1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia periklanan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dunia periklanan saat ini berkembang begitu pesat. Banyak dari
instansi-instansi,
perusahaan,
pemerintahan
sangat
membutuhkan
jasa
periklanan untuk kebutuhan promosi, terutama di kota-kota besar. Hal ini
membuat persaingan di kalangan industri periklanan semakin marak. Di tengah
persaingan industri periklanan yang semakin ketat, para pelaku bisnis ini
dituntut untuk beradu dengan meningkatkan kreativitasnya. Sebab, meski
sekarang ini nilai “kue” iklan yang diperebutkan semakin besar, tetapi jumlah
pemain juga bertambah banyak.
Dalam menghadapi persaingan ini, biro iklan harus meningkatkan
Sumber Daya Manusia (SDM) nya agar lebih kreatif, tidak hanya statis dalam
merespons perkembangan yang ada. Jantungnya periklanan adalah kreativitas,
akan tetapi ada faktor-faktor lain yang penting dalam mengembangkan suatu
perusahaan periklanan, salah satunya adalah strategi promosi. Promosi
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.
Betapapun berkualitasnya suatu produk, jika konsumen belum pernah
mendengarnya, maka mereka tidak akan membelinya. Oleh karena itu, setiap
perusahaan periklanan tidak hanya dituntut untuk selalu menciptakan ide-ide
kreatif, tetapi juga perlu strategi promosi yang baik dalam persaingan untuk
mendapatkan klien.
1
Industri periklanan merupakan lahan bisnis yang menjanjikan. Hal ini
dibuktikan dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan periklanan yang
muncul. Perkembangan media khususnya media cetak dan media elektronik
yang begitu pesat saat ini, menjadi pasar potensial yang bisa di garap bagi para
pelaku bisnis periklanan. Menurut Judy Uway, Media Director JC&K
Advertising, dari tahun ke tahun selalu ada kenaikan belanja iklan. Dalam
hitungan normal, setiap tahun total belanja iklan akan mengalami kenaikan
20%-30%. (http://www.swa.co.id, 1 januari 2007)
Petakumpet merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
periklanan di Yogyakarta. Berdirinya Petakumpet bermula dari kumpulkumpul antar teman mahasiswa seangkatan, Petakumpet menjelma menjadi
perusahaan desain grafis yang disegani di Yogya. Bahkan, berhasil menjaring
klien besar kaliber nasional. Beberapa klien besar berskala nasional yang
ditanganinya adalah PT. Lokaniaga Adipermata dengan brand Djarum Super,
LA Lights, Djarum 76, Djarum Coklat, Djarum Black, Inspiro, Senior, Juga
Ambarrukmo Plaza, Kedaulatan Rakyat, MMUGM Yogyakarta, Goedang
Musik Yogyakarta, Skuadron Udara 2 AURI Jakarta, CV. Magetan Putra
Yogyakarta, Computa, PT. Sutanto Arifchandra Purwokerto (Kabel Kitani),
dll. (www.petakumpetworld.com, 28 maret 2007).
Tidak hanya itu saja, sejumlah penghargaanpun telah diraihnya,
diantaranya Petakumpet berhasil memboyong award paling banyak (9 award)
dalam Pinasthika Widyawara 2003, tahun berikutnya (2004) Petakumpet
kembali menyabet 7 award. Dan tahun 2005 ketika Pinasthika Ad. Festival
2
tumbuh menjadi event kreatif nasional dengan keikutsertaan biro-biro iklan
Jakarta non afiliasi, Petakumpet terpilih sebagai Agency of The Year dengan
membawa pulang 20 award (6 gold, 6 silver, 3 bronze, 3 the best, 1 bronze
young film director, 1 bronze KR best of print. (www.petakumpetworld.com,
28 maret 2007).
Keberhasilan Petakumpet tidak hanya dari sisi kreatif saja, melainkan
juga dalam menerapkan strategi promosi. Uniknya strategi promosi yang
dilakukan Petakumpet awalnya hanya dari mulut-kemulut atau (words of
mouth). Pada awalnya, mereka sering mengikuti pameran design grafis di
berbagai perguruan tinggi. Karya mereka yang orisinal, nyeni dan segar di
setiap pameran yang mereka ikuti lambat laun melambungkan nama
Petakumpet. Dari ajang pameran ke pameran itulah yang membuat Petakumpet
kemudian mendapatkan tempat di hati klien. Strategi lain yang dilakukan
Petakumpet adalah mengoptimalkan kepuasan klien, pelanggan yang puas
tidak saja menjadi setia, tapi sekaligus berfungsi sebagai media promosi yang
amat efektif bagi Petakumpet, sehingga order-pun terus mengalir seiring
meluasnya
jangkauan
dan
makin
banyaknya
klien.
(www.petakumpetworld.com, 28 maret 2007). Selain itu strategi promosi yang
dilakukan Petakupmet adalah dengan membuka website, Website di gunakan
sebagai wadah untuk lebih memperkenalkan Petakumpet kepada semua orang.
Dengan website, jarak sudah tidak menjadi kendala. Kapanpun dan dimanapun
orang dapat mengunjunginya untuk mendapatkan informasi sesuai dengan yang
dibutuhkan.
3
Semakin bertambahnya klien membawa imbas pada kenaikan omset
perusahaan, tercatat tahun 2004 omset sebesar Rp 2,9 miliar, lalu meningkat
menjadi Rp 3,8 Miliar pada 2005, tahun 2006 omset mencapai Rp 5,9 miliar
dan untuk dua bulan pertama tahun 2007 omset petakumpet sudah mencapai
lebih dari Rp 800 juta. Dengan betambahnya jumlah klien 12 institusi dan
personal ditahun 2000 menjadi 350 klien pada 2008 dengan revenue lebih dari
Rp. 8 milyar (Budiman Arif 2008: 19, 32).
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun omset
dan klien Petakumpet terus bertambah, hal yang perlu dicermati adalah
penyebab dari peningkatan jumlah omset dan klien tersebut. Salah satu upaya
perusahaan dalam menarik jumlah klien dan omset adalah dengan cara
menerapkan strategi promosi yang tepat. Perlu diketahui, bahwa Petakumpet
tidak menerapkan sistem target dalam pemasaran, sehingga tidak ada kegiatan
analisa antara strategi yang diterapkan dengan target capaian yang telah
ditentukan dalam kurun waktu tertentu. Dengan tidak adanya data mengenai
target dan capaian dalam kurun waktu tertentu, hal ini dapat menjadi masalah,
karena tidak dapat dianalisa apakah strategi yang diterapkan berhasil atau
tidak. Strategi adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan,
Effendy (1990: 32). Indikasi keberhasilan suatu strategi adalah tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Jika tidak ada analisa mengenai
target dan capaian maka tidak dapat diketahui berhasil tidaknya sebuah
strategi. Hal ini tidak dapat dijadikan pertimbangan untuk menetapkan strategistrategi selanjutnya.
4
Melihat perkembangan dan prestasi PT. Petakumpet yang signifikan
tentunya memunculkan persaingan pasar di kalangan industri periklanan yang
lebih ketat untuk saling berlomba menarik klien. Dengan semakin
berkembangnya industri periklanan dan semakin banyaknya badan usaha yang
bergerak dalam bidang periklanan khususnya di Yogyakarta dengan target
audien yang sama, tentunya Petakumpet memiliki strategi-strategi promosi lain
untuk menarik minat dan menjaga loyalitas klien. Tingginya tingkat persaingan
dalam bisnis ini menjadi alasan yang penting dalam penelitian ini, karena di
Yogyakarta sendiri badan usaha yang bergerak dalam bidang periklanan sudah
sangat banyak sekali, baik itu usaha kecil maupun yang sudah menjadi
perusahaan besar.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang di atas dapat dibuat suatu rumusan
masalah yaitu “Bagaimana strategi promosi biro iklan Petakumpet
Yogyakarta dalam menarik klien?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk:
1. Mendeskripsikan strategi promosi yang diterapkan biro iklan Petakumpet
dalam menarik klien.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bauran promosi.
5
3. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan klien tentang strategi promosi
Petakumpet.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik dari segi teoritis
maupun praktis.
1. Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat:
a. Menambah khasanah pengetahuan tentang strategi promosi.
b. Menjadi bahan kajian studi banding dalam rangka penelitian lebih lanjut.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan:
a. Bagi peneliti
Manfaat penelitian bagi penulis adalah untuk menambah
wawasan tentang strategi promosi serta dapat mengaplikasikan teori-teori
yang didapat selama kuliah kedalam dunia kerja.
b. Bagi perusahaan
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberi
manfaat
bagi
perusahaan, terutama digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan oleh bagian pemasaran guna menentukan
kebijaksanaan perusahaan.
c. Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak lain dalam
penyajian informasi untuk mengadakan penelitian serupa.
6
E. KERANGKA TEORI
1. Komunikasi Pemasaran
Komunikasi merupakan proses sosial yang selalu menyertai
kehidupan manusia dalam rangka menunjukkan eksistensinya tempat dia
berada. Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication
berasal dari bahasa latin communication dan bersumber dari kata
communis yang berarti sama. Yang dimaksud sama di sisni adalah sama
makna (Effendy, 1990: 9). Jadi, komunikasi dapat terjadi jika ada
kesamaan makna mengenai apa yang ada dalam suatu percakapan. Lebih
lanjut dikatakan bahwa, komunikasi tidak hanya bersifat informative saja
yaitu agar orang lain tahu dan mengerti, tetapi juga komunikasi harus
persuasive yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham,
melakukan suatu kegiatan, dll. Dengan kata lain komunikasi adalah
proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan
maksud untuk mencapai kesamaan pemahaman agar orang tepengaruh
untuk berubah sikap sesuai dengan yang diinginkan.
Komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan
secara tegas asas-asas penyampain informasi serta pembentukan
pendapat dan sikap (Carl Hovland dalam Effendy, 1990:10). Ini berarti
komunikasi tidak tergantung dari sekedar adanya suatu pikiran dan
adanya pihak kedua yaitu komunikan, namun komunikasi lebih
ditekankan pada pengekspresian dan pernyataan yang disampaikan agar
7
massa terpengaruh dalam rangsang yang diberikan sehingga tercipta
suasana pemahaman diantara mereka.
Dari beberapa pengertian mengenai komunikasi diatas akan lebih
mudah untuk memahami pengertian komunikasi dalam kegiatan
pemasaran. Komunikasi dalam pemasaran disebut juga dengan
komunikasi pemasaran karena dalam pemasaran banyak melibatkan
aktifitas komunikasi. Dalam komunikasi pemasaran mengandung unsurunsur
proses
pengolahan
informasi,
saluran,
khalayak
sasaran,
berkesinambungan dari dua arah dan menunjang pemasaran. Semua
unsur ini terkandung dalam komunikasi pemasaran. Definisi komunikasi
pemasaran menurut Tjiptono (1997:219) adalah sebagai berikut:
komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Swashta & Irawan (2003:345):
Komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang
dilakukan oleh penjual dan pembeli dan merupakan kegiatan yang
membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran,
serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara
menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik.
Dengan demikian komunikasi pemasaran dapat diartikan sebagai
proses komunikasi yang terjadi antara pembeli dan penjual yang
didalamnya meliputi pemberian stimulus dengan harapan memperoleh
respon yang diinginkan dan dapat digunakan dalam mengambil
keputusan
pemasaran.
Komunikasi
pemasaran
dapat
membantu
8
mempertemukan pembeli dan penjual bersama-sama dalam suatu
hubungan pertukaran, menciptakan arus informasi antara pembeli dan
penjual
yang
membuat
kegiatan
pertukaran
lebih
efisien
dan
memungkinkan semua pihak untuk mencapai persetujuan pertukaran
yang memuaskan.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa komunikasi pemasaran
membantu pembeli dan penjual menciptakan hubungan pertukaran,
menciptakan kesadaran serta memberitahu pembeli dan penjual agar
dapat
melakukan
pertukaran
secara
mempertahankan arus informasi yang
lebih
memuaskan,
dan
memungkinkan terjadinya
pertukaran. Dari sinilah peran pokok komunikasi pemasaran adalah
mengkomunikasikan produk dan mengkomunikasikan citra lembaga
kepada sejumlah khalayak.
Secara garis besar proses komunikasi pemasaran dapat dijelaskan
dalam gambar di bawah ini (Tjiptono 1997 : 219):
9
Pemahaman
Gagasan
Media
Encode
Encode
Pesan
Penerima
Pengirim
Decode
Feed
Back
Decode
Pemahaman
Response
Gangguan :
Gangguan Fisik
Masalah Semantik
Perbedaan Budaya
Ketiadaan Feed back
Efek Status
Gambar 1. Model Komunikasi Pemasaran
Ada tiga unsur pokok dalam struktur proses komunikasi pemasaran
yang tergambar di gambar diatas (Tjiptono 1997 : 219 - 220):
1) Pelaku Komunikasi
Terdiri atas pengirim (sender) atau komunikator yang
menyampaikan pesan dan penerima (receiver) atau komunikan pesan.
Dalam konteks ini, komunikatornya adalah perusahaan, sedangkan
komunikannya adalah
khalayak, seperti pasar pribadi, pasar
organisasi, maupun masyarakat umum (yang berperan sebagai
initiator, influencer, decider, purchaser, dan user).
2) Material Komunikasi
Ada beberapa material komunikasi pemasaran yang penting,
yaitu :
10
a) Gagasan, yaitu materi pokok yang hendak disampaikan pengirim.
b) Pesan (massage), yaitu himpunan berbagai simbol (oral, verbal,
non-verbal)
dari
suatu
gagasan,
Pesan
hanya
dapat
dikomunikasikan melalui suatu media.
c) Media, yaitu pembawa (transporter) pesan komunikasi. Pilihan
media komunikasi pemasaran bisa bersifat personal maupun non
personal. Media dapat dipilih dari tenaga penganjur (misal
konsultan), tenaga ahli profesional, atau dari masyarakat umum.
Media non-personal meliputi media massa (radio, TV, internet,
koran, majalah, tabloid), kondisi lingkungan (ruangan, gedung)
ataupun peristiwa tertentu atau hari-hari besar / spesial.
d) Response, yaitu pemahaman atas pesan yang diterima oleh
penerima.
e) Feed back, yaitu pesan umpan balik dari sebagian atau keseluruhan
respon yang dikirim kembali oleh penerima.
f) Gangguan / noise, yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat
kelancaran proses komunikasi. Paling tidak ada lima macam
gangguan
yang
biasanya
menghambat
proses
komunikasi
pemasaran, yaitu gangguan fisik, masalah semantik / bahasa,
perbedaan budaya, efek status dan ketiadaan umpan balik.
3) Proses Komunikasi
Proses penyampaian pesan (dari pengirim kepada penerima)
maupun pengiriman kembali respon (dari penerima kepada pengirim)
11
akan memerlukan dua kegiatan yaitu encoding (fungsi mengirim) dan
decoding (fungsi menerima).
a) Encoding adalah proses merancang atau merubah gagasan secara
simbolik menjadi suatu pesan untuk disampaikan kepada penerima.
b) Decoding adalah proses menguraikan atau mengartikan simbol
sehingga pesan yang diterima dapat dipahami.
Berdasarkan model komunikasi diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa model ini sangat menekankan pada faktor-faktor penting dalam
komunikasi yang efektif. Komunikator harus tahu mana yang ingin
lebih mereka jangkau. Tanggapan apa yang mereka inginkan, supaya
proses penyandian suatu pesan dari pengirim harus bertautan dengan
proses pembacaan sandi penerimanya.
Komunikasi pemasaran dimulai dengan sasaran yang jelas
dalam benaknya, sasarannya dapat dari pembeli potensial pemakai
saat ini. Jadi, komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan utama yaitu:
Untuk
menyebarkan
informasi
(komunikasi
informatif),
mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen
(komunikasi persuasif), dan mengingatkan khalayak untuk melakukan
pembelian ulang (komunikasi mengingatkan kembali).
12
2. Definisi Strategi
a. Pengertian dan konsep strategi
Istilah
strategi
berasal
dari
bahasa
Yunani,
yang
berarti
kepemimpinan (leadership). Dalam arti sempit Effendy (1990:32)
menjelaskan bahwa strategi dapat didefinisikan sebagai perencanaan
(Planning) dan manajemen (Management) untuk mencapai tujuan. Dengan
demikian strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus.
Dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang
mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk
mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi. Menurut Jain
yang dikutip oleh Tjiptono (1997: 3) menyatakan bahwa setiap organisasi
membutuhkan strategi manakala menghadapi situasi berikut:
1.
2.
3.
4.
Sumber daya yang dimiliki terbatas
Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi.
Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi.
Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang
waktu.
5. Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif.
Sedangkan definisi strategi menurut Candler yang dikutip oleh
Mudrajad (2002:1) adalah penentuan dan sasaran jangka panjang
perusahaan, diterapkanya aksi dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian bila dilihat
dari pendapat pakar diatas dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu strategi
pada hakekatnya adalah perencanaan, manajemen untuk mencapai suatu
tujuan, akan tetapi dalam mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi
13
sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus
mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.
Menurut Stoner, Freeman dan Gilbert Jr yang dikutip oleh Tjiptono
(1997: 3) Konsep strategi dapat didefinisikan ke dalam 2 perspektif, yakni:
1. Apa yang suatu organisasi ingin lakukan (Intends to do).
2. Apa yang akhirnya organisasi lakukan (Eventually does).
Berdasarkan perspektif pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai
program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan
mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandung dari strategi ini
adalah bahwa para manajer memainkan peranan aktif, sadar dan rasional
dalam merumuskan strategi organisasi. Ini berkaitan dengan strategi
komunikasi pemasaran yang telah direncanakan dan bagaimana cara
melakukan untuk mewujudkan semua rencana tersebut.
Adapun berdasar perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai
pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungan sepanjang
waktu. Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki strategi meskipun
strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Pandangan ini
diterapkan bagi para manajer yang bersifat reaktif, yaitu hanya
menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif
manakala di butuhkan.
b. Promosi
Pada hakekatnya promosi adalah semua kegiatan yang dimaksudkan
untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan kepada pasar sasaran,
14
untuk memberi informasi tentang keistimewaan, kegunaan, dan yang
paling penting adalah tentang keberadaanya, untuk mengubah sikap
ataupun untuk mendorong orang untuk bertindak. Secara singkat promosi
berkaitan dengan upaya bagaimana orang dapat mengenal produk
perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin,
kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut.
Pengertian promosi menurut Martin adalah semua jenis kegiatan
pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan (Swastha &
Irawan, 1997:349). Sedangkan Simamora (2000:784) mendefinisikan
promosi adalah pengkomunikasian informasi antara penjual dan pembeli
potensial atau pihak- dalam saluran distribusi guna mempengaruhi sikap
dan perilakunya. Jadi fungsi dari promosi adalah pemberitahuan,
pembujukan dan pengimbasan keputusan pembelian konsumen.
Berdasarkan pendapat para pakar di atas, maka promosi dapat
didefinisikan sebagai suatu kegiatan pemasaran yang direncanakan dalam
bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memberitahu, membujuk,
sehingga mempengaruhi sikap dan perilaku pembeli potensial.
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu
program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, jika
konsumen tidak tahu atau belum pernah mendengarnya dan tidak yakin
bahwa produk tersebut memiliki manfaat bagi mereka, maka mereka tidak
akan pernah membelinya. Promosi adalah suatu bentuk komunikasi,
15
dimana Komunikasi merupakan sebuah proses yang dilakukan seseorang
untuk berupaya menciptakan suasana pemahaman diantara mereka.
Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran
yang sangat penting dilakukan oleh suatu perusahaan dalam memasarkan
produknya. Kegiatan ini berfungsi sebagai alat komunikasi antara
perusahaan dengan konsumen, juga untuk mempengaruhi minat beli
konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan.
Peranan promosi dalam kegiatan pemasaran adalah untuk memberi
tahu, membujuk, atau mengingatkan orang mengenai produk atau jasa agar
orang melakukan tindakan seperti yang dikehendaki oleh pemasar.
Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran, disamping produk,
harga, dan jalur distribusi. Peranan promosi dalam bauran pemasaran
adalah menjelaskan pada pelanggan yang ada maupun potensial tentang
manfaat dan nilai yang ditawarkan oleh produk. Sedangkan peranan pokok
komunikasi pemasran adalah mengkomunikasikan citra lembaga kepada
sejumlah khalayak.
Komunikasi pemasaran dapat membantu mempertemukan pembeli
dan penjual dalam suatu hubungan pertukaran, menciptakan arus informasi
antara pembeli dan penjual yang membuat kegiatan pertukaran lebih
efisien dan memungkinkan semua pihak untuk mencapai persetujuan
pertukaran yang memuaskan.
Adapun tujuan promosi Menurut Swatha dan Irawan (1997: 353355) antara lain:
16
1) Memodifikasi tingkah laku
Promosi berusaha merubah tingkah laku dan pendapat serta
memperkuat tingkah laku yang ada. Misalnya orang yang pada
awalnya kurang tertarik terhadap suatu produk akan menjadi tertarik
setelah melihat atau mendengar promosi dari produk tersebut.
2) Memberitahu
Promosi yang bersifat informatif umumnya lebih sesuai dilakukan
pada tahap awal siklus kehidupan produk. Misalnya menginformasikan
jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan, meluruskan kesan yang
keliru, dan membangun citra perusahaan.
3) Membujuk
Promosi yang bersifat membujuk diarahkan untuk mendorong
pembelian. Misalnya mengalihkan pilihan ke merek tertentu, dan
mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga.
4) Mengingatkan
Promosi ini dilakukan untuk mempertahankan suatu merek produk di
hati masyarakat. Dengan promosi orang akan selalu ingat akan merek
suatu produk yang dilihatnya.
Ditinjau dari tujuan promosi di atas maka kegiatan promosi sebagai
usaha
untuk
mendukung
kegiatan
pemasaran
perusahaan
secara
keseluruhan harus memiliki tujuan yang jelas dari berbagai elemen-elemen
promosi yang akan digunakan. Tujuan promosi penting ditetapkan terlebih
dahulu, tujuan ini hendaknya mengidentifikasikan pasar mana yang akan
dicapai, apa yang harus dilakukan untuk meraih pasar tersebut, siapa yang
harus melakukan tugas itu, dan kapan mereka harus menyelesaikannya.
c. Strategi Promosi
Dalam kegiatan promosi diperlukan strategi-strategi yang tepat agar
kegiatan promosi yang dilakukan dapat mencapai target. Strategi promosi
pada
dasarnya
berkaitan
dengan
masalah-masalah
perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian komunikasi persuasif dengan pelanggan.
Hal ini senada dengan pendapat dari Cravens (1998:77) yang menyatakan
bahwa strategi promosi berkaitan dengan masalah-masalah perencanaan,
17
implementasi dan pengendalian komunikasi dari suatu organisasi kepada
para konsumen dan sasaran lainya.
Pada dasarnya tujuan utama dari strategi promosi dan aktivitas
promosi adalah sama yaitu mempengaruhi konsumen untuk memanfaatkan
produk
atau
jasa
yang
ditawarkan.
Usaha
perusahaan
untuk
mempengaruhinya yaitu dengan merayu (persuasive communication)
calon pembeli melalui pemakai segala unsur acuan pemasaran. Fungsi
promosi dalam bauran promosi adalah untuk mencapai berbagai tujuan
komunikasi dengan konsumen.
Menurut Tjiptono (1997:233), ada enam strategi pokok dalam
strategi promosi yaitu:
1) Strategi Pengeluaran Promosi
Anggaran promosi merupakan bagian dari anggaran pemasaran,
namun demikian tidak ada standar yang pasti mengenai seberapa besar
pengeluaran
untuk
promosi
yang
harus
dialokasikan.
Faktor
penyebabnya adalah pengeluaran promosi bervariasi tergantung pada
produk atau situasi pasar. Untuk itu perlu sebuah strategi yang dapat
digunakan dalam penentuan besarnya pengeluaran untuk promosi.
2) Strategi Bauran Promosi
Strategi ini memberikan distribusi yang optimal dalam setiap
metode promosi.
Faktor-faktor yang menentukan bauran promosi:
a) Faktor produk
18
Yaitu dengan mempertimbangkan karakteristik dan cara produk itu
dibeli, dikonsumsi, dan dipersiapkan.
b) Faktor pasar
Dengan memperhatikan tahap-tahap PLC (Product Life Cycle),
pangsa pasar, iklan, dan persaingan.
c) Faktor pelanggan
Penentuan strateginya dengan memperhatikan karakteristik pemakai
produk.
d) Faktor anggaran
Perhatian utama difokuskan pada besar kecilnya anggaran promosi
yang dimiliki.
e) Faktor bauran pemasaran
Karakteristik antara bauran pemasaran dan bauran promosi.
3) Strategi Pemilihan Media
Tujuan dari strategi ini adalah memilih media yang tepat untuk
kampanye iklan dalam rangka membuat pelanggan menjadi tahu,
paham, menentukan sikap, dan membeli produk yang dihasilkan
perusahaan. Media tersebut dapat berupa suratkabar, televisi, radio,
media luar ruang, iklan transit, dan direct mail. Pemilihan media dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ciri produk, jenis pesan, pasar
sasaran, luas dan jenis distribusi, anggaran, strategi iklan pesaing, serta
kekurangan dan keunggulan media itu sendiri.
4) Strategi Copy Periklanan
19
Copy adalah isi dari iklan. Copy berfungsi menjelaskan manfaat
produk dan memberi alasan kepada pembacanya mengapa harus
membeli produk tersebut. Copy yang efektif haruslah yang menarik,
spesifik, mudah dimengerti, singkat, bisa dipercaya, sesuai dengan
keinginan pembaca, dan persuasif. Oleh karena itu copy adalah sesuatu
yang mewakili pesan yang ingin disampaikan pengiklan.
5) Strategi Penjualan
Strategi penjualan adalah memindahkan posisi pelanggan ke tahap
pembelian (dalam proses pengambilan keputusan) melalui penjualan
tatap muka.
6) Strategi Motivasi dan Penyeliaan Tenaga Penjual
Motivasi
digunakan
untuk
mendorong
salespeople
dengan
menggunakan penghargaan berbentuk finansial maupun nonfinansial.
Motivasi finansial dapat berwujud kompensasi uang, motivasi
nonfinansial biasanya dalam bentuk program evaluasi kerja. Sedangkan
penyeliaan diperlukan untuk memastikan bahwa salespeople bekerja
dengan baik, menempatkan salespeople pada lokasi kerja yang tepat
memberi pelatihan, dan sebagai saluran komunikasi antara atasan dan
bawahan.
Guna memastikan apakah salespeople bekerja dengan baik, penyelia
harus mengawasi aktivitas mereka dalam hal penempatan kerja. Metode
penyeliaan bisa dilakukan secara langsung, dengan inspeksi mendadak,
membuat sistem laporan kerja, rapat atau koresponden.
20
d. Strategi Promosi untuk mendukung pemasaran
Tujuan utama dari promosi adalah untuk mempengaruhi konsumen
agar memanfaatkan produk barang atau jasa yang ditawarkan oleh suatu
perusahaan. Untuk itu dalam melakukan promosi diperlukan strategi
promosi yang tepat agar kegiatan promosi yang dilakukan dapat mencapai
target sasaran sesuai dengan yang diinginkan, sehingga dapat mendukung
program pemasaran perusahaan.
Menurut Kotler & Susanto (2001:778) ada beberapa langkah dan
tahapan utama dalam melaksanakan kegiatan promosi:
1) Mengidentifikasi pasar yang dituju.
Segmen pasar yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam
kampanye promosi harus dapat dibatasi secara terpisah sesuai dengan
faktor demografis dan psikografis.
2) Menentukan tujuan komunikasi
Suatu perusahaan hendaknya mengetahui tujuan apa yang akan dicapai
terlebih dahulu, yaitu dengan cara membuat skala prioritas atau posisi
tujuan yang hendak dicapai.
3) Merancang pesan
Pesan harus efektif, pesan tersebut harus memperoleh perhatian,
menarik minat, membangkitkan keinginan dan menghasilkan tindakan.
4) Memilih saluran komunikasi
21
Perusahaan hendaknya memilih media untuk melakukan pemasaran.
Jenis media yang berbeda akan cenderung ditujukan pada kelompok
yang berbeda.
5) Mengalokasikan total anggaran promosi
Pada tahap ini merupakan tahapan yang paling sulit, dimana promosi
sangat ditentukan oleh faktor-faktor seperti tindakan pesaing dan jenis
produk, sehingga biaya diperhitungkan dengan sangat cermat.
6) Memutuskan mengenai bauran promosi
Perusahaan dapat menggunakan tema berita yang berbeda pada
masing-masing kegiatan promosinya, sehingga perusahaan dapat
menggunakan salah satu atau mengkombinasi dari bauran promosi.
7) Mengukur hasil promosi
Pengukuran efektifitas sangat penting dilakukan bagi manajer. Tanpa
dilakukan pengukuran efektifitas tersebut akan sulit diketahui apakah
tujuan perusahaan dapat dicapai atau tidak.
8) Mengelola dan mengkoordinasikan seluruh proses komunikasi
pemasaran
Setelah dilakukan pengukuran efektivitas, ada kemungkinan
diadakan perubahan rencana pada bauran promosi, media, berita,
anggaran promosi, atau cara pengalokasian anggaran tersebut.
Perusahaan harus meperhatikan kesalahan-kesalahan yang penah di
perbuat untuk menghindari kesalahan yang sama di masa depan.
22
3. Bauran Promosi (Promotion Mix)
Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari
variabel-variabel periklanan, personal-selling, dan alat promosi yang
lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program
penjualan (Swastha & Irawan, 1997:349). Dengan demikian promosi
merupakan salah satu faktor keberhasilan suatu program pemasaran suatu
produk.
Secara umum bauran promosi mempunyai fungsi yang sama, akan
tetapi bauran promosi dapat di bedakan berdasarkan tugas-tugas
khususnya. Bauran promosi yang utama menurut Kottler & Susanto (2001:
774) meliputi lima saluran yaitu:
1) Periklanan: Semua bentuk presentasi non personal dan promosi ide,
barang atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.
2) Pemasaran Langsung: penggunaan surat, telepon, dan alat penghubung
non personal lainya untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan
respon dari pelanggan dan calon pelanggan.
2) Promosi Penjualan: Insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan
mencoba atau pembelian produk atau jasa.
3) Humas dan Publisitas: berbagai program yang dirancang untuk
mempromosikan dan melindungi citra perusahaan atau produk
individualnya.
4) Penjualan Personal: Interaksi langsung antara satu atau lebih calon
pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.
Jika melihat pernyataan dari pakar diatas yang menyebutkan tentang
lima bauran promosi yang utama tersebut, maka dapat dijelaskan lebih
lanjut sebagai berikut:
1) Periklanan
Masyarakat periklanan Indonesia mendefinisikan iklan, sebagai
segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat
23
media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Institusi
praktisi periklanan Inggris mendefiniskan periklanan merupakan pesanpesan yang paling persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang
paling potesial atas produk atau jasa dengan biaya yang semurahmurahnya (Jefkins, 1996:5). Sedangkan menurut Kasali (1992: 11)
periklanan merupakan keseluruhan proses yang meliputi penyiapan,
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian iklan. Dengan
demikian jika melihat toeri-teori tersebut dapat diartikan bahwa
periklanan merupakan bagian dari promosi, dimana iklan dianggap
sebagai alat yang paling efektif karena jangkauan iklan yang luas
sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima oleh masyarakat luas.
Disamping itu
periklanan juga merupakan salah satu bentuk
khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Oleh karena itu,
periklanan harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada
khalayak.
Periklanan
harus
mampu
membujuk
khalayak
agar
berperilaku sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan untuk
mengembangkan penjualan dan keuntungan (Jefkins, 1996:15). Dari
penjelasan terebut dapat disimpulkan bahwa, periklanan harus dapat
mempengaruhi pemilihan dan keputusan membeli
Adapun tujuan iklan menurut Tjiptono (1997:227) adalah sebagai
berikut:
a) Pioneering advertising (Informatife advertising)
24
Iklan
yang
berupaya
menciptakan
permintaan
awal.
Iklan
menginformasikan sesuatu yang belum pernah terpikirkan oleh
orang.
b) Competitive advertising (persuasif advertising)
Iklan bersifat membujuk yang berupaya mengembangkan pilihan
merek tertentu, misalnya iklan yang secara terang-terangan
menunjukkan keunggulan merek tertentu dibanding merek lain.
c) Iklan pengingat (reminder Advertising)
Iklan yang berupaya meletakkan nama produk tertentu dibenak
konsumen. Reinforcement advertising merupakan bentuk reminder
advertising yang menyakinkan pilihan pembeli.
2) Pemasaran langsung
Pemasaran
langsung
adalah
pemasaran
interaktif,
yang
memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan
respon yang terstrukur. Dalam pemasaran langsung komunikasi
promosi ditujukan langsung pada konsumen yang bersangkutan, baik
melalui telepon, surat, e-mail, dan alat penghubung non-personal lainya
untuk berkomunikasi langsung dengan pelanggan tertentu atau calon
pelanggan. Ciri-ciri pemasaran langsung Kotler & Susanto (2001 : 800)
antara lain:
a) Tidak umum (non-publik), yaitu pesan ditujukan langsung pada
orang tertentu.
25
b) Custemise, yaitu pesan dapat dibuat khusus untuk menarik
perhatian orang yang dituju.
c) Up to date, yaitu pesan dapat disampaikan secara cepat untuk
disampaikan kepada orang yang dituju.
d) Interaktif, yaitu pesan dapat di ubah-ubah tergantung tanggapan
dari penerima pesan
3) Promosi penjualan
Promosi penjualan adalah kegiatan pemasaran selain personal
selling, periklanan, dan publisitas, yang mendorong pembelian
konsumen dan efektifitas pengecer (Swastha & Irawan :1997 : 350).
Kegiatan yang dimaksud dari penjelasan Swastha & Irawan antara lain:
peragaan, pertunjukan, pameran, demonstrasi, dan sebagainya. Dalam
promosi penjualan pembeli mendapat kesempatan istimewa yang hanya
didapat pada acara tersebut.
Kotler dan Susanto (2001: 800) mengatakan bahwa promosi
penjualan mempunyai tiga sifat yaitu sebagai komunikasi, insentif, dan
undangan. Jika teori dari ahli tersebut dijelaskan maka sebagai berikut:
a) komunikasi
Menarik perhatian dan memberi informasi yang dapat membawa
konsumen pada produk yang ditawarkan. Hal ini dilakukan agar
konsumen terdorong untuk membeli produk yang ditawarkan.
b) Insentif
26
Menggabungkan kelonggaran, bujukan atau kontribusi yang
memberi nilai bagi konsumen
c) Undangan
Promosi bersifat mengundang agar pada saat itu langsung terjadi
transaksi.
Suatu perusahaan biasanya memanfaatkan promosi penjualan
untuk merangsang respon lebih cepat dan kuat dari konsumen. Pada
umumnya,
dampak
jangka
pendek
lebih
diutamakan
seperti
mendramatisir tawaran perusahaan agar penjualan yang sedang lesu
dapat terdongkrak lagi.
4) Humas dan Publisitas
Humas merupakan upaya menyeluruh dari suatu perusahaan untuk
mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai
kelompok terhadap perusahaan tersebut. Kegiatan Humas menggunakan
berbagai alat untuk mencapai tujuan, menurut Tjiptono (1997: 231)
kegiatan-kegiatan humas antara lain sebagai berikut:
a) Press relations, bertujuan untuk memberikan informasi yang pantas
untuk dimuat dalam surat kabar supaya menarik perhatian publik
terhadap seseorang, produk atau jasa atau organisasi.
b) Product publicity, melibatkan berbagai usaha untuk mepublikasikan
produk tertentu.
27
c) Corporate communication, kegiatan ini mencakup komunikasi
internal maupun eksternal serta mempromosikan pemahaman
tentang organisasi.
d) Lobbying, kegiatan ini melibatkan kerjasama dengan ahli hukum dan
pejabat pemerintahan sehingga perusahaan mendapatkan informasiinformasi yang berharga.
e) Conselling, kegiatan ini melibatkan pemberian nasehat kepada
manajemen tentang persoalan-persoalan kemasyarakatan mengenai
posisi perusahaan maupun citra perusahaan.
Dalam beberapa hal diatas terdapat kegiatan publisitas. Menurut
Swastha, publisitas merupakan sejumlah informasi tentang seseorang,
barang, atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui
media tanpa dipungut biaya, atau tanpa pengawas dari sponsor
(Angipora, 2002: 372).
Sedangkan menurut Kotler dan Susanto (2001:774) publikasi
merupakan bagian dari komunikasi massa, namun publikasi berbeda
dengan iklan, biasanya publikasi berbentuk berita atau komentar
editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan. Jadi, publisitas
sesungguhnya dapat memberi andil besar bagi seluruh program promosi
karena dapat menjadi altrernatif selain iklan. Hal ini senada dengan
teori dari Angipora (2002: 372-373) yang menyatakan bahwa publisitas
mempunyai beberapa keuntungan, yaitu sebagai berikut:
a) Publisitas dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca
iklan.
28
b) Publisitas dapat ditempatkan pada halaman depan dari sebuah surat
kabar atau pada posisi lain yang mencolok.
c) Publisitas jauh lebih murah karena dilakukan secara bebas tanpa
dipungut biaya.
5) Penjualan personal
Penjualan personal merupakan salah satu cara yang efektif dalam
proses pembelian, terutama dalam membentuk preferensi pembeli,
keyakinan, dan tindakan. Menurut Swastha, Penjualan personal adalah
interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk
menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan
pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain (Angipora,
2002: 306)
Jadi dalam penjualan personal terjadi interaksi langsung, saling
bertemu antar penjual dan pembeli. Komunikasi bersifat individual dan
dua arah shingga dapat langsung memperoleh tanggapan sebagai umpan
balik dari pembeli. Penjualan personal tersebut juga memiliki kualitas
antara lain:
a. Konfrontasi personal, menciptakan hubungan yang hidup dan
sangat interaktif antara dua orang atau lebih.
b. Pengembangan, penjualan personal memungkinkan semua
hubungan berkembang, dari hubungan yang berdasarkan
penjualan sampai pada hubungan personal yang dalam.
c. Respon,
penjualan
personal
membuat
pembeli
merasa
berkewajiban untuk mendengarkan perkataan wiraniaga (kotler
& Susanto, 2001 :800-801).
29
Dari penjelasan diatas penjualan personal mempunyai kelebihan
antara lain penjual dapat mengamati reaksi pelanggan sehingga dapat
menyesuaikan pendekatanya, pelanggan yang berminat biasanya
langsung membeli, penjual dapat menjalin hubungan jangka panjang
dengan pelanggan. Selain memiliki kelebihan, penjualan personal
tentunya juga memiliki kekurangan. Beberapa kekurangan dari
penjualan personal antara lain:
a. Biaya per-kontak relatif tinggi, karena pesan yang disampaikan
perusahaan bersifat pribadi, tidak secara massal.
b.
Calon
pembeli
yang
dikunjungi
oleh
wiraniaga
harus
memberikan penjelasan-penjelasan.
c. Sulit mencari wiraniaga yang benar-benar ahli dalam bidangnya.
Salah satu cara mengatasi adalah dengan mengadakan latihan
kepada wiraniaga yang dapat menggunakan biaya dan waktu
yang efisien (Angipora, 2002 :367-368)
4. Komunikasi Mulut-Kemulut (Word of Mouth)
Fenomena word of mouth dalam dekade terakhir tidak bisa dihindari
oleh para pemasar, karena keberadaannya bisa membawa image positif
maupun negatif terhadap satu merek produk atau jasa. Kehadiran word of
mouth marketing dalam mengembangkan kegiatan komunikasi dalam
perusahaan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dari promotion mix
sehingga menghasilkan komunikasi pemasaran yang lebih efektif dan
menjual. Definisi word of mouth menurut Marhaeni Fajar (2009:78 ), adalah
30
proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau kelompok
dengan beberapa efek dan umpan balik seketika.
Salah satu karakteristik unik promosi dalam bisnis jasa adalah
pentingnya komunikasi referral dan word of mouth. Ini merupakan salah satu
faktor penting dalam program promosi. Komunikasi mulut-kemulut adalah
komunikasi
dari
orang
ke
orang
lain,
mereka
berbicara
tentang
pengalamannya ketika menerima produk barang atau jasa dari suatu
perusahaan.
Adapun definisi word of mouth menurut Saptaningsih (www.upy.ac.id)
adalah usaha pemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan,
mempromosikan, merekomendasikan dan menjual produk atau merek kepada
pelanggan lain. Hal ini merupakan keuntungan tersendiri bagi perusahaan
yang bersangkutan karena secara tidak langsung komunikasi mulut-kemulut
merupakan sarana promosi bagi perusahaan. Dalam komunikasi mulutkemulut peranan orang sangat penting untuk mempromosikan suatu produk
barang maupun jasa. Pelanggan sangat dekat dengan pengiriman barang
maupun jasa, pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang
berpotensi tentang pengalamannya dalam menerima barang maupun jasa
tersebut.
Keuntungan komunikasi mulut-kemulut bagi perusahaan antara lain,
dapat menumbuhkan hubungan yang harmonis antara penjual dan pembeli,
membangun citra perusahaan dalam memasarkan produknya, dan tentunya
komunikasi
mulut-kemulut
tidak
mngeluarkan
banyak
biaya
untuk
31
berpromosi. Adapun manfaat word of mouth menurut Criffin yang dikutip
oleh Saptaningsih (www.upy.ac.id), word of mouth membantu perusahaan
dalam menekan biaya promosi karena sumber yang tidak memiliki
kepentingan pribadi akan lebih dipercaya daripada iklan yang dipasang di
media massa dengan biaya yang sangat mahal. Sedangkan mnurut Menurut
Irawan dalam Marketing (2007: 27), karakter suka berkumpul merupakan
cermin dari kekuatan pembentukan grup dan komunitas. Kekuatan komunitas
ini sangat besar pengaruhnya terhadap strategi pemasaran. Salah satu strategi
yang penting adalah strategi komunikasi yang menggunakan word of mouth
untuk membantu penetrasi pasar dari suatu merek. Berdasarkan pendapat
pakar diatas, dapat di garis bawahi bahwa keuntungan dari word of mouth
adalah dapat membantu penetrasi pasar dalam memperkenalkan merek atau
jasa dan keuntungan yang lain adalah membantu perusahaan dalam menekan
biaya promosi.
Implikasi word of mouth terhadap para pemasar antara lain mereka akan
terfokus kepada kepuasan pelanggan. Jika pelanggan puas tentunya mereka
akan mempromosikan dengan cara word of mouth kepada komunitasnya.
Selain berfokus kepada kepuasan pelanggan, pemasar juga bisa mengelola
aktivitas word of mouth dengan baik. Berawal kepuasan emosional inilah yang
akan menghasilkan sebuah word of mouth, yang mungkin sering muncul tanpa
sengaja, namun sebenarnya word of mouth bisa direncanakan dengan strategi
yang tepat, dengan tujuan yang diinginkan perusahaan. Dalam hal pelaksanaan
word of mouth agar lebih tepat sasaran harus ada strategi yang tepat pula.
32
Menurut Rosen yang dikutip Saptaningsih (www.upy.ac.id) menyatakan
bahwa enam unsur yang harus dimiliki suatu produk untuk bisa menghasilkan
word of mouth secara positif dan terus menerus:
a. Produk tersebut harus mampu membangkitkan tanggapan emosional.
b. Produk atau merek tersebut harus mampu memberikan efek sesuatu
yang delight atau excitement. Berarti produk harus mampu
memberikan sesuatu yang melebihi dari ekspetasi konsumen.
c. Produk tersebut harus mempunyai sesuatu yang dapat mengiklankan
dirinya sendiri atau memberikan inspirasi seseorang untuk
menanyakan hal tersebut.
d. Suatu produk menjadi lebih powefull bila penggunanya banyak.
e. Produk tersebut harus kompatibel dengan produk lainnya, khususnya
dapat diaplikasikan di produk yang mengandalkan teknologi.
f. Pengalaman konsumen menggunakan produk pertama kali. Sekali
konsumen kecewa, mereka tidak akan menggunakan produk anda
lagi dan mereka akan bertindak seperti teroris.
F. METODE PENELITIAN.
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan
untuk memecahkan masalah penelitian. Penelitian yang berjudul “Strategi
promosi biro iklan Petakumpet Yogyakarta” menggunakan paradigma
kualitatif, yaitu suatu penelitian yang menghasilkan data secara deskriptif
yang berupa kata-kata lisan maupun tertulis dari orang-orang dan pelaku
yang dapat diamati, serta tidak menggunakan angka-angka kuantitatif
(Moleong, 2001:3).
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan penulis adalah
metode penelitian diskriptif dengan jenis data kualitatif. Penelitian deskriptif
hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan
hubungan, tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi (Rakhmat,
33
2004:24). Metode penelitian diskriptif disebut sebagai penelitian survai
(Isaac dan Michael, 1981:461) atau penelitian observasional (wood,
1977:29). Menurut Jalaludin Rakhmat (2004 : 25) peneltitian diskriptif
ditujukan untuk:
a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala
yang ada,
b. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktekpraktek yang berlaku,
c. Membuat perbandingan atau evaluasi,
d. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi
masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk
menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
Jadi, penelitian deskriptif selain menggambarkan atau menjabarkan
obyek penelitian, juga menjelaskan proses terjadinya, perkembangan dan
perubahan-perubahan keseluruhan interaksi faktor-faktor dalam penelitian
tersebut.
Metode penelitian deskriptif juga dapat diuraikan sebagai prosedur
pemecahan
masalah
yang
diselidiki
dengan
menggambarkan
atau
melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian suatu lembaga,
masyarakat dan lain-lain. Data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata,
kutipan-kutipan data dari naskah wawancara, gambar, catatan lapangan,
memo dan dokumen resmi yang dianalisis sejauh mungkin dalam bentuk
aslinya. Semua data di analisis satu demi satu untuk dapat mendeskripsikan
atau menggambarkan serta mengidentifikasikan permasalahan yang ada.
Pada penelitian mengenai strategi Promosi biro iklan Petakumpet,
peneliti
menggunakan
jenis
penelitian
deskriptif,
yaitu
dengan
menggambarkan fakta dan peristiwa yang terjadi di Petakumpet, kemudian
34
penulis mencatat, mendeskripsikan dan menganalisis satu demi satu
kejadian yang terjadi di Petakumpet, untuk dianalisis lebih lanjut sebagai
prosedur untuk memecahkan masalah yang sedang diselidiki.
Disamping itu peneliti juga mengumpulkan data-data yang diperoleh
dari hasil wawancara dan studi pustaka, kemudian data-data yang diperoleh
dideskripsikan, dicatat, dianalisis, dan diinterpretasikan. Dengan tidak
menggunakan angka-angka kuantitatif, tidak menjelaskan hubungan antar
variabel, tidak menguji hipotesis dan tidak melakukan prediksi.
2. Obyek dan Subyek penelitian
Obyek penelitian ini adalah Biro Iklan Petakumpet Yogyakarta .
Subyek penelitan ini adalah :
a. Arifyanti Atmojo, Accoun executive Petakumpet.
b. M. Arif Budiman, Executive Creative Director Petakumpet.
3. Lokasi Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan teori-teori yang telah penulis
uraikan di atas, penulis menentukan lokasi penelitian di biro iklan
Petakumpet Yogyakarta dengan alasan keberhasilan Petakumpet sebagai
perusahaan periklanan yang berkembang dengan sangat cepat dan
mempunyai banyak klien yang terpuaskan. Lokasi penelitian ini
dilaksanakan pada biro iklan Petakumpet. yang berada di Jl. Kabupaten No.
77B Nogotirto Gamping, Sleman, Yogyakarta.
35
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data sebagai bahan penelitian skripsi ini
dipergunakan data yang dipercaya kebenarannya. Menurut Riduwan (2004:
98) yang dalam pernyataannnya menyebutkan bahwa:
Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau
teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan
dalam benda, tetapi hanya dapat dilihatkan penggunaannya melalui
angket, wawancara, pengamatan, test, dokumentasi, studi
kepustakaan dan sebagainya. Peneliti dapat menggunakan salah satu
atau gabungan tergantung dari masalah yang dihadapi.
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode:
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini
dilakukan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih
mendalam. Menurut Esterberg yang dikutip oleh Sugiyono (2005 : 72)
wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui Tanya-jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik tertentu. Dengan demikian wawancara merupakan penelitian
secara langsung dengan beberapa responden atau narasumber untuk
dimintai pendapatnya mengenai obyek yang diteliti.
Definisi wawancara menurut Moleong adalah percakapan dengan
maksud tertentu, percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak yaitu
pewawancara sebagai pihak yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarari sebagai pemberi jawaban dari pertanyaan tersebut,
36
Moleong (2001 :135). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan kegiatan
tanya jawab secara langsung. Wawancara dilakukan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan (guide line wawancara) baik yang telah digariskan
maupun nantinya muncul secara spontan. Sehingga kewajaran dapat
dicapai secara maksimal dan memudahkan diperolehnya data secara
mendalam.
Wawancara tersebut meliputi pertanyaan-pertanyaan mengenai
strategi promosi biro iklan Petakumpet dalam menarik klien. Data dari
hasil wawancara kemudian di analisis sehingga dapat ditarik sebuah
kesimpulan. Adapun narasumber yang di wawancarai antara lain sebagai
berikut:
1. Creative Director PT. Petakumpet Yogyakarta.
2. Marketing PT. Petakumpet Yogyakarta.
3. Wahyu Tri Widadyo, SS, MSn. ketua program studi Desain
Komunikasi Visual (ADVY Yogyakarta).
4. Wisnu Budi Raharjo, Staf pemasaran surat kabar Kedaulatan
Rakyat.
5. Munawar, staf promosi Surat kabar Kedaulatan Rakyat
b. Studi Kepustakaan
Dalam metode ini penulis melakukan penelitiannya dilakukan
dengan cara mengambil bahan dari buku-buku sesuai dengan data yang
dibutuhkan dalam penelitian. Hal tersebut berkaitan dengan teori-teori
37
yang dikemukakan para ahli sebagai konsep dasar yang akan dipaparkan
lebih lanjut serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen. Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data
langsung dari tempat penelitian yang pada penelitian kali ini adalah PT.
Petakumpet, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,
laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data-data yang relevan
bagi penelitian.
Untuk mempertajam sumber data yang diperoleh, menurut Arikunto
(1997: 99-100) data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta
ataupun angka. Jadi data adalah segala fakta dan angka yang dapat
dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi
adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.
Sedangkan menurut Riduwan sumber data penelitian ada dua yaitu
pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti disebut sumber
primer, sedangkan apabila melalui tangan kedua disebut sumber sekunder,
Riduwan (2004: 97). Jadi, pengertian data adalah bahan yang digunakan
untuk menyusun suatu informasi, diperoleh secara primer dan sekunder.
Pada penelitian ini menggunakan data:
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui
penelitian di lapangan dalam hal ini yang merupakan sejumlah data atau
38
keterangan yang diperoleh secara langsung melalui penelitian lapangan
dengan cara observasi dan wawancara.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari mengamati, mempelajari,
membaca bahan-bahan tentang strategi promosi maupun kepustakaan
dan dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian ini. Seperti data
yang memberikan penjelasan mengenai bahan strategi promosi yakni
dengan cara melakukan studi pustaka terhadap buku-buku literatur,
majalah, lokakarya, dan seminar yang ada relevansinya.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menyusun secara
sistematik catatan hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan
lain,
sehingga
dapat
mudah
dipahami,
dan
temuannya
dapat
diinformasikan kepada orang lain, Bogdan yang dikutip oleh Sugiyono
(2005:88). Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik analisis data kualitatif yaitu teknik analisis data yang
dinyatakan dalam bentuk simbolik, seperti pernyataan, tafsiran, tanggapan,
lisan harfiah, tanggapan non-verbal atau tidak berupa ucapan lisan dan
grafik.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu cara menarik
kesimpulan dengan memberikan gambaran atau menjabarkan terhadap data
yang terkumpul dalam bentuk uraian kalimat sehingga pada akhirnya dapat
mengantarkan pada kesimpulan.
39
Proses analisis data dilakukan sejak data-data diperoleh dengan
menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari
wawancara yang dilakukan, catatan lapangan, dokumen pribadi, gambar,
dan sebagainya.setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, selanjutnya diambil
sesuai dengan relevansi atau sesuai kebutuhan penelitian. Langkah
selanjutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan
membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman inti
proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada
di dalamnya. Kemudian disusun dalam satuan-satuan yang dikategorikan
dan diadakan pemeriksaan keabsahaan data.
Teknik analisis data kualitatif mengarah pada reduksi data
(Sugiyono, 2005:91) yaitu mengurangi data-data yang tidak relevan
dengan rumusan masalah penelitian. Data-data lain yang diperoleh dapat
disusun dengan cara mencatat dan menyimpulkan ke dalam susunan yang
sederhana. Selain reduksi data, dalam analisis data dilakukan interpretasi
data dengan cara menghubungkan konsep dan teori yang berkaitan dengan
penemuan-penemuan penulis dilapangan.
40
Download