BAB 3 ANALISIS SITEM YANG BERJALAN 1.1. Latar Belakang dan Sejarah Perusahaan PT ABC merupakan suatu perusahaan pembiayaan yang bergerak di bidang Pembiayaan Syariah yaitu Murabahah dan IMBT (Ijarah Muntahiyah Bittamlik).. Awalnya PT ABC (Perseroan) didirikan dengan nama PT XYZ pada tanggal 28 April 1993. Lalu pada tahun 2003 dengan beralihnya mayoritas saham perusahaan kepada pemegang saham baru, Perseroan berubah nama menjadi PT. KLM dan pada tahun 2006, PT. KLM berubah nama menjadi PT. ABC. Pada tahun 2007, PT. ABC telah melakukan kuasi reorganisasi yang diikuti dengan reorganisasi secara hukum dengan tujuan untuk merestrukturisasi ekuitasnya. Hal ini dilakukan dengan menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh aktiva serta kewajibannya berdasarkan nilai wajar. Melalui langkah ini, perseroan dapat mulai dari awal yang baik (fresh start) dengan neraca yang menunjukan nilai sekarang tanpa dibebani defisit. Pada tahun yang sama Perseroan juga berhasil memperoleh rekomendasi untuk melaksanakan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah berdasarkan keputusan Dewan Syariah Nasional MUI. Pada tahun 2007, Perusahaan akan lebih fokus kepada pembiayaan Syariah Murabahah dan IMBT. Pembiayaan IMBT ini diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang baik pada tahun 2007, seiring dengan pembangunan proyek-proyek infrastruktur yang mulai bangkit. Selanjutnya guna meraih peluang pasar pembiayaan konsumen yang masih terbuka sangat luas pada tahun 2007 maka Perusahaan akan melunjurkan program pembiayaan consumer/ Murabahah. 1.2. Bidang Usaha PT. ABC adalah suatu lembaga pembiayaan yang bergerak di bidang pembiayaan Syariah yaitu Murabahah dan IMBT. Awalnya bidang kegiatan pembiayaan yang sejak awal berdirinya pada tahun 1993 ini lebih menekankan kegiatannya pada pembiayaan barang modal sektor industri melalui equipment leasing secara langsung maupun sale and lesseeback, melayani perusahaan-perusahaan swasta Indonesia dan perusahaan patungan dalam pengadaan barang modal, seperti mesin pabrik, alat-alat berat konstruksi, peralatan penunjang produksi, gedung kantor maupun untuk komersial. Tetapi semenjak tahun 2007 perusahaan lebih fokus kepada pembiayaansyariah yaitu Murabahah dan IMBT. 1.2.1. Pembiayaan Syariah Untuk tahap awal, Unit Syariah PT ABCakan meluncurkan 2 jenis pembiayaan, yaitu : a. Pembiayaan MURABAHAH Pembiayaan ini dalam kerangka pembiayaan konsumen, dimana untuk membiayai seseorang ingin mendapatkan barang untuk kebutuhan konsumsi. Menurut Ir. Adiwarman A. Karim dalam bukunya yang berjudul Bank Islam edisi ketiga, disebutkan bahwa Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam Murabahah ditentukan berapa keuntungan yang ingin diperoleh. Karakteristik Murabahah adalah si penjual harus memberi tahu pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut. b. Pembiayaan IJARAH MUNTAHIYA BIT TAMLIK (IMBT) Pembiayaan ini diberikan untuk membiayai barang modal dengan jangka waktu tertentu melalui sewa menyewa (Ijarah) terlebih dahulu, dengan janji pada akhir periode untuk menjual, tidak menjual atau menghibahkan assets yang disewa. Menurut Ir. Adiwarman A. Karim dalam bukunya yang berjudul Bank Islam edisi ketiga, disebutkan bahwa IMBT adalah rangkaian dua buah akad al-Bai’ dan akad Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT). Al-Bai’ merupakan akad jual beli, sedangkan IMBT meupakan kombinasi antara sewa menyewa (ijarah) dan jual beli atau hibah di akhir masa sewa. Dalam IMBT, pemindahan hak milik barang terjadi dengan salah satu dari dua cara berikut ini : 1. Pihak yang menyewakan berjanji akan menjual barang yag disewakan tersebut pada akhir masa sewa. 2. Pihak yang menyewakan berjanji akan menghibahkan barang yang disewakan tersebut pada akhir masa sewa. 1.2.1.1.Akuntansi Murabahah Akuntansi Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli. Ketentuan harga pokok (Fatwa DSN : 04/DSN-MUI/IV/2000) • Bank / lembaga keuangan menjual barang kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli dan keuntungannya. - Bank / lembaga keuangan harus memberitahu secara jujur “harga pokok barang” kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. • Unsur Murabahah Harga perolehan Rp. xxx <- Persediaan Rp. xxx<- MarginMurabahah Tangguhan Keuntungan Harga Jual Rp. xxx <-Piutang Murabahah Ket : Hutang pembeli hutang atas harga barang Harga Perolehan : Harga pokok barang adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan untuk memperoleh suatu asset sampai dengan asset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau digunakan. Diskon Murabaha (PSAK 102/20) Diskon Murabahah : • Sebelum Akad a. Pengurangan biaya perolehan • Setelah Akad b. Diperjanjikan • Hak Pembeli c. Kewajiban LKS • Hak Penjual d. Keuntungan Murabahah e. Tidak Diperjanjikan f. Pendapatan Ops lainnya Uang Muka dalam Murabahah • Dapat -> sesuai kesepakatan dan disetor ke bank • Akad dibatalkan • - Dikembalikan ke nasabah setelah dikurangi kerugian riil bank syariah - Lebih kecil dari kerugian -> minta tambahan ke nasabah Akad dilaksanakan - Keuntungan murabaha -> dari harga perolehan barang dikurangi uang muka - Pengurangan hutang nasabah -> piutang murabhaah (komponen harga perolehan) Keuntungan Murabahah • Metode pengakuan keuntungan (diatur oleh PSAK syariah) • Saat penyerahan barang (dimuka) • Proporsional • Setelah pokok diterima Tabel 3.1. Pengakuan Keuntungan Murabahah Saat penyerahan barang Proporsional Seluruh piutang tertagih Jika dilakukan secara tunai atau secara tangguh yang tidak melebihi satu tahun Tanguh lebih dari satu tahun dengan resiko penagihan kas dari piutang Murabahah dan beban pengelolaan piutang serta penagihannya relative kecil. Tangguh lebih dari satu tahun dimana risiko piutang tidak tertagih relative besar dan / atau beban untuk mengelola dan menagih piutang tersebut relative besar juga. Tangguh lebih dari satu tahun dimana risiko piutang tidak tertagih dan beban pengelolaan piutang serta penagihannya cukup besar (diragukan dan macet) Contoh Proporsional Murabahah dengan data sbb : Biaya perolehan asset (pokok) Rp. 800.00 (80%) Keuntungan Rp. 200.00 (20%) Pembayaran angsuran selama 3 tahun : Pokok dan keuntungan yang diakui setiap tahun sbb : Tabel 3.2. Contoh Pokok dan Keuntungan Proporsional Tahun Angsuran Pokok (80%) Margin (20%) 1 500.00 400.00 100.00 2 300.00 240.00 60.00 3 200.00 160.00 40.00 Contoh pengakuan seluruh piutang • Pembayaran angsuran => pelunasan terhapat pokok diakui terlebih dahulu dan setelah pokok lunas angsuran berikutnya diakui sebagai keuntungan • Contoh : Biaya perolehan asset (pokok) Rp. 800.00 Keuntungan Rp. 200.00 Pembayaran angsuran selama 3 tahun : Tabel 3.3. Contoh Pengakuan Seluruh Piutang Tahun Angsuran Pokok Keuntungan 1 500.00 500.00 -- 2 300.00 300.00 -- 3 200.00 -- 200.00 Piutang Murabahah (PSAK 102, prgf 22) • Sebesar biaya perolehan asset Murabahah ditambah keuntungan yang disepakati (harga jual) • Akhir periode laporan keuangan => dinilai sebesar nilai besar yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian piutang. Potongan kewajiban nasabah • Potongan pelunasan • Pengurang keuntungan muarabahah • PPotongan angsuran • Prestasi nasabah - • Pengurang keuntungan nasabah Penurunan kemampuan nasabah - Beban operasional Denda • Denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad => diakui sebagai bagian dana kebijakan. Jurnal Transaksi Murabahah • Bank syariah melakukan transaksi Murabahah dengan nasabahnya atas mobil inova dengan harga perolehan sebesar Rp. 150.000.000,-- • Nasabah menyerahkan uang muka ke bank syariah sebesar Rp. 30.000.000,-- dan disepakati keuntungan setara 21% pa.pembayaran dilakukan secara angsuran selama 12 bulan • Bank syariah membayar uang muka kepada pemasok sebesar Rp. 7.500.000 dan jika dibatalkan hangus Gambar 3.1. Contoh Perhitungan Bank Syariah Gambar 3.2. Contoh Jurnal Uang Muka Gambar 3.3. Jurnal Transaksi Murabahah Dilaksanakan Gambar 3.4. Contoh Neraca Bank Syariah Gambar 3.5. Contoh Pembayaran Angsuran Murabahah Diterima Pembayaran Angsuran yang tertunggak Dr. Kas Rp. 12.100.000 Cr. Piutang Murabahah Jatuh Tempo • Rp. 12.100.000 Dalam Pembayaran Rp. 12,1 juta terkadang aliran kas masuk pendapatan sebesar Rp. 2,1 Juta • Rp. 2,1 juta diperhitungan dalam perhitungan distribusi hasil usaha Gambar 3.6. Contoh Jadwal Angsuran Potongan pelunasan piutang Murabahah Alternatif pertama Dr. Kas Rp. 72.600.000 Cr. Piutang Murabaha Rp. 72.600.000 Dr. MarginMurabahah Tangguhan Rp. 12.600.000 Cr. Pendapatan MarginMurabahah Dr. Biaya Muqasah (pot pelunasan) Rp. 12.600.000 Rp. 8.400.000 Cr. Kas / Rekening nasabah Rp. 8.400.000 Alternatif kedua Dr. Kas Rp. 64.200.000 Dr. MarginMurabahah Tangguhan Rp. 12.600.000 Cr. Piutang Murabahah Rp. 72.600.000 Cr. Pendapatan MarginMurabahah Rp. 4.200.000 Contoh Murabahah diwakilkan • Bank Syariah melakukan transaksi Murabahah dnegan Amir atas mobil Inova dengan harga mobil Rp. 120.000.000,--. Keuntungan disepakati sebesar Rp. 25.200.000 • Pembayaran dilakukan secara tangguh selama satu tahun • Bank Syariah menyerahkan uang ke Amir sebesar Rp. 120.000.0000,-- sebagai wakil Bank Syariah untuk membeli mobil Inova untuknya. Jadi jika bank mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli Murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank Gambar 3.7. Contoh Alur Jurnal Murabahah yang Diwakilkan 1.2.1.2. Faktor Pendorong Pembentukan Unit Usaha Syariah Perseroan melihat beberapa hal yang merupakan faktor pendorong untuk pembentukan Unit Syariah ini, yaitu : 1. Tingginya minat masyarakat terhadap praktik bisnis yang berlandaskan syariah. Hal ini tercermin dari meluasnya penerapan konsep syariah dalam aktivitas-aktivitas bisnis sehari-hari. 2. Peluang pasar di industri pembiayaan yang semakin berkembang seiring dengan makin tumbuhnya lembaga keuangan syariah. 3. Adanya permintaan dan antisipasi kebutuhan eksisting customer Perseroan terhadap layanan pembiayaan yang menerapkan prinsip syariah. 1.2.1.3. Strategi Bisnis Perusahaan Dalam menjalankan Unit Syariah, Perseroan akan menggunakan strategi sebagai berikut: a. Penetrasi dan Pengembangan Pasar Unit Syariah PT ABC akan diarahkan untuk menjangkau pasar sasaran, yaitu individu, kumpulan dan perusahaan, yang membutuhkan pembiayaan syariah. Disamping itu, menjalin kerja sama dengan mitra kerja, untuk lebih cepat menjangkau pasar yang lebih luas. b. Pengelolaan Resiko Pembiayaan Syariah Analisa resiko dilakukan secara akurat dan berhati-hati (prudent and sound risk management) c. Pelayanan Customer Pelayanan dilakukan secara profesional dan mengutamakan kepuasan customer. d. Pengembangan Produk. Pengembangan produk diarahkan untuk memberikan solusi atas kebutuhan customer dalam kerangka pembiayaan multifinance, dengan masukan dan arahan Dewan Pengawas Syariah. e. Pengembangan Organisasi Unit Syariah akan dikembangkan untuk menjangkau lebih luas para customer dengan dukungan Sumber Daya Manusia yang kompeten dan professional serta didukung teknologi informasi yang berbasis syariah. 1.3. Visi dan Misi Pada tahun ini, perseroan juga telah melakukan reorientasi kegiatan pembiayaan. Perseroan menitikberatkan kegiatannya pada pembiayaan Sewa Pembiayaan dan pembiayaan Aset, yaitu untuk alat – alat berat. Melalui usaha ini, perseroan menyiapkan fondasi yang kokoh untuk maju ke depan. Atas landasan yang kooh dan fokus usaha yang jelas, maka kekuatan untuk tumbuh berkembang PT. ABC akan semakin terwujud. Di tahun 2011 dan berikutnya, optimisme akan terus berlanjut. Perseroan harus memanfaatkan momentum ini untuk terus berkembang serta meningkatkan skala usaha. Oleh karena itu untuk mencapai semua itu perseroan harus memiliki visi dan misi, sebagai berikut : • Visi yang akan dicapai : Menjadi perusahaan pembiayaan yang effisien dan menguntungkan untuk menjadi yang terbaik serta professional. • Misi yang dijalankan : Tumbuh dan berkembang dalam bidang jasa pembiayaan yang memberikan nilai tambah dan memuaskan nasabah serta hasil yang optimal bagi stakeholder. Melakukan tata kelola perusahaan secara baik (Good Corporate Governance). 1.4. Struktur Organisasi Gambar 3.8. Struktrur Organisasi PT ABC 1.5. Tugas dan Wewenang a. BOC 1. Tugas • Mengawasi Kinerja dan tindakan dari direksi • Bertindak sebagai wakil perusahaan pada saat berhubungan dengan pihak esksternal 2. Wewenang • BOC adalah ikut serta dalam pengangkatan direksi b. BOD 1. Tugas • Memimpin dan mengelola jalannya perusahaan • Menyusun rencana kerja serta anggaran guna mencapai sasaran atau tujuan perusahaan • Mengawasi dan mengevaluasi kinerja para karyawan. 2. Wewenang • Menentukan ketentuan – ketentuan pokok di semua Department yang ada • Menerima pertanggungjawaban/ laporan hasil kinerja setiap bulan dari Head Manager masing – masing Department • Mewakili perusahaan dalam melakukan hubungan internal maupun eksternal yaitu dengan lembaga – lembaga pemerintah maupun swasta demi kepentingan perusahaan. • Mengotorisasi pengeluaran kas denganjumlah besar. c. Manager Marketing 1. Tugas • Membuat perencanaan operasional dibidang marketing dan menentukan target penjualan (dalam hal pemberian pembiayaan) • Memberikan tugas perjalanan dinas kepada staf marketing untuk mencari sebanyak banyaknya Musytari. • Mengawasi dan mengevaluasi kinerja para staf marketing. • Membuat laporan penjualan yang nantinya harus dipertanggung jawabkan atau diberikan kepada direksi pada setiap akhir bulan. 2. Wewenang • Menentukan target penjualan sesuai dengan keadaan dalam tahun berjalan • Mengawasi, mengkoordinasi, dan memotivasi staf marketing agar target dapat tercapai. • Memberikan penilaian terhadap staf marketingnya untuk dilaporkan kepada direksi. d. Manager CAD 1. Tugas • Mengontrol dan mengawasi, serta mengkoordinasi staf CAD dalam administrasi pembiayaan. • Menyimpan semua data – data penting pembiayaan Musytari sebagai arsip perusahaan. • Membuat dan menghitung jumlah angsuran yang akan ditarik setiap bulannya kepada Musytari • Membuat pengajuan pencairan pembiayaan yang nantinya diserahkan kepada Departemen Treasury • Membuat laporan kredit administrasi kepada direksi 2. Wewenang • Memberikan penilaian kepada kinerja staf CAD untuk dilaporkan kepada direksi setiap bulannya. e. Manager Legal 1. Tugas • Memberikan opini legal terhadap pembiayaan yang memiliki risiko tinggi untuk dijasikan pertimbangan keputusan direksi • Membuat akad Murabahah untuk siging antara Musytari dengan perusahaan • Sebagai perwakilan perusahaan dalam masalah tindakan hokum 2. Wewenang • Memberikan pendapat atau opini hokum dalam setiap kasus yang terjadi di dalam perusahaan • Memberikan penilaian terhadap kinerja staf Legal untuk diberikan laporan pertanggung jawabannya kepada direksi f. Manager Risk Management 1. Tugas • Menganalisis risiko management setiap pengajuan pembiayaan yang baru dengan melihat semua aspek. • Memberikan pendapatnya terhadap setiap kemungkinan ancaman yang dapat terjadi di dalam perusahaan untuk mendukung pengambilan keputusan direksi. 2. Wewenang • Menentukan kelayakan pemberian pembiayaan terhadap Musytari untuk mendukung keputusan direksi. g. Manager Treasury 1. Tugas • Membuat Surat Pencairan Dana ke Bank jika terdapat pembiayaan yang baru oleh Musytari. • Mengatur dan mengendalikan asset perusahaan, serta mengontrol pengeluaran dan pemasukan kas perusahaan. • Mendata setiap Bank yang Baru bekerjasama dengan perusahaan • Sebagai perwakilan perusahaan dalam mealkukan pertemuan dan kerjasama terhadap pihak Bank 2. Wewenang • Memberikan keputusan apakah pencairan dapat dilakukan atau tidak dengan melihat kas perusahaan yang masih tersedia. • Memberikan penilaian terhadap kinerja staf Treasury untuk dilaporkan pertanggung jawabannya kepada direksi. h. Collection 1. Tugas • Membuat daftar piutang yang telah jatuh tempo (Aging) • Membuat surat penagihan kepada Musytari 3 hari sebelum jatuh tempo • Mengontrol dan mengawasi piutang usaha. • Bekerjasama dan berkoordinasi dengan departemen finance dan accounting dalam memberikan data aging piutang Musytari. • Membuat laporan piutang 2. Wewenang • Memberikan surat peringatan kepada Musytari jika terdapat kelalaian dalam pembayaran angsurannya. i. Finance 1. Tugas • Mengecek mutasi Bank setiap harinya. • Bertanggung jawab dalam menerima pembayaran dari hasil penagihan setiap harinya • Bertanggung jawab untuk mengeluarkan kas untuk pengeluaran – pengeluaran operasional perusahaan (kas kecil) • Mencatat penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan pada Payment Voucher dan Official Receipt • Mengawasi kas yang keluar dan yang masuk 2. Wewenang • Mengotorisasi dokumen – dokumen yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. j. Manager Accounting 1. Tugas • Bertanggung jawab dalam melaksanakan perhitungan kas secara periodik • Memverifikasi jurnal pengeluaran dan penerimaan. • Mengawasi pelaksanaan seluruh kegiatan operasional perusahaan • Bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi Bank • Memeriksa laopran pajak, laporan penerimaan kas, laporan piutang dan laporan – laporan operasional lainnya • Menyusun laporan keuangan perusahaan baik pihak internal maupun eksternal perusahaan. 2. Wewenang • Mempunyai kewenangan dalam menentukan teknik penyusunan laporan keuangan yang akan disusun • Memberikan penilaian terhadap kinerja staf accounting untuk diberikan laporannya kepada direksi. 1.6. Gambaran dan Flowchart Sistem Informasi Prosedur Piutang Usaha, Penerimaan, dan Pengeluaran Kas 1.6.1. Flow Chart dan Prosedur Persetujuan ( Approval) Gambar 3.9. Flowchart Approval Murabahah PT ABC Untuk Prosedur pada Murabahah dapat dilihat pada flowchart diatas, prosedur awal adalah Musytari memberikan kelengkapan data kepada Departemen Marketing yang akan diverivikasi, jika dokumen dan jaminan tersebut memenuhi maka departemen Marketing akan membuat MAK/ Consumer Approval Sheet, yaitu dokumen yang menunjukan semua data dari Musytari yang dibutuhkan perusahaan. Setelah itu Departemen Risk Management menganalisa resiko yang mungkin terjadi, jika consumer layak diberikan pembiayaan, maka Risk Management meminta persetujuan oleh komite kredit, jika ditolak maka marketing membuat surat penolakan dan semua proses diberhentikan, jika diterima maka Departemen CAD melakukan pengecekan keabsahan jaminan jika sesuai maka dilakukan perjanjian pembiayaan yang berisi dokumen perjanjian, pengikatan jaminan, PO, dan Polis asuransi. Jika semua proses admiistrasi selesei, maka Departemen CAD membuat Dokumen Insurance dan juga Dokumen Request Fund yang diserahkan kepada Departemen Treasury untuk ditindaklanjuti. 1.6.2. Flow Chart dan Prosedur Proses Pencairan Gambar 3.10. Flowchart Proses Pencairan Murabahah PT ABC Sama halnya dengan Proses Pencairan pada leasing dan IMBT, tahap awal pada Consumer Finance dan Murabaha dilakukan ketika Notification Request Fund dibuat oleh Departemen CAD dan diserahkan kepada Departemen Treasury untuk dijasikan dokumen pendukung untuk pembuatan Drawdown Letter untuk diberikan kepada Bank yang dipilih. Lalu pihak Bank melakukan proses Fund dan Dropping untuk merealisasikan proses pencairan pembiayaan ke consumer 1.6.3. Flow Chart dan Prosedur Realisasi Pencairan Gambar 3.11. Realisasi Pencairan Murabahah PT ABC Tahap realisasi pencairan pada Consumer atau Murabaha sama seperti realisasi pencairan pada Leasing dan IMBT yaitu Departemen Finance Menerima Request Fund dan Dokumen Pembiayaan dan dibuatkan Payment Voucher (PV), Cek/BG, setelah itu Departemen Finance meminta persetujuan PV, Cek/BG kepada Direksi. Jika keputusan diterima maka finance melakukan pembayaran kepada Consumer atau Musytari via transfer atau cek/ BG yang dimasukan sebagai piutang perusahaan. Lalu Request Fund diberikan kepada Departemen CAD dan Departemen Accounting sebagai Dokumen pembiayaan. Setelah itu bagian Accounting melanjutkan proses penjurnalan dan proses General Ledger dari PV tersebut untuk dimasukan sebagai laporan pengeluaran perusahaan untuk pembiayaan. 1.6.4. Flow Chart dan Prosedur Penagihan dan Penerimaan kas (Collecting) Gambar 3.12. FlowChart Penagihan danPenerimaan Kas (Collecting) Murabahah PT ABC Pada prosedur penagihan dan penerimaan kas Consumer dan Murabaha, Departemen Collection mencetak Aging, yaitu berisi data angsuran pokok, bunga, dan pinalti consumer atau muytari setiap bulannya. Jika sudah dicetak, Departemen Collection mengingatkan kepada consumer atau Musytari paling lambat 7 hari sebelum jatuh tempo, jika sudah waktu jatuh tempo tetapi consumer atau Musytari belum melakukan pembayaran angsuran maka dikenakan pinalti dan juga SP1. jika seminggu kemuadian consumer atau Musytari belum juga melakukan pembayan angsuran maka dikenakan pinalti dan SP2. Sampai 3 minggu consumer atau mustari belum melakukan pembayaran angsuran maka akan dikenakan pinalti, SP3 dan dibuatkan memo analisa kasus dengan persetujuan Repo dari Direksi. Jika consumer atau Musytari membayar angsuran pokok dan bunganya pada waktu jatuh tempo maka Departemen Finance mengecek penerimaan pembayaran angsuran melaui mutasi bank dan Departemen CAD melakukan verifikasi Penerimaan. Setelah itu Departemen Finance membuat Official Receipt (OR), dan memberikan copyannya kepada Departemen CAD dan Departemen Accounting. Lalu Departemen Accounting melakukan proses penjurnalan dan proses GL/ General Ledger sebagai penerimaan kas perusahaan. 1.7. Masalah dan Solusi PT. ABC 1.7.1. Masalah yang Dihadapi Oleh PT ABC 1. Dalam Pembuatan Official Receipt (OR) atau penerimaan angsuran dari Musytari, Departemen Finance tidak jarang mendapat kesulitan dalam mencocokan nominal dari mutasi Bank dengan nama Musytari, sehingga Departemen Finance harus mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada Departemen Collection, untuk dicarikan nominal dan nama Musytari yang cocok dalam jatuh tempo pada hari itu. Oleh karenanya proses pembuatan OR menjadi kurang efisien dan efektif yang berdampak buruk pada proses pembuatan jurnal untuk diposting pada laporan keuangan. Sehingga dengan adanya masalah tersebut mengakibatkan terlambatnya pembuatan laporan keuangan perusahaan setiap bulannya. 2. Tidak jarang User kesulitan mencari data Musytari dan dokumen pembiayaan Musytari yang dibutuhkan, karena data dan dokumen Musytari sangat banyak dan disimpan di dalam Microsoft word, sehingga User harus mencari data tersebut dari sekian banyak data Musytari yang lainnya. 3. Dalam pembuatan laporan piutang Musytari, perusahaan masih menggunakan cara manual yaitu dengan mengurangi satu – satu piutang Musytari setiap bulannya, sehingga tidak jarang terjadi kesalahan dalam penginputan, dan perusahaan memerlukan waktu yang cukup lama dalam pembuatan net investment tersebut. 4. Dengan adanya masalah – masalah diatas menyebabkan sulitnya menyajikan laporan dengan cepat yang akan digunakan untuk proses penjurnalan, terutama bila adanya pembayaran angsuran dari lessee yang tidak diketahui, karena itu akan menghambat penjurnalan dan berpengaruh juga terhadap pembuatan laporan keuangan akhir bulan. 1.7.2. Solusi yang diberikan 1. Merancang sistem informasi akuntansi pembiayaan syariah yang akan membantu dan memudahkan perusahaan dalam mengontrol piutang setiap pembayaran angsuran dari Musytari dengan cepat, dan teliti serta proses penagihan piutang dan penerimaan kas pun dapat berjalan dengan efisien dan efektif. 2. Merancang sistem informasi akuntansi yang dapat memudahkan User dalam mencari data Musytari dan dokumen pembiayaan Musytari yang diperlukan 3. Merancang sistem informasi akuntansi yang dapat menghasilkan laporan piutang Musytari setiap bulannya dengan mudah, dan tidak memerlukan waktu yang banyak, sehingga proses pembutan laporan keuangan dan laporan BI akan dapat berjalan sesuai waktunya. 4. Merancang atau mendesain user interface yang sesuai dengan kebutuhan User yang memudahkan user dalam melakukan proses kerjanya.