BAB X UJI KUAT TEKAN BEBAS A. TUJUAN Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan kuat tekan tanah pada arah aksial dan karakteristik tegangan – regangan. B. ALAT DAN BAHAN Alat utama yang digunakan pada percobaan meliputi : 1. Mesin penekan aksial yang dilengkapi dengan proving ring beban dan pengukur regangan (dial gauge) 2. Tabung cetak berbentuk silinder dengan ukuran 50 mm x 100 mm. 3. Oven, dengan suhu yang dapat diatur tetap pada suhu 105oC – 110oC, 4. Timbangan, dengan ketelitian 0,01 g, 5. Cawan 6. Stop watch. Bahan yang digunakan adalah tanah kohesif dalam kondisi tak terusik. Benda uji berbentuk silinder dengan ukuran diameter dan tinggi adalah 50 mm dan 100 mm. C. HASIL PERCOBAAN DAN HITUNGAN Hasil percobaan terhadap contoh tanah disajikan sebagai berikut : 1. Data kadar air benda uji Uraian Simbol Berat cawan kosong No. Cawan (1) (2) W1 (g) 16,6 17,15 Berat cawan + tanah basah W2 (g) 67,76 55,91 Berat cawan + tanah kering W3 (g) 51,16 43 1 2. Data benda uji tekan bebas • Diameter benda uji = 50 mm = 0,05 m • Tinggi benda uji, Lo = 100 mm = 0,1 m • Luas penampang mula-mula, Ao = 0,00196 m2 • Volume benda uji, Vo = 0,000196 m3 • Berat benda uji, Wo = 365 g = 0,365 kg • Berat volume, γ = 18,23 kN/m3 3. Data pembebanan Pembacaan Arloji Perubahan Tinggi Regangan (%) Pembacaan Arloji Penurunan (a) ∆L = a x 10-2 (mm) ε = ∆L/Lo Beban (X) 0 0 0 0 100 1 1 10 200 2 2 16 300 3 3 20,8 400 4 4 23,2 500 5 5 25,1 600 6 6 26,5 700 7 7 27,8 800 8 8 28,5 900 9 9 29 1000 10 10 30 1100 11 11 30,5 1200 12 12 31 1300 13 13 31,5 1400 14 14 32 1500 15 15 32,5 1600 16 16 32,6 1700 17 17 32,8 1800 18 18 33 1900 19 19 33 20000 20 20 33 Catatan: Kalibrasi pembacaan arloji beban, P = 0,5053 X0,9867 (kg) 2 Untuk memperoleh nilai kuat tekan maksimum dilakukan beberapa tahapan penghitungan dengan menggunakan persamaan-persamaan berikut : 1. Regangan aksial (ε) ε= ∆L ×100% Lo dengan, ∆L = perubahan panjang benda uji (m), dan Lo = panjang atau tinggi benda uji mula-mula (m). 2. Luas penampang benda uji selama pembebanan (Ac) Ao 1− ε Ac = dengan, Ao = luas penampang benda uji mula-mula (m2), dan ε = regangan aksial. 3. Tegangan aksial (σ) σ= P Ac dengan, Ac = luas penampang terkoreksi (m2), dan P = beban aksial = 0,5053 X0,9867 (kg), dimana X = pembacaan arloji beban. 4. Kurva tegangan – regangan, dibuat dengan dengan menghubungkan data regangan aksial (ε) pada sumbu absis dan tegangan aksial (σ) pada sumbu ordinat. Kuat tekan aksial ditentukan berdasarkan nilai tegangan aksial maksimum, qu = σmax. Regangan yang dicapai pada saat qu adalah regangan runtuh (εf). 5. Modulus elastisitas awal (Es) Modulus elastisitas awal (initial modulus of elasticity) adalah kemiringan bagian kurva teganan – regangan yang lurus mulai dari awal kurva (titik O). Modulus elastisitas dihitung : Es = ∆σ ∆ε dengan, ∆σ = beda tegangan aksial di antara dua titik pada garis lurus kurva awal, dan ∆ε = beda regangan aksial di antara dua titik pada garis lurus kurva. 3 Contoh hitungan: Untuk pembacaan arloji a = 100; ∆L = 100 x 10-3 mm = 0,1x 10-3 m 1. Regangan aksial : ε = ∆L 1×10−3 ×100% = ×100% = 1% Lo 0,1 2. Luas penampang terkoreksi, Ac = Ao 0, 00196 = = 0, 001983 m 2 1 − ε 1 − 1× 10−2 3. Beban, P = 0,5053 ( X ) 0,9867 = 0,5053 (10 ) 4. Tegangan aksial, σ = P 4,9 × 9,81× 10−3 = = 24, 24 kN m 2 0, 001983 Ac 0,9867 = 4,9 kg Hasil penghitungan selengkapnya dan kurva hubungan tegangan - regangan disajikan pada Lampiran. Kuat tekan bebas atau tegangan aksial maksimum , qu = 66,59 kN/m2 dan regangan εf = 15%. 5. Modulus elastisitas, diambil dua titik pada bagian yang lurus kurva tegangan – regangan yaitu titik 1 dan 2 : • Titik 1 : σ1 = 30 kN/m2; ε1 = 0,0124 • Titik 2 : σ2 = 10 kN/m2; ε1 = 0,004 Es = 30 − 10 ∆σ σ 1 − σ 2 = = = 2424 kN/m 2 ∆ε ε1 − ε 2 0, 0124 − 0, 004 D. PEMBAHASAN Pada uji kuat tekan bebas, benda uji tidak dikekang dalam arti tegangan keliling (σ3) sama dengan nol. Sehingga gaya yang diterapkan selama proses pembebanan merupakan gaya aksial (σ1) yang bekerja pada benda uji. Kuat tekan bebas diperoleh dari tegangan aksial maksimum. Pada percobaan ini diperoleh nilai tegangan aksial maksimum adalah 66,59 kN/m2 dan regangan εf = 15%. Nilainilai tersebut memberikan arti bahwa beban aksial yang dapat diterima oleh tanah untuk setiap luasan 1 m2 adalah sebesar 66,59 kN dengan penurunan sebesar 0,15 m untuk tanah setebal 1 m. Nilai kuat tekan bebas atau kuat geser dalam kondisi tak terdrainase dapat digunakan untuk memperkirakan derajat kekakuan tanah. Craig (2004) menyajikan suatu criteria seperi disajikan pada Tabel 10.1. 4 Tabel 10.1 Klasifikasi kekuatan tanah (Craig, 2004) Kuat tekan, qu (kN/m2) Kondisi Kekakuan Keras (hard) > 300 150 – 300 Sangat kaku (very stiff) 75 – 150 Kaku (stiff) 40 – 75 Agak kaku (firm) 20 – 40 Lunak (soft) Sangat lunak (very soft) < 20 Berdasarkan klasifikasi yang diberikan pada Tabel 10.1 dan hasil percobaan, maka tanah yang diuji dapat diklasifikasikan sebagai tanah yang agak kaku (firm). Regangan maksimum yang dialami benda uji adalah 20%. Tegangan aksial pada regangan maksimum ini mencapai 63,62% yaitu 96% dari tegangan aksial maksimumnya. Selisih antara tegangan aksial maksimum dan tegangan aksial saat runtuh adalah 4%. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terjadi penurunan yang berarti pada saat tanah mengalamai keruntuhan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa tanah bersifat liat (ductile). Derajat daktilitas tanah dapat dinyatakan dengan modulus elastisitas (Craig, 2004) yang didefiniskan sebagai nilai banding antara tegangan dan regangan. Pada percobaan ini nilai modulus elastisitas awal Es = 2424 kN/m2. Pada prinsipnya, semakin besar nilai modulus elastisitasnya maka perilaku tanah lebih elastis. E. LAMPIRAN Tabel 10.1 Hasil penghitungan tegangan – regangan aksial Pembacaan Arloji ∆L ε Penurunan (a) (mm) (%) 0 0 0 0 100 1 1 200 2 300 X P σ Ac (mm2) (kN/m2) 0 0,00196 0 10 4,90 0,00198 24,24 2 16 7,79 0,00200 38,15 3 3 20,8 10,09 0,00202 48,92 400 4 4 23,2 11,24 0,00205 53,92 500 5 5 25,1 12,15 0,00207 57,67 600 6 6 26,5 12,82 0,00209 60,21 (kg) 5 Pembacaan Arloji ∆L ε Penurunan (a) (mm) (%) 700 7 7 27,8 800 8 8 900 9 1000 X P Ac σ (mm2) (kN/m2) 13,44 0,00211 62,45 28,5 13,77 0,00213 63,31 9 29 14,01 0,00216 63,71 10 10 30 14,49 0,00218 65,15 1100 11 11 30,5 14,73 0,00221 65,48 1200 12 12 31 14,96 0,00223 65,80 1300 13 13 31,5 15,20 0,00226 66,08 1400 14 14 32 15,44 0,00228 66,35 1500 15 15 32,5 15,68 0,00231 66,59 1600 16 16 32,6 15,73 0,00234 66,00 1700 17 17 32,8 15,82 0,00237 65,61 1800 18 18 33 15,92 0,00239 65,21 1900 19 19 33 15,92 0,00242 64,42 20000 20 20 33 15,92 0,00245 63,62 (kg) 6 70 60 Tegangan aksial, σ (kPa) 50 40 1 30 20 ∆σ 2 10 ∆ε 0 0 5 10 15 Regangan aksial, ε (%) Gambar 10.1 Kurva tegangan – regangan aksial 7 20 25