11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Medis 1. Kehamilan a) Definisi Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ke tiga 13 minggu, minggu ke-28 hingga ke-40 Menurut Saifudin, (2009) dalam Elisabeth (2014; h. 69). Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan (lunar months). Ibu termuda yang hamil dan melahirkan adalah Lina Medina, berumur 4 tahun 8 bulan, ibu tertua yang hamil dan melahirkan berumur 52 tahun. Kehamilan di bagi atas 3 triwulan (trimester) : (a) kehamilan triwulan I antara minggu 0-12, (b) kehamilan triwulan II antara minggu 12-28, (c) kehamilan triwulan III antara minggu 20-40 (Mochtar 2012; h. 35) Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proses kehamilan adalah bertemunya spermatozoa dengan ovum, konsepsi dan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 12 pertemuan zigot, dilanjutkan nidas dani implementasi, sampai dengan pembentukan plasenta dan tumbuh kembang sampai aterm yaitu >36 minggu sampai <40 minggu. b) Tanda Dan Gejala Kehamilan (1) Tanda-tanda presumptif (dugaan hamil) (Menurut Mochtar 2012;h. 35) (a) Amenorea (tidak mendapat haid) Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP), yang dihitung dengan menggunakan rumus dari naegele. (b) Mual dan muntah (nausea and vomiting) Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari disebut morning sickness (sakit pagi). Apabila timbul mual dan muntah berlebihan karena kehamilan, disebut hiperemesis gravidarum. (c) Mengidam (ingin makan khusus) Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan triwulan pertama. Mereka juga tidak tahan suatu bau-bauan. (d) Pingsan Jika berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat, seorang wanita yang sedang hamil dapat pingsan. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 13 (e) Tidak ada selera makan (anoreksia) Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian napsu makan timbul kembali. (f) Lelah (fatigue) (g) Payudara membesar , tegang, dan sakit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar. (h) Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala itu akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala tersebut muncul kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin. (i) Konstipasi/obstipasi karena otot-otot usus menurun oleh penaruh hormon steroid. (j) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai dimuka (cloasma gravidarum), areola payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra = grisea) (k) Epulis : hipertrofi papila gingivalis. (l) Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva, biasanya dijumpai pada triwulan akhir. (2) Tanda-tanda kemungkinan hamil (Mochtar 2012;h. 35-36) (a) Perut membesar (b) Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi rahim. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 14 (c) Tanda Hegar : ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang lunak pada pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6 minggu. (d) Tanda Chadwick : perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat diporsio, vagina dan labia. Tanda tersebut timbul akibat pelebaran vena karena peningkatan kadar estrogen. (e) Tanda Piskacek : pembesaran dan pelunakan rahim kesalah satu sisi rahim yang berdekatan dengan tuba uterina. Biasanya, tanda ini ditemukan di usia kehamilan 7-8 minggu. (f) Kontraksi-kontraksi kecil uterus jika di rangsang = Brakton Hicks. (g) Teraba ballotement (h) Reaksi kehamilan positif (3) Tanda pasti (tanda positif) (Mochtar 2012;h. 36-37) (a) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasakan atau diraba, juga bagian-bagan janin. (b) Denyut jantung janin : (i) Didengar dengan stetoskop-monoaural Laennec. (ii) Dicatat dan didengar dengan alat doppler. (iii) Dicatat dengan feto-elektrokardiogram. (iv) Dilihat pada ultrasonografi. (c) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 15 c) Proses Permulaan Kehamilan menurut (Mochtar 2012; h. 16-19) Setiap bulan, saat ovulasi, seorang wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telut (ovarium), yang ditangkap oleh umbai-umbai (frimbiae) dan masuk ke dalam saluran telur. Sewaktu persetubuhan, cairan semen tumpah kedalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi dibagian tuba uterina yang menggembung. Di sekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian, pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah sel mani untuk kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa tadi terjadi pembuahan (konsepsi=fertilisasi). Ovum yang telah dibuahi segera membelah diri sambil bergerak (dengan bantuan rambut getar tuba) menuju ruang rahim. Ovum yang telah dibuahi tadi kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya berserang diruang rahim, peristiwa tersebut disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi, diperlukan waktu kirakira 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mugidah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta). Jadi, dapat dikatakan bahwa setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan(konsepsi = fertilisasi), nidasi dan plasentasi (mochtar. 2012; h. 16). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 16 (1) Sel Telur (ovum) Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis) (a) Oogonium (b) Oosit pertama (primary obcyte) (c) Primary ovarium follicle (d) Likuor folikularis (e) Pematangan pertama ovum (f) Pematangan kedua ovum pada saat sperma membuahi ovum. (2) Sel Mani (spermatozoon) Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, yang berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nukleus), leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. (3) Pembuahan (konsepsi =fertilisasi) Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan sel mani dan sek telur di tuba uterina. Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Selain itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain. (4) Nidasi (Implantasi) Nidasi adalah masukknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 17 (5) Plasentasi dan Mukosa Rahim Mukosa rahim pada wanita yang tidak hamil terdiri atas stratum kompaktum dan stratum spongiosum. Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang terbagi atas : (a) Desidua basalis : yang terletak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim tempat terjadinya plasentasi. (b) Desidua kapsularis : yang meliputi hasil konsepsi kearah rongga rahim, dan lama kelamaan bersatu dengan desidua vera karena obliteralis dan (c) Desidua vera (parietalis) : yang meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya (Mochtar, 2012; h.17-18). (6) Pertumbuhan Mudigah (Embriogenesis) Pertumbuhan mudigah (embrio) bermula dari lepeng embrional (embryonal plate), yang selanjutnya berdiferensiasi menjadi tiga unsur lapisan, yaitu : (a) Sel-sel ektodermal (b) Sel-sel mesodermal, dan (c) Sel-sel entodermal. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 18 d) Jadwal Pemeriksaan Antenatal Menurut Elisabethb(2015; h. 79) menjelaskan bahwa pemeriksaan antenatal care adalah sebagai berikut : (1) Pemeriksaan pertama : Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid. (2) Pemeriksaan ulang (a) Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan. (b) Aetiap 2 minggu sampai usia kehamilan berumur 8 bulan. (c) Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan. e) Usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri Tabel 2.1 usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri Tinggi fundus uteri 1/3 diatas simpisis ½ diatas simpisis pusat 2/3 di atas simpisis setinggi pusat 1/3 di atas pusat ½ pusat prosesus xipodeus setinggi prosesus xipodeus dua jari (4 cm) dibawah prosesus xipodeus Usia Kehamilan 12 minggu 16 minggu 20 minggu 22 minggu 28 minggu 34 minggu 36 mingg 40 minggu Sumber : Manuaba, 2010; h. 100 f) Perubahan fisiologis pada kehamilan (1) Berat badan (a) Peningkatan berat badan badan sekitar 25% dari sebelum hamil (rata-rata 12,5 kg) (b) Pada trimester II dan III sebanyak 0,5 kg/minggu Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 19 (c) Pengaruh dari petumbuhan janin, pembesaran organ maternal, penyimpanan lemak dan protein, serat peningkatan volume darah dan cairan interstisial pada maternal. (2) Sistem Reproduksi (a) Uterus (i) Berat naik 20 x 50 gram. (ii) Volume 10 ml. (iii) Pembesaran uterus karena pengaruh estrogen adalah hyperplasia dan hipertrofi jarinagn otot uterus. (iv) Kontraksi barxton hicks terjadi pada minggu ke-6 dengan teregangnya uterus karena eksterogen dan progesterone. (v) Posisi uterus bergeser kanan, dan teraba pada usia 12 minggu. (b) Serviks (i) Serviks terdapat tanda-tanda Chadwick, goodell, dan mucus plug. (ii) Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi dan pelunakan (tanda hegar) (iii) Lender serviks meningkat seperti gejala keputihan (iv) Ovarium Fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta terutama fungsi produksi progesterone dan ekstrogen pada usia kehamilan 16 minggu. Tidak terjadi kematangan ovum selama kehamilan. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 20 (v) Payudara (a) Payudara menjadi lebih besar, kenyal dan terasa tegang (b) Aerola mengalami hiperpgmentasi (c) Glandula montgometri makin tampak (d) Papilla mamae makin membesar/menonjol (e) Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi. (vi) Vulva Vulva mengalami hipervaskularisasi karena pengaruh progesteron dan ekstrogen, berwarna kebiruan (tanda Chadwick). (c) Sistem musculoskeletal (i) Pembesaran payudara dan rotasi anterior panggul memungkinkan untuk terjadinya lordosis. (ii) Ibu sering mengalami nyeri di bagian punggung dan pinggang karena mempertahankan posisi stabil, beban meningkat pada otot punggung dan kolumna vertebrae. (d) Sisitem endokrin Kelenjar tiroid (i) Pembesaran kelenjar tiroid merupakan akibat hiperplasia jaringan glandular dan peningkatan vaskulariras. (ii) Konsumsi oksigen (O2) dan peningkatan basal metabolic rate (BMR) merupakan akibat aktivitas. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 21 Kelenjar paratiroid (i) Kehamilan menginduksi hiperparatiroidisme sekunder ringan, suatu refleksi peningkatan kebuhuhan kalsium (Ca) dan vitamin D. (ii) Saat kebutuhan (pertengahan rangkai kedua janin kehamilan), mencapai kadar puncak parathormon plasma meningkat, kadar meningkat anatar minggu k -15 dan ke-35 gestasi. (e) Pancreas (i) Janin butuh glukosa sebagai bahan bakar pertumbuhan, tidak hanya menghasilkan simpanan glukosa ibu tetapi juga menurunkan kemampuan ibu menyintesis glukosa denagan menyedot habis asam amino ibu. (ii) Kadar glukosa ibu menurun, insulin ibu tidak dapat menembus plasenta untuk sampai ke janin. Akibatnya, pada awal kehamilan pancreas meningkat produksi insulinya. (iii) Seirirng peningkatak usia kehamilan, plasenta bertumbuh dan secara progresif memproduksi hormon dalam jumlah yang lebih besar (misalnya : human placental lactogenHPL, estrogen, dan progesteron), peningkatan produksi kortisol oleh kelenjar adrenal juga terjadi. (iv) Estrogen, progesteron, dan kortisol secara kolektif menurunkan kemampuan ibu untuk menggunakna insulin, Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 22 hal ini merupakan mekanisme produktif yang menjamin suplai glukosa untuk mencukupi kebutuhan unit fetoplasental. Akibatnya, tubuh ibu hamil membutuhkan lebih banyak insulin. (f) Prolaktin hipofisis (i) Pada kehamilan, prolaktn serum mulai meningkat secara progresif pada trimester 1 sampai aterm. (ii) Secara umum diyakini bahwa walaupun semua unsur hormonal (estrogen, progesteron, tiroid, insulin, dan kortisol bebas) yang diperlukan untuk pertumbuhan payudara dan produksi susu terdapat dalam kadar yang meningkat selama kehamilan kadar estrogen yang tinggi menghambat sekresi alveolar akif dengan menghambat peningkatan prolaktin pada jaringan payudara, sehinnga menghambat efek prolaktin pada epitel target. (iii) Progesteron menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan subkutan di abdomen, punggung, dan paha atas. Lemak berfungsi sebagai cadangan energi, baik pada masa hamil maupun menyusui. (g) Sistem Integumen Selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan pada sistem organ ibu dikarenakan pengaruh hormon. Begitupun dengan sistem integumen. Perubahan pada sistem integumen selama hamil di sebabkan oleh pengaruh keseimbangan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 23 hormon dan peregangan mekanis yang ditandai dengan beberapa kondisi berikut. (i) Peningkatan aktivitas melanophore stimulating hormone mengakibatkan hiperpigmentasi wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba, dan striae gravidarum, atau tanda regangan. Respons alergi kulit meningkat. Kelenjar sabaseus, keringat, dan folikel rambut lebih aktif. Pigmentasi timbul akibat peningkatan hormon hipofisis anterior melanotropin selama masa hamil, contoh pigmentasi pada wajah (kloasma). (ii) Perubahan umum lainnya yang timbul adalah peningkatan ketebalan kulit dan lemak sebdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktivitas kelejar keringat dan sebasea, serta peningkatan sirkulasi dan aktivitas vasomotor. (h) Sistem respirasi Kebutuhan oksigen meningkat 15-20, diafragma terdorong ke atas, hiperventilasi, pernapasan dangkal (20-24 x/menit) mengakibatkan penurunan kompliansi dada, volume residu, dan kapasitas paru serta terjadi peningkatan volume tidal. Oleh karena itu, sisitem respirasi selama kehamilan dapat mengakibatkan peningkatan inspirasi dan ekspirasi dalam pernapasan, yang secara langsung juga mempengaruhi suplai oksigen (02) dan karbon diagnosa (CO2) pada janin. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 24 (i) Jika inspirasi meningkat, maka jumlah kebutuhan oksigen (O2) akan meningkat (oksigen di arteri meningkat), sehingga suplai oksigen yang sampai ke fetus meningkat. (ii) Jika ekspirasi meningkat, maka output karbon dioksida (CO2) meningkat, sehingga karbon dioksida dalam darah maternal menurun yang selanjutnya akan memudahkan transfer karbon dioksida dari fetus kepada maternal. (i) Laju metebolisme basal (basal matebic rate-BMR) Laju matabolisme basal biasanya meningkat pada bulan ke-4 kehamilan, meningkat 15-20 pada akhir kehamilan, dan kembali ke nilai normal pada hari ke-5 atau ke 6 postpartum. Peningkatan BMR mencerminkan peningkatan kebutuhan oksigen di unit janin-plasenta-uterus serta peningkatan konsumsi oksigen akibat peningkatakan kerja jantung ibu. Pada kehamilan tahap awal banyak wanita mengeluh lemah dan letih, selanjutnya perasaan diikuti peningkatan kebutuhan tidur. Perasaan lemah dan letih sebagaian besar disebabkan peningkatan aktivitas metabolik. (j) Keseimbanagn asam basa Sekitar minggu ke-10 kehamilan, terjadi penurunan tekanan karbon dioksida sekitar 5 mmHg. Progesterone dapat meningkat sensitivitas reseptor napas sehingga volume tidal meningkat, tekanan karbon dioksida (PCO2) menurun, terjadi Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 25 kelebihan basa (HCO3 atau bikarbonat) dan Ph meningkat menjadi lebih basa. (k) Sistem gastrointestinal Selama masa kehamilan, nafsu makan meningkat, sekresi usus berkurang, fungsi hati berubah, dan absorsi nutrient meningkat. Aktivitas peristaltic (motilitas) menurun, akibatnya bising usus menghilang, sehingga menyebabkan monstipasi, mual, serta muntah. Aliran darah ke panggul dan tekanan vena meningkat, sehingga menyebabkan hemoroid terbentuk pada akhir kehamilan. (l) Esofagus, lambung, dan usus halus (i) Herniasi bagian atas lambung (hiatus hernia) terjadi setelah bulan ke-7 atau ke-8 kehamilan akibat pergeseran lambung ke atas. Kondisi ini sering terjadi pada ibu multipara, obesitas, atau lebih tua. (ii) Peningkatan produksi estrogen menyebabkan penurunan sekresi HCL, oleh karena itu pembentukan/perkembangan tukak peptik yang sudah ada tidak umum selama masa hamil. (iii) Peningkatan produksi progesteron menyebabkan tonus dan motilitas otot menurun, sehingga terjadi regurgitas esofagus, peningkatan waktu pengosongan lambung, dan peristaltik balik. Dengan demikian “ibu tidak mampu mencerna asam” atau mengaami nyeri ulu hati (pirosis). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 26 (m) Kandung empedu dan hati (i) Kadang empedu sering distensi akibat penurunan tonus otot selama masa hamil. Peningkatan waktu pengosongan dan gentalan empedu biasa terjadi. (ii) Hiperkolesterolemia ringan terjadi akibat peningkatan kadar progesteron, dapat menyebabkan pembentukan batu empedu selama masa hamil. (iii) Rasa tidak nyaman di abdomen Rasa tidak nyaman yang dirasakan ibu hamil, meliputi panggul terasa berat atau tertekan, ketegangan pada ligamentum teres uteri, flatulen (pembentukan gas berlebihan dalam lambung), distensi dan kram usus serta kontraksi uterus. Walaupun kebanyakan rasa tidak nyaman di abdomen merupakan konsekuensi perubahan maternal yang normal. (n) Sistem perkemihan Rasa yang tidak nayman berhubungan dengan sistem kemih pasti dirasakan oleh ibu hamil, karena ginjal berfungsi mempertahankan keseimbangan elektrolit dan asam-basa, mengatur volume cairan ekstrasel, mengeluarkan sampah metabolisme, dan menyimpan nutrien yang sangat panting. (Menurut Hutahaean 2013; h. 44-50). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 27 g) Perubahan psikologis pada masa kehamilan Sikap atau penerimaan ibu terhadap keadaan hamilnya sangat memengaruhi kesehatan atau keadaan umum ibu serta keadaan janin dalam kehamilanya. Umumnya kehamilan yang diinginkan akan disebut dengan sikap gembira, diiringi dengan pola makan, perawatan tubuh dan upaya memeriksaan dirinya secara teratur dengan baik. Kadang timbul gejala yang lazim disebut ngidam, yaitu keinginan terhadap hal-hal tertentu yang tidak seperti biasanya (misalnya jenis makanan tertentu atau mungkin juga hal-hal lain). Akan tetapi kehamailan yang tidak diinginkan, kemungkianan akan disambut dengan sikap yang tidak mendukung, napsu makan menurun, tidak mau memeriksakan diri secar teratur, bahkan kadang juag ibu sampai melakukn usaha-usaha menggugurkan kandunganya. (1) Respon yang dialami terhadap kehamilan Setiap pasangan memiliki respons yang berbeda terhadap diagnosis kehamilan. Bagi sebagian pasangan hal ini merupakan sesuatu yang menggembirakan, namun bagi sebagian lainnya menjadi sesuatu yang menakutkan atau mengejutkan dikarenakan ketidaksiapan mereka. (2) Ambivalen Dalam keadaan ini respon sorang wanita terhadap kahamilannya bersifat mendua, termasuk pada kehamilan yang sudah direncanakan, oleh karena implikasi yang harus dihadapi seperti finansial, hubungan dengan orang lain, dan sebagainya. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 28 Selain itu, akan timbul tanggung jawab atas bayi yang dilahirkan. Jadi, meskipun calon ibu terlihat gembira namun dia masih membutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk menyesuaikan diri dalam menerima kehamilan. (3) Pengakuan/penerimaan ibu terhadap kehamilan Perasaan yang bercampur aduk akan berubah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Dengan bertambah besarnya perut dan terjadinya berbagai peristiwa positif seperti melihat gambaran ultrasonografi atau mendengar suara jantung yang diperkeras oleh alat pengeras suara, maka ibu hamil mulai menerima janin sebagai calon anaknya. Dengan demikian ibu mulai mempersiapkan dirinya untuk menghadapi bayi yang akan hadir. (4) Labilitas emosional Labilitas emosional yaitu perasaan gembira yang bergantian dengan perasaan sedih atau kadang merupakan campuran kedua perasaan tersebut. Perubahan hormonal yang merupakan campuran kedua perasaan tersebut. h) Perubahan anatomis dan fisiologis terhadap ibu hamil (1) Trimester I (Menurut Hutahaean 2013) Kehamilan menyebebkan perubahan secara keseluruhan dalam tubuh, khusunya pada alat genetalia ekstrena maupun interna. Perubahan yang terjadi pada ibu hamil antara lain: Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 29 (a) Uterus Uterus akan kehamialn membesar karena pada peningkatakn bulan-bulan kadar pertama ekstrogen dan progesterone sehingga uterus akan meningkat mengikuti semain besar ukuran janin di dalam kandungan. Berat normal uterus 30 gram, namun pada akhir kehamilan 40 minggu uterus menjadi 1000 gram beratnya dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. pada usia kehamilan awal bentuk uterus akan membentuk seperti buah alpukat agak gepeng. Pada usia kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui, antara lain untuk membuat diagnosa apakah wanita tersebut hamil fisiologis, hamil ganda, atau menderita penyakit seperti molahidatidosa, dan sebagainya. (b) Serviks uteri Serviks uteri pada kehamilan trimester pertama mengalami perubahan dikarenakan dipengaruhi oleh kadar hormone ekstrogen. Jika karpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat, dimana hanya 10% jaringan ototnya. Jaringan ikat pada serviks ini lebih banyak mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 30 maka konsistensi serviks menjadi lunak. Kelenjar-kelanjar yang terdapat pada serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan yang fisiologis. (i) Vagina dan vulva Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat hormon ekstrogen. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vulva tampak lebih merah, agak kebiruan. Tanda ini disebut tanda chadwick. Warna porsiopun tampak lebam (livide). (ii) Ovarium Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditis sampai terbentuknya plasenta di usia kehamilan 16 minggu. korpus luteum graviditid berdiameter 3 cm. kemudian akan mengecil setelah plasenta terbentuk. (c) Payudara Payudara membesar pada kehamilan awal akibat hormon somatomammotropin, ekstrogen dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Pada kehamialn 12 minggu ke atas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi, terjadi hiperpigmentasi, sehingga warna areola menjadi lebih gelap. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 31 (d) Kulit Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi bagian tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophone stimulating hormone (MSH) yang meningkat. Hormon MSH merupakan salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Terkadang terdapat deposit pigmen di dahi, pipi, dan hidung, yang dikenal sebagai kloasma gravidarumi. (e) Sistem kardiovaskuler Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, volume darah bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan curah jantung yang meningkat sebanyak kurang lebih 30%. (f) Sistem respirasi Ibu hamil pada trimester pertama secara fisiologis tidak akan mengalami gangguan pernapasan, namun sering bertambahnya usia kehamilan dan semakin besar ukuran janin dengan usia kehamilan memasuki 32 minggu karena usususus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 32 (g) Sistem Pencernaan Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan mual (nausea), kemungkinan akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus-tonus otot traktus digestivus menurun sehingga motolitas seluruh traktus digestivus juga berkurang . makanan lebih lama berada dalam lambung dan apa yang direncanakan lebih lama dalam usus-usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorpsi, akan tetapi menimbulakan pula obstipasi, yang memang merupakan salah satu keluhan utama ibu hamil. (h) Sistem perkemihan Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar, sehingga timbul keinginan untuk berkemih, hal ini akan hilang sering bertambah turun bayi ke dalan rongga panggul. (Menurut Hutahaean 2013; h. 69-70) (2) Trimester II Proses kehamilan merupakan perubahan pada seluruh tubuh ibu, khususnya alat genetalia ekterna dan interna serta payudara (mamae). Dalam hal ini hormone somatomammotropin, estrogen, dan progesterone mempunyai peran penting. Perubahan yang terdapat pada ibu hamil secara terinci akan dijelaskan sebagi berikut : Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 33 (a) Uterus Uterus akan terus membesar seiring dengan bertambahnya janin dalam rahim. Selama pembesaran ini, uterus berkontraksi kekanan. Hal ini disebabkan adanya kolon rektosigmoid di sebelah kiri. Setelah bulan keempat kehamilan, kontraksi uterus dapat dirasakan melalui dinding abdomen yang disebut dengan Braxton hicks. (b) Serviks uteri Pada kehamilan trimester dua ini, serviks akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Terjadi hipervaskularisasi akibat meningkatan hormone estrogen dan progesterone. Serviks juga masih mengalami perlunakan dan pematangan secara bertahap. (c) Vagina dan vulva Vagina dan vulva mengalami peningkatan vaskularisasi yang disebabkan oleh peningkatan hormone estrogen dan progesteron. Hal ini menyebabkan sensivitas meningkat sehingga dapat membangkitkan keingingan hasrat seksual. Peningkatan relaksasi dinding pembuluh darah dan semakin besarnya uterus dapat menimbulkan edema dan varises pada vulva. (d) Ovarium Bekas pelepasan ovum dalam ovarium disebut korpus liteum. Pada kehamilan trimester kedua ini korpus luteum Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 34 mulai menghasilkan hormone ekstrogen dan progesterone, namun korpus luteum tergantikan fungsinya setelah plasma terbentuk. Plasenta menjadi sumber dari kedua hormone tersebut. Plasenta membentuk steroid, human chorionic gonadotropin (HCG), humanm plasenta lagtogen (HPL), atau human chorionic somatomammothropin (HCS), dan human chorionic thyrotropin (HCT). Jadi pada masa ini plasenta mulai menggantikan fungsi korpus liteum. (e) Mammae Pada kehamilan trimester dua terjadi perubahan-perubahan pada mammae, yaitu adanya rasa kesemutan dan nyeri tekan. Payudara membesar secara bertahap karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah ke payudara, putting susu lebih menonjol dan mengeras, aerola tubuh gelap akibat hiperpigmentasi aerola. Selain itu biasanya pada sebagian ibu hamil, setelah memasuki usia kehamilan 12 minggu putting susunya mulai mengeluarkan cairan berwarna putih agak kejernihan yang di sebut colostrums. (f) Kulit Pada trimester kedua ini sudah mulai terdapat striae gravidarum yang tampak pada kulit abdomen, yaitu tanda renggang yang terbentuk akibat serabut-serabut elastis dari lapisan kulit terdalam terpisah dan terputus. Hal ini mengakibatkan pruritus atau rasa gatal pada perut ibu. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 35 (g) Sistem kardiovaskuler Peningkatan volume darah terjadi sekitar 30-50% karena adanya retensi garam dan air yang di sebabkan sekresi aldosteron dari adrenal oleh estrogen. Peningkatan volume dan curah jantung juga menimbulkan perubahan hasil auskultrasi. Bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar. Irama S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke-20 gestasi. Pada usia kehamilan antara minggu ke-24 dan 20 terjadi peningkatan denyut jantung 10 sampai 15 kali per menit kemudian menetap sampai aterm. (h) Sistem respirasi Ibu hamil sering mengalami sesak nafas karena penurunan tekanan karbon dioksida ketika memasuki usia kehamilan trimester ini. Kejadian tersebut dipengaruhi peningkatan hormone progesterone. (i) Sisitem pencernaan Ibu hamil dikarenakan akan mengalami perubahan anatomi banyak dan keluahan fisologi yang system pencernaan di antaranya adalah sebagi berikut: (i) Konstipasi yang di sebabkan oleh hormone estrogen yang semakin meningkat. (ii) Perut kembung yang di sebabkan adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut, sehingga mendesak organ-organ pencernaan kearah atas dan lateral. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 36 (iii) Hemoroid yang di sebabkan oleh konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus. (iv) Panas perut (heart burn) yang terjadi akibat aliran balik asam gastric ke dalam esophagus bagian bawah (j) Sistem perkemihan Vakularirasi meningkat membuat mucosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Pembesaran kandung kemih menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kemih hanya berisi sedikit urine (Menurut Hutahaean (2013; h. 107109). (3) Trimester III Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna serta pada payudara (mammae). Dalam hal ini hormone somatomammatropin, estrogen dan progesterone mempunyai peranan penting. Perubahan yang terdapat pada ibu hamil antara lain terdapat uterus, serviks uteri, vagina dan vulva, ovarium, payudara, serta semua system tubuh. (a) Uterus Pada usia getasi 30 minggu, fundus uteri dapat di palpasi di bagian tengah antara umbilicus dan statrum. Pada usia kehmilan 38 minggu, uterus sejajr dengan tratum. Tuba uteri tampak agak terdorong ke dalam di atas bagian tengah uterus. Frekuensi dan kekuatan kontraksi atau segmen atas rahim Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 37 semakin meningkat. Oleh karena itu, segmen bawah uterus berkembang lebih cepat dan meregangkan secara radial, yang jika terjadi bersamaan sengan pembukaan serviks dan pelunakan jaringan dasar pelvis akan menyebabkan presentasi janin memulai penurunanya ke dalam pelvis bagian atas. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tinggi fundus yang di sebut dengan lightening, yang mempengaruhi tekanan pada bagian atas abdomen. Peningkatan uterus 1.000 gram dan peningkatan ukuran uterus 30x22,5x20 cm. (b) Serviks uteri Serviks akan mengalami pelunakan atau pematangan secara bertahap akibat bertambahnya aktivitas uterus selama kehamilan, dan akan mengalami dilatasi sampai pada kehamilan trimester III. Sebagian dilatasi ostrium sterna dapat di deteksi secara klinis dari usia 24 minggu, dan pada sepertiga primigravida, ostum interna akan terbuka pada minggu ke 32. Enzim kolagenase dan prostaglatin berperan dalam pematangan serviks. (c) Vagina dan vulva Pada kehamilan trimester III kadang terjadi peningkatan rabas vagina. Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih. Pada awal kehamilan, cairan ini biasanya agak kental, sedangkan pada saat mendekati persalinan cairan tersebut lebih cair. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 38 (d) Mammae Pada hamil trimester III, terkadang rembesan cairan berwarna kekuningan dari payudara ibu disebut dengan kolostrum. Hal ini tidak berbahaya dan merupakan pertandaan bahwa payudara sedang menyiapkan ASI untuk menyusui bayinya nanti. Progesterone menyebabkan putih menjadi lebih menonjol dan dapat digerakan. (e) Kulit Perubahan warna kulit menjadi gelap terjadi pada 90% ibu hamil. Sebelumnya, terdapat anggapan bahwa hal ini terjadi karena peningkatan hormone penstimulasi melanosit (melanosit stimulating hormone-MSH). Namun demikian, estrogen dan progesterone juga dilaporkan mamiliki efek penstimulasi melanosit dan sekarang menjadi penyebab pigmentasi kulit. Hiperpigmentasi terlihat lebih nyata pada wanita berkulit gelap dan terlihat area seperti aerola, perineum, dan umbikalkus juga area yang cenderung mengalami gesekan seperti aksila dan pada bagian dalam. (f) Sistem kardiovaskuler Kondisi tubuh yang dapat memiliki dampak besar pada tekanan darah. Posisi telentang dapat menurunkan curah jantung hingga 25%. Kompresi vena cava interior oleh uterus yang membesar selama trimester ketiga mengakibatkan menurunya aliran balik vena. Sirkulasi uteroplasma menerima Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 39 proporsi curah jantung yang terbesar, dengan aliran darah meningkat dari 1-2% pada trimester pertama hingga 17% pada kehamilan cukup bulan. Hal ini diwujudkan dalam peningkatan aliran darah maternal ke dasar plasenta kira-kira 500 ml/menit pada kehamilan cukup bulan. (g) Sistem respirasi Perubahan hormonal pada trimester tiga yang memengaruhi aliran darah ke paru-paru mengakibatkan banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas. Ini juga di dukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang dapat menekan diafragma. Akibat pembesaran uterus, diafragma terdororng ke atas sebanyak 4 c, dan tulang iga juga bergeser ke atas. Bentuk dada berubah karena tiap-tiap diameter antereposterior dan transversal bertambah sekitar 2 cm, mengakibatkan ekpansi lingkar dada hingga 5-7 cm, iga bagian bawah melebar. Akibat terdororng diafragma ke atas, kapasitas paru total menurun 5%, sehingga ibu hamil merasa susah bernafas. Peningkatan ini terjadi awal kehamilan dan terus meningkat hingga cukup bulan. Biasanya pada 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan bernafas lebih mudah. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 40 i) Keluhan pada Kehamilan : (1) Trimester 1 Menurut Hutahaean (2013; h. 77-80) (a) Nyeri Epigastrik (Ulu Hati) Nyeri ulu hati biasanya terjadi karena peningkatan hormon estrogen dan progesteron sehingga motilitas otot polos gastrointestinal menurun (GI), terjadi peningkatan asam lambung yang akhirnya menyebabkan ulkus dan nyeri epigastrik (ulu hati). Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan ibu hamil trimester pertama nyeri epigastrik adalah sebagai berikut : (i) Anjurkan ibu untuk menghindari makanan keras yang susah dicerna, dan makanan yang merangsang seperti pedas, lemak, dan mengandung gas. (ii) Anjurkan ibu untuk makan-makan sedikit tetapi sering (porsi kecil 5-6 kali sehari). (b) Rasa Mual dan Muntah (Morning Sickness) Ini terjadi pada bulan pertama kehamilan, timbul pada pagi hari yaitu saat perut kosong. Penyebab belum diketahui secara pasti, kemungkinan akibat dari perubahan hormonal. Penanganana yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan ibu hamil trimester pertama adalah sebagai berikut: (i) Anjurkan ibu untuk menghindari perut kosong atau perut dalam keadaan penuh /kenyang. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 41 (ii) Anjurkan ibu untuk menghindari rangsangan berupa baubauan. (c) Mengidam Peningkatan asupan kalori terjadi karena perubahan psikologis selama kehamilan. Mengidam sering terjadi pada bulan pertama kehamilan, akan tetapi menghilang dengan semakin tuanya kehamilan. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan ibu ibu hamil tersebut adalah sebagai berikut : (i) Berikan nasehat akan makanan seimbang agar kebutuhan nutrisi tercukupi. (ii) Berikan pengawasan pada ibu untuk jenis makanan yang tidak merugikan secara ketat. (iii) Berikan asupan protein yang cukup. (d) Gangguan berkemih Biasanya pada bulan pertama kehamilan ibu merasa ingin selalu buang air kecil. Ini terjadi karena kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Selain itu, juga dipengaruhi oleh hormon aldosteron yang dapat meningkatkan vaskularisasi pembuluh darah. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan ibu hamil tersebut adalah sebagai berikut. (i) Anjurkan ibu untuk mengurangi minum saat akan tidur, agar istirahat tidak terganggu. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 42 (ii) Anjurkan ibu untuk melakukan latihan kegel untuk kekuatan otot pubis. (iii) Bila ada keluhan saat BAK, maka segera rujuk ke dokter, gunakan pembalut jika perlu. (e) Obstipasi Kesulitan BAB yang di alami oleh ibu hamil disebabkan oleh kekuatan otot traktus digestivus menurun akibat pengaruh hormon progesteron yang mengakibatkan motilitas saluran pencernaan berkurang. Feses yang lebihlama di usus akan menyebabkan absorbsi air meningkat, dan terjadi pengeringan dari feses serta penekanan uterus terhadap kolon dan rektum. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut adalah sebagai berikut : (i) Anjurkan ibu untuk minum ± 6 gelas sehari. (ii) Anjurkan ibu untuk diet mengandung tinggi serat. (iii) Anjurkan ibu untuk lakukan latihan ringan. (f) Epulis Epulis merupakan keadaan hipertropi dan hiperemesis pada gusi. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut adalah sebagai berikut : (i) Berikan penjelasan bahwa hal ini adalah normal pada setiap kehidupan akan berhenti secara spontan sebelum melahirkan. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 43 (ii) Lakukan perawatan gigi dan mulut yang baik. Anjurkan ibu untuk menggunakan sikat yang lembut dan kumur air hangat. (iii) Anjurkan ibu untuk mengontrol gigi dengan teratur. (g) Varises Timbulnya varises dipengaruhi oleh faktor keturunan dalam masa kehamilan selain itu juga faktor hormonal seperti bendungana vena dalam panggul. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut adalah sebagai berikut : (i) Anjurkan ibu untuk menghindari bekerja sambil berdiri terlalu lama. (ii) Anjurkan ibu untuk menghindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat. (iii) Anjurkan ibu untuk meningkatkan kaki dan menghindari menggantung tungkai sewaktu istirahat. (h) Fluor Albus Meningkat Fluor albus meningkat karena serviks dirangsang oleh hormon estrogen dan progesteron sehingga menjadi hipertropi dan hiperaktif serta mengeluarkan banyak mukosa. Umumnya peningkatan cairan dalam vagina pada kehamilan tanpa sebab patologis dan sering tidak menimbulkan keluahan. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut adalah sebagai berikut : Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 44 (i) Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan vulva dan pakaian dalam. (ii) Anjurkan ibu untuk menggunakan pembalut wanita. (iii) Rujuk kedokter bila pengeluaran cairan berlebihan dan menyebabkan rasa gatal. (i) Mudah Lelah, Malaise, dan Fatique Tidak diketahuai penyebabnya dengan jelas, mungkin adanya meningkatan estrogen dan progesteron, peningkatan HCG, dan asupan nutrisi yang cukup. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut adalah sebagi berikut : (i) Cegah terjadinya anemia. (ii) Anjurkan ibu untuk meningkatkan asupan nutrisi yang adekuat. (iii) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian roboransia. (j) Perubahan Payudara dan Perasaan Nyeri Perubahan pada payudara dan adanya perasaan nyeri disebabkan oleh hipertropi kelenjar payudara dan peningkatan vaskularisasi serta adanya hiperpigmentasi areola dan putting susu yang disebabkan oleh stimulasi hormon melanophore stimulating hormone (MSH). Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluahn tersebut adalah sebagai berikut : Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 45 (i) Anjurkan dan ajarkan ibu untuk menyokong payudara dengan BH ibu hamil yang memiliki lapisa empuk penahan payudara. (ii) Anjurkan ibu untuk membersihka aerola dan putting susu dengan air hangat serta body oil lalu keringkan. (2) Trimester II Menurut Hutahaen (2013; h. 113-114) (a) Kram otot Kram otot yang kerap dialami oleh ibu hamil dengan usia kehamilan sekitar 16-27 minggu atau trimester kedua di sebabkan karena tekanan saraf pada ektremitas bawah oleh uterus yang besar, kurangnya pencapaian darah pada sirkuler perifer, serta penyerapan kalsium oleh janin yang meningkat sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tulang dan gigi. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluahan ibu hamil trimester kedua tersebut adalah dengan berkolaborasi dalam pemberian kalsium serta menganjurkan ibu untuk beristirahat dengan cukup. (b) Anemia Selain kram otot, anemia juga sering melanda ibu hamil. Penyebab tersering sehingga terjadi anemia ini adalah kurangnya nutrisi, zat besi, asam folat serta hemoglobinopati. Penangana yang dapat dilakukan untuk keluhan ibu hamil trimester dua adalah sebagai berikut. : (i) Kolaborasi untuk mendapatkan zat besi dan vitamin C. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 46 (ii) Konsul tentang pemberian diet. (iii) Anjurkan ibu untuk mencukupi kebutuhan nutrisisnya secara adekuat. (iv) Istirahat yang cukup. (c) Perubahan Libido Perubahan libido yang terjadi bisa dikarenakan pengaruh psikologis, hormonal, maupun perubahan emosi. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan ibu hamil trimester kedua tersebut adalah sebagai berikut : (i) Anjurkan ibu dan pasanganya membicarakan hubungan seksual yang aman dan nyaman bagi ibu. (ii) Anjurkan ibu untuk membangun komunikasi yang baik dengan pasanganya. (d) Pruritus Pruritus yang dialami oleh ibu hamil masih belum diketahui secara pasti penyebabnya. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluahan ibu hamil tersebut adalah sebagai berikut : Pastikan ibu hamil kuku pendek dan bersih untuk meningkatkna kesehatan dan mencegah terjadinya masalah baru. (i) Oleskan air hangat atau losion. (ii) Hiperpigmentasi Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 47 (3) Trimester III Menurut Hutahaean (2013; h. 150-152) (a) Hemoroid Hemoroid merupakan pelebaran vena dari anus. Hemoroid dapat bertambah besar ketika kehamilan karena adanya kongesti darah dalam rongga panggul. Relaksasi dari otot halus pada bowel, memperbesar konstipasi dan tertahanya gumpalan. Penanganan yang dapat dilakukan utnuk mengatasi keluhan ibu hamil trimeter ketiga tersebut adalah sebagau berikut : (i) Hindari konstipasi. (ii) Beri rendaman hangat/dingin pada anus. (iii) Bila mungkin gunakan jari untuk memasukkan kembali hemoroid kedalam anus dengan pelan-pelan. j) Tanda Bahaya Kehamilan Menurut (Mochtar,2012;h. 139-) komplikasi kehamilan : (1) Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai menggangu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. (2) Toksemia Gravidarum Klasifikasi : Preeklamsi dan Eklamsi : preeklamsi dsn eklamsi merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinurian dan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 48 edema yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan-kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya. (a) Preeklamsi Preeklamsi dibagi menjadi 2 golongan yaitu preeklamsi ringan dan berat: (i) Preeklamsi ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut: tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur dari posisi berbaring terlentang, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebanyak 6 jam, edema umum, kaki, jari tangan, dan muka, atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per minggu. (ii) Preeklamsi berat, bila disertai keadaan sebagai berikut : tekanan darah 160/110 mmHg, atau lebih, proteinuria 5 gr atau lebih perliter, oliguria yaitu jumlah urine kuning dari 500 cc per 24 jam, adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium, terdapat edema paru dan sianosis. (b) Eklamsi Eklamsi dalam bahasa yunani berarti halilintar, karena serangan kejang-kejang timbul tiba-tiba seperti petir. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 49 (c) Abortus (keguguran) Menurut Mochtar (2012; h. 150) Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang abortus. Eastman : abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup di artikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-1000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu. Jeffcoat : abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by law Holmer : abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16 dimana proses plesentasi belum selesai. Klasifikasi abortus (keguguran) Abortus dapat dibagi atas dua golongan : (i) Abortus spontan : Adalah abortus yang terjadi dengan tidak di dahului faktor-faktor mekanis atau pun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. (ii) Abortus provakatus (induced abortion) : Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat. Menurut (Mochtar, 2012; h. 151-152) macam-macam abortus dapat dibagi atas : Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 50 (a) Abortus imminens , keguguran mengancam. Keguguran belum terjadi sehingga kehamilan dapat dipertahankan dengan cara : tirah baring, gunakan preparat progesteron, tidak berhubungan badan, evaluasi secara berkala dengan USG untuk melihat perkembangan janin. (b) Abortus insipien, adalah proses keguguran yang sedang berlangsun. Ditandai dengan adanya rasa sakit karena telah terjadi kontraksi rahim untuk mengeluarkan hasil konsepsi ostium bisa ditemukan sudah terbuka dan kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi. (c) Abortus inkompletus (keguguran bersisa), hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. (d) Abortus kompletus, (keguguran lengkap), adalah seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus), sehinnga rongga rahim kosong. (e) Missed abortion, adalah keadaan dimana janin yang telah mati masih berada didalam rahim. (d) Kehamilan ektopik Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan hasil konsepsi berimplantasi diluar endrometrium rahim. Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan ektopik yang terganggu, dapat terjadi abortus atau pecah dan hal ini dapat berbahaya bagi wanita tersebut. Kehamilan heteritopik, adalah kehamilan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 51 intrauterin yang terjadi dalam waktu yang berdekatan dengan kehamilan ektopik. kehamilan ektopik kombinasi adalah kehamilan intrauterin yang terjadi pada waktu bersamaan dengan kehamilan ekstrauterin. Kehamilan ektopik rangkap adalah kehamilan untrauterin dengan kehamilan ekstrauterin yang lebih dulu terjadi, tetapi janin sudah mati dan terjadi litopedion. (Mochtar, 2012; h.159-160) (e) Penyakit Trofoblas (mola hidatidosa) Mola hidatidosa adalah jonjot-jonjot koridon (chorionoc villi) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehinnga menyerupai buah anggur, atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan. Kelainan ini merupakan neoplasma trofoblas yang jinak. (Mochtar, 2012; h. 167) 1. Persalinan a) Definisi Persalinan asalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin+uri) yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (Mochtar, 2012; h. 69). Persalinan (partus = labor) adalah proses penegeluaran produk konsepsi yang viable melalui jalan lahir biasa (Mochtar 2012; h. 71). Menurut Varney (2007; h.672), persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 52 dimulai dengan kontraksi yang ditandai oleh perubahan pogresif pada serviks, dan diakhiri dengan kelahiran plasenta. Jadi persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi mulai dari air ketuban, janin sampai dengan plasenta. Mulai dari kenceng-kencenga kala I sampai dengan kala IV. b) Istilah yang berhubungan dengan persalinan Menurut Mochtar (2012; h. 69) istilah yang berhubungan dengan persalinan : (1) Menurut cara persalinan (a) Partus biasa (normal), disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi dengan LBK dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat, serta tidak melukai ibu dan bayi, yang umunya berlangsug kurang dari 24 jam. (b) Partus luar biasa (abnormal), ialah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi kaesarea. (2) Menurut tua (umur kehamilan) (a) Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup (viable)-berat janin dibawah 100g-tua kehamilan dibawah 28 miggu. (b) Partus prematurus adala pesalinan (pengeluaran) hasil konsepsi pada kehamilan 28-36 minggu, janin dapat hidup tetapi prematur, berat janin antara 1000-2500 gram. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 53 (c) Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat badan di atas 2500 gram. (d) Partus postmatur (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih setelah waktu partus yang ditaksirkan, janin tersebut postmatur. (e) Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung sangat cepat, mungkin dikamar mandi, diatas becak, dan sebagainya. (f) Partus percobaan adalah suatu persalinan kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada tidaknya disproporsi sevalopelvik. (3) Gravida dan Para : (a) Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil. (b) Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya. (c) Para adalah seorang wanita yanag pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable). (d) Nulipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable. (e) Primipara adalah seorang wanita yang melahirkan bayi hidup untuk pertama kali. (f) Multipara atau pleuripara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali (sampai 5 kali). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 54 (g) Grandemultiparanadalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih, hidup ataupun mati. c) Tanda-tanda Permulaan Persalinan Sebelum terjadi persalinan yang sebenarnya, beberapa minggu sebelumnya, wanita memasuki “bulan-nya” atau “minggu-nya” atau “hari-nya” yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labor) Menurut Mochtar, (2012; h. 70). Kala pendahuluan memberikan tanda-tanda sebagai berikut: (1) Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul, terutama pada primigravida,. Pada multipara, hal tersebut tidak begitu jelas. (2) Perut kelihatan lebih melebarar, fundus uteri turun. (3) Sering buang air kecil atau sulit untuk berkemih (polakisurin) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. (4) Perasaan nyeri diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksikontraksi lemah uterus, kadang-kadang disebut “false labor parins). (5) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah, mungkin bercampur darah (bloody show). d) Tanda-tanda Inpartu Menurut Mochtar, (2012; h. 70) tanda-tanda inpartu yaitu : (1) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 55 (2) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks. (3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. (4) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada pembukaan. e) Kala persalinan Menurut Mochtar, (2012; h. 71-73) (1) Kala I (kala pembukaan) Kala I persalinan dimualai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm).inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (blooyd show) karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler disekitar kanalis serviks akibat pergeseran ketika serviks mendatar dan membuka. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase : (a) Fase laten : pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai 3 cm, lamanya 7-8 jam. (b) Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub face yaitu : (i) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 56 (ii) Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm. (iii) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm (lengkap) Tabel 2.2 perbedaan pembukaan serviks primigravida dan multigravida. Fase-fase yang dikemukakan di atas dijumpai pada primigravida. Perbedaan pembukaan serviks pada primigravida dengan multigravida adalah sebagai berikut: Primi Multi Serviks mendatar (effacement) Mendatar dan membuka dapat dulu, terjadi bersamaan, berlangsung baru berdilatasi berlangsung 13-14 jam 6-7 jam. Sumber : Rustam Mochtar, 2012 (2) Kala II (Kala Pengeluaran Janin) Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat,cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk keruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otototot dasar panggul yang melalui lengkingan refleks menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin muali kelihatan, vulva membuka, dan prineum menegang. Dengan his dan mengedan yang terpimpin, akan lahir kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada prii berlangsung selam 1 ½ -2 jam, pada multi ½-1 jam. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 57 (3) Kala III (Kala Pengeluaran Uri) Setelah bayi lahir, kontraksi rahim beristirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina, dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. (4) Kala IV Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum. Lamanya persalinan pada primi dan multi dapat dilihat pada kotak di atas. f) Pemeriksaan Sebelum Bersalin Menurut Mochtar, (2012; h. 77) pemeriksaan wanita yang hendak bersalin yaitu : (1) Pemeriksaan umum Tekanan darah, nadi, pernafasan, refleks, jantung, paru,-paru, berat badan, tinggi badan dan sebagainya. (2) Pemeriksaa status obstetrikus Letak dan posisi janin, taksiran berat badan janin, denyut jantung janin, his dan sifat-sifatnya. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 58 (3) Pemeriksaan dalam Adanya masa atau tidak, konsistensi portio, pembukaan serviks, turunnya kepala, ketuban sudah pecah atau belum, adakah yang menumbung, terdapat moulage atau tidak, UUK berada di jam berapa. (4) Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan urine protein, dan gula, pemeriksaan golonga darah, Hb. (5) Palpasi bagi ibu Palpasi abdomen, menganjurkan untuk mengosongkan kandung kemih. (6) Pemeriksaan semua alat untuk persalinan biasa. g) Langkah Asuhan Persalinan Normal (Menurut Shofa Ilmiah, 2016; h. 152-161) yaitu: 1) Mendengar dan melihat tanda kala dua (a) Ibu merasa ada dororngan kuat dan meneran (doran) (b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina (teknus) (c) Perineum tampak menonjol (perjol) (d) Vulva dan sfingter ani membuka (vulka) (a) Menyiapkan pertolongan persalinan 2) Pastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksanaan komplikasi ibu dan BBL.(untuk asfiksia, sediakan tempat datar Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 59 dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi) menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi, siapkan oksitosin 10 unit dan spuit steril sekali pakai didalam partus set. 3) Pakai celemek plastik. 4) Mencuci tangan (sekitar 15 detik) dan keringkan dengan tisu / handuk. 5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang digunakan untuk PD. 6) Memasukan oksitosin kedalam spuit (gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT / steril, pastikan tidak terjadi kontaminasi pada spuit). b) Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik 7) Membersihkan vulva dan perinium, mengusapkannya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggnakan kapas DTT.(jika introitus vagina, perinium atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang, buang kapas yang terkontaminasi, dan ganti sarung tangan jika terkontaminasi dan letakkan dalam larutan klorin 0,5 %). 8) Lakukan pemeriksaan dalam (PD) untuk memastika pembukaan lengkap (bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 60 9) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% selama10 menit. 10) Periksa DJJ setelah kontraksi / saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit).(mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal, mendokumentasikan hasil PD, DJJ dan semua hasil penilaian serta asuhan lainya pada partograf). c) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbigan meneran. 11) Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.(tunggu hingga timbul rasa ingin mengeran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin serta dokumentasikan hasil temuan, dan jelaskan pda anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar). 12) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman). 13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 61 (a) Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif. (b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai. (c) Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya, kecuali posisi terlentang dalam waktu lama, anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi. (d) Anjurkan keluarga memberikan dukungan dan semangat untuk ibu, berikan asupan cairan peroral yang cukup. (e) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai, segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit meneran (primigravida) atau 60 menit meneran (multigravida). 14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit. a) Persiapan pertologan kelahiran bayi 15) Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm. 16) Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 sebagian dibawah bokong ibu. 17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan 18) Pakai sarung tangan DTT pakai kedua tangan. e) Persiapan pertolongan kelahiran bayi Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 62 Lahirnya kepala bayi 19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva, dan lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering.(tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membanu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal) 20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi. 21) Tuggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan. Lahirnya bahu 22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara bipariental. (anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan ;embut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu dengan muncul di bawah arkus pubis dan kemungkinan gerakkan ke arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang). Lahirnya badan dan tungkai 23) Setelah kedua bahu lahir , geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakkan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 63 24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut kepunggung, bokong, tungkai dan kaki serta pegang masing-masing kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya. f) Penanganan bayi baru lahir 25) Lakukan penilaian selintas (a) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan? (b) Apakah bayi bergerak aktif? Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan langkah resusitasi (lanjut kelangkah resusitasi pada bayi asfiksia BBL). 26) Keringkan tubuh bayi Keringkan bayi mulai dari mata, kepala,muka bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks caseosa. Ganti handuk yang basah dengan handuk yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu. 27) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal). 28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik. 29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukkan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 64 30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong tali pusat kearah distal (ibu) dan jempit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama. 31) Pemotongan dan pengikatan tali pusat (a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut. (b) Ikat tali pusat dengan benang DTT/ steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci dengan sisi lainnya. (c) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan. 32) Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi, letakkan bayi tengkurapdi dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/ perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu. 33) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi. g) Penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga 34) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 65 35) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisi, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat. 36) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah baik sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso kranial) secra hati-hati (untuk mencegah inversio uteri) (a) Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas. (b) Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu. Mengeluarkan plasenta 37) Lakukkan penegangan tali pusat dan dorongan dorso kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti proses jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso kranial). (a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta. (b) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat : (1) Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM (2) Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih parah (3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan (4) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 66 (5) Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi perdarahan segera lakukan plasenta manual. 38) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilih kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT/ steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakkan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal. Rangsangan taktil (masase) uterus 39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras). Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik masase. h) Menilai perdarahan 40) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta kedalam kantung plastik dan tempat khusus. 41) Evaluasi kemungkinan laserasi pasa vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. Bila Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 67 ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan penjahitan. i) Melakukan prosedur pasca persalinan 42) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam. 43) Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit dada ibu paling sedikit 1 jam. (a) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi dini dalam waktu 30 menit- 60 menit. (b) Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. (c) Bayi cukup menyusu dari satu payudara. (d) Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu. 44) Setelah satu jam, lakukan penimbangan atau pengukuran bayi, beri tetes mata, antibiotik, profilaksis dan vitamin K, 1 mg dipaha kiri anterolateral. 45) Setelah satu jam pemberian vitamin K, berikan suntikan imunisasi hepatitis B dipaha kanan anterolateral. j) Evaluasi 46) Lanjutkan pemantaun kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam. (a) 2-3 kali dalam 15 menit pertaman pasca persalinan. (b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan. (c) Setiap 20-30 menit pasca persalinan. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 68 (d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk menatalaksanakan atonia uteri. 47) Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi. 48) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah. 49) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan. (a) Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan. (b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal. 50) Periksa kembali bayi untu memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60x/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5). k) Kebersihan dan keamanan 51) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi. 52) Buang baha-bahan yang terkontaminasi ketempat yang sesuai. 53) Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering. 54) Pastikan ibu merasa aman dan nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 69 55) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%. 56) Celupkan sarung tangun kotor ke dalam larutan klorine 0,5%, balik bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit 57) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir. l) Dokumentasi 58) lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda-tanda vital dan asuhan kala IV. h) Fakor-faktor yang berperan dalam persalinan Menurut Mochtar (2012; h. 70) faktor-faktor yang berperan dalam persalinan yaitu : (1) Kekuatan mendorong janin keluar (power) (a) His (kontraksi uterus). (b) Kontraksi otot-otot dinding perut. (c) Kontraksi diafragma. (2) Faktor janin. (3) Faktor jalan lahir. i) Komplikasi Dalam Persalinan Menurut Mochtar (2012; h. 213) komplikasi dalam persalinan yaitu : (1) Distosia Karena Kelainan His (Power) Distosia Karena Kelainan His (Power) adalah his yang tidak normal, baik kekuatan maupun sifatnya, sehingga menghambat kelancaran persalinan. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 70 Penangananya : pemeriksaan keadaan serviks, presentasi dan porsi janin, turunnya bagian terbawah janin dan keadaan panggul dan berikan oksitosin drip 5-10 satuan dalam 500 cc, dimulai dengan 12 tetes per menit, dinaikkan setiap 10-15 menit sampai 40-50 tetes per menit. Maksud dari pemberian oksitosin adalah upaya karena serviks dapat terbuka. (2) Distosia karena kelainan jalan lahir (3) Partus percobaan Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan, untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalo-pelvik. (4) Distosia serviks Adalah terhalangnya kemajuan persalinan karena kelainan pada serviks uteri. Penanganan bila setelah pemberian obat-obatan seperti valium dan petidin tidak merubah sifat kekuatan, tindakan kita adalah melakukan secsio sesarea. (5) Kelainan pada letak kepala Adalah bagian terbawah puncak kepala, dan pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling rendah, dan UUB sudah berputar kedepan. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 71 j) Asuhan Persalinan (1) Asuhan dalam persalinan menurut (JNPK-KR, 2008), yaitu : (a) Asuhan dalam kala I adalah memberikan dukungan emosional, membantu ibu mengatur posisi, memberikan cairan dan nutrisi, keleluasan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur, dan pencegahan infeksi (JNPK-KR, 2008; h. 54). (b) Asuhan dalam kala II (i) Anjurkan agar ibu selalu didampingi keluarga saat proses persalinan, dari dukungan suami, orang tua, kerabat sangat dibutuhkan ibu saat menjalani proses persalinan. (ii) Anjurkan keluarga ikut terlibat untuk memberikan asuhan sayang ibu, seperti mengganti posisi, memberi makan, minum, dan teman bicara dan memberikan dukungan semangat. (iii) Penolong persalinan dapat memberikan semangat dan dukungan kepada ibu bersalin. (iv) Tenteramkan hati ibu dalam menghadapi masa persalinan kala II. (v) Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman. (vi) Setelah pembukaan lengkap anjurkan ibu untuk meneran berkepanjangan dan menahan nafas. Anjurkan ibu beristirahat diantara kontraksi. (vii) Anjurkan ibu untuk minum selama persalinan kala II. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 72 (viii) Adakalanya ibu merasa khawatir dalam menjalani kala II persalinan, berikan rasa aman dan semangat serta tenteramkan hatinya saat proses persalinan berlangsung dengan memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan (misal, tekanan darah, DJJ, periksa dalam). (ix) Menolong kelahiran bayi (JNPK-KR, 2008; h. 81). (c) Asuhan dalam kala III adalah membantu proses lahirnya plasenta. (d) Asuhan kala IV (i) Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus, untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat. (ii) Evaluasi tinggi fundur uteri dengan meletakkan jari tangan anda secara melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya, fundus uterus setinggi atau beberapa jari dibawah pusat. (iii) Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan. (iv) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi). (v) Evaluasi keadaan umum ibu. (vi) Membersihkan dan merapikan ibu agar ibu merasa nyaman. (vii) Dokumentasikan semua asuhan persalinan (JNPK-KR, 2008; h. 114). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 73 2. Nifas a) Definisi Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 2012; h. 87). Menurut Sukarni dan Elizabeth (2012; h. 315) yang dimaksud dengan nifas adalah setelah kelahiran bayi dan pengeluaran plasenta, dan pada nifas ini ibu menglami suatu periode pemulihan kembali kondisi fisik dan psikologinya. Yang diharapkan pada 6 minggu setelah melahirkan adalah semua sistem dalam tubuh ibu akan pulih dari berbagai pengaruh kehamilan dan kembali pada keadaan sebelum hamil. Masa nifas merupakan dimana setelah 2 jam kelahiran plasenta dan kala IV, masa ini adalah masa yang digunakan untuk ibu dalam pemulihan keadaan fisiknya, dan berlangsung selama 40 hari. b) Tahapan Masa Nifas Nifas dibagi dalam 3 periode Menurut Mochtar, (2012; h. 87) yaitu : (1) Puerperium dini yaitu kepulihan saat ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. (2) Puerperium intermediat, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu (3) Puerperium lanjut, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan kembali sehat sempurna, terutama jika selama hamil atau sewaktu Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 74 persalinan timbul komplikasi. Waktu untuk mencapai kondisi sehat sempurna dapat berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan. Tabel 2.3 tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi Involusi Bayi lahir Uri lahir 1 minggu Tinggi fundus uteri Setinngi pusat 2 jari bawah pusat Pertenghan pusat simfisis Tidak teraba di atas simfisis Bertambah kecil Sebesar normal 2 minggu 6 minggu 8 minggu Berat uterus 1000 gram 750 gram 500 gram 350 gram 50 gram 30 gram Sumber : Rostam Mochtar, 2012 c) Involusi Alat-Alat Kandungan Involusi alat-alat kandungan menurut Mochtar, (2012; h. 87-88) yaitu : (1) Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (berinvolusi) hingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. (2) Bekas implantasi plasenta mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada mingggu ke enam 2,4 cm dan akhirnya pulih. (3) Luka-luka pada jalan lahir jika tidak disertai infeksi akan smebuh dalam 6-7 hari. (4) Rasa nyeri yang disebut after pains (merian atau mulas-mulas) disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal tersebut dan jika terlalu menggangu dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan anti mulas. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 75 (5) Lokia adalah caira sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas dibagi dalam beberapa yaitu : (a) Lokia rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari pasca persalinan. (b) Lokia Sanguinolenta : berwarna merah kuning, berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 pasca persalinan. (c) Lokia serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan. (d) Lokia alba : cairan putih, selama 2 minggu. (e) Lokia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk. (f) Lakiostatis : loki tidak lancar keluarnya. (6) Serviks setelah persalinan, berbentuk serviks agak menganga seperti corong, berwarna merah kehitaman. Konsistenta lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa dimasukkan ke rongga rahim, setelah 2 jam, dapat dilalui oleh 2-3 jari, dan setelah 7 hari, hanya dapat dilalui 1 jari. (7) Ligamen-ligamen. Ligamen, vascia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali. Akibatnya, tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundom menjadi kendor. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 76 d) Perawatan Pasca Persalinan Menurut Mochtar, (2012; h.88) perawatan pacsa persalinan, yaitu : (1) Mobilisasi : karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Setelahnya, ibu boleh miring-miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya Trombosis dan Tromboemboli. Pada hari kedua, ibu diperbolehkan dududk, hari ketiga berjalan-jalan, dan hari keempat atau kelima sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi tersebut memiliki variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas, dan sembuhnya luka-luka. (2) Diet : makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan-makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan. (3) Miksi : hendaknya buang air kecil dapat dilakukkan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami kesulitan berkemih karena sfingteruretra ditekan oleh kepala janin dan spasme akibat iritasi Musculus Sfingterani selama persalinan, juga karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Apabila kandung kemih penuh dan wanita sulit berkemih, sebaiknya dilakukan katererisasi. (4) Defekasi : buang air besar harus dilakukkan 3-4 hari pasca persalinan. Apabila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apabila buang air besar keras dapat diberikan obat Laksatif oral atau Per rektal. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 77 (5) Perawatan Payudara (mamma) : perawatan mamma telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, dan tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayi. Apabila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara pembalutan mamma sampai tertekan. (6) Laktasi : untuk menghadapi masa laktasi, sejak kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma yaitu : (a) Poliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli, dan bertambahnya jaringan lemak. (b) Pengeluaran cairan susu jolong (kolostrum), yang berwarna kuning-putih susu, dari duktus Laktiferi, Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam vena-vena berdilatasi sehingga tampak lemas. (c) Setelah persalinan, Progesteron hilang pengaruh sehingga sipresi timbul Estrogen pengaruh dan hormon Laktogenik (LH) atau prolakitn yang akan merangsang air susu. Disamping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan Mioepitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3hari pasca persalinan. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 78 e) Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas Menurut Elisabeth, (2015; h. 63-68) perubahan fisiologis pada masa nifas yaitu : (1) Sistem Kardiovaskuler Denyut jantung, volume dan curah jantung meningkat segera setelah melahirkan karena terhentinya aliran darah ke plasenta yang mengakibatkan beban jantung meningkat yang dapat diatasi dengan haemokonsentrasi sampai volume darah kembali normal, dan pembuluh darah kembali ke ukuran semula. (2) Sistem Haematologi Hari pertama masa nifas kadar fibrinogen dan plasma sedikit menurun, tetapi darah lebih kental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan pembekuan darah. Haematokrit dan haemoglobin pada hari ke 3-7 setelah persalinan. Masa nifas bukan masa penghancuran sel darah merah tetapi tambahantambahan akan menghilang secara perlahan sesuai dengan waktu hidup sel darah merah. Pada keadaan tidak ada komplikasi, keadaan haemaktokrit dan haemoglobin akan kembali pada keadaan normal seperti sebelum hamil dalam 4-5 minggu post partum. (3) Sistem Perkemihan Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama, kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 79 tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuteris, ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu. (4) Sistem Gastrointestinal Kerap kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum fatal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit diderita perineum dapat menghalangi keinginan ke belakang. (5) Sistem Endoktrin Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post partum. Progesteron turun pada hari ke 3 postpartum. Kadar prolaktin dalam darah berangsur-angsyr hiang. (6) Sistem Muskulosklebel Ambulasi pada umumnya di mulai 4-8 jam post partum. Ambulasi dini sangat membantu untuk mncegah komplikasi dan mempercepat proses involusi. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 80 (7) Sistem Integumen (a) Penurunan melanin umunya setelah persalinan menyebabkan berkurangnya hyperpigmentasi kulit. (b) Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen menurun. f) Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas Menurut Elisabeth, (2015; h. 78-80) perubahan psikologis pada masa nifas yaitu : Wanita hamil akan mengalami perubahan psikologis yang nyata sehingga memerlukan adaptasi. Perubahan mood seoerti sering menangis, lekas marah, dan sering sedih atau cepat berubah menjadi senang merupakan manisfestasi dari emosi yang labil. Proses adaptasi berbeda-beda antara satu ibu dengan yang lain. Pada awal kehamilan ibu beradaptasi menerima bayi yang dikandungnyasebagai bagian dari dirinya. Perasaan gembira bercampur dengan kekhawatiran dan kecemasan mengahadapi perubahan peran yang sebentar lagi akan dijalani. Beberapa faktor yang berperan dalam penyesuaian ibu antara lain: (1) Dukungan keluarga dan teman. (2) Pengalaman waktu melahirkan, harapan dan aspirasi. (3) Pengalaman merawat dan membesarkan anak sebelumnya. Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai berikut : (1) Fungsi menjadi orang tua. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 81 (2) Respons dan dukungan dari keluarga. (3) Riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan. (4) Harapan, keinginan dan aspirasi saat hamil dan melahirkan. g) Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas yaitu : (1) Fase taking in Fase taking in yaitu periode ketergantungan, berlangsungdari hari pertama sampai haru kedua melahirkan. Pada fase ini ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai akhir. Ibu perlu berbicara tentang dirinya sendiri. Ketidaknyamanan fisik yang di alami ibu pada fase ini seperti mulas, nyeri pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Hal tersebut membuat ibu perlu cukup intirahat untuk mencegah gangguan psikologis yang mungkin dialami, seperti menangis, mudah tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung lebih pasif terhadap lingkunganya. Gangguan psikologis yang mungkin irasakan ibu adalah : (a) Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan tentang bayinya misal jenis kelamin tertentu, warna kulit, jenis rambut dan lainnya. (b) Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang dialami ibu misal rasa mulas karena rahim berkontraksi untuk kembali pada keadaan semula, payudara bengkak, nyeri pada luka jahitan. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 82 (c) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya. (d) Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat bayi dan cenderung melihat saja tanpa membantu. Ibu akan merasa tidak nyaman karena sebenarnya hak tersebut tanggung jawab ibu semata. (2) Fase taking hold Fase taking hold adalah periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini timbul rasa kekhwatiran akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu mempunyai peran sangat sensitif, sehingga mudah tersinggung dan marah.Dukungan moril sangat dipelukan untuk menumbuh kepercayaan diri. (3) Fase letting go Fase letting go adalah periode menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu sudah mulai menyesuaikan dirinya dengan ketergantungan bayinya. Ibu memahami bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya sudah meningkat pada fase ini. Ibu akan lebih percaya diri dalam menjalani peran barunya. Pendidikan kesehatan yang diberikan pada fase sebelumnya akan sangat berguna bagi ibunya. Ibu lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan bayainya. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 83 h) Komplikasi Dalam Masa Nifas Menurut Mochtar, (2012; h. 285) komplikasi dalam masa nifas yaitu : (1) Sub-involusi Uterus Adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000 gr saat setelah bersali, menjadi 40-60 gr 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut sub-involusi. (2) Perdarahan nifas sekunder Yaitu perdarahan yang terjadi setelah lebih dari 24 jam postpartum dan biasanya terjadi pada minggu kedua nifas. (3) Flegmasia alba dolens Yaitu suatu tromboflebitis yang mengenai satu atau kedua vena femoralis. (4) Mastitis Adalah suatu peradangan pada payudara disebabkan kuman, terutama staphylococcus aureus melalui luka pada puting susu, atau melalui peredaran darah. Penanganan : penyusuan bayi dihentikan, kompres dan pengurutan ringan untuk menyongkong payudara bila panas dan nyeri berikan obat-obat anti panas dan analgetika. i) Kunjungan Nifas Kunjungan Masa Nifas (Profil Kesehatan Indonesia, 2015) Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 84 sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke42 pasca persalinan. Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan terdiri dari : (1) Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu); (2) Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri); (3) Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain; (4) Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif; (5) Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayibaru lahir, termasuk keluarga berencana; (6) Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan. Tujuan dilakukannya kunjungan nifas menurut Siwi Walyani dan Purwoastuti (2015; h. 5) : (1) Kunjungan nifas 1 (KF 1) (a) Mencegah terjadinya perdarahan pada maa nifas (b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan memberikan rujukan bila perdarahan berlanjut (c) Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai bagaimana mencegah perdarahan masa nifas perdarahan masa nifas karena atonia uteri (d) Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu (e) Mengajarkan ibu untuk mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 85 (f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi (2) Kunjungan nifas 2 (KF 2) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau (a) Menilai tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan pasca melahirkan (b) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat (c) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tandatanda penyulit (d) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat, dan menjaga bayi agar tetap hangat (3) Kunjungan nifas 3 (KF 3) (a) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus tidak ada perdarahan, dan tidak ada bau (b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan pascamelahirkan (c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat (d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tandatanda penyulit Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 86 (e) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat, dan menjaga bayi agar tetap hangat (f) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami atau bayinya (g) Memberikan konseling untuk KB secara dini 3. BBL (Bayi Baru Lahir) a) Definisi Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat badan lahir 2500-4000 gram (Menurut Sondakh 2013; h. 150). Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu dengan berat badan sekitar 2500-4000 gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm (Menurut Sondakh 2013; h. 150). Bayi baru lahir adalah janin yang baru saja keluar dari rahim ibu dan mulai beradaptasi dengan keadaan diluar rahim, dan lahir dengan normal dan tanpa adanya permasalahan yang dialami bayi tersebut. b) Bayi Baru Lahir Normal Dikatakan Bayi Baru Lahir dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria sbagai berikut (Menurut Sondakh 2013; h. 150) (1) Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram. (2) Panjang bdan bayi 48-50 cm. (3) Lingkar dada bayi 32-34 cm. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 87 (4) Lingkar kepala bayi 33-35 cm. (5) Bunyi jantung dalam menit pertama ±180 kali/menit, kemudian turun sampai 140-120 kali/menit pada saat bayi berumur 30 menit. (6) Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 kali/menitdisertai pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit. (7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan di lapisi verniks kaseosa. (8) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik. (9) Kuku telah agak panjang dan lemas (10) Genetalia testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan). (11) Reflek isap, menelan, dan moro telah membentuk. (12) Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama. Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan lengket. c) Adaptasi fisiologis BBL Terhadap Kehidupan di Luar Uterus (Menurut Sondakh 2013; h. 150-157) yaitu : (1) Periode Transisi Pada Bayi Baru Lahir Menurut Sondakh (2013; h. 150-151) bahwa periode transisi pada Bayi Baru Lahir yaitu : (a) Periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6-8 jam pertama kehidupan, yang akan dilalui oleh seluruh bayi Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 88 dengan mengabaikan usia destasi atau sifat persalinan atau melahirkan. (b) Pada periode pertama reaktivitas (segera setelah lahir). Akan terjadi pernafasan cepat (dapat mencapai 80 kali /menit) dan pernafasan cuping hidung yang berlansung sementara, retraksi serta suara seperti mendengur dapat terjadi. Denyut jantung dapat mencapai 180 kali/menit selama beberapa menit kehidupan. (c) Setelah respon awal ini, Bayi Baru Lahir ini akan menjadi tenang, relaks, dan jatuh tertidur. Tidur pertama ini (dikenal sebagai fase tidur) terjadi dalam dua jam setelah kelahiran dan berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam. (d) Periode kedua reaktivitas, dimulai ketika bayi bangun, ditandai dengan respon berlebihan terhadap stimulasi, perubahan waran kulit dan merah muda menjadi agak sianosis dan denyut jantung cepat. (e) Lendir mulut dapat menyebabkan masalah yang bermakan, misalnya terdesak/aspirasi, tercekik dan batuk. (2) Adaptasi pernafasan Adaptasi pernafasan menurut Sondakh, (2013; h. 151) yaitu : (a) Pernafasan awal dipicu oleh faktor fisik, sensorik, dan kimia. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 89 (i) Faktor-faktor fisik Meliputi asuhan yang diprlukan untuk mengembangkan paru-paru dan mengisi alveolus yang kolaps (misalnya perubahan dalam gradien tekanan). (ii) Faktor-faktor sensorik Meliputi suhu, bunyi, cahaya, suara, dan penurunan suhu. (iii) Faktor-faktor kimia Meliputi perubahan dalam darah (misalnya penururnan kadar oksigen, peningkatan karbon dioksida, dan penurunan ph). Sebagai akibat asfiksia sementara selama kehamilan. (b) Frekuensi pernafasan bayi baru lahir berkisar 30-60 kali/menit. (c) Sekresi lendir mulut dapat menyebabkan bayi batuk dan muntah, terutama selama 12-18 jam pertama. Bayi baru lahir lazimnya bernafas melalui hidung. Respons refleks terhadap obstruksi nasal dan membuka mulut untuk mempertahankan jalan nafas tidak ada pada sebagian besar bayi sampai 3 minggu setelah kelahiran. Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik sesudah kelahiran. Pernafasan ini timbul akibat aktivitas normal sistem saraf pusat dan parifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernafasan dalam otak yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma serta Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 90 otot-otot pernafasan lainnya. Tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir per vaginam mnegakibatakn paru-paru kehilangan 1/3 dari cairan yang terdapat di dalamnya, sehingga tersisa 80-100 Ml. Setelah bayi lahir, cairan yang hilang tersebut akan diganti dengan udara. (3) Adaptasi kardiovaskuler Menurut Sondakh, (2013; h. 151-152) adaptasi kardiovaskuler pada bayi baru lahir yaitu : (a) Berbagai perubahan anatomi berlangsung setelah lahir. Beberapa perubahan terjadi dengan cepat, dan sebagian lagi terjadi seiring dengan waktunya. (b) Sirkulasi perifer lambat, yang menyebabkan akrosianosis (pada tangan, kaki, dan sekitar mulut). (c) Denyut nadi berkisar 120-160 kali/menit saat bangun dan 100 kali/menit saat tidur. Rata-rata tekanan darah adalah 80/46 mmHg dan bervariasi sesuai dengan ukuran dan tingkat aktivitas bayi. (d) Nilai hematologi normal pada bayi. Dengan berkembangan paru-paru, pada alveoli akan terjadi peningkatan tekanan oksigen. Sebaiknya, tekanan karbon dioksida akan mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan resistensi pembuluh darah dari dari arteri pulmnalis mengalir ke paru-paru dan ductus arteriosus Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 91 tertutup. Setelah tali pusat dipotong aliran darah dari plasenta terhenti dan forame ovale tertutup. (4) Perubahan termoregulasi dan metabolik Menurut Sondakh (2013; h. 152-153) perubahan termoregulasi dan metabolik dan pada bayi baru lahir yaitu : (a) Suhu bayi baru lahir dapat turun beberapa derajat karena lingkungan eksternal lebih dingin dari pada lingkunan pada uterus. (b) Suplai lemak subkutan yang terbatas dan area permukaan kulit yang menyebabkan benar bayi dibandingkan mudah dengan berat menghantarkan badan nafas pada lingkungan. (c) Kehilanagan panas yang cepat dalam lingkungan yang dingin terjadi melalui konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. (d) Trauma dingin (hipotermi) pada bayi baru lahir dalam hubunganya dengan asidosis metabolik dapat bersifat mematikan, bahkan pada bayi cukup bulan yang sehat. Sesaat sesuadah bayi lahir, ia akan berada ditempat yang suhunya lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25°C maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi, konduksi, konveksi, dan radiasi sebnyak 200 kalori/kg/BB/menit. Sementara itu, pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya seperpuluh dari pada yang tersebut di atas dalam waktu yang bersamaan. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 92 (5) Adaptasi Neurologis Adaptasi Neurologis pada bayi baru lahir menurut Sondakh, (2013; h. 153-154) (a) Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum berkembnag sempurna. (b) Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas. (c) Perkembangan neonatus terjadi cepat. Saat bayi tumbuh, perilaku yang lebih kompleks (misalnya kontrol kepala, tersenyum, dan meraih dengan tujuan) akan berkembang (d) Refleks bayi baru lahir merupakan indikator penting perkembangan normal. (6) Adaptasi Gastrointestinal Adaptasi Gastrointestinal pada bayi baru lahir menurut Sondakh, (2013; h. 155-156) (a) Enzim-enzim digesif aktif saat lahir dan dapat menyokong kehidupan ekstrauterin pada kehamilan 36-38 minggu. (b) Perkembangan otot dan refleks yang penting untuk menghantarkan makanan sudah terbentuk saat lahir. (c) Percernaan protein dan karbohidrat yang tercapai, pencernaan dan absorpsi lemak kurang baik karena tidak adekuatnya enzim-enzim pankreas dan lipase. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 93 (d) Kelenjar saliva imatur saat lahir, sedikit saliva diolah sampai bayi berusia 3 bulan. (e) Pengeluaran mekonium yaitu, leses berwarna hitam kehijauan, lengket, dan mengandung darah samar, disekresikan dalam 24 jam pada 90% bayi baru lahir yang normal. (f) Variasi besar terjadi di antara bayi baru lahir tentang minat terhadap makanan gejala-gejala lapar, dan jumlah makanan yang ditelan pada setiap kali pemberian makanan. (g) Beberapa bayi baru lahir menyusu segera bila diletakkan pada payudara sebagian lainnya memerlukan 48 jam untuk menyusu secara efektif. (h) Gerakkan acak tangan ke mulut dan mengisap jari telah diamati di dalam uterus, tindakan-tindakan ini berkembang baik pada saat lahir dan diperkuat dengan rasa lapar. (7) Adaptasi Ginjal Adaptasi Ginjal pada bayi baru lahir menurut Sondakh , (2013; h. 156) (a) Laju filtrasi glomerulus relatif rendah pada saat lahir disebabkan oleh tidak adekuat nya area permukaan kapiler glomerulus. (b) Meskipun keterbatasan ini tidak mengancam bayi baru lahir yang normal, tetapi menghambat kapasitas bayi untuk berespons terhadap stresor. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 94 (c) Penurunan kemampuan untuk mengekskresikan obat-obatan dan kehilangan cairan yang berlebihan mengakibatkan asedosis dan ketidak seimbangan cairan. (d) Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setah lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 jam pertama. Setelah itu, mereka berkemih 5-20 kali dalam 24 jam. (e) Urin dapat berkemih karena lendir dan garam asam urat, noda kemerahan (debi batu bata) diamati dalam popok karena krisal asam urat. (8) Adaptasi Hati Adaptasi Hati pada bayi baru lahir menurut Sondakh, (2013; h. 156-157) (a) Selam kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu setelah lahir, hati terus membantu pembentukan darah. (b) Selama periode neonatus, hati memproduksi zat yang esensial untuk pembekuan darah. (c) Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai bagi bayi sampai 5 bulan kehidupan ekstrauterin, pada saat ini bayi baru lahir menjadi retan terhadap defisiensi zat besi. (d) Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang bersirkulasi, pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah. (e) Bilirubin tak terkonjugasi dapat meninggalkan sistem vaskuler dan menembus jaringan ekstravaskuler lainnya (misalnya kulit, Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 95 sklera, dan membran mukosa oral) mengakibatkan warna kuning yang disebut ikterus. (9) Adaptasi Imun Adaptasi imun pada bayi baru lahir menurut Sondakh, (2013; h. 157) yaitu : (a) Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang, dipintu masuk. (b) Imunitas jumlah sistem perlindung secara signifikan meningkatkan resiko infeksi pada periode bayi baru lahir. (c) Respon inflamasi berkurang, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. (d) Fagositosis lambat. (e) Keasaman lambung dan produksi pepsin dan tripsin belum berkembang sempurna sampai usia 3-4 minggu. (10) PerlindunganTermal (Termoregulasi) (Menurut Sondakh 2013; h, 157) (a) Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antar kulit bayi dengan kulit ibu. (b) Gantilah handuk/kain yang basah dan bungkus bayi tersebut dengan selimut, serta jangan lupa memastikan bahwa kepala telah terlindungi dengan baik untuk mencegah keluanya pasan tubuh. Pastikan bayi tetap hangat. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 96 (c) Mempertahankan lingkungan termal netral. (i) Letakkan bayi di bawah alat penghangat pancara dengan menggunakan sensor kulit untuk memantau suhu sesuai dengan kebutuhan. (ii) Tunda memandikan bayi sampai suhu bayi stabil. (iii) Pasang penutup kepala rajutan untuk mencegah hilangnya padas dari kepala. d) Pemeliharaan pernafasan (Menurut Sondakh 2013; h, 157) Memelihara terbentuknya jalan nafas. Sediakan balon penghisap dari karet di tempat tidur bayi untuk mengisap lendir atau ASI dari mulut denga cepat dalam upaya mempertahankan jalan nafas yang bersih. e) Pemotongan Tali Pusat (Menurut Sondakh 2013; h, 157) Pemotongan dan pengikatan tali pusat merupakan pemisahan fiik terakhir antara ibu dan bayi. Pemotongan sampai denyut nadi tali pusat berhenti dapat dilakukan pada bayi normal, sedangkan pada bayi gawat (high risk body) dapat dilakukan pemotongan tali pusat secepat mungkin agar apat dilakukan resusitasi sebaik-baiknya. Tali pusat dijepit dengan kocher atau klem kira-kira 3 cm dan sekali lagi 1,5 cm dari pusat. Pemotongan dilakukan antarakedua klem tersebut. Kemudian bayi diletakkan di atas kain bersih dan steril yang hangat. Setelah itu, dilakukan pengikatan tali tali pusat dengan alat penjepit plastik atau pita dari nilon atau dapat juga benang katun steril. Untuk menghindari infeksi tali pusat yang dapat menyebabkan sepsis, Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 97 meningitis, dan lain-lain, maka ditempat pemotongan dan di pangkal lati pusat, sert 2,5 cm di sekitar tali pusat dapat diberikan atiseptik, selanjutnya tali pusat dirawat dalam keadaan steril/bersih dan kering. f) Penilaian APGAR Penilaian keadaan umum bayi dimulai satu menit setelah lahir dengan menggunakan nilai APGAR penilaian berikutnya dilakukan pada menit kelima dan kesepuluh. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksai atau tidak. Tabel 2.4penilaian APGAR 0 Appearance (warna kulit) Pulse rate (frekuensi nadi) Grimace (reaksi rangsangan) Activity (tonus otot) Pucat Respiration (pernafasan) Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada 1 2 Badab merah ekstremitas biru Kurang dari 100 Seluruh tubuh kemerah-merahan Lebuh dari 100 Sedikit gerakan mimik (grimace) Ekstremitas dalam sedikit fleksi Lemah/tidak teratur Batuk/bersin Gerakan aktif Baik/menangis Sumber : sondakh, 2013; h. 158 g) Perawatan Bayi Baru Lahir (1) Pertolongan pada saat Bayi Lahir (a) Sambil menilai pernafasan dengan cepat, letakkan bayi dengan handuk di atas perut ibu. (b) Dengan kain yang bersih dan kering atau kasa, bersihkan darah atau lendir dari wajah bayi agar jalan udara tidak terhalang. Periksa ulang pernafasan bayi, sebagian besar bayi Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 98 akan mengangis atau bernafas secara spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir. (2) Perawatan Mata Obat mata eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1% di anjurkan untuk mencegah penyakit mata akibat klamida (penyakit menular seksual). Obat perlu diberikan pada jam pertama setelah persalinan. Pengibatan yang umunya dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin yang langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir. (3) Pemeriksaan Fisik Bayi (a) Kepala : pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura menutup/melebar, adanya caput succedanum, cepal hematoma, kraniotabes, dan sebagainya. (b) Mata : pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva, tanda-tanda infeksi (pus). (c) Hidung dan Mulut : pemeriksaan terhadap labio skisis, labiopalatoskisis, dan refleks isap (dinilai dengan mengamati bayi saat menyusui). (d) Telinga : pemeriksaan terhadap preaurical tog kelainan dan/bentuk telinga. (e) Leher : pemeriksaan terhadap hematom sternocleidomastoideus, ductus thyrolossalis, hygroma colli. (f) Dada : pemeriksaan terhadap bentuk, pembesaran buah dada, pernafasan, retraksi intercostal, subcostal sifoid, merintih, Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 99 pernafasan cuping hidung, serta bunyi paru-paru, (sonor, vesikular, bronkial, dan lain-lain). (g) Jantung pemeriksaan terhadap pulsasi, frekuensi bunyi jantung, kelainan bunyi jantung. (h) Abdomen : pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran hati, limpa, tumor, aster), scaphoid (kemungkinan bayi menderita diafragmatika/atresia esofagus tanpa fistula). (i) Tali Pusat : pemeriksaan terhadap perdarahan, jumlah darah pada tali pusat, warna dan besar tali pusat, hernia ditali pusat, warna dan besar tali pusat, hernia di tali pusat atau di selangkangan. (j) Alat Kelamin : pemeiksaan terhadapat testis apakah berada dalam skrotum, penis berlubang pada ujung (pada bayi lakilaki), vagina berlubang, apakah labia mayora menutupi labia minora (pada perempuan). (k) Lain-lain: mekonium harus keluar dalam 24 jam sesudah lahir, bila tidak, harus waspada dengan atresia ani atau obstruksi usus. Selain itu, urine juga harus keluar dalam 24 jam. Kadang penegluaran urin tidak diketahui karena pada saat bayi lahir, urine keluar bercampur dengan air ketuban. Bila urin tidak keluar dalam 24 jam, maka harus diperhatikan kemungkinan adanya obstruksi saluran kemih. (Menurut Sondakh, 2013; h. 160). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 100 h) Komplikasi Neonatus Menurut Mochtar, (2012; h. 289) komplikasi neonatus yaitu : (1) Asfiksia Adalah keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan. Penanganan : jangan dibiarkan bayi kedinginan, lakukan resusitasi. (2) Penyakit dan trauma pada bayi baru lahir. (a) Respiratory distreess syindrom. (b) Gangguan retina (c) Sevalo hematoma. (d) Perdarahan sub-abneorotik. (3) Kelaianan kongenital Adalah kelainan dalam pertumbuhan janin yang terjadi sejak konsepsi dan selama dalam kandungan. (4) Infeksi neonatus. (5) BBLR. i) Kunjungan Neonatus Tabel 2.5 kunjungan neonatus Kunjungan Kunjungan Neonatal ke-1 (KN1) dilakukan dalamkurun waktu 6-48 jam setelah bayi lahir. Penatalaksanaan 1. Mempertahankan suhu tubuh bayi Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya enam jam dan hanya setelah itu jika tidak terjadi masalah medis dan jika suhunya 36.5 Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepala bayi harus tertutup 2. Pemeriksaan fisik bayi 3. Mengajari ibu mengawasi tanda-tanda bahaya Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu: Pemberian ASI sulit, sulit menghisap atau lemah hisapan, Kesulitan bernafas yaitu pernafasan cepat > 60 x/m atau menggunakan otot tambahan, Letargi –bayi terus menerus tidur tanpa Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 101 4. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN2) dilakukan pada kurun waktu hari ke-3 sampai dengan hari ke 7 setelah bayi lahir. Kunjungan Neonatal ke-3 ( KN-3) dilakukan pada kurun waktu hari ke-8 sampai dengan hari ke28 setelah lahir. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. 5. 6. bangun untuk makan. Warna kulit abnormal – kulit biru (sianosis) atau kuning, Suhu-terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermi), Tanda dan perilaku abnormal atau tidak biasa, Ganggguan gastro internal misalnya tidak bertinja selama 3 hari, muntah terus-menerus, perut membengkak, tinja hijau tua dan darah berlendir, Mata bengkak atau mengeluarkan cairan . Melakukan perawatan tali pusat. Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan dengan kain bersih secara longgar, Lipatlah popok di bawah tali pusat ,Jika tali pusat terkena kotoran tinja, cuci dengan sabun dan air bersih dan keringkan dengan benar Memberitahu agar menggunakan tempat yang hangat dan bersih Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan Memberikan Imunisasi HB-0 Menjaga kebersihan bayi Menjaga tali pusat tetap bersih dan kering Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah dan Masalah pemberian ASI Memberikan ASI Bayi harus disusukan minimal 10-15 kali dalam 24 jam) dalam 2 minggu pasca persalinan Menjaga keamanan bayi Menjaga suhu tubuh bayi Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI ekslutif pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah dengan menggunakan Buku KIA Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan Pemeriksaan fisik Menjaga kebersihan bayi Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya Bayi baru lahir Memberikan ASIBayi harus disusukan minimal 10-15 kali dalam 24 jam) dalam 2 minggu pasca persalinan. Menjaga keamanan bayi Menjaga suhu tubuh bayi Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI ekslutif pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah dengan menggunakan Buku KIA Memberitahu ibu tentang Imunisasi BCG Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan DEPKES RI;2010 4. KB (Keluarga Berencana) a. Definisi Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak yang diinginkan (Sulistyawati, 2013; h. 12). KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya dengan kondisi 4 T (Kepmenkes RI; 2015 h. 120). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 102 Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Kb merupakan program pemerintah untuk menjarangkan kehamilan, sebagai program pemerintah untuk meminimalisir mortalitas AKI dan AKB. b. Macam-macam metode kontrasepsi Macam-macam kontrasepsi antara lain : 1) Metode kontrasepsi sederhana (tanpa alat) (a) Metode kalender (1) Definisi Metode kalender atau pantang berkala merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus (ahli kebidanan dari vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari jepang). Metode kalender ini berdasarkan pada siklus haid / menstruasi wanita (Menurut Marmi 2016; h. 125). (2) Manfaat (Menurut Marmi 2016; h. 125). (i) Manfaat kontrasepsi yaitu sebagai alat pengendalian kelahiran dan mencegah kehamilan. (ii) Manfaat kontrasepsi dapat digunakkan oleh para pasangan untuk harapan bayi dengan melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 103 (3) Keuntungan : (Menurut Marmi 2016; h. 125-126). (i) Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana. (ii) Dapat digunakkan oleh setiap wanita yang sehat. (iii) Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapanya. (iv) Kontrasespsi menghidari dengan resiko metode kesehatan kalender yang dapat berhubungan dengan kontrasepsi. (v) Tidak memerlukan biaya. (vi) Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi. (4) Keterbatasan (Menurut Marmi 2016; h. 126). (i) Memerlukan kerjasama yang baik antara suami dan istri. (ii) Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya. (iii) Suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat. (iv) Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan tidak masa subur. (v) Harus mengamati siklus menstruasi minimal enam kali siklus. (vi) Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 104 (vii) Lebih efektif bila dikombinasi dengan metode kontrasepsi lain. Bila haid teratur (28 hari) Siklus normal 28 hari, pertengahan siklusnya hari ke-14. Berarti masa suburnya 3 hari sebelum hari ke-14, yaitu hari ke-11 (14-3) dan 3 hari setelah hari ke-14, yaitu hari ke 17 (14+3). Jadi masa subur berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-17 (7 hari) dari siklus haid wanita normal. (b) Metode suhu basal tubuh (1) Definisi Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktifitas lainnya. (2) Manfaat (Menurut Marmi 2016; h. 131) Metode suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi : (i) Manfaat konsepsi Metode suhu basal tubuh dapat berguna bagi pasangan yang menginginkan kehamilan. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 105 (ii) Manfaat non kontrasepsi Metode suhu basal tubuh dapat berguna bagi pasangan yang menginginkan menghindari atau mencegah kehamilan. (3) Keuntungan (Menurut Marmi 2016; h. 131-132). (i) Meingkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasanagan suami istri tentang masa subur/ovulasi. (ii) Membantu wanita yang megalami siklus haid tidak teratur mendeteksi masa subur/ovulasi. (iii) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan kesempatan untuk hamil. (iv) Membantu menujukkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami masa subur/ovulasi seperti perubahan lendir serviks. (4) Petunjuk bagi pengguna metode suhu basal tubuh (Menurut Marmi 2016; h. 131). : Aturan perubahan suhu/temperatur adalah sebagi berikut : (i) Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari tempat tidur). (ii) Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia. (iii) Gunakkan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk menetukan suhu tertinggi dari suhu yang “norma dan rendah” dalam pola tertentu tanpa kondisi di luar biasanya. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 106 (iv) Abaikan setiap suhu tinggi yang disebkan oleh demam/ gangguan Lin. (v) Tarik garis pada 0,05 derajat celcius-0,1 derajat celcius di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebutkan garis pelindung (cover line) atau garis suhu. (vi) Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari ke tiga berturut-turut suhu tubuh berada di atas garis pelindung/ suhu basal. (vii) Hari pantang senggma dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga kenaikkan secara berurutan subu basal tubuh (setelah masuk periode masa tak subur) (viii) Masa pantang untuk senggama pada metode subu basal tubuh lebih panjang dari metode ovulasi billings. (c) Metode pengamatan lendir serviks (metode ovulasi) (Menurut Marmi 2016; h. 140). (1) Definisi Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) dengan cara mentruasi mengenali dengan masa subur dari sirkulasi mengamati lendir serviks dan perubahan rada pada vulva menjelang hari-hari ovulasi. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 107 (2) Pematanagn lendir serviks dapat dilakukan dengan : (i) Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari. (ii) Melihat langsung lendir pada waktu tertentu. (Menurut Marmi 2016; h. 141). Pada malam harinya, hasil pengamatan ini harus dicacat. Catatan ini akan menunjukkan pola kesuburan dan pola ketidaksuburan. Pola subur adalah pola yang terus berubah, sedangkan pola dasar tidak subur adalah pola yang sama sekali tidak berubah. Kedua pola ini mengikuti hormon yang mengontrol kelangsungan hidup sperma dan konsepsi/ pembuahan. Dengan demikian akan memberikan informasi yang bisa diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan. (3) Manfaat (Menurut Marmi 2016; h. 141). Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan berpantang senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi wanita yang menginginkan kehamilan. (4) Kelebihan (Menurut Marmi 2016; h. 142). (i) Mudah digunakkan. (ii) Tidak memerlukan biaya. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 108 (iii) Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang mengamati tanda-tanda kesuburan. (5) Intruksi kepada pengguna (Menurut Marmi 2016; h. 143144) Petunjuk bagi pengguna metode ovulasi adalah sebagai berikut: (i) Cara mengenali masa subur dengan memantau lendir serviks yang keluar dari vagina. Pengamatan dilakukan sepanjang hari dan dicatat pada malam harinya. (ii) Pemeriksaan lendir dari jari tangan atau tisu diluar vagina dan perhatikan perubahan perasaan keringbasah. Tidak dinjurkan untuk periksa ke dalam vagina. (iii) Pengguna metode ovulasi harus mengenali pola kesuburan dan pola ketidaksuburan. (iv) Pasangan dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual paling tidak selama satu siklus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis lendir normal atau pola kesuburan maupun pola dasar tidak subur. (v) Selama hari-hari kering (tidak ada lendir) setelah menstruasi, senggama tertolong aman pada dua hari setelah menstruasi. (vi) Lendir basah, jernih, licin dan elastis menunjukkan subur (pantang bersenggama). Lendir kental, keruh, Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 109 kekuningan dan lengkat menunjukkan masa tidak subur. (vii) Berikkan tanda (x) pada hari terakhir adanya lendir bening, licin, dan elastis. Ini merupakan periode puncak waktu subur (fase paling subur). (viii) Pantang senggama dilanjutkan hingga tiga hari setelah puncak subur. Hal ini untuk menghindari terjadinya pembuahan. (ix) Periode tak subur dimulai pada hari kering, 4 hari setelah puncak subur sehingga senggama dapat dilakukan hingga datang haid berikutnya. (d) Metode Amenorea Laktasi (1) Definisi Metode Amenorae Laktasi (MAL) atau Lactation Amenorrhea Mathod (LAM) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian ASI secara eklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya. (Menurut Marmi 2016; h. 144). (2) Cara kerja (Menurut Marmi 2016; h. 145). Cara kerja dari MAL adalah menunda dan menekan terjadinya ovulasi. Pada saat menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering menyusui, maka kadar prolakti meningkat dan hormon Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 110 gonadotrophin melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadar estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi. (3) Manfaat (Menurut Marmi 2016; h. 145146). (i) Manfaat kontrasepsi dari MAL antara lain : (a) Efektif Tas tinggi (98%) apabila digunakkan selama 6 bulan pertama setelah melahirkan, belum mendapatkan haid dan menyusui eksklusif. (b) Dapat segera di mulai setelah melahirkan (c) Tidak memerluka prosedur khusus, alat maupun obat. (d) Tidak memerlukan pengawasan medis. (e) Tidak menggagu senggama. (f) Mudah digunakan. (g) Tidak perlu biaya. (h) Tidak menimbulkan efek samping sistemik (ii) Manfaat non kontasepsi (a) Untuk bayi (i) Mendapatan kekebalan pasif. (ii) Peningkatan gizi. (iii) Mengurangi penyakit resiko menular. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 111 (iv) Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula atau alat minum yang dipakai. (b) Untuk ibu (i) Mengurangi perdarahan post partum/setelah melahirkan. (ii) Membantu proses involusi uteri (uterus kembali normal) (iii) Mengurangi resiko anemia. (iv) Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi. (4) Yang dapat menggunakan MAL (Menurut Marmi 2016; h. 147). Metode Amenorea Laktasi dapat digunakkan oleh : (i) Wanita yang menyusui secara eksklusif. (ii) Ibu pascamelahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6 bulan. (iii) Wanita yang belum mendapatkan haid pascamelahirkan. (5) Yang tidak dapat menggunakan MAL (Menurut Marmi 2016; h. 147). (i) Pascamelahirkan yang sudah mendapat haid. (ii) Tidak menyusui secara ekslusif. (iii) Bekerja dan terpisah dari abyinya lebih dari 6 jam. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 112 (iv) Harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan. (v) Menggunakan obat yang mengubah suasana hati. (vi) Mengunakan metabolisme, obat-obatan jenis cyclosporine, ergotamine, bromocriptine, anti obat radioaktif, lithium atau anti koagulan. (vii) Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan. (e) Senggama Terputus (coitus interuptus) (1) Definisi Coitus interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional/alamiah, dimana pria mengeluarkan alat kalaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi. (2) Cara kerja Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk kedalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan air mani mencapai rahim. (3) Manfaat (Menurut Marmi 2016; h. 150). Coitus interuptus memberikan manfata baik secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi. (i) Manfaat kontrasepi (a) Alamiah. (b) Efektif bila digunakkan dengan benar. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 113 (c) Tidak menggangu produksi ASI. (d) Tidak ada efek samping. (e) Tidak membuuthkan biaya. (f) Tidak memerlukan persiapan khusus. (g) Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain. (h) Dapat digunakkan setiap saat. (ii) Manfaat non kontrasepsi (a) Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. (b) Menanamkan sifat saling pengertian. (c) Tanggung jawab bersama dalam ber-KB. 2) Metode kontrasepsi sederhana dengan alat Metode kontrasepsi sederhana adalah suatu upaya mencegah/menghalangi pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan sperma dengan menggunakan metode-metode atau cara yang dapat dikerjakan sendiri oleh peserta keluarga berencana, hanya membutuhkan alat sederhana yang tidak memerlukan obat-obatan dan tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu. (Menurut Marmi 2016; h. 154). (a) Metode barier Metode barier adalah metode kontrasepsi dengan cara menghalangi pertemuan sperma dengan sel telur yang sifatnya sementara. Yakni menghalangi masuknya sperma Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 114 dari vagina sampai kanilis servikalis. (Menurut Marmi 2016; h. 154) Metode ini antara lain sebagai berikut : (1) Kondom (karet KB) Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat karet /lateks, berbentuk tabung tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma. (Menurut Marmi 2016; h.155) (2) Klasifikasi kondom Klasifikasi kondom berdasarkan jenis kelaminnya terbagi menjadi 2 bagian: (i) Kondom pria Kondom pria merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang papa penis sebagai tempat penampungan air mani yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga tidak tercurah pada vagina. Bentuknya ada dua macam, yaitu untuk menampung sperma setelah ejakulasi. (ii) Kondom wanita Kondom untuk wanita adalah suatu sarung polyurethane dengan panjang 15 cm dan garis tengah 7 cm yang ujungnya terbuka melekat ke suatu cincin polyurethane lentur. Cincin polyurethane ini berfungsi sebagai alat untuk Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 115 memasang dan melekatkna kondom di vagina. (Menurut Marmi 2016; h. 156-157). (3) Cara kerja kondom (Menurut Marmi 2016; h. 158) (i) Mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita (ii) Sebagai alat kontrasepsi. (iii) Sebagai perlindungan terhadap infeksi tehadap tranmisi mikro organisme penyebab PMS. (4) Manfaat kondom (Menurut Marmi 2016; h. 159) (i) Efektifitas bila pemakaian benar (ii) Tidak menggangu produksi ASI. (iii) Tidak menggangu kesehatan klien. (iv) Tidak mempunyai pengaruh sistemik. (v) Murah dan tersedia di berbagai tempat. (5) Keterbatasan kondom (Menurut Marmi 2016; h. 159) (i) Efektifitas tidak terlalu tinggi (ii) Tingkat efektifitas tergantung pada pemakaian kondom yang benar. (iii) Adanya pengurangan sensitifitas pada penis. (iv) Harus selalu tersedia setiap kali berhubngan seksual. (v) Perasaan malu membeli ditempat umum. (vi) Masalah pembuangan kondom bekas pakai. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 116 (b) Barier intra vaginal (1) Definisi (Menurut Marmi 2016; h. 166) Metode ini merupakan metode untuk menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna wanita dan mematikan spermatozoa oleh spermisidnya. (Menurut Marmi 2016; h. 166) (2) Keuntungan (Menurut Marmi 2016; h. 166) (i) Mencegah kehamilan (ii) Mengurangi insidens penyakit akibat hubungan seks (3) Kerugian (Menurut Marmi 2016; h. 166) (i) Angka kegagalan relatif tinggi (ii) Aktivitas hubungan seks harus dihentikan sementara untuk memasang alatnya. (iii) Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terusmenerus pada setiap senggama. (4) Macam-macam barier intra vagina (Menurut Marmi 2016; h. 166) (i) Diafragma (Diaphragma) (ii) Kap Serviks (Cervikal cap) (iii) Spons (sponge) (iv) Kondom wanita Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 117 (5) Faktor yang mempengaruhi efektifitas barier intra vaginal (Menurut Marmi 2016; h. 166-167) Untuk mendapatkan efektifitas yang lebih tinggi, metode Barier Intra Vaginal harus dipakai bersama dengan spermisid. Faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas metode ini antara lain : paritas, frekuensi senggama, kemampuan untuk memakainya dengan benar, kebiasaan-kebiasaan akseptor, dan motivasi akseptor dalam pencegahan kehamilan. 3) Metode Kontrasepsi Modern Hormonal Kontasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya konsepsi sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma dengan menggunakan alat atau obat-obtan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan progesteron (Menurut Marmi 2016; h. 190) (a) Pil KB (oral contraseptives pill) (1) Definisi Pil KB atau oral contraseptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen atau mengendalikan progesteron, kelahiran atau yang bertujuan mencegah untuk kehamilan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 118 dengan menghambat pelepasan sel telu dari ovarium setiap bulannya. (2) Jenis pil KB secara umum antara lain : (a) Pil KB Kombinasi (i) Definisi Pil kombinasi atau combination oral contraceptive adalah pil KB yang mengandung sentetis hormon estrogen dan progesteron yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa serviks, dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. (Menurut Marmi 2016; h. 192) (ii) Jenis pil KB Kombinasi (Menurut marmi 2016; h. 193) (a) Monofasik Monofasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Pil jenis ini adalah jenis pil yang paling banyak digunakan. (b) Bifasik Bifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan dua dosis Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 119 berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Biasanya pil ini diberi kode warna yang berbeda, misalnya binovum. (c) Trifasik Trifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. (iii) Cara kerja (Menurut marmi 2016; h. 194-195) (a) Mencegah implantasi (b) Menghambat ovulasi (c) Mengentalkan lendir serviks (d) Memperlambat transformasi ovum (e) Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi (iv) Manfaat/keuntungan (Menurut marmi 2016; h. 195) Keuntungan kontrasepsi (a) Tidak menggangu hubungan seksual (b) Mudah di hentikan setiap saat (c) Jangka panjang (d) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan (e) Dapat di gunakan sebgai kontrasepsi darurat Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 120 (v) Efek samping (Menurut marmi 2016; h. 200) (a) Peningkatan resiko trombosis vena, emboli paru, serangan jantung, stroke dan kanker rahim. (b) Peningkatan tekanan darah dan retensi cairan. (c) Pada kasus-kasus tertentu dapat menimbulkan depresi, perubahan suasana hati dan penurunan libido. (d) Mual (terjadi pada 3 bulan pertama) dan kembung. (e) Perdarahan bercak atau spotting (terjadi pada 3 bulan pertama). (f) Pusing. (g) Amenorea. (vi) Waktu mulai menggunakan pil kombinasi (Menurut marmi 2016; h. 203) (a) Hari pertama sampai hari ketujuh siklus haid. (b) Sewaktu mendapat haid. (c) Setelah melahirkan (pasca keguguran, setelah 3 bulan tidak menyususi, setelah 6 bulan pemberian ASI). (d) Saat ingin berhenti kontrasepsi hormonal jenis suntikan dan ingin ganti pil kombinasi. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 121 (b) Pil kb mini (i) Definisi Pil mini atau pil progesteron kadnag-kadang disebut juga pil masa menyusui. Mini pil,adalah pil KB yang hanya mengandung hormon pregesteron dalam dosis rendah dan diminum sehari sekali. Berisi derivat progesteron, noretindron, atau norgestrel, dosis kecil terdiri dari 21-22 pil (Menurut marmi 2016; h. 207). (ii) Cara kerja (a) Menghambat ovulasi, karena tejadi penekanan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat). (b) Mengubah dalam fungsi korpus luteum. (c) Mencegah implnatsi karena endometrium mengalami transformasi lebih awal. (d) Mengentalkan lendir servik sehingga mengalami penetrasi sperma. (iii) Manfaat (a) Sangat efektif apabila digunakan dengan benar dan konsisten. (b) Tidak mempengaruhi ASI. (c) Nyaman dan mudah digunakan. (d) Hubungan seksual tidak terganggu. (e) Kesuburan cepat kembali. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 122 (f) Efek samping sedikit. (g) Dapat dihentikan setiap saat. (h) Tidak mengandung estrogen. (iv) Kerugian (a) Memerlukan biaya. (b) Harus selalu tersedia. (c) Efektifitas berkurang apabila menyusui juga berkurang. (d) Penggunaan mini pil bersamaan dengan obat tuberkulosis atau epilepsi akan mengakibatkan efektifitas menjadi rendah. (e) Mini pil harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama. (f) Tidak melindungi dari PMS termasuk HBV dan HIV atau AIDS. (g) Mini pil tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium bagi wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik. (b) Suntikan KB (1) Pengertian kontrasepsi suntik Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi beruba cairan yang disuntikan kedalam tubuh wanita secara periodik dan mengandung hormonal, kemudian masuk Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 123 kedalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan. (2) Cara kerja (i) Mencegah ovulasi. Bekerja dengan cara menghalangi pengeluaran FSH dan LH, sehingga tidak terjadi pelepasan ovum.Mengentalkan lendir servix sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, karena sperma sulit menembus kanalis servikal. (ii) Perubahan pada endometrium sehingga implantasi terganggu. (iii) Menghambat transportasi gamet karena terjadi perubahan peristaltik tuba falopi. (3) Keuntungan (i) Sangat efektif. (ii) Pencegahan kehamilan jangka panjang. (iii) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri. (iv) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah. (v) Tidak memiliki pengaruh terhadap asi. (vi) Klien tidak perlu menyimpan pil. (vii) Dapat digunakan oleh perempuan >35 tahun sampai perimenopause. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 124 (viii) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik. (ix) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara. (x) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul. (c) Implan / Susuk KB (1) Definisi Implan adalah alat kontrasepsi berupa kapsul kecil kater terbuat dari silikon, berisi levonorgestrel, terdiri 6 kapsul kecil dan panjang 3 cm sebesar batang korek api yang disususkan dibawah kulit lengan atas bagian dalam oleh dokter atau bidan yang sudah terlatih. Lengan yang dipasang implan biasanya lengan dari tangan yang tidak banyak digunakkan beraktivitas. (Menurut Marmi 2016; h. 235). (2) Cara kerja Menurut Marmi, (2016; h. 238) cara kerja implan yaitu : Mekanisme kerja yang tepat dari implan belum jelas benar, seperti kontrasepsi lain yang hanya berisi progestin saja implan tampaknya mencegah terjadinya kehamilan melalui bebrapa cara : mencegah ovalusi, menggangu proses pembentuka endomtrium sehingga sulit terjadi implantasi, perubahan lendir serviks menjadi kental sehingga menghambat pergerakan sperma. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 125 (3) Keuntungan susuk Keuntungan kontrasepsi (i) Daya guna guna tinggi. (ii) Perlindungan jangka panjang. (iii) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah (pencabutan. (iv) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam. (v) Bebas dari pengaruh estrogen. (vi) Tidak mengganggu ASI. (vii) Tidak menggangu kegiatan senggama. (viii) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan. (ix) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan. 4) Metode Kontrasepsi Modern AKDR (IUD) (a) Definisi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah dalah satu alat ontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan,dan masa aktif funsi kontasepsinya) yang dimasukkan kedalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dan dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif sebgaia suatu usaha pencegahan kehamilan. (b) Keuntungan AKDR : (1) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 126 (2) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-308A dan tidak perlu diganti). (3) Sanagat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat. (4) Tidak mempengaruhi hubungans seksual. (5) Meningkatkan kenyamanan seksual, karena tidak perlu takut hamil. (6) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT308A). (7) Tidak mempengaruhi kualitas ASI. (8) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak ada infeksi). (9) Dapat digunakkan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir). (c) Kerugian AKDR : (1) Dapat terjadi kehamilan diluar kandungan atau abortus spontan.kematian ibu yang dikaitkan dengan pemakaian AKDR adalah kalo terjadi abortus septiks spontan yang gejalanya seperti pilek, menggigil, demam, nyeri otot, mual, dan muntah (2) Keluhan suami (d) Efek samping yang umum terjadi (1) Perubahan siklus haid ( umumnya pada 3 bulan petama dan akan berkurang setelah 3 bulan. (2) Haid lebih lama dan banyak. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 127 (3) Perdarahan (spotting) antar menstruasi. (4) Saat haid lebih sakit (Disminorea). (e) Komplikasi lain : (1) Merasakan sakit dan keram perut selama 3-5 hari setelah pemasangan. (2) Sedikit nyeri dan pendarahan (spotting) terjadi segera setalah pemasangan AKDR. Biasanya menghiang 1-2 hari. (3) Perdaraha hebat diwaktu haid atau diantaranya dapat memungkinkan penyebab anemia. (4) Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasanganya benar). (5) Tidak mecegah IMS termasuk HIV/AIDS. (6) Tidak baik digunakkan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan. (7) Penyakit radang panggul dapat terjadi setelah wanita dengan IMD dengan memakai AKDR. PRP dapat memicu infertilitas. 5) Kontrasepsi Modern Dengan Metode Operatif/ Mantap Sterilisasi. (a) MOW (Tubektomi) (1) Definisi Kontrasepsi mantap adalah satu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan cara mengikat atau memotong saluran telur (pada perempuan) atau saluran sperma (pada laki-laki). Kontrasepsi mantap (kontap) dikenal ada dua Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 128 macam, yaitu kontap pria dan kontap wanita. Kontap wanita atau merupakan metode sterilisasi pada wanita dikenal dengan MOW atau Tubektomi. Menurut Marmi (2016; h. 305-306) (2) Kelebihan dari tubektomi Menurut Marmi (2016; h. 308) (i) Efektifitas hampir 100%. (ii) Tidak mempengaruh libido seksual. (iii) Kegagalan dari pihak pasien tidak ada. (iv) Tidak mempengaruhi proses menyusui. (v) Tidak bergantung pada fakor senggama. (vi) Bagi klien apabila hamil akan menjadi resiko kesehatan yang serius. (vii) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan anastesi lokal. (viii) Tidak ada efek samping jangka panjang. (3) Kekuranag dari Tubektomi Menurut Marmi (2016; h. 308309) (i) Resiko dan efek samping pembedahan (ii) Kadang-kadang sedikit merasakan nyeri pada saat operasi (iii) Kesuburan sulit kembali. (4) Kontraindikasi Menurut Marmi (2016; h. 309-310) (i) Hamil. (ii) Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 129 (iii) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut. (iv) Belum memberikan persetujuan tertulis. (v) Tidak boleh menjalani proses pembedahan. (vi) Usia dibawah 30 tahun yang belum dan masih ingin memiliki anak. Sterilisasi seharusnya ditawarkan pada wanita dibawah 30 tahun hanya dalam keadaan yang sangat khusus. (b) MOP (vasektomi) (1) Definisi Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatifminor pada priayang sangat aman, sederhana dan angan efektif, memakan waktu operasi yang singkat dan tidak memerlukan anastesi umum. Menurut Marmi (2016; h. 334) (2) Keuntungan Menurut Marmi (2016; h. 334) (i) Teknik operasi kecil dan sederhana, bisa dilakukan setiap saat. (ii) Komplikasi yang ditemukan tidak terlalu berat. (iii) Efektif hampir 100 %. (iv) Biaya murah terjangkau masyarakat. (v) Bisa dilakukan operasi rekananlisasi. (vi) Eketif. (vii) Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 130 (viii)Sederhana. (ix)Cepat, tidak memerlukan wakut 5-10 menit. (3) Kerugian Menurut Marmi (2016; h. 334) (i) Cara ini tidak langsung efektif tapi memerlukan waktu sampai sperma menjadi negatif dalam analisa semen. Walaupun pada prinsipnya dapat di sambung kembali namun masih banyak diperlukan tenaga terlatih untuk tindakan tersebut. (ii) Diperlukan suatu tindakan operatif. (iii) Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan/infeksi. (iv) Kontap pria belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa, yang sudah ada dalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens, dikeluarkan. Tabel 2.6 Daftar tilik penapisan klien metode nonoperatif. Metode Hormonal (pil kombinasi, pil progestin, suntik dan susuk) Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau lebih. Apakah anada menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca persalinan Apakah mengalami perdarahan/ perdarahan bercak atau haid setelah senggama.. Apakah pernah ikterus pada kulit atau mata. Apakah pernah nyeri kepala hebat atau gangguan visual. Apakah pernah nyeri yang hebat pada betis, paha atau dada atau tungkai bengkak (edema) Apakah pernah tekanan darah diatas 160 mmHg (sistolik) atau 90 mmHg (diastolik) Apakah ada masa atau benjolan pada payudara. Apakah anda sedang minum obat-obatan anti kejang (epilepsi) AKDR (semua jenenis pelepas tembaga dan progestin) Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu. Apakah klien (atau pasangan)b mempunyai pasangan seks lain. YA TIDAK Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 131 Apakah pernah mengalami infeksi menular seksual (IMS) Apakah pernah mengalami penyakit radang panggul atau kehamilan ektopik. Apakah pernah mengalami haid banyak ( lebih 1-2 pembalut 4 jam) Apakah pernah mengalami dismenore berat yang membutukan analgetika dan/atau istirahat baring. Apakah pernah mengalami perdarahan/perdarahan bercak antara haid atau setelah senggama. Apakah pernah mengalami gejala penyakit jantung valvular atau kongenital Table 2.7Daftar Tilik Penapisan Klien, Metode Operasi (Tubektomi) Keadaan Klien Dapat dilakukan pada fasilitas rawat jalan Dapat di fasilitas rujukan Keadaan umum (anamnesa dan pemeriksaan fisik) Keadaan emosional Keadaan umum baik, tidak ada tanda-tanda penyakit jantung, paru, atau ginjal. Diabetes tidak terkontrol, riwayat gangguan pemebkuan darah, ada tanda-tanda penyakit jantung, paru atau ginal. Cemas, takut Tekaan darah Berat badan Riwayat operasi abdomen/ panggul Riwayat radang panggul, hamil ektopik, apendisitis Anemia < 160/100 mmHg 35-85 kg Bekas seksio sesarea perlekatan) tenang ≥160/100 mmHg ➢ (tanpa Pemeriksaan dalam normal Operasi abdomen lainnya, perlekatan atau terdapat elainan pada pemeriksaan panggul. Pemeriksaan dalam kelainan. Hb ≥ 8 g/% Hb < 8 g/% Tabel 2.8Daftar Tilik Penapisan Klien, Metode Operasi (Vasektomi) Keadaan Klien Keadaan umum (anamnesa dan pemeriksaan fisik) Keadaan emosional Tekanan darah Infeksi atau kelainan skrotum/ inguinal Anemia Dapat dilakukan pada fasilitas rawat jalan Kesadaran umum baik, tidak ada tanda-tanda penyakit jantung, paru, atau ginal tenang < 160/100 mmHg Normal Dilakukan pada fasilitas rujukan Hb≥8 g/% Hb < 8 gr/% Diabetes tidak terkontrol dan riwayat gangguan pembekuan darah, tandatanda penyakit jantung,paru, atau ginjal Cemas dan takut ≥ 160/100 mmHg Tanda-tanda infeksi atau kelainan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 132 k) Tinjauan Asuhan Kebidanan Standar Asuhan Kebidanan Pengertian Standar Asuhan Kebidanan Standar asuhan kebidanan adalah acuahan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup prakteknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pemngkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan, asuhan kebidanan. STANDAR I : Pengkajian A. Pertanyaan standar Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap, dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. B. Kriteria Pengkajian 1. Data tepat, akurat dan lengkap. 2. Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa: biodata, keluhan utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya). 3. Data objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan penunjang). STANDAR II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan A. Pertanyaan Standar Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterprestasikanya secara akurat dan logis untuk Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 133 menegakkan diagnosa untuk menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat. B. Kriteria Perumusan diagnosa dan atau Masalah 1. Diagnosa sesuai dengan nomerklantur Kebidanan. 2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien. 3. Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan. STANDAR III A. Pertanyaan Standar Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakkan. B. Kriterian Perencanaan 1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan secara komprehensif. 2. Melibatkan klien/ pasien dan atau keluarga. 3. Mempertimabngakan kondisi psikologi, sosial budaya klien atau keluarga. 4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien. 5. Mempertimbangakan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumberdaya serta fasilitas yang ada. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 134 STANDAR IV : Implementasi A. Pertnyataan standar Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komperhensif, efektif, efisiensi dan amanberdasarkan evidence based kepada klien /pasien, dalam bentuk upaya promotif, prevenif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanankan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan. B. Kriteria : 1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psikososial-spiritual-kultural. 2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau keluarganya (inform consent). 3. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based 4. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan. 5. Menjaga privacy klien/pasien. 6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi. 7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan. 8. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai. 9. Melakukan tindakan sesuai standar. 10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 135 STANDAR V : Evaluasi A. Pernyataan standar Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberiakan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien. B. Kriteria evaluasi 1. Penialain dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien. 2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan/ keluarga. 3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar. 4. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien STANDAR VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan A. Pernyataan standar Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadianyang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan. B. Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan 1. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang tersedia (rekam medis/KMS/Status pasien/buku KIA). 2. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 136 3. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa. 4. O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan. 5. A adalah analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan 6. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipasi, tindakan segera, tindakan secara komperhensif: penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan. C. Aspek Hukum Berdasarkan peraturan Mentri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 TENTANG Izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi: 1. Kewenangan normal: a) Pelayanan kesehatan ibu b) Pelayanan kesehatan anak c) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana 2. Kewenangan dalam menjalankan program pemerintah 3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktek di daerah yang tidak memiliki dokter Kewenangan norma adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi : 1. Pelayanan kesehatan ibu a) Ruang lingkup: Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 137 (1) Pelayanan konseling pada masa hamil (2) Pelayanan antenatal pada kehamilan normak (3) Pelayanan persalinan normal (4) Pelayanan ibu nifas normal (5) Pelayanan ibu menyusui (6) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan b) Kewenangan: (1) Episiotomi (2) Penjahitan luka jalan lahir (3) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan (4) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil (5) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas (6) Fasilitas/bimbingan inisiasi menyusui dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI) eksklusif (7) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tig dan postpartum (8) Penyuluhan dan konseling (9) Bimbingan pada kelompok ibu hamil (10) Pemberian surat keterangan kematian (11) Pemberian surat keterangan cuti bersalin 2. Pelayanan kesehatan anak a) Ruang lingkup: (1) Pelayanan bayi baru lahir Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 138 (2) Pelayanan bayi (3) Pelayanan anak balita (4) Pelayanan anak pra sekolah b) Kewenangan: (1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusui dini (IMD), injeksi vitamin K1. Perawatan bayi baru lahir pada masa noenatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat (2) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk (3) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan (4) Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah (5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah (6) Pemberian konseling dan penyuluhan (7) Pemberian surat keterangan kelahiran (8) Pemberian surat keterangan kematian 3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dan kewenangan: (1) Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana (2) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 139 Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang menjalankan program pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi: (a) Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit (3) Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu (dilakukan dibawah supervisi dokter) (4) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan (5) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan (6) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah, dan anak sekolah (7) Melakukan pelayanan kebidanan komunitas (8) Melakukan deteksi dini, merujuk dan menberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya (9) Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 140 (10)Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program pemerintah didalam pelayanan Antenatal Care terdapat 6 standart sebagai berikut: (a) Standart 1: Identifikasi ibu hamil Bidan melakukan kunjungan rumah berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan motivasi ibu, suami, dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur (b) Standar 2: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal Bidan memberikan antenatal. sedikitnya Pemeriksaan meliputi 4 kali pelayanan anamnesa serta pemantauan ibu dan janin secara seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resti/kelainan, terutama anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat, dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lain yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017