB per saha Reksa Dana tertutup tidak dihitung dan diumumkan
kepada masyarakat setiap hari sebagaimana halnya unit penyertaan Reksa Dana
terbuka, tetapi dihitung dan diumumkan hanya satu kali dalam satu minggu.
34
b. Reksa Dana Terbuka
Reksa Dana terbuka dapat berbentuk perseroan atau KIK. Reksa Dana terbuka
dapat menjual unit penyertaannya secara terus menerus sepanjang ada investor
yang berminat membeli. Sebaliknya investor dapat menjual kembali unit
penyertaannya kepada manajer investasi kapan saja diinginkan. Atau dengan
kata lain Reksa Dana terbuka bersedia membeli kembali unit penyertaan sesuai
dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) pada saat itu. Oleh karena itu, disebut Reksa
Dana terbuka, karena Reksa Dana ini memungkinkan dan membuka kesempatan
bagi investor baru yang akan melakukan investasi di setiap saat dengan
membeli unit-unit penyertaan Reksa Dana. Demikian pula dalam hal investor
yang ingin menarik kembali investasinya, manajer investasi bersedia membeli
kembali unit penyertaan tersebut sesuai dengan NAB yang ditetapkan pada hari
itu. NAB dalam Reksa Dana terbuka merupakan harga beli dan sekaligus harga
jual bagi investor. Unit penyertaan Reksa Dana terbuka tidak dicatatkan pada
bursa efek sebagaimana halnya dengan Reksa Dana tertutup karena pada
prinsipnya investor dapat menjual atau membeli langsung unit penyertaan pada
Reksa Dana berdasarkan NAB. Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana terbuka
dihitung dan diumumkan oleh bank kustodian setiap hari. Sementara dalam
Reksa Dana tertutup NAB merupakan indikator harga, karena harga saham
Reksa Dana tertutup sangat tergantung pada permintaan dan penawaran di bursa
efek. Harga saham Reksa Dana tertutup selalu dibawah NAB dan keberhasilan
penjualan saham tergantung ada tidaknya investor yang akan membelinya.
35
8. Lembaga atau Profesi Penunjang Reksa Dana
Adapun lembaga yang terkait dengan pengelolaan Reksa Dana, menurut YB.
Eko Pramuji dalam “Seminar Struktur Pasar Modal Indonesia (2002), dapat
dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
a. Lembaga Pemerintah yaitu Bapepam
Bapepam adalah instasi yang melakukan pembinaan dan pengawasan bagi
kegiatan Pasar Modal Indonesia
b. Lembaga Swasta, yang terdiri dari Manajer Investasi, Bank Kustodian, Notaris,
Konsultan Hukum, Akuntan Publik
i. Manajer Investasi
Dalam undang-undang no. 8 tahun 1995 pasal 1 ayat (1) telah didefinisikan
sebagai berikut ;
“ Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola
portfolio efek untuk para nasabah atau mengelola portfolio investasi
kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asauransi, dana
pensiun dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.”
Dalam definisi tersebut terlihat jelas bahwa peranan manajer investasi
adalah mengelola dana nasabah. Setiap perusahaan yang melakukan
pengelolaan dana nasabah berarti dia menjadi manajer investasi dan ia harus
mendapat ijin dari Bapepam. Manajer investasi wajib dan bertanggung
jawab penuh menjalankan tugas sebaik mungkin semata-mata untuk
kepentingan pemilik modal dan juga atas segala kerugian yang timbul
36
karena tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam
Keputusan Ketua Badan Pengawasan Pasar Modal no. KEP-07/MPMI/1994 dan menurut tujuan dan kebijakan investasi Reksa Dana yang
dicantumkan dalam prospektus.
ii. Bank Kustodian
Dalam Pasal 43 ayat (1) undang-undang No.8 tahun 1995 disebutkan
bahwa:
“Yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai bank custodian
adalah lembaga penyimpanan dan penyelesaian, perusahaan efek, atau
bank umum yang telah mendapatkan persetujuan Bapepam”
Kekayaan dari Reksa Dana yang disimpan di bank kustodian tersebut, tidak
menjadi bagian dari kekayaan bank kustodian. Kekayaan Reksa Dana harus
dibukukan secara terpisah dari kekayaan bank kustodian.
iii. Akuntan Publik
Akuntan Publik adalah suatu profesi yang tugasnya memeriksa laporan
keuangan suatu perusahaan manajer investasi yang berkaitan dengan Reksa
Dana
iv. Konsultan Hukum
Konsultan Hukum adalah pihak yang berperan dalam memberikan pendapat
mengenai manajer investasi, bank custodian, perseroan dan dokumendokumen lainnya yang mendukung Reksa Dana tersebut.
v. Promotor atau Sponsor Reksa Dana
37
Promotor adalah pihak yang memberikan dana awal untuk pengelolaan
Reksa Dana. Peran sponsor terlihat sebelum sebuah Reksa Dana
diluncurkan dalam penawaran umum kepada publik, Manajer Investasi
pertama
kali
menawarkan
satuan
penyertaannya
kepada
sponsor
dana/promotor. Dana dari sponsor ini diperlukan untuk menjamin bahwa
Reksa Dana dapat beroperasi, seandainya dalam atau setelah penawaran
umum tidak ada investor baru yang masuk. Sponsor Reksa Dana ini
biasanya adalah bank, lembaga dana pensiun dan perusahaan asuransi.
vi. Notaris
Notaris adalah pihak yang berperan dalam membuat atau melegalisasikan
kontrak-kontrak yang dibuat pada Kontrak Investasi Kolektif, kontrak antara
Manajer Investasi dengan Bank Kustodian, atau antara Direksi Perseroan
dengan Manajer Investasi dan kontrak lainnya.
D. Nilai Aktiva Bersih
Salah satu konsep penting unutk memahami Reksa Dana adalah Nilai Aktiva
Bersih (NAB). Reksa Dana merupakan suatu portfolio investasi yang terdiri dari
berbagai macam investasi pada surat berharga.
Pertama, NAB/ Unit merupakan “harga beli” per unit penyertaan yang harus
dibayar jika ingin berinvestasi dengan membeli Unit Penyertaan Reksa Dana. Ia
juga sekaligus menjadi “harga jual’ per unit penyertaan Reksa Dana yang kita
miliki. Perlu diketahui bahwa NAB yang dipublikasikan setiap hari merupakan
38
NAB penutupan hari sebelumnya. Jika ingin melakukan transaksi pada hari ini,
harga yang kita dapatkan baru akan diketahui pada pengumuman NAB/unit
keesokan harinya, sehingga publikasi NAB/unit yang dilakukan setiap hari dapat
memberikan indikasi investor untuk melakukan keputusan beli atau jual.
Informasi NAB/unit menjadi indikator untung ruginya investasi dengan
mengetahui pada harga erapa pembelian dan pada harga berapa penjualan
dilakukan.
Kedua, perubahan NAB/unit memberikan indikator kriteria investasi dari
suatu Reksa Dana. Reksa Dana merupakan suatu portfolio investasi yang terdiri
dari berbagai macam investasi pada surat berharga (efek), seperti saham, atau
obligasi, deposito atau yang lainnya. Naik turunnya Reksa Dana dipengaruhi oleh
nilai dasar dari masing-masing efek yang dimiliki oleh Reksa Dana tersebut.
Tergantung dari jenisnya Reksa Dana mungkin juga melakukan investasi hanya
pada efek tertentu. Nilai Aktiva Bersih dari suatu Reksa Dana dihitung dengan
menjumlahkan seluruh masing-masing efek yang dimilikinya, berdasarkan harga
pasar penutupan efek yang bersangkutan kemudian menguranginya dengan
kewajiban-kewajiban Reksa Dana seperti biaya manajer investasi, biaya bank
kustodian dan biaya lainnya. Adalah kewajiban dari bank kustodian untuk
menghitung Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana yang kemudian akan dikirimkan ke
surat harian tertentu untuk dimuat setiap harinya. Dengan kata lain menyusun
portfolio harus dihitung. Perhitungan NAB dilakukan oleh Bank Kustodian.
Setelah nilai pasar dari semua asset dihitung lalu dikurangi kewajiban-kewajiban
39
Reksa Dana. NAB suatu Reksa Dana pada hari tertentu dapat dihitung dengan
rumus:
NAB = Nilai Pasar portfolio – Kewajiban Reksa Dana
Satuan penyertaan yang beredar
Dimana
NAB adalah Nilai Aktiva Bersih
E. Kerangka Pemikiran
Reksa Dana merupakan salah satu alternatif dalam melakukan investasi.
Namun pada saat dimana keadaan ekonomi dan moneter belum stabil, dimana
pasar keuangan dan pasar modal juga mengalami imbas dari ketidakstabilan ini,
hal ini juga berakibat pada kriteria dari Reksa Dana Saham.
Untuk investor harus jeli untuk menginvestasikan modal mereka pada Reksa
Dana Saham yang tepat agar tidak mengalami kerugian dalam investasinya. Maka
sebelum berinvestasi sebaiknya investor melakukan penilaian baik kinerja
maupun return dari Reksa Dana.
Ada tiga metode dalam melakukan pengukuran kinerja portfolio Reksa Dana
yaitu Sharpe, Treynor maupun Jensen.
Dalam melakukan analisis kinerja Reksa Dana Saham yang dihasilkan
perusahaan investasi, dipilih salah satu metode yang terdapat diatas, dimana
metode yang dipergunakan adalah metode Sharpe. Menurut Bodie (2005:867)
metode Sharpe baik digunakan untuk mengukur peringakt ranking dari suatu
40
kinerja portfolio. Untuk mencari kinerja Reksa Dana Saham yang terbaik,
dilakukan perhitungan return dari setiap Reksa Dana doperbandingkan dengan
tolak ukur tingkat pengembalian pasar (return). Penulis dalam hal ini mengambil
tolak ukur tingkat pengembalian pasar dari IHSG dengan memperhitungkan
tingkat resiko yang paling minim yaitu SBI, dimana SBI merupakan nilai
investasi yang mempunyai faktor risiko yang relatif aman karena pada saat ini
masih dijamin oleh pemerintah. Dari perhitungan kinerja dari masing-masing
Reksa Dana dibandingkan dengan return dari tingkat pengembalian pasar, maka
dapat dilihat kinerja dari masing-masing Reksa Dana yang mempunyai kinerja
yang bagus dan Reksa Dana yang paling optimal dibandingkan dengan tingkat
pengembalian dari pasar.
Sebagai titik tolak ukur dari pemilihan investasi dalam Reksa Dana Saham,
investor perlu juga untuk mempertimbangkan hal lain yang memungkinkan
menjadi faktor risiko dalam pemilihan investasi dalam Reksa Dana Saham. Untuk
saat ini penulis hanya mengambil 2 faktor resiko yang memungkinkan dapat
berpengaruh terhadap pemilihan investasi pada Reksa Dana Saham yaitu dana
yang dikelola oleh perusahaan dan umur dari Reksa Dana.
Dalam mengambil analisis korelasi, penulis menggunakan analisis korelasi
Spearman. Dana yang dikelola oleh perusahaan dan umur Reksa Dana
dihubungkan dengan korelasi Spearman rank dimana metode ini akan mencari
hubungan masing-masing antara dana yang dikelola oleh perusahaan dengan
return dari Reksa Dana dan umur Reksa Dana dengan return dari Reksa Dana.
41
Kerangka Pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:
Perbandingan
Return masingmasing Reksa
Dana
Return Market
Umur
Dana hasil kelola
Hasil Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari suatu Reksa dana dapat diketahui secara
harian, tetapi jika kita ingin mengetahui apakah hasil yang dihasilkan atau
ditampilkan harus dibandingkan dengan hasil dari market. Semua hasil portfolio
menggunakan Sharpe analisis, tingkat pengembalian dari portfolio market
dihitung dari kenaikan dan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan. Nilai yang
didapat dari masing –masing Reksa Dana dan hasil dari market di urutkan. Hasil
yang lebih besar dari tingkat pengembalian pasar memiliki hasil yang lebih baik
daripada tingkat pengembalian yang lebih rendah dari pasar.
Setelah mendapatkan hasil tingkat pengembalian, penulis ingin mengetahui
apakah ada hubungan antara tingkat pengembalian dengan umur dari Reksa Dana
dan besarnya dana yang dikelola oleh Reksa Dana. Hasil ini diperbandingkan
dengan metode Spearman. Dari sana penulis akan menyimpulkan semuanya
42
manakah Reksa Dana yang tingkat pengembaliannya lebih besar dari pasar dan
penulis akan menyimpulkan apakah adanya hubungan antara umur dengan tingkat
pengembalian dan dana yang dikelola dengan tingkat pengembalian.
F. Hipotesis Penelitian
Menurut Jurnal Pasar Modal Indonesia bulan Maret (1997) pada dasarnya
Reksa Dana mirip dengan bank dengan mengumpulkan dana masyarakat dan
kemudian menyalurkannya dalam bentuk pinjaman, Reksa dana dibentuk untuk
mengakomodasi investor yang memiliki ekspektasi pendapatan dan kemampuan
Risiko yang berbeda-beda. Dengan kata lainnya adalah dana yang didapat dari
investor kemudian dikelola dan diakomodasi sehingga menghasilkan ekspektasi
pendapatan dan kemampuan Risiko dari masing-masing manajer investasi.
Umur biasanya identik dengan pengalaman dan sistem kerja dari suatu
perilaku, begitu juga Reksa Dana, biarpun Indonesia baru ada di tahun 1996 tetapi
tidak tertutup kemungkinan bahwa lamanya berdiri dari suatu Reksa Dana
menyebabkan tingkat pengembalian (return) semakin meningkat.
Dengan penjelasan diatas hipotesis yang ada adalah sebagai berikut:
Hipotesis I : terdapat hubungan antara dana hasil kelola dengan tingkat
pengembalian (return) Reksa Dana
Hipotesis II : terdapat hubungan antara Umur Reksa Dana dengan tingkat
pengembalian (return) Reksa Dana.
Download