Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
8
BAB ΙΙ
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Manfaat
Pengertian “Manfaat” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2001; 710), yaitu: guna, faedah. Sehubungan dengan adanya penelitian
yang dilakukan oleh penulis, manfaat merupakan bentuk satu variabel
terhadap terwujudnya variabel yang lain.
2.2
Angggaran
Seiring dengan perkembangan perusahaan, Perekonomian dan
teknologi dewasa ini, masalah yang dihadapi oleh manager perusahaan
semakin rumit dan komplek. Dalam posisi demikian manager memerlukan
alat bantu atau petunjuk yang memungkinkan manager merencanakan,
mengarahkan dan mengkoordinasikan aktivitas perusahaan dalam
pencapaian tujuan. Salah satu alat yang digunakan manager adalah
anggaran.
2.2.1 Pengertian Anggaran
Untuk mendapatkan pengertian yang lebih tepat dan jelas
mengenai anggaran, penulis akan mengemukakan beberapa pengertian
anggaran yang dinyatakan oleh para ahli di bawah ini:
Anggaran menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2003;
6), yaitu:
“Business budget adalah suatu pendekatan yang formal dan
sistematis, dari mulai pelaksanaan tanggung jawab
manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan
pengawasan”.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan:
1. Business Budget harus bersifat formal, artinya bahwa Business
Budget disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam
9
bentuk tertulis.
2. Bahwa Business Budget harus bersifat sistematis, artinya bahwa
Business Budget harus disusun dengan berurutan dan berdasarkan
suatu logika.
3. Bahwa setiap saat manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab
untuk mengambil keputusan. Sehingga Business Budget merupakan
suatu hasil pengambilan keputusan yang berdasarkan beberapa
asumsi tertentu.
4. Bahwa keputusan yang diambil oleh manajer tersebut merupakan
pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi dan
pengawasan.
Pengertian anggaran dikemukakan oleh Mulyadi (2001; 488)
adalah sebagai berikut:
“Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan
secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar
dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu
satu tahun”.
Pengertian lain dari anggaran seperti yang dinyatakan oleh M.
Munandar (2001; 1) adalah:
“Business Budget atau Budget (anggaran) ialah suatu rencana
yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh
kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan)
moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu
yang akan datang”.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu budget
mempunyai empat unsur, yaitu:
1. Rencana, ialah suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau
kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Budget juga
merupakan suatu rencana, karena budget merupakan penentuan
terlebih dahulu tentang kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang
akan datang.
10
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup seluruh
kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada
dalam perusahaan. Mengingat bahwa budget adalah suatu rencana
yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja, sebagai alat
pengkoordinasian
semestinya
bahwa
kerja
dan
budget
alat
harus
pengawasan,
mencakup
maka
seluruh
sudah
kegiatan
perusahaan.
3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat
diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam.
Adapun unit moneter yang berlaku di Indonesia ialah unit “rupiah”. Unit
moneter ini sangat diperlukan, mengingat bahwa masing-masing
kegiatan perusahaan yang beraneka ragam sering mempunyai
kesatuan unit yang berbeda-beda. Dengan unit moneter dapat
diseragamkan semua kesatuan yang berbeda tersebut, sehingga
memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta dianalisis
lebih lanjut.
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yang menunjukkan bahwa
budget berlakunya untuk masa yang akan datang. Ini berarti bahwa
apa yang dimuat di dalam budget adalah taksiran-taksiran (forecast)
tentang apa yang akan terjadi serta apa yang akan dilakukan di waktu
yang akan datang.
2.2.2 Perbedaan Ramalan dengan Anggaran
Sebagian
masyarakat
awam
beranggapan
bahwa
antara
pengertian ramalan dengan anggaran adalah sama yaitu berorientasi ke
masa yang akan datang. Anggaran merupakan suatu perencanaan
manajemen dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil
oleh pelaksanaan anggaran agar pelaksanaan sesungguhnya sesuai
dengan apa yang telah direncanakan, sedangkan suatu ramalan hanyalah
suatu dugaan kemungkinan besar akan terjadi, tanpa mengikat orang
yang meramalkan bahwa perkiraannya akan terjadi.
11
Perbedaan pengertian anggaran dan ramalan menurut Supriyono
(2001; 91), dapat diperinci dengan memberikan karakteristik-karakteristik
ramalan dan anggaran.
Tabel 2.1
Perbedaan Ramalan dan Anggaran
Ramalan
Anggaran
1. Dapat dinyatakan dalam ukuran
moneter dan bukan moneter
2. Dapat sembarang jangka waktu
1. Dinyatakan
dalam
ukuran
moneter dan non moneter
2. Umumnya berjangka waktu satu
tahun
3. Berisi
kesanggupan
atau
komitmen
manajer
untuk
mencapainya
4. Ditelaah dan disetujui oleh
penguasa yang lebih tinggi dan
penyusun anggaran
5. Setelah disahkan tidak dapat
diubah kecuali pada kondisi
khusus
3. Ramalan tidak bertanggung
jawab atas tercapainya sasaran
4. Tidak selalu disetujui oleh
penguasa yang tertinggi
5. Segera diperbaharui jika ada
informasi baru yang
menunjukkan perubahan
kondisi
6. Penyimpangan terhadap
ramalan tidak dianalisis secara
formal
6. Secara
periodik
realisasi
dibandingkan dengan anggaran
dan penyimpangan dianalisis
dan dijelaskan
Dari uraian karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa ramalan
hanya merupakan gambaran mengenai apa yang terjadi di masa yang
akan datang, tanpa si peramal sendiri dibebani tanggung jawab atas apa
yang
telah
diramalkan.
Sedangkan
anggaran
merupakan
proses
memutuskan apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang dan jika
anggaran telah ditetapkan maka manajer dibebani tanggung jawab untuk
mencapainya.
Dengan demikian jelaslah bahwa antara ramalan dan anggaran itu
berbeda. Akan tetapi, ramalan mempengaruhi penyusunan anggaran, hal
ini dapat kita lihat dalam penyusunan anggaran penjualan dimana dalam
pembuatan anggaran penjualan dasarnya adalah peramalan penjualan
(sales forecasting).
12
2.2.3 Karakteristik Anggaran
Menurut Mulyadi (2001; 490) anggaran mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
“1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan
selain keuangan
2. Anggaran disusun untuk jangka waktu satu tahun
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen,
yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima
tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan
dalam anggaran
4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang
berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran
5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di bawah
kondisi tertentu
6. Secara
berkala,
kinerja
keuangan sesungguhnya
dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis
dan dijelaskan”.
Secara
periodik
pelaksanaan
yang
sesungguhnya
terjadi
dibandingkan dengan anggaran dan penyimpangan yang telah dianalisis
dan dijelaskan.
Mulyadi (2001; 511) juga berpendapat bahwa anggaran yang baik
harus memiliki kriteria sebagai berikut:
“1. Anggaran disusun berdasarkan program
2. Anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat
pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi
perusahaan
3. Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan alat
pengendalian”.
2.2.4 Kegunaan Anggaran
Tujuan dasar anggaran adalah untuk mengarahkan kegiatan
perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tujuan lainnya adalah untuk membantu manajemen dalam membawa
perusahaan ke arah yang telah digambarkan dalam perencanaan. Jika
anggaran telah dibuat dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan tujuan
perusahaan, serta memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan anggaran.
13
Secara umum disebutkan bahwa anggaran berfungsi sebagai alat
bantu manajemen, secara khusus dapat dijelaskan bahwa ada tiga fungsi
manajemen yang mendapat manfaat dari anggaran, seperti dinyatakan
oleh Supriyono (2001; 343) yaitu:
1. Fungsi Perencanaan
Langkah pertama dalam perencanaan adalah penentuan tujuan. Selain
tujuan dapat ditentukan, strategi dan kebijaksanaan tersebut harus
dituangkan ke dalam anggaran periodik agar dapat dinilai dan ditinjau
kembali kemajuan yang dicapai, apakah telah mengarah kepada tujuan
yang diinginkan.
Jika
lingkungan
telah berubah, kemungkinan
diperlukan revisi terhadap rencana dan tujuan yang ditetapkan.
2. Fungsi Pengendalian
Anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengendalian kegiatan karena
anggaran yang sudah disetujui merupakan komitmen dari para
pelaksana yang ikut berperan serta di dalam penyusunan anggaran
tersebut. Pengendalian pada dasarnya adalah membandingkan antara
rencana-rencana
dengan
pelaksanaan.
Adanya
penyimpangan
digunakan sebagai dasar evaluasi atau penilaian prestasi dan umpan
balik untuk perbaikan masa yang akan datang.
4. Fungsi Koordinasi
Anggaran berfungsi sebagai alat mengkoordinasikan rencana dari
tindakan berbagai unit atau segmen yang ada dalam organisasi agar
dapat bekerja secara selaras ke arah pencapaian tujuan. Perlu
diketahui bahwa koordinasi harus diusahakan, jadi tidak dapat
diharapkan berjalan secara otomatis karena setiap individu di dalam
organisasi mempunyai kepentingan dan persepsi yang berbeda-beda
terhadap tujuan organisasi.
Sedangkan menurut Matz dkk. yang dialihbahasakan oleh
Alfonsus Sirait dan Herman Wibowo (1993; 397) manfaat dan
kegunaan anggaran adalah sebagai berikut:
14
“1. Anggaran memberikan suatu pendekatan disiplin untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah
2. Anggaran memberikan arah dan tujuan bagi seluruh
tingkatan manajemen
3. Anggaran meningkatkan koordinasi dari aktivitas bisnis.
Anggaran menyediakan jalan untuk mengkoordinasikan
usaha-usaha dari seluruh segmen pasar dalam mencapai
sasaran dan tujuan perusahaan
4. Anggaran menyediakan sarana untuk memperoleh ide-ide
dan kerjasama dari seluruh tingkatan manajemen.
Keahlian dan pengetahuan dari semua manajer diperlukan
untuk mengembangkan rencana yang paling efektif dan
memungkinkan partisipasi dari pihak-pihak yang ada pada
setiap tingkatan tidak hanya membawa ide-ide yang baik
menjadi nyata, tetapi juga memberikan saran untuk
mengkomunikasikan sasaran dan memperolah dukungan
untuk rencana akhir
5. Anggaran menyediakan ukuran yang dapat digunakan
untuk mengevaluasi kinerja aktual dan mengukur
keputusan serta kemampuan manajerial dari setiap
eksekutif”.
2.2.5 Prinsip Penyusunan Anggaran
Agar anggaran dapat disusun dan dilaksanakan sebaik-baiknya
ada beberapa prinsip yang harus ditaati, seperti yang dikemukakan oleh
Welsch dkk. yang dialihbahasakan oleh Purwatiningsih (2000; 36)
sebagai berikut:
1. Managerial Involvement and Commitment
Keterlibatan manajemen itu menyangkut dukungan, keyakinan,
partisipasi dan orientasi dalam pelaksanaan manajemen. Agar
anggaran dapat berjalan efektif, semua tingkat manajemen terutama
manajemen puncak harus: (1) memahami sifat dan ciri anggaran; (2)
yakin, bahwa pendekatan khusus kearah pengelolaan dipilih sesuai
dengan situasi; (3) berkemauan untuk melakukan usaha yang
dibutuhkan bagi terselenggaranya anggaran tersebut; (4) mendukung
program dengan segala pencabangannya; (5) memandang hasil-hasil
proses
perencanaan
dilaksanakan.
sebagai
ketentuan-ketentuan
untuk
15
2. Organizational Adaptation
Struktur organisasi yang sehat harus melandasi program anggaran.
Garis wewenang atau tanggungjawab ditetapkan dengan jelas
sehingga tujuan perusahaan akan dapat dicapai secara terkoordinir
dan efektif. Untuk itu unit organisasi dibagi secara struktural menjadi
sub
unit,
yang
biasa
disebut
pusat
keputusan
atau
pusat
pertanggungjawaban tertentu atas aktivitas operasional sub unit yang
bersangkutan.
3. Full Comunication
Agar anggaran sebagai alat bantu dalam melakukan perencanaan dan
pengendalian dapat berjalan dengan efektif, baik pimpinan maupun
bawahan harus mempunyai pengertian yang sama mengenai
tanggungjawab, tujuan, sasaran dan rencana. Untuk itu diperlukan
sistem komunikasi yang memungkinkan pertukaran informasi timbal
balik yang baik antara pimpinan dan bawahan. Komunikasi sangat
perlu untuk perumusan tujuan, penyusunan rencana, pembuatan
laporan dan tindak lanjut.
4. Realistic Expectations
Sasaran-sasaran yang ditetapkan harus realistis. Sasaran yang
ditetapkan terlalu tinggi tidak mungkin dicapai dan jika terlalu rendah
tidak ada usaha khusus untuk mencapainya.
5. Responsible Accounting
Perencanaan disusun berdasarkan informasi data historis yang
sebagian besar dihasilkan oleh sistem akuntansi. Demikian pula dalam
pelaksanaan pengendalian dimana hasil-hasil sebenarnya diambil dari
data akuntansi. oleh karena itu, untuk dapat diselenggarakannya
budget
yang
baik,
pertanggungjawaban
sistem
sesuai
akuntansi
dengan
pola
harus
berdasarkan
pertanggungjawaban
organisasi, sehingga dengan itu data historis yang dihasilkan akan
cocok untuk tujuan budget.
16
6. Time Dimensions
Dalam anggaran, pengambilan keputusan manajemen itu mempunyai
tinjauan kemasa yang akan datang untuk itu manajemen harus
menyusun dan menetapkan suatu dimensi yang tegas untuk tiap jenis
keputusan tertentu.
7. Flexible Application
Anggaran menekankan perlunya flexibilitas dalam penerapannya,
sehingga
memungkinkan
untuk
meraih
dan
memanfaatkan
kesempatan yang menguntungkan walaupun tidak tertera dalam
anggaran, serta dimungkinkan untuk diadakan penyesuaian dan
perencanaan kembali jika terjadi perubahan keadaan.
8. Individual and Group Recognation
Konsep anggaran menghendaki agar manajemen tidak hanya
memahami dan melaksanakan aspek proseduril dan mekanismenya
saja, akan tetapi juga harus memperhatikan tingkah laku anggota
organisasi maupun kelompok, sehingga dapat menciptakan motivasi
kerja yang cukup tinggi.
9. Follow-Up
Dasar ini menyatakan, bahwa baik prestasi diatas maupun dibawah
standar, keduanya harus dievaluasi, dengan tujuan:
1) Dalam hal prestasi dibawah standar akan digunakan untuk
mengambil tindakan koreksi
2) Dalam hal prestasi diatas standar digunakan untuk memotivasi
3) Selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk perencanaan dan
pengendalian yang lebih baik untuk waktu yang akan datang
Prinsip-prinsip di atas harus ditaati demi tercapainya suatu
anggaran yang efektif sebagai alat bantu manajemen dalam melakukan
fungsi-fungsinya
untuk
pencapaian
tujuan
perusahaan.
Demikian
pentingnya anggaran sebagai suatu alat bantu manajemen, sehingga
dalam penyusunan dan pelaksanaannya memerlukan keterlibatan semua
17
bagian dalam perusahaan.
2.2.6 Manfaat Anggaran
Menurut Agus Ahyari (2002; 5-7) penggunaan anggaran di dalam
perusahaan akan mendapatkan beberapa manfaat yang cukup besar,
antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai alat perencanaan terpadu
Dengan
mempergunakan
anggaran,
perusahaan
akan
dapat
menyusun perencanaan seluruh kegiatan secara terpadu. Hal ini
dimungkinkan karena dengan mempergunakan anggaran berarti
seluruh kegiatan dalam perusahaan akan “disentuh” oleh anggaran
perusahaan. Dengan demikian maka anggaran ini akan merupakan
pencerminan seluruh kegiatan perusahaan yang bersangkutan,
sehingga penyusunan anggaran akan merupakan penyusunan seluruh
rencana kegiatan dalam perusahaan secara terpadu.
2. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan
Dengan adanya anggaran perusahaan, maka pelaksanaan kegiatan
yang ada dalam perusahaan tersebut dapat dilaksanakan dengan
lebih pasti, karena dapat mendasarkan diri kepada anggaran yang
telah ada. Hal ini akan dapat menghilangkan keragu-raguan yang ada
di dalam pelaksanaan perusahaan, sehingga langkah-langkah yang
diambil oleh para pelaksana akan menjadi lebih pasti. Dengan
demikian maka anggaran tersebut akan dapat dipergunakan sebagai
pedoman yang dapat dipercaya bagi pelaksanaan kegiatan dalam
perusahaan yang bersangkutan.
3. Sebagai alat koordinasi dalam perusahaan
Penyusunan anggaran akan meliputi seluruh kegiatan yang ada dalam
perusahaan.
Pelaksanaan
kegiatan
dengan
mempergunakan
anggaran sebagai pedoman akan berarti melakukan kegiatan dalam
perusahaan tersebut di bawah koordinasi yang baik. Jika melakukan
kegiatan berdasarkan anggaran yang telah ada, berarti telah turut
18
menunjang tercapainya koordinasi yang baik di dalam perusahaan
tersebut.
4. Sebagai alat pengawasan yang baik
Jika perusahaan sedang menyelesaikan suatu kegiatan maka
manajemen perusahaan akan dapat membandingkan pelaksanaan
kegiatan tersebut dengan anggaran yang telah ditetapkan dalam
perusahaan
tersebut.
Dalam
hal
ini
anggaran
akan
dapat
dipergunakan sebagai alat pengawasan kegiatan yang sedang
dilaksanakan dalam perusahaan.
5. Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan
Perusahaan yang mempunyai anggaran untuk pelaksanaan kegiatan
operasionalnya, akan dapat melaksanakan evaluasi rutin setiap kali
selesai melaksanakan kegiatan tersebut. Dalam jangka waktu tertentu,
misalnya satu tahun satu kali manajemen perusahaan akan dapat
menyusun evaluasi kegiatan yang telah dilakukan oleh perusahaan
tersebut dengan mempergunakan anggaran sebagai alat evaluasi.
Seberapa jauh penyimpangan pelaksanaan kerja dari rencana yang
telah
disusun
serta
penyebab
apa
saja
yang
menimbulkan
penyimpangan kerja tersebut dapat didiskusikan di dalam perusahaan
serta dicarikan jalan keluarnya. Evaluasi semacam ini, merupakan hal
yang sulit dilakukan apabila tidak terdapat anggaran di dalam
perusahaan yang bersangkutan.
2.2.7 Keterbatasan dan Keunggulan Anggaran
Perlu disadari bahwa anggaran juga memiliki keterbatasan.
Menurut Matz dkk. yang dialihbahasakan oleh Alfonsus Sirait dan
Herman Wibowo (1993; 345) mengungkapkan keterbatasan anggaran
sebagai berikut:
1. Anggaran didasarkan pada ramalan akan kejadian yang akan datang,
yang mengandung unsur perkiraan dan pertimbangan. Maka revisi
atau modifikasi dari anggaran harus dilakukan apabila terjadi
19
penyimpangan dari yang diramalkan.
2. Anggaran dapat memfokuskan perhatian manajer pada tujuan yang
tidak selaras dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Untuk
mengatasi hal tersebut, manajer harus dimotivasi agar berusaha keras
untuk mencapai tujuan mereka masing-masing dalam keselarasan
dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
3. Pelaksanaan anggaran harus memiliki komitmen dari manajemen
tingkat atas dan kerjasama serta partisipasi dari seluruh anggota
manajemen agar berhasil.
4. Penggunaan anggaran secara berlebihan sebagai alat evaluasi dapat
menimbulkan perilaku yang menyimpang. Manajer mungkin berusaha
membuat anggaran agar mudah dicapai sehingga terlihat baik sewaktu
dievaluasi.
5. Anggaran tidak mengurangi atau mengambil alih peran administrasi.
Para eksekutif tidak boleh merasa dibatasi oleh anggaran, melainkan
anggaran dibuat untuk memberikan informasi yang memungkinkan
para eksekutif untuk bertindak dengan kekuatan dan visi menuju
pencapaian tujuan perusahaan.
6. Penerapan anggaran membutuhkan waktu yang lama, manajemen
sering menjadi tidak sabar dan tidak tertarik, karena mengharapkan
terlalu banyak dalam waktu singkat.
Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2003; 53),
anggaran memiliki keterbatasan antara lain:
“1. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (potensi
penjualan, kapasitas produksi dan lain-lain) maka
kegiatan-kegiatan
dapat
terlaksana
dengan
baik
tergantung pada ketetapan estimasi tersebut.
2. Anggaran hanya merupakan rencana dan rencana tersebut
baru berhasil apabila dilaksanakan dengan sungguhsungguh.
3. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan
untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya,
bukan menggantikannya.
20
4. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama
dengan yang diramalkan sebelumnya, karena memiliki
sifat yang luwes”.
Anggaran akan memberikan beberapa keunggulan pada organisasi
atau unit organisasi yang memadainya, yaitu:
1. Tersedianya suatu pendekatan disiplin ilmu untuk menyelesaikan
masalah yang timbul.
2. Membantu manajemen membuat studi awal terhadap masalahmasalah yang dihadapi oleh suatu organisasi dan membiasakan
manajemen untuk mempelajari dengan seksama suatu masalah
sebelum diambil suatu ketetapan atau keputusan.
3. Menyediakan
cara-cara
untuk
memformalisasi
suatu
usaha
perencanaan.
4. Menghindari suatu kemacetan potensial sebelum hal itu benar-benar
terjadi.
5. Membantu mengkoordinasi dan mengintegrasikan penyusun rencana
operasi berbagai bagian yang ada pada organisasi, sehingga
keputusan akhir dan rencana-rencana tersebut dapat terintegrasi dan
komprehensif.
6. Memberikan kesempatan kepada organisasi untuk meninjau kembali
secara sistematis terhadap kebijakan dan pedoman dasar yang sudah
ditentukan.
7. Mengkoordinasikan, menghubungkan dan membantu mengarahkan
investasi dan semua usaha-usaha organisasi kepada yang paling
menguntungkan.
8. Mendorong semua standar prestasi yang tinggi dan membangkitkan
semangat bersaing yang sehat, menimbulkan perasaan berguna dan
menyediakan perangsang atau pelaksanaan yang efektif.
9. Menyediakan tujuan atau sasaran yang merupakan alat pengukur atau
standar
untuk
mengukur
prestasi
dan
ukuran
manajemen serta sikap eksekutif secara individual.
pertimbangan
21
2.2.8 Syarat-syarat Penyusunan Anggaran
Agar
anggaran
yang
dihasilkan
memberikan
manfaat
bagi
perusahaan, maka menurut Supriyono (2001; 95) penyusunan dan
pelaksanaan yang baik harus memenuhi syarat:
1. Adanya Organisasi Perusahaan yang Sehat
Organisasi yang sehat adalah organisasi yang membagi tugas
fungsional dengan jelas dan menentukan garis wewenang dan
tanggung jawab yang tegas.
2. Adanya Sistem Akuntansi yang Memadai
Sistem akuntansi yang memadai meliputi:
1). Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dan
realisasinya, sehingga dapat diperbandingkan dan dihitung
penyimpangannya.
2). Pencatatan akuntansi memberikan informasi mengenai realisasi
anggaran.
3). Laporan didasarkan ke pada akuntansi pertanggungjawaban.
3. Adanya Penelitian dan Analisis
Penelitian dan analisis diperlukan untuk menetapkan alat pengukur
prestasi, sehingga anggaran dapat dipakai untuk menganalisa
prestasi.
4. Adanya Dukungan Para Pelaksana
Anggaran dapat dipakai sebagai alat yang baik bagi manajemen jika
ada dukungan aktif dari para pelaksana baik tingkat atas maupun
bawah.
2.2.9 Jenis-jenis Anggaran
Sebagai alat bantu manajemen, anggaran perusahaan akan dapat
mempunyai lingkup yang luas, dimana seluruh kegiatan yang ada dalam
perusahaan akan terkait dengan anggaran perusahaan tersebut. Oleh
karena itu anggaran perusahaan ini akan terdiri dari berbagai macam
anggaran yang mempunyai kegunaannya sendiri-sendiri, anggaran yang
22
satu akan dapat berbeda dari segi sisinya, bentuknya maupun
kegunaannya dengan anggaran yang lain.
Menurut Supriyono (2001; 96) anggaran induk terdiri atas tiga
bagian yang penting, yaitu:
“1. Anggaran operasi, anggaran ini Menunjukkan rencana
operasi atau kegiatan tahun yang akan datang. Elemen
anggaran operasi meliputi antara lain anggaran
pendapatan, biaya, persediaan dan elemen modal kerja
lainnya.
2. Anggaran kas, anggaran ini Menunjukkan perkiraan
sumber dan penggunaan kas dalam tahun anggaran.
3. Anggaran pengeluaran modal, anggaran ini Menunjukkan
rencana investasi dalam tahun anggaran”.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan seperti di bawah ini:
1. Anggaran Operasi
Anggaran Operasi biasanya berisi dua bagian penting yang terdiri atas:
1). Anggaran Program, anggaran ini disusun untuk setiap keluarga
produk dan menunjukkan taksiran pendapatan dari setiap keluarga
produk.
2). Anggaran Pertanggungjawaban, anggaran ini menentukan rencana
kewajiban
yang
akan
dilaksanakan
oleh
setiap
pusat
pertanggungjawaban. Anggaran pertanggungjawaban merupakan
alat yang baik untuk pengendalian karena dengan anggaran ini
prestasi yang diharapkan untuk suatu pusat pertanggungjawaban
dibandingkan dengan prestasi sesungguhnya sehingga anggaran
ini dapat digolongkan menjadi:
(1) Anggaran Biaya
Anggaran ini merupakan batas atau pengeluaran biaya yang
dapat dilakukan oleh manajer pusat pertanggungjawaban
biaya yang bersangkutan sehingga merupakan pedoman agar
biaya sesungguhnya tidak melebihi jumlah yang dianggarkan.
Anggaran ini dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:
23
a. Anggaran biaya teknik (engineered expenses)
Anggaran
biaya
teknik
pertanggungjawaban
digunakan
biaya
yang
untuk
pusat
sebagian
besar
masukannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat
dengan keluarannya. Anggaran biaya memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a). Anggaran ini dirancang untuk mengukur efisiensi.
b). Manajer operasi menerima semua tanggung jawab
secara lengkap untuk mencapai sasaran anggaran
karena penentu prestasi dapat dikendalikan.
b. Anggaran biaya kebijakan (discretionary expenses)
Anggaran ini digunakan untuk pusat pertanggungjawaban
biaya yang sebagian besar masukannya tidak mempunyai
hubungan dengan keluarannya.
Anggaran biaya kebijakan memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a). Anggaran ini tidak dirancang untuk mengukur efisiensi.
b). Penyusunan
anggaran
bertanggung
jawab
atas
pengeluaran dalam jumlah yang telah ditetapkan.
(2) Anggaran Pendapatan
Pusat
pertanggungjawaban
pendapatan
menyusun
dua
macam anggaran, yaitu:
a. Anggaran biaya pemasaran, merupakan anggaran biaya
kebijakan sebagai mana telah dibahas di atas.
b. Anggaran pendapatan, anggaran ini berisi proyeksi volume
penjualan dikalikan harga jual yang diharapkan. Anggaran
pendapatan merupakan elemen anggaran laba rugi yang
paling kritis dan yang paling besar.
a). Anggaran
pemasaran.
dirancang
untuk
mengukur
efektivitas
24
b). Manajer pusat pendapatan dapat bertanggung jawab
secara lengkap atas tercapainya sasaran pendapatan.
(3) Anggaran Laba
Anggaran
laba
pertanggungjawaban
mengendalikan
disusun
laba.
pendapatan
untuk
Manajer
dan
setiap
pusat
biaya
pusat
laba
dapat
pada
pusat
pertanggungjawaban yang di pimpinnya.
2. Anggaran Kas
Anggaran operasi biasanya disusun dalam ukuran pendapatan dan
biaya. Untuk tujuan perencanaan keuangan dalam bentuk anggaran,
anggaran operasi harus diterjemahkan dalam bentuk aliran kas masuk
dan aliran kas keluar yang disusun dalam anggaran kas. Manajer
menggunakan anggaran kas untuk menyusun rencana dan untuk
menjamin bahwa kas dalam tahun anggaran cukup, tidak terlalu besar
atau terlalu kecil.
3. Anggaran Pengeluaran Modal
Anggaran pengeluaran modal pada dasarnya merupakan daftar
rencana yang telah disetujui oleh manajemen puncak mengenai proyek
pemilihan fasilitas dan peralatan baru beserta taksiran biaya setiap
proyek dan saat pengeluaran modal tersebut akan dilakukan dalam
tahun anggaran. Anggaran pengeluaran modal biasanya disusun
terpisah dari anggaran operasi.
Adapun ditinjau dari segi jangka waktu anggaran, menurut Agus
Ahyari (2002; 12), anggaran dapat dibagi menjadi: Anggaran Strategis
(Strategical budget) yang merupakan anggaran jangka panjang, berisikan
hal-hal yang bersifat umum seperti misalnya kebijakan perusahaan dalam
jangka panjang, gambaran perkembangan perusahaan dalam jangka
panjang dan lain sebagainya. Di samping anggaran jangka panjang ini
terdapat anggaran jangka pendek atau anggaran operasional yang
disebut sebagai Anggaran Taktis (Tactical Budget). Sesuai dengan
25
fungsinya, sebagai anggaran operasional akan disusun secara terinci
sehingga dapat dipergunakan sebagai pedoman operasional dalam
perusahaan yang bersangkutan. Di dalam anggaran operasional segala
kegiatan yang akan dilaksanakan diberikan rincian yang jelas sehingga
mudah untuk diterapkan dalam perusahaan. Dengan anggaran yang
terinci ini para karyawan yang berhubungan dengan kegiatan yang harus
dilaksanakan akan memperoleh pedoman yang jelas sehingga tidak timbul
keragu-raguan di dalam melaksanakan tugasnya. Di dalam perusahaan
pada umumnya, dikenal dua macam bentuk anggaran operasional
tersebut, yaitu Anggaran Periodik (Periodical Budget) dan Anggaran
Kontinyu (Continual Budget).
2.2.10 Prosedur Penyusunan Anggaran
Pada dasarnya prosedur penyusunan anggaran akan dipengaruhi
oleh jenis perusahaannya. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan
efektivitas perusahaan yang akan menimbulkan permasalahan yang
berbeda pula untuk masing-masing perusahaan.
Sofyan Syafri Harahap (2001; 83) mengemukakan tiga prosedur
penyusunan anggaran yang biasanya digunakan suatu organisasi, yaitu:
“1. Otoriter atau Top Down Budgeting
Otoriter atau Top Down Budgeting adalah prosedur
penyusunan anggaran yang ditetapkan sendiri oleh
pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan
bawahan
tanpa
keterlibatan
bawahan
dalam
penyusunannya.
2. Demokrasi atau Bottom Up Budgeting
Demokrasi atau Bottom Up Budgeting adalah prosedur
penyusunan anggaran berdasarkan hasil karyawan. Budget
disusun mulai dari bawahan sampai ke atas.
3. Campuran atau Top Down dan Bottom Up Budgeting
Campuran atau Top Down dan Bottom Up Budgeting
adalah prosedur penyusunan dari kedua metode di atas. Di
sini perusahaan menyusun budget dengan memulainya
dari atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan
dilanjutkan oleh karyawan bawahan”.
26
Kebanyakan perusahaan menggunakan pendekatan Bottom-Up
Budgeting dengan pertimbangan mereka lebih mengetahui apa yang
diperlukan oleh perusahaannya, sehingga mereka dapat mempersiapkan
suatu rincian yang lebih realistis untuk mendukung anggaran yang mereka
siapkan.
Prosedur penyusunan anggaran secara luas menurut Supriyono
(2001; 101) dapat dikelompokan ke dalam tahap-tahap sebagai berikut:
1. Menganalisis Informasi Masa Lalu, Lingkungan Luar yang
Diantisipasikan dan SWOT.
Manajemen puncak atau Chief Executive Officer (CEO) menganalisis
informasi masa lalu dan perubahan lingkungan luar yang akan terjadi
di masa depan agar diketahui SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities and Threats) atau kekuatan, kelemahan, kesempatan
dan ancaman yang dimiliki organisasi dari lingkungannya. Lingkungan
luar
yang
persaingan,
dianalisis
meliputi
selera
konsumen,
misalnya:
kondisi
kebijakan
perekonomian,
pemerintah,
politik-
perkembangan teknologi-sosial-budaya dan keamanan.
2. Menyusun Perencanaan Strategi dan Program.
Atas dasar SWOT, manajemen puncak menyusun perencanaan
strategik yaitu proses penentuan tujuan dan strategi pokok yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Atas dasar strategi pokok
yang telah ditetapkan selanjutnya disusun program-program untuk
melaksanakan strategi dalam rangka pencapaian tujuan.
3. Mengkomunikasikan Tujuan, Strategi Pokok dan Program.
Manajemen puncak selanjutnya mengkomunikasikan tujuan, strategi
pokok dan program yang telah ditetapkan kepada komite anggaran,
manajer divisi dan manajer di bawahnya agar mereka mengetahui dan
memahami tujuan yang akan dicapai, strategi pokok yang akan
dilaksanakan, serta programnya.
4. Memilih Taktik, Mengkoordinasi dan Mengawasi Operasi.
Manajer divisi atas dasar tujuan, strategi dan program yang telah
27
ditetapkan selanjutnya memilih taktik yang akan digunakan. Taktik
adalah cara-cara yang akan digunakan untuk melaksanakan program.
Selanjutnya manajer departemen membuat keputusan pengoperasian.
Keputusan
pengoperasian
digunakan
untuk
mengkoordinasikan
kegiatan di bawah departemennya. Manajer seksi bertanggung jawab
merencanakan pengawasan operasional. Pengawasan operasional ini
digunakan untuk mengawasi kegiatan di seksinya.
5. Menyusun Usulan Anggaran.
Setiap manajer divisi menyusun dan mengkoordinasikan penyusunan
anggaran untuk bagian organisasi di bawahnya yaitu departemen.
Demikian
pula
manajer
departemen
juga
menyusun
dan
mengkoordinasikan anggaran bagian organisasi di bawahnya yaitu
seksi. Usulan anggaran semua divisi selanjutnya diserahkan kepada
komite anggaran.
6. Menyarankan Revisi Usulan Anggaran.
Komite anggaran menyarankan revisi terhadap usulan anggaran setiap
divisi agar terdapat penyelarasan dengan anggaran divisi yang lain dan
agar sesuai dengan rencana jangka panjang dan tujuan organisasi
yang telah ditentukan oleh manajer puncak.
7. Menyetujui
Revisi
Usulan
Anggaran
dan
Merakit
Menjadi
Anggaran Perusahaan.
Setelah usulan anggaran direvisi oleh setiap divisi yang bersangkutan
dan revisinya telah disetujui oleh komite anggaran, maka komite
merakit usulan tersebut menjadi anggaran perusahaan.
8. Revisi dan Pengesahan Anggaran Perusahaan.
Anggaran perusahaan mungkin masih memerlukan revisi sebelum
disahkan oleh manajemen puncak menjadi anggaran perusahaan yang
resmi. Setelah dilakukan revisi, anggaran tersebut disahkan dan
didistribusikan pula ke setiap divisi dan bagian organisasi di bawahnya
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan dan sekaligus sebagai alat
pengendalian.
28
2.2.11 Penerapan Anggaran yang Efektif
Di
dalam
pelaksanaan
pengendalian
anggaran,
terdapat
perbandingan antara anggaran dengan pelaksanaan, perlu mendapat
informasi berupa data tentang pelaksanaan periodik, yang nantinya akan
menentukan keputusan-keputusan yang diambil sehubungan dengan
terjadinya penyimpangan di dalam pelaksanaan anggaran. Karena
fungsinya sebagai dasar pengambilan keputusan manajer, maka laporan
pelaksanaan periode harus digunakan secara efektif.
Menurut Supriyono (2001; 348), hal-hal yang harus diperhatikan
dalam penerapan anggaran yang efektif adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan konsep Responsibility Center
Agar
memudahkan
pengendalian,
maka
penyajian
pelaporan
pelaksanaan periodik harus disesuaikan dengan struktur organisasi
yang menggambarkan responsibility center. Pada penerapan konsep
ini, manajemen akan segera mengetahui siapa saja yang bertanggung
jawab atas penyimpangan tersebut.
2. Penggunaan Data Komparatif
Laporan pelaksanaan periodik yang baik, harus menggambarkan
adanya
perbandingan
antara
anggaran
dengan
pelaksanaan,
sehingga penyimpangan dapat segera diketahui.
3. Ketepatan waktu
Penyajian laporan periodik harus dilakukan sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan. Keterlambatan di dalam pengambilan keputusan,
mengenai
tindakan
perbaikan
yang
perlu
dilakukan,
sering
dikarenakan oleh keterlambatan pelaporan.
4. Mudah dimengerti
Laporan pelaksanaan periodik yang digunakan, dirancang sedemikian
rupa sehingga mudah dimengerti oleh penerima laporan.
29
2.3
Anggaran Penjualan
2.3.1 Pengertian Penjualan
Menurut Kotler (2001:13) penjualan adalah:
“The selling concepts holds that consumer will not buy
enough of the organization’s products unless it undertakes a
large scale selling and promotion effort.”
Dalam hal ini, konsumen tidak akan membeli suatu produk
perusahaan jika perusahaan tidak melakukan usaha penjualan dan tidak
melakukan usaha promosi.
2.3.2 Pengertian Anggaran Penjualan
Dalam suatu perusahaan, anggaran penjualan harus disusun paling
awal karena merupakan dasar bagian penyusunan anggaran lainnya.
M. Munandar (2001; 49), mengartikan anggaran penjualan yaitu:
“Anggaran penjualan adalah anggaran yang merencanakan
secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama
periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi
rencana tentang jenis barang yang akan terjual, jumlah
barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat
(daerah) penjualannya”.
Penyusunan anggaran penjualan merupakan hal yang sangat
penting bagi perusahaan, karena atas dasar anggaran penjualan ini
seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan akan disusun
perencanaannya. Semakin jelas anggaran penjualan tersebut disajikan,
maka manajemen perusahaan yang bersangkutan melaksanakan korelasi
dan pengawasan terhadap kegiatan penjualan.
2.3.3 Kegunaan Anggaran Penjualan
Secara umum, anggaran penjualan mempunyai kegunaan pokok
yaitu
sebagai
alat
perencanaan,
alat
pedoman
kerja,
alat
pengkoordinasian, alat pengawasan kerja dan alat evalusi kerja yang
30
membantu manajemen dalam memimpin jalannya perusahaan.
Secara khusus, anggaran penjualan berguna sebagai dasar
penyusunan semua anggaran perusahaan, sebab bagi perusahaan yang
menghadapi persaingan pasar, anggaran penjualan harus disusun paling
awal dari semua anggaran lain yang ada dalam perusahaan.
2.3.4 Dasar-dasar Penyusunan Anggaran Penjualan
Menurut Agus Ahyari (2002; 210-212) dasar utama penyusunan
anggaran penjualan adalah hasil peramalan penjualan yang telah
dilaksanakan dengan mempergunakan modal yang sesuai dengan
keadaan perusahaan tersebut. Peramalan penjualan merupakan dasar
utama
untuk
menentukan
perencanaan
penjualan,
manajemen
perusahaan perlu untuk mempertimbangkan kemampuan perusahaan
yang ada, di samping kebijakan khusus yang perlu diambil sehubungan
dengan teknis harus sama-sama dipertimbangkan di dalam menetapkan
jumlah penjualan yang akan dianggarkan pada periode yang akan datang.
Kemampuan finansial adalah kemampuan perusahaan khususnya
dalam pendayagunaan dana untuk mendukung target penjualan sesuai
dengan hasil peramalan penjualan yang ada. Oleh karena peramalan
penjualan yang dilaksanakan pada umumnya didasarkan kepada
penjualan-penjualan yang telah lalu, mungkin terjadi bahwa hasil
peramalan penjualan produk akan meningkat dengan pesat.
Dalam hal ini manajemen perusahaan harus mempertimbangkan
kebutuhan modal kerja untuk mendukung perencanaan penjualan
tersebut.
Kemampuan ekonomis adalah bahwa dengan target penjualan
yang ada tersebut perusahaan masih bergerak di dalam skala yang
ekonomis. Perlu diketahui, bahwa penambahan volume penjualan pada
awalnya akan menambah keuntungan perusahaan yang bersangkutan,
namun apabila penambahan volume penjualan ini dilakukan terus, sampai
dengan saat tertentu penambahan keuntungan ini akan berhenti dan
31
akhirnya justru berkurang. Oleh karena itu perlu diperhatikan apakah
jumlah yang akan dijual menurut hasil peramalan penjualan produk
perusahaan ini masih harus berada dalam tingkat produksi yang
menguntungkan perusahaan.
Kemampuan teknis adalah kemampuan perusahaan ditinjau dari
aspek teknis atau lebih sering disebut sebagai kapasitas yang tersedia.
Dari hasil peramalan penjualan produk perusahaan tersebut perlu
diperhatikan apakah kapasitas tersedia yang ada di dalam perusahaan
dapat mendukung target penjualan perusahaan.
Di samping kemampuan perusahaan yang harus dipertimbangkan,
maka manajemen perusahaan dapat menentukan beberapa kebijakan
khusus ini misalnya pembulatan angka hasil peramalan, penambahan
jumlah unit yang dijual atas dasar pertimbangan khusus (misalnya
menjelang hari raya) dan sebagainya.
Atas dasar hal ini maka perencanaan penjualan yang ditetapkan
mungkin
akan
mempunyai
sedikit
perbedaan
dengan
peramalan
penjualan produk perusahaan yang telah disusun tersebut.
2.3.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran
Penjualan
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran menurut
M. Munandar (2001; 11-12) dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Faktor intern yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat
dalam perusahaan itu sendiri. Faktor-faktor itu antara lain berupa:
1). Penjualan tahun-tahun lalu
2). Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga
jual, syarat dan sebagainya
3). Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan
4). Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik dalam jumlah
(kuantitatif) maupun keterampilan dan keahliannya (kualitatif)
5). Modal kerja yang dimiliki perusahaan
32
6). Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan
7). Kebijakan-kebijakan
pelaksanakan
pemasaran,
perusahaan
fungsi-fungsi
produksi,
yang
berkaitan
perusahaan,
pembelanjaan,
baik
di
administrasi
dengan
bidang
maupun
personalia
Faktor-faktor intern ini sering disebut sebagai faktor-faktor yang dapat
dikendalikan (controllable), yaitu faktor-faktor dalam batas-batas
tertentu masih bisa disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan untuk
periode yang akan datang.
2. Faktor ekstern yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di
luar perusahaan, tetapi dirasakan mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1). Keadaan persaingan
2). Tingkat pertumbuhan penduduk
3). Tingkat penghasilan masyarakat
4). Tingkat pendidikan masyarakat
5). Tingkat penyebaran penduduk
6). Agama, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat
7). Berbagai peraturan pemerintah baik di bidang politik, ekonomi,
sosial, budaya maupun keamanan
8). Keadaan perekonomian nasional maupun internasional
Terhadap
faktor-faktor
ekstern
ini,
perusahaan
tidak
mampu
mengaturnya sesuai dengan apa yang diinginkannya dalam periode
anggaran yang akan datang. Oleh karena itu faktor eksternal ini sering
disebut faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable),
yaitu faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan dan disesuaikan
dengan keinginan perusahaan.
2.3.6 Langkah-langkah Penyusunan Anggaran Penjualan
Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2003; 127),
untuk menyusun anggaran penjualan, maka langkah-langkahnya adalah:
33
1. Penentuan dasar-dasar anggaran
1). Penentuan variabel relevan yang mempengaruhi penjualan
2). Penentuan tujuan umum dan khusus yang diinginkan
3). Penentuan strategi pemasaran yang dipakai
2. Penyusunan rencana penjualan
1). Analisis ekonomi, dengan mengadakan proyeksi terhadap aspekaspek Makro seperti:
(1) Moneter
(2) Kependudukan
(3) Kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang ekonomi
(4) Teknologi
Dan menilai akibatnya terhadap permintaan industri.
2). Melakukan analisis industri
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan masyarakat
menyerap produk seperti yang dihasilkan oleh industri.
3). Melakukan analisa prestasi penjualan yang lalu
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan masa
lalu. Dengan kata lain untuk mengetahui market share yang dimiliki
perusahaan di masa lampau.
4). Analisis penentuan prestasi penjualan yang akan datang
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
mencapai target penjualan di masa depan, dengan memperhatikan
faktor produksi seperti bahan mentah, tenaga kerja, kapasitas
produksi dan keadaan permodalan.
5). Menyusun peramalan penjualan, yaitu meramalkan penjualan yang
diharapkan dengan anggaran segala sesuatu berjalan seperti masa
yang lalu (forecasted sales).
6). Menentukan jumlah penjualan yang dianggarkan (budgeted sales).
7). Menghitung laba-rugi yang mungkin diperoleh (budgeted profit).
8). Mengkomunikasikan rencana penjualan yang telah disetujui pada
pihak lain yang berkepentingan.
34
2.3.7 Peramalan Penjualan dalam Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan yang akan disusun, biasanya memerlukan
peramalan khusus mengenai produk yang diperkirakan mampu dijual
disertai dengan harga jualnya dan informasi yang dikaitkan dengan waktu
serta tempat atau daerah penjualan yang akan dijangkau.
Berdasarkan metode dan sifat untuk melakukan penafsiran tersebut
maka dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu:
1. Peramalan yang bersifat kualitatif (non statistical method atau opinion
method), yaitu cara penafsiran yang menitikberatkan pada pendapat
seseorang.
Cara
ini
mempunyai
kelemahan
bahwa
pendapat
seseorang seringkali banyak diwarnai oleh hal-hal yang bersifat
subjektif
daripada
objektif.
Dengan
demikian
keakuratan
hasil
taksirannya menjadi diragukan, misalnya:
1). Pendapat pimpinan bagian pemasaran (executive opinion)
2). Pendapat para petugas penjualan (salesman)
3). Pendapat lembaga-lembaga penyalur (channel of distribution)
4). Pendapat konsumen (melalui penelitian pasar)
5). Pendapat para ahli yang dipandang memahami (konsultan)
2. Peramalan yang bersifat kuantitatif (statistical method), yaitu cara
penafsiran yang menitikberatkan pada perhitungan angka dengan
menggunakan berbagai metode statistika.
Dengan menggunakan cara penafsiran ini diharapkan dapat sejauh
mungkin menghilangkan unsur subjektif seseorang, sehingga hasil
taksirannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Namun metode ini juga
memiliki kelemahan, yaitu adanya hal-hal yang tidak dapat diukur secara
kuantitatif seperti selera konsumen, tingkat pendidikan, cara berpikir
masyarakat dan sebagainya.
Walaupun kedua cara peramalan tersebut mempunyai kebaikan
dan kelemahan masing-masing tetapi dalam praktik cara peramalan
kuantitatif lebih banyak digunakan sebagai penunjang.
35
2.4
Hotel
2.4.1 Pengertian Hotel
Menurut H. Oka A. Yoeti (1999; 37), mengartikan hotel sebagai
berikut:
“Hotel adalah semua layanan yang dinikmati tamu semenjak
dari penjemputan airport atau transfer dari airport ke hotel,
menginap di hotel, makan dan minum di restoran (coffee
shop) atau menggunakan fasilitas lainnya yang tersedia di
hotel serta pengurusan barang-barangnya semenjak check-in
hingga check-out”.
Hotel adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan
akomodasi, menurut H. Oka A. Yoeti (1999; 23), pengertian jasa sebagai
berikut:
“Jasa (service) adalah suatu hasil (product) dari kegiatan
hubungan timbal balik antara produsen dan konsumen
dengan melalui beberapa kegiatan internal, produsen dapat
memenuhi kebutuhan konsumen dalam bentuk kepuasan”.
Agar dapat memberikan jasa yang memuaskan kepada tamu, maka
perusahaan harus dapat memenuhi empat unsur sebagai berikut:
1. Tersedianya secara fisik serta fasilitas yang baik
2. Tersedianya suatu produk serta pelayanan yang memuaskan
3. Tercerminnya sikap dan tingkah laku pimpinan serta seluruh aparat
yang ramah dan sopan
4. Penentuan harga dan tarif yang kompetitif
Hal ini tidak berarti bahwa harga yang ditetapkan harus murah
melainkan harus disesuaikan dengan kualitas produk yang ditawarkan,
andaikata satu dari keempat unsur di atas tidak dipenuhi, maka akan
mengakibatkan terganggunya hubungan dengan pihak hotel.
2.4.2 Penggolongan Kelas Hotel
Untuk dapat memberikan informasi kepada para tamu yang akan
menginap di hotel diperlukan standar fasilitas yang dimiliki oleh masing-
36
masing jenis dan tipe hotel. Golongan kelas hotel terdiri atas kelas hotel
bintang dan kelas hotel melati. Golongan kelas hotel bintang dibagi atas
lima per jenjang kelas hotel, yaitu bintang satu sampai dengan bintang
lima.
Penggolongan hotel dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu:
1. Lokasi atau letak hotel
1). Resort Hotel, yaitu hotel yang terletak di daerah-daerah wisata,
misalnya di tepi pantai, danau, pegunungan dan lain-lain.
2). City Hotel, yaitu hotel yang terletak di dalam kota.
3). Highway Hotel, yaitu hotel yang terletak di pinggir jalan raya antar
kota, misalnya motel.
2. Harga jual (Type of plan)
1). The European Plan, yaitu hotel yang harga jualnya hanya untuk
satu kamar saja.
2). The American Plan, yaitu hotel yang harga jualnya untuk kamar
dengan satu kali, dua kali atau tiga kali makan dengan tarif
tertentu.
3). Deluxe Plan, yaitu hotel yang harga jualnya paling mahal.
4). First Class Hotel, yaitu hotel dengan harga jual menengah.
5). Economy Hotel, yaitu hotel dengan harga jual terendah
3. Cara penarikan pembayaran dan lama pengunjung menginap
1). Hotel yang pelayanan utamanya ditujukan untuk orang yang
sedang bepergian, banyak ditemukan di pusat perdagangan dan
pusat perkantoran. Tamu yang menginap di hotel jenis ini biasanya
hanya beberapa hari dan mereka tidak perlu menandatangani
perjanjian sewa kamar untuk menginap.
2). Resident Hotel
Hotel jenis ini hampir sama dengan apartemen, dimana tamu yang
menginap untuk jangka waktu yang lama, mungkin lebih dari
sebulan
atau
bahkan
bertahun-tahun.
Mereka
perlu
menandatangani surat perjanjian sewa kamar mengenai syarat
37
pembayaran secara terperinci, kewajiban-kewajibannya serta
tanggung jawab antar kedua belah pihak.
3). Semi Resident Hotel
Hotel jenis ini memberikan jasa sewa ruangan atas dasar
mingguan
atau
bulanan
dengan
potongan
harga
bila
memperpanjang masa sewanya. Hotel jenis ini khususnya
melayani turis-turis asing yang mencari kesenangan atau istirahat
dan biasanya berlokasi di pusat rekreasi.
4. Penilaian Pemerintah (Dirjen Pariwisata), terutama didasarkan atas
servis dan fasilitas yang tersedia, hotel dibedakan menjadi:
1). Hotel bintang 1
2). Hotel bintang 2
3). Hotel bintang 3
4). Hotel bintang 4
5). Hotel bintang 5
Semakin tinggi bintang yang dimilikinya, semakin banyak fasilitas dan
sarana yang memberikan pelayanan.
5. Fasilitas kamar yang tersedia
1). Penginapan atau losmen
2). Hostel
3). Motel
4). Hotel
2.4.3 Akuntansi Perhotelan
Menurut Neuner (1992; 517), akuntansi perhotelan dibagi menjadi:
1. Front Office Accounting
Tugas utama dari front office adalah membebani tamu hotel dengan
sewa kamar, biaya makanan dan minuman di restoran, biaya telepon,
laundry dan mengurangi dengan uang muka.
38
Formulir-formulir yang biasanya digunakan oleh front office adalah:
1). Guest Signature Card (kartu tanda tangan tamu)
2). Guest Ledger Account (perkiraan buku besar tamu)
3). Local and Long Distance (slip pembebanan percakapan lokal atau
interlokal)
4). Restaurant Charge Slip (slip pembebanan restoran)
5). Record of Telephone Traffic (catatan percakapan telepon)
6). Restaurant Cashier Record (catatan kasir restoran)
7). Front Office Cash Record (catatan kas dari front office)
2. Akuntansi Back-Office (Back of the House Accounting)
Kegiatan dari back office ini meliputi:
Pembelian dan penerimaan bahan baku makanan, bahan penolong.
Pengendalian persediaan untuk:
1). Makanan dan minuman
2). Macam bahan baku penolong
3). Persediaan
4). Penyusunan dan pengawasan daftar gaji dan upah
3. Akuntansi Keuangan Umum
Buku-buku yang dipergunakan sama dengan yang terdapat dalam
kebanyakan perusahaan biasanya meliputi:
1). Cash Receipt Journal (Buku jurnal penerimaan kas)
2). Record of Revenue (Buku jurnal penghasilan yang pada dasarnya
sama dengan buku jurnal)
3). Check Register (Register cek)
4). Purchases Journal atau Voucher Register
5). General Journal (Buku jurnal umum)
6). General Ledger (Buku besar umum)
Daftar keuangan untuk hotel perlu disusun setiap hari atau tiap
minggu untuk pengendalian dan tiap bulan atau triwulan untuk informasi.
Banyak hotel yang menyusun laporan harian yang menunjukkan
39
pendapatan dan biaya untuk makan, statistik, pemakaian kamar,
penghasilan lainnya dan ikhtisar kas.
Prinsip bisnis hotel adalah memberikan penginapan dan makanan
serta pelayanan ekstra untuk melengkapi sumber utama pendapatan
perusahaan. Jadi walaupun pendapatan dari pelayanan ekstra tidak dapat
diabaikan melihat efisiensi dalam prinsip hotel.
Departemen yang menghasilkan pendapatan secara langsung
adalah:
1. Room Department
2. Food and Beverages Department
3. Minor Department; terdiri dari telephone, telex, swimming poll, fitness
center
Departemen yang tidak langsung menghasilkan pendapatan
adalah:
1. Accounting Department
2. Engineering Department
3. Protection Department
4. House and laundry Department
Hotel mempunyai kekhususan, dalam usahanya yaitu transaksi
individualnya berjumlah kecil, tetapi transaksinya sangat banyak dan
terjadinya sangat cepat, sehingga segala pencatatan perkiraan harus
dilakukan secara cepat untuk dapat memperoleh informasi yang tepat.
Apabila tamu meminta rekening sewaktu-waktu dapat diberikan
semuanya tanpa ada yang tertinggal. Jadi yang penting dalam usaha hotel
ini adalah internal control dari pendapatan dan perkiraan piutang,
sedangkan untuk perkiraan lainnya hampir sama dengan usaha lainnya.
Hal ini di akibatkan karena tamu hotel boleh menunda pembayaran
sampai waktu check out bahkan jika terdapat persetujuan pembayaran
dapat dilakukan setelah check out, sehingga menimbulkan piutang bagi
hotel.
40
Ciri khusus lainnya hotel adalah adanya dua jenis auditor, yaitu
night auditor dan income auditor. Night auditor bekerja malam hari
menggantikan bill clerk di front office. Tugas dari Night Auditor adalah
mencatat semua biaya yang harus dibebankan pada masing-masing
perkiraan tamu, sebelum close time day. Night auditor hanya mencatat
biaya dari voucher yang diberikan oleh departemen dan mencocokannya
dengan sales journalnya. Apabila memang cocok, maka tidak dilakukan
penyelidikan lebih lanjut. Dengan demikian night auditor juga memeriksa
hasil kerja dari bill clerk selama siang harinya.
Income Auditor bertugas, mengaudit pendapatan setiap harinya
dan penerimaan kas serta memeriksa kebenarnya guest account yang
diberikan oleh night auditor. Yang paling banyak menyita waktunya adalah
pencatatan tamu sehubungan dengan apa yang mereka makan di
restoran.
2.4.4 Jenis-jenis Pendapatan Hotel
Sebagian besar pendapatan pada perusahaan perhotelan berasal
dari penjualan jasa sewa kamar. Selain itu penjualan yang dilakukan oleh
food beverages dan minor department. Minor department meliputi;
telephone, telex, laundry, swimming pool, fitness center dan penyewaan
ruangan serta penjualan lainnya.
2.5
Pendapatan
2.5.1 Pengertian Pendapatan
Harus dapat dibedakan antara pendapatan (revenue) dengan
penghasilan (income). Menurut PSAK No. 23 hal 23.1 menyatakan bahwa
penghasilan (income) didefinisikan dalam kerangka dasar penyusunan
dan penyajian laporan keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi
selama
satu
periode
pemasukan/penambahan
akuntansi
aktiva
atau
tertentu
penurunan
dalam
kewajiban
bentuk
yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi
41
penanaman modal. Penghasilan (income) meliputi baik pendapatan
(revenue) maupun keuntungan (gain).
Sedangkan yang dimaksud pendapatan (revenue) menurut PSAK
No. 23 (IAI, 2004; 23.2) adalah “Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila
arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal”.
Menurut Eldon S. Hendriksen (2001; 300) mengungkapkan
pendapat sebagai berikut:
“The more traditional definition of revenue is that it represent
an inflow of asset or net asset into the firm as a result of
sales of good or service”.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pendapatan merupakan peningkatan asset yang berasal dari aktivitas
normal perusahaan yaitu penjualan barang atau pemberian jasa.
2.5.2 Sumber Pendapatan
Menurut Eldon S. Hendriksen (2001; 301) menyatakan sumber
pendapatan berasal dari:
“In addition to sales and service it include in revenue the sales
or resources other than product such as plant and equipment
and investment”.
Pendapatan perusahaan pada dasarnya dikelompokkan pada dua
sumber yaitu:
1. Pendapatan Operasional
Adalah pendapatan yang berasal dari aktivitas utama perusahaan
dengan jenis usahanya yang berlangsung secara berulang-ulang dan
terus-menerus tiap periode.
2. Pendapatan Non Operasional
Adalah pendapatan yang bersumber dari luar aktivitas utama
42
perusahaan dan tidak berhubungan langsung dengan aktivitas utama
perusahaan.
2.5.3 Pengukuran Pendapatan
Menurut Eldon S. Hendriksen menyatakan bahwa cara terbaik
untuk mengukur pendapatan adalah dengan menggunakan nilai tukar
(value change) dari barang dan jasa. Nilai tukar ini merupakan cash
equivalent atau present value dari tagihan-tagihan yang diharapkan akan
diterima dari transaksi pendapatan ini. Dalam kebanyakan hal, ini adalah
harga yang telah disepakati dengan pelanggan. Akan tetapi suatu
cadangan harus dibuat karena penjual harus menunggu sampai saat uang
tunai bisa diperoleh.
Dari pengukuran pendapatan dengan equivalen cash atau nilai
sekarang dari uang yang akan diterima jelas bahwa retur penjualan,
potongan-potongan (trade discount) dan pengurangan-pengurangan ini
langsung dilakukan atas pendapatan dan bukan sebagai beban. Yang
sering menimbulkan keraguan adalah perlakuan atas potongan tunai
(cash discount) dan kerugian-kerugian yang timbul dari tidak tertagihnya
suatu piutang.
Menurut
Warren
dkk.
(2005;
466)
mengenai
pengukuran
pendapatan menyatakan bahwa:
“Revenue is amount of assets received by rendering services
to customers or selling merchendise to them”.
Pengertian ini menyatakan bahwa pendapatan diukur dengan
jumlah yang dibebankan ke pelanggan tersebut.
Pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa pendapatan diukur dari
transaksi pertukaran. Jadi pendapatan diukur dengan nilai tukar kas bersih
dari produk, jasa atau asset lainnya.
43
2.5.4 Pendapatan Sewa
Pengertian pendapatan sewa (rent revenue) menurut H. Kusnadi
(2000; 19) adalah:
“Pendapatan sewa adalah pendapatan yang diterima oleh
perusahaan
karena
perusahaan
telah
menyewakan
aktivitasnya kepada perusahaan atau pihak lain”.
Pendapatan sewa merupakan pendapatan non operasi, akan tetapi
apabila penyewaan tersebut merupakan usaha pokok, maka pendapatan
sewa ini masuk ke dalam pendapatan operasi.
2.6
Manfaat
Anggaran Penjualan Jasa Sewa Kamar Dalam
Meningkatkan Pendapatan Sewa Kamar
Untuk mencapai terget penjualan, dalam suatu perusahaan harus
ada suatu pengendalian penjualan. Pengendalian pada hakekatnya
merupakan bagian dari perencanaan yang berfungsi untuk memonitor
pelaksanaan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Pengendalian yang efektif adalah suatu proses yang terus-menerus
bekerja, baik sebelum maupun setelah operasi perusahaan yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan periodenya.
Peningkatan tujuan pengendalian penjualan didasarkan pada:
1. Tercapainya target penjualan.
Target penjualan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya
tidak hanya tercapai sesuai dengan yang direncanakan melainkan
melebihi dari target penjualan.
2. Penerapan kebijakan metode dan prosedur yang mendukung target
penjualan.
Kebijakan moneter dan prosedur yang baku terdapat dalam buku
panduan yang dapat dilihat untuk setiap pihak sehingga dapat saling
bekerja sama dan tercapainya target penjualan yang telah ditetapkan
perusahaan.
44
3. Adanya kualitas yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Perusahaan mempunyai standar-standar kualitas tertentu dalam hal
pelayanan yang mendukung rencana yang telah ditetapkan seperti
pelayanan salesman / counter sales dalam melayani konsumen.
4. Efisiensi biaya penjualan dalam mencapai volume penjualan yang
dikehendaki.
Dalam mencapai target penjualan perusahaan khususnya bagian
pemasaran seringkali mengabaikan biaya penjualan. Bagi pihak
pemasaran, penjualan yang telah melebihi biaya penjualan dan
penjualan
yang
telah
melebihi
target
merupakan
keuntungan.
Perusahaan masih dapat menerima penyimpangan yang terjadi dalam
hal
biaya
mengingat
penjualan
yang
meningkat
sehingga
mempengaruhi pada tingkat biaya angkut juga biaya-biaya lainnya.
Pengendalian meliputi analisis, penelaahan dan penelitian yang
diharuskan terhadap kebijakan, prosedur, metode dan pelaksanaan yang
sesungguhnya.
Pengendalian penjualan dapat dilakukan dengan adanya laporan
mengenai aktivitas penjualan, kemudian melakukan perbandingan dengan
anggaran penjualan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya selisih.
Perencanaan yang baik adalah rencana yang dimulai dengan
menetapkan tujuan atau sasaran, penjabaran secara terperinci dalam
bentuk rencana-rencana jangka panjang, menengah maupun pendek
yang bersifat operasional.
Untuk
dapat
menjabarkannya
maka
diperlukan
suatu
alat
manajemen yaitu anggaran (budget). Anggaran lazim digunakan sebagai
alat perencanaan, koordinasi dan pengawasan dari seluruh kegiatan
perusahaan. Dengan menggunakan anggaran, maka perusahaan akan
dapat menyusun perencanaan dengan lebih baik, sehingga koordinasi dan
pengawasan akan lebih mudah dilaksanakan.
45
Sebagaimana telah diketahui bahwa anggaran penjualan jasa sewa
kamar memiliki manfaat sebagai alat pengendalian yaitu meliputi
anggaran penjualan jasa sewa kamar, manajer penjualan dapat melihat
penyimpangan yang terjadi atas selisih penjualan yang sebenarnya yang
telah dilakukan dengan yang telah direncanakan serta menganalisisnya,
sehingga manajer penjualan dapat mengambil tindakan perbaikan yang
diperlukan agar penjualan jasa sewa kamar yang dikehendaki dapat
tercapai.
Dari penjelasan di atas dapat di gambarkan sebagai berikut:
46
Gambar 2.1
Hubungan Anggaran Penjualan dengan Peningkatan
Pendapatan
Karakteristik anggaran:
1. Dinyatakan dalam satuan moneter.
2. Mencakup kurun waktu satu tahun.
3. Mengandung komitmen manajemen.
4. Adanya otorisasi pejabat yang lebih tinggi.
5. Anggaran bersifat fleksibel.
6. Adanya pengukuran atas pelaksanaan
anggaran.
Perencanaan
Pengendalian
Anggaran
Penjualan yang
memadai
Koordinasi
Syarat anggaran:
1. Adanya organisasi yang sehat.
2. Adanya sistem akuntansi yang memadai.
3. Adanya penelitian dan analisa.
4. Adanya dukungan dari para pelaksana
Manfaat anggaran:
1. Sebagai alat perencanaan terpadu.
2. Sebagai pedoman kegiatan.
3. Sebagai alat koordinasi perusahaan.
4. Sebagai alat pengawasan yang baik.
5. Sebagai alat evaluasi kegiatan.
Evaluasi
Penjualan yang
efektif
Volume
penjualan
meningkat
Harga
meningkat
Pendapatan
meningkat
Prinsip penyusunan dan pelaksanaan
anggaran:
1. Partisipasi manajemen
2. Struktur organisasi yang sehat.
3. Sistem akuntansi harus berdasarkan
pertanggungjawaban.
4. Komunikasi
5. Sasaran harus realistis.
6. Dimensi waktu.
7. Penerapan fleksibel.
8. Penciptaan motivasi kerja.
9. Evaluasi.
Download