BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
A.
Kajian Pustaka
1.
Country of Origin
a.
Pengertian Country of Origin
Menurut Kotler dan Keller (2009), Country of Origin adalah asosiasi dan
kepercayaan mental yang dipicu oleh sebuah negara. Country of Origin seperti
halnya juga harga dan nama merek, memiliki pengaruh dalam penilaian suatu
produk.
Konsumen cenderung memiliki kesan tertentu terhadap suatu produk yang
dihasilkan di suatu negara. Label “Made in” menjadi sifat (atribut) yang penting
bagi konsumen dalam proses penilaian produk. Hal ini menunjukkan bahwa
negara asal produk mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan
pemasaran.
Persepsi terhadap Country of Origin mengandung makna yang luas yang
pada dasarnya merupakan persepsi tentang citra negara (Country Image). Citra
Negara adalah sejumlah kepercayaan orang-orang dan kesan tentang negara
tertentu, Kotler et al dalam Listiana (2012).
Dasar pengukuran Country of Origin Image dalam penelitian Yasin, et al
(2007) yaitu :
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
1) Inovasi negara dalam berproduksi
2) Tingkat kemajuan teknologi negara asal merek
3) Desain produksi
4) Kreativitas berproduksi
5) Kualitas produksi
6) Prestise yang dimiliki negara asal merek
7) Citra negara asal merek sebagai negara maju
b.
Hubungan antar Country of Origin dengan Brand Image
Menurut Kotler dan Keller (2009), Pejabat pemerintah ingin memperkuat
citra negara mereka untuk membantu pemasar domestik yang melakukan ekspor,
serta untuk menarik perusahaan dan investor asing. Pemasar ingin menggunakan
persepsi negara asal yang positif untuk menjual produk dan jasa mereka. Persepsi
tersebut mempengaruhi dalam pembentukan Brand Image pemasar produk.
Terdapat konsesus umum bahwa Country Image berhubungan dengan
Brand Image. Reputasi suatu negara terhadap kategori produk cenderung lebih
berpengaruh daripada daya tarik secara keseluruhan (O'Shaughnessy dalam
Permana dan Haryanto, 2014). Oleh karena itu, konsumen bisa berpaling kepada
citra suatu negara untuk menyimpulkan kualitas produk yang tidak diketahuinya.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Permana dan Haryanto (2014)
menyatakan Country of Origin berpengaruh positif terhadap Brand Image.Dalam
penelitian tersebut terdapat pengaruh positif bahwa negara asal dinilai mampu
memberikan citra positif terhadap merek. Inovasi dalam strategi yang diterapkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
merek mampu mengubah cara pandang responden terhadap produk negara asal,
sehingga negara asal produk memberikan kontribusi yang baik pada proses
pembentukan Brand Image. Dalam penelitian Tulipa dan Muljani (2015) juga
menyatakan bahwa Country of Origin berpengaruh positif terhadap Brand Image,
dalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa konsumen mengetahui bahwa
smartphone dari negara terkemuka memiliki brand image yang baik. Mereka
percaya bahwa negara dengan reputasi yang baik akan membuat sebuah produk
yang baik juga.
Berdasarkan teori dan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan hipotesis
sebagai berikut
H1: Country of Origin berpengaruh signifikan terhadap Brand Image
2.
Kualitas Produk
a.
Pengertian Kualitas Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2009), Kualitas Produk adalah kemampuan
suatu produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan,
ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya.
Dari sudut pemasaran, kualitas diukur berdasarkan persepsi pembeli, sesuai
dengan pernyataan Kotler dan Armstrong (2009), sudut pandang yang digunakan
untuk melihat kualitas produk adalah dari persepsi konsumen (sudut pandang
eksternal).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Dalam memasarkan suatu produk, kualitas harus diukur melalui sudut
pandang konsumen terhadap kualitas produk itu sendiri, sehingga selera
konsumen disini sangat berpengaruh. Dalam hal ini yang penting adalah menjaga
konsistensi dari output produk pada tingkat kualitas yang diinginkan dan
diharapkan oleh konsumen.
Apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya
dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan
oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut
dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk (Mullins, Orville, Larreche, dan
Boyd dalam Heriyati dan Septi, 2012) terdiri dari :
1) Performa (Performance), hal ini berkaitan dengan aspek fungsional
suatu
barang
dan
merupakan
karakteristik
utama
yang
dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.
2) Fitur (Feautures), yaitu aspek performansi yang berguna untuk
menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan
pengembangannya.
3) Keandalan (Realibility), hal yang berkaitan dengan probabilitas atau
kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali
digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu.
4) Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance of Spesification), hal ini
berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang
telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain
produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan.
5) Daya tahan (Durability), adalah suatu refleksi umur ekonomis berupa
ukuran daya tahan atau masa pakai barang.
Semakin lama daya
tahannya tentu semakin awet, produk yang awet akan dipersepsikan
lebih berkualitas dibandingkan dengan produk yang tidak atau sulit
diperbaiki.
6) Kemampuan diperbaiki (Serviceability), sesuai dengan maknanya,
disini kualitas produk ditentukan atas dasar kemampuan diperbaiki:
mudah, cepat, dan kompeten. Produk yang mampu diperbaiki tentu
kualitasnya lebih tinggi dengan produk yang tidak atau sulit diperbaiki.
7) Keindahan (Aesthetics), keindahan menyangkut tampilan produk yang
bisa membuat konsumen suka. Ini seringkali dilakukan dalam bentuk
desain produk atau kemasannya.
8) Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality), yaitu bersifat
subyektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi
produk
tersebut
sebagai
produk
yang
berkualitas,
seperti
:
meningkatkan harga diri, rasa percaya diri dan sebagainya.
b.
Hubungan antar Kualitas Produk dengan Brand Image
Citra merek merupakan seperangkat gambaran yang kuat dan unik dalam
memori seseorang yang disebabkan adanya faktor perceived quality, dan dampak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
positif secara keseluruhan. Sehingga kualitas produk yang kuat dan unggul dapat
mendukung terciptanya brand image yang baik di mata konsumen. Kualitas
Produk yang dapat diandalkan akan membangun kepercayaan terhadap brand
produk tersebut kepercayaan konsumen itu yang membuat brand image suatu
produk dipandang positif sehingga dapat mempengaruhi pula pada loyalitas
konsumen dalam membeli produk.
Penelitian terdahulu Permana dan Haryanto (2014) menyatakan Brand
Image mampu membentuk persepsi yang baik akan kualitas yang tidak diketahui
oleh calon konsumen, hal ini disebabkan karena diteliti bahwa responden telah
memiliki informasi yang cukup tentang keunggulan produk. Penelitian juga
dilakukan olehh Chen, Lee dn Wu dalam Permana dan Haryanto (2014)
menyatakan ada hubungan positif antara Brand Image dengan kualitas produk.
Walaupun tidak berpengaruh secara langsung, dari penelitian dapat disimpulkan
bahwa semakin baik Brand Image maka semakin baik pula kualitas produk.
Dari penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas produk
berpengaruh signifikan terhadap Brand Image suatu produk.
H2: Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap Brand Image
3.
Harga
a.
Pengertian harga
Menurut Kotler dan Armstrong (2008) Harga adalah sejumlah uang yang
ditagihkan atas suatu produk dan jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para
pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
produk atau jasa. Harga adalah satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran
yang menciptakan pendapatan. Harga juga merupakan elemen bauran pemasaran
yang paling fleksibel, tidak seperti fitur produk dan komitmen penyalur, harga
dapat berubah dengan cepat (Kotler dan Armstrong, 2008).
Menurut Tjiptono dalam Alexander (2014) ada empat jenis tujuan penetapan
harga, yaitu :
1)
Tujuan berorientasi pada laba
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu
memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi. Tujuan ini yang
dikenal dengan istilah maksimalisasi laba.
2)
Tujuan berorientasi pada volume
Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan
harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau yang
biasa dikenal dengan istilah volume pricing objectives.
3)
Tujuan berorientasi pada citra
Citra suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga.
Perusahaan
dapat
menetapkan
mempertahankan citra prestise.
harga
tinggi
untuk
membentuk
atau
Sementara itu harga rendah dapat digunakan
untuk membentuk nilai tertentu, misalnya dengan memberikan jaminan bahwa
harganya merupakan harga yang terendah di suatu wilayah tertentu.
4)
Tujuan stabilisasi harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu
perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilitas
harga dalam industri-industri tertentu yang produknya terstandarisasi.
Tujuan
stabilitasi ini dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk hubungan yang
stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), Harga yang diajukan oleh
perusahaan akan gagal bila berada terlalu tinggi untuk dapat menghasilkan
permintaan dan bila terlalu rendah untuk menghasilkan keuntungan. Persepsi
pelanggan terhadap nilai – nilai dari produk menjadi batas atas dari harga. Bila
pelanggan menganggap bahwa harga lebih besar daripada nilai produk, mereka
tidak akan membeli produk.
Pada akhirnya, pelangganlah yang akan memilih apakah harga suatu produk
sudah tepat. Keputusan penetapan harga, seperti keputusan bauran pemasaran
lainnya, harus dimulai dengan nilai pelanggan. Bila para pelanggan membeli
sebuah produk, mereka menukarkan suatu nilai (harganya) untuk mendapatkan
sesuatu nilai (keuntungan dari memiliki atau menggunakan produk).
Secara
efektif, penetapan harga yang berorientasi pelanggan melibatkan pemahaman akan
nilai yang dianggap pelanggan dapat menggantikan keuntungan yang mereka
peroleh dari produk dan menetapkan harga yang menunjukkan nilai.
1)
Penetapan harga berdasarkan nilai
Menetapkan harga berdasarkan persepsi nilai dari pembeli bukan dari biaya
penjual.
Perusahaan menetapkan harga target berdasarkan pada persepsi
pelanggan atas nilai produk.
Nilai dan harga yang ditargetkan kemudian
mendorong keputusan mengenai desain produk dan biaya apa yang dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
ditanggung.
Sebagai hasilnya, penetapan harga dimulai dengan menganalisis
kebutuhan konsumen dan persepsi nilai mereka, dan harga kemudian ditetapkan
untuk menyamai nilai anggapan konsumen.
a) Penetapan harga berdasarkan nilai yang baik
Menawarkan kombinasi yang tepat antara kualitas dan layanan yang baik
pada harga yang wajar
b) Penetapan harga dengan nilai tambah
Melekatkan fitur dan layanan nilai-tambah untuk membedakan penawaran
perusahaan dan untuk mendukung penetapan harga yang lebih tinggi
2)
Penetapan harga berdasarkan biaya
Melibatkan penetapan harga berdasarkan biaya memproduksi, distribusi dan
penjualan produk beserta tingkat pengembalian yang wajar bagi usaha dan risiko.
Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor internal dan eksternal
lainnya. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi harga mencakup:
a) Keseluruhan strategi pemasaran perusahaan, tujuan dan bauran pemasaran
Sebelum menetapkan harga, perusahaan harus memutuskan berdasarkan
keseluruhan strategi pemasarannya bagi produk atau jasa. Bila perusahaan
telah memilih pasar sasaran serta positioning-nya secara cermat, kemudian
strategi bauran pemasaran, termasuk harga akan mengikuti.
b) Pertimbangan organisasi.
Manajemen harus memutuskan siapa di dalam organisasi yang harus
menetapkan harga. Pada perusahaan kecil, harga sering kali ditetapkan
oleh manajemen puncak. Pada perusahaan besar, harga sering kali diatur
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
oleh manajer divisi atau lini produk. Pada perusahaan industri, tenaga
penjualan
sering
kali
diperbolehkan
untuk
bernegosiasi
dengan
pelanggannya dalam jangkauan harga tertentu. Namun demikian,
manajemen puncak menetapkan tujuan dan peraturan penetapan harga, dan
sering kali menyetujui harga yang diajukan oleh manajemen di bawahnya
atau tenaga penjualan.
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi harga mencakup :
a) Pasar dan permintaan
Sebelum menetapkan harga, pemasar harus memahami hubungan antara
harga dan permintaan bagi produk pada pasar .
b) Strategi dan harga pesaing
Dalam menetapkan harga, perusahaan juga perlu mempertimbangkan
biaya, harga, dan tawaran bagi pasar oleh pesaing. Konsumen akan membuat
keputusan nilai suatu produk berdasarkan harga yang dikenakan pesaing
untuk produk yang sama.
c) Faktor lingkungan
Kondisi ekonomi dapat mempunyai dampak pada strategi penetapan
harga perusahaan.
Faktor ekonomi seperti inflasi dan suku bunga
mempengaruhi keputusan penetapan harga karena faktor-faktor tersebut
mempengaruhi persepsi konsumen terhadap harga dan nilai produk dan juga
biaya memproduksi suatu produk.
Dimensi untuk pengukuran Harga berdasarkan nilai pelanggan. Indikator
yang digunakan untuk harga yaitu (Kotler dan Armstrong , 2008) :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
1) Keterjangkauan harga, Persepsi pelanggan terhadap nilai – nilai dari produk
menjadi batas atas dari harga. Bila pelanggan menganggap bahwa harga lebih
besar daripada nilai produk, mereka tidak akan membeli produk.
2) Kesesuaian harga dengan kualitas produk,
kombinasi yang tepat antara
kualitas dan layanan yang baik pada harga yang wajar.
3) Daya saing harga, Konsumen akan membuat keputusan nilai suatu produk
berdasarkan harga yang dikenakan pesaing untuk produk yang sama.
4) Kesesuaian harga dengan manfaat, Bila para pelanggan membeli sebuah
produk, mereka menukarkan suatu nilai (harganya) untuk mendapatkan
sesuatu nilai (keuntungan dari memiliki atau menggunakan produk).
b.
Hubungan antara harga dengan Brand Image
Harga yang ditetapkan oleh perusahaan akan menciptakan persepsi dari
konsumen akan brand image sebuah produk. Dengan mengetahui harga yang
telah ditetapkan secara tidak langsung konsumen akan berpikir mengenai kelas
atau segmentasi perusahaan berdasarkan harga tersebut. Harga juga merupakan
salah satu hal yang menjadi pertimbangan dalam membeli sebuah produk. Harga
yang sesuai dengan kualitas produk yang dijual akan membuat konsumen selalu
mengingat produk tersebut dan secara tidak langsung konsumen akan
menciptakan pemikiran yang berpengaruh pada brand image produknya. Menurut
Tjiptono dalam Alexander (2014) salah satu tujuan penetapan harga yaitu Tujuan
berorientasi pada citra.
Berdasarkan teori dan uraian tersebut, maka dapat
disimpulkan hipotesis sebagai berikut :
H3: Harga berpengaruh signifikan terhadap Brand Image
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
4.
Brand Image / Citra Merek.
a. Pengertian Brand Image
Menurut Kotler dan Keller (2006) Brand image adalah “the perceptions and
belief held by customers, as reflected in the association held in consumer
memory”, yang maksudnya Citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang
timbul pada pembeli sebagai refleksi dari serangkaian asosiasi yang ada dalam
benak konsumen.
Brand image yang terbentuk dengan baik akan membawa
dampak yang positif bagi perusahaan, yaitu semakin meyakinkan konsumen untuk
memperoleh kualitas yang konsisten ketika membeli suatu produk dan akan
meningkatkan motivasi konsumen untuk melakukan pembelian.
Komponen dalam brand image ada tiga, yaitu (Simamora, 2008) :
1) Citra pembuat (corporate image), yaitu sekumpulan asosiasi
yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang
membuat suatu produk atau jasa.
2) Citra pemakai (user image), yaitu sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap pemakaian yang menggunakan
suatu barang atau jasa yang meliputi pemakai itu sendiri, gaya
hidup/kepribadian, serta status sosialnya.
3) Citra produk (produk image), yaitu sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk yang meliputi
atribut produk tersebut, manfaat bagi konsumen, penggunannya
serta jaminan yang diberikan.
Dimensi kualitas produk (Permana & Haryanto, 2014) terdiri dari :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
1) Merek yang kuat
2) Reputasi merek
3) Corporate Image
4) User Image
5) Product Image
b. Hubungan antara brand image dengan minat beli
Sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu brand image sangat
berhubungan dengan keyakinan konsumen terhadap suatu merek. Brand image
dibangun berdasarkan kesan, pemikiran ataupun pengalaman yang dialami
seseorang terhadap suatu merek bersangkutan.
Konsumen yang memiliki citra
merek positif terhadap suatu merek akan lebih memungkinkan untuk melakukan
pembelian. Konsumen cenderung membeli merek yang sudah dikenal karena
mereka memiliki anggapan bahwa kemungkinan merek tersebut memiliki kualitas
dan dapat diandalkan (Bhakar et al dalam Tulipa dan Muljani, 2015).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tati, Suharyono, dan Yulianto (2015)
yang meneliti tentang pengaruh country of origin dan global brand image
terhadap minat beli dan keputusan pembelian, penelitian ini menghasilkan
penilaian bahwa global brand image ternyata memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap minat beli. Hal ini menunjukan bahwa brand image yang baik
mampu meningkatkan sikap konsumen dalam minat beli.
Penelitian yang
dilakukan oleh Tulipa dan Muljani (2015) menyatakan Brand image
mempengaruhi minat beli konsumen, hal ini didukung karena konsumen merasa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
apabila konsumen membeli smartphone yang memiliki Brand Image yang baik
akan memberikan kepuasan pada konsumen tersebut, selain itu konsumen juga
mengurasi resiko pembelian dengan membeli smartphone yang sudah dikenalnya.
Penelitian Manorek, Pangemanan, dan Rumokoy (2015) menyatakan Brand
Imagememiliki pengaruh positif terhadap Minat beli. Brand tidak hanya sekedar
nama dan simbol, tetapi juga elemen dari hubungan antara perusahaan dan
konsumen.
Berdasarkan teori dan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan hipotesis
sebagai berikut :
H4: Brand image berpengaruh signifikan terhadap minat beli
5.
Minat Beli
a.
Pengertian Minat Beli
Crosno et al dalam Tati, Suharyono, dan Yulianto (2015) mendefinisikan
minat beli konsumen sebagai kemungkinan konsumen dalam memilih suatu
merek kategori produk tertentu dalam situasi pembelian tertentu. Minat beli dapat
diartikan sebagai bentuk pikiran nyata dari rencana konsumen untuk membeli
produk dalam jumlah tertentu dari beberapa merek yang tersedia dalam situasi
tertentu. Minat dianggap sebagai rangsangan internal yang kuat dan memotivasi
tindakan. Minat beli berawal dari ketertarikan dan keinginan konsumen untuk
membeli suatu produk.
Minat beli timbul setelah adanya proses evaluasi alternatif dan di dalam
proses evaluasi, seseorang akan membuat suatu rangkaian pilihan mengenai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
produk yang hendak dibeli atas dasar merek maupun minat (Kotler, Bowen dan
Makens dalam Hermawan dan Harti, 2014)
Menurut Kotler dan Keller (2009), perilaku konsumen dalam membeli produk
atau jasa dipengaruhi oleh:
1)
Kebudayaan
Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan
perilaku seseorang. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik bagi anggotanya.Subbudaya termasuk warga Negara, agama, ras, dan daerah geografis. Kelas sosial juga
membentuk kultur dimana anggotanya terbentuk berdasarkan kasta dari anggota
tersebut. Kelas sosial tidak hanya pendapatan, tetapi pendidikan, occupations, dan
daerah perumahan.
2)
Sosial
Perilaku konsumen juga terbentuk oleh faktor sosial, seperti :
a) Reference group terdiri dari semua group yang mempengaruhi sikap dan
perilaku seseorang secara langsung (face –to- face) atau tidak langsung
b) Keluarga adalah bagian paling penting dalam mempengaruhi perilaku
konsumen.Family of procreation terdiri dari orang tua dan saudara kandung.
Dari orang tua seseorang memperoleh orientasi terhadap agama, politik,
ekonomi, harga diri, dan cinta.
Pengaruh yang lebih langsung terhadap
perilaku pembelian sehari-hari adalah pasangan dan anak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
c) Peran sosial dan status.
Posisi seseorang didalam sebuah grup dapat
ditentukan dengan aturan sosial dan status. Sebuah aturan terdiri dari kegiatan
seseorang yang diharapkan untuk ditampilkan. Setiap peran membawa status.
3)
Kepribadian
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakter kepribadian seperti :
a)
Umur dan tahapan dalam siklus hidup
Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi
tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.
b)
Pekerjaan
Para pemasar berusaha mengidentifikasikan kelompok-kelompok
pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa
tertentu.
c)
Keadaan ekonomi
Yang dimaksud keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari
pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya),
tabungan dan harta, kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap
mengeluarkan uang.
d)
Gaya hidup
Gaya hidup merupakan pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh
kegiatan, minat dan pendapat seseorang.
Gaya hidup menggambarkan
seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan.Gaya
hidup juga mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial seseorang.
e)
Kepribadian dan konsep diri
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap
orang yang memandang responsnya terhadap lingkungan.
Kepribadian
merupakan suatu variable yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku
konsumen.
4)
Psikologis
Perilaku pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor utama psikologi,
yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, dan keyakinan dan sikap.
Keputusan
Pembelian
Faktor
Situasional yang
tidak diantisipasi
Sikap orang lain
Niat untuk
membeli
Evaluasi
Alternatif
Sumber : Kotler dan Keller (2009)
Gambar 2.1
Langkah-langkah antara Evaluasi Alternatif dan
Keputusan Pembelian
.
Minat beli tidak dapat dipisahkan dari teori keputusan pembelian
konsumen, karena minat merupakan salah satu dari proses akhir pengambilan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
keputusan konsumen. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi evaluasi alternatif
(Kotler & Keller, 2009)
a)
Keyakinan dan Sikap
Keyakinan adalah pemikiran yang dipegang oleh seseorang tentang
sesuatu. Sikap yaitu evaluasi dalam waktu lama tentang yang disukai atau
tidak disukai seseorang, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan
terhadap beberapa objek atau ide.
Oleh karena itu, pemasar selalu
menyesuaikan produk yang ditawarkan daripada berusaha untuk merubah
sikap.
b)
Model Ekspektansi Nilai
Konsumen memiliki sikap terhadap merek yang bervariasi melalui
prosedur evaluasi yang dilakukan.
Model ekspektansi nilai merupakan
pembentukan sikap menduga bahwa konsumen mengevaluasi produk dan
jasa dengan menggabungkan keyakinan merek mereka, positif dan negatif
berdasarkan arti pentingnya.
Menurut Kotler dan Keller (2009) Konsumen membentuk minat untuk
membeli produk yang diinginkan, terdapat dua faktor antara minat beli dan
keputusan pembelian yang terlihat dalam Gambar 2.1:
a) Sikap orang lain
Dimana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang
akan tergantung pada dua hal yaitu intensitas sikap negatif orang terhadap
alternatif yang disukai konsumen dan memotivasi konsumen untuk menuruti
keinginan orang lain. Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka semakin besar
konsumen akan mengubah minat pembeliannya dan begitu juga sebaliknya.
b) Faktor situasional yang tidak diantisipasi
Situasi yang tidak diantisipasi yang mungkin muncul untuk mengubah
niat pembelian, yaitu situasi-situasi yang secara tidak langsung mempengaruhi
seseorang dalam minat beli konsumen pemberian informasi yang positif dan
negatif yang diterima secara bersamaan dalam keadaan yang tiba-tiba terjadi.
Konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang
menghantarkan manfaat yang memenuhi kebutuhan. Minat beli timbul karena
adanya rangsangan yang berasal dari dalam diri konsumen dan memberikan
dorongan atau motivasi untuk memiliki suatu produk. Minat beli konsumen yang
tinggi akan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian.
Sebaliknya,
minat beli konsumen yang rendah dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
keputusan konsumen untuk membeli produk. (Herche dalam Tati, Suharyono, dan
Yulianto, 2015)
Dimensi Minat Beli yang digunakan yaitu :
1) Minat Eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari
informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
2) Minat Preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang
yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut.
Preferensi ini
hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
3) Minat Transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk.
4) Minat Refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk kepada orang lain.
6.
Penelitian Terdahulu
Kajian pustaka tentang penelitan terdahulu bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang akan dilakukan.
Dibawah ini peneliti akan memberikan kesimpulan hasil penelitan yang pernah
dilakukan :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
.
1
2
Peneliti
Hariyanto
(2015)
Tati,
Suharyono,
dan Yulianto
(2015)
Judul
Variabel
Hasil Penelitan
Pengaruh Citra
Merek, Kualitas
Produk, Harga Dan
Promosi Terhadap
Niat Beli
Konsumen.
Smartphone Merek
Smartfrend
Andromax V3s
Pengaruh Country
of Origin dan
Global Brand
Image Terhadap
Minat beli dan
Keputusan
Pembelian (Survei
pada konsumen
yang membeli
Smartphone
Samsung Galaxy
di Asia Tenggara)
Eksogen :
Citra Merek,
Kualitas
Produk, Harga
dan Promosi
1. Citra Merek
berpengaruh
signifikan
terhadap Niat Beli
konsumen
Endogen :
Niat Beli
Konsumen
Eksogen:
Country of
Origin dan
Global Brand
Image
Endogen:
Minat Beli dan
Keputusan
Pembelian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Global Brand
Image memiliki
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap Minat
Beli
33
No
.
3
4
Peneliti
Tulipa dan
Muljani
(2015)
Permana dan
Haryanto
(2014)
Judul
The Country of
Origin and Brand
Image Effect on
Purchase Intention
of Smartphone in
SurabayaIndonesia.
Produk
Smartphone
Pengaruh Country
of Origin, Brand
Image, dan
Persepsi Kualitas
Terhadap Intensi
Pembelian.
MerekNotebook
Lenovo
Variabel
Eksogen :
Country of
Origin
Endogen :
Brand Image,
Purchase
Intention
Eksogen:
Contry of
Origin, Brand
Image, dan
Persepsi
Kualitas
Endogen:
Intensi
Pembelian
Sumber : Olahan Peneliti
B.
Hasil Penelitan
1. Country of Origin
has a positive
influece with
Brand Image
2. Brand Image has
a positive
influence with
purchase Intention
1. Country of Origin
berpengaruh
positif terhadap
Brand Image
2. Brand Image
berpengaruh
positif terhadap
persepsi kualitas
3. Brand Image
berpengaruh
positif terhadap
intensi pembelian
Rerangka Pemikiran
Pada penelitian ini dianalisis beberapa variabel yang mempengaruhi minat
beli Smartphone Xiaomi dengan Brand Image sebagai variabel mediasi. Variabel
yang mempengaruhi adalah Country of Origin, kualitas produk, dan harga.
Berikut ini adalah bagan mengenai kerangka pemikiran penelitian :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Sumber : Olahan Peneliti
Gambar 2.2
Rerangka Pemikiran Country of Origin, Kualitas
Produk, dan Harga terhadap Brand Image serta dampaknya pada
Minat Beli Smartphone Xiaomi
C.
Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara atau dugaan yang paling
memungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Berdasarkan perumusan
masalah, tinjauan pustaka dan tinjauan penelitian, dapat ditarik hipotesis atau
kesimpulan sementara pada penelitian ini, yaitu :
H1: Country of Origin berpengaruh signifikan terhadap Brand Image
H2: Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap Brand Image
H3: Harga berpengaruh signifikan terhadap Brand Image
H4: Brand image berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download