BAB II

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Teori Dasar Time Division Multiple Access ( TDMA )
Time Division Multiple Access ( TDMA ) adalah metode transmisi digital dimana
beberapa pengguna bisa mengakses satu kanal radio frekuensi tanpa gangguan dengan
teknik mengalokasi slot waktu bagi setiap pengguna dalam satu kanal tersebut.
Teknologi TDMA merupakan teknik dasar yang digunakan oleh teknologi selular 2G
seperti Global System for Mobile Communications ( GSM ), Personal Digital Cellular
( PDC ), Digital Enhanced Cordless Telecommunications ( DECT ) . Pada tahun
1980an, industri nirkabel mulai mengeksplorasi kemungkinan untuk merubah jaringan
komunikasi analog menjadi digital yang berarti juga untuk meningkatkan kapasitas
jaringan. Dan pada tahun 1989, Cellular Telecommunication Industry Association (
CTIA ) memilih TDMA daripada FDMA ( Frequency Division Multiple Access )
untuk menjadi metode pilihan untuk teknologi selular 800-900 MHz .
Satu lagi teknologi transmisi digital adalah CDMA ( Code Division Multiple
Access ). CDMA adalah teknologi yang memberi unik kode pada setiap paket data
digital yang terkirim. Teknologi TDMA dan CDMA adalah teknologi yang sampai
saat ini bersaing ketat dalam industri selular. Untuk sekarang ini pengunaan TDMA
lebih luas daripada penggunaan CDMA di seluruh dunia.
Teknologi TDMA didesain untuk penggunaan di berbagai kondisi lingkungan dan
situasi. Sistem ini bisa digunakan secara outdoor , indoor ataupun dalam keadaan
bergerak dengan kecepatan tinggi. Sistem ini juga sudah mendukung berbagai aplikasi
dan berbagai macam data seperti suara, data, fax, dan SMS .
Prinsip teknologi TDMA adalah suatu input sinyal analog harus dirubah dahulu
menjadi sinyal digital. Proses ini mempunyai tiga tahapan yaitu: sampling, kuantisasi
dan coding. Sinyal digital tersebut lalu dipecah rata menjadi beberapa bagian data.
Lalu pecahan data tersebut ditransmisikan dengan rentang waktu tertentu. Lebar pita
7
data transmisi bisa disamakan dengan satu siklus waktu dalam TDMA. Dalam satu
siklus waktu bisa terdapat puluhan slot waktu yang bisa dialokasikan ke beberapa
pengguna. Disisi penerima , pecahan data digital tersebut lalu disusun kembali
menjadi informasi yang penuh kembali.
gbr.2.1. Spektrum frekuensi TDMA
Jenis data yang bisa ditransmisikan oleh sistem TDMA bisa bermacam-macam.
Dalam teknologi GSM, sinyal suara ( voice ) merupakan informasi utama yang harus
bisa ditransmisikan dan diterima dengan baik. Sedangkan untuk telemetri (
Pengukuran digital jarak jauh dengan sensor tertentu ) informasi yang dikirimkan
umumnya merupakan data serial dengan baudrate 9600.
Sistem GPS nirkabel bisa kita klasifikasikan dalam kelompok sistem telemetri.
Dimana data GPS yang diterima oleh penerima GPS akan berupa data digital. Lalu
dengan sebuah mikroprosessor yang sudah terintegrasi akan memproses dan memecah
data GPS tersebut menjadi beberapa paket-paket data untuk ditransmisikan pada slot
waktu tertentu dan melalui gelombang radio UHF. Setiap perangkat harus di
konfigurasi supaya perangkat tersebut mempunyai slot waktu yang berbeda dengan
perangkat sejenis yang lainnya.
2.1.1. Komponen TDMA
Pengolahan sinyal digital adalah hal yang terpenting dalam pengaplikasian
teknologi ini di berbagai bidang dan penelitian. Tentunya pengolahan sinyal digital
akan lebih melibatkan sebuah prosesor data atau sejenisnya untuk menjalankan
beberapa algoritma-algoritma dalam perangkat lunak yang menunjang pengolahan
sinyal digital tersebut.
8
Semua input data akan diolah supaya bisa digabungkan dengan input data yang
lainnya, lalu di sisi penerima harus bisa memisahkan kembali gabungan data yang
dikirimkan tersebut tanpa ada kesalahan data ( error ) .
TDMA akan karena menggunakan waktu sebagai salah satu komponen
pendukungnya maka kepresisian waktu atau clock merupakan keharusan bagi sistem
ini agar tidak adanya bentrokan ( collision ) antara pengirim. Stasiun pusat penerima
akan membutuhkan input waktu. Lalu dengan 1 siklus pengumpulan ( polling ) data ,
penerima akan menerima data secara bergantian dari beberapa pengirim dengan paket
data yang telah ditentukan besarnya. Lalu apabila masih ada paket data yang tersisa di
sisi pengirim akan dilanjutkan di siklus polling selanjutnya. Sebuah stasiun pusat
penerima Seatrack mempunyai siklus waktu selama 2 detik, dengan kapasitas 25 slot
waktu. Yang berarti 1 slot waktu sama dengan 2 detik / 25 = 80 milidetik.
Pengolah data di sisi stasiun harus bisa memilah-milah data dengan paket-paket
data. Lalu menunggu siklus polling berikutnya untuk menggabungkan paket data
sebelumnya sehingga data yang diterima bisa utuh kembali.
2.2.
Teori Dasar Global Positioning System ( GPS )
Global Positioning System atau yang lebih kita kenal dengan GPS adalah suatu
sistem navigasi yang memanfaatkan satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal dari
beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek
ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai
cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima diseluruh
permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat
memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi.
Saat ini aplikasi GPS bisa diterapkan di berbagai macam bidang , seperti :
•
Militer
GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau
mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui
mana teman mana lawan untuk menghindari salah target, ataupun menentukan
pergerakan pasukan.
9
•
Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis
kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu navigasi, dengan
menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga
pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
•
Sistem Informasi Geografis
Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan
dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai
referensi pengukuran.
•
Pelacak kendaraan
Kegunaan lain GPS adalah sebagai Pelacak kendaraan, dengan bantuan GPS
pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada dimana saja
kendaraannya/aset bergeraknya berada saat ini.
•
Pemantau gempa
Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau
pergerakan tanah, yang ordenya hanya milimeter dalam setahun. Pemantauan
pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik
pergerakan vulkanik ataupun tektonik
10
2.2.1. Komponen GPS
Komponen-komponen GPS terdiri dari 3 segmen yaitu Space , Control dan User
segmen.
gbr.2.2. Komponen GPS
• Space segmen
Adalah terdiri dari 24 GPS satelit yang mengorbit mengitari bumi dan
mempunyai daerah cakupan seluruh dunia. Semua satelit ini mempunyai 6
daerah orbit dengan sudut inklanasi 55º, dan dengan ketinggian 20.183 km
•
Control Segmen
Adalah stasiun pemantau dan pengendali GPS satelit. Stasiun-stasiun ini
berada di Hawaii, Kwajalein, Pulau Ascension, Diego Garcia, dan Colorado
Springs. Stasiun ini akan memantau kinerja dari semua GPS satelit dan
menentukan apakah diperlukan pergeseran orbit dari salah satu satelitnya.
•
User Segmen
User segmen terdiri dari semua alat penerima GPS seperti pada pesawat, kapal
laut, kendaraan bermotor, atau perangkat saku GPS. Sebuah penerima GPS
akan mengubah semua sinyal GPS yang diterima dari satelit-satelit GPS untuk
menentukan posisi, kecepatan dan waktu.
11
2.2.2. Sinyal GPS
Sinyal yang dipancarkan oleh satelit GPS mempunyai 2 frekuensi yaitu L1 =
1575,42MHz dan L2 = 1227,60MHz. Untuk frekuensi pendetak ( clock ) adalah
f 0 =10,23MHz.
L1 = 154f 0 = 1575.42 MHz
( λ ≈ 19 cm)
L2 = 120f 0 = 1227.60 MHz
(λ ≈ 24 cm)
Sinyal GPS dipancarkan dalam bentuk kode-kode digital yang dengan siklus yang
berbeda. Sinyal GPS terdiri:
•
Kode C/A adalah kode binary selama 1 milidetik
•
Kode P adalah kode binary dengan durasi 267 hari.
•
Kode Y adalah kode P yang telah ter-enkripsi.
•
Pesan satelit adalah 1500 bit data binari yang termodulasi pada 50 Hz.
gbr.2.3. Modulasi sinyal GPS
12
2.2.3. Kalkulasi Posisi Dengan Sinyal GPS
Perangkat penerima GPS mempunyai kemampuan untuk menentukan koordinatnya
melalui perhitungan jarak antara penerima dan GPS satelit. Diperlukan minimal 4
GPS satelit untuk mendapatkan solusi dalam posisi yang tetap. Tipe pengukuran jarak
antara penerima dengan satelit adalah dengan pengukuran Pseudo-range.
Pseudo-range adalah pergeseran waktu yang diperlukan untuk mensejajarkan kode
replika yang dihasilkan oleh perangkat penerima dengan kode yang diterima dari
satelit. Perbedaan waktu tersebut lalu dikalikan dengan kecepatan cahaya. Disebut
Pseudo-range karena ada faktor koreksi dari beberapa faktor seperti kesalahan
pendetak pada satelit dan penerima, waktu tunda pada propagasi sinyal melewati
Troposphere dan Ionosphere.
Sinyal datang
dari satelit GPS
Replika sinyal
pada penerima
GPS
Perbedaan waktu
(pseudo-range)
gbr.2.4. Perbedaan waktu sinyal GPS
True Range = Δt x kecepatan cahaya
True range adalah jarak mutlak antara penerima dan satelit GPS. Tetapi untuk
mendapatkan tingkat kepresisian yang tinggi diperlukan adanya koreksi pada
pendetak yang ada pada sisi satelit dan penerima. Juga diperlukan perhitungan
terhadap gangguan multipath dan atmosfir noise. True range ditambah dengan dengan
faktor koreksi disebut juga pseudo-range.
13
Gbr.2.5. Koreksi pada Pseudo-range
Perangkat penerima GPS akan menerima sinyal GPS dari beberapa satelit. Posisi
dari penerima satelit akan diketahui dari perhitungan jarak vektor dari beberapa satelit
tersebut. Diperlukan minimal 4 satelit untuk mendapatkan solusi, 3 untuk menentukan
posisi penerima dan 1 untuk koreksi pendetak. Untuk lebih jelasnya bagaimana 4
satelit GPS menentukan posisi dari suatu penerima GPS, bisa dilihat pada gambar
dibawah ini.
2. Hanya dengan 3 jarak,
koreksi pendetak akan
ditambahkan. Sehingga
perpotongan posisi akan
ditempat yang sesungguhnya
1. 3 jarak akan memotong
pada satu posisi
Gbr.2.6. Perhitungan posisi dengan jarak dari satelit
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepresisian pada pengukuran pada penerima
GPS adalah:
•
Satellite error seperti error pada pendetak dan ephemeris
14
•
Signal error seperti multipath, gangguan atmosfir, dan gangguan
propagasi.
•
2.3.
Receiver error seperti error pada pendetak.
Teori Dasar Sistem Transmisi Gelombang Radio UHF
Komunikasi radio menggunakan gelombang elektromagnetis yang dipancarkan
lewat atmosfer bumi atau ruang bebas unutk membawa informasi melalui jarak-jarak
yang panjang tanpa penggunaan kawat. Gelombang radio dengan frekuensi yang
berkisar 100Hz dalam jalur ELF sampai lebih dari 300GHz dalam jalur EHF ( Extra
High Frequency ) telah digunakan untuk tujuan-tujuan komunikasi, dan dalam waktu
akhir-akhir ini radiasi pada dan dekat dengan daerah gelombang-gelombang yang
dapat terlihat ( dekat dengan 1000 THz ) juga sudah digunakan.
Beberapa sifat dasar dari sebuah gelombang elektromagnetis melintang (
Transverse Electromagnetic = TEM ) adalah untuk dapat melontarkan suatu
gelombang elektromagnetis ke dalam ruang angkasa, muatan listrik harus diberi
percepatan, yang dalam praktek berarti bahwa arus dalam radiator harus berubah
dengan waktu.
Jenis-jenis perambatan gelombang adalah :
•
Ground wave
Gelombang ini merambat melalui permukaan bumi. Dengan rentang frekuensi
kerja antara ELF ( 30-300Hz ), VLF ( 3-30Khz ), LF ( 30-300KHz ) dan sampai
MF ( 0,3-3MHz ) untuk ground wave jarak pendek.
•
Sky Wave
Gelombang ini merambat melalui udara dan menggunakan permukaan ionosfer di
langit untuk memantulkan gelombangnya sehingga bisa menjangkau stasiun
penerima.
Dengan rentang frekuensi kerja VLF , LF , MF , dan sampai HF ( 3-30 MHz )
•
Space Wave
Gelombang ini merambat melalui udara dan memerlukan komunikasi garis
pandangan ( line of sight ) diantara perangkat pengirim dan penerima agar dapat
bisa mentransmisikan gelombang elektromagnetisnya secara efektif. Dengan
15
rentang frekuensi kerja dari VHF ( 30-300MHz ) , UHF ( 0,3-3GHz ) , SHF ( 330GHz ) dan sampai EHF ( 30-300GHz ).
Rambatan pada jalur-jalur VHF dan UHF di antara 30 MHz dan 3 GHz terjadi
dalam ragam troposferik atau termasuk dalam kelompok space wave.
Penggunaan utama dari komunikasi radio dua arah pada jalur VHF dan UHF
adalah komunikasi antara sebuah stasiun induk ( base station ) dan beberapa unit
bergerak, yang ditempatkan pada kendaraan-kendaraan, kapal-kapal, atau kapal
terbang pada jalur frekuensi 30 – 470 MHz . Penerapan-penerapan khas adalah pada
komunikasi antara menara pengawas dan pesawat udara ( control tower to aircraft )
pada lapangan udara, pemadam kebakaran, pengawasan kapal di pelabuhan-pelabuhan
, kepolisian , operasi medan bagi angkatan bersenjata, pemerliharaan saluran pipa dan
saluran transmisi, pemeliharaan jalan-jalan raya, taksi dan kendaraan-kendaraan antar
jemput barang, dan juga sistem pemanggilan personil ( personnel paging system ).
Karena sistem ini berkerja pada frekuensi di atas 30 MHz, jangkauan kerjanya
terbatas pada garis pandangan stasiun induk, atau ditambah lagi sejauh itu, bila
digunakan stasiun pengulang. Halangan-halangan yang besar , seperti misalnya bukitbukit atau gedung-gedung yang tinggi di daerah perkotaan akan menimbulkan
bayangan-bayangan dan pola-pola pemantulan yang aneh, yang membuat lingkupan
menyeluruh untuk daerah itu dan satu stasiun induk saja menjadi sulit. Karena alasan
ini, dan untuk sedikit memperluas horison, dalam praktek biasanya antena stasiun
induk ditempatkan di puncak suatu bukit atau gedung yang tinggi untuk mendapatkan
tinggi tambahan.
Di dalam spektrum ada tersedia sejumlah terbatas saluran-saluran yang ditetapkan,
yang kebanyakan terletak pada jalur-jalur 148 dan 174 MHz dan 450 sampai 470
MHz. Pengoperasian FM ( frequency modulation ) biasanya lebih disukai, dan jarak
antar saluran maksimum diizinkan untuk fasilitas ini secara berangsur-angsur telah
dikurangi dari 120 KHz sampai yang sekarang diizinkan yaitu 15 KHz, sehingga
demikian lebih banyak saluran yang dapat ditempatkan. Karena sempitnya lebar-jalur
yang digunakan ini, pemancar-pemancar dan penerima-penerima harus sangat stabil ,
dan harus menjaga frekuensi kerjanya di dalam ± 5 bagian per juta . Untuk merealisasi
kestabilan setinggi ini, pengaturan dengan kristal adalah suatu keharusan.
Sistem pengiriman ( sinyal-sinyal ) untuk komunikasi bergerak biasanya dituntut
untuk meliput daerah seluas mungkin, dan untuk mencapai ini biasanya digunakan
16
antena-antena yang dipolarisasikan tegak dan mengarah ke semua jurusan
(omnidirectional ), baik pada stasiun induk maupun pada unit-unit bergerak. Pada
beberapa penggunaan, seperti misalnya sistem-sistem pemeliharaan pipa dan jalan
raya, medan kerja terbentang dalam suatu garis yang panjangnya bermil-mil, dan
untuk sistem ini antena-antena yagi yang berelemen banyak dan dipolarisasikan tegak
serta diarahkan ke sepanjang jalur kerja sering digunakan. Cara ini memberikan
liputan yang kecil saja di daerah-daerah diluar garis, sedangkan liputan di sepanjang
garis sampai ke horison adalah jauh lebih baik. Antena yang digunakan pada
kendaraan-kendaraan hampir selalu dari jenis cambuk-tanah ( ground whip ) pendek,
yang dipasang di atas kendaraan.
Daya pemancar yang digunakan baik pada unit-unit bergerak maupun pada unitunit stasiun induk dibatasi hingga kira-kira 150 W, terutama karena terbatasnya daya
yang tersedia dari sistem kendaraan itu. Untuk unit bergerak, tersedia 13 sampai 15 V,
untuk pesawat terbang yang populer adalah 28 V dan 48 V, sedangkan dalam kereta
api yang biasa tersedia adalah 48 V. Stasiun-stasiun induk biasanya dioperasikan
langsung dari jaringan listrik 220 V 60 Hz, meskipun untuk beberapa penerapan
disediakan juga daya cadangan dari batere untuk gangguan-gangguan daya yang dapat
terjadi sewaktu-waktu.
Komunikasi dua arah bisa dilakukan dengan 2 metode, metode pertama dengan
menggunakan satu frekuensi untuk mengirim dan menerima yang digunakan secara
bergantian ( half duplex ). Hal ini dimungkinkan bila salah satu sisi menekan saklar
untuk berbicara ( push-to talk ) dalam penyampaian pesan. Metode 2 dengan
menggunakan 2 frekuensi berbeda, satu frekuensi untuk mengirim dan frekuensi
lainnya untuk menerima. Komunikasi ini dikenal juga sebagai komunikasi full duplex
dimana pengguna bisa saling berbicara secara bersamaan. Teknik ini sangat umum
digunakan pada teknologi telepon selular.
17
2.4.
Teori Dasar Survey Seismik 3 Dimensi
Tujuan utama diadakannya sebuah survey seismik 3 dimensi adalah untuk
memetakan bagian bawah tanah dan struktur batuan geologis sebuah ladang minyak
untuk menunjang keberhasilan proses eksplorasi sumber minyak dan gas bumi.
Survey seismik juga punya fungsi-fungsi lainnya seperti pemetaan struktur batuan
untuk infrastructure bangunan, penelitian gempa bumi, dan lain-lain. Pembahasan
survey seismik ini akan dibatasi pada kegiatan survey yang dilakukan di lepas pantai
dan melibatkan kapal laut untuk melaksanakan sebuah survey seismik
Biasanya geofisikawan melihat data seismik untuk mencari traps ( jebakan ) .
Dimana ada kemungkinan akan ditemukannya sebuah sumber minyak. Ada beberapa
macam bentuk traps, tetapi secara umum sebuah traps bisa didefinisikan sebagai
struktur batuan jebakan bawah tanah yang mungkin menyimpan cadangan fluida (
biasanya air, minyak atau gas ). Jadi sebuah survey seismik merupakan langkah
pertama sebuah perusahaan minyak dalam proses eksplorasi sebuah ladang minyak
yang potensial. Dan data seismik yang dihasilkan akan digunakan perusahaan tersebut
untuk memutuskan tempat yang paling ideal untuk mengebor sebuah sumber minyak.
Gbr.2.7. Macam-macam struktur traps.
Survey seismik di lepas pantai menghasilkan data seismik dengan menggunakan
sebuah sumber energi suara, dan merekam suara yang dipantulkan oleh struktur
batuan bawah tanah dengan hydrophone. Sumber energi suara biasanya berupa Airgun
18
(semacam silinder baja yang dapat berulang kali melepaskan udara bertekanan tinggi
didalam air) yang mempunyai tekanan udara 2000 psi. Udara bertekanan tinggi ini
akan dilepaskan di laut dengan kedalaman 5 m dan menghasilkan ledakan suara yang
keras sekali. Pelepasan udara tekanan udara tersebut dilakukan setiap 25 m ( 10-12
detik ) seiiring berjalannya kapal melewati daerah survey.
Gbr.2.8. Teknik survey seismik lepas pantai
Suara pantulan tersebut akan direkam oleh beberapa kabel seismik yang disebut
juga Streamer . Streamer terbuat dari bahan karet yang berisi kerosene ( sejenis
minyak tanah)
dan terdapat puluhan kabel tembaga dan fiber optik. Serta yang
terpenting di dalam streamer setiap 12,5 m terdapat sebuah hydrophone yang
berfungsi untuk merekam suara pantulan dan mengubahnya menjadi sinyal elektris
analog yang nantinya akan digitalisasi supaya bisa direkam di penyimpanan data dan
bisa melalui pemprosesan data seismik. Panjang streamer yang digunakan pada
sebuah survey seismik bisa mencapai 3 km sampai 8 km. Susunan sebuah streamer
terdiri dari 100m bagian yang disambung-sambung sehingga mencapai panjang yang
diinginkan.
19
2.4.1. Navigasi Dalam Survey Seismik
Sebelum sebuah survey seismik dimulai, sebuah blok akan dibagi-bagi menjadi
puluhan garis layar ( sail lines ). Setiap garis mempunyai koordinat titik awal dan
akhir garis. Panjang garis tersebut juga dibagi setiap 25 m dimana tempat
ditembakkannya energi suara pada Airgun, titik itu disebut juga titik tembak ( shot
point ) . Satu garis bisa terdiri dari 1000-3000 titik tembak tergantung dari panjang
garis tersebut. Survey akan dinyatakan selesai apabila semua garis tersebut sudah
dilalui.
Gbr.2.9. Contoh blok survey
2.4.2. Konfigurasi dan Komponen Survey Seismik 3 Dimensi
Survey seismik 3 dimensi melibatkan berbagai macam teknologi terapan, seperti
teknologi mekanika, elektronik, kelautan, dan Navigasi.
Sebuah kapal seismik mempunyai kemampuan untuk menarik sampai 12 kabel
streamer secara paralel. Konfigurasi ini diperlukan agar bisa memetakan batuan
bawah tanah secara 3 dimensi ( panjang , lebar , dan tinggi ) seperti yang tertera di
gambar dibawah ini.
20
Gbr.2.10.konfigurasi 2 sources dan 8 streamers.
Jarak antara streamer harus terus dijaga agar antara satu streamer dengan lainnya
agar satu sama lainnya tidak tersangkut. Jarak antara streamer biasanya 100 m.
Kedalaman streamer akan berada pada kedalaman 7 meter.
Gbr.2.11. Konfigurasi Sources (kiri) dan gulungan streamer dalam kapal (kanan)
21
Gbr.2.12. Plot kapal seismik sedang menarik 8 kabel
Diujung streamer akan terpasang sebuah pelampung yang dikenal dengan sebutan
tailbuoy . Pelampung ini akan dipasangkan sebuah unit GPS Seatrack 220 yang
mempunyai kemampuan mengirim data GPS tersebut ke kapal, sehingga didalam
kapal kita bisa melihat posisi ujung dari semua streamer. Dibawah ini merupakan
gambar sebuah tailbuoy ketika di laut dan konfigurasinya.
Seatrack 220 GPS
Gbr.2.13. tailbuoy atau front float
22
2.4.3. Jaringan Akustik Dalam Air Untuk Mengetahui Posisi Streamer
Penerapan jaringan akustik juga digunakan dalam survey seismik untuk
mengetahui lokasi kabel seismik ketika didalam air. Jaringan akustik adalah jaringan
yang menggunakan sinyal akustik ( 4Khz ) untuk mengetahui jarak antara streamer
dan jarak antara hydrophone sehingga pengumpulan jarak-jarak tersebut bisa
menghasilkan solusi untuk menentukan posisi, arah pergerakan dan bentuk dari kabel
seismik ketika ditarik dibelakang kapal seismik. Posisi GPS yang dihasilkan oleh
tailbuoy dan front float ( tailbuoy yang dipasang didepan streamer ) berperan besar
dalam kalkulasi solusi sebuah jaringan akustik dalam air. Posisi GPS tersebut menjadi
pondasi posisi dari kabel relatif terhadap posisi kapal. Jaringan akustik mempunyai
ribuan pengukuran jarak dari transmitter ke receiver ( hydrophone ) yang terdapat di
seluruh kabel seismik. Gambar dibawah ini adalah jaringan akustik yang berada dari
awal sampai ujung kabel.
Gbr.2.14. Jaringan akustik dalam air.
23
Download