Lampiran 6.1 - Bank Indonesia

advertisement
Lampiran 6.1
82
Lampiran 6.2










83
Lampiran 6.2.1
84
Lampiran 6.2.1.a















85










86
Lampiran 6.2.1.b














87














88













89














90













91
















92


93
Matriks Penetapan Tingkat Risiko Inheren Untuk Risiko Pasar
Lampiran 6.2.2.a














94














95







96
Matriks Penetapan Kualitas Manajemen Risiko Untuk Risiko Pasar
Lampiran 6.2.2.b















97















98















99















100















101
Matriks Penetapan Tingkat Risiko Inheren Untuk Risiko Likuiditas
Lampiran 6.2.3.a














102














103







104
Lampiran 6.2.3.b















105















106















107















108















109
Lampiran 6.2.4.a









110











111





112
Lampiran 6.2.4.b














113















114
















115















116















117





118
Matriks Penetapan Tingkat Risiko Inheren Untuk Risiko Hukum
Lampiran 6.2.5.a









119






120
Matriks Penetapan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Untuk Risiko Hukum
Lampiran 6.2.5.b














121














122















123














124














125


126
Matriks Penetapan Tingkat Risiko Inheren Untuk Risiko Stratejik
Lampiran 6.2.6.a














127











128
Lampiran 6.2.6.b












129













130














131














132














133






134
Lampiran 6.2.7.a









135






136
Lampiran 6.2.7.b













137














138














139














140















141



142
Matriks Penetapan Tingkat Risiko Inheren Untuk Risiko Reputasi
Lampiran 6.2.8.a












143












144






145
Matriks Penetapan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Untuk Risiko Reputasi
Lampiran 6.2.8.b














146














147














148














149















150


151
Matriks Peringkat Faktor Good Corporate Governance
Lampiran 7
152
Matriks Peringkat Faktor Rentabilitas
Lampiran 8












153








154
Matriks Peringkat Faktor Permodalan
Lampiran 9










155














156

157
Lampiran 10




158
Lampiran 11
159
Lampiran 12
160
Lampiran
Lampiran14
13
161
PENILAIAN FAKTOR PERMODALAN
14
Lampiran 15
162
Lampiran15
1a:
16 Permodalan (Capital)
Lampiran
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR PERMODALAN (CAPITAL)
No
1
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Kecukupan pemenuhan
Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum
(Rasio utama)
M + M tier 2 + M tier 3 − Penyertaan
KPMM = tier1
ATMR
•
•
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur kecukupan modal
dalam
menyerap
kerugian
pemenuhan ketentuan KPMM
Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang berlaku.
Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada
ketentuan Bank Indonesia tentang Kriteria penilaian peringkat:
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum • Peringkat 1
bank umum berdasarkan prinsip syariah
KPMM ≥ 12%
yang berlaku.
• Peringkat 2
9% ≤ KPMM < 12%
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
• Peringkat 3
8% ≤ KPMM < 9%
• Peringkat 4
6% < KPMM < 8%
• Peringkat 5
KPMM ≤ 6%
bank
dan
yang
1
163
Lampiran 1a: Permodalan (Capital)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR PERMODALAN (CAPITAL)
No
2
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Kemampuan modal inti
dan PPAP (equity) dalam
mengcover risiko write
off
(Rasio penunjang)
ECR =
•
•
Tujuan :
Mengukur kemampuan modal bank
untuk menyerap risiko apabila dilakukan
write-off atas aset-aset bermasalah.
Perhitungan modal tier1 berpedoman
pada ketentuan Bank Indonesia tentang
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Kriteria penilaian peringkat:
Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah • Peringkat 1
yang berlaku.
ECR ≥ 4
• Peringkat 2
Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan
3 ≤ ECR < 4
adalah aktiva produktif yang sudah
• Peringkat 3
maupun yang mengandung potensi tidak
2 ≤ ECR < 3
memberikan
penghasilan
atau
• Peringkat 4
menimbulkan kerugian yang besarnya
1 ≤ ECR < 2
ditetapkan sebagai berikut:
•
Peringkat 5
(1) 25% dari aktiva produktif yang
ECR < 1
digolongkan Dalam Perhatian Khusus
(2)
(3)
(4)
•
M Tier 1 + PPAP
APYD − Agunan
KETERANGAN
50% dari aktiva produktif yang
digolongkan Kurang Lancar
75% dari aktiva produktif yang
digolongkan Diragukan
100% dari aktiva produktif yang
digolongkan Macet.
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
2
164
Lampiran 1a: Permodalan (Capital)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR PERMODALAN (CAPITAL)
No
KOMPONEN
3
Kemampuan modal inti
untuk menutup kerugian
pada saat likuidasi
FORMULA/RASIO
EDR
=
M Tier
DPKg
KETERANGAN
1
Mengukur kemampuan modal inti dalam
mengcover dana pihak ketiga apabila
terjadi likuidasi.
(Rasio penunjang)
•
Perhitungan
modal
tier1
berpedoman
pada ketentuan Bank Indonesia tentang
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah
yang berlaku.
•
Tujuan :
DPKg = Dana Pihak Ketiga yang dijamin
oleh bank adalah seluruh dana pihak
ketiga, setelah dikurangi jumlah yang
dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan
Kriteria penilaian peringkat:
• Peringkat 1
EDR*+0,4 ≤ EDR
• Peringkat 2
EDR*+0,2 ≤ EDR < EDR*+0,4
• Peringkat 3
EDR* ≤ EDR < EDR*+0,2
• Peringkat 4
EDR*-0,2 ≤ EDR < EDR*
• Peringkat 5
EDR*-0,2> EDR
dan dana profit sharing.
•
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian
3
165
Lampiran 1a: Permodalan (Capital)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR PERMODALAN (CAPITAL)
No
4
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
EDR saat likuidasi
all
ng
EDR*=1-(αD /D )- α (EDR)
•
EDR* adalah EDR saat likuidasi
•
α
adalah konstanta recovery rate dari
industri berdasarkan pengalaman saat
likuidasi. Untuk saat ini ditetapkan sebesar
30% (mengacu kepada data recovery rate
BPPN)
•
D adalah total Dana Pihak Ketiga
•
adalah Dana Pihak Ketiga profit
D
sharing dan dana yang tidak dijamin oleh
LPS.
KETERANGAN
Tujuan :
digunakan sebagai parameter untuk
menetapkan peringkat EDR.
all
ng
4
166
Lampiran 1a: Permodalan (Capital)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR PERMODALAN (CAPITAL)
No
5
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Trend/Pertumbuhan
KPMM.
% ∆ KPMM
(Rasio penunjang)
•
•
=
KPMM
KPMM
KETERANGAN
T +1
Tujuan :
Mengetahui apakah bank beroperasi
dalam acceptable risk taking capacity
sehingga
ekspansi
usaha
yang
Data proyeksi pertumbuhan modal dan ditunjukkan oleh pertumbuhan ATMR
ATMR 1 triwulan kedepan dengan telah didukung dengan pertumbuhan
menggunakan analisis trend. Dibuka modal yang mencukupi.
kemungkinan input apabila terdapat
penambahan modal yang cukup signifikan Kriteria penilaian peringkat:
• Peringkat 1
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
%∆KPMM ≥ 1,2
• Peringkat 2
1,1 ≤ %∆KPMM < 1,2
• Peringkat 3
1 ≤ %∆KPMM < 1,1
• Peringkat 4
0,9 ≤ %∆KPMM < 1
• Peringkat 5
%∆KPMM < 0,9
T
5
167
Lampiran 1a: Permodalan (Capital)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR PERMODALAN (CAPITAL)
No
6
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Kemampuan internal
bank untuk menambah
modal
(Rasio penunjang)
RR
IS =
% ∆ ATMR
•
•
•
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur pertumbuhan modal yang
berasal dari internal bank dalam rangka
mengcover pertumbuhan risiko yang
RR merupakan singkatan dari Retention akan muncul.
Rate diperoleh dari perhitungan rasio laba
ditahan pada formula Rasio Laba Ditahan. Kriteria penilaian peringkat:
• Peringkat 1
Data
%
pertumbuhan
ATMR
IS ≥ 1,1
menggunakan ekspektasi pertumbuhan
• Peringkat 2
ATMR 1 (satu) periode kedepan (1
1 ≤ IS < 1,1
triwulan yang akan datang) berdasarkan
• Peringkat 3
analisis trend (regresi linier) dan atau bisnis
0,9 ≤ IS < 1
bank.
• Peringkat 4
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
0,8 ≤ IS < 0,9
• Peringkat 5
IS < 0,8
T +1
6
168
Lampiran 1a: Permodalan (Capital)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR PERMODALAN (CAPITAL)
No
7
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Rasio Laba Ditahan
(Retention Rate)
RR
•
Net Income – Dividen
= -------------------------------M tier1
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur
kemampuan
tambahan
modal yang berasal dari sumber internal
Data net income adalah data akumulasi bank
laba rugi 12 bulan terakhir setelah
dikurangi taksiran pajak.
•
Data deviden menggunakan data deviden
12 bulan terakhir.
•
Data modal yang digunakan adalah data
modal inti tier1. Perhitungan modal ratarata adalah sebagai berikut:
Contoh: untuk posisi bulan Juni:
penjumlahan modal dari bulan Januari
sampai dengan Juni dibagi 6.
•
Rasio RR digunakan untuk menghitung
rasio Internal Support.
7
169
Lampiran 1a: Permodalan (Capital)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR PERMODALAN (CAPITAL)
No
8
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Intensitas fungsi agency
bank syariah
DPK
AR =
DPK
KETERANGAN
Tujuan :
PS
•
Mengukur besarnya fungsi agency bank
syariah. Semakin besar AR maka biaya
sistemik saat likuidasi semakin kecil.
DPKPS atau Dana Pihak Ketiga profit Apabila biaya sistemik likuidasi menurun
sharing adalah dana yang berdasarkan maka kebutuhan financial safety net
akad mudharabah yang menggunakan turun
metode bagi hasil (profit sharing).
•
DPKTotal adalah total dana pihak ketiga
•
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
(Rasio observed)
Total
8
170
Lampiran 1a: Permodalan (Capital)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR PERMODALAN (CAPITAL)
No
9
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Modal inti dibandingkan
dengan dana
mudharabah
(Rasio observed)
M Tier1
FP = -------------------DPK PS
•
DPKPS atau dana pihak ketiga profit
sharing adalah dana yang berdasarkan
akad mudharabah yang menggunakan
metode bagi hasil (profit sharing)
•
Perhitungan modal tier1 berpedoman
pada ketentuan Bank Indonesia tentang
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah
yang berlaku.
•
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur besarnya partisipasi modal
bank terhadap dana berbasis bagi hasil.
9
171
Lampiran 1a: Permodalan (Capital)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR PERMODALAN (CAPITAL)
No
10
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Deviden Pay Out Ratio
Dividen
DPOR = ---------------------------Laba setelah pajak
(Rasio observed)
•
Deviden adalah deviden yang dibagikan
kepada pemegang saham dan telah
mengurangi modal bank.
•
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
KETERANGAN
Tujuan :
Melihat kemampuan bank dalam
membagikan deviden kepada pemegang
saham.
10
172
Lampiran 1a: Permodalan (Capital)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR PERMODALAN (CAPITAL)
No
11
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Akses kepada sumber
permodalan (eksternal
support)
(Rasio observed)
Laba setelah pajak
EPS = --------------------------Jumlah saham
KETERANGAN
Tujuan :
•
Mengetahui kemampuan bank untuk
meningkatkan
partisipasi
existing
Deviden adalah deviden yang dibagikan shareholder, menarik investor masuk
kepada pemegang saham dan telah sebagai pemodal dan akses ke pasar
modal.
mengurangi modal bank.
•
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
Subscription level (Initial Public Offering atau
private placement)
•
Oversubscribed atau undersubcribed
Peringkat bank atau surat berharga bank
Contoh lembaga pemeringkat antara lain
Pefindo, Standard & Poor’s, Moody’s, dan
Fitch
11
173
Lampiran 1a: Permodalan (Capital)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR PERMODALAN (CAPITAL)
No
11
KOMPONEN
Kinerja keuangan
pemegang saham (PS)
untuk meningkatkan
permodalan bank
FORMULA/RASIO
KETERANGAN
Shareholder rating.
•
Peringkat perusahaan pemegang saham,
apabila ada.
(Rasio observed)
Track record pemegang saham
•
Track record pemegang saham dalam
memenuhi komitmen kepada Bank
Indonesia dalam penambahan modal,
yang dapat diperoleh dari hasil analisis
terhadap realisasi penambahan modal
dibandingkan dengan komitmen tertulis
yang disampaikan kepada Bank Indonesia.
12
174
Lampiran
1b:
17 Kualitas Aset (Asset Quality)
Lampiran 16
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR KUALITAS ASET (ASSET QUALITY)
No
1
KOMPONEN
FORMULA/RASIO

APYD( DPK , KL, D, M ) 

KAP = 1 −
Aktiva P roduktif


Kualitas aktiva produktif
bank syariah
(Rasio utama)
•
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur kualitas aktiva produktif bank
syariah. Semakin tinggi rasio ini
menunjukkan semakin baik kualitas
AYDA
=
Aktiva
Produktif
Yang aktiva produktif bank syariah.
Diklasifikasikan adalah aktiva produktif
yang sudah maupun yang mengandung Kriteria penilaian peringkat:
potensi tidak memberikan penghasilan • Peringkat 1
atau
menimbulkan
kerugian
yang
KAP > 0,99
besarnya ditetapkan sebagai berikut:
• Peringkat 2
0,96 < KAP ≤ 0,99
(1) 25% dari aktiva produktif yang
•
Peringkat 3
digolongkan Dalam Perhatian Khusus
0,93 < rasio KAP ≤ 0,96
(2) 50% dari aktiva produktif yang
•
Peringkat 4
digolongkan Kurang Lancar
0,90 < rasio KAP ≤ 0,93
(3) 75% dari aktiva produktif yang
•
Peringkat 5
digolongkan Diragukan
KAP ≤ 0,90
(4) 100% dari aktiva produktif yang
digolongkan Macet.
•
Perhitungan berpedoman pada ketentuan
Bank Indonesia tentang Penilaian Kualitas
Aktiva bagi bank syariah yang berlaku.
•
Cakupan komponen Aktiva Produktif
berpedoman pada ketentuan Bank
Indonesia tentang Penilaian Kualitas Aktiva
bagi bank syariah.
•
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
13
175
Lampiran 1b: Kualitas Aset (Asset Quality)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR KUALITAS ASET (ASSET QUALITY)
No
KOMPONEN
2
Konsentrasi risiko
penyaluran dana kepada
debitur inti
FORMULA/RASIO
KETERANGAN
Tujuan :
KRDI = Pembiayaan kpd Debitur Inti
Total Pembiayaan
(Rasio penunjang)
•
•
Mengukur tingkat risiko debitur inti
akibat konsentrasi penyaluran dana
kepada debitur inti.
Data debitur inti mengacu kepada Kriteria penilaian peringkat:
ketentuan Laporan Berkala Bank Umum • Peringkat 1
Syariah.
KRDI ≤ 10%
• Peringkat 2
Rasio dihitung per posisi bulan penilaian
10% < KRDI ≤ 15%
• Peringkat 3
15% < KRDI ≤ 20%
• Peringkat 4
20% < KRDI ≤ 25%
• Peringkat 5
KRDI > 25%
14
176
Lampiran 1b: Kualitas Aset (Asset Quality)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR KUALITAS ASET (ASSET QUALITY)
No
KOMPONEN
3
Kualitas penyaluran dana
kepada debitur inti
FORMULA/RASIO
APYD debitur inti
KAPi = 1 - -----------------------AP debitur inti
(Rasio penunjang)
•
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur kualitas penyaluran dana
yang diberikan kepada debitur inti.
Kriteria penilaian peringkat:
Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan • Peringkat 1
adalah aktiva produktif yang sudah
KAPi > 0,99
maupun yang mengandung potensi tidak • Peringkat 2
memberikan
penghasilan
atau
0,96 < KAPi ≤ 0,99
menimbulkan kerugian yang besarnya • Peringkat 3
ditetapkan sebagai berikut:
0,93 < KAPi ≤ 0,96
(1) 25% dari aktiva produktif yang • Peringkat 4
0,90 < KAPi ≤ 0,93
digolongkan Dalam Perhatian Khusus
(2) 50% dari aktiva produktif yang • Peringkat 5
KAPi ≤ 0,90
digolongkan Kurang Lancar
(3) 75% dari aktiva produktif yang
digolongkan Diragukan
(4) 100% dari aktiva produktif yang
digolongkan Macet.
•
Data debitur inti mengacu kepada
ketentuan Laporan Berkala Bank Umum
Syariah.
•
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
15
177
Lampiran 1b: Kualitas Aset (Asset Quality)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR KUALITAS ASET (ASSET QUALITY)
No
KOMPONEN
4
Kemampuan bank dalam
menangani/
mengembalikan aset
yang telah dihapusbuku
(Rasio penunjang)
FORMULA/RASIO
 RV 
ARR = rata 2
x100%
WO 
•
•
•
KETERANGAN
Tujuan :
mengukur kemampuan bank dalam
menangani/ mengembalikan aset yang
telah dihapus buku. Semakin tinggi
RV atau Recovery Value merupakan nilai kemampuan
bank
untuk
per-rekening pembiayaan yang berhasil mengembalikan aset yang telah dihapus
ditagih kembali setelah dihapus buku.
buku, semakin baik
WO atau Write Off merupakan jumlah per
Kriteria penilaian peringkat:
rekening pembiayaan yang telah dihapus
• Peringkat 1
buku.
ARR > 40%
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian. • Peringkat 2
30% < ARR ≤ 40%
• Peringkat 3
20% < ARR ≤ 30%
• Peringkat 4
10% < ARR ≤ 20%
• Peringkat 5
ARR ≤ 10%
16
178
Lampiran 1b: Kualitas Aset (Asset Quality)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR KUALITAS ASET (ASSET QUALITY)
No
5
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Besarnya Pembiayaan
non performing
Pembiayaan (KL, D, M)
NPF = --------------------------------Total Pembiayaan
(Rasio penunjang)
•
•
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur
tingkat
permasalahan
Pembiayaan yang dihadapi oleh bank.
Cakupan komponen Pembiayaan dan Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan
kolektibilitas pembiayaan berpedoman kualitas Pembiayaan bank syariah
pada ketentuan Bank Indonesia tentang semakin buruk.
Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum
Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Kriteria penilaian peringkat:
• Peringkat 1
Berdasarkan Prinsip Syariah yang berlaku.
NPF < 2%
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian • Peringkat 2
2% ≤ NPF < 5%
• Peringkat 3
5% ≤ NPF < 8%
• Peringkat 4
8% ≤ NPF < 12%
• Peringkat 5
NPF ≥ 12%
17
179
Lampiran 1b: Kualitas Aset (Asset Quality)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR KUALITAS ASET (ASSET QUALITY)
No
7
KOMPONEN
Tingkat kecukupan
agunan yang non
perform terhadap total
penyaluran dana yang
non perform
FORMULA/RASIO
AGUNAN ( KL, D, M )
TKA =
AP( KL, D, M )
•
Nilai
Agunan
dan
jenis
agunan
berpedoman pada ketentuan tentang
Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum
Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha
Berdasarkan Prinsip Syariah.
•
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
(Rasio observed)
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur risiko yang dihadapi bank
akibat penyaluran dana yang non
perform yang tidak tercover oleh
jaminan. Semakin tinggi rasio ini,
semakin baik. Rasio ini juga dapat
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
bank
syariah
dalam
memitigasi terjadinya moral hazard oleh
viable customer yang pada saat
pembayaran tidak memiliki niat untuk
melunasi kewajibannya.
18
180
Lampiran 1b: Kualitas Aset (Asset Quality)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR KUALITAS ASET (ASSET QUALITY)
No
8
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Proyeksi kualitas aset
produktif
(Rasio observed)
PKAP =
•
APYDt +1 / APt +1
APYDt / APt
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur kemungkinan perubahan
risiko atas aktiva yang dimiliki oleh bank
Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan
syariah.
(APYD) adalah aktiva produktif yang sudah
maupun yang mengandung potensi tidak Mengetahui dampak atau risiko yang
memberikan
penghasilan
atau ditimbulkan dari pertumbuhan aktiva
menimbulkan kerugian yang besarnya produktif.
ditetapkan sebagai berikut:
a. 25% dari aktiva produktif yang
digolongkan Dalam Perhatian Khusus
b. 50% dari aktiva produktif yang
digolongkan Kurang Lancar
c.
75% dari aktiva produktif yang
digolongkan Diragukan
d. 100% dari aktiva produktif yang
digolongkan Macet.
•
Cakupan komponen Aktiva Produktif
berpedoman pada ketentuan Bank
Indonesia tentang Penilaian Kualitas Aktiva
Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan
Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah, yang
berlaku.
•
Data proyeksi APYDt+1 dan data proyeksi
aktiva produktift+1 menggunakan data
trend 24 bulan terakhir.
•
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian
19
181
Lampiran 1b: Kualitas Aset (Asset Quality)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR KUALITAS ASET (ASSET QUALITY)
No
9
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Perkembangan posisi
yang direkstrukturisasi
terhadap total
pembiayaan
(Rasio observed)
RstrkT / PembT
RP =
RstrkT −1 / PembT −1
•
Data
Pertumbuhan
restrukturisasi
pembiayaan (RstrkT) adalah besarnya
bermasalah
yang
pembiayaan
direstrukturisasi.
•
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur efektifitas
dalam
melakukan
penyaluran dana.
kegiatan bank
restrukturisasi
Semakin besar rasio ini mengindikasikan
rendahnya
kualitas
pengambilan
keputusan
dalam
penyaluran
pembiayaan.
20
182
Lampiran 17
Lampiran
1c:
18 Rentabilitas (Earning)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR RENTABILITAS (EARNING)
No
1
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Pendapatan Operasional
Bersih (Net Operating
Margin, NOM)
(Rasio utama)
( PO − DBH ) − BO
NOM =
Rata 2 AP
•
•
•
•
KETERANGAN
Tujuan :
Mengetahui
kemampuan
aktiva
produktif dalam menghasilkan laba
Pendapatan
operasional
adalah
pendapatan operasional setelah distribusi Kriteria penilaian peringkat:
bagi hasil dalam 12 (dua belas) bulan • Peringkat 1
terakhir.
NOM > 3%
• Peringkat 2
Biaya
operasional
adalah
beban
2% < NOM ≤ 3%
operasional termasuk kekurangan PPAP
• Peringkat 3
yang wajib dibentuk sesuai dengan
1,5% < NOM ≤ 2%
ketentuan dalam 12 (dua belas) bulan
• Peringkat 4
terakhir.
1% < NOM ≤ 1,5%
Perhitungan rata-rata aktiva produktif • Peringkat 5
merupakan rata-rata aktiva produktif 12
NOM ≤ 1%
(dua belas) bulan terakhir.
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
21
183
Lampiran 1c: Rentabilitas (Earning)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR RENTABILITAS (EARNING)
No
2
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Return On Asset
Laba sebelum pajak
ROA =
Rata 2 TA
(Rasio penunjang)
•
Perhitungan
laba
sebelum
disetahunkan sebagai berikut :
Contoh:
•
•
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur keberhasilan manajemen
dalam menghasilkan laba. Semakin kecil
rasio ini mengindikasikan kurangnya
pajak kemampuan manajemen bank dalam hal
mengelola aktiva untuk meningkatkan
pendapatan dan atau menekan biaya.
Untuk posisi Juni = (akumulasi laba per Kriteria penilaian peringkat:
posisi Juni dibagi 6) x 12.
• Peringkat 1
ROA > 1,5%
Perhitungan rata-rata total aset sebagai
• Peringkat 2
berikut :
1,25% < ROA ≤ 1,5%
Contoh:
• Peringkat 3
0,5% < ROA ≤ 1,25%
Untuk posisi Juni = penjumlahan total aset
•
Peringkat 4
posisi Januari sampai dengan Juni dibagi
0% < ROA ≤ 0,5%
6.
• Peringkat 5
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
ROA ≤ 0%
22
184
Lampiran 1c: Rentabilitas (Earning)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR RENTABILITAS (EARNING)
No
3
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Rasio efisiensi kegiatan
operasional (REO)
BO
REO =
PO
(Rasio penunjang)
•
•
•
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur efisiensi kegiatan operasional
bank syariah.
Data biaya operasional yang digunakan Kriteria penilaian peringkat:
adalah beban operasional termasuk • Peringkat 1
kekurangan PPAP.
REO ≤ 83%
• Peringkat 2
Data pendapatan operasional yang
83% < REO ≤ 85%
digunakan adalah data pendapatan
• Peringkat 3
operasional setelah distribusi bagi hasil.
85% < REO ≤ 87%
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian. • Peringkat 4
87% < REO ≤ 89%
• Peringkat 5
REO > 89%
23
185
Lampiran 1c: Rentabilitas (Earning)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR RENTABILITAS (EARNING)
No
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
4
Rasio Aktiva Yang Dapat
Menghasilkan
Pendapatan (IGA)
AP Lancar
IGA =
TA
(Rasio penunjang)
•
•
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur besarnya aktiva bank syariah
yang dapat menghasilkan/memberikan
pendapatan.
Cakupan Aktiva Produktif lancar adalah
aktiva produktif dengan koletibilitas lancar
dan dalam perhatian khusus (DPK)
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
Bank Indonesia yang berlaku tentang
Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum
Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha
Berdasarkan Prinsip Syariah.
Kriteria penilaian peringkat:
• Peringkat 1
IGA > 83,3%
• Peringkat 2
80,75% < rasio IGA ≤ 83,3%
• Peringkat 3
78,2% < rasio IGA ≤ 80,75%
• Peringkat 4
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
75,65% < rasio IGA ≤ 78,2%
• Peringkat 5
IGA ≤ 75,65%
24
186
Lampiran 1c: Rentabilitas (Earning)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR RENTABILITAS (EARNING)
No
5
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Diversifikasi Pendapatan
DP =
(Rasio penunjang)
•
•
•
•
Pendapatan Berbasis Fee
Pendapatan dari penyaluran dana
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur kemampuan bank syariah
dalam menghasilkan pendapatan dari
jasa berbasis fee. Semakin tinggi
Pendapatan
berbasis
fee
adalah pendapatan
berbasis
fee
pendapatan yang diperoleh bank dari jasa mengindikasikan semakin berkurang
– jasa perbankan yang diberikan oleh ketergantungan
bank
terhadap
bank.
pendapatan dari penyaluran dana.
Pendapatan dari penyaluran dana adalah
Kriteria penilaian peringkat:
pendapatan yang berasal dari penyaluran
• Peringkat 1
dana setelah dikurangi bagi hasil untuk
DP > 12%
investor dana investasi.
• Peringkat 2
Data pendapatan diperoleh dari 12 bulan
9% < DP ≤ 12%
terakhir.
• Peringkat 3
6% < DP ≤ 9%
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian
• Peringkat 4
3% < DP ≤ 6%
• Peringkat 5
DP ≤ 3%
25
187
Lampiran 1c: Rentabilitas (Earning)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR RENTABILITAS (EARNING)
No
6
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
((POu –DBH) – BOu) t+1 / Rata2 APt+1
Proyeksi Pendapatan
Bersih Operasional
Utama (PPBO)
(Rasio penunjang)
KETERANGAN
Tujuan :
Mengetahui kemampuan
aktiva
produktif dalam menghasilkan laba
Data pertumbuhan pendapatan operasional dalam periode yang akan datang.
utama, distribusi bagi hasil, dan biaya
Kriteria penilaian peringkat:
operasional utama adalah data trend selama 24
• Peringkat 1
bulan.
PPO ≥ 104%
POu = pendapatan operasional utama adalah
• Peringkat 2
akumulasi pendapatan dari kegiatan utama
102% ≤ PPO < 104%
bank selama 12 bulan terakhir. Pendapatan
• Peringkat 3
kegiatan utama bank antara lain pendapatan
100% ≤ PPO < 102%
yang berasal dari transaksi/kegiatan murabahah,
• Peringkat 4
istishna’, ijarah, mudharabah, musyarakah,
98% ≤ PPO < 100%
penempatan antar bank dalam bentuk
• Peringkat 5
tabungan dan deposito mudharabah, transfer,
PPO < 98%
bank garansi, inkaso, dan L/C.
((POu –DBH) – BOu) t / Rata2 APt
•
•
•
•
DBH = adalah akumulasi bagi hasil untuk
investor dana investasi (tidak termasuk bagi hasil
untuk transaksi SIMA) selama 12 bulan terakhir.
BOu = biaya operasional utama adalah
akumulasi dari biaya kegiatan utama bank
selama 12 bulan terakhir termasuk kekurangan
PPAP yang wajib dibentuk. Biaya kegiatan
utama bank antara lain biaya ijarah, premi,
tenaga kerja, pendidikan dan pelatihan, sewa,
promosi dan biaya PPAP.
26
188
Lampiran 1c: Rentabilitas (Earning)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR RENTABILITAS (EARNING)
No
7
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Rasio Net Margin
Operasional utama
(Rasio observed)
•
•
•
•
•
KETERANGAN
Tujuan :
( POu − DBH ) − BOu
NSOM =
Mengukur pendapatan bersih dari
Rata 2 AP
operasi utama terhadap total
Pendapatan operasional utama adalah akumulasi
penyaluran dana.
pendapatan dari kegiatan utama bank selama 12
bulan terakhir. Pendapatan kegiatan utama bank
antara lain pendapatan yang berasal dari
transaksi/kegiatan murabahah, istishna’, ijarah,
mudharabah, musyarakah, penempatan antar bank
dalam bentuk tabungan dan deposito mudharabah,
transfer, bank garansi, inkaso, dan L/C.
Distribusi bagi hasil adalah akumulasi bagi hasil
untuk investor dana investasi (tidak termasuk bagi
hasil untuk transaksi SIMA) selama 12 bulan terakhir
Biaya operasi utama adalah akumulasi dari biaya
kegiatan utama bank selama 12 bulan terakhir
termasuk kekurangan PPAP yang wajib dibentuk.
Biaya kegiatan utama bank antara lain biaya ijarah,
premi, tenaga kerja, pendidikan dan pelatihan, sewa,
promosi dan biaya PPAP.
Perhitungan rata-rata aktiva produktif merupakan
rata-rata aktiva produktif 12 (dua belas) bulan
terakhir. Ketentuan aktiva produktif mengacu pada
ketentuan Kualitas Akiva bagi bank syariah
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
27
189
Lampiran 1c: Rentabilitas (Earning)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR RENTABILITAS (EARNING)
No
8
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Return On Equity
Laba bersih stl Pajak
ROE =
Rata − rata Modal Disetor
(Rasio observed)
•
Perhitungan
laba
setelah
disetahunkan, sebagai berikut :
Contoh:
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur kemampuan modal disetor
bank dalam menghasilkan laba. Semakin
besar
rasio
ini
menunjukkan
pajak kemampuan modal disetor bank dalam
menghasilkan laba bagi pemegang
saham semakin besar.
untuk posisi Juni = (akumulasi laba per
posisi Juni dibagi 6) x 12.
•
Perhitungan rata-rata
adalah sebagai berikut :
modal
disetor
Contoh:
untuk posisi Juni = penjumlahan total
modal disetor posisi Januari sampai
dengan Juni dibagi 6
•
Cakupan modal disetor termasuk agio dan
disagio.
•
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
28
190
Lampiran 1c: Rentabilitas (Earning)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR RENTABILITAS (EARNING)
No
9
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Komposisi penempatan
dana pada surat
berharga/ pasar
keuangan
(Rasio observed)
IdFR =
•
SWBI + SB + Penyertaan
AP
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur besarnya penempatan dana
bank syariah pada surat berharga dan
pasar keuangan. Semakin tinggi rasio ini
Surat berharga meliputi surat berharga mengindikasikan fungsi intermediasi
pada bank lain maupun pada non bank.
bank syariah belum optimal.
•
Penyertaan termasuk penyertaan pada
bank lain.
•
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
29
191
Lampiran 1c: Rentabilitas (Earning)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR RENTABILITAS (EARNING)
No
10
KOMPONEN
Disparitas imbal jasa
antara employee benefit
tertinggi dengan
employee benefit
terendah
(Rasio observed)
FORMULA/RASIO
Disparitas imbal jasa =
KETERANGAN
Tujuan :
Imbal jasa tertinggi dikurangi imbal jasa Mengukur besarnya perbedaan benefit
terendah
antara pengurus / pegawai level tertinggi
dengan
pegawai
level
terendah.
Disparitas
yang
terlalu
tinggi
menciptakan potensi permasalahan yang
lebih besar.
30
192
Lampiran 1c: Rentabilitas (Earning)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR RENTABILITAS (EARNING)
No
11
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Fungsi edukasi publik
(CSR)
CSR =
Biaya Edukasi Publik
BO
(Rasio observed)
•
Biaya edukasi publik dicerminkan oleh
biaya promosi.
•
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur besar fungsi corporate social
reponsibility (CSR) terhadap proses
pembelajaran masyarakat.
31
193
Lampiran 1c: Rentabilitas (Earning)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR RENTABILITAS (EARNING)
No
12
KOMPONEN
Fungsi sosial
FORMULA/RASIO
Penyaluran (Dana Zakat dan Kebajikan)
(Rasio observed)
Modal Inti
Modal Inti adalah Mtier1 sebagaimana dimaksud
pada ketentuan KPMM yang berlaku bagi
Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan
Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur besarnya pelaksanaan fungsi
sosial bank syariah. Semakin tinggi
komponen
ini
mengindikasikan
pelaksanaan fungsi sosial bank syariah
semakin tinggi.
32
194
Lampiran 1c: Rentabilitas (Earning)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR RENTABILITAS (EARNING)
No
13
KOMPONEN
Korelasi antara tingkat
bunga di pasar dengan
return/bagi hasil yang
diberikan oleh bank
syariah
FORMULA/RASIO
KETERANGAN
Return Correlation
Tujuan :
Rcorr =
Mengetahui hubungan antara tingkat
bunga dengan return yang diberikan
bank syariah kepada nasabah
Corr (r,i)
= Korelasi antara tingkat imbalan deposito
mudharabah dengan tingkat bunga deposito
(Rasio observed)
•
Corr(r,i) adalah korelasi antara tingkat
imbalan deposito mudharabah 1 bulan
dengan tingkat bunga deposito 1 bulan.
•
Data r adalah tingkat imbalan deposito
mudharabah 1 bulan
•
Data i adalah tingkat bunga deposito 1
bulan
•
Semakin tinggi korelasi antara tingkat
bunga dengan tingkat imbalan yang
diberikan oleh bank syariah kepada
nasabah menunjukkan DPK bank syariah
rentan terhadap perubahan suku bunga.
•
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
33
195
Lampiran 1c: Rentabilitas (Earning)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR RENTABILITAS (EARNING)
No
14
KOMPONEN
Besarnya bagi hasil dana
investasi
FORMULA/RASIO
KETERANGAN
Bagi hasil rekening profit sharing =
(Rasio observed)
Tujuan :
Mengetahui kemampuan bank dalam
mengelola
dana
investasi
untuk
menghasilkan pendapatan
Distribusi bagi hasil profit sharing
Rata-rata DPK profit sharing
•
Data distribusi bagi hasil profit sharing
adalah besarnya bagi hasil bagi investor
dana investasi.
•
Perhitungan distribusi bagi hasil Dana
Investasi disetahunkan.
Contoh: Untuk posisi Juni = (akumulasi
distribusi bagi hasil sampai dengan Juni /
6) x 12
•
Perhitungan rata-rata
sebagai berikut:
investasi
adalah
Contoh: untuk posisi Juni = penjumlahan
total investasi Januari sampai dengan Juni
dibagi 6
34
196
Lampiran 1c: Rentabilitas (Earning)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR RENTABILITAS (EARNING)
No
KOMPONEN
15
Penyaluran dana yang
diwrite-off dibandingkan
dengan biaya operasional
(Rasio observed)
FORMULA/RASIO
Write Off Expense (WOE) =
Pembiayaan write off
----------------------------------Biaya operasional
•
Data penyaluran dana yang diwrite-off
adalah baki debet hapus buku dalam 12
bulan terakhir.
•
Data biaya operasional adalah biaya
operasional dalam 12 bulan terakhir
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur
signifikansi
pengaruh
keputusan penghapusbukuan terhadap
efisiensi operasional bank
35
197
19 Likuiditas (Liquidity)
Lampiran 18
1d:
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR LIKUIDITAS (LIQUIDITY)
No
KOMPONEN
1
Besarnya aset jangka
pendek dibandingkan
dengan kewajiban jangka
pendek
(Rasio utama)
FORMULA/RASIO
STM =
•
•
•
Akt Jgk Pendek
Kew Jgk Pendek
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kebutuhan likuiditas jangka
pendek
Aktiva jangka pendek adalah aktiva likuid
kurang dari 3 bulan selain kas, SWBI dan
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Kriteria penilaian peringkat:
dalam
laporan
maturity
profile • Peringkat 1
STM > 25%
sebagaimana dimaksud dalam Laporan
• Peringkat 2
Berkala Bank Umum Syariah.
20% < STM ≤ 25%
Kewajiban
jangka
pendek
adalah
• Peringkat 3
kewajiban likuid kurang dari 3 bulan
15% < STM ≤ 20%
dalam
laporan
maturity
profile
• Peringkat 4
sebagaimana dimaksud dalam Laporan
10% < STM ≤ 15%
Berkala Bank Umum Syariah.
• Peringkat 5
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
STM ≤ 10%
36
198
Lampiran 1d: Likuiditas (Liquidity)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR LIKUIDITAS (LIQUIDITY)
No
2
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Kemampuan bank syariah
Akt Jgk Pdk + Kas + Secnd R eserve
STMP =
dalam memenuhi
Kew Jgk Pdk
kebutuhan likuiditas
jangka pendek dengan
menggunakan aset
• Aktiva jangka pendek adalah aktiva likuid
jangka pendek, kas dan
kurang dari 3 bulan diluar kas, SWBI dan
secondary reserve
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
dalam
laporan
maturity
profile
Short Term Mismatch
sebagaimana dimaksud dalam Laporan
Plus (STMP)
Berkala Bank Umum Syariah.
(Rasio penunjang)
• Kewajiban
jangka
pendek
adalah
kewajiban likuid kurang dari 3 bulan
dalam
laporan
maturity
profile
sebagaimana dimaksud dalam Laporan
Berkala Bank Umum Syariah.
•
•
•
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek
dengan menggunakan aktiva jangka
pendek, kas, dan secondary reserve.
Kriteria penilaian peringkat:
• Peringkat 1
STMP ≥ 50%
• Peringkat 2
40% ≤ STMP < 50%
• Peringkat 3
30% ≤ STMP < 40%
Secondary reserve adalah Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia (SWBI) ditambah • Peringkat 4
20% ≤ STMP < 30%
dengan Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN)
• Peringkat 5
STMP < 20%
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
Kas adalah uang tunai.
37
199
Lampiran 1d: Likuiditas (Liquidity)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR LIKUIDITAS (LIQUIDITY)
No
KOMPONEN
3
Ketergantungan bank
syariah terhadap deposan
inti
Rasio Deposan Inti (RDI)
(Rasio penunjang)
FORMULA/RASIO
RDI =
•
•
DPK int i
DPK
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur besarnya ketergantungan
bank syariah terhadap dana dari
deposan
inti
atau
konsentrasi
Data deposan inti mengacu kepada pendanaan bank syariah terhadap
ketentuan Laporan Berkala Bank Umum deposan inti. Semakin tinggi rasio RDI,
Syariah.
semakin besar risiko likuiditas yang
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian. dihadapi bank syariah.
Kriteria penilaian peringkat:
• Peringkat 1
RDI < 5%
• Peringkat 2
5% ≤ RDI < 10%
• Peringkat 3
10% ≤ RDI < 20%
• Peringkat 4
20% ≤ RDI < 30%
• Peringkat 5
RDI ≥ 30%
38
200
Lampiran 1d: Likuiditas (Liquidity)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR LIKUIDITAS (LIQUIDITY)
No
4
KOMPONEN
Pertumbuhan dana
deposan inti
dibandingkan dengan
pertumbuhan total dana
pihak ketiga
FORMULA/RASIO
PRDI =
Tujuan :
Mengukur
pertumbuhan
tingkat
ketergantungan bank syariah terhadap
deposan inti.
•
Data deposan inti mengacu kepada
ketentuan Laporan Berkala Bank Umum
Syariah.
•
DPK adalah total dana pihak ketiga.
•
DPK intit+1 dan DPKt+1 dihitung dengan Kriteria penilaian peringkat:
menggunakan analisis trend 12 bulan.
• Peringkat 1
PRDI < 98%
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
• Peringkat 2
98% ≤ PRDI < 100%
• Peringkat 3
100% ≤ PRDI < 102%
• Peringkat 4
102% ≤ PRDI < 104%
• Peringkat 5
PRDI ≥ 104%
Pertumbuhan Rasio
Deposan Inti (PRDI)
(Rasio penunjang)
DPK int it +1 / DPK t +1
DPK int i t / DPK t
KETERANGAN
•
39
201
Lampiran 1d: Likuiditas (Liquidity)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR LIKUIDITAS (LIQUIDITY)
No
5
KOMPONEN
Kemampuan bank dalam
memperoleh dana dari
pihak lain apabila terjadi
mismatch
Ratio Contingency Plan
(RCP)
(Rasio observed)
FORMULA/RASIO
RCP =
•
•
•
•
•
•
•
•
Expected Liquidity Aid
DPK + Net Kewajiban Jk Pendek
int i
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur kecukupan sumber dana
eskternal apabila terjadi short term
mismatch dan penarikan dana
Data Expected Liquidity Aid adalah fasilitas yang deposan inti.
diberikan oleh pihak lain yang dapat
dipergunakan oleh bank syariah sewaktu-waktu.
Data deposan inti mengacu kepada ketentuan
Laporan Berkala Bank Umum Syariah.
Net Kewajiban jangka Pendek adalah: kewajiban
jangka pendek - (aset jangka pendek + kas +
secondary reserve, dan kalau negatif dianggap 0
(nol)).
Aktiva jangka pendek adalah aktiva likuid kurang
dari 3 bulan diluar kas, (SWBI) dan Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN) dalam laporan maturity
profile sebagaimana dimaksud dalam Laporan
Berkala Bank Umum Syariah.
Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban likuid
kurang dari 3 bulan dalam laporan maturity
profile sebagaimana dimaksud dalam Laporan
Berkala Bank Umum Syariah.
Kas adalah uang tunai.
Secondary reserve adalah Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia (SWBI) ditambah dengan Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN).
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
40
202
Lampiran 1d: Likuiditas (Liquidity)
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR LIKUIDITAS (LIQUIDITY)
No
6
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Ketergantungan pada
dana antar bank
Rasio Antar Bank Pasiva
(RABP)
(Rasio observed)
KETERANGAN
Tujuan :
Antar Bank Pasiva
RABP =
Total Kewajiban
Mengukur tingkat ketergantungan bank
terhadap dana antar bank.
•
Antar Bank Pasiva adalah
kewajiban bank kepada bank lain
•
Total Kewajiban terdiri dari Dana Pihak
Ketiga, Antar Bank Pasiva, Pinjaman yang
diterima, dan Surat Berharga yang
diterbitkan sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan Laporan Berkala Bank Umum
Syariah.
•
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
semua
41
203
Lampiran
1e:
20 Sensitivitas (Sensitivity)
Lampiran 19
MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR SENSITIVITAS (SENSITIVITY)
No
1
KOMPONEN
FORMULA/RASIO
Kecukupan modal yang
dibentuk untuk
mengcover risiko pasar
(fluktuasi nilai tukar)
Ekses modal
MR =
Potensial loss nilai tukar
KETERANGAN
Tujuan :
Mengukur kemampuan modal bank
untuk mengcover risiko yang muncul
dari perubahan nilai tukar.
(Rasio utama)
•
•
•
Ekses modal adalah kelebihan atas modal
minimum
yang
ditetapkan
untuk Kriteria penilaian peringkat:
mengcover risiko pasar akibat pergerakan • Peringkat 1
MR • 12%
nilai tukar.
• Peringkat 2
Perhitungan ekses modal mengacu kepada
10% • MR <12%
ketentuan KPMM bagi bank syariah yang • Peringkat 3
berlaku.
8% • MR <10%
•
Peringkat 4
Potential loss nilai tukar adalah risiko
6% • MR <8%
kerugian yang timbul akibat pergerakan
•
Peringkat 5
nilai tukar yang berlawanan dengan
MR < 6%
perkiraan bank (gap position dari exposure
banking book valas dikali fluktuasi nilai
tukar)
•
Data potential loss diperoleh dari data
historis bank.
•
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
42
204
Lampiran
21.1
Lampiran
1f
Lampiran
20.1
21: Manajemen (Management)
Matriks Perhitungan /Analisis Komponen Faktor Manajemen
B. MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR MANAJEMEN – MANAJEMEN RISIKO
No
1
PILAR
Risiko Kredit.
(Credit Risks)
ASPEK
a.
Detail
Pengawasan
Aktif 1. Apakah direksi telah menjabarkan dan mengkomunikasikan
Dewan Komisaris dan
secara efektif kebijakan dan strategi risiko kredit kepada
Direksi.
seluruh satuan kerja yang terkait serta mengevaluasi
implementasi kebijakan dan strategi dimaksud ?
2. Apakah komisaris dan direksi telah mengidentifikasi dan
mengelola risiko kredit yang melekat pada produk dan
aktivitas baru serta memastikan bahwa risiko dari produk
dan aktivitas baru tersebut telah melalui proses dan
pengendalian manajemen risiko yang layak sebelum
diperkenalkan atau dijalankan ?
3. Apakah direksi dalam menerapkan kebijakan dan strategi
risiko kredit yang ditetapkan telah memiliki kebijakan
nominasi personil yang jelas sehingga dapat memastikan
penempatan personil yang kompeten pada seluruh satuan
kerja yang memiliki eksposur risiko kredit ?
4. Apakah direksi telah memastikan bahwa fungsi manajemen
risiko kredit telah beroperasi secara independen ?
5. Apakah komisaris dan direksi memahami risiko kredit dari
setiap jenis produk dan aktivitas dari bank berdasarkan
prinsip syariah dan secara aktif melakukan persetujuan serta
mengevaluasi kebijakan dan strategi risiko kredit pada bank
secara periodik ?
6. Apakah komisaris dan direksi dalam mengevaluasi dan
menetapkan kebijakan dan strategi risiko kredit, telah
1
205
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
mempertimbangkan toleransi risiko (risk tolerance) dan
dampaknya terhadap permodalan dengan memperhatikan
perubahan-perubahan eksternal dan internal termasuk
perkembangan kebijakan industri perbankan syariah ?
b. Kecukupan Kebijakan 1. Apakah kebijakan pengelolaan (identifikasi, pengukuran,
Operasional, Prosedur
monitoring dan pengendalian) risiko kredit telah disusun
dan Penetapan Limit
sesuai dengan strategi risiko kredit, risk appetite bank dan
pemilik dana berbasis akad mudharabah*), dan risiko setiap
akad syariah?
2. Apakah kebijakan pengelolaan dimaksud dievaluasi dan
dikinikan secara periodik sejalan dengan perubahanperubahan dalam strategi risiko kredit, ketentuan yang
berlaku dan praktek kehati-hatian yang baik ?
3. Apakah kebijakan operasional dan prosedur pengelolaan
risiko dimaksud telah disetujui oleh direksi, dituangkan
secara tertulis, dikomunikasikan dan diimplementasikan
dengan baik oleh satuan kerja yang menangani aktivitas
fungsional yang memiliki eksposur risiko kredit ?
4. Apakah proses penetapan struktur limit risiko kredit telah
memadai dan didokumentasikan secara tertulis dan lengkap
sehingga memudahkan untuk dilakukan jejak audit (audit
trail) ?
5. Apakah cakupan kebijakan pengelolaan risiko dimaksud
telah jelas dan memenuhi prinsip kehati-hatian dan praktek
prudential banking yang baik serta dapat meminimalkan
penggunaan akad yang tidak sesuai dengan karakteristik
2
206
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
keuangan setiap transaksi ?
6. Apakah prosedur pengelolaan risiko dimaksud telah
memadai dan memenuhi peraturan kehati-hatian dan
praktek prudential banking yang baik serta dapat
meminimalkan penggunaan akad yang tidak sesuai dengan
karakteristik keuangan setiap transaksi ?
c.
Kecukupan
Proses 1. Apakah proses identifikasi risiko kredit telah dilakukan
Identifikasi,
secara memadai sesuai dengan kebijakan operasional dan
Pengukuran,
prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
Pemantauan
dan 2. Apakah proses pengukuran risiko kredit telah dilakukan
Sistem
Informasi
secara tepat dan memadai sesuai dengan kebijakan
Manajemen
Risiko
operasional dan prosedur yang ditetapkan serta prinsip
bisnis bank).
kehati-hatian?
3. Apakah proses pemantauan risiko kredit telah dilakukan
secara rutin dan memadai sesuai dengan kebijakan
operasional dan prosedur yang ditetapkan serta prinsip
kehati-hatian?
4. Apakah cakupan sistem informasi manajemen risiko kredit
telah memadai ?
5. Apakah laporan pengelolaan risiko kredit telah disusun
secara akurat dan disampaikan secara rutin dan tepat waktu
kepada direksi ?
d. Sistem
Intern
Pengendalian 1. Apakah validasi data dan model pengukuran risiko kredit
telah dilakukan secara independen oleh pejabat yang
3
207
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
berwenang ?
2. Apakah terdapat pengujian dan kaji ulang yang memadai
terhadap sistem informasi manajemen risiko kredit ?
3. Apakah bank memiliki struktur organisasi manajemen risiko
kredit yang menggambarkan secara jelas batas wewenang
dan tanggungjawab manajemen risiko kredit ?
4. Apakah terdapat pemisahan fungsi yang jelas antara satuan
kerja operasional (business unit) dengan satuan kerja yang
melaksanakan fungsi manajemen risiko ?
5. Apakah kewenangan untuk mengakses, memodifikasi dan
mengubah model pengukuran risiko kredit dan software
sistem informasi manajemen, telah dibatasi hanya pada
pejabat yang berwenang ?
6. Apakah transaksi dari aktivitas fungsional yang mempunyai
eksposur risiko kredit telah direview dan disetujui oleh
pejabat yang berwenang dan exposure risiko kredit-nya
dipantau dan dikendalikan secara cermat oleh masingmasing business unit ?
7. Apakah telah dilaksanakan audit secara berkala oleh
internal auditor untuk menilai pelaksanaan proses dan sistim
manajemen risiko termasuk kesesuaian penerapan prinsip
syariah, pada aktivitas fungsional yang memiliki eksposur
risiko kredit serta dilakukan tindaklanjut atas temuan
pemeriksaan ?
4
208
21.1
Lampiran
Lampiran21.1
1f : Manajemen (Management)
B. MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR MANAJEMEN – MANAJEMEN RISIKO
No
2
PILAR
Risiko Pasar.
ASPEK
a.
Detail
Pengawasan
Aktif 1. Apakah direksi telah menjabarkan dan mengkomunikasikan
Dewan Komisaris dan
secara efektif kebijakan dan strategi risiko pasar kepada
Direksi.
seluruh satuan kerja yang terkait serta mengevaluasi
implementasi kebijakan dan strategi dimaksud ?
2. Apakah komisaris dan direksi telah mengidentifikasi dan
mengelola risiko pasar yang melekat pada produk dan
aktivitas baru serta memastikan bahwa risiko dari produk
dan aktivitas baru tersebut telah melalui proses dan
pengendalian manajemen risiko yang layak sebelum
diperkenalkan atau dijalankan ?
3. Apakah direksi dalam menerapkan kebijakan dan strategi
risiko pasar yang ditetapkan telah memiliki kebijakan
nominasi personil yang jelas sehingga dapat memastikan
penempatan personil yang kompeten pada seluruh satuan
kerja yang memiliki eksposur risiko pasar ?
4. Apakah direksi telah memastikan bahwa fungsi manajemen
risiko pasar telah beroperasi secara independen ?
5. Apakah komisaris dan direksi memahami risiko pasar dari
setiap jenis produk dan aktivitas dari bank berdasarkan
prinsip syariah dan secara aktif melakukan persetujuan serta
mengevaluasi kebijakan dan strategi risiko pasar pada bank
secara periodik ?
6. Apakah komisaris dan direksi dalam mengevaluasi dan
menetapkan kebijakan dan strategi risiko pasar, telah
5
209
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
mempertimbangkan toleransi risiko (risk tolerance) dan
dampaknya terhadap permodalan dengan memperhatikan
perubahan-perubahan eksternal dan internal termasuk
perkembangan kebijakan industri perbankan syariah ?
b. Kecukupan Kebijakan 1. Apakah kebijakan pengelolaan (identifikasi, pengukuran,
Operasional, Prosedur
monitoring dan pengendalian) risiko telah disusun sesuai
dan Penetapan Limit
dengan strategi risiko pasar, risk appetite bank dan pemilik
dana profit sharing, dan risiko setiap akad syariah?
2. Apakah kebijakan pengelolaan dimaksud dievaluasi dan
dikinikan secara periodik sejalan dengan perubahanperubahan dalam strategi risiko pasar, ketentuan yang
berlaku dan praktek kehati-hatian yang baik?
3. Apakah kebijakan operasional dan prosedur pengelolaan
risiko dimaksud telah disetujui oleh direksi, dituangkan
secara tertulis, dikomunikasikan dan diimplementasikan
dengan baik oleh satuan kerja yang menangani aktivitas
fungsional yang memiliki eksposur risiko pasar?
4. Apakah proses penetapan struktur limit risiko pasar telah
memadai dan didokumentasikan secara tertulis dan lengkap
sehingga memudahkan untuk dilakukan jejak audit (audit
trail)?
5. Apakah cakupan kebijakan pengelolaan risiko dimaksud
telah jelas dan memenuhi peraturan kehati-hatian dan
praktek prudential banking yang baik serta dapat
meminimalkan penggunaan akad yang tidak sesuai dengan
6
210
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
karakteristik keuangan setiap transaksi ?
6. Apakah prosedur pengelolaan risiko dimaksud telah
memadai dan memenuhi prinsip kehati-hatian dan praktek
prudential banking yang baik serta dapat meminimalkan
penggunaan akad yang tidak sesuai dengan karakteristik
keuangan setiap transaksi ?
c.
Kecukupan
Proses 1. Apakah proses identifikasi risiko pasar telah dilakukan
Identifikasi,
secara memadai sesuai dengan kebijakan operasional dan
Pengukuran,
prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
Pemantauan
dan 2. Apakah proses pengukuran risiko pasar telah dilakukan
Sistem
Informasi
secara tepat dan memadai sesuai dengan kebijakan
Manajemen
Risiko
operasional dan prosedur yang ditetapkan serta prinsip
bisnis bank).
kehati-hatian?
3. Apakah proses pemantauan risiko pasar telah dilakukan
secara rutin dan memadai sesuai dengan kebijakan
operasional dan prosedur yang ditetapkan serta prinsip
kehati-hatian?
4. Apakah cakupan sistem informasi manajemen risiko pasar
telah memadai ?
5. Apakah laporan pengelolaan risiko pasar telah disusun
secara akurat dan disampaikan secara rutin dan tepat waktu
kepada direksi ?
d. Sistem
Intern
Pengendalian 1. Apakah validasi data dan model pengukuran risiko pasar
telah dilakukan secara independen oleh pejabat yang
7
211
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
berwenang ?
2. Apakah terdapat pengujian dan kaji ulang yang memadai
terhadap sistem informasi manajemen risiko pasar?
3. Apakah bank memiliki struktur organisasi manajemen risiko
pasar yang menggambarkan secara jelas batas wewenang
dan tanggungjawab manajemen risiko pasar?
4. Apakah terdapat pemisahan fungsi yang jelas antara satuan
kerja operasional (business unit) dengan satuan kerja yang
melaksanakan fungsi manajemen risiko ?
5. Apakah kewenangan untuk mengakses, memodifikasi dan
mengubah model pengukuran risiko pasar dan software
sistem informasi manajemen, telah dibatasi hanya pada
pejabat yang berwenang ?
6. Apakah transaksi dari aktivitas fungsional yang mempunyai
eksposur risiko pasar telah direview dan disetujui oleh
pejabat yang berwenang dan exposure risiko pasar -nya
dipantau dan dikendalikan secara cermat oleh masingmasing business unit ?
7. Apakah telah dilaksanakan audit secara berkala oleh
internal auditor untuk menilai pelaksanaan proses dan sistim
manajemen risiko termasuk kesesuaian penerapan prinsip
syariah, pada aktivitas fungsional yang memiliki eksposur
risiko pasar serta dilakukan tindaklanjut atas temuan
pemeriksaan ?
8
212
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
B. MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR MANAJEMEN – MANAJEMEN RISIKO
No
3
PILAR
Risiko Likuiditas.
ASPEK
a.
Detail
Pengawasan
Aktif 1. Apakah direksi telah menjabarkan dan mengkomunikasikan
Dewan Komisaris dan
secara efektif kebijakan dan strategi risiko likuiditas kepada
Direksi.
seluruh satuan kerja yang terkait serta mengevaluasi
implementasi kebijakan dan strategi dimaksud ?
2. Apakah komisaris dan direksi telah mengidentifikasi dan
mengelola risiko likuiditas yang melekat pada produk dan
aktivitas baru serta memastikan bahwa risiko dari produk dan
aktivitas baru tersebut telah melalui proses dan pengendalian
manajemen risiko yang layak sebelum diperkenalkan atau
dijalankan ?
3. Apakah direksi dalam menerapkan kebijakan dan strategi risiko
likuiditas yang ditetapkan telah memiliki kebijakan nominasi
personil yang jelas sehingga dapat memastikan penempatan
personil yang kompeten pada seluruh satuan kerja yang
memiliki eksposur risiko likuiditas ?
4. Apakah direksi telah memastikan bahwa fungsi manajemen
risiko likuiditas telah beroperasi secara independen ?
5. Apakah komisaris dan direksi memahami risiko likuiditas dari
setiap jenis produk dan aktivitas dari bank berdasarkan prinsip
syariah dan secara aktif melakukan persetujuan serta
mengevaluasi kebijakan dan strategi risiko likuiditas pada bank
secara periodik ?
6. Apakah komisaris dan direksi dalam mengevaluasi dan
menetapkan kebijakan dan strategi risiko likuiditas, telah
9
213
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
mempertimbangkan toleransi risiko (risk tolerance) dan
dampaknya terhadap permodalan dengan memperhatikan
perubahan-perubahan eksternal dan internal termasuk
perkembangan kebijakan industri perbankan syariah ?
b. Kecukupan Kebijakan 1. Apakah kebijakan pengelolaan (identifikasi, pengukuran,
Operasional, Prosedur
monitoring dan pengendalian) risiko telah disusun sesuai
dan Penetapan Limit
dengan strategi risiko likuiditas, risk appetite bank dan pemilik
dana profit sharing dan risiko setiap akad syariah?
2. Apakah kebijakan pengelolaan dimaksud dievaluasi dan
dikinikan secara periodik sejalan dengan perubahan-perubahan
dalam strategi risiko likuiditas, ketentuan yang berlaku dan
praktek kehati-hatian yang baik ?
3. Apakah kebijakan operasional dan prosedur pengelolaan risiko
dimaksud telah disetujui oleh direksi, dituangkan secara tertulis,
dikomunikasikan dan diimplementasikan dengan baik oleh
satuan kerja yang menangani aktivitas fungsional yang memiliki
eksposur risiko likuiditas?
4. Apakah proses penetapan struktur limit risiko likuiditas telah
memadai dan didokumentasikan secara tertulis dan lengkap
sehingga memudahkan untuk dilakukan jejak audit (audit trail)
?
5. Apakah cakupan kebijakan pengelolaan risiko dimaksud telah
jelas dan memenuhi peraturan kehati-hatian dan praktek
prudential banking yang baik serta dapat meminimalkan
penggunaan akad yang tidak sesuai dengan karakteristik
10
214
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
keuangan setiap transaksi ?
6. Apakah prosedur pengelolaan risiko dimaksud telah memadai
dan memenuhi peraturan kehati-hatian dan praktek prudential
banking yang baik serta dapat meminimalkan penggunaan
akad yang tidak sesuai dengan karakteristik keuangan setiap
transaksi ?
c.
Kecukupan
Proses 1. Apakah proses identifikasi risiko likuiditas telah dilakukan
Identifikasi,
secara memadai sesuai dengan kebijakan operasional dan
Pengukuran,
prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
Pemantauan
dan 2. Apakah proses pengukuran risiko likuiditas telah dilakukan
Sistem
Informasi
secara tepat dan memadai sesuai dengan kebijakan operasional
Manajemen
Risiko
dan prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
bisnis bank).
3. Apakah proses pemantauan risiko likuiditas telah dilakukan
secara rutin dan memadai sesuai dengan kebijakan operasional
dan prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
4. Apakah cakupan sistem informasi manajemen risiko likuiditas
telah memadai ?
5. Apakah laporan pengelolaan risiko likuiditas telah disusun
secara akurat dan disampaikan secara rutin dan tepat waktu
kepada direksi ?
d. Sistem
Intern
Pengendalian 1. Apakah validasi data dan model pengukuran risiko likuiditas
telah dilakukan secara independen oleh pejabat
yang
berwenang ?
2. Apakah terdapat pengujian dan kaji ulang yang memadai
11
215
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
terhadap sistem informasi manajemen risiko likuiditas?
3. Apakah bank memiliki struktur organisasi manajemen risiko
likuiditas yang menggambarkan secara jelas batas wewenang
dan tanggungjawab manajemen risiko likuiditas?
4. Apakah terdapat pemisahan fungsi yang jelas antara satuan
kerja operasional (business unit) dengan satuan kerja yang
melaksanakan fungsi manajemen risiko?
5. Apakah kewenangan untuk mengakses, memodifikasi dan
mengubah model pengukuran risiko likuiditas dan software
sistem informasi manajemen, telah dibatasi hanya pada pejabat
yang berwenang?
6. Apakah transaksi dari aktivitas fungsional yang mempunyai
eksposur risiko likuiditas telah direview dan disetujui oleh
pejabat yang berwenang dan exposure risiko likuiditas -nya
dipantau dan dikendalikan secara cermat oleh masing-masing
business unit?
7. Apakah telah dilaksanakan audit secara berkala oleh internal
auditor untuk menilai pelaksanaan proses dan sistim
manajemen risiko termasuk kesesuaian penerapan prinsip
syariah, pada aktivitas fungsional yang memiliki eksposur risiko
likuiditas serta dilakukan tindaklanjut atas temuan
pemeriksaan?
12
216
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
B. MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR MANAJEMEN – MANAJEMEN RISIKO
No
4
PILAR
Risiko Operasional.
ASPEK
a.
Detail
Pengawasan
Aktif 1. Apakah direksi telah menjabarkan dan mengkomunikasikan
Dewan Komisaris dan
secara efektif kebijakan dan strategi risiko operasional kepada
Direksi.
seluruh satuan kerja yang terkait serta mengevaluasi
implementasi kebijakan dan strategi dimaksud ?
2. Apakah komisaris dan direksi telah mengidentifikasi dan
mengelola risiko operasional yang melekat pada produk dan
aktivitas baru serta memastikan bahwa risiko dari produk dan
aktivitas baru tersebut telah melalui proses dan pengendalian
manajemen risiko yang layak sebelum diperkenalkan atau
dijalankan ?
3. Apakah direksi dalam menerapkan kebijakan dan strategi risiko
operasional yang ditetapkan telah memiliki kebijakan nominasi
personil yang jelas sehingga dapat memastikan penempatan
personil yang kompeten pada seluruh satuan kerja yang
memiliki eksposur risiko operasional ?
4. Apakah direksi telah memastikan bahwa fungsi manajemen
risiko operasional telah beroperasi secara independen ?
5. Apakah komisaris dan direksi memahami risiko operasional dari
setiap jenis produk dan aktivitas dari bank berdasarkan prinsip
syariah dan secara aktif melakukan persetujuan serta
mengevaluasi kebijakan dan strategi risiko operasional pada
bank secara periodik ?
6. Apakah komisaris dan direksi dalam mengevaluasi dan
menetapkan kebijakan dan strategi risiko operasional, telah
13
217
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
mempertimbangkan toleransi risiko (risk tolerance) dan
dampaknya terhadap permodalan dengan memperhatikan
perubahan-perubahan eksternal dan internal termasuk
perkembangan kebijakan industri perbankan syariah?
b. Kecukupan Kebijakan 1. Apakah kebijakan pengelolaan (identifikasi, pengukuran,
Operasional, Prosedur
monitoring dan pengendalian) risiko telah disusun sesuai
dan Penetapan Limit
dengan strategi risiko operasional, risk appetite bank dan
pemilik dana profit sharing dan risiko setiap akad syariah?
2. Apakah kebijakan pengelolaan dimaksud dievaluasi dan
dikinikan secara periodik sejalan dengan perubahan-perubahan
dalam strategi risiko operasional, ketentuan yang berlaku dan
praktek kehati-hatian yang baik?
3. Apakah kebijakan operasional dan prosedur pengelolaan risiko
dimaksud telah disetujui oleh direksi, dituangkan secara tertulis,
dikomunikasikan dan diimplementasikan dengan baik oleh
satuan kerja yang menangani aktivitas fungsional yang memiliki
eksposur risiko operasional?
4. Apakah proses penetapan struktur limit risiko operasional telah
memadai dan didokumentasikan secara tertulis dan lengkap
sehingga memudahkan untuk dilakukan jejak audit (audit trail)?
5. Apakah cakupan kebijakan pengelolaan risiko dimaksud telah
jelas dan memenuhi peraturan kehati-hatian dan praktek
prudential banking yang baik serta dapat meminimalkan
penggunaan akad yang tidak sesuai dengan karakteristik
keuangan setiap transaksi ?
14
218
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
6. Apakah prosedur pengelolaan risiko dimaksud telah memadai
dan memenuhi peraturan kehati-hatian dan praktek prudential
banking yang baik serta dapat meminimalkan penggunaan
akad yang tidak sesuai dengan karakteristik keuangan setiap
transaksi?
c.
Kecukupan
Proses 1. Apakah proses identifikasi risiko operasional telah dilakukan
Identifikasi,
secara memadai sesuai dengan kebijakan operasional dan
Pengukuran,
prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
Pemantauan
dan 2. Apakah proses pengukuran risiko operasional telah dilakukan
Sistem
Informasi
secara tepat dan memadai sesuai dengan kebijakan operasional
Manajemen
Risiko
dan prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
bisnis bank).
3. Apakah proses pemantauan risiko operasional telah dilakukan
secara rutin dan memadai sesuai dengan kebijakan operasional
dan prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
4. Apakah cakupan sistem informasi manajemen risiko operasional
telah memadai ?
5. Apakah laporan pengelolaan risiko operasional telah disusun
secara akurat dan disampaikan secara rutin dan tepat waktu
kepada direksi ?
d. Sistem
Intern
Pengendalian 1. Apakah validasi data dan model pengukuran risiko operasional
telah dilakukan secara independen oleh pejabat
yang
berwenang?
2. Apakah terdapat pengujian dan kaji ulang yang memadai
terhadap sistem informasi manajemen risiko operasional?
15
219
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
3. Apakah bank memiliki struktur organisasi manajemen risiko
operasional yang menggambarkan secara jelas batas
wewenang dan tanggungjawab manajemen risiko operasional?
4. Apakah terdapat pemisahan fungsi yang jelas antara satuan
kerja operasional (business unit) dengan satuan kerja yang
melaksanakan fungsi manajemen risiko?
5. Apakah kewenangan untuk mengakses, memodifikasi dan
mengubah model pengukuran risiko operasional dan software
sistem informasi manajemen, telah dibatasi hanya pada pejabat
yang berwenang?
6. Apakah transaksi dari aktivitas fungsional yang mempunyai
eksposur risiko operasional telah direview dan disetujui oleh
pejabat yang berwenang dan exposure risiko operasional -nya
dipantau dan dikendalikan secara cermat oleh masing-masing
business unit?
7. Apakah telah dilaksanakan audit secara berkala oleh internal
auditor untuk menilai pelaksanaan proses dan sistim
manajemen risiko termasuk kesesuaian penerapan prinsip
syariah, pada aktivitas fungsional yang memiliki eksposur risiko
operasional serta dilakukan tindak lanjut atas temuan
pemeriksaan?
16
220
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
B. MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR MANAJEMEN – MANAJEMEN RISIKO
No
5
PILAR
Risiko Hukum.
ASPEK
a.
Detail
Pengawasan
Aktif 1. Apakah direksi telah menjabarkan dan mengkomunikasikan
Dewan Komisaris dan
secara efektif kebijakan dan strategi risiko hukum kepada
Direksi.
seluruh satuan kerja yang terkait serta mengevaluasi
implementasi kebijakan dan strategi dimaksud?
2. Apakah komisaris dan direksi telah mengidentifikasi dan
mengelola risiko hukum yang melekat pada produk dan
aktivitas baru serta memastikan bahwa risiko dari produk
dan aktivitas baru tersebut telah melalui proses dan
pengendalian manajemen risiko yang layak sebelum
diperkenalkan atau dijalankan?
3. Apakah direksi dalam menerapkan kebijakan dan strategi
risiko hukum yang ditetapkan telah memiliki kebijakan
nominasi personil yang jelas sehingga dapat memastikan
penempatan personil yang kompeten pada seluruh satuan
kerja yang memiliki eksposur risiko hukum?
4. Apakah direksi telah memastikan bahwa fungsi manajemen
risiko hukum telah beroperasi secara independen?
5. Apakah komisaris dan direksi memahami risiko hukum dari
setiap jenis produk dan aktivitas dari bank berdasarkan
prinsip syariah dan secara aktif melakukan persetujuan serta
mengevaluasi kebijakan dan strategi risiko hukum pada
bank secara periodik?
6. Apakah komisaris dan direksi dalam mengevaluasi dan
menetapkan kebijakan dan strategi risiko hukum, telah
17
221
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
mempertimbangkan toleransi risiko (risk tolerance) dan
dampaknya terhadap permodalan dengan memperhatikan
perubahan-perubahan eksternal dan internal termasuk
perkembangan kebijakan industri perbankan syariah?
b. Kecukupan Kebijakan 1. Apakah kebijakan pengelolaan (identifikasi, pengukuran,
Hukum, Prosedur dan
monitoring dan pengendalian) risiko telah disusun sesuai
Penetapan Limit
dengan strategi risiko hukum, risk appetite bank dan pemilik
dana profit sharing dan risiko setiap akad syariah?
2. Apakah kebijakan pengelolaan dimaksud dievaluasi dan
dikinikan secara periodik sejalan dengan perubahanperubahan dalam strategi risiko hukum, ketentuan yang
berlaku dan praktek kehati-hatian yang baik?
3. Apakah kebijakan hukum dan prosedur pengelolaan risiko
dimaksud telah disetujui oleh direksi, dituangkan secara
tertulis, dikomunikasikan dan diimplementasikan dengan
baik oleh satuan kerja yang menangani aktivitas fungsional
yang memiliki eksposur risiko hukum?
4. Apakah proses penetapan struktur limit risiko hukum telah
memadai dan didokumentasikan secara tertulis dan lengkap
sehingga memudahkan untuk dilakukan jejak audit (audit
trail)?
5. Apakah cakupan kebijakan pengelolaan risiko dimaksud
telah jelas dan memenuhi peraturan kehati-hatian dan
praktek prudential banking yang baik serta dapat
meminimalkan penggunaan akad yang tidak sesuai dengan
18
222
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
karakteristik keuangan setiap transaksi?
6. Apakah prosedur pengelolaan risiko dimaksud telah
memadai dan memenuhi peraturan kehati-hatian dan
praktek prudential banking yang baik serta dapat
meminimalkan penggunaan akad yang tidak sesuai dengan
karakteristik keuangan setiap transaksi ?
c.
Kecukupan
Proses 1. Apakah proses identifikasi risiko hukum telah dilakukan
Identifikasi,
secara memadai sesuai dengan kebijakan hukum dan
Pengukuran,
prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
Pemantauan
dan 2. Apakah proses pengukuran risiko hukum telah dilakukan
Sistem
Informasi
secara tepat dan memadai sesuai dengan kebijakan hukum
Manajemen
Risiko
dan prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
bisnis bank).
3. Apakah proses pemantauan risiko hukum telah dilakukan
secara rutin dan memadai sesuai dengan kebijakan hukum
dan prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
4. Apakah cakupan sistem informasi manajemen risiko hukum
telah memadai ?
5. Apakah laporan pengelolaan risiko hukum telah disusun
secara akurat dan disampaikan secara rutin dan tepat waktu
kepada direksi?
d. Sistem
Intern
Pengendalian 1. Apakah validasi data dan model pengukuran risiko hukum
telah dilakukan secara independen oleh pejabat yang
berwenang ?
2. Apakah terdapat pengujian dan kaji ulang yang memadai
19
223
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
terhadap sistem informasi manajemen risiko hukum?
3. Apakah bank memiliki struktur organisasi manajemen risiko
hukum yang menggambarkan secara jelas batas wewenang
dan tanggungjawab manajemen risiko hukum?
4. Apakah terdapat pemisahan fungsi yang jelas antara satuan
kerja hukum (business unit) dengan satuan kerja yang
melaksanakan fungsi manajemen risiko ?
5. Apakah kewenangan untuk mengakses, memodifikasi dan
mengubah model pengukuran risiko hukum dan software
sistem informasi manajemen, telah dibatasi hanya pada
pejabat yang berwenang?
6. Apakah transaksi dari aktivitas fungsional yang mempunyai
eksposur risiko hukum telah direview dan disetujui oleh
pejabat yang berwenang dan exposure risiko hukum -nya
dipantau dan dikendalikan secara cermat oleh masingmasing business unit?
7. Apakah
telah dilaksanakan audit secara berkala oleh
internal auditor untuk menilai pelaksanaan proses dan sistim
manajemen risiko termasuk kesesuaian penerapan prinsip
syariah, pada aktivitas fungsional yang memiliki eksposur
risiko hukum serta dilakukan tindaklanjut atas temuan
pemeriksaan?
20
224
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
B. MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR MANAJEMEN – MANAJEMEN RISIKO
No
6
PILAR
Risiko Reputasi.
ASPEK
a.
Detail
Pengawasan
Aktif 1. Apakah direksi telah menjabarkan dan mengkomunikasikan
Dewan Komisaris dan
secara efektif kebijakan dan strategi risiko reputasi kepada
Direksi.
seluruh satuan kerja yang terkait serta mengevaluasi
implementasi kebijakan dan strategi dimaksud?
2. Apakah komisaris dan direksi telah mengidentifikasi dan
mengelola risiko reputasi yang melekat pada produk dan
aktivitas baru serta memastikan bahwa risiko dari produk
dan aktivitas baru tersebut telah melalui proses dan
pengendalian manajemen risiko yang layak sebelum
diperkenalkan atau dijalankan?
3. Apakah direksi dalam menerapkan kebijakan dan strategi
risiko reputasi yang ditetapkan telah memiliki kebijakan
nominasi personil yang jelas sehingga dapat memastikan
penempatan personil yang kompeten pada seluruh satuan
kerja yang memiliki eksposur risiko reputasi?
4. Apakah direksi telah memastikan bahwa fungsi manajemen
risiko reputasi telah beroperasi secara independen?
5. Apakah komisaris dan direksi memahami risiko reputasi dari
setiap jenis produk dan aktivitas dari bank berdasarkan
prinsip syariah dan secara aktif melakukan persetujuan serta
mengevaluasi kebijakan dan strategi risiko reputasi pada
bank secara periodik ?
6. Apakah komisaris dan direksi dalam mengevaluasi dan
menetapkan kebijakan dan strategi risiko reputasi, telah
21
225
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
mempertimbangkan toleransi risiko (risk tolerance) dan
dampaknya terhadap permodalan dengan memperhatikan
perubahan-perubahan eksternal dan internal termasuk
perkembangan kebijakan industri perbankan syariah?
b. Kecukupan Kebijakan 1. Apakah kebijakan pengelolaan (identifikasi, pengukuran,
Reputasi, Prosedur dan
monitoring dan pengendalian) risiko telah disusun sesuai
Penetapan Limit
dengan strategi risiko reputasi, risk appetite bank dan
pemilik dana profit sharing dan risiko setiap akad syariah?
2. Apakah kebijakan pengelolaan dimaksud dievaluasi dan
dikinikan secara periodik sejalan dengan perubahanperubahan dalam strategi risiko reputasi, ketentuan yang
berlaku dan praktek kehati-hatian yang baik?
3. Apakah kebijakan reputasi dan prosedur pengelolaan risiko
dimaksud telah disetujui oleh direksi, dituangkan secara
tertulis, dikomunikasikan dan diimplementasikan dengan
baik oleh satuan kerja yang menangani aktivitas fungsional
yang memiliki eksposur risiko reputasi?
4. Apakah proses penetapan struktur limit risiko reputasi telah
memadai dan didokumentasikan secara tertulis dan lengkap
sehingga memudahkan untuk dilakukan jejak audit (audit
trail) ?
5. Apakah cakupan kebijakan pengelolaan risiko dimaksud
telah jelas dan memenuhi peraturan kehati-hatian dan
praktek prudential banking yang baik serta dapat
meminimalkan penggunaan akad yang tidak sesuai dengan
22
226
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
karakteristik keuangan setiap transaksi?
6. Apakah prosedur pengelolaan risiko dimaksud telah
memadai dan memenuhi peraturan kehati-hatian dan
praktek prudential banking yang baik serta dapat
meminimalkan penggunaan akad yang tidak sesuai dengan
karakteristik keuangan setiap transaksi?
c.
Kecukupan
Proses 1. Apakah proses identifikasi risiko reputasi telah dilakukan
Identifikasi,
secara memadai sesuai dengan kebijakan reputasi dan
Pengukuran,
prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
Pemantauan
dan 2. Apakah proses pengukuran risiko reputasi telah dilakukan
Sistem
Informasi
secara tepat dan memadai sesuai dengan kebijakan reputasi
Manajemen
Risiko
dan prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
bisnis bank).
3. Apakah proses pemantauan risiko reputasi telah dilakukan
secara rutin dan memadai sesuai dengan kebijakan reputasi
dan prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
4. Apakah cakupan sistem informasi manajemen risiko reputasi
telah memadai?
5. Apakah laporan pengelolaan risiko reputasi telah disusun
secara akurat dan disampaikan secara rutin dan tepat waktu
kepada direksi?
d. Sistem
Intern
Pengendalian 1. Apakah validasi data dan model pengukuran risiko reputasi
telah dilakukan secara independen oleh pejabat yang
berwenang?
2. Apakah terdapat pengujian dan kaji ulang yang memadai
23
227
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
terhadap sistem informasi manajemen risiko reputasi?
3. Apakah bank memiliki struktur organisasi manajemen risiko
reputasi yang menggambarkan secara jelas batas wewenang
dan tanggungjawab manajemen risiko reputasi?
4. Apakah terdapat pemisahan fungsi yang jelas antara satuan
kerja reputasi (business unit) dengan satuan kerja yang
melaksanakan fungsi manajemen risiko ?
5. Apakah kewenangan untuk mengakses, memodifikasi dan
mengubah model pengukuran risiko reputasi dan software
sistem informasi manajemen, telah dibatasi hanya pada
pejabat yang berwenang?
6. Apakah transaksi dari aktivitas fungsional yang mempunyai
eksposur risiko reputasi telah direview dan disetujui oleh
pejabat yang berwenang dan exposure risiko reputasi -nya
dipantau dan dikendalikan secara cermat oleh masingmasing business unit?
7. Apakah telah dilaksanakan audit secara berkala oleh internal
auditor untuk menilai pelaksanaan proses dan sistim
manajemen risiko termasuk kesesuaian penerapan prinsip
syariah, pada aktivitas fungsional yang memiliki eksposur
risiko reputasi serta dilakukan tindaklanjut atas temuan
pemeriksaan?
24
228
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
B. MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR MANAJEMEN – MANAJEMEN RISIKO
No
7
PILAR
Risiko Strategik.
ASPEK
a.
Detail
Pengawasan
Aktif 1. Apakah direksi telah menjabarkan dan mengkomunikasikan
Dewan Komisaris dan
secara efektif kebijakan dan strategi risiko strategik kepada
Direksi.
seluruh satuan kerja yang terkait serta mengevaluasi
implementasi kebijakan dan strategi dimaksud?
2. Apakah komisaris dan direksi telah mengidentifikasi dan
mengelola risiko strategik yang melekat pada produk dan
aktivitas baru serta memastikan bahwa risiko dari produk
dan aktivitas baru tersebut telah melalui proses dan
pengendalian manajemen risiko yang layak sebelum
diperkenalkan atau dijalankan?
3. Apakah direksi dalam menerapkan kebijakan dan strategi
risiko strategik yang ditetapkan telah memiliki kebijakan
nominasi personil yang jelas sehingga dapat memastikan
penempatan personil yang kompeten pada seluruh satuan
kerja yang memiliki eksposur risiko strategik?
4. Apakah direksi telah memastikan bahwa fungsi manajemen
risiko strategik telah beroperasi secara independen ?
5. Apakah komisaris dan direksi memahami risiko strategik dari
setiap jenis produk dan aktivitas dari bank berdasarkan
prinsip syariah dan secara aktif melakukan persetujuan serta
mengevaluasi kebijakan dan strategi risiko strategik pada
bank secara periodik?
6. Apakah komisaris dan direksi dalam mengevaluasi dan
menetapkan kebijakan dan strategi risiko strategik, telah
25
229
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
mempertimbangkan toleransi risiko (risk tolerance) dan
dampaknya terhadap permodalan dengan memperhatikan
perubahan-perubahan eksternal dan internal termasuk
perkembangan kebijakan industri perbankan syariah?
b. Kecukupan Kebijakan 1. Apakah kebijakan pengelolaan (identifikasi, pengukuran,
Strategik, Prosedur dan
monitoring dan pengendalian) risiko telah disusun sesuai
Penetapan Limit
dengan strategi risiko strategik, risk appetite bank dan
pemilik dana profit sharing dan risiko setiap akad syariah?
2. Apakah kebijakan pengelolaan dimaksud dievaluasi dan
dikinikan secara periodik sejalan dengan perubahanperubahan dalam strategi risiko strategik, ketentuan yang
berlaku dan praktek kehati-hatian yang baik?
3. Apakah kebijakan strategik dan prosedur pengelolaan risiko
dimaksud telah disetujui oleh direksi, dituangkan secara
tertulis, dikomunikasikan dan diimplementasikan dengan
baik oleh satuan kerja yang menangani aktivitas fungsional
yang memiliki eksposur risiko strategik?
4. Apakah proses penetapan struktur limit risiko strategik telah
memadai dan didokumentasikan secara tertulis dan lengkap
sehingga memudahkan untuk dilakukan jejak audit (audit
trail) ?
5. Apakah cakupan kebijakan pengelolaan risiko dimaksud
telah jelas dan memenuhi peraturan kehati-hatian dan
praktek prudential banking yang baik serta dapat
meminimalkan penggunaan akad yang tidak sesuai dengan
26
230
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
karakteristik keuangan setiap transaksi?
6. Apakah prosedur pengelolaan risiko dimaksud telah
memadai dan memenuhi peraturan kehati-hatian dan
praktek prudential banking yang baik serta dapat
meminimalkan penggunaan akad yang tidak sesuai dengan
karakteristik keuangan setiap transaksi?
c.
Kecukupan
Proses 1. Apakah proses identifikasi risiko strategik telah dilakukan
Identifikasi,
secara memadai sesuai dengan kebijakan strategik dan
Pengukuran,
prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
Pemantauan
dan 2. Apakah proses pengukuran risiko strategik telah dilakukan
Sistem
Informasi
secara tepat dan memadai sesuai dengan kebijakan strategik
Manajemen
Risiko
dan prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
bisnis bank).
3. Apakah proses pemantauan risiko strategik telah dilakukan
secara rutin dan memadai sesuai dengan kebijakan strategik
dan prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
4. Apakah cakupan sistem
strategik telah memadai?
informasi
manajemen
risiko
5. Apakah laporan pengelolaan risiko strategik telah disusun
secara akurat dan disampaikan secara rutin dan tepat waktu
kepada direksi?
d. Sistem
Intern
Pengendalian 1. Apakah validasi data dan model pengukuran risiko strategik
telah dilakukan secara independen oleh pejabat yang
berwenang?
2. Apakah terdapat pengujian dan kaji ulang yang memadai
27
231
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
terhadap sistem informasi manajemen risiko strategik?
3. Apakah bank memiliki struktur organisasi manajemen risiko
strategik yang menggambarkan secara jelas batas
wewenang dan tanggungjawab manajemen risiko strategik?
4. Apakah terdapat pemisahan fungsi yang jelas antara satuan
kerja strategik (business unit) dengan satuan kerja yang
melaksanakan fungsi manajemen risiko ?
5. Apakah kewenangan untuk mengakses, memodifikasi dan
mengubah model pengukuran risiko strategik dan software
sistem informasi manajemen, telah dibatasi hanya pada
pejabat yang berwenang?
6. Apakah transaksi dari aktivitas fungsional yang mempunyai
eksposur risiko strategik telah direview dan disetujui oleh
pejabat yang berwenang dan exposure risiko strategik -nya
dipantau dan dikendalikan secara cermat oleh masingmasing business unit?
7. Apakah
telah dilaksanakan audit secara berkala oleh
internal auditor untuk menilai pelaksanaan proses dan sistim
manajemen risiko termasuk kesesuaian penerapan prinsip
syariah, pada aktivitas fungsional yang memiliki eksposur
risiko strategik serta dilakukan tindaklanjut atas temuan
pemeriksaan?
28
232
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
B. MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR MANAJEMEN – MANAJEMEN RISIKO
No
8
PILAR
Risiko Kepatuhan.
ASPEK
a.
Detail
Pengawasan
Aktif 1. Apakah direksi telah menjabarkan dan mengkomunikasikan
Dewan Komisaris dan
secara efektif kebijakan dan strategi risiko kepatuhan kepada
Direksi.
seluruh satuan kerja yang terkait serta mengevaluasi
implementasi kebijakan dan strategi dimaksud?
2. Apakah komisaris dan direksi telah mengidentifikasi dan
mengelola risiko kepatuhan yang melekat pada produk dan
aktivitas baru serta memastikan bahwa risiko dari produk dan
aktivitas baru tersebut telah melalui proses dan pengendalian
manajemen risiko yang layak sebelum diperkenalkan atau
dijalankan?
3. Apakah direksi dalam menerapkan kebijakan dan strategi risiko
kepatuhan yang ditetapkan telah memiliki kebijakan nominasi
personil yang jelas sehingga dapat memastikan penempatan
personil yang kompeten pada seluruh satuan kerja yang
memiliki eksposur risiko kepatuhan?
4. Apakah direksi telah memastikan bahwa fungsi manajemen
risiko kepatuhan telah beroperasi secara independen?
5. Apakah komisaris dan direksi memahami risiko kepatuhan dari
setiap jenis produk dan aktivitas dari bank berdasarkan prinsip
syariah dan secara aktif melakukan persetujuan serta
mengevaluasi kebijakan dan strategi risiko kepatuhan pada
bank secara periodik?
6. Apakah komisaris dan direksi dalam mengevaluasi dan
menetapkan kebijakan dan strategi risiko kepatuhan, telah
29
233
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
mempertimbangkan toleransi risiko (risk tolerance) dan
dampaknya terhadap permodalan dengan memperhatikan
perubahan-perubahan eksternal dan internal termasuk
perkembangan kebijakan industri perbankan syariah?
b. Kecukupan Kebijakan 1. Apakah kebijakan pengelolaan (identifikasi, pengukuran,
Kepatuhan, Prosedur
monitoring dan pengendalian) risiko telah disusun sesuai
dan Penetapan Limit
dengan strategi risiko kepatuhan, risk appetite bank dan
pemilik dana profit sharing dan risiko setiap akad syariah?
2. Apakah kebijakan pengelolaan dimaksud dievaluasi dan
dikinikan secara periodik sejalan dengan perubahan-perubahan
dalam strategi risiko kepatuhan, ketentuan yang berlaku dan
praktek kehati-hatian yang baik?
3. Apakah kebijakan kepatuhan dan prosedur pengelolaan risiko
dimaksud telah disetujui oleh direksi, dituangkan secara tertulis,
dikomunikasikan dan diimplementasikan dengan baik oleh
satuan kerja yang menangani aktivitas fungsional yang memiliki
eksposur risiko kepatuhan?
4. Apakah proses penetapan struktur limit risiko kepatuhan telah
memadai dan didokumentasikan secara tertulis dan lengkap
sehingga memudahkan untuk dilakukan jejak audit (audit trail)?
5. Apakah cakupan kebijakan pengelolaan risiko dimaksud telah
jelas dan memenuhi peraturan kehati-hatian dan praktek
prudential banking yang baik serta dapat meminimalkan
penggunaan akad yang tidak sesuai dengan karakteristik
keuangan setiap transaksi?
30
234
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
6. Apakah prosedur pengelolaan risiko dimaksud telah memadai
dan memenuhi peraturan kehati-hatian dan praktek prudential
banking yang baik serta dapat meminimalkan penggunaan
akad yang tidak sesuai dengan karakteristik keuangan setiap
transaksi?
c.
Kecukupan
Proses 1. Apakah proses identifikasi risiko kepatuhan telah dilakukan
Identifikasi,
secara memadai sesuai dengan kebijakan kepatuhan dan
Pengukuran,
prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
Pemantauan
dan 2. Apakah proses pengukuran risiko kepatuhan telah dilakukan
Sistem
Informasi
secara tepat dan memadai sesuai dengan kebijakan kepatuhan
Manajemen
Risiko
dan prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
bisnis bank).
3. Apakah proses pemantauan risiko kepatuhan telah dilakukan
secara rutin dan memadai sesuai dengan kebijakan kepatuhan
dan prosedur yang ditetapkan serta prinsip kehati-hatian?
4. Apakah cakupan sistem informasi manajemen risiko kepatuhan
telah memadai?
5. Apakah laporan pengelolaan risiko kepatuhan telah disusun
secara akurat dan disampaikan secara rutin dan tepat waktu
kepada direksi?
d. Sistem
Intern
Pengendalian 1. Apakah validasi data dan model pengukuran risiko kepatuhan
telah dilakukan secara independen oleh pejabat yang
berwenang?
2. Apakah terdapat pengujian dan kaji ulang yang memadai
terhadap sistem informasi manajemen risiko kepatuhan?
31
235
Lampiran 1f : Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
3. Apakah bank memiliki struktur organisasi manajemen risiko
kepatuhan yang menggambarkan secara jelas batas wewenang
dan tanggungjawab manajemen risiko kepatuhan?
4. Apakah terdapat pemisahan fungsi yang jelas antara satuan
kerja kepatuhan (business unit) dengan satuan kerja yang
melaksanakan fungsi manajemen risiko?
5. Apakah kewenangan untuk mengakses, memodifikasi dan
mengubah model pengukuran risiko kepatuhan dan software
sistem informasi manajemen, telah dibatasi hanya pada pejabat
yang berwenang?
6. Apakah transaksi dari aktivitas fungsional yang mempunyai
eksposur risiko kepatuhan telah direview dan disetujui oleh
pejabat yang berwenang dan exposure risiko kepatuhannya
dipantau dan dikendalikan secara cermat oleh masing-masing
business unit?
7. Apakah telah dilaksanakan audit secara berkala oleh internal
auditor untuk menilai pelaksanaan proses dan sistim
manajemen risiko termasuk kesesuaian penerapan prinsip
syariah, pada aktivitas fungsional yang memiliki eksposur risiko
kepatuhan serta dilakukan tindaklanjut atas temuan
pemeriksaan?
32
236
Lampiran 20.2
21.2
Lampiran
1f: Manajemen (Management)
C. MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR MANAJEMEN – MANAJEMEN KEPATUHAN
No
1
PILAR
Efektivitas
fungsi a.
compliance
bank
termasuk fungsi komitekomite yang dibentuk.
ASPEK
Detail
Fungsi
kepatuhan
bank 1. Bank memastikan kepatuhan terhadap peraturan
(satuan kerja kepatuhan dan
perundang-undangan dan peraturan Bank Indonesia
komite
terkait)
berjalan
yang berlaku.
secara efektif meminimalisir 2. Bank menerapkan fungsi audit intern secara independen
pelanggaran
terhadap
dan efektif pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang
ketentuan
kehati-hatian
secara langsung diperkirakan dapat mempengaruhi
diantaranya
peraturan
kepentingan Bank dan Masyarakat.
BMPK, PDN dan KYC
3. Penerapan penyediaan dana oleh Bank kepada pihak
terkait dan atau penyediaan dana kepada debitur besar
telah sepenuhnya memenuhi ketentuan Bank Indonesia
tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).
4. Track record dan tingkat kepatuhan Bank terhadap
ketentuan BMPK, PDN dan KYC.
5. Penerapan Penyediaan Dana telah memperhatikan
kemampuan permodalan dan penyebaran/diversifikasi
portofolio Penyediaan Dana Bank.
6. Penyusunan dan penyampaian Rencana Bisnis:
•
berpedoman pada Ketentuan Bank
tentang Rencana Bisnis Bank Umum;
•
memperhatikan Tingkat risiko komposit Risk Control
System (RCS) - Strategic risk;
•
memperhatikan faktor eksternal dan faktor internal
yang mempengaruhi kelangsungan usaha Bank;
•
memperhatikan prinsip kehati-hatian serta prinsip
Indonesia
1
237
Lampiran 1f: Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
perbankan yang sehat
b. Dalam periode penilaian, 1. Tidak terdapat pelanggaran syariah atas akad dan
tidak terdapat pelanggaran
penerapannya dalam kegiatan penyaluran dan
terhadap prinsip syariah
penerimaan dana.
termasuk,
namun
tidak
2. Penyajian pengakuan pendapatan dan biaya telah sesuai
terbatas pada, Peraturan
dengan standar dan pedoman akuntansi yang berlaku
Bank Indonesia mengenai
bagi bank syariah.
akad penghimpunan dan
penyaluran
dana
serta
standar
akuntansi
dan
pedoman akuntansi yang
berlaku bagi perbankan
syariah khususnya dalam hal
penyajian
pengakuan
pendapatan dan biaya.
c.
Bank telah menindaklanjuti 1. Temuan-temuan pemeriksaan SKAI dan DPS telah
ditindaklanjuti.
hasil/rekomendasi
audit
kepatuhan terhadap prinsip 2. Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan
syariah, penerapan prinsip
rekomendasi dari SKAI, DPS, auditor eksternal, dan hasil
dan
kehati-hatian
pengawasan Bank Indonesia dan atau hasil pengawasan
komitmen-komitmen
otoritas lain.
lainnya (antara lain rencana
3. Direksi telah menindaklanjuti komitmen-komitmen yang
bisnis bank).
diberikan kepada BI, antara lain dalam rencana bisnis
bank, tindaklanjut pengawasan (CDO) dsb.
d. Dalam rangka mengakui 1. Bank telah menginformasikan mengenai hak, kewajiban
adanya hak pemilik dana
dan risiko nasabah terkait dengan produk mudharabah
profit sharing, bank syariah
yang ditawarkan baik dalam rangka penyaluran dana
2
238
Lampiran 1f: Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail
telah menginformasikan halmaupun penghimpunan dana termasuk metode bagi
hal yang perlu diketahui
hasil yang digunakan.
terkait dengan risiko dana 2. Terkait dengan produk mudharabah muqayyadah
mudharabah
termasuk
dimana bank sebagai agen investasi, bank telah
metode yang dipergunakan
menginformasikan secara detail mengenai hak,
dalam bagi hasil.
kewajiban dan risiko nasabah, khususnya pada saat
investasi mengalami kegagalan.
2
e.
Bank telah melaksanakan
fungsi sosial melalui kegiatan
penghimpunan
dan
penyaluran dana Zakat dan
dana kebajikan.
Fungsi pelaksanaan tata a.
kelola yang baik (good
corporate
governance)
telah berjalan secara
efektif antara lain dalam
evaluasi dan pengawasan
penerapan kode etik
manajemen oleh seluruh
pihak (dewan direksi,
pejabat
eksekutif
maupun
karyawan).
Kode Etik Manajemen
harus
disusun
berdasarkan
nilai-nilai
syariah.
Dalam periode penilaian,
fungsi yang memastikan
atas pelaksanaan tata kelola
yang baik (good corporate
governance) telah dijalankan
melalui pemantauan dan
evaluasi komitmen dan/atau
pelaksanaan
kode
etik
manajemen oleh seluruh
pihak
(dewan
direksi,
pejabat eksekutif maupun
karyawan).
Kode
etik
manajemen harus disusun
berdasarkan
nilai-nilai
syariah.
3
239
Lampiran 1f: Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
b.
Detail
Fungsi yang memastikan
atas pelaksanaan tata kelola
yang baik (good corporate
governance)
telah
melakukan langkah-langkah
yang dipandang perlu dalam
setiap kebijakan dewan
direksi/pejabat
eksekutif
yang
terkait
dengan
stakeholders dalam rangka
meminimalisir:
1. Kemungkinan adanya hak dan kepentingan stakeholders
yang diabaikan selalu menjadi pertimbangan utama
dalam setiap kebijakan. Pengertian stakeholders
mencakup pemegang saham, karyawan, pemilik dana,
nasabah pembiayaan dsb sesuai ketentuan GCG.
2. Dalam periode penilaian tidak terjadi pelanggaran kode
etik manajemen.
3. Disparitas pendapatan tergolong rendah dan/atau tidak
memunculkan ketidakpuasan karyawan secara umum.
4. Dalam periode penilaian tidak terjadi pelanggaran
prinsip syariah.
pelanggaran
•
terjadinya
kode etik
•
terabaikannya hak dan
kepentingan
stakeholders
•
pelanggaran
prinsipprinsip
syariah
persaudaraan
(ukhuwah),
keadilan
('adalah), kemaslahatan
(maslahah),
dan
keseimbangan (tawazun)
4
240
Lampiran
21.3
Lampiran
20.3
Lampiran
1f: Manajemen (Management)
A.2. MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR MANAJEMEN – MANAJEMEN UMUM
No
1
PILAR
ASPEK
Bank
menetapkan a.
struktur & mekanisme
governance yang efektif
Detail (UUS)
Bank
memiliki
struktur 1. Jabatan Pimpinan UUS sudah sesuai dengan
ketentuan, yaitu minimal satu tingkat dibawah
governance yang efektif
Direksi
(sesuai dengan karakteristik,
ukuran dan kompleksitas, 2. Direksi telah membentuk Satuan Kerja Audit Intern
kemampuan keuangan, serta
(SKAI), Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dan
sasaran
strategis
bank
Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja
syariah) dalam melaksanakan
Kepatuhan yang juga bertugas dalam pengawasan
dan
mencapai
sasaran
syariah.
strategis
yang
sejalan
dengan visi, misi dan 3. Untuk penilaian GCG secara umum tetap mengacu
pada penilaian GCG di Bank Induk.
fungsinya sebagai bank
syariah,
sesuai
dengan
kebijakan dan ketentuan
yang berlaku.
b. Bank menetapkan target,
tugas,
mekanisme
pendelegasian kewenangan
dan tata tertib kerja yang
jelas termasuk menyediakan
fasilitas penunjang yang
memadai,
serta
adaptif
terhadap
perubahan
kebijakan
dan
kondisi
internal maupun eksternal.
Termasuk dalam penetapan
mekanisme
pendelegasian
kewenangan dan tata tertib
1. Direksi telah melibatkan Pimpinan UUS dalam
pengambilan kebijakan dan keputusan strategis
terkait dengan kegiatan usaha syariah melalui
mekanisme rapat Direksi.
2. Pengambilan keputusan rapat Direksi telah
dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat atau
suara terbanyak dalam hal tidak terjadi musyawarah
mufakat.
3. Hasil rapat Direksi telah dituangkan dalam risalah
rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk
dissenting opinions dalam rapat Direksi.
4. Pimpinan
UUS
telah
mempunyai
tugas
dan
1
241
Lampiran 1f: Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail (UUS)
kerja
adalah
adanya
tanggung jawab minimal sesuai dengan ketentuan
mekanisme komunikasi DPS
yang berlaku. (PBI No.8/3/PBI/2006).
dengan direktur kepatuhan, 5. Terdapat sistem serta prosedur penyampaian
SKAI dan SKMR.
rekomendasi pemilihan dan atau penggantian
anggota DPS kepada dewan Komisaris.
6. Satuan Kerja Kepatuhan bertanggung jawab
terhadap kesesuaian pedoman, sistem dan prosedur
seluruh Satuan Kerja dengan peraturan perundangundangan yang kini berlaku di dalam seluruh
jenjang organisasi, termasuk pemenuhan terhadap
ketentuan syariah.
7. SKAI melaksanakan tugas sekurang-kurangnya
meliputi penilaian terhadap:
• Kecukupan Sistem Pengendalian Intern Bank;
• Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Bank;
• Kualitas Kinerja;
• Kepatuhan terhadap prinsip syariah terkait
dengan operasional perbankan syariah.
8. SKAI
telah
melaporkan
seluruh
temuan
pemeriksaannya termasuk yang terkait dengan
aspek syariah sesuai ketentuan yang berlaku.
9. SKAI telah menyusun dan mengkinikan pedoman
kerja serta sistem dan prosedur secara berkala
termasuk untuk keperluan audit syariah.
10. Penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan
Publik (KAP) telah memperoleh persetujuan RUPS
berdasarkan rekomendasi dari Komite Audit.
2
242
Lampiran 1f: Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail (UUS)
11. Rencana Strategis Bank dalam pengembangan
usaha syariah disusun dalam bentuk Rencana
Korporasi (corporate plan) dan Rencana Bisnis
(business plan) yang sejalan dengan visi dan misi
Bank;
12. Bank mempunyai prosedur dan mekanisme kerja
yang mengatur mengenai hubungan dewan
pengawas syariah, SKAI, direktur kepatuhan, dan
SKMR.
13. Bank menyediakan fasilitas penunjang yang
memadai untuk mendukung pelaksanaan tugas
dewan pengawas syariah secara efektif.
c.
Pimpinan
UUS
beserta
jajarannya
dan
Dewan
Pengawas
Syariah,
melaksanakan tugas secara
konsisten sesuai dengan
kewenangan,
mekanisme
dan tata tertib kerja yang
ditetapkan.
1. Direksi bersama Pimpinan UUS bertanggung jawab
penuh atas pelaksanaan kegiatan usaha syariah.
2. Pimpinan UUS telah mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada direksi.
3. Terdapat rekomendasi calon anggota DPS kepada
RUPS melalui dewan Komisaris.
4. Bank menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang
terdaftar di Bank Indonesia dan telah memiliki
keahlian dalam melakukan audit perbankan syariah.
d. Pimpinan
UUS
beserta 1. Fungsi kepatuhan Bank memiliki sumber daya yang
jajarannya
dan
Dewan
berkualitas untuk menangani tugasnya secara
efektif termasuk memiliki pengetahuan di bidang
Pengawas Syariah, secara riil
memiliki dan memanfaatkan
operasional perbankan syariah.
rentang
kendali
serta
3
243
Lampiran 1f: Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail (UUS)
infrastruktur
penunjang 2. Ketersediaan pelaporan internal telah didukung
(termasuk sistem informasi
oleh Sistem Informasi Manajemen (SIM) handal.
manajemen) yang memadai
sesuai
tugas
dan 3. Terdapat sistem informasi yang memadai yang
didukung oleh sumber daya manusia yang
kewenangannya.
kompeten.
4. Terdapat IT security system yang memadai.
e.
Pimpinan
UUS
beserta 1. Pimpinan UUS memiliki integritas, kompetensi yang
jajarannya dan seluruh SDM
memadai, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
yang ditempatkan di UUS 2. DPS memiliki integritas, kompetensi dan reputasi
serta
Dewan
Pengawas
keuangan yang memadai, sesuai dengan ketentuan
Syariah memiliki kualifikasi
yang berlaku. Kompetensi antara lain dapat diukur
yang sesuai, terpelihara serta
melalui opini atau pertimbangan syariah yang
diterima oleh stakeholders
diberikan oleh DPS.
(antara
lain
karyawan,
pemegang
saham,
dan 3. SDM yang ditempatkan di UUS telah sesuai dengan
persyaratan
dalam
rangka
mendukung
nasabah).
pengembangan perbankan syariah sesuai dengan
visi dan misi yang ditetapkan oleh Bank
f.
Pimpinan
UUS
beserta
jajarannya
dan
Dewan
Pengawas Syariah mampu
melaksanakan
nilai-nilai
perusahaan
(corporate
culture value) secara baik
dan konsisten.
Pimpinan UUS beserta jajarannya dan dewan pengawas
syariah serta pejabat eksekutif tidak melanggar
corporate culture value yang telah ditetapkan oleh
bank
4
244
Lampiran 1f: Manajemen (Management)
No
2
PILAR
ASPEK
Bank
memiliki a.
mekanisme
untuk
mengidentifikasi,
mencegah
dan
meminimalkan terjadinya
conflict of interest.
Detail (UUS)
Pimpinan UUS dan pejabat Dalam notulen rapat pengambilan keputusan, tidak
eksekutif
(termasuk terdapat pihak – pihak yang memiliki benturan
pemimpin cabang) yang kepentingan ikut dalam pengambilan keputusan.
memiliki
benturan
kepentingan tidak terlibat
dalam
pengambilan
keputusan.
b. Apabila Pimpinan UUS dan Benturan kepentingan telah diungkapkan dalam setiap
pejabat eksekutif (termasuk notulen rapat pengambilan keputusan.
pemimpin cabang) yang
memiliki
benturan
kepentingan terlibat dalam
pengambilan
keputusan,
maka
dilakukan
pengungkapan
yang
memadai terhadap setiap
keputusan kebijakan yang
diambil.
c.
Keputusan yang diambil oleh Keputusan yang diambil tidak
Pimpinan UUS dan Pejabat mengurangi keuntungan Bank.
Eksekutif
(termasuk
pemimpin cabang) serta
Dewan Pengawas Syariah
dan yang memiliki indikasi
conflict
of
interest
merupakan keputusan yang
meminimalkan
kerugian
bank baik finansial maupun
merugikan
atau
5
245
Lampiran 1f: Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
non finansial.
Detail (UUS)
d. Bank
memiliki
dan Bank mempunyai aturan yang jelas mengenai sanksi
menerapkan
(enforce) dan mampu melaksanakan aturan tersebut atas setiap
pelanggaran terkait dengan benturan kepentingan.
kebijakan intern mengenai:
(i) pengaturan
benturan
kepentingan
yang
mengikat
setiap
pengurus dan pegawai
Bank; dan
(ii) administrasi pencatatan,
dokumentasi
dan
pengungkapan benturan
kepentingan
dimaksud
dalam Risalah Rapat.
3
Pimpinan
UUS
dan a.
Pejabat Eksekutif serta
Dewan Pengawas Syariah
memiliki
kemampuan
untuk
bertindak
independen
dan
meminimalkan
setiap
potensi
yang
dapat b.
menurunkan
profesionalisme
pengambilan keputusan.
c.
Dalam periode penilaian 1. Pimpinan UUS beserta jajarannya independen
tidak terdapat hubungan
terhadap intervensi dari pihak terkait dan atau
keterkaitan antara direksi,
debitur besar tertentu.
dewan komisaris, pemegang 2. Opini atau pertimbangan syariah DPS telah sesuai
saham dan dewan pengawas
dengan ketentuan dan tidak dipengaruhi oleh pihak
syariah.
lain.
Dalam periode penilaian DPS tidak melanggar ketentuan rangkap jabatan sesuai
tidak terjadi pelanggaran dengan ketentuan yang berlaku.
ketentuan
mengenai
rangkap jabatan.
Tidak terdapat keterlibatan 1. Pimpinan UUS tidak memberikan kuasa umum
kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan
pihak lain (antara lain
tugas dan fungsi Pimpinan UUS.
6
246
Lampiran 1f: Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail (UUS)
penasihat perorangan & jasa 2. Pimpinan UUS tidak menggunakan penasehat
profesional)
yang
perorangan dan atau jasa profesional sebagai
mengakibatkan pengalihan
konsultan kecuali untuk proyek yang bersifat
tugas dan wewenang dan
khusus, telah didasari oleh kontrak yang jelas
pengambilan
keputusan
meliputi lingkup kerja, tanggung jawab, jangka
Pimpinan
UUS
beserta
waktu pekerjaan, dan biaya.
jajarannya
dan
dewan
pengawas syariah secara
tidak independen.
d. DPS telah menetapkan opini Opini atau pertimbangan syariah DPS telah sesuai
syariah secara profesional.
dengan ketentuan dan tidak dipengaruhi oleh pihak
lain.
4
Bank
menerapkan a.
strategi
dan
pola
komunikasi dua arah.
Bank
melaksanakan 1. Direksi telah mengungkapkan kebijakan-kebijakan
transparansi
kondisi
Bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian
keuangan
dan
non
kepada Pimpinan UUS beserta jajarannya.
keuangan
kepada 2. Pimpinan UUS telah mengungkapkan harta
stakeholders sesuai dengan
kekayaan sebelum menjabat sebagai pimpinan UUS.
prinsip-prinsip GCG dan
3. Bank melaksanakan transparansi kondisi keuangan
ketentuan yang berlaku.
dan non-keuangan terkait kegiatan usaha syariah
kepada stakeholders termasuk mengumumkan
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan
melaporkannya kepada Bank Indonesia sesuai
ketentuan yang berlaku;
4. Bank menyusun dan menyajikan laporan terkait
kegiatan usaha syariah dengan tata cara, jenis dan
cakupan sebagaimana diatur dalam Ketentuan Bank
Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan
7
247
Lampiran 1f: Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail (UUS)
Bank;
5. Bank telah menyampaikan Laporan Tahunan terkait
kegiatan usaha syariah paling tidak kepada:
• Bank Indonesia;
• YLKI;
• Lembaga Pemeringkat di Indonesia;
• Asosiasi Bank-Bank di Indonesia;
• LPPI;
• 2 (dua) Lembaga Penelitian bidang Ekonomi dan
Keuangan;
• 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan
b. Bank
memiliki
strategi, 1. Direksi
telah
mengkomunikasikan
Rencana
mekanisme termasuk media
Korporasi dan Rencana Bisnis kegiatan usaha
komunikasi dalam rangka
syariah kepada Pemegang Saham dan seluruh
membina
hubungan
jenjang organisasi yang ada pada Bank;
komunikasi dua arah dengan 2. Bank menyampaikan informasi keuangan dan nonstakeholdersnya
secara
keuangan terkait kegiatan usaha syariah antara lain
internal maupun eksternal
di dalam homepage khususnya bagi Bank yang
telah memiliki homepage, media publikasi cetak,
media elektronik dan lainnya.
c.
Dalam penerapan strategi 1. Bank menyediakan sarana yang memadai bagi
dan mekanisme komunikasi,
nasabah (hot line/help desk) untuk menyampaikan
bank menunjukkan perilaku
permasalahan terkait dengan kegiatan usaha bank
menunjang
terbentuknya
termasuk kegiatan usaha syariah.
hubungan komunikasi dua
2. Respon yang diberikan bank atas complaint
arah.
nasabah terhadap pelayanan bank.
8
248
Lampiran 1f: Manajemen (Management)
No
PILAR
ASPEK
Detail (UUS)
3. Diukur melalui survey atau kuesioner yang dimiliki
oleh bank atau jasa survey yang disewa oleh bank.
d. Bank telah mengupayakan 1. Bank menerapkan transparansi informasi produk.
transparansi
informasi
Bank sesuai ketentuan Bank Indonesia tentang
Transparansi Informasi Produk Bank.
produk
bank
sehingga
menghindari
terjadinya 2. Bank memiliki mekanisme dan tata cara
informasi yang menyesatkan
penggunaan data pribadi nasabah.
(mislead)
dan menjaga
penggunaan data pribadi
nasabah yang tidak etis
(misconduct) sehingga tidak
merugikan nasabah.
e.
Bank
mempunyai Terdapat pertemuan berkala DPS
komunikasi dua arah yang dibuktikan dengan notulen rapat.
efektif
dengan
dewan
pengawas syariah terkait
dengan
rencana
pengembangan produk.
dengan
bank
9
249
Download