11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Medis 1. Kehamilan a

advertisement
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Medis
1. Kehamilan
a) Definisi
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan dibagi
menjadi 3 trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12
minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27),
dan trimester ke tiga 13 minggu, minggu ke-28 hingga ke-40 Menurut
Saifudin, (2009) dalam Elisabeth (2014; h. 69).
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10
bulan (lunar months). Ibu termuda yang hamil dan melahirkan adalah
Lina Medina, berumur 4 tahun 8 bulan, ibu tertua yang hamil dan
melahirkan berumur 52 tahun. Kehamilan di bagi atas 3 triwulan
(trimester) : (a) kehamilan triwulan I antara minggu 0-12, (b)
kehamilan triwulan II antara minggu 12-28, (c) kehamilan triwulan III
antara minggu 20-40 (Mochtar 2012; h. 35)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proses kehamilan
adalah bertemunya spermatozoa dengan ovum, konsepsi dan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
12
pertemuan zigot, dilanjutkan nidas dani implementasi, sampai dengan
pembentukan plasenta dan tumbuh kembang sampai aterm yaitu >36
minggu sampai <40 minggu.
b) Tanda Dan Gejala Kehamilan
(1) Tanda-tanda presumptif (dugaan hamil) (Menurut Mochtar
2012;h. 35)
(a) Amenorea (tidak mendapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir
(HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran
tanggal persalinan (TTP), yang dihitung dengan menggunakan
rumus dari naegele.
(b) Mual dan muntah (nausea and vomiting)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga
akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari
disebut morning sickness (sakit pagi). Apabila timbul mual dan
muntah berlebihan karena kehamilan, disebut hiperemesis
gravidarum.
(c) Mengidam (ingin makan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu
terutama pada bulan-bulan triwulan pertama. Mereka juga
tidak tahan suatu bau-bauan.
(d) Pingsan
Jika berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat,
seorang wanita yang sedang hamil dapat pingsan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
13
(e) Tidak ada selera makan (anoreksia)
Hanya
berlangsung
pada
triwulan
pertama
kehamilan,
kemudian napsu makan timbul kembali.
(f) Lelah (fatigue)
(g) Payudara membesar , tegang, dan sakit nyeri, disebabkan
pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus
dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih
membesar.
(h) Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar. Gejala itu akan hilang pada triwulan kedua
kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala tersebut muncul
kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
(i) Konstipasi/obstipasi karena otot-otot usus menurun oleh
penaruh hormon steroid.
(j) Pigmentasi
kulit
oleh
pengaruh
hormon
kortikosteroid
plasenta, dijumpai dimuka (cloasma gravidarum), areola
payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra = grisea)
(k) Epulis : hipertrofi papila gingivalis.
(l) Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis,
dan vulva, biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
(2) Tanda-tanda kemungkinan hamil (Mochtar 2012;h. 35-36)
(a) Perut membesar
(b) Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk, besar,
dan konsistensi rahim.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
14
(c) Tanda Hegar : ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang
lunak pada pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4
sampai 6 minggu.
(d) Tanda Chadwick : perubahan warna menjadi kebiruan yang
terlihat diporsio, vagina dan labia. Tanda tersebut timbul akibat
pelebaran vena karena peningkatan kadar estrogen.
(e) Tanda Piskacek : pembesaran dan pelunakan rahim kesalah
satu sisi rahim yang berdekatan dengan tuba uterina.
Biasanya, tanda ini ditemukan di usia kehamilan 7-8 minggu.
(f) Kontraksi-kontraksi kecil uterus jika di rangsang = Brakton
Hicks.
(g) Teraba ballotement
(h) Reaksi kehamilan positif
(3) Tanda pasti (tanda positif) (Mochtar 2012;h. 36-37)
(a) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasakan atau diraba,
juga bagian-bagan janin.
(b) Denyut jantung janin :
(i) Didengar dengan stetoskop-monoaural Laennec.
(ii) Dicatat dan didengar dengan alat doppler.
(iii) Dicatat dengan feto-elektrokardiogram.
(iv) Dilihat pada ultrasonografi.
(c) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
15
c) Proses Permulaan Kehamilan menurut (Mochtar 2012; h. 16-19)
Setiap bulan, saat ovulasi, seorang wanita melepaskan 1 atau 2
sel telur (ovum) dari indung telut (ovarium), yang ditangkap oleh
umbai-umbai (frimbiae) dan masuk ke dalam saluran telur. Sewaktu
persetubuhan, cairan semen tumpah kedalam vagina dan berjuta-juta
sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke
saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi
dibagian tuba uterina yang menggembung.
Di sekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan
ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian,
pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah sel mani untuk
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa tadi terjadi pembuahan
(konsepsi=fertilisasi).
Ovum yang telah dibuahi segera membelah diri sambil bergerak
(dengan bantuan rambut getar tuba) menuju ruang rahim. Ovum yang
telah dibuahi tadi kemudian melekat pada mukosa rahim untuk
selanjutnya berserang diruang rahim, peristiwa tersebut disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi, diperlukan waktu kirakira 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi
mugidah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta). Jadi, dapat dikatakan
bahwa setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel
mani), pembuahan(konsepsi = fertilisasi), nidasi dan plasentasi
(mochtar. 2012; h. 16).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
16
(1) Sel Telur (ovum)
Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis)
(a) Oogonium
(b) Oosit pertama (primary obcyte)
(c) Primary ovarium follicle
(d) Likuor folikularis
(e) Pematangan pertama ovum
(f) Pematangan kedua ovum pada saat sperma membuahi ovum.
(2) Sel Mani (spermatozoon)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, yang
berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nukleus), leher yang
menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor yang
dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
(3) Pembuahan (konsepsi =fertilisasi)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan sel mani dan
sek telur di tuba uterina. Hanya satu sperma yang telah
mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida
dan masuk ke vitelus ovum. Selain itu, zona pelusida mengalami
perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain.
(4) Nidasi (Implantasi)
Nidasi adalah masukknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke
dalam endometrium.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
17
(5) Plasentasi dan Mukosa Rahim
Mukosa rahim pada wanita yang tidak hamil terdiri atas stratum
kompaktum dan stratum spongiosum.
Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang terbagi
atas :
(a) Desidua basalis : yang terletak diantara hasil konsepsi dan
dinding rahim tempat terjadinya plasentasi.
(b) Desidua kapsularis : yang meliputi hasil konsepsi kearah
rongga rahim, dan lama kelamaan bersatu dengan desidua
vera karena obliteralis dan
(c) Desidua vera (parietalis) : yang meliputi lapisan dalam dinding
rahim lainnya (Mochtar, 2012; h.17-18).
(6) Pertumbuhan Mudigah (Embriogenesis)
Pertumbuhan mudigah (embrio) bermula dari lepeng embrional
(embryonal plate), yang selanjutnya berdiferensiasi menjadi tiga
unsur lapisan, yaitu :
(a) Sel-sel ektodermal
(b) Sel-sel mesodermal, dan
(c) Sel-sel entodermal.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
18
d) Jadwal Pemeriksaan Antenatal
Menurut Elisabethb(2015; h. 79) menjelaskan bahwa pemeriksaan
antenatal care adalah sebagai berikut :
(1) Pemeriksaan pertama :
Pemeriksaan
pertama
dilakukan
segera
setelah
diketahui
terlambat haid.
(2) Pemeriksaan ulang
(a) Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan.
(b) Aetiap 2 minggu sampai usia kehamilan berumur 8 bulan.
(c) Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi
persalinan.
e) Usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri
Tabel 2.1 usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri
Tinggi fundus uteri
1/3 diatas simpisis
½ diatas simpisis pusat
2/3 di atas simpisis
setinggi pusat
1/3 di atas pusat
½ pusat prosesus xipodeus
setinggi prosesus xipodeus
dua jari (4 cm) dibawah prosesus xipodeus
Usia Kehamilan
12 minggu
16 minggu
20 minggu
22 minggu
28 minggu
34 minggu
36 mingg
40 minggu
Sumber : Manuaba, 2010; h. 100
f)
Perubahan fisiologis pada kehamilan
(1) Berat badan
(a) Peningkatan berat badan badan sekitar 25% dari sebelum
hamil (rata-rata 12,5 kg)
(b) Pada trimester II dan III sebanyak 0,5 kg/minggu
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
19
(c) Pengaruh
dari
petumbuhan
janin,
pembesaran
organ
maternal, penyimpanan lemak dan protein, serat peningkatan
volume darah dan cairan interstisial pada maternal.
(2) Sistem Reproduksi
(a) Uterus
(i) Berat naik 20 x 50 gram.
(ii) Volume 10 ml.
(iii) Pembesaran uterus karena pengaruh estrogen adalah
hyperplasia dan hipertrofi jarinagn otot uterus.
(iv) Kontraksi barxton hicks terjadi pada minggu ke-6 dengan
teregangnya uterus karena eksterogen dan progesterone.
(v) Posisi uterus bergeser kanan, dan teraba pada usia 12
minggu.
(b) Serviks
(i) Serviks terdapat tanda-tanda Chadwick, goodell, dan
mucus plug.
(ii) Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi dan pelunakan
(tanda hegar)
(iii) Lender serviks meningkat seperti gejala keputihan
(iv) Ovarium
Fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta terutama fungsi
produksi progesterone dan ekstrogen pada usia kehamilan
16 minggu. Tidak terjadi kematangan ovum selama
kehamilan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
20
(v) Payudara
(a) Payudara menjadi lebih besar, kenyal dan terasa
tegang
(b) Aerola mengalami hiperpgmentasi
(c) Glandula montgometri makin tampak
(d) Papilla mamae makin membesar/menonjol
(e) Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin
belum berfungsi.
(vi) Vulva
Vulva mengalami hipervaskularisasi karena pengaruh
progesteron dan ekstrogen, berwarna kebiruan (tanda
Chadwick).
(c) Sistem musculoskeletal
(i) Pembesaran payudara dan rotasi anterior panggul
memungkinkan untuk terjadinya lordosis.
(ii) Ibu sering mengalami nyeri di bagian punggung dan
pinggang karena mempertahankan posisi stabil, beban
meningkat pada otot punggung dan kolumna vertebrae.
(d) Sisitem endokrin
Kelenjar tiroid
(i) Pembesaran kelenjar tiroid merupakan akibat hiperplasia
jaringan glandular dan peningkatan vaskulariras.
(ii) Konsumsi oksigen (O2) dan peningkatan basal metabolic
rate (BMR) merupakan akibat aktivitas.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
21
Kelenjar paratiroid
(i) Kehamilan
menginduksi
hiperparatiroidisme
sekunder
ringan, suatu refleksi peningkatan kebuhuhan kalsium (Ca)
dan vitamin D.
(ii) Saat
kebutuhan
(pertengahan
rangkai
kedua
janin
kehamilan),
mencapai
kadar
puncak
parathormon
plasma meningkat, kadar meningkat anatar minggu k -15
dan ke-35 gestasi.
(e) Pancreas
(i) Janin butuh glukosa sebagai bahan bakar pertumbuhan,
tidak hanya menghasilkan simpanan glukosa ibu tetapi
juga menurunkan kemampuan ibu menyintesis glukosa
denagan menyedot habis asam amino ibu.
(ii) Kadar glukosa ibu menurun, insulin ibu tidak dapat
menembus plasenta untuk sampai ke janin. Akibatnya,
pada awal kehamilan pancreas meningkat produksi
insulinya.
(iii) Seirirng peningkatak usia kehamilan, plasenta bertumbuh
dan secara progresif memproduksi hormon dalam jumlah
yang lebih besar (misalnya : human placental lactogenHPL, estrogen, dan progesteron), peningkatan produksi
kortisol oleh kelenjar adrenal juga terjadi.
(iv) Estrogen,
progesteron,
dan
kortisol
secara
kolektif
menurunkan kemampuan ibu untuk menggunakna insulin,
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
22
hal ini merupakan mekanisme produktif yang menjamin
suplai glukosa untuk mencukupi kebutuhan unit fetoplasental. Akibatnya, tubuh ibu hamil membutuhkan lebih
banyak insulin.
(f) Prolaktin hipofisis
(i) Pada kehamilan, prolaktn serum mulai meningkat secara
progresif pada trimester 1 sampai aterm.
(ii) Secara umum diyakini bahwa walaupun semua unsur
hormonal (estrogen, progesteron, tiroid, insulin, dan
kortisol bebas) yang diperlukan untuk pertumbuhan
payudara dan produksi susu terdapat dalam kadar yang
meningkat selama kehamilan kadar estrogen yang tinggi
menghambat sekresi
alveolar akif dengan menghambat
peningkatan prolaktin pada jaringan payudara, sehinnga
menghambat efek prolaktin pada epitel target.
(iii) Progesteron menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan
subkutan di abdomen, punggung, dan paha atas. Lemak
berfungsi sebagai cadangan energi, baik pada masa hamil
maupun menyusui.
(g) Sistem Integumen
Selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan pada
sistem organ ibu dikarenakan pengaruh hormon. Begitupun
dengan sistem integumen. Perubahan pada sistem integumen
selama hamil di sebabkan oleh pengaruh keseimbangan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
23
hormon dan peregangan mekanis yang ditandai dengan
beberapa kondisi berikut.
(i)
Peningkatan aktivitas melanophore stimulating hormone
mengakibatkan
hiperpigmentasi
wajah
(kloasma
gravidarum), payudara, linea alba, dan striae gravidarum,
atau tanda regangan. Respons alergi kulit meningkat.
Kelenjar sabaseus, keringat, dan folikel rambut lebih aktif.
Pigmentasi timbul akibat peningkatan hormon hipofisis
anterior
melanotropin
selama
masa
hamil,
contoh
pigmentasi pada wajah (kloasma).
(ii) Perubahan umum lainnya yang timbul adalah peningkatan
ketebalan kulit dan lemak sebdermal, hiperpigmentasi,
pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktivitas kelejar
keringat dan sebasea, serta peningkatan sirkulasi dan
aktivitas vasomotor.
(h) Sistem respirasi
Kebutuhan oksigen meningkat 15-20, diafragma terdorong
ke atas, hiperventilasi, pernapasan dangkal (20-24 x/menit)
mengakibatkan penurunan kompliansi dada, volume residu,
dan kapasitas paru serta terjadi peningkatan volume tidal.
Oleh karena itu, sisitem respirasi selama kehamilan dapat
mengakibatkan peningkatan inspirasi dan ekspirasi dalam
pernapasan, yang secara langsung juga mempengaruhi suplai
oksigen (02) dan karbon diagnosa (CO2) pada janin.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
24
(i) Jika inspirasi meningkat, maka jumlah kebutuhan oksigen
(O2) akan meningkat (oksigen di arteri meningkat),
sehingga suplai oksigen yang sampai ke fetus meningkat.
(ii) Jika ekspirasi meningkat, maka output karbon dioksida
(CO2) meningkat, sehingga karbon dioksida dalam darah
maternal menurun yang selanjutnya akan memudahkan
transfer karbon dioksida dari fetus kepada maternal.
(i) Laju metebolisme basal (basal matebic rate-BMR)
Laju matabolisme basal biasanya meningkat pada bulan
ke-4 kehamilan, meningkat 15-20 pada akhir kehamilan, dan
kembali ke nilai normal pada hari ke-5 atau ke 6 postpartum.
Peningkatan BMR mencerminkan peningkatan kebutuhan
oksigen di
unit
janin-plasenta-uterus
serta peningkatan
konsumsi oksigen akibat peningkatakan kerja jantung ibu.
Pada kehamilan tahap awal banyak wanita mengeluh lemah
dan letih, selanjutnya perasaan diikuti peningkatan kebutuhan
tidur. Perasaan lemah dan letih sebagaian besar disebabkan
peningkatan aktivitas metabolik.
(j) Keseimbanagn asam basa
Sekitar minggu ke-10 kehamilan, terjadi penurunan tekanan
karbon dioksida sekitar 5 mmHg. Progesterone dapat
meningkat sensitivitas reseptor napas sehingga volume tidal
meningkat, tekanan karbon dioksida (PCO2) menurun, terjadi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
25
kelebihan basa (HCO3 atau bikarbonat) dan Ph meningkat
menjadi lebih basa.
(k) Sistem gastrointestinal
Selama masa kehamilan, nafsu makan meningkat, sekresi
usus berkurang, fungsi hati berubah, dan absorsi nutrient
meningkat. Aktivitas peristaltic (motilitas) menurun, akibatnya
bising usus menghilang, sehingga menyebabkan monstipasi,
mual, serta muntah. Aliran darah ke panggul dan tekanan
vena meningkat, sehingga menyebabkan hemoroid terbentuk
pada akhir kehamilan.
(l) Esofagus, lambung, dan usus halus
(i) Herniasi bagian atas lambung (hiatus hernia) terjadi
setelah bulan ke-7 atau ke-8 kehamilan akibat pergeseran
lambung ke atas. Kondisi ini sering terjadi pada ibu
multipara, obesitas, atau lebih tua.
(ii) Peningkatan produksi estrogen menyebabkan penurunan
sekresi HCL, oleh karena itu pembentukan/perkembangan
tukak peptik yang sudah ada tidak umum selama masa
hamil.
(iii) Peningkatan produksi progesteron menyebabkan tonus
dan motilitas otot menurun, sehingga terjadi regurgitas
esofagus, peningkatan waktu pengosongan lambung, dan
peristaltik balik. Dengan demikian “ibu tidak mampu
mencerna asam” atau mengaami nyeri ulu hati (pirosis).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
26
(m) Kandung empedu dan hati
(i) Kadang empedu sering distensi akibat penurunan tonus
otot selama masa hamil. Peningkatan waktu pengosongan
dan gentalan empedu biasa terjadi.
(ii) Hiperkolesterolemia ringan terjadi akibat peningkatan
kadar progesteron, dapat menyebabkan pembentukan
batu empedu selama masa hamil.
(iii) Rasa tidak nyaman di abdomen
Rasa tidak nyaman yang dirasakan ibu hamil, meliputi
panggul terasa berat atau tertekan, ketegangan pada
ligamentum
teres
uteri,
flatulen
(pembentukan
gas
berlebihan dalam lambung), distensi dan kram usus serta
kontraksi uterus. Walaupun kebanyakan rasa tidak nyaman
di abdomen merupakan konsekuensi perubahan maternal
yang normal.
(n) Sistem perkemihan
Rasa yang tidak nayman berhubungan dengan sistem
kemih pasti dirasakan oleh ibu hamil, karena ginjal berfungsi
mempertahankan keseimbangan elektrolit dan asam-basa,
mengatur volume cairan ekstrasel, mengeluarkan sampah
metabolisme, dan menyimpan nutrien yang sangat panting.
(Menurut Hutahaean 2013; h. 44-50).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
27
g) Perubahan psikologis pada masa kehamilan
Sikap atau penerimaan ibu terhadap keadaan hamilnya sangat
memengaruhi kesehatan atau keadaan umum ibu serta keadaan janin
dalam kehamilanya. Umumnya kehamilan yang diinginkan akan
disebut dengan sikap gembira, diiringi dengan pola makan, perawatan
tubuh dan upaya memeriksaan dirinya secara teratur dengan baik.
Kadang timbul gejala yang lazim disebut ngidam, yaitu keinginan
terhadap hal-hal tertentu yang tidak seperti biasanya (misalnya jenis
makanan tertentu atau mungkin juga hal-hal lain). Akan tetapi
kehamailan yang tidak diinginkan, kemungkianan akan disambut
dengan sikap yang tidak mendukung, napsu makan menurun, tidak
mau memeriksakan diri secar teratur, bahkan kadang juag ibu sampai
melakukn usaha-usaha menggugurkan kandunganya.
(1) Respon yang dialami terhadap kehamilan
Setiap pasangan memiliki respons yang berbeda terhadap
diagnosis kehamilan. Bagi sebagian pasangan hal ini merupakan
sesuatu yang menggembirakan, namun bagi sebagian lainnya
menjadi sesuatu yang menakutkan atau mengejutkan dikarenakan
ketidaksiapan mereka.
(2) Ambivalen
Dalam
keadaan
ini
respon
sorang
wanita
terhadap
kahamilannya bersifat mendua, termasuk pada kehamilan yang
sudah direncanakan, oleh karena implikasi yang harus dihadapi
seperti finansial, hubungan dengan orang lain, dan sebagainya.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
28
Selain itu, akan timbul tanggung jawab atas bayi yang dilahirkan.
Jadi, meskipun calon ibu terlihat gembira namun dia masih
membutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk menyesuaikan diri
dalam menerima kehamilan.
(3) Pengakuan/penerimaan ibu terhadap kehamilan
Perasaan yang bercampur aduk akan berubah seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan. Dengan bertambah besarnya perut
dan terjadinya berbagai peristiwa positif seperti melihat gambaran
ultrasonografi atau mendengar suara jantung yang diperkeras oleh
alat pengeras suara, maka ibu hamil mulai menerima janin
sebagai
calon
anaknya.
Dengan
demikian
ibu
mulai
mempersiapkan dirinya untuk menghadapi bayi yang akan hadir.
(4) Labilitas emosional
Labilitas emosional yaitu perasaan gembira yang bergantian
dengan perasaan sedih atau kadang merupakan campuran kedua
perasaan
tersebut.
Perubahan
hormonal
yang
merupakan
campuran kedua perasaan tersebut.
h) Perubahan anatomis dan fisiologis terhadap ibu hamil
(1) Trimester I (Menurut Hutahaean 2013)
Kehamilan menyebebkan perubahan secara keseluruhan
dalam tubuh, khusunya pada alat genetalia ekstrena maupun
interna. Perubahan yang terjadi pada ibu hamil antara lain:
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
29
(a) Uterus
Uterus
akan
kehamialn
membesar
karena
pada
peningkatakn
bulan-bulan
kadar
pertama
ekstrogen
dan
progesterone sehingga uterus akan meningkat mengikuti
semain besar ukuran janin di dalam kandungan. Berat normal
uterus 30 gram, namun pada akhir kehamilan 40 minggu
uterus menjadi 1000 gram beratnya dengan panjang 20 cm
dan dinding 2,5 cm. pada usia kehamilan awal bentuk uterus
akan membentuk seperti buah alpukat agak gepeng. Pada
usia kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat. Selanjutnya
pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong
seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya
kehamilan sangat penting diketahui, antara lain untuk
membuat diagnosa apakah wanita tersebut hamil fisiologis,
hamil ganda, atau menderita penyakit seperti molahidatidosa,
dan sebagainya.
(b) Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan trimester pertama mengalami
perubahan dikarenakan dipengaruhi oleh kadar hormone
ekstrogen. Jika karpus uteri mengandung lebih banyak
jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung jaringan
ikat, dimana hanya 10% jaringan ototnya. Jaringan ikat pada
serviks ini lebih banyak mengandung kolagen. Akibat kadar
estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
30
maka konsistensi serviks menjadi lunak. Kelenjar-kelanjar
yang terdapat pada serviks akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak. Keadaan ini sampai batas
tertentu masih merupakan keadaan yang fisiologis.
(i) Vagina dan vulva
Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat
hormon
ekstrogen.
Adanya
hipervaskularisasi
mengakibatkan vulva tampak lebih merah, agak kebiruan.
Tanda ini disebut tanda chadwick. Warna porsiopun
tampak lebam (livide).
(ii) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus
luteum graviditis sampai terbentuknya plasenta di usia
kehamilan 16 minggu. korpus luteum graviditid berdiameter
3 cm. kemudian akan mengecil setelah plasenta terbentuk.
(c) Payudara
Payudara membesar pada kehamilan awal akibat hormon
somatomammotropin, ekstrogen dan progesterone, akan
tetapi belum mengeluarkan air susu. Pada kehamialn 12
minggu ke atas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna
putih agak jernih disebut kolostrum. kolostrum ini berasal dari
kelenjar-kelenjar
asinus
yang
mulai
bersekresi,
terjadi
hiperpigmentasi, sehingga warna areola menjadi lebih gelap.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
31
(d) Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi
bagian tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh
melanophone stimulating hormone (MSH) yang meningkat.
Hormon MSH merupakan salah satu hormon yang juga
dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Terkadang terdapat
deposit pigmen di dahi, pipi, dan hidung, yang dikenal sebagai
kloasma gravidarumi.
(e) Sistem kardiovaskuler
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh
adanya sirkulasi plasenta, uterus yang membesar dengan
pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, volume
darah bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan puncak
kehamilan 32 minggu, diikuti dengan curah jantung yang
meningkat sebanyak kurang lebih 30%.
(f) Sistem respirasi
Ibu hamil pada trimester pertama secara fisiologis tidak
akan mengalami gangguan pernapasan,
namun
sering
bertambahnya usia kehamilan dan semakin besar ukuran janin
dengan usia kehamilan memasuki 32 minggu karena usususus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma,
sehingga diafragma kurang leluasa bergerak
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
32
(g) Sistem Pencernaan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan
mual (nausea), kemungkinan akibat kadar hormon estrogen
yang meningkat. Tonus-tonus otot traktus digestivus menurun
sehingga motolitas seluruh traktus digestivus juga berkurang .
makanan lebih lama berada dalam lambung dan apa yang
direncanakan lebih lama dalam usus-usus. Hal ini mungkin
baik untuk reabsorpsi, akan tetapi menimbulakan pula
obstipasi, yang memang merupakan salah satu keluhan utama
ibu hamil.
(h) Sistem perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih
tertekan oleh uterus yang membesar, sehingga timbul
keinginan untuk berkemih, hal ini akan hilang sering
bertambah turun bayi ke dalan rongga panggul. (Menurut
Hutahaean 2013; h. 69-70)
(2) Trimester II
Proses kehamilan merupakan perubahan pada seluruh tubuh
ibu, khususnya alat genetalia ekterna dan interna serta payudara
(mamae). Dalam hal ini hormone somatomammotropin, estrogen,
dan progesterone mempunyai peran penting. Perubahan yang
terdapat pada ibu hamil secara terinci akan dijelaskan sebagi
berikut :
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
33
(a) Uterus
Uterus akan terus membesar seiring dengan bertambahnya
janin
dalam
rahim.
Selama
pembesaran
ini,
uterus
berkontraksi kekanan. Hal ini disebabkan adanya kolon
rektosigmoid
di
sebelah
kiri.
Setelah
bulan
keempat
kehamilan, kontraksi uterus dapat dirasakan melalui dinding
abdomen yang disebut dengan Braxton hicks.
(b) Serviks uteri
Pada
kehamilan
trimester
dua
ini,
serviks
akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak. Terjadi hipervaskularisasi
akibat meningkatan hormone estrogen dan progesterone.
Serviks juga masih mengalami perlunakan dan pematangan
secara bertahap.
(c) Vagina dan vulva
Vagina dan vulva mengalami peningkatan vaskularisasi
yang disebabkan oleh peningkatan hormone estrogen dan
progesteron. Hal ini menyebabkan sensivitas meningkat
sehingga dapat membangkitkan keingingan hasrat seksual.
Peningkatan relaksasi dinding pembuluh darah dan semakin
besarnya uterus dapat menimbulkan edema dan varises pada
vulva.
(d) Ovarium
Bekas pelepasan ovum dalam ovarium disebut korpus
liteum. Pada kehamilan trimester kedua ini korpus luteum
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
34
mulai menghasilkan hormone ekstrogen dan progesterone,
namun korpus luteum tergantikan fungsinya setelah plasma
terbentuk. Plasenta menjadi sumber dari kedua hormone
tersebut. Plasenta membentuk steroid, human chorionic
gonadotropin (HCG), humanm plasenta lagtogen (HPL), atau
human chorionic somatomammothropin (HCS), dan human
chorionic thyrotropin (HCT). Jadi pada masa ini plasenta mulai
menggantikan fungsi korpus liteum.
(e) Mammae
Pada kehamilan trimester dua terjadi perubahan-perubahan
pada mammae, yaitu adanya rasa kesemutan dan nyeri tekan.
Payudara membesar secara bertahap karena peningkatan
pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah ke payudara,
putting susu lebih menonjol dan mengeras, aerola tubuh gelap
akibat hiperpigmentasi aerola. Selain itu biasanya pada
sebagian ibu hamil, setelah memasuki usia kehamilan 12
minggu putting susunya mulai mengeluarkan cairan berwarna
putih agak kejernihan yang di sebut colostrums.
(f) Kulit
Pada trimester kedua ini sudah mulai terdapat striae
gravidarum yang tampak pada kulit abdomen, yaitu tanda
renggang yang terbentuk akibat serabut-serabut elastis dari
lapisan
kulit
terdalam
terpisah
dan
terputus.
Hal
ini
mengakibatkan pruritus atau rasa gatal pada perut ibu.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
35
(g) Sistem kardiovaskuler
Peningkatan volume darah terjadi sekitar 30-50% karena
adanya retensi garam dan air yang di sebabkan sekresi
aldosteron dari adrenal oleh estrogen. Peningkatan volume
dan curah jantung juga menimbulkan perubahan hasil
auskultrasi. Bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar.
Irama S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke-20 gestasi.
Pada usia kehamilan antara minggu ke-24 dan 20 terjadi
peningkatan denyut jantung 10 sampai 15 kali per menit
kemudian menetap sampai aterm.
(h) Sistem respirasi
Ibu hamil sering mengalami sesak nafas karena penurunan
tekanan karbon dioksida ketika memasuki usia kehamilan
trimester ini. Kejadian tersebut dipengaruhi peningkatan
hormone progesterone.
(i) Sisitem pencernaan
Ibu
hamil
dikarenakan
akan
mengalami
perubahan
anatomi
banyak
dan
keluahan
fisologi
yang
system
pencernaan di antaranya adalah sebagi berikut:
(i) Konstipasi yang di sebabkan oleh hormone estrogen yang
semakin meningkat.
(ii) Perut kembung yang di sebabkan adanya tekanan uterus
yang membesar dalam rongga perut, sehingga mendesak
organ-organ pencernaan kearah atas dan lateral.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
36
(iii) Hemoroid yang di sebabkan oleh konstipasi dan naiknya
tekanan vena-vena di bawah uterus.
(iv) Panas perut (heart burn) yang terjadi akibat aliran balik
asam gastric ke dalam esophagus bagian bawah
(j) Sistem perkemihan
Vakularirasi meningkat membuat mucosa kandung kemih
menjadi mudah luka dan berdarah. Pembesaran kandung
kemih menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kemih
hanya berisi sedikit urine (Menurut Hutahaean (2013; h. 107109).
(3) Trimester III
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh
wanita, khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna serta
pada
payudara
(mammae).
Dalam
hal
ini
hormone
somatomammatropin, estrogen dan progesterone mempunyai
peranan penting. Perubahan yang terdapat pada ibu hamil antara
lain terdapat uterus, serviks uteri, vagina dan vulva, ovarium,
payudara, serta semua system tubuh.
(a) Uterus
Pada usia getasi 30 minggu, fundus uteri dapat di palpasi di
bagian tengah antara umbilicus dan statrum. Pada usia
kehmilan 38 minggu, uterus sejajr dengan tratum. Tuba uteri
tampak agak terdorong ke dalam di atas bagian tengah uterus.
Frekuensi dan kekuatan kontraksi atau segmen atas rahim
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
37
semakin meningkat. Oleh karena itu, segmen bawah uterus
berkembang lebih cepat dan meregangkan secara radial, yang
jika terjadi bersamaan sengan pembukaan serviks dan
pelunakan
jaringan
dasar
pelvis
akan
menyebabkan
presentasi janin memulai penurunanya ke dalam pelvis bagian
atas. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tinggi fundus yang
di sebut dengan lightening, yang mempengaruhi tekanan pada
bagian atas abdomen. Peningkatan uterus 1.000 gram dan
peningkatan ukuran uterus 30x22,5x20 cm.
(b) Serviks uteri
Serviks akan mengalami pelunakan atau pematangan
secara bertahap akibat bertambahnya aktivitas uterus selama
kehamilan, dan akan mengalami dilatasi sampai pada
kehamilan trimester III. Sebagian dilatasi ostrium sterna dapat
di deteksi secara klinis dari usia 24 minggu, dan pada
sepertiga primigravida, ostum interna akan terbuka pada
minggu ke 32. Enzim kolagenase dan prostaglatin berperan
dalam pematangan serviks.
(c) Vagina dan vulva
Pada kehamilan trimester III kadang terjadi peningkatan
rabas vagina. Peningkatan cairan vagina selama kehamilan
adalah normal. Cairan biasanya jernih. Pada awal kehamilan,
cairan ini biasanya agak kental, sedangkan pada saat
mendekati persalinan cairan tersebut lebih cair.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
38
(d) Mammae
Pada hamil trimester III, terkadang rembesan cairan
berwarna kekuningan dari payudara ibu disebut dengan
kolostrum. Hal ini tidak berbahaya dan merupakan pertandaan
bahwa payudara sedang menyiapkan ASI untuk menyusui
bayinya nanti. Progesterone menyebabkan putih menjadi lebih
menonjol dan dapat digerakan.
(e) Kulit
Perubahan warna kulit menjadi gelap terjadi pada 90% ibu
hamil. Sebelumnya, terdapat anggapan bahwa hal ini terjadi
karena
peningkatan
hormone
penstimulasi
melanosit
(melanosit stimulating hormone-MSH). Namun demikian,
estrogen dan progesterone juga dilaporkan mamiliki efek
penstimulasi melanosit dan sekarang menjadi penyebab
pigmentasi kulit. Hiperpigmentasi terlihat lebih nyata pada
wanita berkulit gelap dan terlihat area seperti aerola,
perineum, dan umbikalkus juga area yang cenderung
mengalami gesekan seperti aksila dan pada bagian dalam.
(f) Sistem kardiovaskuler
Kondisi tubuh yang dapat memiliki dampak besar pada
tekanan darah. Posisi telentang dapat menurunkan curah
jantung hingga 25%. Kompresi vena cava interior oleh uterus
yang membesar selama trimester ketiga mengakibatkan
menurunya aliran balik vena. Sirkulasi uteroplasma menerima
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
39
proporsi curah jantung yang terbesar, dengan aliran darah
meningkat dari 1-2% pada trimester pertama hingga 17% pada
kehamilan cukup bulan. Hal ini diwujudkan dalam peningkatan
aliran darah maternal ke dasar plasenta kira-kira 500 ml/menit
pada kehamilan cukup bulan.
(g) Sistem respirasi
Perubahan
hormonal
pada
trimester
tiga
yang
memengaruhi aliran darah ke paru-paru mengakibatkan
banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas. Ini juga di
dukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang
dapat
menekan
diafragma.
Akibat
pembesaran
uterus,
diafragma terdororng ke atas sebanyak 4 c, dan tulang iga
juga bergeser ke atas. Bentuk dada berubah karena tiap-tiap
diameter antereposterior dan transversal bertambah sekitar 2
cm, mengakibatkan ekpansi lingkar dada hingga 5-7 cm, iga
bagian bawah melebar. Akibat terdororng diafragma ke atas,
kapasitas paru total menurun 5%, sehingga ibu hamil merasa
susah bernafas. Peningkatan ini terjadi awal kehamilan dan
terus meningkat hingga cukup bulan. Biasanya pada 2-3
minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali
hamil akan merasakan lega dan bernafas lebih mudah.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
40
i)
Keluhan pada Kehamilan :
(1) Trimester 1 Menurut Hutahaean (2013; h. 77-80)
(a) Nyeri Epigastrik (Ulu Hati)
Nyeri ulu hati biasanya terjadi karena peningkatan hormon
estrogen dan progesteron sehingga motilitas otot polos
gastrointestinal menurun (GI), terjadi peningkatan asam
lambung yang akhirnya menyebabkan ulkus dan nyeri
epigastrik (ulu hati). Penanganan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi keluhan ibu hamil trimester pertama nyeri epigastrik
adalah sebagai berikut :
(i) Anjurkan ibu untuk menghindari makanan keras yang
susah dicerna, dan makanan yang merangsang seperti
pedas, lemak, dan mengandung gas.
(ii) Anjurkan ibu untuk makan-makan sedikit tetapi sering
(porsi kecil 5-6 kali sehari).
(b) Rasa Mual dan Muntah (Morning Sickness)
Ini terjadi pada bulan pertama kehamilan, timbul pada pagi
hari yaitu saat perut kosong. Penyebab belum diketahui
secara pasti, kemungkinan akibat dari perubahan hormonal.
Penanganana yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan
ibu hamil trimester pertama adalah sebagai berikut:
(i) Anjurkan ibu untuk menghindari perut kosong atau perut
dalam keadaan penuh /kenyang.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
41
(ii) Anjurkan ibu untuk menghindari rangsangan berupa baubauan.
(c) Mengidam
Peningkatan asupan kalori terjadi karena perubahan
psikologis selama kehamilan. Mengidam sering terjadi pada
bulan pertama kehamilan, akan tetapi menghilang dengan
semakin tuanya kehamilan. Penanganan yang dapat dilakukan
untuk mengatasi keluhan ibu ibu hamil tersebut adalah
sebagai berikut :
(i) Berikan nasehat akan makanan seimbang agar kebutuhan
nutrisi tercukupi.
(ii) Berikan pengawasan pada ibu untuk jenis makanan yang
tidak merugikan secara ketat.
(iii) Berikan asupan protein yang cukup.
(d) Gangguan berkemih
Biasanya pada bulan pertama kehamilan ibu merasa ingin
selalu buang air kecil. Ini terjadi karena kandung kemih
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Selain itu, juga
dipengaruhi oleh hormon aldosteron yang dapat meningkatkan
vaskularisasi pembuluh darah. Penanganan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi keluhan ibu hamil tersebut adalah
sebagai berikut.
(i) Anjurkan ibu untuk mengurangi minum saat akan tidur,
agar istirahat tidak terganggu.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
42
(ii) Anjurkan ibu untuk melakukan latihan kegel untuk
kekuatan otot pubis.
(iii) Bila ada keluhan saat BAK, maka segera rujuk ke dokter,
gunakan pembalut jika perlu.
(e) Obstipasi
Kesulitan BAB yang di alami oleh ibu hamil disebabkan
oleh kekuatan otot traktus digestivus menurun akibat pengaruh
hormon progesteron yang mengakibatkan motilitas saluran
pencernaan berkurang. Feses yang lebihlama di usus akan
menyebabkan absorbsi air meningkat, dan terjadi pengeringan
dari feses serta penekanan uterus terhadap kolon dan rektum.
Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan
tersebut adalah sebagai berikut :
(i) Anjurkan ibu untuk minum ± 6 gelas sehari.
(ii) Anjurkan ibu untuk diet mengandung tinggi serat.
(iii) Anjurkan ibu untuk lakukan latihan ringan.
(f) Epulis
Epulis merupakan keadaan hipertropi dan hiperemesis
pada
gusi.
Penanganan
yang
dapat
dilakukan
untuk
mengatasi keluhan tersebut adalah sebagai berikut :
(i) Berikan penjelasan bahwa hal ini adalah normal pada
setiap kehidupan akan berhenti secara spontan sebelum
melahirkan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
43
(ii) Lakukan perawatan gigi dan mulut yang baik. Anjurkan ibu
untuk menggunakan sikat yang lembut dan kumur air
hangat.
(iii) Anjurkan ibu untuk mengontrol gigi dengan teratur.
(g) Varises
Timbulnya varises dipengaruhi oleh faktor keturunan
dalam masa kehamilan selain itu juga faktor hormonal seperti
bendungana vena dalam panggul. Penanganan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut adalah sebagai
berikut :
(i) Anjurkan ibu untuk menghindari bekerja sambil berdiri
terlalu lama.
(ii) Anjurkan ibu untuk menghindari penggunaan pakaian
yang terlalu ketat.
(iii) Anjurkan ibu untuk meningkatkan kaki dan menghindari
menggantung tungkai sewaktu istirahat.
(h) Fluor Albus Meningkat
Fluor albus meningkat karena serviks dirangsang oleh
hormon
estrogen
dan
progesteron
sehingga
menjadi
hipertropi dan hiperaktif serta mengeluarkan banyak mukosa.
Umumnya peningkatan cairan dalam vagina pada kehamilan
tanpa sebab patologis dan sering tidak menimbulkan
keluahan.
Penanganan
yang
dapat
dilakukan
untuk
mengatasi keluhan tersebut adalah sebagai berikut :
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
44
(i) Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan vulva dan
pakaian dalam.
(ii) Anjurkan ibu untuk menggunakan pembalut wanita.
(iii) Rujuk kedokter bila pengeluaran cairan berlebihan dan
menyebabkan rasa gatal.
(i) Mudah Lelah, Malaise, dan Fatique
Tidak diketahuai penyebabnya dengan jelas, mungkin
adanya meningkatan estrogen dan progesteron, peningkatan
HCG, dan asupan nutrisi yang cukup. Penanganan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut adalah
sebagi berikut :
(i) Cegah terjadinya anemia.
(ii) Anjurkan ibu untuk meningkatkan asupan nutrisi yang
adekuat.
(iii) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian roboransia.
(j) Perubahan Payudara dan Perasaan Nyeri
Perubahan pada payudara dan adanya perasaan nyeri
disebabkan
oleh
hipertropi
kelenjar
payudara
dan
peningkatan vaskularisasi serta adanya hiperpigmentasi
areola dan putting susu yang disebabkan oleh stimulasi
hormon
melanophore
stimulating
hormone
(MSH).
Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluahn
tersebut adalah sebagai berikut :
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
45
(i) Anjurkan dan ajarkan ibu untuk menyokong payudara
dengan BH ibu hamil yang memiliki lapisa empuk
penahan payudara.
(ii) Anjurkan ibu untuk membersihka aerola dan putting susu
dengan air hangat serta body oil lalu keringkan.
(2) Trimester II Menurut Hutahaen (2013; h. 113-114)
(a) Kram otot
Kram otot yang kerap dialami oleh ibu hamil dengan usia
kehamilan sekitar 16-27 minggu atau trimester kedua di
sebabkan karena tekanan saraf pada ektremitas bawah oleh
uterus yang besar, kurangnya pencapaian darah pada sirkuler
perifer, serta penyerapan kalsium oleh janin yang meningkat
sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tulang dan gigi.
Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluahan
ibu
hamil
trimester
kedua
tersebut
adalah
dengan
berkolaborasi dalam pemberian kalsium serta menganjurkan
ibu untuk beristirahat dengan cukup.
(b) Anemia
Selain kram otot, anemia juga sering melanda ibu hamil.
Penyebab tersering sehingga terjadi anemia ini adalah
kurangnya nutrisi, zat besi, asam folat serta hemoglobinopati.
Penangana yang dapat dilakukan untuk keluhan ibu hamil
trimester dua adalah sebagai berikut. :
(i) Kolaborasi untuk mendapatkan zat besi dan vitamin C.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
46
(ii) Konsul tentang pemberian diet.
(iii) Anjurkan ibu untuk mencukupi kebutuhan nutrisisnya
secara adekuat.
(iv) Istirahat yang cukup.
(c) Perubahan Libido
Perubahan libido yang terjadi bisa dikarenakan pengaruh
psikologis, hormonal, maupun perubahan emosi. Penanganan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan ibu hamil
trimester kedua tersebut adalah sebagai berikut :
(i) Anjurkan ibu dan pasanganya membicarakan hubungan
seksual yang aman dan nyaman bagi ibu.
(ii) Anjurkan ibu untuk membangun komunikasi yang baik
dengan pasanganya.
(d) Pruritus
Pruritus yang dialami oleh ibu hamil masih belum diketahui
secara pasti penyebabnya. Penanganan yang dapat dilakukan
untuk mengatasi keluahan ibu hamil tersebut adalah sebagai
berikut :
Pastikan
ibu
hamil
kuku
pendek
dan
bersih
untuk
meningkatkna kesehatan dan mencegah terjadinya masalah
baru.
(i) Oleskan air hangat atau losion.
(ii) Hiperpigmentasi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
47
(3) Trimester III Menurut Hutahaean (2013; h. 150-152)
(a) Hemoroid
Hemoroid merupakan pelebaran vena dari anus. Hemoroid
dapat bertambah besar ketika kehamilan karena adanya
kongesti darah dalam rongga panggul. Relaksasi dari otot
halus pada bowel, memperbesar konstipasi dan tertahanya
gumpalan.
Penanganan
yang
dapat
dilakukan
utnuk
mengatasi keluhan ibu hamil trimeter ketiga tersebut adalah
sebagau berikut :
(i) Hindari konstipasi.
(ii) Beri rendaman hangat/dingin pada anus.
(iii) Bila mungkin gunakan jari untuk memasukkan kembali
hemoroid kedalam anus dengan pelan-pelan.
j)
Tanda Bahaya Kehamilan
Menurut (Mochtar,2012;h. 139-) komplikasi kehamilan :
(1) Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan
pada wanita hamil sampai menggangu pekerjaan sehari-hari
karena
keadaan
umumnya
menjadi
buruk,
karena
terjadi
dehidrasi.
(2) Toksemia Gravidarum
Klasifikasi :
Preeklamsi dan Eklamsi : preeklamsi dsn eklamsi merupakan
kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam
masa nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinurian dan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
48
edema yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu
tersebut
tidak
menunjukkan
tanda-tanda
kelainan-kelainan
vaskuler atau hipertensi sebelumnya.
(a) Preeklamsi
Preeklamsi dibagi menjadi 2 golongan yaitu preeklamsi
ringan dan berat:
(i) Preeklamsi ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:
tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur dari
posisi berbaring terlentang, atau kenaikan diastolik 15
mmHg atau lebih atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau
lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali
pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebanyak 6 jam,
edema umum, kaki, jari tangan, dan muka, atau kenaikan
berat badan 1 kg atau lebih per minggu.
(ii) Preeklamsi berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :
tekanan darah 160/110 mmHg, atau lebih, proteinuria 5 gr
atau lebih perliter, oliguria yaitu jumlah urine kuning dari
500 cc per 24 jam, adanya gangguan serebral, gangguan
visus, dan rasa nyeri di epigastrium, terdapat edema paru
dan sianosis.
(b) Eklamsi
Eklamsi dalam bahasa yunani berarti halilintar, karena
serangan kejang-kejang timbul tiba-tiba seperti petir.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
49
(c) Abortus (keguguran) Menurut Mochtar (2012; h. 150)
Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin
dapat
hidup
di
luar
kandungan.
Di
bawah
ini
dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang abortus.
Eastman : abortus adalah keadaan terputusnya suatu
kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar
uterus. Belum sanggup di artikan apabila fetus itu beratnya
terletak antara 400-1000 gram, atau usia kehamilan kurang
dari 28 minggu.
Jeffcoat : abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi
sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable
by law
Holmer : abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum
minggu ke 16 dimana proses plesentasi belum selesai.
Klasifikasi abortus (keguguran)
Abortus dapat dibagi atas dua golongan :
(i) Abortus spontan : Adalah abortus yang terjadi dengan
tidak di dahului faktor-faktor mekanis atau pun medisinalis,
semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.
(ii) Abortus provakatus (induced abortion) : Adalah abortus
yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan
maupun alat-alat.
Menurut (Mochtar, 2012; h. 151-152) macam-macam abortus
dapat dibagi atas :
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
50
(a) Abortus imminens , keguguran mengancam. Keguguran
belum terjadi sehingga kehamilan dapat dipertahankan
dengan cara : tirah baring, gunakan preparat progesteron,
tidak berhubungan badan, evaluasi secara berkala dengan
USG untuk melihat perkembangan janin.
(b) Abortus insipien, adalah proses keguguran yang sedang
berlangsun. Ditandai dengan adanya rasa sakit karena
telah terjadi kontraksi rahim untuk mengeluarkan hasil
konsepsi ostium bisa ditemukan sudah terbuka dan
kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.
(c) Abortus inkompletus (keguguran bersisa), hanya sebagian
dari hasil konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal
adalah desidua atau plasenta.
(d) Abortus kompletus, (keguguran lengkap), adalah seluruh
hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus), sehinnga
rongga rahim kosong.
(e) Missed abortion, adalah keadaan dimana janin yang telah
mati masih berada didalam rahim.
(d) Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan hasil konsepsi
berimplantasi diluar endrometrium rahim. Kehamilan ektopik
terganggu adalah kehamilan ektopik yang terganggu, dapat
terjadi abortus atau pecah dan hal ini dapat berbahaya bagi
wanita tersebut. Kehamilan heteritopik, adalah kehamilan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
51
intrauterin yang terjadi dalam waktu yang berdekatan dengan
kehamilan ektopik. kehamilan ektopik kombinasi adalah
kehamilan intrauterin yang terjadi pada waktu bersamaan
dengan kehamilan ekstrauterin. Kehamilan ektopik rangkap
adalah kehamilan untrauterin dengan kehamilan ekstrauterin
yang lebih dulu terjadi, tetapi janin sudah mati dan terjadi
litopedion. (Mochtar, 2012; h.159-160)
(e) Penyakit Trofoblas (mola hidatidosa)
Mola hidatidosa adalah jonjot-jonjot koridon (chorionoc villi)
yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil
yang mengandung banyak cairan sehinnga menyerupai buah
anggur, atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur
atau mata ikan. Kelainan ini merupakan neoplasma trofoblas
yang jinak. (Mochtar, 2012; h. 167)
1. Persalinan
a) Definisi
Persalinan asalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin+uri) yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan
lahir atau dengan jalan lain. (Mochtar, 2012; h. 69).
Persalinan (partus = labor) adalah proses penegeluaran produk
konsepsi yang viable melalui jalan lahir biasa (Mochtar 2012; h. 71).
Menurut Varney (2007; h.672), persalinan adalah rangkaian proses
yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
52
dimulai dengan kontraksi yang ditandai oleh perubahan pogresif pada
serviks, dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.
Jadi persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi mulai dari air
ketuban, janin sampai dengan plasenta. Mulai dari kenceng-kencenga
kala I sampai dengan kala IV.
b) Istilah yang berhubungan dengan persalinan
Menurut Mochtar (2012; h. 69) istilah yang berhubungan dengan
persalinan :
(1) Menurut cara persalinan
(a) Partus biasa (normal), disebut juga partus spontan, adalah
proses lahirnya bayi dengan LBK dengan tenaga ibu sendiri,
tanpa bantuan alat-alat, serta tidak melukai ibu dan bayi, yang
umunya berlangsug kurang dari 24 jam.
(b) Partus luar biasa (abnormal), ialah persalinan pervaginam
dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan
operasi kaesarea.
(2) Menurut tua (umur kehamilan)
(a) Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum
janin dapat hidup (viable)-berat janin dibawah 100g-tua
kehamilan dibawah 28 miggu.
(b) Partus prematurus adala pesalinan (pengeluaran) hasil
konsepsi pada kehamilan 28-36 minggu, janin dapat hidup
tetapi prematur, berat janin antara 1000-2500 gram.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
53
(c) Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada
kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat badan di atas
2500 gram.
(d) Partus postmatur (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2
minggu atau lebih setelah waktu partus yang ditaksirkan, janin
tersebut postmatur.
(e) Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung sangat
cepat, mungkin dikamar mandi, diatas becak, dan sebagainya.
(f) Partus
percobaan
adalah
suatu
persalinan
kemajuan
persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada tidaknya
disproporsi sevalopelvik.
(3) Gravida dan Para :
(a) Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil.
(b) Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama
kalinya.
(c) Para adalah seorang wanita yanag pernah melahirkan bayi
yang dapat hidup (viable).
(d) Nulipara
adalah
seorang
wanita
yang
belum
pernah
melahirkan bayi viable.
(e) Primipara adalah seorang wanita yang melahirkan bayi hidup
untuk pertama kali.
(f) Multipara
atau
pleuripara
adalah
wanita
yang
pernah
melahirkan bayi viable beberapa kali (sampai 5 kali).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
54
(g) Grandemultiparanadalah wanita yang pernah melahirkan bayi
6 kali atau lebih, hidup ataupun mati.
c) Tanda-tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadi persalinan yang sebenarnya, beberapa minggu
sebelumnya, wanita memasuki “bulan-nya” atau “minggu-nya” atau
“hari-nya” yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labor)
Menurut Mochtar, (2012; h. 70). Kala pendahuluan memberikan
tanda-tanda sebagai berikut:
(1) Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul, terutama pada primigravida,. Pada
multipara, hal tersebut tidak begitu jelas.
(2) Perut kelihatan lebih melebarar, fundus uteri turun.
(3) Sering buang air kecil atau sulit untuk berkemih (polakisurin)
karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
(4) Perasaan nyeri diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksikontraksi lemah uterus, kadang-kadang disebut “false labor
parins).
(5) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya
bertambah, mungkin bercampur darah (bloody show).
d) Tanda-tanda Inpartu
Menurut Mochtar, (2012; h. 70) tanda-tanda inpartu yaitu :
(1) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
55
(2) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks.
(3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
(4) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada
pembukaan.
e) Kala persalinan
Menurut Mochtar, (2012; h. 71-73)
(1) Kala I (kala pembukaan)
Kala I persalinan dimualai sejak terjadinya kontraksi uterus
yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga
serviks membuka lengkap (10 cm).inpartu (partus mulai) ditandai
dengan keluarnya lendir bercampur darah (blooyd show) karena
serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement).
Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler disekitar
kanalis serviks akibat pergeseran ketika serviks mendatar dan
membuka.
Kala pembukaan dibagi atas 2 fase :
(a) Fase laten : pembukaan serviks yang berlangsung lambat
sampai 3 cm, lamanya 7-8 jam.
(b) Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub
face yaitu :
(i) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
56
(ii) Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam,
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
(iii) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2
jam pembukaan menjadi 10 cm (lengkap)
Tabel 2.2 perbedaan pembukaan serviks primigravida dan
multigravida.
Fase-fase yang dikemukakan di atas dijumpai pada primigravida.
Perbedaan
pembukaan
serviks
pada
primigravida
dengan
multigravida adalah sebagai berikut:
Primi
Multi
Serviks mendatar (effacement)
Mendatar dan membuka dapat
dulu,
terjadi bersamaan, berlangsung
baru
berdilatasi
berlangsung 13-14 jam
6-7 jam.
Sumber : Rustam Mochtar, 2012
(2) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat,cepat, dan
lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan
masuk keruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otototot dasar panggul yang melalui lengkingan refleks menimbulkan
rasa mengedan. Karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti
mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his,
kepala janin muali kelihatan, vulva membuka, dan prineum
menegang. Dengan his dan mengedan yang terpimpin, akan lahir
kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada prii
berlangsung selam 1 ½ -2 jam, pada multi ½-1 jam.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
57
(3) Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
Setelah bayi lahir,
kontraksi rahim beristirahat sebentar.
Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi
plasenta yang menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya.
Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran
uri. Dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong
ke dalam vagina, dan akan lahir spontan atau dengan sedikit
dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses
biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
(4) Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi
dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadap
bahaya perdarahan postpartum. Lamanya persalinan pada primi
dan multi dapat dilihat pada kotak di atas.
f)
Pemeriksaan Sebelum Bersalin
Menurut Mochtar, (2012; h. 77) pemeriksaan wanita yang hendak
bersalin yaitu :
(1) Pemeriksaan umum
Tekanan darah, nadi, pernafasan, refleks, jantung, paru,-paru,
berat badan, tinggi badan dan sebagainya.
(2) Pemeriksaa status obstetrikus
Letak dan posisi janin, taksiran berat badan janin, denyut jantung
janin, his dan sifat-sifatnya.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
58
(3) Pemeriksaan dalam
Adanya masa atau tidak, konsistensi portio, pembukaan serviks,
turunnya kepala, ketuban sudah pecah atau belum, adakah yang
menumbung, terdapat moulage atau tidak, UUK berada di jam
berapa.
(4) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan urine protein, dan gula, pemeriksaan golonga darah,
Hb.
(5) Palpasi bagi ibu
Palpasi abdomen, menganjurkan untuk mengosongkan kandung
kemih.
(6) Pemeriksaan semua alat untuk persalinan biasa.
g) Langkah Asuhan Persalinan Normal (Menurut Shofa Ilmiah, 2016; h.
152-161) yaitu:
1) Mendengar dan melihat tanda kala dua
(a) Ibu merasa ada dororngan kuat dan meneran (doran)
(b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rektum dan vagina (teknus)
(c) Perineum tampak menonjol (perjol)
(d) Vulva dan sfingter ani membuka (vulka)
(a) Menyiapkan pertolongan persalinan
2) Pastikan
perlengkapan
peralatan,
bahan
dan
obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksanaan
komplikasi ibu dan BBL.(untuk asfiksia, sediakan tempat datar
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
59
dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60
watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi) menggelar kain diatas
perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi, siapkan
oksitosin 10 unit dan spuit steril sekali pakai didalam partus set.
3) Pakai celemek plastik.
4) Mencuci tangan (sekitar 15 detik) dan keringkan dengan tisu /
handuk.
5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang digunakan untuk
PD.
6) Memasukan oksitosin kedalam spuit (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT / steril, pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada spuit).
b) Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
7) Membersihkan vulva dan perinium, mengusapkannya dengan
hati-hati dari depan ke belakang dengan menggnakan kapas
DTT.(jika introitus vagina, perinium atau anus terkontaminasi
tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang,
buang kapas yang terkontaminasi, dan ganti sarung tangan jika
terkontaminasi dan letakkan dalam larutan klorin 0,5 %).
8) Lakukan pemeriksaan dalam (PD) untuk memastika pembukaan
lengkap (bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan
sudah lengkap, lakukan amniotomi).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
60
9) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%
selama10 menit.
10) Periksa DJJ setelah kontraksi / saat relaksasi uterus untuk
memastikan
bahwa
DJJ
dalam
batas
normal
(120-160
x/menit).(mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal,
mendokumentasikan hasil PD, DJJ dan semua hasil penilaian
serta asuhan lainya pada partograf).
c) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbigan
meneran.
11) Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman
dan sesuai dengan keinginannya.(tunggu hingga timbul rasa ingin
mengeran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu
dan janin serta dokumentasikan hasil temuan, dan jelaskan pda
anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran
secara benar).
12) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada
rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke
posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman).
13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada
dorongan kuat untuk meneran.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
61
(a) Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.
(b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki
cara meneran apabila caranya tidak sesuai.
(c) Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya,
kecuali posisi terlentang dalam waktu lama, anjurkan ibu
untuk istirahat diantara kontraksi.
(d) Anjurkan keluarga memberikan dukungan dan semangat
untuk ibu, berikan asupan cairan peroral yang cukup.
(e) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai, segera rujuk jika
bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit
meneran
(primigravida)
atau
60
menit
meneran
(multigravida).
14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam 60 menit.
a) Persiapan pertologan kelahiran bayi
15) Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16) Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 sebagian dibawah bokong
ibu.
17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan
18) Pakai sarung tangan DTT pakai kedua tangan.
e) Persiapan pertolongan kelahiran bayi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
62
Lahirnya kepala bayi
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva, dan lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan kering.(tangan yang lain menahan kepala
bayi untuk menahan posisi defleksi dan membanu lahirnya
kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas
cepat dan dangkal)
20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses
kelahiran bayi.
21) Tuggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahirnya bahu
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
bipariental. (anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
;embut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
dengan muncul di bawah arkus pubis dan kemungkinan gerakkan
ke arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang).
Lahirnya badan dan tungkai
23) Setelah kedua bahu lahir , geser tangan bawah ke arah perineum
ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Gunakkan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan
dan siku sebelah atas.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
63
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut kepunggung, bokong, tungkai dan kaki serta pegang
masing-masing kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.
f)
Penanganan bayi baru lahir
25) Lakukan penilaian selintas
(a) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa
kesulitan?
(b) Apakah bayi bergerak aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap
lakukan langkah resusitasi (lanjut kelangkah resusitasi pada
bayi asfiksia BBL).
26) Keringkan tubuh bayi
Keringkan bayi mulai dari mata, kepala,muka bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks
caseosa. Ganti handuk yang basah dengan handuk yang kering.
Biarkan bayi di atas perut ibu.
27) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus (hamil tunggal).
28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10
unit IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukkan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
64
30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem
kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong tali pusat kearah distal
(ibu) dan jempit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem
pertama.
31) Pemotongan dan pengikatan tali pusat
(a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat
diantara 2 klem tersebut.
(b) Ikat tali pusat dengan benang DTT/ steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang
tersebut
dan
mengikatnya dengan simpul kunci dengan sisi lainnya.
(c) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan.
32) Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi, letakkan bayi
tengkurapdi dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel di dada/ perut ibu. Usahakan kepala bayi berada
diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting
payudara ibu.
33) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi
dikepala bayi.
g) Penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga
34) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
65
35) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisi, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah baik
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas
(dorso kranial) secra hati-hati (untuk mencegah inversio uteri)
(a) Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur diatas.
(b) Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan plasenta
37) Lakukkan penegangan tali pusat dan dorongan dorso kranial
hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong
menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke
arah atas, mengikuti proses jalan lahir (tetap lakukan tekanan
dorso kranial).
(a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
(b) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat :
(1) Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
(2) Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih parah
(3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
(4) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
66
(5) Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir
atau bila terjadi perdarahan segera lakukan plasenta
manual.
38) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta
dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilih kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada
wadah yang telah disediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT/ steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakkan jari-jari
tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian
selaput yang tertinggal.
Rangsangan taktil (masase) uterus
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras).
Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi
setelah 15 detik masase.
h) Menilai perdarahan
40) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta
kedalam kantung plastik dan tempat khusus.
41) Evaluasi kemungkinan laserasi pasa vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. Bila
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
67
ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan
penjahitan.
i)
Melakukan prosedur pasca persalinan
42) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
43) Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit dada ibu paling
sedikit 1 jam.
(a) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi dini
dalam waktu 30 menit- 60 menit.
(b) Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit.
(c) Bayi cukup menyusu dari satu payudara.
(d) Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu.
44) Setelah satu jam, lakukan penimbangan atau pengukuran bayi,
beri tetes mata, antibiotik, profilaksis dan vitamin K, 1 mg dipaha
kiri anterolateral.
45) Setelah satu jam pemberian vitamin K, berikan suntikan imunisasi
hepatitis B dipaha kanan anterolateral.
j)
Evaluasi
46) Lanjutkan pemantaun kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.
(a) 2-3 kali dalam 15 menit pertaman pasca persalinan.
(b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
(c) Setiap 20-30 menit pasca persalinan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
68
(d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan
asuhan yang sesuai untuk menatalaksanakan atonia uteri.
47) Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
48) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
selama jam kedua pasca persalinan.
(a) Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2
jam pertama pasca persalinan.
(b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal.
50) Periksa kembali bayi untu memastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik (40-60x/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5).
k) Kebersihan dan keamanan
51) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi.
52) Buang baha-bahan yang terkontaminasi ketempat yang sesuai.
53) Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa
cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian
yang bersih dan kering.
54) Pastikan ibu merasa aman dan nyaman. Bantu ibu memberikan
ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan
makanan yang diinginkan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
69
55) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
56) Celupkan sarung tangun kotor ke dalam larutan klorine 0,5%,
balik bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
57) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
l)
Dokumentasi
58) lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa
tanda-tanda vital dan asuhan kala IV.
h) Fakor-faktor yang berperan dalam persalinan
Menurut Mochtar (2012; h. 70) faktor-faktor yang berperan dalam
persalinan yaitu :
(1) Kekuatan mendorong janin keluar (power)
(a) His (kontraksi uterus).
(b) Kontraksi otot-otot dinding perut.
(c) Kontraksi diafragma.
(2) Faktor janin.
(3) Faktor jalan lahir.
i)
Komplikasi Dalam Persalinan
Menurut Mochtar (2012; h. 213) komplikasi dalam persalinan yaitu :
(1) Distosia Karena Kelainan His (Power)
Distosia Karena Kelainan His (Power) adalah his yang tidak
normal, baik kekuatan maupun sifatnya, sehingga menghambat
kelancaran persalinan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
70
Penangananya : pemeriksaan keadaan serviks, presentasi dan
porsi janin, turunnya bagian terbawah janin dan keadaan panggul
dan berikan oksitosin drip 5-10 satuan dalam 500 cc, dimulai
dengan 12 tetes per menit, dinaikkan setiap 10-15 menit sampai
40-50 tetes per menit. Maksud dari pemberian oksitosin adalah
upaya karena serviks dapat terbuka.
(2) Distosia karena kelainan jalan lahir
(3) Partus percobaan
Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan,
untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya disproporsi
sefalo-pelvik.
(4) Distosia serviks
Adalah terhalangnya kemajuan persalinan karena kelainan
pada serviks uteri.
Penanganan bila setelah pemberian obat-obatan seperti valium
dan petidin tidak merubah sifat kekuatan, tindakan kita adalah
melakukan secsio sesarea.
(5) Kelainan pada letak kepala
Adalah bagian terbawah puncak kepala, dan pemeriksaan
dalam teraba UUB yang paling rendah, dan UUB sudah berputar
kedepan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
71
j)
Asuhan Persalinan
(1) Asuhan dalam persalinan menurut (JNPK-KR, 2008), yaitu :
(a) Asuhan
dalam
kala
I
adalah
memberikan
dukungan
emosional, membantu ibu mengatur posisi, memberikan
cairan dan nutrisi, keleluasan untuk menggunakan kamar
mandi secara teratur, dan pencegahan infeksi (JNPK-KR,
2008; h. 54).
(b) Asuhan dalam kala II
(i) Anjurkan agar ibu selalu didampingi keluarga saat proses
persalinan, dari dukungan suami, orang tua, kerabat
sangat dibutuhkan ibu saat menjalani proses persalinan.
(ii) Anjurkan keluarga ikut terlibat untuk memberikan asuhan
sayang ibu, seperti mengganti posisi, memberi makan,
minum, dan teman bicara dan memberikan dukungan
semangat.
(iii) Penolong persalinan dapat memberikan semangat dan
dukungan kepada ibu bersalin.
(iv) Tenteramkan
hati
ibu
dalam
menghadapi
masa
persalinan kala II.
(v) Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman.
(vi) Setelah pembukaan lengkap anjurkan ibu untuk meneran
berkepanjangan dan menahan nafas. Anjurkan ibu
beristirahat diantara kontraksi.
(vii) Anjurkan ibu untuk minum selama persalinan kala II.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
72
(viii)
Adakalanya ibu merasa khawatir dalam menjalani
kala II persalinan, berikan rasa aman dan semangat serta
tenteramkan hatinya saat proses persalinan berlangsung
dengan memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
(misal, tekanan darah, DJJ, periksa dalam).
(ix) Menolong kelahiran bayi (JNPK-KR, 2008; h. 81).
(c) Asuhan dalam kala III adalah membantu proses lahirnya
plasenta.
(d) Asuhan kala IV
(i) Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus,
untuk
merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat.
(ii) Evaluasi tinggi fundur uteri dengan meletakkan jari tangan
anda secara melintang dengan pusat sebagai patokan.
Umumnya, fundus uterus setinggi atau beberapa jari
dibawah pusat.
(iii) Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
(iv) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi
atau episiotomi).
(v) Evaluasi keadaan umum ibu.
(vi) Membersihkan dan merapikan ibu agar ibu merasa
nyaman.
(vii) Dokumentasikan semua asuhan persalinan (JNPK-KR,
2008; h. 114).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
73
2. Nifas
a) Definisi
Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai
dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti
prahamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 2012; h. 87).
Menurut Sukarni dan Elizabeth (2012; h. 315) yang dimaksud
dengan nifas adalah setelah kelahiran bayi dan pengeluaran plasenta,
dan pada nifas ini ibu menglami suatu periode pemulihan kembali
kondisi fisik dan psikologinya. Yang diharapkan pada 6 minggu
setelah melahirkan adalah semua sistem dalam tubuh ibu akan pulih
dari berbagai pengaruh kehamilan dan kembali pada keadaan
sebelum hamil.
Masa nifas merupakan dimana setelah 2 jam kelahiran plasenta
dan kala IV, masa ini adalah masa yang digunakan untuk ibu dalam
pemulihan keadaan fisiknya, dan berlangsung selama 40 hari.
b) Tahapan Masa Nifas
Nifas dibagi dalam 3 periode Menurut Mochtar, (2012; h. 87) yaitu :
(1) Puerperium dini yaitu kepulihan saat ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah
bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
(2) Puerperium intermediat, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia yang lamanya 6-8 minggu
(3) Puerperium lanjut, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
kembali sehat sempurna, terutama jika selama hamil atau sewaktu
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
74
persalinan timbul komplikasi. Waktu untuk mencapai kondisi sehat
sempurna dapat berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.
Tabel 2.3 tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi
Involusi
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
Tinggi fundus uteri
Setinngi pusat
2 jari bawah pusat
Pertenghan
pusat
simfisis
Tidak teraba di atas
simfisis
Bertambah kecil
Sebesar normal
2 minggu
6 minggu
8 minggu
Berat uterus
1000 gram
750 gram
500 gram
350 gram
50 gram
30 gram
Sumber : Rostam Mochtar, 2012
c) Involusi Alat-Alat Kandungan
Involusi alat-alat kandungan menurut Mochtar, (2012; h. 87-88) yaitu :
(1) Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (berinvolusi) hingga
akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
(2) Bekas implantasi plasenta mengecil karena kontraksi dan
menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2
minggu menjadi 3,5 cm, pada mingggu ke enam 2,4 cm dan
akhirnya pulih.
(3) Luka-luka pada jalan lahir jika tidak disertai infeksi akan smebuh
dalam 6-7 hari.
(4) Rasa nyeri yang disebut after pains (merian atau mulas-mulas)
disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca
persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal
tersebut dan jika terlalu menggangu dapat diberikan obat-obat anti
nyeri dan anti mulas.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
75
(5) Lokia adalah caira sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas dibagi dalam beberapa yaitu :
(a) Lokia rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan
mekonium, selama 2 hari pasca persalinan.
(b) Lokia Sanguinolenta : berwarna merah kuning, berisi darah
dan lendir, hari ke 3-7 pasca persalinan.
(c) Lokia serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi
pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
(d) Lokia alba : cairan putih, selama 2 minggu.
(e) Lokia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah
berbau busuk.
(f) Lakiostatis : loki tidak lancar keluarnya.
(6) Serviks setelah persalinan, berbentuk serviks agak menganga
seperti corong, berwarna merah kehitaman. Konsistenta lunak,
kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi
lahir, tangan masih bisa dimasukkan ke rongga rahim, setelah 2
jam, dapat dilalui oleh 2-3 jari, dan setelah 7 hari, hanya dapat
dilalui 1 jari.
(7) Ligamen-ligamen. Ligamen, vascia dan diafragma pelvis yang
meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara
berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali. Akibatnya, tidak
jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi karena
ligamentum rotundom menjadi kendor.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
76
d) Perawatan Pasca Persalinan
Menurut Mochtar, (2012; h.88) perawatan pacsa persalinan, yaitu :
(1) Mobilisasi : karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur
terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Setelahnya, ibu boleh
miring-miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya
Trombosis
dan
Tromboemboli.
Pada
hari
kedua,
ibu
diperbolehkan dududk, hari ketiga berjalan-jalan, dan hari
keempat atau kelima sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi
tersebut memiliki variasi, bergantung pada komplikasi persalinan,
nifas, dan sembuhnya luka-luka.
(2) Diet : makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori.
Sebaiknya makan-makanan yang mengandung protein, banyak
cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
(3) Miksi : hendaknya buang air kecil dapat dilakukkan sendiri
secepatnya.
Kadang-kadang
wanita
mengalami
kesulitan
berkemih karena sfingteruretra ditekan oleh kepala janin dan
spasme akibat iritasi Musculus Sfingterani selama persalinan, juga
karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama
persalinan. Apabila kandung kemih penuh dan wanita sulit
berkemih, sebaiknya dilakukan katererisasi.
(4) Defekasi : buang air besar harus dilakukkan 3-4 hari pasca
persalinan. Apabila masih sulit buang air besar dan terjadi
obstipasi apabila buang air besar keras dapat diberikan obat
Laksatif oral atau Per rektal.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
77
(5) Perawatan Payudara (mamma) : perawatan mamma telah dimulai
sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, dan tidak keras,
dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayi. Apabila bayi
meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara pembalutan
mamma sampai tertekan.
(6) Laktasi : untuk menghadapi masa laktasi, sejak kehamilan telah
terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma yaitu :
(a) Poliferasi
jaringan
pada
kelenjar-kelenjar,
alveoli,
dan
bertambahnya jaringan lemak.
(b) Pengeluaran cairan susu jolong (kolostrum), yang berwarna
kuning-putih susu, dari duktus Laktiferi, Hipervaskularisasi
pada permukaan dan bagian dalam vena-vena berdilatasi
sehingga tampak lemas.
(c) Setelah
persalinan,
Progesteron
hilang
pengaruh
sehingga
sipresi
timbul
Estrogen
pengaruh
dan
hormon
Laktogenik (LH) atau prolakitn yang akan merangsang air
susu.
Disamping
itu,
pengaruh
oksitosin menyebabkan
Mioepitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar.
Produksi akan banyak sesudah 2-3hari pasca persalinan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
78
e) Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas
Menurut Elisabeth, (2015; h. 63-68) perubahan fisiologis pada masa
nifas yaitu :
(1) Sistem Kardiovaskuler
Denyut jantung, volume dan curah jantung meningkat segera
setelah melahirkan karena terhentinya aliran darah ke plasenta
yang mengakibatkan beban jantung meningkat yang dapat diatasi
dengan haemokonsentrasi sampai volume darah kembali normal,
dan pembuluh darah kembali ke ukuran semula.
(2) Sistem Haematologi
Hari pertama masa nifas kadar fibrinogen dan plasma sedikit
menurun, tetapi darah lebih kental dengan peningkatan viskositas
sehingga meningkatkan pembekuan darah. Haematokrit dan
haemoglobin pada hari ke 3-7 setelah persalinan. Masa nifas
bukan masa penghancuran sel darah merah tetapi tambahantambahan akan menghilang secara perlahan sesuai dengan waktu
hidup sel darah merah. Pada keadaan tidak ada komplikasi,
keadaan haemaktokrit dan haemoglobin akan kembali pada
keadaan normal seperti sebelum hamil dalam 4-5 minggu post
partum.
(3) Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama,
kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli
sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
79
tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah yang besar
akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan.
Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat
menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok.
Keadaan ini menyebabkan diuteris, ureter yang berdilatasi akan
kembali normal dalam tempo 6 minggu.
(4) Sistem Gastrointestinal
Kerap kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum fatal usus
kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah
melahirkan namun asupan makanan juga mengalami penurunan
selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus
bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan
enema.
Rasa
sakit
diderita
perineum
dapat
menghalangi
keinginan ke belakang.
(5) Sistem Endoktrin
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post
partum. Progesteron turun pada hari ke 3 postpartum. Kadar
prolaktin dalam darah berangsur-angsyr hiang.
(6) Sistem Muskulosklebel
Ambulasi pada umumnya di mulai 4-8 jam post partum.
Ambulasi dini sangat membantu untuk mncegah komplikasi dan
mempercepat proses involusi.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
80
(7) Sistem Integumen
(a) Penurunan melanin umunya setelah persalinan menyebabkan
berkurangnya hyperpigmentasi kulit.
(b) Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena
kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen menurun.
f)
Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas
Menurut Elisabeth, (2015; h. 78-80) perubahan psikologis pada
masa nifas yaitu :
Wanita hamil akan mengalami perubahan psikologis yang nyata
sehingga memerlukan adaptasi. Perubahan mood seoerti sering
menangis, lekas marah, dan sering sedih atau cepat berubah menjadi
senang merupakan manisfestasi dari emosi yang labil. Proses
adaptasi berbeda-beda antara satu ibu dengan yang lain. Pada awal
kehamilan ibu beradaptasi menerima bayi yang dikandungnyasebagai
bagian
dari
dirinya.
Perasaan
gembira
bercampur
dengan
kekhawatiran dan kecemasan mengahadapi perubahan peran yang
sebentar lagi akan dijalani.
Beberapa faktor yang berperan dalam penyesuaian ibu antara lain:
(1) Dukungan keluarga dan teman.
(2) Pengalaman waktu melahirkan, harapan dan aspirasi.
(3) Pengalaman merawat dan membesarkan anak sebelumnya.
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas
adalah sebagai berikut :
(1) Fungsi menjadi orang tua.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
81
(2) Respons dan dukungan dari keluarga.
(3) Riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan.
(4) Harapan, keinginan dan aspirasi saat hamil dan melahirkan.
g) Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas yaitu :
(1) Fase taking in
Fase taking in yaitu periode ketergantungan, berlangsungdari
hari pertama sampai haru kedua melahirkan. Pada fase ini ibu
sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang
kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal
sampai akhir. Ibu perlu berbicara tentang dirinya sendiri.
Ketidaknyamanan fisik yang di alami ibu pada fase ini seperti
mulas, nyeri pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan merupakan
sesuatu yang tidak dapat dihindari. Hal tersebut membuat ibu
perlu cukup intirahat untuk mencegah gangguan psikologis yang
mungkin dialami, seperti menangis, mudah tersinggung. Hal ini
membuat ibu cenderung lebih pasif terhadap lingkunganya.
Gangguan psikologis yang mungkin irasakan ibu adalah :
(a) Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan
tentang bayinya misal jenis kelamin tertentu, warna kulit, jenis
rambut dan lainnya.
(b) Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang
dialami ibu misal rasa mulas karena rahim berkontraksi untuk
kembali pada keadaan semula, payudara bengkak, nyeri pada
luka jahitan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
82
(c) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.
(d) Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara
merawat bayi dan cenderung melihat saja tanpa membantu.
Ibu akan merasa tidak nyaman karena sebenarnya hak
tersebut tanggung jawab ibu semata.
(2) Fase taking hold
Fase taking hold adalah periode yang berlangsung antara 3-10
hari setelah melahirkan. Pada fase ini timbul rasa kekhwatiran
akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam
merawat bayi. Ibu mempunyai peran sangat sensitif, sehingga
mudah tersinggung dan marah.Dukungan moril sangat dipelukan
untuk menumbuh kepercayaan diri.
(3) Fase letting go
Fase letting go adalah periode menerima tanggung jawab akan
peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu sudah
mulai menyesuaikan dirinya dengan ketergantungan bayinya. Ibu
memahami bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk
memenuhi kebutuhan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan
bayinya sudah meningkat pada fase ini. Ibu akan lebih percaya diri
dalam menjalani peran barunya. Pendidikan kesehatan yang
diberikan pada fase sebelumnya akan sangat berguna bagi
ibunya. Ibu lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan
bayainya.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
83
h) Komplikasi Dalam Masa Nifas
Menurut Mochtar, (2012; h. 285) komplikasi dalam masa nifas yaitu :
(1) Sub-involusi Uterus
Adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana
berat rahim dari 1000 gr saat setelah bersali, menjadi 40-60 gr 6
minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu
disebut sub-involusi.
(2) Perdarahan nifas sekunder
Yaitu perdarahan yang terjadi setelah lebih dari 24 jam postpartum
dan biasanya terjadi pada minggu kedua nifas.
(3) Flegmasia alba dolens
Yaitu suatu tromboflebitis yang mengenai satu atau kedua vena
femoralis.
(4) Mastitis
Adalah suatu peradangan pada payudara disebabkan kuman,
terutama staphylococcus aureus melalui luka pada puting susu,
atau melalui peredaran darah.
Penanganan
:
penyusuan
bayi
dihentikan,
kompres
dan
pengurutan ringan untuk menyongkong payudara bila panas dan
nyeri berikan obat-obat anti panas dan analgetika.
i)
Kunjungan Nifas
Kunjungan Masa Nifas (Profil Kesehatan Indonesia, 2015)
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada
ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
84
sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan
tiga hari pasca persalinan, pada hari ke empat sampai dengan hari
ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke42 pasca persalinan.
Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan terdiri dari :
(1) Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu);
(2) Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri);
(3) Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain;
(4) Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif;
(5) Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan
ibu nifas dan bayibaru lahir, termasuk keluarga berencana;
(6) Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.
Tujuan dilakukannya kunjungan nifas menurut Siwi Walyani dan
Purwoastuti (2015; h. 5) :
(1) Kunjungan nifas 1 (KF 1)
(a) Mencegah terjadinya perdarahan pada maa nifas
(b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan
memberikan rujukan bila perdarahan berlanjut
(c) Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota
keluarga mengenai bagaimana mencegah perdarahan masa
nifas perdarahan masa nifas karena atonia uteri
(d) Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu
(e) Mengajarkan ibu untuk mempererat hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
85
(f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
(2) Kunjungan nifas 2 (KF 2)
Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilicus tidak ada perdarahan abnormal, dan
tidak ada bau
(a) Menilai tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan pasca
melahirkan
(b) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan
istirahat
(c) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tandatanda penyulit
(d) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada
bayi, cara merawat tali pusat, dan menjaga bayi agar tetap
hangat
(3) Kunjungan nifas 3 (KF 3)
(a) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilikus tidak ada perdarahan, dan tidak ada
bau
(b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan
pascamelahirkan
(c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan
istirahat
(d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tandatanda penyulit
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
86
(e) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada
bayi, cara merawat tali pusat, dan menjaga bayi agar tetap
hangat
(f) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami
atau bayinya
(g) Memberikan konseling untuk KB secara dini
3. BBL (Bayi Baru Lahir)
a) Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan
37-42 minggu dengan berat badan lahir 2500-4000 gram (Menurut
Sondakh 2013; h. 150).
Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42
minggu dengan berat badan sekitar 2500-4000 gram dan panjang
badan sekitar 50-55 cm (Menurut Sondakh 2013; h. 150).
Bayi baru lahir adalah janin yang baru saja keluar dari rahim ibu
dan mulai beradaptasi dengan keadaan diluar rahim, dan lahir dengan
normal dan tanpa adanya permasalahan yang dialami bayi tersebut.
b) Bayi Baru Lahir Normal
Dikatakan Bayi Baru Lahir dikatakan normal jika termasuk dalam
kriteria sbagai berikut (Menurut Sondakh 2013; h. 150)
(1) Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram.
(2) Panjang bdan bayi 48-50 cm.
(3) Lingkar dada bayi 32-34 cm.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
87
(4) Lingkar kepala bayi 33-35 cm.
(5) Bunyi jantung dalam menit pertama ±180 kali/menit, kemudian
turun sampai 140-120 kali/menit pada saat bayi berumur 30 menit.
(6) Pernafasan
cepat
pada
menit-menit
pertama
kira-kira
80
kali/menitdisertai pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal
dan interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.
(7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan di lapisi verniks kaseosa.
(8) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik.
(9) Kuku telah agak panjang dan lemas
(10) Genetalia testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora
telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan).
(11) Reflek isap, menelan, dan moro telah membentuk.
(12) Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam
pertama. Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan
lengket.
c) Adaptasi fisiologis BBL Terhadap Kehidupan di Luar Uterus (Menurut
Sondakh 2013; h. 150-157) yaitu :
(1) Periode Transisi Pada Bayi Baru Lahir
Menurut Sondakh (2013; h. 150-151) bahwa periode transisi pada
Bayi Baru Lahir yaitu :
(a) Periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6-8 jam
pertama kehidupan, yang akan dilalui oleh seluruh bayi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
88
dengan mengabaikan usia destasi atau sifat persalinan atau
melahirkan.
(b) Pada periode pertama reaktivitas (segera setelah lahir). Akan
terjadi pernafasan cepat (dapat mencapai 80 kali /menit) dan
pernafasan cuping hidung yang berlansung sementara,
retraksi serta suara seperti mendengur dapat terjadi. Denyut
jantung dapat mencapai 180 kali/menit selama beberapa menit
kehidupan.
(c) Setelah respon awal ini, Bayi Baru Lahir ini akan menjadi
tenang, relaks, dan jatuh tertidur. Tidur pertama ini (dikenal
sebagai fase tidur) terjadi dalam dua jam setelah kelahiran dan
berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.
(d) Periode kedua reaktivitas, dimulai ketika bayi bangun, ditandai
dengan respon berlebihan terhadap stimulasi, perubahan
waran kulit dan merah muda menjadi agak sianosis dan
denyut jantung cepat.
(e) Lendir mulut dapat menyebabkan masalah yang bermakan,
misalnya terdesak/aspirasi, tercekik dan batuk.
(2) Adaptasi pernafasan
Adaptasi pernafasan menurut Sondakh, (2013; h. 151) yaitu :
(a) Pernafasan awal dipicu oleh faktor fisik, sensorik, dan kimia.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
89
(i) Faktor-faktor fisik
Meliputi asuhan yang diprlukan untuk mengembangkan
paru-paru dan mengisi alveolus yang kolaps (misalnya
perubahan dalam gradien tekanan).
(ii) Faktor-faktor sensorik
Meliputi suhu, bunyi, cahaya, suara, dan penurunan suhu.
(iii) Faktor-faktor kimia
Meliputi perubahan dalam darah (misalnya penururnan
kadar
oksigen,
peningkatan
karbon
dioksida,
dan
penurunan ph). Sebagai akibat asfiksia sementara selama
kehamilan.
(b) Frekuensi pernafasan bayi baru lahir berkisar 30-60 kali/menit.
(c) Sekresi lendir mulut dapat menyebabkan bayi batuk dan
muntah, terutama selama 12-18 jam pertama.
Bayi baru lahir lazimnya bernafas melalui hidung. Respons
refleks terhadap obstruksi nasal dan membuka mulut untuk
mempertahankan jalan nafas tidak ada pada sebagian besar
bayi sampai 3 minggu setelah kelahiran.
Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu
30 detik sesudah kelahiran. Pernafasan ini timbul akibat
aktivitas normal sistem saraf pusat dan parifer yang dibantu
oleh beberapa rangsangan lainnya. Semua ini menyebabkan
perangsangan pusat pernafasan dalam otak yang melanjutkan
rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma serta
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
90
otot-otot pernafasan lainnya. Tekanan rongga dada bayi pada
saat melalui jalan lahir per vaginam mnegakibatakn paru-paru
kehilangan 1/3 dari cairan yang terdapat di dalamnya,
sehingga tersisa 80-100 Ml. Setelah bayi lahir, cairan yang
hilang tersebut akan diganti dengan udara.
(3) Adaptasi kardiovaskuler
Menurut Sondakh, (2013; h. 151-152) adaptasi kardiovaskuler
pada bayi baru lahir yaitu :
(a) Berbagai perubahan anatomi berlangsung setelah lahir.
Beberapa perubahan terjadi dengan cepat, dan sebagian lagi
terjadi seiring dengan waktunya.
(b) Sirkulasi perifer lambat, yang menyebabkan akrosianosis
(pada tangan, kaki, dan sekitar mulut).
(c) Denyut nadi berkisar 120-160 kali/menit saat bangun dan 100
kali/menit saat tidur.
Rata-rata tekanan darah adalah 80/46 mmHg dan bervariasi
sesuai dengan ukuran dan tingkat aktivitas bayi.
(d) Nilai hematologi normal pada bayi.
Dengan berkembangan paru-paru, pada alveoli akan terjadi
peningkatan tekanan oksigen. Sebaiknya, tekanan karbon
dioksida akan mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan
terjadinya penurunan resistensi pembuluh darah dari dari arteri
pulmnalis mengalir ke paru-paru dan ductus arteriosus
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
91
tertutup. Setelah tali pusat dipotong aliran darah dari plasenta
terhenti dan forame ovale tertutup.
(4) Perubahan termoregulasi dan metabolik
Menurut Sondakh (2013; h. 152-153) perubahan termoregulasi
dan metabolik dan pada bayi baru lahir yaitu :
(a) Suhu bayi baru lahir dapat turun beberapa derajat karena
lingkungan eksternal lebih dingin dari pada lingkunan pada
uterus.
(b) Suplai lemak subkutan yang terbatas dan area permukaan
kulit
yang
menyebabkan
benar
bayi
dibandingkan
mudah
dengan
berat
menghantarkan
badan
nafas
pada
lingkungan.
(c) Kehilanagan panas yang cepat dalam lingkungan yang dingin
terjadi melalui konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi.
(d) Trauma dingin (hipotermi) pada bayi baru lahir dalam
hubunganya
dengan
asidosis
metabolik
dapat
bersifat
mematikan, bahkan pada bayi cukup bulan yang sehat. Sesaat
sesuadah bayi lahir, ia akan berada ditempat yang suhunya
lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan
basah. Bila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25°C maka bayi
akan kehilangan panas melalui evaporasi, konduksi, konveksi,
dan radiasi sebnyak 200 kalori/kg/BB/menit. Sementara itu,
pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya seperpuluh
dari pada yang tersebut di atas dalam waktu yang bersamaan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
92
(5) Adaptasi Neurologis
Adaptasi Neurologis pada bayi baru lahir menurut Sondakh,
(2013; h. 153-154)
(a) Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum
berkembnag sempurna.
(b) Bayi
baru
lahir
menunjukkan
gerakan-gerakan
tidak
terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang
buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas.
(c) Perkembangan neonatus terjadi cepat. Saat bayi tumbuh,
perilaku yang lebih kompleks (misalnya kontrol kepala,
tersenyum, dan meraih dengan tujuan) akan berkembang
(d) Refleks
bayi
baru
lahir
merupakan
indikator
penting
perkembangan normal.
(6) Adaptasi Gastrointestinal
Adaptasi Gastrointestinal pada bayi baru lahir menurut Sondakh,
(2013; h. 155-156)
(a) Enzim-enzim digesif aktif saat lahir dan dapat menyokong
kehidupan ekstrauterin pada kehamilan 36-38 minggu.
(b) Perkembangan
otot
dan
refleks
yang
penting
untuk
menghantarkan makanan sudah terbentuk saat lahir.
(c) Percernaan protein dan karbohidrat yang tercapai, pencernaan
dan absorpsi lemak kurang baik karena tidak adekuatnya
enzim-enzim pankreas dan lipase.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
93
(d) Kelenjar saliva imatur saat lahir, sedikit saliva diolah sampai
bayi berusia 3 bulan.
(e) Pengeluaran mekonium yaitu, leses berwarna hitam kehijauan,
lengket, dan mengandung darah samar, disekresikan dalam
24 jam pada 90% bayi baru lahir yang normal.
(f) Variasi besar terjadi di antara bayi baru lahir tentang minat
terhadap makanan gejala-gejala lapar, dan jumlah makanan
yang ditelan pada setiap kali pemberian makanan.
(g) Beberapa bayi baru lahir menyusu segera bila diletakkan pada
payudara sebagian lainnya memerlukan 48 jam untuk
menyusu secara efektif.
(h) Gerakkan acak tangan ke mulut dan mengisap jari telah
diamati di dalam uterus, tindakan-tindakan ini berkembang
baik pada saat lahir dan diperkuat dengan rasa lapar.
(7) Adaptasi Ginjal
Adaptasi Ginjal pada bayi baru lahir menurut Sondakh , (2013; h.
156)
(a) Laju filtrasi glomerulus relatif rendah pada saat lahir
disebabkan oleh tidak adekuat nya area permukaan kapiler
glomerulus.
(b) Meskipun keterbatasan ini tidak mengancam bayi baru lahir
yang normal, tetapi menghambat kapasitas bayi untuk
berespons terhadap stresor.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
94
(c) Penurunan kemampuan untuk mengekskresikan obat-obatan
dan kehilangan cairan
yang
berlebihan mengakibatkan
asedosis dan ketidak seimbangan cairan.
(d) Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam
pertama setah lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 jam pertama.
Setelah itu, mereka berkemih 5-20 kali dalam 24 jam.
(e) Urin dapat berkemih karena lendir dan garam asam urat, noda
kemerahan (debi batu bata) diamati dalam popok karena krisal
asam urat.
(8) Adaptasi Hati
Adaptasi Hati pada bayi baru lahir menurut Sondakh, (2013; h.
156-157)
(a) Selam kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu setelah
lahir, hati terus membantu pembentukan darah.
(b) Selama periode neonatus, hati memproduksi zat yang esensial
untuk pembekuan darah.
(c) Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai bagi bayi sampai 5
bulan kehidupan ekstrauterin, pada saat ini bayi baru lahir
menjadi retan terhadap defisiensi zat besi.
(d) Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang
bersirkulasi, pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan
bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah.
(e) Bilirubin tak terkonjugasi dapat meninggalkan sistem vaskuler
dan menembus jaringan ekstravaskuler lainnya (misalnya kulit,
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
95
sklera, dan membran mukosa oral) mengakibatkan warna
kuning yang disebut ikterus.
(9) Adaptasi Imun
Adaptasi imun pada bayi baru lahir menurut Sondakh, (2013; h.
157) yaitu :
(a) Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang,
dipintu masuk.
(b) Imunitas
jumlah
sistem
perlindung
secara
signifikan
meningkatkan resiko infeksi pada periode bayi baru lahir.
(c) Respon inflamasi berkurang, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
(d) Fagositosis lambat.
(e) Keasaman lambung dan produksi pepsin dan tripsin belum
berkembang sempurna sampai usia 3-4 minggu.
(10) PerlindunganTermal (Termoregulasi) (Menurut Sondakh 2013; h,
157)
(a) Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antar
kulit bayi dengan kulit ibu.
(b) Gantilah handuk/kain yang basah dan bungkus bayi tersebut
dengan selimut, serta jangan lupa memastikan bahwa kepala
telah terlindungi dengan baik untuk mencegah keluanya pasan
tubuh. Pastikan bayi tetap hangat.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
96
(c) Mempertahankan lingkungan termal netral.
(i) Letakkan bayi di bawah alat penghangat pancara dengan
menggunakan sensor kulit untuk memantau suhu sesuai
dengan kebutuhan.
(ii) Tunda memandikan bayi sampai suhu bayi stabil.
(iii) Pasang penutup kepala rajutan untuk mencegah hilangnya
padas dari kepala.
d) Pemeliharaan pernafasan (Menurut Sondakh 2013; h, 157)
Memelihara terbentuknya jalan nafas. Sediakan balon penghisap
dari karet di tempat tidur bayi untuk mengisap lendir atau ASI dari
mulut denga cepat dalam upaya mempertahankan jalan nafas yang
bersih.
e) Pemotongan Tali Pusat (Menurut Sondakh 2013; h, 157)
Pemotongan dan pengikatan tali pusat merupakan pemisahan fiik
terakhir antara ibu dan bayi. Pemotongan sampai denyut nadi tali
pusat berhenti dapat dilakukan pada bayi normal, sedangkan pada
bayi gawat (high risk body) dapat dilakukan pemotongan tali pusat
secepat mungkin agar apat dilakukan resusitasi sebaik-baiknya. Tali
pusat dijepit dengan kocher atau klem kira-kira 3 cm dan sekali lagi
1,5 cm dari pusat. Pemotongan dilakukan antarakedua klem tersebut.
Kemudian bayi diletakkan di atas kain bersih dan steril yang hangat.
Setelah itu, dilakukan pengikatan tali tali pusat dengan alat penjepit
plastik atau pita dari nilon atau dapat juga benang katun steril. Untuk
menghindari infeksi tali pusat yang dapat menyebabkan sepsis,
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
97
meningitis, dan lain-lain, maka ditempat pemotongan dan di pangkal
lati pusat, sert 2,5 cm di sekitar tali pusat dapat diberikan atiseptik,
selanjutnya tali pusat dirawat dalam keadaan steril/bersih dan kering.
f)
Penilaian APGAR
Penilaian keadaan umum bayi dimulai satu menit setelah lahir
dengan menggunakan nilai APGAR penilaian berikutnya dilakukan
pada menit kelima dan kesepuluh. Penilaian ini perlu untuk
mengetahui apakah bayi menderita asfiksai atau tidak.
Tabel 2.4penilaian APGAR
0
Appearance (warna
kulit)
Pulse rate
(frekuensi nadi)
Grimace (reaksi
rangsangan)
Activity (tonus otot)
Pucat
Respiration
(pernafasan)
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
1
2
Badab merah
ekstremitas biru
Kurang dari 100
Seluruh tubuh
kemerah-merahan
Lebuh dari 100
Sedikit gerakan
mimik (grimace)
Ekstremitas dalam
sedikit fleksi
Lemah/tidak teratur
Batuk/bersin
Gerakan aktif
Baik/menangis
Sumber : sondakh, 2013; h. 158
g) Perawatan Bayi Baru Lahir
(1) Pertolongan pada saat Bayi Lahir
(a) Sambil menilai pernafasan dengan cepat, letakkan bayi
dengan handuk di atas perut ibu.
(b) Dengan kain yang bersih dan kering atau kasa, bersihkan
darah atau lendir dari wajah bayi agar jalan udara tidak
terhalang. Periksa ulang pernafasan bayi, sebagian besar bayi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
98
akan mengangis atau bernafas secara spontan dalam waktu
30 detik setelah lahir.
(2) Perawatan Mata
Obat mata eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1% di anjurkan
untuk mencegah penyakit mata akibat klamida (penyakit menular
seksual). Obat perlu diberikan pada jam pertama setelah
persalinan. Pengibatan yang umunya dipakai adalah larutan perak
nitrat atau neosporin yang langsung diteteskan pada mata bayi
segera setelah bayi lahir.
(3) Pemeriksaan Fisik Bayi
(a) Kepala : pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura
menutup/melebar,
adanya
caput
succedanum,
cepal
hematoma, kraniotabes, dan sebagainya.
(b) Mata : pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva,
tanda-tanda infeksi (pus).
(c) Hidung dan Mulut : pemeriksaan terhadap labio skisis,
labiopalatoskisis, dan refleks isap (dinilai dengan mengamati
bayi saat menyusui).
(d) Telinga : pemeriksaan terhadap preaurical tog kelainan
dan/bentuk telinga.
(e) Leher
:
pemeriksaan
terhadap
hematom
sternocleidomastoideus, ductus thyrolossalis, hygroma colli.
(f) Dada : pemeriksaan terhadap bentuk, pembesaran buah dada,
pernafasan, retraksi intercostal, subcostal sifoid, merintih,
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
99
pernafasan cuping hidung, serta bunyi paru-paru, (sonor,
vesikular, bronkial, dan lain-lain).
(g) Jantung
pemeriksaan terhadap pulsasi, frekuensi bunyi
jantung, kelainan bunyi jantung.
(h) Abdomen : pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran
hati, limpa, tumor, aster), scaphoid (kemungkinan bayi
menderita diafragmatika/atresia esofagus tanpa fistula).
(i) Tali Pusat : pemeriksaan terhadap perdarahan, jumlah darah
pada tali pusat, warna dan besar tali pusat, hernia ditali pusat,
warna dan besar tali pusat, hernia di tali pusat atau di
selangkangan.
(j) Alat Kelamin : pemeiksaan terhadapat testis apakah berada
dalam skrotum, penis berlubang pada ujung (pada bayi lakilaki), vagina berlubang, apakah labia mayora menutupi labia
minora (pada perempuan).
(k) Lain-lain: mekonium harus keluar dalam 24 jam sesudah lahir,
bila tidak, harus waspada dengan atresia ani atau obstruksi
usus. Selain itu, urine juga harus keluar dalam 24 jam. Kadang
penegluaran urin tidak diketahui karena pada saat bayi lahir,
urine keluar bercampur dengan air ketuban. Bila urin tidak
keluar dalam 24 jam, maka harus diperhatikan kemungkinan
adanya obstruksi saluran kemih. (Menurut Sondakh, 2013; h.
160).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
100
h) Komplikasi Neonatus
Menurut Mochtar, (2012; h. 289) komplikasi neonatus yaitu :
(1) Asfiksia
Adalah keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan tidak segera
bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan.
Penanganan
:
jangan
dibiarkan
bayi
kedinginan,
lakukan
resusitasi.
(2) Penyakit dan trauma pada bayi baru lahir.
(a) Respiratory distreess syindrom.
(b) Gangguan retina
(c) Sevalo hematoma.
(d) Perdarahan sub-abneorotik.
(3) Kelaianan kongenital
Adalah kelainan dalam pertumbuhan janin yang terjadi sejak
konsepsi dan selama dalam kandungan.
(4) Infeksi neonatus.
(5) BBLR.
i)
Kunjungan Neonatus
Tabel 2.5 kunjungan neonatus
Kunjungan
Kunjungan
Neonatal ke-1
(KN1) dilakukan
dalamkurun
waktu 6-48 jam
setelah bayi
lahir.
Penatalaksanaan
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya enam jam dan hanya setelah itu jika
tidak terjadi masalah medis dan jika suhunya 36.5 Bungkus bayi dengan kain
yang kering dan hangat, kepala bayi harus tertutup
2. Pemeriksaan fisik bayi
3. Mengajari ibu mengawasi tanda-tanda bahaya
Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu: Pemberian ASI sulit, sulit
menghisap atau lemah hisapan, Kesulitan bernafas yaitu pernafasan cepat > 60
x/m atau menggunakan otot tambahan, Letargi –bayi terus menerus tidur tanpa
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
101
4.
Kunjungan
Neonatal ke-2
(KN2) dilakukan
pada kurun
waktu hari ke-3
sampai dengan
hari ke 7 setelah
bayi lahir.
Kunjungan
Neonatal ke-3 (
KN-3)
dilakukan pada
kurun waktu hari
ke-8 sampai
dengan hari ke28 setelah lahir.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
bangun untuk makan. Warna kulit abnormal – kulit biru (sianosis) atau kuning,
Suhu-terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermi), Tanda dan perilaku
abnormal atau tidak biasa, Ganggguan gastro internal misalnya tidak bertinja
selama 3 hari, muntah terus-menerus, perut membengkak, tinja hijau tua dan
darah berlendir, Mata bengkak atau mengeluarkan cairan .
Melakukan perawatan tali pusat. Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan
terbuka agar terkena udara dan dengan kain bersih secara longgar, Lipatlah
popok di bawah tali pusat ,Jika tali pusat terkena kotoran tinja, cuci dengan
sabun dan air bersih dan keringkan dengan benar
Memberitahu agar menggunakan tempat yang hangat dan bersih
Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan
Memberikan Imunisasi HB-0
Menjaga kebersihan bayi
Menjaga tali pusat tetap bersih dan kering
Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare,
berat badan rendah dan Masalah pemberian ASI
Memberikan ASI Bayi harus disusukan minimal 10-15 kali dalam 24 jam) dalam
2 minggu pasca persalinan
Menjaga keamanan bayi
Menjaga suhu tubuh bayi
Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI ekslutif
pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah
dengan menggunakan Buku KIA
Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
Pemeriksaan fisik
Menjaga kebersihan bayi
Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya Bayi baru lahir
Memberikan ASIBayi harus disusukan minimal 10-15 kali dalam 24 jam) dalam
2 minggu pasca persalinan.
Menjaga keamanan bayi
Menjaga suhu tubuh bayi
Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI ekslutif
pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah
dengan menggunakan Buku KIA
Memberitahu ibu tentang Imunisasi BCG
Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
DEPKES RI;2010
4. KB (Keluarga Berencana)
a. Definisi
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan
jarak yang diinginkan (Sulistyawati, 2013; h. 12).
KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu
khususnya dengan kondisi 4 T (Kepmenkes RI; 2015 h. 120).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
102
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Kb
merupakan program pemerintah untuk menjarangkan kehamilan,
sebagai program pemerintah untuk meminimalisir mortalitas AKI dan
AKB.
b. Macam-macam metode kontrasepsi
Macam-macam kontrasepsi antara lain :
1) Metode kontrasepsi sederhana (tanpa alat)
(a) Metode kalender
(1) Definisi
Metode kalender atau pantang berkala merupakan
metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang paling
tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus (ahli
kebidanan dari vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari
jepang). Metode kalender ini berdasarkan pada siklus haid
/ menstruasi wanita (Menurut Marmi 2016; h. 125).
(2) Manfaat (Menurut Marmi 2016; h. 125).
(i) Manfaat kontrasepsi yaitu sebagai alat pengendalian
kelahiran dan mencegah kehamilan.
(ii) Manfaat kontrasepsi dapat digunakkan oleh para
pasangan untuk harapan bayi dengan melakukan
hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk
meningkatkan kesempatan bisa hamil.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
103
(3) Keuntungan : (Menurut Marmi 2016; h. 125-126).
(i) Metode
kalender
atau
pantang
berkala
lebih
sederhana.
(ii) Dapat digunakkan oleh setiap wanita yang sehat.
(iii) Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus
dalam penerapanya.
(iv) Kontrasespsi
menghidari
dengan
resiko
metode
kesehatan
kalender
yang
dapat
berhubungan
dengan kontrasepsi.
(v) Tidak memerlukan biaya.
(vi) Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
(4) Keterbatasan (Menurut Marmi 2016; h. 126).
(i) Memerlukan kerjasama yang baik antara suami dan
istri.
(ii) Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam
menjalankannya.
(iii) Suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual
setiap saat.
(iv) Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan tidak
masa subur.
(v) Harus mengamati siklus menstruasi minimal enam kali
siklus.
(vi) Siklus
menstruasi
yang
tidak
teratur
(menjadi
penghambat).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
104
(vii) Lebih
efektif
bila
dikombinasi
dengan
metode
kontrasepsi lain.
Bila haid teratur (28 hari)
Siklus normal 28 hari, pertengahan siklusnya hari ke-14.
Berarti masa suburnya 3 hari sebelum hari ke-14, yaitu hari
ke-11 (14-3) dan 3 hari setelah hari ke-14, yaitu hari ke 17
(14+3). Jadi masa subur berlangsung antara hari ke-11
sampai hari ke-17 (7 hari) dari siklus haid wanita normal.
(b) Metode suhu basal tubuh
(1) Definisi
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai
oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat
(tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari
segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan
aktifitas lainnya.
(2) Manfaat (Menurut Marmi 2016; h. 131)
Metode suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai
konsepsi maupun kontrasepsi :
(i) Manfaat konsepsi
Metode suhu basal
tubuh dapat
berguna bagi
pasangan yang menginginkan kehamilan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
105
(ii) Manfaat non kontrasepsi
Metode suhu basal tubuh dapat berguna bagi
pasangan
yang
menginginkan
menghindari
atau
mencegah kehamilan.
(3) Keuntungan (Menurut Marmi 2016; h. 131-132).
(i) Meingkatkan
pengetahuan
dan
kesadaran
pada
pasanagan suami istri tentang masa subur/ovulasi.
(ii) Membantu wanita yang megalami siklus haid tidak
teratur mendeteksi masa subur/ovulasi.
(iii) Dapat
digunakan
sebagai
kontrasepsi
ataupun
meningkatkan kesempatan untuk hamil.
(iv) Membantu menujukkan perubahan tubuh lain pada
saat mengalami masa subur/ovulasi seperti perubahan
lendir serviks.
(4) Petunjuk bagi pengguna metode suhu basal tubuh
(Menurut Marmi 2016; h. 131). :
Aturan perubahan suhu/temperatur adalah sebagi berikut :
(i) Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi
(sebelum bangun dari tempat tidur).
(ii) Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.
(iii) Gunakkan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10
hari pertama dari siklus haid untuk menetukan suhu
tertinggi dari suhu yang “norma dan rendah” dalam
pola tertentu tanpa kondisi di luar biasanya.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
106
(iv) Abaikan setiap suhu tinggi yang disebkan oleh demam/
gangguan Lin.
(v) Tarik garis pada 0,05 derajat celcius-0,1 derajat celcius
di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Garis
ini disebutkan garis pelindung (cover line) atau garis
suhu.
(vi) Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari ke
tiga berturut-turut suhu tubuh berada di atas garis
pelindung/ suhu basal.
(vii) Hari pantang senggma dilakukan sejak hari pertama
haid hingga sore ketiga kenaikkan secara berurutan
subu basal tubuh (setelah masuk periode masa tak
subur)
(viii)
Masa pantang untuk senggama pada metode subu
basal tubuh lebih panjang dari metode ovulasi billings.
(c) Metode pengamatan lendir serviks (metode ovulasi) (Menurut
Marmi 2016; h. 140).
(1) Definisi
Metode
mukosa
serviks
atau
metode
ovulasi
merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA)
dengan
cara
mentruasi
mengenali
dengan
masa
subur
dari
sirkulasi
mengamati
lendir
serviks
dan
perubahan rada pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
107
(2) Pematanagn lendir serviks dapat dilakukan dengan :
(i) Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.
(ii) Melihat langsung lendir pada waktu tertentu. (Menurut
Marmi 2016; h. 141).
Pada malam harinya, hasil pengamatan ini harus
dicacat. Catatan ini akan menunjukkan pola kesuburan
dan pola ketidaksuburan.
Pola subur adalah pola yang terus berubah, sedangkan
pola dasar tidak subur adalah pola yang sama sekali tidak
berubah.
Kedua
pola
ini
mengikuti
hormon
yang
mengontrol kelangsungan hidup sperma dan konsepsi/
pembuahan.
Dengan
demikian
akan
memberikan
informasi yang bisa diandalkan untuk mendapatkan atau
menunda kehamilan.
(3) Manfaat (Menurut Marmi 2016; h. 141).
Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah
kehamilan yaitu dengan berpantang senggama pada masa
subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi wanita
yang menginginkan kehamilan.
(4) Kelebihan (Menurut Marmi 2016; h. 142).
(i) Mudah digunakkan.
(ii) Tidak memerlukan biaya.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
108
(iii) Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga
berencana alami lain yang mengamati tanda-tanda
kesuburan.
(5) Intruksi kepada pengguna (Menurut Marmi 2016; h. 143144)
Petunjuk bagi pengguna metode ovulasi adalah sebagai
berikut:
(i) Cara mengenali masa subur dengan memantau lendir
serviks yang keluar dari vagina. Pengamatan dilakukan
sepanjang hari dan dicatat pada malam harinya.
(ii) Pemeriksaan lendir dari jari tangan atau tisu diluar
vagina dan perhatikan perubahan perasaan keringbasah. Tidak dinjurkan untuk periksa ke dalam vagina.
(iii) Pengguna metode ovulasi harus mengenali pola
kesuburan dan pola ketidaksuburan.
(iv) Pasangan dianjurkan tidak melakukan hubungan
seksual paling tidak selama satu siklus. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui jenis lendir normal atau
pola kesuburan maupun pola dasar tidak subur.
(v) Selama hari-hari kering (tidak ada lendir) setelah
menstruasi, senggama tertolong aman pada dua hari
setelah menstruasi.
(vi) Lendir basah, jernih, licin dan elastis menunjukkan
subur (pantang bersenggama). Lendir kental, keruh,
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
109
kekuningan dan lengkat menunjukkan masa tidak
subur.
(vii) Berikkan tanda (x) pada hari terakhir adanya lendir
bening, licin, dan elastis. Ini merupakan periode
puncak waktu subur (fase paling subur).
(viii)
Pantang senggama dilanjutkan hingga tiga hari
setelah puncak subur. Hal ini untuk menghindari
terjadinya pembuahan.
(ix) Periode tak subur dimulai pada hari kering, 4 hari
setelah puncak subur sehingga senggama dapat
dilakukan hingga datang haid berikutnya.
(d) Metode Amenorea Laktasi
(1) Definisi
Metode
Amenorae Laktasi (MAL)
atau
Lactation
Amenorrhea Mathod (LAM) adalah metode kontrasepsi
sementara yang mengandalkan pemberian ASI secara
eklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan
makanan dan minuman lainnya. (Menurut Marmi 2016; h.
144).
(2) Cara kerja (Menurut Marmi 2016; h. 145).
Cara kerja dari MAL adalah menunda dan menekan
terjadinya ovulasi. Pada saat menyusui, hormon yang
berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering
menyusui, maka kadar prolakti meningkat dan hormon
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
110
gonadotrophin
melepaskan
hormon
penghambat
(inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadar
estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi.
(3) Manfaat (Menurut Marmi 2016; h. 145146).
(i) Manfaat kontrasepsi dari MAL antara lain :
(a) Efektif
Tas tinggi (98%) apabila digunakkan selama 6 bulan
pertama setelah melahirkan, belum mendapatkan
haid dan menyusui eksklusif.
(b) Dapat segera di mulai setelah melahirkan
(c) Tidak memerluka prosedur khusus, alat maupun
obat.
(d) Tidak memerlukan pengawasan medis.
(e) Tidak menggagu senggama.
(f) Mudah digunakan.
(g) Tidak perlu biaya.
(h) Tidak menimbulkan efek samping sistemik
(ii) Manfaat non kontasepsi
(a) Untuk bayi
(i) Mendapatan kekebalan pasif.
(ii) Peningkatan gizi.
(iii) Mengurangi penyakit resiko menular.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
111
(iv) Terhindar
dari
keterpaparan
terhadap
kontaminasi air, susu formula atau alat minum
yang dipakai.
(b) Untuk ibu
(i) Mengurangi perdarahan post
partum/setelah
melahirkan.
(ii) Membantu proses involusi uteri (uterus kembali
normal)
(iii) Mengurangi resiko anemia.
(iv) Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan
bayi.
(4) Yang dapat menggunakan MAL (Menurut Marmi 2016; h.
147).
Metode Amenorea Laktasi dapat digunakkan oleh :
(i) Wanita yang menyusui secara eksklusif.
(ii) Ibu pascamelahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6
bulan.
(iii)
Wanita
yang
belum
mendapatkan
haid
pascamelahirkan.
(5) Yang tidak dapat menggunakan MAL (Menurut Marmi
2016; h. 147).
(i) Pascamelahirkan yang sudah mendapat haid.
(ii) Tidak menyusui secara ekslusif.
(iii) Bekerja dan terpisah dari abyinya lebih dari 6 jam.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
112
(iv) Harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan.
(v) Menggunakan obat yang mengubah suasana hati.
(vi) Mengunakan
metabolisme,
obat-obatan
jenis
cyclosporine,
ergotamine,
bromocriptine,
anti
obat
radioaktif, lithium atau anti koagulan.
(vii) Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan.
(e) Senggama Terputus (coitus interuptus)
(1) Definisi
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah
metode keluarga berencana tradisional/alamiah, dimana
pria mengeluarkan alat kalaminnya (penis) dari vagina
sebelum mencapai ejakulasi.
(2) Cara kerja
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi
sehingga sperma tidak masuk kedalam vagina, maka tidak
ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan
dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi
kemungkinan air mani mencapai rahim.
(3) Manfaat (Menurut Marmi 2016; h. 150).
Coitus interuptus memberikan manfata baik secara
kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
(i) Manfaat kontrasepi
(a) Alamiah.
(b) Efektif bila digunakkan dengan benar.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
113
(c) Tidak menggangu produksi ASI.
(d) Tidak ada efek samping.
(e) Tidak membuuthkan biaya.
(f) Tidak memerlukan persiapan khusus.
(g) Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi
lain.
(h) Dapat digunakkan setiap saat.
(ii) Manfaat non kontrasepsi
(a) Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi.
(b) Menanamkan sifat saling pengertian.
(c) Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.
2) Metode kontrasepsi sederhana dengan alat
Metode
kontrasepsi
sederhana
adalah
suatu
upaya
mencegah/menghalangi pembuahan atau pertemuan antara sel
telur dengan sperma dengan menggunakan metode-metode atau
cara yang dapat dikerjakan sendiri oleh peserta keluarga
berencana, hanya membutuhkan alat sederhana yang tidak
memerlukan obat-obatan dan tanpa pemeriksaan medis terlebih
dahulu. (Menurut Marmi 2016; h. 154).
(a) Metode barier
Metode barier adalah metode kontrasepsi dengan cara
menghalangi pertemuan sperma dengan sel telur yang
sifatnya sementara. Yakni menghalangi masuknya sperma
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
114
dari vagina sampai kanilis servikalis. (Menurut Marmi 2016;
h. 154) Metode ini antara lain sebagai berikut :
(1) Kondom (karet KB)
Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang
terbuat karet /lateks, berbentuk tabung tidak tembus
cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dan
dilengkapi
kantung
untuk
menampung
sperma.
(Menurut Marmi 2016; h.155)
(2) Klasifikasi kondom
Klasifikasi kondom berdasarkan jenis kelaminnya
terbagi menjadi 2 bagian:
(i) Kondom pria
Kondom pria merupakan selubung/sarung karet
tipis yang dipasang papa penis sebagai tempat
penampungan air mani yang dikeluarkan pria pada
saat senggama sehingga tidak tercurah pada
vagina. Bentuknya ada dua macam, yaitu untuk
menampung sperma setelah ejakulasi.
(ii) Kondom wanita
Kondom untuk wanita adalah suatu sarung
polyurethane dengan panjang 15 cm dan garis
tengah 7 cm yang ujungnya terbuka melekat ke
suatu
cincin
polyurethane
lentur.
Cincin
polyurethane ini berfungsi sebagai alat untuk
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
115
memasang dan melekatkna kondom di vagina.
(Menurut Marmi 2016; h. 156-157).
(3) Cara kerja kondom (Menurut Marmi 2016; h. 158)
(i) Mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi
wanita
(ii) Sebagai alat kontrasepsi.
(iii) Sebagai perlindungan terhadap infeksi tehadap
tranmisi mikro organisme penyebab PMS.
(4) Manfaat kondom (Menurut Marmi 2016; h. 159)
(i) Efektifitas bila pemakaian benar
(ii) Tidak menggangu produksi ASI.
(iii) Tidak menggangu kesehatan klien.
(iv) Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
(v) Murah dan tersedia di berbagai tempat.
(5) Keterbatasan kondom (Menurut Marmi 2016; h. 159)
(i) Efektifitas tidak terlalu tinggi
(ii) Tingkat efektifitas tergantung pada pemakaian
kondom yang benar.
(iii) Adanya pengurangan sensitifitas pada penis.
(iv) Harus selalu tersedia setiap kali berhubngan
seksual.
(v) Perasaan malu membeli ditempat umum.
(vi) Masalah pembuangan kondom bekas pakai.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
116
(b) Barier intra vaginal
(1) Definisi (Menurut Marmi 2016; h. 166)
Metode ini merupakan metode untuk menghalangi
masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia
interna wanita dan mematikan spermatozoa oleh
spermisidnya. (Menurut Marmi 2016; h. 166)
(2) Keuntungan (Menurut Marmi 2016; h. 166)
(i) Mencegah kehamilan
(ii) Mengurangi insidens penyakit akibat hubungan
seks
(3) Kerugian (Menurut Marmi 2016; h. 166)
(i) Angka kegagalan relatif tinggi
(ii) Aktivitas
hubungan
seks
harus
dihentikan
sementara untuk memasang alatnya.
(iii) Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terusmenerus pada setiap senggama.
(4) Macam-macam barier intra vagina (Menurut Marmi
2016; h. 166)
(i) Diafragma (Diaphragma)
(ii) Kap Serviks (Cervikal cap)
(iii) Spons (sponge)
(iv) Kondom wanita
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
117
(5) Faktor yang mempengaruhi efektifitas barier intra
vaginal (Menurut Marmi 2016; h. 166-167)
Untuk mendapatkan efektifitas yang lebih tinggi,
metode Barier Intra Vaginal harus dipakai bersama
dengan spermisid. Faktor yang dapat mempengaruhi
efektifitas metode ini antara lain : paritas, frekuensi
senggama, kemampuan untuk memakainya dengan
benar, kebiasaan-kebiasaan akseptor, dan motivasi
akseptor dalam pencegahan kehamilan.
3) Metode Kontrasepsi Modern Hormonal
Kontasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya konsepsi sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
dengan menggunakan alat atau obat-obtan dimana bahan
bakunya mengandung preparat
estrogen dan progesteron
(Menurut Marmi 2016; h. 190)
(a) Pil KB (oral contraseptives pill)
(1) Definisi
Pil KB atau oral contraseptives pill merupakan alat
kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil
yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon
estrogen
atau
mengendalikan
progesteron,
kelahiran
atau
yang
bertujuan
mencegah
untuk
kehamilan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
118
dengan menghambat pelepasan sel telu dari ovarium
setiap bulannya.
(2) Jenis pil KB secara umum antara lain :
(a) Pil KB Kombinasi
(i) Definisi
Pil kombinasi atau combination oral contraceptive
adalah pil KB yang mengandung sentetis hormon
estrogen dan progesteron yang mencegah kehamilan
dengan
cara
menghambat
terjadinya
ovulasi
(pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui
penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir
mukosa serviks, dan menghalangi pertumbuhan
lapisan endometrium. (Menurut Marmi 2016; h. 192)
(ii) Jenis pil KB Kombinasi (Menurut marmi 2016; h. 193)
(a) Monofasik
Monofasik adalah pil kombinasi yang tersedia
dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen dan progesteron dalam dosis yang
sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Pil jenis
ini adalah jenis pil yang paling banyak digunakan.
(b) Bifasik
Bifasik adalah pil kombinasi yang tersedia
dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen dan progesteron dengan dua dosis
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
119
berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Biasanya pil ini diberi kode warna yang berbeda,
misalnya binovum.
(c) Trifasik
Trifasik adalah pil kombinasi yang tersedia
dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis
yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
(iii) Cara kerja (Menurut marmi 2016; h. 194-195)
(a) Mencegah implantasi
(b) Menghambat ovulasi
(c) Mengentalkan lendir serviks
(d) Memperlambat transformasi ovum
(e) Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi
(iv) Manfaat/keuntungan (Menurut marmi 2016; h. 195)
Keuntungan kontrasepsi
(a) Tidak menggangu hubungan seksual
(b) Mudah di hentikan setiap saat
(c) Jangka panjang
(d) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil
dihentikan
(e) Dapat di gunakan sebgai kontrasepsi darurat
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
120
(v) Efek samping (Menurut marmi 2016; h. 200)
(a) Peningkatan resiko trombosis vena, emboli paru,
serangan jantung, stroke dan kanker rahim.
(b) Peningkatan tekanan darah dan retensi cairan.
(c) Pada kasus-kasus tertentu dapat menimbulkan
depresi, perubahan suasana hati dan penurunan
libido.
(d) Mual (terjadi pada 3 bulan pertama) dan kembung.
(e) Perdarahan bercak atau spotting (terjadi pada 3
bulan pertama).
(f) Pusing.
(g) Amenorea.
(vi) Waktu mulai menggunakan pil kombinasi (Menurut
marmi 2016; h. 203)
(a) Hari pertama sampai hari ketujuh siklus haid.
(b) Sewaktu mendapat haid.
(c) Setelah melahirkan (pasca keguguran, setelah 3
bulan tidak menyususi, setelah 6 bulan pemberian
ASI).
(d) Saat ingin berhenti kontrasepsi hormonal jenis
suntikan dan ingin ganti pil kombinasi.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
121
(b) Pil kb mini
(i) Definisi
Pil mini atau pil progesteron kadnag-kadang disebut
juga pil masa menyusui. Mini pil,adalah pil KB yang
hanya mengandung hormon pregesteron dalam dosis
rendah dan diminum sehari sekali. Berisi derivat
progesteron, noretindron, atau norgestrel, dosis kecil
terdiri dari 21-22 pil (Menurut marmi 2016; h. 207).
(ii) Cara kerja
(a) Menghambat ovulasi, karena tejadi penekanan
sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di
ovarium (tidak begitu kuat).
(b) Mengubah dalam fungsi korpus luteum.
(c) Mencegah
implnatsi
karena
endometrium
mengalami transformasi lebih awal.
(d) Mengentalkan lendir servik sehingga mengalami
penetrasi sperma.
(iii) Manfaat
(a) Sangat efektif apabila digunakan dengan benar dan
konsisten.
(b) Tidak mempengaruhi ASI.
(c) Nyaman dan mudah digunakan.
(d) Hubungan seksual tidak terganggu.
(e) Kesuburan cepat kembali.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
122
(f) Efek samping sedikit.
(g) Dapat dihentikan setiap saat.
(h) Tidak mengandung estrogen.
(iv) Kerugian
(a) Memerlukan biaya.
(b) Harus selalu tersedia.
(c) Efektifitas
berkurang
apabila
menyusui
juga
berkurang.
(d) Penggunaan mini pil bersamaan dengan obat
tuberkulosis atau epilepsi akan mengakibatkan
efektifitas menjadi rendah.
(e) Mini pil harus diminum setiap hari dan pada waktu
yang sama.
(f) Tidak melindungi dari PMS termasuk HBV dan HIV
atau AIDS.
(g) Mini pil tidak menjamin akan melindungi dari kista
ovarium bagi wanita yang pernah mengalami
kehamilan ektopik.
(b) Suntikan KB
(1) Pengertian kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi beruba
cairan yang disuntikan kedalam tubuh wanita secara
periodik dan mengandung hormonal, kemudian masuk
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
123
kedalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh
tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan.
(2) Cara kerja
(i)
Mencegah
ovulasi.
Bekerja
dengan
cara
menghalangi pengeluaran FSH dan LH, sehingga
tidak terjadi pelepasan ovum.Mengentalkan lendir
servix sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma, karena sperma sulit menembus kanalis
servikal.
(ii) Perubahan pada endometrium sehingga implantasi
terganggu.
(iii) Menghambat
transportasi
gamet
karena
terjadi
perubahan peristaltik tuba falopi.
(3) Keuntungan
(i) Sangat efektif.
(ii) Pencegahan kehamilan jangka panjang.
(iii) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
(iv) Tidak
mengandung
estrogen
sehingga
tidak
berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan
gangguan pembekuan darah.
(v) Tidak memiliki pengaruh terhadap asi.
(vi) Klien tidak perlu menyimpan pil.
(vii) Dapat digunakan oleh perempuan >35 tahun sampai
perimenopause.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
124
(viii) Membantu mencegah kanker endometrium dan
kehamilan ektopik.
(ix) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
(x) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang
panggul.
(c) Implan / Susuk KB
(1) Definisi
Implan adalah alat kontrasepsi berupa kapsul kecil
kater terbuat dari silikon, berisi levonorgestrel, terdiri 6
kapsul kecil dan panjang 3 cm sebesar batang korek api
yang disususkan dibawah kulit lengan atas bagian dalam
oleh dokter atau bidan yang sudah terlatih. Lengan yang
dipasang implan biasanya lengan dari tangan yang tidak
banyak digunakkan beraktivitas. (Menurut Marmi 2016; h.
235).
(2) Cara kerja
Menurut Marmi, (2016; h. 238) cara kerja implan yaitu :
Mekanisme kerja yang tepat dari implan belum jelas benar,
seperti kontrasepsi lain yang hanya berisi progestin saja
implan tampaknya mencegah terjadinya kehamilan melalui
bebrapa cara : mencegah ovalusi, menggangu proses
pembentuka endomtrium sehingga sulit terjadi implantasi,
perubahan
lendir
serviks
menjadi
kental
sehingga
menghambat pergerakan sperma.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
125
(3) Keuntungan susuk
Keuntungan kontrasepsi
(i) Daya guna guna tinggi.
(ii) Perlindungan jangka panjang.
(iii) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
(pencabutan.
(iv) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
(v) Bebas dari pengaruh estrogen.
(vi) Tidak mengganggu ASI.
(vii) Tidak menggangu kegiatan senggama.
(viii)
Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada
keluhan.
(ix) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
4) Metode Kontrasepsi Modern AKDR (IUD)
(a) Definisi
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah dalah satu
alat ontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa
(baik
bentuk,
ukuran,
bahan,dan
masa
aktif
funsi
kontasepsinya) yang dimasukkan kedalam rahim yang sangat
efektif, reversibel dan berjangka panjang, dan dapat dipakai
oleh semua perempuan usia reproduktif sebgaia suatu usaha
pencegahan kehamilan.
(b) Keuntungan AKDR :
(1) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
126
(2) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-308A
dan tidak perlu diganti).
(3) Sanagat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
(4) Tidak mempengaruhi hubungans seksual.
(5) Meningkatkan kenyamanan seksual, karena tidak perlu
takut hamil.
(6) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT308A).
(7) Tidak mempengaruhi kualitas ASI.
(8) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah
abortus (apabila tidak ada infeksi).
(9) Dapat digunakkan sampai menopause (1 tahun atau lebih
setelah haid terakhir).
(c) Kerugian AKDR :
(1) Dapat terjadi kehamilan diluar kandungan atau abortus
spontan.kematian ibu yang dikaitkan dengan pemakaian
AKDR adalah kalo terjadi abortus septiks spontan yang
gejalanya seperti pilek, menggigil, demam, nyeri otot,
mual, dan muntah
(2) Keluhan suami
(d) Efek samping yang umum terjadi
(1) Perubahan siklus haid ( umumnya pada 3 bulan petama
dan akan berkurang setelah 3 bulan.
(2) Haid lebih lama dan banyak.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
127
(3) Perdarahan (spotting) antar menstruasi.
(4) Saat haid lebih sakit (Disminorea).
(e) Komplikasi lain :
(1) Merasakan sakit dan keram perut selama 3-5 hari setelah
pemasangan.
(2) Sedikit nyeri dan pendarahan (spotting) terjadi segera
setalah pemasangan AKDR. Biasanya menghiang 1-2 hari.
(3) Perdaraha hebat diwaktu haid atau diantaranya dapat
memungkinkan penyebab anemia.
(4) Perforasi
dinding
uterus
(sangat
jarang
apabila
pemasanganya benar).
(5) Tidak mecegah IMS termasuk HIV/AIDS.
(6) Tidak baik digunakkan pada perempuan dengan IMS atau
perempuan yang sering berganti pasangan.
(7) Penyakit radang panggul dapat terjadi setelah wanita
dengan IMD dengan memakai AKDR. PRP dapat memicu
infertilitas.
5) Kontrasepsi Modern Dengan Metode Operatif/ Mantap Sterilisasi.
(a) MOW (Tubektomi)
(1) Definisi
Kontrasepsi mantap adalah satu metode kontrasepsi
yang dilakukan dengan cara mengikat atau memotong
saluran telur (pada perempuan) atau saluran sperma (pada
laki-laki). Kontrasepsi mantap (kontap) dikenal ada dua
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
128
macam, yaitu kontap pria dan kontap wanita. Kontap
wanita atau merupakan metode sterilisasi pada wanita
dikenal dengan MOW atau Tubektomi. Menurut Marmi
(2016; h. 305-306)
(2) Kelebihan dari tubektomi Menurut Marmi (2016; h. 308)
(i) Efektifitas hampir 100%.
(ii) Tidak mempengaruh libido seksual.
(iii) Kegagalan dari pihak pasien tidak ada.
(iv) Tidak mempengaruhi proses menyusui.
(v) Tidak bergantung pada fakor senggama.
(vi) Bagi
klien
apabila
hamil
akan
menjadi
resiko
kesehatan yang serius.
(vii) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan anastesi
lokal.
(viii)
Tidak ada efek samping jangka panjang.
(3) Kekuranag dari Tubektomi Menurut Marmi (2016; h. 308309)
(i) Resiko dan efek samping pembedahan
(ii) Kadang-kadang sedikit merasakan nyeri pada saat
operasi
(iii) Kesuburan sulit kembali.
(4) Kontraindikasi Menurut Marmi (2016; h. 309-310)
(i) Hamil.
(ii) Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
129
(iii) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut.
(iv) Belum memberikan persetujuan tertulis.
(v) Tidak boleh menjalani proses pembedahan.
(vi) Usia dibawah 30 tahun yang belum dan masih ingin
memiliki anak. Sterilisasi seharusnya ditawarkan pada
wanita dibawah 30 tahun hanya dalam keadaan yang
sangat khusus.
(b) MOP (vasektomi)
(1) Definisi
Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan
suatu metode kontrasepsi operatifminor pada priayang
sangat aman, sederhana dan angan efektif, memakan
waktu operasi yang singkat dan tidak memerlukan anastesi
umum. Menurut Marmi (2016; h. 334)
(2) Keuntungan Menurut Marmi (2016; h. 334)
(i) Teknik operasi kecil dan sederhana, bisa dilakukan
setiap saat.
(ii) Komplikasi yang ditemukan tidak terlalu berat.
(iii) Efektif hampir 100 %.
(iv) Biaya murah terjangkau masyarakat.
(v) Bisa dilakukan operasi rekananlisasi.
(vi) Eketif.
(vii) Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada
mortalitas.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
130
(viii)Sederhana.
(ix)Cepat, tidak memerlukan wakut 5-10 menit.
(3) Kerugian Menurut Marmi (2016; h. 334)
(i) Cara ini tidak langsung efektif tapi memerlukan waktu
sampai sperma menjadi negatif dalam analisa semen.
Walaupun pada prinsipnya dapat di sambung kembali
namun masih banyak diperlukan tenaga terlatih untuk
tindakan tersebut.
(ii) Diperlukan suatu tindakan operatif.
(iii) Kadang-kadang
menyebabkan
komplikasi
seperti
perdarahan/infeksi.
(iv) Kontap pria belum memberikan perlindungan total
sampai semua spermatozoa, yang sudah ada dalam
sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas
deferens, dikeluarkan.
Tabel 2.6 Daftar tilik penapisan klien metode nonoperatif.
Metode Hormonal (pil kombinasi, pil progestin, suntik dan susuk)
Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau lebih.
Apakah anada menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca
persalinan
Apakah mengalami perdarahan/ perdarahan bercak atau haid
setelah senggama..
Apakah pernah ikterus pada kulit atau mata.
Apakah pernah nyeri kepala hebat atau gangguan visual.
Apakah pernah nyeri yang hebat pada betis, paha atau dada
atau tungkai bengkak (edema)
Apakah pernah tekanan darah diatas 160 mmHg (sistolik) atau
90 mmHg (diastolik)
Apakah ada masa atau benjolan pada payudara.
Apakah anda sedang minum obat-obatan anti kejang (epilepsi)
AKDR (semua jenenis pelepas tembaga dan progestin)
Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu.
Apakah klien (atau pasangan)b mempunyai pasangan seks lain.
YA
TIDAK
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
131
Apakah pernah mengalami infeksi menular seksual (IMS)
Apakah pernah mengalami penyakit radang panggul atau
kehamilan ektopik.
Apakah pernah mengalami haid banyak ( lebih 1-2 pembalut 4
jam)
Apakah pernah mengalami dismenore berat yang membutukan
analgetika dan/atau istirahat baring.
Apakah pernah mengalami perdarahan/perdarahan bercak
antara haid atau setelah senggama.
Apakah pernah mengalami gejala penyakit jantung valvular atau
kongenital
Table 2.7Daftar Tilik Penapisan Klien, Metode Operasi (Tubektomi)
Keadaan Klien
Dapat dilakukan pada fasilitas
rawat jalan
Dapat di fasilitas rujukan
Keadaan umum
(anamnesa dan
pemeriksaan
fisik)
Keadaan
emosional
Keadaan umum baik, tidak ada
tanda-tanda penyakit jantung,
paru, atau ginjal.
Diabetes tidak terkontrol, riwayat
gangguan pemebkuan darah, ada
tanda-tanda penyakit jantung, paru atau
ginal.
Cemas, takut
Tekaan darah
Berat badan
Riwayat operasi
abdomen/
panggul
Riwayat radang
panggul, hamil
ektopik,
apendisitis
Anemia
< 160/100 mmHg
35-85 kg
Bekas seksio sesarea
perlekatan)
tenang
≥160/100 mmHg
➢
(tanpa
Pemeriksaan dalam normal
Operasi abdomen lainnya, perlekatan
atau terdapat elainan pada pemeriksaan
panggul.
Pemeriksaan dalam kelainan.
Hb ≥ 8 g/%
Hb < 8 g/%
Tabel 2.8Daftar Tilik Penapisan Klien, Metode Operasi (Vasektomi)
Keadaan Klien
Keadaan
umum
(anamnesa
dan
pemeriksaan fisik)
Keadaan emosional
Tekanan darah
Infeksi atau kelainan
skrotum/ inguinal
Anemia
Dapat
dilakukan
pada
fasilitas rawat jalan
Kesadaran umum baik,
tidak
ada
tanda-tanda
penyakit jantung, paru, atau
ginal
tenang
< 160/100 mmHg
Normal
Dilakukan pada fasilitas rujukan
Hb≥8 g/%
Hb < 8 gr/%
Diabetes tidak terkontrol dan riwayat
gangguan pembekuan darah, tandatanda penyakit jantung,paru, atau ginjal
Cemas dan takut
≥ 160/100 mmHg
Tanda-tanda infeksi atau kelainan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
132
k) Tinjauan Asuhan Kebidanan
Standar Asuhan Kebidanan
Pengertian Standar Asuhan Kebidanan
Standar asuhan kebidanan adalah acuahan dalam proses pengambilan
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan
wewenang dan ruang lingkup prakteknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan. Mulai dari pemngkajian, perumusan diagnosa dan atau
masalah
kebidanan,
perencanaan,
implementasi,
evaluasi
dan
pencatatan, asuhan kebidanan.
STANDAR I
: Pengkajian
A. Pertanyaan standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan
lengkap, dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
B. Kriteria Pengkajian
1. Data tepat, akurat dan lengkap.
2. Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa: biodata, keluhan
utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang
sosial budaya).
3. Data
objektif
(hasil
pemeriksaan
fisik,
psikologis
dan
pemeriksaan penunjang).
STANDAR II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan
A. Pertanyaan Standar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterprestasikanya
secara
akurat
dan
logis
untuk
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
133
menegakkan diagnosa untuk menegakkan diagnosa dan masalah
kebidanan yang tepat.
B. Kriteria Perumusan diagnosa dan atau Masalah
1. Diagnosa sesuai dengan nomerklantur Kebidanan.
2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien.
3. Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan.
STANDAR III
A. Pertanyaan Standar
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa
dan masalah yang ditegakkan.
B. Kriterian Perencanaan
1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan
kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan
secara komprehensif.
2. Melibatkan klien/ pasien dan atau keluarga.
3. Mempertimabngakan kondisi psikologi, sosial budaya klien atau
keluarga.
4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan
klien berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa
asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.
5. Mempertimbangakan kebijakan dan peraturan yang berlaku,
sumberdaya serta fasilitas yang ada.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
134
STANDAR IV
: Implementasi
A. Pertnyataan standar
Bidan
melaksanakan
rencana
asuhan
kebidanan
secara
komperhensif, efektif, efisiensi dan amanberdasarkan evidence
based kepada klien /pasien, dalam bentuk upaya promotif,
prevenif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanankan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.
B. Kriteria :
1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psikososial-spiritual-kultural.
2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari
klien dan atau keluarganya (inform consent).
3. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based
4. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.
5. Menjaga privacy klien/pasien.
6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.
7. Mengikuti
perkembangan
kondisi
klien
secara
berkesinambungan.
8. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada
dan sesuai.
9. Melakukan tindakan sesuai standar.
10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
135
STANDAR V
: Evaluasi
A. Pernyataan standar
Bidan
melakukan
evaluasi
secara
sistematis
dan
berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang
sudah diberiakan, sesuai dengan perubahan perkembangan
kondisi klien.
B. Kriteria evaluasi
1. Penialain dilakukan segera setelah selesai melaksanakan
asuhan sesuai kondisi klien.
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien
dan/ keluarga.
3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.
4. Hasil
evaluasi
ditindak
lanjuti
sesuai
dengan
kondisi
klien/pasien
STANDAR VI
: Pencatatan Asuhan Kebidanan
A. Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan
jelas mengenai keadaan/kejadianyang ditemukan dan dilakukan
dalam memberikan asuhan kebidanan.
B. Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan
1. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan
pada formulir
yang tersedia (rekam
medis/KMS/Status
pasien/buku KIA).
2. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
136
3. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa.
4. O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan.
5. A adalah analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan
6. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan
dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan
antisipasi, tindakan segera, tindakan secara komperhensif:
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan
rujukan.
C. Aspek Hukum
Berdasarkan peraturan Mentri Kesehatan (Permenkes) Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 TENTANG Izin dan Penyelenggaraan
Praktek Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:
1. Kewenangan normal:
a) Pelayanan kesehatan ibu
b) Pelayanan kesehatan anak
c) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana
2. Kewenangan dalam menjalankan program pemerintah
3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktek di daerah yang
tidak memiliki dokter
Kewenangan norma adalah kewenangan yang dimiliki oleh
seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi :
1. Pelayanan kesehatan ibu
a) Ruang lingkup:
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
137
(1) Pelayanan konseling pada masa hamil
(2) Pelayanan antenatal pada kehamilan normak
(3) Pelayanan persalinan normal
(4) Pelayanan ibu nifas normal
(5) Pelayanan ibu menyusui
(6) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
b) Kewenangan:
(1) Episiotomi
(2) Penjahitan luka jalan lahir
(3) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan
perujukan
(4) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
(5) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
(6) Fasilitas/bimbingan inisiasi menyusui dini (IMD) dan
promosi air susu ibu (ASI) eksklusif
(7) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tig
dan postpartum
(8) Penyuluhan dan konseling
(9) Bimbingan pada kelompok ibu hamil
(10)
Pemberian surat keterangan kematian
(11)
Pemberian surat keterangan cuti bersalin
2. Pelayanan kesehatan anak
a) Ruang lingkup:
(1) Pelayanan bayi baru lahir
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
138
(2) Pelayanan bayi
(3) Pelayanan anak balita
(4) Pelayanan anak pra sekolah
b) Kewenangan:
(1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk
resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusui
dini (IMD), injeksi vitamin K1. Perawatan bayi baru lahir
pada masa noenatal (0-28 hari), dan perawatan tali
pusat
(2) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera
merujuk
(3) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan
perujukan
(4) Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
(5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan
anak pra sekolah
(6) Pemberian konseling dan penyuluhan
(7) Pemberian surat keterangan kelahiran
(8) Pemberian surat keterangan kematian
3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana, dan kewenangan:
(1) Memberikan
penyuluhan
dan
konseling
kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana
(2) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
139
Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas,
khusus bagi bidan yang menjalankan program pemerintah
mendapat
kewenangan
tambahan
untuk
melakukan
pelayanan kesehatan yang meliputi:
(a) Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi
dalam
rahim,
dan
memberikan
pelayanan
alat
kontrasepsi bawah kulit
(3) Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus
penyakit kronis tertentu (dilakukan dibawah supervisi
dokter)
(4) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman
yang ditetapkan
(5) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang
kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja,
dan penyehatan lingkungan
(6) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra
sekolah, dan anak sekolah
(7) Melakukan pelayanan kebidanan komunitas
(8) Melakukan
deteksi
dini,
merujuk
dan
menberikan
penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS)
termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya
(9) Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan
Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
140
(10)Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program
pemerintah didalam pelayanan Antenatal Care terdapat 6
standart sebagai berikut:
(a) Standart 1: Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah berinteraksi dengan
masyarakat
secara
berkala
untuk
memberikan
penyuluhan dan motivasi ibu, suami, dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya sejak dini dan secara teratur
(b) Standar 2: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan
memberikan
antenatal.
sedikitnya
Pemeriksaan
meliputi
4
kali
pelayanan
anamnesa
serta
pemantauan ibu dan janin secara seksama untuk
menilai apakah perkembangan berlangsung normal.
Bidan juga harus mengenal kehamilan resti/kelainan,
terutama anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi
HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat, dan
penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lain yang
diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat
data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan
kelainan mereka harus mampu mengambil tindakan
yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan
selanjutnya.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eva Triana, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Download