BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 Komunikasi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian 1
Komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan sehari – hari, peran
tersebut harus sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat : persuasif,
edukatif, dan informatif. Sebab tanpa adanya komunikasi maka tidak terjadi
proses interaksi: saling tukar ilmu pengetahuan, pengalaman, pendidikan,
persuasi,
informasi
dan
lain
sebagainya.
Proses
penyampaian
informasi/pesan tersebut pada umumnya berlangsung dengan melalui suatu
media komunikasi, khususnya bahasa percakapan yang mengandung makna
yang dapat dimengerti atau dalam lambang yang sama. Pengertian
pemakaian bahasa dapat bersifat kongkret atau abstrak.1 Dalam proses
penyampaian informasinya dibutuhkan suatu strategi komunikasi agar pesan
yang akan disampaikan dapat tepat sasaran sehingga dibutuhkan suatu
perencanaan dan program kerja yang disusun secara luwes. Perencanaan
dimaksudkan untuk mencegah sesuatu terjadi, mengekspliotasi atau
memperbaiki suatu situasi.
PDI Perjuangan pada awal pembentukannya bernama Partai
Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan gabungan dari fusi lima parpol
1
Rosady Ruslan,Manajemen Public Relation & Media Komunikasi,PT RajaGrafindo
Persada,Jakarta,2006,hlm 81.
1
yaitu PNI (Partai Nasional Indonesia), PARKINDO (Partai Kristen
Indonesia), PARKI (Partai Katolik), MURBA, dan IPKI (Ikatan Pendukung
Kemerdekaan Indonesia) sebagai bentuk penyederhanaan partai politik pada
masa itu. Ke lima partai politik tersebut memiliki latar belakang, ideologi,
basis sosial yang berbeda, akhirnya pada tanggal 10 Januari 1973 lima fusi
parpol tersebut bergabung dan dijadikan sebagai hari ulang tahun PDI
Perjuangan.
Perolehan suara PDI Perjuangan di pemilu tahun 2004 menurun
drastis berada diurutan ke dua setelah Partai Golkar. Menurut data KPU
(Komisi Pemilihan Umum), PDI Perjuangan hanya berhasil mengantongi
21.026.629 suara (18,31%) atau memperoleh 109 jumlah kursi di DPR RI,
jika dibandingkan pada tahun 1999 PDI Perjuangan berhasil menduduki
urutan pertama dengan mengantongi 151 kursi di DPR RI atau (32,97%).2
Dibandingkan dengan provinsi lain DKI Jakarta memiliki keistimewaan
yaitu selain ibukota negara juga memiliki akses informasi yang lebih mudah
dan rentang kendali yang pendek, serta tingkat pendidikan penduduk yang
relatif tinggi. Faktor – faktor itu membuat ”perang” antar partai politik dan
antar calon menjadi ketat.i Menurut data KPUD Prov.DKI Jakarta perolehan
suara PDI Perjuangan tahun 1999 yaitu 35,29% atau mendapat 30 kursi di
DPRD,pada tahun 2004 PDI Perjuangan mengalami penurunan suara
menjadi 14,66% atau hanya mendapat 11 kursi.ii Kekalahan ini pun tidak
hanya terjadi di tingkat legislatif, pada pemilu Presiden pun PDI Perjuangan
2
Data diperoleh melalui website www.suaradprri.com.
tidak dapat mengantarkan Megawati sebagai Presiden. Kekalahan yang
terjadi mungkin disebabkan oleh kurangnya kemampuan PDI P dalam
mengkomunikasikan dan memasarkan arah dan kebijakan politiknya kepada
masyarakat. Berpolitik tanpa komunikasi tentunya akan mempengaruhi
kinerja politik yang sedang di jalankan. Dengan demikian mengutip
pendapat Gabriel Almond, komunikasi ibarat aliran darah yang
mengalirkan pesan politik berupa tuntutan, protes dan dukungan (aspirasi
dan kepentingan) ke jantung (pusat) pemrosesan sistem politik. Dan hasil
pemrosesan itu dialirkan kembali oleh komunikasi politik yang selanjutnya
menjadi feedback sistem politik.3Gaya kepemimpinan serta gaya komunikasi
Bu Megawati ditenggarai menjadi alasan kekalahan PDI Perjuangan di
pemilu 2004. Bu Mega belum mampu menciptakan gaya komunikasi yang
efektif, bahkan terkesan lebih sering melakukan penghindaran (the
withdrawal style) dan tidak mau menghadapi persoalan secara langsung.
Bahkan menurut Jerry W.Koehler dkk dalam bukunya, Organizational
Communication Behavioral Perspective, mengatakan gaya komunikasi
adalah seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi yang
digunakan dalam situasi tertentu. Gaya komunikasi akan memberikan
pengetahuan tentang perilaku orang dalam organisasi ketika mereka
melaksanakan tindak berbagi informasi dan gagasan.4
Berbagai strategi telah disiapkan oleh PDI Perjuangan dalam
mengatasi penurunan jumlah suara, salah satunya melalui komunikasi.
3
Nurudin,Sistem Komunikasi Indonesia,PT RajaGrafindo Persada, Jakarta,2003,hlm 55
Tim Antara Pustaka Utama,Tak Ada Jalan Pintas Perjalanan Panjang Seorang Perempuan,LKBN
ANTARA-Antara Pustaka Utama,2003,hlm 418
4
Komunikasi yang aktif ,persuasif, dan terencana, diharapkan dapat
memperoleh kembali simpati atau kepercayaan masyarakat. Sebagai contoh,
PDI Perjuangan memposisikan sebagai partai oposisi pemerintah, hal itu
dimaksud untuk memperoleh citra positif di mata publik. Keberadaan partai
oposisi, selain baik bagi kelangsungan demokrasi, sebagai manifestasi check
and
balances
dalam
proses
pengelolaan
negara,
ternyata
juga
menguntungkan bagi partai oposisi itu sendiri disebabkan karena kelemahan
– kelemahan pemerintah yang begitu kasat mata, mudah dilihat dan
dirasakan oleh segenap masyarakat yang berdampak naiknya popularitas
PDI Perjuangan karena persepsi publik yang melihat partai ini sebagai
”lawan” dari pemerintah yang secara kasat mata kinerjanya memburuk.5
Kegiatan safari dengan tema “Mega menyapa rakyat” juga merupakan salah
satu bentuk komunikasi aktif dan intensif dengan rakyat secara langsung
tanpa perantara karena aspirasi dari rakyat bisa langsung di dengar oleh PDI
Perjuangan, dengan kegiatan tersebut PDI perjuangan mendapat input pulik,
publisitas serta popularitas. Salah satu gebrakan yang dilakukan oleh PDI
Perjuangan
adalah
program
”Perjuangkan
Sembako
Murah”
yang
didalammnya terdapat 6 (enam) kebijakan yang harus dilaksanakan oleh
setiap kadernya dan khususnya caleg (calon legislatif). 6 (enam) kebijakan
itu adalah :
1. Menata kembali ketimpangan struktur penguasaan dan penggunaan
tanah ke arah yang lebih adil.
5
Jeffrie Geovanie, Membela Akal Sehat,RMBooks,Jakarta,2008,hlm 120
2. Mempercepat perbaikan dan pembangunan jaringan irigasi.
3. Menyediakan pupuk dan bibit murah yang berkualitas.
4. Meningkatkan operasi pasar untuk menurunkan harga sembako.
5. Memperkuat operasi petani, lumbung pangan dan membangun Bank
Pertanian.
6. Mengendalikan impor sembako yang merugikan petani.
Selain program sembako murah, PDI Perjuangan juga membuat
program lain yaitu program padi MSP (Mari Sejahterakan Petani),program
ini memang dibuat untuk mensejahterakan petani melalui hasil produksi
yang lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan bibit dari
pemerintah, padi MSP ini menggunakan bibit varietas Sertani-1 yang
merupakan hasil kerja salah satu kadernya, Surono Danu yang merupakan
alumni lulusan Institute Pertanian Bogor (IPB). MSP adalah jenis padi
unggul, tahan hama dan lebih menyukai pupuk organik ketimbang non
organik. Program – program diatas merangkum komponen komunikasi
strategi yang dilakukan oleh PDI Perjuangan.
Fungsi Humas di dalam PDI Perjuangan terdapat dalam Badan
Informasi dan Komunikasi (Badan Infokom)
yang mempunyai tugas
merencanakan, melaksanakan, dan mengoordinasikan kegiatan publikasi
dalam upaya perebutan opini masyarakat dengan maksud membangun citra
partai yang positif. Serta mengatur dan merumuskan sistem alur informasi
dan komunikasi secara vertikal dan horisontal kepada publik internal
maupun eksternalnya. Dalam mensosialisasikan setiap kebijakan, sikap dan
keberhasilan partai, Badan Infokom menerbitkan tabloid atau majalah
internal, buku, pamflet, brosur, dan media audiovisual lainnya.
Komunikasi dua arah (two way communication) yang dilakukan oleh
seorang PR merupakan konsep yang ditekankan pada pertukaran
komunikasi, timbal balik, dan saling pengertian, dengan kata lain melalui
kesaksamaan
dalam
mendengarkan
opini
publiknya,
humas
dapat
mendeteksi setiap kecenderungan kegagalan dalam komunikasi dan
mengevaluasi serta mempertimbangkan kemungkinan – kemungkinan untuk
mengubah sifat, pendekatan, atau penekanan setiap faset kebijaksanaannya.
Seorang humas harus dapat mengkomunikasikan kepada publiknya
mengenai semua hal yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan/organisasi
melalui
cara
mengumumkan,
menjelaskan,
mempertahankan,
atau
mempromosikan dengan maksud mendapat pengukuhan dan pengertian dari
publik. Menurut Robert S.Cole, dalam bukunya yang berjudul The Practical
Hand Book of Public Relations (1981), dalam komunikasi dua arah tersebut
dimulai dengan melakukan proses RACE (fungsi: Research, Action
Planning, Communication, and Evaluation), dan hingga bentuk, teknik serta
tujuan komunikasi yang akan dipergunakan. Misalnya bekerja sama dengan
pihak media massa/pers (media & press relation), menyusun acara – acara
(special event programs) tertentu, melaksanakan teknik publikasi untuk
mencapai publisitas, kiat dan strategi kampanye Humas (PR Campaign).6
6
Rosady Ruslan,Manajemen Public Relation & Media Komunikasi,PT RajaGrafindo Persada,2006,hlm XV
Politik dan pemerintahan tidak dapat dipisahkan.7 Demikian pula
peran humas dalam politik dan pemerintahan yang tidak mungkin
melepaskan diri dari saling keterkaitan, karena humas merupakan bentuk
komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi, baik itu bersifat
komersial maupun nonkomersial, pemerintah maupun pihak swasta. Jika
sebuah organisasi tidak menjelaskan tindakannya, publik akan memberikan
penjelasan sendiri, atau melalui mulut ke mulut, pergunjingan dan kabar
angin, sehingga mengakibatkan konsepsi yang salah, disinilah peran humas
untuk meluruskan segala berita negatif tersebut.
Alasan pemilihan populasi di Kec. Tebet dikarenakan di wilayah
ini terdapat DPD (Dewan Perwakilan Daerah) PDI Perjuangan Provinsi DKI
Jakarta, DPD ini mewakili tingkat provinsi sehingga dapat dijadikan
indikator secara tidak langsung bagaimana penyampaian pesan terhadap
masyarakat baik internal maupun eksternal.
Periodesasi pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Januari
2009 sampai dengan bulan Januari 2010 di Jakarta.
1.2. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan penelitian, penulis membatasi penelitian ini
hanya dilakukan di Jakarta khususnya diwilayah Kec. Tebet
, dengan
rumusan masalah :
7
Cutlip,center,bloom,Effective Public Relations Merancang dan Melaksanakan Kegiatan Kehumasan dengan
Sukses,2005,PT INDEKS Kelompok Gramedia,hlm 3
Bagaimana Efektivitas Strategi Komunikasi Badan Informasi dan
Komunikasi PDI Perjuangan pada Program Padi MSP di Jakarta Selatan ?.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Efektivitas Stategi komunikasi Badan Infokom
PDI Perjuangan pada Program Padi MSP di Jakarta Selatan.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Akademis
Diharapkan
hasil
penelitian
ini
dapat
memperkaya
khasanah Ilmu Komunikasi, khususnya Komunikasi Politik serta
memberikan sumbangsih kepada mahasiswa untuk lebih menambah
pengetahuannya mengenai efektivitas strategi komunikasi.
1.4.2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
serta sumbangan pemikiran bagi Badan Informasi dan Komunikasi
(Badan Infokom) PDI Perjuangan untuk mengetahui sejauh mana
Efektivitas Strategi Komunikasi pada Program Padi MSP diketahui
dan dipahami oleh khalayak sasaran dalam hal ini masyarakat
Jakarta.
Download