BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Perusahaan
manufaktur
memberikan
kontribusi
besar
terhadap
perekonomian nasional. Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur saat ini
menyebabkan semakin pesatnya laju perekonomian. Di Indonesia perkembangan
industri manufaktur cukup pesat, hal ini dapat dilihat dari perkembangan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun ke tahunnya
semakin bertambah, maka tidak menutup kemungkinan perusahaan ini sangat
dibutuhkan oleh masyarakat dan prospeknya menguntungkan.
Meningkatnya laju pertumbuhan sektor manufaktur adalah hasil dari
permintaan domestik. Permintaan domestik seolah tidak terpengaruh oleh krisis
keuangan global dan tumbuh sebesar 6,4 persen di paruh pertama 2012, berkat
investasi dan konsumsi. Pada waktu yang bersamaan, investasi asing di sektor
manufaktur juga meningkat. Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM), investasi asing dalam kegiatan manufaktur di triwulan kedua 2012
1
mencapai $1,2 milyar, atau naik 62 persen year-on-year (BKPM:2013).
Pertumbuhan industri non migas tertinggi dicapai oleh industri logam dasar, besi
dan baja sebesar 15,48%. Subsektor berikutnya yang bertumbuh paling tinggi
adalah industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 9,34%, serta industri
tekstil, barang kulit dan alas kaki sebesar 8,03% (Media Industri:2013).
Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam perusahaan.
Salah satu unsur yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar perusahaan
mampu memenuhi kebutuhan dana yang digunakan untuk beroperasi dan
mengembangkan usahanya. Struktur modal merupakan salah satu kebijakan
manajemen dalam hal pengelolaan pendanaan. Modal terdiri atas ekuitas (modal
sendiri) dan hutang (debt), perbandingan hutang dan modal sendiri dalam struktur
finansial perusahaan disebut struktur modal (Suad, 2004). Debt to Equity Ratio
(DER) merupakan variabel pengukuran yang terkait dengan strktur modal.
Manajer keuangan perlu mengetahui hubungan antara struktur modal dan nilai
perusahaan. Dengan pengelolaan sumber dana secara efisien, diharapkan
perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya.
Profitabilitas
merupakan
kemampuan
suatu
perusahaan
untuk
mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Menurut Sartono
(2011) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio
profitabilitas akan memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan
perusahaan. Salah satu rasio profitabilitas adalah Return on Equity (ROE). Return
on Equity itu sendiri merupakan rasio antara laba setelah pajak (EAT) dengan total
ekuitas atau menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memberikan
keuntungan bagi pemiliknya. ROE juga dapat digunakan untuk menghitung
efektifitas perusahaan untuk menghasilkan laba dengan modal yang dimilikinya.
Terdapat perbedaan pendapat menganai pengaruh penggunaan jenis
modal terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Weston dan Bringham (1994),
menyatakan bahwa perusahaan dengan profitabilitas tinggi cenderung memiliki
hutang dalam jumlah kecil dan menggunakan ekuitas (modal sendiri) lebih
besar. Sedangkan menurut Sartono (1996), semakin besar penggunaan hutang
dalam struktur modal maka semakin meningkatkan ROE suatu perusahaan.
Berdasarkan pada uraian di atas, maka penyusun tertarik untuk
melakukan penelitian berkaitan dengan struktur modal dan profitabilitas
perusahaan dengan mengambil judul : “Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER)
Terhadap Return on Equity (ROE) Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Food and Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2011-2012”.
Download